Upload
pramanta-adalah-rifki
View
142
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vv
Citation preview
MAKALAH
KEPRIBADIAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Sanitarian
Semester III
Disusun oleh :
1. Gineung Ayu P. NIM : P07133110060
2. Linda Anggraini P. NIM : P07133110071
3. Riza Nurita Arum W. NIM : P07133110084
4. Selvi Sulistyaningrum NIM : P07133110088
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Kepribadian” untuk memenuhi tugas semester III Mata Kuliah Etika
Profesi Sanitarian Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan, dan
dukungan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, untuk itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.Hj.Lucky Herawati,SKM,M.Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Yogyakarta.
2. Tuntas Bagyono,SKM,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
3. Urip Widjajono,SKM,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Etika
Profesi Sanitarian Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Yogyakarta.
4. Teman – teman senasib seperjuangan yang ada di kelas non regular
angkatan 2010 Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan.
Yogyakarta, Oktober 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi
yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan(hasil praktik
penanganan kasus) para ahli. Setiap orang memiliki kepribadian yang
berbeda-beda,dilahirkan dengan ciri khas,watak yang berbeda-beda yang
menjadikan seseorang itu unik,mempunyai kekuatan dan kelemahan
sendiri-sendiri.Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
masyarakat,manusia saling berinteraksi dengan menciptakan suatu
kebudayan yang mempengaruhi tingkah laku tiap individu.Setiap generasi
baru membawa corak kepribadian baru dari generasi sebelumnya dengan
bereaksi terhadap lingkungannya,yang merupakan akibat dari perbedaan
kepribadian terhadap pemenuhan kebutuhannya.Dalam usaha penyesuaian
diri terhadap pemenuhan terhadap kebutuhannya manusia sedapat
mungkin tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
kelompoknya.Pengalaman-pengalaman itu sangat mempengaruhi tiap
kepribadian individu sehingga menandai terbentuknya suatu kepribadian
(Pasaribu dan Simandjuntak,1984:13).
Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui
cara beretika inilah seseorang dapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri
kepribadian dari orang lain. Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang
merupakan suatu cerminan dari kesuksesan. Seseorang yang mempunyai
kepribadian yang unggul adalah seseorang yang siap untuk hidup dalam
kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai
positif yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam
menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang
dengan kepribadian yang rendah adalah seseorang yang selalu dilingkupi
dengan kegagalan. Sebab pada diri seseorang tersebut mengalir energi-
energi negatif yang terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan
cobaan kehidupan.
Dapat dipastikan bahwa nilai-nilai kepribadian seseorang
mengalami pasang surut seiring dengan besarnya tantangan dan cobaan
yang dihadapi. Ada seseorang yang semakin ditempa oleh tantangn dan
cobaan menjadi semakin kuat dan memiliki kepribadian yang dahsyat,
namun ada pula seseorang yang semakin besar tantangan dan cobaannya
menjadi semakin terpuruk dan putus asa. Oleh karena itu kita
membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan
tingkah laku diri-sendiri dan orang lain.Kita harus memahami definisi
kepribadian,jenis-jenis kepribadian serta faktor yang mempengaruhi
kepribadian.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika profesi sanitarian
2. Untuk mengetahui pengertian kepribadian
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
4. Untuk mengetahui jenis-jenis kepribadian
C. Manfaat
1. Menambah wawasan tentang kepribadian
2. Dapat mengaplikasikan dan menerapkan kepribadian yang baik
dalam kehidupan sehari-hari
3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang kepribadian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian (personality) sesunggunnya berasal dari kata latin : persona.
Pada mulanya kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh
pemain sandiwara dizaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun,
kata persona berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial ter-
tentu yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu
tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan dengan gambaran sosial yang di-
terimanya. Sedangkan pengertian Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian pal-
ing sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan
oleh seseorang. Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu
yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan
diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku
dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang.
Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu
masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman
dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya
(Depkes, 1992).
1. Kepribadian menurut pengertian sehari-hari
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan
atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut
“berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan
semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
2. Kepribadian menurut psikologi
Berdasarkan penjelasan Gordon Allport tersebut kita dapat melihat
bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan
fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepriba-
dian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport
menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami peruba-
han.
3. Kepribadian menurut beberapa ahli
a) Menurut Horton (1982): Kepribadian adalah keseluruhan sikap,
perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi
dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di
hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan
prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas
pribadinya.
b) Menurut Schever Dan Lamm (1998): Mendefinisikan kepribadian
sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas danprilaku
seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku,
sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku
berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi
yang di hadapi.
Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali
dibuat gambaran yang umum tentang kepribadian. Yang dapat kita
lalukan adalah mencoba mengenal seseorang dengan mengetahui
struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian merupakan unsur-unsur
atau komponan-komponen yang membentuk diri seseorang secara
spikologis. Struktur kepribadian itu sendiri terdiri dari 3 unsur
seperti : ID (Merupakan hal – hal yang di bawa sejak lahir), Ego (bek-
erja menurut prinsip realitas,berperan memilih dan menentukan),
Superego (mempresentasikan nilai-nilai masyarakat yang diinternal-
isasikan oleh anak sesuai ajaran orang tua, tingkah laku yang
sesuai akan membentuk ego ideal sedangkan yang tidak akan mem-
bentuk kata hati.
B. FAKTOR – FAKTOR KEPRIBADIAN
1. Faktor-faktor pembentukan kepribadian
a. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu.
Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan
refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang
pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial,
dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu
komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan
sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan
memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang.
Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan
temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar
yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi
kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang
kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan
bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat
dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini
mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan
dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti
tinggi badan dan warna rambut.
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan
kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara
terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap
ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di
antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis.
Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan
tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan
kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di
keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan
kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan
saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap
pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh
dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial;
dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami.
Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian
seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai
yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan
menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi
yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki
sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang
Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan,
kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam
dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman,
sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila
dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang
menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta
memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
c. Kebudayaan
Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat norma sosial bu-
daya yang berbeda dari masyarakat lain. Norma sosial budaya ini
mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Perbedaan nilai
dan norma kebudayaan signifikan terhadap perbedaan kepribadian.
Misalnya orang yang berasal dari suku di luar Jawa akan melihat
orang Jawa sebagai individu yang halus baik tuturkata maupun ger-
akannya. Perempuan Jawa pantang berbicara dan tertawa keras.
Sedangkan oorang dari sukubangsa Batak seolah-olah selalu berbicara
dengan suara lantang.
d. Pengalaman Kelompok
Melalui pergaulan kelompok seseorang akan menilai dirinya
sesuai dengan nilai kelompoknya. Pembentukan kepribadian dipen-
garuhi nilai kelompok masyarakatnya. Contohnya individu mendap-
atkan pengalaman dari teman-teman sebaya atau teman sepermainan.
e. Pengalaman Unik
Perbedaan kepribadian terjadi karena pengalaman yang di-
alami seseorang itu unik dan tidak ada yang menyamai. Misalnya seo-
rang anak di waktu kecil belajar naik sepeda dan jatuh. Sejak itu ibu
selalu melarang jika anak ingin mencoba naik sepeda lagi karena
takut anak jatuh. Larangan tersebut mempengaruhi pembentukan
kepribadian, menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak
berani mencoba hal-hal baru karena takut gagal.
2. Faktor yang mempengaruhi perubahan kepribadian
Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika
kepribadian seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor. Perubahan
dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan
hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial
budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari individu:
a. Pengalaman Awal
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal
(masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma ke-
lahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus
dari ingatan.
b. Pengaruh Budaya
Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengem-
bangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang diten-
tukan budayanya.
c. Kondisi Fisik
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat
dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara
tidak langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang
juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kon-
disi fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kele-
lahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gang-
guan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pe-
marah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
d. Daya Tarik
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki
lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada
orang yang dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki
karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial yang mengun-
tungkan.
e. Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia
sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila
berdekatan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang
memberikan perlakuan yang kurang baik.
f. Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang
yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseo-
rang murung dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan
sibuk sendiri.
g. Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh
terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila
anak menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang
berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai memanggil ,mereka
(karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai pe-
nilainya orang terhadap dirinya.
h. Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri,
kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan
menunjang konsep diri itu.
i. Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengem-
bangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak
yang tidak diterima dalam lingkungan sosialnya akan membenci
orang lain, cemberut, dan mudah tersinggung.
j. Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab
waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah
diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.
k. Perubahan Fisik
Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan
kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian.
Akan tetapi, perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium
dengan meningkatnya usia dianggap sebagai suatu kemunduran
menuju ke arah yang lebih buruk.
C. PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
1. Aliran Konvergensi, kepribadian merupakan hasil perpaduan antara
pembawaan (faktor internal) dengan pengalaman (faktor eksternal).
2. Aliran nativisme, kepribadian ditentukan oleh faktor pembawaan.
3. Aliran empirisme (tabularasa), kepribadian ditentukan oleh pengalaman
dan lingkungannya .Sedangkan nsur-unsur pembentukan kepribadian ada 2
yaitu :
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa
seseorang manusia yang sadar, dan secara nyata yang terkandung di dalam
otaknya. Seluruh proses akal manusia yang sudah jadi antara lain,
persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep maupun fantasi.
2. Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia, karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif atau negatif. Adapun
dorongan naluri antara lain, dorongan untuk memperatahankan hidup,
dorongan seks, dorongan untuk berbakti, rasa, simpati, cemburu, dorongan
akan kehendak bentuk, warna dan gerak.
D. JENIS – JENIS KEPRIBADIAN
Ada banyak teori mengenai macam – macam karakter. Yang paling
terkenal adalah teori Galen yang membagi kepribadian manusia menjadi
empat, yaitu Sanguin, Kolerik, Melankolis, dan Phlegmatis.
1. Kepribadian Sanguinis :
Orang sanguin dikenal sangat ramah dan sangat suka berbicara
kepada siapa saja dengan topik apa saja. Mereka penuh inspirasi, sangat
aktif, dapat mempengaruhi orang lain untuk percaya pada apa yang
dikatakan, bisa menjadi motivator yang menyenangkan, dan sikapnya
cenderungoptimis.
Orang sanguin juga mudah dipengaruhi, cenderung menjadi
pengikut, dan mau melakukan apa saja untuk menyenangkan hati orang
lain. Mereka pintar membuat kesan, mempunyai banyak kawan, mengenal
banyak orang penting, menyukai kehidupan sosial, mempunyai rasa humor
yang tinggi, mempunyai antuasisme dan sikap ekspresif. Hal ini membuat
mereka disukai oleh setiap orang yang mereka ajak bicara.
Orang sanguin sangat suka menjadi pusat perhatian, sangat
menyukai pujian, dan perhatian, mempunyai impian-impian besar, kreatif
dalam merencanakan sesuatu. Tapi mereka kurang terdorong untuk
mewujudkan impian dan rencananya, sering tidak disiplin dan pelupa.
Meraka sangat takut kehilangan popularitas atau kehilangan kawan.
Mereka akan membuat rumah menjadi tempat tinggal yang sangat
menyenangkan, tidak suka pekerjaan yang rutin dan monoton, menyukai
kegiatan yang bersifat spontan, tidak keberatan menjadi sukarelawan,
kreatif dan inovatif serta selalu memikirkan kegiatan baru yang
menyenangkan dan pintar mendorong serta memotivasi orang lain untuk
turut bekerja.
Orang sanguin dapat bersahabat dengan siapa saja, sangat perduli
dengan orang lain, tidak memiliki beban, selalu terlihat gembira dan
bahagia serta sangat menyenangkan untuk dijadikan kawan. Orang
sanguin sering tidak disiplin, tidak menepati janji, sulit bertahan dalam
suatu proyek yang rumit dan memakan waktu lama, selalu tidak puas pada
jalur karir yang dipilih, dan terlalu menikmati perubahan.
Mereka mengalami kesulitan untuk mendengarkan orang lain, selau
bercerita dengan penuh semangat dan lupa memberi kesempatan orang lain
berbicara, sangat impulsif dalam pola perilakunya. Karena mereka sangat
rileks, tanpa beban. Mereka mempunyai kecenderungan untuk membesar-
besarkan sesuatu, kurang bisa menyimpan rahasia, cenderung bertindak
sebelum berfikir, dan terkadang kurang tegas sehingga sering diperalat
oleh orang lain
2. Kepribadian Kolerik :
Orang koleris dikenal sebagai orang yang keras, tegas, dan sangat
menuntut. Mereka memiliki energi besar untuk melakukan hal-hal sulit,
memiliki dorongan dan keyakinan yang kuat akan kemampuan diri
mereka. Mereka pantang menyerah, tidak ada yang namanya kegagalan
dalam kamus mereka. Bila mereka gagal, meraka akan terus mencoba dan
mencoba lagi. Dan siapa pun yang berusaha menghalangi niatnya untuk
mencapai tujuan akan dianggap sebagai musuhnya.
Orang koleris percaya bahwa dirinya dilahirkan menjadi pemimpin
dan selalu tampil di depan menjadi pemimpin kelompok dalam kegiatan.
Mereka adalah orang yang suka dan sangat tertantang untuk melaksanakan
suatu tugas besar, suka mendapat peran penting dan memegang
wewenang. Mereka juga berfikir dengan cepat, cepat dalam mengambil
keputusan, tidak biasa diam, selalu saja mencari suatu pekerjaan atau
kegiatan, mampu mengerjakan beberapa tugas sekaligus dengan hasil yang
sama baiknya.. Orang koleris sangat dinamis dan aktif serta sangat
membutuhkan perubahan. Mereka mempunyai kebutuhan mendasar
barupa tantangan, pilihan, dan pengendalian.
Mereka akan sangat termotivasi untuk melakukan sesuatu bila
ketiga komponen ini terpenuhi. Mereka selau berorientasi pada target yang
harus dicapai, mementingkan hasil akhir, tidak suka pada orang yang
kerjanya lamban. Kemampuan alami orang koleris membuat mereka
mampu menyelesaikan sendiri hampir semua masalah, sehingga mereka
jarang membutuhkan orang lain. Orang koleris juga jarang menangis,
jarang memberikan perhatian yang hangat, dan menunjukkan rasa sayang
dan perhatiannya dalam bentuk memberi atau menghasilkan “sesuatu”
bagi orang yang mereka cintai.
Orang koleris selain memiliki keinginan yang sangat kuat, juga
cenderung sangat yakin pada kemampuan diri mereka sendiri serta sangat
mandiri. Mereka tidak suka diperintah oleh orang lain, tetapi suka
memberikan perintah. Tidak suka orang yang plin-plan, banyak bicara,
tetapi tidak produktif.
Orang koleris memang tekadang kurang bijaksana. Dalam
bertindak, Mereka sering kali bisa menjadi sangat marah terhadap hal-hal
kecil atau tindakan yang mereka anggap bodoh. Dan kalau sudah marah,
mereka bisa sangat kasar dalam berbicara (sarkatis). Mereka dapat
menghancurkan Anda hanya dengan menggunakan kata-katanya. Mereka
juga mudah memaafkan orang lain, mudah melupakan kemarahannya
walau pun mereka penuh temperamen dan mudah marah.
3. Kepribadian Phlegmatis :
Orang phlegmatis adalah tipe orang yang paling menyenangkan
untuk dijadikan kawan. Orang phlegmatis adalah orang yang manis, tidak
mendesak, tidak suka memerintah. Mereka mempunyai sifat pemalu, tidak
suka menonjolkan diri, menyukai keramaian, sopan dan mempunyai aturan
yang baik dalam pergaulan, tidak suka dengan konflik dan pertentangan,
senang memberi dukungan dan setuju dengan pendapat orang lain, sangat
tertutup dan menjadi pendengar yang baik dan tidak mudah
tersinggung.Mereka hanya bisa mengerjakan satu hal dalam satu waktu
tertentu, tidak bisa mengerjakan banyak hal secara bersamaan, senang
pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang. Orang phlegmatis baik
dalam menyimpan rahasia, baik dalam menerima perintah, sulit untuk
berkata “tidak” , memiliki sifat menyerah, suka menyenangkan orang lain,
tidak tegas, mudah dibujuk untuk melakukan hal yang tidak disenanginya.
Mereka tidak menyukai kejutan, bersifat sentimental, mempunyai
kebutuhan mendasar berupa penghargaan dan penerimaan, tidak banyak
menuntut, apa adanya, tenang dan bahagia dalam hidupnya. Sifatnya
rendah hati, sabar, simpatik, teratur, efisien, dan sangat praktis. Dan
mereka selalu mencari solusi yang paling sederhana dari setiap masalah
yang dihadapi, selalu bersikap konservatif (berhati-hati), tapi kadang bisa
menjadi penakut, dan selalu ingin mengetahui hasilnya sebelum mereka
memulainya.
Orang phlegmatis bisa sangat plin-plan, tidak senang membuat
kesalahan, tipe penonton, kurang aktif, kurang berinisiatif, suka berada di
belakang layar, tidak senang menjadi pusat perhatian, cenderung mencari
selamat, takut mendapat malu, kurang bersemangat, kurang motivasi.
Mereka lebih suka diam dan menunggu untuk mengerjakan sesuatu. Bila
mereka tidak diberi penghargaan dan pengarahan, maka mereka akan
menjadi frustasi dan menyerah, tidak mau mengerjakan apa-apa lagi.
Sebaliknya, bila mereka mendapatkan pengarahan dan bimbingan, mereka
akan mau mengerjakan lebih banyak daripada yang diharapkan.
4. Kepribadian Melankolis
Orang melankolis adalah orang yang serius dan tertutup, namun
cerdas dan sangat kritis dalam berpikir. Mereka mengerjakan suatu hal
lebih tekun, memahami sesuatu setahap demi setahap, menjalani sebagian
hidupnyu dengan sangat serius. Mereka mampu menganalisis suatu
keadaan dengan jauh lebih baik, memiliki kemampuan luar biasa dalam
“melihat di balik layar”, tingkat ketelitian dan ketajaman analisisnya
tinggi. Mereka mengikuti perencanaan dan mengikutinya dengan sangat
hati-hati.
Orang melankolis sangat hati-hati, teliti, suka curiga, tidak senang
membuat kesalahan, senang dengan detail, menyukai data, fakta, angka-
angka dan grafik. Mereka taat mengikuti instruksi dengan seksama, tidak
suka mendesak, tidak perlu menjadi pemimpin, senang berada di sekeliling
orang yang ramah dan terbuka.
Orang melankolis senang menjadi benar bukan karena mereka
merasa lebih baik daripada orang lain, tetapi mereka hanya ingin menjadi
benar, dan hasil kerjanya harus benar dan baik. Mereka sangat konsisten,
tidak pernah salah dalam menyampaikan detail suatu cerita, cenderung
conformist (orang yang suka mengikuti apa yang dilakukan oleh banyak
orang), dan selalu ingin meningkatkan kinerjanya.
Orang melankolis mempunyai perasaan yang sangat halus, tidak
mau menyinggung perasaan orang lain, menyimpan kemarahan dan
dendam mereka untuk waktu yang sangat lama. Mereka selalu berorientasi
pada jadwal, menentukan standar yang sangat tinggi, bersifat perfeksionis,
sangat terorganisir dan tertib.
Mereka sangat analitis tapi sering buruk dalam melakukan sintesis,
jarang salah dan selalu melakukan pemeriksaan ulang, sangat sensitif,
sangat idealis, ingin mnjadi yang terbaik, mencari yang terbaik, berusaha
mendapatkan yang terbaik. Orang melankolis sangat kuat memegang
prinsip dan keyakinannya, tekun dalam mengejar cita-cita yang ingin
mereka capai, rela berkorban, bekerja tak kenal lelah untuk menghasilkan
suatu pekerjaan yang baik, lebih mementingkan tugas daripada diri mereka
sendiri, dan juga sangat rapi.
Orang melankolis sangat terpusat pada diri mereka sendiri, kurang
memiliki fleksibilitas dalam membangun suatu hubungan interpersonal
yang hangat. Mereka sering sekali murung, cenderung melihat hal-hal
yang salah daripada hal-hal yang benar, sering keliru membaca orang,
sikap mereka cenderung kaku, suka berteori, tidak suka bersosialisasi,
suka melindungi dirinya sendiri, dan sangat segan mencoba hal-hal baru.
Sangat sulit bagi oang melankolis untuk melakukan konsultasi atau terapi
bagi persoalan pribadinya, dan tidak mudah untuk memaafkan orang yang
pernah melakukan kesalahan pada mereka.
Sedangkan menurut Myers-Briggs, tipe-tipe kepribadian ada 8
macam yaitu :
a. Kepribadian introvert
Paling kerasan berada dalam diri – dirinya sendiri. Mereka dpat
sangat menarik dan luwes namun semua ini adalah ketrampilan yang di
pelajari, seperti orang – orang lain. Mereka akan menjadi diri sendiri
apabila berada sendirian atau bersama sahabat karib.
b. Kepribadian ekstrovert
Paling kerasan ketika ia berada dengan orang lain. Mereka adalh
pribadi yang langsung tampak pada waktu kita bertemu dengan orang
tersebut (orang yang mudah ditebak). Mereka senang jika bersama dengan
orang lain Kadang mereka sulit untuk sendirian.
c. Kepribadian mengindera
Dalam kontak dengan realita tidak seperti kepribadian lain. Mereka
adalah orang yang serba cermat, memberikan perhatian sampai pada hal
yang sekecil – kecilnya, sangat sadar akan lingkungan fisik, penuh
perhatian terhadap perincian dan sangat praktis.
d. Kepribadian intuitif
Seorang pelamun dan Seorang penyusun konsep, seorang yang
perhatian utamanya adalah menyangkut implikasi suatu gagasan atau suatu
situasi. Mereka lebih cenderung melihat kemungkinan dari pada realitas.
Orang inuitif menilai segala sesuatu lebih dalam kaitan dengan apa
maknanya dari pada dalm hubungan dalam akibatnya sekarang. Mereka
gemar merencanakan, mengorganisasi, damn menjalin hubungan yang
tidak mudah dilihat orang lain.
e. Kepribadian pemikir
Cenderung melihat segala Sesuatu berdasar akal budi dan logika.
Dengan mereka memiliki tingkat IQ yang tinggi, mereka sangat
menghargai intelek dan pemikiran yang masuk akal.
f. Kepribadian perasa
Mereka membuat keputusan atas dasar kepribadiannya, bagaimana
mereka merasa dan cara mereka memikirkan perasaan orang lain. Mereka
cenderung hangat dan mudah didekati, terbuka terhadap pendapat dan
perasaan orang lain
g. Kepribadian mengatur
Merasakan kebutuhan untuk mengendalikan hidup. Mereka paling
senang dengan aturan dan jadwal, sehingga mengetahui apa yang
diharapkan dari orang lain dari dirinya sendiri. Meskipun mereka tidak
menyukai rutinitas, mereka benar – benar menyenangi jadwal dan merasa
agak kurang senang apabila mereka menghadapi hal yang tidak
diperkirakan.
h. Kepribadian mengerti
Menikmati hidup sebagaimana adanya. Mereka merasa senang
dengan kejadian atau krisis , dan tidak membutuhkan agar segala segala
sesuatunya dijadwalkan dan beres.
E. CIRI-CIRI KEPRIBADIAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT
Setiap manusia pasti ingin mempunyai kepribadian yang sehat dan normal.
Untuk melihat apakah kepribadian tersebut sehat atau tidak, kita dapat menge-
tahuinya dari beberapa tanda-tanda yang ada. Sobur (2003:333) menjelaskan
bahwa “kepribadian yang sehat berarti juga kepribadian yang matang dan
kepribadian yang matang berarti kepribadian dewasa. Ia mampu memenuhi
keperluan-keperluannya yang wajar pada umur itu dan mampu memenuhi tun-
tutan masyarakat”. Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri,
mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak se-
hat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri
kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut:
1. Ciri kepribadian yang sehat, antara lain :
a) Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.
b) Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima
secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu
yang sempurna.
c) Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
d) Mudah marah (tersinggung)
2. Ciri kepribadian tidak sehat,antara lain :
a) Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
b) Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
c) Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih
muda atau terhadap binatang
d) Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun
sudah diperingati atau dihukum
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang
terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun
dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan
fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian
tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah
pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan
keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap
kepribadiannya (Depkes, 1992).
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian
ada 5, yaitu faktor keturunan, faktor lingkungan, kebudayaan, pengala-
man kelompok, pengalaman unik .Selain itu, perubahan dan dinamika
kepribadian seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor,seperti:
pengalaman awal,pengaruh budaya,kondisi fisik,daya
tarik,intelegensi,emosi,nama,kebersihan dan kegagalan,penerimaan
sosial,pengaruh keluarga dan perubahan fisik.
3. Proses pembentukan kepribadian ada 3 aliran yaitu : Aliran Konver-
gens, Aliran nativisme, Aliran empirisme (tabularasa).Sedangkan un-
sur pembentukan kepribadian terdiri dari pengetahuan dan perasaan.
4. Menurut teori Galen kepribadian manusia dibagi menjadi empat, yaitu
Sanguin, Kolerik, Melankolis, dan Phlegmatis.Sedangkan menurut
Myers-Briggs ada 8 tipe kepribadian yaitu: Kepribadian introvert,
Kepribadian ekstrovert,Kepribadian mengindera,Kepribadian intuitif
,Kepribadian pemikir,Kepribadian perasa,Kepribadian men-
gatur,Kepribadian mengerti.
5. Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari
yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat.
B. Saran
Setelah mengetahui tipe dari kepribadian kita masing-masing, menurut
Solikhin Abu Izzudin, untuk menjadi seseorang yang luar biasa ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1.Memanfaatkan waktu dengan baik.
Tidak sedikit orang yang gagal dalam kehidupannya karena tidak bisa
memanfaatkan waktu dengan baik. Orang yang bijak akan
menggunakan setiap waktu yang ada dengan berbagai kegiatan yang
bermanfaat. Mereka tidak akan mensia-siakan waktu hanya untuk
menunggu dan berangan-angan.
2. Mempunyai Cita-Cita
Orang yang mempunyai cita-cita adalah orang yang mempunyai arah
atau tujuan hidup yang jelas. Sehingga kehidupanya tidak hampa dan
dipenuhi dengan tanda tanya.
3. Niat
Hal yang paling utama dilakukan sebelum kita bertindak adalah niat.
Niat merupakan suatu motif dasar kita dalam bersikap dalam
kehidupan. Jika niat kita positif maka hasilnya juga akan positif,
namun sebaliknya jika niat kita negatif maka hasilnya pun tidak akan
memuaskan.
4. Aktualisasi
Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah dengan
mengaktualisasikan diri kita sesuai dengan cita-cita dan niat kita.
Daftar Pustaka
digilib.petra.ac.id diunduh pada 01 Oktober 2011id.wikipedia.org
Kepribadian - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Agus Sujanto,Drs.dkk.1993,Psikologi Kepribadian,Bumi Aksara:Jakarta
ilmupsikologi.wordpress.comPengertian Kepribadian « Ilmu Psikologi | Bimbingan Konseling
makalah-pendidikan.comKepribadian - Makalah-Pendidikan.com
kafeilmu.comContoh Makalah Dengan Tema Kepribadian Manusia | Situs Wacana Pendidikan dan Teknologi Informasi
www.anakciremai.comMAKALAH PSIKOLOGI TENTANG SIFAT-SIFAT KEPRIBADIAN MANUSIA - ANAKCIREMAI
www.tugaskuliah.infoMAKALAH PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL, KEPRIBADIAN DAN SPIRITUAL
www.docstoc.commakalah Makalah Presentasi Anna Freud..Psikologi Kepribadian