80
PENGGUN KELANGSUNG albifrons DALA D DE FAKUL NAAN MEDIA PUREWATER TERH GAN HIDUP IKAN BLACK GHOST AM PENGANGKUTAN SISTEM TE DENGAN KEPADATAN TINGGI MARSANDRE JATILAKSONO EPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN LTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUT INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 HADAP T Apteronotus ERTUTUP TAN

C12mja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

file pribadi

Citation preview

Page 1: C12mja

PENGGUNAAN MEDIA KELANGSUNGAN HIDUP I

albifrons DALAM PENGANGKUTAN SDENGAN KEPADATAN TIN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PENGGUNAAN MEDIA PUREWATER TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP I KAN BLACK GHOST

DALAM PENGANGKUTAN S ISTEM TERTUTUP DENGAN KEPADATAN TIN GGI

MARSANDRE JATILAKSONO

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2012

TERHADAP BLACK GHOST Apteronotus

ISTEM TERTUTUP

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Page 2: C12mja

PENGGUNAAN MEDIA KELANGSUNGAN HIDUP I

albifrons DALAM PENGANGKUTAN SDENGAN KEPADATAN TIN

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PENGGUNAAN MEDIA PUREWATER TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP I KAN BLACK GHOST

DALAM PENGANGKUTAN S ISTEM TERTUTUPDENGAN KEPADATAN TIN GGI

MARSANDRE JATILAKSONO

SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan BudidayaDepartemen Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2012

TERHADAP BLACK GHOST Apteronotus

ISTEM TERTUTUP

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Page 3: C12mja

Judul : Penggunaan media Purewater terhadap kelangsungan hidup

ikan Black Ghost Apteronotus albifrons dalam pengangkutan

sistem tertutup dengan kepadatan tinggi

Nama Mahasiswa : Marsandre Jatilaksono

Nomor Pokok : C14050876

Disetujui,

Pembimbing I

Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc NIP. 19630212 198903 1 003

Pembimbing II

Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc NIP.19610625 198703 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Budidaya Perairan

Dr. Ir. Odang Carman, M.Sc NIP. 19591222 198601 1 001

Tanggal Lulus:

Page 4: C12mja

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: PENGGUNAAN MEDIA PUREWATER TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BLACK GHOST Apteronotus albifrons DALAM PENGANGKUTAN SISTEM TERTUTUP DENGAN KEPADATAN TINGGI adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2012 MARSANDRE JATILAKSONO C14050876

Page 5: C12mja

PRAKATA

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT Maha Pemilik dan

Pemberi Pengetahuan, dengan berbagai energi dan motivasi-Nya penulis dapat

selalu menggali ilmu serta mampu menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta

salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membangun imperium

terbesar di sejarah peradaban manusia dengan menggunakan ilmu, yang masih dapat

kita rasakan manfaatnya sampai saat ini.

Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2010 bertempat di

Laboratorium Basah Bagian Lingkungan BDP-FPIK-IPB dengan Judul

“Penggunaan Media Purewater Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost

Apteronotus albifrons Dalam Pengangkutan Sistem Tertutup Dengan Kepadatan

Tinggi”.

Terselesaikannya karya ilmiah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Orang tua dan keluarga yang tak pernah henti-hentinya memberikan doa,

kepercayaan dan semangat

2. Dr. Eddy Supriyono, M.Sc dan Dr. Kukuh Nirmala, M.Sc selaku dosen

pembimbing atas arahan serta bimbingannya

3. Dr. Widanarni, M.Si dan Ir. Dadang Shafruddin, M.S selaku dosen penguji, atas

eksplorasi dan kajiannya

4. Bapak Eko Susilo dan Bapak Ali Mustofa dari PT. Sariguna Primatirta (Cleo)

serta Bapak Sumarna dari Tani Ikan Hias Citayam atas saran profesionalnya

5. Ibnu Ismail Al-Jazari ”Bapak Engineering Modern”, Ilmuwan/penemu yang

telah menginspirasi untuk menciptakan alat pengguncang (simulator

transportasi) di penelitian ini

6. Staf Departemen BDP-IPB serta staf maupun personil Laboratorium Bagian

Lingkungan BDP (Bapak Jajang Ruhyana, M. Faisol Riza, Bapak Akbar "Abe”

Firdaus dan rekan-rekan penelitian satu lab) atas diskusi dan bantuannya

7. Sahabat perjuangan di berbagai wadah pergerakan, ranah akademik dan satu atap

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2012

Marsandre Jatilaksono

Page 6: C12mja

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 08 Mei 1987 dari ayahanda Bambang

Sugihartono dan ibunda Tuti Rejeki. Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMAN 49 Jakarta dan

lulus tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui

jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan memilih mayor Teknologi

dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melakukan praktek magang

pembenihan udang vaname di PT. Central Pertiwi Bahari, Lampung (Juli-

Agustus, 2008). Penulis juga pernah menjadi asisten S1 semester genap mata

kuliah Fisika Kimia Perairan (2008/2009 dan 2009/2010), asisten S1 semester

genap mata kuliah Engineering Akuakultur (2008/2009 dan 2009/2010), asisten

S1 semester ganjil mata kuliah Manajemen Kualitas Air (2009/2010), asisten D3

semester genap mata kuliah Rekayasa Wadah Budidaya (2008/2009 dan

2009/2010) dan asisten D3 semester ganjil mata kuliah Kualitas Air dan Tanah

(2009/2010).

Penulis juga aktif menjadi pengurus BEM TPB-IPB (2005/2006), Forum

Mahasiswa Alumni SMAN 49 Jakarta di IPB (2005/2006), HIMAKUA

(2006/2007), Forum Keluarga Muslim FPIK-IPB (2006/2007), BEM FPIK-IPB

(2007/2008), Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (2008/2010), Komunitas

Pengusaha Muslim Indonesia (2009/2010) dan Komunitas Tangan Di Atas

(2009/2010). Penulis juga pernah bekerja sebagai pengelola Kolam Daunku Farm

di Situ Daun, Bogor (2007-2008). Saat ini, penulis bekerja menjadi Manajer Sales

dan Marketing di PT. Monggi Agro Sejahtera (Monggi Group) berkantor di Tanah

Abang, Jakarta. Selain itu, penulis juga membuka usaha, antara lain: jasa

konsultan perikanan, toko peralatan ikan online (Fishbuk / FishUP), IT Konsultan,

Multimedia Designer dan Internet Marketer (Jati Lines Netindo/JLN).

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul “Penggunaan Media Purewater Terhadap Kelangsungan Hidup

Ikan Black Ghost Apteronotus albifrons Dalam Pengangkutan Sistem

Tertutup Dengan Kepadatan Tinggi ”.

Page 7: C12mja

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mencantumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 8: C12mja

ABSTRAK

MARSANDRE JATILAKSONO . Penggunaan media purewater terhadap kelangsungan hidup ikan Black Ghost Apteronotus albifrons dalam pengangkutan sistem tertutup dengan kepadatan tinggi. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan KUKUH NIRMALA. Permasalahan yang sering terjadi dalam pengiriman ikan hias ekspor adalah kelangsungan hidup (KH) yang menurun akibat kualitas air yang memburuk selama pengangkutan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan purewater sebagai media pengangkutan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbandingan komposisi purewater dengan air sumur yang tepat yang menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan Black Ghost yang paling baik di dalam sistem pengangkutan tertutup berkepadatan tinggi. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan uji simulasi transportasi ikan. Ikan ditransportasikan dengan media yang berbeda, A (100% purewater), perlakuan B (25% purewater + 75% air sumur), perlakuan C (50% purewater + 50% air sumur), perlakuan D (75% purewater + 25% air sumur) dan kontrol (100% air sumur). Transportasi dilakukan dengan durasi waktu sampai dengan 120 jam. Hasil yang didapat, purewater memberi pengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan dan kualitas air media pengangkutan. Pengaruh yang nyata terhadap KH mulai terjadi saat jam ke-48. Pada jam ke-48 tersebut, perlakuan A dan perlakuan D menghasilkan nilai KH tertinggi sebesar 94,17±1,44%, namun secara ekonomis perlakuan D lebih menguntungkan. Pada jam ke-120, perlakuan A menghasilkan nilai KH tertinggi sebesar 69,17+3,82% dengan nilai oksigen terlarut sebesar 5,50+0,12 mg/ℓ dan Total Amonia Nitrogen (TAN) sebesar 6,77±0,58 mg/ℓ. Perlakuan A dengan komposisi 100% purewater memiliki kualitas air yang relatif lebih baik dan stabil pada media pengangkutan ikan sistem tertutup serta menghasilkan KH yang tinggi. Kata kunci : purewater, transportasi, kepadatan tinggi, Black Ghost, Apteronotus

Page 9: C12mja

ABSTRACT MARSANDRE JATILAKSONO . The use of purewater medium on survival rate of Black Ghost fish Apteronotus albifrons in a closed transportation system with high density. Supervised by EDDY SUPRIYONO and KUKUH NIRMALA The problem has occurred frequently in export of ornamental fish transportation is a low survival rate caused by water quality which worsen during transportation. The one solution of them is using purewater to medium of fish transportation. This study aimed to determine the effective comparison of composition of purewater and well water to create the best survival rate of Black Ghost fish in a closed transportation system with high density. The study was conducted in laboratory with a simulation of fish transport test. Fish were transported in difference medium, i.e., treatment A (100% purewater), treatment B (25% purewater + 75% well water), treatment C (50% purewater + 50% well water), treatment D (75% purewater + 25% well water) and Control (100% well water). The package system was transport up to 120 hour. The result showed that purewater given effects on survival rate and water quality of transportation medium. The real effect on survival rate was began at the 48th hour. At that time, treatment A and treatment D has created highest survival rate (94,17±1,44%), however in economic analyzed showed that the treatment C mostly profitable. At the 120th hour, treatment A was created highest survival rate (69,17+3,82%) too. At that time the Dissolved of Oxygen (DO) was 5,50+0,12 mg/ℓ and Total of Amonia-Nitrogen (TAN) was 6,77±0,58 mg/ℓ. Treatment A which content of 100% purewater have relatively better in water quality and stable in a closed fish transportation. It was created high survival rate. Keywords : purewater, transportation, high density, Black Ghost, Apteronotus

Page 10: C12mja

i

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR LAMPIRAN iv I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1 II. METODOLOGI 4

2.1 Waktu dan Tempat 4 2.2 Tahap Penelitian 4 2.3 Alat dan Bahan 4

2.3.1 Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan 4 2.3.2 Alat dan Bahan untuk Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen

(TKO) 4 2.3.3 Alat dan Bahan untuk Penentuan Laju Ekskresi Total Amonia

Nitrogen (TAN) Ikan 4 2.3.4 Alat dan Bahan untuk Penentuan Volume Purewater dalam

Pengangkutan 5

2.4 Prosedur Kerja 5 2.4.1 Prosedur Penentuan Kemampuan Puasa Ikan 5 2.4.2 Prosedur Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO) 5 2.4.3 Prosedur Penentuan Laju Ekskresi Total Amonia Nitrogen

(TAN) Ikan 6 2.4.4 Prosedur Penentuan Volume Optimum Purewater 6

2.5 Kualitas Air 7 2.6 Analisis Data 7 2.7 Rancangan Penelitian 8 2.8 Pengumpulan Data 8

2.8.1 Derajat Kelangsungan Hidup (KH) 8 2.8.2 Laju Pertumbuhan Harian 9 2.8.3 Total Amonia Nitrogen (TAN) dan NH3 9 2.8.4 Oksigen Terlarut (DO), Suhu, Derajat Keasaman (pH),

Karbondioksida (CO2), Nitrit (NO2), Kesadahan dan Konduktivitas 10

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 11

3.1 Hasil 11 3.1.1 Kemampuan Puasa Ikan 11 3.1.2 Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO) Ikan 12 3.1.3 Laju Ekskresi Total Amonia Nitrogen (TAN) Ikan 12 3.1.4 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH) Ikan Black Ghost pada

Media Pengangkutan 13

Page 11: C12mja

ii

3.1.5 Konsentrasi Oksigen Terlarut (DO) Media Air Pengangkutan 15 3.1.6 Suhu Media Air Pengangkutan 16 3.1.7 Nilai pH Media Air Pengangkutan 17 3.1.8 Konsentrasi CO2 Media Air Pengangkutan 18 3.1.9 Konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) Media Air

Pengangkutan 18 3.1.10 Konsentrasi NH3 Media Air Pengangkutan 19 3.1.11 Konsentrasi Nitrit (NO2) Media Air Pengangkutan 20 3.1.12 Nilai Kesadahan Media Air Pengangkutan 22 3.1.13 Nilai Konduktivitas Media Air Pengangkutan 23 3.1.14 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH) Ikan Black pada

Pemeliharaan Pasca Pengangkutan 24 3.1.15 Laju Pertumbuhan Harian pada Pemeliharaan Pasca

Pengangkutan 24

3.2 Pembahasan 25 3.2.1 Penelitian Pendahuluan 25 3.2.2 Penelitian Utama 27

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 38

4.1 Kesimpulan 38 4.2 Saran 38

DAFTAR PUSTAKA 39

Page 12: C12mja

iii

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Parameter kualitas air media uji, alat yang digunakan dan cara

peneraan ...................................................................................................... 7

2. Persentase amonia tidak terionisasi (NH3) pada pH dan suhu yang berbeda (Emerson et al., 1975 dalam FAO, 2010) ..................................... 9

3. Kemampuan puasa ikan Black Ghost di media air sumur .......................... 11

4. Kemampuan puasa ikan Black Ghost di media purewater ......................... 11

5. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost pada media pengangkutan 14

6. Konsentrasi oksigen terlarut (DO) media air pengangkutan 15

7. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama pemeliharaan 24

Page 13: C12mja

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Tingkat konsumsi oksigen (TKO) ikan ukuran 2 g pada media air

sumur dan purewater ............................................................................... 12

2. Laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN) ikan Black Ghost sampai dengan 48 jam .......................................................................................... 13

3. Suhu media air pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam .... 16

4. pH media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam ........................................................................................ 17

5. Konsentrasi CO2 media air pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam ........................................................................................ 18

6. Konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam ............................. 19

7. Konsentrasi amonia (NH3) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam .................................................... 20

8. Konsentrasi nitrit (NO2ˉ) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam .................................................... 21

9. Kesadahan media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam ............................................................................ 22

10. Konduktivitas media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam ............................................................................ 23

11. Laju pertumbuhan harian ikan Black Ghost pada pemeliharaan pasca pengangkutan ........................................................................................... 25

Page 14: C12mja

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Perbandingan hasil uji kualitas air sumur dengan purewater ..................... 40

2. Alur proses pembuatan air minum purewater dalam kemasan di PT.

Sariguna Primatirta ..................................................................................... 41

3. Tingkat konsumsi oksigen ikan Black Ghost selama 6 jam ........................ 42

4. Laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN) ikan Black Ghost per 12

jam selama 48 jam ...................................................................................... 42

5. Konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ) ............................................. 43

6. Analisis statistik konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ) .................. 43

7. Nilai suhu media pengangkutan (oC) .......................................................... 44

8. Analisis statistik nilai suhu media pengangkutan (oC) ................................ 44

9. Nilai pH media pengangkutan ..................................................................... 45

10. Analisis statistik nilai pH media pengangkutan ........................................ 45

11. Konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ) .......................................... 46

12. Analisis statistik konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ) ............... 46

13. Konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) media pengangkutan

(mg/ℓ) ......................................................................................................... 47

14. Analisis statistik konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) media

pengangkutan (mg/ℓ) .................................................................................. 47

15. Konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ) ......................................... 48

16. Analisis statistik konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ) ............... 48

17. Konsentrasi NO2 media pengangkutan (mg/ℓ) ......................................... 49

18. Analisis statistik konsentrasi NO2 media pengangkutan (mg/ℓ) ............... 49

19. Konsentrasi kesadahan media pengangkutan (mg/ℓ) ................................ 49

20. Analisis statistik kesadahan media pengangkutan (mg/ℓ) ........................ 49

21. Konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm) ..................................... 50

22. Analisis statistik konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm) ........... 50

Page 15: C12mja

vi

23. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama

pengangkutan ........................................................................................... 51

24. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama

pemeliharaan pasca pengangkutan ........................................................... 52

25. Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan Black Ghost selama

pemeliharaan pasca pengangkutan ........................................................... 53

26. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost konvensional

menggunakan air sumur dan kepadatan rendah dengan lama

transportasi selama 48 jam ....................................................................... 53

27. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost konvensional

menggunakan air sumur dan kepadatan rendah dengan lama

transportasi selama 120 jam ..................................................................... 53

28. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost Jam ke-48 .......................... 54

29. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost Jam ke-120 ........................ 55

30. Analisis statistik data oksigen terlarut (DO) ............................................. 56

31. Analisis statistik data suhu ........................................................................ 56

32. Analisis statistik data pH ........................................................................... 57

33. Analisis statistik data karbondioksida terlarut (CO2) ................................ 57

34. Analisis statistik data total amonia nitrogen (TAN) ................................. 57

35. Analisis statistik data amonia (NH3) ......................................................... 58

36. Analisis statistik data nitrit (NO2) ............................................................. 58

37. Analisis statistik data kesadahan ............................................................... 59

38. Analisis statistik data konduktivitas .......................................................... 59

39. Analisis statistik data kelangsungan hidup (KH) pengangkutan .............. 60

40. Analisis statistik data kelangsungan hidup (KH) pemeliharaan pasca

pengangkutan ........................................................................................... 60

41. Analisis statistik data laju pertumbuhan harian (LPH) ............................. 61

42. Dokumentasi penelitian ............................................................................. 62

Page 16: C12mja

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara eksportir ikan hias terbesar di

dunia. Tahun 2008, Indonesia menempati peringkat kelima eksportir ikan hias

dunia dengan pangsa pasar 7%. Peringkat pertama eksportir ikan hias adalah

Singapura dengan pangsa pasar 22,8 persen, disusul Malaysia 11%. Pasar utama

produk ikan hias Indonesia tersebar di Asia, Uni Eropa dan AS. Hingga Mei 2009,

nilai ekspor ikan hias Indonesia sebesar US$ 4,3 juta dari target ekspor US$ 10

juta (Kompas, 2009).

Dunia ekspor ikan hias yang sedang naik daun juga berdampak baik

terhadap pemasaran ikan Black Ghost. Ikan tersebut adalah salah satu primadona

ikan hias di Indonesia yang banyak dibudidayakan di daerah Bogor, Jawa Barat.

Pada mulanya tak banyak yang melirik Black Ghost, tetapi karena permintaan

ekspor yang tinggi, jenis ikan ini sekarang banyak dicari orang. Saat ini, ekspor

Black Ghost yang terbanyak adalah ke negara Jepang. Untuk negara lain, sudah

ada permintaan walaupun masih dalam jumlah yang lebih sedikit. Namun, berapa

pun jumlah Black Ghost yang dikirim, asal kondisi sesuai dengan permintaan,

importir tetap menerima. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar ekspor Black

Ghost masih terbuka cukup lebar (Indriani, 2001).

Untuk meningkatkan keberhasilan eksportir ikan hias Indonesia dalam

menguasai pasar dunia, perlu ditunjang oleh kualitas ikan yang prima. Importir

ikan hias umumnya meminta ikan dengan kondisi hidup, warna yang cerah,

kesehatan yang baik dan bentuk yang normal. Permasalahan yang sering dihadapi

oleh eksportir dalam mengirim ikan hias adalah kelangsungan hidup (KH) yang

menurun drastis akibat kualitas air yang memburuk selama proses pengangkutan.

Air yang selama ini digunakan sebagai media pengangkutan adalah air sumur

tanpa filtrasi sehingga kualitas air lebih cepat memburuk, mengandung penyakit

dan polutan berbahaya lainnya. Kualitas air yang cepat memburuk tersebut,

mengakibatkan eksportir sering mengurangi kepadatan ikan (kepadatan rendah)

dalam pengangkutan untuk mengurangi kematian ikan ataupun penurunan kualitas

Page 17: C12mja

2

penampilan ikan, sehingga berdampak pada pengurangan profit yang akan

diperoleh. Adapun kepadatan yang umum digunakan eksportir dalam

pengangkutan ekspor sistem tertutup ikan Black Ghost dengan ukuran 2 inchi

adalah 15-25 ekor/ℓ dengan tingkat kematian 20-30% (Sumarna, 2010,

komunikasi pribadi). Selain itu, pengiriman ikan hias ke luar negeri yang

memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan jika terjadi hambatan atau

penundaan (delay) transportasi akan menambah waktu pengiriman yang lebih

lama. Hal tersebut sering mengakibatkan eksportir harus melakukan repackaging,

sehingga menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian terhadap

teknologi pengangkutan ikan hias yang efisien dalam mengatasi permasalahan

tersebut.

Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan media

pengangkutan berupa air yang telah di-treatment dengan filtrasi Reverse Osmosis,

sehingga terbebas dari bakteri, virus dan zat berbahaya lainnya. Air hasil filtrasi

Reverse Osmosis memiliki kualitas yang lebih baik (Lampiran 1) karena melalui

alur proses yang telah terintegrasi dengan baik (Lampiran 2). Dalam proses

filtrasi, Reverse Osmosis menggunakan sistem teknologi ”Hyperfiltrasi” (0,0001

mikron) yang dapat menyaring keluar berbagai partikel hingga yang terkecil

seperti zat-zat kimia beracun, logam berat, mikroorganisme, polutan, bakteri,

kuman, virus dan toksin (Purewatercleo, 2010). Hasil dari proses filtrasi Reverse

Osmosis tersebut menyebabkan kemurnian air (H2O) lebih tinggi, sehingga sering

disebut dengan purewater. Sebagai akibat dari pemurnian air tersebut, air lebih

mudah mengikat oksigen sehingga purewater memiliki kandungan oksigen yang

optimal secara seimbang dan stabil. Purewater memiliki kandungan oksigen

sampai dengan 8 mg/ℓ pada suhu 20°C. Selain itu, keasaman (pH) purewater

memiliki nilai kisaran netral (6-7). Nilai Keasaman (pH) purewater tersebut

bersifat relatif stabil (Purewatercleo, 2010). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu

diramu ikhtisar kearah lahirnya konsep penelitian tentang penggunaan media

purewater sebagai media pengangkutan ikan hias berorientasi ekspor.

Penelitian-penelitian pengangkutan ikan yang telah dilakukan selama ini,

yaitu menggunakan zeolit dan karbon aktif untuk mengurangi zat toksik amonia di

media pengangkutan sehingga kualitas air dapat dipertahankan selama proses

Page 18: C12mja

3

pengangkutan. Hasil penelitian yang dilakukan Ardyanti (2007), pemberian zeolit

10 g/ℓ dan karbon aktif 10 g/ℓ dengan kepadatan 20 ekor/ℓ pada pengangkutan

ikan corydoras selama pengangkutan 120 jam menghasilkan kelangsungan hidup

sebesar 100%. Penelitian Ghozali (2010), pemberian zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif 10

g/ℓ dan garam 4 g/ℓ pada pengangkutan ikan maanvis dengan kepadatan 40 ekor/ℓ

selama pengangkutan 120 jam menghasilkan kelangsungan hidup sebesar 89%.

Penelitan-penelitian tersebut menunjukan bahwa perlakuan (zeolit dan karbon

aktif) yang diberikan dapat mempertahankan kualitas air media pengangkutan dan

meminimalisir kematian ikan selama pengangkutan. Namun, air media

pengangkutan yang digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut berasal dari air

sumur tanpa proses filtrasi. Penelitian penggunaan media purewater sebagai

media pengangkutan ikan hias ini diharapkan dapat melengkapi ataupun

menambah khazanah informasi dari penelitian-penelitian teknologi pengangkutan

ikan hias yang telah ada, terutama dalam ketersediaan kualitas air yang baik

selama proses pengangkutan ikan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbandingan komposisi purewater

dengan air sumur yang tepat yang menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan

Black Ghost yang paling baik di dalam sistem pengangkutan ikan tertutup

berkepadatan tinggi dengan durasi waktu sampai dengan 120 jam.

Page 19: C12mja

4

II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2010. Lokasi

penelitian bertempat di Laboratorium Basah bagian Lingkungan. Departemen

Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian

Bogor.

2.2 Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap penelitian, yaitu penelitian

pendahuluan dan penelitian utama (definitif). Penelitian pendahuluan terdiri dari

penentuan kemampuan puasa ikan uji, tingkat konsumsi oksigen (TKO),

penentuan laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN). Penelitian utama, yaitu

penentuan proporsi volume purewater dalam pengangkutan.

2.3 Alat dan Bahan

2.3.1 Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

Alat yang digunakan, yaitu akuarium 0,6 x 0,5 x 0,5 cm3 untuk wadah

pemeliharaan ikan, DO-meter, termometer, dan pH-meter. Bahan yang digunakan,

yaitu air sumur bersih yang telah ditandon/ditampung selama 1 minggu,

purewater dan ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata 2 g/ekor.

2.3.2 Alat dan Bahan untuk Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen

Alat yang digunakan, yaitu toples bervolume 3 ℓ, DO-meter, lakban dan

karet ban. Bahan yang digunakan, yaitu air sumur bersih yang telah

ditandon/ditampung selama 1 minggu, purewater dan ikan Black Ghost dengan

bobot rata-rata 2 g/ekor.

2.3.3 Alat dan Bahan untuk Penentuan Laju Ekskresi Total Amonia

Nitrogen (TAN) Ikan

Alat yang digunakan, yaitu stoples bervolume 3 ℓ, DO-meter, pH-meter,

termometer, gelas piala, pipet Mohr dan spektrofotometer. Bahan yang digunakan,

yaitu air sumur bersih yang telah ditandon/ditampung selama 1 minggu dan

Page 20: C12mja

5

purewater, pereaksi uji amonia per sampel 25 mℓ (1 tetes MnSO4; 0,6 mℓ

phenate; 0,5 mℓ chlorox) dan ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata 2 g/ekor.

2.3.4 Alat dan Bahan untuk Penentuan Volume Purewater dalam

Pengangkutan

Alat yang digunakan, yaitu kantong plastik ukuran 15 x 45 cm2 sebanyak 18

lembar, karet gelang, kran aerasi, selang aerasi, botol sampel, termometer, box

styrofoam, DO-meter, pH-meter, termometer, gelas piala, pipet Mohr,

spektrofotometer dan perangkat simulasi pengangkutan. Bahan yang digunakan,

yaitu air sumur bersih, purewater, reagent uji amonia dan ikan Black Ghost

dengan bobot rata-rata 2 g/ekor.

2.4 Prosedur Kerja

2.4.1 Prosedur Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

Penentuan puasa ikan dilakukan dengan cara menyiapkan akuarium ukuran

0,6 x 0,5 x 0,5 cm3 sebanyak 6 buah (untuk 3 ulangan setiap media air perlakuan)

yang telah dibersihkan dan dikeringkan sampai dengan dua hari. Akuarium

tersebut diisi media air perlakuan dengan tinggi 25 cm yang telah diaerasi sampai

dengan 2 hari dan memasukkan ikan uji dengan ukuran bobot rata-rata 2 g/ekor

sebanyak 10 ekor dengan cara mengaklimatisasi terlebih dahulu selama 15 menit.

Pergantian air sebanyak 5-20 % dilakukan setiap hari.

Ikan uji diamati tingkah lakunya setiap hari dan mencatatnya pada hari

keberapa ikan mulai mengalami lemas dan akhirnya mengalami kematian. Selama

pemuasaan dilakukan pengamatan kualitas air, yaitu suhu, pH dan DO.

2.4.2 Prosedur Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO)

Penentuan tingkat konsumsi oksigen (TKO) dilakukan dengan

menyiapkan 6 buah toples bervolume 3 ℓ yang telah dibersihkan dan dikeringkan.

Toples diisi media air perlakuan yang sebelumnya diberi aerasi selama 3 hari

(sampai kandungan oksigen dalam air jenuh) hingga penuh. Ikan uji dengan

ukuran bobot rata-rata 2 g/ekor dimasukan ke dalam wadah masing-masing

dengan biomassa 6 g/wadah, kemudian ditutup dengan tutup yang sebelumnya

Page 21: C12mja

6

telah dimasukkan DO-meter hingga rapat dan tidak ada lagi gelembung udara.

Pengukuran kandungan DO dilakukan setiap 1 jam selama 6 jam.

2.4.3 Prosedur Penentuan Laju Ekskresi Total Amonia Nitrogen (TAN) Ikan

Penentuan laju ekskresi amonia ikan bertujuan untuk mengetahui jumlah

amonia yang diekskresikan tiap satuan waktu, sehingga dapat diketahui jumlah

akumulasi amonia pada waktu tertentu. Percobaan ini dilakukan dengan

menyiapkan 6 buah toples (untuk 3 ulangan per media air) bervolume 3 ℓ yang

telah dibersihkan dan dikeringkan selama 2 hari, kemudian diisi media air

perlakuan hingga bervolume 2 ℓ. Ikan uji dengan ukuran bobot rata-rata 2 g/ekor

dimasukkan ke dalam wadah masing-masing 10 ekor per wadah. Kemudian

melakukan pengambilan sampel air sebanyak 30 mℓ setiap 12 jam untuk

mengukur suhu, pH, oksigen dan konsentrasi TAN.

2.4.4 Prosedur Penentuan Volume Optimum Purewater

Prosedur percobaan ini dimulai dengan memuasakan ikan uji dengan

ukuran bobot rata-rata 2 g/ekor selama 2 hari. Sebelum pengepakan dimulai, air

perlakuan (purewater) dan air kontrol (air sumur) diperiksa kualitas airnya.

Selanjutnya menyiapkan 15 lembar kantong plastik dan karet pengikat. Salah satu

ujung plastik dipasang kran untuk mengambil sampel air, sedangkan di ujung

lainnya diikat dengan karet untuk menghindari titik mati air. Kantong plastik diisi

dengan media pengangkutan uji (air perlakuan) masing-masing 1 ℓ.

Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Setiap kantong diisi air

sesuai perlakuan media uji :

A = Diisi purewater 100%

B = Diisi purewater 25% dan air sumur 75%

C = Diisi purewater 50% dan air sumur 50%

D = Diisi purewater 75% dan air sumur 25%

K = Sebagai kontrol diisi dengan air sumur 100%

Kemudian ikan uji dimasukan ke dalam kantong plastik masing-masing 40

ekor per kantong (kepadatan 40 ekor/ℓ). Adapun kepadatan yang umum

digunakan dalam pengangkutan ekspor sistem tertutup ikan Black Ghost dengan

Page 22: C12mja

7

ukuran 2 inchi adalah berkisar antara 15 - 25 ekor/ℓ (Sumarna, 2010, komunikasi

pribadi).

Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-4854-2006 untuk

perbandingan air dan oksigen, maka setiap kantong tersebut diberi oksigen murni

sebanyak 2/3 kantong serta diikat dengan menggunakan karet dan diberi label.

Kantong-kantong tersebut kemudian dimasukan ke dalam box styrofoam dan

diletakan di perangkat simulasi pengangkutan. Perangkat simulasi pengangkutan

tersebut akan memberi goncangan secara horisontal-vertikal dengan rata-rata

durasi satu menit sekali (1 kali goncangan/menit).

Simulasi pengangkutan dilakukan sampai dengan 120 jam. Pengamatan

keadaan ikan dilakukan setiap 6 jam dan pengambilan sampel air untuk kualitas

air sebanyak 30 mℓ per kantong setiap 24 jam. Pengamatan dan pengambilan

sampel dihentikan hingga jam ke-120.

2.5 Kualitas Air

Parameter kualitas air media uji ditera dengan cara disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter kualitas air media uji, alat yang digunakan dan cara peneraan

Parameter Alat Cara Peneraan

DO (mg/ℓ O2) DO- meter Pembacaan skala

Suhu (oC) Termometer Pembacaan skala

pH pH -meter Pembacaan skala

CO2 Titrasi Pembacaan skala

NH3-N (mg/ℓ NH3) Spektofotometer Metode Phenate

NO2 Spektofotometer Metode Sulfanilamide

Kesadahan Titrasi Pembacaan skala

Konduktivitas Konduktivimeter Pembacaan skala

2.6 Analisis Data

Parameter yang digunakan dalam mengevaluasi percobaan adalah data

kelangsungan hidup (KH) serta sebagai pendukung adalah data kadar oksigen

terlarut (DO), pH, suhu, kadar karbondioksida (CO2), konsentrasi total amonia

nitrogen (TAN), konsentrasi amonia tak terionisasi (NH3), nitrit (NO2),

Page 23: C12mja

8

kesadahan, konduktivitas dan laju pertumbuhan harian (LPH). Analisa data

menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%

menggunakan program Ms. Excel 2007 dan SPSS 16.0. Apabila didapatkan hasil

yang berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan dilakukan uji

lanjut menggunakan Uji Tukey pada selang kepercayaan 95%.

2.7 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL), dengan 5 jenis perlakuan masing-masing terdiri dari 3 ulangan.

Model rancangannya adalah : yij = µ + τ i + Σij (Steel dan Torrie, 1981)

Yij = Ulangan ke j akibat perlakuan ke-i

µ = Nilai tengah

τi = Pengaruh perlakuan ke-i

Σij = Galat

2.8 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tingkat

kelangsungan hidup (KH), nilai kualitas air (DO, Suhu, pH, CO2, TAN, NH3,

Nitrit, Kesadahan dan Konduktivitas) dan Laju Pertumbuhan Harian (LPH).

2.8.1 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH)

Kelangsungan hidup (KH) merupakan nilai perbandingan antara jumlah ikan

yang hidup hingga akhir pengepakan dengan jumlah ikan pada awal pengepakan.

Untuk menghitung KH dapat digunakan rumus dari Goddard (1996).

KH = No

Nt x 100%

Keterangan:

KH = Derajat kelangsungan hidup (%)

Nt = Jumlah ikan akhir (ekor)

No = Jumlah ikan awal (ekor)

Page 24: C12mja

9

2.8.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian

Laju pertumbuhan harian (LPH) atau Spesific Growth Rate (SGR)

merupakan laju pertambahan bobot individu dalam persen dan dinyatakan dalam

persamaan sebagai berikut :

α = %1001 ×

−t

Wo

Wt

Keterangan : α : Laju pertumbuhan harian (%)

Wt : Bobot rata-rata ikan pada saat akhir (gram)

Wo : Bobot rata-rata ikan pada saat awal (gram)

t : Lama pemeliharaan (hari)

(Huisman, 1989)

2.8.3 Total Amonia Nitrogen (TAN) dan NH3

Nilai TAN didapatkan dari perbandingan nilai absorban dari sampel dan

standar kemudian dikalikan konsentrasi larutan yang dipakai.

NH3 = Nilai TAN yang dikalikan dengan persentase amonia yang tidak terionisasi

berdasarkan pH dan suhu (Tabel 2).

Tabel 2. Persentase amonia tidak terionisasi (NH3) pada pH dan suhu yang berbeda (Emerson et al., 1975 dalam FAO, 2010)

Temp (°C) pH

6,0 6,5 7,0 7,5 8,0 8,5 9,0 9,5 10,0

20 0,0397 0,125 0,396 1,24 3,82 11,2 28,4 55,7 79,9

21 0,0427 0,135 0,425 1,33 4,10 11,9 29,9 57,5 81,0

22 0,0459 0,145 0,457 1,43 4,39 12,7 31,5 59,2 82,1

23 0,0493 0,156 0,491 1,54 4,70 13,5 33,0 60,9 83,2

24 0,0530 0,167 0,527 1,65 5,03 14,4 34,6 62,6 84,1

25 0,0569 0,180 0,566 1,77 5,38 15,3 36,3 64,3 85,1

Page 25: C12mja

10

Temp (°C) pH

6,0 6,5 7,0 7,5 8,0 8,5 9,0 9,5 10,0

26 0,0610 0,193 0,607 1,89 5,75 16,2 37,9 65,9 85,9

27 0,0654 0,207 0,651 2,03 6,15 17,2 39,6 67,4 86,8

28 0,0701 0,221 0,697 2,17 6,56 18,2 41,2 68,9 87,5

29 0,0752 0,237 0,747 2,32 7,00 19,2 42,9 70,4 88,3

30 0,805 0,254 0,799 2,48 7,46 20,3 44,6 71,8 89,0

2.8.4 Oksigen Terlarut (DO), Suhu, Derajat Keasaman (pH), Karbondioksida

(CO2), Nitrit (NO 2ˉ), Kesadahan dan Konduktivitas

Parameter kualitas air yang meliputi suhu, oksigen terlarut (DO),

karbondioksida (CO2) dan derajat keasaman diukur setiap 24 jam selama 120 jam.

Untuk parameter nitrit (NO2ˉ), kesadahan dan konduktivitas hanya diukur pada

awal (jam ke-0) dan akhir (jam ke-120) uji transportasi.

Page 26: C12mja

11

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Kemampuan Puasa Ikan

Ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata 2 gram sebanyak 30 ekor per

media uji, mampu bertahan hidup dalam keadaan puasa hingga 7 hari. Berikut

merupakan data kemampuan puasa ikan Black Ghost pada media air sumur (Tabel

3).

Tabel 3. Kemampuan puasa ikan Black Ghost di media air sumur

Hari ke-

Σ Ikan Hidup (ekor)

Σ Ikan Mati

(ekor)

KH (%)

Suhu (oC)

pH DO (mg/ℓ) Tingkah Laku

1 30 0 100 26,60 7,23 6,41 Berenang aktif 2 30 0 100 26,50 7,30 6,09 Berenang aktif 3 30 0 100 26,53 7,22 6,06 Berenang aktif 4 30 0 100 26,47 7,33 6,25 Berenang aktif 5 29 1 96,67 26,40 7,23 6,25 Berenang aktif 6 24 5 80,00 26,53 7,21 6,21 Berenang aktif 7 19 5 63,33 26,50 7,25 6,22 Berenang aktif

Ikan Black Ghost juga diujikan di media purewater. Berikut merupakan

data kemampuan puasa ikan Black Ghost pada media purewater (Tabel 4).

Tabel 4. Kemampuan puasa ikan Black Ghost di media purewater

Hari ke-

Σ Ikan Hidup (ekor)

Σ Ikan Mati

(ekor)

KH (%) Suhu (oC) pH

DO (mg/ℓ) Tingkah Laku

1 30 0 100 26,20 7,17 7,18 Berenang aktif 2 30 0 100 26,20 7,16 6,66 Berenang aktif 3 30 0 100 26,23 7,25 6,50 Berenang aktif 4 30 0 100 26,23 7,33 6,84 Berenang aktif 5 30 0 100 25,97 7,26 6,73 Berenang aktif 6 28 2 93,33 26,33 7,29 6,66 Berenang aktif 7 25 3 83,33 26,43 7,30 6,47 Berenang aktif

Page 27: C12mja

12

3.1.2 Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO) Ikan

Tingkat konsumsi oksigen (TKO) ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata

2 g pada media uji dengan suhu air rata-rata 27°C dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tingkat konsumsi oksigen (TKO) Ikan ukuran 2 g pada media air sumur dan purewater

Pada Gambar 1 dapat diketahui laju tingkat konsumsi oksigen untuk kedua

media (air sumur dan purewater) sampai dengan 6 jam berbentuk pola

Polynomial. Pola tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk rumus persamaan,

dimana y adalah tingkat konsumsi oksigen (mg O2. g-1. jam-1) dan x adalah waktu

(jam). Rumus persamaan TKO pada media air sumur y = 0,002x2 - 0,063x + 0,328

dan R2 = 0,957; sedangkan pada media air purewater y = 0,006x2 – 0,080x+0,333

dan R2 = 0,971.

3.1.3 Laju Ekskresi Total Amonia Nitrogen (TAN) Ikan

Nilai laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN) ikan Black Ghost dengan

bobot rata-rata 2 g pada media uji dapat dilihat pada Gambar 2.

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

1 2 3 4 5 6

Tin

gk

at

Ko

nsu

msi

Ok

sig

en

(m

g O

2.

g-1

. ja

m-1

)

Waktu (Jam)

Air Tandon Air Purewater

Page 28: C12mja

13

Gambar 2. Laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN) ikan Black Ghost sampai dengan 48 jam

Laju ekskresi TAN pada Gambar 2. diperoleh dari nilai rata-rata laju

eksresi TAN ikan Black Ghost. Laju eksresi TAN dengan waktu sampai dengan

48 jam menunjukan pola yang berbeda untuk kedua media (air sumur dan

purewater). Pada media air sumur laju ekskresi TAN berbentuk logarithmic,

sedangkan media purewater berbentuk polynomial. Hal tersebut dapat dinyatakan

dalam bentuk rumus persamaan, dimana y adalah tingkat konsumsi oksigen

(mg/ℓ) dan x adalah waktu (jam). Rumus persamaan laju eksresi TAN pada media

air sumur y = 0,164ln(x)+0,085 dan R2 = 0,970; sedangkan pada media purewater

y = 0,021x3 – 0,201x2 + 0,609x – 0,375 dan R² = 0,999.

3.1.4 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH) Ikan Black Ghost pada Media

Pengangkutan

Nilai tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost saat uji

pengangkutan berlangsung sampai dengan 120 jam dapat dilihat pada Tabel 5.

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0 12 24 36 48

TA

N (

mg

/ℓ)

WAKTU (JAM)

AIR TANDON AIR purewaterpurewater

Page 29: C12mja

14

Tabel 5. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost pada media pengangkutan

Jam Ke-

Nilai KH (%) per Perlakuan

A B C D K 0 100 a 100 a 100 a 100 a 100 a 6 100 a 100 a 100 a 100 a 97,50±4,33a

12 100 a 100 a 100 a 100 a 97,50±4,33a

18 99,17±1,44a 100 a 100 a 100 a 97,50±4,33a

24 99,17±1,44a 98,33±1,44a 100 a 100 a 97,50±4,33a

30 99,17±1,44ab 97,50±0,00a 98,33±1,44ab 100 b 97,50±4,33b

36 98,33±2,89a 97,50±0,00a 96,67±1,44a 100 a 97,50±4,33a

42 98,33±2,89a 95,83±2,89a 95,00±2,50a 99,17±1,44a 97,50±4,33a

48 94,17±1,44b 90,00±2,50a 91,67±1,44ab 94,17±1,44b 85,00±6,61a

54 90,83±1,44b 87,50±5,00a 91,67±1,44b 91,67±2,89b 85,00±6,61ab

60 89,17±2,89b 85,00±4,33a 90,83±1,44c 90 c 84,17±5,77b

66 88,33±3,82bc 84,17±5,20a 88,33±1,44bc 88,33±2,89c 82,50±5,00ab

72 86,67±5,20c 76,67±3,82b 86,67±1,44c 85,00±5,00c 68,33±2,89a

78 86,67±5,20b 76,67±3,82a 83,33±2,89b 85,00±5,00b 68,33±2,89a

84 86,67±5,20bc 74,17±5,20a 81,67±2,89b 84,17±3,82c 67,50±4,33a

90 85,00±2,50b 70,00±2,50a 81,67±2,89b 84,17±3,82b 65,00±2,50a

96 80,00±2,50c 65,00±2,50b 76,67±1,44c 76,67±1,44c 55,83±3,82a

102 77,50±2,50c 61,67±1,44b 74,17±1,44c 75,00±2,50c 55,00±4,33a

108 76,67±2,89c 60,00±2,50b 73,33±1,44c 75,00±2,50c 51,67±7,64a

114 75 c 58,33±1,44b 73,33±1,44c 74,17±3,82c 42,50±10,90a

120 69,17±3,82c 49,17±3,82b 65,83±1,44c 65,83±5,20c 20,83±13,77a

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Tabel 5 menunjukan bahwa hasil analisis statistik pada selang kepercayaan

95%, diperoleh hasil yang berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup (KH).

Pada saat jam ke-0 sampai dengan jam ke-24 belum menunjukan adanya

perbedaan KH disetiap perlakuan. Adanya perbedaan KH yang nyata mulai terjadi

pada jam ke-48. Pada saat jam ke-48, perlakuan A tidak berbeda nyata dengan

perlakuan C dan perlakuan D, namun berbeda nyata dengan perlakuan B dan K.

Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D, namun tidak

berbeda nyata dengan perlakuan K. Perlakuan C tidak berbeda nyata dengan

semua perlakuan. Perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan A dan

perlakuan C, namun berbeda nyata dengan perlakuan B dan K. Perlakuan K

berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D.

Page 30: C12mja

15

Nilai KH jam ke-48 tertinggi terjadi pada perlakuan A dan perlakuan D

dengan nilai KH yang sama sebesar 94,17±1,44%. Nilai KH terendah terjadi pada

perlakuan K sebesar 85,00±6,61%.

Nilai KH pada jam ke-120 tertinggi terjadi pada perlakuan A dengan nilai

KH sebesar 69,17+3,82% dan terendah pada perlakuan K sebesar 20,83+13,77%.

Pada perlakuan C nilai KH sebesar 65,83+1,44% dan perlakuan D memiliki nilai

rata-rata yang sama dengan perlakuan C tetapi berbeda nilai standar deviasinya,

yaitu sebesar 65,83+5,20%.

3.1.5 Konsentrasi Oksigen Terlarut (DO) Media Air Pengangkutan

Nilai konsentrasi oksigen terlarut (DO) ikan Black Ghost saat uji

pengangkutan berlangsung sampai dengan 120 jam dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Konsentrasi oksigen terlarut (DO) media air pengangkutan

Jam Ke-

Konsentrasi DO (mg/ℓ)

A B C D K

0 6,73±0,04bc 6,41±0,15 ab 7,08±0,03c 6,74±0,15bc 6,35±0,21 a

24 6,18±0,07b 6,05±0,04 ab 6,07±0,03 ab 6,26±0,08c 5,94±0,14 a

48 5,48±0,12 a 5,76±0,87 a 5,29±0,15 a 5,31±0,12 a 5,27±0,08 a

72 5,68±0,18 a 5,50±0,23 ab 5,42±0,16 a 5,53±0,11 ab 5,36±0,07 a

96 6,04±0,22b 5,29±0,04 a 5,85±0,07b 5,91±0,11b 5,07±0,22 a

120 5,50±0,12c 5,03±0,16 ab 5,30±0,16 abc 5,38±0,06bc 4,69±0,48 a

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Tabel 6 menunjukan bahwa menunjukan bahwa konsentrasi DO paling

tinggi terdapat pada perlakuan C sebesar 7,08+0,03 mg/ℓ saat awal perlakuan (jam

ke-0). Adapun DO terendah media pengangkutan dengan waktu pengangkutan

sampai dengan 120 jam pengangkutan adalah 4,69+0,48 mg/ℓ pada perlakuan K

saat jam ke-120.

Hasil analisis statistik pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil

berpengaruh nyata terhadap DO. Perbedaan nyata antar perlakuan dimulai pada

awal perlakuan (jam ke-0). Pada jam ke-0 tersebut, perlakuan A hanya berbeda

nyata dengan perlakuan K, sedangkan perlakuan B hanya berbeda nyata dengan

Page 31: C12mja

16

perlakuan C. Perlakuan C hanya berbeda nyata dengan perlakuan B dan perlakuan

K, sedangkan perlakuan D hanya berbeda nyata dengan perlakuan K.

Pada jam ke-120, terjadi perbedaan nyata antara perlakuan A dengan

perlakuan B dan perlakuan K, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan C dan

perlakuan D. Perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan A, perlakuan C dan

perlakuan D, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B.

3.1.6 Suhu Media Air Pengangkutan

Hasil pengamatan suhu pada media pengangkutan dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3. Suhu media air pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam

Gambar 3. menunjukkan bahwa suhu pada media pengangkutan relatif

stabil. Saat awal pengangkutan (jam ke-0) suhu kisaran 27,5oC pada setiap

perlakuan. Adapun kisaran suhu media pengangkutan dengan waktu

pengangkutan sampai dengan 120 jam pengangkutan adalah 26,33 - 27,5 oC. Hasil

analisis statistik (Lampiran 8) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil tidak

berpengaruh nyata antar perlakuan.

26

26,5

27

27,5

28

0 24 48 72 96 120

SU

HU

(°C

)

Waktu (JAM)

A B C D K

Page 32: C12mja

17

3.1.7 Nilai pH Media Air Pengangkutan

Hasil pengamatan derajat keasaman (pH) pada media pengangkutan dapat

dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. pH media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam

Gambar 4. menunjukkan bahwa pH pada media pengangkutan mengalami

penurunan hingga jam ke-24. Terjadi fluktuasi setelah jam ke-24, yaitu

mengalami peningkatan hingga jam ke-48 dan selanjutnya cenderung menurun

hingga jam ke-120. Adapun kisaran pH media pengangkutan dengan waktu

pengangkutan sampai dengan 120 jam pengangkutan adalah 6,5–7,3.

Hasil analisis statistik (Lampiran 10) pada selang kepercayaan 95%,

diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap pH. Pada jam ke-0, perlakuan A

berbeda nyata dengan perlakuan B dan perlakuan K, namun tidak berbeda nyata

dengan perlakuan C dan perlakuan D. Perlakuan B tidak berbeda nyata dengan

perlakuan A dan perlakuan D, sedangkan perlakuan C tidak berbeda nyata dengan

semua perlakuan. Perlakuan D hanya berbeda nyata dengan perlakuan B dan

perlakuan K. Perlakuan K hanya berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan

D.

6

6,5

7

7,5

0 24 48 72 96 120

pH

Waktu (JAM)

A B C D K

Page 33: C12mja

18

3.1.8 Konsentrasi CO2 Media Air Pengangkutan

Hasil pengukuran konsentrasi CO2 dalam media pengangkutan ikan

Black Ghost dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Konsentrasi CO2 media air pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam

Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai konsentrasi CO2 pada media

pengangkutan ikan Black Ghost terus mengalami peningkatan dengan

bertambahnya waktu. Adapun nilai konsentrasi CO2 pada media pengangkutan

dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 13,32 mg/ℓ

sampai 69,9 mg/ℓ. Hasil analisis statistik selama uji pengangkutan sampai dengan

120 jam (Lampiran 12) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil tidak

berpengaruh nyata terhadap CO2.

3.1.9 Konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) Media Air Pengangkutan

Hasil pengamatan konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) pada media

pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 6.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 24 48 72 96 120

CO

2(m

g/ℓ

)

Waktu (JAM)

A B C D K

Page 34: C12mja

19

Gambar 6. Konsentrasi konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam

Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai konsentrasi TAN pada media

pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan dari awal perlakuan

(Jam ke-0) hingga jam ke-72. Konsentrasi TAN mengalami penurunan pada jam

ke-72 hingga jam ke-96 dan kembali meningkat hingga perlakuan berakhir (jam

ke-120). Adapun nilai konsentrasi TAN pada media pengangkutan dengan waktu

pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,09 mg/ℓ sampai 7,29 mg/ℓ.

Hasil analisis statistik (Lampiran 14) pada selang kepercayaan 95%,

diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap TAN yang hanya terjadi pada awal

perlakuan (jam ke-0). Pada jam ke-0, perlakuan A hanya berbeda nyata dengan

perlakuan B. Perlakuan C, perlakuan D dan perlakuan K tidak berbeda nyata

dengan semua perlakuan.

3.1.10 Konsentrasi NH3 Media Air Pengangkutan

Data amonia (NH3) diperoleh dari data konsentrasi TAN dengan

memerhitungkan nilai pH dan suhu pada setiap unit percobaan dengan

menggunakan tabel persentase amonia tak ter-ionisasi (Tabel 2).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 24 48 72 96 120

TA

N (

mg

/ℓ)

Waktu (JAM Ke-)

A B C D K

Page 35: C12mja

20

Gambar 7. Konsentrasi amonia (NH3) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam

Gambar 7. menunjukkan bahwa nilai konsentrasi NH3 pada media

pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan dari awal perlakuan

(Jam ke-0) hingga jam ke-48. Konsentrasi NH3 relatif mengalami penurunan

setelah jam ke-48. Adapun nilai konsentrasi NH3 pada media pengangkutan

dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,0013 mg/ℓ

sampai 0,0364 mg/ℓ. Hasil analisis statistik (Lampiran 16) pada selang

kepercayaan 95%, diperoleh hasil tidak berpengaruh nyata antar perlakuan

terhadap NH3.

3.1.11 Konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) Media Air Pengangkutan

Pengamatan konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) hanya pada awal dan akhir

perlakuan. Hasil pengamatan konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) pada media pengangkutan

dapat dilihat pada Gambar 8.

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0,04

0 24 48 72 96 120

NH

3 (

mg

/ℓ)

Waktu (JAM)

A B C D K

Page 36: C12mja

21

Gambar 8. Konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) media air pengangkutan dengan waktu

pengangkutan sampai dengan 120 jam

Gambar 8. menunjukkan bahwa nilai konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) pada media

pengangkutan ikan Black Ghost mengalami penurunan. Adapun nilai konsentrasi

konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) pada media pengangkutan dengan waktu pengangkutan

sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,10 mg/ℓ sampai 2,25 mg/ℓ.

Hasil analisis statistik (Lampiran 18) pada selang kepercayaan 95%,

diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap NO2ˉ hanya pada awal perlakuan (jam

ke-0). Hasil uji lanjut diperoleh hasil berbeda nyata pada jam ke-0. Pada jam ke-0

tersebut, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B dan perlakuan C.

Perlakuan B hanya berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan C berbeda nyata

dengan perlakuan A dan perlakuan K.

Pada jam ke-120, Perlakuan A tidak berbeda nyata dengan semua

perlakuan. Perlakuan B hanya berbeda nyata dengan perlakuan D. Perlakuan C

tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Perlakuan D berbeda nyata dengan

perlakuan B dan K. Perlakuan K hanya berbeda nyata dengan perlakuan D.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

0 120

NO

2-(m

g/ℓ

)

Waktu (JAM)

A B C D K

Page 37: C12mja

22

3.1.12 Nilai Kesadahan Media Air Pengangkutan

Pengamatan kesadahan hanya pada awal dan akhir perlakuan. Hasil

pengamatan kesadahan pada media pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Kesadahan media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam

Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa nilai kesadahan di media

pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan terhadap semua

perlakuan. Adapun nilai kesadahan pada media pengangkutan dengan waktu

pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 17,24 mg/ℓ sampai 118,20

mg/ℓ CaCO3.

Hasil analisis statistik (Lampiran 20) pada selang kepercayaan 95%,

diperoleh hasil yang berpengaruh nyata terhadap kesadahan. Pada jam ke-0,

perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan K.

Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan K. Perlakuan C

hanya berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan D hanya berbeda nyata

dengan perlakuan K. Perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan A, perlakuan B

dan perlakuan D. Perbedaan antar perlakuan tersebut juga terjadi pada jam ke-120.

0

20

40

60

80

100

120

140

0 120

KE

SA

DA

HA

N (

mg

/ℓC

aC

O3)

Waktu (JAM)

A B C D K

Page 38: C12mja

23

3.1.13 Nilai Konduktivitas Media Air Pengangkutan

Pengamatan kesadahan hanya pada awal dan akhir perlakuan. Hasil

pengamatan kesadahan pada media pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Konduktivitas media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam

Gambar 10 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas di media

pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan terhadap semua

perlakuan. Adapun nilai konduktivitas pada media pengangkutan dengan waktu

pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,34 µmhos/cm sampai 0,97

µmhos/cm.

Hasil analisis statistik (Lampiran 22) pada selang kepercayaan 95%,

diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap kesadahan dimulai pada awal

perlakuan (jam ke-0). Perlakuan A hanya berbeda nyata dengan perlakuan B.

Perlakuan B hanya berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan C, perlakuan D

dan perlakuan K tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Pada jam ke-120,

perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan K.

Perlakuan C berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D. Perlakuan D

berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan K. Perlakuan K

berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D.

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

0 120

KO

ND

UK

TIV

ITA

S (

µm

ho

s/cm

)

Waktu (JAM Ke-)

A B C D K

Page 39: C12mja

24

3.1.14 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH) Ikan Black Ghost pada

Pemeliharaan Pasca Pengangkutan

Perbedaan tingkat kelangsungan hidup (KH) pemeliharaan pasca

pengangkutan mulai terjadi pada hari ke-1. KH pemeliharaan pasca pengangkutan

terbesar ikan Black Ghost pada penelitian ini yang diamati selama 10 hari adalah

perlakuan D sebesar 73,33%, sedangkan terendah adalah perlakuan K sebesar

48,89%.

Tabel 7. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama pemeliharaan

Hari Ke-

Nilai KH (%) Pemeliharaan per Perlakuan A B C D K

0 100 a 100 a 100 a 100 a 100 a

1 91.11±7.70a 82.22±3.85a 86.67±6.67a 88.89±3.85a 80.00±6.67a

2 84.44±3.85a 77.78±10.18a 75.56±7.70a 82.22±7.70a 73.33±6.67a

3 84.44±3.85a 77.78±10.18a 71.11±7.70a 82.22±7.70a 71.11±10.18a

4 84.44±3.85a 73.33±6.67a 71.11±7.70a 82.22±7.70a 66.67±17.64a

5 84.44±3.85b 73.33±6.67ab 62.22±10.18a 73.33±6.67ab 64.44±16.78ab

6 82.22±3.85b 66.67±17.64ab 60.00±13.33a 73.33±6.67ab 60.00±24.04ab

7 80.00±6.67a 62.22±25.24a 60.00±7.70a 73.33±6.67a 53.33±29.06a

8 77.78±10.18b 60.00±29.06ab 55.56±7.70a 73.33±6.67ab 53.33±29.06ab

9 75.56±7.70b 57.78±26.94ab 55.56±7.70a 73.33±6.67b 48.89±30.79ab

10 71.11±3.85a 53.33±23.09abc 53.33±6.67bc 73.33±6.67a 42.22±31.51c Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada

setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Dari hasil uji statistik (Tabel 7), terlihat perbedaan yang nyata antar

perlakuan dimulai hari ke-5. Pada hari ke-5, perlakuan A berbeda nyata dengan

perlakuan C, sedangkan perlakuan lainnya tidak berbeda nyata antar perlakuan.

Pada hari ke-10, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan C dan perlakuan K.

Perlakuan B tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Perlakuan C berbeda

nyata dengan perlakuan A dan perlakuan DC, namun tidak berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan C dan perlakuan

K. Perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan C.

3.1.15 Laju Pertumbuhan Harian pada Pemeliharaan Pasca Pengangkutan

Laju pertumbuhan harian (LPH) tertinggi pada penelitian ini yang diamati

selama 10 hari adalah perlakuan D sebesar 0,48%. Nilai LPH terendah, yaitu pada

Page 40: C12mja

perlakuan B sebesar 0,19%. Adapun

sebesar 0,37%, sedangkan perlakuan

data LPH (Lampiran 36)

berpengaruh nyata terhadap

pengangkutan dapat dilihat pada Gambar

Gambar 11. Laju pertumbuhan harian ikan Black Ghost pada pemeliharaan pasca pengangkutan

3.2 Pembahasan

3.2.1 Penelitian Pendahuluan

Berdasarkan nilai parameter lingkungan

uji pengangkutan (Lampiran 1),

dibandingkan dengan air sumur. Nilai derajat keasaman (pH) dari

relatif lebih mendekati netral dibandingkan air sumur. Menurut

keasaman (pH) yang cocok untuk ikan Black Ghost sekitar

derajat keasaman netral). Kandungan zat toksik pada

rendah dibandingkan air sumur. Kandungan zat toksik seperti

dalam dosis yang tidak dapat ditoleransi

hidup ikan. Menurut Effendi (2003)

0,37

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

A

LPH

(%

dar

i bob

ot tu

buh

per

hari)

ab

perlakuan B sebesar 0,19%. Adapun laju pertumbuhan harian perlakuan A

sebesar 0,37%, sedangkan perlakuan K sebesar 0,34%. Dari hasil

data LPH (Lampiran 36) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil

berpengaruh nyata terhadap LPH. Hasil pengamatan LPH

dapat dilihat pada Gambar 11.

pertumbuhan harian ikan Black Ghost pada pemeliharaan pasca pengangkutan

.2.1 Penelitian Pendahuluan

Berdasarkan nilai parameter lingkungan dari kualitas air baku untuk media

uji pengangkutan (Lampiran 1), purewater memiliki nilai yang re

dibandingkan dengan air sumur. Nilai derajat keasaman (pH) dari

relatif lebih mendekati netral dibandingkan air sumur. Menurut

easaman (pH) yang cocok untuk ikan Black Ghost sekitar 6,6

keasaman netral). Kandungan zat toksik pada purewater

rendah dibandingkan air sumur. Kandungan zat toksik seperti amonia

dalam dosis yang tidak dapat ditoleransi sangat berbahaya bagi kelangsungan

hidup ikan. Menurut Effendi (2003), amonia jarang ditemukan pada perairan yang

0,37

0,19

0,28

0,48

B C D

Perlakuan

b

a

a

b

25

laju pertumbuhan harian perlakuan A

Dari hasil analisis statistik

pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil

LPH pada media

pertumbuhan harian ikan Black Ghost pada pemeliharaan

kualitas air baku untuk media

memiliki nilai yang relatif lebih baik

dibandingkan dengan air sumur. Nilai derajat keasaman (pH) dari purewater

relatif lebih mendekati netral dibandingkan air sumur. Menurut Indriani (2001),

(mendekati nilai

purewater relatif lebih

amonia dan nitrit

berbahaya bagi kelangsungan

, amonia jarang ditemukan pada perairan yang

0,34

K

b

Page 41: C12mja

26

mendapat cukup pasokan oksigen. Purewater memiliki kandungan oksigen

terlarut yang cukup tinggi, yaitu sampai dengan 8 mg/ℓ pada suhu 20°C

(Purewatercleo, 2010). Hal tersebut diduga menyebabkan kandungan amonia di

purewater jarang ditemukan. Nilai kesadahan dan TDS pada air sumur relatif

lebih tinggi dari purewater menunjukan bahwa kandungan logam berat/ion,

senyawa-senyawa kimia ataupun bahan-bahan lain yang terkandung dalam air

sumur lebih tinggi dibandingkan purewater. Hal tersebut diperkuat dengan nilai

kandungan alumunium dan besi yang terdapat pada air sumur, relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan purewater. Kandungan-kandungan tersebut diduga dapat

menurunkan nilai kelarutan oksigen ataupun dapat bersifat toksik secara langsung

bagi ikan. Mikroorganisme yang terdapat dalam air sumur pun relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan purewater. Mikroorganisme tersebut diduga dapat menjadi

parasit ataupun carrier penyakit yang merugikan bagi kehidupan ikan. Purewater

bebas dari mikroorganisme penyakit karena proses pembuatannya yang telah

terintegrasi dengan baik dan tingkat higienis yang tinggi (Lampiran 2).

Sebelum uji transportasi, ikan Black Ghost dipuasakan selama 2 hari.

Menurut Sampson dan Machintos (1986) dalam Supendi (2006), tujuan dari

pemuasaan ikan tersebut selain memaksa ikan mengosongkan lambung adalah

untuk membiasakan ikan pada keadaan padat seperti dalam pengangkutan.

Berdasarkan hasil uji pemuasaan ikan Black Ghost, baik pada media air

sumur maupun media purewater diketahui bahwa ikan Black Ghost mampu

bertahan selama 7 hari. Kematian ikan Black Ghost di media air sumur

ditemukan pada hari ke-5, sedangkan di media purewater ditemukan pada hari ke-

6. Kondisi ikan sampai hari ke-7 masih dalam kondisi normal/berenang aktif. Hal

tersebut menunjukan bahwa ikan Black Ghost dapat bertahan hidup dalam

pengangkutan sampai hari ke-7 dalam kondisi puasa.

Hasil uji tingkat konsumsi oksigen (TKO) ikan Black Ghost dengan bobot

rata-rata 2 g pada kedua media, didapatkan nilai yang berbeda (Gambar 2).

Konsumsi oksigen oleh ikan sangat bergantung pada jenis, ukuran, aktivitas ikan,

toleransi terhadap stress, suhu, pH, CO2 dan amonia (Boyd, 1992). Media air

sumur memiliki tingkat konsumsi oksigen lebih tinggi daripada ikan pada media

air purewater. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai TKO rata-rata ikan Black Ghost

Page 42: C12mja

27

pada media air sumur 0,15+0,08 mg O2. g-1. jam-1, sedangkan pada media air

purewater 0,14+0,08 mg O2. g-1. jam-1. Berdasarkan hasil tersebut, maka dalam

pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam, diperlukan oksigen untuk

respirasi 40 ekor ikan ukuran 2 g adalah 1.440 mg O2. Kebutuhan oksigen ikan-

ikan kecil per satuan berat lebih besar daripada kebutuhan ikan-ikan ukuran besar

(Gerbhards, 1965). Oksigen yang dimasukan ke dalam kantong packing sebanyak

3ℓ, berdasarkan rumus PV = nRT, akan didapat oksigen sebanyak 1.970 mg O2.

Dengan demikian, dari jumlah oksigen yang diberikan dan yang dikonsumsi

masih seimbang.

Hasil uji laju ekskresi TAN terlihat bahwa ikan pada media air sumur

memiliki tingkat ekskresi TAN lebih tinggi daripada ikan pada media air

purewater. Hal tersebut terlihat dari nilai laju ekskresi TAN rata-rata ikan Black

Ghost dengan bobot rata-rata 2 g pada media air sumur 0,0067+0,003 mg .ℓ-1.

jam-1, sedangkan pada media air purewater 0,0060+0,003 mg .ℓ-1. jam-1. Dengan

demikian dapat dikemukakan bahwa dalam waktu pengangkutan sampai dengan

120 jam TAN yang diekskresikan ikan Black Ghost sebanyak 30 ekor ukuran 2 g

pada media air sumur sebesar 19,43 mg/ℓ, sedangkan pada media air purewater

sebesar 17,30 mg/ℓ. Ghozali (2010) menyatakan bahwa dalam wadah

pengangkutan ekskresi TAN penting diketahui karena akumulasinya akan

berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup organisme yang diangku. Laju

ekskresi TAN dalam media pengangkutan dipengaruhi oleh laju metabolisme ikan

uji dan menurut Spotte (1970) dalam Ghozali (2007) mengemukakan bahwa laju

metabolisme hewan air tawar yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat

dibandingkan hewan yang lebih besar pada spesies yang sama.

3.2.2 Penelitian Utama

Berdasarkan hasil yang didapat pada Tabel 5 menunjukan bahwa tingkat

kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost saat uji transportasi mengalami

penurunan selama perlakuan berlangsung. Faktor yang mempengaruhi KH uji

pengangkutan ikan Black Ghost adalah kualitas air media pengangkutan dan

kondisi ikan. Menurut Huct (1971) dalam Ghozali (2007), pengangkutan ikan

pada dasarnya adalah usaha menempatkan ikan pada lingkungan baru yang

Page 43: C12mja

28

berbeda dengan lingkungan asalnya disertai dengan perubahan-perubahan sifat

lingkungan yang relatif sangat mendadak yang sangat mengancam kehidupan

ikan. Keberhasilan mengurangi pengaruh perubahan lingkungan yang mendadak

ini akan memberi kemungkinan untuk mengurangi tingkat kematian, yang berarti

tercapainya tujuan pengangkutan. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh

terhadap kehidupan ikan antara lain suhu, pH, oksigen terlarut, amonia dan nitrit

(Weatherley, 1972 dalam Sitio, 2008).

Junianto (2003) menyatakan bahwa faktor kualitas air yang sangat penting

pada pengangkutan ikan adalah tersedianya oksigen terlarut yang memadai. Hal

tersebut dikarenakan keberadaannya sangat dibutuhkan bagi ikan. Kemampuan

ikan untuk mengkonsumsi oksigen juga dipengaruhi oleh toleransi terhadap stres,

suhu air, pH, konsentrasi CO2 dan sisa metabolisme lain seperti amonia. Menurut

Hardjojo (2005), kehidupan makhluk hidup di dalam air tersebut tergantung dari

kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang

dibutuhkan untuk kehidupannya. Selain itu, keberadaan oksigen dapat juga

mempengaruhi parameter kualitas air lainnya yang berdampak pada kelangsungan

hidup ikan.

Selama proses pengangkutan konsentrasi DO mengalami penurunan.

Penurunan konsentrasi DO secara signifikan terjadi pada jam ke-24 dan 48.

Dupree dan Huner (1984) dalam Ardyanti (2007), menyebutkan bahwa konsumsi

oksigen oleh ikan tertinggi terjadi selama 15 menit pertama dari pengangkutan.

Pada jam ke-120 konsentrasi DO pada setiap perlakuan berturut-turut adalah

5,50+0,12 mg/ℓ (perlakuan A), 5,03+0,16 mg/ℓ (perlakuan B), 5,30+0,16 mg/ℓ

(perlakuan C), 5,38+0,06 mg/ℓ (perlakuan D), dan 4,69+0,48 mg/ℓ (perlakuan K).

Terlihat media air pengangkutan yang menggunakan 100% purewater (perlakuan

A) memiliki konsentrasi DO yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya. Perlakuan yang dicampur dengan purewater (perlakuan B, C dan D) juga

memiliki konsentrasi DO yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kontrol (100%

air sumur). Purewater diduga mampu mempertahankan konsentrasi DO lebih baik

dibandingkan air sumur pada media pengangkutan, sehingga menyediakan

oksigen lebih banyak bagi ikan selama pengangkutan. Hal tersebut diduga karena

purewater yang memiliki kandungan logam berat/ion serta zat lainnya lebih

Page 44: C12mja

29

rendah sehingga memudahkan menerima difusi oksigen dari udara (oksigen

murni) pengepakan.

Kadar oksigen terlarut di perairan alami bervariasi tergantung pada suhu,

salinitas, turbulensi air dan tekanan dari atmosfir (Boyd, 1992). Sumber oksigen

terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%),

difusi juga dapat terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya

gelombang atau ombak dan air terjun (Effendi, 2003). Menurut Huet (1971) dalam

Ardyanti (2007), menambahkan bahwa goncangan berdampak positif, yaitu

membantu difusi oksigen ke dalam air. Goncangan setiap 1 menit dari perangkat

mesin simulator pengangkutan memberikan turbulensi yang dapat meningkatkan

konsentrasi DO di media pengangkutan melalui difusi. Turbulensi antar

permukaan air dan udara akan meningkatkan area kontak air dan udara (Wheaton,

1977).

Ikan Black Ghost yang berukuran kecil, sangat aktif berenang ke atas dan

ke bawah perairan dengan lincahnya (Indriani, 2001). Aktivitasnya tersebut

mengakibatkan kebutuhan akan oksigen menjadi sangat tinggi dan juga

menghasilkan CO2 yang cukup tinggi. Konsentrasi DO pada perlakuan Kontrol

(100% air sumur) berada di bawah 5 mg/ℓ. Hal tersebut diduga menjadi salah satu

penyebab ikan Black Ghost menjadi stress dan mengalami kematian sehingga

nilai KH perlakuan Kontrol menjadi rendah (Tabel 6). Menurut Piper (1982)

dalam Sufianto (2008), menyatakan bahwa kandungan oksigen terlarut di atas 5

mg/ℓ dapat menjamin ikan tidak akan mengalami stress dan kandungan oksigen

terlarut dalam media pengangkutan harus lebih besar dari 7 mg/ℓ serta lebih kecil

dari tingkat jenuh, sebab kebutuhan oksigen akan meningkat pada saat kadar CO2

tinggi dan stress penanganan sehingga untuk persiapan disediakan dua kali

kebutuhan normal. Namun, tidak semua ikan pada perlakuan Kontrol mengalami

kematian karena menurut Lesmana (2001), kadar terendah DO yang dapat

ditoleransi oleh ikan dalam pengangkutan adalah 4,5 mg/ℓ. Menurut Wedemeyer

(1996), kekurangan oksigen biasanya merupakan penyebab utama kematian ikan

secara mendadak dan dalam jumlah yang besar. Mempertahankan kondisi oksigen

terlarut (DO) dalam kisaran normal akan membantu mempertahankan kondisi ikan

selama penanganan. Konsentrasi DO yang terlalu rendah menimbulkan pengaruh

Page 45: C12mja

30

yang buruk terhadap kesehatan ikan seperti anoreksia, stres pernafasan, hipoksia

jaringan, ketidaksadaran, bahkan kematian.

Suhu selama uji transportasi cenderung mengalami penurunan dari kisaran

27,5oC sampai 26,33oC. Hal tersebut dikarenakan suhu lingkungan (ruang) yang

relatif rendah sehingga suhu dalam pengepakan pun menurun. Menurut Setyowati

(1995) dalam Sufianto (2008), bahwa suhu lingkungan dapat mempengaruhi suhu

dalam kemasan. Namun kisaran penurunan suhu dalam kemasan tersebut hanya

1oC, sehingga tidak berbahaya bagi ikan uji. Stickney (1979) dalam Ghozali

(2007) menyatakan bahwa, secara umum fluktuasi suhu yang membahayakan

bagi ikan adalah 5°C dalam waktu 1 jam.

Pada jam ke-120 suhu disetiap perlakuan berturut-turut adalah

26,33±0,23oC (perlakuan A), 26,50oC (perlakuan B), 26,50oC (perlakuan C),

26,40oC (perlakuan D), 26,53±0,06oC (perlakuan K). Suhu terendah media

pengangkutan sampai dengan 120 jam pengangkutan adalah 26,33+0,33 oC pada

perlakuan A (100% purewater). Kondisi tersebut tidak berbahaya bagi

kelangsungan hidup ikan Black Ghost karena masih dalam kisaran hidup ikan

Black Ghost 26oC (Indriani, 2001). Menurut Jhingran dan Pullin (1985), untuk

pengangkutan jarak jauh dan lama (lebih dari 24 jam) oksigen harus selalu

tersedia dan suhu tidak boleh melebihi 28°C.

Derajat keasaman (pH) selama uji pengangkutan mengalami penurunan

secara signifikan, hal tersebut diduga karena adanya peningkatan CO2 selama

pengangkutan berlangsung. Pada saat kandungan CO2 tinggi maka pH air rendah

demikian pula sebaliknya jika rendah maka pH air tinggi (Boyd, 1990). Rata-rata

pH terendah selama uji pengangkutan, yaitu perlakuan K (100% air sumur)

sebesar 6,50±0,10 pada jam ke-120 (Lampiran 9). Nilai pH merupakan parameter

lingkungan yang bersifat mengontrol laju metabolisme melalui kontrol terhadap

aktivitas enzim (Aini, 2008). Menurut Wardoyo dan Djokosetyanto (1988), nilai

pH air yang ideal untuk pengangkutan adalah 6,5 sampai 8,5 dan nilai pH optimal

untuk pengangkutan ikan hidup adalah 6-7. Menurut Indriani (2001) keasaman

(pH) yang cocok untuk ikan Black Ghost sekitar 6,6; namun dengan pH 6-7 pun

ikan ini masih dapat hidup. Keasaman (pH) purewater relatif stabil pada nilai

Page 46: C12mja

31

kisaran 7 (Purewatercleo, 2010), sehingga lebih optimal untuk keberlangsungan

hidup ikan Black Ghost.

Pada jam ke-48 hingga jam ke-72, terjadi peningkatan CO2 yang cukup

tinggi disetiap perlakuan. Kadar CO2 pada jam ke-72 berturut-turut adalah

56,60±5,77 mg/ℓ (perlakuan A); 59,93±9,99 mg/ℓ (perlakuan B); 56,60±69,92

mg/ℓ (perlakuan C); 59,93 mg/ℓ (perlakuan D) dan 59,93±9,99 mg/ℓ (perlakuan

K). Peningkatan kadar CO2 terus berlanjut hingga uji transportasi berakhir. Kadar

CO2 yang melebihi 50 mg/ℓ tersebut mengakibatkan kematian ikan uji disetiap

perlakuan, karena menurut Fry dan Noris (1962) kadar 50-100 mg/ℓ dapat

membunuh ikan dalam waktu relatif lama. Kadar CO2 dalam air juga

mempengaruhi pH air. Pada saat kandungan CO2 tinggi maka pH air rendah

demikian pula sebaliknya jika rendah maka pH air tinggi (Boyd, 1990).

Peningkatan kadar CO2 yang sangat signifikan tersebut, diduga salah satu

penyebab penurunan tingkat kelangsungan hidup (KH) yang cukup drastis pada

waktu yang sama (Tabel 5). Perlakuan K dan perlakuan B penurunan KH pada

jam ke-24 dan jam ke-72 yang terjadi cukup besar. Hal tersebut diduga karena

tingginya kadar CO2 dan diikuti menurunnya konsentrasi DO yang cukup drastis

pada jam ke-48 (Tabel 6), sehingga mengakibatkan ikan menjadi stress bahkan

ada yang mengalami kematian. Namun, tidak semua ikan mengalami kematian

karena menurut Wheaton (1977), dalam sistem akuatik (perairan) memungkinkan

memiliki karbon dioksida dan oksigen dalam kadar tinggi, tetapi ini jarang terjadi

serta tidak menjadi masalah yang dipertimbangkan ketika menggunakan oksigen

untuk menentukan kualitas air.

Konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) meningkat secara signifikan

hingga jam ke-72 disetiap unit perlakuan. Hal tersebut dikarenakan pada awal

perlakuan, ikan bergerak sangat aktif sehingga tingkat metabolisme ikan

meningkat dan menyebabkan laju eksresi TAN juga meningkat. Pada jam ke-96

konsentrasi TAN mengalami penurunan sesaat dan meningkat kembali hingga jam

ke-120. Menurut Handayani dan Samsundari (2005) dalam Wibisono (2010),

penurunan konsentrasi TAN diduga karena komponen konsentrasi TAN yang

berbentuk NH3 menguap ke udara atau masuk ke dalam darah ikan melalui proses

Page 47: C12mja

32

difusi. Pada jam ke-120 (Gambar 6) menunjukan kadar konsentrasi TAN tertinggi

pada perlakuan K (100% air sumur) jam ke-120, yaitu sebesar 7,29±0,77 mg/ℓ.

Nilai konsentrasi amonia (NH3) diperoleh dari data konsentrasi TAN

dengan memperhitungkan kondisi pH dan suhu pada setiap perlakuan dengan

menggunakan tabel presentase amonia tidak terionisasi (Tabel 2). Kadar

konsentrasi NH3 pada media pengangkutan mengalami peningkatan hingga jam

ke-48. Kisaran konsentrasi NH3 dari setiap perlakuan pada jam ke-48, yaitu

0,0278–0,0364 mg/ℓ (Lampiran 15). Peningkatan NH3 dalam air media

pengangkutan berasal dari buangan metabolit ikan. Froese (1985) menyatakan

laju metabolisme ikan selama pengangkutan sampai tiga kali lebih tinggi dari

metabolisme rutin, sehingga menyebabkan laju ekskresi hasil metabolisme selama

proses pengangkutan meningkat pula. Peningkatan NH3 tersebut diduga

mengakibatkan penurunan KH di setiap unit perlakuan (Tabel 6) yang cukup

drastis, karena menurut menurut Sawyer dan McCarty (1978) dalam Effendi

(2003) menyatakan bahwa kadar NH3 diperairan tawar sebaiknya tidak melebihi

0,02 mg/ℓ. Pada jam ke-48 tersebut juga terjadi penurunan DO (Tabel 5) yang

cukup signifikan sehingga mengakibatkan NH3 menjadi lebih toksik (beracun)

terhadap ikan uji. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Effendi (2003), bahwa

toksisitas amonia (NH3) terhadap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi

penurunan kadar oksigen terlarut (DO), pH dan suhu. Perlakuan K (100% air

sumur) memiliki konsentrasi DO terendah pada jam ke-48 (Tabel 5) sehingga

penurunan KH yang terjadi paling tinggi (Tabel 6) dibandingkan dengan

perlakuan lainnya.

Pada Gambar 7 terlihat bahwa setelah jam ke-48 konsentrasi NH3

mengalami penurunan hingga jam ke-120. Nilai terendah konsentrasi NH3 jam ke-

120, yaitu sebesar 0,0153±0,0057 mg/ℓ pada perlakuan K (100% air sumur) dan

tertinggi jam ke-120 sebesar 0,0204±0,0027 mg/ℓ pada perlakuan D (75%

purewater + 25% air sumur). Penurunan konsentrasi NH3 tersebut diduga karena

menurunnya KH, maka buangan metabolit menjadi berkurang. Penyebab

penurunan konsentrasi NH3 lainnya diduga karena adanya penurunan pH dan

suhu yang drastis setelah jam ke-48 tersebut. Menurut Supriyono et al. (2007)

rendahnya suhu dan pH juga berpengaruh terhadap laju eksresi amonia oleh ikan,

Page 48: C12mja

33

semakin rendah suhu maka laju ekskresi amonia akan semakin rendah. Boyd

(1992) menyatakan bahwa semakin rendah pH dan suhu maka amonia yang dalam

bentuk amonia tak terionisasi (NH3) akan semakin kecil.

Berdasarkan Gambar 8, menunjukan bahwa konsentrasi nitrit (NO2ˉ) di

media pengangkutan ikan Black Ghost terjadi penurunan hingga jam ke-120. Hal

tersebut diduga karena terjadi penurunan konsentrasi NH3. Nitrit (NO2ˉ)

merupakan bentuk peralihan dari amonia dan bersifat toksik (Effendi, 2000).

Kisaran nilai konsentrasi NO2ˉ jam ke-120, yaitu sebesar 0,10-0,65 mg/ℓ. Kisaran

nilai konsentrasi NO2ˉ tergolong berbahaya bagi ikan uji karena menurut Moore

(1991) dalam Effendi (2003), menyatakan bahwa kadar nitrit yang lebih dari 0,05

mg/ℓ dapat bersifat toksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif.

Keberadaan NO2ˉ sangat penting untuk diketahui, karena menurut Boyd (1990),

apabila konsentrasi methemoglobin (hasil oksidasi haemaglobin oleh NO2ˉ) dalam

darah ikan mencapai 50%, ikan akan mengalami hypoxia yang dapat

menyebabkan kematian terutama apabila konsentrasi oksigen terlalu rendah.

Pada Gambar 9 terlihat bahwa adanya peningkatan kesadahan terhadap

semua perlakuan selama uji transportasi dengan waktu pengangkutan sampai

dengan 120 jam. Nilai rata-rata kesadahan di media pengangkutan terendah, yaitu

pada perlakuan A (100% purewater) sebesar 17,24 mg/ℓ CaCO3 (jam ke-0),

sedangkan nilai rata-rata kesadahan tertinggi pada perlakuan K (100% air sumur)

sebesar 118,20 mg/ℓ CaCO3 (jam ke-120). Kisaran kesadahan tersebut tidak

berbahaya bagi ikan uji karena menurut Swingle (1968) dalam Mukti (2006)

menyatakan bahwa kesadahan yang kurang dari 15 mg/ℓ CaCO3 equivalen, akan

menyebabkan pertumbuhan organisme perairan menjadi lambat dan bahkan akan

menyebabkan kematian.

Effendi (2003) menyatakan bahwa kesadahan adalah gambaran kation

logam divalen (valensi dua). Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi nilai

kesadahan, maka semakin tinggi konsentrasi logam atau ion yang terkandung

dalam perairan tersebut. Pernyataan tersebut diperkuat bahwa kesadahan yang

tinggi dapat menghambat sifat toksik dari logam berat karena kation-kation

penyusun kesadahan (kalsium dan magnesium) membentuk senyawa kompleks

dengan logam berat tersebut (Effendi, 2003).

Page 49: C12mja

34

Konduktivitas media pengangkutan untuk semua perlakuan mengalami

peningkatan selama uji transportasi sampai dengan 120 jam (Gambar 10). Nilai

rata-rata kesadahan di media pengangkutan terendah, yaitu pada perlakuan A

(100% purewater) sebesar 0,34 µmhos/cm (jam ke-0), sedangkan nilai rata-rata

kesadahan tertinggi pada perlakuan K (100% air sumur) sebesar 0,97 µmhos/cm

(jam ke-120). Konduktivitas adalah gambaran numerik dari kemampuan air untuk

meneruskan aliran listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut

yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai konduktivitas. Reaktivitas,

bilangan valensi dan konsentrasi ion-ion terlarut sangat berpengaruh terhadap nilai

konduktivitas (Mackereth et al., 1989 dalam Effendi, 2003).

Berdasarkan penjabaran kesadahan dan konduktivitas di atas, bahwa nilai

kesadahan dan konduktivitas menunjukan konsentrasi ion yang terkandung dalam

perairan. Hasil tersebut juga dapat merepresentasikan nilai salinitas karena

menurut Boyd (1988) dalam Effendi (2003) menyatakan bahwa salinitas

merupakan konsentrasi total ion yang terdapat di perairan. Data kesadahan

(Lampiran 19) dan konduktivitas (Lampiran 21) yang diperoleh menunjukan

perlakuan yang menggunakan purewater (perlakuan A) atau penambahan

purewater dalam media pengangkutan (perlakuan B, C dan D) memiliki nilai

kesadahan dan konduktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan K

(100% air sumur). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa perlakuan K

memiliki konsentrasi total ion yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

Tingginya konsentrasi total ion dapat mengurangi kelarutan oksigen (DO)

dalam media air pengangkutan, sehingga diduga berdampak pada menurunnya

tingkat kelangsungan hidup (KH) karena kekurangan oksigen. Menurut Wheaton

(1977) menyatakan bahwa meningkatnya salah satu parameter air berupa

konsentrasi total ion atau suhu akan mengurangi kandungan oksigen pada saat

jenuh/saturasi.

Berdasarkan data hasil uji transportasi ikan Black Ghost yang diperoleh

(Tabel 5), menunjukan bahwa perlakuan telah memberi pengaruh yang nyata

terhadap tingkat kelangsungan hidup (KH). Perbedaan yang nyata antara kontrol

dengan perlakuan terjadi dimulai pada jam ke-48. Pada jam ke-48 tersebut, KH

tertinggi terjadi pada perlakuan A dan perlakuan D dengan nilai KH yang sama,

Page 50: C12mja

35

yaitu sebesar 94,17+1,44%, sedangkan KH terendah terjadi pada kontrol sebesar

85,00+6,61. Berdasarkan hasil analisis biaya (Lampiran 28) perlakuan D secara

ekonomis lebih efisien dan menghasilkan keuntungan terbesar dibandingkan dari

semua perlakuan. Keuntungan yang diperoleh mencapai Rp.136.017,00 per

kantong packing untuk perlakuan D. Keuntungan tersebut jauh lebih besar

dibandingkan dengan transportasi ikan Black Ghost secara konvensional.

Transportasi ikan Black Ghost secara konvensional adalah transportasi

ikan Black Ghost yang biasa dilakukan oleh praktisi budidaya ataupun eksportir,

dimana media pengangkutan menggunakan air sumur tanpa filtrasi dan kepadatan

ikan yang rendah. Adapun kepadatan maksimal yang sering digunakan adalah 25

ekor/ℓ, sedangkan penelitian ini menggunakan 40 ekor/ℓ. Asumsi tingkat

kematian berkisar 10% untuk durasi transportasi 2 hari (48 jam) dan 30% untuk

durasi transportasi 5 hari (120 jam). Dari hasil perhitungan analisis biaya

(Lampiran 26) transportasi konvensional selama 2 hari hanya menghasilkan

keuntungan sebesar Rp.79.626,00 per kantong.

Pada jam ke-120, KH tertinggi terjadi pada perlakuan A sebesar

69,17+3,82%, sedangkan KH terendah terjadi pada kontrol sebesar 20,83+13,77.

Hal tersebut diduga karena media pengangkutan perlakuan A yang menggunakan

100% purewater dapat mempertahankan kualitas air media pengangkutan yang

lebih baik. Untuk perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan D yang menggunakan

percampuran purewater, menunjukan nilai KH yang jauh lebih baik dibandingkan

dengan kontrol.

Dari hasil analisis biaya (Lampiran 29) menunjukan perlakuan A pada jam

ke-120 memberikan keuntungan paling besar. Keuntungan yang diperoleh

mencapai Rp.87.850,00 per kantong packing. Keuntungan tersebut jauh lebih

besar dibandingkan dengan transportasi ikan Black Ghost secara konvensional

selama 5 hari (120 jam), yang hanya menghasilkan keuntungan sebesar

Rp.57.126,00 (Lampiran 28). Perbedaan keuntungan ekonomis tersebut di atas,

akan signifikan serta linear seiring dengan perubahan biaya angkut dan harga

ikan.

Setelah uji transportasi, ikan Black Ghost dipelihara selama 10 hari. Dari

hasil uji statistik tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama

Page 51: C12mja

36

pemeliharaan (Tabel 7), terlihat perbedaan yang nyata antar perlakuan dimulai

hari ke-5. Tingkat kelangsungan hidup (KH) tertinggi pada hari ke-5 terjadi pada

perlakuan A sebesar 84.44±3.85%, sedangkan KH terendah terjadi perlakuan K

sebesar 64.44±16.78%. Untuk KH tertinggi pada hari ke-10, yaitu pada perlakuan

A sebesar 71+8,07%, sedangkan KH terendah terjadi pada perlakuan K sebesar

45+38,92%. Hal tersebut menunjukan bahwa ikan uji dapat beradaptasi pasca

pengangkutan.

Laju pertumbuhan harian (LPH) tertinggi dari pemeliharaan ikan Black

Ghost adalah perlakuan D sebesar 0,48%. Untuk LPH terendah terjadi pada

perlakuan B sebesar 0,19%. Hal tersebut menunjukan bahwa ikan Black Ghost

masih dapat tumbuh normal pasca pengangkutan.

Page 52: C12mja

38

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Perbandingan komposisi purewater dan air sumur memberikan pengaruh

terhadap tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost dan kualitas air

media pengangkutan ikan. Pengaruh yang nyata terhadap KH mulai terjadi saat

jam ke-48. Pengangkutan ikan Black Ghost dengan kepadatan tinggi 40 ekor/ℓ

dalam media pengangkutan menjadi paling tidak 50% dapat mempertahankan KH

dan kualitas media pengangkutan yang baik sampai dengan jam ke-48. Pada jam

ke-48 tersebut, KH tertinggi terjadi pada perlakuan A dan perlakuan D dengan

nilai KH yang sama, yaitu sebesar 94,17+1,44%. Namun secara ekonomis

perlakuan D (70% purewater + 25% air sumur) lebih menguntungkan. Pada jam

ke-120, perlakuan A (100% purewater) menghasilkan nilai KH tertinggi sebesar

69,17+3,82 % dengan nilai oksigen terlarut (DO) sebesar 5,50+0,12 mg/ℓ dan

nilai total amonia nitrogen (TAN) sebesar 6,77±0,58 mg/ℓ. Perlakuan A dengan

komposisi 100% purewater memiliki kualitas air yang relatif lebih baik dan stabil

pada media pengangkutan ikan sistem tertutup serta menghasilkan KH yang

tinggi. Pemeliharaan ikan Black Ghost selama 10 hari pasca uji transportasi

menunjukan perlakuan A memiliki KH tertinggi sebesar 71+8,07%, sedangkan

untuk laju pertumbuhan harian (LPH) tertinggi adalah perlakuan D sebesar 0,48%.

4.2 Saran

Untuk mengoptimalkan hasil yang didapat, perlu adanya penelitian lebih

lanjut terhadap padat tebar, reduksi zat toksik dan respon stres ikan dalam media

purewater.

Page 53: C12mja

39

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Y., 2008. Kinerja pertumbuhan ikan gurame Osphronemus gouramy pada media bersalinitas 3 ppt dengan paparan medan listrik. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ardyanti, Y., 2007. Pemanfaatan zeolit dan karbon aktif pada pengepakan sistem

tertutup ikan corydoras Corydoras aenus dengan kepadatan tinggi. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Boyd, C. E., 1990. Water quality in pond aquaculture. Birmingham Publishing

Co, Alabama. Effendi, H., 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan

lingkungan perairan. Kanasius, Yogyakarta. FAO, 2011. Site selection for aquaculture : chemical features of water. Available

at http://www.fao.org/docrep/field/003/AC183E/AC183E18.htm [08 Mei 2011].

Fishdoc, 2010. Ammonia and water quality. Available at

http://www.fishdoc.co.uk/water/ammonia.htm [7 Januari 2010]. Froese, R., 1988. Relationship between body weight and loading densities in fish

transport using the plastic bag method. Aquaculture and Fisheries Management, pp. 275-281.

Fry, F. E. J., Norris, K. S., 1962. The transportation of live fish. In 'Fish as Food',

G. Borgstrom (Ed). Academic Press, New York. Vol. 2, pp. 595 – 608. Gerbhards, V. S., 1965. Transport of juvenile trout in sealed containers. The

Progressive Culturist 27: 1-6. Ghozali, M. F. R., 2007. Pengaruh penambahan zeolit dan karbon aktif terhadap

tingkat kelangsungan hidup ikan maanvis Pterophyllum scalare pada pengangkutan sistem tertutup. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ghozali, M. F. R., 2010. Effektivitas penambahan zeolit, C-aktif dan garam pada

pengangkutan ikan maanvis Pterophyllum scalare dengan kepadatan tinggi, studi lanjut respon stres. [Tesis]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 54: C12mja

40

Goddard, S., 1996. Feed management in intensive aquaculture. Chapman and Hall, New York.

Jhingran, V. G., and Pullin, R.S.V., 1985. Hatchery manual of Common Carp,

Chinese, and Indian Major Carps. ICLARM Studies and Reviews II. Asian Development Bank.

Hardjojo, B., 2005. Materi pokok pengukuran dan analisis kualitas air; 1-6.

Universitas Terbuka, Jakarta. Huisman , E.A., 1987. The principles of fish culture production. Department of Aquaculture. Wageningen University, Netherland. Indriani, Y. H., 2001. Ikan hias air tawar : Black Ghost. Penebar Swadaya, Jakarta Junianto, 2003. Teknik penanganan ikan. Penebar Swadaya, Jakarta. Kompas, 2009. Ekspor ikan hias terkendala transportasi. Available at

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/18/05221516/Ekspor.Ikan.Hias.Terkendala.Transportasi [18 Agustus 2009].

Lesmana, D. S., 2001. Budidaya ikan hias populer. Penebar Swadaya, Jakarta Mukti, A., 2006. Pengaruh sub-kronik Linear Alkylbenzen Sulfonate (LAS)

terhadap stadia post larva udang vannamei Litopenaeus vannamei. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Purewatercleo, 2010. Purewater. Available at http://www.purewatercleo.com [20

Februari 2010]. Quinn, G., and Keough, M., 2002. Experimental design and data analysis for

biologists. Cambridge University Press, Cambridge. Slamet, B., Ismi, S., dan Aslianti, T. 2001. Transportasi benih ikan kerapu bebek

Cromileptes altivelis hasil pembenihan di Bali. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut. Gondol.

Supriyono, E., Supendi, A., dan Nirmala, K., 2007. Pemanfaatan zeolit dan

karbon aktif pada pengepakan sistem tertutup ikan corydoras Corydoras aenus. Jurnal Akuakultur Indonesia, 6 (2): 135-145.

SNI, 2006. Pengemasan ikan hias hidup melalui sarana angkutan udara. SNI : No.

01-4854-2006. Badan Standardisasi Nasional. Sitio, S., 2008. Pengaruh medan listrik pada media pemeliharaan bersalinitas 3 ppt

terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan gurame

Page 55: C12mja

41

Osphronemus gouramy Lac. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Steel, G. D., Torrie, J. H., 1981. Prinsip-prinsip dan prosedur statistika.

Terjemahan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sufianto, B., 2008. Uji transportasi ikan mas koki Carrasius auratus Linnaeus

hidup sistem kering dengan perlakuan suhu dan penurunan konsentrasi oksigen. [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Supendi, A., 2006. Pemanfaatan zeolit dan karbon aktif pada pengepakan sistem

tertutup ikan corydoras Corydoras aenus. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wardoyo, S. T. H. dan Djokosetyanto, D., 1988. Pengelolaan kualitas air di

tambak udang, di dalam: Seminar Memacu Keberhasilan dan Pengembangan Usaha Pertambakan Udang. Bogor, 16-17 September 1988. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wedemeyer, G. A. 1996. Physiology of fish in intensive culture systems.

Chapman and Hall, New York. Wheaton, F. W. 1977. Aquacultural engineering. Aquacultural Engineering

Departement. University of Maryland, Maryland. Wibisono, A. P. 2010. Efisiensi transportasi benih ikan patin siam (Pangasius

hypothalamus) pada ukuran dan kepadatan yang berbeda. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 56: C12mja

39

LAMPIRAN

Page 57: C12mja

40

Lampiran 1. Perbandingan hasil uji kualitas air sumur dengan purewater

No. Parameter Satuan Hasil Uji

Air Sumur Purewater Fisiko-kimia 1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau 2 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa

3 Warna (Visual) - Tidak Berwarna Tidak Berwarna

4 pH - 6,31 6,56 5 Amonia mg/ℓ 0,0048 0 6 Nitrit mg/ℓ 0,03 0 7 Kesadahan mg/ℓ 132,19 122,4 8 TDS mg/ℓ 4 2 9 Alumunium (Aℓ) mg/ℓ 0,145 0 10 Total Iron (Fe) mg/ℓ 0,034 0

Mikrobiologi

1 Total Bakteri koloni/mℓ 1,04 x 103 0

Page 58: C12mja

41

Lampiran 2. Alur proses pembuatan air minum purewater dalam kemasan di PT. Sariguna Primatirta

Page 59: C12mja

42

Lampiran 3. Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Black Ghost selama 6 jam

Jam ke-

Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Black Ghost (mg O2. g-1. jam-1)

Media Air Sumur Media Purewater 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

1 0,26 0,32 0,22 0,27±0,05 0,17 0,28 0,36 0,27±0,10

2 0,19 0,18 0,24 0,20±0,03 0,30 0,17 0,10 0,19±0,10 3 0,20 0,17 0,19 0,19±0,02 0,13 0,15 0,20 0,16±0,04 4 0,08 0,10 0,09 0,09±0,01 0,14 0,06 0,06 0,09±0,04

5 0,10 0,11 0,06 0,09±0,02 0,13 0,13 0,02 0,09±0,06

6 0,04 0,02 0,08 0,05±0,03 0,03 0,05 0,10 0,06±0,04

Lampiran 4. Laju Ekskresi TAN Ikan Black Ghost per 12 jam selama 48 jam

Jam ke-

Laju Ekskresi TAN Ikan Black Ghost (mg O2. L-1)

Media Air Sumur Media Purewater

1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 0,04 0,09 0,08 0,07±0,03 0,03 0,06 0,08 0,05±0,03

12 0,23 0,21 0,25 0,23±0,02 0,24 0,20 0,20 0,21±0,02

24 0,27 0,29 0,23 0,26±0,03 0,27 0,22 0,18 0,22±0,05

36 0,25 0,34 0,32 0,31±0,05 0,32 0,23 0,15 0,23±0,09

48 0,36 0,40 0,27 0,35±0,06 0,37 0,39 0,32 0,36±0,04

Page 60: C12mja

43

Lampiran 5. Konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-

A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 6,69 6,76 6,73 6,73±0,04 6,58 6,29 6,37 6,41±0,15

24 6,26 6,14 6,15 6,18±0,07 6,08 6,01 6,06 6,05±0,04

48 5,49 5,35 5,60 5,48±0,12 5,21 5,31 5,86 5,46±0,35

72 5,55 5,61 5,89 5,68±0,18 5,34 5,41 5,76 5,50±0,23

96 6,29 5,86 5,97 6,04±0,22 5,30 5,25 5,32 5,29±0,04

120 5,57 5,36 5,58 5,50±0,12 5,03 5,18 4,87 5,03±0,16

Jam ke-

C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 7,11 7,05 7,07 7,08±0,03 6,87 6,77 6,57 6,74±0,15

24 6,10 6,05 6,07 6,07±0,03 6,27 6,18 6,34 6,26±0,08

48 5,13 5,33 5,42 5,29±0,15 5,20 5,43 5,31 5,31±0,12

72 5,24 5,46 5,55 5,42±0,16 5,65 5,43 5,52 5,53±0,11

96 5,89 5,90 5,77 5,85±0,07 5,81 6,03 5,89 5,91±0,11

120 5,36 5,43 5,12 5,30±0,16 5,31 5,43 5,41 5,38±0,06

Jam ke-

K 1 2 3 rata-rata

0 6,59 6,28 6,18 6,35±0,21

24 5,78 6,03 6,01 5,94±0,14

48 5,32 5,31 5,18 5,27±0,08

72 5,36 5,43 5,29 5,36±0,07

96 4,82 5,18 5,22 5,07±0,22

120 5,12 4,77 4,18 4,69±0,48

Lampiran 6. Analisis statistik konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ)

Jam Ke- Konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ)

A B C D K

0 6,73±0,04bc 6,41±0,15 ab 7,08±0,03c 6,74±0,15bc 6,35±0,21 a 24 6,18±0,07b 6,05±0,04 ab 6,07±0,03 ab 6,26±0,08c 5,94±0,14 a 48 5,48±0,12 a 5,76±0,87 a 5,29±0,15 a 5,31±0,12 a 5,27±0,08 a 72 5,68±0,18 a 5,50±0,23 ab 5,42±0,16 a 5,53±0,11 ab 5,36±0,07 a 96 6,04±0,22b 5,29±0,04 a 5,85±0,07b 5,91±0,11b 5,07±0,22 a 120 5,50±0,12c 5,03±0,16 ab 5,30±0,16 abc 5,38±0,06bc 4,69±0,48 a

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Page 61: C12mja

44

Lampiran 7. Nilai suhu media pengangkutan (oC) Jam ke-

A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00 24 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00

48 27,00 26,50 26,00 26,50±0,50 26,00 27,00 27,00 26,67±0,58

72 27,00 26,50 26,00 26,50±0,50 26,00 27,00 27,00 26,67±0,58 96 26,60 25,80 26,20 26,20±0,40 24,50 26,50 25,50 26,17±0,58 120 26,60 26,20 26,20 26,33±0,23 26,50 26,50 26,50 26,50±0,00

Jam ke-

C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00

24 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00 48 27,00 26,60 26,50 26,70±0,26 26,70 26,50 26,50 26,57±0,12 72 26,50 26,60 27,00 26,70±0,26 26,70 26,50 26,50 26,57±0,12

96 26,50 25,50 26,50 26,17±0,58 26,40 25,80 26,20 26,13±0,31

120 26,50 26,50 26,50 26,50±0,00 26,40 26,40 26,40 26,40±0,00

Jam ke-

K 1 2 3 rata-rata

0 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00

24 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00

48 26,50 26,50 26,50 26,50±0,00

72 26,50 26,50 26,50 26,50±0,00

96 26,50 26,50 26,60 26,53±0,06

120 26,50 26,50 26,60 26,53±0,06

Lampiran 8. Analisis statistik nilai suhu media pengangkutan (oC)

Jam Ke-

Suhu media pengangkutan (°C)

A B C D K

0 27,50a 27,50a 27,50a 27,50a 27,5 a

24 27 a 27 a 27 a 27 a 27 a

48 26,50±0,50a 26,67±0,58a 26,70±0,26a 26,57±0,12a 26,5 a

72 26,50±0,50a 26,67±0,58a 26,70±0,26a 26,57±0,12a 26,5 a

96 26,20±0,40a 25,50±1,00a 26,17±0,58a 26,13±0,31a 26,53±0,06a

120 26,33±0,23a 26,50a 26,50a 26,40a 26,53±0,06a Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada

setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Page 62: C12mja

45

Lampiran 9. Nilai pH media pengangkutan Jam ke-

A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 7,34 7,31 7,38 7,34±0,04 7,06 7,12 7,11 7,10±0,03 24 6,98 7,01 7,18 7,06±0,11 6,98 6,82 6,76 6,85±0,11 48 6,84 6,77 7,22 6,94±0,24 7,05 6,97 6,77 6,93±0,14 72 6,71 6,73 6,78 6,74±0,04 6,84 6,47 6,55 6,62±0,19 96 6,71 6,54 6,65 6,63±0,09 6,59 6,57 6,61 6,59±0,02 120 6,57 6,65 6,56 6,59±0,05 6,61 6,42 6,66 6,56±0,13 Jam ke-

C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 7,21 7,18 7,26 7,22±0,04 7,34 7,22 7,39 7,32±0,09 24 6,71 6,88 6,76 6,78±0,09 6,82 6,94 6,89 6,88±0,06 48 6,95 6,98 6,81 6,91±0,09 6,89 6,74 6,93 6,85±0,10 72 6,65 6,78 6,51 6,65±0,14 6,81 6,64 6,63 6,69±0,10 96 6,64 6,65 6,35 6,55±0,17 6,45 6,59 6,51 6,52±0,07 120 6,44 6,51 6,59 6,51±0,08 6,61 6,63 6,55 6,60±0,04 Jam ke-

K 1 2 3 rata-rata

0 7,12 7,03 7,18 7,11±0,08

24 6,62 6,79 6,78 6,73±0,10

48 6,81 6,75 6,93 6,83±0,09

72 6,61 6,65 6,63 6,63±0,02

96 6,65 6,34 6,61 6,53±0,17

120 6,55 6,57 6,38 6,50±0,10

Lampiran 10. Analisis statistik nilai pH media pengangkutan

Jam Ke-

pH media pengangkutan

A B C D K

0 7,34±0,04b 7,10±0,03a 7,22±0,04ab 7,32±0,09b 7,11±0,08a 24 7,06±0,11b 6,85±0,11ab 6,78±0,09ab 6,88±0,06ab 6,73±0,10a 48 6,94±0,24a 6,93±0,14a 6,91±0,09a 6,85±0,10a 6,83±0,09a 72 6,74±0,04a 6,62±0,19a 6,65±0,14a 6,69±0,10a 6,63±0,02a 96 6,63±0,09a 6,59±0,02a 6,55±0,17a 6,52±0,07a 6,53±0,17a 120 6,59±0,05a 6,56±0,13a 6,51±0,08a 6,60±0,04a 6,50±0,10a

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Page 63: C12mja

46

Lampiran 11. Konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-

A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 19,98 9,99 19,98 16,65±5,77 9,99 19,98 19,98 16,65±5,77 24 49,94 29,96 39,95 39,95±9,99 19,98 29,96 39,95 29,96±9,99 48 49,94 49,94 49,94 49,94±0,00 29,96 49,94 49,94 43,28±11,53 72 59,93 59,93 49,94 56,60±5,77 49,94 59,93 69,92 59,93±9,99 96 69,92 69,92 59,93 66,59±5,77 59,93 69,92 59,93 63,26±5,77 120 69,92 79,90 59,93 69,92±9,99 59,93 79,90 59,93 66,59±11,53 Jam ke-

C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 19,98 19,98 9,99 16,65±5,77 9,99 9,99 19,98 13,32±5,77 24 29,96 29,96 29,96 29,96±0,00 49,94 29,96 29,96 36,62±11,53 48 49,94 49,94 39,95 46,61±5,77 59,93 39,95 59,93 53,27±11,53 72 49,94 59,93 59,93 56,60±5,77 59,93 59,93 59,93 59,93±0,00 96 49,94 69,92 69,92 63,26±11,53 69,92 69,92 59,93 66,59±5,77 120 59,93 69,92 79,90 69,92±9,99 59,93 69,92 69,92 66,59±5,77 Jam ke-

K 1 2 3 rata-rata

0 29,96 9,99 19,98 19,98±9,99

24 39,95 19,98 39,95 33,29±11,53

48 49,94 39,95 49,94 46,61±5,77

72 59,93 49,94 69,92 59,93±9,99

96 69,92 49,94 69,92 63,26±11,53

120 59,93 69,92 59,93 63,26±5,77

Lampiran 12. Analisis statistik konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ)

Jam Ke-

Konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ)

A B C D K

0 16,65±5,77a 16,65±5,77a 16,65±5,77a 13,32±5,77a 19,98±9,99a 24 39,95±9,99a 29,96±9,99a 29,96a 36,62±11,53a 33,29±11,53a 48 49,94a 49,94a 46,61±5,77a 53,27±11,53a 46,61±5,77a 72 56,60±5,77a 59,93±9,99a 56,60±5,77a 59,93a 59,93±9,99a 96 66,59±5,77a 63,26±5,77a 63,26±11,53a 66,59±5,77a 63,26±11,53a 120 69,92±9,99a 66,59±11,53a 69,92±9,99a 66,59±5,77a 63,26±5,77a

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Page 64: C12mja

47

Lampiran 13. Konsentrasi TAN media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-

A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 0,09 0,06 0,13 0,09±0,03 0,15 0,20 0,17 0,17±0,02 24 2,20 2,04 2,11 2,12±0,08 1,98 1,96 2,37 2,10±0,23 48 4,67 5,06 5,54 5,09±0,44 5,09 5,44 5,29 5,27±0,18 72 6,98 5,77 5,45 6,07±0,80 5,80 6,15 6,79 6,25±0,50 96 5,97 5,80 5,61 5,79±0,18 6,08 5,63 5,94 5,88±0,23 120 6,51 6,36 7,43 6,77±0,58 6,83 7,57 6,81 7,07±0,43 Jam ke-

C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 0,13 0,18 0,14 0,15±0,03 0,13 0,11 0,08 0,11±0,03 24 1,53 2,36 2,07 1,99±0,42 2,05 1,87 2,07 2,00±0,11 48 5,20 5,22 5,50 5,31±0,17 4,96 5,42 5,60 5,33±0,33 72 6,71 5,93 5,41 6,02±0,65 6,47 6,13 5,51 6,03±0,49 96 4,96 6,02 6,04 5,67±0,62 5,98 5,61 5,87 5,82±0,19 120 6,47 6,80 6,50 6,59±0,18 6,66 6,74 6,65 6,69±0,05 Jam ke-

K 1 2 3 rata-rata

0 0,10 0,16 0,16 0,14±0,03

24 2,52 2,00 2,47 2,33±0,29

48 5,50 5,34 5,39 5,41±0,08

72 6,21 6,84 6,33 6,46±0,34

96 5,62 6,07 5,64 5,78±0,26

120 6,86 6,84 8,18 7,29±0,77

Lampiran 14. Analisis statistik konsentrasi TAN media pengangkutan (mg/ℓ)

Jam Ke-

Konsentrasi TAN media pengangkutan (mg/ℓ)

A B C D K

0 0,09±0,03a 0,17±0,02b 0,15±0,03ab 0,11±0,03ab 0,14±0,03ab 24 2,12±0,08a 2,10±0,23a 1,99±0,42a 2,00±0,11a 2,33±0,29a 48 5,09±0,44a 5,27±0,18a 5,31±0,17a 5,33±0,33a 5,41±0,08a 72 6,07±0,80a 6,25±0,50a 6,02±0,65a 6,03±0,49a 6,46±0,34a 96 5,79±0,18a 5,88±0,23a 5,67±0,62a 5,82±0,19a 5,78±0,26a 120 6,77±0,58a 7,07±0,43a 6,59±0,18a 6,69±0,05a 7,29±0,77a

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Page 65: C12mja

48

Lampiran 15. Konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-

A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 0,00127 0,00088 0,00211 0,0014±0,0006 0,0012 0,0018 0,0015 0,0015±0,0003

24 0,01443 0,01419 0,02160 0,0167±0,0042 0,0130 0,0100 0,0108 0,0112±0,0016

48 0,02467 0,02347 0,06101 0,0364±0,0213 0,0393 0,0352 0,0246 0,0330±0,0076

72 0,02854 0,02466 0,02580 0,0263±0,0020 0,0306 0,0116 0,0178 0,0200±0,0097

96 0,02442 0,01468 0,01986 0,0197±0,0049 0,0182 0,0158 0,0188 0,0176±0,0016

120 0,01827 0,02251 0,02017 0,0203±0,0021 0,0217 0,0108 0,0247 0,0191±0,0073

Jam ke-

C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 0,0014 0,0018 0,0017 0,0016±0,0002 0,0019 0,0013 0,0013 0,0015±0,0004

24 0,0063 0,0133 0,0094 0,0097±0,0035 0,0104 0,0116 0,0119 0,0113±0,0008

48 0,0327 0,0343 0,0275 0,0315±0,0035 0,0285 0,0237 0,0342 0,0288±0,0053

72 0,0237 0,0281 0,0122 0,0213±0,0082 0,0324 0,0211 0,0185 0,0240±0,0074

96 0,0171 0,0213 0,0103 0,0162±0,0056 0,0119 0,0168 0,0132 0,0140±0,0025

120 0,0104 0,0153 0,0194 0,0151±0,0045 0,0211 0,0226 0,0174 0,0204±0,0027

Jam ke-

K 1 2 3 rata-rata

0 0,0009 0,0012 0,0017 0,0013±0,0004

24 0,0081 0,0097 0,0117 0,0098±0,0018

48 0,0266 0,0238 0,0329 0,0278±0,0047

72 0,0197 0,0242 0,0213 0,0217±0,0023

96 0,0199 0,0102 0,0179 0,0160±0,0051

120 0,0180 0,0192 0,0087 0,0153±0,0057

Lampiran 16. Analisis statistik konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ)

Jam Ke-

Konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ)

A B C D K

0 0,0014±0,0006a 0,0015±0,0003a 0,0016±0,0002a 0,0015±0,0004a 0,0013±0,0004a

24 0,0167±0,0042b 0,0112±0,0016a 0,0097±0,0035a 0,0113±0,0008a 0,0098±0,0018a

48 0,0364±0,0213a 0,0330±0,0076a 0,0315±0,0035a 0,0288±0,0053a 0,0278±0,0047a 72 0,0263±0,0020a 0,0200±0,0097a 0,0213±0,0082a 0,0240±0,0074a 0,0217±0,0023a 96 0,0197±0,0049a 0,0176±0,0016a 0,0162±0,0056a 0,0140±0,0025a 0,0160±0,0051a

120 0,0203±0,0021a 0,0191±0,0073a 0,0151±0,0045a 0,0204±0,0027a 0,0153±0,0057a Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada

setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Page 66: C12mja

49

Lampiran 17. Konsentrasi NO2ˉ media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-

A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 2,40 2,32 2,04 2,25±0,19 1,04 1,20 1,16 1,13±0,08 120 0,21 0,16 0,64 0,34±0,26 0,45 0,05 0,04 0,18±0,24 Jam ke-

C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 0,80 1,28 0,80 0,96±0,28 1,44 1,48 1,40 1,44±0,04 120 0,30 0,19 0,30 0,27±0,06 1,01 0,53 0,42 0,65±0,32 Jam ke-

K

1 2 3 rata-rata

0 0,92 2,08 3,32 2,11±1,20

120 0,17 0,06 0,06 0,10±0,06

Lampiran 18. Analisis statistik konsentrasi NO2ˉ media pengangkutan (mg/ℓ)

Jam Ke-

Konsentrasi NO2ˉ media pengangkutan (mg/ℓ) A B C D K

0 2,25±0,19c 1,13±0,08ab 0,96±0,28a 1,44±0,04abc 2,11±1,20bc

120 0,34±0,26ab 0,18±0,24a 0,27±0,06ab 0,65±0,32b 0,10±0,06a

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Lampiran 19. Konsentrasi kesadahan media pengangkutan (mg/ℓ)

Jam ke-

A B

1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 14,775 22,162 14,775 17,24±4,27 51,71 66,49 88,65 68,95±18,59

120 44,324 51,712 44,324 46,79±4,27 66,49 103,42 88,65 86,19±18,59

Jam ke-

C D

1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 44,32 36,94 36,94 39,40±4,27 22,16 29,55 22,16 24,62±4,27

120 44,32 59,10 66,49 56,64±11,28 51,71 36,94 36,94 41,86±8,53

Jam ke-

K

1 2 3 rata-rata

0 59,10 88,65 103,42 83,72±22,57

120 96,04 125,59 132,97 118,20±19,55

Lampiran 20. Analisis statistik kesadahan media pengangkutan (mg/ℓ)

Jam Ke-

Kesadahan media pengangkutan

A B C D K

0 17,24±4.27a 68,95±18,59b 39,40±4,27bc 24,62±4,27ab 83,72±22,57c

120 46,79±4,27a 86,19±18,59b 56,64±11,28bc 41,86±8,53ab 118,20±19,55c

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Page 67: C12mja

50

Lampiran 21. Konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm) Jam ke-

A B

1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 0,33700 0,33400 0,35700 0,34±0,01 0,4160 0,4600 0,4040 0,43±0,03

120 0,84600 0,58900 0,74800 0,73±0,13 0,9060 0,5400 0,9770 0,81±0,23

Jam ke-

C D

1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 0,3170 0,3660 0,3570 0,35±0,03 0,3900 0,3700 0,2930 0,35±0,05

120 0,6490 0,8760 0,9810 0,84±0,17 0,5410 0,6490 0,7650 0,65±0,11

Jam ke-

K

1 2 3 rata-rata

0 0,4040 0,6780 0,3900 0,49±0,16

120 0,9740 0,9960 0,9490 0,97±0,02

Lampiran 22. Analisis statistik konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm)

Jam Ke-

Konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm) A B C D K

0 0,34±0,01a 0,43±0,03b 0,35±0,03ab 0,35±0,05ab 0,49±0,16ab

120 0,73±0,13a 0,81±0,23b 0,84±0,17b 0,65±0,11a 0,97±0,02b

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Page 68: C12mja

51

Lampiran 23. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama pengangkutan

Jam Ke-

KH (%)

A B C D K

1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 6 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33

12 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 18 100 100 97,5 99,17±1,44 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 24 100 100 97,5 99,17±1,44 97,5 97,5 100 98,33±1,44 100 100 100 100 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 30 100 100 97,5 99,17±1,44 97,5 97,5 97,5 97,50 100 97,5 97,5 98±1,44 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 36 100 100 95 98,33±2,89 97,5 97,5 97,5 97,50 95 97,5 97,5 97±1,44 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 42 100 100 95 98,33±2,89 97,5 97,5 92,5 95,83±2,89 95 92,5 97,5 95±2,50 100 100 97,5 99,17±1,44 100 92,5 100 98±4,33 48 95 95 92,5 94,17±1,44 87,5 92,5 90 90,00±2,50 92,5 90 92,5 92±1,44 92,5 95 95 94,17±1,44 90 77,5 87,5 85±6,61 54 90 92,5 90 90,83±1,44 87,5 92,5 82,5 87,50±5,00 92,5 90 92,5 92±1,44 90 95 90 91,67±2,89 90 77,5 87,5 85±6,61 60 87,5 92,5 87,5 89,17±2,89 82,5 90 82,5 85,00±4,33 92,5 90 90 91±1,44 90 90 90 90,00 87,5 77,5 87,5 84±5,77 66 85 92,5 87,5 88,33±3,82 80 90 82,5 84,17±5,20 87,5 87,5 90 88±1,44 85 90 90 88,33±2,89 87,5 77,5 82,5 83±5,00 72 82,5 92,5 85 86,67±5,20 72,5 80 77,5 76,67±3,82 87,5 87,5 85 87±1,44 80 85 90 85,00±5,00 65 70 70 68±2,89 78 82,5 92,5 85 86,67±5,20 72,5 80 77,5 76,67±3,82 80 85 85 83±2,89 80 85 90 85,00±5,00 65 70 70 68±2,89 84 82,5 92,5 85 86,67±5,20 72,5 80 70 74,17±5,20 80 80 85 82±2,89 80 85 87,5 84,17±3,82 62,5 70 70 68±4,33 90 82,5 87,5 85 85,00±2,50 67,5 72,5 70 70,00±2,50 80 80 85 82±2,89 80 85 87,5 84,17±3,82 62,5 67,5 65 65±2,50 96 77,5 80 82,5 80,00±2,50 65 62,5 67,5 65,00±2,50 75 77,5 77,5 77±1,44 75 77,5 77,5 76,67±1,44 55 60 52,5 56±3,82 102 75 80 77,5 77,50±2,50 62,5 60 62,5 61,67±1,44 75 72,5 75 74±1,44 72,5 77,5 75 75,00±2,50 52,5 60 52,5 55±4,33 108 75 80 75 76,67±2,89 62,5 60 57,5 60,00±2,50 72,5 72,5 75 73±1,44 72,5 77,5 75 75,00±2,50 45 60 50 52±7,64 114 75 75 75 75 60 57,5 57,5 58,33±1,44 72,5 72,5 75 73±1,44 70 77,5 75 74,17±3,82 35 55 37,5 43±10,90 120 72,5 65 70 69,17±3,82 45 52,5 50 49,17±3,82 67,5 65 65 66±1,44 60 70 67,5 65,83±5,20 20 35 7,5 21±13,77

51

Page 69: C12mja

52

Lampiran 24. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama pemeliharaan pasca pengangkutan

Hari Ke-

KH (%)

A B C D K

1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata

0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

1 86,7 86,7 100 91,11±7,70 80 86,6 80 82,22±3,85 86,7 93,3 80 86,67±6,67 93,3 86,7 86,7 88,89±3,85 73,3 86,7 80,0 80,00±6,67

2 80 86,7 86,7 84,44±3,85 80 86,6 66,7 77,78±10,18 80 80 66,7 75,56±7,70 86,7 86,7 73,3 82,22±7,70 73,3 80,0 66,7 73,33±6,67

3 80 86,7 86,7 84,44±3,85 80 86,6 66,7 77,78±10,18 66,7 80 66,7 71,11±7,70 86,7 86,7 73,3 82,22±7,70 73,3 80,0 60,0 71,11±10,18

4 80 86,7 86,7 84,44±3,85 73,3 80 66,7 73,33±6,67 66,7 80 66,7 71,11±7,70 86,7 86,7 73,3 82,22±7,70 73,3 80,0 46,7 66,67±17,64

5 80 86,7 86,7 84,44±3,85 73,3 80 66,7 73,33±6,67 60 73,3 53,3 62,22±10,18 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 80,0 46,7 64,44±16,78

6 80 86,7 80 82,22±3,85 73,3 80 46,7 66,67±17,64 60 73,3 46,7 60,00±13,33 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 80,0 33,3 60,00±24,04

7 80 86,7 73,3 80,00±6,67 73,3 80 33,3 62,22±25,24 60 73,3 46,7 60,00±7,70 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 73,3 20 53,33±29,06

8 80 86,7 66,7 77,78±10,18 73,3 80 26,7 60,00±29,06 60 60 46,7 55,56±7,70 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 73,3 20 53,33±29,06

9 80 80 66,7 75,56±7,70 73,3 73,3 26,7 57,78±26,94 60 60 46,7 55,56±7,70 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 66,7 13,3 48,89±30,79

10 73,3 73,3 66,7 71,11±3,85 66,7 66,6 26,7 53,33±23,09 60 53,3 46,7 53,33±6,67 80 73,3 66,7 73,33±6,67 53,3 66,7 6,7 42,22±31,51

52

Page 70: C12mja

53

Lampiran 25. Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan Black Ghost selama pemeliharaan pasca pengangkutan

Ulangan LPH (%)

A B C D K

1 0,48 0,28 0,14 0,49 0,43

2 0,29 0,28 0,28 0,47 0,60

3 0,36 0,28 0,21 0,48 0,52

Rata-rata 0,37±0,10 0,19±0,17 0,28±0,09 0,48±0,06 0,34±0,31

Lampiran 26. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost konvensional menggunakan air sumur dan kepadatan rendah dengan lama transportasi selama 48 jam

Komponen Biaya (Rp)

Ikan Black Ghost 2 inch

(@Rp. 1.250,00) kepadatan

ikan 25 ekor/ℓ 31.250

Karet 24

Plastik packing 1.100

Oksigen murni per kantong

perlakuan 500

Purewater

(Rp. 526,00/ℓ) 0

Total Biaya 32.874

Kelangsungan Hidup 80%

Pendapatan (@Rp. 5.000,00

size 2 inch) 100.000

Keuntungan per kantong 67.126

Lampiran 27. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost konvensional menggunakan air sumur dan kepadatan rendah dengan lama transportasi selama 120 jam

Komponen Biaya (Rp)

Ikan Black Ghost 2 inch

(@Rp. 1.250,00) kepadatan

ikan 25 ekor/ℓ 31.250

Karet 24

Plastik packing 1.100

Oksigen murni per kantong

perlakuan 500

Purewater

(Rp. 526,00/ℓ) 0

Total Biaya 32.874

Kelangsungan Hidup 70%

Pendapatan (@Rp. 5.000,00

size 2 inch) 90.000

Keuntungan per kantong 57.126

Page 71: C12mja

54

Lampiran 28. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost Jam ke-48

Komponen Biaya

A B C D K

100% Purewater (Rp) 25% Purewater (Rp) 50% Purewater (Rp) 75% Purewater (Rp) 100% Air Sumur (Rp)

Ikan Black Ghost 2 inch

(@Rp. 1.250,00) kepadatan ikan

40 ekor/ℓ 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Karet 24 24 24 24 24

Plastik packing 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100

Oksigen murni per kantong

perlakuan 500 500 500 500 500

Purewater

(Rp. 526,00/ℓ) 526 132 236 359 0

Total Biaya 52.150 51.756 51.860 51.983 51.624

Kelangsungan Hidup 94% 90% 92% 94% 90%

Pendapatan (@Rp. 5.000,00 size

2 inch) 188.000 180.000 184.000 188.000 170.000

Keuntungan per kantong 135.850 128.244 132.140 136.017 79.626

54

Page 72: C12mja

55

Lampiran 29. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost Jam ke-120

Komponen Biaya

A B C D K

100% Purewater (Rp) 25% Purewater (Rp) 50% Purewater (Rp) 75% Purewater (Rp) 100% Air Sumur (Rp)

Ikan Black Ghost 2 inch

(@Rp. 1.250,00) kepadatan ikan

40 ekor/ℓ 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Karet 24 24 24 24 24

Plastik packing 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100

Oksigen murni per kantong

perlakuan 500 500 500 500 500

Purewater

(Rp. 526,00/ℓ) 526 132 236 359 0

Total Biaya 52.150 51.756 51.860 51.983 51.624

Kelangsungan Hidup 69% 43% 66% 66% 21%

Pendapatan (Rp. 5.000,00/ekor

size 2 inch) 140.000 85.000 130.000 130.000 56.000

Keuntungan per kantong 87.850 33.244 78.140 78.017 18.376

55

Page 73: C12mja

56

Lampiran 30. Analisis statistik data oksigen terlarut (DO)

Sidik ragam DO jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT Fhit Ftab P

Perlakuan 0,676 4 0,169 8,389 3,478 0,003

Sisa 0,201 10 0,020

Total 0,877 14

H0 : µi = µj

H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj

Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0

Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap

konsentrasi DO pada jam ke-120

Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :

Tukey HSD

Perlakuan N Subset for alpha = 0,05

1 2 3

K 3 4,9467

B 3 5,0267 5,0267

C 3 5,3033 5,3033 5,3033

D 3 5,3833 5,3833

A 3 5,5033

Sig. 0,069 0,069 0,461

Means for groups in homogeneous subsets are displayed,

Lampiran 31. Analisis statistik data suhu

Sidik ragam suhu jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 0,084 4 0,021 1,853 3,478 0,195 Sisa 0,113 10 0,011

Total 0,197 14

H0 : µi = µj H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0 Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap suhu pada jam ke-

120

Page 74: C12mja

57

Lampiran 32. Analisis statistik data pH

Sidik ragam pH jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 0,024 4 0,006 0,819 3,478 0,542

Sisa 0,073 10 0,007

Total 0,098 14

H0 : µi = µj H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0 Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap pH pada jam ke-

120 Lampiran 33. Analisis statistik data karbondioksida terlarut (CO2)

Sidik ragam CO2 jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 199,467 4 49,867 0,682 3,478 0,620

Sisa 731,202 10 73,120

Total 930,669 14

H0 : µi = µj H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0 Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap CO2 pada jam ke-

120 Lampiran 34. Analisis statistik data total amonia nitrogen (TAN)

Sidik ragam TAN jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 0,166 4 0,042 2,657 3,478 0,096

Sisa 0,157 10 0,016

Total 0,323 14

H0 : µi = µj H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0 Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap TAN pada jam

ke-120

Page 75: C12mja

58

Lampiran 35. Analisis statistik data amonia (NH3)

Sidik ragam NH3 jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 0,000 4 0,000 0,895 3,478 0,502

Sisa 0,000 10 0,000

Total 0,000 14

H0 : µi = µj

H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj

Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0

Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap NH3 pada jam ke-

120

Lampiran 36. Analisis statistik data nitrit (NO2ˉ)

Sidik ragam NO2ˉ jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 0,252 4 0,063 2,325 3,478 0,127

Sisa 0,271 10 0,027

Total 0,523 14

H0 : µi = µj

H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj

Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0

Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap NO2ˉ pada jam

ke-120

Page 76: C12mja

59

Lampiran 37. Analisis statistik data kesadahan

Sidik ragam kesadahan jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 12283,472 4 3070,868 16,235 3,478 0,000

Sisa 1891,545 10 189,154

Total 14175,017 14

H0 : µi = µj

H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj

Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0

Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap

kesadahan pada jam ke-120

Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :

Perlakuan N Subset for alpha = 0,05

1 2 3

D 3 41,8633

A 3 46,7833

C 3 56,6367 56,6367

B 3 86,1867 86,1867

K 3 1,1820E2

Sig. 0,689 0,137 0,099 Means for groups in homogeneous subsets are displayed

Lampiran 38. Analisis statistik data konduktivitas

Sidik ragam konduktivitas jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 0,174 4 0,043 1,878 3,478 0,191

Sisa 0,231 10 0,023

Total 0,405 14

H0 : µi = µj

H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj

Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0

Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap konduktivitas

pada jam ke-120

Page 77: C12mja

60

Lampiran 39. Analisis statistik data kelangsungan hidup (KH) pengangkutan

Sidik ragam KH pengangkutan jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 6437,083 4 1609,271 82,615 3,478 0,000

Sisa 194,792 10 19,479

Total 6631,875 14

H0 : µi = µj

H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj

Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0

Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap

KH pengangkutan pada jam ke-120

Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :

Tukey HSD

Perlakuan N Subset for alpha = 0,05

1 2 3

D 3 56,6667

A 3 60,0000

B 3 66,6700 66,6700 66,6700

C 3 71,1100 71,1100

K 3 73,3333

Sig. ,153 ,100 ,473

Means for groups in homogeneous subsets are displayed,

Page 78: C12mja

61

Lampiran 40. Analisis statistik data kelangsungan hidup (KH) pemeliharaan pasca pengangkutan

Sidik ragam KH pemeliharaan pasca pengangkutan jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 607,393 4 151,848 6,613 3,478 0,007

Sisa 229,637 10 22,964

Total 837,030 14

H0 : µi = µj

H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj

Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0

Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap

KH pengangkutan pada jam ke-120

Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :

Tukey HSD

N Subset for alpha = 0,05

1 2 3

3 56,6667

3 60,0000

3 66,6700 66,6700 66,6700

3 71,1100 71,1100

3 73,3333

,153 ,100 ,473

Means for groups in homogeneous subsets are displayed,

Page 79: C12mja

62

Lampiran 41. Analisis statistik data laju pertumbuhan harian (LPH)

Sidik ragam LPH jam ke-120

Sumber Keragaman

JK dB KT F Ftab P

Perlakuan 0,202 4 0,050

11,760

3,478 0,001

Sisa 0,043 10 0,004

Total 0,245 14

H0 : µi = µj

H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj

Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0

Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap

KH pengangkutan pada jam ke-120

Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :

Tukey HSD

Perlakuan N Subset for alpha = 0,05

1 2

C 3 ,2100

B 3 ,2800

A 3 ,3767 ,3767

D 3 ,4800

K 3 ,5167

Sig. ,066 ,140

Means for groups in homogeneous subsets are displayed,

Page 80: C12mja

Lampiran 42. Dokumentasi p

Purewater

Pengukuran bobot ikan

Packing

Mesin simulasi transportasi

. Dokumentasi penelitian

Purewater Pengukuran panjang ikan

Pengukuran bobot ikan Pengisian Oksigen Murni

Packing Styrofoam pengangkutan

imulasi transportasi Pemeliharaan pasca transportasi

63

Pengukuran panjang ikan

Pengisian Oksigen Murni

pengangkutan

Pemeliharaan pasca transportasi