BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI · PDF filedalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan ... adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah ... Peraturan Zonasi adalah ketentuan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

    PROVINSI SULAWESI SELATAN

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

    NOMOR 6 TAHUN 2016

    TENTANG

    BANGUNAN GEDUNG

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI KEPULAUAN SELAYAR,

    Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 109 ayat (1)

    Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang

    Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28

    Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, perlu membentuk

    Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung;

    Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945;

    2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang

    Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 1822);

    3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

    Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara

    Nomor 4247);

    SALINAN

  • 2

    4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5234);

    5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

    telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-

    Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

    Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

    6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang

    Penyandang Disabilitas (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2016 Nomor 69, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5871);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang

    Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28

    Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4532);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2008 tentang

    Perubahan Nama Kabupaten Selayar Menjadi Kabupaten

    Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 124,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4889);

    9. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 2 Tahun

    2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi

    Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Selayar

    (Lembaran Daerah Kabupaten Selayar Tahun 2008

    Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten

    Selayar Nomor 1);

  • 3

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

    dan

    BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

    1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden

    Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara

    Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri

    sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945.

    2. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Selayar.

    3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

    pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas

    otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

    dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

    sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945.

    4. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara

    Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan

    yang menjadi kewenangan daerah otonom.

    5. Bupati adalah Bupati Kepulauan Selayar.

    6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD

    adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai

    unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

    7. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

    menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada

    di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai

    tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat

    tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,

    maupun kegiatan khusus.

  • 4

    8. Bangunan Gedung Umum adalah Bangunan Gedung yang fungsinya

    untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha,

    maupun fungsi sosial dan budaya.

    9. Bangunan Gedung Tertentu adalah Bangunan Gedung yang digunakan

    untuk kepentingan umum dan Bangunan Gedung fungsi khusus, yang

    dalam pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan

    pengelolaan khusus dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat

    menimbulkan dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya.

    10. Bangunan Gedung Adat merupakan Bangunan Gedung yang didirikan

    berdasarkan kaidah/norma adat masyarakat setempat sesuai dengan

    budaya dan sistem nilai yang berlaku, untuk dimanfaatkan sebagai wadah

    kegiatan adat.

    11. Bangunan Gedung dengan gaya/langgam tradisional merupakan

    Bangunan Gedung yang didirikan menggunakan kaidah/norma

    tradisional masyarakat setempat sesuai dengan budaya yang diwariskan

    secara turun temurun, untuk dimanfaatkan sebagai wadah kegiatan

    masyarakat sehari-hari selain dari kegiatan adat.

    12. Bangunan Gedung Cagar Budaya adalah Bangunan Gedung yang sudah

    ditetapkan statusnya sebagai bangunan cagar budaya sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan tentang cagar budaya.

    13. Bangunan Gedung Hijau adalah Bangunan Gedung yang memenuhi

    persyaratan Bangunan Gedung dan memiliki kinerja terukur secara

    signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumberdaya lainnya

    melalui penerapan prinsip Bangunan Gedung Hijau sesuai dengan fungsi

    dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya.

    14. Klasifikasi Bangunan Gedung adalah klasifikasi dari fungsi Bangunan

    Gedung berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan

    persyaratan teknisnya.

    15. Keterangan Rencana Kabupaten adalah informasi tentang persyaratan tata

    bangunan dan lingkungan yang diberlakukan oleh Pemerintah Kabupaten

    pada lokasi tertentu.

    16. Izin Mendirikan Bangunan Gedung yang selanjutnya disingkat IMB adalah

    perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada Pemilik

    Bangunan Gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas,

    mengurangi dan/atau merawat Bangunan Gedung sesuai dengan

    persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.

  • 5

    17. Permohonan Izin Mendirikan Bangunan Gedung adalah permohonan yang

    dilakukan Pemilik Bangunan Gedung kepada Pemerintah Daerah untuk

    mendapatkan izin mendirikan Bangunan Gedung.

    18. Garis Sempadan Bangunan Gedung adalah garis maya pada persil atau

    tapak sebagai batas minimum diperkenankannya didirikan Bangunan

    Gedung, dihitung dari garis sempadan jalan, tepi sungai atau tepi pantai

    atau jaringan tegangan tinggi atau garis sempadan pagar atau batas persil

    atau tapak.

    19. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka

    persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar Bangunan

    Gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

    dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan

    lingkungan.

    20. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka

    persentase perbandingan antara luas seluruh lantai Bangunan Gedung

    dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai

    rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.

    21. Koefisien Daerah Hijau, yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka

    persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar

    Bangunan Gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan

    dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai

    rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.

    22. Koefisien Tapak Basemen yang selanjutnya disingkat KTB adalah angka

    persentase perbandingan antara luas tapak basemen dan luas

    lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai

    rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.

    23. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area

    memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih

    bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman

    secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

    24. Ruang Terbuka Hijau Pekarangan yang selanjutnya disingkat RTHP adalah

    areal terbuka hijau atau halaman rumah di kawasan perumahan,

    perkantoran, perdagangan dan kawsan industri yang didominasi oleh

    lingkungan alami.

    25. Pedoman Teknis adalah acuan teknis yang merupakan penjabaran lebih

    lanjut dari peraturan pemerintah dalam bentuk ketentuan teknis

    penyelenggaraan Bangunan Gedung.

  • 6

    26. Standar Teknis adalah standar yang dibakukan sebagai