Upload
randy-harris
View
50
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
parathyroid
Citation preview
Parathyroid CarcinomaCase Report
Ihsan Ali Muharom*, Dimyati Achmad**
**Oncology Surgery Division, Surgery Department, Faculty of Medicine Padjadjaran University/HasanSadikin Hospital, Bandung*Resident of Surgery Department, Faculty of MedicinePadjadjaran University/HasanSadikin Hospital, Bandung
ABSTRACT
PENDAHULUAN : Laporan kasus ini dibuat untuk menggambarkan kasus yang jarang terjadi, yaitu karsinoma parathyroid. Tumor parathyroid sangat jarang terjadi, bila terjadi biasanya suatu karsinoma, sekitar 1,5-5% dari seluruh tumor parathyroid dan lebih banyak dijumpai pada wanita muda, banyak kasus yang disangka suatu karsinoma ternyata sebaliknya. Kriteria yang dapat diterima untuk suatu keganasan adalah adanya rekurensi tumor setelah pengangkatan, metastasis jauh atau invasi struktur yang berdekatan, metastasis yang berdekatan, metastasis bisa ke paru-paru, hati, tulang.LAPORAN KASUS : Seorang wanita, berusia 55 tahun, Ny.Euis Rohaeti, datang dengan keluhan utama benjolan di leher depan kanan yang ikut dengan pergerakkan menelan, yang baru dirasakan sejak 6 bulan yang lalu, tidak didapatkan gejala infiltrasi ke organ sekitar. Sejak 4 tahun yang lalu, terdapat benjolan di tungkai bawah kanan yang dirasakan langsung sebesar telor ayam. Benjolan tidak dirasakan membesar. Keluhan disertai letargi, myalgia dan artralgia serta konstipasi. Tidak ada gejala metastasis ke KGB regional bilateral, tidak ada gejala metastasis jauh. Riwayat pengobatan ke Orthopaedi, suspek metastasis tumor ke tulang. Kemudian dilakukan pemeriksaan rontgen cruris dengan hasil Lesi litik dan sklerotik yang bersepta dan berbatas tegas di daerah 1/3 proksimal tibia kanan dan beberapa yang berukuran kecil terlihat di tibia dan fibula 1/3 tengah dan distal; Sidik tulang dengan hasil tampak peningkatan radioaktivitas yang meningkat patologis pada sumsum tulang 1/3 proksimal os tibia dekstra dan sebagian 1/3 medial os tibia sinistra; dan PET-Scan dengan hasil tampak kelenjar parathyroid membesar dengan adanya adenoma parathyroid, gambaran demikian menunjukkan adanaya adenoma parathyroid. Pasien dikonsulkan ke IPD Endokrin, dilakukan FNAB benjolan di leher dengan hasil papillary carcinoma a/r thyroid dekstra dengan diagnosis diferensial undifferentiated (anaplastic) carcinoma thyroid dan papillary carcinoma thyroid dengan kista epidermoid, kemudian dikonsulkan ke Bedah Onkologi. Riwayat operasi nefrektomi dekstra karena infeksi batu ginjal tahun 1990 di RSHS. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kelemahan motorik keempat ekstremitas. A/r colli anterior dekstra terdapat massa yang ikut dengan pergerakkan menelan, kulit di atas massa sama dengan kulit sekitarnya, batas tegas, tidak terfiksir, permukaan rata, konsistensi keras, ukuran 1x0,5x0,5cm. A/r cruris dekstra 1/3 proksimal aspek medial terdapat massa, kulit di atas massa sama dengan kulit sekitarnya, batas tidak tegas, terfiksir, permukaan rata, konsistensi keras, ukuran 6x4x4cm. Dilakukan parotidektomi dekstra, isthmolobektomi dekstra, pemeriksaan histopatologis potong beku parathyroid dekstra dan thyroid dekstra. Durante operasi, ditemukan massa tumor parathyroid pole bawah dekstra warna putih kekuningan, berkapsul, batas tegas, diameter 0,3 cm, menempel pada pole bawah thyroid dekstra, eksplorasi thyroid kiri, parathyroid kanan pole atas dan parathyroid kiri tidak ada kelainan. Dari pemeriksaan histopatologis potong beku parathyroid dan thyroid dekstra, didapatkan adenomatous goiter dan karsinoma parathyroid dekstra.Kata Kunci : karsinoma parathyroid
Karsinoma Parathyroid
Laporan Kasus
I. IDENTITAS
Nama : Ny. Euis
Umur : 55 tahun
Alamat : Kp Genteng Bandung Barat
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
Tanggal Pemeriksaan : 10 Desember 2014
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Benjolan pada leher depan kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Sejak 6 bulan yang lalu pasien baru menyadari adanya benjolan di leher depan kanan yang
ikut bergerak saat menelan sebesar kacang tanah.
Sebelumnya sejak 4 tahun yang lalu, pasien mengeluh adanya benjolan di tungkai bawah
kanan yang dirasakan langsung sebesar telor ayam. Benjolan tidak dirasakan membesar. Keluhan
disertai lemah badan sampai tidak bisa jalan, nyeri-nyeri tulang dan otot seluruh badan. Riwayat BAB
tidak lancar diakui, pasien mengaku BAB tiap 4-5 hari sekali.
Tidak ada benjolan lain di daerah leher. Tidak ada keluhan sulit menelan, disertai riwayat
batuk-batuk dengan suara menjadi serak. Tidak ada keluhan sesak nafas.
Riwayat penyinaran di daerah leher disangkal. Riwayat keluarga dengan keluhan serupa
disangkal.
Karena keluhannya, pasien berobat ke Orthopaedi, dikatakan kemungkinan metastasis
tumor ke tulang. Kemudian dilakukan pemeriksaan rontgen tungkai bawah, Sidik tulang dan PET-
Scan. Pasien dikonsulkan ke IPD Endokrin, dilakukan FNAB benjolan di leher, kemudian dikonsulkan
ke Bedah Onkologi.
Pasien mempunyai riwayat operasi ginjal kanan diangkat karena infeksi batu ginjal
tahun1990 di RSHS.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
KU : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
T : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,8 °C
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks :
Inspeksi: Pergerakan pengembangan dindingdada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor, kiri = kanan
Auskultasi : VBS kiri = kanan, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Bunyi Jantung S1 dan S2 murni reguler, murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi: Datar, venektasi (-)
Palpasi : Lembut,nyeritekan (-), defansmuskular (-).
hepar tak teraba membesar, lien tak teraba membesar
Perkusi : Timpani, pekaksamping/pekakpindah (-/-)
Auskultasi : Bisingusus (+) normal
Ekstrimitas : Tremor (-), Motorik 4/4, 4/4
Status Lokalis
a/r colli anterior dekstra:
Inspeksi: Massa yang ikut dengan pergerakkan menelan, kulit diatas massa sama dengan kulit
sekitarnya,venektasi (-), hiperemis (-)
Palpasi : Massa dengan batas tegas, tidak terfiksir, permukaan rata, konsistensi keras, ikut bergerak
dengan pergerakkan menelan, NT (-), ukuran 1x0,5x0,5cm
a/r colli bilateral:
Inspeksi: tidak tampak pembesaran KGB
Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB
a/r cruris dekstra 1/3 proksimal aspek medial:
Inspeksi: Massa, kulit diatas massa sama dengan kulit sekitarnya, venektasi (-), hiperemis (-)
Palpasi : Massa dengan batas tidak tegas, terfiksir, permukaan rata, konsistensi keras,
NT (-), ukuran 6x4x4cm
GambarSkematik:
Gambar Klinis:
IV. RESUME
Seorang wanita, berusia 55 tahun, datang dengan keluhan utama benjolan di leher depan
kanan yang ikut dengan pergerakkan menelan. Dari anamnesis didapatkan bahwa benjolan tersebut
baru dirasakan sejak 6 bulan yang lalu, tidak didapatkan gejala infiltrasi ke organ sekitar.
Sejak 4 tahun yang lalu, terdapat benjolan di tungkai bawah kanan yang dirasakan langsung
sebesar telor ayam. Benjolan tidak dirasakan membesar. Keluhan disertai letargi, myalgia dan
artralgia serta konstipasi.
Tidak ada gejala metastasis ke KGB regional bilateral, tidak ada gejala metastasis jauh.
Riwayat pengobatan ke Orthopaedi, suspek metastasis tumor ke tulang. Kemudian
dilakukan pemeriksaan rontgen cruris, Sidik tulang dan PET-Scan. Pasien dikonsulkan ke IPD
Endokrin, dilakukan FNAB benjolan di leher, kemudian dikonsulkan ke Bedah Onkologi.
Riwayat operasi nefrektomi dekstra karena infeksi batu ginjal tahun 1990 di RSHS.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis didapatkan kelemahan motorik keempat
ekstremitas, status lokalis a/r colli anterior dekstra terdapat massa yang ikut dengan pergerakkan
menelan, kulit di atas massa sama dengan kulit sekitarnya, venektasi (-), hiperemis (-), batas tegas,
tidak terfiksir, permukaan rata, konsistensi keras, ukuran 1x0,5x0,5cm. a/r cruris dekstra 1/3
proksimal aspek medial terdapat massa, kulit di atas massa sama dengan kulit sekitarnya, venektasi
(-), hiperemis (-), dengan batas tidak tegas, terfiksir, permukaan rata, konsistensi keras, NT (-),
ukuran 6x4x4cm
V. DIAGNOSIS BANDING
1. Tumor paratiroid dekstra suspek maligna yang belum infiltrasi trakhea, esofagus, NLR, belum
metastasis KGB regional, metastasis jauh belum diketahui
2. Tumor tiroid dekstra suspek maligna yang yang belum infiltrasi trakhea, esofagus, NLR, belum
metastasis KGB regional, metastasis jauh belum diketahui suspek suatu karsinoma tiroid
folikulare
3. Tumor tiroid dekstra suspek maligna yang yang belum infiltrasi trakhea, esofagus, NLR, belum
metastasis KGB regional, metastasis jauh belum diketahui suspek suatu karsinoma tiroid
papilare
VI. DIAGNOSIS KLINIS ONKOLOGIS
Tumor paratiroid dekstra suspek maligna yang belum infiltrasi trakhea, esofagus, NLR, belum
metastasis KGB regional, metastasis jauh belum diketahui
VII. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG AWAL
1. Rontgen Cruris Dekstra
Lesi litik dan sklerotik yang bersepta dan berbatas tegas di daerah 1/3 proksimal tibia kanan dan
beberapa yang berukuran kecil terlihat di tibia dan fibula 1/3 tengah dan distal.
2. Sidik Tulang (18/6/2014): Tampak peningkatan radioaktivitas yang meningkat patologis pada
sumsum tulang 1/3 proksimal os tibia dekstra dan sebagian 1/3 medial os tibia sinistra.
3. PET-Scan (10/06/14) : Tampak kelenjar paratiroid membesar dengan adanya adenoma
paratiroid. Gambaran demikian menunjukkan adanaya adenoma paratiroid
4. FNAB (F.141170) 20/08/2014 :
FNAB tiroid dekstra : massa nekrotik bercampur darah
Sediaan biopsi aspirasi terdiri dari massa nekrotik dan koloid. Tampak sel-sel bentuk bulat, oval
yang berkelompok menyusun folikel, papilari dan monolayer, sebagian tersebar. Inti sel bulat,
kromatin kasar, sebagian inti membentuk struktur pseudoinklusion dan sitoplasma sedikit.
Tampak pula sel-sel superfisial skuamosa yang tersebar dengan inti agak besar, polimorfi,
kromatin agak kasar.
Kesimpulan :
Papillary Carcinoma a/r Tiroid dextra dd/ undifferentiated (anaplastic) carcinoma, papilary
carcinoma thyroid dengan kista epidermoid.
VIII. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Calsium serum
2. Fosfat serum
3. Hormon Paratiroid (PTH)
4. Tes Fungsi tiroid
5. USG tiroid dan colli bilateral
6. Foto Thoraks
IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Calsium serum : 5,99
2. Fosfat serum : belum ada hasil
3. PTH : belum ada hasil
4. Tes Fungsi Tiroid
T3 = 1,9nmol/L
fT4 = 0,1ng/dL
TSHs = 0,6 IU/mL
5. USG thyroid dan colli bilateral
Nodul kistik intrathyroid kanan dengan kalsifikasi sugestif suatu adenoma parathyroid dd/ nodul
thyroid, thyroid kiri saat ini tidak tampak kelianan, tidak tampak pembesaran KGB colli bilateral
6. Foto Thoraks
Tampak metastasis intrapulmonal
X. TERAPI
Parathyroidektomi dekstra
Isthmolobektomi dekstra
Pemeriksaan histopatologis potong beku
Durante operasi (18/12/2014), ditemukan :
Massa tumor parathyroid pole bawah dekstra warna putih kekuningan, berkapsul, batas
tegas, diameter 0,3 cm, menempel pada pole bawah thyroid dekstra
Eksplorasi thyroid kiri, parathyroid kanan pole atas dan parathyroid kiri tidak ada kelainan.
Pemeriksaan histopatologis potong beku parathyroid dan thyroid dekstra, didapatkan
adenomatous goiter dan karsinoma parathyroid dekstra.
PEMBAHASAN
KELENJAR PARATHYROID
Kelenjar ini menghasilkan hormon parathyroid dan kalsitonin yang berperan dalam
metabolisme kalsium dan fosfor. Sekresi kelenjar diatur oleh kadar kalsium dalam tubulus
ginjal, penurunan kadar parathormon dan kalsitonin plasma akan menyebabkan meningginya
reabsorbsi kalsium dari tulang dan tubulus ginjal sehingga terjadi peningkatan kalsium
plasma.
FISIOLOGI
HYPERPARATHYROIDISME
Suatu keadaan dimana produksi parathormon meninggi primer apabila sekresi
bertambah sedangkan sekunder bila produksi meningkat karena kebutuhan. Hyperparathyroid
primer disebabkan suatu adenoma parathyroid yang dapat menimbulkan keadaan Osteitis
Fibrosa Kistika. Pada rontgen tampak gambaran tulang yang menipis disertai dengan
pembentukan kista yang multipel, dan sering terjadi fraktur patalogis, yang biasanya terjadi
pada tulang pinggan, pelvis dan tulang tengkorak. Pada saluran kemih sering terdapat batu
akibat tingginya kadar kalsium plasma.
Hyperparathyroid sekunder terjadi karena hiperplasia dan hipertropi kelenjar parathyroid
karena penyakit ginjal, multipel myeloma, metastase karsinoma ke tulang, Paget’s disease dan
osteogenesis imperfecta.
NEOPLASMA
Sangat jarang terjadi, bila terjadi biasanya suatu karsinoma, sekitar 1,5-5% dari seluruh
tumor parathyroid dan lebih banyak dijumpai pada wanita muda, banyak kasus yang disangka suatu
karsinoma ternyata sebaliknya. Kriteria yang dapat diterima untuk suatu keganasan adalah adanya
rekurensi tumor setelah pengangkatan, metastase jauh atau invasi struktur yang berdekatan,
metastase yang berdekatan, metastase bisa ke paru-paru, hati, tulang.
KEY POINTS
1. Focused mini-incision parathyroidectomy, setelah diketahui dengan pasti lokasinya menjadi
prosedur terpilih untuk penanganan hiperparatiroidisme primer.
2. Paratiroidektomi dapat memperbaiki gejala dan komplikasi metabolik dari
hiperparatiroidisme primer.
3. Kadar kalsium dan hormon paratiroid yang tinggi curiga terjadinya karsinoma paratiroid.
DAFTAR PUSTAKA
1. Acosta, Jose. dkk. Chapter 36 – Thyroid & Chapter 37 – The Parathyroid Gland. Dalam
Sabiston D.C, Text Book of Surgery, 18 th ed, W.B. Saunders, Philadelphia, 2008.
2. Regato J.A, del Regato’s . Cancer Diagnosis Treatment and Prognosis, 6 th ed, The C V
Mosby Co, Toronto, 1985, pp 425 – 443
3. Brunicardi, F. Charles. dkk. Chapter 38 – Thyroid, Parathyroid, and Adrenal. Dalam
Scwartz’s Principles of Surgery, 9 th ed, International Edition, Mc Graw Hill International
Book. 2010.
4. Sadler, T.W. dkk. Chapter 16 – Head & Neck. Dalam Langman’s Medical Embryology
10th edition by Vishal. Maryland Composition Co. Inc. 2009.
5. Kumar V, Cotran RS, Robbins. The Endocrine System : Thyroid & Parathyroid. Dalam
ROBBINS BASIC PATHOLOGY, 7ed, Elsevier. 2007.