Upload
others
View
65
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2019
PanduanPelayanan Pasca Persalinanbagi Ibu dan Bayi Baru Lahir
618.2Indp
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu danBayi baru lahir.-- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2019
ISBN 978-602-416-774-5
1. Judul I. DELIVERY, OBSTETRICSII. MATERNAL HEALTH SERVICESIII. POSTPARTUM PERIOD IV. INFANT, NEWBORNV. PERINATAL CARE VI. POSTNATAL CARE
618.2Indp
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Bagan Tata Laksana Terpadu Pasca Persalinan .......................................................... 34 Lampiran 2. Formulir pemeriksaan ibu nifas................................................................................... 49 Lampiran 3. Formulir Pencatatan Bayi Muda kurang dari 2 bulan.................................................. 56 Lampiran 4. Bagan Manajemen Terpadu Bayi Muda....................................................................... 58
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu ......................................... 12 Tabel 2. Imunisasi Tetanus pada Wanita Usia Subur (WUS)............................ 13 Tabel 3. Perbandingan Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan ................................................................ 14 Tabel 4. Penggunaan Algoritma NF2 – NF11 pada Bagan Tatalaksana Terpadu Ibu Nifas................................................................................ 16 Tabel 5. Waktu Pemasangan AKDR................................................................ 20 Tabel 6. Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir....................................... 23
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu ......................................... 12 Tabel 2. Imunisasi Tetanus pada Wanita Usia Subur (WUS)............................ 13 Tabel 3. Perbandingan Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan ................................................................ 14 Tabel 4. Penggunaan Algoritma NF2 – NF11 pada Bagan Tatalaksana Terpadu Ibu Nifas................................................................................ 16 Tabel 5. Waktu Pemasangan AKDR................................................................ 20 Tabel 6. Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir....................................... 23
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dalam mengukur derajat kesehatan suatu negara. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, AKI di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 305/100.000 kelahiran hidup (KH). Sedangkan AKB menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 adalah 24/1000 KH, dimana kematian bayi baru lahir menyumbangkan jumlah terbesar kematian bayi. Angka Kematian Bayi Baru Lahir/Neonatal (AKN) yaitu bayi berusia 0-28 hari sebesar 15/1.000 KH. Adapun target SDGs 2030 untuk AKI 70/100.000 KH, AKN 7/1.000 KH dan AKB 12/1.000 KH. Sistim Registrasi Sampel dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes, 2016) menunjukkan data penyebab kematian ibu adalah gangguan hipertensi (33,07%), perdarahan obstetri (27,03%), komplikasi non obstetri (15,7%), komplikasi obstetri lainnya (12,04%), infeksi pada kehamilan (6,06%) dan lain-lain (4,81%). Sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir adalah komplikasi intrapartum (28%), gangguan kardiovaskular dan respiratory (21%), BBLR dan prematur (19%), kongenital dan malformasi (15%), infeksi (7%), kondisi neonatal lainnya (6%), gangguan pertumbuhan (1%), dan trauma saat lahir (0,2%)
Laporan rutin Direktorat Kesehatan Keluarga tahun 2018 juga menunjukkan bahwa cakupan kunjungan nifas sudah cukup baik. Kunjungan nifas pertama 77 %, kunjungan neonatal pertama 97 %, namun data dari beberapa survei seperti dari Balitbangkes 2012 menunjukkan kematian ibu pada masa nifas sebesar 61,59%. Hal ini menunjukkan kualitas pelayanan pasca persalinan pada ibu maupun bayi baru lahir masih rendah, apalagi sampai saat ini masih terdapat masalah akses dan integrasi pelayanan pasca persalinan dengan pelayanan kesehatan lainnya. Cakupan KB pasca persalinan dalam pelayanan masa nifas masih belum sesuai harapan. Meskipun berdasarkan SDKI 2017, Total Fertility Rate (TFR) mengalami penurunan dari 2,6 (SDKI 2012) menjadi 2,4 dan cakupan peserta KB aktif meningkat dari 62% (SDKI 2012) menjadi 64%, namun cakupan KB aktif metode modern mengalami penurunan dari 57,9% menjadi 57,2%. Begitu juga cakupan unmet need yang hanya turun dari 11,4% menjadi 10,4% dan tingkat putus pakai meningkat dari 27,1% menjadi 34%. Hal ini berhubungan dengan kualitas Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan konseling pada saat pelayanan antenatal dan pelayanan KB, serta missed opportunity pelayanan KB pada pasca persalinan.
2
Salah satu strategi untuk menurunkan AKI dan AKB adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Strategi tersebut diutamakan pada kegiatan pokok : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan antenatal yang komprehensif dan integratif 2. Meningkatkan kualitas pelayanan pertolongan persalinan yang bersih dan
aman. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan nifas dan kunjungan neonatal yang terpadu 4. Meningkatkan kualitas pelayanan obstetri-neonatal emergensi di tingkat yankes
dasar dan di tingkat rujukan di RS kabupaten/kota 5. Membentuk jaringan/regionalisasi pelayanan rujukan maternal-perinatal/ RS
kabupaten/kota dengan melibatkan puskesmas dan praktek swasta 6. Memantau kualitas yankes ibu dan BBL.
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk meningkatkan kualitas pelayanan nifas dan kunjungan neonatal yang terpadu, disusunlah panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir. Panduan ini memfasilitasi pelayanan terintegrasi komprehensif dan berkualitas pada pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir dengan waktu kunjungan yang sama agar menjadi lebih efektif dan efisien.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Tersedianya panduan yang digunakan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pasca persalinan yang berkualitas pada ibu dan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus a. Memahami maksud dan tujuan panduan pelayanan pasca persalinan yang
terintegrasi, komprehensif dan berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir. b. Menggunakan Buku Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi ibu dan
bayi baru lahir sebagai acuan asuhan pasca persalinan dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
C. SASARAN 1. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan pada ibu
dan bayi baru lahir di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 2. Penanggungjawab program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP) di puskesmas 3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak di tingkat pusat, provinsi
maupun kabupaten/kota. 4. Lintas program terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. 5. Organisasi profesi terkait.
3
D. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2013
tentang Penanggulangan HIV dan AIDS 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014
tentang Pelayanan Masa Sebelum Hamil, Masa hamil, dan masa sesudah Melahirkan, penyelenggaraan Pelayanan kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 mengenai Upaya Kesehatan Anak.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 mengenai Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet Tambah Darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 tentang Standar Kapsul Vitamin A bagi Bayi, Anak, Balita dan Ibu Nifas
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri, Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2016 tentang penanggulangan TB
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
Salah satu strategi untuk menurunkan AKI dan AKB adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Strategi tersebut diutamakan pada kegiatan pokok : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan antenatal yang komprehensif dan integratif 2. Meningkatkan kualitas pelayanan pertolongan persalinan yang bersih dan
aman. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan nifas dan kunjungan neonatal yang terpadu 4. Meningkatkan kualitas pelayanan obstetri-neonatal emergensi di tingkat yankes
dasar dan di tingkat rujukan di RS kabupaten/kota 5. Membentuk jaringan/regionalisasi pelayanan rujukan maternal-perinatal/ RS
kabupaten/kota dengan melibatkan puskesmas dan praktek swasta 6. Memantau kualitas yankes ibu dan BBL.
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk meningkatkan kualitas pelayanan nifas dan kunjungan neonatal yang terpadu, disusunlah panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir. Panduan ini memfasilitasi pelayanan terintegrasi komprehensif dan berkualitas pada pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir dengan waktu kunjungan yang sama agar menjadi lebih efektif dan efisien.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Tersedianya panduan yang digunakan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pasca persalinan yang berkualitas pada ibu dan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus a. Memahami maksud dan tujuan panduan pelayanan pasca persalinan yang
terintegrasi, komprehensif dan berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir. b. Menggunakan Buku Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi ibu dan
bayi baru lahir sebagai acuan asuhan pasca persalinan dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
C. SASARAN 1. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan pada ibu
dan bayi baru lahir di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 2. Penanggungjawab program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP) di puskesmas 3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak di tingkat pusat, provinsi
maupun kabupaten/kota. 4. Lintas program terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. 5. Organisasi profesi terkait.
4
BAB 2 FISIOLOGI DAN TANDA BAHAYA MASA PASCA PERSALINAN
A. FISIOLOGI MASA NIFAS
Nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu atau 42 hari (Wiknojosastro, Hanifa, 1999, WHO, 2010). Perubahan yang terjadi pada masa nifas ini adalah:
1. Perubahan Sistem Reproduksi Perubahan pada sistem reproduksi secara keseluruhan disebut proses involusi, disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan penting lain yaitu terjadinya hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Organ dalam system reproduksi yang mengalami perubahan yaitu: a. Uterus
Uterus adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar. Pada masa pasca persalinan uterus mengalami involusi. Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Uterus hamil (diluar berat bayi, plasenta, cairan dll) memiliki berat sekitar 1000 gram. Setelah 6 minggu pascapersalinan, beratnya akan berkurang hingga mendekati ukuran sebelum hamil yaitu sekitar 50-100 gram. Segera setelah melahirkan, fundus uterine akan teraba setinggi umbilikus. Setelah itu, mengecilnya uterus terutama terjadi pada 2 minggu pertama pascapersalinan, dimana pada saat itu uterus akan masuk ke dalam rongga pelvis. Pada beberapa minggu setelah itu, uterus perlahan-lahan akan kembali ke ukurannya sebelum hamil, meskipun secara keseluruhan ukuran uterus tetap akan sedikit lebih besar sebelum hamil. Lapisan endometrium akan mengalami regenerasi dengan cepat, sehingga pada hari ke-7 kelenjar endometrium sudah mulai ada. Pada hari ke-16 lapisan endometrium telah pulih di seluruh uterus kecuali di tempat implantasi plasenta.
Pada tempat implantasi plasenta, segera setelah persalinan, hemostasis terjadi akibat kontraksi otot polos pembuluh darah arterial dan kompresi pembuluh darah akibat kontraksi otot miometrium (ligasi fisiologis). Ukuran dari tempat implantasi plasenta akan berkurang hingga separuhnya, dan
5
besarnya perubahan yang terjadi pada tempat implantasi plasenta akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari lokhia.
Lokhia yang awal keluar dikenal sebagai lokhia rubra (2 hari pasca persalinan). Lokhia rubra akan segera berubah warna dari merah menjadi merah kuning berisi darah dan lendir, yaitu lokhia sanguinolenta (3 -7 hari pp), dan akan berubah menjadii berwarna kuning, tidak berdarah lagi, yaitu lokhia serosa ( 7 -14 hari pp) . Setelah beberapa minggu, pengeluaran ini akan makin berkurang dan warnanya berubah menjadi putih , lokhia alba, terjadi setelah 2 minggu pp. Periode pengeluaran lokhia bervariasi, tetapi rata-rata akan berhenti setelah 5 minggu.
Seringkali, seorang ibu mengalami peningkatan jumlah perdarahan pasca persalinan pada hari ke-7-14. Hal ini disebabkan oleh lepasnya lapisan pada tempat implantasi plasenta. Periode ini juga merupakan periode dimana perdarahan pasca persalinan lanjut terjadi.
b. Vulva dan Vagina
Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap seperti ukuran sebelum hamil pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan. Rugae akan terlihat kembali pada minggu ke 3 atau ke 4.
c. Perineum
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, sehingga menyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3 minggu.
d. Perubahan Payudara Persiapan payudara untuk siap menyusu terjadi sejak awal kehamilan. Laktogenesis sudah terjadi sejak usia kehamilan 16 minggu. Pada saat itu plasenta menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah besar yang akan mengaktifkan sel-sel alveolar matur di payudara yang dapat mensekresikan susu dalam jumlah kecil. Setelah plasenta lahir, terjadi penurunan kadar progesteron yang tajam yang kemudian akan memicu mulainya produksi air susu disertai dengan pembengkakan dan pembesaran payudara pada periode post partum. Proses produksi air susu sendiri membutuhkan suatu mekanisme kompleks. Pengeluaran yang reguler dari air susu (pengosongan air susu) akan memicu sekresi prolaktin. Penghisapan puting susu akan memicu pelepasan oksitosin yang menyebabkan sel-sel mioepitel payudara berkontraksi dan akan mendorong air susu terkumpul di rongga alveolar untuk kemudian menuju duktus laktoferus. Jika ibu tidak menyusui, maka pengeluaran air susu akan terhambat yg kemudian akan meningkatkan tekanan intramamae.
BAB 2 FISIOLOGI DAN TANDA BAHAYA MASA PASCA PERSALINAN
A. FISIOLOGI MASA NIFAS
Nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu atau 42 hari (Wiknojosastro, Hanifa, 1999, WHO, 2010). Perubahan yang terjadi pada masa nifas ini adalah:
1. Perubahan Sistem Reproduksi Perubahan pada sistem reproduksi secara keseluruhan disebut proses involusi, disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan penting lain yaitu terjadinya hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Organ dalam system reproduksi yang mengalami perubahan yaitu: a. Uterus
Uterus adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar. Pada masa pasca persalinan uterus mengalami involusi. Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Uterus hamil (diluar berat bayi, plasenta, cairan dll) memiliki berat sekitar 1000 gram. Setelah 6 minggu pascapersalinan, beratnya akan berkurang hingga mendekati ukuran sebelum hamil yaitu sekitar 50-100 gram. Segera setelah melahirkan, fundus uterine akan teraba setinggi umbilikus. Setelah itu, mengecilnya uterus terutama terjadi pada 2 minggu pertama pascapersalinan, dimana pada saat itu uterus akan masuk ke dalam rongga pelvis. Pada beberapa minggu setelah itu, uterus perlahan-lahan akan kembali ke ukurannya sebelum hamil, meskipun secara keseluruhan ukuran uterus tetap akan sedikit lebih besar sebelum hamil. Lapisan endometrium akan mengalami regenerasi dengan cepat, sehingga pada hari ke-7 kelenjar endometrium sudah mulai ada. Pada hari ke-16 lapisan endometrium telah pulih di seluruh uterus kecuali di tempat implantasi plasenta.
Pada tempat implantasi plasenta, segera setelah persalinan, hemostasis terjadi akibat kontraksi otot polos pembuluh darah arterial dan kompresi pembuluh darah akibat kontraksi otot miometrium (ligasi fisiologis). Ukuran dari tempat implantasi plasenta akan berkurang hingga separuhnya, dan
6
Distensi pada alveolar payudara akan menghambat aliran darah yang pada akhirnya akan menurunkan produksi air susu. Selain itu peningkatan tekanan tersebut memicu terjadinya umpan balik inhibisi laktasi (FIL= feedback inhibitory of lactation) yang akan menurunkan kadar prolaktin dan memicu involusi kelenjar payudara dalam 2-3 minggu
2. Perubahan Sistem Pencernaan
Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam setelah bersalin. Konstipasi dapat menjadi masalah pada awal puerperium akibat dari kurangnya makanan dan pengendalian diri terhadap BAB. Ibu dapat melakukan pengendalian terhadap BAB karena kurang pengetahuan dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila BAB.
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama puerperium. Pelebaran (dilatasi) dari pelvis renalis dan ureter akan kembali ke kondisi normal pada minggu ke dua sampai minggu ke 8 pasca persalinan.
4. Perubahan Sistem Hormonal Terdapat perubahan hormon pada saat hamil, bersalin dan nifas, dimana hormon- hormon yang berperan tersebut antara lain : a. Hormon Plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi plasenta. Hormon plasenta akan menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam – hari ke 7 pasca persalinan dan sebagai onset pemenuhan payudara pada hari ke 3 pasca persalinan.
b. Hormon Pituitary Hormon pituitary antara lain : hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, dan pada wanita yang tidak menyusui akan menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsetrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hormon Hipotalamik pituitary ovarium Hormon ini akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita menyusui maupun tidak menyusui. Pada wanita menyusui, 16% wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, dan 45% wanita setelah 12 minggu pasca persalinan. Sedangkan pada wanita tidak menyusui, 40% wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, serta 90% wanita setelah 24 minggu.
7
d. Hormon Oksitosin Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin sehingga dapat membantu involusi uteri.
e. Hormon estrogen dan progesteron Volume darah normal selama kehamilan akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum,vulva serta vagina.
5. Perubahan Tanda-tanda Vital
Tekanan darah seharusnya stabil dalam kondisi normal. Temperatur kembali ke normal dari sedikit peningkatan selama periode intrapartum dan menjadi stabil dalam 24 jam pertama postpartum. Nadi dalam keadaan normal kecuali partus lama dan persalinan sulit.
6. Perubahan psikologi dan adaptasi lain yang dialami oleh ibu pasca persalinan
• Abandonment Adalah perasaan tidak berarti dan dikesampingkan. Sesaat setelah persalinan, ibu merasa menjadi pusat karena semua orang menanyakan keadaan dan kesehatannya. Beberapa jam setelah itu, perhatian orang-orang di sekitar mulai ke bayi dan ibu merasa “cemburu” kepada bayi.
• Disappointment (kekecewaan) Adalah perasaan ibu pasca persalinan yang merasa kecewa terhadap kondisi bayi karena tidak sesuai yang diharapkan saat hamil.
• Postpartum Blues 80% ibu pasca persalinan mengalami perasaan sedih dan tidak mengetahui alasan mengapa sedih. Ibu sering menangis dan lebih sensitif. Postpartum blues pada ibu pasca persalinan juga dikenal sebagai baby blues dapat disebabkan karena penurunan kadar estrogen dan progesteron.
7. Mengenali Tanda Bayi sehat • Bayi lahir langsung menangis. • Tubuh bayi kemerahan.
Distensi pada alveolar payudara akan menghambat aliran darah yang pada akhirnya akan menurunkan produksi air susu. Selain itu peningkatan tekanan tersebut memicu terjadinya umpan balik inhibisi laktasi (FIL= feedback inhibitory of lactation) yang akan menurunkan kadar prolaktin dan memicu involusi kelenjar payudara dalam 2-3 minggu
2. Perubahan Sistem Pencernaan
Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam setelah bersalin. Konstipasi dapat menjadi masalah pada awal puerperium akibat dari kurangnya makanan dan pengendalian diri terhadap BAB. Ibu dapat melakukan pengendalian terhadap BAB karena kurang pengetahuan dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila BAB.
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama puerperium. Pelebaran (dilatasi) dari pelvis renalis dan ureter akan kembali ke kondisi normal pada minggu ke dua sampai minggu ke 8 pasca persalinan.
4. Perubahan Sistem Hormonal Terdapat perubahan hormon pada saat hamil, bersalin dan nifas, dimana hormon- hormon yang berperan tersebut antara lain : a. Hormon Plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi plasenta. Hormon plasenta akan menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam – hari ke 7 pasca persalinan dan sebagai onset pemenuhan payudara pada hari ke 3 pasca persalinan.
b. Hormon Pituitary Hormon pituitary antara lain : hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, dan pada wanita yang tidak menyusui akan menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsetrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hormon Hipotalamik pituitary ovarium Hormon ini akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita menyusui maupun tidak menyusui. Pada wanita menyusui, 16% wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, dan 45% wanita setelah 12 minggu pasca persalinan. Sedangkan pada wanita tidak menyusui, 40% wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, serta 90% wanita setelah 24 minggu.
8
• Bayi bergerak aktif. • Berat lahir 2.500 sampai 4.000 gram • Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat
B. TANDA BAHAYA PASCA PERSALINAN
1. Tanda Bahaya Pada Ibu Nifas Sebagian besar kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal. Akan tetapi, 15-20 % diperkirakan akan mengalami gangguan atau komplikasi. Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karena itu, tiap tenaga kesehatan, ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda bahaya.
Tanda bahaya pada ibu di masa nifas antara lain : a. Perdarahan Pasca Persalinan
Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangat berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera ditolong untuk penyelamatan jiwanya. Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang berlangsung terus menerus disertai bau tak sedap dan demam, juga merupakan tanda bahaya.
b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir Keluarnya cairan berbau dari jalan lahir menunjukkan adanya infeksi. Hal ini bisa disebabkan karena metritis, abses pelvis, infeksi luka perineum atau karena luka abdominal.
c. Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki bila disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala (pusing).
d. Demam lebih dari 2 hari Demam lebih dari 2 hari pada ibu nifas bisa disebabkan oleh infeksi. Apabila demam disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir, kemungkinan ibu mengalami infeksi jalan lahir. Akan tetapi apabila demam tanpa disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir, perlu diperhatikan adanya penyakit infeksi lain seperti demam berdarah, demam tifoid, malaria, dsb.
e. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit bisa disebabkan karena bendungan payudara, inflamasi atau infeksi payudara.
f. Gangguan psikologis pada masa pasca persalinan meliputi :
• Perasaan sedih pasca persalinan (postpartum blues)
9
Depresi ringan dan berlangsung singkat pada masa nifas, ditandai dengan:
- Merasa sedih
- Merasa lelah
- Insomnia
- Mudah tersinggung
- Sulit konsentrasi
- Gangguan hilang dengan sendirinya dan membaik
- setelah 2-3 hari, kadang-kadang sampai 10 hari
• Depresi pasca persalinan (postpartum depression)
- Gejala mungkin bisa timbul dalam 3 bulan pertama pasca persalinan atau sampai bayi berusia setahun.
- Gejala yang timbul tampak sama dengan gejala depresi : sedih selama >2 minggu, kelelahan yang berlebihan dan kehilangan minat terhadap kesenangan
• Psikosis pasca persalinan (postpartum psychotic) - Ide / Pikiran bunuh diri - Ancaman tindakan kekerasan terhadap bayi baru lahir - Dijumpai waham curiga/ persekutorik - Dijumpai halusinasi/ ilusi
2. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
Tanda bahaya pada bayi baru lahir antara lain :
a. Bayi lemas atau gerakan bayi berkurang b. Gerakan bayi berulang/Kejang c. Suara nafas merintih d. Nafas Cepat ( ≥ 60 kali/menit), Nafas lambat ( ≤ 40 kali/menit) ,
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam. e. Sesak nafas/sukar bernafas/henti nafas f. Perubahan warna kulit (kebiruan,kuning, pucat) g. Badan teraba dingin (suhu < 36,5) h. Badan teraba demam (suhu > 37,5) i. Malas tidak bisa menyusu atau minum j. Telapak kaki dan tangan teraba dingin k. Telapak kaki dan tangan terlihat kuning l. Mata bayi bernanah banyak m. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut > 1 cm atau bernanah
• Bayi bergerak aktif. • Berat lahir 2.500 sampai 4.000 gram • Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat
B. TANDA BAHAYA PASCA PERSALINAN
1. Tanda Bahaya Pada Ibu Nifas Sebagian besar kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal. Akan tetapi, 15-20 % diperkirakan akan mengalami gangguan atau komplikasi. Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karena itu, tiap tenaga kesehatan, ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda bahaya.
Tanda bahaya pada ibu di masa nifas antara lain : a. Perdarahan Pasca Persalinan
Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangat berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera ditolong untuk penyelamatan jiwanya. Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang berlangsung terus menerus disertai bau tak sedap dan demam, juga merupakan tanda bahaya.
b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir Keluarnya cairan berbau dari jalan lahir menunjukkan adanya infeksi. Hal ini bisa disebabkan karena metritis, abses pelvis, infeksi luka perineum atau karena luka abdominal.
c. Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki bila disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala (pusing).
d. Demam lebih dari 2 hari Demam lebih dari 2 hari pada ibu nifas bisa disebabkan oleh infeksi. Apabila demam disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir, kemungkinan ibu mengalami infeksi jalan lahir. Akan tetapi apabila demam tanpa disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir, perlu diperhatikan adanya penyakit infeksi lain seperti demam berdarah, demam tifoid, malaria, dsb.
e. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit bisa disebabkan karena bendungan payudara, inflamasi atau infeksi payudara.
f. Gangguan psikologis pada masa pasca persalinan meliputi :
• Perasaan sedih pasca persalinan (postpartum blues)
10
BAB 3 PELAYANAN PASCA PERSALINAN
A. DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan pasca persalinan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan bagi ibu dan bayi baru lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan, yang dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif. Ibu nifas dan bayi baru lahir yang sehat dipulangkan setelah 24 jam pasca melahirkan, sehingga sebelum pulang diharapkan ibu dan bayinya mendapat 1 kali pelayanan pasca persalinan. Pelayanan pasca persalinan terintegrasi dengan program-program lain yaitu dengan program Gizi, Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, Imunisasi, Jiwa dan lain lain. Pelayanan pasca persalinan yang komprehensif adalah pelayanan pasca persalinan diberikan mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (termasuk laboratorium), pelayanan KB pasca persalinan, tata laksana kasus, KIE, dan rujukan bila diperlukan.
B. TUJUAN PELAYANAN PASCA PERSALINAN
Pelayanan pasca persalinan diperlukan karena dalam periode ini merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun bayinya yang bertujuan : 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun psikologis. 2. Deteksi dini masalah , penyakit dan penyulit pasca persalinan, 3. Memberikan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE), dan konseling untuk
memastikan perawatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi dan asuhan bayi baru lahir pada ibu beserta keluarganya.
4. Melibatkan ibu, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir
5. Memberikan pelayanan KB sesegera mungkin setelah persalinan. C. PELAKSANA PELAYANAN
Pelayanan pasca persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) yang kompeten.
D. WAKTU PELAYANAN PASCA PERSALINAN
Pelayanan pasca persalinan dilaksanakan minimal 4 kali dengan waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan yaitu. : • Pelayanan pertama dilakukan pada waktu 6 - 48 jam setelah persalinan. • Pelayanan kedua dilakukan pada waktu 3-7 hari setelah persalinan. • Pelayanan ketiga dilakukan pada waktu 8-28 hari setelah persalinan. • Pelayanan keempat dilakukan pada waktu 29-42 hari setelah persalinan untuk
ibu dan bayi berumur lebih dari 28 hari
11
E. RUANG LINGKUP PELAYANAN PASCAPERSALINAN
Ruang lingkup pelayanan pasca persalinan pada ibu, meliputi: a. Anamnesis b. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu c. Pemeriksaan tanda-tanda anemia d. Pemeriksaan tinggi fundus uteri e. Pemeriksaan kontraksi uteri f. Pemeriksaan kandung kemih dan saluran kencing g. Pemeriksaan lokhia dan perdarahan h. Pemeriksaan jalan lahir i. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Ekslusif j. Identifikasi risiko dan komplikasi k. Penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada masa nifas l. Pemeriksaan status mental ibu m. Pelayanan Kontrasepsi pascapersalinan n. Pemberian KIE dan Konseling o. Pemberian kapsul vitamin A
Ruang lingkup Pelayanan Pasca persalinan pada bayi baru lahir mengenai Upaya Kesehatan Anak, meliputi : a. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial b. Manajemen Terpadu Bayi Muda yang merupakan bagian dari MTBS c. Skrining Bayi Baru Lahir d. Pemberian Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan konseling kepada ibu dan
keluarganya.
BAB 3 PELAYANAN PASCA PERSALINAN
A. DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan pasca persalinan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan bagi ibu dan bayi baru lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan, yang dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif. Ibu nifas dan bayi baru lahir yang sehat dipulangkan setelah 24 jam pasca melahirkan, sehingga sebelum pulang diharapkan ibu dan bayinya mendapat 1 kali pelayanan pasca persalinan. Pelayanan pasca persalinan terintegrasi dengan program-program lain yaitu dengan program Gizi, Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, Imunisasi, Jiwa dan lain lain. Pelayanan pasca persalinan yang komprehensif adalah pelayanan pasca persalinan diberikan mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (termasuk laboratorium), pelayanan KB pasca persalinan, tata laksana kasus, KIE, dan rujukan bila diperlukan.
B. TUJUAN PELAYANAN PASCA PERSALINAN
Pelayanan pasca persalinan diperlukan karena dalam periode ini merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun bayinya yang bertujuan : 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun psikologis. 2. Deteksi dini masalah , penyakit dan penyulit pasca persalinan, 3. Memberikan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE), dan konseling untuk
memastikan perawatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi dan asuhan bayi baru lahir pada ibu beserta keluarganya.
4. Melibatkan ibu, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir
5. Memberikan pelayanan KB sesegera mungkin setelah persalinan. C. PELAKSANA PELAYANAN
Pelayanan pasca persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) yang kompeten.
D. WAKTU PELAYANAN PASCA PERSALINAN
Pelayanan pasca persalinan dilaksanakan minimal 4 kali dengan waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan yaitu. : • Pelayanan pertama dilakukan pada waktu 6 - 48 jam setelah persalinan. • Pelayanan kedua dilakukan pada waktu 3-7 hari setelah persalinan. • Pelayanan ketiga dilakukan pada waktu 8-28 hari setelah persalinan. • Pelayanan keempat dilakukan pada waktu 29-42 hari setelah persalinan untuk
ibu dan bayi berumur lebih dari 28 hari
12
BAB 4
PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA IBU
A. JENIS PELAYANAN PASCA PERSALINAN
Pelayanan pasca persalinan meliputi penilaian terhadap keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu, juga pemeriksaan laboratorium/ penunjang dengan jenis pelayanan meliputi seperti tabel di bawah ini:
Tabel 1 Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu
No
Jenis Pemeriksaan / Pelayanan
KF1 KF2 KF3 KF4 6 - 48 jam
3 hr - 7 hr
8 - 28 hr
29 - 42 hr
1 Pemeriksaan menggunakan Formulir Pemeriksaan ibu nifas
v v v v
2 Skrining status T dan berikan imunisasi Td apabila diperlukan - - - v
3 Skrining status HIV, Hepatitis B, Sifilis* * * * * 4 Skrining Status TB * * * * 5 KIE Masa Nifas v v v v 6 Pencatatan pada Buku KIA dan Kartu Ibu v v v v
v : pemeriksaan rutin * : atas indikasi • Skrining status T
Seluruh Wanita Usia Subur perlu mendapatkan imunisasi Tetanus untuk melindungi dari penyakit Tetanus pada ibu (Tetanus Maternal) dan pada bayinya (Tetanus Neonatal). Pada masa pasca persalinan, ibu nifas juga dilakukan skrining status imunisasi tetanusnya, dan diberikan injeksi Td apabila belum mencapai status T5 dan sudah memenuhi interval minimal.
13
Tabel 2 Imunisasi Tetanus pada Wanita Usia Subur (WUS)
Status Imunisasi Interval Minimal Pemberian Masa Perlindungan
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25 tahun
➢ Sebelum imunisasi, dilakukan penentuan status imunisasi T (screening) terlebih dahulu.
➢ Pemberian imunisasi Td tidak perlu diberikan, apabila status T sudah mencapai T5, yang harus dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, kohort dan/atau rekam medis.
• Skrining Status HIV
Apabila ibu belum diketahui status HIV, tenaga kesehatan harus menanyakan apakah Ibu Nifas sudah dites HIV atau belum. Apabila ibu belum pernah diperiksa HIV saat hamil, maka akan dilakukan tes HIV pada ibu Nifas, sebagai upaya pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak pada masa menyusui dan juga untuk pemberian ARV profilaksis pada bayi bila memang ibu tersebut terdiagnosis HIV. • Skrining status TB Kehamilan akan meningkatan risiko berkembangnya TB aktif pada ibu yang sebelumnya terinfeksi (infeksi TB laten), terutama pada trimester terakhir atau pada periode awal pasca persalinan. Penularan TB dari ibu ke anak dapat terjadi ketika neonatus tertular M tuberculosis saat dalam rahim melalui penyebaran hematogen lewat vena umbilikal, atau saat persalinan melalui aspirasi atau meminum cairan amnion atau sekresi cervicovaginal yang terkontaminasi M tuberculosis. Gejala TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Tenaga kesehatan perlu juga menanyakan apakah ibu dalam pengobatan TB. Bila ibu terdiagnosis TB atau dalam pengobatan TB maka bayi perlu diperhatikan tanda dan gejala TB yang biasanya muncul di minggu pertama sd minggu ke 3 meliputi:
BAB 4
PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA IBU
A. JENIS PELAYANAN PASCA PERSALINAN
Pelayanan pasca persalinan meliputi penilaian terhadap keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu, juga pemeriksaan laboratorium/ penunjang dengan jenis pelayanan meliputi seperti tabel di bawah ini:
Tabel 1 Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu
No
Jenis Pemeriksaan / Pelayanan
KF1 KF2 KF3 KF4 6 - 48 jam
3 hr - 7 hr
8 - 28 hr
29 - 42 hr
1 Pemeriksaan menggunakan Formulir Pemeriksaan ibu nifas
v v v v
2 Skrining status T dan berikan imunisasi Td apabila diperlukan - - - v
3 Skrining status HIV, Hepatitis B, Sifilis* * * * * 4 Skrining Status TB * * * * 5 KIE Masa Nifas v v v v 6 Pencatatan pada Buku KIA dan Kartu Ibu v v v v
v : pemeriksaan rutin * : atas indikasi • Skrining status T
Seluruh Wanita Usia Subur perlu mendapatkan imunisasi Tetanus untuk melindungi dari penyakit Tetanus pada ibu (Tetanus Maternal) dan pada bayinya (Tetanus Neonatal). Pada masa pasca persalinan, ibu nifas juga dilakukan skrining status imunisasi tetanusnya, dan diberikan injeksi Td apabila belum mencapai status T5 dan sudah memenuhi interval minimal.
14
a) letargi, b) sulit minum, c) kesulitan pertambahan berat badan
Bila tidak ada tanda dan gejala TB maka bayi diberikan profilaksis dengan INH 10 mg/kg BB/hari selama 6 bulan.
• Kesehatan Jiwa
Sindroma Baby Blues atau sering disebut post partum distress syndrome adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami oleh sekitar 50-80% ibu setelah melahirkan bayinya, dengan beberapa gejala seperti menangis, mudah kesal, lelah, cemas, tidak sabaran, tidak percaya diri, enggan memperhatikan bayinya, mudah tersinggung dan sulit konsentrasi. Sindroma Baby Blues masih tergolong ringan dan biasanya berlangsung hingga 2 minggu. Jika ibu mengalaminya lebih dari 2 minggu bisa jadi itu adalah Depresi Pasca Persalinan Pada pelayanan pasca persalinan, tenaga kesehatan dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk skrining/deteksi gejala-gejala depresi.
Ditambahkan definisi Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan
Tabel 3 Perbandingan Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan
Karakteristik “Baby Blues” Depresi Pascapersalinan
Insiden 30%-75% ibu melahirkan 10-15% ibu melahirkan Onset 3–5 hari setelah melahirkan Dlm 3-6 minggu setelah
melahirkan
Durasi Beberapa hari hingga minggu Beberapa bulan hingga bbrp tahun, jika tidak ditangani
Stresor Tidak ada Ya, terutama kurangnya dukungan
Pengaruh sosiokultural Tidak ada, terdapat di semua sosiokultural dan kelas sosioekonomi
Hubungan kuat
Riwayat gangguan mood
Tidak ada hubungan Hubungan kuat
Riwayat keluarga dengan gangguan mood
Tidak ada hubungan Beberapa hubungan
15
Karakteristik “Baby Blues” Depresi Pascapersalinan
Menangis Ya Ya Mood labil Ya Sering, utamanya adalah
sedih Anhedonia (tidak mampu merasakan kesenangan apapun)
Tidak Sering
Gangguan tidur Kadang-kadang Hampir selalu Pikiran bunuh diri Tidak Kadang-kadang Pikiran untuk melukai bayi
Jarang Sering
Merasa bersalah, ketidakmampuan /inadekuat
Tidak ada atau sedikit Sering dan berat
B . TATA LAKSANA KASUS
Bagan Tata Laksana Terpadu pasca persalinan merupakan suatu algoritma dalam tata laksana kasus pada ibu pasca persalinan, sehingga dihasilkan pelayanan yang berkualitas. Kasus yang dipilih meliputi tanda tanda komplikasi pasca persalinan meliputi perdarahan vaginal,anemia, riwayat hipertensi dalam kehamilan, riwayat pre eklampsi atau eklampsi pada kehamilan, persalinan atau setelah persalinan; demam, lokhia berbau mencolok, inkontinensia urin, pus/nyeri di perineal, cairan vagina, infeksi HIV, Infeksi saluran reproduksi/infeksi menular seksual, gangguan pernafasan, depresi pasca persalinan dan masalah payudara.
Saat kunjungan nifas, semua ibu harus diperiksa menggunakan formulir pemeriksaan ibu nifas dan bagan tatalaksana terpadu pasca persalinan. Berikut langkah-langkah penggunaan formulir dan bagan tata laksana terpadu pasca persalinan: 1. Setiap ibu nifas diskrining dengan menggunakan NF1 pada bagan tatalaksana
terpadu. 2. Selanjutnya apabila ditemukan tanda-tanda kegawatdaruratan, segera
tatalaksana kegawatdaruratan 3. Apabila ditemukan tanda tidak normal atau masalah-masalah pada masa nifas
gunakan algoritma NF 2 – NF11.
a) letargi, b) sulit minum, c) kesulitan pertambahan berat badan
Bila tidak ada tanda dan gejala TB maka bayi diberikan profilaksis dengan INH 10 mg/kg BB/hari selama 6 bulan.
• Kesehatan Jiwa
Sindroma Baby Blues atau sering disebut post partum distress syndrome adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami oleh sekitar 50-80% ibu setelah melahirkan bayinya, dengan beberapa gejala seperti menangis, mudah kesal, lelah, cemas, tidak sabaran, tidak percaya diri, enggan memperhatikan bayinya, mudah tersinggung dan sulit konsentrasi. Sindroma Baby Blues masih tergolong ringan dan biasanya berlangsung hingga 2 minggu. Jika ibu mengalaminya lebih dari 2 minggu bisa jadi itu adalah Depresi Pasca Persalinan Pada pelayanan pasca persalinan, tenaga kesehatan dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk skrining/deteksi gejala-gejala depresi.
Ditambahkan definisi Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan
Tabel 3 Perbandingan Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan
Karakteristik “Baby Blues” Depresi Pascapersalinan
Insiden 30%-75% ibu melahirkan 10-15% ibu melahirkan Onset 3–5 hari setelah melahirkan Dlm 3-6 minggu setelah
melahirkan
Durasi Beberapa hari hingga minggu Beberapa bulan hingga bbrp tahun, jika tidak ditangani
Stresor Tidak ada Ya, terutama kurangnya dukungan
Pengaruh sosiokultural Tidak ada, terdapat di semua sosiokultural dan kelas sosioekonomi
Hubungan kuat
Riwayat gangguan mood
Tidak ada hubungan Hubungan kuat
Riwayat keluarga dengan gangguan mood
Tidak ada hubungan Beberapa hubungan
16
Tabel 4 Penggunaan Algoritma NF2 – NF11 pada Bagan Tatalaksana Terpadu Ibu
Nifas (pasca persalinan)
No Gejala atau tanda Bagan tatalaksana terpadu ibu nifas
1 • Tekanan Darah Diastolik Naik • Nyeri kepala, pandangan kabur, dan nyeri
ulu hati
NF2
2 Wajah Pucat, Periksa Kemungkinan Anemia NF3 3 Risiko HIV NF.4 4 Perdarahan hebat dari vagina NF 5 5 Demam atau keluar Cairan Berbau Busuk NF 5 6 masalah Buang Air Kecil : NF 6 7 Sedih atau Mudah Menangis NF 7 8 keputihan (vaginal discharge) pada 4 minggu
setelah persalinan NF 8
9 Keluhan Nyeri di Payudara atau Puting NF 9 10 Batuk atau sulit Bernafas NF 10 11 Merokok, menggunakan alcohol, obat terlarang
dan memiliki riwayat korban kekerasan NF 11
4. Hasil dari bagan ditemukan klasifikasi 5. Klasifikasi dipindahkan ke formulir 6. Hasil klasifikasi apabila ibu berada dalam kotak merah muda, dia harus dirujuk.
Bila ibu berada dalam kotak kuning, petugas kesehatan harus waspada dan memantau perkembanganan kesehatan ibu agar tidak jatuh dalam kotak merah muda, dan tata laksana dilakukan oleh dokter umum. Sedangkan kotak hijau artinya kondisi kesehatan ibu dalam keadaan aman
Manfaat bagan/algoritma :
1. Memperbaiki perencanaan dan manajemen pelayanan kesehatan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan 3. Keterpaduan tatalaksana kasus 4. Mengurangi kehilangan kesempatan (missed opportunities) 5. Alat bantu bagi tenaga kesehatan 6. Pemakaian obat yang tepat 7. Memperbaiki penanganan komplikasi secara dini 8. Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu 9. Konseling pada saat memberikan pelayanan
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium/penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosis kerja atau
17
diagnosis banding, sedangkan bidan/perawat membuat klasifikasi masa pasca persalinan normal/ tidak normal pada ibu nifas.
C. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dan Konseling Pelayanan Pasca Persalinan Bagi Ibu dan Keluarga Pada masa nifas ibu, suami dan keluarga perlu diberikan informasi dan edukasi untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan pada masa nifas, seperti perawatan ibu pasca melahirkan, tanda bahaya ibu nifas dan bayi baru lahir. Pemberian KIE dilakukan pada setiap kunjungan sesuai dengan panduan yang ada di Buku KIA.
Konseling dapat diberikan pada keadaan-keadaan yang membutuhkan pemahaman mendalam bagi ibu, suami dan keluarga seperti: 1. Pemilihan metode kontrasepsi khususnya pada ibu berisiko dan perencanaan
keluarga 2. Pemberian ASI eksklusif 3. Bayi dari ibu ODHA 4. Bayi dari ibu Hepatitis B 5. Bayi dari ibu dengan masalah kesehatan mental 6. Masalah kesehatan lainnya yang berisiko bagi kesehatan ibu dan bayinya
D. PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN
• Pengertian KB Pasca Persalinan KB Pasca Persalinan (KBPP) adalah penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas, yaitu hingga 42 hari setelah melahirkan. Agar lebih efektif dan efisien serta menghindari kehilangan kesempatan (missed opportunity), KBPP diutamakan untuk diberikan langsung setelah ibu melahirkan atau sebelum ibu pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan. Secara umum, hampir semua metode kontrasepsi dapat digunakan sebagai metode KB Pasca Persalinan. Untuk memastikan jarak kehamilan yang sehat dan aman (minimal 2 tahun) maka pasien perlu diberikan informasi dan motivasi untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sejak sebelum ibu melahirkan.
• Tujuan KB Pasca Persalinan
Pelayanan KB Pascapersalinan bertujuan: 1) Menurunkan kehilangan kesempatan (missed opportunity) ber-KB pada
klien yang sudah berkontak dengan petugas kesehatan sejak ANC, bersalin dan masa nifas
2) Membantu menciptakan jarak ideal antar kehamilan dan menghindari kehamilan tidak direncanakan.
3) Meningkatkan kepesertaan baru KB.
Tabel 4 Penggunaan Algoritma NF2 – NF11 pada Bagan Tatalaksana Terpadu Ibu
Nifas (pasca persalinan)
No Gejala atau tanda Bagan tatalaksana terpadu ibu nifas
1 • Tekanan Darah Diastolik Naik • Nyeri kepala, pandangan kabur, dan nyeri
ulu hati
NF2
2 Wajah Pucat, Periksa Kemungkinan Anemia NF3 3 Risiko HIV NF.4 4 Perdarahan hebat dari vagina NF 5 5 Demam atau keluar Cairan Berbau Busuk NF 5 6 masalah Buang Air Kecil : NF 6 7 Sedih atau Mudah Menangis NF 7 8 keputihan (vaginal discharge) pada 4 minggu
setelah persalinan NF 8
9 Keluhan Nyeri di Payudara atau Puting NF 9 10 Batuk atau sulit Bernafas NF 10 11 Merokok, menggunakan alcohol, obat terlarang
dan memiliki riwayat korban kekerasan NF 11
4. Hasil dari bagan ditemukan klasifikasi 5. Klasifikasi dipindahkan ke formulir 6. Hasil klasifikasi apabila ibu berada dalam kotak merah muda, dia harus dirujuk.
Bila ibu berada dalam kotak kuning, petugas kesehatan harus waspada dan memantau perkembanganan kesehatan ibu agar tidak jatuh dalam kotak merah muda, dan tata laksana dilakukan oleh dokter umum. Sedangkan kotak hijau artinya kondisi kesehatan ibu dalam keadaan aman
Manfaat bagan/algoritma :
1. Memperbaiki perencanaan dan manajemen pelayanan kesehatan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan 3. Keterpaduan tatalaksana kasus 4. Mengurangi kehilangan kesempatan (missed opportunities) 5. Alat bantu bagi tenaga kesehatan 6. Pemakaian obat yang tepat 7. Memperbaiki penanganan komplikasi secara dini 8. Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu 9. Konseling pada saat memberikan pelayanan
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium/penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosis kerja atau
18
4) Meningkatkan kesehatan ibu, anak, dan keluarga. • Konseling KB Pascapersalinan
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Konseling yang baik dapat membuat klien merasa puas, membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada. Dengan adanya informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (informed choice) yang akan digunakannya.
Konseling KB Pasca Persalinan sebaiknya dilaksanakan sejak awal masa kehamilan sehingga ibu sudah mempunyai perencanaan menggunakan KB pasca persalinan, baik pada pelayanan antenatal maupun pada Kelas Ibu Hamil. Konseling dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam Buku KIA. Sebelum menjelang masa persalinan, klien perlu didorong untuk telah memutuskan metode kontrasepsi pascapersalinan (diutamakan metode kontrasepsi jangka panjang) dan mengisinya pada lembar Amanat Persalinan yang terdapat dalam Buku KIA. Proses konseling dapat dilanjutkan selama proses menjelang persalinan dan masa pascapersalinan dini, yaitu ketika ibu masih dirawat di ruang nifas atau rawat gabung. Dengan konseling yang berkualitas dan berkesinambungan, diharapkan klien sudah menggunakan metode kontrasepsi pascapersalinan sebelum pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan.
• Penapisan Kelayakan Medis Dalam Penggunaan Kontrasepsi Proses konseling KB Pascapersalinan perlu dilanjutkan dengan penapisan kelayakan medis dalam penggunaan kontrasepsi pascapersalinan, sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014. Hal ini mengingat pelayanan KB, termasuk KB Pascapersalinan, harus dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan. Artinya, metode kontrasepsi pascapersalinan yang akan digunakan oleh pasangan suami istri harus mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, serta kondisi kesehatan klien.
Oleh karena itu petugas kesehatan perlu mengetahui kondisi medis dan karakteristik khusus sebelum klien menggunakan kontrasepsi, termasuk kontrasepsi pascapersalinan. Hal ini dikarenakan pada klien dengan kondisi medis atau karakteristik khusus, terdapat metode kontrasepsi yang mungkin dapat memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan,
19
misal pada klien dengan hipertensi, diabetes, infeksi HIV, dll. Di sisi lain terdapat juga kondisi medis atau karakteristik klien yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi metode kontrasepsi, misal usia, ibu menyusui, dll. Bagi ibu menyusui, misalnya, tidak direkomendasikan metode kontrasepsi hormonal kombinasi yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
Dalam melakukan penapisan kelayakan medis sebelum penggunaan kontrasepsi pascapersalinan, petugas kesehatan dapat menggunakan alat bantu berupa Diagram Lingkaran Kriteria Kelayakan Medis Pengunaan Kontrasepsi Menurut WHO 2015 (Roda KLOP).
Roda KLOP tersedia versi cetak dan digital, video penggunaan Roda KLOP dapat diunduh di www.kesga.kemenkes.go.id dan klop versi digital dapat diakses di play store dengan nama KLOP KB.
• Pelayanan dan Metode Kontrasepsi KB Pasca Persalinan Proses konseling dan penapisan kelayakan medis diharapkan berujung pada keputusan klien untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi pascapersalinan. Secara umum, hampir semua metode kontrasepsi dapat digunakan sebagai metode KB pasca persalinan. Sesuai dengan Health Technology Assessment (HTA) Indonesia yang telah dikeluarkan tahun 2009 oleh Kementerian Kesehatan tentang KB pada periode menyusui, beberapa metode kontrasepsi yang efektif dalam mencegah kehamilan pada periode menyusui antara lain:
1) Metode KB non hormonal yang terdiri dari tubektomi dan vasektomi, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), Metode Amenorea Laktasi (MAL), kondom, abstinensia (metode kalender).
2) Metode KB hormonal yang terdiri dari implan, suntik yang hanya mengandung progestin serta minipil.
Metode-metode kontrasepsi pascapersalinan meliputi:
a. Metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi yang dapat dipasang dalam rahim, relatif aman dan efektif untuk semua perempuan. AKDR pasca plasenta merupakan yang paling berpotensi untuk mencegah missed opportunity ber-KB. Metode AKDR pascapersalinan dapat digunakan dalam waktu tertentu sebagai berikut:
4) Meningkatkan kesehatan ibu, anak, dan keluarga. • Konseling KB Pascapersalinan
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Konseling yang baik dapat membuat klien merasa puas, membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada. Dengan adanya informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (informed choice) yang akan digunakannya.
Konseling KB Pasca Persalinan sebaiknya dilaksanakan sejak awal masa kehamilan sehingga ibu sudah mempunyai perencanaan menggunakan KB pasca persalinan, baik pada pelayanan antenatal maupun pada Kelas Ibu Hamil. Konseling dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam Buku KIA. Sebelum menjelang masa persalinan, klien perlu didorong untuk telah memutuskan metode kontrasepsi pascapersalinan (diutamakan metode kontrasepsi jangka panjang) dan mengisinya pada lembar Amanat Persalinan yang terdapat dalam Buku KIA. Proses konseling dapat dilanjutkan selama proses menjelang persalinan dan masa pascapersalinan dini, yaitu ketika ibu masih dirawat di ruang nifas atau rawat gabung. Dengan konseling yang berkualitas dan berkesinambungan, diharapkan klien sudah menggunakan metode kontrasepsi pascapersalinan sebelum pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan.
• Penapisan Kelayakan Medis Dalam Penggunaan Kontrasepsi Proses konseling KB Pascapersalinan perlu dilanjutkan dengan penapisan kelayakan medis dalam penggunaan kontrasepsi pascapersalinan, sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014. Hal ini mengingat pelayanan KB, termasuk KB Pascapersalinan, harus dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan. Artinya, metode kontrasepsi pascapersalinan yang akan digunakan oleh pasangan suami istri harus mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, serta kondisi kesehatan klien.
Oleh karena itu petugas kesehatan perlu mengetahui kondisi medis dan karakteristik khusus sebelum klien menggunakan kontrasepsi, termasuk kontrasepsi pascapersalinan. Hal ini dikarenakan pada klien dengan kondisi medis atau karakteristik khusus, terdapat metode kontrasepsi yang mungkin dapat memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan,
20
Tabel 5 Waktu Pemasangan AKDR
Waktu Pemasangan
Definisi
Angka Ekspulsi
Observasi
Pasca plasenta Dalam 10 menit setelah plasenta lahir
9,5-12,5% Ideal : angka ekspulsi rendah
Pascapersalinan Dini
10 menit – 48 jam Pascapersalinan
25-37 % Cukup aman
Pascapersalinan lanjut
>48 jam – 4 minggu Pascapersalinan
Tidak direkomendasikan
Risiko tinggi perforasi, ekspulsi dan infeksi
Interval >4minggu Pascapersalinan
3-13% Aman
b. Metode Implan
yaitu alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin dan pemasangannya membutuhkan tindakan pembedahan minor. Metode implan aman bagi ibu menyusui, serta dapat digunakan segera setelah melahirkan sebelum pulang dari fasilitas kesehatan.
c. Metode Amenorea Laktasi (MAL), adalah kontrasepsi yang mengandalkan menyusui secara eksklusif, artinya ibu secara langsung menyusui bayi tanpa memberikan tambahan makanan ataupun minuman apa pun lainnya hingga bayi berusia 6 bulan. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila memenuhi seluruh persyaratan berikut: • Ibu menyusui secara penuh (full breast feeding), pemberiannya lebih dari
8 kali sehari atau total waktu menyusui lebih dari 4 jam, DAN • Umur bayi kurang dari 6 bulan, DAN • Ibu belum haid kembali.
Jika seluruh syarat terpenuhi, metode MAL efektif sampai 6 bulan setelah melahirkan. Setelah itu, klien perlu berganti cara dengan pemakaian metode kontrasepsi lain. Khusus pada ibu dengan HIV positif, pemilihan metode MAL dapat dilakukan jika ibu sudah mengkonsumsi ARV secara teratur selama minimal 6 (enam) bulan dan viral load <1000 kopi atau tidak terdeteksi.
d. Metode Kondom, adalah penggunaan selubung/sarung karet untuk menghalangi sperma masuk ke uterus. Kondom dapat digunakan kapanpun, atau sebagai KBPP sementara bila kontrasepsi lainnya harus ditunda. Apabila ibu dan atau pasangan HIV positif, maka apapun jenis kontrasepsi pascapersalinan yang dipilih harus dibarengi dengan pemakaian kondom sebagai perlindungan ganda, karena kondom dapat mencegah kehamilan sekaligus mencegah penularan HIV dan IMS.
21
e. Metode kontrasepsi pil, merupakan metode kontrasepsi hormonal yang terdiri dari pil progestin (mini pil) dan pil kombinasi (estrogen+progesteron). Mini pil dapat diberikan dalam 6 minggu pertama pasca persalinan, namun bagi wanita yang mengalami keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan, pil progestin (minipil) dapat segera digunakan dalam beberapa hari (setelah 3 hari) pascapersalinan. Pil kombinasi dapat mulai diberikan pada ibu yang tidak menyusui setelah 3 bulan pasca persalinan, sedangkan pada ibu menyusui hanya boleh diberikan ketika bayi berusia 6 bulan atau lebih.
f. Metode kontrasepsi suntik, merupakan metode kontrasepsi hormonal yang terdiri dari suntik progestin (suntikan 3 bulanan) dan suntikan kombinasi (suntikan 1 bulanan). Pada ibu yang tidak menyusui, suntik progestin dapat diberikan segera setelah persalinan, dan suntik kombinasi dapat diberikan setelah 3 minggu pascapersalinan. Sedangkan bagi ibu yang menyusui, suntik progestin hanya bisa diberikan setelah 6 minggu pascapersalinan, dan suntik kombinasi hanya bisa diberikan ketika bayi berusia 6 bulan atau lebih.
g. Metode Tubektomi, merupakan metode permanen yang melibatkan prosedur pembedahan. Pada persalinan pervaginam dapat dilakukan hingga 48 jam pascapersalinan dengan minilaparotomi (jika tidak bisa dalam waktu 2 hari pascapersalinan, ditunda sampai 4-6 minggu), sedangkan persalinan dengan seksio sesaria. Metode ini dilaksanakan di FKTRL
h. Metode Vasektomi, merupakan metode permanen dan aman untuk pasangan suami istri yang tidak ingin mempunyai anak lagi, dapat dilakukan setiap saat selama kehamilan atau selama masa nifas. Bahkan, vasektomi merupakan metode pascapersalinan yang sesuai dan aman karena periode 3 bulan yang diperlukan agar vasektomi menjadi efektif masih dalam periode ASI eksklusif, sehingga masih dapat mengandalkan MAL.
Bila pasangan sudah tidak ingin anak lagi, disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi MOW atau MOP. Bagi ibu dengan HIV yang sedang minum obat ARV, penggunaan metode kontrasepsi hormonal memiliki kekurangan yaitu dapat sedikit mempengaruhi efektivitas ARV.
Tabel 5 Waktu Pemasangan AKDR
Waktu Pemasangan
Definisi
Angka Ekspulsi
Observasi
Pasca plasenta Dalam 10 menit setelah plasenta lahir
9,5-12,5% Ideal : angka ekspulsi rendah
Pascapersalinan Dini
10 menit – 48 jam Pascapersalinan
25-37 % Cukup aman
Pascapersalinan lanjut
>48 jam – 4 minggu Pascapersalinan
Tidak direkomendasikan
Risiko tinggi perforasi, ekspulsi dan infeksi
Interval >4minggu Pascapersalinan
3-13% Aman
b. Metode Implan
yaitu alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin dan pemasangannya membutuhkan tindakan pembedahan minor. Metode implan aman bagi ibu menyusui, serta dapat digunakan segera setelah melahirkan sebelum pulang dari fasilitas kesehatan.
c. Metode Amenorea Laktasi (MAL), adalah kontrasepsi yang mengandalkan menyusui secara eksklusif, artinya ibu secara langsung menyusui bayi tanpa memberikan tambahan makanan ataupun minuman apa pun lainnya hingga bayi berusia 6 bulan. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila memenuhi seluruh persyaratan berikut: • Ibu menyusui secara penuh (full breast feeding), pemberiannya lebih dari
8 kali sehari atau total waktu menyusui lebih dari 4 jam, DAN • Umur bayi kurang dari 6 bulan, DAN • Ibu belum haid kembali.
Jika seluruh syarat terpenuhi, metode MAL efektif sampai 6 bulan setelah melahirkan. Setelah itu, klien perlu berganti cara dengan pemakaian metode kontrasepsi lain. Khusus pada ibu dengan HIV positif, pemilihan metode MAL dapat dilakukan jika ibu sudah mengkonsumsi ARV secara teratur selama minimal 6 (enam) bulan dan viral load <1000 kopi atau tidak terdeteksi.
d. Metode Kondom, adalah penggunaan selubung/sarung karet untuk menghalangi sperma masuk ke uterus. Kondom dapat digunakan kapanpun, atau sebagai KBPP sementara bila kontrasepsi lainnya harus ditunda. Apabila ibu dan atau pasangan HIV positif, maka apapun jenis kontrasepsi pascapersalinan yang dipilih harus dibarengi dengan pemakaian kondom sebagai perlindungan ganda, karena kondom dapat mencegah kehamilan sekaligus mencegah penularan HIV dan IMS.
22
BAB 5
PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA BAYI BARU LAHIR
A. Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dimulai segera setelah bayi lahir sampai 28 hari terdiri dari pelayanan saat lahir (0 – 6 jam) dan setelah lahir (6 jam - 28 hari). Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir dimulai sejak usia 6 jam sampai 28 hari. Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir meliputi: perawatan neonatal esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari) yang merupakan pelayanan kesehatan neonatal esensial; skrining bayi baru lahir; dan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kepada ibu dan keluarganya.
B. Perawatan Neonatal Esensial Setelah Lahir ( 6 jam - 28 hari)
Perawatan neonatal esensial setelah lahir merupakan bagian dari Pelayanan kesehatan neonatal Esensial yang melekat pada periode postnatal (pasca persalinan) yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu di masa nifas dan dikenal menjadi pelayanan pasca persalinan, ibu dan bayi baru lahir.
Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam sampai 28 (dua puluh delapan) hari meliputi : a. menjaga Bayi tetap hangat; b. pemeriksaan neonatus menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM); c. bimbingan pemberian ASI dan memantau kecukupan ASI; d. perawatan metode Kangguru (PMK); e. pemantauan peertumbuhan neonatus; f. masalah yang paling sering dijumpai pada neonatus
Pelayanan neonatal esensial dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali kunjungan, yang meliputi: a. 1 (satu) kali pada umur 6-48 jam; (KN 1) b. 1 (satu) kali pada umur 3-7 hari (KN 2); dan c. 1 (satu) kali pada umur 8-28 hari. (KN 3)
Skrining Bayi Baru Lahir Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir (SBBL) merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang lebih baik. Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir (Neonatal Screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya
23
gangguan kongenital sedini mungkin, sehingga bila ditemukan dapat segera dilakukan intervensi secepatnya. Salah satu penyakit yang bisa dideteksi dengan skrining pada bayi baru lahirdi Indonesia antara lain Hipotiroid Kongenital (HK). Hipotiroid Kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah skrining/uji saring untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital dari bayi yang bukan penderita. SHK dilakukan optimal pada saat bayi berusia 48-72 jam (kunjungan neonatus). Pelaksanaan SHK mengacu pada pedoman yang ada.
Tabel 6. Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
No Jenis Pemeriksaan / Pelayanan
KN 1/ PNC 1
KN 2/ PNC 2
KN 3/ PNC 3
6 - 48 jam
3 hr - 7 hr
8 - 28 hr
1. Pemeriksaan menggunakan formulir MTBM v v v
2. Bagi Daerah yang sudah melaksanakan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
- Pemeriksaan SHK - v -
- Hasil test SHK - v v - Konfirmasi Hasil SHK - v v 3. Tindakan (terapi/rujukan/umpan balik) v v v 4. Pencatatan di buku KIA dan kohort bayi v v v Keterangan Tabel:
- V : pemeriksaan rutin
Pada bayi yang lahir dari ibu yang sedang dalam pengobatan TB, pemberian BCG ditunda sampai selesai pemberian profilaksis INH pada bayi tersebut. Dosis profilaksis INH 10mg/KgBB/hari selama 6 bulan Pada pelayanan ini, bayi baru lahir mendapatkan akses pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan pada Polindes, Poskesdes, Puskesmas, praktik mandiri bidan, klinik pratama, klinik utama, Posyandu dan atau kunjungan rumah dengan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dengan pendekatan MTBM dilakukan dengan menggunakan formulir pencatatan bayi muda 0 - 2 bulan dan bagan MTBS sebagaimana terlampir.
BAB 5
PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA BAYI BARU LAHIR
A. Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dimulai segera setelah bayi lahir sampai 28 hari terdiri dari pelayanan saat lahir (0 – 6 jam) dan setelah lahir (6 jam - 28 hari). Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir dimulai sejak usia 6 jam sampai 28 hari. Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir meliputi: perawatan neonatal esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari) yang merupakan pelayanan kesehatan neonatal esensial; skrining bayi baru lahir; dan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kepada ibu dan keluarganya.
B. Perawatan Neonatal Esensial Setelah Lahir ( 6 jam - 28 hari)
Perawatan neonatal esensial setelah lahir merupakan bagian dari Pelayanan kesehatan neonatal Esensial yang melekat pada periode postnatal (pasca persalinan) yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu di masa nifas dan dikenal menjadi pelayanan pasca persalinan, ibu dan bayi baru lahir.
Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam sampai 28 (dua puluh delapan) hari meliputi : a. menjaga Bayi tetap hangat; b. pemeriksaan neonatus menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM); c. bimbingan pemberian ASI dan memantau kecukupan ASI; d. perawatan metode Kangguru (PMK); e. pemantauan peertumbuhan neonatus; f. masalah yang paling sering dijumpai pada neonatus
Pelayanan neonatal esensial dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali kunjungan, yang meliputi: a. 1 (satu) kali pada umur 6-48 jam; (KN 1) b. 1 (satu) kali pada umur 3-7 hari (KN 2); dan c. 1 (satu) kali pada umur 8-28 hari. (KN 3)
Skrining Bayi Baru Lahir Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir (SBBL) merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang lebih baik. Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir (Neonatal Screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya
24
Penggunaan bagan MTBM dan formulir MTBM dalam pelayanan bayi baru lahir memungkinkan menjaring adanya gangguan kesehatan secara dini. Terutama untuk deteksi dini tanda bahaya dan penyakit penyebab utama kematian pada bayi baru lahir. Dengan adanya deteksi dan pengobatan dini, tentunya membantu menghindari bayi baru lahir dari risiko kematian.
C. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling bagi Ibu dan
Keluarga Tenaga kesehatan memberitahu ibu kapan harus kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan dan juga mengajari ibu untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan kapan anak harus segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan serta menilai praktik pemberian ASI dan memberikan KIE untuk mengatasi masalah yang ditemukan. KIE meliputi juga untuk kesehatan ibu sendiri. Berikan juga KIE tentang cara melanjutkan pengobatan di rumah, merawat bayi muda sehat maupun sakit termasuk melakukan asuhan dasar di rumah. Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau. Lakukan konseling setelah anda selesai memberikan tindakan/pengobatan. Pemberian KIE bagi ibu dan keluarganya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan dengan menggunakan buku KIA atau media kesehatan lainnya. Materi yang disampaikan meliputi:
1. Perawatan Bayi Baru Lahir; 2. ASI Eksklusif; 3. Pengenalan dini tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir; 4. Pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir; dan 5. Skrining Bayi Baru Lahir. 6. Perawatan metode kangguru (PMK) untuk BBLR
25
BAB 6
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Sistem Pencatatan dan Pelaporan dari Pelayanan Pasca Persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir merupakan bagian dari pencatatan dan pelaporan Kesehatan Ibu dan Anak serta berdasarkan konsep pemantauan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas melalui tenaga bidan/perawat penanggungjawab di desa/kelurahan melaksanakan pendataan sasaran ibu nifas dan bayi baru lahir, memberikan pelayanan kesehatan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir dengan menggunakan formulir pemeriksaan ibu nifas (untuk ibu) dan formulir MTBM (untuk bayi) . Pelayanan tersebut lalu dicatat pada kohort ibu nifas dan kohort bayi kemudian direkapitulasi dan dilaporkan setiap bulan secara berjenjang ke Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi. Semua tenaga kesehatan yang melakukan praktik pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk swasta melaporkan hasil pelayanan ke puskesmas yang mewilayahi, untuk institusi rumah sakit melaporkan hasil pelayanan neonatus ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang mewilayahinya.
A. PENCATATAN 1. PENCATATAN PELAYANAN PASCA PERSALINAN BAGI IBU :
Pencatatan Pelayanan Pasca Persalinan selain menggunakan formulir yang sudah ada, juga menggunakan suatu formulir untuk mencatat hasil pemeriksaan pada tata laksana terpadu masa nifas seperti formulir pencatatan MTBM , yaitu :
a. Kartu Ibu atau rekam medis lainnya yang disimpan di fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Formulir Pemeriksaan Ibu Nifas c. Kohort Nifas . d. Kohort KB e. Buku KIA
2. PENCATATAN PELAYANAN PASCA PERSALINAN BAGI BAYI BARU LAHIR Pencatatan pelayanan menggunakan formulir yang sudah ada yaitu: a. Formulir pencatatan bayi muda kurang dari 2 bulan (formulir MTBM) b. Register rawat jalan bayi muda kurang dari 2 bulan c. Register Kohort Bayi d. Buku KIA
Penggunaan bagan MTBM dan formulir MTBM dalam pelayanan bayi baru lahir memungkinkan menjaring adanya gangguan kesehatan secara dini. Terutama untuk deteksi dini tanda bahaya dan penyakit penyebab utama kematian pada bayi baru lahir. Dengan adanya deteksi dan pengobatan dini, tentunya membantu menghindari bayi baru lahir dari risiko kematian.
C. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling bagi Ibu dan
Keluarga Tenaga kesehatan memberitahu ibu kapan harus kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan dan juga mengajari ibu untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan kapan anak harus segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan serta menilai praktik pemberian ASI dan memberikan KIE untuk mengatasi masalah yang ditemukan. KIE meliputi juga untuk kesehatan ibu sendiri. Berikan juga KIE tentang cara melanjutkan pengobatan di rumah, merawat bayi muda sehat maupun sakit termasuk melakukan asuhan dasar di rumah. Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau. Lakukan konseling setelah anda selesai memberikan tindakan/pengobatan. Pemberian KIE bagi ibu dan keluarganya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan dengan menggunakan buku KIA atau media kesehatan lainnya. Materi yang disampaikan meliputi:
1. Perawatan Bayi Baru Lahir; 2. ASI Eksklusif; 3. Pengenalan dini tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir; 4. Pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir; dan 5. Skrining Bayi Baru Lahir. 6. Perawatan metode kangguru (PMK) untuk BBLR
26
Pencatatan-pencatatan tersebut harus diisi lengkap setiap kali selesai memberikan pelayanan. Dokumen ini harus disimpan dan dijaga dengan baik karena akan digunakan pada kontak berikutnya. Pada keadaan tertentu dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik. Pelayanan Kunjungan nifas ke-4 pada bayi tetap dicatat namun tidak dilaporkan karena tidak masuk dalam indikator kunjungan neonatal.
B. PELAPORAN Pelaporan pelayanan pasca persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir menggunakan formulir pelaporan yang sudah ada, yaitu :
• LB3 KIA
• LB3 KB
Alur Pelaporan
Pada pelayanan pasca persalinan ke 4, ibu datang bersama dengan bayinya. Pelayanan pada ibu dan bayi dicatat menggunakan form yang ada dan dilaporkan menggunakan form LB3 KIA, kecuali pelayanan pasca persalinan bagi bayi baru lahir pada kunjungan ke 4 tidak dilaporkan karena tidak masuk dalam indikator.
Praktik Bidan Mandiri / Klinik
Bidan di Desa Bidan di Pustu/ Bidan Kelurahan
Bidan Koordinator KIA di Puskesmas
Petugas/pengelola program: - TB - IMS/HIV - Gizi - Imunisasi
Pengelola Program KIA Dinkes Kab/Kota
tanggal 5 bln berikutnya
Pengelola Program KIA Dinkes Provinsi (Komdat Kesga)
tanggal 10 pada bln yg sama dgn Kab
Komdat Kesga Direktorat Kesehatan Keluarga secara online (tanggal 15 pada bln yg sama dgn
Prov)
Rumah Sakit (SIMRS/SIRS)
tanggal 30 setiap bln
Petugas/pengelola program Penyakit Menular dan Tidak Menular di Dinkes Kab/Kota
Petugas/pengelola program Penyakit Menular dan Tidak Menular di Dinkes Provinsi
Direktorat Jenderal P2
27
Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas, melaporkan rekapitulasi hasil pelayanan pascapersalinan setiap awal bulan ke Puskesmas atau disesuaikan dengan kebijakan daerah masing-masing.
Puskesmas menghimpun laporan rekapitulasi dari tenaga kesehatan di wilayah kerjanya dan memasukkan ke dalam LB3 KIA dan KB untuk keperluan pengolahan dan analisais data serta pembuatan laporan PWS KIA.
Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota setiap bulan. Sementara itu grafik PWS KIA digunakan oleh Puskesmas untuk memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan pelayanan pasca persalinan serta digunakan untuk pertemuan dengan lintas sektor.
Dinas kesehatan kabupaten/kota menghimpun hasil pengolahan dan analisis data dari seluruh Puskesmas di wilayahnya untuk keperluan pengolahan dan analisis data serta pembuatan grafik PWS KIA tingkat kabupaten/kota setiap bulan.
Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi setiap bulan. Sementara itu grafik PWS KIA digunakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan pelayanan pasca persalinan.
Dinas Kesehatan Provinsi menghimpun hasil pengolahan dan analisis data dari seluruh kabupaten/kotadi wilayahnya untuk keperluan pengolahan dan analisis data di tingkat provinsi.
Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke Kementerian Kesehatan. Sementara itu grafik PWS KIA digunakan oleh dinas kesehatan provinsi untuk memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu.
Lintas program yang terkait pelayanan pasca persalinan bertanggung jawab untuk melaporkan rekapitulasi hasil pelayanan ke penanggung jawab program masing-masing secara berjenjang (dari Puskesmas sampai Pusat) dan memberikan tembusan ke penanggung jawab program KIA.
Tanggal pelaporan: Pelaporan hasil pelayanan Pasca Persalinan dilakukan setiap bulan, dengan jadwal: 1. Puskesmas memasukan data sampai tanggal 25 dan melaporkan ke Kab/Kota
paling lambat tanggal 30 setiap bulan 2. Laporan dari Kab/Kota ke Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya,
setiap bulan 3. Laporan dari provinsi ke pusat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, setiap
bulan
Pencatatan-pencatatan tersebut harus diisi lengkap setiap kali selesai memberikan pelayanan. Dokumen ini harus disimpan dan dijaga dengan baik karena akan digunakan pada kontak berikutnya. Pada keadaan tertentu dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik. Pelayanan Kunjungan nifas ke-4 pada bayi tetap dicatat namun tidak dilaporkan karena tidak masuk dalam indikator kunjungan neonatal.
B. PELAPORAN Pelaporan pelayanan pasca persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir menggunakan formulir pelaporan yang sudah ada, yaitu :
• LB3 KIA
• LB3 KB
Alur Pelaporan
Pada pelayanan pasca persalinan ke 4, ibu datang bersama dengan bayinya. Pelayanan pada ibu dan bayi dicatat menggunakan form yang ada dan dilaporkan menggunakan form LB3 KIA, kecuali pelayanan pasca persalinan bagi bayi baru lahir pada kunjungan ke 4 tidak dilaporkan karena tidak masuk dalam indikator.
Praktik Bidan Mandiri / Klinik
Bidan di Desa Bidan di Pustu/ Bidan Kelurahan
Bidan Koordinator KIA di Puskesmas
Petugas/pengelola program: - TB - IMS/HIV - Gizi - Imunisasi
Pengelola Program KIA Dinkes Kab/Kota
tanggal 5 bln berikutnya
Pengelola Program KIA Dinkes Provinsi (Komdat Kesga)
tanggal 10 pada bln yg sama dgn Kab
Komdat Kesga Direktorat Kesehatan Keluarga secara online (tanggal 15 pada bln yg sama dgn
Prov)
Rumah Sakit (SIMRS/SIRS)
tanggal 30 setiap bln
Petugas/pengelola program Penyakit Menular dan Tidak Menular di Dinkes Kab/Kota
Petugas/pengelola program Penyakit Menular dan Tidak Menular di Dinkes Provinsi
Direktorat Jenderal P2
28
C. INDIKATOR
1. Cakupan Kunjungan Nifas1 (KF1) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
2. Cakupan Kunjungan Nifas 2 (KF2) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah bersalin. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
3. Cakupan Kunjungan Nifas3 ( KF3) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah bersalin . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
4. Cakupan Kunjungan Nifas4 (KF4) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 29-42 hari pasca bersalin . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 3-7 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 8-28 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
29
5. Cakupan Pelayanan KB pasca persalinan Adalah cakupan pelayanan KB pasca persalinan dengan metode kontrasepsi modern. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
6. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1)
Adalah cakupan pelayanan bayi baru lahir sesuai standar pada masa 6-48 jam hari setelah lahir . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
7. Cakupan Kunjungan Neonatal 2 (KN2) Adalah cakupan pelayanan bayi baru lahir sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah lahir.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 29-42 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah PUS yang mengikuti KB pascapersalinan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar 3-7 hari setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
C. INDIKATOR
1. Cakupan Kunjungan Nifas1 (KF1) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
2. Cakupan Kunjungan Nifas 2 (KF2) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah bersalin. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
3. Cakupan Kunjungan Nifas3 ( KF3) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah bersalin . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
4. Cakupan Kunjungan Nifas4 (KF4) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 29-42 hari pasca bersalin . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 3-7 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 8-28 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
30
8. Cakupan Kunjungan Neonatal 3 (KN3) Adalah cakupan pelayanan bayi baru lahir sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah lahir. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar 8-28 hari setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
31
BAB 7
PENUTUP
Pelayanan pasca persalinan merupakan pelayanan yang standar, terintegrasi dan komprehensif. Pelayanan ini diberikan kepada semua ibu nifas dan bayi baru lahir dalam upaya akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Pelayanan pasca persalinan mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif berupa pelayanan obstetri dan non obstetri pada ibunya, serta pelayanan bayi baru lahir yang meliputi kesehatan neonatal esensial; skrining bayi baru lahir; dan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kepada ibu dan keluarganya. Setiap tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta harus memberikan pelayanan pasca persalinan yang komprehensif, memastikan masa pasca persalinan ibu dan bayi baru lahir berjalan normal, mendeteksi dini masalah dan penyakit, serta melakukan intervensi yang adekuat.
8. Cakupan Kunjungan Neonatal 3 (KN3) Adalah cakupan pelayanan bayi baru lahir sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah lahir. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar 8-28 hari setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, 2016. 2. Manajemen Terpadu Balita Muda, Kementerian Kesehatan, 2015. 3. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian
Kesehatan, 2010. 4. Pedoman Tanda Bahaya pada Ibu hamil, Bersalin dan Nifas, Kementerian
Kesehatan, 2015. 5. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kementerian
Kesehatan, 2013. 6. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Kementerian Kesehatan, 2010. 7. Pregnancy, Childbirth, Postpartum and Newborn Care : guide for essential
practice, WHO, 2015.
33
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, 2016. 2. Manajemen Terpadu Balita Muda, Kementerian Kesehatan, 2015. 3. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian
Kesehatan, 2010. 4. Pedoman Tanda Bahaya pada Ibu hamil, Bersalin dan Nifas, Kementerian
Kesehatan, 2015. 5. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kementerian
Kesehatan, 2013. 6. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Kementerian Kesehatan, 2010. 7. Pregnancy, Childbirth, Postpartum and Newborn Care : guide for essential
practice, WHO, 2015.
34
PEM
ERIK
SAAN
KEG
AWAT
DAR
URAT
AN IB
U La
kuka
n pe
nila
ian
kond
isi u
mum
ibu
untu
k m
elih
at a
da-ti
dakn
ya k
egaw
atda
rura
tan
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n M
elih
at, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an S
aran
• Ka
pan
dan
dim
ana
ibu
bers
alin
? Se
rta s
iapa
pe
nolo
ng p
ersa
linan
nya?
•
Jeni
s p
ersa
linan
nor
mal
ata
u op
eras
i ses
ar?
• Ap
akah
ibu
keja
ng?
Atau
ada
riw
ayat
kej
ang?
•
Apak
ah i
bu m
eras
akan
nye
ri ke
pala
ber
at?
• Ap
akah
ibu
mer
asak
an n
yeri
peru
t ber
at?
• De
mam
ata
u pe
ndar
ahan
ak
tif s
ejak
per
salin
an (1
pe
mba
lut b
asah
dal
am 5
m
enit)
? •
Apak
ah p
anda
ngan
ibu
kabu
r/su
lit m
elih
at s
ejak
se
tela
h m
elah
irkan
? •
Apak
ah ib
u m
unta
h-m
unta
h be
rlebi
han?
• Ib
u ta
mpa
k sa
kit
bera
t at
au ti
dak
• Pe
riksa
kes
adar
an ib
u de
ngan
mem
angg
il at
au
men
ggoy
ang-
goya
ngka
n tu
buh
ibu
• Pe
riksa
per
dara
han
dan
sum
ber p
erda
raha
n •
Perik
sa p
erna
pasa
n ib
u,
lihat
apa
kah
ibu
bern
apas
nor
mal
, la
mba
t ata
u tid
ak
bern
apas
•
Jika
ibu
tidak
ber
napa
s at
au ti
dak
sada
r, pe
riksa
ap
akah
tera
ba p
ulsa
si
arte
ri ka
rotis
dal
am 1
0 de
tik
• Uk
ur n
adi,
teka
nan
dara
h da
n su
hu tu
buh
Terd
apat
sa
tu
atau
le
bih
tand
a ba
haya
ber
ikut
: •
Tida
k sa
dar
(tida
k m
enja
wab
pan
ggila
n)
• Ke
jang
•
Perd
arah
an a
ktif
• Ti
dak
bern
apas
at
au
kesu
litan
ber
napa
s •
Nye
ri pe
rut
bera
t at
au
tam
pak
saki
t ber
at
• N
yeri
kepa
la
heba
t da
n pa
ndan
gan
kabu
r •
Dem
am
• M
unta
h be
rlebi
han
Peny
akit
bera
t pa
sca
pers
alin
an
• M
eman
ggil
bant
uan
• St
abili
sasi
pra
ruju
kan
• Ru
juk
sege
ra k
e ru
mah
sak
it
Lam
pira
n 1
35
Algo
ritm
a Ta
ta L
aksa
na T
erpa
du M
asa
Nif
as
PEM
ERIK
SAAN
KEG
AWAT
DAR
URAT
AN IB
U La
kuka
n pe
nila
ian
kond
isi u
mum
ibu
untu
k m
elih
at a
da-ti
dakn
ya k
egaw
atda
rura
tan
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n M
elih
at, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an S
aran
• Ka
pan
dan
dim
ana
ibu
bers
alin
? Se
rta s
iapa
pe
nolo
ng p
ersa
linan
nya?
•
Jeni
s p
ersa
linan
nor
mal
ata
u op
eras
i ses
ar?
• Ap
akah
ibu
keja
ng?
Atau
ada
riw
ayat
kej
ang?
•
Apak
ah i
bu m
eras
akan
nye
ri ke
pala
ber
at?
• Ap
akah
ibu
mer
asak
an n
yeri
peru
t ber
at?
• De
mam
ata
u pe
ndar
ahan
ak
tif s
ejak
per
salin
an (1
pe
mba
lut b
asah
dal
am 5
m
enit)
? •
Apak
ah p
anda
ngan
ibu
kabu
r/su
lit m
elih
at s
ejak
se
tela
h m
elah
irkan
? •
Apak
ah ib
u m
unta
h-m
unta
h be
rlebi
han?
• Ib
u ta
mpa
k sa
kit
bera
t at
au ti
dak
• Pe
riksa
kes
adar
an ib
u de
ngan
mem
angg
il at
au
men
ggoy
ang-
goya
ngka
n tu
buh
ibu
• Pe
riksa
per
dara
han
dan
sum
ber p
erda
raha
n •
Perik
sa p
erna
pasa
n ib
u,
lihat
apa
kah
ibu
bern
apas
nor
mal
, la
mba
t ata
u tid
ak
bern
apas
•
Jika
ibu
tidak
ber
napa
s at
au ti
dak
sada
r, pe
riksa
ap
akah
tera
ba p
ulsa
si
arte
ri ka
rotis
dal
am 1
0 de
tik
• Uk
ur n
adi,
teka
nan
dara
h da
n su
hu tu
buh
Terd
apat
sa
tu
atau
le
bih
tand
a ba
haya
ber
ikut
: •
Tida
k sa
dar
(tida
k m
enja
wab
pan
ggila
n)
• Ke
jang
•
Perd
arah
an a
ktif
• Ti
dak
bern
apas
at
au
kesu
litan
ber
napa
s •
Nye
ri pe
rut
bera
t at
au
tam
pak
saki
t ber
at
• N
yeri
kepa
la
heba
t da
n pa
ndan
gan
kabu
r •
Dem
am
• M
unta
h be
rlebi
han
Peny
akit
bera
t pa
sca
pers
alin
an
• M
eman
ggil
bant
uan
• St
abili
sasi
pra
ruju
kan
• Ru
juk
sege
ra k
e ru
mah
sak
it
36
Pem
erik
saan
Pas
ca P
ersa
linan
pad
a ib
u (s
ampa
i 6 m
ingg
u) N
F1
Guna
kan
baga
n in
i unt
uk m
emer
iksa
ibu
sete
lah
pula
ng d
ari F
asili
tas
Pela
yana
n Ke
seha
tan
guna
kan
baga
n M
emer
iksa
ibu
sete
lah
pers
alin
an
M
enan
yaka
n, m
enge
cek
cata
tan
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an S
aran
• Ka
pan
dan
dim
ana
ibu
bers
alin
? Se
rta s
iapa
pe
nolo
ng p
ersa
linan
nya?
•
Apak
ah je
nis
pers
alin
an
norm
al, v
akum
/for
cep
atau
op
eras
i Ses
ar?
• Ap
akah
kel
uhan
ibu?
•
Nye
ri ke
pala
, pan
dang
an
kabu
r, da
n ny
eri u
lu h
ati.
• Ap
akah
ada
ben
gkak
di k
aki?
•
Apak
ah ib
u m
udah
lela
h,
serin
g pu
sing
dan
pan
dang
an
berk
unan
g-ku
nang
? •
Apak
ah
ibu
mud
ah
mer
asa
khaw
atir?
•
Tany
akan
tria
s de
pres
i :
- Ap
akah
sul
it tid
ur
- Ap
akah
mer
asa
sedi
h -
Apak
ah m
eras
a tid
ak b
ergu
na
• Ap
akah
ibu
mer
asak
an s
akit,
de
mam
ata
u pe
ndar
ahan
se
jak
pers
alin
an?
• Ba
gaim
ana
kond
isi
payu
dara
Ib
u ?
• Ap
akah
ASI
ibu
kelu
ar d
enga
n ba
ik?
• Ap
akah
ibu
bisa
men
yusu
i an
akny
a?
• Ba
gaim
ana
daya
his
ap a
nak?
•
Apak
ah a
da m
asal
ah d
enga
n bu
ang
air
keci
l?
•
Ukur
te
kana
n da
rah,
na
di,
laju
res
pira
si d
an
suhu
tubu
h.
• Pe
riksa
ada
nya
pem
beng
kaka
n pa
da
ekst
rem
itas
baw
ah
• M
emer
iksa
adan
ya
puca
t pad
a ko
njun
gtiv
a •
Mem
erik
sa
adan
ya
puca
t di t
elap
ak ta
ngan
•
Perik
sa h
emog
lobi
n jik
a ad
a riw
ayat
pe
ndar
ahan
•
Perik
sa k
ondi
si
payu
dara
Ibu,
apa
kah
ada
beng
kak
pada
pa
yuda
ra d
an le
cet
pada
put
ing
susu
•
Raba
kon
sist
ensi
ute
rus.
Ap
akah
ker
as d
an
bula
t?. T
entu
kan
tingg
i fu
ndus
ute
rus,
•
Perik
sa v
ulva
dan
pe
rineu
m u
ntuk
: -
robe
kan
- pe
mbe
ngka
kan
- be
rnan
ah
- be
rbau
•
Perik
sa p
emba
lut
untu
k pe
ndar
ahan
dan
loki
a.
• Be
kas
sunt
ikan
/bek
as
• Ib
u ta
mpa
k se
hat.
• Ti
dak
diju
mpa
i tria
s de
pres
i •
Teka
nan
dara
h si
stol
ik ≤
130
m
mHg
. Tek
anan
da
rah
dias
tolik
<9
0 m
mHg
pad
a du
a ka
li pe
mer
iksa
an,
deny
ut n
adi,
laju
re
spira
si d
an s
uhu
tubu
h n
orm
al.
• Ti
dak
ada
beng
kak
di e
kstre
mita
s
• He
mog
lobi
n >1
1 g/
dl.
• Ti
dak
ada
puca
t •
Tida
k a
da k
elai
nan
pada
pay
udar
a,
ada
beng
kak
pada
pa
yuda
ra d
an
lece
t pad
a pu
ting
susu
. •
Tida
k ad
a be
ngka
k,
kem
erah
an
atau
ny
eri
• Ut
erus
ber
kont
raks
i ba
ik d
an k
eras
. •
Tida
k ad
a pe
mbe
ngka
kan
perin
eal.
PASC
A PE
RSAL
INAN
N
ORM
AL
- M
emas
tikan
ibu
, su
ami
dan
kelu
arga
men
geta
hui
apa
yang
ha
rus
diw
aspa
dai
dan
kapa
n ha
rus
men
cari
pera
wat
an
- M
embe
rikan
KI
E te
ntan
g pe
raw
atan
pa
sca
pers
alin
an, d
an k
onse
ling
tent
ang
gizi
-
Mem
astik
an k
ekha
wat
iran
Ibu
tela
h te
rata
si
- M
enek
anka
n ko
nsel
ing
untu
k pr
akte
k hu
bung
an
seks
yan
g am
an.
- M
embe
rikan
kon
selin
g te
ntan
g pe
ntin
gnya
mem
beri
jara
k ke
lahi
ran
dan
kelu
arga
ber
enca
na.
Mer
ujuk
pa
da k
onse
ling
kelu
arga
ber
enca
na.
- M
elak
ukan
sk
rinin
g st
atus
im
unis
asi
T da
n m
embe
rikan
im
unis
asi
TD
bila
st
atus
im
unis
asi
belu
m le
ngka
p (P
NC
4) :
• M
empr
omos
ikan
pem
akai
an k
elam
bu b
erin
sekt
isid
a un
tuk
ibu
dan
bayi
– pa
da d
aera
h en
dem
is m
alar
ia.
• M
embe
rikan
KIE
unt
uk m
engh
inda
ri ro
kok,
min
uman
be
ralk
ohol
, ob
at-o
bata
n te
rlara
ng,
men
ghin
dari
papa
ran
asap
per
okok
lai
n, p
estis
ida
dan
baha
n be
rbah
aya
bera
cun
lain
nya
•
Men
cata
t ked
alam
buk
u KI
A
37
• Ad
akah
ada
mas
alah
den
gan
buan
g ai
r bes
ar?
• M
enge
cek
Stat
us H
IV (d
ari
Buku
KIA
, Kar
tu Ib
u da
n Ko
hort
Ib
u) a
tau
bila
tida
k ad
a ca
tata
n,
men
yaka
n ap
akah
per
nah
dila
kuka
n te
s H
IV b
ila ti
dak
ada
cata
tan
• Ap
akah
kel
uar c
aira
n be
rbau
bu
suk?
•
Apak
ah ib
u m
eras
a ga
tal-g
atal
di
kem
alua
n ib
u •
Apak
ah ib
u m
enga
lam
i bat
uk ≥
2
min
ggu?
•
Tany
akan
tent
ang
prila
ku
mer
okok
ata
u te
rpaj
an a
sap
pero
kok
lain
•
Apak
ah ib
u m
inum
al
koho
l/m
engg
unak
an o
bat
terla
rang
? At
au i
bu p
erna
h m
enga
lam
i kek
eras
an?
• Ta
nyak
an a
paka
h ib
u su
dah
mul
ai m
elak
ukan
hub
unga
n se
ksua
l den
gan
pasa
ngan
nya
• Ap
akah
Ibu
suda
h m
enda
patk
an v
it A
? •
Suda
hkah
ibu
mem
ilih
alat
ko
ntra
seps
i yan
g ak
an
digu
naka
n?
luka
bar
u •
Mem
ar
• Pe
riksa
bek
as lu
ka
oper
asi S
esar
• Ti
dak
ada
pend
arah
an a
ktif
•
Stat
us H
IV (-
) •
Tida
k ad
a lo
chia
ya
ng b
erba
u •
Tida
k ad
a ke
putih
an d
an
gata
l-gat
al
• Ti
dak
ada
riway
at
batu
k la
ma
dan
min
um o
bat T
B
• Ti
dak
terp
apar
ro
kok
dan
nark
oba
•
Tida
k di
tem
ukan
lu
ka b
ekas
ope
rasi
Se
sar
Be
rikut
nya:
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati d
an m
asal
ah-m
asal
ah y
ang
mun
cul.
Jik
a te
kana
n da
rah
dias
tolik
nai
k
Pem
erik
saan
Pas
ca P
ersa
linan
pad
a ib
u (s
ampa
i 6 m
ingg
u) N
F1
Guna
kan
baga
n in
i unt
uk m
emer
iksa
ibu
sete
lah
pula
ng d
ari F
asili
tas
Pela
yana
n Ke
seha
tan
guna
kan
baga
n M
emer
iksa
ibu
sete
lah
pers
alin
an
M
enan
yaka
n, m
enge
cek
cata
tan
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an S
aran
• Ka
pan
dan
dim
ana
ibu
bers
alin
? Se
rta s
iapa
pe
nolo
ng p
ersa
linan
nya?
•
Apak
ah je
nis
pers
alin
an
norm
al, v
akum
/for
cep
atau
op
eras
i Ses
ar?
• Ap
akah
kel
uhan
ibu?
•
Nye
ri ke
pala
, pan
dang
an
kabu
r, da
n ny
eri u
lu h
ati.
• Ap
akah
ada
ben
gkak
di k
aki?
•
Apak
ah ib
u m
udah
lela
h,
serin
g pu
sing
dan
pan
dang
an
berk
unan
g-ku
nang
? •
Apak
ah
ibu
mud
ah
mer
asa
khaw
atir?
•
Tany
akan
tria
s de
pres
i :
- Ap
akah
sul
it tid
ur
- Ap
akah
mer
asa
sedi
h -
Apak
ah m
eras
a tid
ak b
ergu
na
• Ap
akah
ibu
mer
asak
an s
akit,
de
mam
ata
u pe
ndar
ahan
se
jak
pers
alin
an?
• Ba
gaim
ana
kond
isi
payu
dara
Ib
u ?
• Ap
akah
ASI
ibu
kelu
ar d
enga
n ba
ik?
• Ap
akah
ibu
bisa
men
yusu
i an
akny
a?
• Ba
gaim
ana
daya
his
ap a
nak?
•
Apak
ah a
da m
asal
ah d
enga
n bu
ang
air
keci
l?
•
Ukur
te
kana
n da
rah,
na
di,
laju
res
pira
si d
an
suhu
tubu
h.
• Pe
riksa
ada
nya
pem
beng
kaka
n pa
da
ekst
rem
itas
baw
ah
• M
emer
iksa
adan
ya
puca
t pad
a ko
njun
gtiv
a •
Mem
erik
sa
adan
ya
puca
t di t
elap
ak ta
ngan
•
Perik
sa h
emog
lobi
n jik
a ad
a riw
ayat
pe
ndar
ahan
•
Perik
sa k
ondi
si
payu
dara
Ibu,
apa
kah
ada
beng
kak
pada
pa
yuda
ra d
an le
cet
pada
put
ing
susu
•
Raba
kon
sist
ensi
ute
rus.
Ap
akah
ker
as d
an
bula
t?. T
entu
kan
tingg
i fu
ndus
ute
rus,
•
Perik
sa v
ulva
dan
pe
rineu
m u
ntuk
: -
robe
kan
- pe
mbe
ngka
kan
- be
rnan
ah
- be
rbau
•
Perik
sa p
emba
lut
untu
k pe
ndar
ahan
dan
loki
a.
• Be
kas
sunt
ikan
/bek
as
• Ib
u ta
mpa
k se
hat.
• Ti
dak
diju
mpa
i tria
s de
pres
i •
Teka
nan
dara
h si
stol
ik ≤
130
m
mHg
. Tek
anan
da
rah
dias
tolik
<9
0 m
mHg
pad
a du
a ka
li pe
mer
iksa
an,
deny
ut n
adi,
laju
re
spira
si d
an s
uhu
tubu
h n
orm
al.
• Ti
dak
ada
beng
kak
di e
kstre
mita
s
• He
mog
lobi
n >1
1 g/
dl.
• Ti
dak
ada
puca
t •
Tida
k a
da k
elai
nan
pada
pay
udar
a,
ada
beng
kak
pada
pa
yuda
ra d
an
lece
t pad
a pu
ting
susu
. •
Tida
k ad
a be
ngka
k,
kem
erah
an
atau
ny
eri
• Ut
erus
ber
kont
raks
i ba
ik d
an k
eras
. •
Tida
k ad
a pe
mbe
ngka
kan
perin
eal.
PASC
A PE
RSAL
INAN
N
ORM
AL
- M
emas
tikan
ibu
, su
ami
dan
kelu
arga
men
geta
hui
apa
yang
ha
rus
diw
aspa
dai
dan
kapa
n ha
rus
men
cari
pera
wat
an
- M
embe
rikan
KI
E te
ntan
g pe
raw
atan
pa
sca
pers
alin
an, d
an k
onse
ling
tent
ang
gizi
-
Mem
astik
an k
ekha
wat
iran
Ibu
tela
h te
rata
si
- M
enek
anka
n ko
nsel
ing
untu
k pr
akte
k hu
bung
an
seks
yan
g am
an.
- M
embe
rikan
kon
selin
g te
ntan
g pe
ntin
gnya
mem
beri
jara
k ke
lahi
ran
dan
kelu
arga
ber
enca
na.
Mer
ujuk
pa
da k
onse
ling
kelu
arga
ber
enca
na.
- M
elak
ukan
sk
rinin
g st
atus
im
unis
asi
T da
n m
embe
rikan
im
unis
asi
TD
bila
st
atus
im
unis
asi
belu
m le
ngka
p (P
NC
4) :
• M
empr
omos
ikan
pem
akai
an k
elam
bu b
erin
sekt
isid
a un
tuk
ibu
dan
bayi
– pa
da d
aera
h en
dem
is m
alar
ia.
• M
embe
rikan
KIE
unt
uk m
engh
inda
ri ro
kok,
min
uman
be
ralk
ohol
, ob
at-o
bata
n te
rlara
ng,
men
ghin
dari
papa
ran
asap
per
okok
lai
n, p
estis
ida
dan
baha
n be
rbah
aya
bera
cun
lain
nya
•
Men
cata
t ked
alam
buk
u KI
A
38
Mer
espo
n Ta
nda-
tand
a ya
ng D
iam
ati a
tau
Mas
alah
-mas
alah
yan
g M
uncu
l Jik
a Te
kana
n D
arah
Dia
stol
ik N
aik
. NF2
M
enan
yaka
n, m
enge
cek
cata
tan
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an s
aran
• Ri
way
at
pre-
ekla
mps
ia
atau
ek
lam
psia
pa
da k
eham
ilan,
per
salin
an a
tau
sete
lah
pers
alin
an?
• N
yeri
kepa
la,
pand
anga
n ka
bur,
dan
nyer
i ulu
hat
i
• Uk
ur
teka
nan
dara
h.
Jika
teka
nan
dara
h di
asto
lik ≥
90
mm
Hg,
ulan
gi
sete
lah
beris
tirah
at 1
jam
.
•
Teka
nan
dara
h si
stol
ik
> 16
0 m
mH
g at
au
dias
tolik
>11
0 m
mH
g pa
da d
ua k
ali
pem
erik
saan
ber
jara
k 15
men
it AT
AU
• Te
kana
n da
rah
sist
olik
>
140
mm
Hg
atau
di
asto
lik ≥
90 p
ada
dua
kali
pem
erik
saan
be
rjara
k 15
men
it de
ngan
sal
ah s
atu
tand
a ke
rusa
kan
orga
n be
rikut
: -
Saki
t kep
ala
- Pa
ndan
gan
kabu
r -
Nye
ri ul
u ha
ti
Hip
erte
nsi d
enga
n pe
mbe
rata
n
• Be
rikan
ant
ihip
erte
nsi s
esua
i sta
ndar
• Be
rikan
ta
tala
ksan
a pr
aruj
ukan
se
suai
kon
disi
ibu
•
Sege
ra ru
juk
ke R
umah
Sak
it
• Te
kana
n da
rah
si
stol
ik ≥
140
mm
Hg
atau
dia
stol
ik 9
0 m
mH
g pa
da d
ua k
ali
pem
erik
saan
ber
jara
k 15
men
it ta
npa
tand
a ke
rusa
kan
orga
n
Hip
erte
nsi
• Ru
juk
ke d
okte
r um
um u
ntuk
m
enda
patk
an ta
tala
ksan
a hi
perte
nsi,
•
Berik
an d
osis
per
tam
a an
tihip
erte
nsi
sesu
ai s
tand
ar
• Pa
ntau
(d
enga
n m
elak
ukan
pe
mer
iksa
an la
bora
toriu
m)
•
Teka
nan
dara
h si
stol
ik
≤ 13
0 m
mH
g at
au
dias
tolik
•
Teka
nan
dara
h di
asto
lik <
90 m
mH
g pa
da d
ua k
ali
pem
erik
saan
Teka
nan
dara
h no
rmal
•
Tida
k ad
a pe
raw
atan
tam
baha
n.
Berik
utny
a: Ji
ka m
uka
puca
t, ce
k ke
mun
gkin
an a
nem
ia.
39
Mer
espo
n Ta
nda-
tand
a ya
ng D
iam
ati a
tau
Mas
alah
-mas
alah
yan
g M
uncu
l (2)
Jik
a W
ajah
Puc
at, P
erik
sa K
emun
gkin
an A
nem
ia. N
F3
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n M
elih
at, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an S
aran
• M
enge
cek
cata
tan
apak
ah
ada
perd
arah
an s
elam
a ke
ham
ilan,
kel
ahira
n at
au p
asca
kel
ahira
n.
• Ap
akah
ibu
tere
ngah
-eng
ah (n
apas
pe
ndek
) sel
ama
mel
akuk
an p
eker
jaan
ru
mah
?
• Hi
tung
jum
lah
napa
s da
lam
1
men
it.
• He
mog
lobi
n <8
g/d
l DA
N/A
TAU
•
Tela
pak
tang
an d
an
konj
ungt
iva
puca
t dis
erta
i de
ngan
sal
ah s
atu
tand
a be
rikut
: -
Nad
i > 1
00x
/ m
enit
-
Laju
Per
nafa
san>
30x
per
m
enit.
-
Mud
ah le
lah.
- Te
reng
ah-e
ngah
saa
t is
tirah
at
Anem
ia
Bera
t •
Ruju
k ke
Rum
ah s
akit
• He
mog
lobi
n 8-
11 g
/dl
ATAU
•
Tela
pak
tang
an a
tau
konj
ungt
iva
puca
t •
Tida
k ad
a ta
nda
perd
arah
an
pasc
aper
salin
an
• N
adi <
100
x/m
enit
• Pe
rnaf
asan
< 3
0x/m
enit
Anem
ia
seda
ng
• Ta
ta la
ksan
a ol
eh d
okte
r um
um
• M
embe
rikan
dos
is g
anda
Tab
let
Tam
bah
Dara
h (1
tab
let
dua
kali
seha
ri) d
an p
embe
rian
kons
elin
g gi
zi
• M
emer
iksa
pe
nyak
it pe
nyer
ta
bila
ada
indi
kasi
•
Mem
erik
sa k
emba
li di
kun
jung
an
pasc
a pe
rsal
inan
be
rikut
nya
(dal
am 4
min
ggu)
. •
Jika
ada
kena
ikan
Hb,
lan
jutk
an
pem
beria
n TT
D sa
mpa
i Hb
N
orm
al
• Jik
a tid
ak a
da k
enai
kan
Hb, r
ujuk
ke
Rum
ah S
akit
•
Hem
oglo
bin
>11
g/dl
. •
Tida
k ad
a pu
cat
Tida
k ad
a an
emia
•
Mel
anju
tkan
per
awat
an d
enga
n Ta
blet
Tam
bah
Dar
ah
sela
ma
mas
a ni
fas
• Ko
nsel
ing
Gizi
Be
rikut
nya:
Mem
erik
sa s
tatu
s HI
V
Mer
espo
n Ta
nda-
tand
a ya
ng D
iam
ati a
tau
Mas
alah
-mas
alah
yan
g M
uncu
l Jik
a Te
kana
n D
arah
Dia
stol
ik N
aik
. NF2
M
enan
yaka
n, m
enge
cek
cata
tan
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an s
aran
• Ri
way
at
pre-
ekla
mps
ia
atau
ek
lam
psia
pa
da k
eham
ilan,
per
salin
an a
tau
sete
lah
pers
alin
an?
• N
yeri
kepa
la,
pand
anga
n ka
bur,
dan
nyer
i ulu
hat
i
• Uk
ur
teka
nan
dara
h.
Jika
teka
nan
dara
h di
asto
lik ≥
90
mm
Hg,
ulan
gi
sete
lah
beris
tirah
at 1
jam
.
•
Teka
nan
dara
h si
stol
ik
> 16
0 m
mH
g at
au
dias
tolik
>11
0 m
mH
g pa
da d
ua k
ali
pem
erik
saan
ber
jara
k 15
men
it AT
AU
• Te
kana
n da
rah
sist
olik
>
140
mm
Hg
atau
di
asto
lik ≥
90 p
ada
dua
kali
pem
erik
saan
be
rjara
k 15
men
it de
ngan
sal
ah s
atu
tand
a ke
rusa
kan
orga
n be
rikut
: -
Saki
t kep
ala
- Pa
ndan
gan
kabu
r -
Nye
ri ul
u ha
ti
Hip
erte
nsi d
enga
n pe
mbe
rata
n
• Be
rikan
ant
ihip
erte
nsi s
esua
i sta
ndar
• Be
rikan
ta
tala
ksan
a pr
aruj
ukan
se
suai
kon
disi
ibu
•
Sege
ra ru
juk
ke R
umah
Sak
it
• Te
kana
n da
rah
si
stol
ik ≥
140
mm
Hg
atau
dia
stol
ik 9
0 m
mH
g pa
da d
ua k
ali
pem
erik
saan
ber
jara
k 15
men
it ta
npa
tand
a ke
rusa
kan
orga
n
Hip
erte
nsi
• Ru
juk
ke d
okte
r um
um u
ntuk
m
enda
patk
an ta
tala
ksan
a hi
perte
nsi,
•
Berik
an d
osis
per
tam
a an
tihip
erte
nsi
sesu
ai s
tand
ar
• Pa
ntau
(d
enga
n m
elak
ukan
pe
mer
iksa
an la
bora
toriu
m)
•
Teka
nan
dara
h si
stol
ik
≤ 13
0 m
mH
g at
au
dias
tolik
•
Teka
nan
dara
h di
asto
lik <
90 m
mH
g pa
da d
ua k
ali
pem
erik
saan
Teka
nan
dara
h no
rmal
•
Tida
k ad
a pe
raw
atan
tam
baha
n.
Berik
utny
a: Ji
ka m
uka
puca
t, ce
k ke
mun
gkin
an a
nem
ia.
40
Mer
espo
n Ta
nda-
tand
a ya
ng D
iam
ati a
tau
Mas
alah
-mas
alah
yan
g M
uncu
l (3)
M
emer
iksa
Sta
tus
HIV
. NF4
Gu
naka
n ba
gan
ini u
ntuk
tes
HIV
pada
kun
jung
an p
asca
per
salin
an ji
ka ib
u be
lum
per
nah
dila
kuka
n te
s, d
an s
tatu
s HI
V be
lum
dik
etah
ui
Jika
ibu
tela
h m
enda
patk
an A
RV p
ada
saat
ham
il at
au s
aat m
elah
irkan
, ruj
uk ib
u da
n ba
yinya
ke
laya
nan
HIV
untu
k pe
mer
iksa
an le
bih
lanj
ut
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, m
emer
iksa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an s
aran
Berik
an in
form
asi k
unci
tent
ang
HIV
• Ap
a itu
HIV
dan
bag
aim
ana
penu
lara
n HI
V?
• Pe
ntin
gnya
men
geta
hui s
tatu
s HI
V •
Jela
skan
tent
ang
man
faat
tes
HIV
•
Jela
skan
ten
tang
ke
raha
siaa
n ha
sil
tes
HIV
• Je
lask
an k
e ib
u ba
hwa
tes
HIV
akan
di
laku
kan
seca
ra r
utin
sep
erti
tes
dara
h la
inny
a
Tany
akan
kep
ada
ibu
: -
Apab
ila h
asil
tes
HIV
nya
posi
tif:
apak
ah I
bu s
edan
g m
inum
oba
t AR
V?
- Ap
abila
has
il te
s HI
V ny
a t
idak
di
keta
hui
dan
ibu
terin
dika
si H
IV
taw
arka
n pe
mer
iksa
an H
IV.
• Ap
akah
ibu
pern
ah d
ites
HIV?
-
Jika
pern
ah, b
agai
man
a ha
siln
ya
(pos
itif/
nega
tif)
- Jik
a ha
siln
ya p
ositi
f apa
kah
ibu
seda
ng m
emin
um o
bat A
RV?
Tes
HIV
jika
belu
m
dila
kuka
n sa
at
keha
mila
n (ji
ka
ada
indi
kasi
)
• Te
s HI
V re
aktif
HI
V re
aktif
•
Berik
an E
duka
si p
ada
ibu
tent
ang:
-
pent
ingn
ya m
inum
oba
t AR
V da
n ke
patu
han
min
um
obat
sec
ara
tera
tur
- pi
lihan
pem
beria
n nu
trisi
bay
i da
n ca
ra p
embe
rian
nutri
si b
ayi y
ang
bena
r -
Berik
an p
eraw
atan
tam
baha
n un
tuk
ibu
yang
terin
feks
i HI
V
- ke
luar
ga b
eren
cana
yan
g se
suai
den
gan
ODHA
-
hubu
ngan
sek
s ya
ng a
man
dan
pem
akai
an k
ondo
m
deng
an b
enar
dan
kon
sist
en
- m
anfa
at d
ukun
gan
kelu
arga
-
men
gaja
k pa
sang
an u
ntuk
men
giku
ti te
s HI
V •
Berik
an A
RV p
ada
ibu
atau
ruj
uk ib
u ke
laya
nan
Pera
wat
an,
Duku
ngan
da
n Pe
ngob
atan
pa
da
ODHA
(P
DP)
untu
k pe
mbe
rian
obat
ARV
•
Untu
k ba
yi ya
ng la
hir d
ari i
bu H
IV ,
lihat
form
MTB
M
• M
enol
ak d
ites,
tid
ak a
da h
asil
tes
HIV,
ata
u tid
ak
ingi
n m
engu
ngka
pkan
ha
sily
a.
Stat
us
HIV
tidak
di
keta
hui
• Jik
a ad
a in
dika
si m
inta
ibu
untu
k m
elak
ukan
tes
HIV
pad
a ku
njun
gan
nifa
s be
rikut
nya
• Jik
a te
tap
men
olak
tes
HIV
pada
kun
jung
an b
erik
utny
a, ru
juk
ke L
ayan
an te
s HI
V •
Berik
an E
duka
si u
ntuk
mel
akuk
an h
ubun
gan
seks
am
an
term
asuk
men
ggun
akan
kon
dom
•
Berik
an in
form
asi u
lang
tent
ang
man
faat
tes
HIV
• Te
s HI
V ne
gatif
. HI
V no
n re
aktif
•
Berik
an E
duka
si u
ntuk
se
lalu
mel
akuk
an h
ubun
gan
seks
am
an
Berik
utny
a: Ji
ka te
rjadi
pen
dara
han
heba
t pad
a va
gina
, dem
am a
tau
loki
a be
rbau
bus
uk
41
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (4)
Jik
a pe
ndar
ahan
heb
at p
ada
vagi
na, d
emam
ata
u lo
kia
berb
au b
usuk
. N
F5
Men
anya
kan,
m
enge
cek
cata
tan
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an s
aran
Jika
pend
arah
an h
ebat
mel
alui
vag
ina
• A
paka
h pe
rsal
inan
pe
rvag
inam
ber
bant
u (v
akum
/ fo
rcep
)?
• Pe
riksa
ro
beka
n di
ndin
g va
gina
•
Perik
sa ro
beka
n po
rtio
• Pe
riksa
robe
kan
perin
eum
•
Perik
sa
mul
ut
rahi
m
(ost
eum
) ter
buka
• Pe
rdar
ahan
akt
if (L
ebih
da
ri 1
pem
balu
t bas
ah
dala
m 5
men
it)
ATAU
•
Robe
kan
jala
n la
hir g
rade
3
dan
4
Pend
arah
an
Pasc
a Pe
rsal
inan
•
Men
anga
ni s
eper
ti pa
da k
asus
keg
awat
daru
rata
n (la
mpi
rkan
) •
Kons
ul d
enga
n do
kter
unt
uk ti
ndak
an p
ra ru
juka
n •
Ruju
k se
gera
ke
rum
ah s
akit
Jika
dem
am a
tau
kelu
ar c
aira
n (lo
kia)
ber
bau
busu
k
• Ap
akah
ibu
men
gala
mi:
• pe
rdar
ahan
he
bat?
•
rasa
pan
as
saat
bua
ng
air k
enci
ng
• Ra
ba p
erut
bag
ian
baw
ah
dan
pang
gul a
paka
h ny
eri
• Pe
riksa
tand
a lo
kia
berb
au
• Uk
ur s
uhu
tubu
h •
Perik
sa a
tau
rasa
kan
kaku
ku
duk
• Pe
riksa
ada
nya
kele
suan
(le
targ
i)
• Su
hu tu
buh
> 38
0 C d
an
terli
hat:
- sa
ngat
lem
ah.
- lo
kia
berb
au b
usuk
-
caira
n lo
kia
men
galir
-
uter
us ti
dak
berk
ontra
ksi d
enga
n ba
ik
- ny
eri p
erut
baw
ah
Infe
ksi r
ahim
•
Kons
ul d
enga
n do
kter
•
Mas
ukka
n IV
line
dan
ber
ikan
cai
ran
deng
an c
epat
•
Berik
an a
ntib
iotik
IM/I
V ya
ng s
esua
i •
Ruju
k se
gera
ke
rum
ah s
akit
• Su
hu T
ubuh
> 3
80C
dan
sala
h sa
tu d
ari:
- ke
ncin
g se
diki
t te
tapi
ser
ing
- ny
eri d
i pan
ggul
Infe
ksi p
ada
salu
ran
kenc
ing
•
Kons
ul d
enga
n do
kter
•
Berik
an a
ntib
iotik
IM/I
V ya
ng s
esua
i •
Ruju
k se
gera
ke
rum
ah s
akit
• Te
mpe
ratu
r >38
0 C d
an
sala
h sa
tu d
ari:
→ k
aku
kudu
k →
leta
rgi
Kem
ungk
inan
in
feks
i cai
ran
med
ulla
spi
nalis
(m
enin
gitis
, en
sefa
litis
, te
tanu
s)
• Ko
nsul
den
gan
dokt
er
• M
emas
ukka
n IV
line
•
Mem
berik
an a
ntib
iotik
IM/I
V ya
ng s
esua
i •
Ungk
inan
Ruj
uk s
eger
a ke
rum
ah s
akit
• Pa
nas
saat
bua
ng a
ir ke
cil
Infe
ksi p
ada
salu
ran
kenc
ing
bagi
an b
awah
.
• Ta
ta la
ksan
a ol
eh d
okte
r um
um
• M
embe
rikan
ant
ibio
tik o
ral y
ang
sesu
ai
• M
endo
rong
wan
ita it
u un
tuk
min
um le
bih
bany
ak c
aira
n •
Mem
anta
u da
lam
2 h
ari.
Jika
tidak
ada
per
baik
an ru
juk
ke ru
mah
sak
it.
• D
emam
>38
C
• H
asil
Mik
rosk
opis
/ R
DT
Posi
tif M
alar
ia
Mal
aria
•
Tata
laks
ana
oleh
dok
ter u
mum
•
Mem
berik
an a
nti-m
alar
ia o
ral
• M
enga
mat
i dal
am 2
har
i. Jik
a tid
ak a
da p
erba
ikan
, ruj
uk k
e ru
mah
sak
it.
• Pe
rdar
ahan
< 1
pe
mba
lut
• Su
hu <
38C
•
Loki
a tid
ak b
erba
u
Nor
mal
•
Mem
berik
an K
IE te
ntan
g pe
raw
atan
keb
ersi
han
kem
alua
n ( v
ulva
hyg
iene
)
Berik
utny
a: Ji
ka a
da m
asal
ah b
uang
air
keci
l per
ineu
m b
erna
nah
atau
nye
ri
Mer
espo
n Ta
nda-
tand
a ya
ng D
iam
ati a
tau
Mas
alah
-mas
alah
yan
g M
uncu
l (3)
M
emer
iksa
Sta
tus
HIV
. NF4
Gu
naka
n ba
gan
ini u
ntuk
tes
HIV
pada
kun
jung
an p
asca
per
salin
an ji
ka ib
u be
lum
per
nah
dila
kuka
n te
s, d
an s
tatu
s HI
V be
lum
dik
etah
ui
Jika
ibu
tela
h m
enda
patk
an A
RV p
ada
saat
ham
il at
au s
aat m
elah
irkan
, ruj
uk ib
u da
n ba
yinya
ke
laya
nan
HIV
untu
k pe
mer
iksa
an le
bih
lanj
ut
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
, m
emer
iksa
Tand
a-ta
nda
Klas
ifika
si
Pera
wat
an d
an s
aran
Berik
an in
form
asi k
unci
tent
ang
HIV
• Ap
a itu
HIV
dan
bag
aim
ana
penu
lara
n HI
V?
• Pe
ntin
gnya
men
geta
hui s
tatu
s HI
V •
Jela
skan
tent
ang
man
faat
tes
HIV
•
Jela
skan
ten
tang
ke
raha
siaa
n ha
sil
tes
HIV
• Je
lask
an k
e ib
u ba
hwa
tes
HIV
akan
di
laku
kan
seca
ra r
utin
sep
erti
tes
dara
h la
inny
a
Tany
akan
kep
ada
ibu
: -
Apab
ila h
asil
tes
HIV
nya
posi
tif:
apak
ah I
bu s
edan
g m
inum
oba
t AR
V?
- Ap
abila
has
il te
s HI
V ny
a t
idak
di
keta
hui
dan
ibu
terin
dika
si H
IV
taw
arka
n pe
mer
iksa
an H
IV.
• Ap
akah
ibu
pern
ah d
ites
HIV?
-
Jika
pern
ah, b
agai
man
a ha
siln
ya
(pos
itif/
nega
tif)
- Jik
a ha
siln
ya p
ositi
f apa
kah
ibu
seda
ng m
emin
um o
bat A
RV?
Tes
HIV
jika
belu
m
dila
kuka
n sa
at
keha
mila
n (ji
ka
ada
indi
kasi
)
• Te
s HI
V re
aktif
HI
V re
aktif
•
Berik
an E
duka
si p
ada
ibu
tent
ang:
-
pent
ingn
ya m
inum
oba
t AR
V da
n ke
patu
han
min
um
obat
sec
ara
tera
tur
- pi
lihan
pem
beria
n nu
trisi
bay
i da
n ca
ra p
embe
rian
nutri
si b
ayi y
ang
bena
r -
Berik
an p
eraw
atan
tam
baha
n un
tuk
ibu
yang
terin
feks
i HI
V
- ke
luar
ga b
eren
cana
yan
g se
suai
den
gan
ODHA
-
hubu
ngan
sek
s ya
ng a
man
dan
pem
akai
an k
ondo
m
deng
an b
enar
dan
kon
sist
en
- m
anfa
at d
ukun
gan
kelu
arga
-
men
gaja
k pa
sang
an u
ntuk
men
giku
ti te
s HI
V •
Berik
an A
RV p
ada
ibu
atau
ruj
uk ib
u ke
laya
nan
Pera
wat
an,
Duku
ngan
da
n Pe
ngob
atan
pa
da
ODHA
(P
DP)
untu
k pe
mbe
rian
obat
ARV
•
Untu
k ba
yi ya
ng la
hir d
ari i
bu H
IV ,
lihat
form
MTB
M
• M
enol
ak d
ites,
tid
ak a
da h
asil
tes
HIV,
ata
u tid
ak
ingi
n m
engu
ngka
pkan
ha
sily
a.
Stat
us
HIV
tidak
di
keta
hui
• Jik
a ad
a in
dika
si m
inta
ibu
untu
k m
elak
ukan
tes
HIV
pad
a ku
njun
gan
nifa
s be
rikut
nya
• Jik
a te
tap
men
olak
tes
HIV
pada
kun
jung
an b
erik
utny
a, ru
juk
ke L
ayan
an te
s HI
V •
Berik
an E
duka
si u
ntuk
mel
akuk
an h
ubun
gan
seks
am
an
term
asuk
men
ggun
akan
kon
dom
•
Berik
an in
form
asi u
lang
tent
ang
man
faat
tes
HIV
• Te
s HI
V ne
gatif
. HI
V no
n re
aktif
•
Berik
an E
duka
si u
ntuk
se
lalu
mel
akuk
an h
ubun
gan
seks
am
an
Berik
utny
a: Ji
ka te
rjadi
pen
dara
han
heba
t pad
a va
gina
, dem
am a
tau
loki
a be
rbau
bus
uk
42
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (5)
Jik
a ad
a m
asal
ah B
uang
Air
Keci
l, p
erin
eum
ber
nana
h at
au n
yeri
NF6
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n M
elih
at,
men
deng
arka
n,
mer
asak
an,
mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Kla
sifik
asi
Pera
wat
an d
an S
aran
Jika
ada
mas
alah
bua
ng a
ir ke
cil
Apak
ah a
da m
asal
ah d
enga
n Bu
ang
air k
ecil
? -
Apak
ah ib
u tid
ak b
isa
men
ahan
bu
ang
air k
ecil
? -
Apak
ah ib
u tid
ak b
isa
buan
g ai
r ke
cil
- Ap
akah
ken
cing
tera
sa
pana
s?(L
ihat
NF.
5)
•
Urin
e ke
luar
tanp
a di
sada
ri .
In
kont
inen
sia
Urin
e
• Ta
ta la
ksan
a ol
eh d
okte
r um
um
• M
emer
iksa
kem
ungk
inan
trau
ma
perin
eal.
• M
embe
rikan
ant
ibio
tik o
ral y
ang
sesu
ai u
ntuk
infe
ksi
salu
ran
kenc
ing
baw
ah
• Jik
a ko
ndis
i be
rlanj
ut l
ebih
dar
i 1
min
ggu,
ruj
uk k
e Ru
mah
Sak
it
• Fu
ndus
ute
ri te
raba
lebi
h tin
ggi,
tidak
ses
uai d
enga
n m
asa
invo
lusi
, tan
pa
perd
arah
an
• Ka
ndun
g ke
mih
tera
ba
penu
h
Rete
nsio
Urin
e
• Li
hat t
ata
laks
ana
rete
nsio
urin
e
Jika
Perin
eum
ber
nana
h at
au n
yeri
• Vu
lva
atau
per
ineu
m m
embe
ngka
k de
ngan
hem
atom
Trau
ma
Perin
eum
ber
at
• Ru
juk
• Vu
lva
atau
per
ineu
m m
embe
ngka
k
Trau
ma
perin
eum
ring
an
• Ta
tala
ksan
a ol
eh d
okte
r um
um
• M
enga
jark
an ib
u te
ntan
g Vu
lva
hygi
ene
(diu
rai d
i la
mpi
ran)
•
Luka
per
ineu
m te
rbuk
a Ro
beka
n pe
rineu
m
ringa
n •
Men
gaja
rkan
ibu
tent
ang
Vulv
a hy
gien
e •
Ruju
k se
tela
h 3
bula
n Be
rikut
nya:
Jik
a te
rliha
t se
dih
dan
mud
ah m
enan
gis
•
Abse
s di
per
ineu
m
• N
yeri
di p
erin
eum
In
feks
i ata
u sa
kit
Perin
eum
•
Tata
laks
ana
oleh
dok
ter u
mum
•
Mel
epas
jahi
tan,
jika
ada
. •
Mem
bers
ihka
n lu
ka.
Mem
berik
an
kons
elin
g te
ntan
g pe
raw
atan
dan
kes
ehat
an
• M
embe
rikan
par
acet
amol
unt
uk m
engu
rang
i ras
a sa
kit
• M
enga
mat
i da
lam
2
hari.
Jik
a tid
ak
ada
perb
aika
n, R
ujuk
ke
Rum
ah S
akit
43
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (6)
Jik
a te
rliha
t sed
ih d
an m
udah
men
angi
s. N
F7
M
enan
yaka
n, m
enge
cek
cata
tan
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan
, m
eras
akan
Tand
a-ta
nda
Kla
sifik
asi
Pera
wat
an d
an S
aran
J ika
sedi
h at
au m
udah
men
angi
s •
Baga
iman
a pe
rasa
an ib
u se
kara
ng
ini?
•
Apak
ah ib
u m
enga
lam
i be
rkur
angn
ya m
inat
dan
ke
sena
ngan
pad
a ke
giat
an y
ang
bias
a di
laku
kan?
” •
“Apa
kah
akhi
r-akh
ir in
i ibu
mud
ah
lela
h at
au ti
dak
berte
naga
wal
au
tidak
mel
akuk
an a
ktiv
itas
fisik
yan
g be
rat?
” •
Apak
ah ib
u m
enga
lam
i gan
ggua
n tid
ur?”
•
Apak
ah ib
u su
lit u
ntuk
be
rkon
sent
rasi
, mis
alny
a sa
at
mem
baca
kor
an a
tau
maj
alah
, ata
u ju
ga s
aat m
ende
ngar
kan
radi
o/TV
?”
Te
rdap
at D
ua a
tau
lebi
h da
ri ge
jala
-ge
jala
di b
awah
ini
terja
di ≥
2 m
ingg
u
men
unju
kkan
per
ubah
an d
ari
kead
aan
yang
nor
mal
: •
Pera
saan
ber
sala
h ya
ng ti
dak
tepa
t ata
u pe
rasa
an n
egat
if te
rhad
ap d
iri s
endi
ri.
• M
udah
men
angi
s.
• M
inat
pad
a ke
seha
tan
men
urun
. •
Mer
asa
lela
h, g
elis
ah s
etia
p sa
at.
• Ti
dur t
erga
nggu
(ter
lalu
ban
yak
tidur
ata
u ku
rang
tidu
r, ba
ngun
te
rlalu
pag
i).
• Ke
hila
ngan
kem
ampu
an b
erpi
kir
atau
ber
kons
entra
si.
• N
afsu
mak
an m
enur
un d
rast
ic
Dep
resi
Pas
ca P
ersa
linan
(b
iasa
nya
sete
lah
2 m
ingg
u)
• M
embe
rikan
duk
unga
n em
osio
nal
• Ru
juk
ke ru
mah
sak
it
• Sa
lah
satu
di a
tas
sela
ma
kura
ng
dari
2 m
ingg
u.
Post
part
um b
lues
(B
iasa
nya
pada
min
ggu
perta
ma)
• Ta
ta la
ksan
a do
kter
um
um
• M
eyak
inka
n Ib
u ba
hwa
hal i
ni s
anga
t um
um.
• M
ende
ngar
kan
kepr
ihat
inan
nya.
M
embe
rikan
do
rong
an d
an d
ukun
gan
emos
iona
l. •
Mem
berik
an
kons
elin
g ke
pada
pa
sang
an
dan
kelu
arga
nya
untu
k m
embe
rikan
ba
ntua
n da
n m
enga
mat
i per
kem
bang
an ib
u.
• M
enga
mat
i da
lam
2
min
ggu,
da
n jik
a tid
ak
ada
perb
aika
n ru
juk.
Be
rikut
nya:
Jika
vag
ina
men
gala
mi k
eput
ihan
pad
a 4
min
ggu
pasc
a pe
rsal
inan
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (5)
Jik
a ad
a m
asal
ah B
uang
Air
Keci
l, p
erin
eum
ber
nana
h at
au n
yeri
NF6
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n M
elih
at,
men
deng
arka
n,
mer
asak
an,
mem
erik
sa
Tand
a-ta
nda
Kla
sifik
asi
Pera
wat
an d
an S
aran
Jika
ada
mas
alah
bua
ng a
ir ke
cil
Apak
ah a
da m
asal
ah d
enga
n Bu
ang
air k
ecil
? -
Apak
ah ib
u tid
ak b
isa
men
ahan
bu
ang
air k
ecil
? -
Apak
ah ib
u tid
ak b
isa
buan
g ai
r ke
cil
- Ap
akah
ken
cing
tera
sa
pana
s?(L
ihat
NF.
5)
•
Urin
e ke
luar
tanp
a di
sada
ri .
In
kont
inen
sia
Urin
e
• Ta
ta la
ksan
a ol
eh d
okte
r um
um
• M
emer
iksa
kem
ungk
inan
trau
ma
perin
eal.
• M
embe
rikan
ant
ibio
tik o
ral y
ang
sesu
ai u
ntuk
infe
ksi
salu
ran
kenc
ing
baw
ah
• Jik
a ko
ndis
i be
rlanj
ut l
ebih
dar
i 1
min
ggu,
ruj
uk k
e Ru
mah
Sak
it
• Fu
ndus
ute
ri te
raba
lebi
h tin
ggi,
tidak
ses
uai d
enga
n m
asa
invo
lusi
, tan
pa
perd
arah
an
• Ka
ndun
g ke
mih
tera
ba
penu
h
Rete
nsio
Urin
e
• Li
hat t
ata
laks
ana
rete
nsio
urin
e
Jika
Perin
eum
ber
nana
h at
au n
yeri
• Vu
lva
atau
per
ineu
m m
embe
ngka
k de
ngan
hem
atom
Trau
ma
Perin
eum
ber
at
• Ru
juk
• Vu
lva
atau
per
ineu
m m
embe
ngka
k
Trau
ma
perin
eum
ring
an
• Ta
tala
ksan
a ol
eh d
okte
r um
um
• M
enga
jark
an ib
u te
ntan
g Vu
lva
hygi
ene
(diu
rai d
i la
mpi
ran)
•
Luka
per
ineu
m te
rbuk
a Ro
beka
n pe
rineu
m
ringa
n •
Men
gaja
rkan
ibu
tent
ang
Vulv
a hy
gien
e •
Ruju
k se
tela
h 3
bula
n Be
rikut
nya:
Jik
a te
rliha
t se
dih
dan
mud
ah m
enan
gis
•
Abse
s di
per
ineu
m
• N
yeri
di p
erin
eum
In
feks
i ata
u sa
kit
Perin
eum
•
Tata
laks
ana
oleh
dok
ter u
mum
•
Mel
epas
jahi
tan,
jika
ada
. •
Mem
bers
ihka
n lu
ka.
Mem
berik
an
kons
elin
g te
ntan
g pe
raw
atan
dan
kes
ehat
an
• M
embe
rikan
par
acet
amol
unt
uk m
engu
rang
i ras
a sa
kit
• M
enga
mat
i da
lam
2
hari.
Jik
a tid
ak
ada
perb
aika
n, R
ujuk
ke
Rum
ah S
akit
44
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (7)
Jik
a m
enga
lam
i kep
utih
an p
ada
4 m
ingg
u pa
sca
pers
alin
an N
F8
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n M
elih
at, m
ende
ngar
kan,
mer
asak
an
Tand
a-ta
nda
Kla
sifik
asi
Pera
wat
an d
an s
aran
Jika
men
gala
mi k
eput
ihan
(vag
inal
dis
char
ge) 4
min
ggu
sete
lah
pers
alin
an.
• Ap
akah
pa
sang
an
ibu
pern
ah
men
gala
mi
kelu
han
kenc
ing
bern
anah
Jik
a pa
sang
an
ikut
se
rta
ke
klin
ik
tany
akan
apa
kah
pasa
ngan
ber
sedi
a di
beri
perta
nyaa
n ya
ng s
ama.
Jik
a ya
, ta
nyak
an p
asan
gann
ya it
u ap
akah
dia
: •
Pern
ah m
enga
lam
i kel
uhan
ke
ncin
g be
rnan
ah.
Jika
pasa
ngan
tid
ak b
erse
dia,
je
lask
an k
epad
a ib
u te
ntan
g pe
ntin
gnya
pem
erik
saan
dan
pe
raw
atan
unt
uk m
ence
gah
infe
ksi
beru
lang
.
• Li
hatla
h pe
ngel
uara
n ca
iran
vagi
na
yang
tida
k no
rmal
:
b
erle
biha
n, b
erw
arna
dan
ber
bau
• Jik
a ca
iran
tidak
te
rliha
t, pe
riksa
de
ngan
mem
akai
sar
ung
tang
an d
an
perik
sa c
aira
n di
sar
ung
tang
an.
• Ca
iran
Vagi
na
berw
arna
da
n be
rbau
de
ngan
riw
ayat
pa
sang
an
men
derit
a ke
ncin
g be
rnan
ah
Kem
ungk
inan
go
norr
hea
atau
in
feks
i chl
amyd
ia
• Ta
ta L
aksa
na d
an k
oord
inas
i ol
eh
dokt
er u
mum
• Ca
iran
vagi
na
sepe
rti
susu
da
n/at
au.
•
Kem
ungk
inan
in
feks
i can
dida
•
Tata
lak
sana
dan
koo
rdin
asi
oleh
do
kter
um
um
• Ca
iran
Vagi
na
berw
arna
da
n be
rbau
K
emun
gkin
an
bakt
eri a
tau
infe
ksi
trich
omon
as
• Ta
ta l
aksa
na d
an k
oord
inas
i ol
eh
dokt
er u
mum
Berik
utny
a: Ji
ka a
da m
asal
ah p
ayud
ara
45
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (8)
Jik
a m
enga
lam
i mas
alah
pay
udar
a N
F9
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n M
elih
at, m
ende
ngar
kan,
mer
asak
an
Tand
a-ta
nda
Kla
sifik
asi
Pera
wat
an d
an s
aran
Jika
men
gala
mi k
eluh
an n
yeri
di p
ayud
ara
atau
put
ting
Adak
ah
kelu
han
yang
di
rasa
pa
da
payu
dara
? Ap
akah
sud
ah p
erna
h m
enyu
sui a
tau
tidak
?
• Li
hat a
daka
h le
cet p
ada
putin
g •
Liha
t pad
a pa
yuda
ra a
paka
h ad
a :
- Pe
mbe
ngka
kan
- M
engk
ilap
- Ke
mer
ahan
•
Rasa
kan
bagi
an p
ayud
ara
yang
ter
asa
nyer
i •
Ukur
suh
u ba
dan
• Li
hat p
osis
i per
leka
tan
saat
men
yusu
i
•
Kedu
a pa
yuda
ra
beng
kak,
men
gkila
p da
n ke
mer
ahan
•
Suhu
Tub
uh <
380
C •
Tekn
ik m
enyu
sui
yang
tida
k te
pat
(men
ggun
ting)
•
Belu
m m
enyu
sui
Bend
unga
n Pa
yuda
ra
• Ta
ta L
aksa
na o
leh
dokt
er u
mum
•
Mem
otiv
asi I
bu u
ntuk
teta
p m
enyu
sui
• M
empe
raga
kan
posi
si
men
yusu
i da
n pe
rleka
tan
yang
ben
ar
• Sa
rank
an u
ntuk
men
yusu
i ses
erin
g m
ungk
in
• M
enila
i kem
bali
sete
lah
2 ka
li m
enyu
sui a
tau
1 ha
ri.
Bila
tid
ak
mem
baik
, aj
ari
ibu
untu
k m
emom
pa
payu
dara
ter
lebi
h da
hulu
seb
elum
men
yusu
i un
tuk
men
gura
ngi n
yeri
• Pa
yuda
ra n
yeri,
be
ngka
k da
n ke
mer
ahan
•
Suhu
Tub
uh >
38
0 C
• Te
rasa
Sak
it
Mas
titis
•
Tata
Lak
sana
ole
h do
kter
um
um
• Be
rikan
ant
ibio
tik s
elam
a 7
hari
• M
emot
ivas
i Ibu
unt
uk te
tap
men
yusu
i •
Mem
pera
gaka
n po
sisi
m
enyu
sui
dan
perle
kata
n ya
ng b
enar
•
Nila
i ke
mba
li se
tela
h 2
hari,
bila
tid
ak m
emba
ik,
mak
a ru
juk
• Pa
da
Ibu
HIV
yan
g m
enyu
sui,
mak
a ba
yi m
enyu
sui
pada
pa
yuda
ra
yang
se
hat,
lalu
po
mpa
pa
da
payu
dara
yan
g sa
kit,
dan
buan
g sa
mpa
i tid
ak a
da
dem
am
• Bi
la te
rasa
san
gat n
yeri
, ber
ikan
par
aset
amol
Te
rdap
at s
emua
tand
a di
ba
wah
ini:
• Pa
yuda
ra n
yeri
beng
kak
• Pu
ncta
te (+
) •
Undu
lasi
(+)
Abse
s pa
yuda
ra
• Ta
tala
ksan
a ol
eh d
okte
r um
um:
o Ko
mpr
es
o In
cisi
abs
es
o Pe
mbe
rian
antib
iotik
dan
ana
lget
ik
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (7)
Jik
a m
enga
lam
i kep
utih
an p
ada
4 m
ingg
u pa
sca
pers
alin
an N
F8
Men
anya
kan,
men
gece
k ca
tata
n M
elih
at, m
ende
ngar
kan,
mer
asak
an
Tand
a-ta
nda
Kla
sifik
asi
Pera
wat
an d
an s
aran
Jika
men
gala
mi k
eput
ihan
(vag
inal
dis
char
ge) 4
min
ggu
sete
lah
pers
alin
an.
• Ap
akah
pa
sang
an
ibu
pern
ah
men
gala
mi
kelu
han
kenc
ing
bern
anah
Jik
a pa
sang
an
ikut
se
rta
ke
klin
ik
tany
akan
apa
kah
pasa
ngan
ber
sedi
a di
beri
perta
nyaa
n ya
ng s
ama.
Jik
a ya
, ta
nyak
an p
asan
gann
ya it
u ap
akah
dia
: •
Pern
ah m
enga
lam
i kel
uhan
ke
ncin
g be
rnan
ah.
Jika
pasa
ngan
tid
ak b
erse
dia,
je
lask
an k
epad
a ib
u te
ntan
g pe
ntin
gnya
pem
erik
saan
dan
pe
raw
atan
unt
uk m
ence
gah
infe
ksi
beru
lang
.
• Li
hatla
h pe
ngel
uara
n ca
iran
vagi
na
yang
tida
k no
rmal
:
b
erle
biha
n, b
erw
arna
dan
ber
bau
• Jik
a ca
iran
tidak
te
rliha
t, pe
riksa
de
ngan
mem
akai
sar
ung
tang
an d
an
perik
sa c
aira
n di
sar
ung
tang
an.
• Ca
iran
Vagi
na
berw
arna
da
n be
rbau
de
ngan
riw
ayat
pa
sang
an
men
derit
a ke
ncin
g be
rnan
ah
Kem
ungk
inan
go
norr
hea
atau
in
feks
i chl
amyd
ia
• Ta
ta L
aksa
na d
an k
oord
inas
i ol
eh
dokt
er u
mum
• Ca
iran
vagi
na
sepe
rti
susu
da
n/at
au.
•
Kem
ungk
inan
in
feks
i can
dida
•
Tata
lak
sana
dan
koo
rdin
asi
oleh
do
kter
um
um
• Ca
iran
Vagi
na
berw
arna
da
n be
rbau
K
emun
gkin
an
bakt
eri a
tau
infe
ksi
trich
omon
as
• Ta
ta l
aksa
na d
an k
oord
inas
i ol
eh
dokt
er u
mum
Berik
utny
a: Ji
ka a
da m
asal
ah p
ayud
ara
46
• Pu
ting
reta
k at
au
lece
t •
Mul
ut
bayi
tid
ak
mel
ekat
den
gan
baik
Putin
g le
cet
•
Mem
otiv
asi I
bu u
ntuk
teta
p m
enyu
sui
• M
empe
raga
kan
posi
si
men
yusu
i da
n pe
rleka
tan
yang
ben
ar
• M
enila
i kem
bali
sete
lah
2 ka
li m
enyu
sui a
tau
1 ha
ri.
Bila
tid
ak
mem
baik
, aj
ari
ibu
untu
k m
emom
pa
payu
dara
yan
g sa
kit
dan
mem
berik
an a
si m
elal
ui
gela
s, d
an
teta
p m
enyu
sui
pada
pa
yuda
ra
yang
se
hat
• Ti
dak
ada
beng
kak,
ke
mer
ahan
dan
ny
eriS
uhu
tubu
h no
rmal
•
Putin
g ir
itasi
ring
an
atau
tida
k le
cet
•
Mul
ut
bayi
m
elek
at
deng
an b
aik
Nor
mal
•
Duk
ung
ibu
untu
k te
tap
men
yusu
i ba
yiny
a se
cara
ek
slus
if
Berik
utny
a: Ji
ka b
atuk
ata
u na
pas
sulit
.
47
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (9)
Jik
a ba
tuk
atau
sul
it be
rnap
as, m
engk
onsu
msi
oba
t-oba
tan
anti
tube
rkul
osis
, NF1
0 M
enan
yaka
n,
men
gece
k ca
tata
n M
elih
at,
men
deng
arka
n,
mer
asak
an
Tand
a-ta
nda
Kla
sifik
asi
Pera
wat
an d
an S
aran
Jika
batu
k at
au s
ulit
bern
apas
•
Suda
h be
rapa
lam
a ib
u m
enga
lam
i kes
ulita
n be
rnap
as?
• Se
sak
nafa
s be
rtam
bah
bila
pos
isi b
erba
ring
• Ap
akah
dad
a ib
u te
rasa
sa
kit?
•
Apak
ah ib
u m
erok
ok?
• Li
hat a
paka
h te
reng
ah-e
ngah
•
Den
gark
an
apak
ah
terd
apat
men
gi
• Uk
ur s
uhu
bada
n
Sedi
kitn
ya 2
dar
i yan
g be
rikut
ini:
• Su
hu T
ubuh
> 3
8 0
C •
Pern
afas
an c
epat
dan
da
ngka
l •
Dad
a ny
eri
Terd
uga
pnem
onia
•
Ruju
k ke
Rum
ah S
akit
• Ri
way
at p
re e
klam
psi
• Ap
akah
ad
a da
rah
di
daha
k ib
u?
• Ap
akah
ibu
seda
ng
men
gons
umsi
oba
t-ob
atan
ant
i tu
berk
olus
is?
•
Apak
ah
ada
angg
ota
kelu
arga
ya
ng
men
derit
a TB
C?
•
Pern
afas
an t
eras
a be
rat
Terd
uga
oede
m
paru
•
Tata
laks
ana
prar
ujuk
an
• Ru
juk
ke R
S
Sedi
kitn
ya 1
dar
i yan
g be
rikut
: •
Batu
k be
rdah
ak s
elam
a 2
min
ggu
atau
lebi
h •
Kont
ak d
enga
n pe
nder
ita T
B •
Batu
k da
rah,
ses
ak n
afas
, •
Buny
i men
gi
• N
afsu
mak
an m
enur
un, b
erat
ba
dan
men
urun
bad
an le
mas
•
Berk
erin
gat m
alam
har
i tan
pa
kegi
atan
fisi
k
Terd
uga
peny
akit
paru
kr
onis
(T
uber
kulo
sis
atau
pe
nyak
it pa
ru
kron
is
lain
nya)
•
Anju
rkan
unt
uk p
erik
sa d
ahak
•
Bila
has
il po
sitif
, ruj
uk
poli
DOT
S/po
li um
um u
ntuk
men
dapa
tkan
pe
ngob
atan
dan
ruju
k ba
yi u
ntuk
men
dapa
tkan
INH
pro
filak
sis
• Te
tap
men
yusu
i den
gan
men
ggun
akan
mas
ker
• M
inum
oba
t-oba
tan
anti-
tube
rkul
osis
Tube
rkul
osis
• M
eyak
inka
n ba
hwa
obat
-oba
tan
ters
ebut
tid
ak
men
ggan
ggu
bayi
nya,
dan
dia
har
us m
elan
jutk
an p
engo
bata
n •
Jika
ibu
posi
tif T
B, r
ujuk
bay
i ke
Poli
TB/U
mum
/KIA
•
Laku
kan
tes
HIV
jika
bel
um p
erna
h •
Stop
mer
okok
, ter
mas
uk k
elua
rga
yang
mer
okok
•
Mem
astik
an
bahw
a an
ggot
a ke
luar
ga
dan
kont
ak
deka
t te
lah
dila
kuka
n pe
napi
san
tube
rkul
osis
•
Info
rmas
i te
ntan
g et
ika
batu
k da
n PH
BS (
Vent
ilasi
dan
cah
aya
mat
ahar
i)
• Pu
ting
reta
k at
au
lece
t •
Mul
ut
bayi
tid
ak
mel
ekat
den
gan
baik
Putin
g le
cet
•
Mem
otiv
asi I
bu u
ntuk
teta
p m
enyu
sui
• M
empe
raga
kan
posi
si
men
yusu
i da
n pe
rleka
tan
yang
ben
ar
• M
enila
i kem
bali
sete
lah
2 ka
li m
enyu
sui a
tau
1 ha
ri.
Bila
tid
ak
mem
baik
, aj
ari
ibu
untu
k m
emom
pa
payu
dara
yan
g sa
kit
dan
mem
berik
an a
si m
elal
ui
gela
s, d
an
teta
p m
enyu
sui
pada
pa
yuda
ra
yang
se
hat
• Ti
dak
ada
beng
kak,
ke
mer
ahan
dan
ny
eriS
uhu
tubu
h no
rmal
•
Putin
g ir
itasi
ring
an
atau
tida
k le
cet
•
Mul
ut
bayi
m
elek
at
deng
an b
aik
Nor
mal
•
Duk
ung
ibu
untu
k te
tap
men
yusu
i ba
yiny
a se
cara
ek
slus
if
Berik
utny
a: Ji
ka b
atuk
ata
u na
pas
sulit
.
48
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (10
) Jik
a M
erok
ok, m
engg
unak
an a
lkoh
ol, d
an o
bat t
erla
rang
ata
u m
emili
ki ri
way
at k
orba
n ke
kera
san.
NF
11
Men
anya
kan,
m
enge
cek
cata
tan
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
Ta
nda-
tand
a K
lasi
fikas
i Pe
raw
atan
dan
Sar
an
Jika
mer
okok
, men
ggun
akan
alk
ohol
, dan
oba
t ter
lara
ng a
tau
mem
iliki
riw
ayat
kor
ban
keke
rasa
n •
Apak
ah ib
u m
erok
ok?
• Ap
akah
ibu
min
um
alko
hol?
•
Apak
ah ib
u m
engg
unak
an n
arko
ba?
• Ap
akah
ibu
pern
ah
men
gala
mi k
eker
asan
fis
ik (K
DRT
)?
• Pe
rhat
ikan
terc
ium
ba
u ro
kok
pada
tu
buh
ibu
dan
pada
sa
at b
erbi
cara
•
Perh
atik
an b
ibir,
ku
ku ja
ri ke
hita
man
ke
mun
gkin
an
mer
okok
•
Perh
atik
an k
ulit
tang
an ib
u ap
akah
ad
a be
kas
sunt
ikan
at
au b
ekas
luka
ba
ru
• Pe
rhat
ikan
dan
pe
riksa
mem
ar p
ada
tubu
h ib
u
• Te
rciu
m
bau
roko
k pa
da
tubu
h ib
u da
n sa
at b
erbi
cara
•
Bibi
r dan
kuk
u ja
ri be
rwar
na
kehi
tam
an k
emun
gkin
an
mer
okok
Terp
apar
pa
da
roko
k •
Kons
elin
g un
tuk
berh
enti
mer
okok
da
n m
engh
inda
ri pa
para
n te
rhad
ap a
sap
roko
k •
Alur
Kon
selin
g
• Ku
lit ta
ngan
ibu
beka
s su
ntik
an
Terp
apar
pa
da
nark
oba
•
Untu
k pe
nggu
na a
lkoh
ol/o
bat o
bata
n te
rlara
ng, r
ujuk
pad
a pe
mbe
ri la
yana
n/pe
raw
atan
khu
sus
bagi
pec
andu
. •
Alur
Kon
selin
g
• M
emar
D
idug
a Te
rpap
ar
keke
rasa
n
• Pe
nang
anan
luka
kor
ban
• Ko
ordi
nasi
den
gan
petu
gas
P2TP
2A
• M
elak
ukan
tata
laks
ana
psik
osos
ial
49
Kelu
han
YaTi
dak
Saki
t Kep
ala
Trip
le E
limin
asi
reak
tifno
n re
aktif
Tida
k Ta
hu
Pand
anga
n ka
bur
Stat
us H
IV
Nyer
i ulu
hat
iSt
atus
Hep
atiti
s B
Beng
kak
pada
kak
iSt
atus
Sifi
lis
Mas
alah
BAB
Mas
alah
BAK
Mud
ah le
lah
Peril
aku
YaTi
dak
Mud
ah k
haw
atir
Mer
okok
Susa
h tid
urOb
at-o
bata
n te
rlara
ng
Mer
asa
sedi
hM
inum
an b
eral
koho
l
Mer
asa
tidak
be
rgun
a
Dem
amKo
ndisi
pay
udar
aBe
ngka
kNo
rmal
Perd
arah
an
Putin
g su
suLe
cet
Tida
k
Lokh
ia b
erba
u bu
suk
ASI
+-
Kem
alua
n ga
tal
dan
kepu
tihan
Daya
hisa
p an
akKu
atLe
mah
Batu
k ≥
2 m
ingg
u
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Nam
a Ib
u
:
Usia
:
Ala
mat
:
Tan
ggal
Per
salin
an :
C
ara
Pers
alin
an
:
Tem
pat P
ersa
linan
:
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Form
ulir
Pem
erik
saan
Ibu
Nifa
s
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
ANAM
NESA
Mer
espo
n ta
nda-
tand
a ya
ng d
iam
ati a
tau
mas
alah
-mas
alah
yan
g m
uncu
l (10
) Jik
a M
erok
ok, m
engg
unak
an a
lkoh
ol, d
an o
bat t
erla
rang
ata
u m
emili
ki ri
way
at k
orba
n ke
kera
san.
NF
11
Men
anya
kan,
m
enge
cek
cata
tan
Mel
ihat
, m
ende
ngar
kan,
m
eras
akan
Ta
nda-
tand
a K
lasi
fikas
i Pe
raw
atan
dan
Sar
an
Jika
mer
okok
, men
ggun
akan
alk
ohol
, dan
oba
t ter
lara
ng a
tau
mem
iliki
riw
ayat
kor
ban
keke
rasa
n •
Apak
ah ib
u m
erok
ok?
• Ap
akah
ibu
min
um
alko
hol?
•
Apak
ah ib
u m
engg
unak
an n
arko
ba?
• Ap
akah
ibu
pern
ah
men
gala
mi k
eker
asan
fis
ik (K
DRT
)?
• Pe
rhat
ikan
terc
ium
ba
u ro
kok
pada
tu
buh
ibu
dan
pada
sa
at b
erbi
cara
•
Perh
atik
an b
ibir,
ku
ku ja
ri ke
hita
man
ke
mun
gkin
an
mer
okok
•
Perh
atik
an k
ulit
tang
an ib
u ap
akah
ad
a be
kas
sunt
ikan
at
au b
ekas
luka
ba
ru
• Pe
rhat
ikan
dan
pe
riksa
mem
ar p
ada
tubu
h ib
u
• Te
rciu
m
bau
roko
k pa
da
tubu
h ib
u da
n sa
at b
erbi
cara
•
Bibi
r dan
kuk
u ja
ri be
rwar
na
kehi
tam
an k
emun
gkin
an
mer
okok
Terp
apar
pa
da
roko
k •
Kons
elin
g un
tuk
berh
enti
mer
okok
da
n m
engh
inda
ri pa
para
n te
rhad
ap a
sap
roko
k •
Alur
Kon
selin
g
• Ku
lit ta
ngan
ibu
beka
s su
ntik
an
Terp
apar
pa
da
nark
oba
•
Untu
k pe
nggu
na a
lkoh
ol/o
bat o
bata
n te
rlara
ng, r
ujuk
pad
a pe
mbe
ri la
yana
n/pe
raw
atan
khu
sus
bagi
pec
andu
. •
Alur
Kon
selin
g
• M
emar
D
idug
a Te
rpap
ar
keke
rasa
n
• Pe
nang
anan
luka
kor
ban
• Ko
ordi
nasi
den
gan
petu
gas
P2TP
2A
• M
elak
ukan
tata
laks
ana
psik
osos
ial
Lam
pira
n 2
50
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
5.
Tel
apak
tang
an a
tau
konj
ungt
iva
puca
t
6. T
idak
ada
tand
a pe
rdar
ahan
pa
scap
ersa
linan
7.
Nad
i < 1
00 x
/men
it
8.
Per
nafa
san
< 30
x/m
enit
9.
Hem
oglo
bin
> 11
g/d
l
10
. Tid
ak a
da p
ucat
NF 4
. Mem
erik
sa S
tatu
s HIV
1. T
es H
IV re
aktif
NF 3
. Jik
a W
ajah
Puc
at, P
erik
sa K
emun
gkin
an
Anem
ia
1.
Hem
oglo
bin
<8 g
/dl
2.
Tel
apak
tang
an d
an k
onju
nctiv
a pu
cat
3.
Ada
puc
at d
an sa
lah
satu
dar
i:
-
Nad
i > 1
00 x
/men
it
-
Laju
Per
nafa
san>
30
x pe
r men
it.
- M
udah
lela
h.
-
Tere
ngah
-eng
ah sa
at is
tirah
at
4.
Hem
oglo
bin
8-11
g/d
l
1. N
yeri
kepa
la, p
anda
ngan
kab
ur, d
an n
yeri
ulu
hati
2. T
ekan
an d
arah
sist
olik
> 1
60 m
mHg
ata
u di
asto
lik >
110
mm
Hg p
ada
dua
kali
pe
mer
iksa
an b
erja
rak
15 m
enit
3. T
ekan
an d
arah
sist
olik
> 1
40 m
mHg
ata
u di
asto
lik ≥
90 p
ada
dua
kali
pem
erik
saan
be
rjara
k 15
men
it de
ngan
tand
a ke
rusa
kan
orga
n 4.
Tek
anan
dar
ah d
iast
olik
>90
sam
pai <
110
mm
Hg t
anpa
tand
a ke
rusa
kan
orga
n
5.
Tek
anan
dar
ah d
iast
olik
<90
mm
Hg
2. M
enol
ak d
ites,
tidak
ada
has
il te
s HIV
, ata
u tid
ak in
gin
men
gung
kapk
an h
asiln
ya
3. T
es H
IV n
on re
aktif
NF 2
. Jik
a Te
kana
n Da
rah
Dias
tolik
Nai
k
51
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
11. l
etar
gi
12. P
anas
saat
bua
ng a
ir ke
cil.
2. S
anga
t lem
ah.
3. P
erut
lem
bek.
4. L
okia
ber
bau
busu
k.
5. C
aira
n lo
kia
men
galir
6. U
teru
s tid
ak b
erko
ntra
ksi d
enga
n ba
ik.
7. N
yeri
peru
t baw
ah
8. k
encin
g se
diki
t tet
api s
erin
g
9. n
yeri
di p
angg
ul.
10. K
aku
kudu
k
NF. 5
. Jik
a Pe
rdar
ahan
heb
at d
ari v
agin
a
1. P
erda
raha
n ak
tif (L
ebih
dar
i 1 p
emba
lut
basa
h da
lam
5 m
enit)
2. R
obek
an ja
lan
lahi
r gra
de 3
dan
4
NF.5
. JIk
a De
mam
ata
u ke
luar
Cai
ran
Berb
au
Busu
k
1. S
uhu
tubu
h >3
8C
13. H
asil
Mik
rosk
opis/
RDT
Posit
if M
alar
ia
14. P
erda
raha
n <
1 pe
mba
lut
15. S
uhu
< 38
C
16. L
okia
tida
k be
rbau
NF 6
. Jik
a ad
a m
asal
ah B
uang
Air
Kecil
:
1. U
rine
kelu
ar ta
npa
disa
dari
2. F
undu
s ute
ri te
raba
lebi
h tin
ggi,
tidak
sesu
ai
deng
an m
asa
invo
lusi,
tanp
a pe
rdar
ahan
3. K
andu
ng k
emih
tera
ba p
enuh
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
5.
Tel
apak
tang
an a
tau
konj
ungt
iva
puca
t
6. T
idak
ada
tand
a pe
rdar
ahan
pa
scap
ersa
linan
7.
Nad
i < 1
00 x
/men
it
8.
Per
nafa
san
< 30
x/m
enit
9.
Hem
oglo
bin
> 11
g/d
l
10
. Tid
ak a
da p
ucat
NF 4
. Mem
erik
sa S
tatu
s HIV
1. T
es H
IV re
aktif
NF 3
. Jik
a W
ajah
Puc
at, P
erik
sa K
emun
gkin
an
Anem
ia
1.
Hem
oglo
bin
<8 g
/dl
2.
Tel
apak
tang
an d
an k
onju
nctiv
a pu
cat
3.
Ada
puc
at d
an sa
lah
satu
dar
i:
-
Nad
i > 1
00 x
/men
it
-
Laju
Per
nafa
san>
30
x pe
r men
it.
- M
udah
lela
h.
-
Tere
ngah
-eng
ah sa
at is
tirah
at
4.
Hem
oglo
bin
8-11
g/d
l
1. N
yeri
kepa
la, p
anda
ngan
kab
ur, d
an n
yeri
ulu
hati
2. T
ekan
an d
arah
sist
olik
> 1
60 m
mHg
ata
u di
asto
lik >
110
mm
Hg p
ada
dua
kali
pe
mer
iksa
an b
erja
rak
15 m
enit
3. T
ekan
an d
arah
sist
olik
> 1
40 m
mHg
ata
u di
asto
lik ≥
90 p
ada
dua
kali
pem
erik
saan
be
rjara
k 15
men
it de
ngan
tand
a ke
rusa
kan
orga
n 4.
Tek
anan
dar
ah d
iast
olik
>90
sam
pai <
110
mm
Hg t
anpa
tand
a ke
rusa
kan
orga
n
5.
Tek
anan
dar
ah d
iast
olik
<90
mm
Hg
2. M
enol
ak d
ites,
tidak
ada
has
il te
s HIV
, ata
u tid
ak in
gin
men
gung
kapk
an h
asiln
ya
3. T
es H
IV n
on re
aktif
NF 2
. Jik
a Te
kana
n Da
rah
Dias
tolik
Nai
k
52
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
3. Lu
ka p
erin
eum
terb
uka
4. A
bses
di p
erin
eum
5. N
yeri
di p
erin
eum
NF.7
. Jik
a Se
dih
atau
Mud
ah M
enan
gis
1. T
erda
pat d
ua a
tau
lebi
h da
ri ge
jala
-gej
ala
di
baw
ah in
i yan
g te
rjadi
pad
a 2
min
ggu
sam
pai
12 b
ulan
pas
ca m
elah
irkan
, yai
tu:
- P
eras
aan
bers
alah
yan
g tid
ak te
pat a
tau
pera
saan
neg
atif
terh
adap
diri
send
iri
- M
udah
men
angi
s
- M
inat
pad
a ke
seha
tan
men
urun
- M
eras
a le
lah,
gel
isah
setia
p sa
at
- T
idur
terg
angg
u (te
rlalu
ban
yak
tidur
ata
u ku
rang
tidu
r, ba
ngun
terla
lu p
agi)
- K
ehila
ngan
kem
ampu
an b
erpi
kir a
tau
berk
onse
ntra
si
NF.6
. Jik
a Pe
rineu
m B
erna
nah
atau
Nye
ri
1. V
ulva
ata
u pe
rineu
m m
embe
ngka
k de
ngan
he
mat
om
2. V
ulva
ata
u pe
rineu
m m
embe
ngka
k
- N
afsu
mak
an m
enur
un d
rast
is
- K
ecem
asan
2. S
alah
satu
di a
tas s
elam
a ku
rang
dar
i 2
min
ggu
53
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
13. T
idak
ada
ben
gkak
, kem
erah
an a
tau
nyer
i
14. S
uhu
tubu
h no
rmal
15. P
utin
g ir
itasi
ringa
n a
tau
tidak
lece
t
16. M
ulut
bay
i mel
ekat
den
gan
baik
4. S
uhu
Tubu
h <
38 C
5. T
ekni
k m
enyu
sui y
ang
tidak
tepa
t (m
engg
untin
g)
6. B
elum
men
yusu
i
7. P
ayud
ara
nyer
i, be
ngka
k da
n ke
mer
ahan
NF.8
. Jik
a m
enga
lam
i kep
utih
an (v
agin
al
disc
harg
e)
pada
4 m
ingg
u se
tela
h pe
rsal
inan
1.
Caira
n Va
gina
ber
war
na d
an b
erba
u de
ngan
riw
ayat
pas
anga
n m
ende
rita
kenc
ing
bern
anah
2. C
aira
n va
gina
sepe
rti s
usu
dan/
atau
rasa
sa
ngat
gat
al d
i kem
alua
n.
3. C
aira
n Va
gina
ber
war
na d
an b
erba
u
NF. 9
. Jik
a m
enga
lam
i Kel
uhan
Nye
ri di
Pa
yuda
ra a
tau
Putin
g
1.
Putin
g re
tak
atau
lece
t
2. M
ulut
bay
i tid
ak m
elek
at d
enga
n ba
ik
3. K
edua
pay
udar
a be
ngka
k, m
engk
ilap
dan
kem
erah
an
8. S
uhu
Tubu
h >
38 C
8. T
eras
a Sa
kit
10 P
ayud
ara
nyer
i ben
gkak
11. P
unct
ate
(+)
12. U
ndul
asi (
+)
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
3. Lu
ka p
erin
eum
terb
uka
4. A
bses
di p
erin
eum
5. N
yeri
di p
erin
eum
NF.7
. Jik
a Se
dih
atau
Mud
ah M
enan
gis
1. T
erda
pat d
ua a
tau
lebi
h da
ri ge
jala
-gej
ala
di
baw
ah in
i yan
g te
rjadi
pad
a 2
min
ggu
sam
pai
12 b
ulan
pas
ca m
elah
irkan
, yai
tu:
- P
eras
aan
bers
alah
yan
g tid
ak te
pat a
tau
pera
saan
neg
atif
terh
adap
diri
send
iri
- M
udah
men
angi
s
- M
inat
pad
a ke
seha
tan
men
urun
- M
eras
a le
lah,
gel
isah
setia
p sa
at
- T
idur
terg
angg
u (te
rlalu
ban
yak
tidur
ata
u ku
rang
tidu
r, ba
ngun
terla
lu p
agi)
- K
ehila
ngan
kem
ampu
an b
erpi
kir a
tau
berk
onse
ntra
si
NF.6
. Jik
a Pe
rineu
m B
erna
nah
atau
Nye
ri
1. V
ulva
ata
u pe
rineu
m m
embe
ngka
k de
ngan
he
mat
om
2. V
ulva
ata
u pe
rineu
m m
embe
ngka
k
- N
afsu
mak
an m
enur
un d
rast
is
- K
ecem
asan
2. S
alah
satu
di a
tas s
elam
a ku
rang
dar
i 2
min
ggu
54
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
NF10
. Jik
a Ba
tuk
atau
sulit
Ber
nafa
s
2.
Bib
ir da
n ku
ku ja
ri be
rwar
na k
ehita
man
ke
mun
gkin
an m
erok
ok
3.
Kul
it ta
ngan
ibu
beka
s sun
tikan
4.
Mem
ar
1.
Suhu
Tub
uh >
38C
2.
Tere
ngah
-eng
ah
3.
Dada
nye
ri
4.
Per
nafa
san
tera
sa b
erat
5.
Batu
k be
rdah
ak se
lam
a 2
min
ggu
atau
le
bih
6.
Batu
k da
rah,
sesa
k na
fas
7.
Bun
yi m
engi
8.
Nafs
u m
akan
men
urun
, ber
at b
adan
m
enur
un b
adan
lem
as
9.
Berk
erin
gat m
alam
har
i tan
pa k
egia
tan
fisik
10.
Min
um o
bat-o
bata
n an
ti-tu
berk
ulos
is
NF 1
1. Ji
ka M
erok
ok, m
engg
unak
an a
lkoh
ol,
obat
terla
rang
dan
mem
iliki
riw
ayat
kor
ban
keke
rasa
n
1.
Terc
ium
bau
roko
k pa
da tu
buh
ibu
dan
saat
ber
bica
ra
55
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
Mem
erik
sa S
tatu
s Vit
A Ni
fas
Jeni
s Ala
t Kon
tras
epsi
:
Men
ilai M
asal
ah a
tau
Kelu
han
lain
Dibe
rikan
2x,
sete
lah
pers
alin
an d
an 2
4 ja
m
sete
lah
pem
beria
n pe
rtam
a :
Ya _
Tid
ak _
Skrin
ing
Stat
us Im
unisa
si T
Stat
us Im
unisa
si : T
_
Pem
beria
n Im
unisa
si Td
: Ya
_
Tid
ak _
Pela
yana
n KB
Pas
cape
rsal
inan
Mem
akai
Ala
t Kon
tras
epsi
: Ya
_
Tid
ak _
kela
inan
kela
inan
kela
inan
kela
inan
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
( tul
is an
gka)
KF4
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF2
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
an
KF3
Tang
gal :
Klas
ifika
siTi
ndak
an /
Peng
obat
anKl
asifi
kasi
Tind
akan
/ Pe
ngob
atan
KF1
Tang
gal :
Peni
laia
n (tu
lis a
ngka
sesu
ai g
ejal
a ya
ng d
item
ukan
pa
da k
olom
kel
aina
n)
Tida
k di
jum
pai k
elai
nan
NF10
. Jik
a Ba
tuk
atau
sulit
Ber
nafa
s
2.
Bib
ir da
n ku
ku ja
ri be
rwar
na k
ehita
man
ke
mun
gkin
an m
erok
ok
3.
Kul
it ta
ngan
ibu
beka
s sun
tikan
4.
Mem
ar
1.
Suhu
Tub
uh >
38C
2.
Tere
ngah
-eng
ah
3.
Dada
nye
ri
4.
Per
nafa
san
tera
sa b
erat
5.
Batu
k be
rdah
ak se
lam
a 2
min
ggu
atau
le
bih
6.
Batu
k da
rah,
sesa
k na
fas
7.
Bun
yi m
engi
8.
Nafs
u m
akan
men
urun
, ber
at b
adan
m
enur
un b
adan
lem
as
9.
Berk
erin
gat m
alam
har
i tan
pa k
egia
tan
fisik
10.
Min
um o
bat-o
bata
n an
ti-tu
berk
ulos
is
NF 1
1. Ji
ka M
erok
ok, m
engg
unak
an a
lkoh
ol,
obat
terla
rang
dan
mem
iliki
riw
ayat
kor
ban
keke
rasa
n
1.
Terc
ium
bau
roko
k pa
da tu
buh
ibu
dan
saat
ber
bica
ra