19
IRRITABLE BOWEL SYNDROME (IBS) PENDAHULUAN Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah penyakit gastrointestinal kronis yang ditandai oleh nyeri abdominal yang sering terjadi dengan penyebab yang tidak diketahui disertai dengan perut kembung dan gangguan fungsi usus yang normal. Walaupun IBS bukanlah merupakan gangguan motilitas gastrointestinal, tetapi banyak gejala IBS yang berkaitan dengan gangguan motilitas gastrointestinal dan pasien yang menderita IBS mengalami perubahan fungsi motorik gastrointestinal. 1 Perubahan fungsi usus, biasanya perubahannya berupa diare atau konstipasi, adalah karakteristik utama dari IBS. Nyeri abdomen, yang dapat disebabkan oleh spasme intestinal, juga sering terjadi pada semua pasien dengan IBS. Perut kembung atau distensi abdomen adalah gejala khas yang lain. Gas intraluminal dapat disebabkan oleh

copy Irritable Bowel Syndrome

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ns

Citation preview

Page 1: copy Irritable Bowel Syndrome

IRRITABLE BOWEL SYNDROME (IBS)

PENDAHULUAN

Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah penyakit gastrointestinal kronis yang

ditandai oleh nyeri abdominal yang sering terjadi dengan penyebab yang tidak

diketahui disertai dengan perut kembung dan gangguan fungsi usus yang normal.

Walaupun IBS bukanlah merupakan gangguan motilitas gastrointestinal, tetapi

banyak gejala IBS yang berkaitan dengan gangguan motilitas gastrointestinal dan

pasien yang menderita IBS mengalami perubahan fungsi motorik gastrointestinal.1

Perubahan fungsi usus, biasanya perubahannya berupa diare atau konstipasi,

adalah karakteristik utama dari IBS. Nyeri abdomen, yang dapat disebabkan oleh

spasme intestinal, juga sering terjadi pada semua pasien dengan IBS. Perut kembung

atau distensi abdomen adalah gejala khas yang lain. Gas intraluminal dapat

disebabkan oleh udara yang tertelan, penurunan penyerapan gas, dan fermentasi

bakteri, walaupun penyebabnya sendiri tidak diketahui. stress tampaknya memiliki

pengaruh yang cukup besar pada gejala-gejala ini. Gejala IBS seringkali muncul pada

saat atau setelah peristiwa yang menyebabkan stress.2

ANATOMI

Pada orang dewasa, panjang usus besar adalah sekitar 1,5 m. caecum, kolon

ascenden, kolon transversum, kolon descenden, dan sigmoid memiliki cirri yang

sama. Mereka memiliki:

Page 2: copy Irritable Bowel Syndrome

Appendices epiploicae: ini adalah label peritoneal yang berisi lemak yang terdapat

di seluruh permukaan caecum dan kolon.

Teniae coli: ini adalah tiga pita tipis yang mewakili lapisan otot longitudinal dari

usus besar. Mereka berjalan dari dasar appendiks hingga persimpangan recto-

sigmoid.

Sacculation: karena teniae lebih pendek daripada usus itu sendiri kolon berbentuk

sacculated. Sakulasi ini tidak hanya terlihat pada saat operasi, tetapi juga dapat

terlihat pada foto polos. Pada foto polos abdomen, kolon, tampak radiolusen yang

disebabkan oleh udara yang ada didalamnya, memiliki prosesus yang berbentuk

seperti rak (haustra).3, 4

Usus besar (colon) terdiri dari

1. colon ascendens

Merupakan kelanjutan dari caecum ke arah cranial, mulai dari fossa

iliaca dextra, berada di sebelah ventral m.quadratus lumborum, di ventral

polus inferior ren dexter, membelok ke kiri setinggi vertebra lumbalis II,

membentuk flexura coli dextra, selanjutnya menjadi colon transversum. Pada

facies ventralis terdapat taenia libera, pada facies dorsolateral terdapat taenia

omentalis dan pada facies dorsomedial terdapat taenia mescolica. Colon

ascendens ditutupi oleh peritoneum, disebut letak retroperitoneal.5

2. colon transversum

Page 3: copy Irritable Bowel Syndrome

Mulai dari flexura coli dextra, berjalan melintang ke kiri melewati

linea mediana, agak miring ke cranial sampai di tepi kanan ren sinister, d

sebelah caudal lien, lalu membelok ke caudal. Belokan ini disebut flexura coli

sinistra, terletak setinggi vertebra lumbalis I, difiksasi pada diaphragma oleh

ligamentum phrenico colicum.

Pada facies ventralis terdapat taenia omentalis, pada facies inferior

terdapat taenia libera dan pada facies dorsalis terdapat taenia mesocolica. Di

sebelah cranial dari kanan ke kiri colon transversum berbatasan dengan :

hepar

vesica fellea

curvatura major ventriculi

extremitas inferior lienalis.

Di sebelah caudal berbatasan dengan jejenum. Di sebelah ventral ditutupi

oleh omentum majus. Di sebelah dorsal dari kanan ke kiri berbatasan dengan :

pars descendens duodeni

caput pancreatic

ren sinister.

Page 4: copy Irritable Bowel Syndrome

Colon transversum dibungkus oleh peritoneum viscerale, disebut mesocolon

transversum, dan difiksir [ digantung ] pada dinding dorsal abdomen.5

3. colon descendens

Dimulai dari flexura coli sinistra, berjalan ke caudal, berada di sebelah

ventro-lateral polus inferior ren sinister, di sisi lateral m.psoas major, di

sebelah ventral m.quadratus lumborum sampai di sebelah ventral crista iliaca

dan tiba di fossa iliaca sinistra. Kemudian membelok ke kanan, ke arah

ventrocaudal menjadi colon sigmoideum, berada di sebelah ventral dari vasa

iliaca externa.Taenia omentalis terletak pada permukaan dorsolateral, taenia

libera berada pada facies ventralis dan taenia mesocolica berada pada bagian

medio-dorsal. Colon descendens ditutupi oleh peritoneum parietale [ letak

retro peritoneal ].5

4. colon sigmoideum

Bangunan ini berbentuk huruf S dan terletak di dalam cavum

pelvicum. Membuat dua buah lekukan dan pada linea mediana menjadi

rectum, setinggi corpus vertebrae sacralis 3. pada colon ini masih terdapat

haustra dan taenia. Dibungkus oleh peritoneum viscerale dan membentuk

mesocolon sigmoideum, difiksasi pada dinding pelvis.

FISIOLOGI

Page 5: copy Irritable Bowel Syndrome

Proses pencernaan dan penyerapan colon

Proses pencernaan dalam usus terjadi sebagai akibat dari kerja mikroflora

kolon. Asam lemak rantai pendek dilepaskan oleh kerja flora normal pada serat

makanan adalah sumber energy yang penting untuk colon. Yang lebih penting lagi,

asam lemak rantai pendek ini meningkatkan kelangsungan hidup epitel kolon yang

sehat sementara itu juga dapat menyebabkan apoptosis pada sel epitel yang akan

berubah menjadi ganas.2

Penyerapan cairan dan elektrolit adalah fungsi utama dari colon. Hingga 5

liter air dapat diserap setiap hari disepanjang epitel colon. Selanjutnya, epitel colon

juga dapat menyerap sodium pada gradient konsentrasi yang cukup besar. Aldosteron,

hormon yang terlibat dalam homeostasis cairan dan elektrolit, meningkatkan

konduktansi sodium colon yang disebabkan oleh penurunan volume, sehingga

memiliki peranan yang penting dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan

elektrolit.2

Motilitas usus

Tidak seperti lambung dan usus halus, colon agak kurang aktif, walaupun

aktivitasnya agak sulit dikenali jika dibandingkan dengan lambung atau usus halus.

Akan tetapi, beberapa pola motilitas colon seperti refleks gastrocolic dapat terlihat.

Gangguan motilitas usus besar adalah komplikasi dari neuropati otonomi pada pasien

yang menderita diabetes mellitus dan dapat menyebabkan keluhan GI yang parah.2

Page 6: copy Irritable Bowel Syndrome

EPIDEMIOLOGI

IBS adalah penyakit umum yang sering dijumpai dengan perkiraan prevalensi

sebesar 12% pada orang dewasa di Amerika Serikat. IBS adalah penyakitnya orang

dewasa muda. Angka kejadian tertinggi penyakit ini terjadi pada usia 50 tahun, dan

penyakit ini jarang terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun. Akan tetapi,

beberapa penelitian melaporkan bahwa 92% orang tua menampakkan gejala IBS.

Wanita yang terdiagnosa IBS jumlahnya dua hingga tiga kali lipat daripada pria.

Bahkan, 80% populasi wanita menderita IBS.1, 6

ETIOLOGI

Etiologi IBS masih belum diketahui. Akan tetapi terdapat bukti untuk

mengimplikasikan peranan stress dan gangguan psikiatri pada pathogenesis penyakit

ini. Berbagai macam kelainan psikiatrik dapat terlihat pada sebagian besar individu

yang menderita IBS. Pada 85% pasien IBS, gejala psikiatrik mendahului atau terjadi

secara bersamaan dengan onset keluhan pada abdomen. Keadaan ini dikaitkan dengan

stress dan gangguan emosional. Setiap individu seringkali melaporkan bertambah

parahnya gejala yang mereka rasakan pada saat mereka stress. Telah diperlihatkan

bahwa pasien IBS memiliki angka kejadian gangguan psikiatrik yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan mereka yang menderita gangguan gastrointestinal yang lain.7

PATOFISIOLOGI

Page 7: copy Irritable Bowel Syndrome

Patofisiologi IBS masih belum jelas, walaupun telah banyak dilakukan

penelitian mengenai hal tersebut. Kelainan motilitas, hipersensitivitas visceral,

peradangan, kelainan inervasi otonom ekstrinsik, kelainan interaksi otak-usus, dan

peranan faktor psikosial telah diperiksa. Banyak pemahaman kami mengenai

patofisiologi IBS berasal dari penelitian mengenai motilitas. Pada orang normal,

kontraksi peristaltic dengan amplitude tinggi terjadi 6-8 kali perhari. Pada pasien

yang mengalami konstipasi, frekuensi kontraksi peristaltic amplitude tinggi pada

intestinal terganggu dibandingkan dengan subjek yang normal, yang menyatakan

bahwa konstipasi disebabkan oleh adanya gangguan motilitas. Hiperalgesia visceral

juga dapat terjadi pada pasien yang menderita IBS. Pada pasien yang menderita IBS,

distensi colon dengan balon, hingga mencapai tingkatan yang tidak menyebabkan

rasa nyeri pada individu normal, dapat membangkitkan nyeri, yang menunjukkan

adanya hiperalgesia visceral.2, 8

IBS adalah penyakit yang rumit, dan penyebabnya masih belum diketahui.

beberapa teori telah diusulkan untuk menjelaskan penyakit ini, termasuk perubahan

sensitivitas system saraf ekstrinsik dan intrinsic usus, yang berperan pada

peningkatan sensasi nyeri dan pada kelainan control motilitas dan sekresi intestinal.

Walaupun tidak terdapat peradangan pada usus, terdapat laporan peningkatan influx

sel peradangan (sel mast) kedalam colon individu yang menderita IBS serta

kerusakan neuron enteric. Sebuah teori yang diusulkan adalah bahwa IBS terjadi

sebagai akibat penyakit peradangan interstitial yang sebelumnya telah terjadi dan

Page 8: copy Irritable Bowel Syndrome

yang telah terobati. Pada binatang percobaan, induksi peradangan intestinal yang

menyebabkan hiperalgesia visceral dan perubahan motilitas dan sekresi intestinal

yang menetap selama berbulan-bulan setelah peradangan disembuhkan. Mekanisme

yang sama dapat terjadi pada sekelompok pasien yang mengalami IBS setelah infeksi

yang menyebabkan peradangan intestinal.2

GEJALA KLINIS

IBS adalah penyakit gastrointestinal yang ditandai oleh perubahan kebiasan

usus dan nyeri abdominal yang terjadi tanpa adanya kelainan structural yang dapat

terdeteksi. Tidak terdapat penanda diagnostic untuk IBS, sehingga penegakan

diagnosis berdasarkan pada gejala klinis. Diagnosisnya menggunakan criteria Rome

II. 6

Tabel 1. Criteria roma II untuk menegakkan diagnosis IBS

Paling tidak dalam 12 minggu, tidak perlu terjadi secara berturut-turut, yang diawali

dengan nyeri abdomen selama 12 bulan yang memiliki dua sifat dari tiga sifat berikut

ini:

1. menghilang setelah defekasi

2. onset berkaitan dengan perubahan frekuensi defekasi

3. onset berkaitan dengan konsistensi kotoran.

Page 9: copy Irritable Bowel Syndrome

Nyeri abdominal

Berdasarkan criteria roma II, nyeri abdominal atau rasa tidak nyaman adalah

manifestasi klinis IBS. Nyeri klinis pada IBS tidak terdapat pada satu titik saja; nyeri

yang terjadi di daerah hipogastrium terjadi pada 25% pasien, pada bagian kanan

terjadi pada 20% pasien, pada bagian kiri terjadi pada 20% kasus dan pada

epigastrium terjadi pada 10% pasien. Nyeri bersifat episodic dan terasa seperti kram.

Intensitas nyeri mulai dari ringan hingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tidak terdapat gangguan tidur karena nyeri hanya terjadi pada saat jam kerja. Nyeri

dapat diperparah oleh stress emosional dan saat kita makan dan dapat diperingan oleh

flatus dan defekasi. 6

Perubahan kebiasaan usus

Perubahan kebiasan usus adalah manifestasi klinis IBS yang paling konsisten.

Hal ini biasanya terjadi pada saat dewasa. Pola yang paling sering terjadi adalah

konstipasi yang kemudian bertukar menjadi diare. Pada pertama kali, konstipasi

bersifat episodic, tetapi akhirnya menjadi berkelanjutan dan membutuhkan

pengobatan agen laksatif. Kotorannya biasanya keras dengan caliber yang

menyempit, kemungkinan menggambarkan dehidrasi yang berlebihan yang

disebabkan oleh retensi colonic dan spasme yang berkepanjangan. Sebagian besar

pasien juga mengalami perasaan buang air besar yang tidak tuntas, yang

menyebabkan upaya defekasi yang berulang dalam jangka waktu yang singkat. Pada

Page 10: copy Irritable Bowel Syndrome

pasien yang lain, diare mungkin menjadi gejala yang dominan. Diare nocturnal tidak

terjadi pada IBS. Diare dapat diperparah oleh stress emosional. Pengeluaran kotoran

dapat disertai oleh lendir dalam jumlah besar.6

Gas dan Flatulence

Pasien dengan IBS seringkali mengeluhkan distensi abdominal dan

peningkatan gas dalam perut. Walaupun beberapa pasien dengan gejala ini memiliki

jumlah gas yang lebih besar, pengukuran kuantitatif mengungkapkan bahwa sebagian

besar pasien yang mengeluhkan peningkatan jumlah gas tidak menghasikan gas

melebihi jumlah gas yang dihasilkan usus dalam keadaan normal.6

Gejala gastrointestinal bagian atas

Antara 25% dan 50% pasien dengan IBS mengeluhkan dyspepsia, rasa panas

didada, nausea, dan muntah. Hal ini menyatakan bahwa area lain di usus yang

terpisah dari kolon juga terlibat. Prevalensi IBS lebih tinggi lebih tinggi pada individu

yang menderita dyspepsia (31,7%) daripada individu yang tidak menderita

dyspepsia.6

PENGOBATAN

Pengobatan berdasarkan pada sifat atau tingkat keparahan gejala. Pendidikan,

nasihat yang menentramkan, dan perubahan pola makan (menghilangkan makanan

yang memperparah penyakit) adalah langkah pertama. Bagi pasien yang tidak

Page 11: copy Irritable Bowel Syndrome

memberikan respon, pemberian obat dapat dipertimbangkan. Antispasmodic

(antikolinergik) dipertimbangkan untuk diberikan pada mereka yang mengalami nyeri

dan perut kembung yang terutama diperparah oleh makanan. Antidepresan trisiklik

dosis rendah dapat dipertimbangkan jika nyeri bersifat konstan.8

Makanan berserat tinggi dan bulking agent, seperti koloid hidrofilik,

seringkali digunakan untuk mengobati IBS. Serat makanan memiliki berbagai macam

efek pada fisiologi colonic. Efek menguntungkan dari serat makanan pada fisiologis

colonic menyatakan bahwa serat makanan dapat menjadi pengobatan IBS yang

efektif, tetapi penelitian mengenai serat makanan memberikan hasil yang beragam.

Hal ini tidak mengejutkan karena IBS adalah penyakit yang heterogen.6

Pada IBS yang memberikan gejala diare penggunaan agen yang berbasiskan

opiate yang bekerja secara perifer adalah terapi pilihan. Jika diare bertambah parah,

dosis kecil lomotil 2,5 hingga 5 mg setiap 4 hingga 6 jam, dapat diberikan. Obat ini

kurang bersifat aditif jika dibandingkan dengan kodein atau larutan opium.

Pengobatan dengan obat antidiare hanya diberikan sebagai pengobatan sementara

saja.6

Page 12: copy Irritable Bowel Syndrome

DAFTAR PUSTAKA

1. Mulholland Michael et al. 2006. Greenfield's Surgery: Scientific Principles And

Practice, 4th Edition. Lippincot Williams-Wilkins: New York.

2. McPhee Steven, et al. 2006. Pathophysiology of Disease: An Introduction to

Clinical Medicine, Fifth Edition. McGraw-Hill company: USA

3. Faiz Omar, et al. 2002. Anatomy at Glance. Blackwell Science: USA

4. Ellis Harold. 2004. Clinical Anatomy A Revised And Applied Anatomy For

Clinical Student ed 11th. Blackwell Science: USA

5. Razak Abdullah. Diktat Anatomi. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin:

Makassar:

6. Harrison, T.R et al. 2005. Harrison’s principle of internal medicine ed 16.

McGraw-hill: New York

7. Corman Marvin, et al. 2005. Colon and Rectal Surgery, 5th Edition. Lippincot

Williams-Wilkins: New York.

8. Wolff Bruce, et al. 2007. The ACRS Textbook of Colon and Rectal Surgery.

Springer Science: New York.

Page 13: copy Irritable Bowel Syndrome