29
LAPORAN KASUS gangguan afektif bipolar episode kini depresif berat dengan gejala psikotik Disusun Oleh : Diaz Rahmadi Gusnadi NIM: 030. 08. 082 Pembimbing : dr. Ayesha Devina, Sp. KJ KEPANITRAAN ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN

Case Diaz FIX

Embed Size (px)

DESCRIPTION

case

Citation preview

Page 1: Case Diaz FIX

LAPORAN KASUS

gangguan afektif bipolar episode kini depresif berat

dengan gejala psikotik

Disusun Oleh :

Diaz Rahmadi Gusnadi

NIM: 030. 08. 082

Pembimbing :

dr. Ayesha Devina, Sp. KJ

KEPANITRAAN ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 2 Juni – 28 Juni 2014

Page 2: Case Diaz FIX

STATUS PSIKIATRI

No.Rekam Medik : xxxxxx

Nama Pasien : Nn. F

Nama dokter yang merawat : dr. Ayesha Devina, Sp. KJ

Nama dokter muda : Diaz Rahmadi Gusnadi

Masuk RS pada tanggal : 7 Juni 2014

Rujukan / datang sendiri / keluarga : Datang dibawa keluarga

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. F

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Juli 1993

Umur : 20 th

Jenis kelamin : Perempuan

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islma

Pendidikan : SMA

Status perkawinan : Belum menikah

Alamat : Tangerang Selatan, Banten

1

Page 3: Case Diaz FIX

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Autoanamnesa :

Sabtu, 7 Juni 2014 pukul 11.00 WIB, IGD Rumah Sakit Soeharto Heerdjan.

Senin, 17 Juni 2014 pukul 16.00 WIB, Bangsal Melati Rumah Sakit Soeharto Heerdjan.

Alloanamnesa :

Sabtu, 7 Juni 2014 pukul 11.00 WIB, IGD Rumah Sakit Soeharto Heerdjan

(Ibu angkat pasien)

Rabu, 10 Juni 2014 pukul 12.00 WIB, PICU Rumah Sakit Soeharto Heerdjan.

(Ibu dan ayah angkat pasien)

A. KELUHAN UTAMA

Pasien marah – marah sejak 1 hari SMRS

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan diantar oleh orang tua

angkatnya dikarenakan pasien marah-marah, dan sempat mengancam ingin membunuh ibu nya.

Menurut keterangan dari ibunya pasien sering marah – marah sejak 4 tahun terakhir ini padahal

sebelumnya pasien memiliki komunikasi yang baik terhadap ibunya dan tidak seperti itu. Ketika

ditanyakan pasien mengatakan bahwa dia kesal karena ibunya suka memarahi pasien padahal

pasien tidak berbuat hal yang sewajarnya membuat ibunya marah. Namun di waktu yang

berlainan pasien juga sering tampak sedih, menangis, tidak mau keluar rumah, menyendiri dan

tidak mau makan. Pasien mengatakan sedih dan menangis karena ditinggal pergi oleh mantan

pacarnya sejak tahun 2010. Setelah itu pasien merasa tidak memiliki gairah hidup, tidak tahu lagi

tujuan hidupnya dan hanya ingin menyendiri di kamar. Setelah beberapa bulan pasien mengalami

hal seperti itu pasien mengatakan sering mendengar suara – suara yang mengatakan dirinya agar

cepat sembuh. Menurut pasien yang berbicara tersebut adalah mantan pacarnya pada tahun

2010. Pasien mengatakan tidak ada orang lain yang bisa melihatnya selain dia. Pasien

mengatakan riwayat hubungan percintaannya membuat dia seperti ini.

2

Page 4: Case Diaz FIX

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

1. Gangguan Medik

Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami trauma.tidak pernah mengalami kejang,

pasien juga tidak pernah menjalani operasi yang menyebabkan pasien harus dirawat di Rumah

Sakit.

2. Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Pasien mengatakan tidak pernah merokok, pasien juga tidak pernah mengkonsumsi minuman be-

ralkohol. Riwayat pengguaan zat psikoaktif lainnya disangkal oleh pasien.

3. Gangguan Psikiatri

Pasien pertama kali menunjukan perubahan sejak tahun 2010, usia 17 tahun, saat pasien

jatuh cinta dengan kakak kelasnya . Pasien mengatakan bahwa kakak kelasnya telah

mengkhianati dia dengan selingkuh. Tapi menurut ibunya mereka tidak pernah pacaran. Setelah

itu pasien tidak mau kuliah, tidak mau makan, tidur terganggu dan hanya di rumah saja karena

pasien merasa jika dia ke kampus akan teringat dengan mantan pacarnya lagi. Di waktu yang

berlainan pasien juga sering tertawa sendiri, menjadi senang yang berlebihan, ingin jalan – jalan

terus menerus, dan memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja. Gejala tersebut terjadi secara

terus menerus apalagi ketika pasien menyendiri di kamar. Pasien juga sering mendengar suara-

suara yang mengatakan dirinya untuk cepat sembuh yang menurut pasien yang berbicara tersebut

adalah mantan pacarnya. Pada masa tersebut pasien tinggal dengan ibunya di Banten.

Pada tahun 2012 pasien memiliki pacar yang baru. Suatu hari pasien dikabarkan oleh

keluarga pacarnya bahwa Ogi meninggal akibat kecelakaan. Setelah itu kondisi pasien makin

tidak stabil. Pasien makin suka menyendiri, tidak mau keluar rumah, suka menangis, tidak mau

makan, terkadang tertawa atau senyum – senyum sendiri tanpa alasan yang jelas. Gejala tersebut

menurut ibunya terjadi secara terus menerus. Suara – suara yang menurut pasien adalah mantan

pacarnya lebih sering terdengar namun tidak memerintah, hanya mengatakan agar pasien cepat

sembuh. Pada saat ditanya oleh keluarga pasien hanya bilang tidak apa – apa dan lebih banyak

diam. Ibu pasien mengatakan pernah melihat pasien berbicara dengan tembok kamarnya.

3 bulan terakhir ini kondisi pasien semakin memburuk. Pasien menjadi sering marah –

marah dan terkadang menangis lalu berbicara sendiri. di tambah dengan kondisi ibu pasien

sedang mengalami masalah ekonomi sehingga terkadang ibu pasien sering memarahi pasien

3

Page 5: Case Diaz FIX

dengan alasan yang kurang jelas dan akhirnya membuat pasien menjadi marah. Pasien masih

kurang nafsu makan, tidurnya tidak pulas, dan masih suka menyendiri di kamar.

1 hari sebelum masuk rumah sakit ketika ibunya sedang memarahi pasien, pasien

mengancam ingin membunuh ibunya. Pada saat itu ibunya memutuskan untuk membawa pasien

ke IGD Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.

4. Riwayat Pengobatan

Pasien sudah pernah berobat ke RS fatmawati tahun 2010 dan diberikan 2 macam obat.

Pasien tidak tahu nama obatnya. Pada saat itu keluhannya membaik. Pada tahun 2011 pasien

berobat di klinik satiti di Tangerang dan di beri obat yang sama. Namun setelah itu tidak ada

perbaikan. Pasien mengatakan rutin meminum obatnya

D. RIWAYAT PERKEMBANGAN PRIBADI :

1. Riwayat Kehamilan dan Perkembangan

Pasien merupakan anak angkat. Ayah pasien mengatakan bahwa pasien di angkat menjadi anak

pada umur 1 bulan dari panti asuhan. Menurut keterangan dari panti asuhan, pasien dilahirkan

secara normal namun ayah pasien tidak mengetahui kenapa pasien dititipkan ke panti asuhan

2.Riwayat Perkembangan Kepribadian

Masa Kanak Awal dan Pertengahan (0-3 tahun)

Pasien melalui masa ini dengan baik, tidak pernah mengalami penyakit yang serius, serta tumbuh

kembang normal sesuai usianya.

Masa Kanak Pertengahan (3-11 Tahun)

Pasien tumbuh dan berkembang dengan baik, seperti anak normal seusianya. Pasien termasuk

anak yang periang dan dapat bergaul dan bermain dengan teman-teman seusianya.

Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)

Pasien menamatkan sekolahnya hingga tingkat SMA namun menolak meneruskan SMA karena

pasien ingin bekerja untuk membantu orang tua. Pasien memiliki pacar saat SMA

4

Page 6: Case Diaz FIX

Masa Dewasa

Pada saat sebelum sakit pasien memiliki banyak teman di lingkungan rumah maupun di

kampusnya. Pasien sering keluar rumah dengan teman – temannya. Namun setelah sakit hal

tersebut sudah tidak pernah dilakukan lagi oleh pasien.

3. Riwayat pendidikan

SD(6-12 tahun):

Pasien mulai bersekolah di SDN 01 Purwakarta. Prestasi akademik pasien di atas rata-rata dan

tidak pernah tidak naik kelas.

SMP(12-15 tahun):

Pasien melanjutkan pelajaran di SMPN 02 Purwakarta. Prestasi akademik pasien masih di atas

rata-rata.

SMA ( 15-17 tahun):

Pasien melanjutkan pendidikan di SMA 02 Tangerang. Prestasi akademik pasien di atas rata –

rata

Kuliah ( 17- )

Pasien tidak menyelesaikan kuliahnya pada semester 2 akibat hilang minat terhadap

pendidikannya. Pasien sudah tidak mau kuliah lagi sejak tahun 2010 pada awal pasien sakit dan

hanya tinggal di rumah

4. Riwayat Pekerjaan

Pada tahun 2012 pasien pernah bekerja sebagai receptionist di Rumah Sakit selama 9

bulan. Setelah itu pasien di pecat karena melakukan kesalahan teknis terhadap pekerjannya.

Tahun 2013 pasien bekerja lagi sebagai receptionist di hotel selama1 bulan. Lalu pasien keluar

karena merasa tidak mampu lagi untuk bekerja.

5. Kehidupan Beragama

Pasien beragama Islam namun salat 5 waktu jarang dilaksanakan. Pasien juga jarang mengaji dan

ketika di ajak ayahnya ke mesjid pasien tidak mau dan malah marah kepada ayahnya

5

Page 7: Case Diaz FIX

E. RIWAYAT KELUARGA

Pasien adalah anak angkat. Pasien diangkat menjadi anak pada umur 1 bulan. Pasien

sudah mengetahui bahwa dia anak angkat sejak umur 14 tahun. Pasien tidak memilik saudara

angkat. Pasien juga tidak pernah berkomunikasi dengan ayah maupun ibu kandungnya. Ayah dan

ibu angkat pasien bercerai tahun 2007. Dan setelah bercerai pasien tinggal dengan ibunya.

Namun 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien tinggal dengan ayahnya. Pada saat tinggal

dengan ibunya komunikasi pasien dengan ayah angkatnya yang baru sangat baik. Ayah angkat

yang baru tersebut sangat sayang terhadap pasien. Namun pada saat tinggal dengan ayahnya,

komunikasinya dengan ibu angkatnya yang baru kurang baik. Jika di rumah ibunya hanya

mengacuhkan pasien.

POHON KELUARGA

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Pasien

6

Page 8: Case Diaz FIX

Tinggal Satu Rumah

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan Umum

Pasien perempuan berusia 20 tahun, dengan postur tubuh agak gemuk dengan tinggi badan

sesuai rata – rata. berpenampilan sesuai dengan umurnya, rambut kurang rapi dengan panjang

sebahu berwarna hitam . kulit berwarna sawo matang. pada saat di wawancara pasien

menggunakan sweater warna coklat dan celana jeans dan sendal jepit berwarna coklat.

Kebersihan pasien cukup baik.

2. Kesadaran

Kesadaran neurologis : Compos mentis

3. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Sebelum Wawancara : Pasien sedang duduk bersama teman-temannya di PICU

Selama Wawancara : Pasien duduk tenang, menjawab pertanyaan dengan baik, kontak mata

antara pasien dan pewawancara kurang, tidak mudah teralihkan dengan aktivitas orang lain di

sekitarnya. Ekspresi wajah pasien sesuai dengan mood yang dirasakannya. Pada saat wawancara

pasien lebih sering menceritakan tentang kesedihannya

Setelah Wawancara : Pasien menuju bangsalnya untuk kemudian duduk bersama teman-

temannya.

4. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

5. Pembicaraan

Cara bicara spontan, jelas, dan singkat. Maksud tiap kata jelas. Tidak ada gangguan bicara. Vol-

ume bicara pelan, intonasi rendah, kecepatan normal, terputus-putus dengan irama datar.

7

Page 9: Case Diaz FIX

B. ALAM PERASAAN

1. Suasana perasaan / Mood : Hipothym

2. Afek / Ekspresi Afektif : sempit dan serasi.

C. GANGGUAN PERSEPSI

Halusinasi : Halunasi auditorik : Pasien mendengar suara yang mengatakan agar

dia cepat sembuh

Halusinasi visual : Pasien melihat sosok mantan pacarnya

Ilusi : Tidak ada

Depersonalisasi : Tidak ada

Derealisasi : Tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)

1. Taraf Pendidikan : Tamat SMA

2. Pengetahuan Umum : Baik (Mengetahui nama presiden Indonesia saat ini).

3. Kecerdasan : Baik (pasien dapat menjawab pertanyaan perkalian dan

pembagian)

4. Konsentrasi : Kurang baik (pasien tidak dapat menjawab saat disuruh

menghitung 100-7)

5. Perhatian : Baik (perhatian tidak mudah teralih oleh keadaan sekitar)

6. Orientasi

a. Waktu :Baik (Pasien dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan dan

tahun saat itu dengan benar).

b. Tempat : Baik (Pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dimana

ia berada dan dirawat).

c. Orang : Baik (Pasien mengenali ibu dan ayah angkatnya).

7. Daya Ingat

a. Segera : Baik (Pasien dapat mengulang angka yang disebutkan)

b. Jangka Pendek : Baik (Pasien dapat mengingat menu sarapan tadi pagi).

c. Jangka Panjang : Baik (Pasien dapat mengingat kejadian saat putus dengan

pacarnya).

8

Page 10: Case Diaz FIX

8. Pikiran Abstrak : Baik

9. Visuospasial : Baik

10. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien makan, mandi, dan berpakaian

sendiri).

E. PROSES PIKIR

1. Arus pikir :

Produktivitas : cukup

Kontinuitas : cukup

Hendaya bahasa : Tidak ada

2. Isi pikiran :

Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada

Waham : Tidak ada

Obsesi : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS

Baik (saat diwawancarai pasien bersikap tenang dan dapat mengendalikan diri, serta tidak

melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan diri dan orang lain disekitarnya )

G. DAYA NILAI

1. Daya Nilai Sosial : Baik (pasien tahu bahwa memukul orang itu salah dan dosa)

2. Uji Daya Nilai : Sulit dinilai, pasien tidak menjawab pertanyaan.

3. Daya Nilai Realita : Terganggu (adanya halusinasi visual dan auditorik)

H. TILIKAN

Derajat 2

I. RELIABILITAS

Dapat dipercaya

9

Page 11: Case Diaz FIX

IV. PEMERIKSAAN FISIK.

A. Status Internus

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis.

Tanda – tanda vital : TD : 132/91 mmHg

Nadi : 89x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : 36,5 oC

Kepala : Normocephali, rambut distribusi merata hitam kecoklatan

Mata : Tidak tampak anemis dan ikterik

Hidung : Tidak tampak kelainan

Tenggorokan : Mukosa Orofaring tidak tampak kelainan

Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar gondok & limfe

Thoraks : Cor pulmo tidak terdapat kelainan

Abdomen : Tidak ada kelainan

Ekstremitas : Akral hangat

Kulit : Tidak ada kelainan

B. Status Neurologis

Tidak dilakukan pemeriksaan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 9 Juni 2014

Tanggal

Pemeriksaan

Nama Test Hasil Flag Unit Nilai Rujukan

9 -06-2014 HEMATOLOGI

Darah Lengkap:

Hemoglobin 12,5 g/dL 10,0-14,0

10

Page 12: Case Diaz FIX

Hematokrit 39 % 33-48

Trombosit 155 ribu/uL 130-450

Lekosit 54,4 ribu mm3 4-10

Eritrosit 4,6 juta/mm3 3,6-5,3

Hitung Jenis:

Basofil 0 % 0-1

Eosinofi 2 % 1-3

Batang 1 % 2-6

Segmen 71 % 50-70

Limposit 21 % 20-40

Monosit 5 % 2-8

KIMIA DARAH

GDS 101 mg/dL <180

SGOT 78 U/L <32

SGPT 114 U/L <31

Ureum 9 mg/dl 15-45

Creatinin 0,8 mg/dl 0,7-1,2

Hasil pemeriksaan USG abdomen pada tanggal 12-06-2014:

Kesan: tidak terdapat kelainan

11

Page 13: Case Diaz FIX

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien wanita berusia 20 tahun,datang ke IGD RSJSH dengan keluhan suka mengamuk

sejak 1 hari SMRS. Pasien sempat mengatakan ingin membunuh ibunya. Pasien sering marah –

marah sejak 4 tahun terakhir ini padahal sebelumnya pasien memiliki komunikasi yang baik.

Ketika ditanyakan pasien mengatakan bahwa dia kesal karena ibunya suka memarahi pasien pada

saat pasien datang terdapat episeode depresif diikuti dengan riwayat episode manik beberapa

minggu sebelumnya. Setelah beberapa bulan pasien mengalami hal seperti itu pasien mengalami

halusinasi auditorik dan visual

Pasien sudah pernah berobat ke RS fatmawati tahun 2010 dan diberikan 2 macam obat.

Pasien tidak tahu nama obatnya. Pada saat itu keluhannya membaik. Pada tahun 2011 pasien

berobat di klinik satiti di Tangerang dan di beri obat yang sama. Namun setelah itu tidak ada

perbaikan. Pasien rutin meminum obatnya

Pada tahun 2012 pasien pernah bekerja sebagai receptionist di Rumah Sakit selama 9

bulan. Setelah itu pasien di pecat karena melakukan kesalahan teknis terhadap pekerjannya.

Tahun 2013 pasien bekerja lagi sebagai receptionist di hotel selama1 bulan. Lalu pasien keluar

karena merasa tidak mampu lagi untuk bekerja.

Pasien beragama Islam namun salat 5 waktu jarang dilaksanakan. Pasien juga jarang

mengaji dan ketika di ajak ayahnya ke mesjid pasien tidak mau dan malah marah kepada

ayahnya

Pasien adalah anak angkat. Pasien diangkat menjadi anak pada umur 1 bulan. Pasien

sudah mengetahui bahwa dia anak angkat sejak umur 14 tahun. Pasien tidak memilik saudara

angkat. Pasien juga tidak pernah berkomunikasi dengan ayah maupun ibu kandungnya. Ayah dan

ibu angkat pasien bercerai tahun 2007. Dan setelah bercerai pasien tinggal dengan ibunya.

Namun 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien tinggal dengan ayahnya. Pada saat tinggal

dengan ibunya komunikasi pasien dengan ayah angkatnya yang baru sangat baik. Ayah angkat

yang baru tersebut sangat sayang terhadap pasien. Namun pada saat tinggal dengan ayahnya,

12

Page 14: Case Diaz FIX

komunikasinya dengan ibu angkatnya yang baru kurang baik. Jika di rumah ibunya hanya

mengacuhkan pasien.

Dari pemeriksaan psikiatri dan internus didapatkan :

1. Kesadaran

Kesadaran neurologis : Compos mentis

2. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif,wajar

3. Mood dan Afek : Hipothym, sempit dan serasi

4. Gangguan persepsi

- Halusinasi : Auditorik , visual

5. Isi pikir : Produktivitas cukup

6. Tilikan : Derajat 2

7. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan

peningkatan SGOT 78 u/L dan SGPT 114 u/L. Pada pemeriksaan USG abdomen tidak terdapat

kelainan

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK.

Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan ikhtisar penemuan dengan urutan untuk evaluasi

multiaksial, sebagai berikut :

AKSIS I :

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat digolongkan ke dalam gangguan jiwa

karena adanya:

- Gangguan kejiwaan karena adanya :

Ganguan fungsi / hendaya dan disabilitas: ganguan dalam fungsi sosial

13

Page 15: Case Diaz FIX

Distress / penderitaan: bicara sendiri, tertawa sendiri, tiba-tiba menangis tanpa

sebab, marah-marah tanpa alasan yang jelas, mengamuk, dan berperilaku aneh.

- Gangguan jiwa ini sebagai GMNO,karena :

Tidak ada gangguan kesadaran neurologik

Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan memori)

Tidak ada faktor organik spesifik yang berhubungan dengan gangguan jiwanya

Tidak terdapat riwayat pemakaian obat-obatan terlarang dan alkohol.

- Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan dengan

adanya:

- Halusinasi : auditorik (+) dan visual (+)

Menurut PPDGJ –III :

GMNO psikosis ini termasuk F 31.5 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan

gejala psikotik karena:

- Episode sekarang memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik

- Ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa

lampau

AKSIS II :

Tidak ada gangguan kepribadian dan Retardasi Mental.

AKSIS III :

Terdapat gangguan fungsi hati

AKSIS IV :

Masalah psikososial dan lingkungan lain

AKSIS V :

GAF HLPY : 56 (gejala sedang dengan disabilitas sedang.)

14

Page 16: Case Diaz FIX

GAF Current : 76 (gejala sedang dengan disabilitas ringan.)

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

AKSIS 1 : F.31.5 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala

psikotik

AKSIS II : Tidak ada gangguan kepribadian dan Retardasi Mental.

AKSIS III : Terdapat gangguan fungsi hati

AKSIS IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain.

AKSIS V : GAF HLPY : 56

GAF Current: 76

IX. DAFTAR MASALAH

Organobiologik : Tidak ditemukan faktor herediter dalam keluarga.

Psikologis : Halusinasi auditorik dan visual, gejala-gejala negatif.

Sosialbudaya : Hendaya dalam fungsi sosial

X. DIAGNOSIS BANDING

- F 25.1 Gangguan Skizoafektif tipe depresif

XI. PROGNOSIS

Faktor yang mempengaruhi :

Faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk :

- Usia pasien yang masih muda saat terjadinya gangguan kejiwaan.

- Serangan telah terjadi beberapa kali (kambuhan).

Faktor yang mendukung ke arah prognosis baik :

- Terdapat faktor pencetus

- Masih bisa bekerja (menyapu rumah dan memasak)

- Ada dukungan dari pihak keluarga

- Pasien mengatakan ingin sembuh

15

Page 17: Case Diaz FIX

- Ingin cepat keluar dari rumah sakit sehingga patuh minum obat dan melakukan kegiatan

di rumah sakit

PROGNOSIS

Quo ad vitam : Ad bonam

Quo ad functionam : Ad bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

XII.TERAPI

Farmakoterapi :

- Olanzapin 3x5 mg/hari

- Fluoxetine 1x10mg/hari

Psikoterapi :

- memotivasi pasien untuk meminum obat secara teratur dan memberikan dukungan

kepada pasien bahwa dia dapat sembuh.

- memotivasi keluarga untuk bisa berperan dalam perawatan pasien, memberikan

pengertian bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan membantu kesembuhan

pasien secara optimal.

Sosioterapi :

- melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan kelompok

- memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami dan menerima

keadaan pasien saat ini dengan tetap memberikan dukungan penuh.

- memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien.

- memotivasi pasien agar lebih rajin beribadah.

16

Page 18: Case Diaz FIX

IV. Diskusi

Diagnosis

Pada kasus ini saya mendiagnosis pasien dengan aksis I : F.31.5 gangguan afektif bipolar,

episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik. Dasar diagnosis saya adalah dilihat dari riwayat

penyakit pada pasien ini dimana awalnya terdapat gangguan afektif bipolar lalu setelah beberapa

bulan diikuti dengan gangguan psikotik. Dan hal tersebut sudah terjadi selama kurang lebih 4

tahun. Pada pasien juga terdapat episode mania dimana pasien mengatakan pernah merasakan

tiba- tiba mendapat energi yang sangat besar, merasa sangat senang, ingin jalan – jalan terus,

tertawa tanpa alasan yang jelas dan memiliki tenaga yang banyak untuk melakukan pekerjaan.

Hal ini menjadi landasan untuk ditegakkannya diagnosis dari F31.5 dimana untuk menegakkan

diagnosis episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan

gejala psikotik (F32.3) dan harus ada sekurang – kurangnya satu episode afektif hipomanik,

manik, atau campuran di masa lampau. . Pada aksis III : terdapat gangguan fungsi hati. Dasar

diagnosisnya yaitu dari meningkatnya kadar SGOT dan SGPT pada pemeriksaan laboratorium

pasien. Pada pasien ini saya mendiagnosis banding dengan F 25.1 Gangguan Skizoafektif tipe

depresif. Karena pada diagnosis banding gejalanya hampir mirip yaitu terdapatnya afek depresif

yang menonjol disertai oleh sedikitnya dua gejala khas dari episode depresi. Namun yang

menjadi perbedaan disini adalah dari riwayat penyakitnya. Pada F.31.5 awal dari penyakit yang

muncul adalah gangguan afektif bipolar lalu diikuti dengan gangguan psikotik. Sementara pada

F.25.1 gangguan psikotik yang mendahului awal penyakit baru diikuti dengan episode depresif.

Terapi

Pada kasus ini saya memberikan obat Olanzapin 3x5 mg/hari dengan Fluoxetine

1x10mg/hari. Dasar dari saya memberikan terapi tersebut adalah berdasarkan algoritma dari ter-

api gangguan bipolar PDSKJI dimana obat lini pertama pada gangguan bipolar yaitu Olanzapin +

SSRI. Jika tidak berespons olanzapin dapat digantikan dengan quetiapin lalu ditambahkan den-

gan Litium dengan dosis 20mg/kgBB/hari .prinsip dari pengobatan antipsikotik adalah dimulai

dari terapi inisial. Diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan dan dosis dimulai dari dosis an-

17

Page 19: Case Diaz FIX

juran dinaikkan perlahan secara bertahap dalam waktu 1-3 minggu sampai dosis optimal terca-

pai. Setelah itu dipertahankan kurang lebih 8-10 minggu lalu masuk ke terapi pemeliharaan. Pada

tahp ini dosis dapat dipertimbangkan untuk mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh

dosis minimal yang masih dapat dipertahankan tanpa menimbulkan kekambuhan. Menurut kon-

sensus bila kondisi akut pertama kali maka terapi diberikan selama 2 tahun dan bila berjalan kro-

nis maka terapi diberikan sampai 5 tahun. Prinsip pengobatan pada SSRI selalu dimulai dari do-

sis rendah, ditingkatkan bertahap sampai mencapai dosis terapeutik. Efek terapi baru akan tam-

pak pada minggu ke 2 sehingga pada minggu pertama dapat dipertimbangkan pemberian anti ce-

mas yang memiliki efek cepat dalam memberikan rasa nyaman sambil menunggu efek terapi an-

tidepresan. Namun pada guideline tatalaksana gangguan bipolar PDSKJI tidak disarankan pem-

berian anti cemas.

18

Page 20: Case Diaz FIX

Grafik Perjalanan Penyakit

Nama : Ny.Y Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 51 tahun Tempat/Tanggal lahir : Jakarta. 1963

Agama : Islam Suku : Jawa

Status Pernikahan : Belum menikah

1993 2010 2011 2012 2014

19

Page 21: Case Diaz FIX