54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada pembahasan kali ini kami mengangkat tentang penyakit yang disebabkan nyamuk chikungunya dan diabetes militus (gula darah). Kedua penyakit tersebut perlu kita kaji lebih lanjut untuk menambah wawasan tentang perawatan kesehatan. Seperti telah kita ketahui sebenarnya penyakit Chikungunya merupakan penyakit reemerging yaitu penyakit yang keberadaannya sudah ada sejak lama tetapi sekarang muncul kembali. Bahkan sejak tahun 1779 di Batavia (Jakarta), telah dilaporkan penyakit yang memiliki gejala mirip chikungunya yang dikenal dengan nama penyakit knuckle fever, knee trouble di Kairo (1779), scarletina rhematica di Calcuta, Madras, dan Gujarat (1824) Chikungunya biasanya terjadi di daerah yang padat penduduk dan yang beriklim tropis ataupun subtropis. Karena vektor utama penyakit ini sama dengan DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti, maka lokasi penyebarannya pun hampir sama. Di daerah yang kemungkinan rawan DBD maka kemungkinan juga merupakan daerah yang rawan terhadap chikungunya.

Chikungunya Dan Diabetes Miletus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pada pembahasan kali ini kami mengangkat tentang penyakit yang disebabkan

nyamuk chikungunya dan diabetes militus (gula darah). Kedua penyakit tersebut

perlu kita kaji lebih lanjut untuk menambah wawasan tentang perawatan kesehatan.

Seperti telah kita ketahui sebenarnya penyakit Chikungunya merupakan

penyakit reemerging yaitu penyakit yang keberadaannya sudah ada sejak lama tetapi

sekarang muncul kembali. Bahkan sejak tahun 1779 di Batavia (Jakarta), telah

dilaporkan penyakit yang memiliki gejala mirip chikungunya yang dikenal dengan

nama penyakit knuckle fever, knee trouble di Kairo (1779), scarletina rhematica di

Calcuta, Madras, dan Gujarat (1824)

Chikungunya biasanya terjadi di daerah yang padat penduduk dan yang

beriklim tropis ataupun subtropis. Karena vektor utama penyakit ini sama dengan

DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti, maka lokasi penyebarannya pun hampir sama. Di

daerah yang kemungkinan rawan DBD maka kemungkinan juga merupakan daerah

yang rawan terhadap chikungunya.

Di Indonesia sendiri Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya dilaporkan

pertama kali pada tahun 1979 di Bengkulu, dan sejak itu menyebar ke seluruh daerah

baik di Sumatera (Jambi, 1982) maupun di luar Sumatera yaitu pada tahun 1983 di

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

Pada tahun 1984 terjadi KLB di Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur, sedangkan

pada tahun 1985 di Maluku, Sulawesi Utara dan Irian Jaya.

Setelah hampir 20 tahun tidak ada kejadian maka mulai tahun 2001 mulai

dilaporkan adanya KLB chikungunya lagi di Indonesia yaitu di Aceh, Sumatera

Selatan, dan Jawa Barat, sedangkan pada tahun 2002 terjadi KLB di Jawa Tengah,

Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat

Demam chikungunya tidak mengakibatkan kematian. Pada anak kecil sering

terjadi kejang demam serta dapat mengakibatkan perdarahan dan syok walaupun

Page 2: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

tidak sering dijumpai. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit

pada otot dan sendi serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang

dewasa rasa nyeri pada bagian sendi dan otot sangat dominan hingga dapat

menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang

timbul rasa mual sampai muntah. Dengan kata lain seseorang yang menderita

penyakit chikungunya dapat terggangu kenyamanan serta aktivitas sehari-harinya.

Lain halnya dengan diabetus militus (DB), pnyakit yang sangat di takuti.

Karena pada dasarnya penyakit ini tidak dapat disembuhkan hanya bisa dilakukan

pencegahan saja. Penyakit ini disebut juga hyperglikemia (kadar -gula darah tinggi)

yang kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal. Akibat

gangguan hormonal tsb dapat menimbulkan komplikasi pada mata seperti katarak,

ginjal (nefropati), saraf dan pembuluh darah.

Sehingga yang menjadi latar belakang kami mengangkat isu ini adalah untuk

memberikan pemahaman tentang Definisi, Etiologi, klasifikasi, Gejala, Epidemiologi,

pencegahan juga penanggulangan.

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah yang dapat kita tarik adalah

1.2.1 Chikungunya

Definisi Chikungunya, etimologi, klasfifikasi penularan, masa inkubasi, gejala

Chikungunya, Epidemiologi, Pencegahan dan penanggulangan.

1.2.2 DB

Definisi diabetus miletus, etimologi, klasfifikasi penularan, gejala diabetus miletus, ,

Epidemiologi, dampak diabetus miletus, Pencegahan dan penanggulangan /

pengobatan.

Page 3: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

adalah untuk memberikan informasi kepada kita semua tentang

tentang penyakit chikungunya dan DB. Sehingga kita mampu melakukan

proses keperawatan, mampu memberikan pemecahan masalah, serta mampu

melihat faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dari setiap kasus.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Chikungunya

Untuk mengetahui Definisi Chikungunya, etimologi, klasfifikasi penularan, masa

inkubasi, gejala Chikungunya, Epidemiologi, Pencegahan dan penanggulangan

b. DB

Untuk mengtahui Definisi diabetus miletus, etimologi, klasfifikasi penularan,

gejala diabetus miletus, Epidemiologi, dampak diabetus miletus, Pencegahan dan

penanggulangan / pengobatan.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat kita ambil dari kajian Chikungunya dan DB ini adalah :

1. menambah wawasan tentang Definisi Chikungunya, etimologi, klasfifikasi

penularan, masa inkubasi, gejala Chikungunya, Epidemiologi, Pencegahan

dan penanggulangan.

2. menambah wawasan Definisi diabetus miletus, etimologi, klasfifikasi

penularan, gejala diabetus miletus, Epidemiologi, dampak diabetus miletus,

Pencegahan dan penanggulangan / pengobatan.

Page 4: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 CHIKUNGUNYA

2.1.1 Definisi

Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada

penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada

postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia).

Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan

Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta

persendian tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang merebak di

sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus

Chikungunya. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai

39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari

kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-

bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival

injection dan sedikit fotofobia.

Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan akan sembuh

sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah mengetepikan

penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.

2.1.2 Etiologi (Penyebab)

Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan

ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan

penyakit demam berdarah dengue. Meski masih "bersaudara" dengan demam

berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit Chikungunya disebarkan

oleh nyamuk Aedes aegypti. Apakah penyakit ini juga disebabkan virus

dengue? Lalu, apa bedanya dengan DBD dan bagaimana membedakannya?

Page 5: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

Penyakit Chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus

Chikungunya. virus Chikungunya ini masuk keluarga Togaviridae, genus

alpha virus . Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari

daratan Afrika dan mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973.

Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil disbanding nyamuk lain:

ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih

dibadannya; dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup

berbulan-bulan. Nyamuk jantan tidak menggigit manusia, ia makan buah.

Hanya nyamuk betina yang menggigit; yang diperlukan untuk membuat telur.

Telur nyamuk aedes diletakkan induknya menyebar; berbeda dengan telur

nyamuk lain yang dikeluarkan berkelompok.

Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa dalam beberapa

minggu. Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi; sehingga

manusia yang diserang tidak mengetahui kehadirannya; menyerang dari

bawah atau dari belakang; terbang sangat cepat. Telur nyamuk Aedes dapat

bertahan lama dalam kekeringan (dapat lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk

dari nyamuk ke telur; nyamuk dapat bertahan dalam air yang chlorinated.

Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus

(alpha virus). Beberapa nyamuk resisten terhadap CHIK virus namun

sebagian susceptible. Ternyata Susceptbility gene berada di kromosom 3.

Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti, Aedes albopticus. Di

Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes africanus

Page 6: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

2.1.3 Klasifikasi Penularan

Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun

1952. Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika.

Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda

tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun

1983 merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir

20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya

terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan

Oktober. Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi Jawa Barat,

Purworejo dan Klaten Jawa Tengah tahun 2002 (Judarwanto, 2006). Pada

tahun 2004 dilaporkan chikungunya merupakan KLB yang menyerang sekitar

120 orang di Semarang (Saroso, 2007).

TELUR

JENTIK

PUPA

NYAMUK DEWASA

3 – 4 hari

1 – 2 hari

1 – 2 hari

5 – 7 hari

Page 7: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

Lokasi penyebaran penyakit ini tidak berbeda dengan jauh dengan

DBD karena vektor utamanya sama, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Di daerah

endemis DBD kemungkinan juga merupakan endemis chikungunya

Penularan penyakit dan penyebaran penyakit Penyebaran virus

Chikungunya dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk dapat

menjadi berpotensi menularkan penyakit bila pernah menggigit penderita

demam chikungunya. Kera dan beberapa binatang buas lainnya juga diduga

sebagai perantara (reservoir) penyakit ini. Nyamuk yang terinfeksi akan

menularkan penyakit bila menggigit manusia yang sehat (Widoyono, 2008).

Aedes aegypti (the yellow fever mosquito) adalah vektor utama atau pembawa

virus Chikungunya. Aedes albopictus (the Asian tiger mosquito) mungkin

juga berperanan dalam penyebaran penyakit ini di kawasan Asia. Dan

beberapa jenis spesies nyamuk tertentu di daerah Afrika juga ternyata dapat

menyebarkan penyakit Chikungunya.

Masih belum diketahui secara pasti bagaimana virus tersebut

menyebar antar negara. Mengingat penyebaran virus chikungunya antar

negara relatif pelan, kemungkinan penyebaran ini terjadi seiring dengan

perpindahan nyamuk. Saat ini makin sering berbagai penyakit hewan dari

tengah hutan yang merebak (spill over) ke permukiman penduduk. Antaranya

St Louis Encephalitis dan Sungai Nil Barat (West Nile), yang telah

menimbulkan banyak korban. Peredaran virus memang tak bisa lagi dibatasi

oleh posisi geografi. Hutan yang tadinya tertutup menjadi terbuka, daerah

yang dulu terisolir kini bisa dengan mudah berhubungan ke mana saja. Cara

perpindahan virus bisa berupa apa saja

Page 8: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

Cara Penularan (Vector Borne Desease)

2.1.4 Masa Inkubasi

Masa inkubasi chikungunya adalah 1-6 hari. Masa tunas antara 1-12

hari, pada umumnya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam

pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien. Manifestasi

penyakit berlangsung 3-10 hari. Virus ini termasuk self limiting diseases alias

hilang dengan sendirinya. Namun rasa nyeri sendi mungkin masih tertinggal

dalam hitungan minggu sampai bulan. Gejala demam Chikungunya mirip

dengan demam berdarah dengue yaitu demam tinggi, menggigil, sakit kepala,

mual-muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah

dikulit terutama badan dan lengan.

Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak

ada perdarahan hebat, renjatan (syock) maupun kematian. Nyeri sendi ini

terutama mengenai sendi lutut, pergelangan kaki serta persendian jari tangan

dan kaki. Gejala utama Chikungunya adalah demam tinggi, sakit kepala,

punggung, sendi yang hebat, mual, muntah, nyeri mata dan timbulnya

Gigitan nyamuk Aedes aegypti

± 7 hariMasa Infektif

manusia sehat1 -12 hari

Masa inkubasi4 – 7 hari

manusia sakitviremia

Page 9: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

rash/ruam kulit. Ruam kulit berlangsung 2-3 hari, demam berlangsung 2-5

hari dan akan sembuh dalam waktu 1 minggu sejak pasien jatuh sakit.

Sakit sendi (arthralgia atau arthritis; sendi tangan dan kaki) sering

menjadi keluhan utamapasien. Keluhan sakit sendi kadang-kadang masih

terasa dalam 1 bulan setelah demam hilang. Penyakit ini merupakan penyakit

yang bersifat self limiting (sembuh dengan sendirinya) dan tidak brakibat

kematian. Peranh dilaporkan terjadi kerusakan sendi yang dikaitkan dengan

infeksi Chikungunya.

2.1.5 Gejala

Tanda dan gejala chikungunya meliputi:

a. Demam

Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai mengigil dan

muka kemerahan. Panas tinggi selama 2-4 hari kemudian kembali normal.

b. Sakit persendian

Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum

timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, nyeri tak terperi, sehingga

kadang penderita ”merasa lumpuh” sebelum berobat. Sendi yang sering

dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang

belakang.

c. Nyeri otot

Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan

daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada pada otot sekitar mata

kaki.

d. Bercak kemerahan ( ruam ) pada kulit

Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi

lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka,

badan, tangan, dan kaki. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.

e. Sakit Kepala (merupakan keluhan yang sering ditemui).

Page 10: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

f. Kejang dan Penurunan Kesadaran Kejang biasanya pada anak karena

panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.

g. Gejala lain : gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar

getah bening di bagian leher.

2.1.6 Epidemologi

Chikungunya disebarkan / ditularkan kemanusia oleh gigitan nyamuk

aedes yang terinfeksi oleh virus Chikungunya. Nyamuk terinfeksi dengan

virus saat ia menggigit pasien sakit Chikungunya; dan setelah sekitar

seminggu, nyamuk dapat menularkan virus saat ia menggigit orang lain yang

sehat. Penyakit tidak dapat menularkan langsung dari satu orang ke orang lain.

Wabah Chikungunya dapat berjangkit dimana nyamuk Aedes aegypti atau

Aedes albocpictus hidup meliputi daerah tropis terutama daerah perkotaan.

2.1.7 Pencegahan

Satu-satunya cara menghindari gigitan nyamuk karena vaksin demam

Chikungunya belum ada, adalah dengan mencegah kita digigit nyamuk Aedes.

Selain itu bisa dilakukan pemberantasan vektor nyamuk dewasa maupun

membunuh jentik nyamuk. Pemberantasan vektor nyamuk dewasa bisa

dilakukan dengan racun serangga atau pengasapan/fogging dengan malathion

sedangkan abatisasi digunakan untuk memberantas jentik pada TPA (tempat

penampungan air). Sarang nyamuk diberantas dengan cara PSN.

1. Abatisasi

Tujuan abatisasi agar kalau sampai telur nyamuk menetas, jentik

nyamuk tidak akan menjadi nyamuk dewasa. Semua TPA yang ditemukan

jentik Aedes aegypti ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis satu sendok

makanan peres (10 gram) abate untuk 100 liter air. Bubuk abate juga

dituang di bak mandi.

Page 11: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

Konsekuensinya, kita jangan menyikat bak/TPA tersebut selama

kurang lebih tiga bulan karena lapisan abate yang sudah terbentuk di

dinding, yang berpotensi membunuh jentik nyamuk mampu bertahan

sampai tiga bulan. Jika dinding TPA/bak mandi disikat sebelum tiga

bulan, lapisan abate akan terkelupas dan hilang. Meskipun abatisasi bisa

dilakukan di semua tempat penampungan air, secara bijaksana kita bisa

melakukan abatisasi di tempat-tempat yang berpotensi nyamuk bersarang

dan bertelur besar. Yaitu di tempat-tempat yang jarang digunakan atau

diganti airnya. Untuk tempat-tempat lain bisa dilakukan pengurasan setiap

tiga hingga tujuh hari.

2. Pemberantasan Sarang Nyamuk

PSN adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam

membasmi jentik nyamuk Aedes dengan cara 3M, yaitu sebagai berikut :

a. Menguras secara teratur, terus-menerus seminggu sekali,

mengganti air secara teratur tiap kurang dari seminggu pada

vas bunga, tempat minum burung, atau menaburkan abate ke

TPA

b. Menutup rapat-rapat TPA

c. Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik

dan barang-barang lainnya yang dapat menampung air hujan

sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.

d. Proteksi diri dengan salep atau gunakan kawat nyamuk

Tidak seperti nyamuk-nyamuk yang lain, nyamuk itu menggigit

pada siang hari. Untuk mencegahnya kita bisa menggunakan salep atau

minyak yang dioles di bagian tubuh yang terbuka. Selain menggunakan

salep untuk mencegah gigitan nyamuk, kita bisa menggunakan minyak

sereh. Cara lain adalah dengan menggunakan kawat nyamuk di pintu-pintu

dan jendela rumah.

Page 12: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

3. Bersihkan halaman dan kebun di sekitar rumah

Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-

benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim

hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap

hari, mulai pagi hari sampai sore agar udara segar dan sinar matahari dapat

masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.

Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk

tersebut.

Dengan melakukan hal-hal di atas, sebenarnya kita sudah

melakukan perlindungan tidak hanya pada demam Chikungunya tetapi

juga demam berdarah yang lebih fatal dan mematikan. Tidak mustahil

penyakit Demam Chikungunya datang bersama-sama dengan penyakit

demam berdarah.

2.1.8 Penanggulangan

Demam Chikungunya termasuk ”Self Limiting Disease” atau penyakit

yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk

penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau

menghilangkan gejala penyakitnya. Seperti, obat penghilang rasa sakit atau

demam seperti golongan paracetamol, sebaiknya dihindarkan penggunaan

obat sejenis asetosal. Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan

antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat

Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat

untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung

cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh.

Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat

penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi

kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.

Page 13: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

2.2 DIABETES MELITUS

2.2.1 Definisi

Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan

herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau

tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya

insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme

karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.

Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau

nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh

infeksi.

Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman

dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar

di tungkai.

2.2.2 Etiologi (Penyebab)

a. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai

lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya

memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap

sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :

1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai

kegagalan sel beta melepas insulin.

2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen

yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan

gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.

3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas

yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan

mengakibatkan kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian

peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.

4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan

terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada

membran sel yang responsir terhadap insulin.

Page 14: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

b. Gangren Kaki Diabetik

Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetic

dibagi menjadi endogen dan faktor eksogen.

Faktor endogen :

1. Genetik, metabolik

2. Angiopati diabetik

3. Neuropati diabetik

Faktor eksogen :

1. Trauma

2. Infeksi

3. Obat

2.2.3 Klasifikasi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk

diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:

1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga

rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau

menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes

mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau

defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.

Page 15: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin,

seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin

3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose

tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM. dan

menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat

menjadi:

4. Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus

defisiensi peptida-C.

5. Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi

insulin endogenus tidak cukup untuk mencapai gejala

normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari

luar tubuh.

6. Not insulin requiring diabetes.

Kelas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM

(bahasa Inggris: insulin-dependent diabetes mellitus), sedang tahap kelima

dan keenam merupakan anggota klasifikasi NIDDM (bahasa Inggris: non

insulin-dependent diabetes mellitus). IDDM dan NIDDM merupakan

klasifikasi yang tercantum pada International Nomenclature of Diseases pada

tahun 1991 dan revisi ke-10 International Classification of Diseases pada

tahun 1992.

Klasifikasi Malnutrion-related diabetes mellitus, MRDM, tidak lagi

digunakan oleh karena, walaupun malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi

beberapa tipe diabetes, hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa

malnutrisi atau defisiensi protein dapat menyebabkan diabetes. Subtipe

MRDM; Protein-deficient pancreatic diabetes mellitus, PDPDM, PDPD,

PDDM, masih dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang diinduksi oleh

diabetes mellitus dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Sedangkan subtipe

lain, Fibrocalculous pancreatic diabetes, FCPD, diklasifikasikan sebagai

Page 16: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

penyakit pankreas eksokrin pada lintasan fibrocalculous pancreatopathy yang

menginduksi diabetes mellitus.

Klasifikasi Impaired Glucose Tolerance, IGT, kini didefinisikan

sebagai tahap dari cacat regulasi glukosa, sebagaimana dapat diamati pada

seluruh tipe kelainan hiperglisemis. Namun tidak lagi dianggap sebagai

diabetes.

Klasifikasi Impaired Fasting Glycaemia, IFG, diperkenalkan sebagai

simtoma rasio gula darah puasa yang lebih tinggi dari batas atas rentang

normalnya, tetapi masih di bawah rasio yang ditetapkan sebagai dasar

diagnosa diabetes.

Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam

tingkatan , yaitu :

a. Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan

kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.

b. Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.

c. Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.

d. Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.

e. Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau

tanpa selulitis.

f. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki

menjadi 2 (dua) golongan :

1. Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )

Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat

adanya makroangiopati ( arterosklerosis ) dari pembuluh darah

besar ditungkai, terutama di daerah betis.

Gambaran klinis KDI :

- Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.

- Pada perabaan terasa dingin.

- Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.

Page 17: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

- Didapatkan ulkus sampai gangren.

2. Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )

Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada

gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat,

kesemutan, mati rasa, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluh darah

kaki teraba baik.

2.2.4 Gejala

Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya: poliuria : sering buang air kecil

polidipsia : selalu merasa haus

polifagia : selalu merasa lapar

penurunan berat badan, seringkali hanya pada diabetes mellitus tipe 1 dan

setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai

komplikasi kronis, seperti:

gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan,

gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal

gangguan kardiovaskular, disertai lesi membran basalis yang dapat

diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron,

gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot ulcer,

amputasi, charcot joint dan disfungsi seksual, dan gejala lain seperti

dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria dan hiperosmolar non-ketotik yang

dapat berakibat pada stupor dan koma.

rentan terhadap infeksi.

Kata diabetes mellitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang disebut

glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika penderita tidak segera

mendapatkan perawatan.

Page 18: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

2.2.5 Dampak

Adanya penyakit gangren kaki diabetik akan mempengaruhi

kehidupan individu dan keluarga. Adapun dampak masalah yang bisa terjadi

meliputi :

2.2.5.1 Pada Individu

Pola dan gaya hidup penderita akan berubah dengan adanya penyakit

ini, Gordon telah mengembangkan 11 pola fungsi kesehatan yang dapat

digunakan untuk mengetahui perubahan tersebut.

1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan

persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya

pengetahuan tentang dampak gangren kaki diabetuk sehingga

menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan

kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan

perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan

yang benar dan mudah dimengerti pasien.

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya

defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan

sehingga menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan,

banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah. Keadaan

tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan

metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.

3. Pola eliminasi

Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis

osmotik yang menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan

pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi alvi

relatif tidak ada gangguan.

4. Pola tidur dan istirahat

Page 19: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi

rumah sakit yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan

istirahat penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur penderita

mengalami perubahan.

5. Pola aktivitas dan latihan

Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada

tungkai bawah menyebabkan penderita tidak mampu

melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita

mudah mengalami kelelahan.

6. Pola hubungan dan peran

Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau

menyebabkan penderita malu dan menarik diri dari pergaulan.

7. Pola sensori dan kognitif

Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati /

mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma.

8. Pola persepsi dan konsep diri

Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan

menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri.

Luka yang sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya

perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami

kecemasan dan gangguan peran pada keluarga ( self esteem ).

9. Pola seksual dan reproduksi

Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di

organ reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi sek,

gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak pada

proses ejakulasi serta orgasme.

10. Pola mekanisme stres dan koping

Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang

kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan

Page 20: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,

kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat

menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme

koping yang konstruktif / adaptif.

11. Pola tata nilai dan kepercayaan

Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi

tubuh serta luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam

melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah penderita.

2.2.5.2 Dampak pada keluarga

Dengan adanya salah satu anggota keluarga yang sakit dan dirawat di

rumah sakit akan muncul bermacam –macam reaksi psikologis dari kelurga,

karena masalah kesehatan yang dialami oleh seorang anggota keluarga akan

mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Waktu perawatan yang lama dan

biaya yang banyak akan mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga dan

perubahan peran pada keluarga karena salah satu anggota keluarga tidak dapat

menjalankan perannya.

2.2.6 Pencegahan

2.2.6.1 Diabetes mellitus tipe 1Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris:

childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes

mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio

insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada

pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak

maupun orang dewasa.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat

disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita

diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini

mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap

Page 21: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap

awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1

adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas.

Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan

insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui

alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk

tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin,

ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa

mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya

hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya,

juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan

untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah

ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang

dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian

masukan insulin melalui "inhaled powder".

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan

memengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup,

perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan

dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus

sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l). Beberapa

dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka

yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti "frequent

hypoglycemic events Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti

dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga

menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya

membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke

ketoasidosis.Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia,

dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.

Page 22: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

2.2.6.2 Diabetes mellitus tipe 2Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-

related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM)

merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio

insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme

yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang

mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi

sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor

hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi

kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa

oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen

tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom

terpadat yang ditemukan pada manusia.

Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan

hormon resistin yang tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan

glukoneogenesis pada hati, penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan

laju reaksi esterifikasi pada hati.

NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan

sindrom resistansi insulin.

Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya

sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin

di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang

dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi

glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun

semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan Ada

beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya

resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi

terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari

adipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa

Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan

Page 23: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan

sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat

mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak.

Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis.

Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas

fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat

pengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali kepekaan hormon

insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,, sebagai

contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di

deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,,

perawatan dengan lisan [[ antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi

hormon insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering

yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan

produksi hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release

yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan hormon

insulin sampai taraf tertentu ( e.g., metformin), dan pada hakekatnya menipis

pembalasan hormon insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu

pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal

atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib

tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling

terutama sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.

Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin,

baru-baru ini diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes

mellitus tipe 2. Seperti zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain,

sitagliptin akan membuka peluang bagi perkembangan sel tumor maupun

kanker.

Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia

adalah defisiensi metabolisme oksidatif di dalam mitokondria pada otot lurik.

Sebaliknya, hormon tri-iodotironina menginduksi biogenesis di dalam

mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V,

Page 24: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV, menurunkan

spesi oksigen reaktif, menurunkan stres oksidatif, sedang hormon melatonin

akan meningkatkan produksi ATP di dalam mitokondria serta meningkatkan

aktivitas respiratory chain, terutama pada kompleks I, III dan IV. Bersama

dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang mengatur

fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi lain, metalotionein

yang menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi otot

jantung pada penderita diabetes.

Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis,

diikuti dengan pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass usus.

Hal ini diketahui sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin,

namun para ahli belum dapat menentukan apakah metoda ini dapat

memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahan homeostasis

glukosa.

Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa

hesperidin dan naringin, diketahui menyebabkan: peningkatan mRNA

glukokinase, peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan peningkatan

pencerap gamma proliferator peroksisom peningkatan rasio plasma hormon

insulin, protein C dan leptin penurunan ekspresi GLUT2 pada hati penurunan

rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati penurunan rasio

plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan menekan 3-

hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductase, asil-KoA, kolesterol

asiltransferase penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas

karnitina palmitoil, antara lain dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase

dehidrogenase dan fosfatidat fosfohidrolase meningkatkan laju lintasan

glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan glukoneogenesis sedang naringin

sendiri, menurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat karboksikinase dan

glukosa-6 fosfatase di dalam hati.

Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan pada

buah jenis jeruk, sedang naringin banyak ditemukan pada buah jenis anggur.

Page 25: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

2.2.6.3 Diabetes mellitus tipe 3Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes,

insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has

progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults,

type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi

hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan

interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM

mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari

wanita penderita GDM bertahan hidup.

Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua

kehamilan. GDM bersifat temporer dan secara penuh bisa perlakukan tetapi,

tidak diperlakukan, boleh menyebabkan permasalahan dengan kehamilan,

termasuk macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami

kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita memerlukan

pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.

Resiko Fetal/Neonatal yang dihubungkan dengan GDM meliputi

keanehan sejak lahir seperti berhubungan dengan jantung, sistem nerves yang

pusat, dan [sebagai/ketika/sebab] bentuk cacad otot. Yang ditingkatkan

hormon insulin hal-hal janin boleh menghalangi sindrom kesusahan dan

produksi surfactant penyebab hal-hal janin yang berhubung pernapasan.

Hyperbilirubinemia boleh diakibatkan oleh pembinasaan sel darah yang

merah. Di kasus yang menjengkelkan, perinatal kematian boleh terjadi, paling

umum sebagai hasil kelimpahan placental yang lemah/miskin dalam kaitan

dengan perusakan/pelemahan yang vaskuler. Induksi/Pelantikan mungkin

ditandai dengan dikurangi placental fungsi. Bagian Cesarean mungkin

dilakukan jika ditandai kesusahan hal-hal janin atau suatu ditingkatkan risiko

dari luka-luka/kerugian dihubungkan dengan macrosomia, seperti bahu

dystocia.

Page 26: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

2.2.7 Penanggulangan

Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mengalami

kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat dosis tunggal

juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka

puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat

diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosis sahur. Untuk

yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah yang diberikan saat berbuka

saja. Sedangkan pasien yang harus menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda,

dianjurkan untuk tidak berpuasa dalam bulan Ramadhan.

Perencanaan makan, olahraga serta usaha menurunkan berat badan adalah

dasar dari bagaimana penderita diabetes millitus menghadapi penyakitnya. Tanpa

perencanaan makan dan kedisiplinan menjalani misalnya, mustahil kiranya penderita

dapat mengatasi penyakitnya. Bahkan diabetes millitus yang masih dalam tahap

ringan dapat ditanggulangi/disembuhkan hanya dengan pola makan saja. Bila seluruh

usaha diatas telah dijalankan dengan baik tetapi kadar gula darah masih belum berada

pada batas normal, barulah penderita memerlukan obat.

Obat untuk penderita diabetes mellitus dikenal sebagai obat hipoglikemik atau

obat penurun kadar glukosa dalam darah. Walaupun efektif dan mudah dipakai,

penggunaan obat ini harus sesuai dosis atau berdasarkan petunjuk dokter. Bila dosis

terlalu rendah komplikasi kronis akan muncul lebih dini. Sedang dosis yang berlebih

atau cara pemakaian yang salah dapat menimbulkan hipoglikemia.

Obat hipoglikemik ada dua macam. Yaitu berupa suntikan dan berupa tablet.

Untuk sebagian orang, istilah obat sendiri memang sudah ditinggalkan. Karena tidak

ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes millitus. Penyembuhan hanya bisa bila

disertai sikap hidup -perencanaan makan yang benar. Ada 2 golongan obat

hipoglikemik oral yaitu golongan sulfonilurea dan biguanid.

2.2.7.1 Pengobatan Medis

Yang dimaksud pengobatan medis adalah pengobatan dengan disiplin

kedokteran. Obat medis dapat dibagi dalam beberapa golongan:

Page 27: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

1. SULFONILUREA

Golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi

dengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel b Pankreas. Dengan

demikian bila pankreas sudah rusak dan tidak dapat memproduksi insulin lagi

maka obat ini tidak dapat digunakan. Karena itu obat ini tidak berguna bagi

penderita diabetes millitus tipe I. Namun, akan berkhasiat bila diberikan pada

pasien diabetes millitus tipe II yang mempunyai berat badan

normal.Penggunaan obat golongan sulfonilurea pada yang gemuk dan obesitas

harus hati-hati. Karena mungkin kadar insulin dalam darah sudah tinggi

(hiperinsulinemia). Hanya saja insulin yang ada tidak dapat bekerja secara

efektif. Pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas, pemberian obat

golongan ini akan memacu pankreas mengeluarkan insulin lebih banyak lagi.

Akibatnya keadaan hiperinsulmnemia menjadi lebih tinggi. Ini berbahaya

karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

2. BIGUANID

Obat golongan biguanid bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan

tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh sendiri. Obat ini tidak

merangsang peningkatan produksi insulin sehingga pemakaian tunggal tidak

menyebabkan hipoglikemia.Obat golongan biguanid dianjurkan sebagai obat

tunggal pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas (BBR> 120%).

Untuk penderita diabetes mellitus yang gemuk (BBR> 110%) pemakaiannya

dapat dikombinasikan dengan obat golongan sulfonilunea.Efek samping yang

sering terjadi dari pemakaian obat golongan biguanid adalah gangguan saluran

cerna pada hari-hari pertama pengobatan. Untuk menghindarinya, disarankan

dengan dosis rendah dan diminum saat makan atau sesaat sebelum makan.

Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan memakai obat golongan ini.

3. ACARBOSE

Acarbose bekerja dengan cara memperlambat proses pencernaan

karbohidrat menjadi glukosa. Dengan demikian kadar glukosa darah setelah

makan tidak meningkat tajam. Sisa karbohidrat yang tidak tercerna akan

Page 28: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

dimanfaatkan oleh bakteri di usus besar, dan ini menyebabkan perut menjadi

kembung, sering buang angin, diare, dan sakit perut.Pemakaian obat ini bisa

dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea atau insulin, tetapi bila terjadi

efek hipoglikemia hanya dapat diatasi dengan gula murni yaitu glukosa atau

dextrose. Gula pasir tidak bermanfaat.Acarbose hanya mempengaruhi kadar

gula darah sewaktu makan dan tidak mempengaruhi setelah itu. Obat ini tidak

diberikan pada penderita dengan usia kurang dan 18 tahun, gangguan

pencernaan kronis, maupun wanita hamil dan menyusui. Acarbose efektif

pada pasien yang banyak makan karbohidrat dan kadar gula darah puasa lebih

dari 180 mg/dl.

4. INSULIN

Insulin diinjeksikan sebagai obat untuk menutupi kekurangan insulin

tubuh (endogen) karena kelenjar sel b pankreas tidak dapat mencukupi

kebutuhan yang ada. Pengobatan dengan insulin berdasarkan kondisi masing-

masing penderita dan hanya dokter yang berkompeten memilih jenis serta

dosisnya. Untuk itu insulin digunakan pada pasien diabetes millitus tipe I.

Penderita golongan ini harus mampu meyuntik insulin sendiri.

Untuk sebagian penderita diabetes millitus tipe II, juga membutuhkan

pemakaian insulin. Indikasi berikut menunjukkan bahwa penderita perlu

menggunakan insulin.

Kencing manis dengan komplikasi akut seperti misalnya ganggren.

Ketoasidosis dan koma lain pada penderita. Kencing manis pada kehamilan

yang tidak terkendali dengan perencanaan makan. Berat badan penderita

menurun cepat. Penyakit diabetes mellitus yang tidak berhasil dikelola dengan

tablet hipoglikemik dosis maksimal. Penyakit disertai gangguan fungsi hati

dan ginjal yang berat.

Ada berbagai jenis insulin, yaitu Insulin Kerja Cepat (Short acting

insuline), Insulin Kerja Sedang (Intermediate acting insuline) dan Insulin

Premiks (Premixing insuline) yang merupakan campuran Short acting insuline

Page 29: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

dan Intemediate acting insuline. Ada juga insulin yang memiliki daya kerja 24

jam (Long acting insuline).

2.2.7.2 Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional, pengobatan dengan menggunakan bahan dari

tanaman berkhasiat obat sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Secara

umum paham ini disebut herbalisme, yaitu satu usaha memperbaiki fungsi

tubuh dengan menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan, baik berasal dari satu

tumbuhan ataupun dari ramuan beberapa tumbuhan. Dalam herbalisme ada

prinsip dasar, yaitu menggunakan tumbuhan secara utuh. Jadi bukan

mengambil zat yang bermanfaat untuk penyakit tertentu saja atau bahkan

meggunakan campuran-campuran bahan sintetik. Pembuatan obat tradisional

ini cukup sederhana, sehingga siapa saja yang mau mempelajarinya tentu

dapat mengolahnya.

2.2.7.3 Antara Pengobatan Medis dan Pengobatan Tradisional

Ada perbedaan antara pengobatan tradisional dengan pengobatan

secara medis (ilmu kedokteran modern). Pengobatan medis sifatnya

menghancurkan. Untuk itu reaksi yang didapat biasanya cepat terasa.

Sedangkan obat tradisional sifatnya membangun. Reaksi yang ada cukup

lambat.

Hal di atas memang sesuai dengan prinsip dasar pengobatan medis dan

herbalisme. Pengobatan tradisional berpegang pada keseimbangan fungsi

organ tubuh secara alami. Sehingga ia tidak hanya mengobati atau

menghilangkan gejala satu penyakit, tetapi berusaha mengembalikan fungsi

tubuh hingga menjadi seimbang kembali. Pengobatan tradisional biasanya

kurang cocok untuk hal-hal yang sifatnya harus cepat penanganannya,

misalnya untuk infeksi akut. Sebaliknya pengobatan tradisional sangat bagus

untuk penyakit-penyakit kronis yang bahkan tidak sanggup lagi diobati

dengan cara medis.

Page 30: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

Pada dasarnya tubuh kita mempunyai kemampuan yang luar biasa

untuk menyembuhkan penyakit. Timbulnya satu penyakit sendiri dimengerti

karena fungsi tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidak seimbangan ini

disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor lingkungan, fisik,

emosi/kejiwaan, juga faktor sosial misalnya perubahan kebiasaan makan, dsb.

Jadi bila terdapat satu gangguan di tingkat sel atau disfungsi di satu bagian

tubuh, maka hal ini akan menyebabkan ketidak seimbangan dibagian lain.

Apabila tubuh kita tidak dapat mengatasi hal ini, maka akan timbul satu

penyakit. Penyakit itu sendiri akhirnya menrupakan disfungsi dari satu bagian

tubuh yang akan menimbulkan ketidak seimbangan dibagian yang lain.

Demikian seterusnya. Contoh kejadian ini bisa kita lihat dengan jelas pada

komplikasi yang disebabkan oleh diabetes millitus (baca halaman

komplikasi).

Dalam herbalisme dikenal satu istilah reaksi balik atau tindak balas.

Tindak balas ini berhubungan langsung dengan sistem kekebalan tubuh.

Dalam tindak balas ini sistem kekebalan tubuh kita membuang zat-zat atau

sisa produk (racun) yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Jadi dalam tindak balas

terjadi satu proses detoksifikasi. Tindak balas ini sangat berbeda dengan apa

yang dalam ilmu kedokteran disebut disease crisis. Disease crisis terjadi

karena tubuh tidak sanggup menghadapi satu penyakit atau zat-zat yang

dianggap racun oleh tubuh termasuk bahan-bahan kimia dari obat-obatan

medis. Oleh sebab itulah dalam ilmu kedokteran selalu ditekankan adanya

efek sampingan.

Page 31: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan kami dapat mengambil beberapa kesimpulan untuk masing

– masing jenis penyaki, chikungunya dan DB antara lain:.

3.1.1 Chinkungunya

Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang

disebut virus Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae,

genus alphavirus atau “group A” antropho borne viruses. Virus ini

telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sejarah

Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika

dan mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973.

Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang

mempunyai selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari

arbovirus, yaitu alphavirus dari famili Togaviridae.

Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang

sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular

tersebut menggigit orang lain. Virus menyerang semua usia, baik

anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan

kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada).

Gejalanya adalah demam, sakit persendian, nyeri otot, bercak

kemerahan pada kulit, dan sakit kepala.

Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji

serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi,

dan IgM capture ELISA.

Page 32: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan

dan gejala yang timbul.  Perjalanan penyakit ini umumnya cukup

baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh

sendiri dalam waktu tertentu.

Chikungunya tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan.

Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi

terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri

dalam tujuh hari.

3.1.2 Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus dapat muncul diagnosa antara lain: Resiko defisit volume

cairan, Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Kelemahan. Dari

masalah – masalah tersebut setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari

ternyata 3 masalah dapat teratasi namun secara sebagian dari 3 dignosa yang telah di

rumuskan, dan ini bisa terlaksana atas peran aktif pasien dan bantuan dari anggota

keluarga pasien.

Dalam perawatan pasien Diabetes Mellitus yang lebih penting adalah dengan

menjaga keseimbangan antara intake dan output cairan dalam tubuh. Selain itu juga

pasien Diabetes Mellitus harus menjaga nutrisi dengan baik, supaya tidak terjadi

hipoglikemi atau hiperglikemi, disamping itu juga pasien harus berlatih untuk

beraktivitas supaya tidak terjadi atau timbul masalah baru seperti masalah gangguan

perawatan diri.

3.2 Saran

3.2.1 Chikungunya

Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang

bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein dapat

Page 33: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak

mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak

mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah

segar).

Cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk

pembawa virusnya, termasuk memusnahkan sarangpembiakan

larva untuk menghentikan rantai hidup dan penularannya. Cara

sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya:

- Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat

nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam

kurun waktu 7-10 hari.

1. Menutup tempat penyimpanan air

2. Mengubur sampah

3. Menaburkan larvasida.

4. -Memelihara ikan pemakan jentik

5. Pengasapan

6. Pemakaian anti nyamuk

7. -Pemasangan kawat kasa di rumah.

Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini

adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk

mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara

pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini

dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding,

melainkan pada benda-benda yang menggantung.

3.2.2 Diabetes mellitus

Page 34: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

Memberikan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus harus

memperhatikan apakah terjadi hipoglikemi atau hiperglikemi dan juga

memperhatikan adanya luka atau ganggren.

Berdoa saja biar ndak kena penyakit DB..

Page 35: Chikungunya Dan Diabetes Miletus

REFERENSI

http://id.wikipedia.org/wiki/Chikungunya http://marhendraputra.co.cc/info-sehat/79-chikungunya-disease Noviyus Linawati. 2009-11-17. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap

Masyarakat dengan perilaku pencegahan penyakit Chikungnya di Desa Wringin Putih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. http://kapukpkusolo.blogspot.com /2010/01/ chikungunya.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_melitus#cite_note-7 Askep Klien Diabetes mellitus, Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes, http://images.

mailmkes.multiply.com/attachment/0/R@jmiwoKCEMAAE @s4lM1/Askep%

http://naturindonesia.com/diabetes-militus/pengobatan-dm.html