Upload
phamdieu
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 1
CHAPTER III
IDENTIFIKASI PENGHEMATAN ENERGI DAN
PENGURANGAN EMISI CO2
3.1 AUDIT ENERGI DAN EMISI CO2 (ENERGI AND CO2 EMISSION AUDIT)
3.1.1 Penjelasan Umum
Audit energi merupakan inspeksi, survey dan analisis aliran-aliran energi pada sebuah
bangunan, proses atau suatu system dengan tujuan untuk memahami dinamika energi pada
sistem yang dikaji / diteliti.
Audit energi merupakan usaha atau kegiatan untuk mengidentifikasikan jenis dan besarnya
energi yang digunakan pada bagian-bagian operasi suatu industri/pabrik atau bangunan dan
mencoba mengidentifikasikan kemungkinan penghematan energi. Sasaran dari audit energi
adalah untuk mencari cara mengurangi konsumsi energi persatuan output dan mengurangi biaya
operasi. Untuk mengukur besarnya efisiensi penghematan digunakan parameter Benefit Cost
Ratio (BCR).
Audit Energi bertujuan mengetahui "Potret Penggunaan Energi" dan mencari upaya
peningkatan efisiensi penggunaan energi. Audit energi merupakan teknik yang dipakai untuk
menghitung besarnya konsumsi energi dan mengenali cara-cara untuk penghematannya.
Sedangkan konservasi energi, adalah upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu
kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan. Peluang Hemat Energi (PHE) (Energi
Conservation Opportunity / ECO) merupakan cara yang mungkin bisa diperoleh dalam usaha
mengurangi pemborosan energi. Potret penggunaan energi, adalah gambaran menyeluruh tentang
pemanfaatan energi pada bangunan gedung, meliputi : jenis, jumlah penggunaan energi,
peralatan energi, intensitas energi, profil beban penggunaan energi, kinerja peralatan energi, dan
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 2
peluang hemat energi, serta keseluruhan maupun per area di bangunan gedung pada periode
tertentu.
3.1.2 Pendekatan Teknis dan Metodologi Audit (Technical Approach & Methodology of
Audit)
Audit energi dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu :
a. Survei Energi (Energi Survey / Walk Through Audit)
Survei energi merupakan jenis audit energi paling sederhana. Audit hanya dilakukan pada
bagian-bagian utama atau pengguna energi terbesar. Tujuan dari survei energi adalah :
Untuk mengetahui pola penggunaan energi dan sistem yang mengkonsumsi energi
serta untuk mengidentifikasikan kemungkinan penghematan energi (Energi
Conservation Opportunity / ECO)
Untuk mendapatkan data - data yang berguna bagi audit energi awal.
Pada survei energi, data-data dapat diperoleh melalui wawancara dengan orang-orang yang
berhubungan dengan penggunaaan energi pada beberapa tahun terakhir yang telah tersedia. Data-
data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui kecenderungan karakteristik pemakaian
energi pada suatu industri, pabrik atau gedung.
Hasil analisis survei energi dapat diwujudkan dalam bentuk Intensitas Konsumsi Energi
(IKE) yang dinyatakan dalam bentuk kebutuhan energi tiap satuan produk. Harga IKE ini
kemudian dibandingkan dengan standar IKE untuk suatu industri terkait. Apabila harga lebih
besar dari IKE standar, maka perlu dilakukan proses audit lanjutan, yaitu audit energi awal
maupun audit energi detail.
Hasil laporan hanya berupa rekomendasi atau usulan mengenai bagian-bagian yang perlu
dilakukan audit rinci atau bagian-bagian yang telah optimal penggunaan energinya.
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 3
b. Audit Energi Awal atau Audit Energi Singkat (Preliminary Energi Audit / PEA)
Tujuan dari audit energi awal (PEA) adalah untuk mengukur produktifitas dan efisiensi
penggunaan energi dan mengidentifikasikan kemungkinan penghematan engergi (ECO’s).
Kegiatan audit energi awal meliputi :
1) Pengumpulan data-data pemakaian energi yang tersedia
2) Mengamati kondisi peralatan, penggunaan, penggunaan energi beserta alat-alat ukur
yang berhubungan dengan monitoring energi seperti :
Memeriksa kondisi isolasi yang rusak atau hilang.
Meneliti adanya kebocoran
Mengamati alat-alat ukur dan alat kendali yang tidak bekerja.
Mengamati gas pembuangan pembakaran.
Dan lain-lain.
3) Mengamati prosedur operasi dan perawatan yang biasa dilakukan dalam
industri/pabrik atau gedung tersebut.
4) Survei energi manajemen, yaitu untuk mengetahui kegiatan manajemen energi dan
kriteria pengambilan keputusan dalam investasi penghematan energi
Hasil PEA biasanya berupa laporan mengenai sumber-sumber kebocoran / kehilangan
energi seperti adanya isolasi yang tidak sempurna, kebocoran fluida atau alat ukur pengendali
yang tidak bekerja, rekomendasi perbaikan ringan yang harus dilakukan.
c. Audit Energi Detail / Audit Penuh (Detailed Energi Audit / DEA or Full Audit)
Audit energi rinci (DEA) adalah audit energi yang dilakukan dengan menggunakan alat-
alat ukur yang sengaja dipasang pada peralatan untuk mengetahui besarnya konsumsi energi.
Kegiatan ini diikuti dengan analisis rinci penggunaan energi beberapa sistem. Tujuan dari audit
energi ini untuk mengevaluasi kemungkinan penghematan energi (ECO’s).
Audit energi rinci biasanya dilakukan setelah PEA, meskipun sebenarnya audit energi ini
dapat dilakukan sendiri, asalkan kegiatan yang tercangkup dalam PEA dilakukan pada awal
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 4
kegiatan audit. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran tekanan, temperatur, laju aliran
fluida atau bahan bakar dan konsumsi energi listrik. Data-data pengukuran tersebut kemudian
digunakan untuk menghitung besarnya konsumsi energi. Hal ini dilakukan dengan menerapkan
neraca energi pada komponen atau sistem.
Hasil DEA berupa rekomendasi perubahan-perubahan sistem atau komponen yang
diperlukan dengan didasari oleh bukti-bukti perhitungan agar diperoleh penghematan energi dan
penghematan biaya energi beserta cara-cara implementasinya.
3.1.3 Hasil Cek Visual dan Data Pengukuran ( Visual Check and Measurement Data Results )
Pada detail Audit yang dilakukan di PT. Indah Kiat (Serang), pengukuran dilakukan pada
power plant. Pengukuran yang dilakukan merupakan pengukuran elektrikal (Electrical) yang
difokuskan pada pengukuran sistem dengan tegangan kerja 380 Volt dan sistem dengan tegangan
kerja 3,3 kV. Pengkuran yang dilakukan pada sistem dengan tegangan kerja 380 Volt
mencangkup pengukuran pada Roll Mill, pengukuran dilakukan pada panel incoming trafo LV
AUXTR 06, panel Roll Mill Drive #C, dan pengukuran pada panel Roll Mill Drive #B.
sedangkan pengukran yang dilakukan pada sistem dengan tegangan kerja 3,3 kV dilakukan pada
panel Ball Mill 3A, pengukuran pada panel cooling Tower Fan #4, dan pengukuran pada panel
cooling Water Pump #1. Dari pengukuran yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
3.1.3.1 Panel Incoming Trafo LVAUXTR 06
Pengukuran pertama dilakukan pada panel incoming trafo LVAUXTR 06, tegangan
kerjanya adalah 380 Volt. Seluruh sistem peralatan dengan tegangan kerja 380 Volt yang
terinstal di sektor 6 (section 6) mendapatkan suplai energi listrik dari trafo ini.
Pengukuran dilakukan dengan menggunkan alat power meter analyzer. Pengukuran
dilakukan pada hari kamis tanggal 30 Juni 2011 mulai pukul 10.40 sampai dengan pukul
11.24 WIB. Dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh rekaman data untuk nilai
tegangan, nilai Arus, nilai daya, nilai faktor daya, nilai beban, nilai THD, dan nilai
frekwensi. Berikut adalah profil dari masing-masing data yang terekam oleh power
analyzer.
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 5
1. Tegangan
Pengukuran tegangan yang dilakukan mencangkup pengukuran pada
masing-masing phasa. Untuk phasa R tegangan maksimum yang tercatat sebesar
228 volt dan tegangan minimumnya adalah 227 volt, untuk phase S tegangan
maksimumnya 229 volt dan tegangan minimumnya 227 volt, sedangkan untuk
phase T tercatat nilai tegangan maksimun 228 volt dan tegangan minimunya 227
volt. Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh profil tegangan untuk incoming
trafo LVAUXTR 06 adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Profil Tegangan Incoming Trafo LVAUXTR 06
224 225 226 227 228 229 230 231 232
10
:40
:06
10
:42
:07
10
:44
:08
10
:46
:09
10
:48
:10
10
:50
:11
10
:52
:12
10
:54
:13
10
:56
:14
10
:58
:15
11
:00
:16
11
:02
:17
11
:04
:18
11
:06
:18
11
:08
:19
11
:10
:20
11
:12
:21
11
:14
:22
11
:16
:23
11
:18
:24
11
:20
:25
11
:22
:26
11
:24
:27
Tega
nga
n (
V)
PROFIL TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 6
Gambar 3.2. Profil unbalance Tegangan Incoming Trafo LVAUXTR 06
Dari gambar 3.1. dan gambar 3.2. tersaji profil tegangan kerja pada incoming trafo
LVAUXTR 06. Keseimbangan tegangan yang terjadi antar phasa R, S, dan T bisa
dikatakan seimbang karena nilai unbalance tegangannya berada pada kisaran 0,41 %
sampai dengan 1.05 %. Rekomendasi nilai unbalance dikatakan baik adalah nilai
unbalancenya tidak lebih dari 1 %. Dengan kata lain tegangan antar phasa pada trafo
LVAUXTR 06 bisa dikatakan masih dalam konsisi seimbang (Balance).
2. Arus
Pada pengukuran diperoleh nilai arus untuk tiap phasa R, S, dan T. Nilai
arus untuk phase R nilai arus maksimum 1.016 Ampere dan nilai arus
minimumnya 949 Ampere. Untuk phase S nilai arus maksimumnya 954 Ampere
dan nilai arus minimumnya 887 Ampere. Sedangkan untuk phase T nilai arus
maksimum yang diperioleh adalah 1.040 Ampere da nilai tegangan minimumnya
adalah 983 Ampere. Berikut adalah profil nilai aus pada incoming trafo
LVAUXTR 06 yang disajikan dalam bentuk grafik:
0.00%
0.20%
0.40%
0.60%
0.80%
1.00%
1.20%
10
:40
:06
10
:42
:07
10
:44
:08
10
:46
:09
10
:48
:10
10
:50
:11
10
:52
:12
10
:54
:13
10
:56
:14
10
:58
:15
11
:00
:16
11
:02
:17
11
:04
:18
11
:06
:18
11
:08
:19
11
:10
:20
11
:12
:21
11
:14
:22
11
:16
:23
11
:18
:24
11
:20
:25
11
:22
:26
11
:24
:27
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE TEGANGAN
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 7
Gambar 3.3. Profil Arus Incoming Trafo LVAUXTR 06
Gambar 3.4. Profil unbalance Arus Incoming Trafo LVAUXTR 06
Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada incoming trafo LVAUXTR 06 diperoleh
pula gambaran mengenai nilai unbalance pada arus. Nilai unbalance yang terekam oleh
alat ukur adalah berada pada nilai 2,55% sampai dengan 6,50%. Sedankan batas
maksimum nilai unbalance arus standar adalah 20%.
800
850
900
950
1,000
1,050
1,100
10
:40
:06
10
:42
:37
10
:45
:08
10
:47
:40
10
:50
:11
10
:52
:42
10
:55
:13
10
:57
:44
11
:00
:16
11
:02
:47
11
:05
:18
11
:07
:49
11
:10
:20
11
:12
:52
11
:15
:23
11
:17
:54
11
:20
:25
11
:22
:56
Aru
s (A
)
PROFIL ARUS
Phase R Phase S Phase T
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10
:40
:06
10
:42
:37
10
:45
:08
10
:47
:40
10
:50
:11
10
:52
:42
10
:55
:13
10
:57
:44
11
:00
:16
11
:02
:47
11
:05
:18
11
:07
:49
11
:10
:20
11
:12
:52
11
:15
:23
11
:17
:54
11
:20
:25
11
:22
:56
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE ARUS
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 8
3. Daya
Untuk nilai kapasitas daya trafo yang terpasang pada incoming trafo
adalah sebesar 2500 kVA. Semua daya digunakan untu semua peralatan pada
sector 6 yang menggunakan tegangan kerja 380 volt. Berikut adalah profil nilai
daya yang diperoleh dari hasil pengukuran meliputi daya pada masing-masing
phasa yaitu phasa R, Phasa S, dan Phasa T:
Gambar 3.5. Profil Daya Incoming Trafo LVAUXTR 06
Dari gambar 3.5. dapat terlihat keseimbangan daya yang terbebani pada masing-
masing phasanya. Terlihat jelas pada profil diatas, phasa T memiliki nilai
pembebanan daya yang paling besar hal ini sebanding dengan aliran arus yang
mengalir pada phasa T. Nilai rata-rata daya pada phase R adalah 224.243 VA,
daya rata-rata pada phasa S adalah 213.228 VA, dan daya rata-rata pada phasa T
adalah 230.911 VA.
4. Faktor Daya
Faktor daya merupakan perbandingan antara daya aktif (kW) dengan daya
nyata (kVA). Berikut adalah profil faktor daya yang diperoleh dari hasil
pengukuran.
180,000 190,000 200,000 210,000 220,000 230,000 240,000
10
:40
:06
10
:42
:37
10
:45
:08
10
:47
:40
10
:50
:11
10
:52
:42
10
:55
:13
10
:57
:44
11
:00
:16
11
:02
:47
11
:05
:18
11
:07
:49
11
:10
:20
11
:12
:52
11
:15
:23
11
:17
:54
11
:20
:25
11
:22
:56
Day
a (V
A)
PROFIL DAYA
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 9
Gambar 3.6. Profil Faktor Daya Incoming Trafo LVAUXTR 06
Nilai Faktor daya yang terukur dari masing-masing phasa pada incoming trafo
LVAUXTR 06 sebagai berikut. Untuk phasa R nilai rata-rata Faktor daya selama
pengukuran adalah 0,74, untuk phasa S 0,79, dan untuk phasa T sebesar 0,79.
Batas normal untuk nilai faktor daya yang menjadi standarisasi umum adalah
0,80 sampai dengan 0,85 jadi dapat disimpulkan nilai faktor daya pada incoming
trafo LVAUXTR 06 masih rendah.
5. Pembebanan (Daya Aktif)
Pembebanan merupakan nilai pemakaian daya aktif (P) pada incoming
trafo LVAUX 06. Nilai penggunaan daya aktif (P) pada sistem sebanding dengan
besarnya nilai arus yang mengalir. Berikut tersaji profil penggunaan daya aktif
pada setiap phasanya.
0.660.68
0.70.720.740.760.78
0.80.82
10
:40
:06
10
:42
:07
10
:44
:08
10
:46
:09
10
:48
:10
10
:50
:11
10
:52
:12
10
:54
:13
10
:56
:14
10
:58
:15
11
:00
:16
11
:02
:17
11
:04
:18
11
:06
:18
11
:08
:19
11
:10
:20
11
:12
:21
11
:14
:22
11
:16
:23
11
:18
:24
11
:20
:25
11
:22
:26
11
:24
:27
Po
we
r Fa
cto
r
PROFIL POWER FACTOR
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 10
Gambar 3.7. Profil Beban Incoming Trafo LVAUXTR 06
Pada gambar 3.7. terlihat jelas selisih pembebanan pada tiap phasanya. Nilai daya
aktif (P) pada phasa R rata-ratanya adalah 162.800 Watt, untuk phasa S rata-rata
nilai penggunaan daya aktifnya 165.720 Watt, dan untuk phasa T terukur nilai
rata-rata beban selama pengukura adalah 179.407 Watt. Dari data yang diperoleh
menunjukan Phasa T memiliki nilai beban paling tinggi. Selisih pembebanan
antara phasa S dan phasa T adalah sebesar 8,3%.
6. Total Harmonic Distortion (THD)
Tingkat harmonisa yang timbul dalam sistem ketenaga-listrikan banyak
dipengaruhi oleh peralatan / beban beban listrik non-linier. Efek harmonisa yang
ditimbulkan pada sistem tenaga bergantung pada sumber harmonisa, letak
sumber harmonisa, dan karakteristik jaringan listrik. Pengaruh harmonisa pada
peralatan sistem tenaga listrik secara umum dapat menyebabkan peralatan
menjadi panas, isolasi menjadi menurun, life-time peralatan menjadi berkurang,
dan dapat pula menyebabkan kerusakan pada peralatan.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh profil total harmonic distrition
sebagai berikut:
130,000
140,000
150,000
160,000
170,000
180,000
190,000
10
:40
:06
10
:42
:37
10
:45
:08
10
:47
:40
10
:50
:11
10
:52
:42
10
:55
:13
10
:57
:44
11
:00
:16
11
:02
:47
11
:05
:18
11
:07
:49
11
:10
:20
11
:12
:52
11
:15
:23
11
:17
:54
11
:20
:25
11
:22
:56
Be
ban
(W
)
PROFIL BEBAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 11
Gambar 3.8. Profil THD Tegangan Incoming Trafo LVAUXTR 06
nilai rata-rata tiap phasa total harmonic Distortion (THD) tegangan pada saat
dilakukan pengukuran adalah sebagai berikut. Untuk phasa R THD tegangan
rata-ratanya adalah 1,8 %, untuk phasa S 1,8 % dan untuk phasa T adalah 1,9 %.
Standarisasi nilai THD tegangan pada sistem tegangan nominal 20 KV dan
dibawahnya, termasuk tegangan rendah 380 Volt, THD tegangan maksimum
adalah 5%. Sehingga dapat dikatakan pengaruh harmonisa pada sistem yang
diukur masih bagi karena nilai rata-rata yang terukur pada setiap phasanya masih
berada dibawah nilai 5 %.
Sedangkan untuk nilai Total Harmonic Distortion (THD) arus akan berpengaruh
besar pada penggunaan relai yang sistem kerjanya menggunakan indikator arus.
Jika nilai harmonisa arus tinggi maka akan mempengaruhi kinerja dari relai
proteksi yang terpasang pada setiap peralatan. Dengan kata lain, jika relai
proteksi peralatan tidak bekerja semestinya maka peralatan pada sistem akan
terancam rusak jika terjadi gangguan. Berikut tersaji profil hasil pengukuran
THD arus pada incoming trafo VAUXTR 06.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
10
:40
:06
10
:42
:07
10
:44
:08
10
:46
:09
10
:48
:10
10
:50
:11
10
:52
:12
10
:54
:13
10
:56
:14
10
:58
:15
11
:00
:16
11
:02
:17
11
:04
:18
11
:06
:18
11
:08
:19
11
:10
:20
11
:12
:21
11
:14
:22
11
:16
:23
11
:18
:24
11
:20
:25
11
:22
:26
11
:24
:27
% T
HD
PROFIL THD TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 12
Gambar 3.9. Profil THD Arus Incoming Trafo LVAUXTR 06
Nilai THD arus rata-rata untuk setiap phasanya adalah. Untuk phasa R nilai rata-
rata THD arusnya adalah 12,6%, untuk phasa S adalah 12,8%, dan untuk phasa T
nilai rata-rata THD arus yang terukur adalah 11,1%.
7. Kualitas Frekwensi
Berikut adalah nilai frekwensi yang terukur pada saat melakukan
pengukuran pada incoming trafo LVAUXTR 06:
Gambar 3.10. Profil Frekwensi Incoming Trafo LVAUXTR 06
02468
10121416
10
:40
:06
10
:42
:07
10
:44
:08
10
:46
:09
10
:48
:10
10
:50
:11
10
:52
:12
10
:54
:13
10
:56
:14
10
:58
:15
11
:00
:16
11
:02
:17
11
:04
:18
11
:06
:18
11
:08
:19
11
:10
:20
11
:12
:21
11
:14
:22
11
:16
:23
11
:18
:24
11
:20
:25
11
:22
:26
11
:24
:27
% T
HD
PROFIL THD ARUS
Phase R Phase S Phase T
50.150.1250.1450.1650.18
50.250.2250.2450.26
10
:40
:06
10
:42
:07
10
:44
:08
10
:46
:09
10
:48
:10
10
:50
:11
10
:52
:12
10
:54
:13
10
:56
:14
10
:58
:15
11
:00
:16
11
:02
:17
11
:04
:18
11
:06
:18
11
:08
:19
11
:10
:20
11
:12
:21
11
:14
:22
11
:16
:23
11
:18
:24
11
:20
:25
11
:22
:26
11
:24
:27
Hz
PROFIL FREKUENSI
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 13
Dari hasi pengukuran terekam nilai frekwensi dari energi listrik pada incoming
trafo LVAUXTR 06 dengan tegangan kerja 380 volt adalah 50,15 Hz untuk nilai
frekwensi terendah dan 50,2 Hz untuk nilai frekwensi tertingi. Batasan nilai
frkuensi yang dikatakan baik adalah 50 Hz. Dengan demikian frekwensi pada
sistem kelistrikan 380 volt pada incoming trafo LVAUXTR 06 dikatakan baik.
3.1.3.2 Panel Roll Mill Drive #C
Roll mill merupakan peralatan yang digunakan untuk menghaluskan batu bara
yang akan digunakan sebagai bahan pembakaran pada boiler. Roll Mill Drive #C
merupakan salah satu dari ketiga roll mill yang dimilki oleh PT. Indah Kiat (Serang).
Tegangan kerja roll mill drive #C adalah 380 volt. Energi listrik untuk menggerakan roll
mill drive #C diambil dari incoming trafo LVAUXTR 06. Berikut adalah profil hasil
pengukuran yang dilakukan pada Panel Roll Mill Drive #C. Pengukuran yang dilakukan
pada panel Roll Mill Drive #C dimulai pada pukul 11.30 sampai dengan 13.20 WIB.
1. Tegangan
Prosedur pengukuran tegangan yang dilakukan pada panel Rol Mill Drive
#C hamper sama dengan pengukuran yang dilakukan pada incoming trafo. Power
meter analyzer merekam data pengukuran tegangan setiap phasa. Berikut adalah
grafik profil tegangan hasil pengukuran.
Gambar 3.11. Profil Tegangan Roll Mill Drive #C
224 225 225 226 226 227 227 228 228 229
11
:30
:06
11
:35
:08
11
:40
:11
11
:45
:13
11
:50
:16
11
:55
:18
12
:00
:20
12
:05
:23
12
:10
:25
12
:15
:28
12
:20
:30
12
:25
:32
12
:30
:35
12
:35
:37
12
:40
:40
12
:45
:42
12
:50
:44
12
:55
:47
13
:00
:49
13
:05
:52
13
:10
:54
13
:15
:56
Tega
nga
n (
V)
PROFIL TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 14
Dari gambar 3.10. dapat terlihat gambaran mengenai nilai tegangan yang terjadi
saat proses produksi steam berlangsung. Tegangan yang tercatat pada alt ukur
untuk phasa R adalah sekitar 226 volt sampai dengan 227 volt, untuk phasa S
tegangannya ada pada kisaran 227 volt sampai dengan 228 volt, sedangkan nilai
tegangan yang tercatat untuk phasa T ada pada kisaran nilai tegangan 226 volt
sampai dengan 228 volt. Sedangkan profil unbalance tegangan tersaji pada
gambar 3.11.
Gambar 3.12. Profil unbalance Tegangan Roll Mill Drive #C
Nilai yang terukur untuk unbalance tegangan pada roll mill drive #C adalah pada
kisaran nilai 0,31% sampai dengan 0,43%. Dalam kondisi seperti ini
keseimbangan tegangan antar phasa dikatakan baik karena batas maksimum
unbalance tegangan adalah 2%, sedangkan nilai yang tercatat pada saat dilakukan
pengukuran masih jauh dibawah nilai maksimumnya.
2. Arus
Profil arus setiap phasa yang tercatat saat melakukan pengukuran pada
panel roll mill drive #C adalah sebagai berikut:
0.00%
0.10%
0.20%
0.30%
0.40%
0.50%
11
:30
:06
11
:35
:08
11
:40
:11
11
:45
:13
11
:50
:16
11
:55
:18
12
:00
:20
12
:05
:23
12
:10
:25
12
:15
:28
12
:20
:30
12
:25
:32
12
:30
:35
12
:35
:37
12
:40
:40
12
:45
:42
12
:50
:44
12
:55
:47
13
:00
:49
13
:05
:52
13
:10
:54
13
:15
:56
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE TEGANGAN
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 15
Gambar 3.13. Profil Arus Roll Mill Drive #C
Nilai arus yang mengalir pada setiap phasa menunjukan nilai maksimum dan
nilai minimumnya. Untuk nilai maksimum aliran arus yang tercatat pada phasa R
adalah 159 A, untuk phasa S adalah 168 A, dan untuk phasa T nilai arus
maksimum yang tercatat adalah 163 A. sedangkan untuk nilai aliran arus
minimum untuk phasa R adalah 134 A, untuk phasa S adalah 144 A, dan untuk
nilai arus minimum untuk phasa T adalah 141 A.
Dari hasil pengukuran juga tercatat profil ubalance arus yang terjadi. Berikut
gambar profil unbalance arusnya.
Gambar 3.14. Profil unbalance Arus Roll Mill Drive #C
100110120130140150160170180
11
:30
:06
11
:35
:08
11
:40
:11
11
:45
:13
11
:50
:16
11
:55
:18
12
:00
:20
12
:05
:23
12
:10
:25
12
:15
:28
12
:20
:30
12
:25
:32
12
:30
:35
12
:35
:37
12
:40
:40
12
:45
:42
12
:50
:44
12
:55
:47
13
:00
:49
13
:05
:52
13
:10
:54
13
:15
:56
Aru
s (A
)
PROFIL ARUS
Phase R Phase S Phase T
0.00%1.00%2.00%3.00%4.00%5.00%
11
:30
:06
11
:35
:39
11
:41
:11
11
:46
:44
11
:52
:17
11
:57
:49
12
:03
:22
12
:08
:54
12
:14
:27
12
:20
:00
12
:25
:32
12
:31
:05
12
:36
:38
12
:42
:10
12
:47
:43
12
:53
:16
12
:58
:48
13
:04
:21
13
:09
:54
13
:15
:26
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE ARUS
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 16
Nilai unbalance arus yang diperoleh selama pengukuran pada panel roll mill
drive #C berada pada kisaran nilai 2,46% sampai dengan 4,50%. Nilai yang
terukur untuk unbalance arus bisa dikatakan baik karena nilai yang terukur
berada dibawah batas normal yaitu 20%.
3. Daya
Nilai daya yang terukur setiap phasanya tersaji dalam gambar profil daya
sebagai berikut:
Gambar 3.15. Profil Daya pada Roll Mill Drive #C
Pada saat dilakukan pengukuran daya menggunakan power meter
analyzer tercatat nilai rata-rata daya dalam satuan volt ampere (VA) untuk setiap
phasanya adalah sebagai berkut. Phasa R tercatat nilai rata-rata daya sebesar
32.255 VA, untuk phasa S sebesar 35.069 VA, dan untuk phasa T rata-rata
dayanya adalah 34.208 VA.
4. Faktor Daya
Untuk nilai faktor daya pada roll mill drive #C tersaji pada grafik berikut
ini:
25,000 27,000 29,000 31,000 33,000 35,000 37,000 39,000 41,000
11
:30
:06
11
:35
:08
11
:40
:11
11
:45
:13
11
:50
:16
11
:55
:18
12
:00
:20
12
:05
:23
12
:10
:25
12
:15
:28
12
:20
:30
12
:25
:32
12
:30
:35
12
:35
:37
12
:40
:40
12
:45
:42
12
:50
:44
12
:55
:47
13
:00
:49
13
:05
:52
13
:10
:54
13
:15
:56
Day
a (V
A)
PROFIL DAYA
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 17
Gambar 3.16. Profil Faktor Daya pada Roll Mill Drive #C
Nilai faktor daya rata-rata tiap phasa saat dilakukan pengukuran adalah sebagai
berikut. Untuk nilai rata-rata faktor daya phasa R adalah 0,70, untuk phasa S
0,70, dan untuk phasa T nilai rata-rata faktor dayanya adalah 0,67. Terlihat
bahwa nilai faktor daya untuk phase T dibawah nilai faktor daya phasa r dan
phasa S. Secara keseluruhan nilali faktor daya yang terukur pada roll mill drive
#C masih dikatakan kurang baik karena nilainya masih dibawah 0,8.
5. Pembebanan (Nilai Daya Aktif (P))
Nilai daya aktif (P) merupakan gambaran nilai daya yang sesungguhnya
yang menjadi beban pada sistem. Basarnya pembebanan yang terjadi pada saat
dilakukan pengukuran tersaji pada gambar berikut ini:
0.62
0.64
0.66
0.68
0.7
0.72
0.74
11
:30
:06
11
:35
:08
11
:40
:11
11
:45
:13
11
:50
:16
11
:55
:18
12
:00
:20
12
:05
:23
12
:10
:25
12
:15
:28
12
:20
:30
12
:25
:32
12
:30
:35
12
:35
:37
12
:40
:40
12
:45
:42
12
:50
:44
12
:55
:47
13
:00
:49
13
:05
:52
13
:10
:54
13
:15
:56
Po
we
r Fa
cto
r
PROFIL POWER FACTOR
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 18
Gambar 3.17. Profil pembebanan pada Roll Mill Drive #C
Pada gambar 3.17. dapat dilihat nilai pembebanan yang tidak seimbang pada
setiap phasanya. Nilai beban untuk phasa R berada pada kisaran 16.600 Watt
sampai dengan 20.440 Watt, untuk phasa S nilai pembebanan berada dikisaran
18.160 Watt sampai dengan 22.500 Watt, dan untuk phasa T nilai pembebanan
berada pada kisaran nilai 16.560 Watt sampai dengan 20.680 Watt.
6. Total Harmonic Distortion (THD)
Total harmonic distortion (THD) yang akan tersaji meliputi profil THD
tegangan dan nilai THD arus. Besarnya nilai THD yang terekam oleh alat ukur
akan sangat berpengaru pada kualitas tenaga listri pada sistem. Berikut adalah
profil dari THD tegangan.
15,000 16,000 17,000 18,000 19,000 20,000 21,000 22,000 23,000
11
:30
:06
11
:35
:08
11
:40
:11
11
:45
:13
11
:50
:16
11
:55
:18
12
:00
:20
12
:05
:23
12
:10
:25
12
:15
:28
12
:20
:30
12
:25
:32
12
:30
:35
12
:35
:37
12
:40
:40
12
:45
:42
12
:50
:44
12
:55
:47
13
:00
:49
13
:05
:52
13
:10
:54
13
:15
:56
Be
ban
(W
)
PROFIL BEBAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 19
Gambar 3.18. Profil Total Harmonic Distortion Tegangan pada Roll Mill Drive #C
Nilai standar yang ditetapkan untuk TDH tegangan adalah dibawah 5% untuk
sistem yang menggunakan tegangan kerja 380 Volt. Untuk nilai THD tegangan
yang tercatat dari hasil pengukuran adalah sebagai berikut. Untuk phasa R nilai
THD berada pada kisaran 1,78 % sampai dengan 3,38%, untuk phasa S THD
tegangannya berkisar pada nilai 1,71% sampai dengan 3,3%, da untuk phasa T
nilai THD tegangannya berisar 1,88% sampai dengan 3,55%.
Gambar 3.19. Profil Total Harmonic Distortion Arus pada Roll Mill Drive #C
00.5
11.5
22.5
33.5
4
11
:30
:06
11
:35
:08
11
:40
:11
11
:45
:13
11
:50
:16
11
:55
:18
12
:00
:20
12
:05
:23
12
:10
:25
12
:15
:28
12
:20
:30
12
:25
:32
12
:30
:35
12
:35
:37
12
:40
:40
12
:45
:42
12
:50
:44
12
:55
:47
13
:00
:49
13
:05
:52
13
:10
:54
13
:15
:56
% T
HD
PROFIL THD TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
64666870727476788082
11
:30
:06
11
:35
:08
11
:40
:11
11
:45
:13
11
:50
:16
11
:55
:18
12
:00
:20
12
:05
:23
12
:10
:25
12
:15
:28
12
:20
:30
12
:25
:32
12
:30
:35
12
:35
:37
12
:40
:40
12
:45
:42
12
:50
:44
12
:55
:47
13
:00
:49
13
:05
:52
13
:10
:54
13
:15
:56
% T
HD
PROFIL THD ARUS
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 20
Nilai THD arus yang terukur pada saat dilakuka pengukuran untuk setiap
phasanya dalah sebagai berikut. Phasa R nilai THD arusnya berada pada kisaran
71,07%, untuk nilai THD arus di phasa S berada pada kisaran 70,04% sampai
dengan 78,9%., dan untuk phasa T nilai THD arusnya berkisar 71,06% sampai
dengan 79,81%.
7. Kualitas Frekwensi
Berikut ini adalah profil frekwensi tenaga listrik yang terukur pada saat
pengukura di roll mill drive #C.
Gambar 3.20. Profil Frekwensi pada Roll Mill Drive #C
Dari gambar 3.19. tercatat nilai frekwensi pada roll mill drive #C berada pada
kisaran 50,04 Hz sampai dengan 50,2 Hz. Dari data pengukuran dapat
disimpulkan bahwa nilai frekwensi sudah baik, karena standar frekwensi yang
ditetapkan adalah pada nilai 50 Hz.
49.9
49.95
50
50.05
50.1
50.15
50.2
50.25
11
:30
:06
11
:35
:08
11
:40
:11
11
:45
:13
11
:50
:16
11
:55
:18
12
:00
:20
12
:05
:23
12
:10
:25
12
:15
:28
12
:20
:30
12
:25
:32
12
:30
:35
12
:35
:37
12
:40
:40
12
:45
:42
12
:50
:44
12
:55
:47
13
:00
:49
13
:05
:52
13
:10
:54
13
:15
:56
Hz
PROFIL FREKUENSI
Series1
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 21
8. Konsumsi Energi Listrik
Profil energi merupakan total penggunaan energi listrik (Daya Listrik) pada
durasi waktu tertentu. Satuan yang digunakan adalah (Watt hour). Dari
pemahaman ini kita bisa mengetahui kondisi penggunaan energi dalam satuan
jam. Berikut adalah profil penggunaan energi yang tercatat selama pengukuran
pada roll mill drive #C.
Gambar 3.21. Profil Energi pada Roll Mill Drive #C
Dari hasil pengukuran dapat dilihat profil penggunaan energi pada roll mill drive
#C yang berupa garis linier. Dalam setiap pergantian waktu nilai konsumsi
energinya juga akan semakin meninggkat. Pada saat dilakukan pengukuran
kondisi energi yang terbaca oleh power analyzer sebagai berikut. Saat awal
dilakukan pengukuran rata-rata energi yang tercatat setiap phasanya adalah 513
watt hour, sedangkan nilai energi yang tercatat di akhir pengukuran adalah 34,7
kWh.
3.1.3.3 Panel Roll Mill Drive #B
Untuk roll mill drive #B kondisinya tidak jauh berbeda dengan roll mill drive #C.
Roll mill ini juga menggunakan tegangan kerja 380 volt. Energi listrik yang digunakan
diperoleh dari incoming trafo LVAUXTR 06. Pengukuran elektrikal dilakukan pada
-2,000 4,000 6,000 8,000
10,000 12,000 14,000 16,000
11
:30
:06
11
:32
:37
11
:35
:08
11
:37
:40
11
:40
:11
11
:42
:42
11
:45
:13
11
:47
:44
11
:50
:16
11
:52
:47
11
:55
:18
11
:57
:49
12
:00
:20
12
:02
:52
12
:05
:23
12
:07
:54
12
:10
:25
12
:12
:56
Wat
t H
ou
r
PROFIL ENERGI
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 22
pane kontrol roll mill drive #B. Pengukuran menggunakan power meter analyzer,
dilakukan mulai pukul 13.30 sampai dengan 14.00 WIB. Record data diambil setiap
menit waktu kerja. Sama seperti titik pengukuran yang lainnya, pada panel roll mill drive
#B juga terekam data mengenai nilai tegangan, arus, daya, faktor daya, beban, THD,
frekwensi dan energi. Berikut adalah profil hasil pengukuran yang dilakukan pada roll
mill drive #B.
1. Tegangan
Profil tegangan yang tergambar merupakan tegangan kerja dari roll mill
drive #B. Berikut adalah profil tegangan untuk roll mill drive #B.
Gambar 3.22. Profil Tegangan pada Roll Mill Drive #B
Dari gambar 3.21. terlihat nilai tegangan kerja setiap phasanya, untuk nilai
tegangan pada phasa R daalah 226 volt, tegangan pada phasa S adalah 226 volt,
dan untuk nilai tegangan pada phasa T adalah 225 volt. Dari data hasil
pengukuran juga diperoleh nilai unbalance tegangan. Berikut adalah profil dari
unbalance tegangan.
224
224
225
225
226
226
227
227
13
:30
:48
13
:32
:19
13
:33
:49
13
:35
:20
13
:36
:51
13
:38
:22
13
:39
:52
13
:41
:23
13
:42
:54
13
:44
:24
13
:45
:55
13
:47
:26
13
:48
:57
13
:50
:27
13
:51
:58
13
:53
:29
13
:55
:00
13
:56
:30
13
:58
:01
13
:59
:32
Tega
nga
n (
V)
PROFIL TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 23
Gambar 3.23. Profil Unbalance Tegangan pada Roll Mill Drive #B
Dari gambar 3.22. dapat dilihat unbalance tegangan yang terjadi pada roll mill drive #B.
nilai yang diperoleh fluktuatif berkisar pada nilai 0.16% sampai dengan 0,29%. Nilai
unbalance tegangan yang terukur masih berada dibawah 5% yang merupakan batas atas
standarisasi nilai unbalance tegangan untuk peralatan dengan tegangan kerja 380 volt.
2. Arus
Profil aliran arus pada setiap phasa yang terukur pada roll mill drive #B
adalah sebagai berikut:
Gambar 3.24. Profil Arus pada Roll Mill Drive #B
0.00%
0.05%
0.10%
0.15%
0.20%
0.25%
0.30%
0.35%
13
:30
:48
13
:32
:19
13
:33
:49
13
:35
:20
13
:36
:51
13
:38
:22
13
:39
:52
13
:41
:23
13
:42
:54
13
:44
:24
13
:45
:55
13
:47
:26
13
:48
:57
13
:50
:27
13
:51
:58
13
:53
:29
13
:55
:00
13
:56
:30
13
:58
:01
13
:59
:32
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE TEGANGAN
Profil
100150200250300350
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
Aru
s (A
)
PROFIL ARUS
Series1 Series2 Series3
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 24
Kondisi aliran arus yang tergambar pada gambar 3.24. berada pada kondisi
seimbang antar phasanya. Nilai rata-rata arus yang terukur pada setiap phasa
adalah sebagai berikut. Untuk aliran arus pada phasa R nilai rata-rata arusnya
adalah 277,03 Ampere, arus rata-rata yang mengalir pada phasa S adalah 287,15
Ampere, dan nilai arus yang mengalir pada phasa T adalah 268,08 Ampere. Dari
hasil pengukuran juga diperoleh nilai unbalance arus pada roll mill drive #B
sebagai berikut.
Gambar 3.25. Profil Unbalance Arus pada Roll Mill Drive #B
Profil unbalance arus yang tersaji pada gambar 3.25. menunjukan nilai
unbalance arus antar phasa. Nilai unbalance arus yang terjadi antar phasa berada
pada kisaran 2,53% sampai dengan 4,80%. Nilai yang diperoleh berada pada
kondisi dibawah nilai standar unbalance arus, ini menandakan bahwa
keseimbangan aliran arus antar phasa pada roll mill drive #B berada pada kondisi
baik.
3. Daya
Profil penggunaan daya yang terukur pada saat dilakukan pengukuran
pada roll mill drive #B adalah sebagai berikut. Profil yang tersaji merupakan
gambaran penggunaan daya pada setiap phasa.
0.00%1.00%2.00%3.00%4.00%5.00%6.00%
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE ARUS
Series1
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 25
Gambar 3.26. Profil Daya pada Roll Mill Drive #B
Dari gambar 3.26. terlihat nilai daya setiap phasa pada roll mill drive #B. Berikut
adalah nilai daya yang diperoleh dari hasil pengukuran. Untuk phasa R nilai
dayanya sekitar 61,74 VA sampai dengan 63,31 VA, phasa S nilai dayanya ada
pada kisaran 64,25 VA sampai dengan 65,95 VA, dan untuk nilai daya pda phasa
T ada pada kisaran nilai 59,02 VA sampai dengan 60,99 VA.
4. Faktor daya
Profil faktor daya pada roll mill drive #B daya yang diperoleh dari hasil
pengukuran adalah sebagai berikut:
Gambar 3.27. Profil Faktor Daya pada Roll Mill Drive #B
50,000 52,000 54,000 56,000 58,000 60,000 62,000 64,000 66,000 68,000
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
Day
a (V
A)
PROFIL DAYA
Phase R Phase S Phase T
0.85
0.86
0.87
0.88
0.89
0.9
0.91
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
Po
we
r Fa
cto
r
PROFIL POWER FACTOR
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 26
Dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh nalai faktor daya yang sdah memenuhi
standar. Nilai faktor daya pada phasa R berada pada kisaran 0,89 sampai dengan 0,9,
untuk phasa S nilai tang terukur berada pada kisaran 0,87 sampai dengan 0,88, dan untuk
faktor daya pada phasa T berada pada kisaran 0,88 sampai dengan 0,89. Dari
keseluruhan nilai faktro daya dapat disimpulkan bahwa faktor daya pada roll mill drive
#B baik karena nilainya berada diatas 0,85 setiap phasanya.
5. Pembebanan (Daya Aktif)
Profil penggunaanbeban pada roll mill drive #B adalah sebagai berikut:
Gambar 3.28. Profil Pembebanan pada Roll Mill Drive #B
Profil beban pada gambar 3.28. menunjukan nilai beban pada setiap phasa roll
mill drive #B. jika melihat total pembebanan pada alat ukur untuk ketiga pahasa
menunjukan nilai 150 kW. Berikut adalah nilai pembebanan pada tiaptiap phasa.
Nilai beban pada phasa R berkisar pada 50.710 Watt sampai dengan 52.240 Watt,
untuk phasa S nilai beban berada pada kisaran nilai 51.640 Watt sampai dengan
53.430 Watt, dan untuk phasa T berada pada kisaran 47,390 Watt sampai dengan
49.420 Watt.
6. Total Harmonic distortion (THD)
Total harmonic distortion (THD) yang terekam pada saat melakukan
pengukuran pada roll mill #B meliputi THD tegangan dan THD arus. Berikut
adalah profil untuk THD tegangan dan THD arusnya.
45,000 47,000 49,000 51,000 53,000 55,000
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
Be
ban
(W
)
PROFIL BEBAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 27
Gambar 3.29. Profil THD Tegangan pada Roll Mill Drive #B
Nilai THD tegangan yang terekam pada setiap phasa untuk roll mill drive #B
adalah sebagai berikut. Phasa R THD tegangannya sekitar 3,24% hingga 3,41%,
untuk phasa S sekitar 3,25% hingga 3,43%, dan untuk phasa T sekitar 3,44 %
hingga 3,6%. Dari data yang diperoleh nilai THD tegangan yang diperoleh
nilainya kurang dari 5%, ini berarti THD tegangan masih bisa dikatakan baik.
Berikut adala profil untuk THD arus yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Gambar 3.30. Profil THD Arus pada Roll Mill Drive #B
3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
% T
HD
PROFIL THD TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
35363738394041424344
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
% T
HD
PROFIL THD ARUS
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 28
Nilai total harmonic distortion (THD) arus yang terukur oleh power meter analyzer
untuk setiap phasanya adalah sebagai berikut. Phasa R 37,86% hingga 39,17%, phasa S
37,93% hingga 39,6%, dan untuk phasa T 41% hingga 42,65%.
7. Kualitas Frekwensi
Profil frekwensi tenaga listrik untuk roll mill drive #B adalahsebagai
berikut.
Gambar 3.31. Profil Frekwensi pada Roll Mill Drive #B
Dari gambar 3.31. sudah terlihat jelas bahwa frekwensi energi listrik pada roll mill drive
#B sangat baik karena nilainya berada pada nilai 50,04 Hz sampai 50,12 Hz.
8. Konsumsi Energi Listrik
Profil penggunaan energi pada roll mill drive #B adalah sebagai berikut.
Gambar 3.32. Profil Energi pada Roll Mill Drive #B
50.0250.0450.0650.08
50.150.12
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
Hz
PROFIL FREKUENSI
Profil
-
10,000
20,000
30,000
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
13
:30
:48
Wat
t H
ou
r
PROFIL ENERGI
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 29
Dari pengukuran yang dilakukan selama tiga puluh menit diperoleh tingkat konsumsi
energi yang semakin meningkat pada setiap pergantian waktu. Perubahan grafik terjadi
secara linear. Profil energi juga bisa menggambarkan penggunaan daya aktif per satuan
jam. (watt Hour).
3.1.3.4 Panel Ball Mill 3A
Pengukuran elektrikal berikutnya yang dilakukan di PT. Indah Kiat (Serang)
adalah pada panel ball mill 3A. Fungsi dari ball mill sebenarnya sama dengan roll mill
yaitu sebagai peralatan penghalus batu bara sebelum masuk ke dalam burner. Perbedaan
antara ball mill dan roll mill terletak pada proses kerja penghalusan batubara yang
dilakukan. Ball mill bekerja pada tegangan kerja 3,3 kV. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan power meter analyzer. Pengukuran dilakukan mulai pukul 14.18 sampai
dengan 15.08 WIB. Data pengukuran diambil setiap menit selama waktu pengukuran.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai tegangan, arus, daya, faktor daya,
beban, total harmonic distortion (THD), frekwensi dan energi.
1. Tegangan
Dari proses pengukuran yang dilakukan pada ball mill 3A diperoleh profil
tegangan sebagai berikut.
Gambar 3.33. Profil Tegangan pada Ball Mill 3A
2,900 3,000 3,100 3,200 3,300 3,400 3,500 3,600 3,700
14
:18
:42
14
:21
:04
14
:23
:26
14
:25
:48
14
:28
:11
14
:30
:33
14
:32
:55
14
:35
:17
14
:37
:39
14
:40
:01
14
:42
:23
14
:44
:45
14
:47
:08
14
:49
:30
14
:51
:52
14
:54
:14
14
:56
:36
14
:58
:58
15
:01
:20
15
:03
:42
15
:06
:05
15
:08
:27
Tega
nga
n (
V)
PROFIL TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 30
Dari profil tegangan yang tersaji pada gambar 3.33. terlihat jelas adanya ketidak
seimbangan tegangan antar phasa. Nilai tegangan yang terukur pada setiap
phasanya adalah sebagai berikut. Tegangan pada phasa R menunjukan nilai
tegangan sekitar 3.135 volt hingga 3.141 volt, untuk phasa S 3.584 volt hinga
3.590 volt, dan untuk phasa T nilai tegangan yang terukur adalah 2.983 volt
hingga 2.997 volt. Berikut adalah profil unbalance tegangan yang terjadi pada
ball mill 3A.
Gambar 3.4. Profil Unbalance Tegangan pada Ball Mill 3A
Nilai unbalance tagangan yang terjadi pada ball mill 3A sangat tinngi, nilai yang
terukur berada pada kisaran 10,70% hingga 10,80%. Dengan nilai unbalance
yang sangat besar akan beresiko pada kinerja motor karena dengan kondisi
seperti ini peralatan akan lebih cepat panas (over Heating) dan akan
mempengarui isolasi dari setiap peralatan. Kondisi yang seperti ini harus segera
ditindak lanjuti agar tidak mempengaruhi kinerja sistem pada ball mill 3A.
10.60%
10.65%
10.70%
10.75%
10.80%
10.85%
14
:18
:42
14
:21
:14
14
:23
:47
14
:26
:19
14
:28
:51
14
:31
:23
14
:33
:56
14
:36
:28
14
:39
:00
14
:41
:33
14
:44
:05
14
:46
:37
14
:49
:09
14
:51
:42
14
:54
:14
14
:56
:46
14
:59
:18
15
:01
:51
15
:04
:23
15
:06
:55
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE TEGANGAN
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 31
2. Arus
Profil arus untuk ball mill 3A adalah sebagai berikut.
Gambar 3.35. Profil Arus pada Ball Mill 3A
Nilai arus yang terukur pada saat pengukuran terbaca setiap phasanya adalah
sebagai berikut. Phasa R nilai arus yang terukur 59 A hingga 60 A, phasa S
arusnya 61 A hingga 62 A, phasa T nilai arusnya adalah 60 A. sedangkan nilai
unbalance arus yang diperoleh dari hasil pengukuran tersaji pada gambar berikut
ini.
Gambar 3.36. Profil Unbalance Arus pada Ball Mill 3A
Dari gambar 3.36. terlihat nilai unbalance arus yang terjadi pada bal mill 3A.
nilai yang terukur adalah berkisar pada 1 % hingga 2,2 %. Ini menunjukan bahwa
57585960616263
14
:18
:42
14
:20
:54
14
:23
:06
14
:25
:18
14
:27
:30
14
:29
:42
14
:31
:54
14
:34
:06
14
:36
:18
14
:38
:30
14
:40
:42
14
:42
:54
14
:45
:06
14
:47
:18
14
:49
:30
14
:51
:42
14
:53
:54
14
:56
:06
14
:58
:18
15
:00
:30
15
:02
:42
15
:04
:53
15
:07
:05
Aru
s (A
)
PROFIL ARUS
Phase R Phase S Phase T
0.00%
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
2.50%
14
:18
:42
14
:21
:14
14
:23
:47
14
:26
:19
14
:28
:51
14
:31
:23
14
:33
:56
14
:36
:28
14
:39
:00
14
:41
:33
14
:44
:05
14
:46
:37
14
:49
:09
14
:51
:42
14
:54
:14
14
:56
:46
14
:59
:18
15
:01
:51
15
:04
:23
15
:06
:55
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE ARUS
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 32
nilai keseimbangan arus yang terjadi masih baik karena berada dibawah nilai
standar maksimum unbalance arus yaitu 20 %.
3. Daya
Berikut adalah profil penggunaan daya pada ball mill 3A saat dilakuka
pengukuran. Nilai daya akan sangat dipengaruhi oleh nilai tegangan dan nilai
arus yang mengalir pada sistem peralatan. Jika melihat dari hasil pengukuran
tegangan dimana terjadi ketidakseimbangan nilai tegangan antar phasanya, besar
kemungkinan terjadi pula ketidak seimbangan nilai daya pada tiap phasanya.
Gambar 3.37. Profil Daya pada Ball Mill 3A
Dari profil daya terlihat ketidakseimbangan daya pada masing-masing phasa
dimana nilai daya yang dibebani pada phasa S lebih tinggi dibandigkan dengan
kedua phasa lainnya. Berkut adalah nilai daya tiap phasa saat dilakukan
pengukuran pada ball mill 3A. phasa R nilai rata-rata dayanya 186.565 VA,
phase S rata-rata nilai dayanya 220.208 VA, phasa T rata-rata nilai dayanya
179.319 VA.
150,000 160,000 170,000 180,000 190,000 200,000 210,000 220,000 230,000
14
:18
:42
14
:21
:14
14
:23
:47
14
:26
:19
14
:28
:51
14
:31
:23
14
:33
:56
14
:36
:28
14
:39
:00
14
:41
:33
14
:44
:05
14
:46
:37
14
:49
:09
14
:51
:42
14
:54
:14
14
:56
:46
14
:59
:18
15
:01
:51
15
:04
:23
15
:06
:55
Day
a (V
A)
PROFIL DAYA
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 33
4. Faktor daya
Berikut adalah profil faktor daya pada ball mill 3A.
Gambar 3.38. Profil Faktor Daya pada Ball Mill 3A
Nilai faktor daya yang tercatat pada saat pengukuran pada masing-masing
phasanya adalah sebagai berikut. Phasa R faktor dayanya 0.62, phasa S nilai
faktor dayanya 0.7, dan untuk nilai faktor daya pada phasa T adalah 0.76. Nilai
ini masih berada dibawah nilai standar paktor daya yaitu 0,85 sampai dengan
0,9.
5. Pembebanan (Daya Aktif)
Profil pembebanan pada ball mill 3A adalah sebagai berikut.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
14
:18
:42
14
:21
:14
14
:23
:47
14
:26
:19
14
:28
:51
14
:31
:23
14
:33
:56
14
:36
:28
14
:39
:00
14
:41
:33
14
:44
:05
14
:46
:37
14
:49
:09
14
:51
:42
14
:54
:14
14
:56
:46
14
:59
:18
15
:01
:51
15
:04
:23
15
:06
:55
Po
we
r Fa
cto
r
PROFIL POWER FACTOR
Phase R Phase S Phase T
105,000 115,000 125,000 135,000 145,000 155,000 165,000
14
:18
:42
14
:21
:14
14
:23
:47
14
:26
:19
14
:28
:51
14
:31
:23
14
:33
:56
14
:36
:28
14
:39
:00
14
:41
:33
14
:44
:05
14
:46
:37
14
:49
:09
14
:51
:42
14
:54
:14
14
:56
:46
14
:59
:18
15
:01
:51
15
:04
:23
15
:06
:55
Be
ban
(W
)
PROFIL BEBAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 34
Gambar 3.39. Profil Beban pada Ball Mill 3A
Nilai beban pada setiap phasa adalah sebagai berikut. Phasa R menerima beban sekitar
115.200 Watt hingga 115.840 Watt, phasa S nilai bebannya berkisar 152.960 Watt
hingga 154.240 Watt, dan untuk phasa T nilai bebannya berada pada kisaran 135.680
Watt hingga 136.320 Watt.
6. Total Harmonik Distortion (THD)
Berikut adalah profil total harmonic distortion tegangan dan total harmonic
distortion arus hasil dari pengukuran.
Gambar 3.40. Profil THD Tegangan pada Ball Mill 3A
Nilai total harmonic distortion (THD) tegangan yang terukur berada pada kisaran nilai
0,3% sampai dengan 0,6%. Nilai ini masih berada pada batas wajar suatu nilai THD
tegangan karena untuk tegangan 3,3 kV standar maksimum persentase harmonisa
tegangan adalah 5%. Selanjutnya akan ditampilkan profil THD untuk arus.
00.10.20.30.40.50.60.7
14
:18
:42
14
:21
:04
14
:23
:26
14
:25
:48
14
:28
:11
14
:30
:33
14
:32
:55
14
:35
:17
14
:37
:39
14
:40
:01
14
:42
:23
14
:44
:45
14
:47
:08
14
:49
:30
14
:51
:52
14
:54
:14
14
:56
:36
14
:58
:58
15
:01
:20
15
:03
:42
15
:06
:05
15
:08
:27
% T
HD
PROFIL THD TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 35
Gambar 3.41. Profil THD Arus pada Ball Mill 3A
Dari profil THD arus yang yang diperoleh terlihat nilai THD arus yang terdapat
pada aliran arus tiap phasa pada ball mill 3A. Phasa R THD arusnya berada pada
kisaran 0,82% sampai dengan 0,83%, untuk phasa S nilai THD arusnya 0,69%
hingga 0,72%, dan untuk phasa T nilai THD arusnya 0,69% hingga 0,76%.
7. Kualitas Frekwensi
Profil frekwensi tegangan yang terjadi pada ball mill 3A adalah sebagai berikut.
Gambar 3.42. Profil Frekwensi pada Ball Mill 3A
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
14
:18
:42
14
:21
:04
14
:23
:26
14
:25
:48
14
:28
:11
14
:30
:33
14
:32
:55
14
:35
:17
14
:37
:39
14
:40
:01
14
:42
:23
14
:44
:45
14
:47
:08
14
:49
:30
14
:51
:52
14
:54
:14
14
:56
:36
14
:58
:58
15
:01
:20
15
:03
:42
15
:06
:05
15
:08
:27
% T
HD
PROFIL THD ARUS
Phase R Phase S Phase T
49.9649.98
5050.0250.0450.0650.08
50.150.12
14
:18
:42
14
:20
:54
14
:23
:06
14
:25
:18
14
:27
:30
14
:29
:42
14
:31
:54
14
:34
:06
14
:36
:18
14
:38
:30
14
:40
:42
14
:42
:54
14
:45
:06
14
:47
:18
14
:49
:30
14
:51
:42
14
:53
:54
14
:56
:06
14
:58
:18
15
:00
:30
15
:02
:42
15
:04
:53
15
:07
:05
Hz
PROFIL FREKUENSI
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 36
Dari profil gambar 3.42. sudah dapat disimpulkan bahwa nilai frekwensi tegangan yang
terjadi sudah sangat baik karena berada pada nilai 50 Hz.
8. Konsumsi Energi Listrik
Berikut adalah profil penggunaan energi untuk ball mill 3A. nilai
penggunaan energi sebanding dengan nilai penggunaan daya aktif (P) dalam
setiap jam waktiu kerja. Satuan untuk penggunaan energi adalah watt hour.
Gambar 3.43. Profil Energi pada Ball Mill 3A
Dari gambar 3.43. dapat dilihat profil penggunaan energi ball mill 3A. Terjadi
peningkatan nilai penggunaan energi pada setiap phasa sebanding dengan waktu
kerja ball mill 3A. Nilai energi saat dilakukan pengukuran terukur nilai awal
untuk setiap phasanya adalah sebagai berikut. Phasa R terukur 640 Wh, phasa S
terukur 640 Wh, dan phasa T terukur 640 Wh. Setelah dilakukan pengukuran
selama kurang lebih satu jam terjadi kenaikan penggunaan energi. Phasa R nilai
yang terukur di akhir waktu pengukuran 94,08 kWh, phasa S terukur 125,44 kWh,
dan phasa T terukur nilai 111,36 kWh.
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
14
:18
:42
14
:21
:14
14
:23
:47
14
:26
:19
14
:28
:51
14
:31
:23
14
:33
:56
14
:36
:28
14
:39
:00
14
:41
:33
14
:44
:05
14
:46
:37
14
:49
:09
14
:51
:42
14
:54
:14
14
:56
:46
14
:59
:18
15
:01
:51
15
:04
:23
15
:06
:55
Wat
t H
ou
r
PROFIL ENERGI
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 37
3.1.3.5 Panel Cooling Tower Fan #4
Cooling tower fan #4 merupakan salah satu fan yang ada pada sistem cooling
tower yang terinstal pada power plant PT. Indah Kiat (Serang). Tegangan kerja cooling
tower fan #4 berada pada sistem bertegangan kerja 3,3 kV. Pengukuran elektrikal
cooling tower fan menggunakan power meter analyzer, titik pengukuran difokuskan
pada panel cooling tower #4. pengukuran dilakukan selama kurang lebih 10 menit, mulai
pukul 15.31 sampai dengan pukul 15.41 WIB. pengukuran dilakukan untuk memperoleh
sempel tegangan kerja, arus yang mengalir, penggunaan daya, nilai faktor daya,
pembebanan, nilai Total Harmonic Distortion (THD) tegangan maupu arus, kualitas
frekwensi energi listrik, dan penggunaan energi per satuan waktu. Berikut profil hasi
pengukuran yang dilakukan.
1. Tegangan
Tegangan kerja fan cooling tower menggunakan tegangan 3,3 kV. Berikut
rekaman nilai tegangan selama waktu pengukuran pada panel coliing tower fan
#4.
Gambar 3.44. Profil Tegangan Pada Cooling Tower Fan #4
Pada gambar 3.44. terlihat profil tegangan kerja actual yang dperoleh dari power meter
analyzer. Tegangan tiap phasa terukur kisaran 3,1 kV sampai dengan 3,25 kV. Untuk
phasa R tegangan rata-rata saat dilakukan pengukuran berada pada nilai 3,120 kV, phasa
2,900 2,950 3,000 3,050 3,100 3,150 3,200 3,250 3,300
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
Tega
nga
n (
V)
PROFIL TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 38
S rata-ratanya 3,20 kV, dan phasa T rata-ratanya 3,239 kV. Persentase unbalance
tegangan tiap phasanya tersaji pada gambar 3.43.
Gambar 3.45. Profil Unbalance Tegangan Pada Cooling Tower Fan #4
Unbalance tegangan yang terjadi antar phasa berada pada kisaran 1,60% sampai
dengan 1,71%. Dari nilai unbalance tegangan yang terukur pada cooling tower
fan #4 termasuk pada kondisi unbalance normal karena batas maksimum
terjadinya unbalance tegangan berada pada level 2% keatas.
2. Arus
Profil aliran arus yang terjadi di cooling tower fan tersaji pada gambar
3.46.
1.56%1.58%1.60%1.62%1.64%1.66%1.68%1.70%1.72%
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE TEGANGAN
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 39
Gambar 3.46. Profil Arus Pada Cooling Tower Fan #4
Nilai arus yang terukur pada saat pengukuran pada phasa R terukur 32 A, phasa S
terukur 5 A, dan pada phasa T terukur 32 A. Dari nilai arus ketiga phasa yang
terukur diperoleh nilai unbalance arus sebagai berikut.
Gambar 3.47. Profil Unbalance Arus Pada Cooling Tower Fan #4
Persentase nilai unbalance arus berada pada nilai 6%, ini menunjukan bahwa
keseimbangan arus natarphasanya masih dalam kondisi normal. Batas normal
terjadinya ketidakseimbangan arus adalah pada nilai 20%.
30313233343536
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
Aru
s (A
)
PROFIL ARUS
Phase R Phase S Phase T
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE ARUS
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 40
3. Daya
Profil penggunaan daya listrik pada cooling tower fan #4 tergambar pada
gambar 3.48. Disana terlihat pembebanan yang kurang seimbang pada setiap
phasanya. Phasa R terbebani 100 kVA hingga 101 kVA, phasa S terbebani 114
kVA, dan phase T terbebani 103 kVA hingga 104 kVA. Penyebab terjadinya
ketidakseimbagan beban daya pada fan cooling tower salah satunya adalah
karena adanya ketidakseimbangan pada nilai tegangan. Profil daya dari hasil
pengukuran tersaji sebagai berikut.
Gambar 3.48. Profil Daya Pada Cooling Tower Fan #4
4. Faktor daya
Faktor daya merupakan perbandingan antara daya aktif (kW) dengan daya
nyata (kVA). Berikut adalah profil faktor daya yang diperoleh dari hasil
pengukuran pada panel kontrol cooling tower fan #4.
90,000
95,000
100,000
105,000
110,000
115,000
120,000
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
Day
a (V
A)
PROFIL DAYA
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 41
Gambar 3.49. Profil Faktor Daya Pada Cooling Tower Fan #4
Faktor daya yang terbentuk pada cooling tower fan #4 setiap phasanya
mempunyai nilai yang berbeda.untuk phasa R nilai faktor dayanya 0,85 pada
phasa S nilai factor daya yang terukur adalah 8,86 danuntuk phasa T nilai faktor
daya yang terukur adalah 0,83.
5. Pembebanan (Daya Aktif)
Penggunaan daya aktif (P) yang terjadi pada cooling tower fan #4 mengalami
ketidakseimbangan pembebanan pada setiap phasanya. Profil penggunaan daya
aktif dapat dilihat pada gambar 3.50. sebagai berikut.
0.81
0.82
0.83
0.84
0.85
0.86
0.87
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
Po
we
r Fa
cto
r
PROFIL POWER FACTOR
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 42
Gambar 3.50. Profil Pembebanan Pada Cooling Tower Fan #4
Pada gambar terlihat phasa S terbebani nilai daya aktif (P) cukup tinngi jika
dibandingkan dengan beban yang terdapat pada phasa R dan phasa T. daya aktif (P) yang
terbebani pada phasa S beradapada kisaran nilai 97 kW hingga 98 kW, sedangkan
pembebanan pada phasa R dan phasa T berada pada kisaran nilai 85 kW sampai dengan
86 kW.
6. Total Harmonic Distortion (THD)
Dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai total harmonic distortion
(THD) tegangan dan arus. Profilnya sebagai berikut.
Gambar 3.51. Profil THD Tegangan Pada Cooling Tower Fan #4
75,000
80,000
85,000
90,000
95,000
100,000
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
Be
ban
(W
)
PROFIL BEBAN
Phase R Phase S Phase T
00.10.20.30.40.50.60.70.8
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
% T
HD
PROFIL THD TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 43
Total harmonic distortion (THD) tegangan yang terukur saat dilkaukan
pengukuran adalah sebagai berikut. Phasa R nilai THD terukur 0,66% hingga
0,7%, phasa S berada pada kisaran 0,64% hingga 0,67%, dan untuk phasa T
berada pada kisaran 0,5% hingga 0,6%. Dari data pengukuran yang diperoleh
persentase THD tegangan masih baik karena berada pada nilai dibawah 5%.
Sedangkan untuk nilai THD arusnya tersaji pada gambar berikut.
Gambar 3.52. Profil THD Arus Pada Cooling Tower Fan #4
Nilai THD arus untuk tiap phasanya sebagai berikut. Phasa R sekitar 1,2%, phasa
S sektar 1,06%, dan untuk phasa T nilai yang terukur berada pada kisaran 1,3%.
7. Kualitas Frekwensi
Kualitas frekwensi yang terekam pada saat dilakukan pengukuran tergambar pada
gambar 3.53. sebagai berikut.
00.20.40.60.8
11.21.4
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
% T
HD
PROFIL THD ARUS
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 44
Gambar 3.53. Profil Frekwensi Pada Cooling Tower Fan #4
Pada gambar 3.53. diatas terukur besaran nilai frekwensi pada cooling tower fan
#4 yaitu pada kisaran 50 Hz. Ini menandakan bahwa frekwensi tenaga listrik
berada pada nilai yang dianggap baik.
8. Konsumsi Energi Listrik
Profil penggunaan energi listrik pada cooling water fan #4 sebanding dengan
nilai penggunaan daya aktif persatuan jam. Nilai konsumsi energi tertinggi saat
dilakukan pengukuran untuk setiap phasanya sebagai berikut. Phasa R terukur
14,080 kWh, phasa S terukur 16,320 kWh, dan phasa T terukur 14,080 kWh.
Berikut adalah profil pengukuran konsumsi energi listrik pada cooling tower fan
#4.
49.96
49.98
50
50.02
50.04
50.06
50.08
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
Hz
PROFIL FREKUENSI
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 45
Gambar 3.54. Profil Konsumsi Energi Pada Cooling Tower Fan #4
3.1.3.6 Panel Cooling Water Pump #1
Parameter yang diambil pada pengukuran cooling water pump #1 sama dengan
parameter yang diambil pada pengukuran-pengukuran elektrikal sebelumnya.
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui profil dari tegangan, arus, daya, faktor daya,
beban, total harmonic distortion (THD), ferekwensi, dan konsumsi energy. Cooling
water pump bekerja pada tegangan 3,3 kV. Pengkuran dilakukan pada panel kontrol
cooling water pump #1 menggunakan power meter analyzer mulai pukul 15.45 sampai
dengan pukul 15.55 WIB. Berkut adalah profil dari setiap parameter yang diukur.
1. Tegangan
Tegangan kerja cooling water pump #1 menggunakan tegangan 3,3 kV.
Berikut adalah profil tegangan yang terekam saat dilakukan pengukuran pada
cooling water pump.
-2,000 4,000 6,000 8,000
10,000 12,000 14,000 16,000 18,000
15
:31
:46
15
:32
:16
15
:32
:47
15
:33
:17
15
:33
:48
15
:34
:18
15
:34
:49
15
:35
:19
15
:35
:50
15
:36
:20
15
:36
:51
15
:37
:21
15
:37
:51
15
:38
:22
15
:38
:52
15
:39
:23
15
:39
:53
15
:40
:24
15
:40
:54
15
:41
:25
Wat
t H
ou
r
PROFIL ENERGI
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 46
Gambar 3.55. Profil Tegangan pada cooling water pump#1
Gambar 3.55. menunjukan gambaran tegangan pada cooling water pump.
Tegangan yang terukur pada waktu pengukuran tiap phasanya adalah sebagai
berikut. Nilai tegangan pada phasa R berada pada kisaran 3,2 kV, phasa S
tegangan yang etrukur berada pada kisaran 3,1 kV, dan untuk phasa T nilai
tegangan yang terukur berada pada kisaran 3,2 kV. Dari nilai tegangan yang
terukur diperoleh persentase nilai unbalance tegangan. Berikut adalah profil
unbalance tegangan untuk cooling water pump #1.
Gambar 3.56. Profil Unbalance Tegangan pada cooling water pump#1
3,150 3,160 3,170 3,180 3,190 3,200 3,210 3,220 3,230
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
Tega
nga
n (
V)
PROFIL TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
0.36%0.38%0.40%0.42%0.44%0.46%0.48%0.50%
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE TEGANGAN
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 47
Persentase nilai unbalance tegangan pada cooling water pump #1 berada pada
kisaran 0,41% sampai dengan 0,47%. Kondisi unbalance seperti ini masih
dikatakan wajar karena batas maksimum unbalance tegangan masih dikatakan
wajar yaitu sampai level 2%.
2. Arus
Arus yang mengalir pada cooling water pump #1 setiap phasanya mempunyai
nilai arus yang berbeda. Berikurt adalah profil aliran arus listrik yang mengalir
pada cooling water pump #1.
Gambar 3.57. Profil Arus pada cooling water pump#1
Pada gambar 3.57. terlihat nilai aliran arus yang mengalir pada setiap phasa. Nilai
arus yang mengalir pada phasa R ada pada kisaran 187 A, untuk phasa S aliran
arusnya sekitar 192 A, dan untuk phasa T nilai arus yang mengalir berada pada
kisaran 188 A. dari hasil pengukuran arus diperoleh juga persentase unbalance
arus yang terjadi pada cooling water pump #1. Berikut adalah profil unbalance
arus yang terjadi.
182
184
186
188
190
192
194
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
Aru
s (A
)
PROFIL ARUS
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 48
Gambar 3.58. Profil Unbalance Arus pada cooling water pump#1
Persentase nilai unbalance arus yang terjadi pada cooling water pump #1 berada pada
kisaran 1,42 % sampai dengan 1,59%.
3. Daya
Kapsitas daya yang terpasang untuk cooling water pump adalah 1,5 MVA. Profil
penggunaan daya pada cooling water pump #1 tersaji pada gambar grafik berikut
ini.
Gambar 3.59. Profil Daya pada cooling water pump#1
0.00%
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
Un
bal
ance
PROFIL UNBALANCE ARUS
Profil
590,000
595,000
600,000
605,000
610,000
615,000
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
Day
a (V
A)
PROFIL DAYA
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 49
Dari hasil pengukuran bisa terlihat penggunaan daya pada tiap phasanya.
Besarnya penggunaan daya setiap phasanya sebagai berikut. Phasa R daya yang
terukur sekitar 601,920 kVA, phasa S terbebani daya sekitar 609,920 kVA, dan
untuk phasa T terbebani daya sekitar 606,080 kVA.
4. Faktor daya
Profil factor daya yang terukur pada cooling water pump #1 adalah
sebagai berikut.
Gambar 3.60. Profil Faktor Daya pada cooling water pump#1
Nilai faktor daya yang terukur pada setiap phasanya adalah sebagai berikut. Phasa R
faktor dayanya 0.82, phasa S nilai faktor dayanya 0.83, dan phasa T memiliki faktor
daya 0.82.
5. Pembebanan (Penggunaan Daya Aktif)
Pembebanan sama dengan penggunaan daya aktif (P) dalam suatu sistem
ketenaga listrikan. Kapasitas daya aktif yang terpasang pada cooling water pump
#1 adalah 1,5 MW. Kondisi pembebanan untuk setiap phasa yang terjadi pada
cooling water pump #1 bisa dilihat pada gambar 3.61. berikut ini.
0.8140.8160.818
0.820.8220.8240.8260.828
0.830.832
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
Po
we
r Fa
cto
r
PROFIL POWER FACTOR
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 50
Gambar 3.61. Profil Beban pada cooling water pump#1
Nilai rata-rata beban yang terukur pada setiap phasa dari hasil pengukuran
menunjukan besaran nilai sebagai berikut. Phasa R rata-rata pembebanan selama
dilakukan pengukuran adalah 495,504 kW, phasa S terukur 504,560 kW, dan
untuk phasa T terukur 495,781 kW.
6. Total Harmonic Distortion (THD)
Dari hasil pengukuran diperoleh data mengenai THD tegangan dan THD arus.
Berikut adalah profil dari masing-masing THD nya.
Gambar 3.62. Profil THD Tegangan pada cooling water pump#1
485,000
490,000
495,000
500,000
505,000
510,000
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
Be
ban
(W
)
PROFIL BEBAN
Phase R Phase S Phase T
0
0.2
0.4
0.6
0.8
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
% T
HD
PROFIL THD TEGANGAN
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 51
Nilai THD tegangan yang diperoleh dari hasil pengukuran menunjukan nilai pada
kisaran 0,4 % sampai dengan 0,7%.
Gambar 3.63. Profil THD Arus pada cooling water pump#1
Sedangkan untuk nilai THD arus yang terjadi pada cooling water pump #1 berada
pada kisaran 0,7% sampai dengan 0,9%.
7. Kualitas Frekwensi
Profil kualitas frekwensi tenaga listrik bisa terlihat dari gambar 3.64. berikut ini.
Gambar 3.64. Profil Frekwensi pada cooling water pump#1
0.7
0.75
0.8
0.85
0.9
0.95
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
% T
HD
PROFIL THD ARUS
Phase R Phase S Phase T
49.9850
50.0250.0450.0650.08
15
:45
:40
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
Hz
PROFIL FREKUENSI
Profil
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 52
Nilai frekwensi yang terukur masih ada dalam kondisi yang baik karena nilai
yang terukur berada pada kisaran 50 Hz sampai dengan 50,08 Hz.
8. Konsumsi Energi
Tingkat konsumsi enrgi untuk cooling water pump #1 terlihat pada gambar 3.65.
berikut ini.
Gambar 3.65. Profil Konsumsi Energi pada cooling water pump#1
3.2 IDENTIFIKASI dan IMPLEMENTASI PENGHEMATAN ENERGI (ENERGY SAVING
IDENTIFICATION)
3.2.1 Pengecekan Air Umpan Boiler
Air umpan boiler yang tidak melalui proses pengolahan lebih dulu akan sangat
mengganggu proses pembentukan steam, sebab mineral-mineral yang terbawa air umpan
dapat menyebabkan terjadinya foaming dalam boiler. Peristiwa ini berakibat pada
terbawanya mineral bersama steam, sehingga dapat menyebabkan korosi dan kerak pada
boiler dan pipa-pipa penyertanya. Selain itu, kualitas dan kuantitas steam juga akan
mengalami penurunan. PT Indah Kiat telah memliki unit water treatment. Umpan yang
berasal dari water treatment harus dijaga kandungan TDS, silica,Tembaga, Iron dan pH.
Rekomendasi untuk kualitas air umpan dan air boiler dapat dilihat dalam table berikut:
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000 1
5:4
5:4
0
15
:46
:10
15
:46
:41
15
:47
:11
15
:47
:42
15
:48
:12
15
:48
:43
15
:49
:13
15
:49
:44
15
:50
:14
15
:50
:45
15
:51
:15
15
:51
:45
15
:52
:16
15
:52
:46
15
:53
:17
15
:53
:47
15
:54
:18
15
:54
:48
15
:55
:19
Wat
t H
ou
r
PROFIL ENERGI
Phase R Phase S Phase T
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 53
Table 3. 1
Rekomendasi air umpan
Sedangkan menurut American Boiler Manufacturers Association (ABMA), batas
maksimum konsentrasi impuritas yang dijinkan dapat dilihat dalam table dibawah ini:
Table 3.2
Jika air umpan masuk ke boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan komponen air
memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air umpan dalam keadaan
terlarut. Walau demikian, dibawah kondisi panas dan tekanan hampir seluruh komponen
terlarut keluar dari larutan sebagai padatan partikuat, kadang-kadang dalam bentuk
Kristal dan pada waktu yang lain sebagai bentuk amorph. Jika kelarutan komponen
spesifik dalam air terlewati, maka akan terjadi pembentukan kerak dan endapan. Air
boiler harus cukup bebas dari pembentukan endapan padat supaya terjadi perpindahan
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 54
panas yang cepat dan efisien dan harus tidak korosif terhadap logam boiler. Endapan dan
korosi menyebabkan kehilangan efisiensi yang dapat menyebabkan kegagalan dalam
pipa boiler dan ketidakmampuan memproduksi steam. Endapan bertindak sebagai
isolator dan memperlambat perpindahan panas. Sejumlah besar endapan diseluruh boiler
dapat mengurangi perpindahan panas yang secara signifikan dapat menurunkan efisiensi
boiler. Berbagai jenis endapan akan mempengaruhi efisiensi boiler secara berbeda-beda,
sehingga sangat penting untuk menganalisis karakteristik endapan. Efek pengisolasian
terhadap endapan menyebabkan naiknya suhu logam boiler dan mungkin dapat
menyebabkan kegagalan pipa karena pemanasan berlebih.
Table 3.3
Rekomendasi air boiler ((United National Environment Program 2006)
3.2.2 Pengurangan Kebocoran Pipa Steam
Pipa yang mengalirkan steam dari boiler perlu dijaga dari kehilangan energi
panasnya akibat radiasi maupun kebocoran. Untuk setiap lubang berdiameter 3 mm
pada pipa steam yang mempunyai tekanan 7 kg/cm2, akan memboroskan 32.650 L
BBM atau setara dengan 26,12 ton BBM/tahun (45,82 ton batubara/tahun).
Sementara, untuk setiap 100 m pipa steamyang tidak diisolasi, dengan diameter 150
mm dan membawa steam dengan tekanan 8 kg/cm2, akan memboroskan 25.000 L
BBM.
3.2.3 Peningkatan Faktor Daya Pada Sistem Kelistrikan di Ball Mill 3A
Dari pengukuran yang dilakukan pada saat Ball Mill 3A beroperasi tegangan
rata-rata sekitar 3.250 V, arus rata-rata sekitar 60 A dan faktor daya rata-rata
PT. GILANG PERSADA URBAN AND REGIONAL, PLANNING , ENGINEERING,
ENVIRONMENTAL STUDIES, INFORMATION TECHNOLOGY
REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1)
PT. Indah Kiat Pulp & Paper
III | 55
sekitar 0,7 lagging. Dengan menaikkan faktor daya mendekati 1 maka dapat
dapat mengurangi pemakaian daya nyata, aktif dan reaktif.
3.2.4 Pemasangan Fluidized Coal Dryer dalam Roller Mill Coal Pulverizer
PT Indah kiat telah mempunyai system pengolahan batu bara sebagai bahan bakar di
boiler. Boiler yang dimiliki oleh PT Indah kiat telah terintegrasi dengan power plant
yang terdiri dari Boiler I. 2 dan 3 dengan produksi listrik masing – masing sebesar
35 MWatt.. Boiler 1, 2 dan 3 ini menggunakan bahan bakar batu bara yang system
pulverizernya menggunakan ball mill. sedangkan pada Boiler 6 sistem coal feed
system untuk proses penggerusan menggunakan 3 roller mill. Boiler ini terintegrasi
dengan power plant dan menghasilkan listrik sebesar 70 MWatt.
Salah satu sistem roller mill ini kadang kala mengalami trip atau macet pada
saat operasi. Jika batu bara yang masuk kualitasnya kurang bagus dengan moisture
content yang besar maka akan menghambat kerja roll mill. Begitupun jika ada
element lain yang menyatu dengan batu bara yang sifatnya solid masuk kedalam mill
maka akan trip. Semakin besar moisture content, tenaga untuk penggerusan yang
dibutuhkan akan semakin besar dan menyebabkan terjadinya kenaikan nilai arus dan
akan memacu relay over current bekerja karena motor dirasa kelebihan beban. Jika
kondisi ini sering terjadi maka akan mempengaruhi kinerja motor bahkan motor
cepat rusak.
Untuk menghindari trip dalam roller mill dapat dilakukan dengan
menurunkan moisture content baru bara umpan dengan suatu alat pemanas batu bara
(coal dryer). Panas yang digunakan untuk memanaskan baru bara tersebut adalah
dengan memanfaatkan panas buang di power plant. Teknologi pemanasan batu bara
sebelum masuk roller mill ini menggunakan udara hangat yang bersuhu 43 oC. Drier
yang digunakan menggunakan system fluidized drier. Udara akan memfluidisasi
batu bara di dalam dryer sehingga free moisture di dalam batu bara akan teruapkan.
Disamping mengeringkan batubara, system fluidisasi juga akan memisahkan
batubara dengan partikel yang lebih berat misalnya logam dan batu.