Upload
t-jack-rimbawan
View
5
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
xd
Citation preview
6/6/2015 Kasus Buyat Newmont Di balik hirukpikuk... Nasionalisasikan Sumber Daya Alam Indonesia Demi Kesejahteraan Bangsa
https://www.facebook.com/NasionalisasikanSumberDayaAlamIndonesia/posts/393609457404631 1/4
SUGGESTED GROUPS
INDO RUNNERSGiori Aldila Cantigi and 3 otherfriends joined
Backpacker NusantaraJABODETABEK1,326 members
Penyuka Biru Langit danLavender Baturajo(Karung...1,295 members
Pendaki IndonesiaJulio Ri and 2 other friends joined
JIP 4X4 ALL VARIAN857 members
Jual beli biola785 members
English (UK) · Privacy · Terms · Cookies · · More
Facebook © 2015
See All
Join
Join
Join
Join
Join
Join
AdChoices
Nasionalisasikan Sumber Daya AlamIndonesia Demi Kesejahteraan Bangsa
Kasus Buyat Newmont Di balik hirukpikuk masalah negara yang kianbertumpuk ini saya akan mengingatkan sebuah kasus besar yang sudahkita lupakan. Saya tidak menyalahkan Robert, Paimo, Gagah Nainggolan,Ayu Jeniffer, Kholifah dan lainlain yang lupa kasus ini, sebab begitubanyaknya masalah yang mendera negeri dongeng kekacauan ini. Bomjuga gampang meledak dan beredar di manamana.
Kasus Buyat Newmont
Ini adalah kasus tambang emas Newmont di Sulawesi Utara. Orang biasamenamainya kasus Buyat. Apakah Anda sudah tahu betul bagaimanakasus tambang emas ini? Kapankapan kita juga akan membahas lebihdetil misteri lumpur Lapindo yang tak tuntas itu.
Saya mengambil sejarah dimulainya pertambangan emas ini dari BeritaKontras No. 04/VIIVIII/2004 dan sumbersumber lain yang dapatdipercaya. Kebetulan saya juga menyimpan datadata dari WALHI,JATAM dan datadata Pemerintah.
1300240466119891916Kekayaan emas yang ditambang NewmontMinahasa Raya (NMR) itu berada di Desa Ratatotok dan Desa Buyat yangberjarak sekitar 165 km arah Barat Daya dari Kota Manado. Tahun 1800an ditemukan emas di Lobongan yang berjarak sekitar 2 km ke arahTimur Laut dari Desa Ratatotok.
Tahun 1850 mulai banyak orang berdatangan di tempat itu untukmenambang emas dan menjadi warga di situ. Tahun 1887 korporasiBelanda bernama Nederland Mynbouw Maschapai (NMM) mengambilalihkawasan Lobongan dari masyarakat. Setelah NMM meninggalkankawasan itu maka masyarakat kembali melakukan penambangan emassecara tradisional. Masyarakat juga memanfaatkan hutan sekitarnyauntuk bertani cengkeh, kelapa, buahbuahan, padi dan jagung. Di antaramereka juga sebagai nelayan.
Selanjutnya pada zaman Orde Baru pemerintah mulai melarang parapenambang tradisional beroperasi, berkaitan dengan ditandatanganinyakontrak karya pertambangan emas yang dilakukan pemerintah denganNewmont tanggal 2 Desember 1986 (Berita Kontras salah mengetiktahunnya, yang benar tahun 1986, tapi diketik 1996. Lihat putusanMahkamah Agung RI No. 07/B/PK/P JK/2007 halaman 9 – dalam kasuspajak Newmont yang menyebut tanggal Kontrak Karya tersebut).
Kontrak Karya Newmont tersebut ditandatangani melalui suratpersetujuan Presiden RI No. B3/Pres/11/1986. Jenis bahan galian yangdiijinkan untuk di olah adalah emas dan mineral lain kecuali migas,batubara, uranium, dan nikel, untuk masa pengolahan selama 30 tahunterhitung mulai 2 Desember 1986.
Kontrak Karya NMR semula dengan wilayah seluas 527.448 hektar meskiselanjutnya mengalamai penyusutan. Setelah dilakukan eksplorasiNewmont menemukan deposit emas pada tahun 1988. Dari luas wilayahKontrak Karya tersebut dalam sengketa pajak antara Pemerintah (DirjenPajak) dengan NMR terungkap pengakuan pihak Newmont yangmenerangkan bahwa luas wilayah Kontrak Karya yaitu 402.748 hektardan 124.700 hektar yang merupakan luas wilayah cagar alam (PutusanPengadilan Pajak No. Put.04584/BPSP/M.III/18/2001).
Ketika memulai kegiatan eksplorasi tahun 1987an NMR belummempunyai studi analisis mengenai dampak lingkungan (ANDAL).Pemerintah baru mengesahkan dokumen ANDAL Newmont pada tanggal17 Nopember 1994. Setelah banyak pihak yang protes lalu Newmont barumerevisi dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL danRPL) pada tahun 1999. Tahap produksi diawali pada Juli 1995 danpengolahan bijih dimulai Maret 1996.
Sejak tahun 1987 Newmont telah melakukan eksplorasi dengan merusaktanah dan tanaman warga setempat. Ketika warga korban melawantindakan sewenangwenang itu Newmont meminta bantuan TimPengendali dan Pengawasan Investasi Daerah dan Badan KoordinasiPemantapan Stabilitas Nasional Daerah (Bakorstanasda Sulawesi Utara).
Dalam melakukan penguasaan tanah warga yang menjadi area KontrakKarya, Newmont dibantu oleh tentara, polisi dan birokrasi sipil untukmengambilalih paksa tanah yang gantiruginya masih menjadi sengketa,sejak 1988 sampai dengan 1994.
Sejak produksi tahun 1996, Newmont melakukan pembuangan limbahtailing sekitar 2000 ton per hari ke dasar laut pada kedalaman 82 meter.Sistem ini disebut submarine tailing disposal (STD). Namun berdasarkancatatan departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) izinpembuangan tailing tersebut baru diperoleh Newmont pada tahun 2000 .Di kemudian hari izin tahun 2000 itu disebut izin sementara (tafsirNewmont yang disetujui pengadilan).
Like Page
30 March 2013 ·
Dwi Susanti Setiawaticommented on her ownpost.
Dwi KurnianingsihKariyadi commented onRuth Kristinawati's photo.
Latief Akhmad Suparyocommented on his ownpost.
Riska Noviantycommented on her ownpost.
Nova Ruth and StefanoFagnani are now friends.
Kevin Sharp likes MaxHelveston's photo.
Ipoel Nuttro commentedon his own photo.
1hSiLvia Anggrek Light
39mTriputra Kesuma
50mArdian Rangga
23mEva Juniar Andika
34mLutfi Jah
GROUP CONVERSATIONS
Meet up : Mt. Patah TeamKoko, Triputra, Leea, 10 oth…
MORE FRIENDS
Search Chat
Jack HomeSearch for people, places and things
6/6/2015 Kasus Buyat Newmont Di balik hirukpikuk... Nasionalisasikan Sumber Daya Alam Indonesia Demi Kesejahteraan Bangsa
https://www.facebook.com/NasionalisasikanSumberDayaAlamIndonesia/posts/393609457404631 2/4
Kasus pencemaran Buyat oleh NMR diawali oleh pengaduan wargaDusun Buyat Pante, Bolaang Mongondow ketika warga mengalamigangguan kesehatan diantaranya penyakit kulit (gatalgatal), kejangkejang, benjolbenjol, dan lumpuh selama beberapa bulan.
Tanggal 9 Maret 2005, Kementerian Lingkungan Hidup RI mengerahkan7 (tujuh) orang Jaksa Pengacara Negara dan 3 (tiga) advokat dari KantorWidjojanto, Sonhadji & Associates untuk menggugat NMR melaluiPengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan register perkara nomor94/Pdt.G/2005/PN.Jak.Sel. Pemerintah menilai NMR telah melakukanperbuatan melawan hukum sehingga mencemari lingkungan hidup.Disamping tindakan pemulihan, pemerintah menggugat NMR gantikerugian materiil sebesar 117.680.000, USD dan imateriil sebesar Rp.150 miliar.
Pemerintah dalam gugatannya menyatakan NMR telah melakukanpembuangan limbah tailing tanpa izin dari Menteri Lingkungan Hidupsebagaimana disyaratkan pasal 18 ayat (1) PP No. 19 / 1999 tentangPengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut, terhitung sejakPebruari 2001. Berdasarkan hasil evaluasi laporan pelaksanaan RencanaKelola Lingkungan/Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL/RPL) yangdilakukan Menteri Lingkungan Hidup pada triwulan III/2000 dan triwulan I,III dan IV/2001, serta triwulan I/2002 ditemukan fakta pelanggaran olehNMR terhadap syarat mutu limbah yang dibuang ke media lingkunganhidup berdasarkan Surat Menteri Lingkungan Hidup No. B1456/BAPEDAL/07/2000. Mengenai detoksifikasi, tailing NMR sebelumdibuang ke laut juga mengandung logam berat (As, Fe, Cu, dan CN) diatas standar yang diizinkan menurut Surat Menteri Lingkungan Hidup No.B1456/BAPEDAL/07/2000 tersebut.
Menteri Lingkungan Hidup telah melakukan evaluasi laporan periodikpelaksanaan RKL/RPL NMR triwulan I/1999 sampai dengan triwulanIV/2001 dan menemukan fakta diantaranya: hasil analisis kualitas airtanah pada sumur penduduk menunjukkan parameter kimiawi yangmelebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Lokasi ‘tercemar’ tersebutdisebutkan dengan kode lokasi B.09, SP01, SP02, WB07, SW9, SW10,SW12, SW17, SW19, B, SP.
Tim penanganan Kasus Pencemaran dan atau Perusakan LingkunganHidup di Desa Buyat Pantai dan Desa Ratatotok, Kecamatan RatatotokTimur, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara yang dibentukMenteri Lingkungan Hidup yang melibatkan BPPT, Puslabfor Mabes Polri,akademisi dari UI, Unpad, IPB, serta Universitas Sam Ratulangi, setelahmelakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa telah terjadi perubahankualitas air sumur gali, udara, sedimen, bentos, plankton, phitoplanktondan ikan laut yang melebihi baku mutu lingkungan sehingga berakibatpada kualitas lingkungan serta kesehatan manusia.
Tim Penanganan Kasus tersebut menemukan kadar Arsen total rataratapada ikan sebesar 1,37 mg/kg yang melebihi baku mutu kadar total Arsenyang ditetapkan Dirjen POM sebesar 1 mg/kg. Kandungan merkuri padaikan yang dikonsumsi penduduk Desa Buyat Pante mengakibatkanasupan merkuri harian sebesar 82,82 % dari Tolerable Daily Intake (TDI)per60 kg, sedangkan pada anakanak berbobot badan 15 kg sebesar80,98 % dari TDI. Tingginya kadar Arsen dan merkuri tersebut jika terusmenerus masuk terakumulasi dalam tubuh manusia tentu akanmenimbulkan penyakit bagi manusia.
Dengan ‘transaksi’ 30 juta USD antara NMR dengan pemerintah tersebutmaka gugatan pemerintah kepada NMR berhenti. Kasus publik yangmenyangkut kepentingan rakyat berubah menjadi urusan ‘perdata privat’antara pemerintah dengan NMR.
Dalam kasus pidananya, hakim Pengadilan Negeri Manadomembebaskan terdakwa Richard B Ness dan kawankawan denganpertimbangan yang intinya bahwa asas subsidiaritas harus diterapkan danhakim menyatakan tidak terbukti bahwa Teluk Buyat tercemar.
Isi putusan Pengadilan Negeri Manado Nomor 284/Pid.B/2005/PN.Mndyang membebaskan terdakwa pencemaran Teluk Buyat tersebutmenggunakan beberapa hasil riset lembagalembaga luar negeri,termasuk WHO, CSIRO (Commonwealth Scientific and IndustrialResearch Organization). Hasil penelitian CSIRO ini menegaskan hasilpenelitian WHO dan National Institute for Minamata Disease (yangdikeluarkan pada 4 Oktober 2004) dan laporan penelitian Tim TerpaduPemerintah Indonesia (yang dikeluarkan pada 19 Oktober) menyimpulkanbahwa tidak terjadi pencemaran di perairan Teluk Buyat.
Bagaimana validitas penelitian lembagalembaga asing itu? The New YorkTimes (9/11/2004) membeberkan informasi bersumber dari Mr. Moranseorang ahli di Amerika Serikat, bahwa studi CSIRO yang dibiayaiNewmont telah menemukan kandungan konsentrasi merkuri dalamsedimen dekat dua area pembuangan limbah sebesar 446 dan 678 partsper million. Sedangkan survei WHO, menurut Dr. Jan Speets seorangpenasihat teknis WHO, merupakan studi yang sangat dangkal dan tidakmenggunakan cara yang ilmiah untuk menentukan penyebab penyakitpenyakit di desa Buyat Pante atau apakah teluk Buyat tercemar. Iaberkata bahwa studi yang lebih komprehensif sangat dibutuhkan.
6/6/2015 Kasus Buyat Newmont Di balik hirukpikuk... Nasionalisasikan Sumber Daya Alam Indonesia Demi Kesejahteraan Bangsa
https://www.facebook.com/NasionalisasikanSumberDayaAlamIndonesia/posts/393609457404631 3/4
Hal senada disampaikan oleh Mineral Policy Institute, Australia(31/10/2004) yang menyatakan bahwa temuantemuan CSIROsesungguhnya menunjukkan bahwa sedimen di dasar Teluk Buyat telahterkontaminasi oleh limbah tambang (tailing) dengan kandungan arsenyang mencapai 10 sampai 20 kali lipat lebih tinggi dari acuan sedimendasar laut Australia/Selandia Baru serta acuan ambang batas yangmungkin menimbulkan dampak beracun (Probable toxic Effects Level)yang diterapkan oleh Amerika Serikat dan Kanada.
Sebelumnya, tahun 1999, Tim Independen terdiri dari peneliti PemerintahDaerah Sulawesi Utara dan Universitas Sam Ratulangi menyimpulkanadanya pencemaran di sekitar pipa pembuangan limbah tailing Newmont.Penelitian itu dilakukan guna merespon keluhan masyarakat sekitar TelukBuyat atas masalah kesehatan yang mereka derita.
Demikianlah perkara pencemaran Pantai Buyat itu begitu dramatis. Hasilpenelitian berbedabeda dari lembaga berbedabeda. Ada kubu penelitianatas prakarsa pemerintah yang ditandingi hasil penelitian atas prakarsaNewmont. Tapi pemerintah juga ambigu, malah berbalik membelaNewmont. Akhirnya pengadilan memilih hasil penelitian yang dibiayaiNewmont yang sebenarnya kontroversial itu dan menyatakan TelukBuyat tidak tercemar, Newmont tidak bersalah.
Mengapa pengadilan kita memilih seperti itu? Apakah putusan pengadilandemikian itu memenuhi standard keadilan ekologis dan sosial? Apakahmemang benar bahwa Newmont tidak bersalah dan karenanya tidak layakdiberikan hukuman? Apakah asas subsidiaritas telah tepat diterapkandalam kasus itu?
Putusan pengadilan yang membebaskan para terdakwa dari Newmonttersebut disambut oleh advokat senior Todung Mulya Lubis denganoptimis menyangkut masa depan minat penanaman investasi diIndonesia. Todung mengatakan bahwa putusan hakim Pengadilan NegeriManado tersebut merupakan milestone bagi penegakan hukumlingkungan di Indonesia, menjadi rujukan penyelesaian kasuskasuslingkungan di masa depan, akan memulihkan iklim investasi khususnya diSulawesi Utara.
Komentar Todung Mulya Lubis yang merupakan salah satu pendekarHAM di Indonesia itu berbalik total dibandingkan dengan komentarnya dizaman Orde Baru pada saat Mahkamah Agung RI menghukum pencemarKali Surabaya dengan hukuman penjara selama tiga bulan masapercobaan enam bulan dan denda Rp 1 Juta. Waktu itu Todungmenyatakan bahwa seharusnya terdakwa dihukum lebih berat mengingattindak pencemaran lingkungan sedang meningkat . Putusan ringan bagiterdakwa pencemar lingkungan hidup dikatakan tidak menunjang prosespenegakan hukum lingkungan (A. Muhammad Asrun, 1996: 8384).
Kita dapat melihat hukum lingkungan telah dijadikan untuk membunuhekologi itu sendiri. Apa akibatnya? Rakyat korban telah kehilangan tanahmereka dan kesehatan mereka. Di tahun 2008 Yayasan Nuranimenemukan angka kematian warga Desa Buyat Pante, KecamatanRatatotok, Kabupaten Minahasa Utara, meningkat 100% sejak tahun2001. Angka kematian tersebut secara medis tak lain akibat limbahmerkuri maupun zatzat logam berat berbahaya lainnya. Buyat Panteberada dalam radius ratusan meter dari lokasi penempatan limbah(tailing) Newmont Minahasa Raya yang sudah berhenti beroperasi.
Kasus racun Newmont ini jauh lebih mengerikan daripada bombom yangmeledak di Jakarta sejak era reformasi ini. Ini adalah SuperBom Newmontyang dilemparkan kepada ekosistem yang terdapat hunian rakyatIndonesia demi kekayaan emas. Sungguh aneh, kita ini pemilik kekayaanemas tapi diambil orang asing dan kita justru menderita. Kekayaannegara ini malah membawa rakyatnya nestapa. Ini sangat tidak masukakal, dan hanya dapat dipahami oleh orangorang sinting yang tidakwaras. Apakah kematian demi kematian dan derita panjang itu dapatditukar dengan berapa ratus juta rupiah atau sekian miliar rupiah? Bagipara antek kapitalis pasti akan dijawab, “Iya!” Itulah dogma beracun yangmenggerogoti pikiran waras.
Lantas apa yang dapat kita perbuat? Saya mengingatkan katakata LeonDuguit, seorang filsuf Perancis yang menyatakan bahwa hukum itu karyasosial. Lawrence Friedman mengatakan bahwa sumber hukum itu adalah“kesadaran rakyat.” Von Savigny dan Eugen Ehrlich hanya mau mengakuibahwa hukum itu adalah “jiwa rakyat” dan “kesadaran rakyat.” Jika kitasebagai rakyat mempunyai kesadaran bersama untuk menolak sesuatuyang dapat membahayakan kehidupan kita, termasuk eksploitasi sumberdaya alam di sekitar kita yang destruktif, itu hukum.
Kita berhak menegakkan hukum kita, jika para penegak hukum formal itumengkhianati negara dengan cara melegalkan pembunuhan ekologis danmenjadi jongos korporasi. Itu memalukan. Sebagai masyarakat yangmerdeka, mengapa kita harus diam dalam ketakutan?
Jack RimbawanLike · Comment · Share
16 people like this.
6/6/2015 Kasus Buyat Newmont Di balik hirukpikuk... Nasionalisasikan Sumber Daya Alam Indonesia Demi Kesejahteraan Bangsa
https://www.facebook.com/NasionalisasikanSumberDayaAlamIndonesia/posts/393609457404631 4/4
Farida Visual Pwk ijin copas30 March 2013 at 11:15 · Like
Nasionalisasikan Sumber Daya Alam Indonesia Demi KesejahteraanBangsa Blh bro... Tp jng lupa di like halamannya juga30 March 2013 at 11:17 · Like · 1
Farida Visual Pwk ok.jd boleh donk aku copas buat ke majalah or tabloid?30 March 2013 at 11:26 · Like · 1
Gelis Raya Maulida Sanjaya izin copy paste untuk tugas makalah, terimakasih sebelum dan sesudah 14 May 2014 at 14:54 · Like · 1
Marudut Iman S OK SILAHKAN17 September 2014 at 09:42 · Like
Write a comment...