27
LAPORAN KASUS Seorang Ibu dengan G2P1A0 Gravida 37 minggu dengan Hemoragic Antepartum e.c Plasenta Previa Disusun oleh : Resty Aulia Indriani (406138022) Marsha Marcelina (406138053) Pembimbing : Dr. Freddy Dinata, Sp. OG KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Obstetri

Citation preview

Page 1: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

LAPORAN KASUS

Seorang Ibu dengan G2P1A0 Gravida 37 minggu dengan

Hemoragic Antepartum e.c Plasenta Previa

Disusun oleh :

Resty Aulia Indriani (406138022)

Marsha Marcelina (406138053)

Pembimbing :

Dr. Freddy Dinata, Sp. OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

PERIODE 13 APRIL 2015 – 20 JUNI 2015

Page 2: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS OBTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. DK

No. RM : 437168

Alamat : Kp. Cidokom rt 01 rw 11, Cisarua, Bogor

Umur : 30 tahun

Status : Kawin

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMK

Agama : Islam

Hamil : G2P1A0

Nama Suami : Tn. S

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : Karyawan

B. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

Autoanamnesis dilakukan 22 Mei 2015 jam 07.56

Keluhan utama: perdarahan dari jalan lahir

Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang sendiri dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak pukul 05.00 (21/5/2015) sebanyak 1 kain, tidak bergumpal-gumpal, banyak, warna merah segar. Saat ini perdarahan masih aktif, tidak terlalu banyak, 1 pembalut. Mules (+) sejak jam 05.00 (21/5/2015), keluar air-air (-), lendir (-). Mual (-), muntah (-) , nyeri ulu hati (-), pandangan kabur (-), pusing (-), sesak nafas (-). Gerakan janin aktif. Pasien hamil anak kedua, riw. Keguguran (-), riw KB(+) suntik selama 1 tahun. HPHT 28/8/2014 TP: 4/6/2015 UK 37 mggu. riw mens teratur (28/7). ANC ke bidan 8x, tidak ada

Page 3: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

masalah selama ANC, ke dokter obsgyn 1x. Riw USG (+) dengan plasenta letak rendah. Riw HT(-), DM(-), asma (-), alergi obat dan makanan (-).

Riwayat Haid

Menarche : 14 tahun

Siklus haid : 28 hari

Lama haid : 7 hari

Haid teratur, tidak nyeri

HPHT : 28 Agustus 2014

TP : 4 Juni 2015

Riwayat Perkawinan

Pernikahan 1 kali, usia 25 tahun, selama 5 tahun

Riwayat Kehamilan

ANC rutin di bidan dan dokter.

Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas

Anak

ke

Tahu

n

Umur

Kehamilan

Jenis

Persalinan

Penolong Tempat

Melahirkan

BB

saat

lahir

Riw.

Nifa

s

Menetek

sampai

usia

1 2011 cukup

bulan

sontan bidan Puskesmas 3000

gram

lupa 2 tahun

Riwayat KB

OS menggunakan KB suntik tiap 3 bulan selama 1 tahun

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, asma dan

alergi.

OS tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya

Page 4: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing

manis, asma dan alergi.

C. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Vital sign

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Nadi : 100 x/menit

Frek. Napas : 22 x/menit

Suhu : 36,7 °C

BB : 65 kg

TB : 158 cm

Mata : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-

Paru-paru : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-

Jantung : BJ1-BJ2 murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen : Tampak membuncit sesuai massa kehamilan, tampak linea

nigra, BU (+), supel, NT(-)

Ekstremitas : Edema -/-, -/- akral hangat

Status Obstetri

Pemeriksaan Luar

o Inspeksi : perut membuncit, linea nigra (+), bekas operasi (-)

o Palpasi

TFU : 28 cm

Taksiran berat janin : (28-13) x 155 = 2325 gr

Leopold I : Teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting

Leopold II : Teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kanan

Leopold III : Teraba bagian bulat, keras dan melenting

Leopold IV : Kepala belum masuk PAP

Page 5: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

o Auskultasi : Denyut Jantung Janin (+) 153 x/ menit

o His : (+) 1-2 x dalam 10 menit selama 20 detik

Pemeriksaan Dalam : Inspekulo

V/V tidak ada kelainan, darah (+)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 22 Mei 2015 pukul 06.45

Darah rutin

Hemoglobin 12,3 g/dL (N: 12,0 – 16,0)

Leukosit 17500 (N: 4000 – 10.000)

Hematokrit 39,0 % (N: 36-46)

Trombosit 268.000 (N: 150.000-450.000)

Golongan darah/Rh O/+

Waktu perdarahan/BT 2,30 menit (N: 1-6)

Waktu pembekuan/CT 9.10 menit (N: 6-11)

Imunoserologi

HbsAG Stik Negatif Negatif

Kimia

GDS 80 (N: 80-120)

Pemeriksaan USG Tanggal 22 Mei 2015

Janin tunggal hidup grav 37-38 mggu

Presentasi kepala

TBBJ 2320 gram

AFI cukup

Page 6: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Plasenta menutupi OUI

Kesan : Plasenta Previa Totalis

D. RESUME

Telah diperiksa seorang wanita Ny. DK dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak pukul 05.00 (21/5/2015) sebanyak 1 kain, tidak bergumpal-gumpal, banyak. Saat ini perdarahan masih aktif keluar, tidak terlalu banyak 1 pembalut. Mules (+) sejak jam 05.00 (21/5/2015), keluar air-air (-), lendir (-). Gerakan janin aktif. Pasien hamil anak kedua, riw. Keguguran (-), riw KB(+) suntik selama 1 tahun. HPHT 28/8/2014 TP: 4/6/2015 UK 37 mggu. riw mens teratur (28/7). ANC ke bidan 8x, tidak ada masalah selama ANC, ke dokter obsgyn 1x. Riw USG (+) dengan plasenta letak rendah. Riw HT(-), DM(-), asma (-), alergi obat dan makanan (-).

Riwayat Haid

Menarche : 14 tahun

Siklus haid : 28 hari

Lama haid : 7 hari

Haid teratur, tidak nyeri

HPHT : 28 Agustus 2014

TP : 4 Juni 2015

Status Obstetri

Pemeriksaan Luar

o Inspeksi : perut membuncit, linea nigra (+), bekas operasi (-)

o Palpasi

TFU : 28 cm

Taksiran berat janin : (28-13) x 155 = 2325 gr

Leopold I : Bokong

Leopold II : PUKA

Leopold III : Kepala

Leopold IV : Kepala belum masuk PAP

o Auskultasi : Denyut Jantung Janin (+) 153 x/ menit

o His : (+) 1-2 x dalam 10 menit selama 20 detik

Page 7: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Pemeriksaan Dalam : Inspekulo

V/V tidak ada kelainan, darah (+)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium : Dalam batas normal

Pemeriksaan USG : Kesan: Plasenta Previa Totalis

DIAGNOSA KERJA : G2P1A0 grav 37 minggu dengan HAP e.c Plasenta Previa

Totalis

PENATALAKSANAAN :

- IV line

- NST

- R/ Seksio Sesaria

E. LAPORAN PERSALINAN

22 Mei 2015 pukul 14.40 dilakukan operasi sectio caesarea

Operasi Sectio Caesarea

- Dilakukan tindakan a dan antisepsis pada abdomen dan sekitarnya

- Dilakukan insisi pfannenstiel ± 10 cm

- Peritoneum dibuka tampak dinding depan uterus

- Plika vesikouteri diidentifikasi disayat melintang

- SBR disayat konkaf ke arah ligamentum rotundum kanan dan kiri

- Jam 14.44 lahir bayi perempuan, BB 2200 gram, PB 46cm, A/S 9/10

Jam 14.45 lahir plasenta lahir plasenta 400 gram ukuran 20x20x2 cm

Perdarahan diatasi, rongga abdomen dibersigkan dari darah dan bekuan darah

dilakukan pencucian dengan nacl 0,9%

- Dinding abdomen dijahit dengan PGA no.1

- Kuit dijahit subkutikuler

- Perdarahan selama operasi 500 CC

- Diuresis selama operasi 100cc

Instruksi pasca tindakan

- RL 2000cc/24 jam

- Ceftriaxone 1x2 gram

- As. Mefenamat 3x1

Page 8: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

- Terlentang 24 jam

- Observasi TTV

- Cek HB post operasi 6 jam

- Hb ≤ 8 gr/dl rencana transfusi

Pemantauan Kala IV

Jm Ke waktu Tekanan Darah

Nadi Tinggi fundus uteri

kontraksi uterus

kandung kemih

darah yang keluar

I 15.20 103/67 80 2 jari ↓ pusat Baik DC + urine

Normal

15.35 103/67 80 2 jari ↓ pusat Baik DC + urine

Normal

15.45 103/67 80 2 jari ↓ pusat Baik DC + urine

Normal

15.55 103/67 80 2 jari ↓ pusat Baik DC + urine

Normal

II 16.25 110/70 80 2 jari ↓ pusat Baik DC + urine

Normal

16.55 110/70 80 2 jari ↓ pusat Baik DC + urine

Normal

Pemeriksaan Laboratorium Post Operasi

Darah rutin

Hemoglobin 11,1 g/dL (N: 12,0 – 16,0)

Leukosit 19.100 (N: 4000 – 10.000)

Hematokrit 34,0 % L (N: 36-46)

Trombosit 235.000 (N: 150.000-450.000)

F. FOLLOW UP

23 Mei 2015 jam 07.00 POD I

S : Nyeri perut bekas operasi, ASI belum keluar, flatus (-), BAK (+), perut terasa

kembung

O :

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Page 9: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Vital sign

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Frek. Napas : 20 x/menit

Suhu : 36,8 °C

Mata : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-

Paru-paru : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-

Jantung : BJ1-BJ2 murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen : datar , BU (+), NT(+) sekitar luka operasi, TFU 2 jari dibawah

pusat, kontraksi baik, LO : verband (+), rembes darah (-)

Genitalia : V/V tidak ada kelainan, lochia (+) minimal

Ekstremitas : Edema -/-, -/- akral hangat

A: P2 A0 post SC a/i HAP e.c Plasenta previa totalis

P : - ceftriaxone 1x2g

- Ketoprofen supp 3x1

- Alinamin amp 2x1

- Tidak puasa

- R/lepas kateter

24 Mei 2015 jam 07.00 POD II

S : Nyeri perut bekas operasi, ASI +/+, BAK (+), flatus (+), kembung (-), BAB (+)

O :

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Vital sign

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Frek. Napas : 20 x/menit

Suhu : 36,8 °C

Mata : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-

Paru-paru : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-

Jantung : BJ1-BJ2 murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen : datar , BU (+), NT(+) sekitar luka operasi, TFU 2 jari dibawah

pusat, kontraksi baik, LO : verband (+), rembes darah (-)

Page 10: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Genitalia : V/V tidak ada kelainan, lochia (+) minimal

Ekstremitas : Edema -/-, -/- akral hangat

A: P2 A0 post SC a/i HAP e.c Plasenta previa totalis

P: - Cefadroxil 2 x 500 mg

- Asam Mefenamat 3 x 500mg

- SF 1 x 1

- Mobilisasi

25 Mei 2015 jam 07.00 POD III

S : tidak ada keluhan

O :

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Vital sign

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Frek. Napas : 20 x/menit

Suhu : 36,8 °C

Mata : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-

Paru-paru : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-

Jantung : BJ1-BJ2 murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen : datar , BU (+), NT(-), TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi

baik, LO : Kering (+), tertutup, rembes darah (-)

Genitalia : V/V tidak ada kelainan, lochia (+) minimal

Ekstremitas : Edema -/-, -/- akral hangat

A: P2 A0 post SC a/i HAP e.c Plasenta previa totalis

P: - Boleh Pulang

- cefadroxil 2 x 500 mg

- Asam Mefenamat 3 x 500mg

- SF 1 x 1

Page 11: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI1,2,3

Plasenta Previa adalah suatu keadaan yang menggambarkan implantasi plasenta yang

menutupi atau berdekatan denga Ostium Uteri Interna. (prae = di depan; vias = jalan)1,2,3

Sejalan dengan bertambah besarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah

proximal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segment bawah rahim ikut

berpindah mengikuti perluasan segment bawah rahim seolah plasenta itu bermigrasi. Ostium

uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala 1 bisa mengubah luas

pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta yang mempengaruhi derajat atau klasifikasi

plasenta previa ketika pemeriksaan ante dan intranatal dilakukan.1

KLASIFIKASI1

Plasenta Previa Totalis atau Komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium

uteri internum.

Plasenta Previa Parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri

internum.

Plasenta Previa Marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium

uteri internum.

Plasenta Letak Rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim

yang tepi bawahnya berada pada jarak kurang lebih 2 cm dari ostium uteri internum.

Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal.

Page 12: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Gambar 16

INSIDEN1,2,3

Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia di atas 30

tahun, kehamilan ganda, riwayat kuretase berulang, bekas seksio sesaria. Tercatat insidennya

berkisar 1,7 % hingga 2,9%.

PEMBENTUKAN PLASENTA4

Plasenta berbentuk bundar dengan diameter 15-20 cm, tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500 g.

Plasenta berasal dari sebagian besar janin yaitu vili korialis dan sebagian kecil dari ibu yaitu

desidua basalis. Plasenta telah terbentuk lengkap pada usia kehamilan 16 minggu. Jumlah

kotiledon tetap sepanjang kehamilan dan bertumbuh sampai kehamilan cukup bulan

walaupun pada akhir kehamilan aktifitasnya kurang. Setelah fertilisasi sel telur yang telah

dibuahi akan mengalami perkembangannya dari zigote menjadi morula dan pada waktu

nidasi pada hari ke 6 hasil konsepsi telah mencapai stadium blastula. Hertig (1962)

menerangkan bahwa 72 jam setelah fertilisasi, 58 sel blastula telah berdifferensiasi menjadi 5

sel membentuk embrio dan 53 sel membentuk trofoblas.

Segera setelah implantasi/ketika blastokist menyentuh endometrium trofoblas

berproliferasi dengan cepat dan mengadakan diferensiasi serta menginvasi desidua

disekelilingnya. Pada saat ini trofoblas yang letaknya paling luar yaitu trofoblas yang

bersebelahan dan yang menginvasi endometrium menyatu menjadi suatu membran amorf

yang berinti banyak, warna nukleus gelap tersebar tak merata dalam sitoplasma basofilik,

lapisan ini disebut sinsitiotrofoblas. Sedangkan lapisan paling dalam dari trofoblas yang

bersebelahan dengan embrio, terdiri dari sel yang mononuklear dengan sitoplasma yang

pucat, lapisan ini disebut sitotrofoblas. Sitotrofoblas adalah sel-sel Langhans yaitu merupakan

undifferentiated stem sel, sedangkan sinsitiotrofoblas merupakan sel yang sudah

berdifferensiasi sempurna atau fully differentiated, yang berasal dari transformasi

sitotrofoblas.

Lapisan sinsitiotrofoblas akan berhubungan langsung dengan sel-sel maternal atau plasma

maternal. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi invasi sel-sel trofoblas endometrium.

Invasi ini menyebabkan kebocoran kapiler dan vena-vena kecil yang mengakibatkan darah

keluar dan mengalir kedalam lakuna yang nanti akhirnya menjadi vili korialis.

Page 13: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Dalam vili ini pada hari ke 12 terbentuk kapiler-kapiler dan vena-vena kecil. Vili-vili ini

terapung-apung dalam ruang intervili. Tiap vili dan cabang-cabangnya akan membentuk

kotiledon plasenta. Vili korialis yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh

bercabang-cabang, disebut korion frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua

kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut korion leave.

Pada kehamilan dini vili tersebar pada seluruh permukaan membran korion, secara kasar

sebuah hasil konsepsi yang dikeluarkan dari endometrium pada stadium perkembangan ini

memperlihatkan masa yang berbulu kasar.

Implantasi plasenta normal terjadi pada dinding anterior dan posterior dari fundus. Tempat

nidasi disebut desidua. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan dan terbagi atas :

1. Desidua basalis, terletak antara hasil konsepsi dan dinding rahim, merupakan tempat

perkembangan plasenta selanjutnya.

2. Desidua kapsularis, terletak diantara ovum dan kavum uteri dan merupakan bagian

dari mukosa uterus yang segera menutupi embrio setelah implantasi, yang lama-

kelamaan bersatu dengan desidua vera.

3. Desidua vera / desidua parietalis, adalah desidua yang tidak mengandung ovum yang

meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.

Desidua basalis dan desidua vera terdiri dari 3 lapisan :

Zona kompakta, bagian permukaan yang bersifat padat.

Zona spongiosa, bagian tengah yang berisi kelenjar-kelenjar dari pembuluh-pembuluh

darah kecil sehingga permukaannya menyerupai spons.

Zona basalis, bagian dasar yang berhubungan dengan otot uterus dan masih ada

setelah persalinan dan membentuk endometrium baru.

Darah ibu yang berada di ruang intervili berasal dari arteri spiralis yang berada di desidua

basalis. Pada sistolik darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air mancur

kedalam ruang intervili sampai mencapai lempeng korialis, pangkal dari kotiledon-kotiledon

janin. Darah tersebut memperdarahi semua vili korialis dan kembali perlahan-lahan dengan

tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desidua. Ditempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta

terdapat vena-vena yang melebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir

plasenta dibeberapa tempat terdapat pula suatu ruang vena yang luas untuk menampung arah

yang berasal dari ruang intervili di atas, ruang ini disebut sinus marginalis. Darah ibu

Page 14: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

mengalir keseluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20

minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang intervili tanpa

vili korialis diperkirakan seluas 11 m2, dengan demikian pertukaran zat-zat makanan sangat

terjamin.

ETIOLOGI1,5

Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belumlah diketahui dengan

pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua di daerah segmen bawah

rahim. Teori lain mengatakan mungkin karena vaskularisasi desidua yang tidak memadai atau

karena proses radang atau atrofi.

Faktor Resikonya adalah paritas tinggi, usia lanjut, cacat lahir misalnya bekas bedah sesar,

kuretase, miomektomi.

Hipoksemia akibat karbonmonoksida hasil pembakaran rokok menyebabkan plasenta menjadi

hipertrofi sebagai upaya kompensasi. Pada plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan

ganda atau pada eritroblastosis fetalis bisa menyebabkan sebagian atau seluruh ostium uteri

interna tertutup plasenta tersebut.

PATOFISIOLOGI1

Pada kehamilan lanjut ummumnya pada trimester ke tiga dan mungkin juga lebih awal, oleh

karena mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan,

seperti yang kita ketahui tapak plasenta terbentuk dari desidua basalis yang tumbuh menjadi

bagian dari plasenta. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka

plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelapasan

dari desidua. Demikian pula pada waktu serviks mendatar dan membuka. Pada tempat

laserasi akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu ruangan intervillus

dari plasenta. Perdarahan di tempat itu relatif dipermudah dan diperbanyak oleh karena

segmen bawah serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena element otot yang

domilikinya sangat minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan

tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti bila terjadi pembekuan.

Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim berlangsung bertahap dan progresif maka

perdarahan akan berulang karena adanya laserasi baru dan tanpa ada sebab lain. Darah yang

keluar adalah darah segar dan tidak terasa nyeri. Pada plasenta previa totalis, perdarahan

Page 15: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

lebih sering terjadi pada awal kehamilan karena segmen bawah lahir akan terbentuk dahulu

pada ostium uteri internum, sedangkan pada plasenta letak rendah atau parsialis, perdarahan

baru terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama dapat terjadi

pada kehamilan di bawah 30 minggu tetapi separuhnya terjadi pada usia 34 minggu ke atas.

Hal yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang tipis mudah diinvasi

oleh pertumbuhan villi dari trofoblast, akibatnya plasenta melekat lebih kuat pada dinding

uterus, sehingga pertumbuhan villi bisa menembus ke buli – buli dan ke rektum. Plasenta

akreta, inkreta bahkan perkreta lebih sering terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah

bedah sesar. Hal ini meningkatkan perdarahan paska persalinan, misalnya plasenta sulit lepas

atau segmen bawah rahim sulit berkontraksi.

GAMBARAN KLINIS1,2

Gambaran yang menonjol dari plasenta previa adalah perdarahan uterus berulang yang keluar

melalui vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak dan berhenti

sendiri. Perdarahan berulang tanpa sebab yang jelas beberapa waktu kemudian. Setiap

pengulangan perdarahan biasanya lebih banyak dari sebelumnya. Pada plasenta previa letak

rendah, perdarahan hanya sedikit sampai banyak, mirip solusio plasenta.

DIAGNOSIS BANDING7

Cervitis

Melahirkan

Ruptur membran uteri

Kelahiran preterm

Vaginitis

Vulvovaginitis

PEMERIKSAAN PENUNJANG2

Pemeriksaan Laboratorium:

Hemoglobin

Hematokrit

Clotting Time

Bleeding Time

Golongan darah dan Rh

Page 16: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

DIAGNOSIS1,3

Dahulu kepastian diagnosis pada kasus perdarahan banyak, pasien dipersiapkan di kamar

bedah sedemikian rupa, dengan posisi litotomi dilakukan pemeriksaan dalam. Bila teraba

plasenta lateralis atau marginalis dilanjutkan dengan amniotomi dan diberi oksitosin drip

untuk mempercepat persalinan jika tidak terjadi perdarahan banyak untuk kemudian pasien

dikembalikan ke kamar bersalin. Jika terjadi perdarahan banyak atau ternyata plasenta previa

totalis, langsung dilanjutkan dengan seksio sesaria.persiapan demikian disebut dengan double

set-up examination.

Dewasa ini double set – up examination pada banyak rumah sakit sudah jarang dilakukan

berhubung telah sedia alat Ultrasonografi. Transabdominal ultrasonografi dalam keadaan

kandung kemih yang dikosongkan akan memberi kepastian diagnosis plasenta previa dengan

ketepatan tinggi sampai 96% - 98%. Walaupun lebih superior jarang diperlukan transvaginal

ultrasonografi untuk mendeteksi keadaan ostiumuteri internum. MRI juga dapat dipergunakan

untuk mendeteksi kelainan pada plasenta termasuk plasenta previa. MRI kalah praktis jika

dibandingkan dengan USG terlebih dalam suasana yang mendesak.

KOMPLIKASI1,5

1. Karena pembentukan segmen bawah rahim terbentuk secara ritmik, maka pelepasan

plasenta dapat berulang dan semakin banyak dan tidak dapat dicegah, sehingga

penderita dapat menjadi anemia bahkan syok.

2. Perdarahan pada kala 3 karena plasenta akreta, inkreta, perkreta.

Page 17: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Gambar 26

3. Serviks dan segmen bawah harim yang rapuh namun kaya dengan pembuluh darah

sangat potensil untuk robek disertai perdarahan yang banyak.

4. Kelainan letak janin.

5. Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak dihindarkan sebagian oleh karena

tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum aterm.

6. Masa perawatan yang lama dan solusio plasenta (resiko relatif 13,8).

PENANGANAN1,2,3,5

Setiap perempuan yang hamil yang mengalami perdarahan dalam trimester kedua atau

trimester ketiga harus dirawat dalam RS, istirahat baring dan pemeriksaan darah lengkap

disertai golongan darah dan Rh.

Jika kemudian ternyata perdarahan tidak banyak dan berhenti serti janin dalam keadaan sehat

dan masih prematur dibolehkan pulang dilanjutkan dengan rawat rumah atau rawat jalan

dengan syarat telah mendapat konsultasi yang cukup dan segera kembali rumah sakit bila

terjadi perdarahan berulang, walaupun kelihatannya tidak mencemaskan. pada kehamilan 24

– 34 minggu diberikan steroid dalam perawatan antenatal untuk pematangan paru janin.

Bila perdarahan terjadi di trimester kedua perlu diwaspadai karena perdarahan ulang akan

lebih banyak. Bila ada tanda – tanda hipovolemi, transfusi darah yang cukup banyak perlu

diberikan. Hubungan suami isteri dan pekerjaan rumah tangga dihindari kecuali jika setelah

pemeriksaan ulang USG (minimal setelah 4 minggu) memperlihatkan ada migrasi plasenta

menjauhi OUI.

Page 18: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Selama rawat inap, mungkin perlu diberikan tranfusi darah dan dipantau kesehatan janin.

Perdarahan dalam trimester ketiga perlu pengawasan lebih ketat dengan istirahat baring yang

lebih lama sampai melahirkan. Jika pada waktu masuk terjadi perdarahan hebat perlu segera

terminasi janin jika janin sudah viabel, bila tidak, tunggu hingga 37 minggu dan bila pada

amniosentesis menunjukan paru janin sudah matang, terrminasi dapat dilakukan. Pada pasien

yang sebelumnya pernah bedah seksio sesaria, perlu diteliti dengan USG atau color dopler,

atau MRI untuk melihat kemungkinan pasien mengalami plasenta akreta, inkreta atau

perkreta.

Pasien dengan semua klasifikasi plasenta previa dalam trimester ketiga yang dideteksi dengan

USG transvaginal belum ada pembukaan pada serviks, persalinannya dilakukan dengan

seksio sesaria, seksio juga dilakukan apabila ada perdarahan banyak yang mengkhawatirkan.

Antibiotik juga harus diberikan mengingat kemungkinan infeksi yang besar akibat perdarahan

dan tindakan – tindakan intrauterin.

Dapat disimpulkan penanganan plasenta previa dapat dibagi menjadi 2 golongan:

1. Terminasi / aktif :

Bila perdarahan cukup banyak, kehamilan sudah cukup bulan, parturien dan anak mati

(tidak selalu)

Cara vaginal : perdarahan yang lebih sedikit, pembukaan besar, multiparitas,

tingkat plasenta yang ringan dan anaka sudah meninggal.

Seksio sesaria : perdarahan yang banyak, pembukaan yang kecil, nulipara,

tingkat plasenta previa yang berat.

2. Ekspektatif :

Bila keadaan umum ibu dan anak masih baik, Hb ibu masih normal, perdarahan tidak

banyak

Pasien dirawat di RS hingga berat janin 2500 gram

Atau kehamilan sudah mencapai 37 minggu

Page 19: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

Gambar 36

Penanganan perdarahan pada kala 3:

Manual Plasenta

Oxytocin IV/IM atau Methergin 0,2 mg IM

Transfusi darah

Histerektomi

PROGNOSIS1

Prognosis plasenta previa dewasa ini lebih baik daripada masa lalu. Hal ini disebabkan karena

diagnosis yang lebih dini dan tidak invasif dengan USG dan kesediaan darah yang memadai

dari setiap RS, dan juga akibat penurunan jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia

tinggi berkat program KB.

Page 20: CASE + TINJAUAN PUSTAKA Plasenta Previa

DAFTAR PUSTAKA

1. Saifuddin AB. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat. Jakarta: BP-SP,

2008

2. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RS. Dr. Hasan Sadikin.

Bandung: FK Universitas Padjajaran, 2005

3. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen, 1983

4. Suryawan Aloysius, dr. Perkembangan plasenta dan Sistim Sirkulasi pada Kehamilan.

Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, 2008

5. Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC,

2005

6. Sakornbut Ellen, Leeman Laurence, Fontaine Patricia. Late Pregnancy Bleeding. Volume

78, number 8. America: American Family Physician, 2007

7. Saju Joy, MD, MS. Placenta Previa. Dapat diakses di

http://emedicine.medscape.com/article/262063-overview#showall . Di akses tanggal 23

Mei 2015.