14
CHAETOCEROS OLEH: KELOMPOK 5 CHRISTIN H. BONNU VENI DORA SONI WELMINCE DJU YANDRI A.P TUKA ROHI

CHAETOCEROS presentasi.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

planktonologi

Citation preview

Slide 1

CHAETOCEROS

OLEH:KELOMPOK 5

CHRISTIN H. BONNUVENI DORA SONIWELMINCE DJUYANDRI A.P TUKA ROHI

Klasifikasi

Regnum:PlantaeDivisio: BacillariophytaClassis: BacillariopohyceaeSub Classis:CentricoeOrdo:CentrolesSub Ordo: BiddulphiinaeFamily:ChaetoceraceaeGenus: ChaeotocerosSpecies:Chaetoceros sp.B. Morfologi dan Anatomi

Bentuk tubuh bulat dengan ukuran tubuh yang sangat kecil yakni berkisar antara 4 6 mikron, ada yang berbentuk segi empat dengan ukuran 8-12 x 7-18 mikron. Selnya dapat membentuk rantai sebanyak 10-20 sel dan mencapai panjang 200 m.Dinding sel yang dibentuk dari silica,setiap sel Chaetoceros sp. dipenuhi oleh cytoplasma.Memiliki beberapa pigmen warna yakni chlorophyl a, chlorophyl c, karoten diatomin dan fukosantin ( Stransky (1970) dalam Haryati (1980) dan Sujiharno (2002)). Bersifat eurythermal dan euryhaline.

C. HabitatDaerah penyebarannya meliputi muara sungai, pantai dan laut pada daerah tropis dan subtropis. D. Pertumbuhan Chaetoceros dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Pertumbuhana. Fase AdaptasiDisebut juga lag fase yakni pada fase ini sel melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dan mulai melakukan metabolisme namun belum terjadi pertambahan sel.b. Fase Logaritmik/eksponensialFase ini merupakan fase dimana pertumbuhan fitoplankton terjadi dengan cepat sehingga terjadi pertambahan jumlah sel yang sangat signifikan.

3. Fase StasionerFase stasioner atau yang sering disebut fase pertumbuhan tetap ialah fase dimana laju reproduksi seimbang dengan laju kematian. Fase ini merupakan puncak pertumbuhan populasi fitoplankton.

4. Fase KematianFase kematian ialah fase dimana laju pertumbuhan lebih kecil dari pada laju kematian, karena disebabkan oleh penurunan kemampuan metabolisme dari fitoplankton.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ChaetocerosIntensitas cahayaChaetoceros sp. juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang optimum untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara 500 10.000 lux, dan pertumbuhannya akan menurun jika intensitas cahaya melebihi 10.000 lux.2. SuhuSuhu memberikan peranan penting dalam kultur fitoplankton, karena sangat mempengaruhi aktifitas enzim dalam metabolisme sel (Graffith, 1983 dalam Nurliati, 1995). Menurut Cahyaningsih, dkk (2005), Chaetoceros sp. toleran terhadap suhu tinggi. Pada suhu 400C spesies ini dapat hidup tetapi tidak dapat berkembang. Chaetoceros sp. Tumbuh normal pada kisaran suhu 20 - 300C dan tumbuh optimum pada kisaran suhu 25 - 300C.3. SalinitasSalinitas merupakan salah satu faktor pembatas pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton. Perubahan salinitas secara langsung menyebabkan perubahan tekanan osmose di dalam sel fitoplankton sehingga aktifitas sel menjadi terganggu. Fluktuasi salinitas juga dapat mempengaruhi pH sitoplasma sel dan menurunkan kegiatan enzim (Sudjiharno, 2002).4. pHMenurut Kordi (2004) pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif pada pH rendah (keasaman tinggi) karena kandungan oksigen terlarut (DO) akan berkurang dan akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktifitas pernapasan naik dan selera makan organisme akuatik akan berkurang.Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan produksi diatom. Pada saat peningkatan pH melewati titik ambang maksimum maka kecepatan tumbuh diatom akan menurun (Angka dkk, 1976 dalam Nurliati, 1995). Selanjutnya ditambahkan oleh Pescod (1973) dalam Nurliati (1995) bahwa pH yang ideal untuk pertumbuhan diatom adalah 6,5 8,5.Menurut Isnansetyo dan kurniastuty (1995), Chaetoceros sp. tergolong spesies yang euryhaline. Toleransi salinitasnya sangat lebar yakni 6 50, Chaetoceros sp. salinitas optimal untuk pertumbuhan optimal dari Chaetoceros sp. adalah 17 - 25 .E. Reproduksi Chaetoceros sp. bereproduksi secara aseksual yakni dengan pembelahan sel dan seksual dengan pembentukan auxospora. Silikat memiliki peranan penting dalam proses reproduksi fitoplankton ini sebagai bahan pembentuk cangkang. Pembelahan sel pada diatom ini sama seperti pembelahan sel diatom pada umumnya, dimana satu sel induk yang membelah akan menghasilkan dua sel anak.Satu sel anak mendapatkan tutup kotak (epiteka) akan berkembang menyerupai ukuran sel induknya, sedangkan sel anak yang mendapatkan dasar kotak (hipoteka) akan tumbuh lebih kecil dari sel induk. Pembelahan sel ini akan terus berlanjut sampai ukuran sel semakin kecil. Pembelahan sel Chaetoceros sp. yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan ukuran sel menjadi semakin kecil, dan sampai batas ukuran tertentu, pembelahan sel iniakan berhenti sebentar dan berganti menjadi reproduksi secara seksual melalui pembentukan auxospora dimana isi sel (sel anak) akan keluar dari cangkang dan akan tumbuh membesar hingga ukurannya sama dengan ukuran sel induk semula dan kemudian sel ini akan melakukan reproduksi secara aseksual kembali yakni melalui pembelahan sel.

G. SIKLUS HIDUPAda pertanyaan ??