Upload
iqbal-mujaddid
View
13
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
file pribadi
Citation preview
PENGGUNAAN MEDIA KELANGSUNGAN HIDUP I
albifrons DALAM PENGANGKUTAN SDENGAN KEPADATAN TIN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PENGGUNAAN MEDIA PUREWATER TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP I KAN BLACK GHOST
DALAM PENGANGKUTAN S ISTEM TERTUTUP DENGAN KEPADATAN TIN GGI
MARSANDRE JATILAKSONO
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2012
TERHADAP BLACK GHOST Apteronotus
ISTEM TERTUTUP
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PENGGUNAAN MEDIA KELANGSUNGAN HIDUP I
albifrons DALAM PENGANGKUTAN SDENGAN KEPADATAN TIN
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PENGGUNAAN MEDIA PUREWATER TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP I KAN BLACK GHOST
DALAM PENGANGKUTAN S ISTEM TERTUTUPDENGAN KEPADATAN TIN GGI
MARSANDRE JATILAKSONO
SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan BudidayaDepartemen Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2012
TERHADAP BLACK GHOST Apteronotus
ISTEM TERTUTUP
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
Judul : Penggunaan media Purewater terhadap kelangsungan hidup
ikan Black Ghost Apteronotus albifrons dalam pengangkutan
sistem tertutup dengan kepadatan tinggi
Nama Mahasiswa : Marsandre Jatilaksono
Nomor Pokok : C14050876
Disetujui,
Pembimbing I
Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc NIP. 19630212 198903 1 003
Pembimbing II
Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc NIP.19610625 198703 1 001
Diketahui,
Ketua Departemen Budidaya Perairan
Dr. Ir. Odang Carman, M.Sc NIP. 19591222 198601 1 001
Tanggal Lulus:
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: PENGGUNAAN MEDIA PUREWATER TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BLACK GHOST Apteronotus albifrons DALAM PENGANGKUTAN SISTEM TERTUTUP DENGAN KEPADATAN TINGGI adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2012 MARSANDRE JATILAKSONO C14050876
PRAKATA
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT Maha Pemilik dan
Pemberi Pengetahuan, dengan berbagai energi dan motivasi-Nya penulis dapat
selalu menggali ilmu serta mampu menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta
salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membangun imperium
terbesar di sejarah peradaban manusia dengan menggunakan ilmu, yang masih dapat
kita rasakan manfaatnya sampai saat ini.
Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2010 bertempat di
Laboratorium Basah Bagian Lingkungan BDP-FPIK-IPB dengan Judul
“Penggunaan Media Purewater Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Black Ghost
Apteronotus albifrons Dalam Pengangkutan Sistem Tertutup Dengan Kepadatan
Tinggi”.
Terselesaikannya karya ilmiah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tua dan keluarga yang tak pernah henti-hentinya memberikan doa,
kepercayaan dan semangat
2. Dr. Eddy Supriyono, M.Sc dan Dr. Kukuh Nirmala, M.Sc selaku dosen
pembimbing atas arahan serta bimbingannya
3. Dr. Widanarni, M.Si dan Ir. Dadang Shafruddin, M.S selaku dosen penguji, atas
eksplorasi dan kajiannya
4. Bapak Eko Susilo dan Bapak Ali Mustofa dari PT. Sariguna Primatirta (Cleo)
serta Bapak Sumarna dari Tani Ikan Hias Citayam atas saran profesionalnya
5. Ibnu Ismail Al-Jazari ”Bapak Engineering Modern”, Ilmuwan/penemu yang
telah menginspirasi untuk menciptakan alat pengguncang (simulator
transportasi) di penelitian ini
6. Staf Departemen BDP-IPB serta staf maupun personil Laboratorium Bagian
Lingkungan BDP (Bapak Jajang Ruhyana, M. Faisol Riza, Bapak Akbar "Abe”
Firdaus dan rekan-rekan penelitian satu lab) atas diskusi dan bantuannya
7. Sahabat perjuangan di berbagai wadah pergerakan, ranah akademik dan satu atap
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2012
Marsandre Jatilaksono
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 08 Mei 1987 dari ayahanda Bambang
Sugihartono dan ibunda Tuti Rejeki. Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMAN 49 Jakarta dan
lulus tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui
jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan memilih mayor Teknologi
dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melakukan praktek magang
pembenihan udang vaname di PT. Central Pertiwi Bahari, Lampung (Juli-
Agustus, 2008). Penulis juga pernah menjadi asisten S1 semester genap mata
kuliah Fisika Kimia Perairan (2008/2009 dan 2009/2010), asisten S1 semester
genap mata kuliah Engineering Akuakultur (2008/2009 dan 2009/2010), asisten
S1 semester ganjil mata kuliah Manajemen Kualitas Air (2009/2010), asisten D3
semester genap mata kuliah Rekayasa Wadah Budidaya (2008/2009 dan
2009/2010) dan asisten D3 semester ganjil mata kuliah Kualitas Air dan Tanah
(2009/2010).
Penulis juga aktif menjadi pengurus BEM TPB-IPB (2005/2006), Forum
Mahasiswa Alumni SMAN 49 Jakarta di IPB (2005/2006), HIMAKUA
(2006/2007), Forum Keluarga Muslim FPIK-IPB (2006/2007), BEM FPIK-IPB
(2007/2008), Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (2008/2010), Komunitas
Pengusaha Muslim Indonesia (2009/2010) dan Komunitas Tangan Di Atas
(2009/2010). Penulis juga pernah bekerja sebagai pengelola Kolam Daunku Farm
di Situ Daun, Bogor (2007-2008). Saat ini, penulis bekerja menjadi Manajer Sales
dan Marketing di PT. Monggi Agro Sejahtera (Monggi Group) berkantor di Tanah
Abang, Jakarta. Selain itu, penulis juga membuka usaha, antara lain: jasa
konsultan perikanan, toko peralatan ikan online (Fishbuk / FishUP), IT Konsultan,
Multimedia Designer dan Internet Marketer (Jati Lines Netindo/JLN).
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi
yang berjudul “Penggunaan Media Purewater Terhadap Kelangsungan Hidup
Ikan Black Ghost Apteronotus albifrons Dalam Pengangkutan Sistem
Tertutup Dengan Kepadatan Tinggi ”.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mencantumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
ABSTRAK
MARSANDRE JATILAKSONO . Penggunaan media purewater terhadap kelangsungan hidup ikan Black Ghost Apteronotus albifrons dalam pengangkutan sistem tertutup dengan kepadatan tinggi. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan KUKUH NIRMALA. Permasalahan yang sering terjadi dalam pengiriman ikan hias ekspor adalah kelangsungan hidup (KH) yang menurun akibat kualitas air yang memburuk selama pengangkutan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan purewater sebagai media pengangkutan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbandingan komposisi purewater dengan air sumur yang tepat yang menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan Black Ghost yang paling baik di dalam sistem pengangkutan tertutup berkepadatan tinggi. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan uji simulasi transportasi ikan. Ikan ditransportasikan dengan media yang berbeda, A (100% purewater), perlakuan B (25% purewater + 75% air sumur), perlakuan C (50% purewater + 50% air sumur), perlakuan D (75% purewater + 25% air sumur) dan kontrol (100% air sumur). Transportasi dilakukan dengan durasi waktu sampai dengan 120 jam. Hasil yang didapat, purewater memberi pengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan dan kualitas air media pengangkutan. Pengaruh yang nyata terhadap KH mulai terjadi saat jam ke-48. Pada jam ke-48 tersebut, perlakuan A dan perlakuan D menghasilkan nilai KH tertinggi sebesar 94,17±1,44%, namun secara ekonomis perlakuan D lebih menguntungkan. Pada jam ke-120, perlakuan A menghasilkan nilai KH tertinggi sebesar 69,17+3,82% dengan nilai oksigen terlarut sebesar 5,50+0,12 mg/ℓ dan Total Amonia Nitrogen (TAN) sebesar 6,77±0,58 mg/ℓ. Perlakuan A dengan komposisi 100% purewater memiliki kualitas air yang relatif lebih baik dan stabil pada media pengangkutan ikan sistem tertutup serta menghasilkan KH yang tinggi. Kata kunci : purewater, transportasi, kepadatan tinggi, Black Ghost, Apteronotus
ABSTRACT MARSANDRE JATILAKSONO . The use of purewater medium on survival rate of Black Ghost fish Apteronotus albifrons in a closed transportation system with high density. Supervised by EDDY SUPRIYONO and KUKUH NIRMALA The problem has occurred frequently in export of ornamental fish transportation is a low survival rate caused by water quality which worsen during transportation. The one solution of them is using purewater to medium of fish transportation. This study aimed to determine the effective comparison of composition of purewater and well water to create the best survival rate of Black Ghost fish in a closed transportation system with high density. The study was conducted in laboratory with a simulation of fish transport test. Fish were transported in difference medium, i.e., treatment A (100% purewater), treatment B (25% purewater + 75% well water), treatment C (50% purewater + 50% well water), treatment D (75% purewater + 25% well water) and Control (100% well water). The package system was transport up to 120 hour. The result showed that purewater given effects on survival rate and water quality of transportation medium. The real effect on survival rate was began at the 48th hour. At that time, treatment A and treatment D has created highest survival rate (94,17±1,44%), however in economic analyzed showed that the treatment C mostly profitable. At the 120th hour, treatment A was created highest survival rate (69,17+3,82%) too. At that time the Dissolved of Oxygen (DO) was 5,50+0,12 mg/ℓ and Total of Amonia-Nitrogen (TAN) was 6,77±0,58 mg/ℓ. Treatment A which content of 100% purewater have relatively better in water quality and stable in a closed fish transportation. It was created high survival rate. Keywords : purewater, transportation, high density, Black Ghost, Apteronotus
i
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR LAMPIRAN iv I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1 II. METODOLOGI 4
2.1 Waktu dan Tempat 4 2.2 Tahap Penelitian 4 2.3 Alat dan Bahan 4
2.3.1 Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan 4 2.3.2 Alat dan Bahan untuk Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen
(TKO) 4 2.3.3 Alat dan Bahan untuk Penentuan Laju Ekskresi Total Amonia
Nitrogen (TAN) Ikan 4 2.3.4 Alat dan Bahan untuk Penentuan Volume Purewater dalam
Pengangkutan 5
2.4 Prosedur Kerja 5 2.4.1 Prosedur Penentuan Kemampuan Puasa Ikan 5 2.4.2 Prosedur Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO) 5 2.4.3 Prosedur Penentuan Laju Ekskresi Total Amonia Nitrogen
(TAN) Ikan 6 2.4.4 Prosedur Penentuan Volume Optimum Purewater 6
2.5 Kualitas Air 7 2.6 Analisis Data 7 2.7 Rancangan Penelitian 8 2.8 Pengumpulan Data 8
2.8.1 Derajat Kelangsungan Hidup (KH) 8 2.8.2 Laju Pertumbuhan Harian 9 2.8.3 Total Amonia Nitrogen (TAN) dan NH3 9 2.8.4 Oksigen Terlarut (DO), Suhu, Derajat Keasaman (pH),
Karbondioksida (CO2), Nitrit (NO2), Kesadahan dan Konduktivitas 10
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 11
3.1 Hasil 11 3.1.1 Kemampuan Puasa Ikan 11 3.1.2 Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO) Ikan 12 3.1.3 Laju Ekskresi Total Amonia Nitrogen (TAN) Ikan 12 3.1.4 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH) Ikan Black Ghost pada
Media Pengangkutan 13
ii
3.1.5 Konsentrasi Oksigen Terlarut (DO) Media Air Pengangkutan 15 3.1.6 Suhu Media Air Pengangkutan 16 3.1.7 Nilai pH Media Air Pengangkutan 17 3.1.8 Konsentrasi CO2 Media Air Pengangkutan 18 3.1.9 Konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) Media Air
Pengangkutan 18 3.1.10 Konsentrasi NH3 Media Air Pengangkutan 19 3.1.11 Konsentrasi Nitrit (NO2) Media Air Pengangkutan 20 3.1.12 Nilai Kesadahan Media Air Pengangkutan 22 3.1.13 Nilai Konduktivitas Media Air Pengangkutan 23 3.1.14 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH) Ikan Black pada
Pemeliharaan Pasca Pengangkutan 24 3.1.15 Laju Pertumbuhan Harian pada Pemeliharaan Pasca
Pengangkutan 24
3.2 Pembahasan 25 3.2.1 Penelitian Pendahuluan 25 3.2.2 Penelitian Utama 27
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 38
4.1 Kesimpulan 38 4.2 Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 39
iii
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Parameter kualitas air media uji, alat yang digunakan dan cara
peneraan ...................................................................................................... 7
2. Persentase amonia tidak terionisasi (NH3) pada pH dan suhu yang berbeda (Emerson et al., 1975 dalam FAO, 2010) ..................................... 9
3. Kemampuan puasa ikan Black Ghost di media air sumur .......................... 11
4. Kemampuan puasa ikan Black Ghost di media purewater ......................... 11
5. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost pada media pengangkutan 14
6. Konsentrasi oksigen terlarut (DO) media air pengangkutan 15
7. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama pemeliharaan 24
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Tingkat konsumsi oksigen (TKO) ikan ukuran 2 g pada media air
sumur dan purewater ............................................................................... 12
2. Laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN) ikan Black Ghost sampai dengan 48 jam .......................................................................................... 13
3. Suhu media air pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam .... 16
4. pH media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam ........................................................................................ 17
5. Konsentrasi CO2 media air pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam ........................................................................................ 18
6. Konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam ............................. 19
7. Konsentrasi amonia (NH3) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam .................................................... 20
8. Konsentrasi nitrit (NO2ˉ) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam .................................................... 21
9. Kesadahan media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam ............................................................................ 22
10. Konduktivitas media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam ............................................................................ 23
11. Laju pertumbuhan harian ikan Black Ghost pada pemeliharaan pasca pengangkutan ........................................................................................... 25
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Perbandingan hasil uji kualitas air sumur dengan purewater ..................... 40
2. Alur proses pembuatan air minum purewater dalam kemasan di PT.
Sariguna Primatirta ..................................................................................... 41
3. Tingkat konsumsi oksigen ikan Black Ghost selama 6 jam ........................ 42
4. Laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN) ikan Black Ghost per 12
jam selama 48 jam ...................................................................................... 42
5. Konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ) ............................................. 43
6. Analisis statistik konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ) .................. 43
7. Nilai suhu media pengangkutan (oC) .......................................................... 44
8. Analisis statistik nilai suhu media pengangkutan (oC) ................................ 44
9. Nilai pH media pengangkutan ..................................................................... 45
10. Analisis statistik nilai pH media pengangkutan ........................................ 45
11. Konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ) .......................................... 46
12. Analisis statistik konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ) ............... 46
13. Konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) media pengangkutan
(mg/ℓ) ......................................................................................................... 47
14. Analisis statistik konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) media
pengangkutan (mg/ℓ) .................................................................................. 47
15. Konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ) ......................................... 48
16. Analisis statistik konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ) ............... 48
17. Konsentrasi NO2 media pengangkutan (mg/ℓ) ......................................... 49
18. Analisis statistik konsentrasi NO2 media pengangkutan (mg/ℓ) ............... 49
19. Konsentrasi kesadahan media pengangkutan (mg/ℓ) ................................ 49
20. Analisis statistik kesadahan media pengangkutan (mg/ℓ) ........................ 49
21. Konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm) ..................................... 50
22. Analisis statistik konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm) ........... 50
vi
23. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama
pengangkutan ........................................................................................... 51
24. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama
pemeliharaan pasca pengangkutan ........................................................... 52
25. Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan Black Ghost selama
pemeliharaan pasca pengangkutan ........................................................... 53
26. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost konvensional
menggunakan air sumur dan kepadatan rendah dengan lama
transportasi selama 48 jam ....................................................................... 53
27. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost konvensional
menggunakan air sumur dan kepadatan rendah dengan lama
transportasi selama 120 jam ..................................................................... 53
28. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost Jam ke-48 .......................... 54
29. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost Jam ke-120 ........................ 55
30. Analisis statistik data oksigen terlarut (DO) ............................................. 56
31. Analisis statistik data suhu ........................................................................ 56
32. Analisis statistik data pH ........................................................................... 57
33. Analisis statistik data karbondioksida terlarut (CO2) ................................ 57
34. Analisis statistik data total amonia nitrogen (TAN) ................................. 57
35. Analisis statistik data amonia (NH3) ......................................................... 58
36. Analisis statistik data nitrit (NO2) ............................................................. 58
37. Analisis statistik data kesadahan ............................................................... 59
38. Analisis statistik data konduktivitas .......................................................... 59
39. Analisis statistik data kelangsungan hidup (KH) pengangkutan .............. 60
40. Analisis statistik data kelangsungan hidup (KH) pemeliharaan pasca
pengangkutan ........................................................................................... 60
41. Analisis statistik data laju pertumbuhan harian (LPH) ............................. 61
42. Dokumentasi penelitian ............................................................................. 62
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara eksportir ikan hias terbesar di
dunia. Tahun 2008, Indonesia menempati peringkat kelima eksportir ikan hias
dunia dengan pangsa pasar 7%. Peringkat pertama eksportir ikan hias adalah
Singapura dengan pangsa pasar 22,8 persen, disusul Malaysia 11%. Pasar utama
produk ikan hias Indonesia tersebar di Asia, Uni Eropa dan AS. Hingga Mei 2009,
nilai ekspor ikan hias Indonesia sebesar US$ 4,3 juta dari target ekspor US$ 10
juta (Kompas, 2009).
Dunia ekspor ikan hias yang sedang naik daun juga berdampak baik
terhadap pemasaran ikan Black Ghost. Ikan tersebut adalah salah satu primadona
ikan hias di Indonesia yang banyak dibudidayakan di daerah Bogor, Jawa Barat.
Pada mulanya tak banyak yang melirik Black Ghost, tetapi karena permintaan
ekspor yang tinggi, jenis ikan ini sekarang banyak dicari orang. Saat ini, ekspor
Black Ghost yang terbanyak adalah ke negara Jepang. Untuk negara lain, sudah
ada permintaan walaupun masih dalam jumlah yang lebih sedikit. Namun, berapa
pun jumlah Black Ghost yang dikirim, asal kondisi sesuai dengan permintaan,
importir tetap menerima. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar ekspor Black
Ghost masih terbuka cukup lebar (Indriani, 2001).
Untuk meningkatkan keberhasilan eksportir ikan hias Indonesia dalam
menguasai pasar dunia, perlu ditunjang oleh kualitas ikan yang prima. Importir
ikan hias umumnya meminta ikan dengan kondisi hidup, warna yang cerah,
kesehatan yang baik dan bentuk yang normal. Permasalahan yang sering dihadapi
oleh eksportir dalam mengirim ikan hias adalah kelangsungan hidup (KH) yang
menurun drastis akibat kualitas air yang memburuk selama proses pengangkutan.
Air yang selama ini digunakan sebagai media pengangkutan adalah air sumur
tanpa filtrasi sehingga kualitas air lebih cepat memburuk, mengandung penyakit
dan polutan berbahaya lainnya. Kualitas air yang cepat memburuk tersebut,
mengakibatkan eksportir sering mengurangi kepadatan ikan (kepadatan rendah)
dalam pengangkutan untuk mengurangi kematian ikan ataupun penurunan kualitas
2
penampilan ikan, sehingga berdampak pada pengurangan profit yang akan
diperoleh. Adapun kepadatan yang umum digunakan eksportir dalam
pengangkutan ekspor sistem tertutup ikan Black Ghost dengan ukuran 2 inchi
adalah 15-25 ekor/ℓ dengan tingkat kematian 20-30% (Sumarna, 2010,
komunikasi pribadi). Selain itu, pengiriman ikan hias ke luar negeri yang
memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan jika terjadi hambatan atau
penundaan (delay) transportasi akan menambah waktu pengiriman yang lebih
lama. Hal tersebut sering mengakibatkan eksportir harus melakukan repackaging,
sehingga menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian terhadap
teknologi pengangkutan ikan hias yang efisien dalam mengatasi permasalahan
tersebut.
Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan media
pengangkutan berupa air yang telah di-treatment dengan filtrasi Reverse Osmosis,
sehingga terbebas dari bakteri, virus dan zat berbahaya lainnya. Air hasil filtrasi
Reverse Osmosis memiliki kualitas yang lebih baik (Lampiran 1) karena melalui
alur proses yang telah terintegrasi dengan baik (Lampiran 2). Dalam proses
filtrasi, Reverse Osmosis menggunakan sistem teknologi ”Hyperfiltrasi” (0,0001
mikron) yang dapat menyaring keluar berbagai partikel hingga yang terkecil
seperti zat-zat kimia beracun, logam berat, mikroorganisme, polutan, bakteri,
kuman, virus dan toksin (Purewatercleo, 2010). Hasil dari proses filtrasi Reverse
Osmosis tersebut menyebabkan kemurnian air (H2O) lebih tinggi, sehingga sering
disebut dengan purewater. Sebagai akibat dari pemurnian air tersebut, air lebih
mudah mengikat oksigen sehingga purewater memiliki kandungan oksigen yang
optimal secara seimbang dan stabil. Purewater memiliki kandungan oksigen
sampai dengan 8 mg/ℓ pada suhu 20°C. Selain itu, keasaman (pH) purewater
memiliki nilai kisaran netral (6-7). Nilai Keasaman (pH) purewater tersebut
bersifat relatif stabil (Purewatercleo, 2010). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
diramu ikhtisar kearah lahirnya konsep penelitian tentang penggunaan media
purewater sebagai media pengangkutan ikan hias berorientasi ekspor.
Penelitian-penelitian pengangkutan ikan yang telah dilakukan selama ini,
yaitu menggunakan zeolit dan karbon aktif untuk mengurangi zat toksik amonia di
media pengangkutan sehingga kualitas air dapat dipertahankan selama proses
3
pengangkutan. Hasil penelitian yang dilakukan Ardyanti (2007), pemberian zeolit
10 g/ℓ dan karbon aktif 10 g/ℓ dengan kepadatan 20 ekor/ℓ pada pengangkutan
ikan corydoras selama pengangkutan 120 jam menghasilkan kelangsungan hidup
sebesar 100%. Penelitian Ghozali (2010), pemberian zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif 10
g/ℓ dan garam 4 g/ℓ pada pengangkutan ikan maanvis dengan kepadatan 40 ekor/ℓ
selama pengangkutan 120 jam menghasilkan kelangsungan hidup sebesar 89%.
Penelitan-penelitian tersebut menunjukan bahwa perlakuan (zeolit dan karbon
aktif) yang diberikan dapat mempertahankan kualitas air media pengangkutan dan
meminimalisir kematian ikan selama pengangkutan. Namun, air media
pengangkutan yang digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut berasal dari air
sumur tanpa proses filtrasi. Penelitian penggunaan media purewater sebagai
media pengangkutan ikan hias ini diharapkan dapat melengkapi ataupun
menambah khazanah informasi dari penelitian-penelitian teknologi pengangkutan
ikan hias yang telah ada, terutama dalam ketersediaan kualitas air yang baik
selama proses pengangkutan ikan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbandingan komposisi purewater
dengan air sumur yang tepat yang menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan
Black Ghost yang paling baik di dalam sistem pengangkutan ikan tertutup
berkepadatan tinggi dengan durasi waktu sampai dengan 120 jam.
4
II. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2010. Lokasi
penelitian bertempat di Laboratorium Basah bagian Lingkungan. Departemen
Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor.
2.2 Tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap penelitian, yaitu penelitian
pendahuluan dan penelitian utama (definitif). Penelitian pendahuluan terdiri dari
penentuan kemampuan puasa ikan uji, tingkat konsumsi oksigen (TKO),
penentuan laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN). Penelitian utama, yaitu
penentuan proporsi volume purewater dalam pengangkutan.
2.3 Alat dan Bahan
2.3.1 Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan
Alat yang digunakan, yaitu akuarium 0,6 x 0,5 x 0,5 cm3 untuk wadah
pemeliharaan ikan, DO-meter, termometer, dan pH-meter. Bahan yang digunakan,
yaitu air sumur bersih yang telah ditandon/ditampung selama 1 minggu,
purewater dan ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata 2 g/ekor.
2.3.2 Alat dan Bahan untuk Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen
Alat yang digunakan, yaitu toples bervolume 3 ℓ, DO-meter, lakban dan
karet ban. Bahan yang digunakan, yaitu air sumur bersih yang telah
ditandon/ditampung selama 1 minggu, purewater dan ikan Black Ghost dengan
bobot rata-rata 2 g/ekor.
2.3.3 Alat dan Bahan untuk Penentuan Laju Ekskresi Total Amonia
Nitrogen (TAN) Ikan
Alat yang digunakan, yaitu stoples bervolume 3 ℓ, DO-meter, pH-meter,
termometer, gelas piala, pipet Mohr dan spektrofotometer. Bahan yang digunakan,
yaitu air sumur bersih yang telah ditandon/ditampung selama 1 minggu dan
5
purewater, pereaksi uji amonia per sampel 25 mℓ (1 tetes MnSO4; 0,6 mℓ
phenate; 0,5 mℓ chlorox) dan ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata 2 g/ekor.
2.3.4 Alat dan Bahan untuk Penentuan Volume Purewater dalam
Pengangkutan
Alat yang digunakan, yaitu kantong plastik ukuran 15 x 45 cm2 sebanyak 18
lembar, karet gelang, kran aerasi, selang aerasi, botol sampel, termometer, box
styrofoam, DO-meter, pH-meter, termometer, gelas piala, pipet Mohr,
spektrofotometer dan perangkat simulasi pengangkutan. Bahan yang digunakan,
yaitu air sumur bersih, purewater, reagent uji amonia dan ikan Black Ghost
dengan bobot rata-rata 2 g/ekor.
2.4 Prosedur Kerja
2.4.1 Prosedur Penentuan Kemampuan Puasa Ikan
Penentuan puasa ikan dilakukan dengan cara menyiapkan akuarium ukuran
0,6 x 0,5 x 0,5 cm3 sebanyak 6 buah (untuk 3 ulangan setiap media air perlakuan)
yang telah dibersihkan dan dikeringkan sampai dengan dua hari. Akuarium
tersebut diisi media air perlakuan dengan tinggi 25 cm yang telah diaerasi sampai
dengan 2 hari dan memasukkan ikan uji dengan ukuran bobot rata-rata 2 g/ekor
sebanyak 10 ekor dengan cara mengaklimatisasi terlebih dahulu selama 15 menit.
Pergantian air sebanyak 5-20 % dilakukan setiap hari.
Ikan uji diamati tingkah lakunya setiap hari dan mencatatnya pada hari
keberapa ikan mulai mengalami lemas dan akhirnya mengalami kematian. Selama
pemuasaan dilakukan pengamatan kualitas air, yaitu suhu, pH dan DO.
2.4.2 Prosedur Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO)
Penentuan tingkat konsumsi oksigen (TKO) dilakukan dengan
menyiapkan 6 buah toples bervolume 3 ℓ yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
Toples diisi media air perlakuan yang sebelumnya diberi aerasi selama 3 hari
(sampai kandungan oksigen dalam air jenuh) hingga penuh. Ikan uji dengan
ukuran bobot rata-rata 2 g/ekor dimasukan ke dalam wadah masing-masing
dengan biomassa 6 g/wadah, kemudian ditutup dengan tutup yang sebelumnya
6
telah dimasukkan DO-meter hingga rapat dan tidak ada lagi gelembung udara.
Pengukuran kandungan DO dilakukan setiap 1 jam selama 6 jam.
2.4.3 Prosedur Penentuan Laju Ekskresi Total Amonia Nitrogen (TAN) Ikan
Penentuan laju ekskresi amonia ikan bertujuan untuk mengetahui jumlah
amonia yang diekskresikan tiap satuan waktu, sehingga dapat diketahui jumlah
akumulasi amonia pada waktu tertentu. Percobaan ini dilakukan dengan
menyiapkan 6 buah toples (untuk 3 ulangan per media air) bervolume 3 ℓ yang
telah dibersihkan dan dikeringkan selama 2 hari, kemudian diisi media air
perlakuan hingga bervolume 2 ℓ. Ikan uji dengan ukuran bobot rata-rata 2 g/ekor
dimasukkan ke dalam wadah masing-masing 10 ekor per wadah. Kemudian
melakukan pengambilan sampel air sebanyak 30 mℓ setiap 12 jam untuk
mengukur suhu, pH, oksigen dan konsentrasi TAN.
2.4.4 Prosedur Penentuan Volume Optimum Purewater
Prosedur percobaan ini dimulai dengan memuasakan ikan uji dengan
ukuran bobot rata-rata 2 g/ekor selama 2 hari. Sebelum pengepakan dimulai, air
perlakuan (purewater) dan air kontrol (air sumur) diperiksa kualitas airnya.
Selanjutnya menyiapkan 15 lembar kantong plastik dan karet pengikat. Salah satu
ujung plastik dipasang kran untuk mengambil sampel air, sedangkan di ujung
lainnya diikat dengan karet untuk menghindari titik mati air. Kantong plastik diisi
dengan media pengangkutan uji (air perlakuan) masing-masing 1 ℓ.
Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Setiap kantong diisi air
sesuai perlakuan media uji :
A = Diisi purewater 100%
B = Diisi purewater 25% dan air sumur 75%
C = Diisi purewater 50% dan air sumur 50%
D = Diisi purewater 75% dan air sumur 25%
K = Sebagai kontrol diisi dengan air sumur 100%
Kemudian ikan uji dimasukan ke dalam kantong plastik masing-masing 40
ekor per kantong (kepadatan 40 ekor/ℓ). Adapun kepadatan yang umum
digunakan dalam pengangkutan ekspor sistem tertutup ikan Black Ghost dengan
7
ukuran 2 inchi adalah berkisar antara 15 - 25 ekor/ℓ (Sumarna, 2010, komunikasi
pribadi).
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-4854-2006 untuk
perbandingan air dan oksigen, maka setiap kantong tersebut diberi oksigen murni
sebanyak 2/3 kantong serta diikat dengan menggunakan karet dan diberi label.
Kantong-kantong tersebut kemudian dimasukan ke dalam box styrofoam dan
diletakan di perangkat simulasi pengangkutan. Perangkat simulasi pengangkutan
tersebut akan memberi goncangan secara horisontal-vertikal dengan rata-rata
durasi satu menit sekali (1 kali goncangan/menit).
Simulasi pengangkutan dilakukan sampai dengan 120 jam. Pengamatan
keadaan ikan dilakukan setiap 6 jam dan pengambilan sampel air untuk kualitas
air sebanyak 30 mℓ per kantong setiap 24 jam. Pengamatan dan pengambilan
sampel dihentikan hingga jam ke-120.
2.5 Kualitas Air
Parameter kualitas air media uji ditera dengan cara disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter kualitas air media uji, alat yang digunakan dan cara peneraan
Parameter Alat Cara Peneraan
DO (mg/ℓ O2) DO- meter Pembacaan skala
Suhu (oC) Termometer Pembacaan skala
pH pH -meter Pembacaan skala
CO2 Titrasi Pembacaan skala
NH3-N (mg/ℓ NH3) Spektofotometer Metode Phenate
NO2 Spektofotometer Metode Sulfanilamide
Kesadahan Titrasi Pembacaan skala
Konduktivitas Konduktivimeter Pembacaan skala
2.6 Analisis Data
Parameter yang digunakan dalam mengevaluasi percobaan adalah data
kelangsungan hidup (KH) serta sebagai pendukung adalah data kadar oksigen
terlarut (DO), pH, suhu, kadar karbondioksida (CO2), konsentrasi total amonia
nitrogen (TAN), konsentrasi amonia tak terionisasi (NH3), nitrit (NO2),
8
kesadahan, konduktivitas dan laju pertumbuhan harian (LPH). Analisa data
menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%
menggunakan program Ms. Excel 2007 dan SPSS 16.0. Apabila didapatkan hasil
yang berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan dilakukan uji
lanjut menggunakan Uji Tukey pada selang kepercayaan 95%.
2.7 Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan 5 jenis perlakuan masing-masing terdiri dari 3 ulangan.
Model rancangannya adalah : yij = µ + τ i + Σij (Steel dan Torrie, 1981)
Yij = Ulangan ke j akibat perlakuan ke-i
µ = Nilai tengah
τi = Pengaruh perlakuan ke-i
Σij = Galat
2.8 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tingkat
kelangsungan hidup (KH), nilai kualitas air (DO, Suhu, pH, CO2, TAN, NH3,
Nitrit, Kesadahan dan Konduktivitas) dan Laju Pertumbuhan Harian (LPH).
2.8.1 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH)
Kelangsungan hidup (KH) merupakan nilai perbandingan antara jumlah ikan
yang hidup hingga akhir pengepakan dengan jumlah ikan pada awal pengepakan.
Untuk menghitung KH dapat digunakan rumus dari Goddard (1996).
KH = No
Nt x 100%
Keterangan:
KH = Derajat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan akhir (ekor)
No = Jumlah ikan awal (ekor)
9
2.8.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Laju pertumbuhan harian (LPH) atau Spesific Growth Rate (SGR)
merupakan laju pertambahan bobot individu dalam persen dan dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut :
α = %1001 ×
−t
Wo
Wt
Keterangan : α : Laju pertumbuhan harian (%)
Wt : Bobot rata-rata ikan pada saat akhir (gram)
Wo : Bobot rata-rata ikan pada saat awal (gram)
t : Lama pemeliharaan (hari)
(Huisman, 1989)
2.8.3 Total Amonia Nitrogen (TAN) dan NH3
Nilai TAN didapatkan dari perbandingan nilai absorban dari sampel dan
standar kemudian dikalikan konsentrasi larutan yang dipakai.
NH3 = Nilai TAN yang dikalikan dengan persentase amonia yang tidak terionisasi
berdasarkan pH dan suhu (Tabel 2).
Tabel 2. Persentase amonia tidak terionisasi (NH3) pada pH dan suhu yang berbeda (Emerson et al., 1975 dalam FAO, 2010)
Temp (°C) pH
6,0 6,5 7,0 7,5 8,0 8,5 9,0 9,5 10,0
20 0,0397 0,125 0,396 1,24 3,82 11,2 28,4 55,7 79,9
21 0,0427 0,135 0,425 1,33 4,10 11,9 29,9 57,5 81,0
22 0,0459 0,145 0,457 1,43 4,39 12,7 31,5 59,2 82,1
23 0,0493 0,156 0,491 1,54 4,70 13,5 33,0 60,9 83,2
24 0,0530 0,167 0,527 1,65 5,03 14,4 34,6 62,6 84,1
25 0,0569 0,180 0,566 1,77 5,38 15,3 36,3 64,3 85,1
10
Temp (°C) pH
6,0 6,5 7,0 7,5 8,0 8,5 9,0 9,5 10,0
26 0,0610 0,193 0,607 1,89 5,75 16,2 37,9 65,9 85,9
27 0,0654 0,207 0,651 2,03 6,15 17,2 39,6 67,4 86,8
28 0,0701 0,221 0,697 2,17 6,56 18,2 41,2 68,9 87,5
29 0,0752 0,237 0,747 2,32 7,00 19,2 42,9 70,4 88,3
30 0,805 0,254 0,799 2,48 7,46 20,3 44,6 71,8 89,0
2.8.4 Oksigen Terlarut (DO), Suhu, Derajat Keasaman (pH), Karbondioksida
(CO2), Nitrit (NO 2ˉ), Kesadahan dan Konduktivitas
Parameter kualitas air yang meliputi suhu, oksigen terlarut (DO),
karbondioksida (CO2) dan derajat keasaman diukur setiap 24 jam selama 120 jam.
Untuk parameter nitrit (NO2ˉ), kesadahan dan konduktivitas hanya diukur pada
awal (jam ke-0) dan akhir (jam ke-120) uji transportasi.
11
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Kemampuan Puasa Ikan
Ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata 2 gram sebanyak 30 ekor per
media uji, mampu bertahan hidup dalam keadaan puasa hingga 7 hari. Berikut
merupakan data kemampuan puasa ikan Black Ghost pada media air sumur (Tabel
3).
Tabel 3. Kemampuan puasa ikan Black Ghost di media air sumur
Hari ke-
Σ Ikan Hidup (ekor)
Σ Ikan Mati
(ekor)
KH (%)
Suhu (oC)
pH DO (mg/ℓ) Tingkah Laku
1 30 0 100 26,60 7,23 6,41 Berenang aktif 2 30 0 100 26,50 7,30 6,09 Berenang aktif 3 30 0 100 26,53 7,22 6,06 Berenang aktif 4 30 0 100 26,47 7,33 6,25 Berenang aktif 5 29 1 96,67 26,40 7,23 6,25 Berenang aktif 6 24 5 80,00 26,53 7,21 6,21 Berenang aktif 7 19 5 63,33 26,50 7,25 6,22 Berenang aktif
Ikan Black Ghost juga diujikan di media purewater. Berikut merupakan
data kemampuan puasa ikan Black Ghost pada media purewater (Tabel 4).
Tabel 4. Kemampuan puasa ikan Black Ghost di media purewater
Hari ke-
Σ Ikan Hidup (ekor)
Σ Ikan Mati
(ekor)
KH (%) Suhu (oC) pH
DO (mg/ℓ) Tingkah Laku
1 30 0 100 26,20 7,17 7,18 Berenang aktif 2 30 0 100 26,20 7,16 6,66 Berenang aktif 3 30 0 100 26,23 7,25 6,50 Berenang aktif 4 30 0 100 26,23 7,33 6,84 Berenang aktif 5 30 0 100 25,97 7,26 6,73 Berenang aktif 6 28 2 93,33 26,33 7,29 6,66 Berenang aktif 7 25 3 83,33 26,43 7,30 6,47 Berenang aktif
12
3.1.2 Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO) Ikan
Tingkat konsumsi oksigen (TKO) ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata
2 g pada media uji dengan suhu air rata-rata 27°C dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Tingkat konsumsi oksigen (TKO) Ikan ukuran 2 g pada media air sumur dan purewater
Pada Gambar 1 dapat diketahui laju tingkat konsumsi oksigen untuk kedua
media (air sumur dan purewater) sampai dengan 6 jam berbentuk pola
Polynomial. Pola tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk rumus persamaan,
dimana y adalah tingkat konsumsi oksigen (mg O2. g-1. jam-1) dan x adalah waktu
(jam). Rumus persamaan TKO pada media air sumur y = 0,002x2 - 0,063x + 0,328
dan R2 = 0,957; sedangkan pada media air purewater y = 0,006x2 – 0,080x+0,333
dan R2 = 0,971.
3.1.3 Laju Ekskresi Total Amonia Nitrogen (TAN) Ikan
Nilai laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN) ikan Black Ghost dengan
bobot rata-rata 2 g pada media uji dapat dilihat pada Gambar 2.
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
1 2 3 4 5 6
Tin
gk
at
Ko
nsu
msi
Ok
sig
en
(m
g O
2.
g-1
. ja
m-1
)
Waktu (Jam)
Air Tandon Air Purewater
13
Gambar 2. Laju ekskresi total amonia nitrogen (TAN) ikan Black Ghost sampai dengan 48 jam
Laju ekskresi TAN pada Gambar 2. diperoleh dari nilai rata-rata laju
eksresi TAN ikan Black Ghost. Laju eksresi TAN dengan waktu sampai dengan
48 jam menunjukan pola yang berbeda untuk kedua media (air sumur dan
purewater). Pada media air sumur laju ekskresi TAN berbentuk logarithmic,
sedangkan media purewater berbentuk polynomial. Hal tersebut dapat dinyatakan
dalam bentuk rumus persamaan, dimana y adalah tingkat konsumsi oksigen
(mg/ℓ) dan x adalah waktu (jam). Rumus persamaan laju eksresi TAN pada media
air sumur y = 0,164ln(x)+0,085 dan R2 = 0,970; sedangkan pada media purewater
y = 0,021x3 – 0,201x2 + 0,609x – 0,375 dan R² = 0,999.
3.1.4 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH) Ikan Black Ghost pada Media
Pengangkutan
Nilai tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost saat uji
pengangkutan berlangsung sampai dengan 120 jam dapat dilihat pada Tabel 5.
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0 12 24 36 48
TA
N (
mg
/ℓ)
WAKTU (JAM)
AIR TANDON AIR purewaterpurewater
14
Tabel 5. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost pada media pengangkutan
Jam Ke-
Nilai KH (%) per Perlakuan
A B C D K 0 100 a 100 a 100 a 100 a 100 a 6 100 a 100 a 100 a 100 a 97,50±4,33a
12 100 a 100 a 100 a 100 a 97,50±4,33a
18 99,17±1,44a 100 a 100 a 100 a 97,50±4,33a
24 99,17±1,44a 98,33±1,44a 100 a 100 a 97,50±4,33a
30 99,17±1,44ab 97,50±0,00a 98,33±1,44ab 100 b 97,50±4,33b
36 98,33±2,89a 97,50±0,00a 96,67±1,44a 100 a 97,50±4,33a
42 98,33±2,89a 95,83±2,89a 95,00±2,50a 99,17±1,44a 97,50±4,33a
48 94,17±1,44b 90,00±2,50a 91,67±1,44ab 94,17±1,44b 85,00±6,61a
54 90,83±1,44b 87,50±5,00a 91,67±1,44b 91,67±2,89b 85,00±6,61ab
60 89,17±2,89b 85,00±4,33a 90,83±1,44c 90 c 84,17±5,77b
66 88,33±3,82bc 84,17±5,20a 88,33±1,44bc 88,33±2,89c 82,50±5,00ab
72 86,67±5,20c 76,67±3,82b 86,67±1,44c 85,00±5,00c 68,33±2,89a
78 86,67±5,20b 76,67±3,82a 83,33±2,89b 85,00±5,00b 68,33±2,89a
84 86,67±5,20bc 74,17±5,20a 81,67±2,89b 84,17±3,82c 67,50±4,33a
90 85,00±2,50b 70,00±2,50a 81,67±2,89b 84,17±3,82b 65,00±2,50a
96 80,00±2,50c 65,00±2,50b 76,67±1,44c 76,67±1,44c 55,83±3,82a
102 77,50±2,50c 61,67±1,44b 74,17±1,44c 75,00±2,50c 55,00±4,33a
108 76,67±2,89c 60,00±2,50b 73,33±1,44c 75,00±2,50c 51,67±7,64a
114 75 c 58,33±1,44b 73,33±1,44c 74,17±3,82c 42,50±10,90a
120 69,17±3,82c 49,17±3,82b 65,83±1,44c 65,83±5,20c 20,83±13,77a
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
Tabel 5 menunjukan bahwa hasil analisis statistik pada selang kepercayaan
95%, diperoleh hasil yang berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup (KH).
Pada saat jam ke-0 sampai dengan jam ke-24 belum menunjukan adanya
perbedaan KH disetiap perlakuan. Adanya perbedaan KH yang nyata mulai terjadi
pada jam ke-48. Pada saat jam ke-48, perlakuan A tidak berbeda nyata dengan
perlakuan C dan perlakuan D, namun berbeda nyata dengan perlakuan B dan K.
Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D, namun tidak
berbeda nyata dengan perlakuan K. Perlakuan C tidak berbeda nyata dengan
semua perlakuan. Perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan A dan
perlakuan C, namun berbeda nyata dengan perlakuan B dan K. Perlakuan K
berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D.
15
Nilai KH jam ke-48 tertinggi terjadi pada perlakuan A dan perlakuan D
dengan nilai KH yang sama sebesar 94,17±1,44%. Nilai KH terendah terjadi pada
perlakuan K sebesar 85,00±6,61%.
Nilai KH pada jam ke-120 tertinggi terjadi pada perlakuan A dengan nilai
KH sebesar 69,17+3,82% dan terendah pada perlakuan K sebesar 20,83+13,77%.
Pada perlakuan C nilai KH sebesar 65,83+1,44% dan perlakuan D memiliki nilai
rata-rata yang sama dengan perlakuan C tetapi berbeda nilai standar deviasinya,
yaitu sebesar 65,83+5,20%.
3.1.5 Konsentrasi Oksigen Terlarut (DO) Media Air Pengangkutan
Nilai konsentrasi oksigen terlarut (DO) ikan Black Ghost saat uji
pengangkutan berlangsung sampai dengan 120 jam dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Konsentrasi oksigen terlarut (DO) media air pengangkutan
Jam Ke-
Konsentrasi DO (mg/ℓ)
A B C D K
0 6,73±0,04bc 6,41±0,15 ab 7,08±0,03c 6,74±0,15bc 6,35±0,21 a
24 6,18±0,07b 6,05±0,04 ab 6,07±0,03 ab 6,26±0,08c 5,94±0,14 a
48 5,48±0,12 a 5,76±0,87 a 5,29±0,15 a 5,31±0,12 a 5,27±0,08 a
72 5,68±0,18 a 5,50±0,23 ab 5,42±0,16 a 5,53±0,11 ab 5,36±0,07 a
96 6,04±0,22b 5,29±0,04 a 5,85±0,07b 5,91±0,11b 5,07±0,22 a
120 5,50±0,12c 5,03±0,16 ab 5,30±0,16 abc 5,38±0,06bc 4,69±0,48 a
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
Tabel 6 menunjukan bahwa menunjukan bahwa konsentrasi DO paling
tinggi terdapat pada perlakuan C sebesar 7,08+0,03 mg/ℓ saat awal perlakuan (jam
ke-0). Adapun DO terendah media pengangkutan dengan waktu pengangkutan
sampai dengan 120 jam pengangkutan adalah 4,69+0,48 mg/ℓ pada perlakuan K
saat jam ke-120.
Hasil analisis statistik pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil
berpengaruh nyata terhadap DO. Perbedaan nyata antar perlakuan dimulai pada
awal perlakuan (jam ke-0). Pada jam ke-0 tersebut, perlakuan A hanya berbeda
nyata dengan perlakuan K, sedangkan perlakuan B hanya berbeda nyata dengan
16
perlakuan C. Perlakuan C hanya berbeda nyata dengan perlakuan B dan perlakuan
K, sedangkan perlakuan D hanya berbeda nyata dengan perlakuan K.
Pada jam ke-120, terjadi perbedaan nyata antara perlakuan A dengan
perlakuan B dan perlakuan K, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan C dan
perlakuan D. Perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan A, perlakuan C dan
perlakuan D, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B.
3.1.6 Suhu Media Air Pengangkutan
Hasil pengamatan suhu pada media pengangkutan dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Suhu media air pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam
Gambar 3. menunjukkan bahwa suhu pada media pengangkutan relatif
stabil. Saat awal pengangkutan (jam ke-0) suhu kisaran 27,5oC pada setiap
perlakuan. Adapun kisaran suhu media pengangkutan dengan waktu
pengangkutan sampai dengan 120 jam pengangkutan adalah 26,33 - 27,5 oC. Hasil
analisis statistik (Lampiran 8) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil tidak
berpengaruh nyata antar perlakuan.
26
26,5
27
27,5
28
0 24 48 72 96 120
SU
HU
(°C
)
Waktu (JAM)
A B C D K
17
3.1.7 Nilai pH Media Air Pengangkutan
Hasil pengamatan derajat keasaman (pH) pada media pengangkutan dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. pH media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam
Gambar 4. menunjukkan bahwa pH pada media pengangkutan mengalami
penurunan hingga jam ke-24. Terjadi fluktuasi setelah jam ke-24, yaitu
mengalami peningkatan hingga jam ke-48 dan selanjutnya cenderung menurun
hingga jam ke-120. Adapun kisaran pH media pengangkutan dengan waktu
pengangkutan sampai dengan 120 jam pengangkutan adalah 6,5–7,3.
Hasil analisis statistik (Lampiran 10) pada selang kepercayaan 95%,
diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap pH. Pada jam ke-0, perlakuan A
berbeda nyata dengan perlakuan B dan perlakuan K, namun tidak berbeda nyata
dengan perlakuan C dan perlakuan D. Perlakuan B tidak berbeda nyata dengan
perlakuan A dan perlakuan D, sedangkan perlakuan C tidak berbeda nyata dengan
semua perlakuan. Perlakuan D hanya berbeda nyata dengan perlakuan B dan
perlakuan K. Perlakuan K hanya berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan
D.
6
6,5
7
7,5
0 24 48 72 96 120
pH
Waktu (JAM)
A B C D K
18
3.1.8 Konsentrasi CO2 Media Air Pengangkutan
Hasil pengukuran konsentrasi CO2 dalam media pengangkutan ikan
Black Ghost dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Konsentrasi CO2 media air pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam
Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai konsentrasi CO2 pada media
pengangkutan ikan Black Ghost terus mengalami peningkatan dengan
bertambahnya waktu. Adapun nilai konsentrasi CO2 pada media pengangkutan
dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 13,32 mg/ℓ
sampai 69,9 mg/ℓ. Hasil analisis statistik selama uji pengangkutan sampai dengan
120 jam (Lampiran 12) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil tidak
berpengaruh nyata terhadap CO2.
3.1.9 Konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) Media Air Pengangkutan
Hasil pengamatan konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) pada media
pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 6.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 24 48 72 96 120
CO
2(m
g/ℓ
)
Waktu (JAM)
A B C D K
19
Gambar 6. Konsentrasi konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam
Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai konsentrasi TAN pada media
pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan dari awal perlakuan
(Jam ke-0) hingga jam ke-72. Konsentrasi TAN mengalami penurunan pada jam
ke-72 hingga jam ke-96 dan kembali meningkat hingga perlakuan berakhir (jam
ke-120). Adapun nilai konsentrasi TAN pada media pengangkutan dengan waktu
pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,09 mg/ℓ sampai 7,29 mg/ℓ.
Hasil analisis statistik (Lampiran 14) pada selang kepercayaan 95%,
diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap TAN yang hanya terjadi pada awal
perlakuan (jam ke-0). Pada jam ke-0, perlakuan A hanya berbeda nyata dengan
perlakuan B. Perlakuan C, perlakuan D dan perlakuan K tidak berbeda nyata
dengan semua perlakuan.
3.1.10 Konsentrasi NH3 Media Air Pengangkutan
Data amonia (NH3) diperoleh dari data konsentrasi TAN dengan
memerhitungkan nilai pH dan suhu pada setiap unit percobaan dengan
menggunakan tabel persentase amonia tak ter-ionisasi (Tabel 2).
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 24 48 72 96 120
TA
N (
mg
/ℓ)
Waktu (JAM Ke-)
A B C D K
20
Gambar 7. Konsentrasi amonia (NH3) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam
Gambar 7. menunjukkan bahwa nilai konsentrasi NH3 pada media
pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan dari awal perlakuan
(Jam ke-0) hingga jam ke-48. Konsentrasi NH3 relatif mengalami penurunan
setelah jam ke-48. Adapun nilai konsentrasi NH3 pada media pengangkutan
dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,0013 mg/ℓ
sampai 0,0364 mg/ℓ. Hasil analisis statistik (Lampiran 16) pada selang
kepercayaan 95%, diperoleh hasil tidak berpengaruh nyata antar perlakuan
terhadap NH3.
3.1.11 Konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) Media Air Pengangkutan
Pengamatan konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) hanya pada awal dan akhir
perlakuan. Hasil pengamatan konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) pada media pengangkutan
dapat dilihat pada Gambar 8.
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
0,03
0,035
0,04
0 24 48 72 96 120
NH
3 (
mg
/ℓ)
Waktu (JAM)
A B C D K
21
Gambar 8. Konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) media air pengangkutan dengan waktu
pengangkutan sampai dengan 120 jam
Gambar 8. menunjukkan bahwa nilai konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) pada media
pengangkutan ikan Black Ghost mengalami penurunan. Adapun nilai konsentrasi
konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) pada media pengangkutan dengan waktu pengangkutan
sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,10 mg/ℓ sampai 2,25 mg/ℓ.
Hasil analisis statistik (Lampiran 18) pada selang kepercayaan 95%,
diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap NO2ˉ hanya pada awal perlakuan (jam
ke-0). Hasil uji lanjut diperoleh hasil berbeda nyata pada jam ke-0. Pada jam ke-0
tersebut, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B dan perlakuan C.
Perlakuan B hanya berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan C berbeda nyata
dengan perlakuan A dan perlakuan K.
Pada jam ke-120, Perlakuan A tidak berbeda nyata dengan semua
perlakuan. Perlakuan B hanya berbeda nyata dengan perlakuan D. Perlakuan C
tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Perlakuan D berbeda nyata dengan
perlakuan B dan K. Perlakuan K hanya berbeda nyata dengan perlakuan D.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
0 120
NO
2-(m
g/ℓ
)
Waktu (JAM)
A B C D K
22
3.1.12 Nilai Kesadahan Media Air Pengangkutan
Pengamatan kesadahan hanya pada awal dan akhir perlakuan. Hasil
pengamatan kesadahan pada media pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Kesadahan media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam
Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa nilai kesadahan di media
pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan terhadap semua
perlakuan. Adapun nilai kesadahan pada media pengangkutan dengan waktu
pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 17,24 mg/ℓ sampai 118,20
mg/ℓ CaCO3.
Hasil analisis statistik (Lampiran 20) pada selang kepercayaan 95%,
diperoleh hasil yang berpengaruh nyata terhadap kesadahan. Pada jam ke-0,
perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan K.
Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan K. Perlakuan C
hanya berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan D hanya berbeda nyata
dengan perlakuan K. Perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan A, perlakuan B
dan perlakuan D. Perbedaan antar perlakuan tersebut juga terjadi pada jam ke-120.
0
20
40
60
80
100
120
140
0 120
KE
SA
DA
HA
N (
mg
/ℓC
aC
O3)
Waktu (JAM)
A B C D K
23
3.1.13 Nilai Konduktivitas Media Air Pengangkutan
Pengamatan kesadahan hanya pada awal dan akhir perlakuan. Hasil
pengamatan kesadahan pada media pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Konduktivitas media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam
Gambar 10 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas di media
pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan terhadap semua
perlakuan. Adapun nilai konduktivitas pada media pengangkutan dengan waktu
pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,34 µmhos/cm sampai 0,97
µmhos/cm.
Hasil analisis statistik (Lampiran 22) pada selang kepercayaan 95%,
diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap kesadahan dimulai pada awal
perlakuan (jam ke-0). Perlakuan A hanya berbeda nyata dengan perlakuan B.
Perlakuan B hanya berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan C, perlakuan D
dan perlakuan K tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Pada jam ke-120,
perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan K.
Perlakuan C berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D. Perlakuan D
berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan K. Perlakuan K
berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D.
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
0 120
KO
ND
UK
TIV
ITA
S (
µm
ho
s/cm
)
Waktu (JAM Ke-)
A B C D K
24
3.1.14 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH) Ikan Black Ghost pada
Pemeliharaan Pasca Pengangkutan
Perbedaan tingkat kelangsungan hidup (KH) pemeliharaan pasca
pengangkutan mulai terjadi pada hari ke-1. KH pemeliharaan pasca pengangkutan
terbesar ikan Black Ghost pada penelitian ini yang diamati selama 10 hari adalah
perlakuan D sebesar 73,33%, sedangkan terendah adalah perlakuan K sebesar
48,89%.
Tabel 7. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama pemeliharaan
Hari Ke-
Nilai KH (%) Pemeliharaan per Perlakuan A B C D K
0 100 a 100 a 100 a 100 a 100 a
1 91.11±7.70a 82.22±3.85a 86.67±6.67a 88.89±3.85a 80.00±6.67a
2 84.44±3.85a 77.78±10.18a 75.56±7.70a 82.22±7.70a 73.33±6.67a
3 84.44±3.85a 77.78±10.18a 71.11±7.70a 82.22±7.70a 71.11±10.18a
4 84.44±3.85a 73.33±6.67a 71.11±7.70a 82.22±7.70a 66.67±17.64a
5 84.44±3.85b 73.33±6.67ab 62.22±10.18a 73.33±6.67ab 64.44±16.78ab
6 82.22±3.85b 66.67±17.64ab 60.00±13.33a 73.33±6.67ab 60.00±24.04ab
7 80.00±6.67a 62.22±25.24a 60.00±7.70a 73.33±6.67a 53.33±29.06a
8 77.78±10.18b 60.00±29.06ab 55.56±7.70a 73.33±6.67ab 53.33±29.06ab
9 75.56±7.70b 57.78±26.94ab 55.56±7.70a 73.33±6.67b 48.89±30.79ab
10 71.11±3.85a 53.33±23.09abc 53.33±6.67bc 73.33±6.67a 42.22±31.51c Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada
setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
Dari hasil uji statistik (Tabel 7), terlihat perbedaan yang nyata antar
perlakuan dimulai hari ke-5. Pada hari ke-5, perlakuan A berbeda nyata dengan
perlakuan C, sedangkan perlakuan lainnya tidak berbeda nyata antar perlakuan.
Pada hari ke-10, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan C dan perlakuan K.
Perlakuan B tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Perlakuan C berbeda
nyata dengan perlakuan A dan perlakuan DC, namun tidak berbeda nyata dengan
perlakuan lainnya. Perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan C dan perlakuan
K. Perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan C.
3.1.15 Laju Pertumbuhan Harian pada Pemeliharaan Pasca Pengangkutan
Laju pertumbuhan harian (LPH) tertinggi pada penelitian ini yang diamati
selama 10 hari adalah perlakuan D sebesar 0,48%. Nilai LPH terendah, yaitu pada
perlakuan B sebesar 0,19%. Adapun
sebesar 0,37%, sedangkan perlakuan
data LPH (Lampiran 36)
berpengaruh nyata terhadap
pengangkutan dapat dilihat pada Gambar
Gambar 11. Laju pertumbuhan harian ikan Black Ghost pada pemeliharaan pasca pengangkutan
3.2 Pembahasan
3.2.1 Penelitian Pendahuluan
Berdasarkan nilai parameter lingkungan
uji pengangkutan (Lampiran 1),
dibandingkan dengan air sumur. Nilai derajat keasaman (pH) dari
relatif lebih mendekati netral dibandingkan air sumur. Menurut
keasaman (pH) yang cocok untuk ikan Black Ghost sekitar
derajat keasaman netral). Kandungan zat toksik pada
rendah dibandingkan air sumur. Kandungan zat toksik seperti
dalam dosis yang tidak dapat ditoleransi
hidup ikan. Menurut Effendi (2003)
0,37
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
A
LPH
(%
dar
i bob
ot tu
buh
per
hari)
ab
perlakuan B sebesar 0,19%. Adapun laju pertumbuhan harian perlakuan A
sebesar 0,37%, sedangkan perlakuan K sebesar 0,34%. Dari hasil
data LPH (Lampiran 36) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil
berpengaruh nyata terhadap LPH. Hasil pengamatan LPH
dapat dilihat pada Gambar 11.
pertumbuhan harian ikan Black Ghost pada pemeliharaan pasca pengangkutan
.2.1 Penelitian Pendahuluan
Berdasarkan nilai parameter lingkungan dari kualitas air baku untuk media
uji pengangkutan (Lampiran 1), purewater memiliki nilai yang re
dibandingkan dengan air sumur. Nilai derajat keasaman (pH) dari
relatif lebih mendekati netral dibandingkan air sumur. Menurut
easaman (pH) yang cocok untuk ikan Black Ghost sekitar 6,6
keasaman netral). Kandungan zat toksik pada purewater
rendah dibandingkan air sumur. Kandungan zat toksik seperti amonia
dalam dosis yang tidak dapat ditoleransi sangat berbahaya bagi kelangsungan
hidup ikan. Menurut Effendi (2003), amonia jarang ditemukan pada perairan yang
0,37
0,19
0,28
0,48
B C D
Perlakuan
b
a
a
b
25
laju pertumbuhan harian perlakuan A
Dari hasil analisis statistik
pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil
LPH pada media
pertumbuhan harian ikan Black Ghost pada pemeliharaan
kualitas air baku untuk media
memiliki nilai yang relatif lebih baik
dibandingkan dengan air sumur. Nilai derajat keasaman (pH) dari purewater
relatif lebih mendekati netral dibandingkan air sumur. Menurut Indriani (2001),
(mendekati nilai
purewater relatif lebih
amonia dan nitrit
berbahaya bagi kelangsungan
, amonia jarang ditemukan pada perairan yang
0,34
K
b
26
mendapat cukup pasokan oksigen. Purewater memiliki kandungan oksigen
terlarut yang cukup tinggi, yaitu sampai dengan 8 mg/ℓ pada suhu 20°C
(Purewatercleo, 2010). Hal tersebut diduga menyebabkan kandungan amonia di
purewater jarang ditemukan. Nilai kesadahan dan TDS pada air sumur relatif
lebih tinggi dari purewater menunjukan bahwa kandungan logam berat/ion,
senyawa-senyawa kimia ataupun bahan-bahan lain yang terkandung dalam air
sumur lebih tinggi dibandingkan purewater. Hal tersebut diperkuat dengan nilai
kandungan alumunium dan besi yang terdapat pada air sumur, relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan purewater. Kandungan-kandungan tersebut diduga dapat
menurunkan nilai kelarutan oksigen ataupun dapat bersifat toksik secara langsung
bagi ikan. Mikroorganisme yang terdapat dalam air sumur pun relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan purewater. Mikroorganisme tersebut diduga dapat menjadi
parasit ataupun carrier penyakit yang merugikan bagi kehidupan ikan. Purewater
bebas dari mikroorganisme penyakit karena proses pembuatannya yang telah
terintegrasi dengan baik dan tingkat higienis yang tinggi (Lampiran 2).
Sebelum uji transportasi, ikan Black Ghost dipuasakan selama 2 hari.
Menurut Sampson dan Machintos (1986) dalam Supendi (2006), tujuan dari
pemuasaan ikan tersebut selain memaksa ikan mengosongkan lambung adalah
untuk membiasakan ikan pada keadaan padat seperti dalam pengangkutan.
Berdasarkan hasil uji pemuasaan ikan Black Ghost, baik pada media air
sumur maupun media purewater diketahui bahwa ikan Black Ghost mampu
bertahan selama 7 hari. Kematian ikan Black Ghost di media air sumur
ditemukan pada hari ke-5, sedangkan di media purewater ditemukan pada hari ke-
6. Kondisi ikan sampai hari ke-7 masih dalam kondisi normal/berenang aktif. Hal
tersebut menunjukan bahwa ikan Black Ghost dapat bertahan hidup dalam
pengangkutan sampai hari ke-7 dalam kondisi puasa.
Hasil uji tingkat konsumsi oksigen (TKO) ikan Black Ghost dengan bobot
rata-rata 2 g pada kedua media, didapatkan nilai yang berbeda (Gambar 2).
Konsumsi oksigen oleh ikan sangat bergantung pada jenis, ukuran, aktivitas ikan,
toleransi terhadap stress, suhu, pH, CO2 dan amonia (Boyd, 1992). Media air
sumur memiliki tingkat konsumsi oksigen lebih tinggi daripada ikan pada media
air purewater. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai TKO rata-rata ikan Black Ghost
27
pada media air sumur 0,15+0,08 mg O2. g-1. jam-1, sedangkan pada media air
purewater 0,14+0,08 mg O2. g-1. jam-1. Berdasarkan hasil tersebut, maka dalam
pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam, diperlukan oksigen untuk
respirasi 40 ekor ikan ukuran 2 g adalah 1.440 mg O2. Kebutuhan oksigen ikan-
ikan kecil per satuan berat lebih besar daripada kebutuhan ikan-ikan ukuran besar
(Gerbhards, 1965). Oksigen yang dimasukan ke dalam kantong packing sebanyak
3ℓ, berdasarkan rumus PV = nRT, akan didapat oksigen sebanyak 1.970 mg O2.
Dengan demikian, dari jumlah oksigen yang diberikan dan yang dikonsumsi
masih seimbang.
Hasil uji laju ekskresi TAN terlihat bahwa ikan pada media air sumur
memiliki tingkat ekskresi TAN lebih tinggi daripada ikan pada media air
purewater. Hal tersebut terlihat dari nilai laju ekskresi TAN rata-rata ikan Black
Ghost dengan bobot rata-rata 2 g pada media air sumur 0,0067+0,003 mg .ℓ-1.
jam-1, sedangkan pada media air purewater 0,0060+0,003 mg .ℓ-1. jam-1. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa dalam waktu pengangkutan sampai dengan
120 jam TAN yang diekskresikan ikan Black Ghost sebanyak 30 ekor ukuran 2 g
pada media air sumur sebesar 19,43 mg/ℓ, sedangkan pada media air purewater
sebesar 17,30 mg/ℓ. Ghozali (2010) menyatakan bahwa dalam wadah
pengangkutan ekskresi TAN penting diketahui karena akumulasinya akan
berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup organisme yang diangku. Laju
ekskresi TAN dalam media pengangkutan dipengaruhi oleh laju metabolisme ikan
uji dan menurut Spotte (1970) dalam Ghozali (2007) mengemukakan bahwa laju
metabolisme hewan air tawar yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat
dibandingkan hewan yang lebih besar pada spesies yang sama.
3.2.2 Penelitian Utama
Berdasarkan hasil yang didapat pada Tabel 5 menunjukan bahwa tingkat
kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost saat uji transportasi mengalami
penurunan selama perlakuan berlangsung. Faktor yang mempengaruhi KH uji
pengangkutan ikan Black Ghost adalah kualitas air media pengangkutan dan
kondisi ikan. Menurut Huct (1971) dalam Ghozali (2007), pengangkutan ikan
pada dasarnya adalah usaha menempatkan ikan pada lingkungan baru yang
28
berbeda dengan lingkungan asalnya disertai dengan perubahan-perubahan sifat
lingkungan yang relatif sangat mendadak yang sangat mengancam kehidupan
ikan. Keberhasilan mengurangi pengaruh perubahan lingkungan yang mendadak
ini akan memberi kemungkinan untuk mengurangi tingkat kematian, yang berarti
tercapainya tujuan pengangkutan. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap kehidupan ikan antara lain suhu, pH, oksigen terlarut, amonia dan nitrit
(Weatherley, 1972 dalam Sitio, 2008).
Junianto (2003) menyatakan bahwa faktor kualitas air yang sangat penting
pada pengangkutan ikan adalah tersedianya oksigen terlarut yang memadai. Hal
tersebut dikarenakan keberadaannya sangat dibutuhkan bagi ikan. Kemampuan
ikan untuk mengkonsumsi oksigen juga dipengaruhi oleh toleransi terhadap stres,
suhu air, pH, konsentrasi CO2 dan sisa metabolisme lain seperti amonia. Menurut
Hardjojo (2005), kehidupan makhluk hidup di dalam air tersebut tergantung dari
kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang
dibutuhkan untuk kehidupannya. Selain itu, keberadaan oksigen dapat juga
mempengaruhi parameter kualitas air lainnya yang berdampak pada kelangsungan
hidup ikan.
Selama proses pengangkutan konsentrasi DO mengalami penurunan.
Penurunan konsentrasi DO secara signifikan terjadi pada jam ke-24 dan 48.
Dupree dan Huner (1984) dalam Ardyanti (2007), menyebutkan bahwa konsumsi
oksigen oleh ikan tertinggi terjadi selama 15 menit pertama dari pengangkutan.
Pada jam ke-120 konsentrasi DO pada setiap perlakuan berturut-turut adalah
5,50+0,12 mg/ℓ (perlakuan A), 5,03+0,16 mg/ℓ (perlakuan B), 5,30+0,16 mg/ℓ
(perlakuan C), 5,38+0,06 mg/ℓ (perlakuan D), dan 4,69+0,48 mg/ℓ (perlakuan K).
Terlihat media air pengangkutan yang menggunakan 100% purewater (perlakuan
A) memiliki konsentrasi DO yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya. Perlakuan yang dicampur dengan purewater (perlakuan B, C dan D) juga
memiliki konsentrasi DO yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kontrol (100%
air sumur). Purewater diduga mampu mempertahankan konsentrasi DO lebih baik
dibandingkan air sumur pada media pengangkutan, sehingga menyediakan
oksigen lebih banyak bagi ikan selama pengangkutan. Hal tersebut diduga karena
purewater yang memiliki kandungan logam berat/ion serta zat lainnya lebih
29
rendah sehingga memudahkan menerima difusi oksigen dari udara (oksigen
murni) pengepakan.
Kadar oksigen terlarut di perairan alami bervariasi tergantung pada suhu,
salinitas, turbulensi air dan tekanan dari atmosfir (Boyd, 1992). Sumber oksigen
terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%),
difusi juga dapat terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya
gelombang atau ombak dan air terjun (Effendi, 2003). Menurut Huet (1971) dalam
Ardyanti (2007), menambahkan bahwa goncangan berdampak positif, yaitu
membantu difusi oksigen ke dalam air. Goncangan setiap 1 menit dari perangkat
mesin simulator pengangkutan memberikan turbulensi yang dapat meningkatkan
konsentrasi DO di media pengangkutan melalui difusi. Turbulensi antar
permukaan air dan udara akan meningkatkan area kontak air dan udara (Wheaton,
1977).
Ikan Black Ghost yang berukuran kecil, sangat aktif berenang ke atas dan
ke bawah perairan dengan lincahnya (Indriani, 2001). Aktivitasnya tersebut
mengakibatkan kebutuhan akan oksigen menjadi sangat tinggi dan juga
menghasilkan CO2 yang cukup tinggi. Konsentrasi DO pada perlakuan Kontrol
(100% air sumur) berada di bawah 5 mg/ℓ. Hal tersebut diduga menjadi salah satu
penyebab ikan Black Ghost menjadi stress dan mengalami kematian sehingga
nilai KH perlakuan Kontrol menjadi rendah (Tabel 6). Menurut Piper (1982)
dalam Sufianto (2008), menyatakan bahwa kandungan oksigen terlarut di atas 5
mg/ℓ dapat menjamin ikan tidak akan mengalami stress dan kandungan oksigen
terlarut dalam media pengangkutan harus lebih besar dari 7 mg/ℓ serta lebih kecil
dari tingkat jenuh, sebab kebutuhan oksigen akan meningkat pada saat kadar CO2
tinggi dan stress penanganan sehingga untuk persiapan disediakan dua kali
kebutuhan normal. Namun, tidak semua ikan pada perlakuan Kontrol mengalami
kematian karena menurut Lesmana (2001), kadar terendah DO yang dapat
ditoleransi oleh ikan dalam pengangkutan adalah 4,5 mg/ℓ. Menurut Wedemeyer
(1996), kekurangan oksigen biasanya merupakan penyebab utama kematian ikan
secara mendadak dan dalam jumlah yang besar. Mempertahankan kondisi oksigen
terlarut (DO) dalam kisaran normal akan membantu mempertahankan kondisi ikan
selama penanganan. Konsentrasi DO yang terlalu rendah menimbulkan pengaruh
30
yang buruk terhadap kesehatan ikan seperti anoreksia, stres pernafasan, hipoksia
jaringan, ketidaksadaran, bahkan kematian.
Suhu selama uji transportasi cenderung mengalami penurunan dari kisaran
27,5oC sampai 26,33oC. Hal tersebut dikarenakan suhu lingkungan (ruang) yang
relatif rendah sehingga suhu dalam pengepakan pun menurun. Menurut Setyowati
(1995) dalam Sufianto (2008), bahwa suhu lingkungan dapat mempengaruhi suhu
dalam kemasan. Namun kisaran penurunan suhu dalam kemasan tersebut hanya
1oC, sehingga tidak berbahaya bagi ikan uji. Stickney (1979) dalam Ghozali
(2007) menyatakan bahwa, secara umum fluktuasi suhu yang membahayakan
bagi ikan adalah 5°C dalam waktu 1 jam.
Pada jam ke-120 suhu disetiap perlakuan berturut-turut adalah
26,33±0,23oC (perlakuan A), 26,50oC (perlakuan B), 26,50oC (perlakuan C),
26,40oC (perlakuan D), 26,53±0,06oC (perlakuan K). Suhu terendah media
pengangkutan sampai dengan 120 jam pengangkutan adalah 26,33+0,33 oC pada
perlakuan A (100% purewater). Kondisi tersebut tidak berbahaya bagi
kelangsungan hidup ikan Black Ghost karena masih dalam kisaran hidup ikan
Black Ghost 26oC (Indriani, 2001). Menurut Jhingran dan Pullin (1985), untuk
pengangkutan jarak jauh dan lama (lebih dari 24 jam) oksigen harus selalu
tersedia dan suhu tidak boleh melebihi 28°C.
Derajat keasaman (pH) selama uji pengangkutan mengalami penurunan
secara signifikan, hal tersebut diduga karena adanya peningkatan CO2 selama
pengangkutan berlangsung. Pada saat kandungan CO2 tinggi maka pH air rendah
demikian pula sebaliknya jika rendah maka pH air tinggi (Boyd, 1990). Rata-rata
pH terendah selama uji pengangkutan, yaitu perlakuan K (100% air sumur)
sebesar 6,50±0,10 pada jam ke-120 (Lampiran 9). Nilai pH merupakan parameter
lingkungan yang bersifat mengontrol laju metabolisme melalui kontrol terhadap
aktivitas enzim (Aini, 2008). Menurut Wardoyo dan Djokosetyanto (1988), nilai
pH air yang ideal untuk pengangkutan adalah 6,5 sampai 8,5 dan nilai pH optimal
untuk pengangkutan ikan hidup adalah 6-7. Menurut Indriani (2001) keasaman
(pH) yang cocok untuk ikan Black Ghost sekitar 6,6; namun dengan pH 6-7 pun
ikan ini masih dapat hidup. Keasaman (pH) purewater relatif stabil pada nilai
31
kisaran 7 (Purewatercleo, 2010), sehingga lebih optimal untuk keberlangsungan
hidup ikan Black Ghost.
Pada jam ke-48 hingga jam ke-72, terjadi peningkatan CO2 yang cukup
tinggi disetiap perlakuan. Kadar CO2 pada jam ke-72 berturut-turut adalah
56,60±5,77 mg/ℓ (perlakuan A); 59,93±9,99 mg/ℓ (perlakuan B); 56,60±69,92
mg/ℓ (perlakuan C); 59,93 mg/ℓ (perlakuan D) dan 59,93±9,99 mg/ℓ (perlakuan
K). Peningkatan kadar CO2 terus berlanjut hingga uji transportasi berakhir. Kadar
CO2 yang melebihi 50 mg/ℓ tersebut mengakibatkan kematian ikan uji disetiap
perlakuan, karena menurut Fry dan Noris (1962) kadar 50-100 mg/ℓ dapat
membunuh ikan dalam waktu relatif lama. Kadar CO2 dalam air juga
mempengaruhi pH air. Pada saat kandungan CO2 tinggi maka pH air rendah
demikian pula sebaliknya jika rendah maka pH air tinggi (Boyd, 1990).
Peningkatan kadar CO2 yang sangat signifikan tersebut, diduga salah satu
penyebab penurunan tingkat kelangsungan hidup (KH) yang cukup drastis pada
waktu yang sama (Tabel 5). Perlakuan K dan perlakuan B penurunan KH pada
jam ke-24 dan jam ke-72 yang terjadi cukup besar. Hal tersebut diduga karena
tingginya kadar CO2 dan diikuti menurunnya konsentrasi DO yang cukup drastis
pada jam ke-48 (Tabel 6), sehingga mengakibatkan ikan menjadi stress bahkan
ada yang mengalami kematian. Namun, tidak semua ikan mengalami kematian
karena menurut Wheaton (1977), dalam sistem akuatik (perairan) memungkinkan
memiliki karbon dioksida dan oksigen dalam kadar tinggi, tetapi ini jarang terjadi
serta tidak menjadi masalah yang dipertimbangkan ketika menggunakan oksigen
untuk menentukan kualitas air.
Konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) meningkat secara signifikan
hingga jam ke-72 disetiap unit perlakuan. Hal tersebut dikarenakan pada awal
perlakuan, ikan bergerak sangat aktif sehingga tingkat metabolisme ikan
meningkat dan menyebabkan laju eksresi TAN juga meningkat. Pada jam ke-96
konsentrasi TAN mengalami penurunan sesaat dan meningkat kembali hingga jam
ke-120. Menurut Handayani dan Samsundari (2005) dalam Wibisono (2010),
penurunan konsentrasi TAN diduga karena komponen konsentrasi TAN yang
berbentuk NH3 menguap ke udara atau masuk ke dalam darah ikan melalui proses
32
difusi. Pada jam ke-120 (Gambar 6) menunjukan kadar konsentrasi TAN tertinggi
pada perlakuan K (100% air sumur) jam ke-120, yaitu sebesar 7,29±0,77 mg/ℓ.
Nilai konsentrasi amonia (NH3) diperoleh dari data konsentrasi TAN
dengan memperhitungkan kondisi pH dan suhu pada setiap perlakuan dengan
menggunakan tabel presentase amonia tidak terionisasi (Tabel 2). Kadar
konsentrasi NH3 pada media pengangkutan mengalami peningkatan hingga jam
ke-48. Kisaran konsentrasi NH3 dari setiap perlakuan pada jam ke-48, yaitu
0,0278–0,0364 mg/ℓ (Lampiran 15). Peningkatan NH3 dalam air media
pengangkutan berasal dari buangan metabolit ikan. Froese (1985) menyatakan
laju metabolisme ikan selama pengangkutan sampai tiga kali lebih tinggi dari
metabolisme rutin, sehingga menyebabkan laju ekskresi hasil metabolisme selama
proses pengangkutan meningkat pula. Peningkatan NH3 tersebut diduga
mengakibatkan penurunan KH di setiap unit perlakuan (Tabel 6) yang cukup
drastis, karena menurut menurut Sawyer dan McCarty (1978) dalam Effendi
(2003) menyatakan bahwa kadar NH3 diperairan tawar sebaiknya tidak melebihi
0,02 mg/ℓ. Pada jam ke-48 tersebut juga terjadi penurunan DO (Tabel 5) yang
cukup signifikan sehingga mengakibatkan NH3 menjadi lebih toksik (beracun)
terhadap ikan uji. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Effendi (2003), bahwa
toksisitas amonia (NH3) terhadap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi
penurunan kadar oksigen terlarut (DO), pH dan suhu. Perlakuan K (100% air
sumur) memiliki konsentrasi DO terendah pada jam ke-48 (Tabel 5) sehingga
penurunan KH yang terjadi paling tinggi (Tabel 6) dibandingkan dengan
perlakuan lainnya.
Pada Gambar 7 terlihat bahwa setelah jam ke-48 konsentrasi NH3
mengalami penurunan hingga jam ke-120. Nilai terendah konsentrasi NH3 jam ke-
120, yaitu sebesar 0,0153±0,0057 mg/ℓ pada perlakuan K (100% air sumur) dan
tertinggi jam ke-120 sebesar 0,0204±0,0027 mg/ℓ pada perlakuan D (75%
purewater + 25% air sumur). Penurunan konsentrasi NH3 tersebut diduga karena
menurunnya KH, maka buangan metabolit menjadi berkurang. Penyebab
penurunan konsentrasi NH3 lainnya diduga karena adanya penurunan pH dan
suhu yang drastis setelah jam ke-48 tersebut. Menurut Supriyono et al. (2007)
rendahnya suhu dan pH juga berpengaruh terhadap laju eksresi amonia oleh ikan,
33
semakin rendah suhu maka laju ekskresi amonia akan semakin rendah. Boyd
(1992) menyatakan bahwa semakin rendah pH dan suhu maka amonia yang dalam
bentuk amonia tak terionisasi (NH3) akan semakin kecil.
Berdasarkan Gambar 8, menunjukan bahwa konsentrasi nitrit (NO2ˉ) di
media pengangkutan ikan Black Ghost terjadi penurunan hingga jam ke-120. Hal
tersebut diduga karena terjadi penurunan konsentrasi NH3. Nitrit (NO2ˉ)
merupakan bentuk peralihan dari amonia dan bersifat toksik (Effendi, 2000).
Kisaran nilai konsentrasi NO2ˉ jam ke-120, yaitu sebesar 0,10-0,65 mg/ℓ. Kisaran
nilai konsentrasi NO2ˉ tergolong berbahaya bagi ikan uji karena menurut Moore
(1991) dalam Effendi (2003), menyatakan bahwa kadar nitrit yang lebih dari 0,05
mg/ℓ dapat bersifat toksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif.
Keberadaan NO2ˉ sangat penting untuk diketahui, karena menurut Boyd (1990),
apabila konsentrasi methemoglobin (hasil oksidasi haemaglobin oleh NO2ˉ) dalam
darah ikan mencapai 50%, ikan akan mengalami hypoxia yang dapat
menyebabkan kematian terutama apabila konsentrasi oksigen terlalu rendah.
Pada Gambar 9 terlihat bahwa adanya peningkatan kesadahan terhadap
semua perlakuan selama uji transportasi dengan waktu pengangkutan sampai
dengan 120 jam. Nilai rata-rata kesadahan di media pengangkutan terendah, yaitu
pada perlakuan A (100% purewater) sebesar 17,24 mg/ℓ CaCO3 (jam ke-0),
sedangkan nilai rata-rata kesadahan tertinggi pada perlakuan K (100% air sumur)
sebesar 118,20 mg/ℓ CaCO3 (jam ke-120). Kisaran kesadahan tersebut tidak
berbahaya bagi ikan uji karena menurut Swingle (1968) dalam Mukti (2006)
menyatakan bahwa kesadahan yang kurang dari 15 mg/ℓ CaCO3 equivalen, akan
menyebabkan pertumbuhan organisme perairan menjadi lambat dan bahkan akan
menyebabkan kematian.
Effendi (2003) menyatakan bahwa kesadahan adalah gambaran kation
logam divalen (valensi dua). Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi nilai
kesadahan, maka semakin tinggi konsentrasi logam atau ion yang terkandung
dalam perairan tersebut. Pernyataan tersebut diperkuat bahwa kesadahan yang
tinggi dapat menghambat sifat toksik dari logam berat karena kation-kation
penyusun kesadahan (kalsium dan magnesium) membentuk senyawa kompleks
dengan logam berat tersebut (Effendi, 2003).
34
Konduktivitas media pengangkutan untuk semua perlakuan mengalami
peningkatan selama uji transportasi sampai dengan 120 jam (Gambar 10). Nilai
rata-rata kesadahan di media pengangkutan terendah, yaitu pada perlakuan A
(100% purewater) sebesar 0,34 µmhos/cm (jam ke-0), sedangkan nilai rata-rata
kesadahan tertinggi pada perlakuan K (100% air sumur) sebesar 0,97 µmhos/cm
(jam ke-120). Konduktivitas adalah gambaran numerik dari kemampuan air untuk
meneruskan aliran listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut
yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai konduktivitas. Reaktivitas,
bilangan valensi dan konsentrasi ion-ion terlarut sangat berpengaruh terhadap nilai
konduktivitas (Mackereth et al., 1989 dalam Effendi, 2003).
Berdasarkan penjabaran kesadahan dan konduktivitas di atas, bahwa nilai
kesadahan dan konduktivitas menunjukan konsentrasi ion yang terkandung dalam
perairan. Hasil tersebut juga dapat merepresentasikan nilai salinitas karena
menurut Boyd (1988) dalam Effendi (2003) menyatakan bahwa salinitas
merupakan konsentrasi total ion yang terdapat di perairan. Data kesadahan
(Lampiran 19) dan konduktivitas (Lampiran 21) yang diperoleh menunjukan
perlakuan yang menggunakan purewater (perlakuan A) atau penambahan
purewater dalam media pengangkutan (perlakuan B, C dan D) memiliki nilai
kesadahan dan konduktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan K
(100% air sumur). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa perlakuan K
memiliki konsentrasi total ion yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.
Tingginya konsentrasi total ion dapat mengurangi kelarutan oksigen (DO)
dalam media air pengangkutan, sehingga diduga berdampak pada menurunnya
tingkat kelangsungan hidup (KH) karena kekurangan oksigen. Menurut Wheaton
(1977) menyatakan bahwa meningkatnya salah satu parameter air berupa
konsentrasi total ion atau suhu akan mengurangi kandungan oksigen pada saat
jenuh/saturasi.
Berdasarkan data hasil uji transportasi ikan Black Ghost yang diperoleh
(Tabel 5), menunjukan bahwa perlakuan telah memberi pengaruh yang nyata
terhadap tingkat kelangsungan hidup (KH). Perbedaan yang nyata antara kontrol
dengan perlakuan terjadi dimulai pada jam ke-48. Pada jam ke-48 tersebut, KH
tertinggi terjadi pada perlakuan A dan perlakuan D dengan nilai KH yang sama,
35
yaitu sebesar 94,17+1,44%, sedangkan KH terendah terjadi pada kontrol sebesar
85,00+6,61. Berdasarkan hasil analisis biaya (Lampiran 28) perlakuan D secara
ekonomis lebih efisien dan menghasilkan keuntungan terbesar dibandingkan dari
semua perlakuan. Keuntungan yang diperoleh mencapai Rp.136.017,00 per
kantong packing untuk perlakuan D. Keuntungan tersebut jauh lebih besar
dibandingkan dengan transportasi ikan Black Ghost secara konvensional.
Transportasi ikan Black Ghost secara konvensional adalah transportasi
ikan Black Ghost yang biasa dilakukan oleh praktisi budidaya ataupun eksportir,
dimana media pengangkutan menggunakan air sumur tanpa filtrasi dan kepadatan
ikan yang rendah. Adapun kepadatan maksimal yang sering digunakan adalah 25
ekor/ℓ, sedangkan penelitian ini menggunakan 40 ekor/ℓ. Asumsi tingkat
kematian berkisar 10% untuk durasi transportasi 2 hari (48 jam) dan 30% untuk
durasi transportasi 5 hari (120 jam). Dari hasil perhitungan analisis biaya
(Lampiran 26) transportasi konvensional selama 2 hari hanya menghasilkan
keuntungan sebesar Rp.79.626,00 per kantong.
Pada jam ke-120, KH tertinggi terjadi pada perlakuan A sebesar
69,17+3,82%, sedangkan KH terendah terjadi pada kontrol sebesar 20,83+13,77.
Hal tersebut diduga karena media pengangkutan perlakuan A yang menggunakan
100% purewater dapat mempertahankan kualitas air media pengangkutan yang
lebih baik. Untuk perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan D yang menggunakan
percampuran purewater, menunjukan nilai KH yang jauh lebih baik dibandingkan
dengan kontrol.
Dari hasil analisis biaya (Lampiran 29) menunjukan perlakuan A pada jam
ke-120 memberikan keuntungan paling besar. Keuntungan yang diperoleh
mencapai Rp.87.850,00 per kantong packing. Keuntungan tersebut jauh lebih
besar dibandingkan dengan transportasi ikan Black Ghost secara konvensional
selama 5 hari (120 jam), yang hanya menghasilkan keuntungan sebesar
Rp.57.126,00 (Lampiran 28). Perbedaan keuntungan ekonomis tersebut di atas,
akan signifikan serta linear seiring dengan perubahan biaya angkut dan harga
ikan.
Setelah uji transportasi, ikan Black Ghost dipelihara selama 10 hari. Dari
hasil uji statistik tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama
36
pemeliharaan (Tabel 7), terlihat perbedaan yang nyata antar perlakuan dimulai
hari ke-5. Tingkat kelangsungan hidup (KH) tertinggi pada hari ke-5 terjadi pada
perlakuan A sebesar 84.44±3.85%, sedangkan KH terendah terjadi perlakuan K
sebesar 64.44±16.78%. Untuk KH tertinggi pada hari ke-10, yaitu pada perlakuan
A sebesar 71+8,07%, sedangkan KH terendah terjadi pada perlakuan K sebesar
45+38,92%. Hal tersebut menunjukan bahwa ikan uji dapat beradaptasi pasca
pengangkutan.
Laju pertumbuhan harian (LPH) tertinggi dari pemeliharaan ikan Black
Ghost adalah perlakuan D sebesar 0,48%. Untuk LPH terendah terjadi pada
perlakuan B sebesar 0,19%. Hal tersebut menunjukan bahwa ikan Black Ghost
masih dapat tumbuh normal pasca pengangkutan.
38
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Perbandingan komposisi purewater dan air sumur memberikan pengaruh
terhadap tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost dan kualitas air
media pengangkutan ikan. Pengaruh yang nyata terhadap KH mulai terjadi saat
jam ke-48. Pengangkutan ikan Black Ghost dengan kepadatan tinggi 40 ekor/ℓ
dalam media pengangkutan menjadi paling tidak 50% dapat mempertahankan KH
dan kualitas media pengangkutan yang baik sampai dengan jam ke-48. Pada jam
ke-48 tersebut, KH tertinggi terjadi pada perlakuan A dan perlakuan D dengan
nilai KH yang sama, yaitu sebesar 94,17+1,44%. Namun secara ekonomis
perlakuan D (70% purewater + 25% air sumur) lebih menguntungkan. Pada jam
ke-120, perlakuan A (100% purewater) menghasilkan nilai KH tertinggi sebesar
69,17+3,82 % dengan nilai oksigen terlarut (DO) sebesar 5,50+0,12 mg/ℓ dan
nilai total amonia nitrogen (TAN) sebesar 6,77±0,58 mg/ℓ. Perlakuan A dengan
komposisi 100% purewater memiliki kualitas air yang relatif lebih baik dan stabil
pada media pengangkutan ikan sistem tertutup serta menghasilkan KH yang
tinggi. Pemeliharaan ikan Black Ghost selama 10 hari pasca uji transportasi
menunjukan perlakuan A memiliki KH tertinggi sebesar 71+8,07%, sedangkan
untuk laju pertumbuhan harian (LPH) tertinggi adalah perlakuan D sebesar 0,48%.
4.2 Saran
Untuk mengoptimalkan hasil yang didapat, perlu adanya penelitian lebih
lanjut terhadap padat tebar, reduksi zat toksik dan respon stres ikan dalam media
purewater.
39
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Y., 2008. Kinerja pertumbuhan ikan gurame Osphronemus gouramy pada media bersalinitas 3 ppt dengan paparan medan listrik. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ardyanti, Y., 2007. Pemanfaatan zeolit dan karbon aktif pada pengepakan sistem
tertutup ikan corydoras Corydoras aenus dengan kepadatan tinggi. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Boyd, C. E., 1990. Water quality in pond aquaculture. Birmingham Publishing
Co, Alabama. Effendi, H., 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan
lingkungan perairan. Kanasius, Yogyakarta. FAO, 2011. Site selection for aquaculture : chemical features of water. Available
at http://www.fao.org/docrep/field/003/AC183E/AC183E18.htm [08 Mei 2011].
Fishdoc, 2010. Ammonia and water quality. Available at
http://www.fishdoc.co.uk/water/ammonia.htm [7 Januari 2010]. Froese, R., 1988. Relationship between body weight and loading densities in fish
transport using the plastic bag method. Aquaculture and Fisheries Management, pp. 275-281.
Fry, F. E. J., Norris, K. S., 1962. The transportation of live fish. In 'Fish as Food',
G. Borgstrom (Ed). Academic Press, New York. Vol. 2, pp. 595 – 608. Gerbhards, V. S., 1965. Transport of juvenile trout in sealed containers. The
Progressive Culturist 27: 1-6. Ghozali, M. F. R., 2007. Pengaruh penambahan zeolit dan karbon aktif terhadap
tingkat kelangsungan hidup ikan maanvis Pterophyllum scalare pada pengangkutan sistem tertutup. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ghozali, M. F. R., 2010. Effektivitas penambahan zeolit, C-aktif dan garam pada
pengangkutan ikan maanvis Pterophyllum scalare dengan kepadatan tinggi, studi lanjut respon stres. [Tesis]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
40
Goddard, S., 1996. Feed management in intensive aquaculture. Chapman and Hall, New York.
Jhingran, V. G., and Pullin, R.S.V., 1985. Hatchery manual of Common Carp,
Chinese, and Indian Major Carps. ICLARM Studies and Reviews II. Asian Development Bank.
Hardjojo, B., 2005. Materi pokok pengukuran dan analisis kualitas air; 1-6.
Universitas Terbuka, Jakarta. Huisman , E.A., 1987. The principles of fish culture production. Department of Aquaculture. Wageningen University, Netherland. Indriani, Y. H., 2001. Ikan hias air tawar : Black Ghost. Penebar Swadaya, Jakarta Junianto, 2003. Teknik penanganan ikan. Penebar Swadaya, Jakarta. Kompas, 2009. Ekspor ikan hias terkendala transportasi. Available at
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/18/05221516/Ekspor.Ikan.Hias.Terkendala.Transportasi [18 Agustus 2009].
Lesmana, D. S., 2001. Budidaya ikan hias populer. Penebar Swadaya, Jakarta Mukti, A., 2006. Pengaruh sub-kronik Linear Alkylbenzen Sulfonate (LAS)
terhadap stadia post larva udang vannamei Litopenaeus vannamei. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Purewatercleo, 2010. Purewater. Available at http://www.purewatercleo.com [20
Februari 2010]. Quinn, G., and Keough, M., 2002. Experimental design and data analysis for
biologists. Cambridge University Press, Cambridge. Slamet, B., Ismi, S., dan Aslianti, T. 2001. Transportasi benih ikan kerapu bebek
Cromileptes altivelis hasil pembenihan di Bali. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut. Gondol.
Supriyono, E., Supendi, A., dan Nirmala, K., 2007. Pemanfaatan zeolit dan
karbon aktif pada pengepakan sistem tertutup ikan corydoras Corydoras aenus. Jurnal Akuakultur Indonesia, 6 (2): 135-145.
SNI, 2006. Pengemasan ikan hias hidup melalui sarana angkutan udara. SNI : No.
01-4854-2006. Badan Standardisasi Nasional. Sitio, S., 2008. Pengaruh medan listrik pada media pemeliharaan bersalinitas 3 ppt
terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan gurame
41
Osphronemus gouramy Lac. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Steel, G. D., Torrie, J. H., 1981. Prinsip-prinsip dan prosedur statistika.
Terjemahan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sufianto, B., 2008. Uji transportasi ikan mas koki Carrasius auratus Linnaeus
hidup sistem kering dengan perlakuan suhu dan penurunan konsentrasi oksigen. [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Supendi, A., 2006. Pemanfaatan zeolit dan karbon aktif pada pengepakan sistem
tertutup ikan corydoras Corydoras aenus. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wardoyo, S. T. H. dan Djokosetyanto, D., 1988. Pengelolaan kualitas air di
tambak udang, di dalam: Seminar Memacu Keberhasilan dan Pengembangan Usaha Pertambakan Udang. Bogor, 16-17 September 1988. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wedemeyer, G. A. 1996. Physiology of fish in intensive culture systems.
Chapman and Hall, New York. Wheaton, F. W. 1977. Aquacultural engineering. Aquacultural Engineering
Departement. University of Maryland, Maryland. Wibisono, A. P. 2010. Efisiensi transportasi benih ikan patin siam (Pangasius
hypothalamus) pada ukuran dan kepadatan yang berbeda. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
39
LAMPIRAN
40
Lampiran 1. Perbandingan hasil uji kualitas air sumur dengan purewater
No. Parameter Satuan Hasil Uji
Air Sumur Purewater Fisiko-kimia 1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau 2 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa
3 Warna (Visual) - Tidak Berwarna Tidak Berwarna
4 pH - 6,31 6,56 5 Amonia mg/ℓ 0,0048 0 6 Nitrit mg/ℓ 0,03 0 7 Kesadahan mg/ℓ 132,19 122,4 8 TDS mg/ℓ 4 2 9 Alumunium (Aℓ) mg/ℓ 0,145 0 10 Total Iron (Fe) mg/ℓ 0,034 0
Mikrobiologi
1 Total Bakteri koloni/mℓ 1,04 x 103 0
41
Lampiran 2. Alur proses pembuatan air minum purewater dalam kemasan di PT. Sariguna Primatirta
42
Lampiran 3. Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Black Ghost selama 6 jam
Jam ke-
Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Black Ghost (mg O2. g-1. jam-1)
Media Air Sumur Media Purewater 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
1 0,26 0,32 0,22 0,27±0,05 0,17 0,28 0,36 0,27±0,10
2 0,19 0,18 0,24 0,20±0,03 0,30 0,17 0,10 0,19±0,10 3 0,20 0,17 0,19 0,19±0,02 0,13 0,15 0,20 0,16±0,04 4 0,08 0,10 0,09 0,09±0,01 0,14 0,06 0,06 0,09±0,04
5 0,10 0,11 0,06 0,09±0,02 0,13 0,13 0,02 0,09±0,06
6 0,04 0,02 0,08 0,05±0,03 0,03 0,05 0,10 0,06±0,04
Lampiran 4. Laju Ekskresi TAN Ikan Black Ghost per 12 jam selama 48 jam
Jam ke-
Laju Ekskresi TAN Ikan Black Ghost (mg O2. L-1)
Media Air Sumur Media Purewater
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 0,04 0,09 0,08 0,07±0,03 0,03 0,06 0,08 0,05±0,03
12 0,23 0,21 0,25 0,23±0,02 0,24 0,20 0,20 0,21±0,02
24 0,27 0,29 0,23 0,26±0,03 0,27 0,22 0,18 0,22±0,05
36 0,25 0,34 0,32 0,31±0,05 0,32 0,23 0,15 0,23±0,09
48 0,36 0,40 0,27 0,35±0,06 0,37 0,39 0,32 0,36±0,04
43
Lampiran 5. Konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-
A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 6,69 6,76 6,73 6,73±0,04 6,58 6,29 6,37 6,41±0,15
24 6,26 6,14 6,15 6,18±0,07 6,08 6,01 6,06 6,05±0,04
48 5,49 5,35 5,60 5,48±0,12 5,21 5,31 5,86 5,46±0,35
72 5,55 5,61 5,89 5,68±0,18 5,34 5,41 5,76 5,50±0,23
96 6,29 5,86 5,97 6,04±0,22 5,30 5,25 5,32 5,29±0,04
120 5,57 5,36 5,58 5,50±0,12 5,03 5,18 4,87 5,03±0,16
Jam ke-
C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 7,11 7,05 7,07 7,08±0,03 6,87 6,77 6,57 6,74±0,15
24 6,10 6,05 6,07 6,07±0,03 6,27 6,18 6,34 6,26±0,08
48 5,13 5,33 5,42 5,29±0,15 5,20 5,43 5,31 5,31±0,12
72 5,24 5,46 5,55 5,42±0,16 5,65 5,43 5,52 5,53±0,11
96 5,89 5,90 5,77 5,85±0,07 5,81 6,03 5,89 5,91±0,11
120 5,36 5,43 5,12 5,30±0,16 5,31 5,43 5,41 5,38±0,06
Jam ke-
K 1 2 3 rata-rata
0 6,59 6,28 6,18 6,35±0,21
24 5,78 6,03 6,01 5,94±0,14
48 5,32 5,31 5,18 5,27±0,08
72 5,36 5,43 5,29 5,36±0,07
96 4,82 5,18 5,22 5,07±0,22
120 5,12 4,77 4,18 4,69±0,48
Lampiran 6. Analisis statistik konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ)
Jam Ke- Konsentrasi DO media pengangkutan (mg/ℓ)
A B C D K
0 6,73±0,04bc 6,41±0,15 ab 7,08±0,03c 6,74±0,15bc 6,35±0,21 a 24 6,18±0,07b 6,05±0,04 ab 6,07±0,03 ab 6,26±0,08c 5,94±0,14 a 48 5,48±0,12 a 5,76±0,87 a 5,29±0,15 a 5,31±0,12 a 5,27±0,08 a 72 5,68±0,18 a 5,50±0,23 ab 5,42±0,16 a 5,53±0,11 ab 5,36±0,07 a 96 6,04±0,22b 5,29±0,04 a 5,85±0,07b 5,91±0,11b 5,07±0,22 a 120 5,50±0,12c 5,03±0,16 ab 5,30±0,16 abc 5,38±0,06bc 4,69±0,48 a
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
44
Lampiran 7. Nilai suhu media pengangkutan (oC) Jam ke-
A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00 24 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00
48 27,00 26,50 26,00 26,50±0,50 26,00 27,00 27,00 26,67±0,58
72 27,00 26,50 26,00 26,50±0,50 26,00 27,00 27,00 26,67±0,58 96 26,60 25,80 26,20 26,20±0,40 24,50 26,50 25,50 26,17±0,58 120 26,60 26,20 26,20 26,33±0,23 26,50 26,50 26,50 26,50±0,00
Jam ke-
C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00
24 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00 48 27,00 26,60 26,50 26,70±0,26 26,70 26,50 26,50 26,57±0,12 72 26,50 26,60 27,00 26,70±0,26 26,70 26,50 26,50 26,57±0,12
96 26,50 25,50 26,50 26,17±0,58 26,40 25,80 26,20 26,13±0,31
120 26,50 26,50 26,50 26,50±0,00 26,40 26,40 26,40 26,40±0,00
Jam ke-
K 1 2 3 rata-rata
0 27,50 27,50 27,50 27,50±0,00
24 27,00 27,00 27,00 27,00±0,00
48 26,50 26,50 26,50 26,50±0,00
72 26,50 26,50 26,50 26,50±0,00
96 26,50 26,50 26,60 26,53±0,06
120 26,50 26,50 26,60 26,53±0,06
Lampiran 8. Analisis statistik nilai suhu media pengangkutan (oC)
Jam Ke-
Suhu media pengangkutan (°C)
A B C D K
0 27,50a 27,50a 27,50a 27,50a 27,5 a
24 27 a 27 a 27 a 27 a 27 a
48 26,50±0,50a 26,67±0,58a 26,70±0,26a 26,57±0,12a 26,5 a
72 26,50±0,50a 26,67±0,58a 26,70±0,26a 26,57±0,12a 26,5 a
96 26,20±0,40a 25,50±1,00a 26,17±0,58a 26,13±0,31a 26,53±0,06a
120 26,33±0,23a 26,50a 26,50a 26,40a 26,53±0,06a Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada
setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
45
Lampiran 9. Nilai pH media pengangkutan Jam ke-
A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 7,34 7,31 7,38 7,34±0,04 7,06 7,12 7,11 7,10±0,03 24 6,98 7,01 7,18 7,06±0,11 6,98 6,82 6,76 6,85±0,11 48 6,84 6,77 7,22 6,94±0,24 7,05 6,97 6,77 6,93±0,14 72 6,71 6,73 6,78 6,74±0,04 6,84 6,47 6,55 6,62±0,19 96 6,71 6,54 6,65 6,63±0,09 6,59 6,57 6,61 6,59±0,02 120 6,57 6,65 6,56 6,59±0,05 6,61 6,42 6,66 6,56±0,13 Jam ke-
C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 7,21 7,18 7,26 7,22±0,04 7,34 7,22 7,39 7,32±0,09 24 6,71 6,88 6,76 6,78±0,09 6,82 6,94 6,89 6,88±0,06 48 6,95 6,98 6,81 6,91±0,09 6,89 6,74 6,93 6,85±0,10 72 6,65 6,78 6,51 6,65±0,14 6,81 6,64 6,63 6,69±0,10 96 6,64 6,65 6,35 6,55±0,17 6,45 6,59 6,51 6,52±0,07 120 6,44 6,51 6,59 6,51±0,08 6,61 6,63 6,55 6,60±0,04 Jam ke-
K 1 2 3 rata-rata
0 7,12 7,03 7,18 7,11±0,08
24 6,62 6,79 6,78 6,73±0,10
48 6,81 6,75 6,93 6,83±0,09
72 6,61 6,65 6,63 6,63±0,02
96 6,65 6,34 6,61 6,53±0,17
120 6,55 6,57 6,38 6,50±0,10
Lampiran 10. Analisis statistik nilai pH media pengangkutan
Jam Ke-
pH media pengangkutan
A B C D K
0 7,34±0,04b 7,10±0,03a 7,22±0,04ab 7,32±0,09b 7,11±0,08a 24 7,06±0,11b 6,85±0,11ab 6,78±0,09ab 6,88±0,06ab 6,73±0,10a 48 6,94±0,24a 6,93±0,14a 6,91±0,09a 6,85±0,10a 6,83±0,09a 72 6,74±0,04a 6,62±0,19a 6,65±0,14a 6,69±0,10a 6,63±0,02a 96 6,63±0,09a 6,59±0,02a 6,55±0,17a 6,52±0,07a 6,53±0,17a 120 6,59±0,05a 6,56±0,13a 6,51±0,08a 6,60±0,04a 6,50±0,10a
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
46
Lampiran 11. Konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-
A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 19,98 9,99 19,98 16,65±5,77 9,99 19,98 19,98 16,65±5,77 24 49,94 29,96 39,95 39,95±9,99 19,98 29,96 39,95 29,96±9,99 48 49,94 49,94 49,94 49,94±0,00 29,96 49,94 49,94 43,28±11,53 72 59,93 59,93 49,94 56,60±5,77 49,94 59,93 69,92 59,93±9,99 96 69,92 69,92 59,93 66,59±5,77 59,93 69,92 59,93 63,26±5,77 120 69,92 79,90 59,93 69,92±9,99 59,93 79,90 59,93 66,59±11,53 Jam ke-
C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 19,98 19,98 9,99 16,65±5,77 9,99 9,99 19,98 13,32±5,77 24 29,96 29,96 29,96 29,96±0,00 49,94 29,96 29,96 36,62±11,53 48 49,94 49,94 39,95 46,61±5,77 59,93 39,95 59,93 53,27±11,53 72 49,94 59,93 59,93 56,60±5,77 59,93 59,93 59,93 59,93±0,00 96 49,94 69,92 69,92 63,26±11,53 69,92 69,92 59,93 66,59±5,77 120 59,93 69,92 79,90 69,92±9,99 59,93 69,92 69,92 66,59±5,77 Jam ke-
K 1 2 3 rata-rata
0 29,96 9,99 19,98 19,98±9,99
24 39,95 19,98 39,95 33,29±11,53
48 49,94 39,95 49,94 46,61±5,77
72 59,93 49,94 69,92 59,93±9,99
96 69,92 49,94 69,92 63,26±11,53
120 59,93 69,92 59,93 63,26±5,77
Lampiran 12. Analisis statistik konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ)
Jam Ke-
Konsentrasi CO2 media pengangkutan (mg/ℓ)
A B C D K
0 16,65±5,77a 16,65±5,77a 16,65±5,77a 13,32±5,77a 19,98±9,99a 24 39,95±9,99a 29,96±9,99a 29,96a 36,62±11,53a 33,29±11,53a 48 49,94a 49,94a 46,61±5,77a 53,27±11,53a 46,61±5,77a 72 56,60±5,77a 59,93±9,99a 56,60±5,77a 59,93a 59,93±9,99a 96 66,59±5,77a 63,26±5,77a 63,26±11,53a 66,59±5,77a 63,26±11,53a 120 69,92±9,99a 66,59±11,53a 69,92±9,99a 66,59±5,77a 63,26±5,77a
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
47
Lampiran 13. Konsentrasi TAN media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-
A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 0,09 0,06 0,13 0,09±0,03 0,15 0,20 0,17 0,17±0,02 24 2,20 2,04 2,11 2,12±0,08 1,98 1,96 2,37 2,10±0,23 48 4,67 5,06 5,54 5,09±0,44 5,09 5,44 5,29 5,27±0,18 72 6,98 5,77 5,45 6,07±0,80 5,80 6,15 6,79 6,25±0,50 96 5,97 5,80 5,61 5,79±0,18 6,08 5,63 5,94 5,88±0,23 120 6,51 6,36 7,43 6,77±0,58 6,83 7,57 6,81 7,07±0,43 Jam ke-
C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 0,13 0,18 0,14 0,15±0,03 0,13 0,11 0,08 0,11±0,03 24 1,53 2,36 2,07 1,99±0,42 2,05 1,87 2,07 2,00±0,11 48 5,20 5,22 5,50 5,31±0,17 4,96 5,42 5,60 5,33±0,33 72 6,71 5,93 5,41 6,02±0,65 6,47 6,13 5,51 6,03±0,49 96 4,96 6,02 6,04 5,67±0,62 5,98 5,61 5,87 5,82±0,19 120 6,47 6,80 6,50 6,59±0,18 6,66 6,74 6,65 6,69±0,05 Jam ke-
K 1 2 3 rata-rata
0 0,10 0,16 0,16 0,14±0,03
24 2,52 2,00 2,47 2,33±0,29
48 5,50 5,34 5,39 5,41±0,08
72 6,21 6,84 6,33 6,46±0,34
96 5,62 6,07 5,64 5,78±0,26
120 6,86 6,84 8,18 7,29±0,77
Lampiran 14. Analisis statistik konsentrasi TAN media pengangkutan (mg/ℓ)
Jam Ke-
Konsentrasi TAN media pengangkutan (mg/ℓ)
A B C D K
0 0,09±0,03a 0,17±0,02b 0,15±0,03ab 0,11±0,03ab 0,14±0,03ab 24 2,12±0,08a 2,10±0,23a 1,99±0,42a 2,00±0,11a 2,33±0,29a 48 5,09±0,44a 5,27±0,18a 5,31±0,17a 5,33±0,33a 5,41±0,08a 72 6,07±0,80a 6,25±0,50a 6,02±0,65a 6,03±0,49a 6,46±0,34a 96 5,79±0,18a 5,88±0,23a 5,67±0,62a 5,82±0,19a 5,78±0,26a 120 6,77±0,58a 7,07±0,43a 6,59±0,18a 6,69±0,05a 7,29±0,77a
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
48
Lampiran 15. Konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-
A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 0,00127 0,00088 0,00211 0,0014±0,0006 0,0012 0,0018 0,0015 0,0015±0,0003
24 0,01443 0,01419 0,02160 0,0167±0,0042 0,0130 0,0100 0,0108 0,0112±0,0016
48 0,02467 0,02347 0,06101 0,0364±0,0213 0,0393 0,0352 0,0246 0,0330±0,0076
72 0,02854 0,02466 0,02580 0,0263±0,0020 0,0306 0,0116 0,0178 0,0200±0,0097
96 0,02442 0,01468 0,01986 0,0197±0,0049 0,0182 0,0158 0,0188 0,0176±0,0016
120 0,01827 0,02251 0,02017 0,0203±0,0021 0,0217 0,0108 0,0247 0,0191±0,0073
Jam ke-
C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 0,0014 0,0018 0,0017 0,0016±0,0002 0,0019 0,0013 0,0013 0,0015±0,0004
24 0,0063 0,0133 0,0094 0,0097±0,0035 0,0104 0,0116 0,0119 0,0113±0,0008
48 0,0327 0,0343 0,0275 0,0315±0,0035 0,0285 0,0237 0,0342 0,0288±0,0053
72 0,0237 0,0281 0,0122 0,0213±0,0082 0,0324 0,0211 0,0185 0,0240±0,0074
96 0,0171 0,0213 0,0103 0,0162±0,0056 0,0119 0,0168 0,0132 0,0140±0,0025
120 0,0104 0,0153 0,0194 0,0151±0,0045 0,0211 0,0226 0,0174 0,0204±0,0027
Jam ke-
K 1 2 3 rata-rata
0 0,0009 0,0012 0,0017 0,0013±0,0004
24 0,0081 0,0097 0,0117 0,0098±0,0018
48 0,0266 0,0238 0,0329 0,0278±0,0047
72 0,0197 0,0242 0,0213 0,0217±0,0023
96 0,0199 0,0102 0,0179 0,0160±0,0051
120 0,0180 0,0192 0,0087 0,0153±0,0057
Lampiran 16. Analisis statistik konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ)
Jam Ke-
Konsentrasi NH3 media pengangkutan (mg/ℓ)
A B C D K
0 0,0014±0,0006a 0,0015±0,0003a 0,0016±0,0002a 0,0015±0,0004a 0,0013±0,0004a
24 0,0167±0,0042b 0,0112±0,0016a 0,0097±0,0035a 0,0113±0,0008a 0,0098±0,0018a
48 0,0364±0,0213a 0,0330±0,0076a 0,0315±0,0035a 0,0288±0,0053a 0,0278±0,0047a 72 0,0263±0,0020a 0,0200±0,0097a 0,0213±0,0082a 0,0240±0,0074a 0,0217±0,0023a 96 0,0197±0,0049a 0,0176±0,0016a 0,0162±0,0056a 0,0140±0,0025a 0,0160±0,0051a
120 0,0203±0,0021a 0,0191±0,0073a 0,0151±0,0045a 0,0204±0,0027a 0,0153±0,0057a Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada
setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
49
Lampiran 17. Konsentrasi NO2ˉ media pengangkutan (mg/ℓ) Jam ke-
A B 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 2,40 2,32 2,04 2,25±0,19 1,04 1,20 1,16 1,13±0,08 120 0,21 0,16 0,64 0,34±0,26 0,45 0,05 0,04 0,18±0,24 Jam ke-
C D 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 0,80 1,28 0,80 0,96±0,28 1,44 1,48 1,40 1,44±0,04 120 0,30 0,19 0,30 0,27±0,06 1,01 0,53 0,42 0,65±0,32 Jam ke-
K
1 2 3 rata-rata
0 0,92 2,08 3,32 2,11±1,20
120 0,17 0,06 0,06 0,10±0,06
Lampiran 18. Analisis statistik konsentrasi NO2ˉ media pengangkutan (mg/ℓ)
Jam Ke-
Konsentrasi NO2ˉ media pengangkutan (mg/ℓ) A B C D K
0 2,25±0,19c 1,13±0,08ab 0,96±0,28a 1,44±0,04abc 2,11±1,20bc
120 0,34±0,26ab 0,18±0,24a 0,27±0,06ab 0,65±0,32b 0,10±0,06a
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
Lampiran 19. Konsentrasi kesadahan media pengangkutan (mg/ℓ)
Jam ke-
A B
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 14,775 22,162 14,775 17,24±4,27 51,71 66,49 88,65 68,95±18,59
120 44,324 51,712 44,324 46,79±4,27 66,49 103,42 88,65 86,19±18,59
Jam ke-
C D
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 44,32 36,94 36,94 39,40±4,27 22,16 29,55 22,16 24,62±4,27
120 44,32 59,10 66,49 56,64±11,28 51,71 36,94 36,94 41,86±8,53
Jam ke-
K
1 2 3 rata-rata
0 59,10 88,65 103,42 83,72±22,57
120 96,04 125,59 132,97 118,20±19,55
Lampiran 20. Analisis statistik kesadahan media pengangkutan (mg/ℓ)
Jam Ke-
Kesadahan media pengangkutan
A B C D K
0 17,24±4.27a 68,95±18,59b 39,40±4,27bc 24,62±4,27ab 83,72±22,57c
120 46,79±4,27a 86,19±18,59b 56,64±11,28bc 41,86±8,53ab 118,20±19,55c
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
50
Lampiran 21. Konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm) Jam ke-
A B
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 0,33700 0,33400 0,35700 0,34±0,01 0,4160 0,4600 0,4040 0,43±0,03
120 0,84600 0,58900 0,74800 0,73±0,13 0,9060 0,5400 0,9770 0,81±0,23
Jam ke-
C D
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 0,3170 0,3660 0,3570 0,35±0,03 0,3900 0,3700 0,2930 0,35±0,05
120 0,6490 0,8760 0,9810 0,84±0,17 0,5410 0,6490 0,7650 0,65±0,11
Jam ke-
K
1 2 3 rata-rata
0 0,4040 0,6780 0,3900 0,49±0,16
120 0,9740 0,9960 0,9490 0,97±0,02
Lampiran 22. Analisis statistik konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm)
Jam Ke-
Konduktivitas media pengangkutan (µmhos/cm) A B C D K
0 0,34±0,01a 0,43±0,03b 0,35±0,03ab 0,35±0,05ab 0,49±0,16ab
120 0,73±0,13a 0,81±0,23b 0,84±0,17b 0,65±0,11a 0,97±0,02b
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)
51
Lampiran 23. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama pengangkutan
Jam Ke-
KH (%)
A B C D K
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 6 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33
12 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 18 100 100 97,5 99,17±1,44 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 24 100 100 97,5 99,17±1,44 97,5 97,5 100 98,33±1,44 100 100 100 100 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 30 100 100 97,5 99,17±1,44 97,5 97,5 97,5 97,50 100 97,5 97,5 98±1,44 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 36 100 100 95 98,33±2,89 97,5 97,5 97,5 97,50 95 97,5 97,5 97±1,44 100 100 100 100 100 92,5 100 98±4,33 42 100 100 95 98,33±2,89 97,5 97,5 92,5 95,83±2,89 95 92,5 97,5 95±2,50 100 100 97,5 99,17±1,44 100 92,5 100 98±4,33 48 95 95 92,5 94,17±1,44 87,5 92,5 90 90,00±2,50 92,5 90 92,5 92±1,44 92,5 95 95 94,17±1,44 90 77,5 87,5 85±6,61 54 90 92,5 90 90,83±1,44 87,5 92,5 82,5 87,50±5,00 92,5 90 92,5 92±1,44 90 95 90 91,67±2,89 90 77,5 87,5 85±6,61 60 87,5 92,5 87,5 89,17±2,89 82,5 90 82,5 85,00±4,33 92,5 90 90 91±1,44 90 90 90 90,00 87,5 77,5 87,5 84±5,77 66 85 92,5 87,5 88,33±3,82 80 90 82,5 84,17±5,20 87,5 87,5 90 88±1,44 85 90 90 88,33±2,89 87,5 77,5 82,5 83±5,00 72 82,5 92,5 85 86,67±5,20 72,5 80 77,5 76,67±3,82 87,5 87,5 85 87±1,44 80 85 90 85,00±5,00 65 70 70 68±2,89 78 82,5 92,5 85 86,67±5,20 72,5 80 77,5 76,67±3,82 80 85 85 83±2,89 80 85 90 85,00±5,00 65 70 70 68±2,89 84 82,5 92,5 85 86,67±5,20 72,5 80 70 74,17±5,20 80 80 85 82±2,89 80 85 87,5 84,17±3,82 62,5 70 70 68±4,33 90 82,5 87,5 85 85,00±2,50 67,5 72,5 70 70,00±2,50 80 80 85 82±2,89 80 85 87,5 84,17±3,82 62,5 67,5 65 65±2,50 96 77,5 80 82,5 80,00±2,50 65 62,5 67,5 65,00±2,50 75 77,5 77,5 77±1,44 75 77,5 77,5 76,67±1,44 55 60 52,5 56±3,82 102 75 80 77,5 77,50±2,50 62,5 60 62,5 61,67±1,44 75 72,5 75 74±1,44 72,5 77,5 75 75,00±2,50 52,5 60 52,5 55±4,33 108 75 80 75 76,67±2,89 62,5 60 57,5 60,00±2,50 72,5 72,5 75 73±1,44 72,5 77,5 75 75,00±2,50 45 60 50 52±7,64 114 75 75 75 75 60 57,5 57,5 58,33±1,44 72,5 72,5 75 73±1,44 70 77,5 75 74,17±3,82 35 55 37,5 43±10,90 120 72,5 65 70 69,17±3,82 45 52,5 50 49,17±3,82 67,5 65 65 66±1,44 60 70 67,5 65,83±5,20 20 35 7,5 21±13,77
51
52
Lampiran 24. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama pemeliharaan pasca pengangkutan
Hari Ke-
KH (%)
A B C D K
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1 86,7 86,7 100 91,11±7,70 80 86,6 80 82,22±3,85 86,7 93,3 80 86,67±6,67 93,3 86,7 86,7 88,89±3,85 73,3 86,7 80,0 80,00±6,67
2 80 86,7 86,7 84,44±3,85 80 86,6 66,7 77,78±10,18 80 80 66,7 75,56±7,70 86,7 86,7 73,3 82,22±7,70 73,3 80,0 66,7 73,33±6,67
3 80 86,7 86,7 84,44±3,85 80 86,6 66,7 77,78±10,18 66,7 80 66,7 71,11±7,70 86,7 86,7 73,3 82,22±7,70 73,3 80,0 60,0 71,11±10,18
4 80 86,7 86,7 84,44±3,85 73,3 80 66,7 73,33±6,67 66,7 80 66,7 71,11±7,70 86,7 86,7 73,3 82,22±7,70 73,3 80,0 46,7 66,67±17,64
5 80 86,7 86,7 84,44±3,85 73,3 80 66,7 73,33±6,67 60 73,3 53,3 62,22±10,18 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 80,0 46,7 64,44±16,78
6 80 86,7 80 82,22±3,85 73,3 80 46,7 66,67±17,64 60 73,3 46,7 60,00±13,33 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 80,0 33,3 60,00±24,04
7 80 86,7 73,3 80,00±6,67 73,3 80 33,3 62,22±25,24 60 73,3 46,7 60,00±7,70 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 73,3 20 53,33±29,06
8 80 86,7 66,7 77,78±10,18 73,3 80 26,7 60,00±29,06 60 60 46,7 55,56±7,70 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 73,3 20 53,33±29,06
9 80 80 66,7 75,56±7,70 73,3 73,3 26,7 57,78±26,94 60 60 46,7 55,56±7,70 80 73,3 66,7 73,33±6,67 66,7 66,7 13,3 48,89±30,79
10 73,3 73,3 66,7 71,11±3,85 66,7 66,6 26,7 53,33±23,09 60 53,3 46,7 53,33±6,67 80 73,3 66,7 73,33±6,67 53,3 66,7 6,7 42,22±31,51
52
53
Lampiran 25. Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan Black Ghost selama pemeliharaan pasca pengangkutan
Ulangan LPH (%)
A B C D K
1 0,48 0,28 0,14 0,49 0,43
2 0,29 0,28 0,28 0,47 0,60
3 0,36 0,28 0,21 0,48 0,52
Rata-rata 0,37±0,10 0,19±0,17 0,28±0,09 0,48±0,06 0,34±0,31
Lampiran 26. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost konvensional menggunakan air sumur dan kepadatan rendah dengan lama transportasi selama 48 jam
Komponen Biaya (Rp)
Ikan Black Ghost 2 inch
(@Rp. 1.250,00) kepadatan
ikan 25 ekor/ℓ 31.250
Karet 24
Plastik packing 1.100
Oksigen murni per kantong
perlakuan 500
Purewater
(Rp. 526,00/ℓ) 0
Total Biaya 32.874
Kelangsungan Hidup 80%
Pendapatan (@Rp. 5.000,00
size 2 inch) 100.000
Keuntungan per kantong 67.126
Lampiran 27. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost konvensional menggunakan air sumur dan kepadatan rendah dengan lama transportasi selama 120 jam
Komponen Biaya (Rp)
Ikan Black Ghost 2 inch
(@Rp. 1.250,00) kepadatan
ikan 25 ekor/ℓ 31.250
Karet 24
Plastik packing 1.100
Oksigen murni per kantong
perlakuan 500
Purewater
(Rp. 526,00/ℓ) 0
Total Biaya 32.874
Kelangsungan Hidup 70%
Pendapatan (@Rp. 5.000,00
size 2 inch) 90.000
Keuntungan per kantong 57.126
54
Lampiran 28. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost Jam ke-48
Komponen Biaya
A B C D K
100% Purewater (Rp) 25% Purewater (Rp) 50% Purewater (Rp) 75% Purewater (Rp) 100% Air Sumur (Rp)
Ikan Black Ghost 2 inch
(@Rp. 1.250,00) kepadatan ikan
40 ekor/ℓ 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
Karet 24 24 24 24 24
Plastik packing 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100
Oksigen murni per kantong
perlakuan 500 500 500 500 500
Purewater
(Rp. 526,00/ℓ) 526 132 236 359 0
Total Biaya 52.150 51.756 51.860 51.983 51.624
Kelangsungan Hidup 94% 90% 92% 94% 90%
Pendapatan (@Rp. 5.000,00 size
2 inch) 188.000 180.000 184.000 188.000 170.000
Keuntungan per kantong 135.850 128.244 132.140 136.017 79.626
54
55
Lampiran 29. Analisis biaya transportasi ikan Black Ghost Jam ke-120
Komponen Biaya
A B C D K
100% Purewater (Rp) 25% Purewater (Rp) 50% Purewater (Rp) 75% Purewater (Rp) 100% Air Sumur (Rp)
Ikan Black Ghost 2 inch
(@Rp. 1.250,00) kepadatan ikan
40 ekor/ℓ 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
Karet 24 24 24 24 24
Plastik packing 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100
Oksigen murni per kantong
perlakuan 500 500 500 500 500
Purewater
(Rp. 526,00/ℓ) 526 132 236 359 0
Total Biaya 52.150 51.756 51.860 51.983 51.624
Kelangsungan Hidup 69% 43% 66% 66% 21%
Pendapatan (Rp. 5.000,00/ekor
size 2 inch) 140.000 85.000 130.000 130.000 56.000
Keuntungan per kantong 87.850 33.244 78.140 78.017 18.376
55
56
Lampiran 30. Analisis statistik data oksigen terlarut (DO)
Sidik ragam DO jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT Fhit Ftab P
Perlakuan 0,676 4 0,169 8,389 3,478 0,003
Sisa 0,201 10 0,020
Total 0,877 14
H0 : µi = µj
H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj
Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0
Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap
konsentrasi DO pada jam ke-120
Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :
Tukey HSD
Perlakuan N Subset for alpha = 0,05
1 2 3
K 3 4,9467
B 3 5,0267 5,0267
C 3 5,3033 5,3033 5,3033
D 3 5,3833 5,3833
A 3 5,5033
Sig. 0,069 0,069 0,461
Means for groups in homogeneous subsets are displayed,
Lampiran 31. Analisis statistik data suhu
Sidik ragam suhu jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 0,084 4 0,021 1,853 3,478 0,195 Sisa 0,113 10 0,011
Total 0,197 14
H0 : µi = µj H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0 Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap suhu pada jam ke-
120
57
Lampiran 32. Analisis statistik data pH
Sidik ragam pH jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 0,024 4 0,006 0,819 3,478 0,542
Sisa 0,073 10 0,007
Total 0,098 14
H0 : µi = µj H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0 Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap pH pada jam ke-
120 Lampiran 33. Analisis statistik data karbondioksida terlarut (CO2)
Sidik ragam CO2 jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 199,467 4 49,867 0,682 3,478 0,620
Sisa 731,202 10 73,120
Total 930,669 14
H0 : µi = µj H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0 Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap CO2 pada jam ke-
120 Lampiran 34. Analisis statistik data total amonia nitrogen (TAN)
Sidik ragam TAN jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 0,166 4 0,042 2,657 3,478 0,096
Sisa 0,157 10 0,016
Total 0,323 14
H0 : µi = µj H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0 Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap TAN pada jam
ke-120
58
Lampiran 35. Analisis statistik data amonia (NH3)
Sidik ragam NH3 jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 0,000 4 0,000 0,895 3,478 0,502
Sisa 0,000 10 0,000
Total 0,000 14
H0 : µi = µj
H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj
Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0
Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap NH3 pada jam ke-
120
Lampiran 36. Analisis statistik data nitrit (NO2ˉ)
Sidik ragam NO2ˉ jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 0,252 4 0,063 2,325 3,478 0,127
Sisa 0,271 10 0,027
Total 0,523 14
H0 : µi = µj
H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj
Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0
Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap NO2ˉ pada jam
ke-120
59
Lampiran 37. Analisis statistik data kesadahan
Sidik ragam kesadahan jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 12283,472 4 3070,868 16,235 3,478 0,000
Sisa 1891,545 10 189,154
Total 14175,017 14
H0 : µi = µj
H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj
Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0
Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap
kesadahan pada jam ke-120
Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :
Perlakuan N Subset for alpha = 0,05
1 2 3
D 3 41,8633
A 3 46,7833
C 3 56,6367 56,6367
B 3 86,1867 86,1867
K 3 1,1820E2
Sig. 0,689 0,137 0,099 Means for groups in homogeneous subsets are displayed
Lampiran 38. Analisis statistik data konduktivitas
Sidik ragam konduktivitas jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 0,174 4 0,043 1,878 3,478 0,191
Sisa 0,231 10 0,023
Total 0,405 14
H0 : µi = µj
H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj
Hasil : Fhit < Ftab atau Pvalue > 0,05 ; maka gagal tolak H0
Kesimpulan : tidak ada perlakuan yang berbeda nyata terhadap konduktivitas
pada jam ke-120
60
Lampiran 39. Analisis statistik data kelangsungan hidup (KH) pengangkutan
Sidik ragam KH pengangkutan jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 6437,083 4 1609,271 82,615 3,478 0,000
Sisa 194,792 10 19,479
Total 6631,875 14
H0 : µi = µj
H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj
Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0
Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap
KH pengangkutan pada jam ke-120
Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :
Tukey HSD
Perlakuan N Subset for alpha = 0,05
1 2 3
D 3 56,6667
A 3 60,0000
B 3 66,6700 66,6700 66,6700
C 3 71,1100 71,1100
K 3 73,3333
Sig. ,153 ,100 ,473
Means for groups in homogeneous subsets are displayed,
61
Lampiran 40. Analisis statistik data kelangsungan hidup (KH) pemeliharaan pasca pengangkutan
Sidik ragam KH pemeliharaan pasca pengangkutan jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 607,393 4 151,848 6,613 3,478 0,007
Sisa 229,637 10 22,964
Total 837,030 14
H0 : µi = µj
H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj
Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0
Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap
KH pengangkutan pada jam ke-120
Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :
Tukey HSD
N Subset for alpha = 0,05
1 2 3
3 56,6667
3 60,0000
3 66,6700 66,6700 66,6700
3 71,1100 71,1100
3 73,3333
,153 ,100 ,473
Means for groups in homogeneous subsets are displayed,
62
Lampiran 41. Analisis statistik data laju pertumbuhan harian (LPH)
Sidik ragam LPH jam ke-120
Sumber Keragaman
JK dB KT F Ftab P
Perlakuan 0,202 4 0,050
11,760
3,478 0,001
Sisa 0,043 10 0,004
Total 0,245 14
H0 : µi = µj
H1 : minimal ada sepasang µi ≠ µj
Hasil : Fhit > Ftab atau Pvalue < 0,05 ; maka tolak H0
Kesimpulan : minimal ada satu pasang perlakuan yang berbeda nyata terhadap
KH pengangkutan pada jam ke-120
Uji lanjut Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan :
Tukey HSD
Perlakuan N Subset for alpha = 0,05
1 2
C 3 ,2100
B 3 ,2800
A 3 ,3767 ,3767
D 3 ,4800
K 3 ,5167
Sig. ,066 ,140
Means for groups in homogeneous subsets are displayed,
Lampiran 42. Dokumentasi p
Purewater
Pengukuran bobot ikan
Packing
Mesin simulasi transportasi
. Dokumentasi penelitian
Purewater Pengukuran panjang ikan
Pengukuran bobot ikan Pengisian Oksigen Murni
Packing Styrofoam pengangkutan
imulasi transportasi Pemeliharaan pasca transportasi
63
Pengukuran panjang ikan
Pengisian Oksigen Murni
pengangkutan
Pemeliharaan pasca transportasi