CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    1/16

    26

    Chapter 32

    Anesthesia for Patients with Renal Disease

    Konsep Dasar

    1. Pengukuran kliren kreatinin adalah metoda yang paling akura tuntuk penilaian fungsi

    ginjal.

    2. Akumulasimetabolit morfin dan meperidin memperpanjang depresi pernapasan pada

     pasien dengan gagal ginjal.

    3. Suksinilkolin dapat digunakandengan aman pada gagal ginjal bila kalium kurang dari 5

    mEq! pada saat induksi.

    ". #elebihan $airan ekstraseluler akibat retensi natrium %bersama dengan peningkatan

    kebutuhan akibat anemi dan hipertensi& menyebabkan pasien gagal ginjal kronik

    $enderung mengalami gagal jantung kongestif dan udem paru.

    5. Pengosongan lambung yang lebih lama akibat neuropati otonom pada gagal ginjal kronik

    memudahkan terjadinya aspirasi perioperatif.

    '. (entilasi kontrol yang paling aman pada pasien dengan gagal ginjal. (entlasi spontan

    dapat menyebabkan asidosis repiratorik) asidemia) depresi sirkulasi berat dan bahaya peningkatan kalium.

    *. +edah jantung dan rekonstruksi aorta berhubungan dengan insiden yang tinggi terjadinya

    gagal ginjal.

    ,. Penurunan -olume intra-askuler) sepsis)ikterus obstruktif) $edera benturan) at kontras

    intra-ena) aminoglikosida) A/E inhibitor dan 0SA adalah fa$tor penyebab gangguan

    ginjal akut.

    . #elebihan $airan % yaitu bendungan paru atau udem % lebih mudah diterapi daripada

    gagal ginjal akut.

    ANESTHESIA FOR PATIENTS ITH RENA! DISEASE " PEN#ENA!AN

    Penyakit yang mempengaruhi ginjal dikelompokkan dalam sindroma berdasarkan klinik 

    dan laboratorium yaitu 4 sindroma nefrotik) gagal ginjal akut) gagal ginjal kronik) nefritis)

    nefrolitiasis) nefrolitiasis) infeksi dan obstruksi saluran ken$ing. Penatalaksanaan anestesi lebih

    memperhatikan status fungsi ginjal preoperatif daripada jenis sindroma. +ab ini meneliti dasar 

     pendekatan di atas dan pertimbangan anestesi dalam tiap kelompok.

    PENI!AIAN F$N#SI #IN%A!

    Penilaian akurat fungsi ginjal mengandalkan hasil laboratorium 6a bel 32&17. 8angguan

    ginjal dapat terjadi pada disfungsi glomerulus) disfungsi tubulus) atau obstruksi salauran ken$ing.

    6es laboratotorium yang paling berguna adalah yang berkaitan dengan ke$epatan filtrasi

    glomerulus 89:& glomerulus filtration rate7 karena gangguan 89: menimbulkan masalah besar dan mudah dideteksi.

    6abel 32&1. Pengelompokan pasien menurut fungsi glomerulus

     ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; 

    #reatinin m!min7;;;;;;;;;;  0ormal 1

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    2/16

    2&

    $RE$' NITRO#EN DARAH ()!OOD $REA NITRO#EN*

    Sumber urea bermula dari hati. Selama katabolisme protein) amoniak di diproduksi dari

    deaminasi sam amino. #on-ersi amonia menjadi urea men$egah terjadinya kera$unan amoniak.

    >reum 0itrogen arah berhubungan langsung denga katabolisme protein dan berhubungan terbalik terhadap filtrasi glomerulus) sehingga ureum nitrogen darah bukan indi$ator 

    yang reliable untuk 89: ke$uali katabolisme protein normal dan konstan. Selain itu "

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    3/16

    20

    #onsentrasi serum kreatinin memerlukan ",&*2 jam untuk membuat keseimbangan baru

     pada perubahan akut 89:.

    $REA DARAH NITRO#EN " RASIO KREATININ

    Aliran yang rendah pada tubulus renalis menguatkan reabsorbsi urea tetapi tidak 

    mempengaruhi kreatinin) sehingga rasio +>0 % kreatinin meningkat diatas 1

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    4/16

    2:

    )ar,it5rat

    Pasien dengan penyakit ginjal sering menunjukkan sensifitas yang meningkattehadap

     barbiturate selama induksi Calaupun farmakokinetik tidak menunjukkan perubahan. Penurunan

    ikatan protein menyebabkan peningkatan barbiturate bebas di sirkulasi. Asidosis menyebabkan

     barbiturate $epat masuk oleh karena peningkatan frakasi non ion obat. lihat bab 257

    Keta+in9armakokinetik ketamin sedikit berubah karena penyakit ginjal. Betabolit hati aktif 

    tergantung pada ekskresi ginjal dan akan berakumulasi pada gagal ginjal. Efek hipertensi ketamin

    sebaiknya dihindari pada pasien ginjal hipertensi.

    )en;oiasepin

    Fbat ini dimetabolisir di hati dan eliminasi di ginjal. #arena memiliki ikatan protein yang

    tinggi sensifitas yang meningkat akan terjadi pada pasien dengan hipoalbuminemia. iasepam

    digunakan dengan hati&hati pada gangguan ginjal karena akumulasi metabolit aktif 

    Opioi

    #ebanyakan opioid digunakan dalam anestesi morfin) meperidin) fentanil) sufentanil dan

    alfentanil7 diaktifasi oleh hati@ beberapa metabolitnya di ekskresi di urin. Selain morfin danmeperidin) akumulasi yang signifikan biasanya tidak terjadi. Akumulasi morfin morfin&'&

    glukoronid7 dan metabolit meperidin memperpanjang depresi nafas pada pasien gagal ginjal.

    Peningkatan normeperidin) metabolit meperidin berhubungan dengan kejang. 9armakokinetik 

    opioid agonis dan opioid antagonis butorfanol) nalbufine dan buprenorfin7 tidak dipengaruhioleh gagal ginjal.

    Anti1olineri1 

    alam dosis yang digunakan untuk premedikasi) atropine dan glikopirolat dapat

    digunakan dengan aman pada pasien dengan gangguan ginjal. #arena sampai 5

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    5/16

    3>

    PE!E'AS OTOT

    S51sinil1olinSuksinilkolin aman digunakan pada gangguan ginjal) pada konsentrasi kalium =5 mEq!

    saat induksi. +ila kalium tinggi atau meragukan pelemas otot non depolarisasi yang sebaiknyadigunakan. Dalaupun penurunan pseudokolinesteraseterjadi pada sedikit pasien uremia setelah

    dialysis) jarang terjadi pemanjangan blok neiromuskular.

    Cisatra15ri5+8 Atra15ri5+ an 'i7a15ri5+Bi-akurium sedikit tergantung pada ginjal untuk eliminasi. Efek pemanjangan yang

    ringan dapat terjadi pada pseudokolinesterase plasma. /isatrakurium dan atrakurium didegradasi

    dalam plasma se$ara ensimatik oleh hidrolisis ester dan nonensimatik eliminasi ofmann. Fbatini merupakan pilihan untuk pelemas otot pada pasien ginjal.

    9e?5roni5+ an Ro?5roni5+Eliminasi -e$uronium terutama di li-er) sampai 2

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    6/16

    3.

    Peningkatan produksi urin biasanya tidak terjadi pada gagal ginjal non oloiguria. 9ungsi urin

    meningkat pada beberapa minggu tetapi tidak akan kembali ke normal dalam 1 tahun. iskusi

    yang lebih lengkap ada di bab 5

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    7/16

    32

      yper-entilation

      nterstitial edema

      Al-eolar edema

      Pleural effusion

    #astrointestinal 

    AnoreGia

      0ausea and -omiting

      elayed gastri$ emptying

      ypera$idity

      Bu$osal ul$erations

      emorrhage

      Adynami$ ileus

    'eta,oli? 

    Betaboli$ a$idosis

      yperkalemia

      yponatremia

      ypermagnesemia

      yperphosphatemia

      ypo$al$emia

      yperuri$emia

      ypoalbuminemia

    He+atoloi?al 

    Anemia

      Platelet dysfun$tion

      !euko$yte dysfun$tion

    Eno?rine 

    8lu$ose intoleran$e

      Se$ondary hyperparathyroidism

      ypertrigly$eridemia

    S1eletal 

    Fsteodystrophy

    Par5"

    iper-entilasi

    >dem intersitsial

    >dem al-eolar 

    Efusi pleura

    #astrointestinal"

    Anoreksia

    Bual dan muntah

    Pengosongan lambung yangmemanjang

    iperasiditas

    >lkus mukosa

    Perdarahan

    leus

    'eta,oli1 "

    Asidosis metabolik 

    iperkalemia

    iponatremia

    ipermagnesemia

    iperfosfatemia

    ipokalsemia

    iperurisemia

    ipoalbuminemia

    He+atoloi "

    Anemia

    isfungsi platelet

    isfungsileukosit

    Eno1rin "

    ntoleransi glukosa

    iperparatiroid sekunder 

    ipertrigliseridemia

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    8/16

    33

      Periarti$ular $al$ifi$ation

    S1in 

    yperpigmentation

      E$$hymosis

      Pruritus

    S1eletal "

    Fstedystrphy

    #alsifikasi periartikuler 

    K5lit "

    iperpigmentasi

    Ekimosis

    Pruritus

    Efek uremia biasnaya dapat dikontrol dengan daialisis. #omplikasi uremi dapat terjadi berulang. ialisis juga menyebabkan komplikasi. ipotensi) netropeni) hipoksemia) dan sindroma

    ketidakseimbangan yang transien dan dapat pulih beberapa jam setelah dialisis. 9aktor yang

    menyebabkan hipotensi selama dialisis yaitu efek -asodilatasi larutan dialisat asetat) nefropati

    otonom dan pergeseran $airan yang $epat. nteraksi sel darah putih dengan derifat selofan dialysis

    membrane dapat menyebabkan neutropenia) disfungsi pulmonary dimediasi oleh leukosit

    mengarah pada hipoksemia. Sindroma disequilibrium ditandai oleh gejala nerologi sementara

    yang nampak pada penurunan yang $epat osmolalitas ekstra seluler daripada intra seluler.

    Ta,le 32-3/ Co+pli?ations of Dial=sis/ Ta,el 32 - 3/ Ko+pli1asi 5nt51 Dialisis

    Ne5roloi?al 

    isequilibrium syndrome

      ementia

    Cario7as?5lar 

    ntra-as$ular -olume depletion

      ypotension

      Arrhythmia

    P5l+onar= 

    ypoGemia

    #astrointestinal 

    As$ites

    He+atoloi?al 

    Anemia

      6ransient neutropenia

      :esidual anti$oagulation

      ypo$omplementemia

    Ne5roloi "

      Sindroma ketidakseimbangan

    emensia

    Kario7as15ler"

      Penurunan -olume intra-askuler 

    ipotensi

    Aritmia

    Par5 "

    ipoksemia

    #astrointestinal "

    Asites

    He+atoloi "

    Anemia

     0eutropenia sementara

    Antikoagulasi residual

    ypo$omplementemia

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    9/16

    3@

    'eta,oli? 

    ypokalemia

      !arge protein losses

    S1eletal 

    Fsteomala$ia

      Arthropathy

      Byopathy

    Infe?tio5s 

    Peritonitis

      6ransfusion&related hepatitis

    'eta,oli1 "

    ipokalemia

    #ehilangan protein dalam jumlah besar 

    S1eletal "

    Fsteomala$ia

    Artropati

    Biopati

    Infe1si5s

    Peritonitis

    epatitis berkaitan dengan transfusi

    'anifestasi #aal #in4al

    'ETA)O!IK Abnormal metabolik multiple) meliputi hiperkalemia) hiperfosfatemia) hipokalsemia)

    hipermagnesemia dan hipoalbuminemia mun$ul pada pasien dengan gagal ginjal. Air dan retensinatrium menyebabkan hiponatremia dan o-erload $airan ekstraseluler. #egagalan

    mengeskresikan asam menyebabkan asidosis metabolik dengan perbedaan anion yang tinggi

    lihat bab 3

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    10/16

    3

    /ardi$ Futput $urah jantung7 harus meningkat pada gagal ginjal untuk menjaga

    transport oksigen pada penurunan oGygen $arrying $apa$ity. :etensi natrium system rennin&

    angiotensin yang tidak normal mnyebabkan hipertensi arterial sistemik. ipertropi -entrikel kiri

    sering dijumpai pada gagal ginjal kronik. #elebihan $airan ekstraselular karena retensi natirium& bersama peningkatan pemenuhan pada hipertensi dan anemia& menyebabkan pasien $enderung ke

    gagal jantung kongestif dan udem paru. Peningkatan permeabilitas pada membrane kapiler al-eolar juga menjadi fa$tor predisposisi. +lok konduksi jarang terjadi dan mungkin pada

    deposisi kalsium dalam system konduksi. Aritmia biasa ditemui) berkaitan dengan kelainan

    metabolik. >remi$ peri$arditis dapat terjadi pada beberapa pasien) kadang asimptomatis) nyeri

    dada) atau berupa tamponade jantung. Pasien dengan gagal ginjal kronik juga memper$epat

     penyakit -askuler perifer dan penyakit jantung koroner.

    Penurunan -oume intra-askuler dapat terjdi pada fase diureti$ pada gagal ginjal akut bila

     penggantian $airan tidak adekuat. ipo-olemia juga terjadi bila terlalu banyak $airan dikeluarkan

     pada saat dialisis.

    PAR$ < PAR$

    6anpa dialisis atau terapi bikarbonat) pasien akan tergantung pada -entilasi semenit untuk kompensasi asidosis metaboliklihat bab 3

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    11/16

    36

    9luid o-erload

    yperkalemia

    Se-ere a$idosis

    Betaboli$ en$ephalopathy

    Peri$arditis

    /oagulopathy

    :efra$tory gastrointestinal symptoms

    rug toGi$ity

      #elebihan $airan

      iperkalemia

    Asidosis berat

    Ensefalopati metabolik 

    Perikarditis

    #oagulopati

    8ejala gastrointestinal refrakter 

    6oksisitas obat

    Pemeriksaan fisik dan laboratorium harus fo$us pada fungsi jantung dan paru. 6anda

    kelebihan $airan atau hipo-olemia harus di$ari lihat bab 27. Penurunan -olume intra -ena sering

    diakibatkan oleh dialysis. Perbandingan berat badan pasien sebelum dan sesudah dialysis dapat

    membantu mengetahui perubahan $airan. ata hemodinamik bila ada dan foto torak sangat berharga untuk konfirmasi hasil pemeriksaan klinis. Analisis gas darah juga perlu untuk 

    mendeteksi hipoksemia dan ststus asam basa. E#8 harus di$ermati untuk melihat tanda

    hiperkalemia atau hipokalsemia lihat bab 2,7) iskemia) blok konduksi) dan hipertrofi -entrikel.

    Ekokardiografi sangat berguna pada operasi besar -ena menge-aluasi -entri$ular eje$tion fra$tion

    )hipertrofi) gerakan abnormal dan efusi peri$ardial.

    6ransfusi seldarah merah preoperatifdilakukan pada psien dengan anemia berat b= '

    gd!7 atau bila diperkirakan ada perdarahan banyak. Daktu perdarahan dan pembekuandianjurkan untuk dilakukan terutama bila dilakukan anestesi regional. Elektrolit serum) +>0 dan

    kreatinin digunakan untuk menilai perlunya dialysis. Pengukuran glukosa membantu untuk 

    menentukan terapi insulin.

    Penggunaa obat preoperatif harus diperhatikan untuk obat yang eliminasinya tergantun

     pada ginjal. table 32&57. Penyesuaian dosis dan kadar pengeukuran obat dala darah bila bisadiperoleh7 diperlukan untuk men$egah terjadinya toksik.

    Pre+ei1asiPasien yang stabil dapat diberikan opioid yang diturunkan atau benodiasepinlihat tabel

    ,&37. Prometasin) 12)5&25 mg intramuskular bergua untuk membantu memberikan sedasi dan

    antiemetik. Pen$egahan aspirasi dengan 2 bloker diperlukan pada pasien dengan mual) muntah)

    atau perdarahan intestinal. Betoklopramid 1< mg oral atau intra -ena pelan&pelan juga

     bermanfaat untuk memper$epat pengosongan lambung) men$egah muntah dan resiko aspirasi.

    Bedikasi preoperatif ) khususnya obat antihipertensi) harus dilanjutkan sampai saat

     pembedahanlihat bab 2

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    12/16

    3&

    menyebabkan sedikit pelapasan histamine lihat bab 7. (ekuronium

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    13/16

    30

    respiratorik juaga merusak karena menggeser kur-a disosiasi hemoglobin ke kiri lihat bab 227)

    menetuskan hipokalsemia dan menurunkan aliran darahlihat bab 257.

    Terapi CairanFperasi superfi$ial dengan trauma jaringan minimal memerlukan penggantian $airan

    insensible saja dengan larutan dekstrosa 5?. 6indakan dengan banyak kehilangan $airan

    memerlukan kristaloid isotonik) koloid atau keduanyalihat bab 27. :inger laktat dihindari pada pasien dengan hiperkalemia bila $airan banyak diperlukan@ larutan normal salin bisa digunakan.

    !arutan bebas gula biasa digunakankarena ada gangguan toleransi glukosa akibat uremia.

    #ehilangan darah biasa diganti dengan darah pa$k red $ell. 6ransfusi darah tidak mempunyai

    efek atau keuntungan pada pasien tranplantasi ginjal@ transfuse menurunkan reakasi penolakan

    tranplantasi ginjal pada beberapa pasien.

    ANESTESI PADA PASIEN DEN#AN #AN##$AN #IN%A! RIN#AN SA'PAI

    SEDAN#

    PERTI')AN#AN PREOPERATI9E8injal se$ara normal menunjukkan $adangan fungsi yang besar. 89:) ditentukan oleh

    kliren kreatinin) dapat menurun dari 12< ke '< m!menit tanpa perubahan klinis dalam fungsiginjal. Pada pasien denga kliren kreatinin "

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    14/16

    3:

    dihindari bila ada -olatile yang lain yang lebih baik. Penurunan fungsi ginjal selama periode itu

     bisa disebabkan oleh efek samping pembedahan perdarahan7 atau anestesi depresi jantung atau

    hipotensi7) efek tidak langsung hormonalaktifasi simpato adrenal atau sekresi hormone

    antidiuretik7) atau tekanan -entilasi positif menekan -enus return @lihat bab 317. Efek ini akan

     pulih bila $airan intra -ena yang $ukup diberikan untuk menjaga $airan intra-askuler normal atausedikit kelebihan. Pemberian -asopresor alfa&adrenergifenilefrin) metoksamin) norepineprin7

     juga merusak. +ila tekanan darah arteri rata&rata) $urah jantung dan intra-askuler sudah adekuat)infuse dopamine dosis rendah 2&5 mikrogramkgmenit7 dapat digunakan untuk menjaga aliran

    darah ginjal dan fungsi ginjal. opamin dosis untuk ginjal) se$ara parsial melaCan -asokonstriksi

    selama pemberian infus -asopresor alfa&adrenerginorepinefrin7

    Terapi ?airanSeperti dibi$arakan diatas) pemberian $airan dengan bijak adalah sangat penting dalam

    mengelola pasien dengan penurunan $adangan fungsi ginjal atau insufiensi ginjal. Daspada

    terhadap kelebihan $airan adalah benar) tetapi masalah jarang dihadapi pada pasien dengan

     produksi urin yang normal jika monitor yang layak dan pedoman diikutilihat bab 27. Akibat dari

    kelebihan $airan) bendungan paru atau udem) lebih mudah di terapi dari pada gagal ginjal akut.

    DISK$SI KAS$S " PASIEN DEN#AN HBPERTENSI TIDAK TERKONTRO!

    !aki&laki 5 tahun dengan hipertensi dijadCalkan untuk rekonstruksi stenosis arteri ginja

    kiri. 6ekanan darahnya 1,

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    15/16

    @>

     plasma pada kedua sisi lebih dari 1)541 lebih dari

  • 8/18/2019 CHAPTER 32-Anesthesia for Patients With Renal Disease

    16/16

    @.

    Asif A) Epstein B4 Pre-ention of radio$ontrast&indu$ed nephropathy. Am I #idney is

    2