6
Contoh kasus penggunaan radio dalam pembangunan pertanian Bidang Pertanian Media massa sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang pertanian, salah satu contoh konkritnya adalah siaran-siaran di televisi tentang cara bercocok tanam yang baik di Amerika telah memberikan informasi konstruktif bagi masyarakat. Di Indonesia pada masa dulu, orang bercocok tanam menggunakan kerbau sebagai pembajak tanahnya, tetapi ketika konsep pembangunan diperkanalkan dan seiring majunya teknologi, masyakrakat berubah menggunakan traktor. Di Filipina telah melakukan proyek Masagana 99 (mei 1973) yang bertujuan meningkatkan produksi beras dengan memberikan kredit pinjaman, sarana pertanian, dan informasi muakhir mengenai konsep dan praktek pertanian. Media yang digunakan dalam proyek ini adalah radio, komik, brosur, selebaran, bulletin, majalah berbahasa lokal, dan televise. Penggunaan media massa dalam penyuluhan pertanian Jika membicarakan penggunaan media massa dalam penyuluhan, yang patut dipertimbangkan adalah peranan dalam program penyuluhan dan penggunaannya secara efektif. Yang penting adalah efek yang diharapkan dan cara menggunakannya untuk menjamin agar arti pesan menjadi jelas. Surat kabar, majalah, radio dan televisi merupakan media yang paling murah untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Walaupun demikian, perlu diamati pengaruhnya sebelum diputuskan penggunaanya dalam penyuluhan. Media penting untuk menyadarkan akan adanya inovasi disamping untuk mendorong minat. Walaupun demikian,

Contoh Kasus Penggunaan Radio Dalam Pembangunan Pertanian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penggunaan radio dan media massa sebagai alat penyuluh pertanian dalam pembangunan pertanian

Citation preview

Page 1: Contoh Kasus Penggunaan Radio Dalam Pembangunan Pertanian

Contoh kasus penggunaan radio dalam pembangunan pertanian

Bidang Pertanian

Media massa sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang pertanian, salah satu

contoh konkritnya adalah siaran-siaran di televisi tentang cara bercocok tanam yang baik di

Amerika telah memberikan informasi konstruktif bagi masyarakat. Di Indonesia pada masa

dulu, orang bercocok tanam menggunakan kerbau sebagai pembajak tanahnya, tetapi ketika

konsep pembangunan diperkanalkan dan seiring majunya teknologi, masyakrakat berubah

menggunakan traktor.

Di Filipina telah melakukan proyek Masagana 99 (mei 1973) yang bertujuan meningkatkan

produksi beras dengan memberikan kredit pinjaman, sarana pertanian, dan informasi muakhir

mengenai konsep dan praktek pertanian. Media yang digunakan dalam proyek ini adalah

radio, komik, brosur, selebaran, bulletin, majalah berbahasa lokal, dan televise.

Penggunaan media massa dalam penyuluhan pertanian

Jika membicarakan penggunaan media massa dalam penyuluhan, yang patut dipertimbangkan

adalah peranan dalam program penyuluhan dan penggunaannya secara efektif. Yang penting

adalah efek yang diharapkan dan cara menggunakannya untuk menjamin agar arti pesan

menjadi jelas. Surat kabar, majalah, radio dan televisi merupakan media yang paling murah

untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Walaupun demikian, perlu diamati

pengaruhnya sebelum diputuskan penggunaanya dalam penyuluhan. Media penting untuk

menyadarkan akan adanya inovasi disamping untuk mendorong minat. Walaupun demikian,

media tampaknya hanya menunjukkan bahwa media massa dapat mempercepat proses

perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku.

Media massa dapat memenuhi beberapa fungsi di dalam masyarakat dan turut berperan

mengubah masyarakat tersebut yang mencakup:

1. Menentukan Jadwal Diskusi Yang Penting

Sebagai contoh, media memberi perhatian terhadap masalah yang dihadapi masyarakat saat

terjadi kelaparan dan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya. Majalah

pertanian dan program siaran radio pedesaan juga dapat memainkan peran penting dalam

mendorong petani untuk membicarakan masalah demikian dengan penyuluh / pemuka desa.

Page 2: Contoh Kasus Penggunaan Radio Dalam Pembangunan Pertanian

2. Mengalihkan Pengetahuan

Pengetahuan akan berhasil dialihkan bilamana sesuai dengan kebutuhan. Gagasan baru yang

disebar melalui media lebih cepat diterima jika berkaitan dengan pengetahuan yang ada,

daripada melakukan modifikasi terhadap pengetahuan. beberapa macam pengetahuan dapat

dialihkan melalui media, sedangkan pengetahuan dan keterampilan yang lain tidaklah

demikian.

3. Membentuk dan Mengubah Pendapat

Media massa dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan pendapat bila anggota

masyarakat belum memiliki pandangan yang kuat mengenai isu tertentu. Media juga akan

memperoleh pengaruh penting dalam perubahan pendapat bila posisi yang diajukan hanya

berbeda sedikit dengan pendapat baru.

4. Mengubah Perilaku

Media massa dapat digunakan untuk mengubah pola perilaku, terutama yang kecil dan relatif

kurang penting, atau perubahan untuk memenuhi keinginan yang ada. Periklanan sangat

berhasil dengan cara ini.

Secara umum pemanfaatan media dalam meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian

terbilang rendah. Secara khusus meskipun tingkat pendidikan formalnya tinggi, namun

pemanfaatan media massa rendah, disebabkan oleh keterbatasan dalam kepemilikan media

komunikasi dan informasi, dan kurang maksimalnya dukungan keluarga.

Rendahnya pemanfaatan media massa terutama dalam pemanfaatan koran, buku, radio, dan

internet. Pemanfaatan majalah dalam katagori sedang, sedangkan televisi meskipun

pemanfaatannya tinggi tetapi subtansinya kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan.

Pemanfaatan media terprogram dalam katagori sedang. Hal ini terlihat dari pertemuan antar

penyuluh tinggi, namun pemanfaatan media terprogram lainnya yaitu pelatihan dan

pendidikan formal lanjutan rendah. Meskipun tingkat pendidikan formal tinggi, namun

pemanfaatan media rendah, tidak sebanding dengan tuntutan klien yang terus meningkat.

Rendahnya pemanfaatan media lingkungan ini terutama terjadi dalam mengamati lingkungan

Page 3: Contoh Kasus Penggunaan Radio Dalam Pembangunan Pertanian

alam dan lingkungan usaha pertanian, sedangkan pendalaman inovasi mandiri dalam katagori

sedang.

Kompetensi penyuluh pertanian tergolong rendah, terutama dalam : pengelolaan

kewirausahaan, pengelolaan pembaharuan, dan pemandu sistem pengelolaan pelatihan,

pengelolaan pembelajaran, dan pengelolaan komunikasi inovasi termasuk dalam katagori

sedang.

Kompetensi penyuluh ini dipengaruhi oleh rendahnya intensitas pelatihan dan lemahnya

dukungan lembaga penyuluhan dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk belajar.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap kompetensi ini adalah pendalaman inovasi mandiri,

motivasi, pemanfaatan majalah, pertemuan antar penyuluh, dan umur penyuluh yang

mendekati pensiun (tua).

Strategi pengembangan kompetensi penyuluh pertanian berbasis pemanfaatan media

ditempuh melalaui pemanfaatan media massa, media terprogram, dan media lingkungan

secara terpadu dan saling melengkapi. Media massa yang digunakan yaitu majalah yang

secara berkelanjutan subtansinya sesuai dengan penyuluhan dan melalui siaran televisi yang

dirancang khusus untuk pembangunan perdesaan.

Pemanfaatan media terprogram ditempuh melalui pendekatan-pendekatan : peningkatan

pendidikan formal lanjutan, peningkatan intensitas pertemuan, serta peningkatan intensitas

dan kualitas pelatihan. Pemanfaatan media lingkungan ditempuh melalui pengkondisian

lingkungan yang kondusif yaitu memfasilitasi kemudahan penyuluh dan partisipasi petani

untuk melakukan uji coba inovasi dan memanfaatkan berbagai media belajar untuk

pendalaman inovasi.

Penelitian yang dilakukan menghasilkan temuan bahwa di era kemajuan teknologi informasi

dan komunikasi, peningkatan kompetensi penyuluh tidak cukup hanya mengandalkan media

terprogram (pendidikan formal atau pelatihan konvensional) saja, akan tetapi perlu

memanfaatkan media massa dan media lingkungan. Ternyata media yang paling kuat

mempengaruhi kompetensi penyuluh adalah media lingkungan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penelitian lebih mendalam terutama tentang karakteristik dan model pemanfaatan

media lingkungan dalam mempercepat peningkatan kompetensi penyuluh.

Page 4: Contoh Kasus Penggunaan Radio Dalam Pembangunan Pertanian

Terkait tingginya potensi media televisi sebagai media yang dapat digunakan untuk

peningkatan kompetensi penyuluh, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama

secara operasional tentang pengembangan subtansi dan format acara, sistem penyiaran, dan

kerjasama yang bisa saling menguntungkan berbagai pihak terkait dalam pengembangan

siaran televisi pembangunan perdesaan. Hasil penelitian ini diketahui pula masih ada

variabel-variabel lain yang belum dimasukkan dalam model tersebut. Untuk itu perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sasaran yang lebih luas.

Kesadaran penyuluh perlu ditingkatkan untuk terus belajar dalam meningkatkan

kompetensinya sesuai tuntutan masyarakat. belajar adalah tuntutan profesi bagi penyuluh

pertanian. Belajar ini tidak hanya melalui pendidkan formal atau pelatihan saja, tetapi banyak

media lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan penyuluh, terutama

media massa dan media lingkungan.

Selain itu penyuluh perlu lebih peka membaca kebutuhan lingkungan. Materi penyuluhan

tidak hanya didasarkan pada hasil penelitian atau inovasi saja, tetapi perlu diselaraskan

dengan kebutuhan dan potensi petani di lapangan.