32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori Dalam tubuh manusia terdapat 2 macam alat gerak, antara lain : alat gerak aktif dan alat alat gerak pasif. Otot merupakan alat gerak aktif sedangkan alat gerak pasifnya adalah rangka (tulang). Otot memiliki mekanisme kontraksi yang dipicu oleh potensial aksi. Dimana potensial kontraksi tersebut adalah miofilamen, yang terdiri atas aktin dan myosin, yang akan menghasilkan kontraksi dalam jumlah banyak. Selain itu juga, otot diklasifikasikan kedalam beberapa golongan yaitu dilihat dari fungsional dan anatominya serta berdasarkan bentuk seratnya. Berdasarkan fungsi dan anatominya otot dibagi menjadi : - Otot Skelet/rangka (skeletal muscle) - Otot Jantung (cardiac muscle) - Otot Polos (smooth muscle) Berdasarkan bentuk seratnya otot dibagi menjadi : - Otot Bergaris. Otot bergaris meliputi otot lurik dan otot jantung. 1

Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teori

Dalam tubuh manusia terdapat 2 macam alat gerak, antara lain : alat gerak aktif dan

alat alat gerak pasif. Otot merupakan alat gerak aktif sedangkan alat gerak pasifnya

adalah rangka (tulang). Otot memiliki mekanisme kontraksi yang dipicu oleh potensial

aksi. Dimana potensial kontraksi tersebut adalah miofilamen, yang terdiri atas aktin dan

myosin, yang akan menghasilkan kontraksi dalam jumlah banyak. Selain itu juga, otot

diklasifikasikan kedalam beberapa golongan yaitu dilihat dari fungsional dan

anatominya serta berdasarkan bentuk seratnya.

Berdasarkan fungsi dan anatominya otot dibagi menjadi :

- Otot Skelet/rangka (skeletal muscle)

- Otot Jantung (cardiac muscle)

- Otot Polos (smooth muscle)

Berdasarkan bentuk seratnya otot dibagi menjadi :

- Otot Bergaris. Otot bergaris meliputi otot lurik dan otot jantung.

- Otot Tidak Bergaris adalah otot polos. Dimana otot polos ini dapat dibagi menjadi

2 tipe utama, yakni : otot polos unit tunggal/visceral dan otot polos multi-unit.

Pada percobaan ini kita menggunakan otot polos pada lambung katak. Oleh sebab itu

kita akan mengupas lebih lanjut tentang otot polos secara lebih mendalam dan terperinci.

1.1.1 Morfologi Otot Polos

Otot polos secara anatomi berbeda dari otot rangka dan otot jantung karena

otot polos tidak memperlihatkan gambaran serat-lintang. Otot ini memiliki aktin

dan miosin yang bergeser satu sama lain untuk menghasilkan kontraksi. Akan

1

Page 2: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

tetapi, filamen-filamen itu tidak tertata dalam susunan yang teratur, seperti pada

otot rangka dan jantung, sehingga tidak memperlihatkan gambaran serat-lintang.

Otot polos juga mengandung tropomiosin, tetapi tampaknya tidak memiliki

troponin. Isoform aktin dan miosin otot polos berbeda dengan yang terdapat pada

otot rangka. Di dalam otot polos terdapat retikulum sarkoplasma, tetapi tidak

berkembang dengan baik. Secara umum, otot polos mempunyai sedikit

mitokondria, dan sangat bergantung pada proses glikolisis untuk memenuhi

kebutuhan metabolismenya.

1.1.2 Proses Kontraksi Otot Polos

Otot polos mengandung filamen aktin dan miosin,yang akan saling

berinteraksi satu sama lain. Selanjutnya kontraksi diaktifkan oleh ion kalsium dan

adenosin trifosfat(ATP) dan akan dipecah menjadi adenosin difosfat (ADP) untuk

memberikan energi bagi kontraksi. Otot polos tidak mengandung troponin yang

dibutuhkan dalam pengaturan kontraksi otot rangka.

Filamen miosin memiliki diameter dua kali lebih besar daripada filamen aktin.

Dan filamen aktin lebih banyak sekitar 15 kali lebih banyak dari filamen miosin.

Oleh karena itu kemungkinan terlihatnya filamen aktin dalam jumlah berlebihan

pada suatu irisan otot polos pun meningkat dan filamen miosin relative jarang bila

dibandingkan dengan filamen aktin. Otot polos pun dapat berkontraksi secara

efektif lebih dari duapertiga panjang regangannya.

Mekanisme “LATCH”

Mekanisme Latch adalah mempertahankan kontraksi yang lama pada otot

polos selama berjam-jam dengan menggunakan sedikit energi. Selain itu

dibutuhkan sedikit sinyal dari sumber hormonal. Otot polos juga memilki

kemampuan untuk mempertahankan besar tekanan tanpa mempedulikan panjang

sera otot dalam waktu beberapa detik atau beberapa menit saja. Fenomena ini

biasa disebut dengan stres-relaksasi dan stress relaksasi balik. Disebut stress-

relaksasi bila adanya peningkatan tekanan yang besar,dan otot polos akan

menormalkan kembali tekanan tersebut hampir pada nilai tekanan asalnya. Atau

2

Page 3: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

disebut stress-relaksasi balik bila tekanan akan menurun/rendah,dan otot polos

akan menaikan tekanan pada nilai aslinya.

1.1.3 Potensial Membran dan Potensial Aksi

Potensial Membran

Nilai kuantitatif dari potensial membran pada otot polos bervariasi dari satu

tipe polos ke tipe lainya,dan bergantung pada keadaan otot saat itu. Pada keadaan

istirahat yang normal,potensial membrane biasanya kira-kira sekitar 50-60 milivolt.

Potensial Aksi

Potensial aksi terdapat pada otot polos unit tunggal. Biasanya tidak terjadi

pada otot polos multi unit. Potensial aksi sendiri dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Potensial Paku

Potensial aksi berbentuk paku, yang khas. Lamanya potensial aksi ini 10-50

milidetik. Potensial aksi ini dapat timbul melalui banyak cara, misalnya melalui

rangsangan listrik,melalui kerja hormon terhadap otot polos, dan sebagai hasil

dari pembentukan spontan dalam serat otot itu sendiri.

2. Potensial Aksi Gambaran Plato

Mulanya potensial aksi ini mirip dengan potensial aksi paku, namun sebagai

pengganti repolarisasi cepat pada membran serat saraf. Repolarisasi akan

diperlambat selama beberapa ratus hingga seribu milidetik. Makna dari gambar

plato adalah bahwa ia dapat menunjukkan perpanjangan waktu kontraksi yang

terjadi pada keadaan tertentu.

Potensial gelombang lambat (slow wave) dalam otot polos unit tunggal

Beberapa otot polos bersifat dapat terangsang sendiri,artinya potensial aksi

dapat timbul dengan sendirinya tanpa rangsangan dari luar. Keadaan ini sering

sekali dihubungkan dengan adanya irama gelombang lambat ,dasar potensial

membran khususnya otot polos dinding usus atau lambung. Penyebab dari

tejadinya irama gelombang lambat sendiri belum diketahui. Gelombang lambat

3

Page 4: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

itu sendiri tidak dapat menyebabkan kontraksi otot. Namun jika gelombang

meningakat melebihi 35milivolt akan memicu potensial aksi dan menyebabkan

kontraksi otot.

Kontraksi Otot Polos Tanpa Potensial Aksi

Barangkali sedikitnya separuh dari kontraksi otot polos tidak dicetuskan oleh

potensial aksi, namun oleh karena faktor perangsang yang bersifat bukan potensial

aksi. Faktor perangsang meliputi : faktor jaringan setempat dan berbagai macam

hormon.

Respons terhadap faktor jaringan setempat

Otot polos bersifat sangat kontraktil, yang bersifat sangat merespons cepat

terhadap perubahan keadaan setempat dalam cairan interstisial sekirarnya.

Dengan cara ini, sistem pengatur umpan balik setempat yang sangat kuat akan

mengatur aliran darah yang menuju ke daerah jaringan setempat. Beberapa

faktor pengendali yang khas adalah sebagai berikut:

1. Kekurangan oksigen dalam jaringan setempat,menyebabkan relaksasi otot

polos. Dan karena itu menimbulkan vasodilatasi.

2. Kekurangan karbon dioksida akan menimbulkan vasodilatasi.

3. Peningkatan konsentrasi ion hydrogen juga akan menimbulkan peningkatan

vasodilatasi.

Pengaruh hormon terhadap kontraksi otot polos

Kebanyakan hormon yang bersirkulasi dalam tubuh akan mempengaruhi

kerja otot polos hingga derajat tertentu dan beberapa diantaranya mempunyai

pengaruh besar. Contohnya norepinefrin, epinefrin, asetilkolin, angiotensin,

vasopressin, oksitosin, serotonin, dan histamie. Suatu hormon dapat

menimbulkan kontraksi otot polos bila membran sel otot mengandung reseptor

perangsang untuk hormone tertentu.

Struktur dan fungsi otot polos di berbagai bagian tubuh sangat beragam. Otot polos

dari setiap organ jelas berbeda dengan kebanyakan organ lain dalam beberapa hal : (1)

ukuran fisik, (2) susunan untuk membentuk berkas atau lembaran, (3) respons terhadap

4

Page 5: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

berbagai jenis rangsangan, (4) sifat persyarafan, (5) fungsi. Namun untuk tujuan

penyederhanaan, pada umunya otot polos dapat dibagi menjadi dua tipe utama yaitu :

otot polos unitary (unit tunggal)/visceral smooth muscle dan otot polos multi-unit

(multi unit smooth muscle).

1.1.4 Otot Polos Unit Tunggal (Visceral)

Istilah “unit tunggal” bersifat membingungkan karena istilah ini tidak

memaksudkan suatu serabut otot tunggal. Justru inilah mengartikan berkontraksi

bersama-sama sebagai suatu unit tunggal. Serabut-serabut biasanya tersusun dalam

bentuk lembaran atau berkas, dan membran selnya berlekatan satu sama lain pada

banyak titik sehingga kekuatan yang terbentuk dalam satu serabut otot dapat

dijalarkan ke serabut berikutnya. Selain itu membrane sel dihubungkan oleh

banyak taut rekah (gap junction) yang dapat dilalui ion-ion secara bebas dari satu

sel otot ke sel otot berikutnya, sehingga potensial aksi atau aliran ion yang

sederhana tanpa potensial aksi dapat berjalan dari satu serabut ke serabut

berikutnya dan menyebabkan serabut otot dapat berkontraksi bersama-sama. Jenis

otot polos ini dikenal juga sebagai otot polos sinisital karena sifat antar hubungan

sinisitalnya di antara serabut-serabut. Otot ini juga disebut otot polos visceral

karena otot ini ditemukan pada dinding sebagian besar organ visera tubuh,

termasuk usus, duktus biliaris, ureter, uterus, saluran empedu dan banyak

pembuluh darah.

Perangsangan terjadinya potensial aksi dan kontraksi otot polos visceral bisa

berasal dari :

1. Peregangan

Mengakibatkan penurunan potensial membran dan peningkatan frekuensi

potensial aksi serta peningkatan tonus secara umum.

2. Efek Hormone

Menyebabkan kontraksi atau relaksasi otot melalui mekanisme reseptor.

3. Rangsangan Neurotransmitter dari sistem syaraf

Dasar timbulnya potensial aksi terjadi pada otot polos itu sendiri tanpa adanya

ekstrinsik stimulasi. Hal ini dikarenakan adanya ritme gelombang lambat (basic

5

Page 6: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

slow wave rhytm) yang timbul karena ketidakmantapan potensial membran.

Slow wave itu sendiri bukan suatu potensial aksi. Apabila slow wave ini mampu

mencapai nilai ambang (kira-kira 35 milivolt) maka timbul lah potensial aksi

yang selanjutnya akan menyebar ke seluruh otot polos visceral yang akhirnya

kemudian disusul dengan terjadinya kontraksi. Mengingat karakter slow wave

seperti itu, slow wave sering disebut pula sebagai gelombang pace maker.

Dan pada praktikum ini dilakukan percobaan terhadap kontraksi otot polos

lambung katak yang termasuk salah satu contoh dari otot polos unit tunggal /

visceral.

1.1.5 Otot Polos Multi Unit

Permukaan luar serat ini ditutupi oleh lapisan tipis seperti membrane basal,

yakni campuran kolagen halus dan fibrila glikoprotein yang membantu menyekat

serat-serat terpisah satu dengan yang lainnya. Sifat yang paling penting dari otot

polos ini adalah bahwa masing-masing serat dapat berkontraksi secara tidak

tergantung pada yang lain dan hampir seluruhnya karena rangsangan saraf dan

sangat sedikit oleh factor stimulasi dari local tissue serta pengaturannya

terutama dilakukan oleh sinyal saraf. Sifat tambahan lainnya adalah otot ini jarang

bahkan hampir tidak menunjukan kontraksi yang spontan.

Otot polos multi-unit tersusun atas unit-unit tersendiri tanpa jembatan

penghubung (tidak membentuk sinsitium seperti pada otot visceral). Masing-

masing serat berdiri sendiri, diinversi oleh single nerve ending seperti pada

otot skelet (skeletal muscle fiber). Pada permukaan luar dari tiap serat otot

ditutup oleh lapisan yang disebut basement membrane like substance, yang

merupakan glukoprotein.

Otot jenis ini tidak dapat dikendali secara volunter, tetapi memiliki banyak

persamaan fungsional dengan otot rangka. Setiap sel otot polos multi-unit

memiliki ujung en passant serabut saraf, tetapi di otot polos visceral lebih sedikit

sel memiliki taut en passant, dengan eksitasi yang menyebar ke sel lain melalui taut

celah. Selain itu, sel-sel ini berespons terhadap hormon dan bahan lain yang

6

Page 7: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

terdapat di dalam sirkulasi. Pembuluh darah memiliki otot polos multiunit dan

visceral didindingnya.

Contoh dari otot polos multi-unit :

- Otot Cilliary dari mata

- Iris pada mata

- Nictating membrane yang menutup mata dari beberapa binatang tingkat

rendah

- Piloerector muscle yang menyebabkan berdirinya rambut

- Otot-otot polos dari pembuluh-pembuluh darah besar .

1.1.6 Obat-obatan yang Berpengaruh

PILOCARPIN

Pilocarpin adalah sejenis alkaloid kolinominetik yang diperoleh dari daun

tanaman pilocarpus dan memiliki efek muskarinik. Ketika diberikan pada mata,

senyawa ini menyebabkan miosis (kontraksi pupil) dan peningkatan sementara

serta penurunan persisten pada tekanan intraocular. Digunakan dalam pengobatan

glaucoma dan diberikan secara iontoforesis untuk menghasilkan proses berkeringat

pada sweat chlortide test untuk fibrosis kistik.

Bila pilocarpin diberikan pada cairan perendam sediaan otot polos in vitro:

1. Potensial membran menurun.

2. Potensial aksi meningkat.

3. Aktivitas otot seiring dengan meningkatnya kontraksi tonik dan jumlah

kontraksi ritmik.

SULFAT ATROPINE

Sulfat atropine adalah suatu antikolinergik dan antipasmodik untuk

mengendorkan otot-otot polos. Obat ini dapat diberikan baik secara parenteral

maupun secara oral. Atropine ini juga digunakan untuk menghilangkan tremor dan

kekakuan kepada penyakit Parkinson, dan meningkatkan nadi dengan

mengahambat nervus vagus, sebagai antidotum untuk berbagai bahan toksik dan

antikolinesterase juga sebagai anti sekresi, mitriatik, Bila sulfat atropinee diberikan

pada cairan perendam sediaan otot polos in vitro:

7

Page 8: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

1. Potensial membran meningkat

2. Potensial aksi menurun

3. Kontraksi menurun

ADRENALIN

Adrenalin memiliki nama lain yaitu Epinefrin yang merupakan hormon

katekolamin yang disekresi oleh bagian medulla kelenjar adrenal dan sebuah

neurotransmitter yang kemudian diteruskan oleh neuron-neuron tertentu yang

bekerja aktif di sistem susunan saraf pusat.

Adrenalin tersimpan dalama granul kromatin dan akan dilepaskan sebagai

respon terhadap hipoglikemia, stress, dan rangsangan lain. Epinefrin merupakan

stimulator kuat pada reseptor adrenergik sistem saraf simpatis dan stimulan jantung

yang kuat yang mempercepat frekuensi denyut jantung dan meningkatkan curah

jantung. Hormon ini juga meningkatkan glikogenolisis dan mengeluarkan efek

merabolik lain.obat ini diberikan baik secara intranasal,oral,parenperal, atau

melalui inhalasi. Bila adrenalin diberikan pada cairan perendam sediaan otot polos

invitro:

1. Potensial membran meningkat

2. Potensial aksi menurun

3. Kontraksi otot meningkat

1.2 Permasalahan

Dalam laporan ini kami selaku tim penyusun mengambil beberapa rumusan masalah

dari judul yang sudah ditentukan yang untuk kemudian kami bahas dalam laporan ini.

Berikut rumusan masalah yang kami susun :

1.2.1 Bagaimana pengaruh masing-masing obat (Pilocarpin, Sulfat Atropin, dan

Adrenalin) yang direaksikan dalam praktikum ini ?

1.2.2 Apa saja pertanyaan yang bisa muncul dalam praktikum ini untuk didiskusikan

bersama-sama ?

1.2.3 Mengapa otot polos yang diamati pada percobaan ini adalah otot polos visceral?

8

Page 9: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

1.2.4 Mengapa ketika medulla spinalis pada sistem saraf pusat katak sudah dirusak otot

polos pada lambung katak masih dapat berkontraksi?

1.2.5 Mengapa pylorus diikat pada benang penulis sedangkan bagian cardia dikaitkan

pada tabung perendam?

1.2.6 Mengapa larutan Thyrode yang digunakan untuk merendam lambung katak?

1.2.7 Apa fungsi pengambilan kontrol?

1.2.8 Apa pengaruh obat-obatan pilocarpin, sulfat altropin, dan adrenalin terhadap

kontraksi otot polos lambung katak?

1.3 Tujuan Praktikum

Laporan ini disusun selain karena untuk pemenuhan tugas Mata Kuliah Ilmu Faal dan

melalui praktikum yang kami lakukan ini juga memiliki tujuan lain yang sangat penting

guna menambah pengetahuan. Tujuan itu diantaranya adalah mahasiswa mampu untuk :

1.3.1 Memahami fisiologi otot polos, baik otot polos unit tunggal/visceral maupun otot

polos multi-unit

1.3.2 Mengetahui pengaruh obat-obatan (Pilocarpin, Sulfat Atropin, dan Adrenalin)

terhadap kontraksi otot polos lambung secara teoritis dan mekanisme kerjanya

1.3.3 Mampu membandingkan hasil praktikum dengan teori serta menyebutkan alasan-

alasannya jika hasil percobaan tersebut tidak sesuai dengan teori

1.3.4 Untuk memahami hubungan medulla spinalis pada sistem saraf pusat katak dengan

otot polos pada lambung katak yang masih dapat bekerja.

1.3.5 Untuk mengetahui alasan pylorus yang diikat pada benang penulis sedangkan

bagian cardia dikaitkan pada tabung perendam.

1.3.6 Untuk mengetahui alasan larutan Thyrode yang digunakan untuk merendam

lambung katak.

1.3.7 Untuk memahami pentingnya pengambilan data kontrol setiap sebelum melakukan

percobaan.

9

Page 10: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan Praktikum

Untuk praktikum ini digunakan alat-alat sebagai berikut :

1. Kymograph

2. Kertas pencatat (kertas milimeter blok)

3. Tabung perendam lambung katak

4. Alat untuk mengalirkan oksigen ke dalam tabung perendam lambung katak

5. Benang dan penulis tanda kontraksi

6. Jarum pentul sebagai fiksasi kaki katak

7. Penusuk otak atau medulla spinalis katak

8. Alat-alat bedah seperti : pisau bedah (scalpel), gunting, dan pinset

Untuk praktikum ini dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :

1. Katak yang akan diambil lambungnya

2. Obat-obatan yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap otot polos lambung katak

a. Larutan Pilocarpin 0,5 %

b. Larutan Sulfat Atropin (SA) 0,01 %

c. Larutan Adrenalin 0,01 %

3. Larutan Thyrode untuk merendam lambung katak yang mempunyai susunan

elektrolit yang hampir mendekati susunan elektrolit cair tubuh katak. Berikut ini

komposisi dari larutan thyrode :

- NaCl 40 gr - Glukosa 5 gr

- KCl 1 gr - Aquades 5 liter

- CaCl 1 gr

- MgCl2 0,5 gr

- NaHCO3 5 gr

- NaH2PO4 0,25 gr

10

Page 11: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

2.2 Tata Kerja Praktikum

2.2.1 Bunuhlah katak dengan cara sebagai berikut :

1. Peganglah katak dengan tangan kiri dan jari telunjuk diletakkan di

bagian belakang kepala, sedang ibu jari diletakkan di bagian

punggungnya. Tekanlah jari telunjuk, agar kepala menjadi sedikit

tertunduk, sehingga terdapat lekukan antara cranium dan columna

vertebralis.

2. Ujung jarum penusuk dipegang dengan tangan kanan, kemudian

ditusukkan pada tempat lekukan antara cranium dengan columna

vertebralis.

3. Rusaklah otak katak dengan mengarahkan jarum tersebut ke cranial,

kemudian jarum digerakkan kian kemari sampai kedua tungkai kaki

katak tersebut menjadi lemas dan dalam posisi ekstensi.

2.2.2 Setelah katak dibunuh, maka bedahlah dinding rongga perut dengan cara

sebagai berikut :

1. Tempatkan katak terlentang di atas papan kemudian fiksir kedua kaki

belakangnya dengan menggunakan jarum pentul.

2. Irislah rongga dada dan perut katak tersebut dengan irisan berbentuk

huruf “Y”. Pada waktu mengiris kulit, harap dilakukan dengan hati-

hati menggunakan gunting (hindari menggunakan scalpel). Kulit yang

akan diiris ditarik dengan pinset yang dipegang dengan tangan kiri,

sedang tangan kanan memotong kulit katak tersebut dengan

menggunakan gunting. Ingat, waktu menggunting jangan sampai

memotong organ-organ lain. Setelah perut katak terbuka, perhatikanlah

secara invivo pergerakan-pergerakan lambung katak tersebut.

3. Bebaskan lambung katak tersebut dari jaringan sekitarnya dengan hati-

hati dan jangan sampai terlalu banyak mengadakan tekanan/sentuhan

pada lambung tersebut, karena hal ini merupakan stress sehingga akan

mempengaruhi kontraksi lambung tersebut.

11

Page 12: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

4. Ikatlah bagian pylorus sedistal dan bagian cardia proksimal dengan

benang, kemudian potonglah bagian pylorus di sebelah distal dari

ikatan dan potonglah bagian cardia di sebelah proksimal dari ikatan.

5. Angkatlah dengan segera, potonglah lambung tersebut dan masukkan

ke dalam larutan Thyrode dalam tabung perendam supaya lambung

tidak sampai rusak.

6. Sebelum lambung dimasukkan ke dalam tabung perendam, larutan

thyrode harus dialiri oksigen dengan keepatan optimal.

7. Ikatlah ujung cardia pada kait dalam tabung perendam, sedang ujung

pylorus dihubungkan dengan benang penulis sehingga percobaan

pengaruh obat terhadap kontraksi lambung dapat dimulai.

8. Adanya kontraksi lambung katak ditandai dengan pemendekan otot

lambung yang akan menarik penulis ke bawah sehingga terbentuk

gambaran garis naik pada kertas pencatat yang terpasang pada tabung

kymograph.

9. Kemudian sesudah terjadi kontraksi beberapa saat, maka otot lambung

akan relaksasi yang ditandai dengan kembalinya otot pada panjang

semula sehingga akan menggerakkan penulis ke bawah dan

membentuk gambaran garis menurun kembali pada posisi awal.

10. Dan dengan adanya kontraksi dan relaksasi otot secara ritmis akan

membentuk gambaran gelombang naik turun sehingga bisa kita

mengukur frekuensi, amplitudo serta tonus dari gelombang tersebut.

11. Catatlah gerakan lambung normal sebanyak minimal 3 kali kontraksi

(yang bentuknya seragam) sebagai kontrol percobaan pengaruh obat

yang pertama (Pilocarpin).

12. Teteskanlah 3 tetes Pilocarpin ke dalam tabung perendam lambung

katak dan berilah tanda pada kertas pencatat pada saat meneteskan obat

tersebut. Dan catatlah sebanyak minimal 3 kali kontraksi seragam.

12

Page 13: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

13. Kemudian mulai selidikilah pengaruh obat yang telah diteteskan

terhadap kontraksi otot polos lambung katak dengan melihat perubahan

frekuensi, amplitudo serta tonus sebelum ditetesi obat (kontrol) dan

sudah ditetesi obat (perlakuan) dengan syarat kontraksi kontrol dan

perlakuan dicatat dalam satu kali putaran kymograph. Apabila

pengaruh obat kurang nyata maka obat dapat diteteskan lagi sehingga

terlihat jelas efeknya.

14. Setelah cukup mempelajari pengaruh satu macam obat, maka cucilah

lambung katak tersebut dengan jalan mengganti cairan didalam tabung

perendam dengan larutan thyrode baru sebanyak 3 kali.

15. Kerjakanlah langkah nomor 11 sampai 14 untuk obat Sulfat Atropin

dan Adrenalin. (Pada penggunaan larutan adrenalin harap diperhatikan

agar larutan tersebut selalu dalam keadaan fresh, yaitu proses

pembuatannya kurang dari 24 jam).

13

Page 14: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

3.1 Perhitungan

Adanya kontraksi dan relaksasi otot dapat diukur dari frekuensi, amplitudo, dan tonus

gelombang naik turun yang telah digambarkan sebelumnya. Rumus dasar yang

digunakan untuk perhitungannya adalah:

a. Frekuensi= jumla h gelombang

t ; dengan t=

sv

Frekuensi= jumla hgelombang x v

s kontraksi/menit

b. Amplitudo= a+b+c

3 cm.

Kecepatan yang digunakan dalam percobaan ini konstan yakni:

V =1 mm/detik

3.2 Hasil Perhitungan Praktikum

Kelompok kami tidak dapat menghitung frekuensi, amplitudo, dan tonus sebab otot

polos lambung katak milik kami kontraksinya tidak ritmis. Sehingga gelombang yang

ditimbulkan jadi rancu.

14

Page 15: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Diskusi Hasil Praktikum

Dalam praktikum yang kami lakukan, otot polos lambung katak kontraksinya

tidak ritmis meski belum diberi perlakuan. Sehingga kami sulit menentukan hasil

sesudah dan sebelum diberi perlakuan, kecuali untuk Adrenalin. Sebab Adrenalin

tidak menunjukkan efek apapun. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal

sebagai berikut :

1. Ketegangan otot dari masing-masing katak yang digunakan dalam percobaan

tidak sama

2. Adanya sentuhan secara berlebihan terhadap lambung katak ketika lambung

katak dipreparasi, diangkat atau mungkin dipindahkan ke tabung perendaman.

3. Cara mengikat bagian pylorus dan cardia yang tidak sempurna dan terlalu

lama mengikat bagian tersebut bisa mempengaruhi kontraksi otot polos

lambung katak

4. Kecepatan aliran oksigen yang tidak optimal. Hal ini bisa dimungkinkan dari

saluran oksigen dari alat penghasil oksigen yang kotor atau tersumbat

5. Keterlambatan memasukkan lambung ataupun obat ke dalam tabung perendam

6. Pencucian lambung katak (setelah mengalami perlakuan) yang kurang bersih

7. Sentuhan atau goncangan pada meja praktikum yang mempengaruhi alat

kymograph dalam mencatat gelombang kontraksi otot lambung

8. Kesalahan pada alat kymograph yang bisa berhenti mencatat gelombang

ditengah-tengah percobaan

15

Page 16: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

4.2 Diskusi Pertanyaan

Dari praktikum ini setidaknya muncul beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan

perlakuan maupun hasil dari praktikum ini yang bisa didiskusikan. Berikut ini

pertanyaan dan jawaban diskusi tersebut.

1. Mengapa dalam praktikum “Kontraksi Otot Polos Lambung Katak” ini memakai otot

polos visceral bukan otot polos multi-unit ?

Jawabannya :

a. Susunan sel-sel penyusun otot polos visceral saling berhimpit satu sama lain

dimana hal ini akan membentuk hubungan antar sel (jembatan penghubung) yang

berfungsi sebagai sinsitium. Dengan adanya sinsitium ini akan mempermudah dan

mempersingkat terjadinya penjalaran suatu potensial aksi dari suatu membran sel

yang letaknya berjauhan untuk diteruskan ke segala arah pada membran miofibril

b. Sel-sel penyusun otot polos di inervasi oleh satu neuron (satu saraf banyak sel)

sehingga akan lebih mudah dirangsang untuk kontraksi dan relaksasi

c. Ketidakmantapan potensial membran yang mampu menciptakan slow wave rhytm.

Sehingga dengan tanpa adanya ekstrinsik stimulus slow wave bisa meningkat

mencapai nilai ambang yang mampu menimbulkan potensial aksi yang dapat

disebarkan ke seluruh bagian otot polos visceral sebagai kontraksi spontan.

d. Pada otot polos multi-unit akan berkontraksi hampir seluruhnya disebabkan

rangsangan saraf dan sedikit sekali oleh faktor stimulasi dari local tissue.

Sedangkan otot polos visceral bisa berkontraksi dan relaksasi tanpa harus ada

rangsangan saraf dan hanya pemberian hormone atau obat-obatan semacamnya

sehingga lebih mudah untuk digunakan dalam praktikum ini.

2. Mengapa posisi pylorus diikat pada benang penulis dan bagian cardia diikat pada

pengait di dalam tabung perendam ?

Jawabannya :

16

Page 17: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

Kontraksi yang ditimbulkan oleh pylorus lebih keras dibandingkan kontraksi yang

dihasilkan oleh bagian cardia karena perbedaan ketebalan otot di pylorus yang lebih

tebal dibanding otot di cardia. Sehingga pergerakkan lobus menuju intestinum sangat

terbantu dan daya kontraksi otot pylorus yang dicatat berupa grafik akan lebih jelas

dan mudah dicatat dikertas pencatat serta hasil grafiknya pun mudah dibaca.

3. Mengapa pada praktikum kontraksi otot polos lambung katak ini digunakan larutan

thyrode bukan larutan ringer ?

Jawabannya :

Karena komposisi Larutan Thyrode memiliki kandungan elektrolit yang

menyerupai kandungan elektrolit cairan tubuh katak sehingga dapat digunakan untuk

merendam lambung katak. Hal ini tampak jelas dari komposisinya, yang dipaparkan

sebagai berikut:

Larutan Thyrode Cairan tubuh katak

NaCl 137mM/L

KCl 4,5mM/L

CaCl2 1,8mM/L

NaHCO3 11,9mM/L

NaH2PO4 0,6mM/L

MgCl2 0,5mM/L

Glukosa 11mM/L

NaCl 105mM/L

KCl 3,8mM/L

CaCl2 0,7mM/L

NaHCO3 18,5mM/L

NaH2PO4 0,77mM/L

MgCl2 1,5mM/L

Glukosa 8,5mM/L

4. Mengapa saat dimasukkan hingga praktikum selesai lambung katak dalam larutan

thyrode harus dialiri oksigen ?

Jawabannya :

Karena fungsi dari oksigen itu sendiri sebagai penyuplai energi melalui proses

oksidasi (pembakaran bahan-bahan makanan). Sehingga tanpa adanya oksigen maka

energi tidak akan terbentuk dan mengakibatkan suplai energi dalam otot polos

lambung katak tersebut tidak ada dan mengakibatkan otot lambung tersebut tidak bisa

17

Page 18: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

berkontraksi sehingga pengukurannya tidak akan berjalan baik karena kontraksinya

sudah tidak ada lagi padahal dalam praktikum ini pengamatan kita lakukan dengan

melihat kontraksi dan relaksasinya otot polos lambung katak ini.

5. Mengapa dalam setiap percobaan (setelah pemberian obat yang satu ke obat

berikutnya) lambung katak harus dicuci dengan larutan thyrode kembali ?

Jawabannya :

Karena disetiap percobaan itu obat-obatan yang diberikan akan menempel

didinding-dinding lambung sehingga masih bisa bereaksi dan kalau tidak dicuci lalu

ditambahkan obat lainnya maka pengaruh obat pertama yang masih menempel pada

dinding lambung tersebut masih ada dan bisa menghalangi pengaruh obat yang akan

diberikan selanjutnya. Sehingga pengaruh obat-obatan itu tidak bisa terlihat maksimal.

Makanya lambung pada setiap percobaan harus dicuci minimal 3 kali untuk

menghilangkan kadar obat-obatan yang masih menempel di dinding lambung katak

tersebut agar tidak mengganggu reaksi obat berikutnya sehingga pengukuran

pengaruh obat-obatan tersebut bisa dilakukan dengan baik dan meminimalisir

kesalahan.

6. Mengapa dalam setiap percobaan perlu dilakukan kontrol terlebih dahulu sebelum

melakukan perlakuan ?

Jawabannya :

Kontrol pada setiap percobaan memiliki fungsi sebagai acuan terhadap keadaan

kontraksi normal lambung katak sebelum dilakukan perlakuan (pemberian obat-

obatan). Selain itu juga dijadikan suatu pembanding untuk mengetahui pengaruh dari

pemberian suatu obat tersebut (perlakuan yang dilakukan pada lambung tersebut).

7. Mengapa ketika medulla spinalis pada sistem saraf pusat katak sudah dirusak otot

polos pada lambung katak masih dapat berkontraksi?

Jawabanya :

Kontraksi otot polos disebabkan oleh potensial aksi. Potensial aksi otot polos pada

lambung katak tidak hanya dipengaruhi oleh peregangan, efek hormon, dan

18

Page 19: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

rangsangan neurotransmitter dari sistem saraf tetapi dasar potensial aksi muncul

terjadi pada otot polos itu sendiri tanpa adanya ekstrinsik stimulus.

8. Apa pengaruh obat-obatan pilocarpin, sulfat altropin, dan adrenalin terhadap kontraksi

otot polos lambung katak?

Jawabanya :

Pilocarpin menyebabkan potensial membran menurun, dan meningkatkan

potensial aksi sehingga memicu peningkatan kontraksi otot polos.

Sulfat Atropine menyebabkan potensial membran meningkat, dan menurunkan

potensial aksi sehingga menhambat kontraksi otot polos.

Adrenalin menyebabkan potensial membran meningkat, dan menurunkan potensial

aksi sehingga menhambat kontraksi otot polos

19

Page 20: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

BAB V

PENUTUP

5.1 Saran

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukanm maka penulis dapat memberi saran

bagi peneliti lain sebagai berikut:

5.1.1 Sebaiknya grafik hasil penelitian dari masing-masing obat yang akan diuji

dilakukan dalam satu putaran grafik sehingga memudahkan untuk melihat

perbandingannya antara kontrol dan perlakuan.

5.1.2 Sebaiknya obat yang ingin diuji, diberikan dengan meneteskan obat tersebut tetes

per tetes dan memperhatikan perubahan grafik dari tetes pertama, kedua, sampai

ketiga, sehingga akan terlihat jelas perbedaan grafik dari tetes pertama sampai

ketiga.

5.1.3 Sebaiknya saat membilas lambung katak dengan menggunakan larutan Thyrode

dilakukan berulang-ulang (minimal 3x), karena pembilasan yang kurang bersih,

efek obat sebelumnya akan mempengaruhi grafik percobaan selanjutnya.

20

Page 21: Copy of Bab i Faal i Otot Polos (Revisi)

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F.1999.Fisiologi Kedokteran edisi 17.EGC: Jakarta

Ganong, W.F.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 22.EGC: Jakarta

Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9.EGC: Jakarta

Guyton, Arthur C. MD dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran

edisi 11.EGC: Jakarta

Ward, J. and Robert Clarke.2009.At a Glance Fisiologi.EMS: Jakarta

21