2
Bulog Targetkan Beli 2.500 Ton Beras Petani HPP Rp 7.300/Kg CURUP – Tahun ini Sub Drive Badan Urusan Logistik (Bulog) Curup, Provinsi Bengkulu menargetkan pembelian 2.500 ton beras ke petani. Target itu untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat 3 kabupaten. Yakni masyarakat Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong. Jumlah itu naik 500 ton dibandingkan target pembelian beras petani tahun 2014. Sementara untuk harga, sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) dipatok sebesar Rp 7.300 per kilogram. Itu berdasarkan penetapan harga dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras. ‘’Itulah patokan harga beli kami,’’ kata Kepala Sub Divre Bulog Curup, Armansyah. Selain mengatur soal HPP beras dari petani, Inpres itu juga mengatur soal harga pembelian gabah kering panen (GKP) di tingkatan penggilingan sebesar Rp 4.600 per kilogram. Sedangkan di tingkat gudang bulog, harga GKP ditetapkan Rp 4.650 per kilogram. ‘’Kalau kualitasnya, kadar air maksimum 14 persen. Butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimun dua persen dan derajat sosoh minimum 95 persen,’’ tukas Armansyah. Namun persyaratan pembelian beras oleh pemerintah itu, dinilainya terlalu memberatkan dan dikhawatirkan akan menghambat pemenuhan target yang dibebankan kepada Bulog. Apalagi harga jual beras kualitas asalan di masyarakat harganya lebih tinggi dari HPP. Dimana harga penjualan beras kualitas asalan Rp 8.300 per kilogram. Sedangkan beras yang dibeli Bulog hanya Rp 7.300 per kilogram. ‘’Perbedaan harga yang mencolok ini jelas mengancam target kami. Sudah pasti membuat petani lebih tertarik menjual hasil panennya ke pedagang maupun pengumpul beras dibanding

Bulog Targetkan Beli 2

  • Upload
    ratmi

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

beras

Citation preview

Bulog Targetkan Beli 2.500 Ton Beras Petani

HPP Rp 7.300/KgCURUP Tahun ini Sub Drive Badan Urusan Logistik (Bulog) Curup, Provinsi Bengkulu menargetkan pembelian 2.500 ton beras ke petani. Target itu untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat 3 kabupaten. Yakni masyarakat Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong. Jumlah itu naik 500 ton dibandingkan target pembelian beras petani tahun 2014. Sementara untuk harga, sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) dipatok sebesar Rp 7.300 per kilogram. Itu berdasarkan penetapan harga dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras. Itulah patokan harga beli kami, kata Kepala Sub Divre Bulog Curup, Armansyah. Selain mengatur soal HPP beras dari petani, Inpres itu juga mengatur soal harga pembelian gabah kering panen (GKP) di tingkatan penggilingan sebesar Rp 4.600 per kilogram. Sedangkan di tingkat gudang bulog, harga GKP ditetapkan Rp 4.650 per kilogram. Kalau kualitasnya, kadar air maksimum 14 persen. Butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimun dua persen dan derajat sosoh minimum 95 persen, tukas Armansyah. Namun persyaratan pembelian beras oleh pemerintah itu, dinilainya terlalu memberatkan dan dikhawatirkan akan menghambat pemenuhan target yang dibebankan kepada Bulog. Apalagi harga jual beras kualitas asalan di masyarakat harganya lebih tinggi dari HPP. Dimana harga penjualan beras kualitas asalan Rp 8.300 per kilogram. Sedangkan beras yang dibeli Bulog hanya Rp 7.300 per kilogram. Perbedaan harga yang mencolok ini jelas mengancam target kami. Sudah pasti membuat petani lebih tertarik menjual hasil panennya ke pedagang maupun pengumpul beras dibanding kepada Bulog. Apalagi di pengumpul beras tidak ada aturan-aturan seperti yang ditetapkan dalam Inpres. Namun kami tetap berupaya mencapai target itu, tutup Armansyah. (sca)