6
Pemodelan Knowledge Transfer, Knowledge Sharing dan Knowledge Update di Rumah Sakit Menggunakan Sistem Pakar Keperawatan Oktri Mohammad Firdaus'. Kadarsah SUI" adil 'JW1Isan Teknik Industri , Fakultas Teknik Universilas Pasundan, Bandung J1. Dr. Setiabudi 19} Bandung, Telp (022) 2019335 2Kelomp'ok Keahlian Manajemen lndustri Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi lndustri Institut Teknologi Bandung JJ. Ganesa 10 Bandung 40132, Telp. (022) 2504189 Fax. (022) 2509164 'okky [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini mengembangkan beberapa model knowledge sharing di lingkungan para perawat khususnya yang berada di ruangan perawalan VIP dan ruangan leu suatu rumah sakit. Proses knowledge sharing yang masih bersifat konvensional dengan cara bertalap muka langsung, baik dalam jumlah orang terbalas maupun sejumlah kelompok dengan jumlah orang yang cukup banyak, dicoba untuk diganti dengan menggunakan sebuah sistem pakar khususnya yang berhubungan dengan ilmu keperawalan. Proses knowledge sharing ini lebih ditujukan kepada para perawat baru yang masih minim pengalaman di lapangan. Dengan mengganti metode knowledge sharing ini, dihasilkan beberapa perubahan yang mengarah kepada kondisi yang lebih baik, salah satu dari hasil penclitian ini yaitu berupa sistem pakar dapat mereduksi lamanya waktu berkomunikasiantara perawat baru dengan perawat lama, yang secara otomatis dapat mengurangi kemungkinan jumlah jam kelja terganggu dari perawat lama tersebut. Kata Kunci: Knowledge Sharing; Sistem Pakar; I1mu Keperawatan 1. PENDAHULUAN Proses penyembuhan penyakit khususnya untuk pasien yang harus melalui proses rawat inap sangat dipengaruhi oleh peran perawat didalamnya. Perawat memegang peranan penting dalam hal ini dikarenakan interaksi perawat dengan pasien jauh lebih sering dan lebih lama dibandingkan dengan dokter. Sehingga secara otomatis ketergantungan terhadap perawat inenjadi cukup tinggi. Namun tidak sedikit ditemukan kasus malpraktik yang terjadi di rumah sakit semata-mata diakibatkan oleh kurang baiknya hubungan anlara pasien dengan perawat serta masih teljadinya diskriminasi pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada pasien hanya dikarenakan perbedaan kelas kamar dari pasien tersebut. Kualitas pelayanan harus selalu dipanlau dan ditingkatkan. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai hanya berdasarkan sudut pan dang perusahaan telapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian pengguna jasa [10]. Khusus untuk pelayanan kesehatan, pelayanan yang bermutu adalah yang menunjuk kepada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehalan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pengguna jasa pelayanan kesehalan dan di pihak tata cara sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan kesehatan yang telah Akan tetapi apabila kita hanya melihat permasalahan tersebut dari sisi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan saja, sudah barang tentu akan banyak sekali menemui hambatan yang cukup berarti khususnya dalam upaya peningkalan produktivilas internal .. perusahaan. Sebab dibalik itu semua sebenarnya terdapat mata rantai yang cukup panjang menuju terciplanya kualitas pelayanan yang baik dan terciptanya kepuasan pelanggan tersebut. SaJah satu diantaranya adalah permasalahan yang terkadang dianggap bukan merupakan hal yang penting yaitu . masalah perawat. Sebenarnya perawat memegang peranan yang sangat penting guna terciptanya seroua hal tersebut di alas, karena perawat adalah bag ian yang secara langsung berhubungan dengan pelanggan daJam hal ini pasien. Namun perhatian terhadap perawat masih belum sesuai dengan yang diharapkan, artinya masih ada diskriminasi khususnya diantara perawat dengan dokter itu sendiri. Dalam rangka pencapaian tujuan dan untuk mengatasi permasalahan terse but di atas, maka sudah barang tentu dibutuhkan kemampuan baik secara praktis maupun teoritis dari perawat yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Atas dasar hal terse but di alas, penulis mencoba merancang beberapa model 419

CONTENT OKTRI KIN.HC.020.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CONTENT OKTRI KIN.HC.020.pdf

Pemodelan Knowledge Transfer, Knowledge Sharing dan Knowledge Update di Rumah Sakit Menggunakan

Sistem Pakar Keperawatan

Oktri Mohammad Firdaus'. Kadarsah SUI" adil

'JW1Isan Teknik Industri , Fakultas Teknik Universilas Pasundan, Bandung

J1. Dr. Setiabudi 19} Bandung, Telp (022) 2019335

2Kelomp'ok Keahlian Manajemen lndustri Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi lndustri

Institut Teknologi Bandung JJ. Ganesa 10 Bandung 40132, Telp. (022) 2504189 Fax. (022) 2509164

'okky [email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini mengembangkan beberapa model knowledge sharing di lingkungan para perawat khususnya yang berada di ruangan perawalan VIP dan ruangan leu suatu rumah sakit. Proses knowledge sharing yang masih bersifat konvensional dengan cara bertalap muka langsung, baik dalam jumlah orang terbalas maupun sejumlah kelompok dengan jumlah orang yang cukup banyak, dicoba untuk diganti dengan menggunakan sebuah sistem pakar khususnya yang berhubungan dengan ilmu keperawalan. Proses knowledge sharing ini lebih ditujukan kepada para perawat baru yang masih minim pengalaman di lapangan. Dengan mengganti metode knowledge sharing ini, dihasilkan beberapa perubahan yang mengarah kepada kondisi yang lebih baik, salah satu dari hasil penclitian ini yaitu berupa sistem pakar ~eperawalan dapat mereduksi lamanya waktu berkomunikasiantara perawat baru dengan perawat lama, yang secara otomatis dapat mengurangi kemungkinan jumlah jam kelja terganggu dari perawat lama tersebut.

Kata Kunci: Knowledge Sharing; Sistem Pakar; I1mu Keperawatan

1. PENDAHULUAN

Proses penyembuhan penyakit khususnya untuk pasien yang harus melalui proses rawat inap sangat dipengaruhi oleh peran perawat didalamnya. Perawat memegang peranan penting dalam hal ini dikarenakan interaksi perawat dengan pasien jauh lebih sering dan lebih lama dibandingkan dengan dokter. Sehingga secara otomatis ketergantungan terhadap perawat inenjadi cukup tinggi.

Namun tidak sedikit ditemukan kasus malpraktik yang terjadi di rumah sakit semata-mata diakibatkan oleh kurang baiknya hubungan anlara pasien dengan perawat serta masih teljadinya diskriminasi pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada pasien hanya dikarenakan perbedaan kelas kamar dari pasien tersebut.

Kualitas pelayanan harus selalu dipanlau dan ditingkatkan. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai hanya berdasarkan sudut pan dang perusahaan telapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian pengguna jasa [10]. Khusus untuk pelayanan kesehatan, pelayanan yang bermutu adalah yang menunjuk kepada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehalan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pengguna jasa pelayanan kesehalan dan di pihak lai~ tata cara 'penyelen~llaraan

sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan kesehatan yang telah dit~lapkan.

Akan tetapi apabila kita hanya melihat permasalahan tersebut dari sisi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan saja, sudah barang tentu akan banyak sekali menemui hambatan yang cukup berarti khususnya dalam upaya peningkalan produktivilas internal .. perusahaan. Sebab dibalik itu semua sebenarnya terdapat mata rantai yang cukup panjang menuju terciplanya kualitas pelayanan yang baik dan terciptanya kepuasan pelanggan tersebut. SaJah satu diantaranya adalah permasalahan yang terkadang dianggap bukan merupakan hal yang penting yaitu . masalah perawat. Sebenarnya perawat memegang peranan yang sangat penting guna terciptanya seroua hal tersebut di alas, karena perawat adalah bag ian yang secara langsung berhubungan dengan pelanggan daJam hal ini pasien. Namun perhatian terhadap perawat masih belum sesuai dengan yang diharapkan, artinya masih ada diskriminasi khususnya diantara perawat dengan dokter itu sendiri.

Dalam rangka pencapaian tujuan dan untuk mengatasi permasalahan terse but di atas, maka sudah barang tentu dibutuhkan kemampuan baik secara praktis maupun teoritis dari perawat yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Atas dasar hal terse but di alas, penulis mencoba merancang beberapa model

419

Page 2: CONTENT OKTRI KIN.HC.020.pdf

I

.

knowledge management dengan fokus pada perawat sebagai objeknya, mengembangkan sebuah sistem pakar yang mampu menjadi pedoman atau acuan untuk perawat khususnya di unit rawat inap dan unit penanganan intensif sebuah rumah sakit dalam melaksanakan segala macam prosedur keperawatan dengan kualitas pelayanan yang baik serta melakukan proses pengukuran terhadap efektivitasnya eli rumah sakil

2. PENELITIAN TENTANG

KNOWLEDGE MANAGEMENT,

KNOWLEDGE SHARING DAN

KNDWLEDGE UPDATE

Penelitan-penelitian yang berhubungan dengan knowledge management jumJahnya cukup banyak. Hal ini disebabkan adanya korelasi langsung yang cukup signifikan an tara kebutuhan dunia nyata saat ini khususnya dalam era globalisasi dengan ilmu knowledge management. Probst et.al (J4] menjelaskan tentang elemen-elemen utama dari knowledge management serta hubungan diantara elmen-elemen terse but. Salah satu modelnya menjelaskan mulai dari tujuan dari sebuah knowledge, identifikasi, akuisisi, pengembangan, distribusi dan sharing, penggunaan knowledge, penyimpannya sampai dengan tahap evaluasi dari knowledge tersebut. Dan kesemuanya menghasilkan sebuah sikJus yang sangat baik dilibat dan sudut pan dang efektivitas dan efisiensi dari knowledge tersebut pada saat impJementasinya nanti di dunia nyata.

Gambar I.Elemen·elemen dari Knowledge Management (Probst et.al, 1999)

Srinivasan et.al (2004) menjelaskan tentang hubungan antara knowledge sharing dengan knowledge capture dalam mendukung peningkatan produktivitas kerja karyawan di suatu perusahaan. Sedangkan Hariharan (2005) lebih fokus pada bagaimana merancang suatu sikJus dari knowledge management yang baik dalam upaya memperoleh hasil yang optimal dan suatu bisnis baik dari segi keeepatan maupun konsistensinya pad a kepuasan konsumen.

Gambar 2. Simple ROOf Causes AnalysiS (RCA) Mode (Srinivasan et.al, 2004)

ElJSJlt-SSRfSl1IS

[.d....

· " lIhSitfllG.4~ ' ~rll1'lQ '~Ito'

Gambar 3. The KM Cycle (Hariharan, 2005)

Akan tetapi yang akan dibahas lebib lanjut dal bagian ini adJllah penelitian yang lebih difokusl kepada dua elemen yang eukup penting dal knowledge management yaitu knowledge sharing ( knowledge update.

Knowledge Sharing dapal dikatakan merupakan sa l satu kunei keberhasilan penerapan knowle, management baik di dalam organisasi dengan sk; besar maupun keeil. Beberapa penelitian ya berhubungan baik secara langsung maupun tid langsung dengan penelitian ini antara lain peneliti dari Bhirud et.al (2005) yang membahas sec< Jengkap tentang teknik-teknik implementasi knowlea

.sharing praktis dalam knowledge management.

Bhirud et.al (2005) menjelaskan tentang hubung yang eukup erat antara knowledge managemt dengan knowledge sharing yang pada akhirn diharapkan akan menghasilkan suam inovasi yru berdaya guna dan memiliki nilai yang eukup ting; P~nelitiannya menjelaskan ten tang aspek-aspek a: saja yang dapat menjadi pendukung maupl penghambat knowledge sharing eli suam organisasi.

Kemudian Cummings (2003) menjelaskan ten tal

betapa berharganya proses knowledge sharing dala upaya penyederhanaan beberapa tacit knowledge yru eukup penting dalam suam organisasi menjadi expli(

knowledge . didokumentasik! dalam proses tr:

tentang hubung; yang terlah berh komunikasi pene menyoroli len I:

organisasi yang pondasi utaman) dalam organisasi

Unluk mengetah knowledge shQJ dilakukan liter, penelilian yang jenis knowledge seeara langsung (2005) dalam pt pada knowledge kesehalan khlisw beberapa langk. implemenlasi i dengan merujuk

Gambar 4 menje; mendapatkan k penelilian ini. A1 tersebut yaitu lar penjelasan Jebih tersebut, seperti )

Hoffrage (2000 langkah yang pe dalam rangka pre pengelahuan b: pengetahuan bar perlu menjadi fe dilemukan pen pengetahuan bail tidak berguna la ada kesadaran terhadap pengela

Gambar4. j

420

Page 3: CONTENT OKTRI KIN.HC.020.pdf

)'C!e (Hariharan, 2005)

libahas lebih lanjut dal ian yang lebih difokusl ~g culrup penting dal litu knowledge sharing (

dikatakan merupakan sal ~ peoerapan knowlec m organisasi dengan sk; leberapa penelitian ya

langsung maupun tid ~ ini antara lain peneliti

yang membahas sec, lik implementasi knowlea ;Iedge management.

e1askao tentang hubung knowledge manageml

ng yang pada akhim ;ilkan suatu inovasi yaJ :i nilai yang cukup tingl

tentang aspek-aspek a ldi pendukung maup' ring d.i suatu organisasi.

1()3) menjelaskan tenia! knowledge sharing dala ~rapa tacit knowledge yar organisasi menjadi expli(

knowledge yang lebih mudah untuk didokumentasikan serta lebih mudah dan efektif dalam proses traosfemya. Chua (2001) menjelaskan tentang hubungan aotara beberapa tipe knowledge yang terlah berhasil disebarkan dengan beberapa tipe komunikasi pendukungnya. Sedangkan Garvin (2003) menyoroti tentang masalah pembangunan suatu organisasi yang selalu belajar dengan salah satu pondasi utamanya yaitu proses knowledge sharing di dalam organisasi tersebut.

Uotuk mengetahui sampai sejauhmana kontribusi dari knowledge sharing dalam penelitian ini, maka dilakukan literature review terhadap beberapa penelitian yang khusus membahas mengenai jenis­jenis knowledge apa saja yang ada dan berhubungan secara langsung dengan penelitian ini. Morgan et.al (2005) dalam penelitiannya yang mernfokuskan diri pada knowledge continllity management di bidang kesehatan khtisusnya dunia kepera\\,atan menjelaskan beberapa langkah yang dapat di lakukao untuk implementasi knowledge management tersebut dengan merujuk kepada model Beazley et.al (2002).

Gambar 4 menjelaskan tentang bagaimana cara untuk mendapatkan knowledge yang sesuai dengan peoelitian ini. Artinya, salah satu langkah dari model tersebut yaitu langkah ke-5, Morgan (2005) memberi peojelasan lebih lanjut tentang jenis-jenis knowledge tersebut, seperti yang dijelaskan pada gambar 5.

Hoffrage (2000) menjelaskan ten tang beberapa langkah yang perJu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka proses update terbadap berbagai macam pengetahuan baik pengetahuan lama maupun pengetahuan baru. Hal ini menurut Hom-age (2000) perlu menjadi fokus pernik iran karen a tidak sedikit ditemukan perusahaan yang memiliki banyak pengelahuan baik teoritis maupun praktis yang sudah tidak berguna lagi. Penyebab utamaoya adalah tidak ada kesadaran untuk melakukan proses update terhadap pengetahuan-pengetahuan tersebut.

Gambar 5. Langkah-Iangkah Knowledge Continuity j\1anagement

3. MODEL CASAR PENELtTtAN

Model dasar penelitian ini meoggambarkan sebuah proses panjang dari mulai rekrutmen perawat sampai dengan proses evaluasi jabatan di sebuah rumah sakit. Model ini merupakan input awal dari pemodelan knowledge management perawat. Dalam model ini dijelaskan bahwa sebuah sistem keperawatan terdiri dan 2 (dua) komponen u}ama, yaitu perawatlama dan perawat baru. Seringkali masih terdapat kesenjaogan (gap) yang cukup tinggi antara perawat baru dengan perawat lama. Diaotaranya dalam hal kemampuan praktis dari perawat baru yang belum sesuai dengan harapan. Kemudian tingkat adaptasi dan perawat baru Dlasih belum seragam, maksudnya ada perawat baru yang tidak memerlukan banyak waktu untuk beradaptasi, akan tetapi tidak sedikit yang justru sampai batas waktu yang ditentukan masih saja belum dapat beradaptasi dengan baik. Oleh karena itu, model ini berupaya untuk mengurangi kesenjangan terse but dengan cara memberikan gambaran yang sesungguhnya kepada kedua belah pihak tentang fungsi dan tanggung jawab mereka, bubungan dengan kinerja, produktivitas dan kualitas pelayaoan di ruang perawatan sebuah rumah sakit.

Gambar 4. Knowledge Profile!; (Morgan, 2005)

421

Page 4: CONTENT OKTRI KIN.HC.020.pdf

I

'

-@]

F-- ....... , 1

/

G.mbar 5. Model D.sar (penelitian ini)

4. MeCEL. KNOWLEDGE TRANSFER

Model ini terlihat lebih fokus pada permasalahan sesungguhnya yang terjadi di dunia keperawatan . Dalam model ini dijelaskan bahwa keberhasilan suatu sistem keperawatan tidak teriepas dari kerjasama yang apik diantara elemen-elemen pendukungnya, yaitu kepala ruangan, perawat lama dan perawat baru. Di beberapa rumah sakit di lndonesia, kepala ruangan dapat dianggap sebagai pakar baik dari segi kemampuan praktis maupun kemampuan manajemen. Hal ini disebabkan seorang kepala ruangan dipilih dari perawat dinilai sudah memenuhi kriteria tertentu. Seorang kepala ruangan biasanya memberikan pengetahuan yang dimilikinya baik kepada perawat lama maupun perawat baru baik secara reaktif maupun proaktif.

Sedaogkan perawat lama, selain berfungsi sebagai tenaga operasional keperawatan, juga berfungsi sebagai pendamping perawat baru dalam menjalankan tugasnya. Perawat lama juga memiliki kontribusi yang tidak sedikit dalam perkembangan pengetahuan keperawatan yang · diperlukan dalam proses penanganao pasien di ruang perawatan.

Perawat baru diharapkan dapat berfungsi sebagai tenaga yang dipersiapkan untuk kaderisasi perawat lama. Kemampuan praktis yang masih terbatas sebenamya bukao halangao bagi perawat baru untuk memiliki lUnerja yang baik. Justru kemampuan teoritis yang dimiliki dan terbilang masih cukup baru karena rata-rata perawat baru adalah fresh graduate, dapat dijadikan sebagai alat kontrol bagi perawat lama. Adaptasi yang baik dan cepat akao membantu perawat baru untuk menampilkan performansi yang sesungguhnya.

Dalam model ini digambarkao langkah-Iangkah untuk mengantisipasi berlarut-larutnya keseojangan kernampuan antara perawat lama dengan perawat baru . Selain bergantung kepada kegiatan training baik internal

maupun eksternal yang sifatnya wajib dan rutin, at langkah yang justru dinilai akan lebih efektif hasiln: yaitu dengan cara knowledge sharing an tara peraw baru dengan perawat lama maupun dengan kepa ruangan. Untuk menjaga konsistensi dan juga untt mempermudah proses know ledge sharing agar dap berlangsung secara kontinyu, maka diperlukan prost dokumentasi dari semua pengetahuan yang ada, bal praktis maupun teoritis.

G.mbar 6. Model Knowledge Transfer Keper.watan (Penelitian ini)

S. MOCEL. KNOWLEDGE SHARING

Model ini merupakan hasil pengembangan dari mode knowledge sharing yang telah dikembangkan olel Bhirud et.al (2005). Modiflkasi minor dari mode Bhirud et.al (2005) adalah dalam hal penjelasan lebil lanjut meogenai input awal dari explicit knowledgt dan tacit knowledge serta elemen-elemen apa sajt yang terlibat didalam proses knowledge sharin! terse but, yaitu perawat baru, perawat lama dan kepaJt ruangan.

Explicit knowledge dalam model ini dibangun dari ~

(tiga) hal yaitu training internal yang diadakan olet pihak rumah sakit tempat para perawat bekerja, training ekstemal yang diadakan di luar lingkungan rumah sakit serta teori keperawatan yang berisi tentang protap (prosedur tetap) keperawatan. Sedangkan tacit knowledge berasal dari kemampuan praktis kepala ruangan maupun perawat lama.

Dengan penjelasan tersebut, maka proses knowledge sharing akan lebih jelas arah dan tujuannya serta memudahkan pihak manajemen rumah sakit dalam upayanya meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dan kualitas pelayanan.

Gambar 7. Model Knowledge Sharing (Penelitian ini)

Sedangkan mo merupakan pe yang dijelask< signifikan dar model ini lebit knowledge shill Metode knowlt Bhirud et.al (2t dikelompokkan dari pengelOi kesamaan k knowledge manajemen s menggunakan ~

ada, mereka tiI: yang ada serta diantaranya bil Pengelompokk; kaku, melain mungkin. Seba sakit tersebut ti·

Gambar 8. F

6. MOCE

Model ini knowledge u~ perkembanga terus bermunt banyak sekal menjadi acu. rumah sakit.

422

Page 5: CONTENT OKTRI KIN.HC.020.pdf

a wajib dan rutin, a. Ilebih efektif hasiln' :haring antara pera,,; aupun dengan kepa stensi dan juga untt ge sharing agar dap aka diperlukan pros. allUan yang ada, baJ

J Insf" Keperawalan )

f3£ SHARING

!mbangan dari mode dikembangkan ole! i minor dari mode hal penjelasan lebi! explicit knowledg<

Sedangkan model knowledge sharing pada gambar 8 merupakan pengembangan dari model sebelunmya yang dijelaskan pada gambar 7 Perbedaan yang signifikan dari model sebelunmya adalah bahwa model ini lebih terperinci dalam menje/askan proses knowledge sharing diantara para perawat tersebut. Metode knowledge sharing yang dikembangkan oleh Bhirud et.al (2005) yang terdiri dari 7 (tujuh) metode, dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama. Tujuan dari pengelompokkan ini adalah dikarenakan kesamaan karakteristik dari metode-metode knowledge sharing terse but. Artinya bahwa manajemen sebuah rumah sakit tidak perlu menggunakan semua metode knowledge sharing yang ada, mereka tinggal men yesuaikan dengan kebutuhan yang ada serta dengan pertimbangan beberapa faktor, diantaranya biaya, waktu dan efektivitas dari hasil. Pengelompokkan ini tidak bersifat mengikat atau kaku, melainkan berusaha untuk se-f1eksibel mungkin. Sebab kebutuhan dan karakteristik rumah sakit terse but tidak ada yang sarna.

Gambar 8. Pengembangan Model Knowledge Sharing (Penelilian ini)

6. MODEL KNOWLEDGE UPDATE

Model ini menjelaskan ten tang cara melakukan knowledge update yang efektif. Artinya bahwa seiring perkembangan zaman, pengetahuan-pengetahuan baru terus bermunculan. Begitu juga di dunia keperawatan, banyak sekali penemuan-penemuan baru yang dapat menjadi acuan dalam sistem keperawatan di sebuah rumah sakit. Akan tetapi, tidak semua pengetahuan

baru tersebut harus langsung diterapkan. Ada beberapa pertimbangan yang menjadi faktor penentu pemilihan pengetahun-pengetahuan baru. Sedikitnya ada 3 (tiga) kriteria utama yaitu apakah tennasuk ke dalam prosedur inti, keahlian praktis atau protap khusus untuk ruang perawatan intensif seperti leu. Masing-masing rumah sa kit memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam proses knowledge update tersebut. Ada yang menilai ketiganya sarna pentingnya, namun sebagian besar beranggapan bahwa pengetahuan baru yang berhubungan dengan prosedur inti merupakan prioritas utama dalam proses knowledge update.

Gambar 9. Model Knowledge Update (penelilian ini)

Kesimpulan : . I. Pengetahuan yang berasal dari kepakaran

seorang perawat dan referensi lainnya seperti buku serta jurnal-jumal ilmiah telah berhasil dikumpulkan dan dikategorisasikan berdasarkan jenis penyakit, jenis diagnosa, tahapan penatalaksanaan keperawatan dan hasil yang diharapkan berdasarkan dalam suatu basis pengetahuan (knowledge base), dan hal tersebut merupakan input awal dalam proses perancangan model knowledge management, model knowledge transfer, model knowledge sharing, model knowledge update sampai dengan pembangunan sistem pakar keperawatan.

2. Model knowledge transfer yang dihasilkan dari penelitian ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan model rujukan .sebelunmya, yaitu selain menggambarkan hubungan yang jelas antar perawat, didalanmya juga sudah digambarkan secara eksplisit solusi yang efektif dalam proses knowledge transfer ini yaitu dengan adanya sistem pakar yang berisi kemampuan praktis dari pakar didukung oleh prosedur tetap keperawatan itu sendiri.

3. Model knowledge sharing dari penelitian ini menggambarkan hu bungan yang sangat jelas antara tacit knowledge dengan explicit knowledge yang merupakan sumber utama

423

Page 6: CONTENT OKTRI KIN.HC.020.pdf

I

'

l

l

l

dala~ proses knowledge sharing ini . Selain itu j uga model knowledge sharing ini menjelaskan cara pemil ihan metode knowledge sharing yang tepat untuk diterapkan di masing-masing rumah sakit. Sedangkan model knowledge update yang dirancang. lebih mengedepankan penentuan skala prioritas yang tepat dalam proses update suatu pengetahuan baru.

ufflrMW!M!fl [1J Beazley H .• Boesnich J. & Harden D.

20020ntinuity Management :Preserving Corporate Knowledge When Employees Leave, John Wiley and Sons , Hoboken, NJ,

[2J Bhirud et.al , Knowledge Sharing Practices In KM: A Case Study In Indian Software Subsidiary, Journal of Knowledge Management Practice, Desember 2005

[3J Chua, A.2001.Relationship Between The Types Of Knowledge Shared And Types Of Communication Channels Used, Journal of Knowledge Management Practice .

[4J Cummings, J .. 2003 Knowledge Sharing: A review of literature, World Bank OED,

[5J Davenport, T. & Glaser, J. Just in Time Delivery Comes to Knowledge Management. Harvard Business Review, July, pp 107-111, 2002

[6] Davenport, T. H. dan Prusak, L..1998. Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know.Boston: Harvard Business School Press.

[7] Garvin, DA.2003 Building a Learning Organization, Harvard Business Review on Knowledge Management.

[8] Hariharan,A..2005.360 Degree Knowledge Management, Joumal of Knowledge Management Practice.

[9J Hoffrage, U .. 2000 et.al, Hindsight Bias: A By-Product of Knowledge Updating?, Journal of Experimental Phychology: Leaming, Memory and Cognition.

[10J Kotler, P..2000.Marketing Management : Millenium Edition.John Wiley & Sons Inc ..

[11] liao, S.H .. 2004.Expen System . Methodologies and Applications - a Decade Review from 1995 - 2004.

[12J Morgan, L.J , Doyle, M.E., Albers, J.A ..20OS.Know/edge Continuity Management in Healthcare, Journal of Knowledge Management Practice.

[13] Nurzal, E.R.1998.Pengembangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Sumber Kerusakan Pada Mobil, Tesis S2 TMI.

[14J Probst et.al.1998.Knowledge Management, Joumal of Knowledge Management Practice.

[15] Srinivasan, A..2004.Use of Simulation Experiments To Evaluate Knowledge Management Modelling Quality, Journal of Knowledge Management Practice.

'Pelaksanaan 1

. !cukup lama d ini disebabka Isistem uj ian k ~ keberhasilan I

INamun seirin. :berasal dari

. 'mengakibaLka terhadap kern demi memper

. bagaimana si~

Kala Kund :

1. PEN

1.1 Latar Pesatnya per tabun belaka telmologi da tekanan yru timbulnya pemanfaatan Salah salU I penggunaaru terobosan ba atau telm( penggunaan pengguna pemanfaatar IUltuk mela singkat atau

Dalam bida mulai bar mahasiswa informasi y kegiatan p dikembang untuk m! pelaksanaa dilalcukan.

Pelaksanaa dilaktlkan. cukup Ian sampainya

424