10
KOLORIMETRIS METODE KESETIMBANGAN I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari kolorimetris metode kesetimbangan 2. Mengetahui berapa konsentrasi dari larutan tugas dengan kolorimetris metode kesetimbangan. II. TEORI DASAR Kolorimeter visual adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel yang berwarna yang berdasarkan atas kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan mengunakan sinar polikromatis dengan detektor mata. Kolorimetri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan atas kesamaan warna antara zat yang akan ditentukan dengan larutan standar, dimana sumber cahaya yang digunakan adalah sinar polikromatis dan menggunakan detektor rmata secara langsung. Untuk mendapatkan kesamaan warna, dapat dipakai : a. Metoda standar seri / metode nessler b. Metoda standar sintetis Page 1

Colorimetri Met. Kesetimbangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aasssasadad

Citation preview

Page 1: Colorimetri Met. Kesetimbangan

KOLORIMETRIS METODE

KESETIMBANGAN

I. TUJUAN

1. Memahami prinsip kerja dari kolorimetris metode kesetimbangan

2. Mengetahui berapa konsentrasi dari larutan tugas dengan kolorimetris metode

kesetimbangan.

II. TEORI DASAR

Kolorimeter visual adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menentukan

konsentrasi larutan sampel yang berwarna yang berdasarkan atas kesamaan warna

antara larutan sampel dengan larutan standar dengan mengunakan sinar polikromatis

dengan detektor mata.

Kolorimetri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan atas kesamaan

warna antara zat yang akan ditentukan dengan larutan standar, dimana sumber cahaya

yang digunakan adalah sinar polikromatis dan menggunakan detektor rmata secara

langsung.

Untuk mendapatkan kesamaan warna, dapat dipakai :

a. Metoda standar seri / metode nessler

b. Metoda standar sintetis

c. Metoda pengenceran

d. Metoda keseimbangan

Silinder Hehner

Bajerum Coomparator

Page 1

Page 2: Colorimetri Met. Kesetimbangan

Kolorimeter Dubousg

Syarat utama dari penggunaan metode kolorimetri adalah benda atau zat harus

berwarna atau memiliki reagen yang dapat diwarnai (zat yang dapat menimbulkan

warna jika direaksikan dengan suatu reagen warna tertentu)

Syarat reagen pewarna :

Hendaklah memberikan reaksi yang spesifik atau selektif.

Spesifik maksudnya : hanya komponen tertentu yang dapat bereaksi dengan

reagen dan menimbulkan warna.

Warna yang terbentuk hendaklah sebanding dengan fungsi konsentrasinya

Reaksi pewarnaan tersebut hendaklah cukup stabil (minimal dalam interval

waktu pengukuran)

Mempunyai sifat reproducibility yang tinggi : mempunyai ketepatan yang

teliti jika pengujian dilakukan berulang kali.

Hendaknya memiliki sensitivity yang tinggi dimana dengan sedikit zat akan

memiliki intensitas yang tinggi.

Cairan hendaklah transparan (tidak terdapat suspensi pada cairan tersebut)

Kolorimetri metode kesetimbangan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

Sileinder Hehner

Menggunakan sepasang silinder yang terbuat dari kaca dan tiap silinder mempunyai kran kaca yang terletak disekitar 2,5 cm dari dasar silender kedus silinder diberi skala dari 0- 100 ml alasnya datar terbuat dari kaca bening yang mempunyai diameter yang sama. Dalam sistem ini diamati kesamaan warna dari standar dan sampel yang dilihat dari atas silinder hehner (pengamatan secara vetikal). Pada sistem ini yang diatur adalah ketinggian larutan untuk mendapatkan kesamaan warna denga larutan sampel yang mana pada awal perlakuan volume standar sama denga volume sampel. Kesamaan warna diperoleh dengan cara merubah ketinggian larutan standart. Setelah tercapai kesamaan warna, maka dilihat skala dari kedua silinder tersebut dimasukkan kerumus.

Page 2

Page 3: Colorimetri Met. Kesetimbangan

Cx =

Bajerum ComparatorMenggunakan suatu balok yang terbuat dari kaca dimana salah satu

bidang diagonal disekat kaca kemudian pada balok ini diberi skala 0- 20 cm.Untuk larutan sampel menggunakan kuvet khusus yang juga berbentuk

balok berukuran kecil yang terbuat dari kaca. Pada sistem ini yang diamati adalah kesamaan warna antara sampel dengan standart dengan cara mengeser-geser posisi kuvet berisi sampel sepanjang sekat kaca (pengamatan dilakukan secara horizontal). Setelah didapatkan persamaan warna dilihat skala tempat kuvet berada.

Cx =

Kolorimeter DubousgPada sistem ini posisi kedua tabung berada pada dasar bejana pelarut (skala 0)

kemudian diamati melalui lensa okuler. Kemudian tombol pengatur diputar sampai terdapat bayangan yang baur atau tidak ada bidang batas. Hal ini menunjukkan bahwa telah tercapai kesetimbanagan. Nilai skala yang tertera pada sampel ataupun standar dimasukkan kedalam rumus

Cx =

III. PROSEDUR KERJA

Alat : Buret 50 mL Standar Klem Bajerum comparator Gelas ukur 100 mL Pipa U

Page 3

Page 4: Colorimetri Met. Kesetimbangan

Labu ukur 250 mL Labu ukur 50 ml Pipet gondok 25 mL Pompa hisap Pipet tetes Labu semprot Selang plastik

Bahan : CuSO4 1000 ppm

H2SO4 0,1 N

NH4OH 1: 1

Aquadest

Cara kerja :

1. Kedalam labu ukur 250 mL dimasukkan 25 mL CuSO4 1000 ppm, 25 mL NH4OH 1:1, kemudian dipaskan sampai tanda batas dengan agusdest. Disiapkan dua buah larutan standart untuk masing-masing metode.

2. Diminta larutan tugas (Cx) dalam labu ukur 50 mL kemudian ditambahkan 5 mL larutan pewarna NH4OH 1:1 lalu dihomogenkan.

Untuk kolorimetris sistem silinder hehner1. Disiapkan pipa kaca berbentuk U yang dismbungkan dengan selang plastik,

dimasukkan ujung slangnya kedalam larutans standart2. Diisap bagian pipa U nya dan dijadikan membentuk sistem bejana

berhubungan antara gelas ukur I dengan labu ukur standart.3. Diisikan larutan sampel 25 mL kedalam gelas ukur II, ditempatkan diatas

benda bewarna putih. Bersama sampel diamati secara vertikal, dengan hanya satu mata secar bergantian.

4. Diatur posisi labu ukur berisi standart dengan menaikkan atau menurunkannya sampai mencapai kesamaan warnanya terhadap sampel.

Untuk bajerum comparator1. Diisikan larutan standart kebagian depan dari bajerum comparator, dan bagian

belakangnya dengan larutan blanko2. Diisikan sampel lebih kurang 2/3 bagian pada wadah sampel dari alat bajerum

ini

Page 4

Page 5: Colorimetri Met. Kesetimbangan

3. Ditempatkan tabung sampel diatas bajerum comparatordan dengan latar belakang benda putih

4. Dilakukan pengamatan secara horizontal, lalu digeser sedemikian rupa posisi tabung sampel sampai didapatkan kesamaan warna

Gambar Alat :

Gambar 1. Bajerum Comperator

Gambar 2.silinder hehner

IV. PENGAMATAN

CuSO4 1000 ppm = larutan berwarna biru muda NH4OH 1: 1 = larutan tak berwarna

CuSO4 ditambahkan dengan NH4OH 1: 1 sebagai reagen pewarna sehingga warna yang dihasilkan menjadi lebih jelas

Page 5

Page 6: Colorimetri Met. Kesetimbangan

Pada metode silinder hehner diamati secara vertikal, makin tinggi volume larutan maka warna larutan tesebut akan makin pekat.

Pada bajerum comparator diamati secara horizontal, makin besar skala bajerum (volume standart makin besar) maka makin pekat pula warna larutan tersebut.

V. DATA & PERHITUNGAN

Data : Pada metode kesetimbangan dengan Silinder Hehner didapatkan data

skala pada larutan tugas adalah 19 mL Pada metode kesetimbangan dengan menggunakan Bajerum Comperator

didapatkan skala = 15 cm

Perhitungan Konsentrasi larutan standar

ppm2 =

=

=100 ppm

Konsentrasi larutan tugas (Cx) Silinder Hehner

Cx =

=

= 76 ppm

Bajerum Comperator

Cx =

Page 6

Page 7: Colorimetri Met. Kesetimbangan

=

= 75 ppm

VI. PEMBAHASAN

Dari praktikum yang dilakukan didapatkan konsentrasi larutan tugas sebagai

berikut

- Dengan cara silinder Hehner didapatkan CX 76 ppm

- Dengan cara Bajerum Comperator didapatkan Cx 75 ppm

Hasil yang didapatkan ini sedikit menyimpang karena dengan satu sampel

tetapi mendapatkan 2 konsentrasi larutan tugas yang berbeda. Hal ini disebabkan

karena sulitnya melihat kesamaan warna antara larutan tugas dengan larutan stantar

dengan mengunakan detector mata manusia.

VII. KESIMPULAN

Dari paraktikum yang dilakukan didapatkan konsentrasi larutan tugas

sebagai berikut

- Dengan cara silinder Hehner didapatkan CX 76 ppm

- Dengan cara Bajerum Comperator didapatkan Cx 75 ppm

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Bassett ,J dkk. 1994 .Buku Ajar VOGEL Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik.

Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC.

Darmawangsa. Penuntun Praktikum Analisis Instrumental (Dasar-dasar dan

penggunaan ). Jakarta: Penerbit CV Grayuna.

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Page 7Cx cara Silinder Hehner = 76 ppm

Cx cara Bajerum Comparator = 75 ppm