35
CHRONIC HEART FAILURE F4 10.2009.266 Hana Christyanti 10.2010.215 Kevinara Putra Lamey 10.2011.034 Inne Ikke Citami Putri 10.2011.165 Andi Siti Hardiyanti 10.2011.237 Christian Hasiholan Tmanern 10.20011.271 Franzeska Marchitia Dinar Pusparani 10.2011.334 Yandri Apriyansyah 10.2011.386 Rani Fitria Anggraini

Chronic Heart Failure-f4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Chronic Heart Failure-f4

CHRONIC HEART FAILUREF4

10.2009.266 Hana Christyanti

10.2010.215 Kevinara Putra Lamey

10.2011.034 Inne Ikke Citami Putri

10.2011.165 Andi Siti Hardiyanti

10.2011.237 Christian Hasiholan Tmanern

10.20011.271 Franzeska Marchitia Dinar Pusparani

10.2011.334 Yandri Apriyansyah

10.2011.386 Rani Fitria Anggraini

Page 2: Chronic Heart Failure-f4

SKENARIO

Tn. D 60 tahun datang dibawa berobat ke RS UKRIDA dengan keluhan sering sesak saat aktivitas, batuk, dahak tidak ada , demam tidak ada, nyeri dada tidak ada. Pasien merasa nafasnya sering tersengal-sengal sejak 6 bulan yang lalu, terutama bila berjalan agak jauh, dan sangat mengganggu kesehariannya namun saat istirahat sesaknya jauh berkurang. Saat malam hari pasien juga lebih merasa enak bila tidur dengan bantal yang agak tinggi. Pasien juga mengeluhkan bahwa selama 2 bulan ini kakinya sering bengkak. Riwayat merokok tidak ada, riwayat penyakit kencing manis sejak usia 40 tahun, penyakit darah tinggi sejak usia 36 tahun, penyakit jantung koroner diketahui sejak 2 tahun lalu, dan sudah menjalani CABG.

Page 3: Chronic Heart Failure-f4

IDENTIFIKASI ISTILAH

CABG (Coronary Artery Bypass Grafting) adalah tehnik yang menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh yang lain untuk memintas(melakukan bypass) arteri yang menghalangi pemasokan darah ke jantung.

Page 4: Chronic Heart Failure-f4

RUMUSAN MASALAH

Tn. D 60 tahun datang dengan keluhan sesak nafas saat aktivitas disertai batuk.

Page 5: Chronic Heart Failure-f4

ANALISIS MASALAH

Tn. A dengan keluhan sesak nafas disertai

batuk

anamnesis pemeriksaa

n

penunjang

fisik

etiologi

epidemiologi

Working diagnosis

Differential diagnosis

patofisiologi

penatalaksanaan

Non medika mentos

a

Medika mentos

a

komplikasi

pencegahan

prognosis

Page 6: Chronic Heart Failure-f4

HIPOTESIS

Tn. D di duga menderita gagal jantung kronis

Page 7: Chronic Heart Failure-f4

ANAMNESIS

Keluhan utama: Sesak nafas saat aktivitas 6 bulan lalu.

Riwayat penyakit dahulu :1. Adakah riwayat nyeri dada2. Adakah riwayat penyakit jantung

sebelumnya3. Adakah riwayat faktor resiko aterosklerosis.4. Adakah riwayat penyakit pernafasan atau

ginjal.5. Adakah riwayat kardiomiopati.

Page 8: Chronic Heart Failure-f4

ANAMNESIS

Riwayat pengobatan.1. Apakah baru-baru ini ada perubahan jenis

obat yang di makan pasien2. Apakah pasien mengkonsumsi obat yang

menyebabkan kardiomiopati3. Bagaimana konsumsi alkohol dan merokok

pada pasien.4. Apakah pasien mudah merasakan fatiq

pada saat beraktifitas atau sedang istirahat.

Page 9: Chronic Heart Failure-f4

PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : gallop dan ronkhi basah halus

terutama basal paru

Page 10: Chronic Heart Failure-f4

PEMERIKSAAN

Fisik - Distensi vena jugularis - Dispnea- Ortopnea - Takikardia - Penurunan tekanan sistolik- Gallops - Rhonki - Edema perifer

Page 11: Chronic Heart Failure-f4

PEMERIKSAAN PENUNJANG

EKG ambulatory : jika di duga aritmia Rontgen thoraks : untuk menilai

kardiomegali,edema paru, efusi pleura Ekokardiografi : Dimensi ruang jantung,

fungsi ventrikel (sistolik dan diastolik), dan abnormalitas gerakan dinding dapat dinilai dan penyakit katup jantung dapat di singkirkan.

Page 12: Chronic Heart Failure-f4

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes darah : Di rekomendasikan untuk menyingkirkan anemia dan menilai fungsi ginjal sebelum terapi di lakukan

Tes latihan fisik : untuk menilai adanya iskemia miokard atau tidak

Page 13: Chronic Heart Failure-f4

WORKING DIAGNOSIS

Menurut New York Heart Assosiation (NYHA) gagal jantung dibagi menjadi:

Grade 1: Penurunan fungsi ventrikel kiri tanpa gejala.

Grade 2: Sesak nafas saat aktivitas berat. Grade 3: Sesak nafas saat aktivitas sehari-

hari. Grade 4: Sesak nafas saat sedang istirahat.

Page 14: Chronic Heart Failure-f4

WORKING DIAGNOSIS

Kriteria Major Kriteria Minor

- Paroksismal nocturnal dispnea

- Distensi vena leher

- Ronki paru

- Kardiomegali

- Edema paru akut

- Gallop S3

- Peninggian JVP

- Refluks hepatojugular

- Edema ekstrimitas

- Batuk malam hari

- Dispnea d’ effort

- Hepatomegali

- Efusi pleura

- Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal

- Takikardia(>120/menit)

Diagnosis ini ditegakkan apabila minimal ada 1 kriteria major dan 2 kriteria minor.

Kriteria Framingham

Page 15: Chronic Heart Failure-f4

MANIFESTASI KLINIK

Terjdi manifestasi gabungan dari gagal jantung kanan dan kiri berupa dyspneu d’efford,fatiq,ortopnea,pembesaran jantung,kongesti vena pulmonalis,anoreksia dan kembung.

Page 16: Chronic Heart Failure-f4

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

PPOK(Penyakit paru obstruktif kronis) PPOK merupakan penyakit yang sering

dijumpai pada orang berusia lanjut. Penyakit ini memang erat hubungannya dengan kebiasaan merokok dan polusi udara. Gejala PPOK adalah sesak napas dan batuk. Batuk biasanya disertai dahak cukup banyak. Pemeriksaan paru dengan alat spirometer dapat juga membedakan PPOK menjadi PPOK ringan, sedang, dan berat. Pada PPOK mudah terjadi komplikasi infeksi.

Page 17: Chronic Heart Failure-f4

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Hipertensi heart disease Penyakit jantung secara keseluruhan mulai

dari left ventikel hipertrofi (hipertrofi ventrikel kiri), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 18: Chronic Heart Failure-f4

ETIOLOGI

Kardiomiopati dilated / tidak  diketahui Penyakit Jantung Iskemik              Kelainan katup                                    Hipertensi                                  

Page 19: Chronic Heart Failure-f4

EPIDEMIOLOGI

Page 20: Chronic Heart Failure-f4

PATOFIOLOGIS

Page 21: Chronic Heart Failure-f4

KOMPLIKASI

Tromboemboli. Komplikasi fibrilasi atrium : indikasi

pemantauan denyut jantung (dengan pemberian digoksin / β bloker) dan pemberian warfarin.

Kegagalan pompa progresif. Bisa terjadi karena penggunaan diuretik dengan dosis yang ditinggikan

Aritmia vertrikel : bisa menyebabkan sinkop atau kematian jantung mendadak (25-50% kematiaan pada CHF).

Page 22: Chronic Heart Failure-f4

PENATALAKSANAAN

Medika mentosa1. Angiotensin converting enzyme- Untuk meningkatkan survival- Memperbaiki symptom- Di berikan bersama diuretik bila terdapat

retensi cairan.

Page 23: Chronic Heart Failure-f4

PENATALAKSANAAN

2. Diuretik Loop Diuretik seperti tiazid,metolozon adalah penting untuk pengobatan simptomatik bila ditemukan beban cairan berlebihan , kongesti paru dan edema perifer.

Page 24: Chronic Heart Failure-f4

PENATALAKSANAAN

3. B-Blocker direkomendasikan pada semua gagal jantung ringan, sedang dan berat yang stabil.Dengan syarat tidak ditemukan adanya kontraindikasi terhadap penyekat beta.

Page 25: Chronic Heart Failure-f4

PENATALAKSANAAN

4.Antagonis Reseptor Aldosteron penambahan terhadap penyekat enzim konversi angiotensin penyekat beta dan diuretic pada gagal jantung berat. Juga sebagai tambahan terhadap obat penyekat beta pada gagal jantung sesudah infark jantung atau diabetes juga menurunkan morbiditas dan mortalitas.

Page 26: Chronic Heart Failure-f4

PENATALAKSANAAN

5.Glukosida jantungindikasi pada fibrilasi atrium sebagai berbagai derajat jantung terlepas apakah gagal jantung bukan atau sebagai penyebab. Kombinasi digoksin dan penyekat beta lebih superior dibandingkan bila pakai sendiri tanpa kombinasi.

6.Vasodilator tidak mempunyai peran spesifik vasodilator direk pada gagal jantung.

Page 27: Chronic Heart Failure-f4

PENATALAKSANAAN

7. Hidralazinisosorbid Dinitrat dapat dipakai sebagai tambahan pada keadaan dimana pasien tidak toleran terhadap penyekat enzim konversi angiotensin atau penyekat enzim angiotensin 2. Nitrat dapat pula diberikan sebagai tambahan bila ada keluhan angina atau sesak jangka panjang tidak terbukti memperbaik symptom gagal jantung.

Page 28: Chronic Heart Failure-f4

PENATALAKSANAAN

8. Anti trombitikpada gagal jantung yang kronik dengan fibrilasi atrium riwayat fenomena tromboemboli buktinya ada thrombus yang mobil pemakaian antikoagulan sangat dianjurkan. Pada gagal jantung kronik dengan penyakit koroner dianjurkan pemakaian antiplatlet. Aspirin harus dihindari ada perawatan rumah sakit berulang dengan gagal jantung memburuk

Page 29: Chronic Heart Failure-f4

PENATALAKSANAAN

Non medikamentosa - Edukasi mengenai gagal jantung- Istirahat,olahraga,aktivitas sehari-hari- Edukasi pola diet,kontrol asupan garam,air

dan kkebiasaan alkohol.- Mengurangi berat badan ( obesitas)- Hentikan merokok- Konseling mengenai obat.

Page 30: Chronic Heart Failure-f4

PENATALAKSANAAN

Pemakaian alat dan tindakan bedah- Revaskularisasi - Operasi katub mitral- Aneurismekromi- kardiomioplasti

Page 31: Chronic Heart Failure-f4

PENCEGAHAN

Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard,faktor risiko jantung koroner.

Pengobatan infark jantung segera di triase,serta pencegahan infark ulangan.

Pengobatan hipertensi yang agresif.

Page 32: Chronic Heart Failure-f4

PENCEGAHAN

Koreksi kelainan congenital serta penyakit jantung katub.

Bila sudah ada disfungsi miokard,upayakan eliminasi penyebab yang mendasari,selain modulasi progresi dari disfungsi asimtomatik menjadi gagal jantung.

Page 33: Chronic Heart Failure-f4

PROGNOSIS

Prognosis CHF tergantung dari derajat disfungsi miokardium.  Menurut New York Heart Assosiation, CHF kelas I-III didapatkan mortalitas 1 dan 5 tahun masing-masing 25% dan 52%.  

Sedangkan kelas IV mortalitas 1 tahun adalah sekitar 40%-50%.

Page 34: Chronic Heart Failure-f4

KESIMPULAN

Hipotesis diterima

Page 35: Chronic Heart Failure-f4

THANK YOU