4
Kesehatan Reproduksi Keadilan Untuk Semua Dear buletin ‘Adalah yang saya banggakan Saya perempuan, usia 26, sudah menikah. Saya ingin bertanya tentang keluhan-keluhan selama kehamilan. Salah satu yang sering saya rasakan adalah kepala pusing, dan ini menghambat kerja saya. Seringkali saya lebih banyak ingin tidur karena kepala pusing, kalau meminum obat sakit kepala yang biasa di apotik saya takut akan berpengaruh terhadap janin dalam perut saya. Apa yang harus saya lakukan untuk menghilangkan rasa sakiit kepala tersebut. Terimakasih Jamilah, JT T a n y a Jawab Waalaikumsalam Wr.Wb. Sebelumnya terimakasih Jamilah, atas pertanyaanmu. Saat perempuan hamil terjadi perubahan dalam tubuhnya. Perubahan ini kadang menimbulkan keluhan dan rasa tidak nyaman seperti mual, muntah, sakit kepala, wasir, keputihan dan lain-lain. Keluhan yang berat memang dapat mengganggu aktivitas padahal bila kondisi kehamilan sehat, perempuan dapat beraktivitas seperti biasa. Beberapa perempuan bahkan menjadi lebih bersemangat dan aktif saat hamil. Keluhan sakit kepala yang dialami Jamilah dapat diatasi dengan istirahat yang cukup, hirup udara segar, banyak minum, relaksasi di tempat yang tenang, kepala dapat dikompres atau diolesi dengan minyak atau balsam. Bila langkah-langkah di atas telah dilakukan tetapi keluhan sakit kepala tidak reda, segera konsultasikan ke dokter. Selain itu, hal yang penting pula adalah perhatian dan kasih sayang yang cukup dari pasangan dan anggota keluarga yang lain. Kesiapan psikis ibu menghadapi kehamilannya juga berperan dalam meminimalisir keluhan saat hamil dan kelancaran proses melahirkan kelak. Nah sekian dulu penjelasan yang dapat kita sampaikan, semoga dapat mengatasi keluhan yang dialami Jamilah. Semoga berhasil. Terimakasih. Mandiri, Sebagaimana Khadijah Mandiri dengan Menulis Uswatun Hasanah dalam Kemandirian Ekonomi Perempuan Tanya Jawab Kesehatan Reproduksi Edisi: 25/IV/Januari/2009 6

Buletin 'Adalah edisi 25

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perempuan Mandiri Vs Krisis Ekonomi

Citation preview

Page 1: Buletin 'Adalah edisi 25

Kesehatan Reproduksi

Keadilan Untuk SemuaDear buletin ‘Adalah yang saya

banggakan Saya perempuan, usia 26, sudah

menikah. Saya ingin bertanya tentang keluhan-keluhan selama kehamilan. Salah satu yang sering saya rasakan

adalah kepala pusing, dan ini menghambat kerja saya. Seringkali saya lebih banyak ingin tidur karena kepala

pusing, kalau meminum obat sakit kepala yang biasa di apotik saya takut

akan berpengaruh terhadap janin dalam perut saya. Apa yang harus saya lakukan untuk menghilangkan rasa sakiit kepala

tersebut. Terimakasih

Jamilah, JT

T a n y a

Jaw

ab

Waalaikumsalam Wr.Wb.

Sebelumnya terimakasih Jamilah, a t a s p e r t a n y a a n m u . S a a t perempuan hamil terjadi perubahan dalam tubuhnya. Perubahan ini kadang menimbulkan keluhan dan rasa tidak nyaman seperti mual, muntah, sakit kepala, wasir, keputihan dan lain-lain. Keluhan yang bera t memang dapat mengganggu aktivitas padahal bila kondisi kehamilan sehat, perempuan dapat beraktivitas seperti biasa. Beberapa perempuan bahkan menjadi lebih bersemangat dan aktif saat hamil.

Keluhan sakit kepala yang dialami Jamilah dapat diatasi dengan istirahat yang cukup, hirup udara segar, banyak minum, relaksasi di tempat yang tenang, kepala dapat dikompres atau diolesi dengan minyak atau balsam. Bila langkah-langkah di atas telah dilakukan tetapi keluhan sakit kepala tidak reda, segera konsultasikan ke dokter. Selain itu, hal yang penting pula adalah perhatian dan kasih sayang yang cukup dari pasangan dan anggota keluarga yang lain. Kesiapan psikis ibu menghadapi kehamilannya juga berperan dalam meminimalisir keluhan saat hamil dan kelancaran proses melahirkan kelak. Nah sekian dulu penjelasan yang dapat kita sampaikan, semoga dapat mengatasi keluhan yang dialami Jamilah. Semoga berhasil. Terimakasih.

Mandiri, Sebagaimana Khadijah

Mandiri dengan Menulis

Uswatun Hasanah dalamKemandirian Ekonomi Perempuan

Tanya Jawab Kesehatan Reproduksi

Edisi: 25/IV/Januari/2009

6

Page 2: Buletin 'Adalah edisi 25

Islam Transformatifdan Toleran

Y a y a s a n

Selamat membaca

1

Penanggungjawab

Ketua Yayasan LKiS

Ketua Sidang Redaksi

Zusiana Elly Triantini

Sidang Redaksi

Mar'atul Uliyah

Hanifah el Adiba

Andi Andrianto

Wafiyatul Muflihah (Magelang)

Maria Ulfa (Solo)

Ibah Muti'ah (Kulon Progo)

Asih Nuryanti (Gunung Kidul)

Setting/Layout

Matador Design

Administrasi

Pusvyta Sari

Nungki Kusetyowati

Reni Dwi Putranti

Dwi Yanti

Iras

Alamat Redaksi

Jl. Pura I/1 Sorowajan Baru,

Banguntapan Bantul

Yogyakarta 55198

Telp/Fax: (0274) 489901.

Hp. 085253775585

Email: [email protected]

Website: www.lkis.or.id

Pembaca yang kami banggakan.

Sholawat serta salam kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan ummatnya.

Krisis Ekonomi Dunia banyak dibicarakan di berbagai tempat, termasuk di Indonesia. Tentu hal ini akan berimbas pada naiknya harga bahan kebutuhan pokok, diikuti naiknya harga kebutuhan lainnya. Siapa yang paling terkena imbasnya dalam hal ini? Masyarakatlah, kelas ekonomi menengah ke bawahlah yang paling merasakan dampak krisis ekonomi tersebut. Selain itu, perempuan adalah bagian masyarakat yang juga paling kesulitan jika hal ini terjadi. Karena perempuanlah yang selama ini bersentuhan langsung dengan kebutuhan pokok tersebut.

Salah satu jalan keluar dari himpitan krisis ekonomi tersebut adalah kemandirian ekonomi perempuan. Karena dengan mandiri secara ekonomi, perempuan tidak selalu tergantung kepada orang lain dan menjadi pribadi yang mandiri sebagaimana ajaran Islam.

Oleh karena itu, kami meramu berbagai hal yang berkaitan dengan kemandirian ekonomi perempuan pada edisi ke-25 ini. Ramuan yang kami hadirkan antara lain; artikel utama Mandiri sebagaimana Khadijah. Testimony yang menghadirkan cerita kemandirian ekonomi dari seorang penulis novel “Perempuan Berkalung Surban”. Dan rubrik kisah yang menggambarkan kemandirian dan kesuksesan Khadijah. Selain itu, kami juga menghadirkan rubrik tanya jawab kesehatan reproduksi secara rutin.

Harapan kami, ramuan dari dapur redaksi ini dapat menjadi irsyadat wa taujihat (pelajaran dan dorongan) bagi para pembaca. Sehingga dapat terhindar dari dampak krisis ekonomi dunia yang katanya akan datang pada tahun ini. Semoga ramuan tolak balak krisis ekonomi ini meng-hadirkan kemaslahatan umat. Amin

Mentauladani Khadijah. Begitu kiranya yang bisa dilakukan perempuan. Kapan pun, di mana pun dan dalam kondisi seperti apapun perempuan sudah selayaknya memenuhi haknya seba-gaimana Khadijah, perempuan yang sangat piawai berdagang yang konon diperisteri oleh Rasul.

Mandiri secara ekonomi di tengah tantangan krisis ekonomi dunia menjadi sesuatu yang wajib bagi perempuan sebagaimana Khadijah yang mandiri secara ekonomi di tengah pergulatan ekonomi yang sulit pada saat itu.

Dengan menjadi perempuan yang mandiri secara ekonomi, maka ketertinggalan terhadap akses publik dan ketergantungan total terhadap pihak-pihak tertentu (seperti, suami atau orang tua) niscaya dapat dihindari. Selain itu, perempuan juga harus memiliki kemandirian politik (seperti hak berpendapat), kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi yang biasanya dapat ditempuh di institusi, sekolah, dan juga lembaga pelatihan tertentu.

Namun kemandirian ekonomi perempuan tersebut tentu harus di dukung oleh sarana dan prasarana yang dapat meningkatkan kemampuan perempuan. Seperti Khadijah pada waktu itu memiliki sarana berdagang berupa modal dan prasarana yang diberikan kepada Khadijah berupa ruang untuk berdagang dan belajar banyak

Oleh: Niswatul Mardiyah al Umari *

tentang perdagangan dari orang tuannya. Selain itu, Khadijah juga diberikan ijin untuk mengambil keputusan dalam berdagang sesuai dengan kemampuan yang ia miliki.

Karena itulah, ia kemudian tersohor sebagai perempuan yang kaya dan pandai mengelola sendiri perusa-haannya. Bahkan, dengan kekayaanya ia menjadi bisa lebih bebas mendukung syiar nabi Muhammad SAW.

Kalau di lihat di masa sekarang, perempuan-perempuan seperti Khadijah sebenarnya juga kita temui di sekitar kita, tetapi jumlahnya masih terbilang sangat kecil. Perempuan-perempuan itu banyak yang masuk di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah.Kelompok usaha kecil dan menengah di Indonesia mencakup 99 % dari seluruh usaha di Indonesia. Dan dari 99 % di atas, 35 % UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di gerakkan oleh perempuan (dari berbagai sumber). Ya, merekalah Khadijah masa kini.

Di tingkat desa dan kota, akan ditemui perempuan-perempuan yang mandiri secara ekonomi. Mereka biasanya memiliki usaha-usaha kecil seperti dagang telur asin, toko kelontong dan sayur-mayur dan sekian sektor lainnya. Untuk bentuk solidaritas atas sesama dan niat untuk membesarkan usaha mereka, biasanya mereka

Page 3: Buletin 'Adalah edisi 25

12

berkumpul untuk berorganisasi. Di sinilah mereka membentuk koperasi simpan pinjam, arisan, pengajian, saling bertukar informasi usaha mereka dan menyuplai (menjual hasil usahanya) kebutuhan masing-masing anggota, terutama ketika ada hajatan, bertukar pendapat soal hambatan usaha, dan kegiatan ekonomi produktif lainnya. Mereka patut dicontoh dalam hal k e m a n d i r i a n e k o n o m i , k a r e n a bagaimanapun sudah seharusnya perempuan mandiri secara ekonomi dan tidak tergantung kepada orang lain.

Bagaimana Islam memandang kemandirian ekonomi perempuan? Islam memberi perhatian besar pada masalah kemandirian ekonomi, baik pada perempuan maupun pada laki-laki. Mandiri atau yang sering diwujudkan dengan bekerja pada dasarnya adalah kewajiban bagi setiap individu dimana pun ia berada. Bekerja juga di pandang Islam sebagai salah satu bentuk bukti rasa syukur kita kepada Allah. Dan apabila dikaitkan dengan kehidupan manusia di bumi, bekerja adalah kewajiban setiap individu untuk mencari nafkah. Ini artinya Islam melarang umatnya bermalas-malasan atau menganggur dan menyia-nyiakan sumber daya yang ada padanya, agar kebutuhan hidupnya terpenuhi, mandiri dan tidak menjadi beban orang lain.

Bekerja dalam Islam adalah sangat mulia dan memiki kedudukan yang tinggi. Dalam hadis dijelaskan ”tidak ada makanan yang paling baik yang dimakan seseorang kecuali dari hasil keringat atau kreativitas diri sendiri,

13

Mungkin banyak orang yang mengatakan saya perempuan yang mandiri, karena saya bisa menghidupi diri sendiri dan keluarga. Meski suami saya juga bekerja dan berpenghasilan, namun tidak menjadi sesuatu yang tabu jika saya bekerja dan berkarya. Novel saya ”Perempuan Berkalung Surban” yang kini di filmkan juga menjadi salah satu bukti bahwa perempuan mampu menjadi pribadi yang mandiri dan membesarkan dirinya sendiri.

Kemandirian saya ini memang sudah saya rasakan sedari saya masih kecil. Ketika saya masih duduk di bangku kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Pesantren Putri Modern Persis, Bangil, Pasuruan tahun 1982 saya sudah mencoba mengasah kemampuan saya untuk menulis. Awalnya saya menulis cerita anak di cerpen koran Islam di pesantren saya. Karena dimuat saya menjadi bersemangat. Sejak saat itu, ketertarikan untuk menulis begitu besar pada diri saya.

Gairah menulis saya makin ber-tambah tatkala cerpen pertama saya diterbitkan koran Pelita. Ini sungguh di luar dugaan, sebab ketika mengirim puisi di koran yang sama, pada saat itu tulisan saya tersebut tidak dipublikasikan. Namun, saya tidak putus asa dan terus mencoba menulis dan mengirim di koran.

Perasaan gembira bercampur haru ketika tulisan saya dimuat di koran. Seingatku, tulisan saya itu dipublikasikan di rubrik seni koran Pelita yang diasuh Aswina Aziz Miraza, seorang penyair yang telah almarhum. Dari tulisan itu, saya mendapat beberapa penghargaan. Honor

pertama yang saya peroleh dari koran Pelita adalah Rp. 3000. Selain itu, saya juga mendapat penghargaan dari Direktur Pesantren, Ustad Abdul Kadir Hasan, dengan memberikanku hadiah berupa Pensifer (pena yang ada jam) seharga Rp. 5.000 .

Penghargaan atas sebuah karya saya oleh Pak Ustad Abdul Kadir Hasan merupakan peristiwa yang begitu sulit untuk saya lupakan. Saya t idak menyangka, di balik penampilannya yang disiplin, Pak Ustad Kadir ternyata sangat mendukung bila ada d antara santrinya yang menulis. Dengan kalimat lain, dia bangga sekali karena ada di antara santrinya yang akan menjadi calon penulis.

Petualangan menulis saya terus berlanjut seiring dengan tingkat kelas saya yang juga bertambah di pesantren. Berbeda ketika di kelas 2 Ma'had yang saat itu saya banyak menulis tentang cerita anak, saat kelas 3 sampai 6 Ma'had saya mulai menulis cerita remaja di berbagai media.

Menanjak remaja, saya makin bergairah menghasilkan karya tulisan. Beberapa tulisan saya diterbitkan di majalah Kharisma ITB yang diasuh penyair Asep Zam-zam Noor, Majalah Gadis, Femina, dan Majalah perempuan di Pesantren . Dalam tulisan saya, biasanya saya menggunakan nama Ida Areronopati. Nama ini mempunyai arti penting dalam

karena Nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri.”

Selain itu pernah dikisahkan bahwa

Rasulullah melihat seorang sahabat yang

sedang meminta-minta, Rasulullah

menegur dengan mengatakan: wa la

takunuu kallan alan nas (janganlah

menjadi beban orang lain). Mendengar

pernyataan Rasulullah itu, sahabat itu

pergi dan meminta maaf dan besoknya

mulai bekerja.

Hal ini membuktikan bahwa Islam

sangat menganjurkan, bahkan meng-

haruskan setiap umat manusia mandiri

secara ekonomi sesuai dengan ke-

mampuan yang dimilikinya. Karena dua

alasan, pertama, tidak ada satupun ajaran

Islam yang menganjurkan umat untuk

menjadi pengemis, pemalas, miskin atau

tingkatan hina semacamnya. Kedua,

Islam memang ajaran yang mendorong

umatnya untuk menjadi umat yang

terbaik, kaya, mandiri, berkualitas.

Untuk itu, sudah sewajibnya umat

Islam khususnya perempuan, me-

ngembangkan kemampuannya dan

mencari nafkah untuk diri sendiri,

bahkan mungkin juga untuk keluarganya

sebagaimana yang dicontohkan dari

sosok Kadijah, istri Rasulullah.

* Ibu Rumah Tangga yang mengikuti

beberapa organisasi dan membuat usaha

rumahan (home industry)

Tes t imony

Page 4: Buletin 'Adalah edisi 25

kkkkkkkkkk

masyarakat banyak suka duka kerap saya alami. Saya merasa senang, karena penulis skenario Hanung mampu mengungkapkan jiwa novel saya dalam bentuk film.

Sementara dukanya juga banyak. Beberapa minggu ini saya banyak menerima sms maupun email yang aneh-aneh baik dari orang yang saya kenal maupun dari orang yang sok-sok kenal. Ada yang mengatakan saya jadi selebritis dadakan, orang kaya baru, jangan lupa zakatnya, diminta syukuran di mana-mana. Wah, pokoknya pusing deh.

Padahal ka lau mau tahu yang sebenarnya, honor yang saya peroleh tak seperti yang dibayangkan banyak orang. Mungkin orang berpikir, setelah tahun ini saya mendapat penghargaan dari Adab Award dan novel saya berhasil difilmkan lantas saya mendapatkan uang miliyaran. Padahal itu semua hanyalah rumor.

Meski demikian tidak dapat dipungkiri bahwa apa yang saya lakukan selama ini merupakan salah satu bentuk alternatif untuk kemandirian ekonomi perempuan. Karena bagaimanapun dari menulis itu ada receh yang mengalir ke kantong saya dan dapat menafkahi diri saya sendiri juga keluarga.

Ditulis oleh Reporter Buletin 'Adalah Andi Andrianto.

perjalanan karir kepenulisanku. Ida adalah nama panggilan saya, sedangkan Areronopati merupakan nama kampung saya di Menturo, Jombang, Jatim (kampung Emha).

Setamat dari Ma'had saya melanjutkan study di IAIN (UIN) tahun 1985, Fakultas Syariah Jurusan Pidana Islam. Di kampus ini, selain kuliah, saya juga aktif di beberapa organisasi. Diantaranya Kelompok Diskusi Perempuan Internasional (KDPI) tahun 86-88 dan juga Teater Eska.

Menjelang akhir kuliah (1989) saya mencoba menulis dalam bentuk yang lain. Kemampuan menulis puisi coba saya asah lagi. Hampir setahun saya menulis puisi d i t e n g a h k e s u n t u k a n s a y a u n t u k menyelesaikan tugas skripsi saat itu. Aneh diakhir masa kuliah, saya justru sibuk menjadi penyair daripada harus segera menyelesaikan tugas akhir saya.

Kemudian, setelah lulus kuliah (1991) saya menikah dengan Hamdy Salad. Baru ketika menikah itu saya baru menulis buku dan novel. Sampai saat ini saya sudah menulis beberapa buku dan telah diterbitkan. Diantaranya Ibuku Laut Berkobar (puisi,1997), Menari Diatas Gunting (cerita pendek, 2001), Perempuan Berkalung Sorban (novel, 2001), Atas Singgasana (Novel, 2004), Geni Jora (novel, 2004), Mahabbah Rindu (novel,2007), Nirzona (novel,2008), Mikraj Odyssey (cerita pendek, 2009). Selain itu, terdapat juga buku dalam bentuk antologi cerpen maupun puisi.

Khusus untuk novel Perempuan Berkalung Surban saya menulisnya selama satu tahun. Setelah novel itu terbit sekitar 7 tahun lalu, telah banyak orang yang bermaksud ingin memfilmkan novel itu. Karena berbagai pertimbangan, termasuk akan terjadinya pertentangan dari sebagian kecil pengasuh pondok pesantren, novel tersebut baru bisa difilmkan tahun ini.

Tanpa terduga, film itu laris manis di pasaran dan seakan mengikuti jejak film ayat-ayat cinta dan laskar pelangi yang juga disukai penonton. Namun, setelah diperkenalkan ke

4

kkkkk kkkkk

kkkkk kkkkk5

kkkkkkkkkk

alam sejarah perjuangan dakwah Rasulullah, Dsangat banyak perempuan di sekeliling beliau yang turut serta mengambil peran-peran strategis. Salah

satunya adalah Khadijah. Ia adalah perempuan bangsawan suku Quraisy yang memiliki kedudukan terhormat, cerdas, berakhlak mulia,

memiliki kekayaan dan seorang janda. Ia ditinggal mati oleh Abu Halah, suaminya ketika berumur 40 tahun.

Khadijah adalah seorang perempuan saudagar yang mandiri. Ia mampu bersaing dengan konglomerat-konglomerat Quraisy waktu itu yang kebanyakan dari mereka laki-laki. Sebagai seorang pedagang perempuan kaya raya di tengah masyarakat yang sangat tidak menghargai keberadaan perempuan. Karena sejarah sebelumnya menceritakan bahwa kelahiran perempuan akan menjadi aib sosial bagi sebuah keluarga. Inilah prestasi gemilang Khadijah yang mampu menjadi konglomerat dermawan tempat banyak orang menggantungkan hidupnya.

Khadijah biasa mengupah kaum laki-laki untuk mengurus hartanya, termasuk Rasulullah sebelum diutus menjadi Nabi. Khadijah mengutus Muhammad ”kecil” untuk berdagang ke Syam. Dalam proses hubungan buruh-majikan ini, Khadijah banyak mengetahui kejujuran, kemuliaan dan kemandirian Muhammad. Profesi berdagang Muhammad ini dijalani hingga menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun.

Sebagai anak yatim-piatu Rasulullah tetap bekerja. Kegiatan ini mengandung nilai usaha yang luhur, pendidikan rohani, latihan merasakan kasih sayang kepada kaum lemah serta belajar mandiri.

Beliau merasa tidak nyaman kalau menggantungkan seluruh hidupnya pada kakeknya. Beliau ingin menunjukkan kepada masyarakat Arab waktu itu dan dunia luar bahwa walaupun kedua orang tua sudah tidak ada bukan berarti hidup akan berakhir dan tergantung pada orang lain.

Pernikahannya dengan Khadijah benar-benar membawa barokah. Khadijah adalah orang yang paling mengenal perilaku Rasulullah. Selain itu, beliau adalah orang yang pertama beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia selalu membantu di samping suaminya baik moral maupun material. Ia meringankan kesedihan suaminya dan menjadi mitra dalam kehidupan rumah tangga.

Sebagai istri Khadijah bukannya mengandalkan ekonomi suami, tetapi sebaliknya dengan sikap kemandiriannya yang tertanam sejak belum menikah dengan Rasulullah ia malah banyak membantu Rasul.

Pernah pada suatu hari para sahabat Rasul yang mau berangkat menyebarkan Islam ke luar Makkah diperintah oleh Rasul untuk menceritakan persiapan bekalnya di jalan. Sebagian sahabat malu. Dengan sikap kearifannya Rasulullah meminta Khadijah untuk memeriksa kelengkapan bekal mereka. Melihat persiapannya yang minim, Khadijah masuk ke dalam rumah dan mengambil uang dan gandum untuk dibagikan kepada para sahabat tadi. Melihat sikap Khadijah yang begitu dermawan, Rasulullah bersabda inilah pentingnya gotong royong dan kerja sama, yang mampu membantu yang tidak mampu.

Khadijah dalam pandangan Nabi adalah sosok perempuan yang selalu mengamalkan ajaran Islam yang menekankan pentingnya memberi daripada menerima (al-yadul ulya khairum minal yadis sufla) dan jangan sekali-kali menjadi beban orang orang lain, malah ringankan beban orang lain.

Disarikan dari Kitab Sirah Naawiyah karya Ibnu Hisyam oleh Bukran Effendi

Uswatun HasanahUswatun Hasanahdalam Kemandirian Ekonomi Perempuan

Tes t imony