Upload
raden-cahyo-putro-nugroho
View
52
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2.1 Tinjau
Pengolaha
(TBS) dim
sawit dar
transporta
kualitas m
Sumber :
PTPN IV.
Pada gamb
menjadi b
menjadi m
uan Umum
an buah ke
maksudkan
ri biji. Per
asi, dan pro
minyak yang
Gamb
dimodifika
bar 2.1 terd
beberapa ba
minyak dan
TIN
m
elapa sawit
untuk mem
rlakuan ter
oses pengol
g akan dihas
ar 2.1 Skem
asi dari Bir
dapat diagra
agian secara
inti sawit
BAB I
NJAUAN P
yang lazim
mperoleh m
rhadap tan
lahan di pa
silkan.
ma proses P
ro Perencan
am alir pros
a umum. P
dapat dibag
II
PUSTAKA
m disebut
minyak sawit
ndan buah
abrik akan
Pengolahan
naan, Peng
es pengolah
ada dasarny
gi dalam be
dengan tan
t dari dagin
segar mu
menentuka
Kelapa Saw
gkajian dan
han buah sa
ya proses p
eberapa stas
ndan buah
ng buah da
ulai dari p
an kuantitas
wit
n Pengemba
awit yang te
pengolahan
siun, antara
segar
n inti
panen,
s dan
angan
erbagi
TBS
a lain:
Universitas Sumatera Utara
Stasiun Penerimaan Buah, Stasiun Perebusan (Sterilizing Station), Stasiun
Penebahan (Threshing Station), Stasiun Pengempaan (Pressing Station), Stasiun
Klarifikasi (Clarification Station), Stasiun Kernel (Kernel Station).
2.2 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)
Pada stasiun pengempaan terdapat dua unit sistem yang memegang peranan dalam
satuan operasi pengolahan kelapa sawit yang terdiri atas mesin digester dan mesin
screw press. Instalasi digester dan screw press pada pabrik pengolahan kelapa
sawit dapat dilihat pada gambar 2.2.
2.2.1 Pengadukan (Digester)
Digester berasal dari kata dasar digest yang berarti mencabik, jadi yang
dimaksud dengan mesin digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk
mencabik sambil mengaduk, dalam hal ini yang diaduk adalah buah sawit yang
lepas (rontok) setelah melewati stasiun threshing , dilumatkan dengan cara
menyayat-nyayat daging buah dan diaduk dalam ketel adukan (digester). Buah
dapat hancur akibat adukan pisau-pisau stirring arm sehingga buah dapat
bergesekan dengan dinding digester, yang mana prosesnya dibantu oleh uap
(steam) yang berasal dari Back Preassure Vessel (BPV) dengan suhu 115 0C
dengan cara injeksi uap bertekanan 3 kg/cm2.
Pengadukan berlangsung selama 30 menit, baru pintu pengeluaran di buka,
minyak yang mulai keluar dari bottom bearing ditampung ditalang minyak untuk
selanjutnya di kirim ke vibrating screen. Setelah sampai pada tingkat terbawah
maka buah selanjutnya di kirim oleh expeller arm ke bagian chute untuk
selanjutnya diperas minyaknya di screw press yang berupa lumatan buah sawit
yang disayat-sayat dimana struktur jaringan buah telah rusak dan membuka sel sel
yang mengandung inti minyak, daging buah (pericarp) pecah dan terlepas dari biji
(nut), serat serat buah harus masih jelas kelihatan dan bersifat homogen.
Proses pengadukan maupun pemotongan yang harus dijalani oleh daging buah
untuk memperoleh minyak secara maksimal merupakan proses yang cukup
penting untuk dimengerti hakikatnya dengan baik, yaitu dari proses pengadukan
untuk mendapat perhatian dan pengawasan dalam proses pengolahannya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2
Sawit.
Secara um
Tebal dag
hingga 8 m
Tujuan uta
untuk di-p
buah den
diperlukan
a. Pengad
daging
buah y
b. Pengad
c. Daging
struktu
2.2 Instalas
mum, buah
ging buah d
mm sesuai d
ama dari pr
press, sehin
ngan kerug
n syarat-sya
dukan haru
g buah terle
yang utuh, d
dukan haru
g buah tida
ur serabut d
si Digester
kelapa saw
dari buah y
dengan ukur
roses penga
ngga minya
gian yang
arat sebagai
us menghas
epas seluruh
dimana dag
s menghasil
ak boleh ter
dari daging b
dan Screw
wit terdiri d
yang cukup
ran buahnya
adukan adal
ak dengan
sekecil-ke
berikut :
silkan pem
hnya dari bi
ging buah m
lkan massa
remas terlal
buah.
press pada
dari daging
p baik atau
a.
lah untuk m
mudah dap
cilnya. Un
erasan/cinc
ijinya dan ti
masih meleka
yang sama
lu lumat me
Pabrik Pen
g buah, can
u normal b
mempersiapk
pat dipisahk
ntuk menca
angan yang
idak boleh a
at pada bijin
rata.
enjadi bubu
ngolahan K
ngkang, dan
berkisar ant
kan daging
hkan dari d
apai tujuan
g baik seh
ada lagi ter
nya.
ur, harus ta
Kelapa
n inti.
tara 2
buah
aging
n itu
ingga
rdapat
mpak
Universitas Sumatera Utara
Penelitian
diperoleh
pengaduka
dikempa a
memenuhi
digester m
gabungan
waktu pe
simultan.
2.2.2 Peng
Pengempa
digester, d
pisau-pisa
dan mend
gambar 2.
Gambar 2
Oleh karen
sehingga m
biji. Hasil
ke Cake
seperti pa
berupa Sa
dari screw
n terhadap
dari pengl
an. Jangka
atau di-pres
i syarat-sya
maka semak
kedua fakt
ngadukan
gempaan (P
aan bertuju
dimana bua
au stirring a
dorongnya m
3 dapat dili
2.3 Model S
na adanya t
melalui lub
yang kelua
Bake Conv
sir, serat-se
and Trap Ta
w press dan
syarat-syara
lihatan dan
waktu pe
ss juga me
arat pengad
kin lama bu
or diatas da
harus diusa
Presser)
uan untuk
ah-buah yan
arm di dige
masuk ke d
hat model w
Screw press
tekanan scre
bang-lubang
ar dari pros
veyor dan m
erat dan air
ank untuk m
Vibrating S
rat diatas a
n pengamat
engadukan
erupakan fa
dukan yang
uah teraduk
apat disimp
ahakan sej
mengambi
ng telah di
ester dimas
dalam mesin
worm screw
s yang digun
ew yang dit
g press cag
es berupa a
minyak kas
yang selanj
memisahkan
Screen untu
adalah pent
tan minyak
yang diala
ktor yang c
g baik. Se
k sebelum m
ulkan bahw
auh mungk
il minyak
aduk secar
sukkan ke d
n pengemp
w press.
nakan pada
tahan oleh c
ge minyak d
ampas dan b
sar yang m
njutnya akan
n pasir dari
uk memisah
ting sekali,
k yang kel
ami oleh d
cukup pent
makin ban
masuk ke sc
wa isian dig
kin untuk
dari aduka
a bertahap
dalam feed
a (twin scr
Pengolahan
cone, massa
dipisahkan
biji yang se
masih meng
n melewati
minyak ka
hkan serat-s
sebagian
luar dari b
digester seb
ting untuk
nyak isian
crew press
gester dan ja
dipenuhi s
an hasil o
dengan ba
screw con
rew press).
n Kelapa Sa
a tersebut di
dari serabu
elanjutnya m
gandung ko
tahap klari
asar yang be
serat dari m
besar
bejana
belum
dapat
suatu
. Jadi
angka
secara
output
ntuan
veyor
Pada
awit
iperas
ut dan
masuk
otoran
fikasi
erasal
inyak
Universitas Sumatera Utara
kasar tersebut dan selanjutnya dikirim ke Crude Oil Tank sebagai tangki
penampungan minyak kasar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengempaan ini antara lain:
a. Ampas kempa (press cake) harus merata keluar di sekitar konus
b. Tekanan hidraulyc pada kumulator 30-40 kg/cm2
c. Bila screw press harus berhenti pada waktu yang lama, screw press harus
dikosongkan.
d. Tekanan kempa yang terlalu tinggi akan mengakibatkan persentase inti
pecah bertambah dan kerugian inti bertambah.
e. Tekanan kempa yang terlalu rendah akan mengakibatkan cake basah, looses
pada ampas, pemisahan ampas dan biji tidak sempurna, bahan bakar ampas
basah sehingga pembakaran dalam dapur boiler tidak sempurna.
2.3 Tegangan Geser Pada Poros
Perhitungan tegangan geser yang terjadi pada poros akibat torsi yang
bekerja pada screw dari worm screw press dapat dilihat pada gambar 2.4.
Universitas Sumatera Utara
P
padat, ser
poros pun
deformasi
sudut ra
= DE =
Regangan
=
Dengan pe
Luas pen
menghasil
Dengan ko
= 0
Dimana to
s
L
s
G
M
Pada gamba
rat AB yan
ntir sebesar
ini adalah
adian, panja
= r
n geser satua
ersamaan te
nampang d
lkan beban t
ondisi kesei
orsi yang be
Lr
rL
G
Gambar
ar 2.4. terl
ng semula l
. Sehingg
busur lingk
ang diberika
an
egangan ges
diferensial
tahanan dife
imbangan st
ekerja sama
2.4. Deform
lihat torsi y
lurus akan
ga deformas
karan denga
an oleh :
ser dari huk
M-N pada
ferensial dP
tatis
dengan tor
masi pada p
yang bekerj
memuntir
si total
an jari jar
um Hooke
a jarak rad
= dA.
si tahanan d
s
poros
rja pada uju
menjadi he
sama deng
ri r dan ber
:
dial r dar
dari poros (T
ung poros
eliks AC k
gan DE. Pa
rhadapan de
ri sumbu
Tr).
bulat
karena
njang
engan
(2-1)
(2-2)
(2-3)
poros
Universitas Sumatera Utara
T = Tr = (2-4)
Subtiusi dari persamaan (2-4) sehingga
T =
T = (2-5)
Dengan mensubtitusikan persamaan (2-3) ke persamaan (2-5) diperoleh
J =
Diperoleh rumus tegangan geser maksimun terhadap poros padat, yaitu :
(2-6)
Momen inersia polar (J) untuk poros berongga, yaitu :
J =
Sehingga rumus tegangan geser maksimun terhadap poros berongga, yaitu :
(2-7)
2.4 Kosentrasi Tegangan
Suatu diskontinutas geometri dalam bentuk benda, seperti misalnya lubang
atau takik, berakibat distribusi tegangan tak merata di sekitar diskontinuitas
tersebut. Pada beberapa daerah di dekat diskontinuitas, tegangan akan lebih tinggi
daripada tegangan rata rata yang jauh letaknya dari diskontinuitas. Jadi, terjadi
kosentrasi tegangan pada diskontinuitas, atau pembangkit tegangan (stress raiser).
Gambar 2.5 memperlihatkan sebuah pelat dimana terdapat lubang sirkular yang
mengalami beban uniaksial. Kalau beban tidak ada, tegangan akan terbagi rata
pada penampang melintang pelat. Karena ada lubang, distribusi itu sedemikian
rupa, sehingga aksial mencapai harga tinggi pada tepi lubang dan turun dengan
cepat semakin jauh dari lubang.
)( dArdPr
dArLG 2 JdAr 2J
LG
JTr
2
4r
34
2
2
.rT
rrT
33 .16
.2
dT
rT
maks
442
rRr
4416 dD TDmaks
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2
horizontal
2.5 Fakto
Ko
dengan te
sementara
penampan
Pada dasar
(a) Be
Dengan ru
(b) Be
Dengan ru
(c) Be
Dengan ru
no
matK
m
IMc
nom
AP
nom
JTc
nom
2.5 Distrib
l (c) lubang
or Kosentra
osentrasi teg
egangan n
a ilmuwan
ng melintang
rnya kosent
eban lentur
umus tegang
eban aksial
umus tegang
eban puntir
umus tegang
al
aks
min
Mc
busi teganga
eliptis verti
asi Tegang
gangan diny
ominal, ata
memakai
g pada daer
trasi tegang
gan yang di
gan yang di
gan yang di
an akibat (a
ikal (Shigle
gan
yatakan den
as dasar p
harga teg
rah dimana t
gan terjadi a
gunakan :
gunakan :
gunakan :
) lubang sir
ey, 2004).
ngan faktor k
penampang
gangan nom
tidak terdap
kibat tiga b
rkular dan (
kosentrasi t
sesungguh
minal atas
pat kosentra
eban yaitu :
(b) lubang e
tegangan teo
hnya, seka
s dasar se
asi tegangan
(
:
eliptis
oritis,
alipun
eluruh
n.
(2-8)
Universitas Sumatera Utara
Diagram faktor kosentrasi tegangan dapat dilihat pada gambar 2.6. Pada skripsi ini
kosentrasi tegangan yang terjadi akibat beban puntir, dengan momen inersia polar
(J) untuk poros berongga . Maka tegangan geser nominal
dihitung dengan persamaan :
Disamping menyebabkan kosentrasi tegangan, sebuah takik juga menimbulkan
kondisi tegangan biaksial atau tegangan triaksial setempat. Umpamanya, untuk
lubang sirkular dalam pelat dimana bekerja beban aksial, ditimbulkan baik
tegangan radial maupun tegangan membujur. Tegangan yang ditimbulkan dalam
sebuah pelat yang lebar tak terhingga dan dimana terdapat beban sirkular dan
dibebani aksial, dapat dinyatakan sebagai (Hutton, 2004):
(2-9)
)(32
42 dDJ
)(16
44 dDTD
nom
2cos4312
12 2
2
2
4
2
2
ra
ra
ra
r
2cos31212 24
2
2
ra
ra
2sin2312 2
2
2
4
ra
ra
Universitas Sumatera Utara
Gambar
beban pun
Penelitian
terjadi di t
Dimana demikian
sama deng
3
2.6 Faktor
ntir (Harsok
n terhadap
titik A, bilam
= tegangafaktor kose
gan 3. Mem
maks
kosentrasi
koesoemo,19
tegangan in
mana = /
an tarik rat
entrasi tegan
mpelajari pe
tegangan. (
990).
ni memper
/2 dan r = a
ta rata ya
ngan teori
ersamaan in
(a) beban l
rlihatkan ba
a. Untuk hal
ang terdapa
tis untuk p
ni lebih lan
entur, (b) b
ahwa tega
ini (Hutton
t pada ujun
elat dengan
njut tampak
beban aksia
angan maks
n, 2004)
(
ng pelat. De
n lubang sir
k bahwa
al, (c)
simun
2-10)
engan
rkular
= -
Universitas Sumatera Utara
untuk t = a dan = 0. karena itu, kalau pada pelat bekerja tegangan tarik, muncul tegangan tekan yang sama dengan besarnya pada tepi lubang di titik B dalam arah
tegak lurus pada sumbu beban dalam bidang pelat.
Hal lain yang menarik perahatian dan yang memiliki pemecahan analitis
untuk kosentrasi tegangan, ialah hal lubang eliptis kecil pada sebuah pelat.
Gambar 2.5 memperlihatkan geometri lubang. Tegangan maksimun pada lubang
diberikan oleh persamaan 2-11 (Hutton, 2004).
(2-11)
Persamaan (2-11) memperlihatkan bahwa tegangan bertambah besar dengan
perbandingan a/b. Karena itu, lubang yang sangat sempit, seperti retak misalnya
yang tegak lurus pada daerah arah tarik, akan berakibat tegangan yang sangat
tinggi.
2.6. Metode Penentuan Kosentrasi Tegangan
2.6.1. Photoelastis
Suatu metode yang sangat dapat diandalkan dan banyak dipakai untuk
mencari tegangan pada suatu titik adalah metode photoelastis (photoelastisity).
Suatu bahan tembus sinar yang mempunyai sifat membias secara ganda, bila
diberi tegangan, dipotong dalam bentuk yang sama seperti bagian mesin yang
diinginkan akan menerima tegangan tersebut. Model tersebut diletakkan pada
suatu rangka pembebanan, dan suatu berkas sinar polarisasi diarahkan pada model
tersebut menuju pelat atau layar photograf. Bila model diberi beban, sinar
berwarna yang berasal dari titik titik tegangan maksimun akan meminggir, dan
apabila bahan tersebut dinaikkan, berkas sinar berwarna tersebut akan bergerak
dari sisi bayangan ke arah titik pusat. Suatu tegangan tertentu dikaitkan dengan
setiap peminggiran warna tersebut sehingga seorang dapat mencari tegangan pada
sisi hanya dengan menghitung peminggiran warna dari awalnya tadi.
ba
maks 21
Universitas Sumatera Utara
Gambar
photoelast
Ga
photoelast
oleh gaya
juga pada
2.6.2 Me
Teknik in
dimungkin
berupa ga
pertama
mungkin
pembeban
kendala
kondisi te
matrik dan
Gambar 2
pelat yang
berangsur
terdapat ju
2.7 Distrib
tis (Hutton,
ambar 2.7
tis, berupa p
a Wr . Pemu
kedua jari
etode Elem
ni sangat m
nkan oleh
aris, segitiga
tama diba
dari bebe
nan dan kon
(constraint
erpenuhi. Pe
n elastisitas
2.8 bagaim
g menerim
angsur
uga pada sis
usi teganga
2004).
adalah s
peminggiran
usatan tega
jari keleng
men Hingga
mujarab dan
kemajuan b
a, atau setia
agi menjadi
erapa ukura
nsfigurasi da
t), suatu ana
enggunaan m
linier dan k
mana metod
a beban ak
berkurang
si lingkaran
an dalam su
suatu gamb
n sinar pada
angan terjad
gkungan (fi
a
n merupaka
bidang kom
ap bentuk g
i sejumlah
an yang b
aerah batas
alisa kompu
metode ini
kebiasaan d
de ini dipak
ksial. Dapa
bila menja
n.
uatu roda g
bar, yang
a roda gigi d
di pada titik
llet) pada ak
an suatu c
mputer. Ele
geometri. A
elemen ter
berbeda. D
(boundary
uter dibuat
memerluka
dengan suatu
kai untuk m
at dilihat b
auh gaya F
gigi didapat
diambil
dari roda gi
k dimana g
kar dari gig
ara pendek
men hingg
nggota yan
rhingga yan
Dimulai da
configurati
dan diitera
an pengetah
u bahasa ko
menganalisa
ahwa tegan
F dan kose
Wr
at melalui p
dengan m
igi yang dib
gaya bekerja
gi tersebut.
katan baru
ga tersebut
ng akan dian
ng banyak,
ari diketah
ion) dan ke
asi sampai s
huan matem
omputer.
a tegangan
ngan maksi
entrasi tega
KosentrasitPadafillet
proses
metode
bebani
a dan
yang
biasa
nalisa
yang
uinya
endala
semua
matika
pada
imum
angan
tegangan
Universitas Sumatera Utara
G
2.6.3 Met
Adalah sa
pemusatan
tersebut. P
diagaram
percobaan
An
pemusatan
diberikan
setiap gari
batang ada
beri takika
yang jauh
Begitu gar
usahanya
tegangan i
Gambar
takikan (b
Gambar 2.8
tode Intuis
ngat pentin
n tegangan
Perasaan se
atau dala
n tak mungk
nalogi aliran
n tegangan
tegangan, d
is aliran dal
alah merata
an pada bata
h dari takika
ris garis i
mendekati
ini berbandi
2.9 Garis
b) dengan ta
8 Analisa te
if
g bagi peren
tersebut m
eperti ini ju
am menaks
kin dipakai.
n mungkin a
tersebut. G
dan gaya di
lam gambar
a, garis alira
ang untuk m
an tersebut
ini mendeka
bukan yan
ing lurus de
aliran dalam
kikan (Shig
egangan pad
ncanaan un
muncul dan
uga akan m
sir faktor
adalah satu
Gambar 2.9a
igambarkan
r tersebut m
an tersebut
menunjukka
akan berja
ati takikan,
ng terhamba
engan jumla
m menggam
gley, 2004)
da pelat met
ntuk mengem
n apa yang
membantu d
pemusatan
satunya c
a menunjuk
n seperti me
mewakili bes
jaraknya sa
an kenaikan
arak teratur
akan lebih
at tersebut.
ah lengkung
mbarkan pem
ode elemen
mbangkan s
g harus dila
dalam mera
tegangan
cara dalam m
kkan suatu b
engalir mela
sar gaya tert
ama. Pada g
tegangan. P
sama sepe
banyak me
Kepelikan
gan dari gari
musatan teg
n hingga
suatu rasa
akukan ata
amalkan K
apabila s
menggamb
batang rata
alui batang
tentu, dan k
gambar 2.9b
Pada penam
erti gambar
elengkung d
n dari pemu
is arus.
gangan (a)
akan
as hal
Kt dari
sarana
arkan
yang
. Jadi
karena
b kita
mpang
2.9a.
dalam
usatan
tanpa
Universitas Sumatera Utara
Kegagalan
kegagalan
lain harus
Pada gam
yang rend
oleh peren
potongan
haruslah
haruslah s
sering san
Gambar 2
Perbaikan
2.7 Teor
Un
luar yang
Aspek a
tegangan d
Pe
pertimbag
berarti pro
n yang pali
n karena kel
duduk pad
mbar 2.10 di
dah maka jar
ncanaan ba
di bawah b
lebih dalam
sedikit lebih
ngat efektif d
2.10 Sebuah
n rencana un
ri Teori K
ntuk menga
g bekerja, a
aspek terse
dan reganga
mbahasan a
gan bahwa m
operti elastik
ing sering
lelahan dari
da suatu bah
tunjukkan b
ri jari kele
agian terseb
bahu (Gamb
m dari tak
h besar. Da
dalam meng
h poros berb
ntuk mengur
Kegagalan
aji kekuatan
akan memb
ebut adalah
an, tegangan
aspek diata
material sol
k adalah sam
terjadi pad
i poros. Ba
hu, dan pad
bentuk gari
engkungan
but. Kt yan
bar 2.10b).
kikan kedua
apat dilihat
gurangi pem
rbahu dalam
rangi besar
n suatu ma
butuhkan p
tegangan,
n teganga
as dikaji den
lid adalah k
ma untuk ke
da bagian m
antalan, roda
da dasar ba
is aliran. Un
r harus besa
ng lebih ke
Pada Gam
a, tetapi d
bahwa pem
musatan tega
m lenturan. (
pemusatan
aterial solid
pemahaman
regangan d
an utama dan
ngan menga
kontinue, ho
e segala ara
mesin yang
a gigi, dan
hu inilah ke
ntuk menda
ar, tetapi bi
cil dapat d
mbar 2.10d
iameter pa
motongan ta
angan.
(a) Perencan
(Shigley, 2
sebagai ak
terhadap b
dan pemind
n teori kega
ambil beber
omogen, dan
ah.
berputar a
bagian b
kegagalan te
apatkan har
iasanya r dib
dengan mem
takikan per
ada alas ta
ambahan ta
naan biasa;
2004).
kibat dari b
beberapa a
dahan, hubu
agalan.
erapa asums
n isotropis,
adalah
bagian
erjadi.
rga Kt
batasi
mbuat
rtama
kikan
kikan
(b-d)
beban
aspek.
ungan
si dan
yang
Universitas Sumatera Utara
Ketika komponen dibebani maka akan terjadi tegangan unaksial, yang mana
tegangan dan kekuatan dapat langsung dibandingkan untuk menentukan faktor
keamanan, atau menyelidiki kapan komponen rusak. Metode ini dapat
digolongkan sederhana, karena hanya ada satu tegangan dan hanya ada satu nilai
kekuatan, apakah itu kekuatan luluh, kekuatan ultimate, kekuatan geser atau
lainya sebagai pendekatan.
Pada perancangan elemen mesin terdapat dua bentuk kegagalan yang
terjadi, yaitu Kegagalan Statis dan Kegagalan Dinamis.
2.7.1 Kegagalan Statis
Suatu beban statis adalah suatu gaya atau momen yang bekerja secara
diam pada suatu bagian mesin. Supaya diam, gaya atau momen tersebut haruslah
mempunyai besaran yang tidak berubah, titik tangkap tidak berubah, dan arahnya
tidak berubah. Suatu beban statis bisa berupa gaya tarik atau gaya tekan aksial,
beban geser, beban lentur, atau berupa gabungan dari beban tersebut.
Permasalahan akan bertambah kompleks jika tegangan adalah biaksial atau
triaksial. Dalam beberapa kasus ada tingkatan dari tegangan, tetapi hanya ada satu
kekuatan yang menentukan. Untuk menentukan kekuatan itu ada beberapa teori
yang umun dipergunakan yaitu : Teori Tegangan Normal Maksimum, Teori
Regangan Normal Maksimum, Teori Energi Distorsi Maksimum.
1. Teori Tegangan Normal Maksimum
Teori ini menyatakan bahwa setiap kombinasi tegangan yang
menghasilkan tegangan normal utama terbesar yang melebihi tegangan-batas yield
y akan menyebabkan komponen mengalami yield . Tegangan normal utama terbesar terjadi dalam sebuah komponen mesin
menentukan kekuatan komponen mesin. Jika tegangan-batas yield untuk tarik Syt
berbeda untuk tegangan-batas yield untuk tekan Syc , maka beberapa keadaan
tegangan dalam gambar 2.11 menunjukkan keadaan tegangan seperti yang
ditunjukkan oleh lingkaran Mohr yang tepat mengakibatkan komponen mesin
mengalami yield.
Universitas Sumatera Utara
Gambar
menunjuk
(Harsokoe
tegangan
vertikal y
mengakiba
Re
keadaan te
2.11 Dia
kkan terjad
esoemo,199
Dari
yang sebag
yang mela
atkan komp
epresentasi
egangan dua
agram Mo
dinya yield
0).
gambar 2.
gian dari lin
alui Syt da
ponen meng
grafik yait
a dimensi d
ohr untuk
ld pada t
.11 dapat
ngkaran Mo
an Syc ad
galami yield
tu dari teor
diperlihatkan
beberapa
teori tegan
ditarik ke
ohr-nya terl
dalah keada
d.
ri tegangan
n pada gamb
kondisi
ngan norm
esimpulan
letak diluar
aan tegang
n normal m
bar 2.12
tegangan
mal maksi
bahwa kea
r dua buah
gan yang
maksimum u
yang
imum
adaan
garis
telah
untuk
Universitas Sumatera Utara
Gambar
(Harsokoe
Pa
yang mem
dua dime
persamaan
Keadaan
keadaan te
empat.
Da
ternyata c
yang dalam
Syc masih
normal ma
21,
2.12 Teo
esoemo,199
ada diagram
mpunyai ko
ensi tersebu
n :
tegangan d
egangan pad
ari hasil pe
ocok untuk
m kenyataa
dapat ditah
aksimum te
2yx
ori teganga
0)
m di atas sua
ordinat 1, ut tadi. Ke
dua dimen
da gambar 2
ercobaan ter
k material y
annya harga
han oleh mat
rnyata tidak
2
2yx
an normal
atu keadaan
2, yaitu teedua tegan
nsi yang m
2.12 berupa
rnyata bahw
yang getas a
a tegangan
terial tanpa
k cocok unt
2yx
maksimu
n tegangan
egangan uta
ngan terseb
menyebabka
a sebuah titi
wa teori te
atau brittle
hidrostatik
yielding ata
uk material
m pada k
digambarka
ama dari ke
but dapat d
an kegagala
ik yang terle
egangan nor
kecuali kea
beberapa k
au patah.
yang ulet.
koordinat
an oleh satu
eadaan tega
dihitung de
an yield a
etak di luar
rmal maksi
adaan hidro
kali lipat SyTeori tega
1-2
u titik
angan
engan
adalah
r segi-
imum
ostatik
yt atau
angan
Universitas Sumatera Utara
2. Te
Te
tegangan
geser bata
ditentukan
Pa
Mohr-nya
yang seba
bahwa ke
mengalam
Gambar
(Harsokoe
eori Tegang
eori teganga
dua dimen
as yield y n dari uji tar
ada gambar
a tepat men
agian dari li
eadaan tega
mi kegagalan
Gambar 2
2.14. Ilustr
esoemo,199
gan Geser M
an maksimu
nsi yang te
mengakiba
rik standar d
r 2.13 ditun
ngakibatkan
ingkaran M
angan dua
n yield.
2.13 Prinsip
rasi teori te
0)
Maksimum
um menyata
egangan ges
atkan kega
dan y = unjukkan tig
n keadaan y
Mohr-nya ter
dimensi t
p diagram M
egangan ges
m
akan bahwa
ser maksim
agalan yield
y . ga keadaan
yield. Kead
rletak di lua
tersebut tel
Mohr (Harso
ser maksim
a setiap kom
mumnya me
d. Besar te
n tegangan
daan tegang
ar garis seja
lah menyeb
okoesoemo,
mum pada k
mbinasi kea
elebihi tega
egangan yie
yang ling
gan dua dim
ajar menand
babkan ma
1990)
koordinat 1
adaan
angan
eld y
karan
mensi
dakan
aterial
1 - 2
Universitas Sumatera Utara
Represent
yang ditun
3 buah pe
dalam arah
Gambar
Elemen or
(Harsokoe
maks 1
maks 1
maks 2
tasi teori teg
njukkan pad
ersamaan teg
h tegangan
2.15 Repr
riginal; (b) p
esoemo,199
y 22
22
13
22
232
gangan gese
da gambar 2
gangan ges
utama 1 >
esentasi ele
prinsip elem
0).
y
y
er maksimu
2.14. Segi-e
er maksimu
2 > 0 dan
emen dari
men; (c) bid
um pada dia
enam pada
um dan kea
3 = 0
keadaan t
dang 1-2; (d
agram 1 - gambar 2.1
adaan tegang
egangan pa
) bidang 1-3
2 adalah se14 diperoleh
ngan dua dim
ada titik O
3; (e) bidan
eperti
h dari
mensi
O. (a)
ng 2-3
Universitas Sumatera Utara
Seketika :
Persamaan
dengan pe
Ka(2.12) dip
A Sy Ka
(2.12) men
A B Ka
persamaan
B -Sy
Gambar
dimensi pa
1maks
cara umum
n tegangan
ersamaan :
asus 1 : A eroleh yield
asus 2 : A njadi (Shigl
Syasus 3 : 0 n (2.12) men
2.16 Dia
ada titik O (
223 Sy
m teori teg
atau 1 - bidang un
B 0. d (Shigley, 2
0 B. Dley, 2004)
A B . njadi (Shigl
agram Moh
(Harsokoes
gangan ges
3 Syntuk setiap
Pada kasu
2004)
Disini, 1 =
untuk kasu
ley, 2004)
hr represent
oemo,1990
er maksim
kasus sesu
us ini, 1 =
= A dan 3
us ini, 1 =
tasi dari ti
)
um, memp
uai gambar
A = 0. Se
= B , sehi
= 0 dan 3 =
iga keadaan
prediksi yie
(
2.14, dipe
esuai persa
(
ingga persa
(
= B , seh
(
n tegangan
elding
(2.12)
eroleh
amaan
(2.13)
amaan
(2.14)
ingga
(2.15)
n tiga
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil percobaan ternyata bahwa teori tegangan geser maksimum cocok untuk
material yang liat atau ductile.
3. Teori Energi Distorsi Maksimum
Bersamaan dengan terjadinya tegangan dalam elemen volume terjadi juga
regangan dan energi regangan dalam elemen volume tersebut.
Pada elemen utama, tegangan dan regangan tersebut adalah :
1 , 2 dan 3 e1 , e2 dan e3
sedangkan energi regangan total persatuan volume adalah :
Yang ditulis sebagai berikut (Harsokoesoemo,1990) :
(2.16)
Keadaan tegangan utama 1 , 2 dan 3 dapat dianggap terdiri dari keadaan seperti pada gambar 2.17.
332211 21
21
21 eeeU
)()(21
32312123
22
21 EEU
Universitas Sumatera Utara
Gambar
Ketiga teg
Dari hubu
yang ditim
(31 ave
(31 eeave
r 2.17 Teori
gangan pada
ungan tegang
mbulkan ole
321
)321 eee
umum dist
a keadaan te
gan-reganga
h ave adala
)3
torsi tegang
egangan per
an 1 = Ee1ah :
an maksimu
rtama masin
, 2 = Ee2 d
um (Harsok
ng-masing a
dan 3 = Ee
koesoemo,19
adalah :
e3 maka rega
990)
angan
Universitas Sumatera Utara
Perubahan volume per satuan volume untuk keadaan tegangan (1 , 2 , 3) adalah (Harsokoesoemo,1990):
(2-17)
Atau, jika produk e1e2 , e1e3 , e2 e3 dan e1e2e3 diabaikan karena kecil dibandingkan
e1 , e2 dan e3 :
Perubahan volume per satuan volume pada keadaan tegangan (ave , ave , ave) adalah (Harsokoesoemo,1990) :
(2-18)
atau
Jadi ternyata ev = ev atau dengan kata lain perubahan volume persatuan
volume pada keadaan tegangan (ave , ave , ave) adalah sama dengan perubahan volume persatuan volume pada keadaaan tegangan (1 , 2 , 3). Kesimpulan selanjutnya ditarik bahwa keadaan tegangan (1 ave , 2 ave , 3 ave ) tidak disertai dengan perubahan volume , yang terjadi pada perubahan bentuk elemen
tanpa perubahan volume. Dengan kata lain hanya terjadi distorsi.
Perubahan volume per satuan volume pada keadaan tegangan (1 ave , 2 ave , 3 ave ) adalah :
(e1 eave ) + (e2 eave ) + (e3 eave ) = 0
zyx
zyxv ddd
ddddzedyedxee
)1()1()1( 321
321 eeeev
zyx
zyxaveaveavev ddd
ddddzedyedxee
)1()1()1(
aveaveaveavev eeeee 3
321321313 eeeeee
Universitas Sumatera Utara
Energi total persatuan volume U dapat dianggap terdiri dari energi perubahan
volume persatuan volume UV dan energi distorsi per satuan volume Ud (Harsokoesoemo,1990):
U = UV + Ud
Ur = ave eave + ave eave + ave eave = ave ev (2-19)
Perubahan volume per satuan volume ev :
ev = (1 + 2 + 3)
yaitu dengan mensubtitusikan
e1 = (1 v2 - v3)
Ke dalam persamaan . Perubahan volume per satuan volume dapat
ditulis sebagai :
ev = ave
Energi distorsi per satuan volume adalah selisih antara U dan Ur :
Ud = U Ur
atau
Ud = (2-20)
Dengan mensubtitusi ke dalam persamaan (2-20)
diperoleh persamaan (2-21) (Harsokoesoemo,1990):
Ev21
E1
321 eeeev
Ev)21(3
2323121232221 )21(2321 aveEEE )(
31
321 ave
Universitas Sumatera Utara
Ud =
Untuk kea
Ud =
Gambar
(Harsokoe
Te
yang men
akan meny
karena yie
Ud =
Ke
(Harsokoe
Ud =
atau
61
E
31
Ev
Ev
31
Ev
61
221
adaan uniak
2.18 Teg
esoemo,199
eori energi
nimbulkan e
yebabkan k
eld mempun
edaan teg
esoemo,199
221
1v
yv
v 221
322
ksial, maka :
gangan uni
0)
distorsi ma
energi distro
egagalan yi
nyai energi d
gangan um
0) :
322
32
32
:
iaksial rep
aksimum m
osi sama de
ield. Untuk
distrosi :
mum yan
132
132
221 2 y
presentasi d
menyatakan b
engan energ
keadaan teg
ng gagal
21
Ev
312
dari teori
bahwa kom
gi distrosi u
gangan unia
karena
y
(
energi di
mbinasi tega
uniaksial 1aksial yang
yield a
(2
2-21)
istorsi
angan
= y gagal
adalah
-22a)
Universitas Sumatera Utara
Untuk kea
menjadi :
Persamaan
Gambar 2
koordinat
Perbandin
gambar 2.
2121
adaan tegan
n tersebut a
2.19 Teori
1 2 (Ha
ngan ketiga
20.
2222 y
ngan dua dim
dalah sebua
tegangan ge
arsokoesoem
teori kega
mensi 3 =
ah elips pad
eser maksim
mo,1990).
agalan dalam
0 , sehingg
da diagram
mum oktahe
m bidang
a energi dis
1 2
edral direpre
1 2 da
storsi maksi
(2
esentasikan
apat dilihat
imum
-22b)
n pada
pada
Universitas Sumatera Utara
2.7.2 Keg
Beban di
menimbul
serat terte
mengalam
Kekuatan
pemberian
digambark
ditunjukka
jumlah si
tegangan
yang dip
maksimum
Gamba
agalan Din
inamis ada
lkan tegang
entu pada p
mi kedua teg
lelah sua
n beban s
kan dalam
an pada gam
iklus hingg
yang meny
etakan dap
m) dan minS
ar 2.20 Teo
namis
alah suatu
gan yang be
permukaan
gangan tarik
atu bahan
sampai terj
suatu ben
mbar 2.21. P
ga terjadi k
yebabkan te
pat berupa
(tegangan m
ori kegagalan
gaya yan
erfluktuasi a
poros yan
k dan tekan p
disusun d
jadi kegag
ntuk kurva
Pada kurva
kegagalan,
erjadinya p
a (tega
minimum).
aS
n (Harsoko
ng bekerja
antara bebe
ng berputar
pada setiap
dari serang
galan pada
S-N (Kur
a S-N, tegan
sedangkan
patah sempu
angan bola
Menurut D
esoemo,199
a pada ko
erapa harga.
diberi beb
putaran dar
gkaian per
siklus ter
rva Wohle
ngan (S) dip
n N adalah
urna benda
ak-balik),
Dieter (1986
90)
omponen m
. Misalnya
ban lentur,
ri poros ters
rcobaan de
ertentu, has
er) seperti
petakan terh
h jumlah s
a uji . Tega
(tega
6), nilai tega
maksS
mesin
suatu
akan
sebut.
engan
silnya
yang
hadap
siklus
angan
angan
angan
Universitas Sumatera Utara
adalah teg
konsentras
Ga
F
Pada baja
mempuny
sedangkan
signifikan
sejalan den
Tegangan
ditentukan
dimana:
Sc = tegan
Mc = mom
Yc = jarak
perm
Izx = mom
dc = diame
Hu
sampai ter
zx
ccc I
YMS
gangan nom
si tegangan
ambar 2.21
Fatik (Collin
a, siklus (N
yai umur ta
n untuk log
n, memiliki
ngan bertam
pada spesim
n dengan rum
ngan pada ti
men pada tit
k maksimum
mukaan spesi
men inersia p
eter pada tit
ubungan ant
rjadi patah l
cY
minalnya de
.
1. Kurva S-
ns, pp. 375)
N) yang me
ak terhingg
am bukan b
kurva S-N
mbahnya jum
men di suat
mus berikut
tik c di perm
ik c akibat b
m dari titik p
imen
polar spesim
tik c spesim
tara kekuata
lelah sempu
engan demik
-N dari hasi
elampaui b
ga atau keg
besi (non fe
N dengan gr
mlah siklus
tu titik terten
t (shigley, 1
mukaan spe
beban pada
pusat spesim
men =
men
an spesime
urna adalah:
64 cd
kian tidak t
l pengujian
batas lelah
gagalan dip
ferrous) tida
radien yang
.
ntu dengan
1995):
esimen
spesimen
men ke arah
en akibat be
:
4c
terdapat pe
Metode Sta
(N > 107)
prediksi tida
ak terdapat
g turun sedi
tipe pembe
titik c pada
eban dengan
enyesuaian u
andar Uji
), baja dian
dak akan te
batas lelah
ikit demi se
ebanan canti
(
a
n jumlah pu
untuk
nggap
erjadi,
yang
edikit
ilever
2-23)
utaran
Universitas Sumatera Utara
103 N 106 (2-24)
dimana :
Sf = Kekuatan lelah (MPa)
N = Jumlah siklus tegangan
Se = ka. kb. kd. ke. Se (Shigley, 1995)
dimana
Se = batas ketahanan (endurance limit) dari spesimen = 0,504 (Sut)
Sut = kekuatan tarik maksimum (MPa)
ka = faktor permukaan
kb = faktor ukuran
kd = faktor suhu
ke = faktor modifikasi terhadap pemusatan tegangan
Sebaliknya bila diketahui Sf dan N yang dicari, maka persamaan (2-24)
menghasilkan
103 N 106 (2-25) Kegagalan lelah disebabkan beban berulang (beban dinamis) atau perubahan
struktur permanen, terlokalisasi dan progresif yang terjadi pada bahan yang
dibebani dengan tegangan/regangan fluktuasi yang dapat mengakibatkan retak
atau patahan setelah jumlah siklus tertentu. Sedangkan yang menyebabkan
kegagalan lelah adalah tegangan tarik maksimum yang cukup tinggi, variasi atau
fluktuasi tegangan yang cukup besar, dan siklus penerapan tegangan yang cukup
besar.
Tegangan berulang yang menyebabkan kelelahan digambarkan berbentuk
sinusoidal antara tegangan maksimum dan minimum, tegangan tarik dianggap
bCf NS 10
e
ut
SSb 8.0log
31
e
ut
SSC
28.0log
bf
bC SN /1/10
Universitas Sumatera Utara
positif dan
tegangan
tegangan t
2.8 Pemb
Pada gam
pada susun
G
Dengan uDalam per
n tegangan
maksimum
tekan sepert
Gambar 2
buatan Kur
mbar 2.23 di
nan sumbu
Gambar 2.
u = Sut meru
rhitungan
tekan dian
dan minim
ti yang ditun
2.22 Siklus
rva S N U
ijelaskan pe
log log.
.23 Pembua
upakan keku
n = Se seper
nggap nega
mum tidak
unjukkan pad
tegangan le
Untuk Elem
embuatan k
atan kurva S
uatan lelah
rti yang tela
atif. Pada ti
sama, tega
da gambar 2
elah (Hertzb
men Mesin B
kurva S N
S N (Harso
spesimen st
ah dijelaskan
ipe pembeb
ngan tarik
2.22.
berg, R.W.,
Baja
N untuk ele
okoesoemo,
tandar baja,
n pada pasa
banan canti
lebih besar
1996)
emen mesin
,1990).
u = 0,8 Sutal 2.7.2.
lever,
r dari
n baja
t .
Universitas Sumatera Utara
2.9 Fakt
Faktor-fak
atau keku
kelelahan
tegangan
kekuatan
kosentrasi
a. Faktor
Gamba
Faktor per
perngerjaa
worm scr
akhir deng
b. Faktor
Pe
pengaruh
digunakan
tor-Faktor
ktor yang m
uatan lelah
bahan, ko
kombinasi
lelah pada
i tegangan .
Permukaa
ar 2.24 Fak
rmukaan kaan akhir da
rew press m
gan mesin.
r Ukuran
ngaruh ini k
ukuran (si
n dengan pe
Yang Mem
mempengar
h yaitu tip
omposisi k
i. Faktor y
skripsi ini
an
tor modifik
a (dapat dil
an kekuatan
menggunaka
karena ukur
ize effect).
rsamaan 2-2
mpengaruhi
ruhi atau ce
pe pembeba
kimia bahan
yang mem
adalah fak
kasi pengerja
lihat pada g
n tarik dari
an bahan C
ran, bentuk
Penentuan
26 berikut (
i Kekuatan
endrung m
anan, putar
n, tegangan
mpengaruhi
ktor permuk
aan akhir un
gambar 2.24
suatu bend
Cast Carbon
dan metod
n faktor uk
(R. Kuguel,
n Lelah
engubah ko
ran, konsen
n-tegangan
dan cendr
kaan, fakto
ntuk baja (S
4) tergantun
da. Pada sk
n Steel den
e pembeban
kuran kb un
1961) :
ondisi kele
ntrasi tega
sisa, suhu
rung meng
or ukuran, f
Shigley, 199
ng pada ku
kripsi ini b
ngan penge
nan yang di
ntuk baja
elahan
angan,
u dan
gubah
faktor
95)
ualitas
bahwa
erjaan
isebut
dapat
Universitas Sumatera Utara
(2-26)
Untuk poros berongga d diperoleh dengan :
d =
c. Faktor Suhu
Suhu mempengaruhi sifat mekanis dari bahan dan bahwa adanya suatu
tegangan statis atau rata rata juga menyebabkan perubahan perlahan lahan
dalam bahan tersebut. Faktor pengaruh suhu kd terhadap baja dapat dilihat pada
persamaan 2-27 berikut (Shigley, 1995):
(2-27)
d. Pengaruh Kosentrasi Tegangan
Hampir semua bagian mesin mempunyai lobang, alur, takikan, atau
ketidak mulusan lainnya mengubah distribusi tegangan yang menyebabkan
kosentrasi tegangan pada daerah tertentu.
Kosentrasi tegangan harus dipertimbangkan bila diberi beban lelah. Dalam
kondisi ini, ternyata bahwa beberapa bahan tidak terlalu peka terhadap adanya
takikan, sehingga tidak perlu memakai harga faktor kosentrasi tegangan teoritis
secara penuh. Maka untuk bahan yang seperti ini dipakai harga Kt yang dikurangi.
Faktor yang dihasilkan dinyatakan dengan persamaan :
Dimana Kt biasa disebut dengan faktor kelelahan pemusatan-tegangan
(fatigue stress-concentraction factor).
Besar kepekaan takikan (Notch sensitivity) q dinyatakan dengan
persamaan :
mmdmmd
mmdorindkb 2508189,1
83,01097,0
)( 22 pp dD
CTFTCTCT
FCTkd
003
003
00
550840)450()10(2,31550450)450()10(8,51
)840(4500,1
bertakikpercobaanbentukketahananbatastakikanbebaspercobaanbendaketahananbatas
K f
Universitas Sumatera Utara
Ap
terhadap t
mempuny
Pa
untuk bah
Gambar
tempa yan
11
t
f
KK
q
pabila harg
takikan sam
yai kepekaan
ada gambar
an baja dan
2.25 Grafi
ng diberi beb
11
a q = 0, K
ma sekali,
n penuh.
2.25 dan 2.2
n aluminium
ik kepekaan
ban aksial b
Kf = 1, da
tetapi kala
26 diperliha
m campuran.
n takikan u
bolak balik
an bahan ti
au q = 1,
atkan grafik
.
untuk baja
(Shigley, 19
idak memp
maka Kf =
k kepekaan
dan alumi
995).
(
punyai kepe
= Kt dan b
terhadap ta
inium camp
2-28)
ekaan
bahan
kikan
puran
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2
balik (Shig
2.10 Mek
Adap
2.27. Bro
digester s
pengempa
Proses pe
sedangkan
pengempa
2.26 Grafik
gley, 1995)
kanisme Ke
pun mekani
ondolan yan
sudah berup
aan (mesin
emisahan m
n dari arah
aan berlangs
Gam
k kepekaan
.
erja Mesin
isme kerja d
ng telah men
pa bubur.
screw pres
minyak terja
h berlawana
sung air pan
bar 2.27 M
takikan unt
Screw pres
dari mesin
ngalami pen
Hasil caca
ss) yang be
adi akibat p
an tertahan
nas 900C dit
Mekanisme k
tuk bahan y
ss
screw press
ncacahan da
ahan terseb
erada persis
putaran scr
n oleh slin
tambahkan
kerja mesin
yang diberi
s dapat dilih
an keluar da
ut langsung
si dibagian
rew mendes
nding cone.
ke dalam sc
screw press
puntiran bo
hat pada ga
ari bagian b
g masuk ke
bawah dig
sak bubur
Selama p
crew press.
s
olak
ambar
bawah
e alat
gester.
buah,
proses
Universitas Sumatera Utara
Hal ini bertujuan untuk pengenceran (dillution) sehingga massa bubur buah
yang dikempa tidak terlalu rapat. Proses pengempaan akan menghasilkan minyak
kasar dan ampas.
Universitas Sumatera Utara