24
PARAGRAF 1. Pengertian Paragraf Paragraf atau yang sering juga disebut alinea, secara visual ditandai oleh jarak baris yang lebih merenggang, atau awal baris yang menjorok ke dalam. Dalam istilah komposisi, paragraf yang secara visual ditandai oleh jarak kelompok baris yang lebih renggang daripada jarak baris disebut paragraf merenggang, sedangkan paragraf yang secara visual ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam disebut paragraf bertakuk (Sugiyono, 1997: 1). Paragraf pada dasarnya merupakan satuan dasar tulisan, yang lebih panjang dari kalimat, tetapi lebih pendek dari tulisan secara keseluruhan. Millward dalam Sugiyono (1997:2) mendefinisikan paragraf sebagai sekelompok kalimat yang mengembangkan satu gagasan. Paragraf mencakupi satu kalimat topik yang memuat gagasan itu, diikuti oleh kalimat tambahan yang memperluas, memperjelas, menganalisis, atau menerangkan kalimat topik tadi. Sehubungan dengan itu, dapat disimpulkan hal-hal berikut yang berkaitan dengan paragraf. (1) Paragraf harus mempunyai satu gagasan utama; gagasan utama itu biasanya tertuang dalam kalimat topik. (2) Selain gagasan utama, dalam paragraf juga terdapat beberapa informasi yang tertuang dalam kalimat penjelas atau kalimat pengembang. 1

contoh Paragraf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: contoh Paragraf

PARAGRAF

1. Pengertian Paragraf

Paragraf atau yang sering juga disebut alinea, secara visual

ditandai oleh jarak baris yang lebih merenggang, atau awal baris yang

menjorok ke dalam. Dalam istilah komposisi, paragraf yang secara visual

ditandai oleh jarak kelompok baris yang lebih renggang daripada jarak

baris disebut paragraf merenggang, sedangkan paragraf yang secara

visual ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam disebut

paragraf bertakuk (Sugiyono, 1997: 1).

Paragraf pada dasarnya merupakan satuan dasar tulisan, yang

lebih panjang dari kalimat, tetapi lebih pendek dari tulisan secara

keseluruhan. Millward dalam Sugiyono (1997:2) mendefinisikan paragraf

sebagai sekelompok kalimat yang mengembangkan satu gagasan.

Paragraf mencakupi satu kalimat topik yang memuat gagasan itu, diikuti

oleh kalimat tambahan yang memperluas, memperjelas, menganalisis,

atau menerangkan kalimat topik tadi.

Sehubungan dengan itu, dapat disimpulkan hal-hal berikut yang

berkaitan dengan paragraf.

(1) Paragraf harus mempunyai satu gagasan utama; gagasan utama

itu biasanya tertuang dalam kalimat topik.

(2) Selain gagasan utama, dalam paragraf juga terdapat beberapa

informasi yang tertuang dalam kalimat penjelas atau kalimat

pengembang.

(3) Secara visual, paragraf ditandai oleh perenggangan baris

antarkelompok kalimat atau penjorokan ke dalam baris pertama

kelompok kalimat tersebut.

2. Gagasan Utama dan Kalimat Topik

1

Page 2: contoh Paragraf

Gagasan utama dan kalimat topik sering dikacaukan dalam

pembicaraan mengenai paragraf. Gagasan utama dianggap sebagai

pengendali isi paragraf. Oleh karena itu, gagasan utama harus ada dalam

setiap paragraf yang baik. Namun, tidak demikian halnya dengan kalimat

topik. Gagasan utama dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat topik,

tetapi dapat juga hanya tersirat dalam benak penulis paragraf itu.

Walaupun kalimat topik itu sangat penting artinya dalam menjalin

kesatuan paragraf, banyak paragraf yang baik tanpa menyatakan kalimat

topik secara eksplisit. Paragraf seperti ini banyak ditemukan dalam

tulisan yang deskriptif atau naratif (Sugiyono, 1997: 2-3). Perhatikan

kedua contoh paragraf berikut ini.

[1] Aktivitas pembangunan subuah gedung salah satu rumah sakit terbesar yang terletak di Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (3/2), tampak sepi. Ribuan pekerja yang biasanya sejak pagi sibuk menangani konstruksi kini menghilang. Sebagian besar alat berat terlihat menganggur akibat ketiadaan operator. Gedung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi dan berlantai 10 yang direncanakan paling lambat pertengahan tahun ini sudah dimanfaatkan tersebut terancam tertunda. (Kompas, 14 Februari 2005)

[2] Pada hari kiamat nanti, manusia dibangkitkan di padang mahsyar. Ketika Allah membangkitkan seorang mukmin, dibangkitkan juga di depannya seseorang seperti dia. Orang itu berjalan di depan dia seraya membimbing tangannya. Ketika dia melihat sesuatu yang menakutkan, kawannya itu menentramkannya. Ketika ia melihat hal-hal yang menyedihkan, kawannya menghiburnya. Kemudian, di hadapan pengadilan Tuhan, ia bangkit membelanya. Pada akhir pengadilan, ia mendengarkan keputusan: Adkhiluhul jannah. Masuklah dia ke surga. Kawannya kini mengantarkan dia ke tempat yang penuh kebahagiaan. Mukmin itu terpesona dengan pembelaan kawannya dan bertanya: Siapakah kamu? Orang itu berkata: Dahulu di dunia, setiap kali kamu memasukkan rasa bahagia pada sesama manusia, Allah menciptakan makhluk sepertiku, untuk memberikan kepada kamu kebahagiaan pada hari ini. (MK: 29)

2

Page 3: contoh Paragraf

\Kedua paragraf di atas tidak mempunyai kalimat topik. Namun,

dapat dipastikan bahwa keduanya memiliki gagasan pokok yang

dijadikan pengendali. Gagasan pokok atau gagasan utama paragraf [1]

kurang lebih berbunyi “Beginilah pembangunan salah satu rumah sakit

terbesar di Kuala Lumpur”. Hal itu dapat dilihat pada kalimat-kalimat

yang membentuk paragraf [1] di atas, yang semuanya menggambarkan

bagaimana keadaan pembangunan rumah sakit tersebut.

Paragraf [2] mempunyai gagasan utama yang jika dinyatakan

dalam sebuah kalimat, barangkali akan berbunyi “Inilah yang akan terjadi

di akhirat nanti bagi orang yang suka membahagiakan sesamanya”.

Kalimat demi kalimat pada paragraf [2] memberikan petunjuk tentang

apa yang akan dialami oleh seorang manusia --yang suka

membahagiakan sesamanya-- mulai dia dibangkitkan di alam mahsyar

sampai pada masuknya dia ke surga.

Dari kedua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa gagasan

utama memang harus ada dalam sebuah paragraf. Gagasan utama

tersebut dapat dinyatakan secara eksplisit melalui kalimat topik, tetapi

dapat juga secara implisit atau tersirat.

3. Letak Kalimat Topik dalam Paragraf

Selain bermanfaat bagi penulis untuk mengontrol paragraf yang

ditulisnya, kalimat topik juga bermanfaat bagi pembaca agar pembaca

mudah memahami isi paragraf itu. Oleh karena itu, pada umumnya

kalimat topik dinyatakan pada awal paragraf. Namun, kalimat topik pun

dapat dinyatakan di akhir, atau di awal dan di akhir paragraf sekaligus.

3

Page 4: contoh Paragraf

3.1 Kalimat Topik di Awal Paragraf

Kalimat topik --yang memuat gagasan utama paragraf-- dinyatakan

terlebih dahulu di awal paragraf. Selanjutnya, kalimat topik tersebut

disusul oleh kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menguraikan,

mempertegas, atau menjelaskan kalimat topik tadi.

[3] Bali kini punya sederetan nama warganya yang masuk kategori pengusaha sukses. Sebagai daerah tujuan wisata dunia, maka para pengusaha sukses ini adalah mereka yang bergerak di sektor pariwisata. Seorang di antaranya adalah Bagus Sudibya. (Kompas, 14 Februari 2005)

3.2 Kalimat Topik di Akhir Paragraf

Kalimat topik juga sering ditempatkan di akhir paragraf. Model ini

dianggap efektif untuk menyimpulkan atau merangkum informasi-

informasi yang telah disajikan sebelumnya.

[4] Menurut penelitian di Amerika Serikat, anak usia satu tahun yang mengonsumsi televisi selama tiga jam sehari mendapat stimulus yang berlebihan. Akibatnya, anak terganggu konsentrasinya dan tidak fokus saat mengerjakan sesuatu. Dengan demikian, sebaiknya anak usia 0-3 tahun sama sekali tidak menyaksikan televisi. (Kompas, 14 Februari 2005 –dengan perubahan).

3.3 Kalimat Topik di Awal dan di Akhir Paragraf

Penulis juga sering meletakkan kalimat topik di awal dan di akhir

paragraf sekaligus. Dalam hal ini, kalimat topik yang terletak pada awal

paragraf dinyatakan kembali pada akahir paragraf dengan sedikit

tekanan atau variasi.

[5] Ketika kita marah, kita punya pilihan yang sedikit untuk berpikir atau bertindak: misalnya lari, menyerang, atau mengusir. Pilihan itu sedikit karena ketika marah, kita harus segera mengambil tindakan darurat. Ketika kita diserang fitnah yang keji,

4

Page 5: contoh Paragraf

misalnya, kita memilih keputusan yang cepat: membalas dendam atau menghindar. Tidak banyak pilihan memang ketika kita dilanda emosi negatif. (MK: 80 –dengan perubahan)

Latihan 1: Tentukan gagasan utama atau kalimat topik dalam paragraf berikut ini. Selanjutnya, ubahlah letak kalimat topiknya.

(1) Tidak selamanya televisi berdampak negatif bagi anak. Keunggulan televisi sebagai media elektronik dibandingkan dengan media cetak --antara lain stimulus yang lebih intens dan melibatkan beberapa indera sehingga lebih memukau-- bisa dimanfaatkan untuk program yang dapat merangsang anak lebih kreatif. Hanya saja, terlalu berlebihan atau keranjingan menonton televisi, tetap harus diwaspadai. Perhatikanlah durasi anak menonton dan pilihkanlah program yang sesuai. (Kompas, 14 Februari 2005)

(2) Suryani (18) termasuk salah seorang tenaga kerja wanita (TKW) di Kuala Lumpur yang mengalami penyiksaan dari majikannya. TKW asal Pontianak, Kalimantan Barat itu, sejak April 2003 bekerja sebagai PRT pada salah satu rumah di Petaling Jaya. Gaji yang dijanjikan sebesar 400 ringgit per bulan. Namun, semuanya nihil. Selama 21 bulan bekerja, Suryani tidak mendapatkan gaji sepeser pun. Bahkan, dia dibatasi makan, hanya sekali dalam sehari. Jadi, persoalan yang mereka hadapi umumnya sama, yakni disiksa majikan, diperkosa, dan gaji tidak dibayar selama lebih dari setahun. (Kompas, 14 Februari 2005 –dengan perubahan)

(3) Industri perbankan adalah industri yang menjual kepercayaan. Tidak satu pihak pun bersedia menempatkan uangnya di bank apabila tidak mempercayai bank tersebut. Menempatkan uang di bank adalah sebuah tindakan yang memberi potensi keuntungan berupa bunga sekaligus risiko kehilangan uang itu. (Kompas, 14 Februari 2005)

(4) Nosologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan bagaimana penyakit-penyakit digolong-golongkan, diberi nama, dan diberi batasan. Meskipun kelihatannya sangat sederhana, sebenarnya nosologi adalah masalah yang sangat penting dan sangat rumit. TBC tulang dan TBC paru-paru, misalnya, selama bertahun-tahun harus diteliti secara saksama hingga dapat dipastikan bahwa keduanya tergolong penyakit yang sama. Demikian pula penyakit kanker yang ternyata variasinya jauh lebih banyak. (SG)

Latihan 2: Buatlah paragraf dengan gagasan utama atau kalimat topik berikut ini.

5

Page 6: contoh Paragraf

(a) Harga gula pasir di beberapa pasar tradisional dalam beberapa pekan ini terus merambat naik.

(b) Di setiap lokasi pengungsian korban bencana tsunami, kaum perempuan hampir selalu menanggung beban lebih berat dibandingkan dengan kaum laki-laki.

(c) Merokok lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.(d) Kebutuhan akan air bersih di Jakarta meningkat dari tahun ke

tahun.

4. Ciri Paragraf yang Baik

4.1 Kelengkapan

Paragraf yang baik adalah paragraf yang lengkap. Artinya, di dalam

paragraf tersebut telah tercakup semua informasi yang diperlukan untuk

mendukung gagasan utama.

Seberapa berkembangkah paragraf yang lengkap itu? Sayang tidak

ada rumusan yang tegas mengenai hal itu. Bisa jadi paragraf itu sangat

panjang, tetapi belum lengkap. Bisa jadi pula paragraf itu pendek, tetapi

sudah lengkap. Yang penting adalah bahwa setelah membaca paragraf

itu, pembaca sudah memperoleh informasi yang lengkap (Sugiyono,

1997: 9).

Bandingkan paragraf [6] (yang lengkap) dan paragraf [7] (yang

tidak lengkap) di bawah ini.

[6] Dalam proses penanggulangan bencana, ada dua jenis infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan: suara dan data. Keduanya dibutuhkan untuk berkomunikasi, baik antartitik di daerah bencana maupun dari dalam daerah bencana ke dunia luar. Suara dibutuhkan untuk berkomunikasi via telepon. Komunikasi data dibutuhkan untuk mengirimkan data, tulisan, gambar, bahkan video ke dunia luar. (Kompas, 14 Februari 2005)

[7] Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Pertama, memberantas sarang tempat berkembang biak nyamuk penyebar demam berdarah. Seperti kita ketahui bersama, nyamuk penyebar demam berdarah ini biasanya berkembang biak di genangan air. Benda-benda yang dapat menampung air harus dikubur di dalam tanah. Dengan demikian, nyamuk-nyamuk itu tidak akan dapat berkembang biak. (SG)

6

Page 7: contoh Paragraf

Paragraf [6] dianggap sudah lengkap karena “ada dua jenis

infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan” yang dinyatakan dalam

kalimat topik sudah dikemukakan pada kalimat-kalimat penjelasnya.

Sebaliknya, paragraf [7] dianggap tidak lengkap karena “beberapa cara”

yang disebutkan pada kalimat topik belum diuraikan pada kalimat-

kalimat penjelasnya. Dalam paragraf tersebut baru satu cara yang

dikemukakan, yaitu memberantas sarang tempat berkembang biak

nyamuk penyebar demam berdarah. Dengan demikian, setelah membaca

paragraf [7], kita masih bertanya-tanya tentang cara yang lain untuk

memberantas penyebaran demam berdarah.

Ada dua cara untuk menyempurnakan paragraf [7] di atas.

Pertama, dengan cara melengkapi kerumpangan informasi melalui

kalimat-kalimat penjelas yang dituntut oleh kalimat topik. Kedua, dengan

cara mengubah redaksi kalimat topiknya menjadi Salah satu cara

mencegah penyebaran penyakit demam berdarah adalah memberantas

sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam berdarah

[7a], atau mengganti kata pertama menjadi salah satu di antaranya

adalah [7b].

[7a] Salah satu cara mencegah penyebaran penyakit demam berdarah adalah memberantas sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam berdarah. Seperti kita ketahui bersama, nyamuk….

[7b] Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Salah satu di antaranya adalah memberantas sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam….

4.2 Kesatuan

7

Page 8: contoh Paragraf

Paragraf yang baik harus terfokus pada satu gagasan. Dalam satu

paragraf, mungkin ada beberapa gagasan sederhana, tetapi semua

gagasan sederhana itu harus menjelaskan atau mendukung satu gagasan

utama. Gagasan sederhana itu biasanya dituangkan dalam bentuk

kalimat penjelas atau kalimat pengembang (Keraf, 1979: 67; Mustakim,

1994: 115; Sugiyono, 1997: 14).

Kesatuan dalam paragraf hanya akan terbentuk apabila informasi-

informasi atau gagasan-gagasan dalam paragraf itu tetap dikendalikan

oleh gagasan utama. Untuk itu, penulis harus senantiasa ingat, “apakah

gagasan utama paragraf itu” dan “apakah kalimat-kalimat yang

ditulisnya berhubungan erat dengan gagasan utama tadi”.

Jika dalam sebuah paragraf terdapat gagasan yang tidak berkaitan

dengan gagasan utama, gagasan itu harus dikeluarkan dari paragraf

tersebut. Demikian juga jika dalam satu paragraf terdapat dua gagasan

utama atau lebih, paragraf tersebut harus dipecah, dan setiap gagasan

utama tadi dikembangkan dalam paragraf yang berbeda. Perhatikan

kedua paragraf berikut ini.

[8] Gangguan stres pascatrauma ini bisa sembuh. Namun, pada sejumlah kecil penderita, gangguan bisa berlanjut dan menjadi kronis. Dalam jangka panjang, gangguan ini dapat mengubah kepribadian seseorang, seperti mudah putus asa, tidak percaya diri, merasa terpojok, dan terasing. Perubahan kepribadian ini bisa muncul dua tahun setelah kejadian. Pada anak-anak, gangguan seperti ini sangat mengganggu kosentrasi belajar. (Kompas, 14 Februari 2005)

[9] Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia tidak tahu mengapa desanya itu dinamai Desa Kedunggalar. Ia tidak tahu mengapa Sangkanurip, salah satu sungai yang ada di desa itu, kini mengering. Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dulu, ia sudah memanggul pangkur menuju ke ladangnya. Ia terus mengayun

8

Page 9: contoh Paragraf

pangkurnya membongkar tanah liat yang sudah keras karena musim kemarau yang panjang. (SG)

Gagasan utama paragraf [8] di atas adalah ganggguan stres

pascatrauma. Kalimat (1)-(4) paragraf tersebut membicarakan, atau

mendukung gagasan utama tadi. Namun, ketika kita membaca kalimat

(5) atau kalimat terakhir, terasa ada semacam perpindahan gagasan.

Kalimat terakhir sudah membicarakan hal yang lain, yaitu dampak

gangguan stres pada anak-anak. Dengan demikian, untuk menjaga

kesatuan, kalimat terakhir itu sebaiknya dikeluarkan dari paragraf

tersebut, dan bisa dikembangkan dalam paragraf berikutnya.

Sementara itu, kalau diperhatikan baik-baik, paragraf [9]

mengandung dua gagasan utama, yaitu (1) Mbah Marto tidak tahu

banyak tentang desa kelahirannya dan (2) Meski sudah uzur,

Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Supaya memenuhi syarat

kesatuan, paragraf tersebut harus dipecah menjadi dua paragraf, dengan

kalimat Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya

sebagai gagasan utama paragraf pertama, dan Meski sudah uzur,

Mbah Marto masih gesit dan cekatan sebagai gagasan utama

paragraf kedua.

Latihan 1: Tentukan apakah paragraf berikut ini memenuhi syarat kesatuan atau tidak. Jika tidak, perbaikilah paragraf ini dengan memperhatikan syarat kesatuan.

(1) Akhir-akhir ini merebak berita seputar rencana menggabungkan Bank Tabungan Negara (BTN) dengan Bank Negara Indonesia (BNI) atau dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dari ketiga bank tersebut, memang hanya BTN yang belum melepas sahamnya kepada publik. Karena itu, belum banyak informasi yang bisa digali dari pihak manajemen BTN. Meski demikian, dapat dipastikan bahwa pola penggabungan alias merger yang akan terjadi tentu tidak akan “mengibarkan” bendera BTN, lalu menghilangkan nama bank yang lain. Sejauh yangterdengar, pariwisata.

9

Page 10: contoh Paragraf

Namun, sukses yang diraih ternyata tidak hanya untuk Bali sendiri. Menurut catatan, pariwisata Indonesia menyumbang sekitar 5 miliar dollar AS per tahun. Dari jumlah tersebut, Bali menyumbang 2 hingga 3 miliardollarAS.(Kompas,14Februari. Beberapa onggok tumpukan batu kali dan tong-tong aspal masih berserakan di tepi jalan. Tanaman pinus tumbuh melambai-lambai menjulang ke langit. Pohon-pohon besar dengan diameter sampai dua meter masaih berdiri tegar. Gesekan daun-daun hutan ketika angfinal, hari Sabtu (5/7) di London, Inggris. Setelah sembilan tahun arena Wimbledon pernah didominasi Martina Navratilova, kini muncul petenis baru yang merupakan “reinkarnasi” petenis legendaris itu. (SG) Latihan 2: Kembangkanlah kalimatkalimat topik berikut ini menjadi paragraf-paragraf, dengan memperhatikan syara kesatuan.

(a) Persaingan iklan niaga di telda jarak baris disebut paragraf mengkhawairkan bagi konsumen.

(b) Kemunculan televisi swasta di Indonesia memacu pertumbuhan dunia hiburan di tanah air.

(c) Banjir di beberapa kota di Jakarta pada umumnya disebabkan oleh kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya.

4.3 Kepaduan

Paragraf dikatakan padu apabila kalimat yang satu dengan

kalimat-kalimat yang lainnya secara logis dan secara gramatis berkaitan.

Dengan begitu, pembaca akan dapat mengikuti maksud penulis setapak

demi setapak dengan perpindahan dari satu kalimat ke kalimat

berikutnya secara runtut, tanpa ada lompatan berpikir (Keraf, 1979: 75;

Mustakim, 1994: 116; Sugiyono, 1997: 18).

Pada prinsipnya, untuk membangun kepaduan paragraf diperlukan

perpindahan yang tepat, baik dari kalimat yang satu ke kalimat

berikutnya maupun dari paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. Ada

beberapa sarana yang dapat digunakan untuk melakukan perpindahan

secara tepat, yaitu di antaranya (1) kata-kata kunci atau sinonim, (2) kata

ganti, dan (3) kata-kata transisi.

10

Page 11: contoh Paragraf

4.3.1 Kata-kata Kunci atau Sinonim

Cara ini biasanya dilakukan dengan mengulang kata-kata yang

dianggap penting atau menjadi pembicaraan; atau mengulang-ngulang

sinonim dari kata kunci tersebut. Jika topik pembicaraannya tentang

virus HIV, misalnya, beberapa sebutan lain untuk virus tersebut, seperti

virus penyebab AIDS, virus kematian, atau virus yang sulit

ditaklukkan dapat digunakan sebagai pembangun paragra

[10] Omzet penjualan telepon genggam (handphone) di pasar gelap diperkirakan mencapai 370 juta dollar AS atau senilai RP 3,3 triliun per tahun. Perkiraan itu didasarkan pada perhitungan nilai impor telepon genggam resmi yang tercatat pada Badan Pusat Statistik dibandingkan perkiraan volume penjualan telepon genggam di pasar domestik. Sebagian besar telepon genggam di pasar diduga hasil impor ilegal. (Kompas, 14 Februari 2005)

Pada paragraf di atas, telepon genggam dianggap sebagai kata

kunci. Oleh karena itu, unsur tersebut diulang pada setiap kalimat pada

paragraf tersebut.

4.3.2 Kata Ganti

Adalah suatu gejala universal bahwa dalam berbahasa, kata atau

kelompok kata yang mengacu kepada manusia, benda, atau hal tidak

akan digunakan berulang-ulang dalam sebuah konteks yang sama.

Pengulangan kata yang sama tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan

rasa yang kurang enak. Pengulangan hanya dilakukan jika kata itu

dipentingkan atau mendapat penekanan. Oleh sebab itu, untuk

menghindarkan segi-segi yang negatif dari pengulangan itu, pemakai

bahasa menggunakan kata ganti (Keraf, 1979: 77). Perhatikan kedua

paragraf berikut ini.

11

Page 12: contoh Paragraf

[11] Adi dan Boy adalah dua sahabat yang akrab. Setiap hari Adi dan Boy selalu kelihatan bersama-sama. Adilah yang selalu menjemput Boy ke sekolah karena rumah Adi lebih jauh letaknya daripada rumah Boy. Adi dan Boy juga selalu siap sedia menolong kawan-kawan Adi dan Boy bila kawan-kawan Adi dan Boy mengalami kesusahan. Guru Adi dan Boy merasa senang dan bangga melihat kelakuan Adi dan Boy yang demikian itu. Watak dan kelakuan Adi dan Boy aselalu dijadikan suri tauladan bagi murid-murid lainnya. Walaupun demikian, Adi dan Boy tidak pernah menjadi sombong atau angkuh karena pujian yang sering Adi dan Boy terima. (GK)

[12] Lima menit kemudian, truk dengan tangga dan selang tiba di rumah sakit. Tangga diangkat ke atas jendela kamar Bopsy di lantai 3. Empat belas orang pemadam kebakaran laki-laki dan dua orang perempuan menaiki tangga itu, masuk ke kamar Bopsy. Dengan izin ibunya, mereka memeluknya, mendekapnya, dan membisikkan kepadanya betapa mereka mencintainya. (MK: 76)

Dapat Anda bandingkan kedua paragraf di atas. Paragraf [11] tidak

menggunakan kata ganti, sedangkan paragraf [12] menggunakannya.

Paragraf yang manakah yang memiliki kepaduan antarkalimat-

kalimatnya?

4.3.3 Kata Transisi

Kata transisi di sini digunakan untuk menyebut kata sambung atau

konjungsi, yang digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam

sebuah kalimat, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf, atau paragraf

yang satu dengan paragraf yang lain dalam sebuah tulisan. Melalui

sarana kata-kata transisi inilah penulis dapat memainkan argumen dan

penalarannya. Dikatakan demikian karena pemakaian kata transisi

tertentu akan menimbulkan pengertian tertentu pula meskipun kalimat-

kalimat yang dirangkaikannya sama (Sugiyono, 1997: 19). Perhatikan

kalimat-kalimat berikut ini.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Walaupun demikian, rumahnya sangat kotor.

12

Page 13: contoh Paragraf

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Akan tetapi, rumahnya sangat kotor.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Sementara itu, rumahnya sangat kotor.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Selain itu, rumahnya sangat kotor.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Bahkan, rumahnya sangat kotor.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Sebaliknya, rumahnya sangat kotor.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Dengan perkataan lain, rumahnya sangat kotor.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Setelah itu, rumahnya sangat kotor.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Akibatnya, rumahnya sangat kotor.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Dengan demikian, rumahnya sangat kotor.

- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Oleh sebab itu, rumahnya sangat kotor.

Walaupun banyak konjungsi yang dapat digunakan untuk merangkaikan

kalimat-kalimat pada contoh di atas, harus disadari bahwa ada konjungsi-

konjungsi tertentu yang tidak mungkin digunakan karena logika

menolaknya.

13

Page 14: contoh Paragraf

PUSTAKA ACUAN

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 1986. Cermat Berbahasa Indonesia `untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: MSP.

Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah.

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 1997. “Hakikat Paragraf Bahasa Indonesia”, Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

14

Page 15: contoh Paragraf

15

Page 16: contoh Paragraf

16

Page 17: contoh Paragraf

17

Page 18: contoh Paragraf

18

Page 19: contoh Paragraf

19

Page 20: contoh Paragraf

20