129
KARAKTERISTIK PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KECAMATAN CIRACAS TAHUN 2015 Disusun Oleh : Kelompok Puskesmas Kecamatan Ciracas Novisi Septriarta Parlindungan Gultom Elisabeth C Manurung Nurmaulia Rizky Zahra Stefani Larasati Irvan Rahmat Amanu Priskila Kristiawan Etriansa Widiens Orno Novena Jean Resty Zagoto Merry Oktavia Zega Agustian Reymond Hendrikson Nur Cahyo Tri Utomo KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 1

Ciracas Dr Herke

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: Ciracas Dr Herke

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS

KECAMATAN CIRACAS TAHUN 2015

Disusun Oleh :

Kelompok Puskesmas Kecamatan Ciracas

Novisi

Septriarta Parlindungan Gultom

Elisabeth C Manurung

Nurmaulia Rizky Zahra

Stefani Larasati

Irvan Rahmat Amanu

Priskila Kristiawan

Etriansa Widiens Orno

Novena Jean Resty Zagoto

Merry Oktavia

Zega Agustian

Reymond Hendrikson

Nur Cahyo Tri Utomo

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2015

1

Page 2: Ciracas Dr Herke

Abstrak

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis, dimana pola, kebiasaan serta perilaku penderita sangatlah menentukan progresif dan prognosis dari penyakit non infeksi ini. Peningkatan penderita hipertensi yang cukup meningkat pesat pada daerah perkotaan dan urutan ke-3 penyakit terbanyak di Kecamatan Ciracas yang mendorong untuk dilakukannya penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang pada penderita hipertensi tahun 2015 di puskesmas Ciracas, Jakarta Timur. Dari hasil yang ditemukan terlihat penderita cukup mengetahui betapa pentingnya pola hidup, kebiasaan, pemeriksaan rutin, dan sikap terhadap penyakit hipertensi. Dari penelitian ini dapatlah kita simpulkan seberapa besar pengaruh berbagai aspek dalam penderita hipertensi yakni pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang terhadap peningkatan penyakit hipertensi. Metode penelitian adalah deskriptif observasional, desain penelitian adalah Cross sectional, populasi adalah seluruh penderita hipertensi di Kecamatan Ciracas, Metode simple random sampling dengan kuesioner, wawancara, dan pengukuran, sampel yang diambil sebanyak 100 penderita hipertensi di Puskesmas Kecamatan Ciracas.

Kata kunci : Hipertensi, Pengetahuan, Perilaku, Sikap, Gizi Seimbang

Abstract

Hypertension is a condition when the blood pressure is chronically increased blood vessels, where the of lifestyle, habits, behavior of patients is crucial in progressity and prognosis of this non-infectious disease. The higher amounts of hypertension patients in urban areas especially this is the big three main disease in health centre of Ciracas are what an encouraged to do the research about the knowledge, behavior and practice nutrition of hypertensive patients in health centers in 2015 Ciracas, East Jakarta. This results found the patient’s understanding of hypertension have seen good enough to know the importance of lifestyle, habits, routine inspection, and attitudes of the hypertension. From this study we may conclude how much influence of various aspects of the hypertension patient such as characteristics and attitudes toward the improvement of hypertension. The used method is observational descriptive, the used design is Cross sectional design, the populations are the people with hypertension in Ciracas, sampling method is simple random sampling with quesioner, interview, and measuring blood pressure, sample that being taken was 100 people with hypertension in health centre of Ciracas.

Keywords : Hypertension, Knowledge, Behavior, Attitude, Nutrition

2

Page 3: Ciracas Dr Herke

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan

bangsa yang sehat. Tahun 2011 ini peningkatan derajat kesehatan menjadi

salah satu fokus pembangunan di bidang kesehatan. Mewujudkan masyarakat

yang sehat, pembangunan di bidang kesehatan diarahkan kepada semua

lapisan masyarakat. (Depkes RI, 2011). Hipertensi adalah suatu keadaan

ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal

tersebut dapat terjadi ketika jantung bekerja lebih keras memompa darah

untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Kriteria hipertensi

yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC

VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan

tekanan diastolik ≥90mmHg yang berlaku untuk umur diatas atau sama

dengan 18 tahun (Riskesdas 2013).

Penderita hipertensi di dunia diperkirakan mencapai 1 milyar

(Chobanian et.al, 2003), sekitar 972 juta jiwa (26%) orang dewasa di dunia

menderita hipertensi (Depkes 2006). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum

terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18

tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%,

dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi

dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Survei secara

epidemiologi menunjukan peningkatan penderita hipertensi pada daerah

3

Page 4: Ciracas Dr Herke

perkotaan sebanyak 25% sedangkan pada daerah pedesaan sebanyak 10%,

ini menunjukan cukup besarnya pengaruh wilayah pada poeningkatan

penyakit hipertensi. (source: journal of rural and tropical public health).

Riskesdas 2013 menyatakan prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat

melalui pengukuran pada umur lebih dari 18 thn sebesar 25.8% tertinggi di ,

Bangka Belitung (30.9%) diikuti Kalimantan Selatan (30.8%), Kalimantan

Timur (29.6%), dan Jawa Barat (29.4%).

Di negara negara ASEAN, hipertensi menduduki peringkat kelima

dari sepuluh penyakit utama pada tahun 1995-1999, sedangkan di indonesia

menduduki peringkat pertama (Depkes 2001). Di propinsi DKI Jakarta,

hipertensi menjadi penyebab sakit (29,52%) dan penyebab kematian

(36,52%). Berdasarkan hasil laporan dari Puskesmas Kecamatan Ciracas,

hipertensi menduduki urutan ketiga dari penyakit tersering yang dijumpai di

Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas.

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi

faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang

dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan

(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor

risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan

makan garam).

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat

dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, mineral, dan air. Beberapa faktor diduga menjadi penyebab

tingginya angka kejadian hipertensi ini, diantaranya adalah pengetahuan,

4

Page 5: Ciracas Dr Herke

sikap, dan perilaku penderita hipertensi terhadap gizi seimbang. Hal ini yang

menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian mengenai

Karakteristik pengetahuan, sikap dan perilaku penderita hipertensi pada

lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur tahun 2015.

2. Perumusan masalah

Dalam penelitian ini, beberapa masalah yang diangkat oleh peneliti

adalah permasalahan mengenai karakteristik, pengetahuan, sikap, dan praktik

penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta

Timur tahun 2015. Adapun perumusan masalah yang akan diteliti adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik penderita hipertensi pada lansia di

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015?

2. Bagaimanakah pengetahuan gizi seimbang pada penderita

hipertensi pada lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2015?

3. Bagaimanakah sikap penderita hipertensi pada lansia di

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015?

4. Bagaimanakah perilaku penderita hipertensi pada lansia di

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015 ?

3. Tujuan penelitian

a. Tujuan umum : tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

karakteristik, pengetahuan, sikap, dan praktik penderita hipertensi

5

Page 6: Ciracas Dr Herke

pada lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur tahun

2015.

b. Tujuan khusus :

i. Mengetahui karakteristik penderita hipertensi pada lansia di

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015.

ii. Mengetahui pengetahuan penderita hipertensi pada lansia di

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015.

iii. Mengetahui sikap penderita hipertensi pada lansia di

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015.

iv. Mengetahui praktik penderita hipertensi pada lansia di

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015.

4. Manfaat penelitian

a. Manfaat bagi instansi kesehatan

Sebagai bahan dan informasi mengenai karakteristik,

pengetahuan, sikap, dan praktik penderita hipertensi pada lansia di

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015, untuk lebih meningkatkan

kewaspadaan dan pemeriksaan lebih rinci pada setiap pasien yang

datang dengan karakteristik serupa di Balai Pengobatan Puskesmas

Kecamatan Ciracas. Serta dapat meningkatkan pengetahuan warga

Kecamatan Ciracas mengenai hipertensi.

6

Page 7: Ciracas Dr Herke

b. Manfaat bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi untuk lebih meningkatkan

kewaspadaan diri, meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku

mengenai pencegahan hipertensi bagi yang memiliki karakteristik dan

perilaku serupa.

c. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan

mengenai gambaran karakteristik, pengetahuan, sikap, dan praktik

penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2015.

7

Page 8: Ciracas Dr Herke

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap

dinding pembuluh darah. Tekanan darah ini dipengaruhi volume darah dan

elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan karena

peningkatan volume darah, atau berkurangnya elastisitas pembuluh darah.

Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah

(Ronny et al. 2010). Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam

milimeter air raksa (mmHg) karena manometer air raksa telah dipakai sejak

lama sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan. Didefinisikan, tekanan

darah adalah daya yang dihasilkan oleh cairan darah terhadap setiap satuan

luas dinding pembuluh.bila seseorang mengatakan bahwa tekanan dalam

pembuluh darah adalah 50mmHg, maka hal itu diartikan bahwa daya yang

dihasilkan, cukup untuk mendorong kolom air raksa melawan gravitasi

sampai setinggi 50mm. Bila tekanan darah dinyatakan 100mmHg, maka

diartikan tekanan tersebut mampu mendorong kolom air raksa setinggi

100mm.1

2.2 Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90mmHg. Menurut

JNC (Joint Comminttee on Detection, Evaluation and Treatment of High

Blood Pressure) membuat suatu klasifikasi mengenai hipertensi.1

8

Page 9: Ciracas Dr Herke

1. Hipertensi primer (essensial)

Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi

essensial (hipertensi primer). Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial

merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. Beberapa mekanisme yang

mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi,

namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi

primer tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal ini

setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting

pada patogenesis hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan gambaran

bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan poligenik mempunyai

kecenderungan timbulnya hipertensi essensial. Banyak karakteristik genetik

dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga di

dokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi

kallikrein urine, pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal,

dan angiotensinogen.

2. Hipertensi sekunder

Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari

penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan

darah (lihat tabel 1). Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit

ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang

paling sering.7 Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat

menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan

tekanan darah. Obat-obat ini dapat dilihat pada tabel 1. Apabila penyebab

sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat yang

bersangkutan atau mengobati / mengoreksi kondisi komorbid yang

menyertainya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi

sekunder.

9

Page 10: Ciracas Dr Herke

Penyakit Obat Obat

1. penyakit ginjal kronis

2. hiperaldosteronisme primer

3. penyakit renovaskular

4. sindroma Cushing

5. pheochromocytoma

6. koarktasi aorta

7. penyakit tiroid atau paratiroid

1. Kortikosteroid, ACTH

2. Estrogen (biasanya pil KB dg

kadar estrogen tinggi)

3. NSAID, cox-2 inhibitor

4. Fenilpropanolamine dan analog

5. Cyclosporin dan tacrolimus

6. Eritropoetin

7. Sibutramin

8. Antidepresan (terutama

venlafaxine)

Tabel 1. Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi.

Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan Darah

TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Prehipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89

Hipertensi stadium 1 140 – 159 Atau 90 – 99

Hipertensi stadium 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik

10

Page 11: Ciracas Dr Herke

Tabel 3. Klasifikasi Tekanan Darah World Health Organization (WHO) dan

International Society Of Hypertension Working Group (ISHWG)

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal < 120 Dan < 80

Normal < 130 Dan < 85

Normal tinggi /

pra hipertensi

130 – 139 Atau 85 – 89

Hipertensi derajat I 140 – 159 Atau 90 – 99

Hipertensi derajat II 160 – 179 Atau 100 – 109

Hipertensi derajat III ≥ 180 Atau ≥ 110

Penyebab hipertensi tidak diketahui pada sekitar 95% kasus. Bentuk

hipertensi idiopatik ini sering disebut sebagai hipertensi primer atau

hipertensi esensial.1 Data epidemiologis menunjukan bahwa semakin

meningkatnya populasi, maka jumlah penderita hipertensi di wilayah tersebut

pun kemungkinan besar akan meningkat. Data dari The National Health and

Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukan bahwa dari tahun 1999-

2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31%, artinya,

terdapat sekitar 58-65 juta jiwa yang menderita hipertensi di Amerika.2

Menurut Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2007 Kementrian kesehatan

Republik Indonesia, prevalensi hipertensi di Indonesia pada usia diatas 18

tahun mencapai angka 29,8%, dimana angka ini semakin bertambah seiring

dengan bertambahnya usia. Hasil penelitian Riset kesehatan dasar ini juga

11

Page 12: Ciracas Dr Herke

menunjukan bahwa sekitar 75% kasus hipertensi di indonesia belum

terdiagnosis oleh dokter atau tenaga kesehatan.3

Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktoral yang timbul karena

interaksi antar faktor-faktor resiko tersebut. Beberapa faktor resiko yang

diketahui menyebabkan terjadinya hipertensi adalah :

1. Faktor resiko seperti diet tinggi garam, stress, ras, obesitas,

merokok dan faktor herediter.

2. Faktor sistem saraf simpatis.

3. Keseimbangan modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi.

4. Pengaruh otokrin setempat yang berperan pada sistem renin,

angiotensin dan aldosteron.2

Resiko merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap per hari,

dan tidak berkaitan dengan lamanya merokok. Seseorang merokok lebih dari

satu pak rokok sehari menjadi dua kali lebih rentan terhadap hipertensi

daripada mereka yang tidak merokok. Hal ini diduga akibat pengaruh nikotin

terhadap pelepasan katekolamin oleh sistem saraf otonom. Namun efek

nikotin tidak bersifat kumulatif, terlihat pada mantan perokok nampaknya

beresiko rendah seperti bukan pada perokok.1

Sedangkan menurut Björn, ada tiga etiologi mayor yang menyebabkan

hipertensi, diantaranya adalah (1) faktor predisposisi poligenetik, (2) faktor

lingkungan seperti asupan garam per hari, merokok dan stress pekerjaan, dan

(3) faktor struktural yaitu mengenai perbedaan dan perubahan keadaan sistem

12

Page 13: Ciracas Dr Herke

kardiovaskular meliputi kondisi dinding pembuluh darah dan kondisi

jantung.3

1. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol

a. Umur

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang

semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun

mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko

terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia

lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas

umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan

tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya

meningkat ketika 50an dan 60an.

Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat.

Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering

dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila

tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini

disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan

hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa

memicu terjadinya hipertensi.

b. Jenis Kelamin

Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat

angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah

didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita.

Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan

daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7%

wanita.10

c. Riwayat Keluarga

Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang

mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga

13

Page 14: Ciracas Dr Herke

dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi

risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang

memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5

kali lipat. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan

kita mendapatkan penyakit tersebut 60%.

d. Genetik

Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan

ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar

monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang

penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila

dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya

akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-

50 tahun akan timbul tanda dan gejala.

1. Faktor yang dapat diubah/dikontrol

a. Kebiasaan Merokok

Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok

dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.Selain

dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang

dihisap perhari. Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali

lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok.

Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang

diisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak

lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses

aterosklerosis dan hipertensi.

b. Konsumsi Asin/Garam

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis

hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa

dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap

hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan

garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi

14

Page 15: Ciracas Dr Herke

15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui

peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.

Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena

menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan

volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3

gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan

asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi.

Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan

110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.

Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan antara

asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium

akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan

volume darah.

c. Konsumsi Lemak Jenuh

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan

berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.Konsumsi lemak jenuh juga

meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan

darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan

yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh

secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain

yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.

d. Penggunaan Jelantah

Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali

dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang

telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam seperti

kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun beragam, secara

kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri dari

beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ).

Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol, asam lemak

bebas, lilin, pigmen larut lemak, karbohidrat dan protein. Hal yang

menyebabkan berbeda adalah komposisinya, minyak sawit mengandung

sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak palmitat dan 54,1% ALTJ

15

Page 16: Ciracas Dr Herke

yang didominasi asam lemak oleat sering juga disebut omega-9. minyak

kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ, sementara minyak zaitun dan

minyak biji bunga matahari hampir 90% komposisinya adalah ALTJ.

e. Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol

Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol

berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi

belum diketahui secara pasti. Orangorang yang minum alkohol terlalu sering

atau yang terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada

individu yang tidak minum atau minum sedikit.

Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol harus diwaspadai karena

survei menunjukkan bahwa 10 % kasus hipertensi berkaitan dengan

konsumsi alkohol.Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol

masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan

peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah berperan

dalam menaikkan tekanan darah.

f. Obesitas

Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran mengkonsumsi makanan

yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya

hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak

darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan

tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah

menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding

arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung

dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh

menahan natrium dan air.

Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung

dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk

menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi

ditemukan sekitar 20-30 % memiliki berat badan lebih.

g. Olahraga

16

Page 17: Ciracas Dr Herke

Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi

karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif

juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi

sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.

Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan

yang dibebankan pada arteri.

h. Stres

Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan

bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa

mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun

akibat stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi belum dapat

dipastikan.

i. Penggunaan Estrogen

Estrogen meningkatkan risiko hipertensi tetapi secara epidemiologi

belum ada data apakah peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan

karena estrogen dari dalam tubuh atau dari penggunaan kontrasepsi

hormonal estrogen.MN Bustan menyatakan bahwa dengan lamanya

pemakaian kontrasepsi estrogen (± 12 tahun berturut-turut), akan

meningkatkan tekanan darah perempuan.

17

Page 18: Ciracas Dr Herke

Ada dua cara yang dapat meningkatkan tekanan arteri melalui

kenaikan curah jantung. salah satu cara tersebut adalah dengan pengaruh

langsung kenaikan curah jantung dalam meningkatkan tekanan, dan yang

lainnya adalah pengaruh tidak langsung yang menyebabkan kenaikan tahanan

vaskular perifer melalui autoregulasi aliran darah. Bila darah yang mengalir

ke suatu jaringan jumlahnya berlebihan, maka pembuluh darah jaringan

setempat akan berkontriksi dan menurukan aliran darahnya menjadi kembali

normal. Fenomena ini disebut autoregulasi. Fenomenai ini dapat diartikan

pengaturan aliran darah oleh jaringan itu sendiri. Bila kenaikan volume darah

meningkatkan curah jantung, aliran darah di seluruh jaringan tubuh akan

meningkat sehingga mekanisme autoregulasi ini menyebabkan kontriksi di

seluruh tubuh, yang selanjutnya akan meningkatkan tahanan perifer total.

Tekanan arteri sama dengan curah jantung dikali tahanan perifer total,

maka peningkatan sekunder pada tahanan perifer total yang disebabkan oleh

mekanisme autoregulasi sangat membantu meningkatkan tekanan arteri.

Bila terdapat kelebihan garam di dalam cairan ekstrasel, osmolalitas

cairan akan meningkat, dan merangsang pusat haus di otak. Membuat

seseorang minum lebih banyak air untuk mengembalikan konsentrasi garam

ekstrasel kembali normal. Hal ini akan meningkatkan volume ekstrasel.

Kenaikan osmolalitas yang disebabkan kelebihangaram dalam cairan

ekstrasel juga merangsang mekanisme sekresi kelenjar hipotalamus hipofise

posterior untuk menyekresikan lebih banyak hormon antidiuretik.

Yang kemudian akan menyebabkan ginjal mereabsorbsi air dalam

jumlah besardari tubulus dan meningkatkan volume cairan ekstrasel dan

mengurangi produksi urin. Peningkatan sedikit saja pada cairan ekstrasel

dan volume darah, seringkali menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.

Bila seseorang dikatakan menderita hipertensi kronik, itu berarti

bahwa tekanan arteri rata ratanya lebih tinggi daripada batas normal. Efek

letal hipertensi dapat ditimbulkan melalui tiga cara berikut :

1. Kelebihan beban kerja di jantung, yang menimbulkan penyakit

jantung koroner dan gagal jantung secara dini, seringkali

menyebabkan kematian akibat serangan jantung.

2. Tekanan yang tinggi di pembuluh darah menyebabkan kerusakan

di pembuluh darah terutama di pembuluh darah otak, yang diikuti

18

Page 19: Ciracas Dr Herke

kematian sel otak yang kemudian disebut infark serebral. Secara

klinis dikenal dengan nama stroke. Stroke dapat menyebabkan

kebutaan, kelumpuhan, demensia, atau gangguan otak serius

lainnya tergantung area yang terkena.

3. Tekanan yang tinggi hampir selalu menyebabkan cedera di ginjal,

menimbulkan banyak kerusakan di area ginjal dan akhirnya

menyebabkan gagal ginjal dan uremia.

19

Page 20: Ciracas Dr Herke

Hipertensi juga dapat disebabkan oleh aldosteronisme primer,

misalnya oleh tumor kecil di kelenjar adrenal kadang kadang dapat

menyebabkan banyak sekali aldosteron yang disekresikan, aldosteron

meningkatkan kecepatan reabsorbsi garam dan air oleh tubulus ginjal,

sehingga mengurangi hilangnya garam dan air dalam urin namun pada saat

yang sama menyebabkan kenaikan volume darah dan cairan ekstrasel yang

kemudian menyebabkan terjadinya hipertensi. Bila asupan garam dan air

dinaikkan pada saat yang bersamaan, hipertensi menjadi lebih berat. Selain

itu, bila keadaan menetap selama bertahun tahun, tekanan arteri yang

berlebihan menyebabkan perubahan patologis pada ginjal dan membuat ginjal

meretensi lebih banyak garam dan air.

Ginjal merupakan salah satu organ yang berperan dalam terjadinya

hipertensi terutama dalam pengontrolan tekanan darah. Mekanisme ini adalah

mekanisme renin angiotensin. Renin adalah suatu enzim protein yang

dilepaskan ginjal apabila tekanan arteri turun sangat rendah.

Renin disintesis dan disimpan dalam bentuk proaktif oleh ginjal di

dalam sel sel jukstaglomerular. Bila tekanan arteri turun, reaksi dalam ginjal

itu sendiri menyebabkan banyak molekul pro renin dilepaskan. Sebagian

besar renin memasuki aliran darah ginjal dan kemudian masuk ke dalam

sirkulasi tubuh.

Renin bekerja secara enzimatik pada protein plasma lain yaitu

globulin substrat renin yang disebut angiotensinogen, untuk melepaskan

peptida asam amino yaitu angiotensin I.

Angiotensin I memiliki sifat vasokonstriktor yang ringan tetapi tidak

cukup untuk menyebabkan perubahan fungsional bermakna dalam sirkulasi.

Renin menetap di darah selama 30 menit sampai 1 jam dan terus

menyebabkan pembetukan angiotensin I lebih banyak selama waktu tersebut.

Dalam beberapa detik, terdapat dua asam amino tambahan yang

dipecah dari angiotensin I untuk membentuk angiotensin II. Perubahan ini

dikatalis oleh enzim endotel pembuluh darah paru.

Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat dan

mempengaruhi fungsi sirkulasi melalui cara lainnya. Walaupun begitu,

angiotensin II menetap di darah hanya selama 1 atau 2 menit karena

20

Page 21: Ciracas Dr Herke

angiotensin II cepat akan diinaktivasi oleh berbagai enzim darah dan jaringan

yang secara bersama sama disebut angiotensinase.12

Tingginya risiko pria untuk mengalami hipertensi sebagaimana yang

ditemukan dari hasil analisis ini, sejalan dengan temuan Zambir Setiawan.

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi dari pada wanita,

seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok dan konsumsi alkohol),

depresi dan rendahnya status pekerjaan, perasaan kurang nyaman terhadap

pekerjaan dan pengangguran.15

1.3 Gizi Seimbang

Gizi berasal dari bahasa arab: “al gizai” yang artinya makanan dan

manfaatnya untuk kesehatan. Dapat juga diartikan sari makanan yang

bermanfaat untuk kesehatan. Manusia dalam proses pertumbuhan dan

perkembangannya, dimulai dari saat pembuahan, berlangsung sepanjang

masa hidupnya hingga dewasa sampai masa tua, memerlukan zat gizi yang

terkandung dalam makanan. Jadi manusia mendapat zat gizi atau nutrien

dalam bentuk makanan yang berasal dari hewan (hewani) dan tumbuh -

tumbuhan (nabati). Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein dan lemak

yang disebut sebagai zat gizi makro serta vitamin dan mineral yang disebut

dengan zat gizi mikro. Selain itu, untuk memperlancar proses metabolisme

dalam tubuh diperlukan air dan serat. Tubuh manusia membutuhkan aneka

ragam makanan untuk memenuhi semua zat gizi tersebut. Kekurangan atau

kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau

penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang

seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai kebutuhan masing -

masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.

Kebutuhan gizi setiap individu berbeda, dipengaruhi oleh faktor

dibawah ini:

1. Umur :

masa pertumbuhan dari janin, bayi, balita, usia remaja sampai dewasa

muda membutuhkan zat gizi cukup. Kekurangan zat gizi pada masa

tersebut akan mempengaruhi proses tumbuh kembang. Contoh: kurang

yodium pada ibu hamil menyebabkan anak kretin

21

Page 22: Ciracas Dr Herke

2. Jenis Kelamin :

pada umumnya laki - laki memerlukan zat gizi lebih dibandingkan wanita

karena luas permukaan tubuh maupun otot pada laki -laki lebih besar

daripada wanita. Namun kebutuhan Fe pada wanita cenderung lebih

tinggi karena wanita mengalami menstruasi.

3. Aktifitas :

kegiatan atau pekerjaan sehari - hari yang lebih aktif baik fisik maupun

mental memerlukan energi/kalori yang lebih banyak.

4. Wanita hamil dan orang yang baru sembuh dari sakit umumnya

memerlukan zat gizi yang lebih banyak. Namun pada penderita penyakit -

penyakit tertentut seperti jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan

penyakit degeneratif lain memerlukan diet khusus dimana ada unsur zat

gizi dengan jumlah tertentu yang harus dibatasi.

5. Lingkungan yang dingin membutuhkan kalori dan protein yang lebih.

Demikian pula orang yang berada di lingkungan bahan nuklir harus

mendapatkan suplemen khusus (vitamin dan mineral) untuk melindungi

sel -sel tambahan dari efek radiasi.

Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya

hipertensi adalah asteroklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak

berlebih, oleh karena untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah

mengurangi konsumsi lemak yang berlebih disamping pemberian obat -

obatan bilamana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai

sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang - orang yang

mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia

lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati - hati

dalam mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.

22

Page 23: Ciracas Dr Herke

Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi

seimbang”, dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari

“kuantitas” dan “kualitas” yang terdiri dari:

Sumber karbohidrat : biji -bijian.

Sumber protein hewani : ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu

rendah/bebas lemak.

Sumber protein nabati : kacang - kacangan dan polong - polongan serta hasil

olahannya.

Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah - buahan segar

Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan

berat badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan

kalori dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan

yang mengandung kalori tinggi dan atau makanan yang kandungan gula dan

lemaknya tinggi. Disamping itu, agar melakukan aktifitas fisik yang cukup

untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik dengan menyeimbangkan

pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Untuk menurunkan berat badan,

penggunaan energi harus melebihi asupannya.

Secara umum untuk menurunkan berat badan dapat dicapai dengan

menurunkan asupan total kalori. Dianjurkan untuk menurunkan berat badan

0,5 – 1 kg per minggu. Sehingga kebutuhan kalori harus dikurangi 500 –

1000 KKal/hari. Dianjurkan untuk meningkatkan penggunaan sayuran, buah -

buahan, kacang - kacangan dan produk biji - bijian serta mengurangi bahan

makanan hewani (daging merah), lemak atau minyak jenuh (mentega atau

santan), karbohidrat murni (gula, tepung - tepungan) dan yang mengandung

alkohol.

Piramida makanan dibawah ini menggambarkan komposisi makanan

yang dianjurkan.

23

Page 24: Ciracas Dr Herke

Lemak jenuh adalah penentuan utama peningkatan kadar kolesterol,

sehingga dianjurkan untuk menurunkan asupan lemak jenuh < 10% asupan

total energi dengan membatasi asupan makanan kaya asam lemak jenuh (susu

tinggi lemak dan produknya, daging berlemak serta minyak kelapa). Pada

orang dengan kadar kolesterol LDL tinggi atau dengan penyakit

kardiovaskuler, lemak jenuhnya harus lebih rendah (< 7% total energi).

Asam lemak trans diet dapat meningkatkan kolesterol LDL dan

menurunan kolesterol HDL. Asam lemak ini terdapat pada produk makanan

jadi yang mengandung minyak tumbuhan yang terhidrogenasi sebagian

seperti kue kering, kraker, makanan yang dipanggang dan digoreng. Minyak

yang digunakan pada makanan yang digoreng di kebanyakan restoran

kemungkinan mengandung asam lemak trans yang tinggi.

Untuk menjaga agar tidak terjadi peningkatan kadar kolesterol,

dianjurkan untuk mengkonsumsi total sumber asam lemak (< 10% kebutuhan

energi). Disamping itu juga harus menurunkan konsumsi bahan makanan

24

Page 25: Ciracas Dr Herke

tinggi kolesterol, walaupun bahan makanan tersebut rendah sumber asam

lemak jenuh. Kolesterol dalam makanan dapat juga meningkatkan kadar

kolesterol LDL, walaupun tidak sebanyak lemak jenuh. Kebanyakan

makanan tinggi lemak jenuh juga merupakan sumber kolesterol, sehingga

mengurangi komsumsi makanan ini akan memberikan keuntungan lebih yaitu

pembatasan asupan kolesterol. Makanan kaya kolesterol tetapi rendah kadar

asam lemak jenuh (kuning telur) serta kacang - kacangan dengan kadar lebih

rendah sehingga efeknya lebh kecil terhadap kolesterol LDL.

Selain itu, untuk menurunkan dan mempertahankan kadar kolesterol

dan lipoprotein dalam darah, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi

makanan yang kaya akan kandungan asam lemak jenuh dan kolesterol tinggi,

serta memperbanyak konsumsi sayuran, ikan, polong - polongan dan kacang -

kacangan sebagai sumber asam lemak tak jenuh.

Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata - rata penurunan asupan

natrium + 1,8 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg

dan diastolik 2 mmHg pada penderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit

pada individu dengan tekanan darah normal. Respons perubahan asupan

garam terhadap tekanan darah bervariasi diantara individu yang dipengaruhi

oleh faktor genetik dan juga faktor usia.

Disarankan asupan garam < 6 gram sehari atau kurang dari 1 sendok

teh penuh.Dari berbagai penelitian, terbukti bahwa kenaikan berat badan

dapat meningkatkan tekanan darah dan terjadinya hipertensi, walaupun pada

program penurunan berat badan. Penurunan tekanan darah dapat terjadi

sebelum tercapai berat badan yang diinginkan.

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi >160 /gram

mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan

merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk

membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah

menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor

risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol

dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain

yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.

25

Page 26: Ciracas Dr Herke

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

• Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.

• Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.

• Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis

makanan dalam daftar diet.

Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat

dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-

tumbuhan.

Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh

karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ -½ sendok

teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium

Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi

untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar

kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak

mengalami stroke atau infark jantung.

Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:

1.Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak

kelapa, gajih).

2.Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,

keripik dan makanan kering yang asin).

3.Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta

buah-buahan dalam kaleng, soft drink).

4.Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,

pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).

5.Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber

protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing),

kuning telur, kulit ayam).

6.Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco

serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

7.Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan

memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah / putih, bawang

(merah / putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau

mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk

26

Page 27: Ciracas Dr Herke

memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat

dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih.

Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan

penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari. Meningkatkan

pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 –175 mEq/hari) dapat memberikan

efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga

membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium.

Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain :

1. Pada ikan asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu

2.Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur

margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair

dan garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan

memasukkan panci kedalam kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang

air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.

27

Page 28: Ciracas Dr Herke

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

A. Kerangka teori

B. Kerangka konsep

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

28

1. Karakteristik

2. Pengetahuan

3. Sikap

4. Praktik

HIPERTENSI

USIA > 55 TAHUN ATAU

USIA < 55 TAHUN

Page 29: Ciracas Dr Herke

29

Page 30: Ciracas Dr Herke

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode survei atau observational

deskriptif, dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data yang

menyangkut variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan

dalam waktu yang bersamaan.7

B. Waktu, lokasi, dan sasaran penelitian

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah

2 minggu selama bertugas di puskesmas pada tahun 2015, mulai tanggal

12 Januari sampai tanggal 30 Januari. lokasi penelitian adalah Puskesmas

Kecamatan Ciracas, sasaran penelitian adalah setiap pasien hipertensi

yang datang di Aula Puskesmas kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

C. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk kecamatan

Ciracas yang menderita hipertensi menurut kriteria JNC VII. Sampel

dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang datang ke acara

Prolanis di Aula Puskesmas Kecamatan Ciracas

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel random

sampling, dimana sample akan dipilih secara acak dari kriteria yang sudah

ditentukan diatas dan disaring hingga 50 peserta.8

D. Cara pengumpulan data

Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian, maka

peneliti menggunakan teknik data primer dan sekunder. Data primer

30

Page 31: Ciracas Dr Herke

adalah data yang diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner dan

dengan pemeriksaan fisik menggunakan pengukuran tekanan darah

langsung.7 Mendapatkan data mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku

gizi seimbang pada penderita hipertensi tahun 2015 di puskesmas

Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

E. Instrumen penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa alat pengukur

tekanan darah, stetoskop dan kuesioner untuk mendapatkan data yang

akurat.

F. Pengolahan dan analisis data

Untuk proses pengolahan dan analisis data, peniliti menggunakan cara

pengolahan data manual. Dengan urutan kerja sebagai berikut: penyusunan

data, klasifikasi, dan melakukan pengolahan data dengan cara :

Editing :

o Memeriksa data

o Menjumlah banyaknya lembar daftar pertanyaan

o Memeriksa apakah semua sudah terisi dengan baik

o Memeriksa apakah ada tulisan yang kurang jelas

o Mencari adanya kesalahan pengisian

Coding : memudahkan proses pengolahan data

Tabulating : pembuatan table dan grafik.

G. Analisis data

Setelah melakukan pengolahan data, selanjutnya melakukan analisis data,

analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Analisis Univariate

Data yang terkumpul di olah dan dianalisis secara deskriptif yaitu data untuk

variabel disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.7

31

Page 32: Ciracas Dr Herke

2. Analisis Bivariate

Analisis untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel. Variabel bebas

yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku penderita hipertensi dan variabel

terikat yaitu hipertensi.

H. Pelaksana

Yang menjadi pelaksana dalam penelitian Puskesmas ini adalah koass

kepaniteraan IKM di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur tahun

2015.

32

Page 33: Ciracas Dr Herke

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Tabel univariat

A. Karakteristik

Tabel I.I.1 Distribusi Usia penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas

Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Usia Jumlah Presentase (%) 30-40 tahun 26 15,95

40-50 tahun 52 31,90

50-60 tahun 71 43,55

>60 tahun 14 8,5

TOTAL 163 100Dari tabel diatas, dapat dilihat usia penderita hipertensi didominasi usia 50-60tahun sebanyak 71 (43,55%)

Tabel I.I.2 Distribusi Jenis kelamin penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Jenis kelamin Jumlah Presentase (%)Pria 72 44,17Wanita 91 55,82TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat Jenis kelamin penderita hipertensi didominasi jenis kelamin Wanita sebanyak 91 (55,82%)

33

Page 34: Ciracas Dr Herke

Tabel I.I.3 Distribusi Tekanan darah penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tekanan darah Jumlah Presentase (%)

140-159 / 90-99 mmHg 96 58,89≥160 / ≥ 100 mmHg 67 41,10TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat tekanan darah penderita hipertensi didominasi hipertensi grade I yaitu 140-159/90-99mmHg sebanyak 96 (58,89%)

Tabel I.I.4 Distribusi Berat badan penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Berat badan Jumlah Presentase (%)40-70 kg 48 29,4470-90 kg 93 57,05>90 kg 22 13,49TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat distribusi berat badan penderita hipertensi didominasi berat badan 70-90kg sebabnyak 93 (57,05%)

Tabel I.I.5 Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Pemilik keturunan hipertensi

Jumlah Presentase(%)

Ada 54 33,12Tidak 109 66,87TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat distribusi pemilik riwayat hipertensid alam keluarga didominasi kelompok yang tidak memilikik riwayat penderita dalam keluarga sebanyak 109 (66,87)

34

Page 35: Ciracas Dr Herke

B. Pengetahuan

Tabel I.II.1 Distribusi mengenai pengetahuan penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Pengetahuan mengenai hipertensi

Jumlah Presentase(%)

Ya 104 63,80Pernah dengar, tidak tahu 47 28,83Tidak tahu 12 7,36TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengetahuan mengenai hipertensi didominasi kelompok yang menjawab Ya, yaitu sebanyak 104 (63,80 %)

Tabel I.II.2 Distribusi pemahaman hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas

Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Pemahaman hipertensi Jumlah Presentase(%)

Penyakit darah akibat gangguan tidur

96 58,89

Tekanan darah tinggi akibat stress, rokok, dan garam

64 39,26

Tidak tahu 3 1,84

TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat pemahaman mengenai arti dari hipertensi didominasi kelompok yang menjawab penyakit darah akibat gangguan tidur sebanyak 96 (58,89%)

35

Page 36: Ciracas Dr Herke

Tabel I.II.3 Distribusi pemahaman mengenai usia penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Pemahaman usia penderita hipertensi

Jumlah Presentase(%)

30-50 47 28,8350-70 96 58,89>70 13 7,97Tidak tahu 7 4,29TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat pengetahuan mengenai usia yang beresiko menderita hipertensi didominasi kelompok yang menjawab 50-70tahun sebnayak 96 (58,89%)

Tabel I.II.4 Distribusi pemahaman mengenai jenis kelamin penderita hipertensi

di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Jenis kelamin Jumlah Presentase(%)Pria 129 79,14Wanita 34 20,85TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pemahaman mengenai jenis kelamin yang sering menderita hipertensi didominasi kelompok yang menjawab Pria sebanyak 129 (79,14%)

36

Page 37: Ciracas Dr Herke

Tabel I.II.5 Distribusi pemahaman mengenai penyebab hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Penyebab hipertensi Jumlah Presentase(%)Rokok, lemak, makanan tinggi garam

127 77,91

Makanan yang manis dan gula

20 12,26

Jajanan dan minuman dengan pengawet

5 3,06

Polusi udara 11 6,74TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, pengetahuan mengenai penyebab hipertensi didominasi kelompok yang menjawab rokok, lemak dan makanan tinggi garam, sebanyak 127 (77,91%)

Tabel I.II.6 Distribusi pemahaman mengenai pencegahan hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Pencegahan hipertensi Jumlah Presentase(%) Rajin pijat dan refleksi dan yoga

9 5,52

Hindari rokok, makanan asin dan lemak

106 65,03

Minum obat obatan anti hipertensi sebelum menderita hipertensi

45 27,60

Tidak tahu 3 1,84TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, pemahaman mengenai pencegahan hipertensi didominasi kelompok yang menjawab hindari rokok, makanan asin dan lemak sebanyak 106 (65,03%)

37

Page 38: Ciracas Dr Herke

Tabel I.II.7 Distribusi pemahaman mengenai gejala hipertensi pada penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Gejala hipertensi Jumlah Presentase(%)Sakit kepala, sakit tengkuk

99 60,73

Lemas, sesak napas 52 31,90Jantung berdebar debar 5 3,06Tidak tahu 7 4,29TOTAL 163 100

Dari data tabel diatas, dapat dilihat bahwa pemahaman mengenai gejala hipertensi didominasi kelompok yang menjawab sakit kepala, sakit tengkuk sebanyak 99 (60,73%)

Tabel I.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Bahaya dan resiko hipertensi

Jumlah Presentase(%)

Berbahaya, tidak menyebabkan kematian

62 38,03

Berbahaya, dapat menyebabkan kematian

89 54,60

Tidak berbahaya 9 5,52Tidak tahu 3 1,84TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi kelompok yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebesar 89 (54,60%).

38

Page 39: Ciracas Dr Herke

C. Sikap

Tabel I.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Persetujuan Jumlah Presentase(%)Setuju 160 98,15Tidak setuju 3 1,84TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat sikap setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah didominasi kelompok yang setuju sebanyak 160 (98,15%)

Tabel I.III.2 Distribusi alasan persetujuan pemeriksaan tekanan darah pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Alasan persetujuan Jumlah Presentase(%)Khawatir menderita hipertensi

26 15,95

Disuruh keluarga 16 9,81Kebetulan sedang berobat

81 49,69

Ikut ikutan 28 17,17Terpaksa 12 7,36TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa alasan setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah didominasi kelompok yang menjawab kebetulan sedang berobat sebanyak 81 (49,69%)

39

Page 40: Ciracas Dr Herke

Tabel I.III.3 Distribusi perlunya memeriksa tekanan darah pada penderita

hipertensi secara rutin di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Pemeriksaan rutin TD Jumlah Presentase(%)Perlu 104 63,80Tidak perlu 59 36,19TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat sikap yang merasa perlu memeriksa tekanan darah secara rutin didominasi kelompok yang menjawab perlu sebanyak 104 (63,80%)

Tabel I.III.4 Distribusi persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum

muncul gangguan di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Pemeriksaan TD sebelum timbul gangguan/gejala

Jumlah Presentase(%)

Setuju 93 57,05Tidak setuju 70 42,94TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa kelompok yang setuju melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum timbul gangguan didominasi kelompok yang setuju sebanyak 93 (57,05%)

Tabel I.III.5 Distribusi persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah di

Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Persetujuan rutin periksa TD

Jumlah Presentase(%)

Setuju 103 63,19Tidak setuju 60 36,80TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah didominasi kelompok setuju sebanyak 103 (63,19%)

40

Page 41: Ciracas Dr Herke

Tabel I.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Persetujuan menjaga BB tetap ideal

Jumlah Presentase(%)

Setuju 148 90,79Tidak setuju 15 9,20TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat persetujuan untuk menjaga BB tetap ideal didominasi kelompok setuju sebanyak 148 (90,79%)

Tabel I.III.7 Distribusi persetujuan merubah pola hidup pada penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Persetujuan merubah pola hidup

Jumlah Presentase(%)

Setuju 158 96,93Tidak setuju 5 3,06TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat persetujuan untuk merubah pola hidup yang menyebabkan hipertensi didominasi kelompok setuju sebanyak 158 (96,93%)

Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi

Jumlah Presentase(%)

Setuju 102 62,57Tidak setuju 61 37,42TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi didominasi kelompok setuju sebanyak 102 (62,57%)

41

Page 42: Ciracas Dr Herke

D. Perilaku

Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Perokok Jumlah Presentase(%) Ya 69 42,33Tidak 94 57,66TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat penderita hipertensi yang merokok didominasi kelompok yang tidak merokok sebanyak 94 (57,66%)

Tabel I.IV.2 Distribusi penderita stress pada penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Stress Jumlah Presentase(%) Sangat sering 16 9,81Sering 88 53,98Jarang 59 36,19TOTAL 163 100

Dari tabel diatas dapat dilihat penderita hipertensi yang mengalami stress didominasi kelompok yang sering mengalami stress sebanyak 88 (53,98%)

Tabel I.IV.3 Distribusi konsumsi garam penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Konsumsi garam Jumlah Presentase(%) Sangat sering 55 33,74Sering 92 56,44Jarang 16 9,81TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat frekuensi konsumsi garam pada penderita hipertensi didominasi kelompok yang menjawab sering sebanyak 92 (56,44%)

42

Page 43: Ciracas Dr Herke

Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi

di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Konsumsi lemak dan minyak

Jumlah Presentase(%)

Sangat sering 91 55,82Sering 58 35,58Jarang 14 8,58TOTAL 163 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat frekuensi konsumsi lemak dan minyak pada penderita hipertensi didominasi kelompok yang menjawab sangat sering sebanyak 91 (55,82%)

43

Page 44: Ciracas Dr Herke

5.2 Tabel bivariat

A. Karakteristrik

Tabel II.I.1 Distribusi usia penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas

Kecamatan Ciracas tahun 2014.

USIA

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

30-40 tahun 16 9,81 10 6,13 26 15,95

40-50 tahun 30 18,40 22 13,49 52 31,90

50-60 tahun 40 24,53 31 19,01 71 43,55

>60 tahun 10 6,13 4 2,45 14 8,58

TOTAL 96 58,87 67 41,08 163 100

Kelompok usia didominasi oleh hipertensi grade I dengan usia 50-60 tahun sebanyak 40 (43,55%) dan pada kelompok grade II didominasi usia 50-60tahun sebanyak 31 (19,01)

Tabel II.I.2 Distribusi jenis kelamin penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Grade tekanan

darah

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Pria 36 22,08 36 22,08 72 44,17

Wanita 60 36,80 31 19,01 91 55,82

TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100

Jenis kelamin didominasi oleh kelompok grade I dengan Jenis kelamin wanita sebanyak 60 (36,80%), dan grade II didominasi oleh jenis kelamin pria sebanyak 36 (22,08%).

44

Page 45: Ciracas Dr Herke

Tabel II.I.3 Distribusi Berat badan penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Berat badan

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

40-70 kg 27 16,56 21 12,88 48 29,44

70-90 kg 66 40,49 27 16,56 93 57,05

>90 kg 3 1,84 19 11,65 22 13,49

TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100

Berat badan didominasi oleh grade I yang beratnya 70-90kg sebanyak 66 (40,49%), dan grade II, didominasi oleh kelompok yang beratnya 70-90kg sebanyak 27 (16,56%).

Tabel II.I.4 Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Riwayat

Hipertensi di

Keluarga

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Ada 38 23,31 16 9,81 54 33,12

Tidak ada 58 35,58 51 31,28 109 66,87

TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100

Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga didominasi grade I yang menjawab tidak ada penderita di keluarga sebanyak 58 (35,58%), grade II didominasi yang menjawab tidak ada sebanyak 51 (31,28%).

45

Page 46: Ciracas Dr Herke

B.Pengetahuan

Tabel II.II.1 Distribusi pengetahuan mengenai hipertensi penderita hipertensi

di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Pengetahuan

penderita

mengenai

hipertensi

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Ya 63 38,65 41 25,15 104 63,80

Pernah dengar,

tidak tahu25 15,33 22 13,49

4728,83

Tidak tahu 8 4,90 4 2,45 12 7,36

TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100

Kelompok pengetahuan penderita mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I yang menjawab ya sebanyak 63 (38,65%), dan kelompok grade II paling sedikit menjawab tidak tahu sebanyak 4 (2,45%)

46

Page 47: Ciracas Dr Herke

Tabel II.II.2 Distribusi pemahaman hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas

Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Pengetahuan

penderita

mengenai

hipertensi

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Penyakit darah

akibat gangguan

tidur

61 37,42 35 21,47

96

58,89

Tekanan darah

tinggi akibat stress,

rokok, dan garam

34 20,85 30 18,40

64

39,26

Tidak tahu1 0,61 2 1,22

31,84

TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100

Pengetahuan mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I yang menjawab penyakit akibat gangguan tidur sebanyak 61 (37,42%), dan untuk kelompok grade II didominasi oleh kelompok menjawab penyakit akibat gangguan tidur sebanyak 35 (21,47%).

47

Page 48: Ciracas Dr Herke

Tabel II.II.3 Distribusi pemahaman mengenai usia penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Pengetahuan

mengenai usia

beresiko

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )PRIA WANITA

N % N %

30-50 12 7,36 35 21,47 47 28,83

50-70 75 46,01 21 12,88 96 58,89

>70 5 3,06 8 4,90 13 7,97

Tidak tahu 4 2,45 3 1,84 7 4,29

TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100

Kelompok usia beresiko didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab 50-70tahun sebanyak 75 (46,01%), dan untuk kelompok grade II mendominasi dengan jawaban 30-50tahun sebanyak 35 (21,47%).

48

Page 49: Ciracas Dr Herke

Tabel II.II.4 Distribusi pemahaman mengenai jenis kelamin penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Jenis kelamin

tersering

menderita

hipertensi

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Pria 80 49,07 49 30,06 129 79,14

Wanita 16 9,81 18 11,04 34 20,85

TOTAL 96 58,88 67 41,10 163 100

Pengetahuan mengenai jenis kelamin beresiko didominasi kelompok grade I yang menjawab pria sebanyak 80 (49,07%), dan pada kelompok grade II jawaban terbanyak adalah pria sebanyak 49 (30,06%).

49

Page 50: Ciracas Dr Herke

Tabel II.II.5 Distribusi pemahaman mengenai penyebab hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Penyebab

hipertensi

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Rokok, lemak, makanan tinggi garam

78 47,85 49 30,06127

77,91

Makanan yang manis dan gula 9 5,52 11 6,74

2012,26

Jajanan dan minuman dengan pengawet

3 1,84 2 1,225

3,06

Polusi udara 6 3,68 5 3,06 11 6,74

TOTAL 96 67 163 100

Pengetahuan penyebab hipertensi didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak 78 (47,85%), dan kelompok grade II didominasi jawaban rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak 49 (30,06%).

50

Page 51: Ciracas Dr Herke

Tabel II.II.6 Distribusi pemahaman mengenai pencegahan hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Pencegahan

hipertensi

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Rajin pijat dan refleksi dan yoga 2 1,22 4 2,45

95,52

Hindari rokok, makanan asin dan lemak

74 45,39 35 21,47106

65,03

Minum obat obatan anti hipertensi sebelum menderita hipertensi

18 11,04 27 16,56

45

27,60

Tidak tahu 2 1,22 1 0,61 3 1,84

TOTAL 96 67 163 100

Pengetahuan pencegahan hipertensi didominasi oleh hindari rokok, makanan asin dan lemak sebanyak 74 (45,39%) pada penderita grade I. Dan pada penderita grade II, yang mendominasi adalah jawaban hindari rokok, makanan asin dan lemak sebanyak 35 (21,47%).

51

Page 52: Ciracas Dr Herke

Tabel II.II.7 Distribusi pemahaman mengenai gejala hipertensi pada penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Gejala hipertensi

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Sakit kepala, sakit tengkuk 51 31,28 48 29,44

9960,73

Lemas, sesak napas 36 22,08 16 9,81

5231,90

Jantung berdebar debar 3 1,84 2 1,22

53,06

Tidak tahu 6 3,68 1 0,61 7 4,29

TOTAL 96 58,88 67 41,08 163 100

Pengetahuan gejala hipertensi didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab sakit kepala dan tengkuk sebanyak 51 (31,28%). Dan kelompok grade II didominasi jawaban sakit kepala dan tengkuk sebanyak 48 (29,44%).

52

Page 53: Ciracas Dr Herke

Tabel II.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Bahaya dan

resiko

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Berbahaya, tidak menyebabkan kematian

20 12,26 42 25,7662

38,03

Berbahaya, dapat menyebabkan kematian

69 42,33 20 12,2689

54,60

Tidak berbahaya 6 3,68 3 1,84 9 5,52

Tidak tahu 1 0,61 2 1,22 3 1,84

TOTAL 96 58,88 67 41,08 163 100

Kelompok pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi kelompok grade I yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebanyak 69 (42,33%). Dan kelompok grade II didominasi jawaban berbahaya, tapi tidak menyebabkan kematian sebesar 42 (25,76%).

53

Page 54: Ciracas Dr Herke

C. Sikap

Tabel II.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Persetujuan

dilakukan

pemeriksaan TD

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Setuju 94 57,66 66 40,49 160 98,15

Tidak setuju 2 1,22 1 0,61 3 1,84

TOTAL 96 58,88 67 41,10 163 100

Persetujuan memeriksa tekanan darah didominasi kelompok grade I yang setuju sebanyak 94 (57,66%), sedangkan kelompok grade II yang menyatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 66 (40,49%)

54

Page 55: Ciracas Dr Herke

Tabel II.III.2 Distribusi alasan persetujuan pemeriksaan tekanan darah pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Alasan

persetujuan

pemeriksaan TD

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Khawatir menderita hipertensi

12 7,36 14 8,5826

15,95

Disuruh keluarga 8 4,90 8 4,90 16 9,81

Kebetulan sedang berobat 55 33,74 26 15,79

8149,69

Ikut ikutan 16 9,81 12 7,36 28 17,17

Terpaksa 5 3,06 7 4,29 12 7,36

TOTAL 96 58,87 67 41,10 163 100

Alasan setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah didominasi oleh kelompok hipertensi grade I yang kebetulan sedang berobat sebanyak 55 (33,74%), sedangkan pada kelompok hipertensi grade II alasan setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah kebanyakan karena kebetulan sedang berobat sebanyak 26 (15,79 %).

55

Page 56: Ciracas Dr Herke

Tabel II.III.3 Distribusi perlunya memeriksa tekanan darah pada penderita

hipertensi secara rutin di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Perlunya rutin

memeriksa

tekanan darah

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Perlu 83 50,92 21 12,88 104 63,80

Tidak perlu 13 7,97 46 28,22 59 36,19

TOTAL 96 58,89 67 41,10 163 100

Kelompok perlunya rutin memeriksa tekanan darah didominasi oleh kelompok hipertensi grade I yang menjawab perlu sebanyak 104 (50,92%), sedangkan sebanyak 46 (28,22%) penderita hipertensi grade II mengatakan tidak perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Tabel II.III.4 Distribusi persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Persetujuan

memeriksakan

tekanan darah

sebelum muncul

gangguan

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )

Grade I Grade II

N % N %

Setuju 51 31,28 42 25,76 93 57.05

Tidak setuju 45 27,60 25 15,33 70 42.94

TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100

Persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab setuju sebanyak 51 (31,28%), sedangkan sebanyak 42 (25,76%) penderita hipertensi grade II mengatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan.

56

Page 57: Ciracas Dr Herke

Tabel II.III.5 Distribusi persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah di

Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Setuju untuk

memeriksa TD

secara rutin

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Setuju 43 26,38 60 36,80 103 63,19

Tidak setuju 53 32,51 7 4,29 60 36,80

TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100

Kelompok tidak setuju untuk pemeriksaan tensi didominasi kelompok hipertensi grade I sebanyak 53 sebesar (32,51%), sedangkan kelompok hipertensi grade II mengatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin sebanyak 60 (36,80%).

Tabel II.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Persetujuan

menjaga BB tetap

ideal

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Setuju 87 53,37 61 37,42 148 90,79

Tidak setuju 9 5,52 6 3,68 15 9,20

TOTAL 96 58,89 67 41,10 163 100

Persetujuan menjaga berat badan tetap ideal didominasi oleh kelompok hipertensi grade I yaitu sebanyak 87 (53,37%), dan kelompok grade II didominasi kelompok yang menjawab setuju sebanyak 61 (37,42%).

57

Page 58: Ciracas Dr Herke

Tabel II.III.7 Distribusi persetujuan merubah pola hidup pada penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Persetujuan

merubah pola

hidup yang

menyebabkan

hipertensi

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )

Grade I Grade II

N % N %

Setuju 95 58,28 63 38,65 158 96,93

Tidak setuju 1 0,61 4 2,45 5 3,06

TOTAL 96 58,89 67 41,10 163 100

Persetujuan merubah pola hidup didominasi oleh kelompok grade I setuju sebanyak 95 (58,28%), dan kelompok grade II didominasi jawaban setuju sebesar 63 (38,65%).

Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Persetujuan

untuk rutin

minum obat anti

hipertensi

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Setuju 63 38,65 39 23,92 102 62,57

Tidak setuju 33 20,24 28 17,17 61 37,42

TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100

Persetujuan untuk rutin minum obat didominasi oleh kelompok grade I yang setuju sebanyak 63 (38,65%), dan kelompok grade II didominasi yang menjawab setuju sebanyak 39 (23,92%).

58

Page 59: Ciracas Dr Herke

D. Perilaku

Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Perokok

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Perokok 30 18,40 39 23,92 69 42,33

Bukan perokok 66 40,49 28 17,17 94 57,66

TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100

Penderita hipertensi kelompok grade I yang bukan perokok sebanyak 66 (40,49,%) sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 39 (23,92%) adalah perokok

Tabel I.IV.2 Distribusi penderita stress pada penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Stress

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Sangat sering 8 4,90 8 4,90 16 9,81

Sering 67 41,10 21 12,88 88 53,98

Jarang 21 12,88 38 23,31 59 36,19

TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100

Penderita hipertensi kelompok grade I sebesar 67 (41,10%) sering mengalami stress sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 38 (23,31%) jarang mengalami stress.

59

Page 60: Ciracas Dr Herke

Tabel I.IV.3 Distribusi konsumsi garam penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Konsumsi garam

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Sangat sering 10 6,13 45 27,60 55 33,74

Sering 79 48,46 13 7,97 92 56,44

Jarang 7 4,29 9 5,52 16 9,81

TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100

Penderita hipertensi kelompok grade I yang sering mengkonsumsi garam sebesar 79 (48,46%) dan penderita hipertensi grade II sebanyak 45 (27,60%) sangat sering mengkonsumsi garam

Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi

di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Konsumsi

makanan

berlemak

HIPERTENSI

JUMLAHPERSENTASE

( % )Grade I Grade II

N % N %

Sangat sering 76 46,62 15 9,20 91 55,82

Sering 12 7,36 46 28,22 58 35,58

Jarang 8 4,90 6 3,68 14 8,58

TOTAL 96 58,88 67 41,1 163 100

Konsumsi minyak dan lemak sangat sering didominasi oleh kelompok hipertensi grade I sebesar 76 (46,62%) dan penderita hipertensi grade II yang sering mengkonsumsi minyak dan lemak sebanyak 46 (28,22%).

60

Page 61: Ciracas Dr Herke

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Tabel Univariat

A. KARAKTERISTIK

Tabel I.I.1 Distribusi Usia penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas

Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menunjukkaan bahwa usia penderita hipertensi didominasi usia 50-

60tahun sebanyak 71 orang (43,55%). Hal ini menunjukkan rata-rata penderita

hipertensi di puskesmas kecamatan Ciracas berumur 50 – 60tahun.

Tabel I.I.2 Distribusi Jenis kelamin penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menunjukkan bahwa jenis kelamin penderita hipertensi didominasi jenis

kelamin Wanita, sebanyak 91 orang (55,82%). Hal ini menunjukkan lebih dari 50%

wanita yang datang ke Balai Pengobatan di Puskesmas Kecamatan Ciracas menderita

hipertensi.

Tabel I.I.3 Distribusi Tekanan darah penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menunjukkan tekanan darah penderita hipertensi didominasi hipertensi

grade I yaitu 140-159mmHg/90-99mmHg sebanyak 96 orang (58,89%). Dimana

tekanan darah normal pada orang dewasa adalah <130mmHg/<85mmHg.

61

Page 62: Ciracas Dr Herke

Tabel I.I.4 Distribusi Berat badan penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menunjukkan distribusi berat badan penderita hipertensi didominasi

berat badan 70-90kg sebanyak 93 orang (57,05%). Yang menyatakan bahwa

seseorang dengan berat badan 70-90kg memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena

hipertensi dibandingkan dengan berat badan yang < 70kg.

Tabel I.I.5 Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menunjukkan distribusi pemilik riwayat hipertensi dalam keluarga

didominasi kelompok yang tidak memiliki riwayat penderita dalam keluarga

sebanyak 109 orang (66,87%). Hal ini menyatakan bahwa, riwayat hipertensi dalam

keluarga tidak menentukan seseorang menderita hipertensi.

B. Pengetahuan

Tabel I.II.1 Distribusi mengenai pengetahuan penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai hipertensi didominasi

kelompok yang menjawab Ya, yaitu sebanyak 104 orang (63,80 %). Pengetahuan

masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas akan hipertensi

secara umum sudah cukup baik.

62

Page 63: Ciracas Dr Herke

Tabel I.II.2 Distribusi pemahaman hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas

Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menunjukkan pemahaman mengenai arti dari hipertensi didominasi

kelompok yang menjawab penyakit darah akibat gangguan tidur sebanyak 96 orang

(58,89%). Dimana menurut JNC (Joint Comminttee on Detection, Evaluation and

Treatment of High Blood Pressure) hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan

tekanan darah sistolik sedikitnya 140mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya

90mmHg.

Tabel I.II.3 Distribusi pemahaman mengenai usia penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menunjukkan pengetahuan mengenai usia yang beresiko menderita

hipertensi didominasi kelompok yang menjawab 50-70tahun sebanyak 96 orang

(58,89%). Pengetahuan yang diketahui masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan

Puskesmas Ciracas bahwa orang yang berumur > 50tahun lebih banyak menderita

hipertensi dibandingkan yang berumur < 50tahun.

Tabel I.II.4 Distribusi pemahaman mengenai jenis kelamin penderita hipertensi

di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat yang datang ke Balai

Pengobatan Puskesmas Ciracas masih memnilai bahwa pria memiliki resiko terkena

hipertensi lebih besar dibandingkan dengan wanita. Dengan persentase terhadap pria

adalah 79,14% yaitu sebanyak 129 orang.

63

Page 64: Ciracas Dr Herke

Tabel I.II.5 Distribusi pemahaman mengenai penyebab hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Tabel diatas menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat yang datang ke Balai

Pengobatan Puskesmas Ciracas mengenai penyebab hipertensi lebih banyak pada

kelompok orang yang merokok, tubuh yang memilik lemak berlebih dan makan

makanan dengan kadar garam yang tinggi, dengan sebanyak 127 orang (77,91%).

Tabel I.II.6 Distribusi pemahaman mengenai pencegahan hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Dari tabel diatas, pemahaman mengenai pencegahan hipertensi didominasi kelompok

yang menjawab untuk menghindari rokok, menghindari makan makanan asin dan

berlemak sebanyak 106 orang (65,03%). Makanan asin dan berlemak menyebabkan

peningkatan volume darah akibat retensi air dan natrium serta pembentukan plak

atherosklerosis di pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan lumen dan

meningkatkan resistensi perifer.

Tabel I.II.7 Distribusi pemahaman mengenai gejala hipertensi pada penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Tabel diatas menyatakan bahwa pemahaman masyarakat yang datang ke Balai

Pengobatan Puskesmas Ciracas mengenai gejala hipertensi lebih mengetahui bahwa

sakit kepala, sakit tengkuk adalah gejala yang muncul pada seseorang yang

menderita hipertensi dengan yang menjawab terdapat sebanyak 99 orang (60,73%).

64

Page 65: Ciracas Dr Herke

Tabel I.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Dari tabel diatas, dapat dilihat pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi

kelompok yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebesar 89

(54,60%). Kematian akibat hipertensi biasanya dikarenakan pecahnya pembuluh

darah diotak dan menyebabkan kematian akibat perdarahan otak.

C. Sikap

Tabel I.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Dari tabel diatas, dapat dilihat masyarakat menunjukkan sikap setuju untuk dilakukan

pemeriksaan tekanan darah. Dimana pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan

dalam 3 posisi, yaitu saat seseorang berdiri, duduk, dan tidur. Dimana pemeriksaan

yang dilakukan pada masyarakat yang setuju sebanyak 160 orang (98,15%)

dilakukan dengan posisi duduk.

Tabel I.III.2 Distribusi alasan persetujuan pemeriksaan tekanan darah pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Tabel diatas, menunjukkan bahwa masyarakat yang setuju dilakukan pemeriksaan

tekanan darah sebanyak 81 orang (49,69%) karena kebetulan sedang berobat ke

Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas.

65

Page 66: Ciracas Dr Herke

Tabel I.III.3 Distribusi perlunya memeriksa tekanan darah pada penderita

hipertensi secara rutin di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa masyarakat menyadari pentingnya

memeriksakan tekanan darah secara rutin, dimana tekanan darah dapat berubah-ubah

kapanpun sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang dikerjakan.

Banyaknya orang yang menjawab perlu adalah 104 orang (63,80%).

Tabel I.III.4 Distribusi persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum

muncul gangguan di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa kelompok yang setuju melakukan pemeriksaan

tekanan darah sebelum timbul gangguan didominasi kelompok yang setuju sebanyak

93 orang (57,05%).

Tabel I.III.5 Distribusi persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah di

Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Dari tabel diatas, terdapat masyarakat sebanyak 103 orang (63,19%) setuju untuk

melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin untuk dapat mengkontrol tekanan

darah dalam tubuhnya.

Tabel I.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Dilihat dari tabel diatas 148 orang (90,79%) masyarakat menyatakan persetujuan

untuk menjaga BB tetap ideal. Dimana BB yang ideal dapat mencegah terjadinya

hipertensi pada seseorang.

66

Page 67: Ciracas Dr Herke

Tabel I.III.7 Distribusi persetujuan merubah pola hidup pada penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Masyarakat yang sedang berobat ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas setuju

untuk merubah pola hidup yang menyebabkan hipertensi sebanyak 158 orang

(96,93%). Karena pola hidup seseorang adalah salah satu faktor yang menyebabkan

terjadinya hipertensi.

Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Obat yang dikonsumsi penderita hipertensi adalah ACE Inhibitor yang menghambat

enzim pengubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2 sehingga sikap setuju untuk

rutin minum obat anti hipertensi terdapat 102 orang (62,57%).

D. Perilaku

Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Dari tabel diatas, dapat dilihat penderita hipertensi didominasi kelompok yang tidak

merokok sebanyak 94 orang (57,66%).

Tabel I.IV.2 Distribusi penderita stress pada penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Stress merupakan salah satu penyebab seseorang menderita hipertensi, dimana

terdapat 88 orang (53,98%) yang mengakui banyaknya pikiran menjadi adalah salah

satu etiologi hipertensi.

67

Page 68: Ciracas Dr Herke

Tabel I.IV.3 Distribusi konsumsi garam penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Frekuensi konsumsi garam yang berlebih dalam kesehariannya pada penderita

hipertensi sebanyak 92 orang (56,44%).

Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi

di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Frekuensi mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan mengandung banyak minyak

pada penderita hipertensi sebanyak 91 orang (55,82%)

68

Page 69: Ciracas Dr Herke

6.2 Pembahasan Tabel Bivariat

A. karakteristrik

Tabel II.I.1 Distribusi usia penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas

Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Kelompok usia didominasi oleh hipertensi grade I dengan usia 50-60 tahun sebanyak

40 (43,55%) dan pada kelompok grade II didominasi usia 50-60tahun sebanyak 31

(19,01). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan jika hipertensi banyak diderita

oleh usia lanjut akibat menurunya elastisitas pembuluh darah. Hal ini dikarenakan

penurunan jumlah kolagen yang menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah.

Tabel II.I.2 Distribusi jenis kelamin penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Berdasarkan tabel penderita hipertensi berdasarkan distribusi jenis kelamin,

didapatkan hasil bahwa hipertensi grade I lebih banyak diderita oleh wanita yaitu

sebanyak 60 orang (36,80 %) sedangkan hipertensi grade II didominasi oleh

penderita pria sebanyak 36 orang (22,08%). Grade II didominasi oleh pria

dikarenakan tingkat stress akibat pekerjaan yang relatif lebih berat.

Tabel II.I.3 Distribusi Berat badan penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Menurut tabel distribusi berat badan penderita hipertensi didapatkan bahwa penderita

hipertensi grade I banyak diderita oleh responden yang memiliki berat badan 70-90

69

Page 70: Ciracas Dr Herke

kg yaitu sebanyak 66 orang (40,49 %) begitu juga pada hipertensi grade II banyak

diderita oleh responden yang memiliki berat badan 70-90 kg sebanyak 27 orang

(16,56%). Jadi responden yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan

Ciracas dengan berat badan 70-90 kg menderita hipertensi baik grade I maupun

grade II sebanyak 93 orang (57,05%) dikarenakan karena timbunan lemak di

pembuluh darah menyebabkan timbulnya plak atherosklerosis yang mengurangi

diameter lumen pembuluh darah.

Tabel II.I.4 Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga didominasi grade I yang menjawab

tidak ada penderita di keluarga sebanyak 109 orang(35,58%). Berdasarkan tabel

distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga, didapatkan sebanyak 58 orang

(35,58%) tidak memiliki riwayat hipertensi grade I pada keluarga dan 51 orang

(31,28%) tidak memiliki riwayat hipertensi grade II pada keluarga. Jadi, dapat

disimpulkan sebanyak 109 orang (66,87%) tidak memiliki riwayat hipertensi pada

keluarga.

70

Page 71: Ciracas Dr Herke

B.Pengetahuan

Tabel II.II.1 Distribusi pengetahuan mengenai hipertensi penderita hipertensi

di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Kelompok pengetahuan penderita mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I

yang menjawab ya sebanyak 63 orang(38,65%), dan kelompok grade II paling sedikit

menjawab tidak tahu sebanyak 4 orang (2,45%).

Tabel II.II.2 Distribusi pemahaman hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas

Kecamatan Ciracas tahun 2014

Pengetahuan mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I yang menjawab

penyakit akibat gangguan tidur sebanyak 61 orang(37,42%), dan untuk kelompok

grade II didominasi oleh kelompok menjawab penyakit akibat gangguan tidur

sebanyak 35 orang (21,47%).

Tabel II.II.3 Distribusi pemahaman mengenai usia penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Kelompok usia beresiko didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab 50-

70tahun sebanyak 75 orang(46,01%), dan untuk kelompok grade II mendominasi

dengan jawaban 30-50tahun sebanyak 35 orang(21,47%).

71

Page 72: Ciracas Dr Herke

Tabel II.II.4 Distribusi pemahaman mengenai jenis kelamin penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Pengetahuan mengenai jenis kelamin beresiko didominasi kelompok grade I yang

menjawab pria sebanyak 80 orang(49,07%), dan pada kelompok grade II jawaban

terbanyak adalah pria sebanyak 49orang(30,06%).

Tabel II.II.5 Distribusi pemahaman mengenai penyebab hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Pengetahuan penyebab hipertensi didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab

rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak 78 orang (47,85%), dan kelompok

grade II didominasi jawaban rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak

49orang(30,06%).

Tabel II.II.6 Distribusi pemahaman mengenai pencegahan hipertensi pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Pengetahuan pencegahan hipertensi didominasi oleh hindari rokok, makanan asin

dan lemak sebanyak 74 orang (45,39%) pada penderita grade I. Dan pada penderita

grade II, yang mendominasi adalah jawaban hindari rokok, makanan asin dan lemak

sebanyak 35orang(21,47%).

72

Page 73: Ciracas Dr Herke

Tabel II.II.7 Distribusi pemahaman mengenai gejala hipertensi pada penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Pengetahuan gejala hipertensi didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab

sakit kepala dan tengkuk sebanyak 51 orang(31,28%). Dan kelompok grade II

didominasi jawaban sakit kepala dan tengkuk sebanyak 48orang(29,44%).

Tabel II.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Kelompok pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi kelompok grade I

yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebanyak 69

orang(42,33%). Dan kelompok grade II didominasi jawaban berbahaya, tapi tidak

menyebabkan kematian sebesar 42 orang (25,76%).

C.Sikap

Tabel II.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Persetujuan memeriksa tekanan darah didominasi kelompok grade I yang setuju

sebanyak 94 orang (57,66%), sedangkan kelompok grade II yang menyatakan setuju

untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 66 orang (40,49%)

73

Page 74: Ciracas Dr Herke

Tabel II.III.2 Distribusi alasan persetujuan pemeriksaan tekanan darah pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Alasan setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah didominasi oleh kelompok

hipertensi grade I yang kebetulan sedang berobat sebanyak 55 orang (33,74%),

sedangkan pada kelompok hipertensi grade II alasan setuju dilakukan pemeriksaan

tekanan darah kebanyakan karena kebetulan sedang berobat sebanyak 26 orang

(15,79 %).

Tabel II.III.3 Distribusi perlunya memeriksa tekanan darah pada penderita

hipertensi secara rutin di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Kelompok perlunya rutin memeriksa tekanan darah didominasi oleh kelompok

hipertensi grade I yang menjawab perlu sebanyak 104 orang (50,92%), sedangkan

sebanyak 46 orang (28,22%) penderita hipertensi grade II mengatakan tidak perlu

dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

74

Page 75: Ciracas Dr Herke

Tabel II.III.4 Distribusi persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum

muncul gangguan di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan didominasi oleh

kelompok grade I yang menjawab setuju sebanyak 51 orang (31,28%), sedangkan

sebanyak 42 orang (25,76%) penderita hipertensi grade II mengatakan setuju untuk

dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan.

Tabel II.III.5 Distribusi persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah di

Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Kelompok tidak setuju untuk pemeriksaan tensi didominasi kelompok hipertensi

grade I sebanyak 53 orang sebesar (32,51%), sedangkan kelompok hipertensi grade

II mengatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin

sebanyak 60 orang (36,80%).

75

Page 76: Ciracas Dr Herke

Tabel II.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada

penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun

2014.

Persetujuan menjaga berat badan tetap ideal didominasi oleh kelompok hipertensi

grade I yaitu sebanyak 87 orang(53,37%), dan kelompok grade II didominasi

kelompok yang menjawab setuju sebanyak 61orang(37,42%).

Tabel II.III.7 Distribusi persetujuan merubah pola hidup pada penderita

hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Persetujuan merubah pola hidup didominasi oleh kelompok grade I setuju sebanyak

95 orang (58,28%), dan kelompok grade II didominasi jawaban setuju sebesar 63

orang (38,65%).

Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi

pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas

tahun 2014.

Persetujuan untuk rutin minum obat didominasi oleh kelompok grade I yang setuju

sebanyak 63orang (38,65%), dan kelompok grade II didominasi yang menjawab

setuju sebanyak 39 orang (23,92%).

76

Page 77: Ciracas Dr Herke

D.Perilaku

Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Penderita hipertensi kelompok grade I yang bukan perokok sebanyak 66 orang

(40,49,%) sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 39 orang (23,92%)

adalah perokok

Tabel I.IV.2 Distribusi penderita stress pada penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Penderita hipertensi kelompok grade I sebesar 67 orang (41,10%) sering mengalami

stress sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 38 orang (23,31%) jarang

mengalami stress.

Tabel I.IV.3 Distribusi konsumsi garam penderita hipertensi di Balai

Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Penderita hipertensi kelompok grade I yang sering mengkonsumsi garam sebesar 79

orang (48,46%) dan penderita hipertensi grade II sebanyak 45 orang (27,60%) sangat

sering mengkonsumsi garam

77

Page 78: Ciracas Dr Herke

Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi

di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.

Konsumsi minyak dan lemak sangat sering didominasi oleh kelompok hipertensi

grade I sebesar 76 orang (46,62%) dan penderita hipertensi grade II yang sering

mengkonsumsi minyak dan lemak sebanyak 46 orang (28,22%).

78

Page 79: Ciracas Dr Herke

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah

meningkat secara kronis. Survei secara epidemiologi menunjukan peningkatan

penderita hipertensi pada daerah perkotaan sebanyak 25% sedangkan pada daerah

pedesaan sebanyak 10%, ini menunjukan cukup besarnya pengaruh wilayah pada

poeningkatan penyakit hipertensi. Di propinsi DKI Jakarta, hipertensi menjadi

penyebab sakit (29,52%) dan penyebab kematian (36,52%).

Berdasarkan hasil laporan dari Puskesmas Kecamatan Ciracas, hipertensi

menduduki urutan ketiga dari penyakit tersering yang dijumpai di Balai Pengobatan

Puskesmas Kecamatan Ciracas.

Beberapa faktor diduga menjadi penyebab tingginya angka kejadian

hipertensi ini, diantaranya adalah karakteristik, perilaku, pengetahuan dan praktek

penderita hipertensi. Dari hasil survei di Kecamatan Ciracas didapatkan hasil yang

cukup tinggi terhadapat tingkat pengetahuan, umur, dan perilaku (pola hidup &

kebiasaan) penderita hipertensi di Kecamatan Ciracas.

Usia penderita hipertensi didominasi usia 50-60tahun sebanyak 71 orang

(43,55%). Hal ini menunjukkan rata-rata penderita hipertensi di puskesmas

kecamatan Ciracas berumur 50 – 60tahun.

Jenis kelamin penderita hipertensi didominasi jenis kelamin Wanita,

sebanyak 91 orang (55,82%). Hal ini menunjukkan lebih dari 50% wanita

79

Page 80: Ciracas Dr Herke

yang datang ke Balai Pengobatan di Puskesmas Kecamatan Ciracas menderita

hipertensi.

Tekanan darah penderita hipertensi di Ciracas didominasi hipertensi grade I

yaitu 140-159mmHg/90-99mmHg sebanyak 96 orang (58,89%). Dimana

tekanan darah normal pada orang dewasa adalah <130mmHg/<85mmHg.

Distribusi berat badan penderita hipertensi didominasi berat badan 70-90kg

sebanyak 93 orang (57,05%). Yang menyatakan bahwa seseorang dengan

berat badan 70-90kg memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena hipertensi

dibandingkan dengan berat badan yang < 70kg.

Distribusi pemilik riwayat hipertensi dalam keluarga didominasi kelompok

yang tidak memiliki riwayat penderita dalam keluarga sebanyak 109 orang

(66,87%). Hal ini menyatakan bahwa, riwayat hipertensi dalam keluarga

tidak menentukan seseorang menderita hipertensi.

Pengetahuan mengenai hipertensi didominasi kelompok yang menjawab Ya,

yaitu sebanyak 104 orang (63,80 %). Pengetahuan masyarakat yang datang

ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas akan hipertensi secara umum sudah

cukup baik.

Pemahaman mengenai arti dari hipertensi didominasi kelompok yang

menjawab penyakit darah akibat gangguan tidur sebanyak 96 orang

(58,89%). Dimana menurut JNC (Joint Comminttee on Detection, Evaluation

and Treatment of High Blood Pressure) hipertensi didefinisikan sebagai

peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140mmHg atau tekanan

diastolik sedikitnya 90mmHg.

80

Page 81: Ciracas Dr Herke

Pengetahuan mengenai usia yang beresiko menderita hipertensi didominasi

kelompok yang menjawab 50-70tahun sebanyak 96 orang (58,89%).

Pengetahuan yang diketahui masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan

Puskesmas Ciracas bahwa orang yang berumur > 50tahun lebih banyak

menderita hipertensi dibandingkan yang berumur < 50tahun.

Pemahaman masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas

masih memnilai bahwa pria memiliki resiko terkena hipertensi lebih besar

dibandingkan dengan wanita. Dengan persentase terhadap pria adalah

79,14% yaitu sebanyak 129 orang.

Pengetahuan masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas

Ciracas mengenai penyebab hipertensi lebih banyak pada kelompok orang

yang merokok, tubuh yang memilik lemak berlebih dan makan makanan

dengan kadar garam yang tinggi, dengan sebanyak 127 orang (77,91%).

Pemahaman mengenai pencegahan hipertensi didominasi kelompok yang

menjawab untuk menghindari rokok, menghindari makan makanan asin dan

berlemak sebanyak 106 orang (65,03%).

Pemahaman masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas

mengenai gejala hipertensi lebih mengetahui bahwa sakit kepala, sakit

tengkuk adalah gejala yang muncul pada seseorang yang menderita hipertensi

dengan yang menjawab terdapat sebanyak 99 orang (60,73%).

Masyarakat Kecamatan Ciracas mengetahui bahaya dan resiko hipertensi

dapat menyebabkan kematian sebesar 89 orang (54,60%).

81

Page 82: Ciracas Dr Herke

Masyarakat menunjukkan sikap setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan

darah. Dimana pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dalam 3 posisi,

yaitu saat seseorang berdiri, duduk, dan tidur. Dimana pemeriksaan yang

dilakukan pada masyarakat yang setuju sebanyak 160 orang (98,15%)

dilakukan dengan posisi duduk.

Masyarakat yang setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 81

orang (49,69%) karena kebetulan sedang berobat ke Balai Pengobatan

Puskesmas Ciracas.

Masyarakat menyadari pentingnya memeriksakan tekanan darah secara rutin,

dimana tekanan darah dapat berubah-ubah kapanpun sesuai dengan makanan

yang dikonsumsi, aktivitas yang dikerjakan. Banyaknya orang yang

menjawab perlu adalah 104 orang (63,80%).

Kelompok yang setuju melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum

timbul gangguan didominasi kelompok yang setuju sebanyak 93 orang

(57,05%).

Terdapat sebanyak 103 orang (63,19%) setuju untuk melakukan pengecekan

tekanan darah secara rutin untuk dapat mengkontrol tekanan darah dalam

tubuhnya.

148 orang (90,79%) masyarakat menyatakan persetujuan untuk menjaga BB

tetap ideal. Dimana BB yang ideal dapat mencegah terjadinya hipertensi pada

seseorang.

Masyarakat yang sedang berobat ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas

setuju untuk merubah pola hidup yang menyebabkan hipertensi sebanyak 158

82

Page 83: Ciracas Dr Herke

orang (96,93%). Karena pola hidup seseorang adalah salah satu faktor yang

menyebabkan terjadinya hipertensi.

Obat yang dikonsumsi penderita hipertensi adalah ACE Inhibitor yang

menghambat enzim pengubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2 sehingga

sikap setuju untuk rutin minum obat anti hipertensi terdapat 102 orang

(62,57%).

Dapat dilihat penderita hipertensi didominasi kelompok yang tidak merokok

sebanyak 94 orang (57,66%).

Stress merupakan salah satu penyebab seseorang menderita hipertensi,

dimana terdapat 88 orang (53,98%) yang mengakui banyaknya pikiran

menjadi adalah salah satu etiologi hipertensi.

Frekuensi konsumsi garam yang berlebih dalam kesehariannya pada

penderita hipertensi sebanyak 92 orang (56,44%).

Frekuensi mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan mengandung banyak

minyak pada penderita hipertensi sebanyak 91 orang (55,82%)

83

Page 84: Ciracas Dr Herke

A. SARAN

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat keterbatasan

dari para peneliti. Melalui penelitian ini, diharapkan peniliti dapat:

memperbaiki cara melakukan penelitian yang benar. Mulai dari tahap awal

pembuatan pendahuluan, penyusunan metode yang digunakan dalam

menyusun penelitian, serta pembuatan kuesioner sebagai alat pengumpulan

dari masyarakat untuk selanjutnya mendistribusikannya ke beberapa

puskesmas kelurahan sebagai perwakilan dari masyarakat kecamatan

Ciracas, dan belajar bagaimana mengolah data dengan benar secara

manual, hingga akhirnya belajar menarik kesimpulan dari hasil penelitian

yang diperoleh.

Melalui tinjauan pustaka yang telah disusun diharapkan dapat memperluas

wawasan dari para peneliti. Dan untuk kedepannya diharapkan dapat

memperluas tinjauan kepustakaan lagi dengan menambah referensi dalam

membahas penelitian. Perluasan tinjauan pustaka dapat digunakan dengan

menggunakan beberapa referensi, seperti textbook, beberapa referensi dari

84

Page 85: Ciracas Dr Herke

situs resmi di internet, maupun jurnal.

Melalui proses pembuatan penelitian ini, untuk kedepannya peneliti dapat

lebih mampu untuk mengatur waktu yang tepat dalam posisinya. Hal ini

dimulai dari menyususn pendahuluan, tinjauan kepustakaan, pengumpulan

data dari masyarakat, dan membuat kesimpulan. Sehingga kedepannya

setiap peneliti dapat menyusun suatu penelitian tepat waktu dan setiap

bagian dari penelitian dapat terselesaikan dengan sempurna.

2. Bagi Masyarakat

Dengan selesainya penelitian ini diharapkan bagi masyarakat Ciracas:

Diharapkan juga masyarakat dapat memperoleh informasi

selengkapnya tentang penyakit Hipertensi melalui pelayanan –

pelayanan kesehatan setempat, dan masyarakat kecamatan Ciracas

memahami tentang pentingnya pemeriksaan tekanan darah

sebelum timbul gejala gejala hipertensi.

Usia beresiko penderita hipertensi adalah 50-60 tahun dimana pada

usia ini elastisitas pembuluh darah menurun dan rentan menderita

hipertensi, karena itu masyarakat kisaran usia 50-60 tahun

diharapkan berhati hati dan menjaga pola makan dan gaya

hidupnya.

Kisaran berat badan yang rentan menderita hipertensi adalah berat

badan sekitar 70-90kg, oleh karena itu diharapkan penderita

maupun bukan penderita hipertensi dapat mengontrol berat

badannya.

85

Page 86: Ciracas Dr Herke

Penderita hipertensi sebaiknya mengurangi konsumsi lemak dan

minyak dalam menu sehari hari.

Sebaiknya penderita hipertensi setuju untuk rutin memeriksakan

tekanan darahnya.

Sebaiknya penderita hipertensi rutin minum obat obatan anti

hipertensi

Penderita hipertensi sebaiknya merubah pola hidupnya yang

menyebabkan timbulnya hipertensi.

Penderita hipertensi sebaiknya menghindari rokok dan minuman

keras.

Penderita hipertensi sebaiknya menghindari berbagai hal yang

dapat memicu timbulnya stress.

Penderita hipertensi sebaiknya mengurangi konsumsi garam dalam

makanannya.

Penderita hipertensi sebaiknya memahami bahwa tekanan darah

tinggi berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.

3. Bagi Puskesmas Kecamatan Ciracas

Setiap pusat pelayanan kesehatan masyarakat setempat, yaitu Puskesmas

Kecamatan Ciracas dapat :

meningkatkan peran aktif untuk memperluas cakupan pelayanan

kesehatan terhadap masyarakat di daerah yang kurang terjangkau.

Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan pelayanannya

terhadap penderita hipertensi dalam bentuk penyuluhan dan

86

Page 87: Ciracas Dr Herke

pencegahan gaya hidup yang dapat menyebabkan hipertensi.

Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan pelayanannya

terhadap penderita hipertensi dalam bentuk penyuluhan mengenai

keteraturan minum obat anti hipertensi

Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan pelayanannya

terhadap penderita hipertensi dalam bentuk penyuluhan mengenai

bahaya hipertensi.

Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan pelayanannya

terhadap penderita hipertensi dalam pemeriksaan dan deteksi dini

penderita hipertensi.

87

Page 88: Ciracas Dr Herke

\

Daftar pustaka

1. Wilson, Price. 2012. Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit.

Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

2. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : Interna publishing.

3. Folkow, björn. 1993. Early Structural Change in Hypertension:

pathophysiology and clinical consequences. Department of physiology,

University of Göteborg, Sweden.

4. Diunduh dari : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-

chorinaput-5600-2-babii.pdf. tanggal 26 mei 2014

5. Modifikasi perilaku, diunduh dari :

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19600201198

7031-SUNARDI/karya_tls-materi_ajar_pdf/

KONSEP_DASAR_MODIFIKASI_PERILAKU.pdf tanggal 27 mei 2014

6. Sikap, diunduh dari :

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-

RAHAYU_GININTASASI/Sikap.pdf. tanggal 27 mei 2014.

7. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2010.

8. Sigarlaki, Herke. 2009. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.

Jakarta : CV Infomedika

9. Notoatmodjo S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

10. Diunduh dari : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-

intanindah-6561-3-babii.pdf tanggal 27 mei 2014.

88

Page 89: Ciracas Dr Herke

11. Suryano. 2004. Buku Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

12. Guyton, hall. 2009. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta :EGC

13. Sigarlaki, Herke. 2009. Epidemiologi edisi 2. Jakarta : CV Infomedika

14. Ganong, W.F. 2009. Buku ajar Fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC

15. Ekowati, Tuminah. 2009. Prevalensi hipertensi dan determinannya di

Indonesia. Pusat penelitian biomedis dan farmasi, Departemen Kesehatan,

Jakarta.

16. Sigarlaki, H. J. O. 1995. KARAKTERISTIK DAN FAKTOR

BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI DI DESA BOCOR,

KECAMATAN BULUS PESANTREN, KABUPATEN KEBUMEN, JAWA

TENGAH, TAHUN 2006. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,

Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. 2006 : 82-87 

89

Page 90: Ciracas Dr Herke

8.1 RENCANA KEGIATAN

KEGIATAN MINGGU KE :

1 2 3 4 5

Penyusunan Proposal

Penyusunan

Instrumen

Persiapan Lapangan

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penyusunan Laporan

8.2 ORGANISASI PENELITIAN

KETUA : Reinaldi Octabiano

WAKIL KETUA : Achmad Ageng Selo

Sekretaris : Dyah Prahesti

Bendahara : Rani Septiani

Anggota : Friska Karolina

Rizki Rachmawati

Stephanie Helena Saselah

Andhika Djajadi

Renaldi Surya

90

Page 91: Ciracas Dr Herke

8.3 RENCANA BIAYA ( ANGGARAN )

Pemasukan

Iuran anggota @ Rp 100.000,- : Rp 1.100.000,-

Pengeluaran

Print Kuesioner : Rp 400.000,-

Fotocopy Kuesioner : Rp 500.000,-

Biaya Lain-Lain : Rp 200.000,- +

Rp 1.100.000,-

91