Upload
luq-man
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 1/31
KINERJA PRODUKSI IKAN SIDAT Anguilla bicolor bicolorDIBERI PAKAN BERPROTEIN 38,5 %, 42,5 %, DAN 46,5%
PADA SISTEM KOLAM AIR MENGALIR
MUGNI MAULANA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 2/31
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 3/31
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kinerja Produksi IkanSidat Anguilla bicolor bicolor Diberi Pakan Berprotein 38,5 %, 42,5 %, dan46,5% pada Sistem Kolam Air Mengalir ” adalah benar karya saya dengan arahandari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karyayang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalamteks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada InstitutPertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Mugni Maulana
NIP C14090051
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 4/31
ABSTRAK
MUGNI MAULANA. Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Diberi Pakan Berprotein 38,5 %, 42,5 %, dan 46,5% pada Sistem Kolam Air
Mengalir. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan NUR BAMBANG PRIYOUTOMO.
Ikan sidat merupakan komoditas perikanan bernilai jual tinggi dan disukai pasar internasional, namun produksinya masih belum dapat memenuhi permintaan pasar. Permasalahan paling sering terjadi pada budidaya ikan sidat adalah pertumbuhan lambat, konversi pakan tinggi, serta tingkat kelangsungan hiduprendah. Masalah tersebut mempengaruhi kinerja produksi yaitu denganmeningkatnya waktu pemeliharaan dan biaya produksi. Pakan ikan merupakanfaktor penting dalam kegiatan budidaya. Pemberian pakan dengan kadar proteinyang tepat diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sehingga dapat
mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kinerja produksi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan
pakan yang memiliki kadar protein berbeda, yaitu 38,5%, 42,5%, dan 44,5%, yangmasing-masing diulang 2 kali. Ikan dipelihara pada 6 kolam beton berukuran 2 mx 2 m x 1,8 m. Ikan dipelihara pada sistem air mengalir dengan debit 30 L/menit.Ikan sidat yang digunakan memiliki bobot 65,3 ± 2,73 g/ekor dengan kepadatan10 kg/m3. Pakan diberikan 4 kali sehari, yaitu pukul 06.00, 11.00, 16.00 dan 21.00secara at satiation. Ikan dipelihara selama 30 hari dengan pengambilan contohsetiap 15 hari sekali.
Parameter yang digunakan meliputi kelangsungan hidup, laju pertumbuhan,koefisien keragaman bobot, konversi pakan dan kualitas air. Hasil penelitian
menunjukkan perbedaan kadar protein pakan tidak berpengaruh nyata terhadapkelangsungan hidup, dan koefisien keragaman, tetapi berpengaruh nyata terhadaplaju pertumbuhan, jumlah konsumsi pakan dan rasio konversi pakan. Perlakuanterbaik (P<0,05) adalah pakan dengan kadar protein 46,5% menghasilkan laju
pertumbuhan 0,63%, dan konversi pakan sebesar 2,18.
Kata kunci : ikan sidat, kadar protein, rasio konversi pakan, pertumbuhan.
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 5/31
ABSTRACT
MUGNI MAULANA. Peformance Production Fish Eel Anguilla bicolor bicolor give Feed Protein 38,5 %, 42,5 %, and 46,5% in Pond Flow Water System.
Supervised by TATAG BUDIARDI and NUR BAMBANG PRIYO UTOMO.
Eel is a commodity that high value and favored international markets, but production still can not fill market demand. The problems most often occur in thecultivation of eels is on a slow growth, high feed conversion, and low survivalrates. The problems affecting the production performance is by increasingmaintenance time and cost of production. Fish feed is an important factor incultivation. Feeding with appropriate levels of protein is expected to increasegrowth so as to reduce production costs and improve production performance.
This study uses a completely randomized design with treatments of feedthat has a different protein content, i.e. 38.5%, 42.5%, and 44.5%, respectively
repeated 2 times. Fish reared in concrete ponds dimensions 2 m x 2 m x 1.8 m asmany as six in a pool of water flowing at the rate of 30 L/min. Eel fish used havea weight of 65.3 ± 2.73 g/fish with a density of 10 kg/m3. Feed given 4 times aday, ie at 05.00, 11:00, 16:00 and 21:00 are at satiation method. Fish maintainedfor 30 days with sampling every 15 days.
Parameters used include survival, growth rate, diversity coefficient weights,feed conversion and water quality. The results showed differences in the proteincontent of the feed did not significantly affect survival, and diversity coefficient,
but the real effect on the growth rate, feed intake and feed conversion. The besttreatment (P<0.05) is the feed with protein content of 46.5% resulted in a 0.63%growth rate and ratio feed conversion of 2.18.
Keywords: eel fish, ratio feed conversion, growth, protein content.
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 6/31
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 7/31
Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
padaTeknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
KINERJA PRODUKSI IKAN SIDAT Angui lla bicolor bicolor DIBERI PAKAN BERPROTEIN 38,5 %, 42,5 %, DAN 46,5%
PADA SISTEM KOLAM AIR MENGALIR
MUGNI MAULANA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 8/31
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 9/31
Judul skripsi : Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor DiberiPakan Berprotein 38,5%, 42,5%, dan 46,5% pada Sistem KolamAir Mengalir
Nama : Mugni Maulana
NIM : C14090051
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
Disetujui oleh
Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si.
Pembimbing I
Dr. Ir. Nur Bambang PU, M.Si.
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. Ir. Sukenda, M.Sc. Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 10/31
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa t a’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini adalah Kinerja ProduksiIkan Sidat Anguilla bicolor bicolor Diberi Pakan Berprotein 38,5%, 42,5%, dan46,5% pada Sistem Kolam Air Mengalir.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Tatag Budiardi, MSi danBapak Dr Ir Nur Bambang Priyo Utomo, MSi selaku pembimbing, serta BapakDeni Firmansyah dan Bapak Farid Wiyardi selaku pemilik PT Laju BanyuSemesta yang telah memberikan izin penggunaan tempat serta fasilitas sehingga
penelitian ini bisa berjalan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikankepada rekan-rekan yang banyak membantu selama penelitian. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada orang tua, serta seluruh keluarga dan sahabat, atas
segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
Mugni Maulana
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 11/31
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Rancangan Percobaan 2
Prosedur Penelitian 2
Parameter Pengamatan 3
Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
KESIMPULAN DAN SARAN 9
Kesimpulan 9
Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP 19
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 12/31
DAFTAR TABEL
1
Hasil analisis proksimat 3
2 Parameter kualitas air, satuan, dan alat ukur 5
3
Parameter produksi ikan sidat Anguilla bicolor bicolor 6
4 Kisaran kualitas air media pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor
bicolor 7
DAFTAR GAMBAR
1
Survival rate ikan sidat 6
2 Pertumbuhan bobot mutlak ikan sidat 7
DAFTAR LAMPIRAN
1 Sketsa kolam pembesaran ikan sidat 12
2 Prosedur analisis proksimat pakan 123 Analisis statistik derajat kelangsungan hidup 154 Analisis statistik laju pertumbuhan harian 155 Analisis statistik jumlah konsumsi pakan 156
Analisis statistik koefisien keragaman 167
Analisis statistik konversi pakan 168 Analisis usaha ikan sidat Anguilla bicolor bicolor 17
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 13/31
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat merupakan komoditas perikanan yang bernilai jual tinggi yaitusekitar 12-15 US$/kg sidat hidup dan disukai pasar internasional (Ringuet 2002).Produksi sidat dunia pada tahun 2000 mencapai 200.000 ton dengan nilaiUS$ 300.000.000 dan pada tahun 2010 mencapai 250.000 ton (FAO 2015).
Negara-negara seperti Jepang, Hongkong, Jerman, Italia merupakan konsumenikan sidat sehingga potensi ikan sidat sebagai komoditas ekspor sangat tinggi(Affandi 2005). Jepang mengimpor sidat tahun 1999 sebesar 65 ton dan
meningkat pada tahun 2001 menjadi 85 ton (Ringuet 2002). Hal ini tentunyamenjadi bukti bahwa sidat merupakan komoditas potensial ekspor yang kompetitif.
Ikan sidat membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi yang seimbanguntuk tumbuh secara optimal. NRC (1993) menyatakan, pakan yang dibuat dari
bahan baku yang mengandung nutrien dan energi yang cukup akan berguna dalam pertumbuhan, reproduksi, dan kesehatan ikan. Ketika terjadi kekurangan nutriendan energi maka pertumbuhan ikan akan menurun dan mudah terserang penyakit.
Penggunaan energi pada ikan dipengaruhi oleh jumlah pakan yangdikonsumsi. Energi diperoleh dari proses katabolisme yaitu perombakan ikatankimia melalui proses reaksi oksidasi dari senyawa kompleks, yaitu protein, lemak,dan karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam amino, asam lemak,
dan glukosa) sehingga dapat diserap oleh tubuh untuk digunakan atau disimpan(Campbell et al. 2008). Kebutuhan ikan akan protein dipengaruhi oleh beberapafaktor. Watanabe (1988) menyatakan bahwa kebutuhan ikan akan proteinditentukan oleh faktor ukuran ikan, suhu air, frekuensi pemberian pakan, energidalam pakan, dan kualitas protein yang ada. Kandungan protein yang optimaluntuk ikan dipengaruhi oleh keseimbangan protein dan energi, komposisi asamamino, kecernaan protein, dan sumber energi dalam pakan. Ketika energi
berkurang maka protein akan dirombak oleh tubuh untuk dijadikan sebagaisumber energi sehingga pertumbuhan ikan akan terhambat mengingat fungsiutama protein untuk ikan yakni pembentukan sel baru. Pakan yang memiliki
protein yang tepat diharapkan dapat meningkatkan asupan nutrisi pakan pada
benih ikan sidat, sehingga mampu memperkecil rasio konversi pakan,meningkatkan laju pertumbuhan, dan mengurangi kematian ikan.
Sistem kolam air mengalir merupakan sistem pemeliharan budidaya dengansumber air yang berasal dari sungai dan mengalir secara terus menerus dengandebit tertentu. Sistem kolam air mengalir memiliki keunggulan yaitu carrying
capacity yang lebih besar, oksigen terlarut yang tinggi, serta kotoran dan sisametabolisme mudah terbuang dibandingkan dengan kolam air tenang. Namunsistem kolam air mengalir memiliki kelemahan yaitu jika sumber air dari sungaimemiliki kualitas air buruk atau membawa penyakit maka akan menyebabkanikan stres dan kematian (Ngueku 2013)
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 14/31
2
Perumusan Masalah
Nutrien yang terkandung dalam pakan ikan adalah protein, lemak,karbohidrat, vitamin, dan mineral. Nutrien utama yang dibutuhkan ikan untuk
dapat tumbuh secara optimal adalah protein karena hampir 65-75% bobot keringtubuh ikan merupakan protein (Halver 1989). Protein merupakan kumpulan dariasam amino esensial dan nonesensial yang berantai dan membentuk ikatan peptida(NRC 1993). Jika kebutuhan ikan akan protein tidak mencukupi maka
pertumbuhan akan berhenti dan terjadi penurunan bobot tubuh karena protein pada jaringan tubuh akan dipecah kembali untuk mempertahan fungsi jaringantubuh yang lebih penting (NRC 1993). Salah satu cara untuk meningkatkankinerja produksi dan pertumbuhan yaitu dengan pemberian protein yang tepatdalam pakan pasta supaya dapat memperkecil konversi pakan, meningkatkan laju
pertumbuhan, dan mengurangi kematian ikan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar protein pakan terbaik bagi produksi ikan sidat pada sistem budidaya air mengalir melalui kajiankelangsungan hidup, pertumbuhan, rasio konversi pakan, serta kualitas air.
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian pakan dengan kadar proteinyang tepat pada media pemeliharaan yang baik akan menghasilkan kelangsunganhidup, pertumbuhan, dan rasio konversi pakan terbaik sehingga kinerja produksi
ikan sidat menjadi maksimal.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah merekomendasikan pakan dengan kadar protein yang tepat pada budidaya air mengalir supaya dapat meminimalkankematian ikan dan konversi pakan, serta memaksimalkan pertumbuhan.
METODE
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (Walpole 1990) dengantiga perlakuan dan masing-masing menggunakan 2 ulangan. Perlakuan tersebutadalah pakan pasta dengan kadar protein 38,5%, 42,5%, dan 46,5%.
Prosedur Penelitian
Pembuatan Pakan
Pakan yang digunakan dalam penelitian ini berupa pakan komersial berbentuk crumble. Pakan uji dihaluskan dengan grinding sehingga menjadi
tepung dan dicampur dengan carboxy methyl cellulose (CMC) sebagai perekat
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 15/31
3
(binder ) dalam pakan dengan kadar 5%. Pakan kemudian dianalisis proksimatyang terdiri dari analisis protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen(BETN), kadar air, dan kadar abu. Hasil analisis proksimat dalam bobot keringtertera pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil analisis proksimat pakan uji
Komposisi NutrienKandungan pakan berprotein
38,5% 42,5% 46,5%
Protein (%) 38,50 42,48 46,49
Lemak (%) 11,67 12,01 6,08
Serat Kasar (%) 8,85 7,93 1,86
Abu (%) 13,29 14,24 9,46
Air (%) 8,79 8,44 8,17
BETN1) (%) 18,90
14,90
27,94 1)BETN = bahan ektrak tanpa nitrogen
Persiapan WadahWadah yang digunakan pada penelitian ini adalah kolam beton berukuran 2
m x 2 m x 1,8 m sebanyak 6 unit menggunakan sistem air mengalir dengan debit30 L/Menit. Persiapan penelitian meliputi persiapan komponen kolam,
pembersihan komponen kolam, pengisian air, dan stabilisasi sistem. Pada kolamsistem air mengalir, air dari sungai masuk ke dalam kolam pemeliharaan melaluimelalui saluran air yang didesain secara seri, kemudian dikeluarkan melaluisaluran pembuangan dan dialirkan ke sungai kembali (Lampiran 1).
Pemeliharaan IkanIkan sidat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki bobot sekitar 50
sampai 90 gram/ekor. Bobot ikan sidat diukur dengan mengambil 20 sampelsehingga dapat diperoleh bobot rata-rata. Penebaran pada masing-masing kolamdilakukan sesuai dengan rancangan percobaan. Pakan diberikan secara at satiation (sekenyangnya) dengan frekuensi 4 kali dalam sehari, yaitu pukul 07.00, 12.00,16.00, dan 21.00 WIB. Pengelolaan kualitas air pada kolam air mengalirdilakukan dengan pengambilan sisa pakan, pembersihan saluran inlet ,
pembersihan kotoran yang ada di kolam, dan pergantian air sebanyak 20% perhari. Pengukuran kualitas air meliputi parameter suhu, dan DO dilakukan setiap
hari, sedangkan pH, (total ammonium nitrogen/TAN), nitrit, nitrat, dan alkalinitasdilakukan 14 hari sekali.
Parameter Pengamatan
Penelitian dilakukan selama 30 hari pemeliharaan. Parameter yang diamatiselama pemeliharaan meliputi bobot, jumlah ikan, jumlah pakan, dan kualitas air.Pengambilan sampel dengan mengambil 20 ikan per kolam dilakukan 3 kali, yaitu
pada waktu tebar ikan hari ke-1, hari ke-15 dan hari ke-30. Parameter tersebutdigunakan untuk menghitung derajat kelangsungan hidup, koefisien keragaman,
jumlah konsumsi pakan dan konversi pakan.
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 16/31
4
Derajat Kelangsungan Hidup
Persentasi kelangsungan hidup (KH) adalah perbandingan jumlah ikan yanghidup sampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan,yang dihitung dengan rumus Goddard (1996):
100KH
0
x N
N t
Keterangan: KH = Persentasi kalangsungan hidup (%) N0 = Jumlah ikan yang ditebar pada awal pemeliharaan (ekor) Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
Laju Pertumbuhan HarianLaju pertumbuhan harian (LPH) adalah persentase pertambahan bobot ikan
setiap harinya, yang dihitung dengan rumus Zonneveld (1990):
LPH = 1001
t
Wo
Wt
Keterangan : LPH = Laju pertumbuhan harian (%)Wt = Bobot ikan rata-rata pada waktu t pemeliharaan (g)Wo = Bobot ikan rata-rata pada waktu awal pemeliharaan (g)
t = Waktu pemeliharaan (hari)
Koefisien Keragaman BobotVariasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi bobot ikan yang
dinyatakan dalam koefisien keragaman (KK) dan dihitung menggunakan rumusWalpole (1990):
KK = (SY) x 100
Keterangan: KK = Koefisien keragaman (%)S = Simpangan bakuY = Rata-rata contoh
Jumlah Konsumsi PakanJumlah konsumsi pakan ikan (JKP) ikan diukur dengan cara menimbang
jumlah pakan yang dimakan setiap harinya selama penelitian dan dihitung denganrumus sebagai berikut Watanabe (1988):
Jumlah konsumsi pakan (g) = jumlah pakan awal (g) - jumlah pakan akhir (g)
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 17/31
5
Konversi Pakan
Pada penelitian ini perhitungan rasio konversi pakan (RKP) menggunakanrumus dari Takeuchi (1988):
0
RKPW W W
F
d t
Keterangan : RKP = Rasio konversi pakanWt = Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (gram)Wd = Biomassa ikan mati selama pemeliharaan (gram)W0 = Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (gram)
F = Jumlah total pakan selama pemeliharaan (gram)
Kualitas airPengukuran parameter kualitas air dilakukan setiap hari untuk parametersuhu dan oksigen terlarut. Parameter pH, nitrit, nitrat, amonia, dan alkalinitas,dilakukan 3 kali selama penelitian yaitu hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28.
Tabel 2. Parameter kualitas air, satuan, dan alat ukur
Parameter Satuan Alat ukur
Suhu oC Termometer digitalOksigen terlarut mg/L DO-meter
pH - pH-meter/lakmus Nitrit mg/L Spektrofotometer
Nitrat mg/L SpektrofotometerTAN mg/L SpektrofotometerAlkalinitas mg/L Titrimetrik
Analisis Data
Data yang telah diperoleh dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Data parameter kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, koefisien keragaman, jumlah konsumsi pakan, dan konversi pakan dianalisis menggunakan analisisragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Apabila berpengaruh nyata,untuk melihat perbedaan antar perlakuan diuji lanjut menggunakan uji Tukey.Analisis deskripsi kuantitatif digunakan untuk menjelaskan kelayakan media
pemeliharaan bagi kehidupan ikan sidat selama penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak ( software)Ms. Excel 2010 dan SPSS 16.0.
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 18/31
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian ini menghasilkan data berupa parameter produksi yang meliputi
kelangsungan hidup (KH), laju pertumbuhan harian (LPH), jumlah konsumsi pakan (JKP), koefisien keragaman (KK), dan rasio konversi pakan (RKP) serta parameter kualitas air yang meliputi suhu, pH, DO, nitrit, nitrat, TAN danalkalinitas.
Parameter kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan, koefisien keragaman, serta rasio konversi pakan hasilnya disajikan padaTabel 3. Hasil penelitian secara statistik menunjukkan, bahwa perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup, dan koefisien keragaman ikansidat selama pemeliharaan. Nilai terbaik untuk laju pertumbuhan harian (LPH)terdapat pada pakan berprotein 46,5% yaitu sebesar 0,63%, jumlah konsumsi
pakan (JKP) sebanyak 29,18 kg, dan rasio konversi pakan (RKP) sebesar 2,18.
Tabel 3 Parameter produksi ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
Parameter Protein
38.50% 42.00% 46.50%
Kelangsungan hidup (%) 97.69 ± 0.46a 97.14 ± 0.32a 98.10 ± 0.22a
Laju pertumbuhan harian (%) 0.38 ± 0.004c 0.50 ± 0.01 b 0.63 ± 0.03a
Jumlah konsumsi pakan (kg) 24.58 ± 1.01 b 26.35 ± 1.10ab 29.18 ± 0.63a
Koefisien keragaman (%) 15.43 ± 4.04a 14.58 ± 2.86a 9.94 ± 3.65a
Rasio konversi pakan 3.19 ± 0.02c 2.62 ± 0.09 b 2.18 ± 0.08a
aAngka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
taraf uji 5% (uji selang berganda Tukey).
Kelangsungan hidup turun secara gradual dari awal pemeliharaan sampaidengan pemeliharaan hari ke-30 (Gambar 1). Namun demikian, nilai tersebutmasih relatif tinggi berkisar antara 97,14 % hingga 98,10 %.
Gambar 1 Kelangsungan hidup ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada perlakuan pakan berprotein 38,5%, 42,5%, dan 46,5% selama 30 hari
pemeliharaan
90,00
91,00
92,00
93,00
94,00
95,00
96,00
97,00
98,00
99,00
100,00
0 15 30
K e l a n g s u n g
a n h i d u p ( % )
Waktu (hari ke-)
38,5%
42,5%
46,5%
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 19/31
7
Ikan sidat terus tumbuh selama pemeliharaan (Gambar 2). Kurva pertumbuhan dari awal sampai akhir penelitian relatif linier. Pada akhir pemeliharaan dilihat bahwa kandungan dengan pakan protein 42,5 %menghasilkan bobot ikan lebih tinggi daripada perlakuan lainnya.
Gambar 2 Pertumbuhan bobot mutlak ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada perlakuan pakan berprotein 38,5%, 42,5%, dan 46,5% dalam 30 hari pemeliharaan
Pengukuran parameter kualitas air pada kolam air mengalir dengan debit 30L/menit selama penelitian adalah suhu, DO, dilakukan setiap hari untuk parameter
amonia, nitrit, nitrat, alkalinitas, dan pH pengukuran dilakukan setiap 15 harisekali hasilnya disajikan pada Tabel 4. Hasil analisis menunjukkan nilai kualitasair selama penelitian relatif sama antar perlakuan.
Tabel 4 Kisaran kualitas air media pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor pada
pakan dengan kadar potein 38,5%, 42,5 %, 46,5%, dan sungai
Parameter Perlakuan Sungai
38,50% 42,00% 46,50% (inlet )
Suhu (0C) 24,05 ± 0,039 24.12 ± 0,002 23,49 ± 0,009 24,12
DO (mg/L) 5,36 ± 0,01 5,36 ± 0,34 5,25 ± 0,41 6,99
TAN (mg/L) 0,500 ± 0,010 0,570 ± 0,047 0,590 ± 0,071 0,750
Nitrit (mg/L) 0,250 ± 0,001 0,280 ± 0,023 0,280 ± 0,056 0,070
Nitrat (mg/L) 0,430 ± 0,062 0.360 ± 0,004 0,470 ± 0,067 0,270
Alkalinitas (mg/L) 149,30 ± 18,86 140,00 ± 5,66 142,70 ± 1,89 149,30
pH 7,50 ± 0,45 7,50 ± 0,02 7,60 ± 0,07 7,80
50,00
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
80,00
85,00
0 15 30
B o b o t ( g / h a r i )
Waktu (hari ke-)
38,5%
42,5%
46,5%
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 20/31
8
Pembahasan
Kelangsungan hidup (KH) adalah persentase perbandingan jumlah ikanyang hidup hingga akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal
pemeliharaan. Nilai SR merupakan tolok ukur keberhasilan dalam budidaya.Kelangsungan hidup ikan sidat yang dipelihara pada semua perlakuan semakinmenurun seiring dengan waktu pemeliharaan. Kelangsungan hidup ikan selama
penelitian sangat baik, yaitu berkisar antara 97,14% hingga 98,10%. Hal inimenunjukkan bahwa ikan mampu beradaptasi dengan baik terhadap kondisilingkungan pemeliharaan dan jenis pakan yang diberikan. Hal ini relatif lebih baik
jika dibandingkan dengan penelitian Bakeer (2006) yang menghasilkankelangsungan hidup ikan sidat pada perlakuan level pemberian pakan berproteinsama, yaitu berkisar antara 90% hingga 100%.
Pertumbuhan merupakan salah satu komponen yang penting dalam produktivitas. Secara umum pertumbuhan merupakan ekspresi dari pertambahan
volume, bobot basah, ataupun bobot kering terhadap suatu satuan waktu tertentu(Effendi 1979, Hartnoll 1982). Pertumbuhan erat kaitannya dengan ketersediaan
protein dalam pakan, sehingga pertumbuhan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya protein pakan (Watanabe 1988). Tabel 4 menunjukkan laju pertumbuhan perlakuan protein pakan 46,5% yaitu sebesar 0,63% yang lebih tinggi 1,7 kalidibandingkan dengan protein pakan 38,5% yaitu sebesar 0,38%, serta 1,3 kalidibandingkan dengan protein pakan 42,5% yaitu sebesar 0,5%. Tulay et al.(2005)melaporkan bahwa pertumbuhan yang didapat dari hasil penelitan ikan sidat eropayang diberi pakan dengan kadar protein pakan berkisar antara 35% hingga 47%memperoleh pertumbuhan 0,27% hingga 0,33%. Hal ini menujukkan bahwa kadar
protein pakan berkorelasi positif dengan laju pertumbuhan sehingga kadar protein berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan sidat. Hal ini didukung oleh penelitian Gad et al. (1985) yang menyatakan, bahwa kadar protein minimumuntuk tumbuh maksimal ikan sidat pada stadia fingerling di suhu 25 0C adalah45%.
Koefisien keragaman (KK) bobot menggambarkan tingkat keragaman bobotikan pada akhir pemeliharaan, yaitu semakin tinggi nilai koefisien keragamanmaka tingkat keseragaman bobot semakin kecil. Koefisien keragaman bobot ikanselama penelitian yaitu berkisar antara 9,94% hingga 14,43%. Brett et al. (2001)melaporkan bahwa koefisien keragaman bobot yang didapat dari hasil penelitianikan sidat australia ekor pendek pada fase glass eel berkisar 15% hingga 47%.
Koefisien keragaman bobot ikan sidat yang dipelihara tidak berbeda nyata antar perlakuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan pakan yang cukupmeningkatkan peluang ikan untuk mendapatkan pakan secara merata.
Jumlah konsumsi pakan adalah banyaknya pakan yang diberikan terhadapikan. Tabel 4 menujukkan jumlah konsumsi pakan pada perlakuan protein 46,5%lebih tinggi dibandingkan dengan protein 42,5% dan 38,5%. Jumlah konsumsi
pakan berkorelasi positif terhadap laju pertumbuhan dan konversi pakan. Haltersebut menujukkan bahwa pakan yang diberikan dimanfaatkan dengan baikuntuk ikan tumbuh. Hal ini didukung pernyataan Halver (1989), yaitu proteinsangat penting bagi tubuh ikan karena hampir 65-75% bobot kering tubuh ikanmerupakan protein. Webster dan Lim (2002) menyatakan bahwa ikan sidat
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 21/31
9
bersifat karnivora dan membutuhkan protein yang lebih tinggi dibandingkanherbivora dan omnivora.
Nilai konversi pakan adalah jumlah kilogram pakan yang dibutuhkan untukmembentuk satu kilogram daging. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
peningkatan kadar protein pakan akan menurunkan rasio konversi pakan. Costas(2009) melaporkan bahwa FCR yang didapat dari hasil penelitan ikan sidat eropadengan protein pakan 54,5% yang dipelihara di kolam pembesaran sistem intensifmenghasilkan FCR berkisar antara 1,8 hingga 2,6. Nose dan Arai (1972) dalamWebster (2002) melaporkan bahwa Anguilla japonica yang muda atau masih kecilmembutuhkan lebih dari 45 % protein murni berbasis kasein. Tibbets et al (2000)dalam Webster (2002) memperkirakan bahwa level optimum protein untuk juvenilsidat Amerika yaitu 47 % dengan pakan berbasis tepung ikan herring. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa pakan dengan kadar protein 46,5% lebih baikdibandingkan dengan pakan dengan kadar protein yang lebih rendah.
Data kualitas air selama penelitian berada pada kisaran yang sesuai dengan
kriteria pemeliharaan ikan sidat. Hal ini didukung oleh penelitian Tesch (2003)yaitu kisaran parameter kualitas air optimum pada pemeliharaan ikan sidat, yaitu
pH 7-8, suhu 23-26 (0C), DO minimal 5 mg/L, TAN maksimal 1 mg/L. Nitrit bersifat lebih tidak beracun dibandingkan amoniak dan tidak mematikan bagi ikan,dengan kadar toleransi sampai 0,5 mg/L (Knosche 1994). Alkalinitas yang baik
bagi kehidupan ikan pada umumnya yaitu berkisar antara 20-300 mg/L (Boyd1988). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas air selama penelitianmasih dalam kondisi optimal bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikansidat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pakan dengankadar protein 38,5%, 42,5%, dan 46,5% tidak berpengaruh nyata terhadap tingkatkelangsungan hidup, dan koefisien keragaman, namun berpengaruh nyata tehadaplaju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan, dan konversi pakan. Pakandengan kadar protein 46,5% merupakan pakan terbaik bagi produksi pembesaranikan sidat pada sistem kolam air mengalir dengan debit 30 L/menit.
Saran
Pakan dengan kadar protein 46,5% disarankan untuk digunakan dalam pemeliharaan ikan sidat. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk kadar protein pakan yang sama dengan formulasi bahan pakan yang berbeda ataudengan rasio energi-protein yang berbeda.
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 22/31
10
DAFTAR PUSTAKA
Affandi R. 2005. Strategi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Sidat Anguilla spp. diIndonesia. J Iktiologi Indonesia 5 (2): 77 – 81.
Bakeer MN. 2006. Growth and Survival of Eel (Anguilla anguilla) Fingerlings fed
at Different Intake Levels. Journal of the Arabian Aquaqulture Society. Vol 1(2): 131-141.
Boyd CE. 1988. Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Fourth Printing.Alabama (US): Auburn University Agriculture Experiment Station. 359 p.
Brett AI, Gooley GJ, Sena SDS, Larkin BJ, Collins RA. 2001. Preliminary
observations on the tank and pond culture of the glass eels of the Australian
shortfin eel, (Anguilla australis) Richardson. International Journal ofAquaculture Research. Vol 32 (2): 833-848.
Campbell NA, Reece JB, Urry LA, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB.2008. Biologi Jilid 1(Edisi Kedelapan). Terjemahan : D. T. Wulandari.Penerbit Erlangga. Jakarta. 414 halaman.
Costas K, Cosmas N. 2009. Growth rate and feed conversion efficiency of
intensively cultivated European eel (Anguilla anguilla L.). International Journalof Fisheries and Aquatic Studies. Vol 1(1).
Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Nusatama.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2015. Anguilla japonica [internet].[diunduh 28 Februari 2015]. Tersedia pada: www.fao.org/fishery/culturedspecies/Anguilla_japonica/en#tcNA00EA.
Gad D, Avshalom H, Dan L. 1985. Effect of protein level in purified diet and of
density, ammonia and O2 , level on growth of juveneli european eels (Anguilla
anguilla L.). International Journal of Aquaculture Engineering. Vol 46 (1):193-200.
Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. New York (US):Chapman and Hall.
Halver JE. 2002. Fish Nutrition. New York (US): Academic Press.
Hartnoll RG 1982. Growth In The Biology Crustacea. Volume 2. Embryiology,
morphology and genetics. New York (US): Academic Press.
Knosche R. 1994. An effective biofilter type for eel culture in resirculation system.International journal of Aquaculture Engineering. Elsevier Applied Science.Vol 13 (1): 365-276.
[NRC] National Research Council. 1993. Nutrien Requirement of Fish.Washington DC (US): National Academy Press.
Ngueku BB. 2013. Water monitoring in fish pond. International Journal ofFisheries and Aquatic Studies. Vol 2 (3): 31-32
Ringuet S. 2002. Their Harvest and Trade in Europe and Asia. Traffic Bull. 19: 2-3.
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 23/31
11
Takeuchi T. 1988. Laboratory work chemical evaluation of dietary nutrition. InWatanabe T, ed. Fish Nutrition and Mariculture. JICA Textbook the GeneralAquaculture Course. Tokyo (JP): Kanagawa Internat. Fish. Training Center. p179-229.
Tesch FW. 2003. The Eel Biology and Management of Anguillid Eels. British(UK): Blackwell Publishing.
Tülay A, Nazmi T, Erdal N, Yusuf S. 2005. Some Growth Parameters on
European Eel (Anguilla anguilla L., 1758) Fed with Different Feeds.International Journal of Fisheries and Science. Vol 22 (1): 215 – 219
Walpole RE. 1990. Pengantar Statistika. Terjemahan: Sumantri B. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 516 halaman.
Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Tokyo (JP): Departement ofAquatic Bioscience, Tokyo University of Fisheries, JICA.
Webster CD, Lim C. 2002. Nutrien Requirement and Feeding of Finfish for Aquaculture. Kentucky (US): Aquaculture Research Center.
Zonneveld NZA, Huisman EA, Bonn JH. 1991. Prinsi-prinsip Budidaya ikan.Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 24/31
12
Lampiran 1 Sketsa kolam pembesaran ikan sidat selama penelitian
Lampiran 2 Prosedur analisis proksimat (Takeuchi, 1988)
A.
Prosedur analisis kadar air1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 1000C selama 1 jam kemudian
dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1) Kadar Air2. Bahan ditimbang 2-3 gram (A)3. Cawan dan bahan dipanaskan dalam oven pada suhu 110 0C selama 4-6 jam
kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2)
Kadar Air % = X2−X1A 100 %
B. Prosedur analisis kadar abu1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 1000C selama 1 jam dan kemudian
dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1)2. Bahan ditimbang 2-3 gram (A)3. Cawan dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000C sampai menjadi abu
kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 30 menit dan ditimbang (X2)
Kadar Abu % = X2−X1A 100 %
C. Prosedur analisis kadar protein1.
Tahap oksidasi1) Sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dimasukkan kedalam labu
Kjehdahl. 2) Katalis (K 2SO4+CuSO4,5H2O) dengan rasio 9:1 ditimbang sebanyak 3
gram dan dimasukkan ke dalam labu kjehdahl. 3) 10 mL H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam labu kjehdahl, kemudian labu
tersebut dalam rak oksidasi pada suhu 4000C selama 3-4 jam sampaiterjadi perubahan warna hijau bening.
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 25/31
13
4) Larutan didinginkan lalu ditambahkan air destilasi 100 mL, kemudianlarutan dimasukkan kedalam labu takar dan diencerkan dengan akuadessampai voulume larutan mencapai 100 mL.
2. Tahap Destilasi
1)
Beberapa tetes H2SO4 dimasukkan kedalam labu, sebelumnya labu diisisetengahnya dengan akuades untuk menghindari kontaminasi olehamoniak lingkungan. Kemudian didihkan selama 10 menit.
2) Erlenmeyer diisi 10 mL H2SO4 0,05 N dan ditambahkan 2 tetes indikator metilred diletakkan di bawah pipa pembuangan kondesor dengan caradimiringkan sehingga ujung pipa tenggelam dalam cairan.
3) 5 mL larutan sampel dimasukkan kedalam tabung destilasi melaluicorong yang kemudian dibilas dengan akuades dan ditambahkan 10 mL
NaOH 30 % lalu dimasukkan melalui corong tersebut dan ditutup. 3.
Tahap titrasi1) Larutan hasil destilasi dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N.
2)
Volume hasil titrasi dicatat. 3) Prosedur yang sama juga dilakukan pada blanko.
Kadar protein (%)= 0,0007 x 6,25 x ( ν BLANKO – ν SAMPLE) x 20 x100%
A
D. Prosedur analisis serat kasar1. Kertas saring dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 1100C.
Setelah itu didinginkan kedalam desikator selama 15 menit dan ditimbang(X1)
2. Sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram (A) dimasukkan ke dalam erlenmeyer250 ml
3.
H2SO4 0,3 N sebanyak 50 ml ditambahkan kedalam Erlenmeyer kemudiandipanaskan di atas pembakar Bunsen selama 30 menit. Setelah itu NaOH 1,5
N sebanyak 25 ml ditambahkan ke dalam Erlenmeyer dan dipanaskankembali selama 30 menit.
4. Larutan dan bahan yang telah dipanaskan kemudian disaring dalam corongBuchner dan dihubungkan pada pompa vakum untuk mempercepat filtrasi.
5. Larutan dan bahan yang ada pada corong buchner kemudian dibilas secara
berturut-turut dengan 50 mL air panas, 50 mL H2SO4 0,3 N, 50 ml air panas,dan 25 ml aseton.6.
Kertas saring dan residu bahan dimasukkan dalam cawan porselin, laludipanaskan dalam oven 105-1100C selama 1 jam kemudian didinginkandalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2).
7. Bahan dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000C hingga berwarna putih,netralkan panas dalam oven, dinginkan, dan timbang (X3)
Serat Kasar % = X 2 − X 3 − X 1A x 100 %
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 26/31
14
E. Prosedur analisis kadar lemak1. Metode ekstraksi Soxhlet
1) Labu ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 1100C dalam waktu 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan
ditimbang bobot labu tersebut (X1)2) Sampel ditimbang sebanyak 3-5 gram (A), dan dimasukkan ke dalam
selongsong tabung filter dan dimasukkan ke dalam Soxhlet dan pemberatdiletakkan diatasnya.
3) N-hexan 100-150 mL dimasukkan ke dalam Soxhlet sampai selongsongterendam dan sisa N-hexan dimasukkan ke dalam labu.
4) Labu yang telah dihubungkan dengan soxhlet dipanaskan di atas water
bath sampai cairan yang merendam sampel soxhlet berwarna bening. 5) Labu dipanaskan dan tetap dipanaskan hingga N-hexan menguap. 6)
Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 60 menit,kemdian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang
(X2).
2. Metode Folch1) Sampel ditimbang sebanyak 2-3 gram (A) dan dimasukkan ke dalam
gelas homogenizer dan ditambahkan larutan kloroform / metanol (20xA),sebagian disisakan untuk membilas pada saat penyaringan.
2) Sampel dihomogenizer selama 5 menit, kemudian disaring dengan pompa vakum.
3) Sampel yang telah disaring tersebut dimasukkan dalam labu pemisahyang telah diberi larutan MgCl2 0,03 N (0,2 x C), kemudian dikocokdengan kuat minimal selama 1 menit. Labu yang berisi sampel ditutupdengan alumunium foil dan didiamkan selama 1 malam.
4) Labu silinder dikeringkan dalam oven terlebih dahulu pada suhu 1100Cselama 1 jam, didinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudianditimbang (X1).
5) Lapisan bawah yang terdapat dalam labu pemisah disaring ke dalam labusilinder kemudian dievaporator sampai kering. Sisa kloroform / metanolyang terdapat dalam labu ditiup dengan menggunakan pompa vakum.
6)
Setelah sisa kloroform/metanol dalam labu habis, labu dimasukkan kedalam oven selama 1 jam, didinginkan dalam desikator selama 30 menitkemudian ditimbang (X2).
Kadar Lemak % = X2−X1A x 100 %
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 27/31
15
Lampiran 3 Analisis statistika derajat kelangsungan hidup
a. Anova
Sumber
KeragamanJK DB KT F P
Perlakuan 0.938 2 0.469 3.939 0.145
Sisa 0.357 3 0.119
Total 1.295 5P>0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup
Lampiran 4 Analisis statistika laju pertumbuhan harian
a. Anova
Sumber Keragaman JK DB KT F PPerlakuan 0.063 2 0.031 93.8 0.002
Sisa 0.001 3 0
Total 0.064 5
P<0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup
b. Uji Tukey
Perlakuan Nα = 0,05
C B A
38,5% 2 0.38
42,5% 2 0.5
46,5% 2 0.63
P 1 1 1
Lampiran 5 Analisis statistika jumlah konsumsi pakan
a. Anova
SumberKeragaman
JK DB KT F P
Perlakuan 21.492 2 10.746 12.373 0.036
Sisa 2.605 3 0.868
Total 24.098 5P<0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi pakan
b. Uji Tukey
Perlakuan Nα = 0,05
B A
38,5% 2 24.58
42,5% 2 26.345 26.345
46,5% 2 29.175
P 0.285 0.11
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 28/31
16
Lampiran 6 Analisis statistika koefisien keragaman
a. Anova
Sumber Keragaman JK DB KT F P
Perlakuan 34.967 2 17.484 1.388 0.374Sisa 37.78 3 12.593
Total 72.748 5P>0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap koefisien keragaman
Lampiran 7 Analisis statistika konversi pakan
a. Anova
Sumber Keragaman JK DB KT F P
Perlakuan 1.007 2 0.503 103.411 0.002
Sisa 0.015 3 0.005
Total 1.021 5
P<0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata terhadap jumlah konversi pakan
b. Uji Tukey
Perlakuan Nα = 0,05
C B A
38,5% 2 2.19
42,5% 2 2.62
46,5% 2 3.19
P 1 1 1
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 29/31
1
Lampiran 8 Analisis Usaha
Investasi
Jumlah Hargasatuan
UT(Tahun)
Nilaisisa
Harga total Penyusutan per tahun
Komponen Satuan 38,5% 42,5% 46,5% 38,5% 42,5% 46,5% 38,5% 42,5% 46,5%
Sewa Kolam unit 20 20 20 1000000 10 100000 20000000 20000000 20000000 1990000 1990000 1990000
Lampu unit 4 4 4 25000 1 0 100000 100000 100000 100000 100000 100000
Seser unit 1 1 1 10000 10 0 10000 10000 10000 1000 1000 1000
Sterofoam unit 2 2 2 5000 1 0 10000 10000 10000 10000 10000 10000Gayung unit 2 2 2 5000 10 0 10000 10000 10000 1000 1000 1000
Tempat pakan unit 20 20 20 50000 5 0 1000000 1000000 1000000 200000 200000 200000Timbangandigital unit 1 1 1 250000 5 0 250000 250000 250000 50000 50000 50000
Pipa 3" Meter 10 10 10 10000 10 0 100000 100000 100000 10000 10000 10000
Baskom unit 2 2 2 7500 3 0 15000 15000 15000 5000 5000 5000
21495000 21495000 21495000 2367000 2367000 2367000
Biaya Tetap
JumlahSatuan
Hargasatuan
Harga total per tahun tiap perlakuan
Komponen 38,5% 42,5% 46,5% 38,5% 42,5% 46,5%
BiayaPenyusutan 0 0 0 0 0 2367000 2367000 2367000
AbodemenListrik 1 1 1 Bulan 50000 600000 600000 600000SewaBangunan 1 1 1 Bulan 300000 3600000 3600000 3600000
PBB 1 1 1 Tahun 100000 100000 100000 100000
6667000 6667000 6667000
17
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 30/31
2
Biaya Variabel
Jumlah Harga total per tahun tiap perlakuan
Komponen 38,5% 42,5% 46,5% SatuanHargasatuan 38,5% 42,5% 46,5%
Benih 1200 1200 1200 Kg 500000 3600000000 3600000000 3600000000
Plastik benih 1 1 1 Kg 15000 90000 90000 90000
Karet 0.5 0.5 0.5 kg 10000 30000 30000 30000 biayatransportasi 1 1 1 Trip 100000 600000 600000 600000
PK 2 2 2 Botol 6000 72000 72000 72000
Pakan* 3200 2600 2200 Kg 22500 384000000 351000000 330000000
3984792000 3951792000 3930792000
38,5% 42,5% 46,5%
Biaya operasional 3991459000 3958459000 3937459000
Penerimaan pertahun 7200000000 7200000000 7200000000
Keuntungan 3208541000 3241541000 3262541000R/C 1.804 1.819 1.829
18
7/26/2019 C15mma
http://slidepdf.com/reader/full/c15mma 31/31
19
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Subang pada tanggal 01 Mei 1992, dari pasangan H.
Sutiman dan Hj. Anengsih. Pada tahun 2003 menyelesaikan pendidikan SekolahDasar (SD) di SD Negeri 1 Ciasem dan di tahun 2006 lulus dari SekolahMenengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Ciasem. Pada tahun 2009 penulismenyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1Ciasem. Pada tahun 2009 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan kuliah(S1) di program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya,Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyelesaikan studi danmemperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Sekolah Sarjana Teknologi danManajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, InstitutPertanian Bogor adalah mengenai “Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor
bicolor Diberi Pakan Berprotein 38,5%, 42,5%, dan 46,5% pada Sistem KolamAir Mengalir”.