81

cover modul praktikum karto dijital.FH11

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: cover modul praktikum karto dijital.FH11

�������������� ����

������������� �������� �� � ���������������� �� ���������������������� ��������������������� ������������

����������������������������������

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � ��� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

Page 2: cover modul praktikum karto dijital.FH11

���������

���� ����������������� ������������� ����������� !������ ��������������"�������� �#$����%#�����#������������ ��������&�������������� �������'���������� �������()���������� ��������*�"��#��'���� �������������+ ������������#%#�������+ ���������*������+� �����"�������

,� ������

Page 3: cover modul praktikum karto dijital.FH11

I - 1

Pendahuluan.

Pada tahun 1970 , United State Mapping Agencies, mulai menggabungkan teknik

digital pada program pemetaan standarnya. Sejak saat itu Kartografi Dijital

berkembang dengan cepat, berawal dari teknik dijitasi manual dengan mikro

komputer, sampai kemudian digitasi secara otomatis dengan data raster yang

berasal dari citra. Digitasi secara otomatis ini mulai berkembang di Indonesia pada

tahun 1980, ketika pada tahun tersebut Indonesia menjadi tuan rumah ”Seminar On

Computer Assisted Cartography” yang merupakan kegiatan tahunan dari International

Cartographic Assocation (ICA). Keakuratan data dan kemudahan dalam melaksanakan

digitasi makin lama makin meningkat, dengan peralatan yang makin canggih.

Sehingga saat ini proses digitasi dapat dilakukan hanya dengan menggunakan

komputer pribadi, baik berupa PC maupun Note Book.

Kondisi ini menyebabkan perlunya mahasiswa yang belajar Geografi , mempelajari

dan menguasai Kartografi Dijital. Di dalam Kartografi Dijital, informasi geografis

disajikan pada lembar peta berupa layer-layer dalam bentuk soft copy . sehingga

memungkin dilakukan analisis dengan cepat dan mudah. Oleh karena itu untuk

meningkatkan penguasaan terhadap ilmu ini, maka diberikan praktikum Kartografi

Dijital untuk kelengkapannya.

Bagi mahasiswa yang mengikuti praktikum kartografi digital, dianjurkan sudah

pernah belajar konsep-konsep kartografi dan ditambah pengetahuan tentang

pengukuran muka bumi (handasah), serta menguasai operasional komputer. Dengan

demikian diharapkan mahasiswa dapat melakukan operasional komputer dengan

cepat dan dapat melakukan perancangan (design) kartografi dengan benar. Hal

tersebut dilakukan, karena sasaran praktikum ini adalah mahasiswa memiliki

kompetensi untuk dapat merencanakan dan menghasilkan peta digital yang benar

sesuai kaidah kartografi.

Secara garis besar mahasiswa akan belajar menggunakan berbagai perangkat lunak

dalam pembuatan peta dijital, terutama yang merupakan dasar dari operasional

kartografi digital. Pada saat merencanakan peta, diharapkan menerapkan teori- teori

Kartografi yang telah diperoleh sekaligus digabungkan dengan teknik operasional

berbagi perangkat lunak komputer untuk menghasilkan peta digital yang

merupakan informasi geografis dalam bentuk soft copy. Mahasiswa juga diharapkan

mampu melakukan analisis dan interpretasi peta dari produksi peta yang dihasilkan

dalam praktikum ini.

Produksi peta inilah yang akan menunjukkan kompetensi mahasiswa, dimana

kompetensi ini akan diuji pada akhir perkuliahan sebagai evaluasi hasil studi.

Praktikum menggunakan pedoman modul yang terdiri dari uraian tiap kali tatap

muka.. Susunan modul dibuat sedemikan rupa, agar mahasiswa dalam menambah

kemahirannya secara bertahap dan tidak mengalami kesulitan. Namun demikian

karena setiap tiap jadwal tatap muka kegiatan yang dilakukan berbeda, maka ke

tidak hadiran mahasiswa saat praktikum akan berpengaruh besar pada produk peta

yang akan dihasilkan.

Modul ini disusun dengan berbagai pertimbangan, terutama untuk menuntun

mahasiawa agar dapat dengan mudah dan pasti mengikuti semua kegiatan

KARTOGRAFI DIJITAL

Page 4: cover modul praktikum karto dijital.FH11

I - 2

praktikum. Namun demikian kami siap menerima kritik, saran, masukan dari fihak

manapun agar pada waktu yang akan datang modul ini tampil lebih sempurna.

Depok, Februari 2007

Page 5: cover modul praktikum karto dijital.FH11

II - 1

1.Pendahuluan

ArcView adalah software Sistem Informasi Geografis (SIG). Software SIG mem-

punyai kemampuan untuk menampilkan, memanipulasi dan merubah data SIG.

Saat kita bekerja menggunakan SIG, kita bukan hanya harus mempelajari tentang

software-nya tetapi juga datanya.

Sebagai operator SIG, jika kita ingin membuat suatu peta untuk analisis, kita

mempunyai tanggung jawab untuk memahami tentang data yang akan digunakan

agar data tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan. Informasi tentang data

disebut sebagai “metadata”. Disaat kita memperoleh data, kita harus membuat

catatan mengenai metadata-nya. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat

digunakan untuk mempelajari tentang data yang kita peroleh:

Siapa yang membuat data?

Kapan data tersebut dibuat?

Bagaimana data tersebut dibuat?

Apa tujuan data tersebut dibuat?

Apa batasan yang dimiliki oleh data tersebut?

Berapa skala sumber peta yang digunakan?

Apakah data tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan?

Data SIG mempunyai dua komponen, yaitu komponen spatial atau geografis

dan komponen atribut atau tabel. Data spatial menampilkan lokasi geografis dari

suatu features. Pada umumnya features tersebut ditampilkan dalam bentuk titik

(point), garis (line), poligon (polygon). Sebuah features titik mewakili sebuah lokasi

seperti lokasi kantor pemerintahan dan sekolah. Features garis yang juga sering

disebut dengan arc/segmen mewakili fitur seperti jalan atau sungai. Features poli-

gon mewakili fitur area seperti persil tanah, danau, atau penggunaan tanah.

Seperti gambar dibawah, ArcView menggunakan tipe simbol yang berbeda-beda

untuk mewakili bentuk features yang berbeda.

Data atribut memberikan keterangan terhadap features yang digambarkan

dalam bentuk titik, garis, dan poligon. Sebagai contoh, gambar 8 menunjukkan

layer wilayah konservasi (poligon) dan wilayah konservasi tersebut ditampilkan

dengan satu simbol warna. Data poligon tersebut memiliki informasi atribut yang

berasosiasi dengan poligon-poligon tersebut seperti nama lokasi dan informasi

mengenai flora dan fauna didalamnya, dan lain-lain. SIG memberikan fasilitas

bagi kita untuk memberikan simbol-simbol sesuai dengan informasi atributnya.

Gambar berikut menampilkan data yang sama dengan gambar 8, akan tetapi sim-

bol-simbolnya dibedakan berdasarkan informasi atribut yang dimiliki data terse-

but.

ARCVIEW GIS 3.X

Gambar 8. Tampilan fitur titik, garis, dan poligon padaArcView

Page 6: cover modul praktikum karto dijital.FH11

II - 2

2. Struktur ArcView dan Istilah dalam ArcView

ArcView memiliki beberapa istilah sendiri yang harus dipelajari dan dipa-

hami agar dapat mempermudah pekerjaan kita dalam mengolah data SIG dengan

menggunakan ArcView.

a. ArcView Project

File ArcView Project (*.apr) mengandung sebuah

set perintah yang menjelaskan bagaimana tampi-

lan data ArcView dan bagaimana data tersebut

harus ditampilkan. File project tidak mengandung

data-data, file project hanya menyimpan in-

struksi yang menunjukkan dimana data tersebut

berada. Sebuah ArcView Project terdiri dari be-

berapa komponen yang membangunnya, antara

lain Views, Tables, Charts, Layouts, dan Scripts

b. Views

Views adalah komponen ArcView tempat kita menapilkan peta (data SIG).

Views adalah sebuah workspace dimana

kita dapat melakukan analisa data, me-

manipulasi data dan menampilkan data.

Layer-layer yang terdapat pada peta kita

disebut dengan istilah Themes. Dalam

View, Themes ditampilkan di sisi kiri work-

space, list tersebut disebut dengan Table

Of Content (TOC).

c. Tables

Table merupakan representasi data ArcView yang menampilkan data tabular.

Table menyajikan informasi deskriptif yang menjelaskan feature-feature tentang

layer tertentu pada suatu View (misalnya: lebar jalan raya, luas suatu kota, atau

jumlah penduduk suatu kecamatan).

Setiap baris atau record dari suatu Table

didefinisikan sebagai satu anggota dari

kelompok besar. Sedangkan setiap kolom

atau field mendefinisikan atribut atau

karakteristik tunggal dari kelompok itu.

Gambar 9. Simbolisasi berdasarkan informasi atribut pada ArcView

Nama Project

Gambar 10. Tampilansebuah ArcView Project

Table Of Content

Gambar 12. Tampilan KomponenView pada ArcView

Gambar 13. Tampilan KomponenTables pada ArcView

Page 7: cover modul praktikum karto dijital.FH11

II - 3

d. Charts

Chart menampilkan data tabuler secara visual dalam bentuk grafik. Chart juga

bisa merupakan hasil suatu query terhadap tabel data. ArcView menyediakan

enam jenis grafik, yaitu : area, bar, column, line, pie dan x y scatter.

e. Layout

Menyediakan teknik-teknik untuk menggabungkan dan menyusun dokumen-

dokumen dalam Project (View, Table, Chart) dan komponen-komponen peta lain-

nya seperti arah utara dan skala guna menciptakan peta akhir untuk dicetak

atau diplot.

f. Scripts

Script merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang

digunakan untuk otomatisasi kerja ArcView.

ArcView menyediakan fasilitas ini dengan

sebutan Avenue sehingga pengguna dapat

memodifikasi tampilan ArcView, membuat

program, menyederhanakan tugas-tugas

kompleks, dan berkomunikasi dengan soft-

ware lainnya seperti ArcInfo dan lainnya.

g. Active, Visible, dan Selected

Istilah Active, Visible, dan Selected adalah tiga istilah pada ArcView yang terkadang

dapat membingungkan bagi penggunanya. Berikut adalah perbedaan dari ketiganya:

Theme yang active diperlihatkan lebih menonjol pada Table Of Content. Theme yang

active adalah theme yang

akan diedit atau dianalisa

oleh ArcView. Untuk

membuat sebuah theme

menjadi active, cukup

pilih (klik) pada nama

theme yang terdapat di

Table Of Content.

Sebuah theme dapat menjadi visible (terlihat) dan invisible (tidak terlihat), untuk mem-

buat sebuah theme menjadi visible, cukup beri tanda cheklist () pada kotak kecil dise-

belah nama theme yang akan diperlihatkan.

Gambar 14a. Tampilan grafikbatang pada ArcView

Gambar 14b. Tampilan grafikbatang di dalam peta pada ArcView

Gambar 15. Tampilan layout pada ArcView

Gambar 16. Tampilan script padaArcView

Gambar 17. Active theme dan visibletheme pada ArcView

Page 8: cover modul praktikum karto dijital.FH11

II - 4

Features dalam sebuah theme dapat dipilih (selected). Features yang terpilih akan ber-

warna kuning. Jika ada features yang terpilih, maka ArcView akan melakukan pengedi-

tan atau analisa hanya pada features yang terpilih.

h. Shapefile

ArcView memiliki format data tersendiri yang disebut dengan shapefiles.

Shapefiles adalah format data yang menyimpan lokasi geometrik dan informasi

atribut dari suatu feature geografis. Pada umumnya kita hanya butuh satu file

kerja seperti file Microsoft Word dengan extension file *.doc, akan tetapi shape-

file memiliki perbedaan, yaitu bahwa satu shapefile memiliki beberapa file yang

saling berkaitan satu sama lainnya. Beberapa file ini memiliki extension yang

berbeda-beda yang disimpan dalam workspace yang sama. Berikut adalah dafter

beberapa file extension yang merupakan bagian dari ArcView shapefile:

(Catatan : tiga file extension pertama adalah file extension yang harus ada dalam

sebuah shapefile, file extension berikutnya sifatnya optional)

*.shp - File yang menyimpan feature geometri (diperlukan dalam sebuah

shapefile)

*.shx - File yang menyimpan index dari feature geometri (diperlukan dalam

sebuah shapefile)

*.dbf - File dBASE yang menyimpan informasi atribut dari suatu feature

(diperlukan dalam sebuah shapefile)

*.sbn dan *.sbx - File yang menyimpan spatial index dari features (optional)

*.fbn dan *.fbx - File yang menyimpan spatial index dari feature shapefile yang

read-only (optional)

*.ain dan *.aih - File yang menyimpan index atribut dari field yang active dalam

sebuah tabel (optional)

*.prj - File yang menyimpan informasi sistem koordinat dari sebuah shapefile,

file ini dapat muncul jika kita menggunakan ArcView Projection Utility

(optional)

i. Menu, Buttons, dan Tools

ArcView menyediakan tiga cara untuk berinteraksi terhadap programnya, yaitu

melalui menus, buttons, dan tools.

Jika kita memilih salah satu menu atau button, maka ArcView akan secara lang-

sung merespon perintah kita, akan tetapi berbeda jika kita memilih salah satu

tool, maka cursor kita akan berubah fungsinya dan ArcView akan merespon

perintah kita secara interaktif.

3. ArcView User Interface

Button dan tool pada ArcView berbeda-beda untuk tiap komponen ArcView

Project (View, Table, Chart, Layout, dan Script). Berikut adalah gambaran button

dan toolbar yang terdapat pada masing-masing komponen ArcView Project.

Gambar 18. Tampilan shapefile pada windows explorer

Page 9: cover modul praktikum karto dijital.FH11

II - 5

a. Views

b. Tables

c. Charts

d. Layout

Page 10: cover modul praktikum karto dijital.FH11

II - 6

Jenis Data Dalam SIG

Di dalam SIG data terbagi menjadi

2 macam, data spasial dan data

tabuler. Data spasial dibagi lagi

menjadi 2, yaitu data raster dan

data vektor yang merupakan data

gambar dari suatu peta. Sedangkan

data tabuler merupakan database

atau keterangan dari data spasial

yang ada.

ArcView 3.x selain memiliki format

data sendiri (*.shp) juga memiiki

kemampuan untuk menampilkan

data-data spasial dan data tabuler

dari berbagai format, seperti

MapInfo Interchange File (*.MIF),

ArcInfo (e00), Autocad (*.dwg),

Drawing eXchange File (*.dxf),

Database File (*.dbf), Microsft

Acces (*.mdb), serta beberapa

format raster seperti *.img, *.tiff,

*.jpg, *.ers, *.bmp.

Untuk menampilkan data spasial di ArcView,

digunakan document View sebagai workspace.

Menampilkan format data shapefile

1. Buka Program ArcView 3.x, kemudian

pilih create a new project—as a blank project.

2. Pilih Document View, kemudian pilih

New.

3. Pilih icon add theme , atau pilih menu

view—add theme.

4. Tentukan shapefile yang akan

ditampilkan.

5. Klik OK.

6. Beri tanda check (√) pada box theme.

1

2

3

3

4

5

6

Page 11: cover modul praktikum karto dijital.FH11

II - 7

Menampilkan Datayang Memiliki FormatBukan Shapefile

Untuk menampilkan data yang

memiliki format lain, ArcView

memiliki fasilitas untuk membaca

format tersebut dengan bantuan

extension, antara lain extension cad

reader dan extension image analysis

Me-loading data dari AutoCAD (*.dwg atau

*.dxf)

1. Pilih Document View, kemudian pilih

New.

2. Pilih menu file—extensions,

3. Pilih Extension Cad Reader.

4. Klik OK.

5. Pilih icon add theme .

6. Pilih data AutoCAD yang akan

ditampilkan.

7. Klik OK.

8. Beri tanda check (√) pada box theme.

4

1

2

3

5

6

7

8

Page 12: cover modul praktikum karto dijital.FH11

II - 8

Me-loading data raster atau citra (*.jpg, *.tiff

atau *.img)

1. Pilih Document View, kemudian pilih

New.

2. Pilih menu file—extensions,

3. Pilih Extension Image Analysis.

4. Klik OK.

5. Pilih icon add theme .

6. Pilih data source type-nya image analysis

data source.

7. Pilih data citra yang akan ditampilkan.

8. Klik OK.

9. Beri tanda check (√) pada box theme.

1

2

4

3

5

6

8

7

9

Page 13: cover modul praktikum karto dijital.FH11

III - 1

Untuk dapat melakukan analisis dengan menggunakan software SIG, data

yang dibutuhkan adalah data vektor. Data vektor dapat diperoleh dari

instansi-instansi yang menerbitkan atau dengan membuatnya berdasarkan

peta hardcopy dan citra satelit.

Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai pembuatan data vektor

berdasarkan data citra satelit atau peta hardcopy yang sudahdi-scan terlebih

dahulu.

Proses pembuatan data vektor pada software ArcView 3.x yang juga sering

disebut sebagai proses pendijitasian (pembuatan data dijital) memerlukan

sebuah tools tambahan atau yang biasa disebut sebagai extension. Extension

yang diperlukan untuk proses tersebut adalah image analysis, yaitu extension

untuk mengolah data raster (citra satelit dan peta yang di-scan) .

Pembuatan Data Vektor

Contoh tampilan peta yang sudah di-scan dan citra satelit

Page 14: cover modul praktikum karto dijital.FH11

III - 2

Load ekstensi ImageAnalysis

Extension image analysis adalah

extension yang dipergunakan un-

tuk pengolahan citra pada software

ArcView 3.x.

Menampilkan format data shapefile

1. Buka Program ArcView 3.x, kemudian

pilih create a new project—as a blank project.

2. Pilih Document View, kemudian pilih

New.

3. Pilih menu file|extensions,

4. Pilih Extension Image Analysis.

5. Klik OK.

6. Pilih icon add theme .

7. Pilih data source type-nya image analysis

data source.

3

1

2

4

5

6

7

Page 15: cover modul praktikum karto dijital.FH11

III - 3

8. Pilih data citra yang akan ditampilkan.

9. Klik OK.

10. Beri tanda check (√) pada box theme.8

9

10

Page 16: cover modul praktikum karto dijital.FH11

III - 4

Memulai Pekerjaan Di-jitasi

Sebelum memulai pekerjaan diji-

tasi peta, kita harus mempersiap-

kan terlebih dahulu folder kerja

kita yang nantinya berfungsi seba-

gai tempat penyimpanan file-file

kerja kita.

Persiapan folder

1. Buka Windows Explorer pada komputer

dan buka folder “pelatihan”..

2. Buat folder baru didalamnya melalui

menu File|New|Folder.

3. Beri nama folder tersebut dengan nama

“latihan”.

1

2

3

Page 17: cover modul praktikum karto dijital.FH11

III - 5

Mengeset View Proper-ties

Untuk memulai proses dijitasi se-belumnya kita harus mengeset viewproperties terlebih dahulu agarsatuan ukur dan jarak dapat diten-tukan.

Setting View Properties

1. Pada view yang sudah dibuka, pilih menu

view|properties.

2. Tentukan nama View

3. Tentukan Creator (Pembuat Peta)

4. Tentukan Map Unit (Satuan Ukur)

5. Tentukan Distance Unit (Satuan Jarak)

6. Klik OK

7. Angka Skala pada dokumen view akan

muncul.

1

2

3

4

5

6

7

Page 18: cover modul praktikum karto dijital.FH11

III - 6

Membuat Theme Baru

Untuk dijitasi kita bisa memilih 3

macam feature yang terdapat pada

ArcView 3.x, yaitu titik (point),

garis (line), dan poligon (polygon)

sesuai dengan kenampakan ob-

jeknya.

Akan tetapi untuk objek yang ber-

sifat wilayah atau area dianjurkan

untuk mendijitasi dengan meng-

gunakan feature garis terlebih da-

hulu, karena akan memudahkan

pada saat proses editing.

Membuat theme titik (point)

1. Pada dokumen view pilihmenu

view|new theme.

2. Tentukan feature type, dalam hal ini

point

3. Simpan theme pada folder latihan dan

beri nama baru.

4. Theme dengan feature titik akan muncul

di Table Of Content.

5. Untuk memulai dijitasi gunakan tool

draw point

6. Plot pada gambar.

1

2

3

4

5

6

Page 19: cover modul praktikum karto dijital.FH11

III - 7

Pada saat melakukan dijitasi den-

gan feature garis harus memper-

hatikan arah objek di permukaan

bumi yang akan didijitasi. Hal

tersebut akan mempengaruhi

kualitas data hasil dijitasi yang

akan digunakan untuk aplikasi

selanjutnya.

Contoh :

Jika kita akan mendijitasi jaringan

sungai, maka kita harus memulai

proses dijitasi dari hulu menuju

hilir

Membuat theme garis (line)

1. Pada dokumen view pilihmenu

view|new theme.

2. Tentukan feature type, dalam hal ini line

3. Simpan theme pada folder latihan dan

beri nama baru.

4. Theme dengan feature garis akan

muncul di Table Of Content.

5. Untuk memulai dijitasi gunakan tool

draw line atau draw line to split feature

6. Gambarkan sesuai objek.

1

2

3

4

5

Catatan :

Page 20: cover modul praktikum karto dijital.FH11

III - 8

6

Membuat theme area (polygon)

1. Pada dokumen view pilihmenu

view|new theme.

2. Tentukan feature type, dalam hal ini

polygon

3. Simpan theme pada folder latihan dan

beri nama baru.

4. Theme dengan feature poligon akan

muncul di Table Of Content.

5. Untuk memulai dijitasi gunakan tool

draw ractangle , draw circle ,

atau draw polygon

6. Gambarkan sesuai objek.

1

2

3

5

4

Page 21: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 1

Extention Edit Tools

Sesuai dengan namanya, ekstensi ini merupakan alat bantu dalam melakukan

editing data spasial maupun data tabular dalam ArcView. Ekstensi ini dapat

digunakan dalam Menu View untuk editing Theme polygon atau polyline.

Beberapa operasi dalam Edit Tools, yaitu :

Edit Theme (Mengedit feature).

Membangun topology (Clean dan Build).

Pemberian label (Labelling).

Surface Functions.

3D Analysis.

Geoprocessing.

Membuat daerah penyangga (buffer).

Memotong feature dengan polygon tanpa mengikutsertakan database

polygon (clip).

Menghilangkan bagian dari features dengan menggunakan polygon

(Erase with Polygon).

Convert

- Konversi polygon menjadi polyline

- Konversi polygon menjadi point

- Konversi polyline menjadi point

- Konversi point menjadi polyline

- Konversi polylineZ menjadi polyline (3D menjadi 2D)

Miscellaneous.

Menggeser shapefile.

Memutar shapefile.

Membuat polygon Thiessen.

Sebelum menggunakan Edit Tools, pastikan terlebih dahulu dari Menu View

dengan suatu Theme (polygon atau polyline) yang sudah berformat *.shp dan

pada View Properties-nya juga sudah ditentukan Map Units dan Distance Units

untuk Theme tersebut. Distance units yang digunakan untuk bekerja di Edit

Tools sebaiknya dalam satuan Meter.

Sebagai sebuah ekstensi, maka tool ini harus di load terlebih dahulu. Setelah

berhasil di load maka pada button menu di GUI dokumen View akan muncul

button

Advance Editing di ArcView

Page 22: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 2

Load ekstensi Edit Tools

Untuk menampilkan ekstensi Edit

Tools (ET) , Anda bisa me-loading

dari pulldown menu

File|Extensions..

Me-loading ekstensi Edit Tools

1. Klik pulldown menu File

2. Klik sub menu Extensions..

3. Akan muncul jendela Extensions

4. Temukan ekstensi Edit Tools kemudian

check list (√) pada box yang tersedia.

5. Klik OK.

6. Button Edit Tools tersedia pada GUI

dokumen View.

1

2

3

4

5

6

Page 23: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 3

1

2

3

4

1

Bekerja dengan ekstensiEdit Tools

Untuk menampilkan jendela kerja

Edit Tools (ET) , Anda cukup

mengklik button dari button

tools yang tersedia pada GUI do-

kumen View. Pada Table of Content

Anda siapkan shapefile yang akan

di edit.

Sebaiknya Anda menentukan dis-

tance units-nya terlebih dahulu

sebelum Anda memulai bekerja

dengan ekstensi Edit Tools

T i p

Menentukan map units dan distance units

1. Memberi nama dokumen View

2. Tentukan map units peta

3. Tentukan distance units peta

4. Klik OK

Memulai bekerja dengan ekstensi Edit Tools

1. Klik Button

2. Maka akan muncul jendela ET

3. Klik Edit Theme

4. Pilih Theme yang akan di-edit

5. Klik Ok

2

3

4

5

Page 24: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 4

Editing Shapefile meng-gunakan Edit Tools

Edit tools dikembangkan untuk

melakukan pengolahan data

spasial (shapefile) di ArcView

layaknya Anda bekerja dengan

ArcInfo yang memang ESRI

sediakan untuk pengolahan data

spasial, baik editing maupun mem-

bangun topologi. Pada praktik kali

ini Anda akan ditunjukkan bagai-

mana melakukan proses cleaning

dan self intersect checking, editing

dan building topology. Proses-proses

itu biasanya hanya ditemui pada

ArcInfo. Konsepsi tentang cleaning

dan self intersect checking, editing

node, pseudo node dan dangle serta

building topology akan dipelajari

bersamaan dengan praktik.

Jendela Menu ET

1. Jendela Menu ET Polyline, menunjukkan

bahwa Anda siap mengedit shapefile

dengan tipe polyline.

2. Nama dokumen View Anda.

3. Nama theme yang siap edit. Untuk

mengubah theme yang akan diedit klik

button tersebut.

4. Klik button Start Editing untuk memulai

editing.

5. Perhatikan perbedaan pada jendela ET

setelah klik, button Start Editing berubah

menjadi Stop Editing serta beberapa

button lain menjadi aktif dan terjadi

sebaliknya pada beberapa button lain

6. Klik button Clean untuk memulai

melakukan proses cleaning dan self intersect

checking.

2

3

4

1

5

6

Page 25: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 5

Menu Clean

(polyline theme)Menu Clean berfungsi untuk

membangun topologi theme yang

akan di edit. Dalam menu Clean

terdapat beberapa bagian, yaitu :

Self Intersect Check

(Membangun topology garis

menjadi per segmen)

Nodes (Menganalisa node-

node tiap segmen)

Tolerance (Memberikan jarak

edit / snap distance)

Clean (Menganalisa dangling

nodes, pseudo nodes, garis

ganda, dan, lingkaran

tertutup).

Setelah proses cleaning selesai,

maka akan muncul node pada

theme yang akan di edit tersebut.

Clean

1. Klik button Intersect untuk melakukan self

intersect check.

2. Check list (√) pada box show regular yang

tersedia.

3. Klik button Analyze.

4. Masukkan nilai toleransi (misal : 0.00001)

5. Klik Dangling nodes

6. Klik Pseudo nodes

7. Klik Double Lines

8. Klik Close Rings

9. Proses Cleaning selesai, klik Close

2

3

4

1

5

6

7

8

9

Node

1. Node berwarna merah merupakan

dangling node (dua segmen yang tidak

berhubungan).

2. Node berwarna biru merupakan node

yang menghubungkan antara dua

segmen (pseudo node).

3. Node berwarna hijau merupakan node

yang menghubungkan lebih dari dua

segmen.

1

2

3

Page 26: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 6

Editing Garis (polyline)

Editing dalam proses ini adalah

menghilangkan dangling node (node

berwarna merah) dan merapihkan

(edit vertex).

Sebelumnya Anda akan dikenalkan

dengan kasus yang biasa terjadi

dalam editing dan cara

mengeditnya.

Berikutnya dalam praktik kali ini

adalah beberapa langkah penting

untuk mengedit dangling node dan

edit vertex yang khusus digunakan

untuk theme tipe polyline

Contoh kasus

1. Undershoot : dangling node (merah)

terbentuk karena segmen yang

kekurangan garis.

2. Undershoot : dangling node (merah)

terbentuk karena dua segmen garis

yang saling tidak ber-interseksi.

3. Node (hijau) terbentuk karena dua

segmen yang ber-interseksi.

4. Overshoot : dangling node terbentuk

karena dua segmen yang overlap

kelebihan garis.

1

2

4

3

Page 27: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 7

Papan Edit (polyline)

Setelah proses cleaning selesai, dan

node telah terbentuk, maka proses

Editing menggunakan Edit Tools

dapat dimulai dengan

mengeluarkan papan edit (Show

Edit Tools)..

Menu Papan edit (polyline)

1. Klik Show Edit Tools untuk

mengeluarkan papan edit .

2. Maka akan muncul jendela papan edit.

3. Menu pilihan snapping

4. Button untuk mengatur toleransi snap

5. Button untuk menggambarkan node.

(CTRL + CLICK) untuk menghilangkan

node.

6. Button seleksi feature/segmen.

7. Button untuk mengedit garis

undershoot (kasus 1).

8. Button untuk mengedit dangling node

yang terputus (kasus 2) .

9. Button untuk split polyline (membuat

node baru dalam satu segmen garis).

10. Button untuk memindahkan node.

11. Button untuk mengedit polygon terbuka

menjadi polygon tertutup (kasus 2 & 4)..

12. Button untuk menambahkan garis (Draw

Line to Split Features).

13. Button untuk menambahkan garis

sekaligus dengan atributnya.

14. Button untuk menambahkan polygon sebagai polyline.

15. Button untuk menghapus garis dengan menggunakan

polygon.

16. Button untuk meng-copy feature dari satu Theme ke

Theme yang lain.

17. Button untuk membangun topology garis yang dipilih.

18. Button untuk menggabungkan dua segmen yang

memiliki ID yang sama (menghapus Pseudo Nodes)..

19. Button untuk menampilkan menu editing attribute.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

14 16 1812

13 15 17

19

Page 28: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 8

3

Membangun Polygon

dari PolylineSetelah selesai proses editing yang

Anda lakukan, simpan hasilnya

dengan memilih button Stop

Editing. Pada jendela berikutnya

saat menanyakan menyimpan

pekerjaan Anda, pilih Yes.

Jika Anda mengedit suatu polyline

untuk dikonversikan menjadi

polygon, ekstension Edit Tools ini

memberikan solusi yang mudah.

Anda hanya cukup memilih button

Build Polygon yang tersedia,

dengan catatan polyline yang

Anda edit merupakan suatu

segmen tertutup tanpa kesalahan

(dangle node)

Build Polygon

1. Pilih button Stop editing setelah selesai

editing

2. Pada jendela yang muncul pilih button

Yes untuk menyimpan pekerjaan Anda.

3. Lalu pilih button Build polygons

4. Pada jendela yang muncul Anda bisa

menyimpan temporary polyline theme

pada direktori kerja atau

mengabaikannya dengan meng-klik OK.

5. Pada jendela yang muncul berikutnya

Anda bisa menyimpan nama polygon

theme hasil konversi dari theme

polyline.

1

2

4

5

Catatan : Jika theme polyline Anda masih ter-dapat kesalahan (dangling node), maka setelahAnda menyimpan temporary polyline theme,akan muncul jendela pemberitahuan tentangkesalahan tersebut. Kesalahan ditunjukkandengan grafik berwarna merah pada segmengaris dimana kesalahan tersebut berada.

Page 29: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 9

Editing PolygonSama dengan editing garis, editing

polygon menggunakan Edit Tools

dimulai dengan memilih Theme

polygon yang akan di-edit, ke-

mudian mengeluarkan papan edit

(Show Edit Tools) dari menu Edit

Theme .

Contoh kasus

1. Membuat polygon baru

2. Memotong polygon dengan mengguna

kan polyline.

3. Menggabungkan dua polygon (Local Dis

solve & Merge Polygon)

4. Memecah feature Polygon.

5. Membuat buffer dari polygon.

Memotong polygon

Local Dissolve

Buffer

Page 30: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 10

Menu Clean

(polygon theme)Menu Clean untuk polygon

berfungsi untuk membangun

topologi theme yang akan di edit.

Proses cleaning pada polygon

theme dilakukan jika terdapat

interseksi polygon. Proses cleaning

akan menghasilkan polygon baru

(dan record baru pada atribut

theme) hasil dari polygon yang

saling ber-interseksi .

Papan Edit (polygon)

Setelah proses cleaning selesai

maka proses Editing menggunakan

Edit Tools dapat dimulai dengan

mengeluarkan papan edit (Show

Edit Tools)..

Menu Papan edit (polygon)

1. Klik Show Edit Tools untuk

mengeluarkan papan edit .

2. Maka akan muncul jendela papan edit.

3. Menu pilihan priority (default = 0)

4. Button seleksi feature polygon.

5. Button untuk membuat polygon baru.

6. Button untuk membuat polygon

berbentuk donut.

7. Button untuk mengisi polygon.

8. Button untuk membentuk ulang polygon

yang ada.

9. Button untuk membuat buffer polygon.

10. Button untuk memecah feature polygon.

11. Button untuk menggabungkan feature

polygon (merge polygon).

12. Button untuk menggabungkan feature

polygon berdasarkan atribut yang sama

(local dissolve).

13. Button untuk meng-copy feature dari

sebuah theme.

14. Button untuk membuat buffer dari polyline.

15. Button untuk meng-copy buffer dari polyline

ke Theme lain.

16. Button Untuk memotong polygon dengan menggunakan poly-

line.

17. Button untuk menampilkan menu editing attribute.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

12 14 1610

11 13 15

17

Page 31: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 11

LabellingLabelling berfungsi untuk memberi

informasi database pada atribut

theme polygon maupun polyline.

Anda cukup bekerja pada do-

kumen View dengan mengaktifkan

papan edit fungsi labelling untuk

memberi informasi database atau

mengedit record attribut.

1

2

3 54

6

7

8

Menu Labelling

1. Button untuk meng-copy atribut dari

theme lain.

2. Button untuk memilih kolom atribut

yang akan di-copy.

3. Button untuk memberi label/informasi

database yang akan diletakkan pada

clipboard.

4. Clipboard, tempat dimana

label/informasi database yang sedang

aktif.

5. Button untuk meng-copy informasi

database dari feature ke clipboard .

6. Button untuk menyalin (paste) informasi

database dari clipboard ke feature.

7. Button untuk menyalin (paste) informasi

database dari clipboard ke feature yang

terseleksi.

8. Button untuk menyalin (paste) kolom

attribut dari clipboard.

Langkah-langkah Labelling

1. Pilih icon Select Fields to Copy Attributes from,kemudian check list (√ ) fields yangakan diberi atributnya.

2. Masukkan informasi database pada clipboard dengan

memilih icon Edit

Clipboard Values.

3. Pilih icon Paste Atribut from Clipboard to AFeature, kemudian klik pada feature yangakan diisi informasi database-nya.

4. Pilih icon Copy Atribut from A Feature to Clipboard,kemudian klik pada feature yang akan di-copy informasidatabase-nya. Hasil copy terdapat pada clipboard.Selanjutnya lakukan langkah ke-3.

Page 32: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IV - 12

Editing *.APR

Menggunakan APR_ToolAPR_Tool merupakan tools yang

dibuat oleh pihak ketiga (beralamat

di http:\\www.suisse.org). Tools ini

digunakan untuk mengubah path

dan atau address suatu project

(*.apr), sebagai contoh Anda

memiliki project di folder C:\praktik,

kemudian di lain waktu Anda tern-

yata Anda ingin mengubahnya men-

jadi folder D:\project.

APR_Tool ini merupakan sebuah file

*.exe yang akan aktif hanya dengan

melakukan double klik.

Menggunakan APR_Tool

1. Double klik icon apr_tool

2. Maka akan muncul jendela apr_tool

ini. Klik open untuk membuka file

*.apr Anda.

3. Browse file *.apr yang akan diganti

path-nya.

4. Simpan file *.apr pengganti pada

folder yang dikehendaki.

5. Klik button Directories untuk

mengubah folder shapefile yang

baru.

6. Klik button Replace untuk

melakukan pencarian folder tertentu

dari project (*.apr) yang lama untuk

diganti pada folder yang baru..

7. Jika sudah selesai klik OK

8. Klik Close untuk menutup jendela

kerja apr_tool.

1

7

3

2

4

5

6

Page 33: cover modul praktikum karto dijital.FH11

V - 1

Extention Geoprocessing

Ekstensi ini merupakan alat bantu dalam melakukan processing data spasial

dalam ArcView. Melalui tools inilah ArcView memiliki kelebihan dibanding

software pemetaan lainnya. Seluruh fungsi utama dalam analisis spatial

disediakan di sini berikut penuntunnya (wizard). Overlay peta dan join data

spatial yang merupakan kekuatan utama dalam analisis spatial dapat dengan

mudah dipahami dan dilakukan melalui tools ini. Selengkapnya operasi-

operasi spatial yang dapat dilakukan extention Geoprocessing adalah :

Dissolve, operasi ini digunakan untuk menyatukan features yang

mempunyai nilai atribut yang sama.

Merge, operasin ini digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih

theme yang bersisian, data atribut otomatis akan tergabung.

Clip, operasi ini digunakan untuk memotong/menggunting theme.

Atribut input theme tidak berubah..

Intersect, operasi ini digunakan untuk memotong input theme dan

secara otomatis meng-overlay antara theme yang dipotong dengan

theme pemotongnya, dengan output theme memiliki atribut data

dari kedua theme tersebut..

Union, digunakan untuk meng-overlaykan dua theme. Output theme

yang dihasilkan merupakan gabungan dari kedua features, berikut

atribut datanya.

Assign data by location, digunakan untuk menggabungkan data hanya

dari theme 2 (lihat gambar) ke theme 1 yang berlainan jenisnya (theme 1

: polygon, theme 2 : point ) pada lokasi yang sama.

Geoprocessing

Page 34: cover modul praktikum karto dijital.FH11

V - 2

Load ekstensiGeoprocessing

Untuk menampilkan ekstensi Geo-

processing , Anda bisa me-loading

dari pulldown menu

File|Extensions..

Me-loading ekstensi Edit Tools

1. Klik pulldown menu File

2. Klik sub menu Extensions..

3. Akan muncul jendela Extensions

4. Temukan ekstensi Geoprocessing

kemudian check list (√) pada box yang

tersedia.

5. Klik OK.

6. Menu Geoprocessing Wizard tersedia

pada GUI dokumen View pada pulldown

menu View.

1

2

3

4

5

6

Page 35: cover modul praktikum karto dijital.FH11

V - 3

Dissolve

Operasi dissolve ini akan meng-

agregasikan feature yang memiliki

kesamaan nilai pada atributnya.

Sebagai contoh Anda memiliki

theme Kabupaten_Pandeglang.shp

yang di dalam atributnya terdapat

field Kabupaten, field Kecamatan

dan field Desa selain field Area

dan field Perimeter. Sementara

Anda membutuhkan theme yang

hanya menampilkan informasi

field Kabupaten dan field Kecama-

tan berikut luas per kecamatan.

Dalam praktik kali ini, Anda akan

menemukan solusi dari kasus

tersebut.

Operasi Dissolve

1. Aktifkan menu Geoprocessing melalui

pulldown menu View|Geoprocessing

Wizard. Maka jendela Geoprocessing

Wizard akan terbuka.

2. Klik pada Radio Button Dissolve feature

based on attribute

3. Klik Next

4. Pilih theme yang akan di dissolve

5. Pilih attribut untuk di dissolve

6. Simpan theme hasil dissolve

7. Klik Next

8. Pilih satu atau lebih field tambahan dan

operasi tabel yang Anda butuhkan pada

theme hasil.

9. Klik Finish

1

2

3

7

9

4

5

6

8

input output

dissolve

Page 36: cover modul praktikum karto dijital.FH11

V - 4

Merge

Operasi merge ini akan mengga-

bungkan feature dari dua atau le-

bih theme ke dalam sebuah theme.

Atribut dari theme gabungan akan

menyatu jika memiliki kesamaan

nama field. Sebagai contoh Anda

ingin menggabungkan antara

theme kabupaten_pandeglang.shp

dan kabupaten_lebak.shp, semen-

tara atribut yang Anda butuhkan

pada theme hasil adalah atribut

dari kabupaten_pandeglang.shp

Operasi Merge

1. Aktifkan menu Geoprocessing melalui

pulldown menu View|Geoprocessing

Wizard. Maka jendela Geoprocessing

Wizard akan terbuka.

2. Klik pada Radio Button Merge themes

together

3. Klik Next

4. Pilih theme yang akan di merge (minimal

2 theme)

5. Pilih attribut untuk theme hasil merge

6. Simpan theme hasil merge

7. Klik Finish

1

2

3

7

4

5

6

input

merge+

output

Page 37: cover modul praktikum karto dijital.FH11

V - 5

Clip

Operasi clip digunakan untuk

memotong/menggunting theme.

Namun atribut dari input theme

tidak berubah, hanya bentuk

featurenya saja yang mengikuti

bentuk theme pemotongnya.

Theme pemotong (clipper) harus

theme polygon, sementara input

theme bisa theme dengan tipe

point, polyline maupun polygon.

Sebagai contoh Anda memiliki

sebuah geomer yang ber-interseksi

dengan beberapa kecamatan di

kabupaten_pandeglang.shp. Anda

ingin memotong kecamatan yang

ber-interseksi dengan geomer

tersebut, sehingga Anda

mendapatkan theme baru hasil

perpotongan antara geomer dan

kabupaten_pandeglang.shp.

Operasi Clip

1. Aktifkan menu Geoprocessing melalui

pulldown menu View|Geoprocessing

Wizard. Maka jendela Geoprocessing

Wizard akan terbuka.

2. Klik pada Radio Button Clip theme based

on another

3. Klik Next

4. Pilih input theme yang akan di clip.

5. Pilih theme pemotong (clipper).

6. Simpan theme hasil clip.

7. Klik Finish

1

2

3

7

4

5

6

Input theme Geomer (clipper theme) Output theme

Page 38: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VI - 1

Anda akan mempraktikkan

Membuat attribut

Mengimport data atribut

Sebuah Tabel merupakan komponen database yang memuat kolom dan baris dari

sebuah seri data dimana setiap baris atau record merepresentasikan sebuah fea-

ture geografis sedangkan setiap kolom atau field menjelaskan muatan atribut se-

cara umum.

Sebagai bagian atribut dari feature geografis (shapefile) maka antara feature dan

atributnya memiliki hubungan langsung (live link) dimana perubahan pada feature

akan mempengaruhi perubahan pada atributnya (misalnya perubahan luas) dan

begitu juga sebaliknya. Pada saat Anda membuka data grafis (feature) pada view

yang direpresentasikan dalam bentuk theme, data atribut tidak dibuka secara ek-

splisit namun terkoneksi secara internal.

Anda akan menggunakan tabel untuk melakukan inputing data, operasi mate-

matika antar kolom (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, summa-

rize dll) dan menghubungkan dengan eksternal database baik melalui join attribut

atau melalui koneksi ODBC (misalnya dengan MS Access)..

Untuk tingkat lanjut ini, Anda hanya akan mempraktikkan seluruh proses tersebut

termasuk juga nantinya fungsi updating, fungsi query, fungsi statistik dan pem-

buatan indeks data.

ArcView Table

Page 39: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VI - 2

Inputing Data Atribut

Untuk melakukan inputing data

atribut pastikan atribut telah Anda

aktifkan terlebih dahulu. Mengak-

tifkan atribut dapat Anda lakukan

dari pulldown menu Table|Start

Editing.

Inputing yang dapat Anda lakukan

adalah mengubah / mengedit isi

record atau menambahkan kolom

unutk kemudian mengisi record-

nya, baik secara manual meng-

gunakan button tools Edit

maupun menggunakan menu cal-

culate pada button menu un-

tuk pengisian record yang didasar-

kan dari hasil seleksi melalui

query.

2

1

Inputing data atribut

1. Klik pulldown menu Table, kemudian klik

Star Editing.

2. Hasil dari operasi tersebut, judul kolom

atribut menjadi tegak.

3. Untuk manual editing, gunakan button

tools Edit kemudian klik record yang

akan di edit.

4. Untuk pengisian/editing record yang

didasarkan dari hasil seleksi melalui

query, gunakan button menu calculate

kemudian isikan nilai record pada box

yang tersedia pada jendela Field Calcula-

tor.

5. Klik OK

Fungsi editing (pulldown menu Edit)

1. Fungsi Cut, Copy, Paste untuk record

2. Fungsi Undo, Redo untuk record

3. Fungsi menambahkan kolom

4. Fungsi menambahkan record

5. Fungsi menghapus kolom

6. Fungsi menghapus record

7. Fungsi seleksi seluruh record

8. Fungsi unseleksi

9. Fungsi menukar seleksi

3

5

4

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Page 40: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VI - 3

IMPORT DAN JOIN TABEL

Didalam sebuah kesatuan data vektor

terdapat 5 file type, salah satunya

berupa type .dbf yang merupakan data

tabulasi. Salah satu kelebihan software

Arcview adalah kemampuannya dalam

menghubungkan dan mengimport data

tabulasi dari excel ataupun sebaliknya.

Menu diArcview yang mengatur operasi

tersebut adalah Join Tabel yang terdapat

di Jendela Atribut sebuah file shp.

Syarat dari Join Tabel antara data atribut

dengan data tabulasi excel adalah

adanya field yang sama. Selain itu, data

tabulasi excel harus di simpan dalam

type DBF 4 (dBASE IV).

Sebagai contoh, kita ingin menam-

bahkan field baru dalam shp adminis-

trasi, yaitu field Jumlah Penduduk.

1. Untuk mendapatkan field yang sama, buka

file type dbf dari theme yang ingin kita join di

microsoft excel

2. Save As dalam Type dbf

3. Buat field yang ingin kita tambahkan

4. Buat highlight dari tabulasi yang hendak kita

tambahkan, lalu Save As dalam type dbf ke-

mudian Tutup jendela Excel.

5. Buka data atribut dari theme yang ingin kita

tambahkan data atributnya

6. Membuka data excel di Arcview dengan

memilih Document tabel kemudian klik Add

7. Pilih data excel dalam type dbf yang ingin

ditambahkan, klik Ok

2

3

4

5

6

7

Page 41: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VI - 4

8. Data tabulasi yang baru ditampil-

kan bersama dengan data atribut

dari theme yang ingin ditambahkan

field-nya

9. Pilih field yang sama sehingga

simbol Join Item aktif, klik

simbol tersebut

10. Akan muncul filed tambahan pada

theme yang semula

11. Di dalam proses Join Item, field

tambahan yang ada bersifat tem-

porer/sementara. Untuk men-

gubahnya menjadi permanen maka

shape file tersebut harus diconvert

menjadi shape file yang baru.

8

9

10

11

Page 42: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VII - 1

Chart atau grafik adalah representasi visual dari data tabel (attribute) suatu

objek geografis yang dapat diinterpretasikan secara cepat dibandingkan bila

kita melakukan pengolahan tabel terlebih dahulu kemudian baru

membandingkan hasilnya. Kita dapat menggunakan chart untuk

menampilkan, membandingkan, dan memilih data kita secara lebih efektif.

Chart dalam software ArcView memiliki kelebihan tersendiri, yakni datanya

yang terkoneksi (linked) dengan petanya. Chart menampilkan seluruh record

pada tabel database, chart dapat juga menampilkan data-data yang

dikehendaki, hal ini dapat dilakukan jika recordnya sudah dipilih sesuai

dengan keperluan terlebih dahulu.

ArcView Chart

Contoh tampilan chart dalam ArcView

Page 43: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VII - 2

Chart Pada Dokumen

Project

Chart atau grafik dapat dibuat dari

dua tempat yang berbeda, dari do-

kumen project atau dari tabel at-

tribute data spasial.

Membuat chart pada dokumen project

1. Pada dokumen project, pilih dokumen

table

2. Pilih Add untuk memanggil tabel yang

akan kita buat grafiknya

3. Setelah tabelnya terbuka, pilih button

create chart

4. Pada Chart Properties, ketikkan nama

Chart-nya

5. Pilih data/field yang akan dibandingkan

atau ditampilkan dalam grafik

6. Klik Add

7. Tentukan Label Series-nya

8. Klik OK

3

4

56

1

2

7

8

Page 44: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VII - 3

Tipe-Tipe Chart

Tipe chart pada dokumen chart

ada 6 tipe, yakni :

Area Chart

Bar Chart

Column Chart

Line Chart

Pie Chart

XY Scatter Chart

Tipe Chart Area

1. Klik button Area Chart Gallery

2. Pilih tipe Area Chart Yang diinginkan

3. Klik OK

4. Pilih Chart Element Properties

5. Klik pada “Title” dan ganti judul Chart

6. Klik pada legenda untuk mengedit

legenda

7. Klik pada sumbu X untuk mengedit

keterangan pada sumbu X

8. Klik pada sumbu Y untuk mengedit

keterangan pada sumbu Y

3

4

5

6

1

2

7

8

Page 45: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VII - 4

Tipe Chart Bar

1. Klik button Bar Chart Gallery

2. Pilih tipe Bar Chart Yang diinginkan

3. Klik OK

4. Pilih Chart Element Properties

5. Klik pada “Title” dan ganti judul Chart

6. Klik pada legenda untuk mengedit

legenda

7. Klik pada sumbu X untuk mengedit

keterangan pada sumbu X

8. Klik pada sumbu Y untuk mengedit

keterangan pada sumbu Y

3

4

5

6

1

2

7

8

Page 46: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VII - 5

3

4

5

6

1

2

7

8

Tipe Chart Column

1. Klik button Column Chart Gallery

2. Pilih tipe Column Chart Yang diinginkan

3. Klik OK

4. Pilih Chart Element Properties

5. Klik pada “Title” dan ganti judul Chart

6. Klik pada legenda untuk mengedit

legenda

7. Klik pada sumbu X untuk mengedit

keterangan pada sumbu X

8. Klik pada sumbu Y untuk mengedit

keterangan pada sumbu Y

Page 47: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VII - 6

3

4

5

6

1

2

7

8

Tipe Chart Line

1. Klik button Line Chart Gallery

2. Pilih tipe Line Chart Yang diinginkan

3. Klik OK

4. Pilih Chart Element Properties

5. Klik pada “Title” dan ganti judul Chart

6. Klik pada legenda untuk mengedit

legenda

7. Klik pada sumbu X untuk mengedit

keterangan pada sumbu X

8. Klik pada sumbu Y untuk mengedit

keterangan pada sumbu Y

Page 48: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VII - 7

3

4

5

6

1

2

7

8

Tipe Chart Pie

1. Klik button Pie Chart Gallery

2. Pilih tipe Pie Chart Yang diinginkan

3. Klik OK

4. Pilih Chart Element Properties

5. Klik pada “Title” dan ganti judul Chart

6. Klik pada legenda untuk mengedit

legenda

7. Klik pada sumbu X untuk mengedit

keterangan pada sumbu X

8. Klik pada sumbu Y untuk mengedit

keterangan pada sumbu Y

Page 49: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VII - 8

3

4

5

6

1

2

7

8

Tipe Chart XY Scatter

1. Klik button XY Scatter Chart Gallery

2. Pilih tipe XY Scatter Chart Yang

diinginkan

3. Klik OK

4. Pilih Chart Element Properties

5. Klik pada “Title” dan ganti judul Chart

6. Klik pada legenda untuk mengedit

legenda

7. Klik pada sumbu X untuk mengedit

keterangan pada sumbu X

8. Klik pada sumbu Y untuk mengedit

keterangan pada sumbu Y

Page 50: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VIII - 1

1.Sistem Proyeksi Peta

Proyeksi peta adalah suatu usaha untuk menggambarkan permukaan bumi

dalam sebuah bidang datar. Usaha-usaha untuk merepresentasikan permukaan

bumi ke dalam sebuah bidang datar akan menyebabkan distorsi di beberapa

bagian, antara lain bentuk, luas wilayah, jarak, dan arah.

Proyeksi yang berbeda akan menimbulkan distorsi yang berbeda pula.

Beberapa proyeksi dirancang untuk meminimalisir distorsi-distorsi yang

kemungkinan ditimbulkan. Sebuah proyeksi dapat mempertahankan luas

wilayah suatu daerah tetapi merubah bentuknya. Gambar berikut adalah contoh

salah satu proyeksi yang dapat menggambarkan wilayah equator dengan baik

tetapi kurang baik untuk menggambarkan daerah-daerah kutub bumi (daerah-

daerah kutub menjadi seolah-olah lebih luas dari sesungguhnya)

Proyeksi peta dirancang untuk tujuan yang berbeda-beda, ada yang

dirancang untuk pemetaan berskala besar untuk wilayah tertentu dan ada yang

dirancang untuk pemetaan berskala kecil untuk menggambarkan dunia.

Berdasarkan distorsi yang ditimbulkan pada saat merepresentasikan

permukaan bumi ke dalam sebuah bidang datar, proyeksi dibagi menjadi empat

jenis :

Proyeksi Conformal (sama bentuk), yaitu proyeksi yang mampu

mempertahankan bentuk wilayah yang dipetakan

Proyeksi Equal Area (sama luas), yaitu proyeksi yang mampu

mempertahankan luas wilayah yang dipetakan.

Proyeksi Equidistant (sama jarak), yaitu proyeksi yang mampu

mempertahankan jarak dari titik tertentu ke titik lainnya

Proyeksi True-direction (arah sebenarnya), yaitu proyeksi yang mampu

mempertahankan arah yang sebenarnya dari suatu titik terhadap titikyang

lainnya.

2.Tipe-Tipe Proyeksi Peta

Untuk meminimalisir distorsi yang terjadi pada saat merepresentasikan

permukaan bumi ke sebuah bidang datar, maka dibuatlah berbagai macam tipe

proyeksi peta, antara lain : proyeksi kerucut, proyeksi silinder, dan proyeksi

planar.

SISTEM PROYEKSI DAN TRANSFORMASI

Permukaan bumi yang diproyeksikan pada sebuah silinder

Page 51: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VIII - 2

Proyeksi Kerucut

Proyeksi Silinder

Proyeksi Planar

Proyeksi kerucut dengan satu standard paralel

Proyeksi kerucut dengan dua standard paralel

Berbagai tipe proyeksi silinder

Beberapa tipe proyeksi planar

Page 52: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VIII - 3

3.Transformasi Peta

Transformasi peta adalah pergeseran data dari sistem koordinat yang satu menjadi

sistem koordinat yang lain. Karena setiap sistem koordinat memiliki datum sendiri,

maka transformasi peta juga berarti merubah datumnya. Akurasi dari setiap

transformasi tergantung pada metode serta kualitas dan jumlah titik kontrol yang

tersedia untuk mendefinisikan parameter transformasi.

a. Geographic Coordinate System (GCS)

Sebuah Geograpic Coordinate System (GCS) menggunakan sistem koordinat bola

untuk menunjukkan sebuah lokasi di permukaan bumi. GCS biasanya disebut

dengan datum, akan tetapi sebenarnya datum adalah bagian dari GCS. GCS

terdiri dari derajat sudut pengukuran, sebuah prime meridian, dan sebuah datum.

Sebuah titik direferensikan dengan garis lintang (latitude) dan garis bujur

(longitude). Garis lintang dan garis bujur adalah sudut yang diukur dari pusat

bumi ke permukaan bumi. Satuan ukur dari garis lintang dan garis bujur adalah

derajat.

Gambaran mengenai garis lintang dan garis bujur terhadap bumi

Page 53: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VIII - 4

b. Projected Coordinate System

Sistem koordinat terproyeksi (projected coordinate system) adalah proyeksi peta

pada bidang dua dimensi. Berbeda dengan GCS, sistem koordinat terproyeksi

memiliki panjang, sudut, dan luas wilayah yang sama. Dalam sistem koordinat

terproyeksi, lokasi diidentifikasikan sebagai koordinat (x,y) pada sebuah grid.

Sistem Kartesian dalam Projected Coordinate System Sistem Proyeksi Mercator

Page 54: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VIII - 5

ArcView ProjectionUtility Wizard

Extension projection utility wizard

merupakan suatu tool atau utility

yang dapat digunakan untuk

memproyeksikan shapefile ArcView

ke dalam sistem koordinat (grid)

yang telah umum digunakan.

Utility yang berbasiskan

sekumpulan kotak dialog (wizard)

ini akan menuntun para

penggunanya di dalam

menentukan sejumlah sistem

proyeksi peta berikut transformasi

antar datum-datumnya.

Extension projection utility wizard

merupakan extension default dari

ArcView 3.x, jadi setelah kita

meng-install ArcView maka

extension tersebut akan terdaftar

pada kotak dialog “Extensions”.

Me-loading ekstensi Projection Utility Wizard

1. Klik pulldown menu File

2. Klik sub menu Extensions..

3. Akan muncul jendela Extensions

4. Temukan ekstensi projection utility wizard

kemudian check list (√) pada box yang

tersedia.

5. Klik OK.

6. Menu projection utility wizard tersedia pada

pulldown menu “File | ArcView Projection

Utility”.

1

2

3

4

5

6

Page 55: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VIII - 6

Bekerja dengan ekstensiArcView ProjectionUtility

Jika kita memiliki data ArcView

Shapefile yang berkoordinat geo-

graphic (latitude-longitude) untuk

keperluan analisa, maka shapefile

tersebut harus ditransformasikan

terlebih dahulu ke sistem koordi-

nat yang terproyeksi.

Memulai bekerja dengan ekstensi ArcView

Projection Utility

1. Aktifkan theme yang akandiproyeksikan

2. Pilih “ArcView Projection Utility” pada

menu “File”

3. Akan mucul tampilan awal wizard

ArcView projection utility

1

2

3

Page 56: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VIII - 7

Langkah-Langkah Arc-View Projection Utility

Sebelum kita menggunakan Arc-

View Projection Utility sebaiknya

kita sudah menetukan dahulu sis-

tem koordinat shapefile yang akan

ditransformasikan dan sistem

koordinat apa yang akan dipakai

untuk analisa.

Sistem koordinat terproyeksi yang

umum digunakan untuk daerah-

daerah sepanjang equator adalah

sistem proyeksi Universal Trans-

verse Mercator (UTM)

Untuk mengetahui zone UTM

wilayah yang akan ditransformasi-

kan digunakan rumus :

Garis Bujur

6

* Hasil nilai zone selalu dibulatkan

ke atas (zone 49,1 ~ zone 50)

Langkah-langkah ArcView Projection Utility

1. Step 1 - Pilih shapefile yang akan

ditransformasikan.

2. Pilih “Next”.

3. Step 2 - Pada “Coordinate System Type”

pilih “Geographic”.

4. Pada “Name” pilih “GCS_WGS_1984

[4236]”.

5. Pilih “Next”.

6. Pilih “No” pada kotak dialog konfirmasi.

(Untuk mengantisipasi kesalahan

parameter yang telah diinput)

7. Step 3 - Pada “Coordinate System Type”

pilih “Projected”.

8. Pada “Name” pilih zone proyeksi UTM

yang sesuai dengan wilayah pada

shapefile. Dalam kasus ini Lombok berada

pada zone 50, sehingga dipilih

“WGS_1984_UTM ZONE 50S [32750]”.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

+ 30 = ZONE*

Page 57: cover modul praktikum karto dijital.FH11

VIII - 8

Langkah-Langkah Arc-

View Projection Utility

Jika kita ingin mentransformasikan

shapefile dari terproyeksi menjadi

sistem koordinat Geographic kem-

bali, maka lakukan kembali “Step

1” hingga “Step 4”, akan tetapi

pada “Step 2” pilih “Coordinate Sys-

tem Type” dengan “Projected”, dan

pada “Step 3” pilih “Coordinate Sys-

tem Type” dengan “Geographic”.

9 Step 4 - Browse untuk lokasi dan nama

shapefile yang baru (telah diproyeksikan).

10 Pilih “Next”.

11 Periksa “ArcView Projection Utility

Summary”, jika sudah sesuai pilih “Finish”.

12 ArcView Projection Utility Summary selesai

mentransformasikan shapefile, pilih “OK”.

13 Kotak konfirmasi untuk menampilkan

shapefile yang telah ditransformasikan.

Pilih “Yes”

14 P i l i h s h a p e f i l e y a n g t e l a h

ditransformasikan.

15 Pilih “OK”.

16 Pilih “Add theme to <New View>“

17 Pilih “OK”. Dan shapefile yang sudah

ditransformasikan siap untuk dianalisa.

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Page 58: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IX - 1

Legend Editor

Peta Dijital di Arview dapat dila-

kukan konfigurasi sedemikian

rupa sehingga tampilan peta terse-

but dapat disesuaikan dengan in-

formasi yang ada di dalam data

atributnya. Sebagai contoh jika kita

ingin merubah warna dari merah

menjadi hijau atau biru untuk

theme sungai. Untuk melaku-

kannya digunakan fasilitas di Arc-

View dengan Legend Editor.

3 Cara untuk membuka Legend Editor

1. Pilih Menu Theme| Edit Legend

2. Klik Button Edit Legend .

3. Klik 2 kali pada simbol theme yang aktif.

4. Tampilan dialog box Legend Editor

1

2

5

3

Page 59: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IX - 2

Tipe-Tipe Legenda

Dalam Legend Editor kita dapat

merubah-rubah tipe legenda sesuai

dengan kebutuhan kita dalam

menampilkan informasi dalam

peta.

Tipe Legenda “Single Symbol”

1. Tampilkan dialog Legend Editor.

2. Pilih Legend Type dengan Single Symbol.

3. Klik Apply

4. Peta akan ditampilkan dalam satu simbol

warna.

1

2

3

4

Page 60: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IX - 3

Tipe legenda Graduated Color

hanya dapat digunakan pada field

yang memiliki tipe field yang NU-

MERIK.

Biasanya tipe legenda ini diguna-

kan untuk menampilkan database

peta secara bertingkat, misalnya

jumlah penduduk, tingkat rawan

bencana, jumlah fasilitas, dan lain-

lain.

Tipe Legenda “Graduated Color”

1. Tampilkan dialog Legend Editor.

2. Pilih Legend Type dengan Graduated Color.

3. Tentukan nilai field klasifikasi

4. Tentukan metode klasifikasi

5. Tentukan tipe klasifikasi

6. Tentukan jumlah kelas klasifikasi

7. Tentukan pembulatan data

8. Klik OK

9. Klik Apply

10. Peta akan ditampilkan dalam simbol

warna yang bergradasi.

1

2

3 4

5

6

7

8

9

10

Catatan

Page 61: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IX - 4

Tipe legenda Unique Value dapat

digunakan untuk semua tipe field

Biasanya tipe legenda ini diguna-

kan untuk menampilkan database

peta sesuai dengan karakteristik

dan kenikan databasenya, misal-

nya nama kecamatan, jenis batuan,

jenis tanah, dan lai-lain.

Tipe Legenda “Unique Value”

1. Tampilkan dialog Legend Editor.

2. Pilih Legend Type dengan Unique Value.

3. Tentukan field yang akan ditampilkan

4. Klik Apply

5. Peta akan ditampilkan dalam simbol

warna yang berbeda untuk tiap nilai yang

berbeda.

Catatan

1

2

3

4

5

Page 62: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IX - 5

Tipe legenda Dot hanya dapat

digunakan pada field yang

memiliki tipe field yang NUMERIK.

Biasanya tipe legenda ini diguna-

kan untuk menampilkan database

peta yang dapat diwakili oleh sim-

bol titik, misalnya jumlah pen-

duduk, kepadatan penduduk, jum-

lah fasilitas, dan lain-lain.

Tipe Legenda “Dot”

1. Tampilkan dialog Legend Editor.

2. Pilih Legend Type dengan Dot.

3. Tentukan field yang akan ditampilkan

4. Tentukan angka perbandingan untuk 1

titik (dot) atau pilih calculate untuk

penentuan secara otomatis

5. Klik Apply

6. Peta akan ditampilkan dengan simbol titik

yang mewakili jumlah yang telah kita

tentukan sebelumnya.

Catatan

1

2

3

4

5

6

Page 63: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IX - 6

Tipe legenda Chart hanya dapat

digunakan pada field yang

memiliki tipe field yang NUMERIK.

Biasanya tipe chart ini digunakan

untuk menampilkan database peta

yang akan dibandingkan jumlah-

nya, misalnya jumlah penduduk

tahun 1990 dan tahun 2000, pro-

duktivitas tanaman pangan, Hasil

tangkapan nelayan, dan lain-lain.

Tipe Legenda “Chart”

1. Tampilkan dialog Chart.

2. Pilih Legend Type dengan Chart.

3. Tentukan field-field yang akan

dibandingkan, kemudian klik add

4. Pilih tipe chart-nya, Bar Chart a t a u

Pie Chart

5. Set properties dari chart yang dipilih.

6. Klik OK

7. Klik Apply

8. Peta akan ditampilkan dengan simbol

chart yang mewakili jumlah database

yang ditampilkan.

Catatan

1

2

6

3

4 5

8

7

Page 64: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IX - 7

Merubah Fill, Pattern,Color, Marker

Dalam Legend Editor kita juga da-

pat merubah-rubah model arsiran,

warna, dan simbol sesuai dengan

kaidah kartografi yang telah kita

pelajari sebelumnya, agar peta kita

dapat mudah dipahami oleh peng-

guna.

Kotak dialog yang digunakan un-

tuk merubah model arsiran, warna,

dan simbol disebut denga Palette,

yang terdiri dari fill palette, pen pal-

ette, marker palette, font palette, color

palette, dan palette manager.

Untuk mengeluarkan palette, klik 2 kali kotak

simbol.pada legend editor.

Page 65: cover modul praktikum karto dijital.FH11

IX - 8

Jenis-jenis palette

1. Fill Palette, untuk merubah pola arsiran

pada feature poligon.

2. Pen Palette, untuk merubah pola garis

pada feature garis/line

3. Marker Palette, untuk merubah bentuk

simbol titik pada feature point

4. Font Palette, untuk merubah tipe dan

ukuran text yang terdapat pada peta

5. Color Palette, untuk merubah warna pada

feature yang terdapat pada peta

6. Palette Manager, untuk menambah variasi

simbol dan menyimpan susunan simbol.

1 2

3 4

5 6

Page 66: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 1

Anda akan mempraktikkan

Membuat layout

ArcView layout template

Elemen-elemen dalam layout peta

Desain kartografis

Menampilkan legenda peta

Display tools tambahan dalam ArcView layout

Teks dan Label

Membuat Garis Lintang dam Bujur pada peta

Group, Ungroup dan Simplify

Menambahkan Chart, gambar dan inset peta

Eksport layout peta

Pencetakan peta

Sebelum Anda membuat Layout Peta, pertimbangkan dahulu apakah peta terse-

but untuk dicetak atau dipresentasikan.

Pertanyaan yang sering kali muncul :

Apakah peta tersebut merupakan bagian tersendiri atau bagian peta yang

berseri dengan peta lain dengan desain yang serupa ?

Apakah ukuran kertas yang diinginkan saat peta akan dicetak?

Bagaimana dengan orientasi kertasnya?

Bagaimanakah perbandingan skala peta yang cukup informatif dengan

ukuran dan orientasi kertasnya?

Elemen apa sajakah yang akan diinformasikan dalam layout tersebut?

Apakah peta yang Anda hasilkan sesuai dengan kaidah kartografis dan cu-

kup informatif?

Jika peta tersebut merupakan peta yang berseri dengan desain yang serupa, maka

diperlukan template layout peta Anda. Template layout memudahkan Anda

dalam membuat peta berseri dengan desain yang serupa dalam sekali pekerjaan

pembuataan templatenya. Menariknya, Anda bisa membuat sendiri template

tersebut sesuai dengan desain yang Anda inginkan. ArcView juga menyediakan

template untuk Anda dengan berbagai pilihan dan Anda bisa memodifikasinya

sesuai dengan keinginan Anda.

ArcView Layout

Page 67: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 2

Sebuah layout berlaku sebagai kanvas pada pelukis, dimana hal ini me-

mungkinkan anda untuk merancang bagaimana menempatkan kompo-

nen dari peta, mengaturnya sesuai dengan desain yang Anda inginkan.

Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan

template yang ada atau dengan melakukan desain sesuai dengan keingi-

nan Anda sendiri. Anda akan mempelajari kedua cara tersebut dalam

praktik pada bahasan ini.

Jika layout Anda merupakan peta yang berseri dengan desain dan

susunan tampilan yang baku pada setiap layout, maka sebaiknya Anda

menyimpan desain layout Anda menggunakan template layout yang

tersedia di ArcView. Peta berseri biasanya merupakan kumpulan

beberapa seri peta tematik dari suatu geomer yang sama, misalnya Peta

Administrasi Kabupaten Pandeglang sebagai peta nomor 1 kemudian

Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Pandeglang sebagai peta nomor 2

dan seterusnya. Peta-peta tersebut menginformasikan Kabupaten

Pandeglang sebagai geomer dengan tema-tema tertentu. Peta berseri

biasanya memiliki perbandingan skala yang sama di setiap layoutnya.

Pembuatan layout dengan desain sendiri dimungkinkan untuk

dilakukan di ArcView. Desain layout tersebut tetap tidak boleh

melupakan kaidah kartografis bagi tampilan sebuah peta. Mengingat

mendesain sebuah tampilan layout merupakan persepsi keindahan (bisa

dikategorikan sebuah karya seni) dilihat dari sudut pembuatnya, juga

tidak boleh dilupakan informasi yang sesungguhnya ingin disampaikan

dari layout peta yang dibuat tersebut.

Desain layout yang dibuat sendiri itu pun, bisa Anda simpan sebagai

template layout tersendiri, dengan nama template yang bisa Anda tentukan

sendiri. Template layout ini selanjutnya bisa Anda gunakan untuk membuat

peta tematik lainnya. Untuk menjadi catatan, template layout yang Anda

desain sendiri tersebut hanya disimpan pada project (*.apr) dimana

template layout tersebut dibuat.

Terdapat dua cara menghasilkan layout peta pada ArcView. Pertama, Anda

bisa menghasilkan layout dari dokumen View. Anda akan mendapatkan

sebuah layout yang secara default sudah terdapat Judul Peta (sesuai dengan

nama dokumen View nya), Arah Utara, Skala Batang dan tentu saja

tampilan peta pada dokumen View nya lengkap dengan Legendanya.

Kedua , Anda menghasilkan layout peta dari dokumen layout pada menu

project. Dengan cara ini Anda akan memperoleh blank layout. Anda bisa

menggunakan template layout yang ArcView sediakan untuk memulai atau

Anda melayout sesusai dengan desain layout Anda sendiri.

Membuat Layout

Page 68: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 3

Membuat Layout daridokumen View

Untuk membuat sebuah layout

yang baru dari sebuah View, pasti-

kan map units dan distance units

telah ditentukan sesuai dengan

sistem proyeksi theme yang akan

di layout.

Default layout bisa Anda hasilkan

dari pulldown menu View|Layout.

Pastikan View yang akan dilayout

telah Anda beri nama sesuai den-

gan tema atau judul peta yang

akan Anda buat

T i p

Menentukan map units dan distance units

1. Memberi nama View yang akan di layout

2. Tentukan map units peta

3. Tentukan distance units peta

4. Klik OK

1

2

3

4

Membuat Layout dari pulldown menu View

1. Klik pulldown menu View

2. Klik sub menu Layout..

1

2

Page 69: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 4

Membuat Layout daridokumen Layout padamenu Project

Membuat sebuah layout yang baru

dari sebuah dokumen Layout,

Anda tetap harus memastikan map

units dan distance units telah

ditentukan sesuai dengan sistem

proyeksi theme yang akan di lay-

out.

Jika Anda hendak mendesain

sendiri layout peta sesuai dengan

keinginan Anda, sebaiknya Anda

mengurutkan langkah-langkahnya,

yaitu :

1. Memberi nama layout & un-

chek snap to grid

2. Mengatur Page Setup

3. Menampilkan View Frame ter-

lebih dahulu sebelum elemen

yang lain

4. Setup graticule & measure grid

T i p

Membuat Layout dari dokumen Layout pada

menu Project

1. Dari menu Project, pilih dokumen Layout

2. Klik button New

Anda berada pada GUI dokumen Layout,

dengan tampilan blank layout.

1

2

Page 70: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 5

5. Memberi judul peta.

6. Mengeluarkan frame arah

utara dan skala.

7. Mengeluarkan legenda

petanya.

8. Jika dibutuhkan buat peta

inset-nya

Memberi nama layout & un-chek snap to grid

1. Dari pulldown menu Layout, pilih

Properties...

2. Maka akan muncul jendela Layout

Properties

3. Beri nama Layout Anda

4. Un-chek snap to grid

5. Klik OK

2

3

4

5

1

Mengatur Page Setup

1. Dari pulldown menu Layout, pilih Page

Setup..

2. Maka akan muncul jendela Page Setup

3. Tentukan ukuran kertas layout Anda

4. Tentukan orientasi kertas layout Anda

5. Tentukan batas margin kertas layout Anda

6. Klik OK

Catatan : pada saat menentukan batas margin,

perhatikan satuan units kertas yang ada. Lebih

baik Anda tentukan unitsnya dalam centimeter.

1

2

3

4

5

6

Page 71: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 6

Menampilkan View Frame

1. Dari button tools pilih button View Frame

2. Pada blank layout yang tersedia klik dan

drag sesuai tampilan peta yang Anda

inginkan

3. Maka akan muncul jendela View Frame

Properties

4. Pilih peta yang akan di layout

5. Tentukan pilihan peta (sebaiknya pilih

User Specified Scale)

6. Tentukan perbandingan skala yang sesuai

7. Klik OK

1

2

Klik kanan pada mouse disini dan tahan

Dragmenyilang

Lepas klik disini

3

4

5

6

Page 72: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 7

Graticule and MeasuredGrids

Tools ini merupakan suatu wizards

yang akan menuntun Anda untuk

membuat garis lintang dan bujur

pada peta yang Anda layout sesuai

dengan sistem proyeksi peta Anda.

Garis lintang dan bujur merupakan

kaidah kartografis yang harus

dipenuhi dalam sebuah peta.

Tools ini merupakan extensions

yang tersedia di ArcView, sehingga

Anda harus mengaktifkannya ter-

lebih dahulu. Seperti halnya exten-

sions yang lain, Anda bisa mengak-

tifkannya pada pulldown menu

File|Extensions, kemudian temu-

kan Graticules and Measured Grids

serta mengaktifkannya dengan

check list (√) pada box yang

tersedia. Button Graticules and

Measure Grids akan tersedia

pada GUI dokumen Layout Anda.

Setup Graticule and Measured Grids

1. Dari button menu pilih button Graticule

And Measure Grids untuk

mengaktifkannya, maka jendela Graticule

And Measure Grids Wizard akan terbuka.

2. Tentukan View Frame yang akan di buat

gridnya

3. Klik Next

4. Tentukan pilihan graticule layout Anda

(Labels Only atau Graticule and Labels)

5. Tentukan pilihan interval grid dengan

mengatur Degrees,Minutes dan Seconds.

6. Tentukan pilihan lebar garis, warna garis,

jenis huruf, size huruf, dan style hurufnya.

7. Klik Next

8. Tentukan pilihan grid layout Anda.

9. Klik Next

10. Tentukan pilihan border untuk grid layout

Anda.

11. Klik Preview kemudian Finish

1

2

3

4

6

7

9

11

5

8

10

Page 73: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 8

Judul Peta

1. Dari button tools pilih button Text (ada 5

pilihan style). Klik dimana teks akan

dituliskan.

2. Maka akan muncul jendela Text

Properties. Anda tuliskan judul peta pada

box yang tersedia.

3. Jika diperlukan Anda bisa mengatur

Alignment (rataan), spasi dan sudut rotasi

judul peta Anda.

4. Klik OK

Arah Utara

1. Dari button tools pilih button North

Arrow. Klik & drag dimana arah utara

akan ditempatkan.

2. Maka akan muncul jendela North Arrow

Manager. Anda pilih salah satu yang

tersedia.

3. Jika diperlukan Anda bisa mengatur sudut

rotasi arah utara yang Anda buat.

4. Klik OK

4

1

2

3

1 2

3

4

Page 74: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 9

Skala Peta

1. Dari button tools pilih button Scale Bar

Frame. Klik & drag dimana skala akan

ditempatkan.

2. Maka akan muncul jendela Scale Bar

Properties. Tentukan View Frame yang

akan di layout.

3. Jika diperlukan Anda bisa mengatur style

skala Anda, unit satuan skala dan interval.

4. Klik OK

4

1

2

3

Legenda Peta

1. Dari button tools pilih button Legend

Frame. Klik & drag dimana legenda akan

ditempatkan.

2. Maka akan muncul jendela Legend Frame

Properties. Tentukan View Frame yang

akan di buat legendanya.

3. Klik OK

12

3

Page 75: cover modul praktikum karto dijital.FH11

X - 10

Membuat TemplateLayout

Seperti telah disinggung di depan,

jika Anda membuat layout peta

yang berseri dengan desain dan

susunan tampilan yang baku

pada setiap layout, maka Anda

bisa menyimpan hasil layout

Anda sebagai template layout.

Sehingga sewaktu-waktu Anda

akan membuat layout dengan

desain yang sama, Anda bisa

gunakan template layout

tersebut.

Template layout hanya tersimpan

pada project (*.apr) dimana

template layout tersebut

dihasilkan/disimpan.

Menyimpan dan Menampilkan

Template Layout

1. Siapkan sebuah layout yang akan

gunakan sebagai template.

2. Klik pulldown menu Layout kemudian

klik sub menu Store As Template..

3. Maka akan muncul jendela Template

properties. Beri nama template layout

Anda.

4. Jika diperlukan Anda mengubah icon

untuk template Anda dengan meng-klik

pada button Select.

5. Klik OK

6. Untuk menampilkan template layout,

buka sebuah blank layout. Klik pulldown

menu Layout kemudian klik sub menu

Use Template..

7. Maka akan muncul jendela Template

Manager. Highlight template yang Anda

simpan tadi.

8. Klik OK.

Note

1

2

5

3

4

6

7

8

Page 76: cover modul praktikum karto dijital.FH11

XI - 1

Proses akhir dari sebuah sistem informasi geografis adalah bagaimana

mempublikasikan peta hasil pengolahan atau hasil analisis kepada pengguna

(end user).

Bentuk publikasi peta dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara

yang paling mudah adalah dengan mencetak peta tersebut (hardcopy). Kini

seiring dengan kebutuhan akan data peta digital untuk keperluan presentasi

membuat para pembuat software SIG menyediakan fasilitas export data ke

dalam format lain yang umum digunakan dalam presentasi hasil pekerjaan

pemetaan atau hasil analisis.

Koneksi internet yang kini sudah banyak digunakan masyarakat untuk

memperoleh data juga mendorong para ahli SIG untuk dapat

mempublikasikan hasil penelitiannya melalui internet sehingga dapat diakses

oleh masyarakat yang membutuhkan informasi suatu wilayah. Aplikasi

pemetaan yang berbasiskan internet (WebGIS) ini juga merupakan salah satu

proses publikasi peta, dimana masyarakat umum dapat mengakses data peta

dengan mudah melalui internet.

Publikasi Peta

Contoh tampilan publikasi peta dalam berbagai format

Page 77: cover modul praktikum karto dijital.FH11

XI - 2

Cetak Peta di ArcView

Pencetakan peta pada Arcview di-

lakukan pada masing-masing do-

kumen layout yang ingin dicetak

(print).

Langkah-langkah:

1. Klik pulldown Menu File kemudian pilih

sub Menu Print

2. Maka akan muncul jendela Print

3. Klik Setup

4. Kemudian akan muncul Jendela Print

Setup

5. Pilih Printer yang akan digunakan

6. Pilih ukuran kertas yang akan digunakan

7. Kemudian pilih orientasi peta yang akandicetak

8. Klik OK9. Setelah muncul kembali jendela Print

10. Klik OK

1

2

5

4

3

8

7

6

10

Page 78: cover modul praktikum karto dijital.FH11

XI - 3

Menyimpan File Peta

dalam Bentuk/Ekstensi

Lain

Lngkah-langkah:

1. Klik pulldown file kemudian pilih sub

menu export

2. Tentukan tipe file eksport yang diinginkan

3. Untuk mengatur tingkat resolusi gambar

yang akan dieksport klik Option

4. Kemudian tentukan resolusi (DPI) yang

diinginkan

5. Klik OK6. Beri nama file hasil eksport

7. Kemudian simpan dalam folder yang di-

inginkan

8. Klik OK

1

3

2

4

5

8

7

6

Page 79: cover modul praktikum karto dijital.FH11

XI - 4

Menampilkan Peta pada

Microsoft Powerpoint

dan Microsoft Word

Microsoft Powerpoint:

1. Buka program Microsoft Powerpoint

2. Klik pulldown Menu Insert I Picture I

From File

3. Kemudian akan muncul jendela Insert

Picture

4. Pilih file peta hasil eksport yang telah di

simpan sebelumnya

5. Klik Insert

6. Peta akan muncul pada lembar kerja

Powerpoint

1

2

43

5

6

Page 80: cover modul praktikum karto dijital.FH11

XI - 5

Microsoft Word:

1. Buka program Microsoft Word

2. Klik pulldown Menu Insert I Picture I

From File

3. Kemudian akan muncul jendela Insert

Picture

4. Pilih file peta hasil eksport yang telah di

simpan sebelumnya

5. Klik Insert

6. Peta akan muncul pada lembar kerja

Word

43

5

1

2

6

Page 81: cover modul praktikum karto dijital.FH11

Anon. 2000. Map Projection Overview. www.colorado.edu

Anon. 2003. Introduction To ArcView : Using ArcView 3.x and NH Granit

Data. University of New Hampshire.

ESRI. 2004. Understanding Map Projections. ESRI

Juppenlatz, Morris, Xiaofeng Tian. 1996. Geographic Information System and

Remote Sensing. Mc.Graw-Hill Book Company. Sydney

Karsidi, Asep. 2004. Konsep Geografi, Makalah Seminar, Dept. Geografi

FMIPA UI.

Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. CV.

Informatika. Bandung

Prahasta, Eddy. 2004. Sistem Informasi Geografis : Tools dan Plug-Ins. CV.

Informatika. Bandung

PPGT UI&FKG UI. 1996. Makalah Pelatihan Sistem Informasi

Geografis.Jurusan Geografi UI.Depok

Puntodewo, Atie, Sonya Dewi, Jusupta Tarigan. 2003. Sistem Informasi

Geografis Untuk Oengelolaan Sumberdaya Alam. CIFOR

Supriatna. 2001. Dasar-Dasar SIG, Dept. Geografi FMIPA UI

Supriatna. 2001. Sistem Informasi Geografis, Lab. SIG Dept Geografi FMIPA

UI, Depok.

Daftar Pustaka