Upload
dangtuyen
View
257
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 57
D O K U M E N I
KURIKULUM SEKOLAH DASAR “A”
KECAMATAN A KABUPATEN B
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
KTSP KURIKULUM 2013
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 58
PEMERINTAH KABUPATEN B
DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN A
SEKOLAH DASAR “A”
Jalan …………………………
2017
LEMBAR PENETAPAN / PENGESAHAN
Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dengan ini Kurikulum 2013 Sekolah Dasar A Kecamatan A Kabupaten B ditetapkan / disahkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2017-2018
Ditetapkan / disahkan Di : A Tanggal : .... Juli 2017
Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah ................................. ................................. NIP.
Menyetujui Pengawas TK/SD, Kecamatan A ,
............................................... NIP.
Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten B,
………………………………… NIP
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 59
KATA PENGANTAR Perubahan kurikulum merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
perubahan ini terjadi seiring dengan adanya tuntutan globalisasi bahwa pendidikan
Indonesia harus lebih mampu bersaing dengan negara-negara lain yang lebih maju.
Dengan bergulirnya kurikulum 2013 sekolah mempunyai kewenangan untuk menyusun
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat, kondisi dan
kemampuan sekolah, serta memanfaatkan potensi dan partisifasi masyarakat yang ada
di lingkungan sekolah.
Untuk merealisasikan hal tersebut kami susun Kurikulum Sekolah Dasar A berdasarkan
kondisi, potensi, dan kebutuhan.
Atas saran masukan dan arahannya, kami ucapkan terima kasih kepada :
2. Bapak/Ibu Pengawas TK/SD Kecamatan A
3. Bapak Pengurus Komite Sekolah SD A Kecamatan A
Semoga kurikulum ini dapat kami laksanakan dan mampu meningkatkan kualitas
pendidikan di Sekolah Dasar A dengan perlindungan dan ridho dari Allah SWT.
............................., Juli 2017 Kepala SD A ............................................ NIP.
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia adalahantara lain dari
segi geografis, potensi sumber daya, ketersediaan saranadan prasarana, latar
belakang dan kondisi sosial budaya, dan berbagaikeragaman lainnya yang terdapat
di setiap daerah. Keragaman tersebutselanjutnya melahirkan pula tingkatan
kebutuhan dan tantanganpengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka
meningkatkanmutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerahmemerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah.Begitupula halnya dengan
kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perludikembangkan dan diimplementasikan
secara kontekstual untukmerespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan
peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor
20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
1. Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia;
(c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman
potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
(f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional
dan nilai-nilai kebangsaan.
3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa: Kurikulum dikembangkan
secara berdiversifikasi dengan maksud agar memungkinkan penyesuaian program
pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada
di daerah serta peserta didik; dan Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di
tingkat satuan pendidikan. Kurikulum operasional yang dikembangkan dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum
Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada
standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari
Badan Standar Nasional Pendidikan.
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 61
Kurikulum Sekolah Dasar A dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum
pendidikan dasar. Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri atas
unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Pengawas
Kecamatan A, serta dengan bimbingan nara sumber ahli pendidikan dan
pembelajaran.
Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi
kenyataan apabila dilaksanakan di lapangan dalam proses pembelajaran yang baik.
Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung secara
efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak. Dalam hal ini para
pelaksana kurikulum (guru) yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses
pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas
dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di sekolah dasar hendaknya bersifat
mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif,
demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan.
Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi
penyeenggaraan pendidikan dan pengajaran di SD A Kecamatan A .
B. Tujuan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Tujuan pengembangan Kurikulum Sekolah untuk memberikan acuan kepada kepala
sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya serta stakeholder yang ada di
sekolah dalam mengembangkan program-program yang akan dilaksanakan.
Selain itu, Kurikulum Sekolah inipun disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk :
1. belajar untuk beriman dan bertatakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. belajar untuk memahami dan menghayati,
3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia
menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP
disusun agar semuamata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa,
dan akhlak mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan
moral Pancasila agar menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung
jawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global,
memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan
sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadaplingkungan. Kurikulum harus
mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-
kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 62
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual,
dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,
kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali
peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan.Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta
akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku
dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagiupaya memelihara persatuan
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 63
dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 64
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dirumuskan mengacu kepada
tujuan umum pendidikan berikut ini ;
Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
B. Visi Sekolah Dasar A
Terwujudnya peserta didik yang akhlakul karimah, cerdas, sehat, berwawasan global
yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran Agama.
C. Misi Sekolah Dasar A
1. Menanamkan keyakinan/ akidah melalui pengamalan ajaran agama.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
3. Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, bahasa, olahraga dan seni
budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.
4. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.
D. Tujuan Sekolah Dasar A
1. Dapat mengamalkan ajaran agama dari hasil proses pembelajaran dan kegiatan
pembiasaan;
2. Meraih prestasi akademik maupun nonakademik minimal tingkat Kabupaten/Kota.
3. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi;
4. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya;
5. Siswa aktif, kreatif, terampil dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara
terus menerus.
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 65
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A. KERANGKADASARKURIKULUM
I. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta
didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapatdigunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapatmenghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut,Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangunkehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum,hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik
dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikirrasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 66
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmudan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untukmengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan dalamberpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat,dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yanglebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagai mana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.
II. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasiskompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum
2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di
sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta
didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan
kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta
didik menjadihasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta
didik menjadi hasil kurikulum.
III. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 67
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
B. STRUKTURKURIKULUM
I. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah dapat dilihat pada Tabel berikut. (lampiran)
II. Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan
kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kekhasansatuan pendidikan.
1. Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan: untuk SD/MI mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;
2. Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas
sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau matapelajaran muatan lokal
yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan.Penetapan muatan lokal
didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi
maupun kabupaten/kota.
Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan
peraturan gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang berlaku
untuk seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan
bupati/walikota.
3. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan
Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan pelajaran
dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang
ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 68
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar dapat dilihat
Lampiran
C. Mata pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu
untuk Sekolah Dasar sebagaimana tabel berikut.
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4 4 4 4 4 4
3 Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
4 Mulok Pilihan 2 2 2 2 2 2
5 Ekstrakurikuler 2 2 2 2 2 2
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 36 38 40 42 42 42
Keterangan:
a. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. b Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
c. Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah, Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli.
Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler adalah sebagai berikut.
1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan olehpeserta didik di
luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasandari kegiatan kurikulum dan
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 69
dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di
luar minat yangdikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut,
maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas
belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.
2. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang
tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
3. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti
oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah:
a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor peserta didik.
b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta
didik dalam upaya pembinaan pribadimenuju pembinaan manusia seutuhnya.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk.
1. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS),
Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka),
dan lainnya;
2. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, danlainnya;
3. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan
budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya.
Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan berdasarkan kaitan
kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler
pilihan.
a. Ekstrakurikuler wajib
Merupakan program ekstrakurikuler yang harusdiikuti oleh seluruh peserta didik,
terkecuali peserta didik dengankondisi tertentu yang tidak memungkinkannya
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas
(SMA/SMK), dalam pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah
atas. Pelaksananannya dapat bekerja samadengan organisasi Kepramukaan
setempat/terdekat.
b. Ekstrakurikuler pilihan
merupakan kegiatan yang antara lain, Pramuka UKS, dan PMR. Selain itu,
kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang
kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu
mata pelajaran,misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola
voli.
Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah,guru, dan
tenaga kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat
peserta didik yang selanjutnya dikembangkanke dalam kegiatan ekstrakurikuler
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 70
yang bermanfaat positif bagipeserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan
ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta didik atau sekelompok peserta
didik. Program ekstrakurikuler berikut adalah contoh yang dapat dikembangkan
di satuan pendidikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya.
PROGRAM EKSTRAKURIKULER
1. Klub Tari, Nyanyi, Sandiwara, Melukis, berbagai kesenian daerah
2. Klub Diskusi Bahasa, Sastra, Drama, Orasi
3. Klub Voli, Sepak bola, Basket, Dayung, Badminton, Renang, Atletik, Silat,
Karate, Yudo, Bela Diri lainnya.
4. Klub Pencinta Matematika, Komputer, Otomotif, Elektronika.
5. Klub Pencinta Alam, Pencinta Kupu-kupu, Pencinta, Arung Jeram, Pencinta
Astronomi, Kebersihan Lingkungan, Pertanian
6. Klub Pendaki Gunung, Kelompok Pekerja Sosial, Polisi Lalu Lintas Sekolah
Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan padakegiatan
ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.Nilai yang diperoleh pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas
peserta didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun
memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program
khusus yang diselenggarakan bagi mereka.
Jadwal pelajaran terlampir
D. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran
1. Beban belajar di Sekolah Dasar dinyatakandalam jam pembelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggudan paling
banyak 40 minggu.
E. Muatan Lokal
1. Muatan lokal wajib adalah :
a. Bahasa Sunda
Tujuan:
Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi siswa dengan menggunakan bahasa Sunda.
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 71
Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra
Sunda.
Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Sunda
sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional
b. Pendidikan Lingkungan Hidup
Tujuan :
Memahami konsep dan pentingnya lingkungan hidup dalam kehidupan di
Provinsi Jawa Barat dengan segala karakteristiknya.
Menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup di
daerah masing-masing khususnya dan Provinsi Jawa Barat pada
umumnya.
Menampilkan kreativitas melalui kegiatan nyata dalam rangka
meningkatkan daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan
hidup
Menampilkan peran serta secara nyata dalam setiap upaya pemanfaatan
daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan untuk
menyukseskan visi Jawa Barat
Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pelestarian dan
pemanfaatan, penataan, pengembangan, pemeliharaan, dan pemulihan
lingkungan hidup di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang keterlibatan
kebersihan dan keindahan untuk menuju suatu kondisi daerah yang aman,
nyaman, dan bersih.
2. Muatan Lokal Pilihan
a. Bahasa Inggris
Tujuan:
Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi internasional
Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan dalam rangka menyongsong era
globalisasi.
Memiliki keterampilan mendengar / menyimak, berbicara, menulis dan
membaca dalam pola sederhana sesuai dengan tingkat usia dengan jumlah
penguasaan kosa kata lebih kurang 300 kata yang berkesinambungan.
b. Anyaman
c. Karawitan
d. Pencak Silat
E. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi
menjadi empat kelompoksesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai
berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalamrangka menjabarkan
KI-1;
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 72
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangkamenjabarkan
KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalamrangka menjabarkan
KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalamrangka menjabarkan
KI-4.
Pengelompokkan kompetensi dasar seperti tersebut di atas ada pada lampiran
F. Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan
tematik-terpadudari Kelas I sampai Kelas VI.
Matapelajaran Pendidikan Agama danBudi Pekerti dikecualikan untuk tidak
menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Pembelajaran tematik terpadu
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam
lampiran
G. Pengaturan Beban Belajar
1. Beban belajar dalam KTSP diatur dalam bentuk sistem paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum
setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap
mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
2. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
a. Sistem Paket
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada satuan
pendidikan yang menggunakan Sistem Paket yaitu 0%-40% untuk SD/MI.
b. Sistem Kredit (SMP dsb)
3. Beban Belajar Tambahan
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik.Konsekuensi penambahan beban belajar pada
satuan pendidikan menjadi tanggung jawab satuan pendidikan yang
bersangkutan.
H. Ketuntasan Belajar / Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
KD pada KI 3 dan pada KI 4 nilai yang diperoleh siswa lebih kecil dari 2,66 dilakukan
remedial dan atau,
KD pada KI 3 dan pada KI 4 belum tuntas bila rata-rata nilai diperolah siswa di bawah
75 %
Remedial dilakukan oleh guru kelas dalam bentuk bimbingan secara kelompok atau
perorangan tergantung tingkat kesulitan siswa., dan atau remedial klasikal.
Dalam remedial diberikan perlakuan khusus bagi siswa tertentu dengan cara :
. Penyederhanaan isi materi pada kompetensi dasar tertentu
. Penyederhanaan cara penyajian
. Penyederhanaan soal atau tugas yang diberikan
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 73
KD pada KI 3 dan pada KI 4 nilai yang diperoleh siswa lebih besar dan sama dengan
dari 2,66 dinyatakan tuntas, pembelajaran dilanjutkan.
KD pada KI 1 dan pada KI 2 dinyatakan tuntas bila nilainya Baik
No Mata Pelajaran Ketuntasan Belajar / KKM
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3 Bahasa Sunda
4 Mulok Pilihan
5 Ekstrakurikuler
Remedial
Remedial dilakukan oleh guru kelas dalam bentuk bimbingan secara kelompok atau
perorangan tergantung tingkat kesulitan siswa.
Dalam remedial diberikan perlakuan khusus bagi siswa tertentu dengan cara :
Penyederhanaan isi materi pada kompetensi dasar tertentu
Penyederhanaan cara penyajian
Penyederhanaan soal atau tugas yang diberikan
Pengayaan
Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah melebihi nilai ketuntasan belajar dan
lebih cepat daripada yang lainnya. Pengayaan dilakukan sebagai berikut :
Pemberian bacaan tambahan
Pemberian tugas tambahan
Pemberian soal latihan tambahan
H. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh satuan pendidikan, dengan ketentuan
minimal:
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM.
Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaran minimal baik.
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 74
Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada dua mata pelajaran.
Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah hari efektif.
Kriteria Kelulusan
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
Lulus ujian sekolah/madrasah.
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 75
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN
A. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan
hari libur.
1. Permulaan Waktu Pelajaran
Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulai pada setiap awal
tahun pelajaran.
2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
a. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar
waktu libur untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
b. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu
yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal (kurikulum tingkat daerah), ditambah jumlah jam
untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan.
3. Pengaturan Waktu Libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah.Waktu libur dapat berbentuk
jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur
keagamaan, harilibur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera
pada tabel berikut ini.
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
1 Minggu efektif Belajar
Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2 Jeda tengah Semester
Maksimum 2 Minggu
Satu minggu setiap semester
3 Jeda antar Semester
Maksimum 2 Minggu
Antara semester I dan II
4 Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 Minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5 Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 76
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
6 Hari libur umum/nasional
Maksimum 2 Minggu
Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
7 Hari libur Khusus
Maksimum 1 Minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing
8 Kegiatan khusus sekolah
Maksimum 3 Minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
B. Analisis Kalender Pendidikan
Bulan Semester Senin Selas
a Rabu Kamis Jum‟at Sabtu
Jml Hari
Juli S a t u
2 3 3 3 3 2 16
Agustus 4 4 4 4 3 3 22
September 2 2 2 2 2 2 12
Oktober 4 4 4 5 5 5 27
November 5 4 4 4 3 4 24
Desember 3 4 4 4 2 4 21
Jumlah Hari Efektif
122
Bulan Semester Seni
n Selasa Rabu
Kamis
Jum‟at Sabtu Jml Hari
Januari D u a
2 3 3 3 3 3 17
Februari 3 4 4 4 4 4 23
Maret 4 4 4 4 4 5 25
April 4 4 4 4 4 5 25
Mei 4 4 4 4 4 5 25
Juni 4 4 4 4 4 3 23
Jumlah Hari Efektif
138
PENGEMBANGAN SUPERVISI MANAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Modul Pengawas Sekolah - Jenjang SD 77
BAB V PENUTUP
Kurikulum Sekolah Dasar A ini merupakan langkah kerja yang dilaksanakan pada tahun
pelajaran 2017 - 2018, namun keberhasilan program ini sulit untuk diprediksi, karena yang
dihadapi adalah sumber daya yang selalu bergerak dan berkembang secara dinamis
seirama dengan lajunya perkembangan pendidikan. Walaupun demikian dengan tatanan
system kerja yang professional akan memudahkan untuk mengevaluasi hasil kerja,
memperbaiki kegagalan atau mengerjakan pekerjaan yang tertunda, sehingga secara
berkesinambungan Kurikulum Sekolah Dasar A akan selalu memprioritaskan program
unggulan, mengkaji dan mengevaluasi hasil kerja yang selalu dan meningkatkan kualitas
yang akan datang.
Jalin kerja yang harmonis antara guru, kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan
masyarakat akan memperingan langkah untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan di
Sekolah Dasar A
Dengan mengharap ridlo dan perlindungan dari Alloh SWT, semoga dapat melaksanakan
kurikulum ini secara optimal.