6
1 Abstrak Tugas akhir ini bertujuan untuk menanggulangi kerusakan lereng yang terjadi pada jalur akses Banyuwangi- Jember lintas Gunung Gumitir. Jalur Akses antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember satu satunya adalah melewati pegunungan Gumitir. Gunung Gumitir merupakan gugusan pegunungan taman meru betiri yang membentang dari Kabupaten Banyuwangi sampai Kabupaten Jember Alternatif perkuatan yang akan digunakan ground anchour dengan jumlah 8 anchour yang masing- masing sepanjang 11 meter dengan tulangan yang dipasang 10D10-200. Dari harga dan volume yang dihitung menghasilkan harga di pasar. Hasil perencanaan perkuatan tugas akhir ini nantinya akan sangat bisa membantu mengatasi kelongsoran yang terjadi di titik titik longsor yang terjadi di lapangan. Kata Kunci: ground anchour, gumitir, lereng, longsor I. PENDAHULUAN encana Tanah Longsor merupakan bencana yang setiap tahun terjadi di Indonesia. Kejadian kejadian yang berhubungan dengan peristiwa kelongsoran terutama pada lereng, dapat ditarik kesimpulan antara hujan, banjir dan longsor biasanya terjadi pada pertengahan atau akhir musim penghujan. Selain disebabkan faktor geologis dan geomorfologis Indonesia, perubahan fungsi dan tata guna lahan yang dilakukan manusia membawa pengaruh yang besar sebagai penyebab longsor. Sehingga menarik untuk dikaji hubungan antara hujan dengan kelongsoran yang terjadi pada lereng. Pada saat tertentu kondisi lereng kadang berfungsi dengan baik, namun kondisi keandalan lereng belum tentu baik, mungkin sudah sangat menurun atau bahkan sangat kritis. Sehingga banyak lereng yang longsor secara tiba-tiba sehingga membahayakan masyarakat sekitar. Pengaruh air hujan terutama pada permukaan atas lereng mengakibatkan naiknya kadar air melalui rembesan air langsung di permukaan. Ketika tanah jenuh maka tanah kehilangan semua tambahan kekuatan geser yang berasal dari tekanan air pori negatif sehingga tanah menjadi tidak stabil dan mudah longsor. GAMBAR 1.1 PETA TOPOGRAFI LAPANGAN II. ALUR PENELITIAN STUDI LITERATUR 1. KONSEP STABILITAS LERENG 2. PENGOPERASIAN SOFWARE XSTABL 3. KONSEP PERENCANAAN PERKUATAN GROUND ANCHOUR MULAI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER 1. DATA PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN 2. PETA TOPOGRAFI LOKASI LONGSORAN INPUT DATA PARAMETER FISIS DAN MEKANIS TANAH CEK KESTABILAN KONDISI EKSISTING FS < 1,35 LERENG TIDAK STABIL FS >1,35 LERENG STABIL A TIDAK STABIL LERENG DIPERKUAT DIPERLUKAN TAMBAHAN MOMEN PERKUATAN B Perencanaan Perbaikan Lereng Longsor Pada Jalan Lintas Gunung Gumitir Ruas Jalan Banyuwangi - Jember Aries Suyandra Eko Cahyono, Indrasurya B.Mochtar, Musta’in Arif Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] B LOKASI LONGSOR KM 237+05 - 237+25

CEK KESTABILAN KONDISI EKSISTING Jalan Lintas …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40268-3110100089-paper.pdf · membantu mengatasi kelongsoran ... Dalam pengolahan data sekunder

  • Upload
    vutuyen

  • View
    234

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CEK KESTABILAN KONDISI EKSISTING Jalan Lintas …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40268-3110100089-paper.pdf · membantu mengatasi kelongsoran ... Dalam pengolahan data sekunder

1

Abstrak — Tugas akhir ini bertujuan untuk menanggulangi

kerusakan lereng yang terjadi pada jalur akses Banyuwangi-

Jember lintas Gunung Gumitir. Jalur Akses antara Kabupaten Banyuwangi dan

Kabupaten Jember satu – satunya adalah melewati

pegunungan Gumitir. Gunung Gumitir merupakan

gugusan pegunungan taman meru betiri yang

membentang dari Kabupaten Banyuwangi sampai

Kabupaten Jember

Alternatif perkuatan yang akan digunakan

ground anchour dengan jumlah 8 anchour yang masing-

masing sepanjang 11 meter dengan tulangan yang

dipasang 10D10-200. Dari harga dan volume yang

dihitung menghasilkan harga di pasar. Hasil perencanaan

perkuatan tugas akhir ini nantinya akan sangat bisa

membantu mengatasi kelongsoran yang terjadi di titik –

titik longsor yang terjadi di lapangan.

Kata Kunci: ground anchour, gumitir, lereng, longsor

I. PENDAHULUAN

encana Tanah Longsor merupakan bencana yang setiap

tahun terjadi di Indonesia. Kejadian – kejadian yang

berhubungan dengan peristiwa kelongsoran terutama

pada lereng, dapat ditarik kesimpulan antara hujan, banjir

dan longsor biasanya terjadi pada pertengahan atau akhir

musim penghujan. Selain disebabkan faktor geologis dan

geomorfologis Indonesia, perubahan fungsi dan tata guna

lahan yang dilakukan manusia membawa pengaruh yang

besar sebagai penyebab longsor. Sehingga menarik untuk

dikaji hubungan antara hujan dengan kelongsoran yang

terjadi pada lereng. Pada saat tertentu kondisi lereng kadang

berfungsi dengan baik, namun kondisi keandalan lereng

belum tentu baik, mungkin sudah sangat menurun atau

bahkan sangat kritis. Sehingga banyak lereng yang longsor

secara tiba-tiba sehingga membahayakan masyarakat

sekitar. Pengaruh air hujan terutama pada permukaan atas

lereng mengakibatkan naiknya kadar air melalui rembesan

air langsung di permukaan. Ketika tanah jenuh maka tanah

kehilangan semua tambahan kekuatan geser yang berasal

dari tekanan air pori negatif sehingga tanah menjadi tidak

stabil dan mudah longsor.

GAMBAR 1.1 PETA TOPOGRAFI LAPANGAN

II. ALUR PENELITIAN

STUDI LITERATUR1. KONSEP STABILITAS LERENG

2. PENGOPERASIAN SOFWARE XSTABL3. KONSEP PERENCANAAN PERKUATAN GROUND ANCHOUR

MULAI

PENGUMPULAN DATA SEKUNDER1. DATA PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN2. PETA TOPOGRAFI LOKASI LONGSORAN

INPUT DATAPARAMETER FISIS

DAN MEKANIS TANAH

CEK KESTABILANKONDISI EKSISTING

FS < 1,35 LERENG TIDAK STABILFS >1,35 LERENG STABIL

A

TIDAKSTABIL

LERENG DIPERKUAT

DIPERLUKAN TAMBAHANMOMEN PERKUATAN

B

Perencanaan Perbaikan Lereng Longsor Pada

Jalan Lintas Gunung Gumitir Ruas Jalan

Banyuwangi - Jember Aries Suyandra Eko Cahyono, Indrasurya B.Mochtar, Musta’in Arif

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected]

B

LOKASI LONGSOR

KM 237+05 - 237+25

Page 2: CEK KESTABILAN KONDISI EKSISTING Jalan Lintas …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40268-3110100089-paper.pdf · membantu mengatasi kelongsoran ... Dalam pengolahan data sekunder

2

A B

PERENCANAAN GROUND ANCHOUR

CEK STABILITASEKSTERNAL DAYA

DUKUNG

TIDAKSTABIL

Perhitungan volume dan harga ground anchourSELESAI

Dalam menyelesaikan penelitian ini dikerjakan dengan

beberapa tahapan yaitu mengolah data tanah lapangan dari

tiga titik borlog yang masing-masing mempunyai

karasteristik tanah yang berbeda.

Gambar 2.2 cross section lereng

Dari tiga titik bor log tersebut, didapatkan data N-

SPT tanah dan beberapa parameter lain. Berikut ini adalah

data tanah yang diperoleh dari hasil laboratorium dan hasil

korelasi nilai N-SPT (Terzaghi & Peck,1960.

Bazaraa,1967). Korelasi diperlukan untuk mengurangi

tingkat kesalahan data pengambilan sample tanah di

lapangan, karena data tanah undisturbed di lapangan harus

mempunyai tingkat koreksi untuk meminimalkan kesalahan

data.

Tabel 2.1 data parameter tanah BH 1 setelah di korelasi nilai SPT

Tabel 2.1

data parameter tanah BH 2 setelah di korelasi nilai SPT

Tabel 2.2

data parameter tanah BH 3 setelah di korelasi nilai SPT

III. PENGOLAHAN DATA TANAH Dalam pengolahan data sekunder tanah lokasi adalah

dengan langkah sebagai berikut :

1. Dari data peta kontur dan observasi lapangan, maka

akan dibuat bentuk penampang asli dari lereng

gunung Gumitir.

2. Membuat stratigrafi tanah dari penampang lereng

yang telah dibuat dengan mengelompokkan tanah

berdasar jenis lapisan tanah dan tingkat

kekerasannya.

3. Menganalisis data lapisan tanah dari hasil statigrafi

menggunakan metode statistik selang kepercayaan

90%, dengan tujuan mendapatkan data tanah

dengan tingkat kepercayaan 90%.

Bentuk dari stratigrafi yang didapat dari data peta

kontur tanah dan hasil uji lapangan berdasar data lapisan

tanah :

- Pengelompokan data karasteristik tanah

berdasar nilai SPT tanah dengan parameter

sebagai berikut

Tabel 3.1 konsistensi tanah (untuk tanah dominan lanau dan lempung)

Page 3: CEK KESTABILAN KONDISI EKSISTING Jalan Lintas …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40268-3110100089-paper.pdf · membantu mengatasi kelongsoran ... Dalam pengolahan data sekunder

3

Tabel 3.2

data pengelompokan karasteristik tanah bor hole 1

DEPTH N-

SPT Jenis tanah konsistensi tanah

-2 5 Lanau berpasir

Menengah (medium)

-4 5

Lempung berlanau

-6 5

-8 5

-10 4

-12 10 Kaku (stiff)

-14 20 lempung Sangat kaku (very stiff) -16 23 Lempung

berkerikil -18 33 Keras (hard)

Tabel 3.3 data pengelompokan karasteristik tanah bor hole 2

DEPTH N-

SPT Jenis Tanah konsistensi tanah

-2 5 Lempung Berlanau Menengah (medium) -4 8

Lempung

-6 8

-8 10

Kaku (stiff) -10 12

-12 12

-14 40 Lanau berpasir

padat Keras (hard) -16 40

-18 58

Tabel 3.4 data pengelompokan karasteristik tanah bor hole 3

DEPTH N-

SPT Jenis Tanah konsistensi tanah

-2 11

Lempung berpasir Kaku (stiff)

-4 11

-6 13

Sangat kaku (very stiff)

-8 13

Lempung Berlanau -10 16

-12 16

-14 16 Lempung

-16 38 Keras (hard)

-18 45 Lanau Berpasir

Pengelompokan penampang lereng dengan lapisan masing-

masing bor hole

Gambar 3.1 penampang cross section dengan pembagian

lapisan tanah

Proses analisis selang kepercayaan 90% dapat

dilihat pada Lampiran. Hasil dari pengolahan data tanah

dengan metoda selang kepercayaan dapat dilihat pada tabel

(4.3) dan (4.4) sebagai berikut :

Tabel 3.5 data tanah dengan selang kepercayaan 90%

Tabel 3.6 data tanah dengan selang kepercayaan 90%

analisa penyebab kelongsoran menggunakan program bantu

Dxstable Tabel 3.7

data pengelompokan hasil trial program DX-STABLE

Percobaan bidang longsor

ke-

stability

internal overall

1 1,456 1,991

2 1,466 2,012

3 1,489 2,047

4 1,519 2,078

5 1,533 2,166

Dari hasil tabel 3.5 untuk analisa kestabilan lereng

Gunung Gumitir Jalan Lintas Banyuwangi-Jember dari

internal stability dan overall stability terlihat bahwa angka

keamanan terkecil untuk program bantu dxstable sebesar

1,456 yang masih lebih besar dari nilai angka keamanan

(SF) rencana terkecil sebesar 1,35. Hal ini menunjukkan

bahwa kondisi lereng Gunung Gumitir pada Jalan Lintas

Banyuwangi- Jember tidak mengalami kelongsoran yang

berarti faktor hujan bukan merupakan faktor utama

penyebab kelongsoran yang terjadi di lereng. Dikarenakan

kecepatan rembesan air hujan dalam kondisi lebat tidak akan

masuk kedalam lapisan tanah dalam dengan waktu yang

singkat. Oleh karena itu, faktor yang dimungkinkan terjadi

adalah lapisan tanah di lereng gunung gumitir telah

mengalami keretakan terlebih dahulu, dan keretakan tersebut

akan semakin bertambah banyak jika terisi air dan partikel

granular (tanah berpasir) yang terbawa oleh air hujan yang

mengisi keretakan tersebut. Sebaliknya, disaat musim

kemarau tidak terjadi pergerakan dikarenakan muka air

terjaga relatif aman, sehingga tanah tersebut cukup mampu

menahan gaya geser yang terjadi. Faktor inilah yang diduga

paling kuat menyebabkan longsor, jadi stabilitas lereng

tersebut seolah-olah stabilitas lereng tanah berpasir yang

jenuh air (behaving like sand) (Mochtar B.,2014)

Page 4: CEK KESTABILAN KONDISI EKSISTING Jalan Lintas …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40268-3110100089-paper.pdf · membantu mengatasi kelongsoran ... Dalam pengolahan data sekunder

4

Gambar 3.2 lereng yang telah mengalami keretakan

pilihan alternatif perbaikan lereng

Dari beberapa perbaikan lereng longsor yang telah

dilakukan dalam bidang geoteknik, ada beberapa alternatif

yang dapat dipilih untuk perbaikan lereng gunung Gumitir.

Semua alternatif memiliki keuntungan dan kelemahan di

setiap metode yang akan dilaksanakan. Beberapa metode

ada yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan dalam

sebuah kasus dikarenakan beberapa faktor, entah dari

alternatifnya maupun dari lahan di lapangan. Beberapa

alternatif yang dapat dipilih sebagai berikut:

1. geotextile wall

2. gabion wall

3. retaining wall

4. Ground anchour

Dari beberapa alternatif yang dapat dipilih tersebut,

alternatif ground anchour lah yang sangat diharapkan dapat

dilaksanakan dengan memperhatikan faktor berikut:

1. pelaksanaan perbaikan yang tidak perlu

mengganti tanah asli menjadi tanah dengan

parameter yang direncanakan mengingat jari

kelongsoran yang terjadi sangat besar dan

membutuhkan volume yang besar untuk

mengganti sebesar itu.

2. Pemasangan angkur atau anchour tidak perlu

untuk merusak vegetasi secara keseluruhan di

lapangan.

3. Harga untuk pemasangan ground anchour

memang mahal, akan tetapi dengan

perbandingan mengganti tanah untuk

memasangan alternatif lain atau memasang

anchour sebagai perbaikannya.

Beberapa pertimbangan pemilihan alternatif diatas

merupakan pertimbangan untuk pemilihan alternatif yang

efektif untuk lereng Gunung Gumitir. Dan diputuskan untuk

menggunakan alternatif ground anchour.

Data Perencanaan ground anchour

Untuk menanggulangi kelongsoran lereng akibat

pelapukan yang terjadi karena perubahan parameter,

upaya penyelamatan yang dipilih adalah ground anchor

jenis tie back grouting dengan penahan berupa grouting

beton dan head anchor berupa balok penahan beton.

Alternatif tersebut dipilih karena merupakan alternatif

paling tepat untuk tanah keras. Walaupun asumsi

perhitungan berdasarkan parameter tanah pasir setelah

terjadi keretakan pada lapisan tanahnya, tetapi

pemasangan perkuatan dilakukan pada tanah initial

yaitu tanah lempung.

IV. PERENCANAAN ALTERNATIF PERBAIKAN

PERKUATAN LERENG LONGSOR

Perhitungan Stabilitas Lereng

Analisa stabilitas lereng longsor diawali dengan

pemeriksaan terhadap angka keamanan lereng, yaitu dengan

melakukan perhitungan tegangan geser yang terjadi

disepanjang permukaan retak yang paling kritis. Analisis

stabilitas lereng dilakukan dengan program bantu komputer

yaitu Dx-Stable versi 5.202. Tujuan dari penggunaan

program bantu ini adalah untuk memastikan nilai angka

keamanan yang tepat dan sesuai dengan keadaan lapangan.

Adapun proses dari analisis stabilitas dan

perencanaan alternatif perbaikan perkuatan lereng longsor

pada studi kasus longsoran ini adalah sebagai berikut :

A. Perhitungan stabilitas keamanan lereng asli

dengan menggunakan program bantu xstbl

dengan tujuan untuk mengetahui keadaan

stabilitas eksisting pada saat setelah terjadi nya

longsoran.

B. Perencanaan altrnatif perbaikan perkuatan lereng

dengan Ground Anchour dengan menggunakan

hasil analisis stabilitas keamanan.

Tabel 4.1

perubahan parameter tanah menjadi pasir

lapisan tanah t d c

lapisan 1 1,47 1,58 0 35

lapisan 2 1,59 1,66 0 35

lapisan 3 1,50 1,83 0 35

lapisan 4 1,69 1,99 2,47 37,96

Dengan memperhatikan keadaan sesungguhnya di lapangan,

maka dilakukan pemisahan keadaan menjadi dua keadaan,

yaitu overall stability dan internal stability. Overall stability

disini dimaksudkan untuk merencanakan perkuatan

kelongsoran yang apabila suatu saat keretakan tanah di sisi

atas lereng mengalami kelongsoran yang besar. Sedangkan

untuk internal stability adalah digunakan untuk memperkuat

lereng dengan kondisi kelongsoran di lapangan yang masih

dangkal.

perhitungan kelongsoran overall stability

Tabel 4.2 perubahan kelongsoran lereng tanah akibat terjadinya

perubahan parameter tanah

NO. SF X Y R MR

1 1,002 -1998.68 2405.94 3127.82 1.408x107

2 1,027 -495.03 645.04 812.83 3.876x106

3 1,028 -438.69 573.78 721.99 3.435x106

4 1,041 -542.86 725.53 905.76 4.483x106

5 1,045 -492.69 665.96 827.99 4.136x106

Page 5: CEK KESTABILAN KONDISI EKSISTING Jalan Lintas …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40268-3110100089-paper.pdf · membantu mengatasi kelongsoran ... Dalam pengolahan data sekunder

5

Gambar 4.1 bidang longsor terkritis 1,002

perhitungan kelongsoran internal stability

Dari hasil perhitungan pada software dxstable,

ketebalan tanah yang longsor dengan SF terkecil sangat

dangkal, masih dibawah 1 meter. Oleh karena itu,

perencanaan dengan keadaan kedua ini tidak direncanakan

dengan pertimbangan bahwa perbaikan lereng dengan

kondisi overall stability sudah mencakup dan menjangkau

dari keadaan kedua ini.

Gambar 4.2 bidang longsor untuk internal stability

Tabel 4.3 rangkuman perhitungan tiap SF

SF direncanakan menggunakan

anchour

L syarat

meter

1,002 7 12 ok

1,027 7 12 ok

1,028 7 12 ok

1,041 7 12 ok

1,045 6 11 ok

Alternatif perbaikan perkuatan Lereng dengan ground

anchour

perhitungan gaya normal angkat

Digunakan nilai gaya normal yang terjadi pada

SF terkecil,

SF = 1,002

SFrencana = 1,35

Momen penggerak (Mov) :

Mov= Mr eks.

SF

Mov = 1,408x107

1,002=1,4052x107 KNm = 1,4052x106 tm

Momen yang harus ditahan (ΔM) :

∆Mr=Mov × (SFdesign-SF)

∆Mr= 1,4052x106 ×

(1,35-1,002) = 489005,99 tm

Gaya reaksi ( ΣN ) yang direncanakan dengan

jarak pemasangan : 3 m

N=Mr

R tg 2/3

N=489005,99

3127.82 x 0.43 = 362,43 ton

Untuk perhitungan nilai gaya reaksi, diambil dari

yang paling besar, untuk mewakili gaya normal angkat yang

lain. Adapun hasil perhitungan keseluruhan dari faktor

keamanan dapat dilihat pada Tabel 5.9b.

5.1Perhitungan dimensi grouting beton pada anchor

Untuk perhitungan dimensi grouting beton,

untuk menahan gaya normal tarik anchor :

N = 362,43 ton

Cu = 14,7 t/m2 (lapisan ke 3)

ΣN = Cu x π D x L

Dimana : D = diameter straus

L = Panjang straus

direncanakan menggunakan 7 buah anchour.

Maka beban yang diterima 1 anchour adalah :

N1 anchour = ∑ N

7

N1 anchour = 362,43

7

N1 anchour = 51,77 ton

direncanakan menggunakan Diameter grouting

= 0.20 m, maka panjang grouting :

ΣN = 14,7 x 3.14 x 0.2 x L , maka

51,77 ton = 14,7 x 3.14 x 0.2 x L

51,77 ton = 9,23 L

L = 5,6 meter

Untuk faktor keamanan jangka lama, menggunakan

3 x L grouting :

Maka, = 5,6 x 3 = 16,8 meter 17 meter

5.2 Perhitungan block beton pondasi:

Untuk perhitungan pondasi data data yang

digunakan adalah data – data yang telah

diasumsikan setelah terjadi keretakan lereng (tabel

5.3)

Hasil perhitungan daya dukung pondasi telapak

bujur sangkar adalah :

qult = 1.3 C’ Nc’ + q Nq’ + 0.4 γ’ B Nγ’,

(Barja M. Das Priciples of Geotechnical

Engineering, Fifth Edition)

Page 6: CEK KESTABILAN KONDISI EKSISTING Jalan Lintas …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40268-3110100089-paper.pdf · membantu mengatasi kelongsoran ... Dalam pengolahan data sekunder

6

Keterangan :

C’ = Kohesi tanah, C’ = Cu

q = γ’ h dimana h = kedalaman pondasi

γ’ = Berat volume efektif

B = Lebar pondasi

qult = Daya dukung ultimate

qijin = qult/SF,

SF = Safety factor, diambil 3

(Braja M.Das Jilid 2 hal 124)

Nc’, Nq’ dan Nγ’ = Faktor daya dukung

Diasumsikan : Lebar pondasi B = 1 meter

Tinggi pondasi H = 1 meter

Untuk sudut geser dalam ϕ = 15o,

maka harga ,

Nc’ = 12.8

Nq’ = 4.44

Nγ’ = 2.4

qult = 1.3 x 1,46 x 12.8 + (1.47-1) x 1 x 4.44 + 0.4 x (1.59-1)

x 1,0 x 2.4

qult = 26.95 t/m2

qijin = 26.95

3 = 8,98 t/m2

Tegangan yang terjadi pada balok:

𝜎 = 𝑁

𝐴 , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝐴 =

𝑁

𝜎 ,

A= 51,77

8,98 = 3,89 m (Bujur sangkar)

A = s2

s = √3,89

s = 1,98 m , diambil s = 2 m

syarat:

N = . A = 51,77 x 2,0 x 2,0 =207,08 ton > 51,77 ton ...

(ok)

VI. KESIMPULAN

Alternatif perbaikan perkuatan lereng longsor ruas

Jalan Banyuwangi-Jember lintas Gunung Gumitir Km

237+05 – 237+25 yang telah direncanakan, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis stabilitas lereng menggunakan

program xsatbl diperoleh faktor keamanan lereng

untuk keadaan kritis sebesar SF = 1,022

2. Jumlah momen tahanan yang dibutuhkan untuk

meningkatkan faktor kemanan lereng menjadi 1.35

untuk SF = 1,022 adalah 362,43 tm

3. Dari hasil alternatif perbaikan perkuatan lereng

longsor dengan ground anchour mendapatkan gaya

nilai normal angkat (N) dengan pemasangan 2m

sebesar 362,43 ton dan mendapatkan jumlah

anchour sebanyak 7 buah dengan panjang tiap

anchour sebesar 17 meter memotong bidang

longsor. Dengan dimensi grouting block beton pada

anchour 2m x 2m. Dengan tulangan di block beton

10D10-200. Dan dimensi pons pada base plate 500

mm x 500 mm. dengan dimensi baja anchour

diamater 30 mm.

4. Dengan perencanaan awal dengan dua alternatif

perkuatan yaitu gabion dan anchour, akan tetapi

dengan penampang lereng yang mengalami

keretakan yang cukup dalam dan harus mengganti

seluruh bidang longsor dengan pasir bernilai 35,

maka pemilihan alternatif perkuatan gabion

ditiadakan dan hanya fokus pada perkuatan

menggunakan ground anchour yang masih bisa

dilakukan di penampang lereng yang sangat curam

dan dibawahnya masih ada jalan raya Banyuwangi-

Jember yang merupakan akses satu-satunya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi atas terselesaikannya laporan

Tugas Akhir ini, diantaranya :

1. Tiga orang paling istimewa di dunia, Ayah, Ibu,

dan Adik tercinta yang tak pernah lelah dalam doa

dan dukungannya.

2. Semua anggota keluarga, kerabat dan saudara yang

telah memberikan semangat selama menjalani

perkuliahan di ITS Surabaya.

3. Bapak Prof. Ir. Indrasurya,M.Sc. P.hD dan Bapak

Musta’in Arif ST MT sebagai dosen pembimbing

yang telah memberikan banyak arahan dan ilmu

yang sangat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Moctar, Indrasurya dan Endah, Noor., 1985Mekanika

Tanah : Prinsip – Prinsip Rekayasa Geoteknik,

Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta

Sosrodarsono, Suyono., dan Nakazawa, Kazuto., 2000.

Mekanika Tanah & Teknik Pondasi, Penerbit

PT.Pradnya Paramita, Jakarta

Das, Braja. M. 1985. Mekanika Tanah: Prinsip-prinsip

Rekayasa Geoteknik, Jilid 2. Diterjemahkan oleh

Noor Endah dan Indrasurya B. Mochtar. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Badan Standarisasi Nasional Tata Cara Perhitungan

Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI

03-2847-2002)

Mochtar B., 2014 . Behaving Like Sand. Surabaya

Wahyudi, Herman. 1999., Daya Dukung Pondasi Dalam,

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan

Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Surabaya.

Setiawan, Jody. 2012., Alternatif Perbaikan perkuatan

lereng longsor pada jalan lintas Sumatra Ruas

Jalan Lahat-Tebing Tinggi KM 237+511 . Fakultas

Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil ,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.