Upload
nasrulloh-ali-m
View
216
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ya ini namanya capter II
Citation preview
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Perilaku
Menurut ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu reaksi organisme
terhadap lingkungannya, yang berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada suatu
yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi (rangsangan), dengan demikian suatu
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Menurut
Notoatmodjo (2003) yang mengutip pendapat Robert Kwick menyatakan bahwa
perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat dinikmati dan
bahkan dapat dipelajari.
Menurut Notoatmodjo (2003) yang mengutip pendapat Benyamin Bloom, seorang
ahli psikologi pendidikan membagi kedalam tiga domain atau ranah/kawasan,
meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang dan tegas.
Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, taitu
mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri
dari:
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Sikap (attitude)
3. Tindakan (practice)
Universitas Sumatera Utara
Menurut Notoatmodjo (2007) yang mengutip pendapat dari Bandura. Meskipun
perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
organisme(orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik
atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun
stimulusnya sama bagi beberapa orang. Namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-
faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkunagn fisik, sosial,
budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering
merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
2.1.1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu.Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan yang
dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk
kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Universitas Sumatera Utara
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisis (analysa)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjekl kedalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
Terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
2.1.2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
Universitas Sumatera Utara
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Menurut Notoatmodjo (2003) yang mengutip pendapat Allport, menyatakan sikap
mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak.
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :
1. Menerima (receiving)
Artinya bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
oleh objek.
2. Merespon (responding)
Yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga (kecenderungan untuk bertindak).
4. Bertanggung jawab (responsible)
Yaitu yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut :
- Sikap seseorang tidak dibawa lahir, tetapi harus dipelajari selama perkembangan
hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
- Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan
suatu objek pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan suatu objek saja,
melainkan juga dapat berkenaan dengan deret-deretan objek yang serupa.
- Sikap pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi, sedangkan pada
kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada (Ahmadi, 1991).
2.1.3. Tindakan (Practise)
Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan –aturan
untuk mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan
tindakan di dukung oleh pengertian yang menyatakan bahwa sikap merupakan
kecenderungan untuk bertindak.
Tindakan nampak menjadi lebih konsisten (serasi,sesuai) dengan sikap bila sikap
individu sama dengan sikap kelompok dimana ia adalah bagiannya atau anggotanya.
Menurut Notoatmodjo(2003), praktek atau tindakan itu mempunyai beberapa tingkatan
yaitu :
1. Persepsi (perseption) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon terpimpin (guided respon), bila seseorang dapat melakukan sesuatu
dengan urutan yang benar.
3. Mekanisme (mechanism), bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu
dengan benar dan secara otomatis.
4. Adaptasi (adaptation), merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah di modifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan itu.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Remaja dan Pertumbuhannya
2.2.1. Remaja
Remaja adalah fase perkembangan anak menjadi dewasa (Khomsan, 2003).
Menurut Saraswati (2006) yang mengutip data WHO. Remaja adalah masa peralihan,
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yang ditandai dengan adanya
perkembangan fisik yang cepat, mental, emosi, dan sosial. Umumnya usia remaja
berkisar antara 12-20 tahun.
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses
pertumbuhan fisik, kognitif dan psikologi/tingkah laku. Khusus pada remaja puteri, masa
ini juga merupakan masa persiapan menjadi calon ibu. Keadaan gizi pada masa masa
remaja puteri dapat berpengaruh terhadap kehamilannya kelak, juga terhadap keadaan
bayi yang akan dilahirkannya (Sayogo, 2006).
Pada masa remaja terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa
karena pematangan fungsi endokrin. Ovarium/indung telur menghasilkan estrogen
progresteron dan sejumlah kecil androgen. Pubertas merupakan satu titik dalam masa
remaja yaitu pada saat seorang anak perempuan mampu mengalami
pembuahan/konsepsi yaitu dengan terjadinya haid pertama. Pada masa tersebut terjadi
perkembangan seks sekunder, dan berlangsung antara 2 sampai 3 tahun. Hormon-
hormon steroid adrenal, estrogen dan androgen mempunyai peran penting dalam
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masa tersebut. Estrogen dan progesteron
menyokong tersedianya deposisi lemak. Dalam proses pematangan fisik, juga terjadi
perubahan komposisi tubuh. Dalam periode prepubertas, proporsi lemak dan otot
pada anak perempuan cenderung serupa dengan anak laki-laki, yaitu lemak tubuh
Universitas Sumatera Utara
sekitar 19% dari berat badan total pada anak perempuan dan 15% pada anak laki-laki.
Selama masa pubertas, terjadi penambahan lemak lebih banyak pada remaja puteri,
yaitu lemak tubuh kurang lebih 22% dibanding 15% pada laki-laki (Sayogo, 2006).
2.2.2. Pertumbuhan Remaja
2.2.2.1. Karakteristik Fisik
Selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang diakibatkan pengaruh
hormonal. Pertumbuhan ditinjau dari tinggi dan berat badan bersifat akselerasi tinggi
mendahului masa pubertas dan kemudian menjadi semakin lambat sampai
berhentinya pertumbuhan tulang. Fase pertumbuhan yang tercepat pada masa remaja ini
dikenal sebagai growth spurs dan titik tertinggi dari growth spurs disebut masa
puncak/peak. Pada masa tersebut proporsi dan ukuran tubuh menyerupai dewasa
muda serta peningkatan tinggi badan (Sayogo, 2006).
Tumbuh kembang remaja dibagi 3 tahap yaitu masa remaja awal, menengah,
dan lanjut. Masa remaja awal pada anak perempuan terjadi pada usia 10-11
tahun, berlangsung 6 bulan sampai 1 tahun. Masa remaja menengah terjadi pada usia
12-14 tahun dan berlangsung antara 2-3 tahun, sedangkan masa remaja lanjut
perempuan rata-rata tercapai pada usia antara 15-17 tahun (Sayogo, 2006).
2.2.2.2. Perkembangan Psikososial dan Kognitif
Pada masa remaja juga terjadi perubahan psikososial/tingkah laku, terjadi
perubahan dalam hubungan dengan ayah dan ibu yaitu timbulnya konflik-konflik,
mudah tersinggung, “merasa kurang bahagia”, ketidak tergantungan dalam proses
pengambilan keputusan . Perkembangan kognitif juga menunjukkan kemajuan berupa
Universitas Sumatera Utara
kemampuan berfikir dalam arti dapat memahami akibat dari perbuatan/ tingkah laku,
serta dapat melakukan beberapa tindakan secara serentak (Sayogo, 2006).
Tahap remaja awal memiliki karakteristik antara lain kekhawatiran pada body
image ( suatu konsep mental pribadi yang berhubungan dengan laju pertumbuhan dan
perubahan komposisi tubuh), mempercayai dan menghargai orang dewasa,
kekhawatiran tentang teman sebaya, dan sebagainya (Sayogo, 2006).
Tahap remaja menengah memiliki beberapa karakteristik yaitu sangat
dipengaruhi oleh teman sebaya, kehilangan kepercayaan pada orang dewasa,
mencoba mandiri dan sebagainya. Pada masa ini remaja lebih mendengarkan teman
sebayanya daripada orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Keinginan untuk
mandiri sering tampak dalam bentuk penolakan terhadap pola makan keluarga
(Sayogo,2006).
Pada masa remaja lanjut karakteristik yang tampak antara lain merencanakan
masa depan dan bersifat lebih mandiri. Selain itu, pada masa ini remaja telah mempunyai
persepsi terhadap bodi image.( Sayogo, 2006).
2.3. Diet
Menurut Saraswati(2006), diet adalah “Membatasi dengan cermat konsumsi
kalori atau jenis makanan tertentu”. Pada prinsipnya diet penurunan berat badan adalah
membatasi konsumsi makanan sampai di bawah kebutuhan ideal tubuh. Dengan
demikian, kekurangan sumber energi dari makanan, terpaksa dipenuhi dari cadangan
lemak dalam tubuh, sehingga timbunan lemak berkurang. Bila proses
Universitas Sumatera Utara
seperti ini berlangsung beberapa lama, berarti timbunan lemak menipis dan akan
tercapai berat badan ideal (Ronal, 1996).
Selama diet dilakukan secara proporsional dengan memperhatikan kebutuhan-
kebutuhan tubuh, diet bisa membuat berat badan berkurang dan tubuh tetap sehat. Akan
tetapi, bila diet dilakukan secara sembarangan bisa berakibat fatal, terutama bagi remaja
yang sedang dalam masa pertumbuhan karena kekurangan nutrisi dalam jenis dan jumlah
yang tepat dapat menganggu pertumbuhan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Adapun cara menghitung berat badan ideal bagi remaja puteri, yaitu (Ronald, 1996) :
1. Menggunakan standar Brooca
Standar Brooca salah satu cara yang banyak digunakan orang untuk menghitung
berat badan ideal. Defenisi berat badan ideal menurut standar Brooca adalah (Tinggi
Badan – 100) - 10%. Standar Brooca ini lebih cocok bila diterapkan untuk remaja
puteri (Sayogo, 2006).
2. Menggunakan Indeks Massa Tubuh ( IMT )
IMT adalah cara menentukan berat badan ideal yang sehat dan juga cocok dengan
orang dewasa yang berusia diatas 18 tahun dan juga remaja (Ronal, 1996).
Perhitungannya adalah : IMT = 2)()(
mnTinggiBadakgBeratBadan
Keadaan gizi : P5 : gizi kurang / kurus
P5-<P85 : gizi normal/ideal
>P85 dan P96 : gizi lebih / obesitas
Universitas Sumatera Utara
2.4. Jenis Diet Yang Berbahaya Bagi Remaja Puteri
2.4.1. Diet Tinggi Karbohidrat
Diet jenis ini mensyaratkan mengurangi asupan lemak, terutama daging, tetapi
memperbolehkan mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat. Asumsinya , lemak
lebih cepat membuat orang gemuk karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kkal,
sedangkan 1 gram karbohidrat menghasilkan 3.75 kkal. Program diet ini memang ada
nilai lebihnya bagi orang dewasa usia lanjut, terutama untuk kesehatan jantung.
Namun, dengan membatasi lemak, tubuh beresiko kekurangan vitamin yang larut
dalam lemak. Selain itu rendahnya asupan lemak akan menyebabkan gangguan saraf dan
psikis (Saraswati, 2006).
Diet tinggi karbohidrat bisa menurunkan berat badan, tetapi dengan syarat tidak
berlebihan mengkonsumsinya. Sebab, kemampuan tubuh dalam menyimpan
karbohidrat sangat terbatas, sehingga kelebihannya akan diubah dan disimpan dalam
bentuk lemak (Saraswati, 2006).
Departemen kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi
25% dari total energi perhari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng
untuk memasak makanan sehari. Pada hakekatnya cukup makan makanan yang
digoreng atau biasa yang disebut gorengan 1 potong setiap kali makan (Ronal, 1996).
Namun, perlu diperhatikan asupan lemak yang terlalu rendah pada remaja puteri
juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak
menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe
dan Zn juga rendah, dikarenakan bahan makanan hewani merupakan sumber Fe dan Zn.
Fe berfungsi untuk pertumbuhan remaja, Fe digunakan untuk membentuk sel-sel
Universitas Sumatera Utara
darah merah, dikonveksi menjadi hemoglobin, beredar keseluruh jaringan tubuh yang
berfungsi sebagai pembawa oksigen. Kebutuhan Fe pada remaja puteri harus tinggi
disebabkan remaja puteri kehilangan Fe selama menstruasi, apabila kebutuhan Fe
remaja puteri kurang akan mengakibatkan anemia gizi besi. Sedangkan Zn berfungsi
untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, kekurangan Zn dapat menyebabkan
timbulnya kelambatan pertumbuhan, gangguan penyembuhan luka, kulit kering, dan
gangguan selera makan. Untuk itu, diet tinggi karbohidrat ini sangat berbahaya bagi
remaja puteri (Saraswati, 2006).
2.4.2. Diet tinggi protein
Jenis diet ini dapat menghilangkan berat badan secara drastis dalam sekejap, yaitu
dengan mengurangi asupan karbohidrat dan membebaskan asupan protein dan lemak
(Saraswati, 2006).
Asumsi yang mendasari diet ini adalah dengan menekan asupan karbohidrat, gula
darah menurun dan insulin yang dihasilkan pankreas akan berkurang. Dengan begitu,
tubuh tidak dapat memproses dan mengubah lemak atau protein dari makanan menjadi
gula. Tubuh pun akan memaksa membakar persediaan lemak tubuh (Saraswati, 2006).
Berat badan bisa hilang dalam sekejap, karena saat mengkonsumsi lemak, tubuh
akan cepat merasa kenyang, sehingga mengurangi keinginan untuk makan dan asupan
kalori berkurang. Namun, berkurangnya asupan kalori bukan satu-satunya alasan
turunnya berat badan. Alasan utamanya, tingginya asupan protein akan meningkatkan
frekuensi urine yang menyebabkan tubuh banyak kehilangan air. Biasanya bisa
Universitas Sumatera Utara
sampai 70% air hilang selama satu minggu pertama berdiet tinggi protein (Saraswati,
2006).
Konsumsi lemak yang berlebihan, kurang menguntungkan bagi remaja karena
dapat mengakibatkan timbunan lemak yang mengakibatkan kegemukan ataupun
dapat terjadi sumbatan pada saluran pembuluh darah jantung. Kondisi ini sangat
mengganggu kesehatan jantung. Untuk itu, diet tinggi protein ini sangat berbahaya
bagi remaja puteri (Saraswati, 2006).
2.4.3. Diet Anti Karbohidrat
Saat ini banyak orang yang berpuasa atau pantang makan nasi atau pantang
makan makanan yang berkarbohidrat. Dengan mengurangi asupan makanan
berkarbohidrat, produksi insulin akan berkurang dan tubuh bakal menggunakan cadangan
lemak. Dengan minimnya asupan karbohidrat, jumlah kalori akan turun dan otomatis
berat badan akan berkurang (Saraswati, 2006).
Program diet ini membuat orang cepat kurus, mengingat asupan karbohidrat
dibatasi. Biasanya hanya dianjurkan hanya mengkonsumsi buah dan sayur, sehingga
asupan kalori sangat minim dan tubuh pun banyak kehilangan air dan sudah tentu berat
badan ikut turun (Saraswati, 2006).
Sebaiknya karbohidrat jangan dipantangkan secara berlebihan. Karena sumber
energi kita untuk bisa beraktivitas sehari-hari dan berkonsentrasi dalam belajar ada
didalam karbohidrat. Jika ingin melakukan diet anti karbohidrat ini, pilihlah karbohidrat
kompleks, misalnya yang berasal dari beras tumbuk, beras merah,sereal, dan
sebagainya. Kelebihan dari nasi tumbuk yaitu terdapat pada kulit arinya yang
Universitas Sumatera Utara
mengandung vitamin B, besi, seng, kalsium, selenium, magnesium, dan kromium (baik
untuk keseimbangan gula darah) juga mengandung serat (Saraswati, 2006).
Porsi terbesar kebutuhan kalori tubuh dipenuhi oleh karbohidrat, yang juga
merupakan komponen zat gizi / nutrien terbanyak dalam makanan sehari-hari dan
terjangkau oleh masyarakat luas. Dalam diet seimbang di Indonesia, dianjurkan 50-
60% kebutuhan kalori berasal dari karbohidrat. Kegunaan utama dari karbohidrat adalah
sebagai sumber utama energi, kegunaan lainnya adalah sebagai energi cadangan,
komponen struktur sel, dan sumber serat (Sayogo, 2006).
Program diet ini sulit sekali dilakukan. Orang pun akan cepat bosan karena tubuh
sangat membutuhkan karbohidrat. Tanpa karbohidrat tubuh akan lemas, tidak mampu
beraktivitas, dan sulit berkonsentrasi. Akibatnya, berat badan akan rentan kembali
naik, melebihi sebelum melakukan diet / yoyo syndrome(turun naiknya berat badan).
Untuk itu diet anti karbohidrat sangat berbahaya bagi remaja puteri (Saraswati, 2006).
2.5. Diet Sehat
Diet sehat yaitu metode pengaturan konsumsi makanan / pola makan yang bersifat
alamiah dengan cara mengurangi porsi makan, mengubah pola makan, dan
memperkecil sistem pencernaan. Dalam mengamati hukum alam dengan sebab-
akibatnya, jika orang gemuk ingin menjadi langsing secara permanen maka ia harus
mengecilkan alat pencernaannya menjadi seperti alat pencernaan orang
kurus/langsing. Jika sistem pencernaan orang gemuk sudah seperti orang kurus, maka
tubuh langsing akan mudah terbentuk. Bahkan, tanpa perlu menghindari berbagai
Universitas Sumatera Utara
jenis makanan yang sering diklaim sebagai makanan menggemukkan, seperti pizza,
cakes, steak, dan sebagainya (Iping, 2006).
Melakukan diet sehat, makanan berlemak bukan penyebab utama timbulnya
kegemukan. Dalam kenyataan praktek pelangsingan sehari-hari dan setelah diteliti
lebih jauh, makanan-makanan tersebut justru memiliki kandungan protein tinggi.
Protein berfungsi untuk mempercepat pergantian sel yang rusak. Lagipula beberapa
vitamin, seperti vitamin A, D, E dan K, hanya dapat larut dalam lemak, sehingga
orang yang menjalankan diet sehat ini akan memiliki kulit muka dan kulit tubuh yang
cemerlang (Iping, 2006).
2.6. Pola Makan Diet Sehat
Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam memilih
makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan, dan
sosial (Suharjo, 1989). Dengan pola makan diet sehat, upaya pelangsingan tidak akan
membuat tubuh lemas atau pucat. Metode ini memungkinkan kebutuhan gizi tetap
terpenuhi meskipun sedang melakukan upaya penurunan berat badan dan dapat
beraktivitas dengan baik dan hidup menjadi lebih sehat ( Iping, 2006).
Dalam pengaturan pola makan diet sehat, hal-hal yang harus dilakukan yaitu :
2.6.1. Mengurangi Porsi Makan
Makanan penghasil energi sangat dibutuhkan oleh manusia. Energi dibutuhkan
untuk bergerak, berfikir, berbicara, makan, dan melakukan aktivitas lainnya. Kurang
energi menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit, lesu dan tidak bergairah, wajah
Universitas Sumatera Utara
kusam, dan kulit tidak segar dan orang dapat tampak lebih tua sebelum waktunya
(Iping, 2006).
Dalam melakukan diet sehat, jumlah makanan yang dikonsumsi harus dibatasi.
Namun, sama sekali tidak ada makanan yang perlu dihindari apalagi dipantang.
Utamakan makanan yang berkualitas dan kaya gizi. Mulailah dengan mengkonsumsi
makanan porsi normal, sedikit demi sedikit kurangi porsi makan menjadi ¾ porsi sampai
½ porsi normal (Iping, 2006).
Dibandingkan fungsi tubuh lainnya, fungsi pencernaan menggunakan energi
paling besar. Oleh karena itu, makan berlebihan akan menguras energi dan
mempekerjakan sistem tubuh lebih keras. Hal ini dapat diamati saat seseorang lesu
atau mengantuk jika makan kekenyangan. Itu disebabkan karena tubuh terpaksa
mengerahkan sebagian besar darah dan energinya ke fungsi pencernaan sehingga
fungsi tubuh lain kekurangan energi dan oksigen. Akibatnya, organ tubuh lebih
mudah rusak dan sistem metabolisme mengalami penurunan fungsi (Iping, 2006).
2.6.2. Mengubah Pola Makan
Remaja puteri yang sedang melakukan diet, pola makan yang dilakukan yaitu
tidak makan (terutama tidak makan pagi dan makan malam), kegemaran makan snacks,
makan makanan siap saji, gemar mengkonsumsi minuman ringan, rendah serat dan
remaja puteri sering memodifikasi makanan mereka sendiri tanpa pengawasan dan
bimbingan dari dokter dan ahli gizi (Sayogo, 2006).
Pola makan remaja puteri cenderung menggemukkan. Pola makan ini erat
kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Tidak sedikit remaja puteri terbiasa makan
Universitas Sumatera Utara
bukan pada saatnya makan, makan berlebihan dan mengkonsumsi makanan yang tidak
sehat. Hal ini terjadi karena faktor kebiasaan (Iping, 2006).
Jika mengikuti pola makan diet sehat, berarti harus mengawalinya dengan
mengubah pola makan. Mulailah dengan cara mengkonsumsi makanan dalam kuantitas
kecil tetapi berkualitas tinggi yang artinya makanlah makanan yang memiliki nilai gizi
yang baik tetapi dalam jumlah yang cukup (Iping, 2006).
Pola makan diet sehat berpusat pada pembentukan sistem pencernaan. Sistem ini
dibentuk agar menjadi lebih kecil daripada sebelumnya sehingga daya tampungnya juga
mengecil. Penyakit jantung, gagal ginjal, pembengkakan hati, diabetes, dan kanker bukan
hanya dikarenakan faktor keturunan, seperti anggapan kebanyakan orang selama ini.
Bentuk fisik gen bisa diturunkan, misalnya hidung mancung atau kulit hitam, tetapi
penyakit degeneratif dapat terjadi akibat pola hidup dan makan yang tidak sehat.
Biasanya, orangtua yang obesitas mewariskan pola makan yang sama kepada anaknya.
Jika kelak anaknya menderita kegemukan, berarti bukan karena obesitasnya yang
diturunkan melainkan pola makannya yang diturunkan kepada anaknya (Iping, 2006).
Metode diet sehat mewajibkan 3 kali makan dalam sehari, dengan jadwal makan
sebagai berikut :
Makan pagi : pukul 07.00-08.00 atau 08.00-09.00 atau 09.00-10.00
Makan siang : pukul 12.00-13.00 atau 13.00-14.00
Makan malam : pukul 18.00-19.00 atau 19.00-20.00 atau 20.00-21.00
Waktu makan disesuaikan menurut kebiasaan masing-masing, yang terpenting
adalah konsisten setiap harinya, yang artinya jika kita memulai makan pagi pukul
Universitas Sumatera Utara
07.00-08.00 pagi maka setiap sarapan pagi harus pada jam tersebut, begitu juga saat
makan siang dan makan malam (Iping, 2006).
Remaja puteri banyak yang berpikiran bahwa untuk menurunkan berat badan
mereka harus menghilangkan sarapan pagi dari jadwal makannya. Mereka berusaha
untuk menunda jam makan pagi dan menggesernya ke jadwal makan siang dalam
waktu yang lama. Cara ini banyak yang menganggap jumlah makanan yang
dikonsumsi berkurang, dan itu artinya berat badan pun akan turun. Pemikiran sama
sekali tidak benar. Makan pagi yang berkualitas justru dapat menyukseskan program
diet, dengan sarapan pagi yang baik remaja lebih mudah terhindar dari rasa lapar dan
remaja bisa berkonsentrasi dalam belajar. Selain itu, meskipun mengurangi porsi
makan di jam makan berikutnya, kondisi tubuh akan tetap fit. Program pelangsingan
pun menjadi lebih mudah dan efektif ( Iping, 2006).
Sarapan pagi harus konsisten setiap hari, sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Adapun menu sarapan pagi yang baik saat melakukan diet sehat yaitu
(Iping, 2006) :
Susu manis atau teh manis (250ml) - susu full cream
- gunakan gula asli atau madu
+
Telur 1 butir - Direbus
- Digoreng(mata sapi atau dadar)
+ Roti tawar 2 lembar atau kue-kue atau cereal/oatmeal 1 mangkuk kecil
- Dengan mentega, keju, meses, selai.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Memperkecil Sistem Pencernaan
Hal yang paling penting untuk diingat dalam melakukan diet sehat adalah upaya
mengurangi beban kerja pencernaan dan membentuk “ mesin pencernaan”. Ibarat
kendaraan bermotor dari kapasitas mesin (cc) yang besar menjadi kapasitas mesin
(cc) yang kecil. Oleh karena itu, hal penting yang harus diingat adalah bukan hanya
jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga jumlah makanan yang dimakan pada
setiap kali makan (Iping, 2006).
Diet sehat mudah dijalankan. Namun, pastikan dalam makanan tersebut terdapat
kandungan aneka gizi, terutama protein. Karena protein merupakan unsur gizi yang
sangat penting, fungsinya mengganti sel-sel tubuh yang rusak, memperbaiki jaringan
tubuh, dan membantu pembentukan hormon. Fungsi tersebut terkait dengan perbaikan
sistem metabolisme (Iping, 2006).
Berikut ini beberapa hal yang perlu diingat dan menjadi pedoman agar terbentuk
sistem pencernaan orang langsing dan sehat :
- Ingat sarapan pagi itu penting, tidak boleh meninggalkan sarapan pagi, karena jika
tidak, tubuh akan merasa lapar. Tubuh yang kekurangan energi tidak bisa bekerja
optimal.
- Jangan menunggu hingga terlalu lapar dan tepati jam makan yang sudah
ditentukan.
- Jika merasa lapar diluar jam makan ( biasanya sekitar pukul 15.00-17.00),
konsumsilah 2-3 keping biskuit ( cookies )
- Pilih makanan yang segar dan komposisikan dengan benar. Jangan menganggap
makan setumpuk sayur akan membuat kurus. Meskipun hanya sekedar makan
Universitas Sumatera Utara
sayuran atau buah, tetapi jika jumlahnya banyak, maka tetap akan memperbesar
kapasitas lambung.
- Lebih baik makan tiga kali sehari dalam porsi setengah dari porsi makan biasa,
daripada satu kali makan sehari tetapi dalam bentuk porsi besar.
- Makan dengan perlahan-lahan, cara ini efektif untuk menimbulkan rasa kenyang
meskipun makan dalam jumlah sedikit (misalnya setengah porsi). Hal ini juga
dapat membina perilaku seperti halnya kebiasaan orang kurus yang umumnya
makan dengan lambat.
- Konsumsi daging, ikan, telur, susu, seafood sesuai dengan takarannya.
2.7. Penyakit akibat Diet
Remaja puteri sering mempraktekkan diet dengan cara yang salah. Akibatnya
timbul masalah-masalah kesehatan seperti anemia gizi besi, bulimia(memuntahkan
kembali makanan yang telah dimakan), kekurangan gizi (Ronal, 1996). Akibat dari
diet yang salah juga akan berdampak pada naik turunnya berat badan yang akan
mengakibatkan kegemukan. Penurunan berat badan secara cepat justru akan
berdampak naik turunnya berat badan tubuh yang biasa disebut dengan fenomena
yoyo syndrom. Menurut Sayogo(2006), potensi terjadinya yoyo syndrom itu karena
tubuh belum beradaptasi terhadap pola diet atau pola makan baru yang dijalani, yang
mengakibatkan berat badan turun dalam waktu yang singkat tetapi akan naik kembali
beberapa kilogram berat badan tubuhnya lebih dari berat badan sebelum melakukan
diet (kegemukan).
Universitas Sumatera Utara
2.7.1. Anemia gizi besi
Anemia gizi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah. Artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena
terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi
dalam darah (Ronal, 1996).
Remaja puteri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh
kembang, kurang asupan gizi karena pola makan yang salah, dan pengaruh dari
lingkungan (ingin langsing). Remaja puteri yang sedang melakukan diet
cenderung tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewani sehingga
banyak remaja putri yang mengalami anemia gizi besi (Khomsan, 2003). Bahan
makanan yang mengandung Fe yaitu : daging, ikan, unggas, kacang-kacangan,
sayuran berwarna hijau (Sayogo , 2006).
Gejala-gejala yang timbul karena anemia gizi besi yaitu : lemah, letih, lesu,
lunglai, lalai(5L), sering pusing dan mata berkunang-kunang, gejala lebih lanjut
kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tangan menjadi pucat, dada
cenderung berdebar-debar karena Hb dibawah normal sehingga jantung dipaksa
bekerja ekstra, sesak nafas dan telinga terasa berdengung (Ronal, 1996).
Akibat yang ditimbulkan dari anemia gizi besi yaitu : mengganggu
pertumbuhan, menurunkan kemampuan fisik, menurunkan kemampuan bekerja
dan konsentrasi belajar, menurunkan ketahanan tubuh dalam menghadapi
penyakit infeksi, menurunkan kebugaran, dan mengakibatkan muka pucat
(Sayogo, 2006).
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Bulimia dan Anoreksia nervosa
Bulimia dan anoreksia nervosa merupakan keadaan buruk akibat ingin kurus,
sehingga menolak makan atau memuntahkan kembali makanan yang telah
dimakan. Penderita bulimia dan anoreksia lebih banyak diderita oleh remaja
puteri. Karena mereka lebih mementingkan body image yang langsing dan cantik
(Khomsan, 2003).
Bulimia adalah gangguan makan yang ditandai dengan mengkonsumsi
makanan yang banyak dalam waktu yang singkat dan kehilangan kendali terhadap
makanan disertai tingkah laku unuk menurunkan berat badan seperti merangsang muntah,
gerak berlebih, dan puasa berkepanjangan. Penderita bulimia dapat
mengkonsumsi makanan sekitar 3000-7000 kkal. Gangguan makan pada
penderita bulimia timbul akibat rangsangan emosional seperti depresi, jemu,
marah dan kemudian diikuti oleh puasa yang berkepanjangan (Soetjiningsih, 2004)
Penderita bulimia mempunyai nafsu makan seperti penderita obesitas yaitu
ingin makan berlebihan karena pengaruh faktor eksternal (bau, rasa, dan
bentuknya) lebih dominan daripada faktor internal (rasa lapar). Karena penderita
bulimia tidak ingin memiliki berat badan yang berlebih, maka mereka
memuntahkan kembali makanan yang telah di makannya. Penderita bulimia
kadang-kadang memilih makanan tertentu yang harus dimuntahkan (biasanya
snacks). Jadi makanan utama (pagi, siang, malam) selalu dikonsumsi secara
normal. Dampak negatif dari bulimia yaitu kerusakan gigi dan iritasi pada
kerongkongan (Khomsan, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Anoreksia nervosa adalah bentuk penyimpangan perilaku makan yang hampir
mirip dengan bulimia. Penderita anoreksia melakukan pembatasan makan secara
tidak wajar. Penderita anoreksia makan seperti halnya individu normal tetapi
dikeluarkan lagi dengan cara muntah disengaja, dan sering melakukan olah raga
berlebihan. Dampak negatif bagi penderita anoreksia nervosa yaitu kehilangan
bobot tubuh yang berlebihan sehingga kekurangan gizi, terjadi amenorrhea
(menstruasi tidak lancar/terhambat). Anoreksia nervosa dan bulimia keduanya
merupakan keadaan buruk karena ingin langsing (Khomsan, 2003).
2.7.3. Kurang Gizi
Remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan untuk menjadi
dewasa. Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi, sehingga
diperlukan zat gizi yang lebih banyak. Yaitu karbohidrat, protein, kalsium, besi,
seng (zinc) dan vitamin (Saraswati, 2006).
Diet tinggi karbohidrat, diet tinggi protein dan diet anti karbohidrat adalah diet
yang berbahaya dilakukan pada masa remaja, karena remaja masih membutuhkan zat
gizi yang besar untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan. Diet anti
karbohidrat mengakibatkan tubuh menjadi lemas, tidak bisa berkonsentrasi dalam
belajar, dehidrasi, nafas menjadi pendek terutama saat melakukan aktivitas,
keseimbangan biokimia tubuh terganggu dan ritme jantung tidak normal sehingga
berpotensi mengganggu fungsi pembuluh jantung. Diet tinggi karbohidrat
mengakibatkan gangguan syaraf , psikis, dan beresiko kekurangan vitamin yang
larut dalam lemak. Diet tinggi protein akan menyebabkan dehidrasi, mempercepat
penuaan, selain itu diet tinggi protein biasanya sangat minim serat, sehingga
Universitas Sumatera Utara
orang yang menjalani diet ini akan mudah terserang sembelit yang menaikkan resiko
kanker kolon(usus besar) (Saraswati, 2006).
2.8. Sumber Informasi Diet Sehat
Sumber informasi mengenai diet sehat dapat ditemukan pada media-media
cetak, TV, internet yang banyak memberikan informasi seputar diet sehat.
Kebanyakan remaja mendapatkan informasi tentang diet sehat melalui media
cetak yaitu majalah-majalah remaja yang memberikan solusi bagaimana cara diet
yang benar dan tepat, tetapi dalam penerapannya remaja puteri tidak diawasi oleh
dokter atau ahli gizi bahkan keluarganya. Sumber informasi dari buku-buku
kesehatan tentang bagaimana mendapatkan tubuh langsing dengan diet yang
sehat, yang banyak ditemukan ditoko-toko buku juga dapat menarik perhatian
remaja puteri untuk mencobanya. Televisi juga sumber informasi yang
mendukung remaja untuk melakukan diet, apalagi dengan menampilkan artis-artis
cantik yang bertubuh langsing sebagai modelnya. Dari sumber informasi tersebut
akan mempengaruhi perilaku remaja untuk melakukan diet, perilaku tersebut juga
bisa dipengaruhi oleh teman atau keluarga. Teman juga dapat memberikan
informasi tentang bagaimana cara diet, juga dari keluarga. Pengaruh teman dan
keluarga dengan cepat akan mempengaruhi perilaku remaja untuk melakukan diet
(Saraswati, 2006).
Banyaknya sumber informasi dari buku-buku dan internet yang memberikan
informasi tentang diet akan mempengaruhi perilaku remaja. Buku-buku tentang
cara diet selebritis muda, yang akan lebih mudah mempengaruhi remaja puteri
untuk melakukan diet, apalagi selebritis itu idolanya, buku tersebut menyajikan
Universitas Sumatera Utara
cara-cara seorang selebritis muda melakukan diet untuk mendapatkan tubuh yang
langsing dan menjadi cantik, sehingga remaja tersebut akan mengikuti perilaku
artis idolanya (Saraswati, 2006).
2.9. Kerangka Konsep
Skema diatas menjelaskan bahwa karakteristik (umur, berat badan, tinggi
badan) dan sumber informasi (teman, keluarga, TV, media cetak, internet)
mempengaruhi pengetahuan remaja puteri tentang diet sehat, sikap remaja puteri
tentang diet sehat, dan tindakan remaja puteri tentang diet sehat.
Dari skema diatas karakteristik responden yaitu tinggi badan dan berat badan
akan mempengaruhi pengetahuan remaja tentang diet sehat. Jika remaja memiliki
berat badan yang tidak ideal maka ada keinginan remaja untuk memperoleh
informasi tentang diet sehat.
Karakteristik -umur -berat badan -tinggi badan
Pengetahuan remaja puteri tentang diet
sehat
Sumber informasi -teman -keluarga -media cetak -TV -internet
Sikap remaja puteri tentang
diet sehat
Tindakan remaja puteri tentang diet
sehat
Universitas Sumatera Utara