Buku

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1

PENDAHULUANPemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu ratarata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32 F) selama seratus tahun terakhir. Hal tersebut seperti tertuang dalam gambar 1 Perkembangan kenaikan suhu dunia sebagai berikut.Gambar disamping memperlihatkan adanya Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari 1940 sampai 1980. Sehingga Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Dies Natalis UMK ke-30

1

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta modelmodel sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Jika kita runut energy untuk kehidupan berasal dari matahari yang dipancarkannya dalam bentuk sinar. Sebagaian sinar matahari adalah cahaya yang dapat kita lihat. Cahaya matahari, yang merupakan salah satu bentuk energi oleh tumbuhan hijau dirubah menjadi energy kimia yang kita dapatkan dalam gula dan zat pati, yang secara umum disebut karbohidrat. Proses perubahan energi cahaya menjadi energi kimia itu disebut fotosintesa, Dalam proses fotosintesa ini tumbuhan menggunakan bahan materi air yang diperoleh dari tanah dan gas CO2 yang didapatnya dari udara. Kecuali karbohidrat, dalam fotosintesa dihasilkan juga gas oksigen yang masuk kedalam udara Karbohidart menjadi bahan pokok pembentukan zat putih telur, vitamin dan bermacam-macam zat lagi (Otto Suemarwotro dalam Barbara Ward & Rene Dubos 1974). Permasalahan selanjutnya ketika laju pertumbuhan penduduk sangat pesat, maka penggunaan energi untuk kebutuhan hidup manusia semakin berlipat ganda, bahkan banyak memanfaatkan energy fosil, yang berakibat gas CO2 dibuang ke udara tidak dapat diserap lagi olehDies Natalis UMK ke-30

2

tumbuhan, seiring banyak hutan-hutan dirubah menjadi realstat, kawasan industri dan jalan bebas hambatan. Gas CO2 yang terjebak di Atmosfer inilah menjadi salah satu fenomena pengiur adanya pemanasan global yang disebut Global Warming. Secara rinci fenomena tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut. Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi, akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya Dengan memasukkan unsur-unsur ketidakpastian terhadap konsentrasi gas rumah kaca dan pemodelan iklim, IPCC memperkirakan pemanasan sekitar 1.1 C hingga 6.4 C (2.0 F hingga 11.5 F) antara tahun 1990 dan 2100. Model-model iklim juga digunakan untuk menyelidiki penyebabpenyebab perubahan iklim yang terjadi saat ini dengan membandingkan perubahan yang teramati dengan hasil prediksi model terhadap berbagai penyebab, baik alami maupun aktivitas manusia. Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu,Dies Natalis UMK ke-30

3

batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit apabila dibandingkan dengan minyak apalagi apabila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbon dioksida sama sekali. Muncul problem fenomena Pemanasan Global sekarang sejatinya merupakan wujud akibat yang bersifat acumulatif dari tindakan ketamakan, kerakusan manusia terhadap lingkungan alam di sekitar. Misal Pengurasan hasil-hasil tambang; penggundulan dan pembakaran hutan-hutan; penggunaan bahan bakar fosil berlebihan semua itu mengiur terjadinya pemanasan global yang dirasakan manusia sekarang. Manusia telah diingatkan dalam firman Allah: Dhoharo Alfasadu FI Albari Albahri Bimakasabat Aidiinasi ( Q Ar-Rum 41) yang artinya: Kerusakan muncul di daratan dan lautan karena ulah tangan manusia. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan punah dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstreem ini. Hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climat change) yang berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA, kemarau panjang / kebakaran hutan, DBDDies Natalis UMK ke-30

4

terkait musim. Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gasgas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain. Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca. Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto. Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Lingkungan harus juga menjadi pendekatan bagi pembangunan. Lingkungan adalah suatu masalah keadilan social dan keamanan. Penghalang bagi terciptanya pembangunan berkesinambungan sangat besar, seperti transfomormasi historis yang tidak dapat diatasi. KitaDies Natalis UMK ke-30

5

memasuki millennium suatu dunia yang sifatnya saling ketergantungan menjadi realitas sentral, namun kemiskinan absolute dan perusakan lingkungan menutupi pandangan kita, didominasi ancaman nuklir serta meningkatnya militerisasi melemahkan ideaslisme generasi muda dan keinginan untuk memimpikan kita menjadi satu. Kita harus memperoleh dukungan partisipasi semua masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, dan lebih khusus dalam alokasi sumberdaya. Mengapa demikian? Sebab kita harus menyadari bahwa tidak akan tersedia sumberdaya dalam cukup bagi semua yang diinginkan, namun apabila semua berperan serta dalam pengambilan keputusan, maka itu akan menguntungkan mereka yang paling membututuhkan dan akan mencerminkan pendapatpendapat mereka mengenai alokasi sumberdaya tersebut dan itu akan memberi kita kepastian bahwa apa yang sedang dikerjakan merupakan aspirasi sah semua orang.

Dies Natalis UMK ke-30

6

BAB 3 MENGAPA GLOBAL WARMING DAN UPAYA PENCEGAHANNYA Oleh: Taufik

1.

Kategori Bumi Ilustrasi Bumi dan Ankasa seperti tersebut dalam gambar berikut:

Gambar 1 Kategori Bumi dan Angkasa Sejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?Dies Natalis UMK ke-30

7

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca? Sebetulnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini. Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca). Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbondioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbondioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan. Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1C. Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1CDies Natalis UMK ke-30

8

karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar. Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7C. Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi populer seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya An Inconvenient Truth yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu. 2. Kerjasama Antar Negara Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya9

Dies Natalis UMK ke-30

pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).

Gambar 2 Komponen Kekuatan Radioaktif Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilaiDies Natalis UMK ke-30

10

positif dari kolom dua dan tiga berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007. Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005), tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun. Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global. Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar.Dies Natalis UMK ke-30

11

Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global. Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca pada bagian kedua tulisan ini. 3. Tanggung Jawab Manusia pada lingkungan Manusia dalam kehidupanya tergantung kepada lingkungan dan kepada sumber-sumber alam yang dapat mengembangkan kehidupan dan lembaga-lembaga social dan ekonominya. Sinar matahari, udara,air, tanah dan logam merupakan unsure-unsur yang ada di sekitar manusia yang dengan itu dapat mengembangkan kehidupannya melallui peningakatan pemahaman linngkungan. Selain sumber-sumber ini penting bagi manusia, pengelolaan yang baik dan pemeliharaanya merupakan suatu keharusan. Hal itu disebabkan karena pertambahan penduduk secara berangsur dan keterbatasan sumber-sumber daya ekonomi yang tersedia untuk memuaskan kebutuhan manusia. Bahkan manusia itu sendiri merupakan sumber ekonomi dan sosial, maka pengembangannya harus berlangsung secara pikiran dan peradaban supaya beradaptasi dengan lingkungan untuk dapat mencapai tujuan wujudnya dan pembauran antara manusia dengan lingkungan atau konsep kapan12

Dies Natalis UMK ke-30

imanen dan kapan pula transenden harus seimbangang, demi kepentingan umat m,anusia dan lingkungan secara holistic. Manusia telah diingatkan dalam firman Allah: Dhoharo Alfasadu Fi Albari Wa Albahri Bimakasabat Aidiinasi ( Q ArRum 41) yang artinya: Kerusakan muncul di daratan dan lautan karena ulah tangan manusia Muncul problem fenomena Pemanasan Global sekarang sejatinya merupakan wujud tindakan ketamakan, kerakusan manusia terhadap lingkungan alam di sekitar. Misal Pengurasanhasil-hasil tambang; penggundulan dan pembakaran hutan-hutan; penggunaan bahan bakar fosil berlebihan semua itu mengiur terjadinya pemanasn glbal yang dirasakan manusia sekarang. Jauh hari pada abad ke enam masehi tepatnya zaman Rosul Nabi Muhammad, S A W. telah mengajarkan kepada umat baik dalam Qur an maupun Hadis, yaitu: Wahuwaladzii Anasya Janatin Marusatin Waghoiro maruf satin Wannahla Waalyar a Muktalifan Ukuluhu Waalyituna Walrumana Mutasabihan Waghoiro Mutasbihin Kuluu min samarotihi Idza asmaro Wa antu haqqohu yauma Hashodihi Wallatusrifu Inahu llayuuhibbu Almusrifiina, ( Q Al-Anam 141) Yang artinya : Ia-lah yang membangun beberapa bidang kebun yang bejrujung dan tidak berjujung, pohon korma, tanaman yang bermacam-macam buahnya, zitun dan delima, yang serupa dan yang tidak serupa. Makanlah buahnya bila ia telah berbuah, dan keluarkan haknya pada masa panen dan janganlah boros, Allah sesungguhnya tidak mencintai orang-orang yang boros Pelajaran dari ayat Quran itu Allah S.W.T menghubungkan antara pengeluaran zakat hasil pertanian pada saat panen yang bermakna harus ada keseimbangan social atau distribusi produksi dari yang punya terhadap mereka yang tak berpunya. BahkanDies Natalis UMK ke-30

13

manusia di ajarkan untuk hemat atau berperilaku tidak boros. Hal itu juga diperbincangkan dalan hadis Rosul antara lain: Ladhoro Waladhiroro, Tidak rusak dan tidak merusak Kemudian juga menegaskan dalam pengertian yang sama Layuhilu lisulmi Anyaru u Musliman, yang artinya Tidak halal bagi seorang Muslim untuk menggerogoti Muslim yang lain Dengan demikian penggerogotan adalah jalan pintas untuk membekukan produksi manusiawi, dan selanjutnya menanamkan keputusan dalam diri serta pemadaman semangat kerja yang produktif. Berdasarkan pembahasan ini dapat dikatakan bahwa lingkungan alam semesta merupakan kerangka kehidupan manusia dan dari kerangka itu ia mendapatkan penunjang penunjang kehidupannya, berupa pangan, sandang, obat-obatan dan papan; dan dalam kerangka ini Manusia sebaiknya melalukan hubunganhubungan baik dengan Allah, sesama manusia, dan dengan Alam ( Hablum minallah; Hablumminas dan Hablumminal Alam) 4. Langkah konkrit Umat Manusia pada Fenomena Pemanasan Global Kita semua mengetahui bahwa pemanasan global sedang terjadi. IPCC melaporkan penelitiannya bahwa 0,15 - 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas,14

Dies Natalis UMK ke-30

sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia. Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daera-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya. Yah,,,kita semua sudah mengetahui itu dan sebagian orang tetap mencoba untuk memberitahukan bahwa kejadian ini benarbenar sedang terjadi namun tetap tidak sedikit orang yang masih tidak peduli. Mungkin karena kita masih merasa nyaman dengan keadaan sekarangbisa menikamti semuanya mulai dari makanan, air, udara, daratan yang sukup untuk bermain bola, sosial yang masih cukup damai, dll Yahitu saat inilalu bagaimana jika 10 tahun lagi, atau 20 tahun, atau sampai 30 tahun lagi. Saya tahu tidak akan terjadi perubahan yang signifikan saat ini karena kita semua masih menganggap ini hal yang biasa, tapi saya akan menjadi manusia yang sangat bodoh jika saya tidak terus mencoba untuk menginformasikan ini. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Ada beberapa cara mudah yang bisa kita lakukan, yaitu ; 1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).Dies Natalis UMK ke-30

15

2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet). 3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%). 4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C). 5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll). 6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan waterheater. 7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda. 8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon. 9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara). 10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu). 11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali. 12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.

Dies Natalis UMK ke-30

16

Ilustrasi teknologi mengurangi pemanasan global Sebagai upaya untuk mencegah berlarutnya pemanasana global, sesungguhnya manusia telah memiliki kemampuan teknologi ramah lingkungan yang dapat mengendalikan laju pemanasan global, yang dapat di ilustrasiakan dalam peraga sebagi berikut.

Gambar 3 sumber energi terbarui Daftar Refrensi Abdul Hadi Ali An-ajjar, 1987., Pencemaran Lingkungan Dalam Pandangan Islam, Minaret, Jakarta Suryani, Muhammad., 1991., Lingkungan dan Kependudukan, UI Pres, Jakarta. Taufik., 2007., Pemgelolaan Limbah dan Sikap masyarakat dalam Kebersihan Lingkungan, MAWAS vol 22 Desember 2007, Lemlit UMK, Kudus Taufik., 2009 Pemberdayaan Ekonomi Penduduk DAS Gelis Dalam mendukung Manajemen Sungai Gelis, Sosial Budaya Lemlit UMK, KudusDies Natalis UMK ke-30

17

Artikel Terkait

Earth: Lets Fall In Love With Our Lucky Planet Again "Of all the planets in our universe, there is only one we know can support life. Just the right dist... Dalam Rangka Memperingati Hari Bumi: Inconvenient Truth Kelas Filsafat Sains Program Magister Astronomi ITB mengadakan kegiatan (bagian dari diskusi rutin p... Global Warming 2007, Tahun Terpanas Kedua di Bumi Menurut para ahli klimatologi di NASA, tahun 2007 merupakan tahun kedua terpanas pada abad ini, bers...

Dies Natalis UMK ke-30

18

BAB KEBIJAKAN PENGATURAN LINGKUNGAN GLOBAL DAN NASIONAL1Subarkah,SH.MHum2

Pendahuluan : Kesadaran terhadap masalah lingkungan berupa kesadaran terhadap kemunduran kualitas lingkungan, yang diakibatkan oleh pencemaran, pengrusakan, dan gangguan. Kesadaran itu timbul pada tataran global/internasional yang dituangkan/dinyatakan dalam Deklarasi, Konvensi, Kesepakatan, dan pembentukan kelembagaan dunia regional, serta nasional. Masalah-masalah global yang muncul dalam kerangka hubungan antar bangsa dan masalah-masalah nasional timbul dalam rangka internal masing-masing Negara, baik dimensi public maupun privat karena berbagai kepentingan yang terkait tidak saja kepetingan kolektif (Collective Rights) tetapi juga berkaitan dengan hak dan kepentingan indivual (Individual Rights), oleh karenanya pelaku perusakan lingkungan dapat pula besifat individual (Individual Crime), kolektif (Collective Crime) mapun dilakukan oleh badan hukum ( Corporate Crime); Dengan demikian kerusakan lingkunganpun yang semakin luas tidak hanya alam,flora danfauna ( The Ecological Approcah) tetapi juga masa depan generasimanusia yang memungkinkan menderita akibat kerusakan mutu lingkungan hidup Kasadaran Global/Internaional

1

Disajilkan dalam diskusi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Universitas Muria Kudus ke 30 2 Sttaf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Muria Kudus

Dies Natalis UMK ke-30

19

Kita melihat sejauh ini menurut laporan Bank Dunia pada tahun 2001 kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam masa transisi dengan bebrapa cotoh sebagai berikut :3 Deforestasi (Kalimantan, Sumatera, Sulawesi & Papua antara 8597, 1,7 juta hektar/tahun (estimasi Dephut 0,6 - 1,3 juta hektar/tahun) Illegal logging 1994-1997, 20 juta m/tahun (modus: menebang kayu di kawasan lindung oleh pihak ketiga, melanggar ketentuanketentuan HPH,dll); Kebakaran hutan (1997-1998), areal yang terbakar 9,7 juta hektar (4,8 juta hektar areal hutan). Kerugian ekonomi 9,3 milyar dolar US dan 7,9 juta dolar US merupakan beban masyarakat dan dunia usaha. 1,4 juta dolar US merupakan beban global yang diakibatkan oleh perubahan iklim global. Penyebab: 34 % diakibatkan oleh konversi lahan skala besar; 25 % peladang berpindah; 17 % pertanian; 14 % kelalaian manusia dan konflik masyarakat dengan pemegang konsesi; 8 % proyek transmigrasi; dan 1 % diakibatkan oleh alam; Perusakan terumbu karang pada sumber daya perikanan dan kelautan, 7% dalam keadaan baik, 70% dalam keadaan yang sangat rusak (OJL-LIPI) Kasus-kasus pertambangan yang berdampak pada ekosistem dan kehidupan masyarakat (Freeport, Newmont Minahasa, Kelian Equatorial Mining, Antam, Dll; Pencemaran air permukaan, air bawah tanah, dan udara (industri maupun kendaraan bermotor)

3

Indonesian centre for Environmental Law (ICEL)

Dies Natalis UMK ke-30

20

Demikian juga terjadi pemanasan global atauGlobal Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.4 Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32 F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca.Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Pemanasan Global atau Global Warning salah satunya disebabkan oleh rumah kaca yang berakibat :5 Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasukcahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lainuap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat;4 5

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global Ibid

Dies Natalis UMK ke-30

21

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya; Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 C (59 F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 C (59 F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

Kesadaran global/Internasional akan lingkungan hidp ketika diadakan konferensi Internasional tentang lingkungan hidup manusia yang diselenggarakan di Stockholm Swedia pada tanggal 5-16 Juni 1972yang diikuti oleh 113 Negara dan bebrapa puluh peninjau. Hasil konferensi ini lazim disebut dengan Stockholm declaration, 6yang melahirkan 26 prinsip/asas dimanaPrinsip I Deklarasi Stockholm 1972 : di katakana Setiap manusia memiliki hak fundamental atas lingkunganyang sehat dan layak bagi kehidupandan Setiap manusia bertanggung jawab untuk melindungilingkungan demi kepentingan generasi kini danmendatang. Namun demikian hasil konferensi Stockholm tidak efektif karena karusakan lingkugan masih terus terjadi baik di Negara maju maupun dunia ketiga, hal ini membuat keprihatinan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kemudian membentuk apa yang dinamakan dengan World Commission on Environment and Development yang pada akhirnya melahirkan bebrapa konsep salah satunya adalah Sustaineble Development7 dimana dikatakan berbagai pengembangan6

Harun M.Husein Lingkungan Hidup, Masalah, Pengelolaan dan Penegakan ukumnya PT.Bumi Aksara 1993 hal.3 7 sumantri

Dies Natalis UMK ke-30

22

sektoral,seperti: pertanian, kehutanan,industry, energy, perikanan, investasi, perdagangan, bantuan ekonomi, memerlukan sumber daya alam yang harus dilestarikan kemampuannya untuk menunjang proses pembangunan secara berkelanjutan.8 Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca.9Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksudini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto. Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas. Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, George W. Bush mengumumkan bahwa perjanjian untuk pengurangan karbon dioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar.Ia juga menyangkal dengan menyatakan bahwa negara-negara berkembang tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan karbon dioksida ini. Kyoto Protokol tidak berpengaruh apa-apa bila negaranegara industri yang bertanggung jawab menyumbang 55 persen dari8 9

Op Cit hal. 4 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

Dies Natalis UMK ke-30

23

emisi gas rumah kaca pada tahun 1990 tidak meratifikasinya.Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika tahun 2004, Presiden RusiaVladimir Putin meratifikasi perjanjian ini, memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini mulai 16 Februari 2005. Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini dilaksanakan segera, ia hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama karena negaranegara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh dari emisi gas rumah kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat kuat.Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama dikemukakan oleh industri minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil.Para penentang ini mengklaim bahwa biaya ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300 milyar dollar AS, terutama disebabkan oleh biaya energi. Sebaliknya pendukung Protokol Kyoto percaya bahwa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 milyar dollar AS dan dapat lebih kurang lagi serta dikembalikan dalam bentuk penghematan uang setelah mengubah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri yang lebih effisien. Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi.Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan.Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida. Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler untuk menegoisasikan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan pinalti yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. ParaDies Natalis UMK ke-30

24

negoisator merancang sistem dimana suatu negara yang memiliki program pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon.Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti Belanda, dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih rendah.Rusia, merupakan negara yang memperoleh keuntungan bila sistem ini diterapkan.Pada tahun 1990, ekonomi Rusia sangat payah dan emisi gas rumah kacanya sangat tinggi. Karena kemudian Rusia berhasil memotong emisinya lebih dari 5 persen di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk menjual kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di Uni Eropa. Protokol Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global. Nama resmi persetujuan ini adalah Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto mengenai Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim).[1] Ia dinegosiasikan di Kyoto pada Desember 1997, dibuka untuk penanda tanganan pada 16 Maret1998 dan ditutup pada 15 Maret1999. Persetujuan ini mulai berlaku pada 16 Februari2005 setelah ratifikasi resmi yang dilakukan Rusia pada 18 November2004.Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 C dan 0,28 C pada tahun 2050. (sumber: Nature, Oktober 2003)

Dies Natalis UMK ke-30

25

Kesadaran Nasional Kita tak hendak melihat kesadaran nasional Negara tetangga kita aan tetapi kita lihat pengaturan mengenai pengaturan lingkungan hidup Indonesia; Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215) telah menandai awal pengembangan perangkat hukum sebagai dasar bagi upaya pengelolaan lingkungan hidup Indonesia sebagai bagian integral dari upaya pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Dalam kurun waktu lebih dari satu dasawarsa sejak diundangkannya Undang-undang tersebut, kesadaran lingkungan hidup masyarakat telah meningkat dengan pesat, yang ditandai antara lain oleh makin banyaknya ragam organisasi masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup selain lembaga swadaya masyarakat.Terlihat pula peningkatan kepeloporan masyarakat dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga masyarakat tidak hanya sekedar berperanserta, tetapi juga mampu berperan secara nyata.Sementara itu, permasalahan hukum lingkungan hidup yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat memerlukan pengaturan dalam bentuk hukum demi menjamin kepastian hukum. Di sisi lain, perkembangan lingkungan global serta aspirasi internasional akan makin mempengaruhi usaha pengelolaan lingkungan hidup Indonesia. Dalam mencermati perkembangan keadaan tersebut, dipandang perlu untuk menyempurnakan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan berciri Nusantara, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan upaya pengelolaannya secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah nasional dapat terjaga keberlanjutannya demi terwujudnyaDies Natalis UMK ke-30

26

kesejahteraan umum dan keadilan social sesuai dengan landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;Demikian filosofi yang menjadi konsideran dalam UndangUndang no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. UU No. 23 Tahun 1997 ini dibentuk sebelum perubahan UUD 1945, oleh karena itu konsiderans, jalan pemikiran dan materi muatannya difungsikan untuk melaksanakan Aturan Hukum Dasar UUD 1945 sebelum perubahan, dan oleh karena itu UU ini perlu disesuaikan dengan semangat dan materi perubahan UUD 1945, atau berbagai UU yang sekarang berlaku dan/atau pembentukan UU masa datang di bidang lingkungan hidup disesuaikan dengan UUD 1945 perubahan. Hal itu karena mengenai lingkungan hidup telah menjadi Aturan Hukum Konstitusional baik dalam rangka HAM, perekonomian nasional, dan kesejahteraan rakyat, maupun dalam rangka otonomi daerah sebagaimana diatur dalam berbagai Pasal berikut ini. a. Pasal 18B ayat (2) mengatur bahwa : Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. b. Pasal 28C ayat (2) bahwa : Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. c. Pasal 25A bahwa : Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undangundang. d. Pasal 28F bahwa : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untukmengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.Dies Natalis UMK ke-30

27

e. Pasal 28H ayat (1) bahwa : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. f. Namun sesuai Pasal 28J bahwa : (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. g. Pasal 33 mengatur bahwa : (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabangcabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Pasal 34 mengatur bahwa : (1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. (2) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.Dies Natalis UMK ke-30

28

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Oleh karena itu, selain yang telah dikemukan di depan, Sistem Hukum Lingkungan Hidup Indonesia barang tentu perlu disesuaikan dengan semangat perubahan UUD 1945 dan Aturan Hukum Dasar dalam Pasal-pasal UUD 1945. Dalam konsideran Undang-Undang no.23 tahun 1997 dikatakan: Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Kita perhatikan juga undang-undang no.32 tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolan lingkungan hidupsebagai pengganti UndangUndang no.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ,tidak bi kita lepaskan dalam membangunan karena menyangkut dua hal yang saya sampaikan diatas yaitu lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, tentunya lingkungan hidup yang baik dan sehat serta pembangunan yang berwawasan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat. Tentunya masyarakat dan Pemerintah sangat memahami pentingnya pembangunan nasional karena itu orientasi pembangunan tersebut sudah melalui setidaknya Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) dengan memperhatikan asas-asas seperti keserasian dan keseimbangan, keteraduan, manfaat, ekoregion, partisipatif,kearifan local dalam paradigm baru dimana penguatan tata kelola pemerintahan yang baik dan penguatan otonomi daerah. Sedangkan asas-asas sebagaimana diatas dapat dilihat dalam penjelasan pasal demi pasal dimana yang dimaksud dengan asasDies Natalis UMK ke-30

29

keserasian dan keseimbangan adalah bahwa pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan serta pelestarian ekosistem, yang terkait dengan beberapa asas berikut. asas keterpaduan adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait. asas manfaat adalah bahwa segala usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras dengan lingkungannya. asas keadilan adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara, baik lintas daerah, lintas generasi, maupun lintas gender. asas ekoregion adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal. asas partisipatif adalah bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung. asas kearifan lokal adalah bahwa dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat. asas tata kelola pemerintahan yang baik adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan. asas otonomi daerah adalah bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di bidangperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup denganDies Natalis UMK ke-30

30

memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses demikian senantisa diinformasikan pada masyarakat dan khususnya pada mereka yang terkena proyek kegiatan agar tidak dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab demi keuntungan pribadi. Daftar Kepustakaan : Hukum Tata Linkungan Husen M.Harun Lingkungan Hidup, Masalah, Pengeloaan dan Penegakan Hukumnya Indonesian Centre for Environmental Law (ICEL) Encyclopdia bebas : http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global Undang-Undang Dasar 1945 dengan amandemenya Undang-Undang no. 4 tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolan Lingkungan Hidup. Undang-Undang no. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dies Natalis UMK ke-30

31

PEMBUDIDAYAAN HUTAN KOTA DALAM MENGANTISIPASI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL DI RUANG LINGKUP PERKOTAAN Yeni Verayanti 10

A. LATAR BELAKANG Pemanasan global merupakan proses pemanasan pada bagian atmosfer karena untuk menghangatkan tumbuhan dari suhu yang dingin, sehingga tumbuhan dapat bertahan pada musim dingin. Cahaya matahari yang masuk ke bumi akan ditahan oleh lapisan ozon agar sinar yang masuk ke dalam bumi adalah sinar yang tidak membahayakan bagi makhluk hidup dan lapisan ozon akan mempertahankan suhu bumi agar tetap stabil. Radiasi sinar matahari yang masuk ke bumi dalam bentuk gelombang pendek yang menembus atmosfer bumi kemudian berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai ke permukaan bumi, sebagian gelombang dipantulkan kemali ke atmosfer. Akan tetapi tidak semua gelombang panjang yang dipantulkan kembali oleh bumi dapat menembus atmosfer menuju ruang angkasa luar karena dihadang dan diserap oleh gas-gas yang berada di atmosfer yang disebut gas rumah kaca. Peristiwa alam ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK). Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca secara signifikan, sehingga menyebabkan akumulasi panas di atmosfer yang mempengaruhi

10

Yeni Verayanti, 200831091, Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus

Dies Natalis UMK ke-30

32

sistem iklim global. Hal ini menyebabkan naiknya temperatur ratarata bumi yang dikenal dengan Global Warming. Perubahan iklim juga akan menyebabkan pergeseran musim. Musim kemarau akan berlangsung lama dan dapat menyebabkan kekeringan, sehingga kebakaran hutan meningkat. Kebakaran hutan akan menyebabkan gas CO yang berbahaya bagi manusia banyak terbentuk dan ikut masuk dalam saluran pernapasan manusia ketika sedang bernapas. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah serta warga masyarakat sekitar, khususnya di daerah perkotaan adalah dengan membangun dan mengembangkan Hutan Kota. Sesuai dengan peraturan Menteri Kehutanan No. P.3/Menhut-V/2004, yang merupakan salah satu pedoman teknis dari Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pengembangan hutan kota sangat berperan penting untuk mencegah peningkatan efek rumah kaca tiap tahun. Paling tidak akan mengurangi pencemaran udara, terutama di wilayah perkotaan yang mayoritas mempunyai bangunan maupun industri yang sangat memberi dampak negatif terhadap atmosfer bumi. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca kaitannya dengan bumi? 2. Bagaimana proses mekanisme terjadinya efek rumah kaca? 3. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh pemanasan global? 4. Apa keterkaitan antara budidaya hutan kota dengan pemanasan global? 5. Apa saja manfaat pelestarian hutan kota? 6. Bagaimana cara pemeliharaan dan perlindungan hutan kota?

Dies Natalis UMK ke-30

33

C. PEMBAHASAN 1. Pengenalan Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, merupakan sebuah proses dimana atmosfer memanaskan sebuah planet. Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda, yaitu efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca yang terjadi akibat aktivitas manusia. Efek rumah kaca (Greenhouse Effect) adalah salah satu fenomena yang dianggap sebagai penyebab terbesar dari Global Warming. Secara alami, proses efek rumah kaca sangat diperlukan untuk kehidupan di Bumi. Panel gas rumah kaca di atmosfer menangkap panas matahari agar tidak seluruhnya terlepas ke angkasa. Hal ini menyebabkan Bumi terasa hangat, tidak dingin dan beku. Masalah terjadi ketika konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meningkat secara berlebihan. Akhirnya, gas rumah kaca menghalangi panas matahari yang seharusnya dikeluarkan. Gas-gas rumah kaca yang membentuk lapisan di atmosfer. Gas rumah kaca yang paling besar adalah CO2 yang berasal dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam). Selain itu, ada metana (CH4) berasal dari areal persawahan, pelapukan kayu, timbunan sampah, proses industri, dan eksplorasi bahan baker fosil, Nitrous Oksida (N2O) yang berasal dari kegiatan pertanian atau pemupukan, transportasi, dan proses industri, Hidroflourokarbon (HFCs) berasal dari sistem pendingin, aerosol, pelarut, dan pemadam kebakaran, serta Perflourokarbon (PFCs) serta Sulfurheksafluorida (SF6) yang berasal dari proses industri.

Dies Natalis UMK ke-30

34

2. Mekanisme Terjadinya Efek Rumah Kaca Bagi Bumi Mekanisme terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut: Bumi secara langsung menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif (Holum, 1998: 237). Sinar tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari, kemudian radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai di permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya. Namun, dalam (Petrucci dan Harwood, 1997: 260) menyatakan bahwa sebagian energi yang diserap diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Radiasi inframerah yang dipancarkan bumi ini ada yang dapat melewati atmosfer dan terbebaskan ke ruang angkasa. Tetapi sebagian radiasi inframerah tersebut diserap oleh gas-gas dalam atmosfer yang lazim disebut gas rumah kaca. Energi yang diserap tersebut kemudian ditahan dalam atmosfer sehingga menghasilkan efek hangat. Gambar proses pemanasan global Sedangkan dalam Anonimus (tanpa tahun) menyatakan bahwa energi yang masuk ke bumi 25% akan dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap awan, 45% diadsorpsi permukaan bumi, dan 5%Dies Natalis UMK ke-30

35

dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya untuk dikembalikan ke permukaan bumi. 3. Dampak-Dampak Pemanasan Global Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap CO2 di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, serta munculnya wabah penyakit dari bakteri dan virus yang berkembang pesat karena adanya perubahan temperatur dan curah hujan.

Gambar 2: Asap kendaraan menyebabkan kenaikan suhu di perkotaanDies Natalis UMK ke-30

36

4. Keterkaitan Antara Budidaya Hutan Kota Dengan Pemanasan Global Pengertian hutan kota berbeda dengan pengertian hutan yang dipahami selama ini. Hutan kota diharapkan dapat mengatasi masalah lingkungan di perkotaan dengan menyerap hasil negatif yang disebabkan aktivitas kota. Aktivitas kota dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahun. Hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalur, menyebar, atau bergerombol (menumpuk) dengan struktur menyerupai hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan satwa dan menimbulkan lingkungan sehat, nyaman, dan estetis. Hasil negatif kota antara lain meningkatnya suhu udara, menurunnya kelembaban, kebisingan, debu, dan polutan lainnya. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah serta warga masyarakat sekitar, khususnya di daerah perkotaan adalah dengan membangun dan mengembangkan Hutan Kota. Sesuai dengan peraturan Menteri Kehutanan No. P.3/MenhutV/2004, yang merupakan salah satu pedoman teknis dari Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota. Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya (IPTEKS) yang pesat telah menyebabkan peta ekonomi dan politik dunia berubah secara mendasar, membawa tantangan, masalah dan peluang, serta harapan baru. Semakin banyak bermunculan fenomena masalah lingkungan di perkotaan seperti suhu udara yang semakin meningkat, tingkat polusi udara semakin tinggi, rusak atau hilangnya berbagai habitat yang diikuti menurunnya keanekaragaman flora dan fauna, hilang dan rusaknya pemandangan, serta berbagai macam masalah sosial.

Dies Natalis UMK ke-30

37

Gambar 3: Rusaknya tanah akibat sistem penebangan pohon yang sembarangan, sedangkan pemanasan global meningkat Misal, pembangunan fisik kota Jakarta seperti pemukiman terus berkembang, mulai dari gubuk-gubuk liar, bangunan sederhana sampai super canggih, yang dilengkapi pusat-pusat perdagangan, dan transportasi umum. Semua yang dikemukakan ini telah menimbulkan masalah dan kekawatiran, karena semua pembangunan menyebabkan semakin berkurangnya Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK). Kita yang berada di kota-kota terutama yang padat penduduknya sangat merasakan iklim yang sudah tidak menentu. Pada musim kemarau bisa dengan tiba-tiba terjadi hujan lebat sekali, bahkan menyebabkan banjir. Begitu pula pada saat musim hujan dapat terjadi kemarau panjang dan suhu kota terasa semakin panas. Vegetasi dalam ekosistem berperan sebagai produsen pertama yang mengubah energi surya menjadi energi potensial.Dies Natalis UMK ke-30

38

Energi tersebut sebagai sumber hara mineral dan pengubah terbesar lingkungan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Penghijauan perkotaan merupakan salah satu usaha pengisian Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang perlu ditingkatkan bentuk dan strukturnya menjadi hutan kota. 5. Manfaat Hutan Kota Menurut Irwan, (2005: 15-16) menyatakan bahwa ada manfaat pemeliharaan hutan kota bagi masyarakat perkotaan sebagai berikut: (1) Hutan kota mempunyai fungsi seperti menurunkan suhu, mengikat CO2 dan mengeluarkan O2 sebagai pelindung mata air atau peresapan air tanah, perlindungan terhadap debu, angin, kebisingan, dan memberi iklim mikro. (2) Hutan kota dapat menyerap hasil negatif dari kota dan memberi bahan baku kepada kota sehingga terjadi keseimbangan bahan antara kota dan hutan kota; meningkatkan kualitas lingkungan kota, serta menimbulkan udara yang sehat, nyaman, dan estetis. (3) Hutan kota dapat menjadi habitat satwa dan tempat pelestarian plasma nutfah. (4) Hutan kota dapat menjadi area interaksi sosial seperti sarana rekreasi dan pendidikan atau sebagai laboratorium hidup dan tempat interaksi sosial lainnya. (5) Hutan kota dapat mengendalikan erosi oleh angina maupun oleh air dan mengendalikan air tanah. (6) Hutan kota sebagai sumber ekonomi dan kesejahteraan manusia dan makhluk lainnya. 6. Cara Pemeliharaan Dan Perlindungan Hutan Kota Pemeliharaan hutan kota dilaksanakan dalam rangka menjaga dan mengoptimalkan fungsi dan manfaat hutan kota melaluiDies Natalis UMK ke-30

39

optimalisasi ruang tumbuh, pemilihan tanaman dan peningkatan kualitas tempat tumbuh, termasuk juga dalam pemeliharaan dan perlindungannya. 1. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman merupakan kegiatan rutin perlu dilaksanakan secara terus menerus. Pemeliharaan harus dibuatkan perencanaan yang matang, menurut tahapan pertumbuhan tanaman dan sesuai dengan sifat-sifat tanaman dan fungsinya. Oleh karena itu rencana pemeliharaan tanaman perlu dibuat tersendiri dan bersifat teknis operasional. Pada dasarnya pemeliharaan hutan dapat dilakukan secara minimal jika hutan kota tersebut telah terbangun atau terbentuk. Masalah utama pada hutan kota yang telah terbangun adalah kekeringan pada musim kemarau. Jadi, pemeliharaan utama hutan kota adalah penyiraman. Pemeliharaan penting pada pembangunan hutan kota adalah pada saat tanaman berumur kurang dari dua tahun. Meliputi kegiatan antara lain: 1) Pemupukan Kegiatan pemupukan dilakukan untuk membantu mempercepat pertumbuhan tanaman. Kegiatan pemupukan pertama kali dilakukan pada saat tanaman ditanam dengan menggunakan pupuk kompos kemudian dilanjutkan setelah tanaman berumur satu bulan, dengan pupuk oganik. Bagi tanaman yang tumbuhnya tidak normal atau kerdil perlu dipupuk dengan dosis pupuk yang lebih tinggi. 2) Penyiangan Penyiangan dimaksudkan untuk memberikan ruang tumbuh dan menghilangkan persaingan dengan tumbuhan pengganggu atau gulma yang tumbuh diDies Natalis UMK ke-30

40

sekitar batang sehingga tanaman pokok dapat hidup dan tumbuh dengan lebih baik. 3) Penyulaman Untuk mengganti tanaman yang mati setelah penanaman, perlu dilakukan penyulaman sehingga tidak terlihat adanya sebagian lahan yang terbuka karena tanamannya mati. Penyulaman dapat dilakukan paling lambat satu bulan setelah penanaman sehingga variasi pertumbuhan tinggi tidak terlalu jauh berbeda, sebab apabila berbeda tinggi tanaman akan terlihat tidak seragam. Tanaman yang ditemukan mati dapat diberi tanda pada ujung akhir tanaman tersebut agar pelaksanaan penyulaman dapat dengan mudah dilakukan tanpa harus mencari-cari tempat tanaman yang mati. Jika jenis-jenis tanaman yang dipilih adalah jenis-jenis tanaman yang memerlukan cahaya penuh dalam proses, maka perlu dilakukan monitoring dan pengecekan secara rutin. Adapun cara-cara dan waktu pelaksanaan penyiangan: a) Penyiangan melingkar dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan dengan pertimbangan bahwa vegetasi yang tumbuh di sekitar tanaman sudah cukup banyak dan sudah mengganggu tanaman pokok. b) Penyiangan sistem jalur digunakan di kawasan RTH bagi tanaman dengan jarak tanam rapat yaitu dengan cara melakukan pembabatan gulma sepanjang jalur tanaman selebar dua meter dan dilakukan satu bulan setelah penanaman. Penyiangan dengan cara ini diulangi lagi setiap dua bulan dan demikian seterusnya hingga tajuk tanaman pokok menutupi lantai tanah. c) Penyiangan sistem total dilakukan satu tahun sekali setelah tanaman berumur satu bulan dengan pertimbangan bahwa kondisi gulma sudah cukup lebatDies Natalis UMK ke-30

41

dan rata-rata sudah mencapai setengah tinggi tanaman pokok, sehingga dengan dilakukan penyiangan menggunakan cara ini pertumbuhan tanaman pokok akan lebih leluasa baik pertumbuhan diameter maupun percabangannya. Penyiangan perlu dilakukan setiap bulan sampai tanaman pokok dapat tumbuh stabil. 2. Perlindungan Hutan Kota Perlindungan dan pengamanan hutan kota sebagaimana bertujuan untuk menjaga keberadaan dan kondisi hutan kota agar tetap berfungsi secara optimal. Perlindungan dan pengamanan hutan kota dapat dilakukan melalui upaya pencegahan dan penanggulangan: a. Kerusakan lahan b. Pencurian fauna dan flora c. Kebakaran d. Hama dan penyakit D. KESIMPULAN Seiring dengan perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dan Budaya) yang berkembang pesat di perkotaan dan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia tiap tahunnya, mengakibatkan dampak yang sangat riskan sekali yang sering kali tidak disadari oleh manusia. Pemanasan global sudah bisa dirasakan gejala-gejalanya. Cuaca dan temperatur yang semakin naik, hal ini dikarenakan adanya pembangunan pabrik-pabrik di lahan perkotaan besar dan sistem transportasi yang sangat banyak menghasilkan polusi udara sehingga tidak jarang banyak wabah penyakit yang timbul, seperti Jakarta. Pembangunan hutan kota menyangkut masalah ketersediaan lahan yang berhubungan dengan masalah tata ruang kota. Masalah ketersediaan lahan untuk hutan kota, serta bagaimana mengefektifkan pemanfaatan lahan yangDies Natalis UMK ke-30

42

tersedia merupakan kunci dalam pembangunan hutan kota. Lahan semakin hari semakin berharga, semakin mahal, dan semakin sedikit untuk hutan kota sehingga sering terjadi perebutan kepentingan dalam penggunaan lahan dari berbagai sektor aktivitas kota. Dalam situasi ini, lahan yang sudah tersedia untuk hutan kota sewaktuwaktu diguna-alihkan untuk kepentingan lainnya. Tidak ada jaminan persediaan lahan untuk hutan kota yang sudah dialokasikan. E. SARAN Hutan kota yang sudah ada di lokasi-lokasi tertentu perlu disempurnakan atau dikembangkan agar dapat ditingkatkan fungsinya, yaitu dengan menanam jenis vegetasi yang meningkatkan struktur seperti semak, perdu, dan lainnya. Perlu ditumbuhkan persepsi yang sama tentang hutan kota, baik dari para perancang, pengambil kebijakan, dan masyarakat sehingga mereka yang mendapat manfaat dari hutan kota itu mempunyai motivasi dan inisiatif untuk mengelola dan memeliharanya. Agar lebih memasyarakatkan fungsi dan peranan hutan kota untuk penanggulangan masalah lingkungan, perlu penyebarluasan dan publikasi tentang hutan kota baik oleh instansi pemerintah maupun swasta sehingga setiap lapisan masyarakat siap untuk melaksanakan pembangunan hutan kota.

DAFTAR PUSTAKA Irwan, Zoeraini Djamal. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: Bumi Aksara. www.dampak pemanasan global bagi kehidupan manusia.com www.peranan hutan kota dalam menjaga keseimbangan lingkungan.com

Dies Natalis UMK ke-30

43

PEMANASAN GLOBAL DAN PERILAKU MANUSIA Oleh: Mochamad Widjanarko 11 Akan tiba suatu masa, di mana ikan-ikan mati di dalam air, burung-burung jatuh dari udara, air menghitam, dan pohon-pohon tidak lagi ada. Umat manusia yang tersisa nyaris binasa ............ (Greenpeace) . Green Psychology adalah istilah yang dipakai oleh Ralph Metzner (2000), pendiri dari Green Earth Foundation di Amerika untuk menamai suatu gerakan dalam psikologi yang bertujuan menyelaraskan hubungan diantara kemanusiaan dan bumi atau alam (earth). Sebenarnya sebelum Metzner, beberapa psikolog telah mengembangkan Ecopsychology yang mulai dikenal sejak tahun 1990an sebagai gerakan intelektual dan sosial yang mencoba mengerti dan menyembuhkan hubungan manusia dengan bumi. Bidang ilmu ini mempelajari proses-proses psikologis yang mengikat manusia dengan bumi ataupun sebaliknya yang mengasingkan manusia dari bumi. Fokus utama ecopsychology sejauh ini adalah integrasi pemikiran-pemikiran psikologis kedalam gerakan lingkungan. Gerakan ini mendapat perhatian publik dengan dipublikasikannya buku The Voice of Earth karya Theodore Roszak (1992). Metzner lebih suka memakai istilah Green Psychology karena menurutnya istilah Ecopsychology memberi kesan munculnya suatu aliran baru di psikologi yang sejajar dengan Psikologi Klinis, Perkembangan, Sosial, dll, padahal Green Psychology lebih merupakan suatu gerakan seperti misalnya Greenpeace, Go Green, Green Environment yang menawarkan reorientasi sikap manusia dari yang antroposentris menjadi totalitas lebih dari dunia manusia, more than human world. Namun dalam

11

Staf Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus dan Peneliti di Muria Research Center (MRC) Indonesia

Dies Natalis UMK ke-30

44

perkembangan selanjutnya, Metzner akhirnya menyatakan bahwa Green Psychology sama saja dengan Ecopsychology. Ecopsychology Kita hidup didalam budaya ekologis yang destruktif. Ahli budaya yang beraliran ekologi telah mengidentifikasi berbagai cara masyarakat urban-industri menciptakan perasaan keterpisahan dari tanah dan menjuruskan manusia kearah tindakan-tindakan yang secara ekologis tidak berkelanjutan. Mutu budaya yang paling merusak dunia adalah juga yang paling merusak jiwa manusia. Kekuatan sosial seperti sentralisasi kekuasaan dan digantikannya keberagaman budaya dengan budaya tunggal korporasi menurunkan kemampuan manusia untuk memiliki interaksi yang bermakna dan menyehatkan dengan sesama dan dengan dunia bukan manusia. Para ilmuwan lingkungan mewaspadai bahwa kesehatan bumi ini dengan cepat menurun dan penyebab utamanya adalah krisis pada perilaku manusia. Penyebab utama dari ancaman kepada kesehatan dan kesejahteraan ekosistem global adalah perilaku manusia. Polusi, penipisan sumber alam, adalah akibat dari aktivitas manusia dibidang industri, komersial, dan pribadi. Pembabatan hutan tidak mungkin terjadi secara alamiah, manusialah yang memotong pepohonan dan membangun diatas tanah. Memang spesies lenyap dalam siklus alamiah namun percepatan hilangnya spesies meningkat tajam karena polusi dan direbutnya habitat mereka oleh manusia. Berlebihnya jumlah gas rumah kaca sebagai hasil dari kegiatan rutin biliunan manusia di bumi ini menyebabkan perubahan iklim global dan mungkin akan mengancam keberadaan manusia dan spesies hidup lain. Faktanya, yang dinamakan masalah lingkungan itu sebenarnya tidak ada; yang ada adalah ketidakcocokan diantara cara manusia memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan prosesproses alamiah yang menjaga integritas ekologi.Dies Natalis UMK ke-30

45

Dari perspektif ini, masuk akal untuk menelaah penderitaan manusia tidak hanya pada tingkat individual. Bila kita hidup dalam budaya patologis, yang mengancam sesuatu yang paling sensitif dan indah pada manusia, juga mengancam masa depan kehidupan dibumi ini, maka kita perlu menemukan cara-cara untuk menyembuhkan budaya dan manusia yang hidup didalamnya. Psikolog beraliran ecopsychology memakai pengetahuan psikologi mereka untuk menjadi pengubah masyarakat menjadi lebih tahu dan lebih efektif dalam hidup (Lubis 2008). Pemanasan Global dan Kearifan Lingkungan Masyarakat Global warming atau pemanasan global adalah gejala alam yang sangat mengkhawatirkan dan membahayakan bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi tercinta ini. fenomena berupa kenaikan temperatur rerata atmosfir bumi dan laut yang diperkirakan akan terus berlanjut atau bahasa mudahnya adalah kondisi naiknya suhu permukaan bumi yang disebabkan peningkatan jumlah karbondioksida dan gas-gas lain atau gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan memerangkap panas. Model perhitungan yang didasarkan pada hasil IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change) memprediksi terjadinya kenaikan temperatur antara 1,1 hingga 1,6 derajat C antara tahun 1990 hingga 2100. itu adalah akibat dari menipis bahkan berlubangnya lapisan ozon pada atmosfer. adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Banyak sekali fungsi ozon bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi, diantaranya adalah sebagai pelindung muka bumi dari radiasi matahari yang sangat membahayakan kehidupan makhluk hidup di bumi kita tercinta ini. Bahkan kalau sampai lapisan ozon di atmosfer bumi semakin lama semakin menipis dan akhirnya berlubang akan mencairkan es di kutub dan air dari pencairan es tersebut dapat membanjiri daratan-daratan di muka bumi. Walhasil kalau semua ituDies Natalis UMK ke-30

46

terjadi maka bumi kita ini hanya akan menjadi kenangan saja. Semua itu kemungkinan besar dapat terjadi dalam waktu yang relatif dekat. Itu didasarkan pada beberapa penemuan para ahli yang menemukan bahwa lubang ozon di kutub selatan sudah mencapai dua kali luas benua Eropa. Pemanasan global diakibatkan: pertama, penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara) oleh keperluan industri, pembangkit listrik dan transportasi yang menghasilkan buangan berupa gas rumah kaca terutama CO 2. Kedua, penggundulan hutan (illegal logging). Ketiga, perubahan penggunaan lahan, lahan hutan menjadi tanaman semusim (Tumiwa, 2007) Kalau kita tengok evolusi hubungan manusia dengan alam sesungguhnya manusia itu memulainya dengan satu tahapan yang sangat harmonis yang disebut sebagai pan cosmism di mana manusia berusaha untuk hidup selaras dengan alam. Dalam pandangan manusia pada masa itu alam itu besar dan sakral karena itu harus dipelihara. Jika terjadi kerusakan alam akan berakibat buruk pada manusia itu sendiri. Untuk merealisasikan gagasan itu manusia menciptakan pemalipemali atau etika bagaimana bertindak dan bertingkah laku terhadap alam. Hampir semua etnis di negeri kita ini memiliki aturan-aturan dimaksud yang disebut sebagai kearifan lingkungan. Di Jawa, para petani akrab dengan kebiasaan nyabuk gunung sedangkan petani Sunda menyebutnya ngais gunung. Kedua kearifan lingkungan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi. Masyarakat Badui mempraktikkan tradisi pikukuh dalam bercocok tanam dan membangun rumah. Masyarakat suku Tabla di Papua mengenal sistem zona dalam mendayagunakan ruang untuk berbagai keperluan yang didasarkan atas kondisi geografis. Masyarakat Maluku mengenal sistem sasi untuk mencegah terjadinya over fishing. Petani di Pulau Bali mempraktikkan tradisi subak dalam pengelolaan sumber daya air. Sementara itu masyarakat Kajang Bulukamba Sulawesi Selatan masih mempraktikkan tradisi pasang dalam bercocok tanam (Hadi, 2006). Kearifan lingkungan yang dikemas dalam bentuk tradisi dapatDies Natalis UMK ke-30

47

ditemukan pada tradisi taruban yang berkembang pada masyarakat Kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat. Masyarakat dilarang menebang pohon di Hutan Biuk. Jika terpaksa menebang, ia harus menempatkan kaki kirinya di Hutan Biuk, sedangkan kaki kanannya di sungai, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan. Tradisi kajang di Sulawesi Selatan memuat prasyarat kewibawaan seorang pemimpin dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kepada para pejabat diajarkan: jika tanaman menjadi, ikan bersibak, air tuwak menetes dan kayu bersemi, air mengalir terus maka engkaulah akan menjadi karaeng terusmenerus. Pada masyarakat Bali, di samping dikenal subaknya, setiap pekarangan rumah Bali dipisahkan menjadi tiga mintakat, yaitu parahyangan, pawongan, dan palemahan. Pada mintakat parahyangan ditanam semua tanaman yang berbunga atau tanaman untuk sesaji atau yadnya; dan dibangun sebuah pura sebagai lambang hubungan antara manusia dan penciptanya. Pada mintakat pawongan ditanam berbagai jenis buah-buahan yang diperuntukkan bagi tamu dan tetangga sekitar, sedangkan mintakat palemahan digunakan untuk menempatkan kandang ternak, kolam ikan, maupun tanaman besar (Mastur, 2004) Atau kearifan lingkungan yang dilakukan warga kesatuan adat Banten Kidul yang berpusat di Kampung Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Warga yang menggantungkan hidup pada hasil pertanian bisa saja bertahan dan mampu menghidupi dirinya secara mandiri dengan dilengkapi penggunaan varietas padi lokal hingga 100 jenis dengan pemupukan organik dan sudah berjalan 638 tahun (Handoko, 2006). Ditambahkan oleh Sarwono (1995) dikatakan bahwa sikap manusia terhadap lingkungannya, dalam hubungan yang terus menerus antara manusia dengan lingkungannya, manusia dapat mengembangkan kearifan lingkungan, yaitu untuk menghindari eksploitasi yang berlebih-lebihan terhadap lingkungan. Terdapat arti lain dari kearifan lingkungan, seperti kearifanDies Natalis UMK ke-30

48

tradisional yang pada hakekatnya sama maksudnya. Semua upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat tradisional yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah mempaktikkan kaidah-kaidah konservasi dalam pengelolan sumber daya alam guna kelestarian pemanfaatannya. Praktik-praktik tersebut umumnya merupakan warisan dari nenek moyang mereka yang bersumber dari pengalaman hidup selaras dengan alam. Praktik-praktik pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat tradisional yang memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian tersebut kemudian dikenal sebagai kearifan tradisional (Wiratno, 1995). Dipertajam oleh Keraf (2002) bahwa kearifan tradisional adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis, menyangkut bagaimana berhubungan secara baik dengan semua isi alam. Kearifan ini bersifat holistik karena menyangkut pengetahuan dan pemahaman tentang seluruh kehidupan dengan segala relasinya di alam semesta. Selain kearifan lingkungan dan kearifan tradisional, terdapat juga kearifan masyarakat, kearifan masyarakat dapat dikatakan merupakan kumpulan pengetahuan dan cara berpikir yang berakar dalam kebudayaan suatu kelompok manusia, yang merupakan hasil pengamatan selama kurun waktu yang lama. Kearifan tersebut banyak berisikan gambaran anggapan masyarakat yang bersangkutan tentang hal-hal yang berkaitan dengan struktur lingkungan, bagaimana lingkungan berfungsi, bagaimana reaksi alam terhadap tindakan-tindakan manusia serta hubunganhubungan yang sebaiknya tercipta antara manusia dengan lingkungan alamnya (Zakaria, 1994). Global Warming dan Perilaku Manusia Perilaku manusia yang diimplementasikan dalam bentuk kearifan lingkungan atau kearifan tradisonal merupakan bagian dari kompeksitas ekosistem (Hawley dalam Himmam & Faturochman, 1994), yangDies Natalis UMK ke-30

49

memiliki beberapa asumsi dasar sebagai berikut : pertama, perilaku manusia terkait dengan konteks lingkungan. Kedua, interaksi timbal balik yang menguntungkan antara manusia-lingkungan. Ketiga, Interaksi manusia-lingkungan bersifat dinamis. Keempat, Interaksi manusialingkungan terjadi dalam berbagai level dan tergantung pada fungsi. Salah satu teori yang didasarkan atas pandangan ekologis adalah behaviour-setting atau setting perilaku yang dipelopori oleh Robert Barker dan Alan Wicker. Premis utama teori ini organism environmnet fit model yaitu kesesuaian antara rancangan lingkungan dengan perilaku yang diakomodasikan dalam lingkungan tersebut. Oleh karenanya, dimungkinkan adanya pola-pola perilaku yang telah tersusun atau disebut dengan program yang dikaitkan dengan setting tempat. Teori ini kurang mempertahankan proses psikologis dari perbedaan individual dan lebih menekankan uniformitas atau perilaku kolektif. Hubungan antara manusia-lingkungan lebih dijelaskan dari sisi sifat atau karakteristik sosial seperti kebiasaan, aturan, aktivitas tipikal dan karakteristik fisik. Dengan mengetahui settting tempat maka dapat diprekdisikan perilaku atau aktivitas yang terjadi (Gifford, 1987 ; Veitch dan Arkkelin, 1995). Seorang individu yang mempunyai peran positif terhadap kelestarian alam, akan cenderung berperilaku yang mendukung kelestarian alam. Mengingat penyebab kerusakan alam adalah perilaku manusia, maka solusi yang tepat bagi masalah tersebut tentunya harus berawal dari perubahan perilaku (Dwyer dkk dalam Sadava & McCreary, 1997). Untuk sampai pada perubahan perilaku yang lebih ramah lingkungan, terlebih dulu kita harus memperbaiki sikap, dalam hal ini dimulai dengan mengubah cara pandang kita terhadap alam, agar kita dapat memiliki peran menjaga kelestarian lingkungan. Faktanya sekarang, masyarakat lokal kita, para nelayan mengalami kesulitan memprediksi datangnya angin dengan gelombang tinggi pada saat musim banyak ikan, nelayan tidak bisa menangkap ikan, menganggur menunggu gelombang tinggi reda. Hal ini juga dialami petani yang tidak lagi bisa menjadwalkan dengan teratur musim tanam,Dies Natalis UMK ke-30

50

kondisi cuaca alam berupa musim dan angin tidak bisa diprediksi, mengalami perubahan akibat pemanasan global. Apa yang bisa kita lakukan ? pertama, tanam pohon di sekitar kita dengan asumsi satu pohon bisa menyerap 1 ton karbondioksida (CO 2). Kedua, lebih sering memakai transportasi umum atau sepeda sehingga menjadi hemat energi. Ketiga, kurangi kemasan, membawa kantong plastik sendiri ke pasar tradisional atau pasar modern, menolak katong plastik untuk barang kecil yang kita beli, ini yang disebut reuse. Keempat, matikan listrik jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telepon genggam dari stop kontak. Meskipun listrik tidak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi). Jika terpaksa memakai pendingin atau AC, tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C, ini yang disebut dengan reduce. Kelima, pergunakan kertas bolakbalik untuk perkerjaan yang membutuhkan koreksian, ingat kertas berasal dari pohon, semakin kita banyak mempergunakan, semakin banyak pohon ditebang. Mengggunakan ember tidak terpakai untuk pot tanaman :Recyle. Keenam, menolak menggunakan barang yang tidak ramah lingkungan : Rethink dan Ketujuh, Sebar informasi akibat pemanasan global melalui musik, tulisan, sticker, kaos, media informasi lainnya ke teman, sahabat, keluarga kita dan masyarakat luas.

BAHAN BACAAN Dwyer, O,W et al. 1997. Environmental Social Psychology dalam Sadava, S,W & Mc Creary: Applied Social Psychology. New Jersey Prentice-Hall, Inc. Himmam, F., & Faturohman. 1995. Analisis Profil Wawasan Masyarakat terhadap Lingkungan di Daerah Industri. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.Dies Natalis UMK ke-30

51

Heroepoetri, A. & Santosa. A.M. 1993. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan. Jakarta: Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. Keraf, A. S. 2002. Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas. Lubis, U,D.2008. Berkenalan dengan Green Psychology. Makalah pembuka dalam Temu Ilmiah Psychology Expo 2008 di Fakultas Psikologi UI, 25 Juli Mastur, Z. 2004. Model Pembelajaran Lingkungan. Suara Merdeka, 16 Februari. Metzner, R. (2000). Green psychology: transforming our relationship to the earth. New York : Park Street Press. Roszak, T. (1992). The Voice of The Earth. New York : Simon and Schuster. Sarwono, W. S. 1995. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Wiratno. 1995. Konservasi Tradisional dalam Pembangunan Konservasi yang Berkelanjutan. Special Report. Conservation Indonesia Volume 11, Nomor 1. Jakarta: WWF - IP. Zakaria, R.Y. 1994. Hutan dan Kesejahteraan Masyarakat Lokal. Jakarta: Walhi Veith, R. & Arkkelin, D., 1995. Environmental Psychology: An Interdisciplinary Perpective. New Jersey: Prentices Hall.

Dies Natalis UMK ke-30

52

1. HAPUSLAH AIR MATA BUMI dengan MENGHIJAUKANNYA Beberapa waktu ini sering kita alami saat terjadi hujan seperti dicurahkan dari langit saja, padahal beberapa menit sebelumnya mentari bersinar begitu teriknya. Pergantian cuaca dan musim yang ekstrem menimbulkan rasa tidak nyaman. Suhu udara yang sangat panas membuat kita tetap merasa gerah meski sudah berada di ruangan berpendingin. Akibat tingkah laku manusia di era modern ini mengakibatkan kerusakan lingkungan. Bagaimana kontribusi kita agar membuat bumi tidak saja kian parah kerusakannya, namun kembali sejuk dan ramah sehingga kita yang tinggal di muka bumi ini pun dapat merasa nyaman? Membiasakan diri menanam pohon agar tumbuh subur, selain itu jangan melukai pohon-pohon itu dengan paku. Membuang sampah pada tempatnya, dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat merupakan langkah yang sangat baik dalam hal menjaga lingkungan, seperti bisa mengurangi bahaya banjir. Melindungi hewan-hewan seperti komodo, badak, orang utan. Dengan begitu, sedikit banyak bisa muncul perasaan sayang untuk menjaga bumi dan isinya. Biasakan berwisata ke alam yang indah, melihat sawah gunung atau pergi ke kebun binatang sehingga membuat kita jadi punya ikatan batin untuk tidak merusak bumi. Kalau alamnya rusak anak cucu kita tak bisa menikmatinya. Manusia jangan berbuat seenaknya dengan melakukan tindakan yang merugikan makhluk lain apalagi sesama makhluk. Untuk itu peduli lingkungan mulai dari diri sendiri dan mempunyai gaya hidup ramah lingkungan misalnya, menggunakan sepeda untuk bepergian pada jarak-jarak yang terjangkau, selalu membawa botol minum dan sapu tangan sendiri saat bepergian / bekerja,Dies Natalis UMK ke-30

53

menghemat penggunaan listrik dan air, menggunakan tas/keranjang sendiri saat belanja dan gaya hidup ramah lingkungan yang bisa dilakukan oleh individu-individu secara sederhana sebagai bentuk kepedulian pada lingkungan.

Cermati Yang Ini ! Kita harus peduli kepada bumi yang kita tinggali. Hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan bumi seperti : Hemat Energi Cobalah menggunakan lampu hemat energi, kurangi penggunaan kertas, belilah perangkat teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan atau yang mencantumkan logo Energy Star. Matikan lampu disaat terang dan tak ada orang, kurangi menonton televisi, jangan lupa untuk mencabut kabel sesudah mencharge handphone, laptop atau perangkat apa pun. HentikanDies Natalis UMK ke-30

54

kegiatan mengganti-ganti tipe handphone dan perangkat apapun bila masih bisa dipakai. Praktikan Prinsip 3R ( Reduce, Recycle, Reuse) Kelola sampah kita, ubah sampah organik menjadi kompos. Daur ulang sampah kertas ( surat kabar, kardus, majalah, kotak jus dan susu ), sampah kaca ( botol dan toples ) sampah baja dan aluminium ( kaleng makanan dan minuman ) dan sampah plastik (botol, kantong plastik). Jangan gunakan plastik atau tas plastik yang banyak dipakai pasar swalayan maupun tradisional dalam mengemas belanjaan. Ada baiknya kita membawa tas kain atau kertas sendiri dari rumah. Alat Transportasi Hemat Energi Bila bepergian pada jarak jauh sebaiknya gunakan transportasi tanpa emisi seperti sepeda, becak atau berjalan kaki. Bila bepergian jauh gunakanlah transportasi umum. Andai kita tidak egois dan mau berkorban dalam hal ini sudah besar sekali peran kita dalam menjaga bumi ini dari emsi gas rumah kaca. Kurangi Pemakaian Bahan Kimia Bahan kimia bukanlah bahan alami. Seperti bahan buatan lainnya, bahan ini tak dapat lebur dengan sendirinya dan meninggalkan efek buruk pada kehidupan. Beli Produk Lokal Dengan membeli produk lokal dapat mengurangi jumlah emisi CO2 sebesar 625 kg/tahun yang diakibatkan proses pengiriman produk impor. Contoh mengomsumsi makanan hasil budidaya lokal dan organik, mengkonsumsi buah-buahan sesuai musimnya,Dies Natalis UMK ke-30

55

sebisa mungkin jangan makan di restoran asing yang bahan-bahan makanannya diimpor, sebisa mungkin jangan beli mainan produksi luar negeri. Go Green Ayo hijaukan tempat tinggal kita bila ingin jadi sahabat bumi Stop Burning World, Green for Earth. Dengan memulai tanam pohon di pekarangan rumah. Minimal satu pohon di setiap rumah. Beri campuran materi organik seperti kulit pohon, serpihan kayu, daun kering dan kompos disekeliling batang pohon/tanaman di tanah. Biarkan sisa potongan rumput tersebar di halaman, daripada mengumpulkannya dalam kantong untuk dibuang. Tanaman gantung atau hidroponik cukup membantu bagi kita yang tinggal di apartemen, rumah susun, rumah kecil atau kos.

Disiplin Buang sampah pada tempatnya. Sediakan dua tempat sampah yang berbeda untuk sampah jenis organik dan non organik. Lingkungan sekarang sudah rusak akibat terjadinya pemanasan global

(Global Warming ) di bumi ini.Dies Natalis UMK ke-30

56

Pemanasan global ( Global Warming ) dan krisis iklim ( Climate Crisis ) adalah isu global yang semakin didengungkan oleh berbagai pihak belakangan ini. Pemanasan global mungkin sudah tidak asing di telinga kita, karena merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh seluruh penduduk di dunia. Dampak dari global warming sudah banyak terjadi dan dapat menimbulkan bahaya yang cukup besar bagi kelangsungan makhluk hidup di dunia. Secara tidak langsung, pemanasan global berpengaruh pada cuaca yang tidak menentu. Suhu rata-rata permukaan bumi meningkat secara bertahap. Dari naiknya suhu rata-rata tersebut, tingginya permukaan air laut meningkat Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya. Ketika energi ini tiba dipermukaan bumi, akan berubah menyerap sebagian panas berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Dampak Pemanasan Global ( Global Warming ). 1. Iklim mulai tidak stabil. Hal ini mengakibatkan semakin panjangnya musim panas dan semakin pendeknya musim hujan. 2. Peningkatan permukaan air laut. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. 3. Suhu global cenderung meningkatDies Natalis UMK ke-30

57

Temperatur yang panas dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi 4. Gangguan ekologis Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas penguunungan. Tumbuhan tertentu akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Jika hewan dan tumbuhan tersebut tidak dapat bertahan,