Upload
iche-juwice
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
1/15
LAPORAN KASUS
SEORANG LAKI-LAKI USIA 34 TAHUN DENGAN
SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)
Pembimbing:
dr. Adriesti Hardaetha, Sp.KJ
Oleh:
Ovi Rizky AstutiJ500080039
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
2/15
2013
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
- Nama : Tn. SB
- Umur : 34 tahun
- Jenis kelamin : laki-laki
- Agama : islam
- Suku : Jawa
- Pendidikan : STM
- Pekerjaan : wiraswasta (pedagang)
- Alamat : Jetis Kulon, Jaten, Karanganyar
- Status perkawinan : menikah
- Masuk rumah sakit : 28 Juni 2013
- Tanggal pemeriksaan : 12 dan 23 Juli 2013
II. Riwayat Psikiatri
Riwayat penyakit pasien diperoleh dari anamnesis terhadap pasien
sendiri (autoanamnesis) dan keluarga pasien (alloanamnesis):
- Autoanamnesis dilakukan di bangsal Amarta RSJD Surakarta pada tanggal
12 Juli 2013.
- Alloanamnesis dilakukan di IGD RSJD Surakarta kepada ibu kandung
pasien yaitu Ny. P, umur 56 tahun, pekerjaan pedagang pada tanggal 23
Juli 2013.
A. Keluhan Utama
Pasien dikeluhkan oleh keluarga karena mengusir keluarganya tanpa sebab
yang jelas.
2
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
3/15
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Alloanamnesis
Alloanamnensis didapatkan dari ibu kandung pasien. Ny. P
menceritakan bahwa pasien dibawa ke RSJD Surakarta karena
mengusir keluarga (istri dan ke-2 anaknya) tanpa sebab yang jelas
sejak 1 hari yang lalu. Selain itu, pasien sering mengamuk, marah-
marah, bicara kacau (ngelantur), bicara atau tertawa sendiri, dan
mondar-mandir di dalam rumah sejak 9 hari.
Saat mengamuk, pasien tidak segan-segan menggunakan
cangkul untuk mencederai orang di sekitarnya termasuk keluarganya
sendiri. Pasien juga melakukan hal-hal aneh, seperti merendam semua
baju bersih di rumahnya tanpa sebab yang jelas. Beberapa hari
sebelum masuk rumah sakit jiwa pun pasien menjadi rajin pergi ke
masjid. Namun, di sana pasien malah mengganggu orang-orang yang
sedang sholat. Pasien menendang-nendang pintu masjid dan berkata
kotor dengan menggunakan mikrofon masjid. Tetangga pasien tidak
ada yang berani menegurnya. Keluarga (bapak dan adik pasien) pun
melarang pasien untuk pergi ke masjid karena takut akan membuat
kegaduhan. Namun, pasien malah marah dan semakin mengamuk.
Akhirnya, keluarga meminta bantuan petugas rumah sakit jiwa untuk
membawa pasien ke rumah sakit jiwa karena pasien semakin sulit
dikendalikan. Pada saat kondisi tersebut, pasien masih mau makan dan
mandi tetapi sulit tidur. Namun, pasien tidak mau bekerja dagang dan
menjalankan sholat.
Berdasarkan keterangan Ny. P, pasien sudah pernah masuk ke
RSJD Surakarta sebanyak 4 kali. Pasien pertama kali masuk rumah
sakit jiwa pada tahun 2007 dengan keluhan mengamuk. Setelah
pulang, pasien tidak mau kontrol dan tidak mau minum obat secara
teratur sehingga beberapa kali mengalami kekambuhan dengan
keluhan yang sama.
3
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
4/15
2. Autoanamnesis
Saat ditanya tentang identitas, pasien langsung menjawab
dengan suara yang jelas dan sikap percaya diri. Ia menjawab bernama
SBH, usia 34 tahun, bekerja sebagai penjual ayam Jawa di Pasar Silir,
serta sudah menikah dengan 1 orang istri bernama Ny. K, memiliki 2
orang anak, anak pertama bernama An. N (perempuan) dan anak ke-2
bernama An. R (laki-laki). Saat ditanya di mana rumahnya, pasien
menjawab rumahnya di Jetis, Karanganyar.
Saat ditanya sedang berada di mana, pasien menjawab sedang
berada di rumah sakit jiwa diantar oleh keponakan, Heri (anak angkat
pasien), pak RT, dan 3 orang pegawai yang tidak dikenal. Pasien tidak
tahu mengapa pasien dibawa ke sini.
Pasien menjelaskan kejadian sebelum dibawa ke rumah sakit
jiwa. Sekitar jam 20.30 di tengah perjalanan pergi ke kondangan, tiba-
tiba bapak dan adiknya datang memaki-maki, kemudian sang adik
mencekiknya. Namun, ia berusaha untuk sabar dan tidak membalas.
Kemudian, ia pergi ke rumah orangtuanya untuk menjemput istri dan
anaknya dengan berjalan kaki dari Karanganyar ke Sukoharjo. Sekitar
jam 23.00 ia istirahat dan adzan di masjid dekat rumah orangtuanya.
Sesampai di depan rumah orangtuanya, sudah ada 1 buah mobil berisi
keponakan, Heri, pak RT, dan 3 pegawai. Ia langsung dibawa ke mobil
tersebut dan diantar rumah sakit jiwa.
Saat ditanya sakit apa, pasien menjawab tidak sakit dan merasa
sehat. Pasien menjelaskan sudah ke-6 kali ini dibawa ke rumah sakit
jiwa. Pasien mengaku pertama kali masuk rumah sakit jiwa sekitar
tahun 2007-2008. Dahulu saat sedang duduk santai sore hari di dekat
rumah datang 1 buah mobil berisi 5 orang yang tidak dikenal dan tiba-
tiba membawa pasien ke rumah sakit jiwa. Kemudian, pasien disuntik
dan ia menjadi lupa. Pasien juga tidak tahu apa penyebab ia dibawa ke
rumah sakit jiwa.
4
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
5/15
Saat ditanya apa ada masalah, pasien menjawab ada masalah
dengan keluarganya. Pasien tidak menyukai bapak, ibu, dan adiknya
sendiri karena menganggap mereka selalu melarang pasien untuk
berbuat kebaikan. Pasien dilarang pergi ke masjid, tidak diperbolehkan
membuka perpustakaan, tidak diizinkan mengajar TPA, dan selalu
dibandingkan dengan kesuksesan Miji, teman kerjanya saat di Jepang.
Pasien juga pernah dihajar dan dilempar kursi oleh adiknya. Pasien
juga merasa selalu diawasi oleh adiknya.
Saat ditanya apa mendengar suara atau bisikan, pasien
menjawab bukan mendengar suara bisikan karena itu datangnya dari
setan, melainkan mendengar suara kebaikan. Pasien juga menjelaskan
bahwa ia berbicara dengan Allah dan malaikat tentang kebaikan. Saat
ditanya apa bisa melihat secara langsung, pasien menjawab melihat
langsung dan menjelaskan bahwa malaikat yang ditemui sangat banyak
berjumlah 1.000 dan memakai baju berwarna-warni seperti pelangi.
Pasien mengaku dapat berbicara dan bertemu langsung dengan Allah
dan malaikat sejak ia dilahirkan sampai sekarang.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien pernah rawat inap di RSJD Surakarta sebanyak 4 kali dengan
keluhan serupa sebelumnya. Pertama kali masuk rumah sakit jiwa pada
tahun 2007 dengan keluhan mengamuk. Pasien tidak rutin kontrol dan
tidak teratur minum obat sehingga beberapa kali mengalami kambuh.
2. Riwayat Gangguan Medis
- Riwayat kejang : disangkal.
- Riwayat cedera kepala : disangkal.
- Riwayat asma : disangkal.
- Riwayat hipertensi : disangkal.
- Riwayat diabetes melitus : disangkal.
5
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
6/15
- Riwayat alergi : disangkal.
- Riwayat opname : disangkal.
3. Riwayat Medis Umum
- Riwayat penyalahgunaan zat : disangkal.
- Riwayat alkohol : diakui (hanya 1 kali selama
hidup).
- Riwayat merokok : diakui (dari tahun 1996 -
sekarang tetapi hanya terkadang, tidak sampai 1 batang per hari).
- Riwayat konsumsi obat psikotropik : disangkal.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, ditolong oleh bidan, kehamilan cukup bulan, dan
lahir lewat jalan lahir dengan berat 2,7 kg. Pasien lahir sehat dan tidak
menderita penyakit apa pun. Ibu pasien tidak pernah mengalami sakit
saat mengandung pasien.
2. Masa Anak Awal (0-3 Tahun)
Pasien diasuh oleh ibu dan bapak kandung pasien dengan kasih sayang
dan perhatian yang cukup. Pasien mendapat ASI sampai usia 2 tahun
dan diberikan makanan tambahan ketika pasien berumur 5-6 bulan.
Pasien tumbuh normal seperti anak-anak lainnya.
3. Masa Anak Pertengahan (3-11 Tahun)
Pasien mulai bersekolah di sekolah dasar saat umur 6 tahun. Selama
bersekolah di SD tersebut, nilai pasien cukup baik, selalu mendapat
rangking 10 besar, dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien dikenal
sebagai pribadi yang suka bergaul dengan teman-temannya di sekolah.
6
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
7/15
4. Masa Anak Akhir (Pubertas sampai Remaja)
Pasien bersekolah hingga tamat STM dan tidak meneruskan
pendidikan karena masalah ekonomi. Selama SMP dan STM, pasien
merupakan anak yang rajin belajar dan berprestasi. Pasien beberapa
kali mendapat rangking 1 sewaktu STM. Pasien juga berbakti kepada
kedua orangtua, santun, dan taat dalam urusan beragama.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja wiraswasta sebagai penjual ayam Jawa di Pasar Silir
dan membantu tani orangtuanya. Pada tahun 1997-1999 pasien
sempat kerja di perusahaan kontraktor Fokoka di Jepang.
Namun, pasien bekerja di Jepang hanya 2 tahun karena masa
kontrak kerja telah selesai.
b. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah dengan 1 orang istri dan memiliki 2 orang anak.
c. Agama
Pasien beragama islam dan rutin menjalankan sholat.
d. Aktivitas Sosial
Pasien mudah bergaul dengan teman-temannya dan rutin mengikuti
kegiatan sosial di lingkungan rumahnya seperti rapat RT, kerja
bakti, dan lain-lain.
e. Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenisnya.
7
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
8/15
E. Riwayat Kemiliteran dan Hukum
Pasien pernah mendaftar sebagai AKPOL dan ABRI. Namun, tidak
diterima karena masalah kesehatan.
F. Riwayat Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama istri dan ke-2 anaknya.
G. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak sulung dari 4 bersaudara. Tidak ada riwayat keluarga
yang menderita penyakit serupa.
H. Pohon Keluarga
Keterangan gambar:
: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki.
: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan.
: tanda gambar menunjukkan pasien.
------ : tinggal serumah dengan pasien sebelum dirawat di RSJ.
: meninggal.
8
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
9/15
I. Pemeriksaan Status Mental (dilakukan pada tanggal 12 Juli 2013)
a. Gambaran Umum
1. Penampilan: seorang laki-laki, 34 tahun, tampak sesuai umur,
perawatan diri baik.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor: normoaktif.
3. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, terdapat kontak mata.
b. Kesadaran
1. Kuantitatif : kompos mentis, GCS E4V5M6.
2. Kualitatif : berubah.
c. Pembicaraan
1. Kuantitatif : cukup.
2. Kualitatif : spontan, volume cukup, intonasi cukup, artikulasi
jelas.
d. Mood dan Afek
1. Mood : senang.
2. Afek : terbatas.
3. Keserasian : tidak serasi.
e. Pikiran
1. Bentuk pikiran: non realistik, magik.
2. Isi pikiran : delusional perception, waham kebesaran, waham
curiga.
3. Arus pikiran : koheren.
f. Persepsi
1. Halusinasi : (+) halusinasi auditorik, halusinasi visual.
2. Ilusi : tidak didapatkan.
9
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
10/15
3. Depersonalisasi : tidak didapatkan.
4. Derealisasi : tidak didapatkan.
g. Kesadaran dan Kognisi
1. Orientasi
a. Orang : baik.
b. Tempat : baik.
c. Waktu : baik.
d. Situasi : baik.
2. Daya Ingat
a. Remote memory : baik.
b. Recent past memory : baik.
c. Recent memory : baik.
d. Immediate retention and recall memory : baik.
3. Daya Konsentrasi dan Perhatian
Baik.
4. Kemampuan Visuospasial
Baik.
5. Pikiran Abstrak
Baik.
6. Intelegensia dan Kemampuan Informasi
Tidak terganggu.
7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik.
10
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
11/15
h. Pengendalian Impuls
Baik.
i. Daya Nilai dan Tilikan
1. Daya nilai sosial : terganggu.
2. Uji daya nilai : baik.
3. Penilaian realita : terganggu.
4. Tilikan diri : derajat 1.
j. Taraf Dapat Dipercaya
Secara keseluruhan informasi di atas cukup dapat dipercaya.
J. Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut
1. Status Internus
a. Kesan umum : kompos mentis, gizi cukup, konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-).
b. Tanda vital : tekanan darah: 130/80 mmHg, nadi: 84 x/menit,
suhu: 36,5 oC, respirasi: 20 x/menit.
c. Kepala : dalam batas normal.
d. Leher : dalam batas normal.
e. Thorak : dalam batas normal.
f. Abdomen : dalam batas normal.
g. Ekstremitas : dalam batas normal.
2. Status Neurologis
a. Fungsi kesadaran : GCS E4V5M6.
b. Fungsi luhur : baik.
c. Fungsi kognitif : dalam batas normal.
d. Fungsi sensorik : N N
N N
11
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
12/15
e. Fungsi motorik :
Kekuatan Tonus R. Fisiologis R. Patologis
5 5 N N + + - -
5 5 N N + + - -
K. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Seorang laki-laki, umur 34 tahun, pendidikan terakhir STM datang
ke RSJD dengan keluhan mengusir keluarga tanpa sebab yang jelas. Selain
itu, pasien sering mengamuk (sampai mencederai orang lain), marah-
marah, bicara kacau, bicara atau tertawa sendiri, mondar-mandir, dan sulit
tidur sejak 9 hari. Pasien pernah masuk rumah sakit jiwa sebanyak 4
kali, yang pertama pada tahun 2007 dengan keluhan mengamuk. Namun,
tidak rutin kontrol dan tidak teratur minum obat.
Riwayat kehidupan pribadi, sebelum sakit pasien dikenal sebagai
pribadi yang taat beragama, cerdas, supel, dan mudah bergaul dengan
teman atau pun tetangga di lingkungan tempat tinggalnya. Pasien tinggal
serumah dengan istri dan ke-2 anaknya.
Hasil pemeriksaan status mentalis didapatkan: seorang laki-laki,
tampak sesuai umur, perawatan diri baik. Kesadaran secara kualitatif
berubah. Pasien menjawab spontan, relevan, volume cukup, intonasi
cukup, artikulasi jelas dengan sikap tenang dan penuh percaya diri. Mood
senang, afek terbatas, keserasian tidak serasi. Bentuk pikiran non realistik
dan magik, isi pikiran delusional perception, waham kebesaran, dan
waham curiga, arus pikiran koheren. Didapatkan halusinasi auditorik dan
visual. Daya nilai sosial terganggu, penilaian realita terganggu, tilikan
derajat 1.
L. Formulasi Diagnostik
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan perilaku dan
psikologis yang secara klinis bermakna serta menimbulkan suatu
penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam melakukan aktivitas
12
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
13/15
kehidupan sehari-hari dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status internus tidak ditemukan kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang berkaitan dengan gejala
psikis. Pada pemeriksaan status neurologis masih dalam batas normal.
Berdasarkan data ini, kemungkinan organik sebagai penyebab kelainan
secara fisiologis yang mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien
saat ini bisa disingkirkan. Dengan demikian diagnosis gangguan mental
organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Dari anamnesis didapatkan riwayat penggunaan zat-zat aditif dan
psikoaktif sebelumnya yaitu alkohol dan rokok. Namun, jumlah, frekuensi,
dan intensitas penggunaan zat-zat aditif tersebut sangat minimal sehingga
diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19)
dapat disingkirkan.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan pasien tampak sesuai
umur, perawatan diri baik, dan kooperatif. Kesadaran secara kualitatif
berubah. Pasien menjawab spontan, relevan, volume cukup, intonasi
cukup, artikulasi jelas dengan sikap tenang dan percaya diri. Mood senang,
afek terbatas, keserasian tidak serasi. Didapatkan halusinasi auditorik dan
visual. Bentuk pikiran non realistik dan magik, isi pikiran delusional
perception, waham kebesaran, dan waham curiga, arus pikiran koheren.
Daya nilai sosial terganggu, penilaian realita terganggu, tilikan derajat 1.
Berdasarkan data-data di atas, maka sesuai dengan kriteria PPDGJ
III diusulkan diagnosis axis I pada pasien memenuhi kriteria diagnosis:
skizofrenia paranoid (F20.0).
Hal ini dikarenakan pada pasien memenuhi gejala skizofrenia
paranoid yaitu adanya waham dan halusinasi yang menonjol dengan onset
tidak akut lagi karena terdapat riwayat masuk rumah sakit jiwa sebanyak 4
kali mulai dari tahun 2007.
Aksis II : belum ada diagnosis.
Aksis III : tidak ada diagnosis.
13
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
14/15
Aksis IV : masalah keluarga.
Aksis V : skala GAF saat ini 70-61 beberapa gejala ringan
dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi
secara umum masih baik.
M. Diagnosis Multiaksial
Aksis I : F20.0 skizofrenia paranoid.
Aksis II : belum ada diagnosis.
Aksis III : tidak ada diagnosis.
Aksis IV : masalah keluarga.
Aksis V : skala GAF 70-61.
Diagnosis banding:
F25.0 gangguan skizoafektif tipe manik.
F31.2 gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik.
N. Daftar Masalah
1. Gangguan perilaku.
2. Gangguan pikiran.
3. Gangguan persepsi.
4. Hilangnya fungsi peran sosial dan penilaian realita.
O. Prognosis
No Kategori Baik Buruk
1 Awitan dewasa -2 Onset akut -
3 Faktor pencetus - tidak jelas
4 Riwayat sosial, seksual, dan
pekerjaan premorbid
- masalah
keluarga
5 Gejala positif -
6 Status perkawinan menikah -
7 Riwayat keluarga skizofrenia tidak didapatkan -
8 Tanda dan gejala neurologis tidak didapatkan -
9 Banyak relaps - 4 kali
10 Remisi - < 5 tahun
14
7/30/2019 Case 5 Skizofrenia Paranoid
15/15
11 Trauma perinatal tidak didapatkan -
Quo ad vitam : ad bonam.
Quo ad sanam : dubia ad malam.
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam.
P. Rencana Pengobatan Lengkap
1. Psikofarmaka
- Halloperidol 2 x 5 mg.
- Trihexylpenidil 3 x 2 mg.
- Chlorpromazine 1 x 100 mg.
2. Non psikofarmaka
Edukasi terhadap pasien jika kondisi sudah membaik:
- Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, dan efek samping pengobatan.
- Memotivasi agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol
setelah pulang dari perawatan.
- Membantu agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari
secara bertahap.
- Menggali kemampuan yang bisa dikembangkan.
Eduksi terhadap keluarga:
- Memberikan penjelasan mengenai gangguan yang dialami pasien
agar keluarga lebih memaklumi kondisi pasien.
- Menyarankan agar lebih telaten dalam pengobatan pasien denganmembawa kontrol secara teratur, memperhatikan agar minum obat
secara teratur, dan memberi dukungan agar mempunyai aktivitas
yang positif.
15