2
PENGARUH DEKSTRAN PADA PROSES PEMBUATAN GULA TEBU Dekstran adalah polimer glukosa (glucan) yang dihubungkan satu sama lain terutama oleh ikatan alfa – (1 –> 6), paling sedikit 50 – 60% dan dengan ikatan alpha – (1 –> 4) dan ikatan alpha – (1 –> 3) pada cabang. Dekstran yang diisolasi di Indonesia berat molekulnya berada pada kisaran 2 x 104 sampai 5 x 106, larut dalam air, tidak larut dalam ethanol 50 % dengan putaran spesifik [alpha] diatas +215 C. Nira segar yang baru diperah tidak mengandung dekstran, tetapi mengandung senyawa polisakarida yang terdiri dari galaktosa, arabinosa, manosa, xylosa dan sedikit glukosa dengan perputaran spesifik -460. Senyawa tersebut dinamakan ISP (ingenious sugar cane polysacharides). Dekstran tidak terdapat dalam nira segar dari tebu sehat, tetapi terdapat pada tebu wayu. Dekstran terbentuk dari sukrosa karena adanya bakteri Leuconostoc mesenteorides yang menghasilkan enzim dekstran sukrase. Menurut M. Mochtar rata-rata kadar dekstran dalam nira mentah pabrik gula di Indonesia antara 0.037 – 0.085 % brix, dalam nira kental 0.024 - 0.080 % brix, dalam tetes 0.111 – 0.353 % brix dan gula putih 0.029 - 0.053 % brix. Pembentukan Dekstran Dalam Pasca Panen Dengan berkembangnya metode pemanenan tebu secara mekanis yang disertai dengan pembakaran tebu, tebu dipotong-potong dan waktu tunda prosesing yang lama menimbulkan permasalahan baru dalam industri gula. Dengan sistem tersebut maka dalam tebu akan terbentuk polisakarida antara lain dekstran yang diikuti dengan naiknya viskositas dan perubahan bentuk hablur sehingga menyulitkan pengolahan. Pembentukan dekstran juga dipengaruhi oleh perlakuan pada proses tebang. Pada saat ini kebanyakan proses tebang dengan cara membakar lahan. Pembakaran tebu memang dapat meningkatkan kapasitas tebang baik secara manual maupun mekanis dan menekan kadar kotoran (daun, pucuk, pelepah, dll), akan tetapi apabila setelah dibakar terlambat ditebang atau diproses pembentukan dekstran akan lebih cepat daripada tebu yang ditebang tanpa pembakaran lahan. Mekanisme pembentukan dekstran dari sukrose oleh Leuconostoc Mesenteroides, yaitu sukrose berperan donor dan penerima gugus

Cam Puran

  • Upload
    adnya

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

camp

Citation preview

Page 1: Cam Puran

PENGARUH DEKSTRAN PADA PROSES PEMBUATAN GULA TEBU

Dekstran adalah polimer glukosa (glucan) yang dihubungkan satu sama lain terutama oleh ikatan alfa – (1 –> 6), paling sedikit 50 – 60% dan dengan ikatan alpha – (1 –> 4) dan ikatan alpha – (1 –> 3) pada cabang. Dekstran yang diisolasi di Indonesia berat molekulnya berada pada kisaran 2 x 104 sampai 5 x 106, larut dalam air, tidak larut dalam ethanol 50 % dengan putaran spesifik [alpha] diatas +215 C.Nira segar yang baru diperah tidak mengandung dekstran, tetapi mengandung senyawa polisakarida yang terdiri dari galaktosa, arabinosa, manosa, xylosa dan sedikit glukosa dengan perputaran spesifik -460. Senyawa tersebut dinamakan ISP (ingenious sugar cane polysacharides). Dekstran tidak terdapat dalam nira segar dari tebu sehat, tetapi terdapat pada tebu wayu. Dekstran terbentuk dari sukrosa karena adanya bakteri Leuconostoc mesenteorides yang menghasilkan enzim dekstran sukrase. Menurut M. Mochtar rata-rata kadar dekstran dalam nira mentah pabrik gula di Indonesia antara 0.037 – 0.085 % brix, dalam nira kental 0.024 - 0.080 % brix, dalam tetes 0.111 – 0.353 % brix dan gula putih 0.029 - 0.053 % brix.

Pembentukan Dekstran Dalam Pasca PanenDengan berkembangnya metode pemanenan tebu secara mekanis yang disertai dengan pembakaran tebu, tebu dipotong-potong dan waktu tunda prosesing yang lama menimbulkan permasalahan baru dalam industri gula. Dengan sistem tersebut maka dalam tebu akan terbentuk polisakarida antara lain dekstran yang diikuti dengan naiknya viskositas dan perubahan bentuk hablur sehingga menyulitkan pengolahan.Pembentukan dekstran juga dipengaruhi oleh perlakuan pada proses tebang. Pada saat ini kebanyakan proses tebang dengan cara membakar lahan. Pembakaran tebu memang dapat meningkatkan kapasitas tebang baik secara manual maupun mekanis dan menekan kadar kotoran (daun, pucuk, pelepah, dll), akan tetapi apabila setelah dibakar terlambat ditebang atau diproses pembentukan dekstran akan lebih cepat daripada tebu yang ditebang tanpa pembakaran lahan.Mekanisme pembentukan dekstran dari sukrose oleh Leuconostoc Mesenteroides, yaitu sukrose berperan donor dan penerima gugus glukosil :

Dengan terbentuknya dekstran dapat menimbulkan kesukaran dalam pemrosesan dan dalam analisa gula. Adanya dekstran 0,1 % menyebabkan pembacaan polarimeter sebagai sukrosa palsu 0,3 %. Pembacaan sukrosa palsu ini dapat mengacaukan perhitungan angka-angka dalam neraca massa proses yang didasarkan pada pol seperti ekstraksi, winter rendemen dan lain-lain.