24
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Instruksi Presiden nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan nasional serta guna mendukung kelancaran pelaksanaan Strategi Pengarusutamaaan Gender agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, perlu adanya pedoman sebagai acuan dalam pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Kabupaten Badung; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender Kabupaten Badung; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ) ; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Convention on the Elimination of all forms of Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1999 tentang Pengesahaan Konvensi ILO mengenai Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan (ILO Convention No. 111 Concerning Dicrimination in Respect of Employment and Occupation) (Lembaran Negara Republik

BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

BUPATI BADUNG

PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR 29 TAHUN 2010

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PENGARUSUTAMAAN

GENDER KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Instruksi Presiden nomor 9 Tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan nasional serta guna

mendukung kelancaran pelaksanaan Strategi Pengarusutamaaan

Gender agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, perlu adanya

pedoman sebagai acuan dalam pelaksanaan Pengarusutamaan

Gender di Kabupaten Badung;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman

Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender

Kabupaten Badung;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan

Daerah – daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah – daerah Tingkat

I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ) ;

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan

Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk Diskriminasi

terhadap Wanita (Convention on the Elimination of all forms of

Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3277);

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1999 tentang Pengesahaan

Konvensi ILO mengenai Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan

(ILO Convention No. 111 Concerning Dicrimination in Respect of

Employment and Occupation) (Lembaran Negara Republik

Page 2: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

Indonesia Tahun 1999 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3836);

4. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang – Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4421 );

6. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang –

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas

Undang – Undang Nomor 32 Tahu 2004 tentang Pemerintahan

Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 128,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 119 / PMK.02 / 2009 tentang

Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian Negara / Lembaga dan Penyusunan, Penelaahan,

Pengesahan dan Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Tahun Anggaran 2010 ;

Page 3: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

RENCANA AKSI DAERAH PENGARUSUTAMAAN GENDER

KABUPATEN BADUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Badung .

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemerintah Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Badung.

4. Gender adalah konsep yang mengacu pada peran dan tanggung jawab laki – laki dan

perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya

masyarakat.

5. Pengarusutamaan Gender adalah salah satu strategi yang dibangun untuk

mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan daerah.

6. Kesetaraan Gender adalah Kesamaan kondisi bagi laki- laki dan perempuan untuk

memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan

berpartisipasi dalam proses pembangunan.

7. Keadilan Gender adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki- laki dan

perempuan.

8. Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender yang selanjutnya disingkat RAD

PUG adalah Rencana yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan , Ruang lingkup,

Kebijakan, Program dan Indikator Kegiatan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud dibentuknya Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan

Gender Kabupaten Badung adalah sebagai pedoman dalam upaya percepatan pencapaian

Kesetaraan dan Keadilan melalui pelaksanaan strategi Pengarusutamaan Gender pada

SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung dan lembaga Kemasyarakatan

lainnya.

Page 4: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

Pasal 3

Tujuan dibentuknya Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan

Gender Kabupaten Badung adalah untuk memberikan panduan terselenggaranya

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas Kebijakan Pembangunan

Daerah bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung dan lembaga

kemasyarakatan lainnya yang berperspektif gender dengan bidang tugas dan fungsi serta

kewenangan masing – masing.

BAB III

SISTEMATIKA

RENCANA AKSI DAERAH PENGARUSUTAMAAN GENDER (RAD PUG)

Pasal 4

(1) Sistematis RAD PUG Kabupaten Badung, terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : ANALISA SITUASI

BAB III : ARAH KEBIJAKAN

BAB IV : RENCANA AKSI DAERAH PUG

BAB V : PENUTUP

(2) Isi serta uraian RAD PUG sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Page 5: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 5

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini

dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Badung.

Ditetapkan di Mangupura

pada tanggal 8 Juni 2010

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

Diundangkan di Mangupura

pada tanggal 8 Juni 2010

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG

ttd.

I KETUT MARTHA

BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2010 NOMOR 20

Page 6: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR : 29 TAHUN 2010

TANGGAL : 8 JUNI 2010

TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI

DAERAH PENGARUSUTAMAAN GENDER

KABUPATEN BADUNG.

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Secara geografis, wilayah Pemerintahan Kabupaten Badung terletak antara 80 14,

20” – 80 50‟ 48” Lintang Selatan dan 115

0 26‟ 16‟‟ Bujur Timur. Bentuk wilayahnya

tergolong unik karena menyerupai sebilah keris melintang ditengah pulau Bali, yang

selanjutnya menjadi Lambang Daerah Kabupaten Badung. Pada ujung keris ( Badung

Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat Badung membawa

kesuburan dan ketentraman. Sedangkan pada “Dangan” atau pegangan keris ( Badung

Selatan terdapat “Pura Uluwatu” yang dipercaya memiliki kekuatan magis untuk

melindungi dan mensejahterakan masyarakat Badung

Kabupaten Badung merupakan salah satu dari 9 (sembilan ) Kabupaten dan Kota

yang terdapat di Provinsi Bali, dengan luas wilayah 418.52 Km2 ( 7,43 % dari luas pulau

Bali ) dan terbagi menjadi 6 ( enam ) Wilayah Kecamatan. Dari 6 Kecamatan di wilayah

Kabupaten Badung, Kecamatan Petang memiliki wilayah yang paling luas yaitu 115 Km2

( 27,48 5 ), sedangkan Kecamatan Kuta merupakan Kecamatan dengan wilyah terkecil

dengan luas 17,52 Km2 ( 4,19 % ).

Penduduk Kabupaten Badung, selama dua tahun menunjukkan jumlah yang terus

bertambah pada tahun 2007, jumlah penduduk berdasarkan hasil sensus penduduk (SP

2007) tercatat sebesar 377.480 jiwa dan tahun 2008 betambah menjadi sebesar 383.880

jiwa yang terdiri dari dari 192.914 ribu laki – laki dan 190.966 ribu perempuan dan pada

tahun 2009 bertambah sebesar 430.777 jiwa yang terdiri dari 216.658 laki-laki dan

214.119 perempuan.

Pembangunan Daerah yang telah dicapai selama ini salah satunya adalah

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang meliputi komponen pendidikan, kesehatan

dan peningkatan pendapatan keluarga. Indikasi keberhasilan adalah capaian Indeks

Pembangunan Manusia ( IPM ) Kabupaten Badung yang terus mengalami peningkatan

dari 73,64 pada tahun 2007 menjadi 74,12 di tahun 2008.

Berbagai upaya pembangunan yang selama ini diarahkan untuk peningkatan

kualitas sumberdaya manusia, baik laki – laki maupun perempuan, ternyata belum dapat

memberikan akses, kontrol dan manfaat yang setara bagi laki – laki maupun perempuan,

bahkan belum cukup efektif dalam memperkecil kesenjangan yang ada.

Page 7: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

Hal ini menunjukkan bahwa hak – hak perempuan untuk memperoleh manfaat

secara optimal belum terpenuhi, karena belum termanfaatkannya kapasitas sumber daya

manusia secara penuh. Disadari bahwa keberhasilan pembangunan baik yang

dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat serta tergantung dari

peran serta laki – laki dan perempuan sebagai pelaku pembangunan.

Kesenjangan gender masih ditemukan di berbagai bidang pembangunan, hal ini

disebabkan karena kondisi dan posisinya yang kurang menguntungkan dibanding laki –

laki. Seperti rendahnya tingkat pendidikan dan terbatasnya keterampilan, kesehatan,

sehingga peran, fungsi dan kontrol dalam mengakses sumber daya pembangunan sangat

terbatas.

Di Kabupaten Badung sampai dengan tahun 2008 masih terdapat perempuan yang

menunjukkan resiko KEK. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan relatif

rendah 40,48 persen dibanding dengan laki – laki(86,1) persen.

Dibidang politik, meskipun Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang

Pemilu mengamanatkan keterwakilan 30 persen perempuan dalam pencalonan anggota

legislatif. Namun hasil pemilu tahun 2004 dan tahun 2009 masih menunjukan rendahnya

keterwakilan perempuan, di DPRD Kabupaten Badung hanya 1 Orang dan rendahnya

keterlibatan perempuan dalam jabatan publik dapat dilihat dari rendahnya prosentase

perempuan PNS yang menjabat sebagai Eselon I, II

Kenyataan tersebut pada gilirannya telah mendorong pihak pemerintah daerah

berupaya untuk menghindari program pembangunan mensyaratkan partisipasi seluruh

komponen masyarakat sebagai sumberdaya pembangunan, baik penduduk laki – laki

maupun perempuan.

Langkah strategis ditempuh dengan dikeluarkannya Intruksi Presiden No. 9 Tahun

2000 Tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional. Dengan dasar itu

Pemerintah Kabupaten Badung menjadikan Pengarusutamaan Gender sebagai strategi

pembangunan yang merata, setara dan berkeadilan.

Pemahaman strategi Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan perlu

diimplementasikan dalam setiap kegiatan pembangunan di Kabupaten Badung. Untuk

mengimplementasikan Pengarusutamaan Gender ( PUG ), maka diperlukan dokumen

Rencana Aksi Daerah Pengarusutaman Gender ( RAD PUG ) secara terinci dapat

dipetakan skala prioritas strategi Pengarusutamaan Gender dengan melakukan beberapa

tahapan. Tahap pertama, inisiasi dan legalisasi prasyarat Pengarusutamman Gender

( 2007 ), merupakan tahap inisiasi yang diwujudkan dengan penguatan penggalangan dan

kerjasama, penguatan managerial pemantapan aturan dan pembelajaran bagi pimpinan

dan focal point di setiap SKPD. Tahap kedua, pelaksanaan ( executing ) dan pemantapan

( 2008 – 2010 ), merupakan pembangunan Kelembagaan dan Pemberdayaan Gender

secara teknis dan terukur . Tahap ketiga, pengembangan ( development ) merupakan

tahap pembangunan yang sistematis yang dilakukan secara terus menerus dari mulai

Page 8: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

tahap pertama dan kedua, tahap ketiga ini merupakan kegiatan yang secara horizontal dan

vertikal, merupakan koreksi dan penyempurnan pelaksanaan Pengarusutamaan Gender

secara efektif, perwujudan sistem dan tatanan sosial kemasyarakatan serta perwujudan

pembangunan kesetaran antara laki – laki dan perempuan sebagai pemetik manfaat dari

setiap pembangunan yang dilaksanakan serta menampilkan kinerja yang terukur,

terakuntabilitas secara periodik yang dapat dilaporkan dalam setiap penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ), Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah ( LPPD ) dan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban ( LKPJ )

Bupati dalam setiap tahunnya. Dari seluruh program dan kegiatan pembangunan yang

dilaksanakan dapat mewujudkan keberhasilan secara kuantitatif dan kualitatif dan

memperhatikan aspirasi masyarakat ( laki – laki dan perempuan ).

Sehingga strategi pembangunan yang dilakukan dapat mencapai kesetaraan dan

keadilan gender, melalui pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan

permasalahan perempuan dan laki – laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan

dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan di berbagai bidang

pembangunan.

Adapun lahirnya dokumen RAD PUG Kabupaten Badung dimotivasi oleh :

1. Masukan dan Rekomedasi dari para pemangku kepentingan di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Badung sebagai hasil dari kajian efektifitas strategi

Pengarusutamaan Gender.

2. Masukan dari stakeholders ( pemangku kepentingan ) untuk melaksanakan strategi

pengarusutamaan gender. Diharapkan dapat mendorong mempercepat tersusunnya

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang responsif gender.

3. Sebagai strategi dalam memudahkan koordinasi, pemantauan dan evaluasi berbagai

kebijakan, program dan kegiatan yang dilakukan oleh pemangku kepentingan.

4. Masukan / pemikiran para anggota legislatif dan mitra terkait dalam perwujudan

Kesetaraan dan Keadilan Gender ( KKG ).

5. Mempercepat tujuan dan program prioritas pembangunan Daerah .

b. Tujuan RAD PUG .

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender ( RAD PUG )

bertujuan untuk :

1. Mengkaji efektivitas pelaksanaan stratagi pengarusutamaan gender secara lebih

kongkrit dan terarah untuk menjamin agar laki-laki dan perempuan memperoleh

akses, mempunyai kontrol dan memperoleh manfaat dalam pembangunan yang

berkontribusi pada terwujudnya kesetaraan serta keadilan gender.

2. Membuat panduan dalam menyusun kebijakan dan program dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembangunan.

3. Mengukur efektivitas, efisiensi dan dampak implementasi pembangunan.

Page 9: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

4. Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dengan berprinsip pada nilai – nilai

anti kekerasan di semua aspek kehidupan.

5. Mengupayakan perubahan kebijakan dan implementasinya agar sensitif dan

responsif terhadap persoalan gender terutama persoalan kekerasan terhadap

perempuan.

C. Ruang Lingkup

1. Substansi

a. RAD PUG pedoman bagi SKPD, dan lembaga terkait dalam

penyelenggaran kegiatan yang responsif gender

b. Fokus pada perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi

c. Pelaksanaan Program, kegiatan dan akuntabilitas kinerja dalam PUG

2. Pemangku Kepentingan (Stakeholders)

Adanya semua pihak yang berkepentingan dengan persoalan Pengarusutamaan

Gender di Pemerintahan Daerah (eksekutif, legislatif, yudikatif), dan

masyarakat lainnya

3. a. Semua SKPD yang bertanggung jawab kepada Bupati.

b. Instansi Vertikal

c. Perguruan Tinggi dan

d. Lembaga Swadaya Masarakat

D. Landasan Hukum

1. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Anti Diskriminasi Terhadap

Perempuan

2. Undang – Undang Nomor 21 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO

mengenai Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan

3. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang – undangan

4. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

5. Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

6. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

7. Peraturan Pemerintahan Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Aset Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota ( Tambahan Lembaran Negara

Page 10: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737 );

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119 Tahun 2009 tentang Petunjuk

Penyusunan dan Penelaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara /

Lembaga dan penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Pelaksanaan daftar

isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2010

11. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 Tahun 2002 tentang Tata cara

Pembentukan dan Teknik Penyusunan Peraturan Daerah

12. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 52 Tahun 2002 tentang

Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah Kabupaten Badung

BAB II

ANALISA SITUASI

A. Profil Gender di Kabupaten Badung

1. Penduduk

Tabel I

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Kab. Badung Tahun 2007, 2008, 2009

Kecamatan 2007 2008 2009

Laki Pr Jumlah Laki Pr Jumlah Laki Pr Jumlah

Petang

Abiansemal

Mengwi

Kuta Utara

Kuta

Kuta Selatan

14.234

39.414

52.588

29.480

19.833

34.206

14.080

39.537

53.243

28.963

18.709

33.193

28.314

78.951

105.831

58.443

38.542

67.399

14.248

40.163

53.382

29.805

19.987

35.329

14.089

40.352

54.157

29.278

18.946

34.144

28.337

80.515

107.539

59.083

38.933

69.473

14.980

45.344

56.046

34.784

24.662

40.842

14.668

45.509

55.888

34.227

23.725

40.102

29.648

490.853

111.934

69.011

48.387

80.944

Jumlah 189.755 187.725 377.480 192.914 190.966 383.880 216.658 214.119 430.777

Sumber : BPMD dan Pemdes Kab. Badung Tahun 2009

Secara nasional, pada tahun 2007, jumlah penduduk Indonesia sudah lebih dari

200 juta jiwa. Sedangkan penduduk Kabupaten Badung pada tahun 2007 bertambah

menjadi sebesar 377.480 dan pada tahun 2008 menjadi 383.880 Yang terdiri dari 192.914

laki –laki dan perempuan 190.966 dan pada tahun 2009 menjadi 430.777 yang terdiri

dari 216.658 Laki-laki dan 214.119 perempuan.

Tabel II

Jumlah Penduduk Usia Produktif (15 – 59 h)

Menurut Jenis Kelamin

Kab. Badung Tahun 2007, 2008

No Kecamatan Laki –Laki Perempuan Jumlah

1 Kecamatan Petang 7.267 4.349 11.616

Page 11: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

2

3

4

5

6

Kecamatan Abiansemal

Kecamatan Mengwi

Kecamatan Kuta Utara

Kecamatan Kuta

Kecamatan Kuta Selatan

23.884

23.779

11.727

5.953

8.541

15.471

16.325

8.374

4.117

6.037

39.355

40.104

20.101

10.070

14.578

Jumlah 81.151 54.673 135.824

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung Tahun 2009

Usia Produktif seseorang adalah periode saat usia 15 sampai 60 tahun. Angka

nasional untuk prosentase penduduk usia produktif adalah sekitar 60 persen dari total

penduduk. Jumlah penduduk perempuan usia produktif hampir sama dengan jumlah

penduduk laki – laki usia produktif

Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang cendrung bertambah setiap tahun

dapat menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban apabila kualitasnya rendah.

Ketersediaan data penduduk dengan berbagai ciri latar belakangnya seperti jenis kelamin,

ciri-ciri sosial budaya, dan penyebaran sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi

pembangunan. Karena tujuan pembangunan bukan bertumpu pada peningkatan

pertumbuhan ekonomi semata namun upaya meningkatkan kualitas SDM.

Tabel III

Persentase Kepala Rumah Tangga

Menurut Jenis Kelamin

Kab. Badung tahun 2007, 2008, 2009

Kecamatan 2007 2008 2009

Laki Pr KK Laki Pr KK Laki Pr KK

Petang

Abiansemal

Mengwi

Kuta Utara

Kuta

Kuta Selatan

14.234

39.414

52.588

29.480

19.833

34.206

14.080

39.537

53.243

28.963

18.709

33.193

6.982

21.497

24.625

13.913

8.749

15.144

14.248

40.163

53.382

29.805

19.987

35.329

14.089

40.352

54.157

29.278

18.946

34.144

7.020

21.855

24.853

14.420

9.025

16.704

14.980

45.344

56.046

34.784

24.662

40.842

14.668

45.509

55.888

34.227

23.725

40.102

7.773

23.911

26.660

16.267

11.083

19.746

Jumlah 189.755 187.725 377.480 90.910 192.914 190.966 216.658 214.119 105.440

Sumber : BPMD dan Pemdes Kab. Badung Tahun 2009

Secara nasional terdapat sekitar 12,6 persen dari rumah tangga di Indonesia kepala

rumah tangganya adalah perempuan. Di Kabupaten Badung pada tahun 2007 terdapat

7.51 persen rumah tangga, perempuan menjadi kepala rumah tangga. Banyak faktor

penyebab, mengapa perempuan menjadi kepala rumah tangga antara lain suami

meninggal, bekerja di luar daerah dalam waktu yang relatif lama atau suami sakit.

Page 12: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

2. Pendidikan

Tabel IV

Angka Melek Huruf Penduduk

Usia 15 – 44 Tahun di Kabupaten Badung tahun 2007, 2008

No. Kecamatan 2007 2008 Keterangan

1

2

3

4

5

6

Kecamatan Petang

Kecamatan Abiansemal

Kecamatan Mengwi

Kecamatan Kuta Utara

Kecamatan Kuta

Kuta Selatan

204

794

229

23

-

-

204

794

229

-

-

-

Pengentasan

Buta Aksara

Jumlah 1.250 1.250

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Badung Tahun 2009

Pada Tahun 2007, pendidikan penduduk relatif membaik. Angka melek huruf

penduduk Badung usia 15-44 tahun, tahun 2007 sebesar 96,78 persen naik menjadi 98,55

pada tahun 2008.

Dilihat dari akses kepelayanan pendidikan atau partisipasi pendidikan anak,

khususnya usia pendidikan dasar (7-15 tahun) setiap tahunnya menunjukkan peningkatan

yang cukup berarti. Ini berarti ada peningkatan dalam pembangunan pendidikan

perspektif pemerataan pendidikan, dimana Angka Partisipasi Sekolah (APS) anak usia 7-

12 tahun (usia SD) telah meningkat dari 98,97 % pada tahun 2006 menjadi 98,99 % pada

tahun 2008. APS anak usia 13-15 tahun (usia SLTP) juga menunjukkan peningkatan dari

94,03 % pada tahun 2006 menjadi 96,84 % pada tahun 2008. Demikian pula untuk anak

usia 16-18 tahun meskipun angkanya semakin mengerucut dibanding kelompok anak usia

dibawahnya, juga telah meningkat dari 77,36 % pada tahun 2006 menjadi 78,44 % pada

tahun 2008. Partisipasi anak perempuan usia 13-15 tahun lebih rendah dibandingkan

partisipasi sekolah anak laki-laki pada usia yang sama. Kesenjangan tahun 2006 ke 2008

nampak semakin membesar terjadi pada partisipasi sekolah tingkat SLTA (16-18 tahun).

Hal tersebut menunjukkan bahwa anak perempuan semakin jauh tertinggal dalam hal

partisipasi sekolah pada tingkat SLTA dibanding anak laki-laki.

3. Kesehatan

Tabel V

Persentase Angka kematian Bayi tahun 2000 – 2005,2007,2008

Tahun Angka Bayi Meninggal persentase

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2007

2008

48

55

45

28

36

32

51

54

7,34 %

8,70 %

7,40 %

4,10 %

5,25 %

4,72 %

6,85 %

7,22 %

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Badung Tahun 2009

Page 13: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

Angka kematian bayi adalah indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat

kesehatan masyarakat secara umum yang sekaligus memperlihatkan keadaan dan sistim

pelayanan kesehatan di masyarakat, karena dapat dipandang sebagai sebagai output dari

upaya peningkatan kesehatan secara keseluruhan. Angka kematian bayi per 1000

kelahiran hidup di Kabupaten Badung dari tahun 2000 Ke tahun 2005 menunjukkan

penurunan yang akan berkorelasi positif terhadap meningkatnya angka harapan hidup.

Penurunan angka kematian bayi yang berdampak langsung terhadap meningkatnya usia

harapan hidup merupakan kredit point dalam menimbang keberhasilan pembangunan

kesehatan. Angka kematian bayi pada tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami kenaikan

Tabel VI

Persentase Kelahiran Balita yang ditolong Dokter / Paramedis Tahun 2000 – 2008

TAHUN PERSENTASE

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2007

2008

48,98 %

98,3 %

86,3 %

91,4 %

89,7 %

87,3 %

92,69 %

94,98 %

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Badung Tahun 2009

Persalinan yang ditolong tenaga medis terkait erat dengan upaya menurunkan angka

kematian bayi dan kematian ibu. Walaupun pergeraknnya lambat namun secara pasti

proporsinya menunjukkan peningkatan dari tahun 2007 mencapai 92,69 % dan tahun

2008 meningkat menjadi 94,98 %. Hal ini menunjukan adanya perhatian masyarakat akan

pentingnya pemanfaatan tenaga medis .

Tabel VII

Persentase Rumah Tangga yang memiliki air bersih tahun 2000 -2005,2007,2008

TAHUN PEDESAAN PERKOTAN

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2007

2008

88,57 %

89,10 %

91,02 %

92,86 %

91 %

92,94 %

93,15 %

94,56 %

95,15 %

93,97 %

94,40 %

94,91 %

91 %

95,56 %

96,25 %

96,79 %

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Badung Tahun 2009

Page 14: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

Lingkungan fisik dan kesehatan lingkungan dapat dijadikan indikator untuk menilai

derajat kesehatan masyarakat disamping indikasi tingkat kesejahteraannya. Yang penting

untuk menjadi perhatian adalah akses terhadap air bersih dan sehat, dan akses terhadap

sanitasi.

Ketersediaan air bersih adalah kebutuhan pokok manusia sebagai konsumsi air

minum, memasak, mandi dan mencuci. Pada tahun 2007 daerah pedesaan yang memiliki

air bersiha sekitar 93,15 % rumah tangga dapat akses air bersih, meningkat menjadi 94,56

% rumah tangga pada tahun 2008. kemudahan memperoleh air bersih akan mengurangi

beban kerja bagi kaum perempuan dalam urusan rumah tangga.

Tabel VIII

Persentase Rumah Tangga yang memiliki Mandi Cuci Kakus ( MCK )

TAHUN PERSENTASE

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2007

2008

84,54 %

96,53 %

79,20 %

84,82 %

100 %

89,33 %

98,9 %

93,14 %

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Badung Tahun 2009

Rumah Tangga yang mempunyai akses sanitasi semakin membaik. Pada tahun 2000

sekitar 84,54 % persen rumah tangga yang memiliki Mandi Cuci Kakus (MCK),

meningkat menjadi 93,14 % persen pada tahun 2008. keberadaan fasilitas tersebut juga

memberikan manfaat bagi kaum perempuan.

4. Ketenagakerjaan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah prosentase penduduk yang

termasuk dalam angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja yaitu 15 tahun keatas. Pada

umumnya angka prosentase TPAK lebih besar pada laki-laki, dibanding pada perempuan.

Hal ini merupakan gejala normal masyarakat di Indonesia. Laki-laki bekerja mencari

nafkah keluarga, sedang sebagian besar perempuan pada posisi sekedar membantu.

TPAK Perempuan Kabupaten Badung mengalami peningkatan dari 57,03 pada tahun

2006 menjadi 58.78 pada tahun 2007. Angka Partisipasi Angkatan Kerja perempuan

tahun 2008 juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2007.

Page 15: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

Tabel IX

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Jenis Kelamin 2005 2006 2007

1 2 3 4

Laki 77,39 80,97 80,11

Perempuan 57,03 58,78 62,74

Laki + Perempuan 66,37 70,43 71,57

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Badung Tahun 2009

5. Politik

Pada sektor publik terutama di bidang politik kesenjangan gender masih nampak di

berbagai aspek seperti di legislatif, eksekutif maupun yudikatif. Keterlibatan laki – laki

dan perempuan di lembaga legislatif, khususnya pada keanggotaan DPRD Kabupaten

Badung tampak sangat timpang gender. Dari hasil pemilihan umum terakhir ( 2009 )

dominasi laki – laki dalam keanggotaan DPRD sangat menonjol ( 97,5 % ) berbanding

( 2,5 % ) bahkan dari enam Kecamatan yang ada di Kabupaten Badung, hanya satu

Kecamatan yaitu Kecamatan Kuta yang mempunyai wakil anggota DPRD Perempuan.

Tabel X

Data Anggota Legislatif di Kabupaten Badung hasil pemilu 2009

No. Nama Parpol Perempuan Laki-laki Total

1. Golkar 0 11 11

2. PDI-P 1 13 14

3. Hanura 0 1 1

4. PNBKI 0 2 2

5. P. Demokrat 0 9 9

6. PPIB 0 1 1

7. PNI- Marhenisme 0 1 1

Jumlah 1 39 40

Sumber : KPU Kab. Badung Tahun 2009

Tabel XI

Perbandingan prosentase perempuan yang menjadi anggota legislatif di Kabupaten

Badung pada Pemilu 2009, sebagai berikut :

No.

Kabupaten Badung

Perempuan

%

Laki-laki

%

Total

1. 1 2,5 39 97,5 100 %

Sumber : KPU Kab. Badung Tahun 2009

Page 16: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

6. Pemerintahan

Tabel XII

Di bidang Pemerintahan, jumlah Pegawai Pemerintah Kabupaten Badung

menurut jenis kelamin Tahun 2007

No. Jabatan Laki-laki Perempuan Jumlah %

Laki-laki

%

Perempuan

1. Eselon II 27 1 28 96,3 % 3,7 %

2. Eselon III 116 25 141 80 % 20 %

3. Eselon III 438 171 609 70 % 30 %

B. Kemajuan yang dicapai

Pembangunan Kabupaten Badung menunjukkan peningkatan dari tahun 2007 s.d

tahun 2008. IPM tahun 2007 sebesar 73,64 meningkat menjadi 74,12 pada tahun 2008.

meningkatnya IPM selama periode 2007 – 2008 tidak terlepas dari makin membaiknya

kinerja pemerintah yang ditunjukkan oleh peningkatan komponen dasar IPM yaitu angka

harapan hidup, melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran riil perkapita.

Dukungan dan perhatiam yang berarti yang ditunjukkan pemerintah dalam

mengimplementasikan strategi pengarusutamaan gender antara lain

1. Meningkatnya jumlah staf dan pejabat pemerintah yang mengikuti program

peningkatan kapasitas dalam rangka Impelementasi Strategi PUG;

2. Ketersediaan Data Statistik Gender;

3. Dibangunnya mekanisme kelembagaan PUG di lembaga pemerintah pemerintah

kabupatenBadung;

4. Meningkatnya alokasi dana dalam rangka percepatan PUG;

5. Startegi PUG merupakan proses teknis sekaligus politis;

6. Starategi PUG bukan tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan;

Salah satu titik tolak implementasi strategi PUG dalam penyusunan program

pembangunan adalah memahami adanya kebutuhan yang berbeda antara laki-laki dan

perempuan.

C. Aspek Kelembagaan yang mendukung PUG

1. Perda Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan

Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Sekretariat Daerah Kabupaten Badung yang

didalamnya terdapat Asisten pemerintahan dan kesejahteraan rakyat yang

membawahi 3 Bagian dan 9 Sub Bagian. Salah satu Bagiannya terdiri dari :

Bagian Adminitrasi Kesejahteraan rakyat , yang membawahi

Sub Bagian Kesejahteraan Rakyat

Sub Bagian Sosial dan Tenaga Kerja

Sub Bagian Pendidikan, Pemuda , dan Olahraga

Page 17: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

2. Terbentuknya Focal Point dan POKJA PUG

Telah terbitnya Keputusan Bupati Badung Nomor 3226/03/Hk/2008 tentang

Pembentukan Tim Pengelola Unit Kerja ( Focal Point ) Pengarusutamaan

Gender di Kabupaten Badung tertanggal 18 September 2008, Keputusan Bupati

Badung Nomor 1026/03/Hk/2009 tentang Pembentukan Kelompok Kerja

( POKJA ) Pengarusutamaan Gender dii Kabupaten Badung tertanggal 13 Mei

2009 dan Perubahan atas Keputusan Bupati Badung Nomor 1026/03/Hk/2009

tentang Pembentukan Kelompok kerja ( POKJA ) Pengarusutamaan Gender di

Kabupaten Badung tertanggal 19 Agustus 2009

D. Penganggaran

Untuk melaksanakan program dan kegiatan Pemberdayaan Perempuan di

Kabupaten Badung, Pemerintah Kabupaten Badung telah memberikan perhatian yang

positif dengan anggaran pemberdayaan perempuan tahun 2007 sebesar Rp. 1.394.025.600

dan tahun anggaran 2008 Rp.1.179.303.027.

E. Permasalahan yang dihadapi

1. Persoalan strategi komunikasi yang kurang memadai dalam pemahaman

kesadaran tentang kesetaraan gender, sehingga sosialisasi tentang PUG belum

dilakukan dengan tepat karena kemampuan penyelenggara program masih

relatif rendah.

2. Perangkat Daerah yang memiliki urusan dan tupoksi dalam Pemberdayaan

Perempuan belum maksimal akrena sampai saat secara kelembagaan dan

struktural diemban oleh setingkat eselon III (Kabag.) padahal beban

pekerjaannya dimungkinkan ditingkatkan perannya dan dipegang oleh setingkat

eselon II.

3. Sistimatika konsep akuntabilitas PUG secara sistimatis dan terkoordinasi

dengan baik belum ada, sehingga setiap tahunnya sasaran, tujuan, program dan

pelaksanaan evaluasi PUG belum dilaksanakan.

4. Strategi Komunikasi Informasi dan Edukatif PUG di Kabupaten Badung perlu

ditingkatkan melalui penerbitan dokumen, famplet „press release‟ dan

pemanfaatan „event‟ penting dan strategis.

5. Program pengembangan kapasitas (Capasity Building) belum sepenuhnya

diterima oleh para Pejabat Eksekutif dan Legeslatif dan Masyarakat.

6. Media di daerah belum memandang PUG sebagai isu menarik untuk diekspose

dan disosialisasikan.

Page 18: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

F. Hambatan dan Peran SKPD dalam Melaksanakan Startegi SKPD

1. Kurangnya komitmen focal point yang ada di setiap SKPD untuk

mengimplementasikan kebijakan PUG.

2. Belum dibuatnya Rencana aksi daerah PUG Kabupaten Badung yang mewadahi

isu pokok dan kerangka pembangunan PUG.

3. Adanya beberapa rekomendasi dan tindak lanjut dari rapat Koordinasi

Pemberdayaan yang belum dapat dilaksanakan.

G. Upaya mempercepat implementasi strategi di Kabupaten Badung

1. Pendekatan reguler (regulasi Approach) dengan cara :

a. Pendalaman aturan tentang PUG.

b. Pendalaman materi tentang PUG.

c. Pembekalan Kelembagaan PUG.

d. Sosialisasi PUG kepada Pemangku Kebijakan.

2. Pendekatan Ad Hocresi dengan membentuk :

a. Focal Point di setiap SKPD.

b. Focal Point pada Lembaga Legislatif.

c. Focal Point pada Lembaga Yudikatif.

d. Focal Point di Lembaga Pendidikan.

e. Membentuk di LSM.

f. Membentuk panitia-panitia kecil untuk Sosialisasi PUG.

g. Melaksanakan kegiatan secara masal.

h. Pendekatan laporan secara berkala dan umpan balik (feed back) dari hasil

analisis laporan ke setiap pelaksana kegiatan PUG dan Penanggung Jawab

PUG di SKPD.

Page 19: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

BAB III

ARAH KEBIJAKAN

A. Visi dan Misi

Dalam rangka mewujudkan RAD-PUG secara efektif dan efesien maka perlu

ditetapkan suatu perencanaan matang yang berjangka menengah dan pendek termasuk

komitmen dalam melaksanakan sistem perencanaan yang baik dan bisa memacu SKPD

dalam melaksanakan perencanaan yang ditetapkan.

Karena PUG bukan merancang program khusus perempuan maka yang harus

dilakukan adalah merancang program dengan penerima manfaat laki-laki dan perempuan,

program dirancang sedemikian rupa sehingga keduanya bisa berpartisipasi, mengakses

mendapatkan manfaat dan memiliki kontrol yang sama antara laki-laki dengan

perempuan. Kebijakan khusus untuk kelompok perempuan sebagai upaya percepatan

mengurangi kesenjangan gender.

Komponen dari perencaaan yang menjadi visi dan misi, berpedoman pada RPJMD

Pemerintah Kabupaten Badung Tahun 2006 – 2010 adalah :

“ Melangkah Bersama Membangun Badung Berdasarkan Tri Hita Karana

Menuju Masyarakat Adil Sejahtera dan Ajeg “

Maka Visi dan Misi Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender (RAD-PUG)

Kabupaten Badung ditetapkan sembilan Misi Pembangunan sebagai berikut :

1. Meningkatkan srada dan bhakti masyarakat terhadap ajaran agama, serta

eksistensi adat budaya dalam rangka mengajegkan Bali di era kekinian

2. Meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia di Kabupaten

Badung.

3. Menata sistem kependudukan dan meningkatkan kesejahteraan sosial

masyarakat

4. Meningkatkan perekonomian yang berbasis kerakyatan dan ditunjang oleh

iklim kemitraan

5. mewujudkan kepastian hukum, serta menciptakan ketentraman dan ketertiban

masyarakat

6. Mewujudkan kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa ( good

governance and clean government )

7. Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah

8. Mewujudkan pembangunan yang selaras dan seimbang sesuai funsi

wilayahnya

9. Melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup

Page 20: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

1. Strategi

a. Mengintegrasikan persfektif gender dalam semua aspek pembangunan melalui

tahapan perencanaan, pelaksanaan monitoring dan evaluasi KIE dan advokasi

di setiap SKPD.

b. Pemberdayaan aparatur pemerintah, stakeholders dan masyarakat dalam

implementasi startegi PUG.

c. Peningkatan kapasitas dan kualitas focal point di SKPD dan Lembaga lainnya.

d. Mengupayakan adanya Pusat Data dan Informasi Gender untuk

mempermudah implementasi PUG.

e. Mengorganisasikan lembaga-lembaga yang memiliki kepedulian dan memiliki

mandat dalam menjalankan strategi PUG.

f. Mengalokasikan anggaran dalam penatausahaan dan implementasi strategi

PUG.

2. Skala Prioritas Strategi PUG

a. Tahap Instalasi, legalisasi dan pembelajaran prasyarat PUG

b. Tahap pelaksanaan (executing) dan pemantapan

c. Tahap Pengembangan (development)

3. Kebijakan

a. peningkatan komitmen bersama dalam penerapan strategi PUG pada kegiatan

pembangunan Kabupaten Badung.

b. Adanya komitmen dan akuntabilitas dari pimpinan.

c. Adanya kebijakan yang menyatakan secara eksplisit mengenai kesetaraan

gender.

d. Adanya penanggung jawab untuk Pengarusutamaan gender.

e. Penguatan kelembagaan strategis yang didukung oleh Sumber Daya Manusia

yang profesional.

f. Mewujudkan strategi PUG melalui perencanaan berdasarkan analisis gender

dan data terpilah yang diimplementasikan pada program dan pengendalian

yang terarah.

g. Penerapan akuntabilitas terhadap pelaksanaan kegiatan yang berbasis strategi

PUG.

h. Tersedianya pakar analisis gender.

i. Tersedianya sumber dan instrumen gender.

Page 21: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

4. Program

a. Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan.

b. Penguatan kelembagaan PUG dan Anak.

c. Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan.

d. Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan.

e. Optimalisasi kebijakan kesejahteraan rakyat daerah.

f. Semua program di SKPD yang memberikan pelayanan (service point) kepada

masyarakat (laki-laki dan perempuan).

5. Indikator Keberhasilan

a. Adanya data terpilah di setiap SKPD.

b. Bertambahnya pelayanan publik secara prima kepada masyarakat (laki-laki

dan perempuan) setara dan adil oleh SKPD dan lembaga lainnya.

c. Semakin kecilnya kesenjangan gender.

d. Adanya peningkatan Angka IPM (Indeks Pembangunan Manusia), IPG

( Indeks Pembangunan Gender) dan GEM (Gender Empowerment Measure).

Page 22: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

BAB IV

RENCANA AKSI DAERAH (RAD) PUG

Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender (RAD) Kabupaten Badung sebagaimana

tertuang dalam matrik sebagai berikut:

Aspek

Rencana

Aksi Daerah

Kebijakan

dan Sasaran

Program Kegiatan Tolok Ukur

Keberhasilan

Unsur Terkait Penanngung

Jawab

Skala

Prioritas

1 2 3 4 5 6 7 8

1.Membangun

komitmen

antar

pemangku

kebijakan

akan

pentingnya

strategi PUG

dalam

pembanguna

n daerah

Peningkatan

komitmen

bersama

dalam

penerapan

strategi PUG

pada kegiatan

pembanguna

n kabupaten

Badung

Keserasian

kebijakan

peningkata

n kualitas

anak dan

perempuan

Advokasi dan

pendampinga

n tentang

RAD PUG di

kabupaten

Badung

Perumusan

Kebijakan dan

sinkronisasi

anggran

Program PP

Lokakarya

dimensi

gender dlm

berbagai

kebijakan da

program

prioritas

pembangunan

daerah

Pelatihan

analisis

gender di

SKPD Kab.

Badung

Penyususan

pedoman Pug

(JobDesc,

juknis, Juklak,

jukang )

Melakukan

konsultasi dan

koordinasi

publik dlm

pelaksanaan

kegiatan PUG

Memfasilitasi

jaring aspirasi

masyarakat

untuk usulan

anggaran

responsif

gender

1.adanya

Komitmen

dari setiap

pimpinan

SKPD,DPRD

Kabupaten

badung,

Masyarakat

2.adanya

pendampinga

n dari SKPD

Kab. Badung

dan

Masyarakat

Adanya

komitmen

bersama dan

keberpihakan

anggaran pada

program PP

Terjadinya

kesepahaman

terhadap

pembangunan

yang

responsif

gender

Meningkatnya

ketrampilan

analisis

gender

Tersedianya

buku

pedoman

Terjadinya

kesepahaman

dalam

pelaksanaan

strategi PUG

dan Program

PP

Adanya usulan

kegiatan dari

masyarakat

yang

responsif

gender

SKPD

Kabupaten

Badung,

DPRD

Kabupaten

Badung

Tim anggaran

Pemerintah

Daerah dan

Tim anggaran

DPRD

SKPD Kab.

Badung

SKPD Kab.

Badung

KPP,Bappeda

litbang,

Diskes,

Disosnaker,

Bagian

Hukum dan

Bagian

Organisasi

dan

Adminitrasi

Pembangunan

SKPD Kab.

Badung

PKK, BPMD

dan Pemdes,

Bappeda

litbang, dan

KPP

Tahap

Inisiasi

KPP,

Bappeda

litbang

Bappeda

litbang,

Bagian

Keuangan

KPP Badung

KPP dan

Bappeda

litbang

Kantor PP

Kantor PP

Kantor PP

Kantor PP

Tahp 1

Inisiasi,

legalisasi

dan

pembelaja

ran

2.memperkuat

lembaga PP

untuk mampu

menjalakan

fungsi

Penguatan

kelembagaan

strategis yang

di dukung

oleh

Penguatan

kelembagaa

n Pug dan

Anak

Pembentukan

Pocal Point

dan Pokja di

SKPD Kab.

Badung

Terbentuknya

Focal point

dan pokja di

tiap SKPD

Kab. Badung

Semua SKPD

Kabupaten

Badung

Tahap

inisiasi

KPP, dan

Bappeda

Litbang

Tahap 2

pelaksana

an dan

Pemantap

an

Page 23: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

fasilitasi,

advokasi,

koordinasi,

dan monev

implementasi

strategi PUG

sumberdaya

manusia yang

profesional

dan

sumberdaya

yang

memadai

Membentuk

jaringan kerja

permanen di

instansi

Vertikal Kab.

Badung

Memperkuat

kelembagaan

dan tata

laksana yang

menangani PP

dan PUG

Capasity

building bagi

lembaga –

lembaga yang

menangani

gender

Terbentuknya

Pokja di

Instansi

Vertikal

Adanya

SOTK PP

setingkat

Eselon II

Pemahaman

KSA gender

yang

konpherensif

di tiap

lembaga dan

Pemerintahan

KPP, Bappeda

Litbang,

Diskes, Disdik

pemuda,

olahraga dan

instansi

vertikal

KPP, Bagian

Organisasi

dan tata

laksana

Semua SKPD

, BKB dan KS

KPP,

Bappeda

Litbang

Bagian

Organisasi

dan Tata

Laksana

Badan

Kepegawaia

n Daerah,

pendidikan,

dan

Pelatihan

3.membangun

mekanisme

Pelaksanaan

strategi PUG

Mewujudkan

Srategi PUG

melalui

perencanaa,I

mplementasi

dan

pengendalian

yang terarah

Peningkata

n peran

serta

kesetaran

gender

dalam

pembangun

a n

Membangun

sistem

informasi

gender

Membuat

juknis khusus

PUG dlm

perencanaan

pembangunan

Menyelenggar

aka Rakor PP

dan Pug di

Kab. Badung

Penelitian

disparitas

gender di kab.

Badung

Kajian

Pelaksanaan

PUG

Adanya

sistem

jaringan

informasi

gender

Adanya

Juknis tentang

perencanaan

PUG

Terselenggran

ya Rakor

tahunan

Adanya data

terpilah

Kuantitatif

dan kualitatif

sebagai data

Base

Adanya

informasi

pelaksanaan

PUG

KPP, Dinas

Perhubungan,

komunukasi,

dan

informatika

SKPD Kab.

Badung

SKPD Kab.

Badung

BPS Kab.

Badung

Semua SKPD

di Kab.

Badung

KPP, Dinas

Perhubungan

komunikasi,

dan

informatika

Bappeda

Litbang,

KPP

KPP

KPP

KPP

Tahap 2

pelaksana

an dan

pemantap

an

4.membangun

kinerja dan

akuntabilitas

program

yang

responsif

gender

Penerapan

Akuntabilitas

dan kinerja

terhadap

pelaksanaan

program

yang berbasis

strategi PUG

Peningkata

n peran

serta dan

kesetaran

gender

dalam

pembangun

an

Monitoring

dan evaluasi

pelaksanaan

PUG

Menyusun

laporan IPM

Menyusun

laporan

Tahunan hasil

pelaksanaan

PUG kepada i

Meneg PP

melalui BP3A

Prov. Bali dan

Bupati

Badung

1.tersusunnya

laopran

kinerja

strategi PUG

masuk dalam

lakip, LKPJ

Bupati

Badung

2.adanya umpan

balik hasil

monev

pelaksanaan

PUG

Adanya data

terpilah dan

statistik

terpadu

Adanya

laporan

khusus

pelaksanaan

PUG di Kab.

Badung

KPP, Bappeda

litbang,

KPP, Bappeda

Litbang

KPP, Bappeda

litbang,

KPP,

Bappeda

litbang,

KPP,

Bappeda

Litbang

KPP,

Bappeda

litbang

Tahap 2

pelaksana

an dan

pemantap

an

Tahap 3

pengemba

ngan

Page 24: BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2010 GENDER …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_29_2010.pdf · 2013-12-19 · Utara berdiri Pura Pucak Mangu ) yang dipercaya oleh masyarakat

4

BAB V

PENUTUP

Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender ( RAD PUG ) memiliki arti yang

sangat penting untuk membantu tugas Bupati dalam melaksanakan tugas

penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, kelembagaan dan tata laksana serta

akuntabilitas dalam penyelenggaraan strategi pengarusutamaan gender dan aksinya baik

di lingkungan perangkat daerah dan memberikan pendampingan kepada masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender ( RAD

PUG ) sangat strategis dan menentukan dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan

Daerah Kabupaten Badung. Oleh karena itu, Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan

Gender ( RAD PUG ) Kabupaten Badung merupakan pedoman Penyelenggaraan

Rencana Aksi Daerah yang dapat dijadikan acuan kebijakan teknis oleh seluruh SKPD di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung.

Dokumen Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender (RAD-PUG) Kabupaten

Badung 2010-2014, memuat visi, misi tujuan, sasaran dan strategis (cara mencapai tujuan

dan sasaran) yang dijabarkan dalam kebijakan, program dan kegiatan. Rencana Aksi

Daerah Pengarusutamaan Gender (RAD-PUG) ini merupakan langkah awal untuk

melakukan pengukuran kinerja dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan strategi

pengarusutaman gender di Kabupaten Badung.

Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender ( RAD PUG ) Kabupaten Badung

ini akan dapat dicapai apabila ada komitmen dari seluruh pimpinan pemerintah daerah

serta stakeholders disertai pengabdian yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

menjunjung nilai-nilai pengabdian kepada masyarakat Badung. Berhasil atau tidaknya

suatu rencana aksi bukan hanya pada perumusannya saja, akan tetapi juga pada saat

diimplementasikan oleh seluruh perangkat daerah Pemerintah Kabupaten Badung,

stakeholders serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya. Oleh karena itu diperlukan proses,

waktu dan konsistensi dalam pelaksanaannya. Dengan adanya Rencana Aksi Daerah

Pengarusutamaan Gender ( RAD PUG ) yang lebih terarah dan didukung dengan aturan,

maka pelaksanaan aksi dalam menjalankan strategi pengarusutamaan gender ke depan

dapat dilakukan secara sistematik, bertahap dan berkesinambungan dalam upaya

mewujudkan good governence.

BUPATI BADUNG

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG