18
i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN BELIMBING WULUH SEBAGAI INHIBITOR ENZIM XANTIN OKSIDASE UNTUK MENURUNKAN KADAR ASAM URAT BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-PENELITIAN (PKM-P) Diusulkan oleh: Citta Devi Guntari (1006661222, Angkatan 2010) Jason Gabriel Jonathan (1206238904, Angkatan 2012) Clarissa (1206238974, Angkatan 2012) UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

Citta Devi Guntari UI PKMP

Embed Size (px)

Citation preview

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN BELIMBING

WULUH SEBAGAI INHIBITOR ENZIM XANTIN OKSIDASE

UNTUK MENURUNKAN KADAR ASAM URAT

BIDANG KEGIATAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-PENELITIAN (PKM-P)

Diusulkan oleh:

Citta Devi Guntari (1006661222, Angkatan 2010)

Jason Gabriel Jonathan (1206238904, Angkatan 2012)

Clarissa (1206238974, Angkatan 2012)

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2013

ii

PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN

iii

DAFTAR ISI PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN ................................................................... ii

Ringkasan................................................................................................................................. 1

BAB I ....................................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2

1.1 Judul ........................................................................................................................... 2

1.2 Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Perumusan Masalah ................................................................................................... 4

1.4 Tujuan ........................................................................................................................ 4

1.5 Luaran yang Diharapkan ............................................................................................ 4

1.6 Kegunaan ............................................................................................................. 4

BAB II...................................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 4

2.1 Asam Urat ................................................................................................................. 4

2.2 Pengetahuan tentang Daun Belimbing Wuluh ........................................................... 5

2.4 Metode Ekstraksi Tanin dari Daun Belimbing Wuluh .............................................. 5

2.7 Inhibisi Enzim Xantin Oksidase dan Metode Pengujiannya ...................................... 6

BAB III .................................................................................................................................... 6

METODE PENELITIAN......................................................................................................... 6

3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................................. 6

3.2. Alat dan Bahan .......................................................................................................... 7

3.3 Prosedur Percobaan .................................................................................................... 7

3.4 Variabel Penelitian .................................................................................................... 9

BAB IV .................................................................................................................................. 10

RANCANGAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................................ 10

4.1. Jadwal Kegiatan ................................................................................................ 10

4.2. Biaya yang diperlukan ....................................................................................... 10

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 10

Lampiran 1: Rancangan Biaya ........................................................................................ iv

Lampiran 2: Biodata Ketua dan Anggota ........................................................................ v

Lampiran 3: Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................................... viii

1

Ringkasan

Senyawa tanin merupakan salah satu jenis senyawa polifenol yang memiliki

aktivitas inhibisi terhadap enzim xantin oksidase. Enzim ini merupakan senyawa

yang berperan dalam pembentukkan asam urat di dalam tubuh. Adanya

overproduction asam urat menyebabkan timbulnya keadaan hiperuresemia yang

mengakibatkan penyakit pirai atau encok. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kadar inhibisi, kandungan senyawa tanin dari isolat daun belimbing

wuluh untuk beberapa jenis eluen, mengetahui eluen terbaik yang digunakan untuk

mengisolasi tanin dari daun belimbing wuluh dalam menginhibisi Xantin Oksidase.

Metode ekstraksi yang digunakan adalah sonikasi dengan frekuensi 42 kHz selama

50 menit menggunakan pelarut aseton 70%. Uji fitokimia dilakukan dengan

penambahan FeCl3 pada ekstrak kasar. Isolasi menggunakan metode kromatografi

lapis tipis analitik untuk mencari eluen terbaik, kemudian dilanjutkan dengan

kromatografi lapis tipis preparative, kemudian kandungan tanin diuji dengan stainsy

test. Nilai inhibisi untuk beberapa isolat diuji dengan spektrofotometer.

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wuluh sebagai Inhibitor

Enzim Xantin Oksidase untuk Menurunkan Kadar Asam Urat.

1.2 Latar Belakang Masalah

Penyakit asam urat merupakan penyakit tertua yang sudah dikenal sejak 2000 tahun

yang lalu. Penyakit ini sangat berhubungan dengan hiperurisemia, yaitu peningkatan kadar

asam urat di atas nilai normal dan dipengaruhi oleh tingginya konsumsi makanan yang

kaya akan purin (Owen & Jhons, 1999).

Di Indonesia penelitian tentang jumlah penderita asam urat baru dilakukan untuk

daerah – daerah tertentu. Penelitian lapangan yang dilakukan oleh penduduk Kota

Denpasar Bali mendapatkan prevalensi hiperurisemia sebesar 18.2% (Wisesa dan Suastika,

2009), sedangkan di Salem pada bulan Februari sampai April 2009 tercatat terdapat 200

orang yang memeriksakan kadar asam uratnya dan dari hasil pemeriksaan ditemukan

sekitar 46 orang atau 23% mengalami kadar asam urat diatas normal. Kemudian bulan Juni

sampai Agustus 2009 tercatat terdapat 120 orang yang memeriksakan kadar asam uratnya

dan dari hasil pemeriksaan ditemukan 35 orang atau 29,75% mengalami kadar asam urat

diatas normal. Dari data tersebut didapat bahwa selama kurun waktu 3 – 4 bulan ditemukan

kenaikan pemeriksaan kadar asam urat dengan hasil diatas normal sebesar 6,75% (Data

terolah Puskesmas Kecamatan Salem, 2009). Jika dilihat dari data – data di atas maka

kemungkinan masyarakat terkena penyakit asam urat semakin meningkat.

Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Pada reaksi tersebut, purin

yang dikandung oleh makanan diubah menjadi hipoxantin, selanjutnya terjadi reaksi

pembentukan xantin dari hipoxantin yang dikatalis oleh enzim Xantin Oxidase (XO).

Xantin yang terbentuk teroksidasi menjadi asam urat dalam reaksi yang juga dikatalisis

oleh enzim xantin oxidase (Murray, et al, 2003). Jadi xantin oxidase mengkatalis reaksi

hipoxantin dan xantin menjadi asam urat (Pacher; Nivorozhkin; dan Szabo, 2006).

Dewasa ini, obat sintetik yang digunakan dalam pengobatan penyakit asam urat adalah

allopurinol (Connor, 2009) sebagai obat medis yang digunakan untuk menghambat enzim

xantin oxidase. Obat ini bereaksi sebagai inhibitor kompetitif terhadap substrat pada enzim

tersebut (Astari, 2008). Walaupun allopurinol merupakan obat yang efektif untuk

3

mengobati penyakit asam urat, tetapi obat sintetik ini dapat menimbulkan efek samping

yang merugikan bagi penggunanya, yaitu alergi, kulit menjadi kemerahan, gangguan

saluran cerna, depresi sumsum tulang, anemia, trombositopenia dan radang hati

(Ganiswarna, 1995). Oleh karena itu, dicari suatu senyawa dari tanaman obat yang

memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas xantin oxidase dan memberikan efek

samping yang rendah. Senyawa tanin dan flavonoid pada tanaman obat dapat berperan

sebagai anti asam urat dengan menghambat kerja xantin oxidase (Cos et al. 1998; Milan et

al.2004).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andrian (2013) menyimpulkan bahwa

proses ekstraksi senyawa tanin pada daun putri malu dengan metode sonikasi

menghasilkan yield ekstrak sebesar 3.9% untuk pelarut akuades, 2.4% untuk pelarut aseton

70% dan 1.5% untuk pelarut etanol 70%. Penelitian yang dilakukan oleh Yenny (2013)

menyatakan bahwa ekstraksi senyawa tanin daun jambu biji dengan metode sonikasi

diperoleh yield dari ekstrak aseton 70%, etanol 70% dan akuades berturut turut adalah

8.1%, 7.4% dan 6.3%. sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifani (2013)

menyimpulkan bahwa kadar tanin daun belimbing wuluh pada ekstrak kasar etanol 70%,

aseton 70% dan aquadest dengan metode yang sama yaitu sonikasi adalah 3.12%, 2.86%

dan 2.53%. dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar senyawa

tanin diperoleh paling banyak berturut – turut dari daun jambu biji, belimbing wuluh dan

putri malu dengan pelarut aseton 70%. Dari hasil tersebut maka dalam penelitian ini

diputuskan untuk menggunakan daun belimbing wuluh, karena menghasilkan yield ekstrak

yang cukup besar. Secara tradisional daun belimbing wuluh dapat digunakan sebagai obat

batuk, kompres pada sakit gondongan, obat rematik, antidiare, sedangkan batang belimbing

wuluh dapat digunakan sebagai obat sakit perut (Atang, 2009).

Untuk memperoleh kemurnian tanin yang lebih tinggi maka dalam penelitian ini akan

dilakukan isolasi senyawa tanin dari ekstrak kasar kasar yang diperoleh dari metode

sonikasi. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) dapat digunakan untuk mengisolasi

senyawa tanin dari sampel ekstrak kasar dalam jumlah besar untuk uji identifikasi

(Harborne, 1987).

Nuraini (2002) menyatakan hasil isolasi dan identifikasi tanin dari daun gamal

(Gliricida sepium) dengan metode KLTP dengan fase gerak asam asetat glasial : H2O :

HCl pekat dengan perbandingan (30:10:3) diperoleh harga Rf tanin 0.7 yang mendekati

harga Rf tanin standar yaitu 0.737. Sedangkan Yuliani dkk (2003) dalam penelitian tentang

kadar tanin daun jambu biji (Psidium guajava) dengan KLTP dan eluen toluene : etil asetat

4

(3:1) menunjukkan 9 bercak dengan harga Rf mulai dari 0.23 – 0.94. Setelah diperoleh

isolat tanin dari daun belimbing wuluh selanjutnya akan diindentifikasi kadar tanin dan

aktivitas inhibisinya terhadap enzim xantin oksidase.

1.3 Perumusan Masalah

1. Eluen apakah yang paling baik dalam pemisahan ekstrak kasar senyawa tanin dari

daun belimbing wuluh (A. bilimbi ) dengan kromatografi lapis tipis?

2. Berapa kadar tanin dari isolat daun belimbing wuluh yang bisa didapatkan?

3. Bagaimana pengaruh kadar tanin terhadap persentase inhibisi dalam menghambat

xanthin oksidase?

1.4 Tujuan

1. Mengetahui eluen terbaik dalam pemisahan ekstrak kasar senyawa tanin dari daun

belimbing wuluh (A. bilimbi ) dengan kromatografi lapis tipis?

2. Mengetahui kadar senyawa tanin dari isolat daun belimbing wuluh

3. Mengetahui pengaruh kadar tanin terhadap persentase inhibisi dalam menghambat

xanthin oksidase.

1.5 Luaran yang Diharapkan

Bentuk luaran dari penelitian ini adalah mendapatkan isolat senyawa tanin yang

selanjutnya dapat diidentifikasi secara kuantitatif konsentrasi senyawa tanin di dalamnya

dan diuji aktivitas inhibisinya terhadap enzim xanthin oksidase yang berguna untuk

menurunkan kadar asam urat.

1.6 Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi ilmiah kepada

masyarakat terhadap pemanfaatan daun belimbing wuluh (A. bilimbi L) sebagai alternatif

penghasil senyawa tanin yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam urat

sehingga mempermudah pengkajian lebih lanjut tentang aktivitas dan pemanfaatan

senyawa tanin dalam bidang kesehatan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Urat

Metabolisme nukletida purin dengan konversi asam nukleat dimulai dari pelepasan

asam nukelat dari pencernaan asam nukleat dan nucleoprotein yang akan diurai menjadi

mononukleotida oleh enzim ribonuklease, deoksiribonuklease dan polinuklease (Rodwell,

5

2003). Selanjutnya enzim nukleotidase dan fosfatase menghidrolisis mononukleotida

menjadi nukleosida yang kemudian dapat diserap atau diurai lebih lanjut oleh enzim

fosforilase intestinal menjadi basa purin serta pirimidin. Basa purin kemudian akan

teroksidasi menjadi Hipoxantin Enzim xantin oxidase (XO) berperan penting dalam

katabolisme atau pemecahan purin menjadi asam urat.

2.2 Pengetahuan tentang Daun Belimbing Wuluh

Arifiyani (2007) menyatakan bahwa air daun belimbing wuluh dapat digunakan

mengobati penyakit stroke karena ekstrak daun belimbing wuluh ini mengandung senyawa

tanin, selain itu daun belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit perut,

rematik, perotitik dan obat batuk. Fahrani (2009) menunjukkan bahwa ekstrak daun

belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin.

2.3 Tanin dan Efek Inhibisi enzim Xanthin Oksidase

Dari penelitian yang dilakukan oleh Owen & Jhons, 1999, disimpulkan bahwa

kandungan tanin dan senyawa fenolik lainnya pada suatu tanaman memiliki peranan

penting dalam inhibisi enzim xanthin oksidase.

2.4 Metode Ekstraksi Tanin dari Daun Belimbing Wuluh

Preparasi ekstrak kasar tanaman merupakan titik awal untuk isolasi dan pemurnian

komponen kimia yang terdapat pada tanaman. Umumnya tanin dapat diekstrak dari bagian

– bagian tumbuhan tertentu dengan menggunakan pelarut (Deny, 2007). Pelarut yang

umum adalah aseton, etanol maupun metanol dan secara komersial tanin dapat diekstraksi

dengan menggunakan pelarut air yang mengandung asam askorbat untuk meminimumkan

oksidasi tanin selama ekstraksi.

2.5 Metode Ekstraksi Sonikasi

Metode ekstraksi sonikasi memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi

rendah 20 – 40 kHz yang dapat mempercepat waktu kontak antara sampel dan pelarut

meskipun pada suhu ruang. Sonikasi mengandalkan energi gelombang yang menyebabkan

proses kavitasi, yaitu proses pembentukan gelembung – gelembung kecil akibat adanya

transmisi gelombang ultrasonik untuk membantu difusi pelarut ke dalam dinding sel

tanaman (Ashley et al, 2001). Faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi sonikasi

menurut Mandal et al, 2007 adalah sifat pelarut dan volume, waktu ekstraksi, kekuatan

matriks dan suhu.

2.6 Isolasi Senyawa Tanin Dari Ekstrak Kasar Daun Belimbing Wuluh dengan

Kromatografi Lapis Tipis

6

KLT kualitatif digunakan untuk menganalisis senyawa – senyawa organik dalam

jumlah kecil, menentukan pelarut yang tepat untuk pemisahan dengan KLT preparatif atau

kromatografi kolom dan juga untuk mengidentifikasi komponen penyusun campuran

melalui perbandingan dengan senyawa yang diketahui strukturnya. Sedangkan KLT

preparatif digunakan untuk memisahkan campuran senyawa dari sampel dalam jumlah

yang besar berdasarkan fraksinya, yang selanjutnya fraksi – fraksi tersebut dikumpulkan

dan digunakan untuk analisis berikutnya (Townshend, 1995).

2.7 Inhibisi Enzim Xantin Oksidase dan Metode Pengujiannya

Untuk mengukur tingkat inhibisi dari suatu inhibitor, dapat digunakan istilah persen

inhibisi dan juga nilai IC50. Semakin rendah nilai IC50 suatu inhibitor, maka semakin besar

potensi senyawa tersebut sebagai suatu inhibitor. Nilai IC50 menunjukkan besarnya

konsentrasi senyawa inhibitor yang dibutuhkan untuk mendapatkan 50% inhibisi.

Pengujian terhadap aktivitas inhibisi enzim xantin oksidase pada umumnya dilakukan

dengan mengukur penurunan absorbansi pada dua buah larutan sampel.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa langkah dasar berikut

ini:

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Isolasi Tanin dari Daun Belimbing Wuluh

Pengumpulan bahan

tanaman (dikeringkan dengan oven

dan dipulverasi)

Ekstraksi Tanaman dengan metode sonikasi

(pelarut aseton 70%)

Analisis kualitatif

senyawa tanin dengan FeCl3

Pencarian eluen terbaik senyawa tanin dengan KLT

analitik

Isolasi tanin dengan eluen terbaik menggunakan metode KLT

preparatif

Analisis kuantitatif

senyawa tanin dengan metode

stiansy test

Uji inhibisi xantin oksidase

7

3.2. Alat dan Bahan

Untuk melakukan penelitian ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai

berikut:

- Alat

Alat – alat yang dibutuhkan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:

Tabel.1 Daftar alat beserta fungsinya

Alat – Alat

yang

dibutuhkan

Kebutuhan

Timbangan digital, Beaker glass, Botol sampel, Pipet tetes, Kertas

saring, Mikropipet, Kaca arloji, Rottary evaporator, High speed

multifunction pulverizing machine, Oven, Desikator, Ultrasonic

cleaner, Sonikator, Pengaduk kaca, Corong buncher, Spektrofotometer

UV-Vis, pH meter, Kuvet, Tabung reaksi, Plat KLT silika G60 F254,

Kromatografi, Centrifuge

- Bahan

Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Daftar bahan beserta fungsinya

Bahan -

bahan

yang

dibutuhkan

Kebutuhan

Daun Belimbing wuluh muda, Aseton, Akuades, Asam askorbat,

Kloroform, Etil asetat, FeCl3 1%, HCl 0.28 N, HCl pekat, NaoH, FeCl3,

HCl, Xantin (SIGMA), Xantin oksidase, Formaldehid 37%, Allupurinol

300 mg, Buffer fosfat, KH2PO4, K2HPO4, Toluene, Ferri sulfat, Asam

asetat glasial, Asam asetat, n-butanol, Metanol

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Pengumpulan Bahan Tanaman dan Preparasi Awal Daun Belimbing Wuluh (A.

bilimbi L)

1. Mencuci daun dengan air mengalir hingga bersih

2. Mengeringkan daun yang telah dicuci dengan menggunakan oven

3. Mempulverasi daun yang sudah kering tersebut dengan High speed Multifunction

Pulverizing Machine

4. Menyimpan serbuk daun halus dalam wadah yang kering dan tertutup rapat hingga

dilakukan proses ekstraksi.

3.3.2 Ekstraksi Daun Belimbing wuluh (A. bilimbi L)

1. Menimbang serbuk daun sebanyak 25 gram

2. Menyiapkan pelarut aseton 70% sebanyak 250 mL dalam beaker glass

3. Mencampurkan serbuk daun dengan pelarut dan dimasukkan ke dalam Ultrasonic

cleaner

4. Menyaring larutan ekstrak yang didapat dengan pompa vakum dan corong buncher.

8

5. Mengeringkan ekstrak yang telah disaring dengan Rotary Evaporator

3.3.3 Analisis Kualitatif Senyawa Tanin Daun Belimbing Wuluh (A. bilimbi L)

1. Memasukkan 0.5 gram ekstrak kasar pekat daun belimbing wuluh ke dalam tabung

reaksi.

2. Menambahkan 1 – 2 mL akuades ke dalam ekstrak kasar tersebut

3. Menambahkan 1 – 2 tetes larutan FeCl3 1%

4. Mengamati hasil. Uji tanin dalam sampel positif apabila hasil menunjukkan warna

hijau kecoklatan atau biru kehitaman

3.3.4 Pencarian Eluen Terbaik untuk Senyawa Tanin menggunakan Kromatografi

Lapis Tipis Analitik (KLT Analitik)

1. Menyiapkan plat silika G 60 F254 yang telah diaktifkan dengan ukuran 1x10cm

2. Ekstrak tanin ditotolkan pada jarak 1 cm dari tepi bawah plat dengan pipa kapiler

kemudian dikeringkan.

3. Mengelusi plat yang telah ditotolkan ekstrak tanin dengan fasa gerak toluen : etil

asetat (3:1), forestall (asam asetat glasial : akuades : HCl pekat) (30:10:3), etil asetat :

metanol : asam asetat (6:14:1), n-butanol : asam asetat : air (4:1:5),metanol : etil asetat

(4:1), etil asetat : kloroform : asam asetat 10% (15 : 5 : 2).

4. Menghentikan elusi setelah gerakan larutan eluen sampai kepada garis batas.

5. menghitung noda yang terbentuk dan diperiksa dengan lampu UV-Vis pada panjang

gelombang 254 nm dan 366 nm.

3.3.5 Isolasi Senyawa Tanin dari Ekstrak Kasar Daun Belimbing Wuluh sesuai

dengan Eluen Terbaik dengan KLT preparatif

1. Menyiapkan plat G 60 F254 dengan ukuran 10 x 20 cm.

2. Melarutkan ekstrak pekat hasil ekstraksi dengan aseton – air, dan ditotolkan sepanjang

plat.

3. Mengelusi plat yang telah ditotolkan dengan larutan menggunakan beberapa eluen

yang memberikan pemisahan terbaik dari KLT analitik.

4. Menghentikan elusi setelah gerakan larutan elusi telah sampai pada garis batas.

5. Memeriksa noda – noda yang terbentuk di bawah sinar UV pada panjang gelombang

254 nm dan 366 nm.

6. Mengukur nilai Rf yang terbentuk

7. Mengerok noda – noda hasil KLT preparatif pada plat yang mendekati harga Rf tanin

dan melarutkannya di dalam pelarut aseton : air (7:3)

8. Mensetrifuge untuk mengendapkan silika yang terikut lalu dihasilkan supernatant

9

9. Supernatant dipekatkan dengan gas N2 atau desikator vakum.

3.3.6 Analisis Kuantitatif Senyawa Tanin

1. Melarutkan 1 gram isolat sampel dalam 175 ml akuadest

2. Menambahkan 28.5 ml HCl 0.28 N dan 1 ml formaldehid 37% ke dalam larutan

nomor 1

3. Mengaduk campuran larutan selama lima menit dan menyimpannya selama 5 jam.

4. Menyaring campuran larutan tersebut

5. Membilas endapan yang terbentuk dengan akuades

6. Mengeringkan endapan dalam oven dan mendinginkannya dalam desikator untuk

selanjutnya ditimbang dengan neraca dan mengukur kandungan taninnya

3.3.7 Uji Inhibisi Xantin Oksidase

a. Preparasi

1. Pembuatan larutan Xantin

2. Pembuatan Buffer Fosfat

3. Pembuatan larutan Xantin oksidase 0,2 U/mL

4. Pembuatan Larutan Isolat Dengan konsentrasi 0.4 mg/mL

b. Tahapan Analisis

1. Membuat larutan dasar yang dibutuhkan.

2. Mencampurkan larutan xantin ke dalam buffer fosfat.

3. Mencampurkan isolat tanaman, larutan xantin, larutan Buffer Fosfat, dan larutan

xantin oksidase.

4. Mencampurkan allopurinol, larutan xantin, larutan Buffer Fosfat dan larutan xantin

oksidase.

5. Menginkubasikan larutan tersebut selama 10 menit pada suhu 25oC sebelum

direaksikan.

6. Mereaksikan larutan tersebut ke dalam kuvet dan mengukur perubahan nilai

absorbansi dari ke empat larutan pada panjang gelombang 295 nm ke dalam

Spektrofotometer UV-Vis.

7. Menghitung nilai aktivitas inhibisi Xantin oksidase

3.4 Variabel Penelitian

Variabel bebas dari penelitian ini diantaranya adalah jenis eluen yang digunakan

untuk mengisolasi, yaitu toluen : etil asetat (3:1), forestall (asam asetat glasial : akuades :

HCl pekat) (30:10:3), n-butanol : asam asetat : air (4:1:5), metanol : etil asetat (4:1), etil

asetat : kloroform : asam asetat 10% (15 : 5 : 2). Sedangkan, variabel terikat yang

10

dipengaruhi oleh variasi – variasi di atas adalah yield tanin yang didapatkan dari isolat

daun belimbing wuluh

BAB IV

RANCANGAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Jadwal Kegiatan

4.2.Biaya yang diperlukan

Biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah Rp. 10.000.000,00

dengan rincian biaya terletak pada lampiran.

Daftar Pustaka

Kong, LD, Cai C, Huang W, Cheng CHK, Tan RX. 2000. Inhibition of Xanthin Oxidase by

Some Chinese Medical Plants Used to Treat Gout. J Ethnopharmacol. 73: 199:207

Nuraini, F. 2002. Isolasi dan Identifikasi Tanin dari Daun Gamal (Gliricidia sepium

(Jackquin) kunth ex walp), skripsi Jurusan Kimia Universitas Brawijaya. Malang

Owen P dan Johns T. 1999. Xanthin Oxidase Inhibitory Activity of Northeastern North

American Plant Remedies Used for Gout. J Ethnopharmacol. 64: 149-160.

Pansera, M. R., dkk. 2004. Extraction of Tannins By Accacia mearnsii with Supercritical

Fluids. Journal International Brazilian Archieves of Biology and Technology. Hal

197-201.

Robinson, T. 1995. Kandungan Senyawa Organik Tumbuhan Tinggi (Prof. Dr. Kosasih

Padmawinata). Bandung: ITB Press.

Sa’adah, Lailis. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wuluh.

Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

iv

LAMPIRAN

Lampiran 1: Rancangan Biaya

Biaya Proses Kegunaan Kebutuhan Harga (Rp)

Bahan Habis Pakai

Kertas A4 Pembuatan laporan 4 rim Rp. 140.000

Tinta warna Pembuatan laporan 1 cartridge Rp. 250.000

Tinta hitam Pembuatan laporan 1 cartridge Rp. 40.000

Total Rp. 430.000

Peralatan dan Bahan Penunjang PKM

Kertas Saring Untuk menyaring

sampel

50 lembar Rp. 20.000

Aseton Pelarut untuk

ekstraksi

1 liter Rp. 35.000

Asam askorbat Mencegah

terjadinya oksidasi

tanin

1 kg Rp. 330.000

Kloroform Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 292.500

Etil asetat Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 742.000

FeCl3 Indikator senyawa

tanin

500 gram Rp. 130.000

HCl Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 32.500

NaOH Pelarut xantin dan

pengatur pH xantin

1 liter Rp. 52.000

Xantin (SIGMA)

Substrat reaksi

pembentukkan

asam urat

30 gram Rp.1.500.000

Xantin oksidase Senyawa

pembentuk asam

urat

1 kilogram Rp.5.000.000

Formaldehid 37% Reagen tanin pada

stainsy test

1 liter Rp. 52.000

Allupurinol Larutan standar

dalam uji aktivitas

1000 mg Rp. 100.000

v

xantin oksidase

KH2PO4 Bahan untuk

membuat buffer

fosfat

1 kilogram Rp. 38.000

K2HPO4 Bahan untuk

membuat buffer

fosfat

1 kilogram Rp. 84.000

Toluene Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 15.000

Ferri Sulfat Pendeteksi dalam

isolasi senyawa

tanin

250 gram Rp. 255.000

Asam asetat

glasial

Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 385.000

Asam asetat Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 58.500

n-butanol Eluen untuk isolasi 0.5 liter Rp. 425.000

Metanol Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 23.400

Total Rp.10.000.000

Lampiran 2: Biodata Ketua dan Anggota

A. Identitas Diri

Ketua

1. Nama Lengkap Citta Devi Guntari

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Studi Teknologi Bioproses

4. NIM 1006661222

5. Tempat dan Tanggal Lahir Jambi, 5 September 1992

6. Email [email protected]

7. Nomor Telepon/HP 087887036409

Anggota 1

1. Nama Lengkap Jason Gabriel Jonathan

2. Jenis Kelamin Laki – laki

3. Program Studi Teknologi Bioproses

4. NIM 1206238904

5. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 12 Oktober 1994

6. Email [email protected]

7. Nomor Telepon/Hp 08999926012

Anggota 2

2. Nama Lengkap Clarissa

3. Jenis Kelamin Perempuan

vi

4. Program Studi Teknologi Bioproses

5. NIM 1206238974

6. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 6 September 2013

7. Email [email protected]

8. Nomor Telepon/Hp 083876399963

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Citta Devi Guntari (Ketua)

Nama Institusi SD Nas. Sariputra SMPN 9 Jambi SMAN 3 Jambi

Jurusan IPA

Tahun Masuk - Lulus 1998 - 2004 2004 - 2007 2007 – 2010

Jason Gabriel Jonathan (Anggota 1)

Nama Institusi SD Tunas Karya

Sunter

SMP Don Bosco 2 SMA Don Bosco

2

Jurusan IPA

Tahun Masuk - Lulus 2000 – 2006 2006 - 2009 2009 – 2012

Clarissa (Anggota 2)

Nama Institusi SDK Ketapang SMP K Ketapang SMA K Ketapang

Jurusan IPA

Tahun Masuk – Lulus 2000 – 2006 2006 – 2009 2009 – 2012

vii

viii

Lampiran 3: Surat Pernyataan Ketua Peneliti