9
IKAN KERAPU KERAPU Menurut Soesilo dan Budiman (2002), ikan kerapu merupakan jenis ikan demersal yang menyukai hidup di perairan karang, diantaranya celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan, meskipun adapula yang hidup di pantai sekitar muara sungai. Ikan kerapu biasanya terdapat di dasar laut tropis maupun subtropis. Secara umum, ikan kerapu memiliki kepala yang besar, mulut lebar, dan tubuhya ditutupi sisik-sisik kecil. Bagian tepi operculum, bergerigi dan terdapat duri-duri pada operculum. Letak dua sirip punggungnya (yang pertama berbentuk duri-duri), terpisah. Semua jenis kerapu mempunyai tiga duri pada sirip dubur dan tiga duri pada bagian tepi operculum (Ghufran 2001). Ikan kerapu, tubuhnya tertutup oleh sisik- sisik kecil. Umumnya kerapu tidak senang pada air dengan salinitas yang sangat rendah. Kerapu juga tergolong ikan buas (Nontji, 2002). Ikan Kerapu (Epinephelus spp.) adalah ikan dari famili Serranidae dengan subfamili Ephinephelinae. Ikan kerapu atau grouper memiliki jumlah spesies total 159 dan 39 spesies diantaranya dapat ditemukan di perairan Indonesia. Beberapa jenis diantaranya adalah Kerapu Macan, Kerapu Tikus/Bebek, dan Kerapu Lumpur. Kerapu Macan Taksonomi ikan kerapu macan menurut Kordi K, 2005 adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Class : Pisces Carissa Paresky Arisagy

Carissa Paresky Arisagy 12981 Kerapu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Carissa Paresky Arisagy 12981 Kerapu

IKAN KERAPU

KERAPU

Menurut Soesilo dan Budiman (2002), ikan kerapu merupakan jenis ikan

demersal yang menyukai hidup di perairan karang, diantaranya celah-celah

karang atau di dalam gua di dasar perairan, meskipun adapula yang hidup di

pantai sekitar muara sungai. Ikan kerapu biasanya terdapat di dasar laut tropis

maupun subtropis. Secara umum, ikan kerapu memiliki kepala yang besar, mulut

lebar, dan tubuhya ditutupi sisik-sisik kecil. Bagian tepi operculum, bergerigi dan

terdapat duri-duri pada operculum. Letak dua sirip punggungnya (yang pertama

berbentuk duri-duri), terpisah. Semua jenis kerapu mempunyai tiga duri pada

sirip dubur dan tiga duri pada bagian tepi operculum (Ghufran 2001). Ikan

kerapu, tubuhnya tertutup oleh sisik-sisik kecil. Umumnya kerapu tidak senang

pada air dengan salinitas yang sangat rendah. Kerapu juga tergolong ikan buas

(Nontji, 2002). Ikan Kerapu (Epinephelus spp.) adalah ikan dari famili Serranidae

dengan subfamili Ephinephelinae. Ikan kerapu atau grouper memiliki jumlah

spesies total 159 dan 39 spesies diantaranya dapat ditemukan di perairan

Indonesia. Beberapa jenis diantaranya adalah Kerapu Macan, Kerapu

Tikus/Bebek, dan Kerapu Lumpur.

Kerapu Macan

Taksonomi ikan kerapu macan menurut Kordi K, 2005 adalah sebagai

berikut :

Filum : Chordata

Class : Pisces

Ordo : Perciformes

Famili : Serranidae

Genus : Epinephelus

Species : Epinephelus fuscoguttatus

Beberapa ciri morfologi yang lain dapat menjelaskan

bentuk ikan ini secara jelas. Pada ikan ini terdapat sekitar

Carissa Paresky Arisagy

Page 2: Carissa Paresky Arisagy 12981 Kerapu

IKAN KERAPU

10 - 12 buah Gill rakers di bagian atas dan 17 - 21 pada bagian bawah. Ikan

kerapu macan memiliki XI jari keras dan 14 atau 15 jari lunak duri sirip dorsal, III

jari keras dan 8 jari lunak sirip anal, dan sirip pectoral sekitar 18 - 20 serta

bentuk sirip caudal (ekor) membundar. Warna tubuh ikan ini coklat pucat

kekuningan, tubuh, kepala, dan sirip ditutupi dengan bintik-bintik coklat kecil,

yang mana bagian bercak lebih gelap dari area tubuh lainnya.

Pada umumnya ikan ini hidup pada kedalaman 5-20 meter di semua tipe

terumbu karang dengan kondisi yang baik. Kebanyakan ikan kerapu macan

memanfaatkan liang/lubang/rongga di terumbu karang sebagai tempat

berlindung dan biasanya menetap (sedentary). (Yeeting et al. 2001 in Ahmad

2009).

Terkait kebiasaan makan ikan ini dihabitatnya Heemstra dan Randal (1993)

menyatakan ikan kerapu macan merupakan ikan predator pemangsa ikan-ikan

lain, krustase dan cephalopoda. Ikan ini lebih aktif mencari makan di kolom

perairan pada waktu fajar dan senja hari, dibandingkan dengan saat

malam/siang hari (Maryati 2004 in Ahmad 2009).

Pertumbuhan ikan kerapu macan akan optimal pada suhu 24-31oC,

salinitas 30-33 ppt, kandungan oksigen terlarut > 3,5 ppm dan pH 7,8 – 8. Ikan

kerapu macan termasuk ikan berumur

panjang. Ikan ini bisa mencapai umur 40

tahun dan memiliki panjang maksimum yang

pernah diketahui berukuran sepanjang 1200

mm (Binohlan, 2010). Ikan kerapu macan

berganti kelamin menjadi jantan ketika

mencapai ukuran tertentu (Hermaphrodit

protogyni).

Kerapu Tikus / Bebek

Taksonomi ikan kerapu bebek menurut Samoilys & Pollard (2000) adalah

sebagai berikut :

Filum : Chordata

Carissa Paresky Arisagy

Page 3: Carissa Paresky Arisagy 12981 Kerapu

IKAN KERAPU

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Serrendae

Genus : Chromileptes

Spesies : C. Altivelis

Ikan kerapu tikus ini bertubuh agak pipih dan warna dasar kulit tubuhnya

abu-abu dengan bintik-bintik hitam diseluruh permukaan tubuh. Kepala

berukuran kecil dengan moncong agak meruncing. Karena kepala yang kecil

mirip bebek, maka jenis ini popular sebagai kerapu bebek. Namun, ada pula

yang menyebutnya sebagai kerapu tikus karena bentuk moncongnya yang

meruncing menyerupai moncong tikus.

Di habitat aslinya kerapu tikus hidup di kawasan terumbu karang di

perairan-perairan dangkal hingga 100 m di bawah permukaan laut. Selain

perairan karang, lokasi kapal tenggelam juga menjadi rumpon yang nyaman.

Mereka berdiam di dalam lubang-lubang karang atau menempel pada dinding

karang atau rumpon dengan aktivitas relatif rendah. Gerak ruayanya sempit dan

biasanya membentuk gerombolan yang tidak terlalu besar. Sementara itu,

kerapu muda hidup di perairan karang pantai dengan kedalaman 0,5m—3m.

Habitat favoritnya adalah perairan dengan dasar pasir berkarang yang ditumbuhi

padang lamun (seagrass) Selanjutnya menginjak dewasa akan bergerak ke

perairan yang lebih dalam antara 7m—40 m. Perpindahan ini biasanya

berlangsung siang dan sore hari.

Ikan Kerapu bebek merupakan hewan karnivor yaitu jenis ikan pemakan

daging sebagaimana jenis kerapu dewasa lainnya yang memakan  ikan-ikan kecil

dan Crustacea. Sementara, larva ikan kerapu bebek memangsa larva  moluska

(trokovor), kopepoda, zooplankton, cephalopoda dan rotivera. Berdasarkan

perilaku makannya ikan kerapu menempati struktur tropik teratas dalam

piramida rantai makanan. Salah satu sifat buruk dari ikan kerapu adalah sifat

kanibal tapi pada kerapu bebek sifat kanibalis tidak seburuk pada kerapu macan

dan kerapu lumpur (Tampubulon dan Mulyadi, 1989).

Carissa Paresky Arisagy

Page 4: Carissa Paresky Arisagy 12981 Kerapu

IKAN KERAPU

Kebiasan makan ikan kerapu tikus, menurut Iskandar dan Mawardi (1996)

adalah mencari makan pada malam hari dengan kata lain ikan kerapu tikus

merupakan ikan nocturnal. Aktivitas tersebut dimulai saat hari mulai gelap. Ikan-

ikan kerapu ini digolongkan sebagai ikan soliter di mana aktivitas makan

dilakukan secara individu dengan gerakan yang lambat, cenderung diam dan

arah gerakannya tidak begitu luas serta lebih banyak menggunakan indera

perasa dan indera penciuman. Hal tersebut juga dilakukuan oleh larva kerapu.

Pada siang hari larva kerapu biasanya tidak muncul ke permukaan air,

sebaliknya pada malam hari banyak muncul ke permukaan air. Hal ini sesuai

dengan sifat kerapu sebagai organisme nocturnal, yakni pada siang hari lebih

banyak bersembunyi di liang-liang karang dan pada malam hari aktif bergerak di

kolom air untuk mencari makanan (Subyakto, et. al. 2003).

Dalam siklus hidupnya, kerapu tikus muda hidup di perairan karang pantai

dengan kedalaman 0,5- 3 meter selanjutnya menginjak masa dewasa beruaya ke

perairan yang lebih dalam antara 7-40 meter, biasanya perpindahan ini

berlangsung pada siang hari dan senja hari, telur dan larva bersifat pelagis

sedangkan kerapu muda hinggga dewasa bersifat demersal (Setianto, 2011).

Ikan kerapu merupakan jenis ikan bertipe hermaprodit protogini, dimana proses

diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betina ke fase jantan. Menurut Kordi

(2001) ikan kerapu memijah sepanjang tahun. Untuk melakukan pemijahan, ikan

kerapu membutuhan salinitas antara 28-32 ppt, dengan suhu antara 27°C - 30°C.

Ikan kerapu tikus memijah disaat gelap, yaitu ketika bulan tidak bersinar terang.

Biasanya berlangsung antara tanggal 25 hingga tanggal 5 berikutnya (bulan

arab).

Kerapu Lumpur

Taksonomi ikan kerapu lumpur menurut Kordi K, 2005 adalah sebagai

berikut :

Filum : Chordata

Class : Pisces

Ordo : Perciformes

Famili : Serranidae

Genus : Epinephelus

Carissa Paresky Arisagy

Page 5: Carissa Paresky Arisagy 12981 Kerapu

IKAN KERAPU

Species : Epinephelus malabaricus

Kerapu lumpur pada umumnya memiliki bentuk tubuh memanjang dengan

bagian kepala dan punggung berwarna gelap atau kehitaman sedangkan perut

berwarna keputihan, seluruh tubuhnya dipenuhi bintik-bintik kasar berwarna

kecoklatan atau kemerahan. Sirip dorsal ikan kerapu lumpur ini terdiri dari 16 –

18 duri lunak dan 11 duri-duri keras. Sirip anal dengan 3 buah duri keras dan 8

atau 9 duri lunak. Sirip pectoral terdiri dari 17 – 19 duri lunak. Sirip ekor

berbentuk agak cembung.

Kerapu lumpur banyak hidup di habitat berlumpur. Dalam perdagangan

internasional kerapu lumpur ini disebut estuary grouper. Pada umumnya, kerapu

jenis ini banyak ditemukan pada perairan muara sungai dengan kisaran kadar

garam 15-30 ppt, suhu air 24-31 oC, dan kadar oksigen terlarut antara 7,1-31 ppt.

Kerapu lumpur termasuk karnivora yang memangsa ikan –ikan kecil,

Moluska dan Crustacea yang berukuran 10 – 25 % dari ukuran tubuhnya

(Sunyoto, 2000). Ikan kerapu merupakan filter feeder (Heamstra dan Randal,

1993). Makanan utama ikan kerapu yang belum dewasa adalah fauna bentik

yang berada di daerah terumbu karang dari perairan pantai yang dangkal,

sedangkan ikan kerapu yang berukuran lebih besar adalah pemakan ikan-ikan

kecil dan invertebrata pelagis.

 Ikan kerapu lumpur menangkap / menyergap mangsa yang aktif bergerak

di kolom air (Nybakken, 1988). Ikan kerapu lumpur juga bersifat kanibal dan hal

ini mulai terjadi saat larva kerapu berumur 30 hari, dimana pada saat itu larva

cenderung berkumpul di suatu tempat dengan kepadatan tinggi (Kordi, 2001).

Ikan kerapu lumpur mencari makan dengan cara menyergap mangsa dari tempat

persembunyiannya.

Adapun pertumbuhan dan perkembangan ikan kerapu lumpur

sebagaimana halnya dengan ikan kerapu lain, kerapu lumpur bersifat protogony

hermaphrodite. Artinya jenis kelamin ikan berubah sejalan dengan

pertumbuhannya. Pada waktu masih

berumur 3 tahun atau kurang, ikan ini

berkelamin betina. Namun sesudah berumur

Carissa Paresky Arisagy

Page 6: Carissa Paresky Arisagy 12981 Kerapu

IKAN KERAPU

lebih dari 4 tahun ikan ini berubah kelamin menjadi jantan tanpa perubahan

morfologi yang jelas. Ikan ini tumbuh cepat, pertumbuhan ikan kerapu lumpur

beragam, tergantung pada bobot awal, mutu dan jumlah pakan yang digunakan

dan kondisi lingkungan. Panjang maksimum yang dapat dicapai sampai 95 cm.

Referensi

Ahmad A. 2009. Estimasi daya Dukung Terumbu Karang Berdasarkan Biomasa Ikan Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di Perairan Sulamadaha, Maluku Utara (Suatu Pendekatan Pengelolan Ekologis). Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor.

Binohlan. 2010. Empirical relationships to estimate asymptotic length, length at first maturity and length at maximum yield per recruit in fishes, with a simple method to evaluate length frequency data. J. Fish Biol. 56:758-773.

Ghufran M. 2001. Pembesaran Kerapu Bebek di Keramba Jaring Apung. Kanisius. Yogyakarta.

Heemstra, P.C. and J.E. Randall. 1993. Groupers of The World. FA0 Species Catalogue.

Iskandar, B.H. dan W. Mawardi. 1996. Studi Perbandingan Keberadaan Ikan-ikan Karang Nokturnal dan Diurnal Tujuan Penangkapan di Terumbu Karang Pulau Pari Jakarta Utara. Buletin PSP 6: 1. Hal 17-27.

Kordi KMGH. 2005. Pembesaran Kerapu Bebek di Keramba Jaring Apung. Penerbit Kanisius. Jakarta.

Carissa Paresky Arisagy

Page 7: Carissa Paresky Arisagy 12981 Kerapu

IKAN KERAPU

Kordi, M. 2001. Usaha Pembesaran Ikan Kerapu di Tambak. Kanisius. Yogyakarta.

Nontji, Anugerah. 2002. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. PT. Gramedia. Jakarta.

Samoilys, M.A dan Pollard. 2000. Fish and mcroinvertebrate evaluation methods. In : Seaman W Jr. Artifical Reef Evaluation, with Application to Natural Marine Habitats. CRC Press. New York. Pg 127-164.

Setianto, Adi. 2011. Usaha Budidaya Ikan Kerapu. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 162 hml.

Soesilo, I dan Budiman. 2002. Iptek untuk Laut Indonesia. Lembaga Informasi dan Studi Pembangunan Indonesia. Jakarta. 189 halaman.

Subyakto, Slamet dan Cahyaningasih, S. 2003. Pembenihan Kerapu Skala Rumah Tangga. Agromedia pustaka. Jakarta. 61 hml.

Sunyoto P. 1996. Pembesaran Kerapu dengan Karamba Jaring Apung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tarnpubolon, G.H. dan E. Mulyadi. 1989. Sinopsis Kerapu di Perairan Indonesia. Balitbangkan. Semarang.

Carissa Paresky Arisagy