7
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah merupakan salah satu bagian dari unit pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, ibu hamil dan ibu nifas serta meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatam (bidan) baik didesa maupun di Puskesmas itu sendiri. Sesuai dengan komitmen global, Indonesia menetapkan target penurunan AKI menjadi 75 % pada tahun 1990 atau 125/100.000 Kelahiran Hidup (Depkes RI, 2001). Target angka kematian ibu pada tahun 2011 yag ditetapkan berdasarkan indikator Indonesia sekarang adalah sebesar 150/100.000 Kelahiran Hidup (Depkes RI, 2003). Tentunya dengan penetapan target tersebut harus diiringi dengan peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan dan pelayanan bayi baru lahir. Program Kesehatan Ibu dan Anak yang telah dilaksanakan selama ini, bertujuan untuk meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak serta menurunkan AKI dan AKB, (Dpkes RI, 2003), untuk itu diperlukan upaya pengelolaan program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara efektif dan efisien. (Depkes RI, 2003) Jika kita melihat cakupan indikator program kesehatan ibu dan anak (PWS KIA) di Desa tahun 2011 ini, yang merupakan alat untuk mengevaluasi keadaan status kesehatan ibu dan anak, menunjukkan masih ada beberapa indikator yang belum mencapai target jika

Contoh Lap Tah 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh laporan tahunan kia 1

Citation preview

Page 1: Contoh Lap Tah 1

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah merupakan salah

satu bagian dari unit pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas yang

bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, ibu

hamil dan ibu nifas serta meningkatkan cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatam (bidan) baik didesa maupun di Puskesmas itu

sendiri.Sesuai dengan komitmen global, Indonesia menetapkan target

penurunan AKI menjadi 75 % pada tahun 1990 atau 125/100.000

Kelahiran Hidup (Depkes RI, 2001). Target angka kematian ibu pada tahun

2011 yag ditetapkan berdasarkan indikator Indonesia sekarang adalah

sebesar 150/100.000 Kelahiran Hidup (Depkes RI, 2003). Tentunya dengan

penetapan target tersebut harus diiringi dengan peningkatan pelayanan

kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan dan pelayanan bayi baru lahir.Program Kesehatan Ibu dan Anak yang telah dilaksanakan selama ini,

bertujuan untuk meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak

serta menurunkan AKI dan AKB, (Dpkes RI, 2003), untuk itu diperlukan

upaya pengelolaan program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan

untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan

kesehatan ibu dan anak secara efektif dan efisien. (Depkes RI, 2003)Jika kita melihat cakupan indikator program kesehatan ibu dan anak

(PWS KIA) di Desa tahun 2011 ini, yang merupakan alat untuk

mengevaluasi keadaan status kesehatan ibu dan anak, menunjukkan

masih ada beberapa indikator yang belum mencapai target jika

Page 2: Contoh Lap Tah 1

dibadingkan dengan standar minimal bidang kesehatan ibu dan anak

(Kep. Men. Kes. RI No. 1457/ menkes/SK/X/2003).Salah satu upaya strategis dalam rangka percepatan penurunan

jumlah kematian ibu dan bayi adalah : Pemantapan manajemen

Kesehatan Ibu dan Anak, pengembangan teknis pelayanan, serta

peningkatan KIE yang baik. Dalam upaya pemantapan manajemen perlu

dilakukan evaluasi pelayanan program sebagai bahan untuk mawas diri

dan perbaikan pelaksanaan program di masa mendatang. Manajemen

program dapat berjalan dengan optimal jika ditunjang oleh data

pendukung yang memadai dan sistem evaluasi yang baik dari data rutin

yang dilaporkan oleh bidan desa. Oleh karenanya disusunlah profil

program KIA ini sebagai sarana informasi dan kajian pelayanan KIA selama

tahun 2011.B. DATA UMUM DAN DEMORAFI1. Data Geograf

Wilayah Desa mempunyai luas wilayah ± Ha/m2, merupakan pusat

kota kecamatan, dari kota kabupaten dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.

Desa terdiri dari 8 rukun warga yang terbagi dalam 25 rukun tetengga.

Adapun batas – batas wilayah kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa

Wilayah desa merupakan daerah dataran, Penduduknya sebagian

besar mempunyai mata pencaharian sebagai buruh dan petani, sebagian

kecil merupakan pedagang, pengusaha, wiraswasta, PNS, dan TKW.

2. Data Demografa. Jumlah Penduduk b. KK c. Bumil

Page 3: Contoh Lap Tah 1

d. Bulin e. Buteki f. Neonatal g. Bayi h. Anak Balita 3. Sarana dan Prasarana Umuma. Sarana Pemerintahan b. Sarana Olah Raga c. Sarana Jalan Raya d. Sarana Penerangan e. Sarana Air Bersih f. Sarana Peribadatan g. Sarana Pendidikan 1) SLTA / Sederajat 2) SLTP / Sederajat 3) SD / Sederajat 4) TK 5) TPA 6) Lembaga Pendidikan Agama 7) Perpustakaan 4. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Kesehatan

a. Sarana Kesehatan1) BP Swasta 2) Polindes 3) Poskesdes

4) Posyandu 5) Dukun Paraji 6) Bidan KIT b. Tenaga Kesehatan1) Bidan Desa 2) Tenaga Kesehatan lainnya

C. VISI DAN MISI PUSKESMAS 1. VISI

Visi UPTD Puskesams adalah :Terwujudnya Puskesmas menjadi Pusat Layanan Kesehatan yang

memiliki Integritas dan Kredibilitas Tinggi dalam rangka mewujudkan

masyarakat bebas penularan penyakit, hidup dalam lingkungan sehat dan

memiliki prilaku sehat menuju Kecamatan yang Religius, Maju dan

Sejahtera.2. MISI

Sedangkan dalam rangka percepatan pencapaian Visi Puskesmas

tersebut ditetapkan Misi sebagai berikut :

Page 4: Contoh Lap Tah 1

a. Mengembangkan Standar Tata Laksana Program – program Kesehatan

Masyarakat melalui Standar Operasional Prosedur dan Protap Pelayanan

bagi Program – programb. Membangun Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Rujukan dan

Pelatihanc. Mengembangkan Jejaring Kerja antara Pemberantasan Penyakit Menular

dan Penyehatan Lingkungand. Berperan Aktif dalam mendorong kemandirian Individu, Keluarga dan

Masyarakat untuk mampu Hidup Bersih dan Sehate. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia dalam Pelaksanaan

Pelayanan Kesehatan demi terselenggaranya Medical Centre yang

Profesional, Bermutu dan Terjangkauf. Mengembangka Kemitraan dan Kerjasama Lintas Program maupun Lintas

Sektor yang terkait.3. MOTTO

Motto Pelayanan di Puskesmas adalah “SEGAR”a. Senyum adalah merupakan Modal dalam memberikan setiap pelayananb. Efektif dalam memberikan pelayanan yang tepat guna, berdaya guna

dan berhasilc. Gerakan adalah upaya cepat tindak dalam memberikan pelayanand. Aman adalah hasil yang diharapkan pada saat pemberian pelayanan

maupun setelah pemberian pelayanane. Ramah merupakan sikap yang tertanam dalam jiwa petugas kesehatan

dalam memberikan pelayananD. TUJUAN 1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan program pelayanan

kesehatan khususnya KIA/KB yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas

selama tahun 2011, berikut permasalahan yang dihadapi dan upaya

mengatasi masalah – masalah tersebut.2. Tujuan Khususa. Mengetahui Identifikasi masalah di Wilayah Kerja Desa khususnya yang

menyangkut program KIA/KB.b. Mengetahui Analisa situasi program KIA/KB di Wilayah Kerja Desa

Page 5: Contoh Lap Tah 1

c. Mengetahui Prioritas Masalah/ Penyebab masalah program KIA/KB di

Wilayah Kerja Desa d. Mengetahui Upaya pemecahan masalah program KIA/KB di Wilayah Kerja

Desa .e. Mengetahui rencana tindak lanjut program KIA/KB di Wilayah Kerja

Desa .f. Menyusun rencana kerja program KIA/KB di Wilayah Kerja Desa untuk

tahun berikutnya

BAB II

INDIKATOR CAKUPAM PROGRAM

A. Pelayanan Antenal Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan

sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan yang

meliputi kriteria pemeriksaan 7 T1. K1 adalah pemeriksaan ibu hamil yang pertama kali mendapat

pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan. Dengan target 90 %2. K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali, dengan

distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali

pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada

triwulan ketiga umur kehamilan.

Indikator lain yang dapat digunakan untuk melihat kualitas pelayanan

antenatal adalah Cakupan Fe1 dan TT1, yang menggambarkan pelayanan

antenatal yang berkualitas, jika cakupan K1 sama dengan TT1 dan Fe1,

tetapi jika semakin besar kesenjangan cakupan K1 dibanding dengan TT1

Page 6: Contoh Lap Tah 1

maupun Fe1, maka semakin tidak berkualitas pelayanan antenatal

tersebut. Dengan membandingkan kesesuaian antara cakupan K1, TT1

dan Fe1 maka akan dicapai angka kualitas pelayanan

B. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Adalah Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn) yang

memiliki kompetensi kebidanan , disatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu. Dengan Indikator ini dapat diperkirakan proporsi

persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan, dan ini

menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam

pertolongan persalinan sesuai standar.

C. Cakupan Indikator N1 dan N2

Adalah cakupan Pelayanan Kesehatan sesuai standar yang

diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus

selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas

kesehatan maupun melalui kunjungan rumah dengan N1 adalah

kontak pada usia 0 – 7 hari, dan N2 adalah Kontak pada Usia 8 – 28

hari.

D. Cakupan Deteksi Ibu Hamil Resiko TinggiAdalah cakupan Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan

ibu dengan komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif

sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan

dasar dan rujukanE. Pelayanan Nifas

Adalah cakupan kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan minimal 3

kali pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari yang mendapatkan

pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu nifas sesuai standar, baik

Page 7: Contoh Lap Tah 1

didalam maupun diluar gedung puskesmas termasuk bidan didesa,

polindes. F. Upaya Kesehatan Keluarga Berencana

Adalah cakupan Pelayanan KB berkualitas sesuai dengan standar

dengan menghormati hak individu sehingga diharapkan mampu

meningkatkan derajat kesehatan dan menurunkan tingkat fertilitas

(kesuburan), dengan perbandingan antara jumlah peserta KB aktif

dibandingkan dengan jumlah peserta usia subur (PUS)