Upload
phungkhue
View
240
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 1
I. PENDAHULUAN
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah merupakan salah satu bentuk
Pelaksanaan Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yang menggunakan
konsep otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Sebagai konsekuensi Otonomi
Daerah tersebut dikonstruksikan dalam sistem Negara Kesatuan, maka laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berupa Profil Daerah merupakan salah satu
sarana yang sangat penting sebagai perekat hubungan hirarkis antara Pemerintah
Pusat dan Daerah. Dalam gambaran Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Bojonegoro yang diuraikan dalam Profil Daerah sebagai wujud nyata
serta upaya untuk memetakan kondisi potensi dan sumber daya daerah, sehingga
dapat dengan mudah untuk ditemukenali adanya peluang pengembangan daerah
dalam era persaingan bebas dalam pelaksanaan otonomi daerah. Profil Daerah
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2012 memberikan gambaran umum tentang adanya
kondisi fisik, karakteristik sosiodemografis, kondisi sosial politik dan sosial budaya,
perekonomian daerah, sarana dan prasarana (infrastruktur), Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dan sumber pembiayaan, kinerja pembangunan yang telah
dilaksanakan di Kabupaten Bojonegoro. Untuk penyelenggaraan pemerintahan serta
untuk menghasilkan laporan yang akurat dan menghadapi perkembangan kemajuan
ke depan penyajian Profil Daerah sangat penting dalam pelaksanaan Otonomi
Daerah.
Dalam Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2012 di Kabupaten Bojonegoro
berpedoman pada Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Bojonegoro sebagaimana
tertuang dalam RPJMD Tahun 2008 – 2013. VISI Kabupaten Bojonegoro sesuai
dengan RPJMD Tahun 2008 – 2013 adalah sebagai berikut :
1. VISI :
“KEBANGKITAN KABUPATEN BOJONEGORO YANG SEJAHTERA,
MADANI DAN BERDAYA SAING”
1.1. LATAR BELAKANG
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 2
2. MISI
1. Meningkatkan keshalehan sosial masyarakat yang didukung oleh pemahaman
dan pengamalan nilai-nilai keagamaan secara murni dan konsekuen;
2. Meningkatkan kualitas SDM dalam rangka mendorong partisipasi aktif
masyarakat sebagai sumber daya utama pembangunan;
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi
kerakyatan secara merata dan berkeadilan;
4. Mewujudkan pelayanan publik yang prima & didukung oleh penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa berlandaskan prinsip- prinsip tata
pemerintahan yang baik.
Dalam RPJMD Tahun 2008 – 2013 tersebut dirumuskan juga sasaran prioritas
selama 5 Tahun yaitu :
1. Revitalisasi Pembangunan Infrastruktur Jalan;
2. Revitalisasi Pembangunan Pertanian dan Irigasi;
3. Revitalisasi Pembangunan Pendidikan;
4. Revitalisasi Pembangunan Kesehatan.
Penyusunan Buku Profil dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
kondisi umum dan kondisi khusus Kabupaten Bojonegoro secara komprehensif yang
meliputi : kondisi geografis, penduduk, potensi ekonomi, struktur SPBD serta data
informasi penting yang secara keseluruhan memberikan gambaran yang utuh
tentang Kabupaten Bojonegoro.
Sedangkan Tujuan penyusunan Buku Profil adalah :
1. Memberikan informasi dan gambaran secara utuh mengenai Kabupaten
Bojonegoro kepada daerah lain, kepada swasta dan mesyarakat pada umumnya;
2. Sebagai Bahan Acuan untuk studi-studi terkait dengan pembangunan di
Kabupaten Bojonegoro.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN BUKU PROFIL KABUPATEN BOJONEGORO
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 3
II. KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN BOJONEGORO
Secara administrasi Kabupaten Bojonegoro dibagi menjadi 27 kecamatan
dengan 419 desa dan 11 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan adalah 230.706
Ha. Kabupaten Bojonegoro bagian dari Propinsi Jawa Timur dengan jarak 110 km
dari ibukota propinsi dan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Batas-
batas administrasi Kabupaten Bojonegoro adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Tuban
Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan
Sebelah Selatan : Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Jombang
Sebelah Barat : Kabupaten Ngawi dan Blora (Jawa Tengah)
Dengan luas wilayah keseluruhan 230.706 ha, 40,15% wilayah Bojonegoro
merupakan wilayah hutan Negara yang sebagian besar berada di wilayah Selatan
Bojonegoro, 32,58% berikutnya berupa lahan sawah yang sebagian besar berada di
sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Sebanyak 22,42% merupakan tanah kering
dan sisanya 4,85% adalah perkebunan dan lain-lain.
Sedangkan grafis wilayah administrasi Kabupaten Bojonegoro dapat
digambarkan pada peta 1 berikut :
2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN BATAS WILAYAH
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 4
PETA WILAYAH KABUPATEN BOJONEGORO
A. TOPOGRAFI
Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa di sepanjang daerah
aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah, sedangkan di
bagian Selatan merupakan dataran tinggi disepanjang kawasan Gunung Pandan,
Kramat dan Gajah.
Bengawan Solo mengalir dari Selatan, menjadi batas alam dari Provinsi Jawa
Tengah, kemudian mengalir ke arah Timur, di sepanjang wilayah Utara Kabupaten
Bojonegoro. Bagian Utara merupakan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang
cukup subur dengan pertanian yang ekstensif.
2.2 KARAKTERISTIK FISIK KABUPATEN
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 5
Kawasan pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan dan
tembakau pada musim kemarau. 40,15 persen wilayah Bojonegoro masih merupakan
hutan Negara yang sebagian besar berada di wilayah Selatan Bojonegoro, 35,58
persen berikutnya berupa lahan sawah, yang sebagian besar berada di sepanjang
aliran sungai Bengawan Solo. Sebanyak 19,42 persen merupakan tanah kering dan
sisanya 4,85 persen adalah perkebunan dan lain-lain. Bojonegoro hanya memiliki 22
stasiun penangkar hujan, yang tersebar di 15 kecamatan. Tabel 1.1.5 mencatat dari
15 kecamatan, hujan paling sering terjadi di Kec Sukosewu yaitu sebanyak 127 hari,
hujan paling sedikit muncul di Kec Ngraho yaitu hanya 48 hari. Sementara itu, untuk
menanggulangi kekurangan air untuk keperluan pengairan lahan pertanian di musim
kemarau, dilakukan dengan menaikkan air dari Sungai Bengawan Solo melalui
pompanisasi. Yang tersebar di 8 kecamatan yang meliputi 24 desa.
Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Ketinggian, Kemiringan dan Kedalaman
Efektif Tanah di Kab. Bojonegoro
No Uraian Luas Prosentase
KETINGGIAN
1 < 25 43 155 18,71
2 25 s.d 99,99 104 629 45,35
3 100 S.d 499,9 82 348 35,69
4 >500 574 0,25
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 6
TABEL 2.2 LUAS WILAYAH MENURUT KETINGGIAN, KEMIRINGAN DAN KEDALAMAN
EFEKTIF TANAH DI KAB. BOJONEGORO (LANJUTAN)
No Uraian Luas Prosentase
KEMIRINGAN (M)
1 < 2 127 109 55,10
2 2 s.d 14,99 83 429 36,16
3 15 s.d 39,99 17 312 7,50
4 > 40 2 856 1,24
KEDALAMAN EFEKTIF TANAH (CM)
1 < 30 25 896 11,22
2 30 s.d 59,99 28 142 12,20
3 60 s.d 89,99 37 618 16,31
4 > 90 139 050 60,70
B. JENIS TANAH
Lapisan tanah sebagian terdiri atas lapisan grumosol, latosol dan litosol,
lapisan alluvial dan lapisan mediteranian. Lapisan grumosol merupakan bagian
terluas yang terbentang di bagian selatan, yaitu pada jalur utama yang
membelah Kabupaten Bojonegoro. Lapisan alluvial berada di sepanjang aliran
Bengawan Solo. Sementara lapisan mediteranian terdiri atas batu cadas, kurang
mengandung air tanah serta kurang subur untuk pertanian yang sebagian di
kawasan hutan.
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 7
C. HIDROLOGI DAN KLIMATOLOGI
Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat besar perannya
terhadap berbagai kegiatan usaha khususnya pertanian. Curah hujan baik
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi jenis dan pola tanam
serta pola identitas penggunaan tanah dan tersedianya air pengairan. Pada
umumnya curah hujan di Kabupaten Bojonegoro tidak terlalu tinggi. Kecamatan
Baureno dan Sukosewu mempunyai curah hujan rata-rata paling tinggi
dibandingkan kecamatan lain. Untuk pola air sungai dan irigasi Kabupaten
Bojonegoro dilalui Bengawan Solo yang mengalir ke arah Timur melintasi bagian
Utara. Selain sungai sistem hidrologi di wilayah Kabupaten Bojonegoro ditentukan
dengan ketersediaan waduk dan embung. Kondisi klimatologi di Kabupaten
Bojonegoro adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3: TINGGI DARI PERMUKAAN LAUT, HARI DAN RATA-RATA
CURAH HUJAN TAHUN 2011
No Kecamatan Tinggi Dari
Permukaan Laut
(m)
Stasiun
Penangkar
Hujan
Hari Hujan
(hari)
Rata-rata Curah
Hujan (mm)
1 Margomulyo - - - -
2 Ngraho 38 1 48 2
3 Tambakrejo - - - -
4 Ngambon - - - -
5 Sekar - - - -
6 Bubulan - - - -
7 Gondang - 2 89 8
8 Temayang - 2 91 14
9 Sugihwaras - - - -
10 Kedungadem 42 1 102 7
11 Kepohbaru 9 2 95 12
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 8
Tabel 2.3: TINGGI DARI PERMUKAAN LAUT, HARI DAN RATA-RATA
CURAH HUJAN TAHUN 2011
No Kecamatan Tinggi Dari
Permukaan
Laut (m)
Stasiun
Penangkar
Hujan
Hari Hujan
(hari)
Rata-rata
Curah Hujan
(mm)
12 Baureno 28 3 109 20
13 Kanor 9 1 85 6
14 Sumberrejo 14 2 99 16
15 Balen - 1 119 8
16 Sukosewu - 1 127 9
17 Kapas 18 1 106 7
18 Bojonegoro 15 1 103 6
19 Trucuk - - - -
20 Dander 37 2 113 16
21 Ngasem 115 1 88 6
22 Kalitidu - 1 90 5
23 Malo - - - -
24 Purwosari - - - -
25 Padangan - - - -
26 Kasiman - - - -
27 Kedewan - - - -
Untuk kondisi iklim Kabupaten adalah daerah tropis dengan suhu rata-rata
27,80C, suhu udara berkisar 24,20C – 31,40C. Penyinaran tertinggi terjadi pada bulan
Agustus atau September, sedangkan penyinaran terendah terjadi pada bulan Desember-
Februari.
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 9
Penggunaan lahan di Bojonegoro adalah sebagaimana tabel 2.4 berikut :
TABEL 2.4 : PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN BOJONEGORO
NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)
1 HUTAN LINDUNG 1.456,47
2 SEMPADAN SUNGAI 1.242,04
3 DANAU DAN WADUK 967,27
4 HUTAN PRODUKSI 93.833,36
5 HUTAN RAKYAT 645,98
6 PERKEBUNAN 1.522,66
7 TANAH SAWAH 76.848,17
8 PERMUKIMAN 23.970,35
9 LADANG 23.439,73
10 LAIN-LAIN 6.779,97
a. Kawasan Lindung
Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk mewujudkan
kelestarian lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan
menjaga keseimbangan ekosistem antara wilayah guna mendukung proses
pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, rencana
pemanfaatan kawasan lindung adalah :
2.3 PENGGUNAAN LAHAN
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 10
a. Mengarahkan fungsi kawasan lindung yang meliputi rencana pemanfaatan ruang
kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan di bawahnya, kawasan
suaka alam, kawasan perlindungan setempat dan kawasan bencana
b. Mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi
hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber air.
c. Mengendalikan pemanfatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi
kawasan lindung
Tabel 2.5 Luas Kawasan Lindung Tahun 2011
NO WILAYAH/LOKASI LUAS AREALKAWASAN LINDUNG
(Ha)1 KPH Bojonegoro 1.051,40
2 KPH Parengan 4,30
3 KPH Padangan 4,40
4 KPH Jatirogo -
5 KPH Cepu -
6 KPH Saradan 449,30
7 KPH Ngawi -
Jumlah Total 1.509,40
b. Hutan Negara
Jumlah total hutan negara seluas 98.588,50 dan di kelola oleh Perhutani dibawah
kewenangan Kementrian Kehutanan. Secara lengkap data mengenai hutan negara
adalah sebagaimana tabel 2.6 berikut :
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 11
Tabel 2.6 Luas Hutan Negara Tahun 2011
NO WILAYAH/LOKASI LUAS AREAL HUTANNEGARA (Ha)
1 KPH Bojonegoro 50.145,40
2 KPH Parengan 2.833,50
3 KPH Padangan 27.841,30
4 KPH Jatirogo 1.573,00
5 KPH Cepu 5.853,30
6 KPH Saradan 7.992,70
7 KPH Ngawi 2.349,30
Jumlah Total 1.509,40
c. Hutan Rakyat
Tabel 2.7 Luas Hutan Rakyat Tahun 2011
NO WILAYAH/KECAMATAN LUAS AREAL HHUTANRAKYAT (Ha)
1 Ngraho 1.171
2 Margomulyo 1.305
3 Tambakrejo 1.243
4 Ngambon 936
5 Sekar 1.119
6 Bubulan 425
7 Gondang 1.125
8 Temayang 793
9 Sugihwaras 983
10 Kedungadem 2.223
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 12
Tabel 2.7 Luas Hutan Rakyat Tahun 2011
NO WILAYAH/KECAMATAN LUAS AREAL HUTANRAKYAT (Ha)
11 Kepohbaru 1.007
12 Baureno 958
13 Kanor 468
14 Sumberejo 790
15 Balen 626
16 Kapas 163
17 Sukosewu 525
18 Trucuk 1.083
19 Dander 1.256
20 Ngasem 2.626.
21 Kalitidu 1.150
22 Malo 1.025
23 Purwosari 1.083
24 Padangan 867
25 Kedewan 1.147
26 Kasiman 444
27 Bojonegoro 35
TOTAL 26.566
d. Lahan Perkebunan
Perkebunan di Bojonegoro didominasi oleh tembakau yang terkenal kualitasnya
sebagai tembakau terbaik. Tembakau yang ditanam di Bojonegoro adalah jenis
tembakau Virginia dan Tembakau Jawa. Luas Perkebunan Rakyat adalah
sebagaimana tabel 2.8 berikut :
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perebunan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 13
Tabel 2.8 : Luas Perkebunan Rakyat Tahun 2011
NO WILAYAH/LOKASI LUAS AREAL KEBUNRAKYAT (Ha)
TANAMAN SEMUSIM
1 Tembakau Virginia 11.725
2 Tembakau Jawa 1.742
3 Tebu 941
4 Kapas -
TANAMAN TAHUNAN
1 Kelapa 8.872
2 Kapuk Randu 1.434
3 Jambu Mete -
4 Kopi 1
5 Cengkeh 2
6 Kemiri 16
7 Kenanga 13
8 Cabe Jamu -
9 Jarak Pagar 1.724
e. Lahan Pertanian
Lahan pertanian terdiri dari 2 (dua) yaitu lahan persawahan dan lahan kering.
Lahan sawah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2011 bertambah menjadi 77.092 ha
dibanding Tahun 2010 yang seluas 76.644 ha. Sedangkan lahan kering menurun dari
semula pada Tahun 2010 sebesar 48.363 ha menjadi 43.269 pada tahun 2011.
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perebunan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 14
III. PEMERINTAHAN
Dalam rangka meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah untuk
pemberdayaan masyarakat melalui upaya pelayanan masyarakat secara lebih efektif,
efisien dan berkeadilan, diperlukan penataan kembali administrasi dan manajemen
pemerintahan yang bertumpu kepada nilai-nilai dan paradigma baru. Kabupaten
Bojonegoro memiliki 419 desa dan 11 kelurahan, yang terdiri dari 1.299 dusun dan
lingkungan, 2.000 RW dan 7.528 RT. Suatu desa dipimpin oleh seorang kepala desa.
Sebagian besar kepala desa di Kabupaten Bojonegoro berpendidikan SMA, yaitu
sekitar 57,11 persen, sedangkan yang sempat mengenyam bangku kuliah hanya
sekitar 18,41 persen, yang melegakan adalah mulai Tahun 2010 sudah tidak ada
kepala desa yang berpendidikan sebatas sekolah dasar.
Tabel 3.1 Jumlah Kecamatan, Desa, Dusun, RW dan RT Tahun 2011
No Kecamatan Desa Dusun RW RT
1 Margomulyo 6 42 42 105
2 Ngraho 16 58 131 318
3 Tambakrejo 18 65 89 357
4 Ngambon 5 16 23 66
5 Sekar 6 34 60 155
6 Bubulan 5 17 25 86
7 Gondang 7 32 45 166
8 Temayang 12 37 26 110
9 Sugihwaras 17 54 88 287
10 Kedungadem 23 95 164 586
11 Kepohbaru 25 85 102 438
3.1 JUMLAH KECAMATAN, DESA, DUSUN, RT DAN RW
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 15
Tabel 3.1 Jumlah Kecamatan, Desa, Dusun, RW dan RT Tahun 2011
No Kecamatan Desa Dusun RW RT
12 Baureno 25 86 165 462
13 Kanor 25 59 97 408
14 Sumberejo 26 84 99 430
15 Balen 23 71 80 430
16 Sukosewu 14 41 53 288
17 Kapas 21 37 42 309
18 Bojonegoro 7/11 17 58 328
19 Trucuk 12 26 26 110
20 Dander 16 44 69 366
21 Ngasem 23 73 131 453
22 Kalitidu 24 66 105 384
23 Malo 20 51 101 230
24 Purwosari 12 32 61 201
25 Padangan 16 37 59 207
26 Kasiman 10 30 41 179
27 Kedewan 5 10 18 69
TOTAL 419/11 1.299 2.000 7.528
Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara sebagai abdi
masyarakat atau pelayan publik, Sedangkan fungsinya memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. Untuk
mewujudkan hal tersebut diperlukan sumber daya manusia yang memadai. Semakin
tinggi pendidikan yang dimiliki diharapkan memunculkan PNS yang kompeten dan
memiliki integritas tinggi. Sebanyak 59,22 persen PNS di lingkup pemda Bojonegoro
berpendidikan sarjana, dan 23,78 persen masih berpendidikan SMA kebawah. Tabel
2.2.1 menunjukkan bahwa dari 12.202 PNS di pemkab Bojonegoro, sebanyak 41,35
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
3.2 POSTUR APARATUR PEMERINTAHAN (PNS)
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 16
persen adalah PNS golongan IV, 31,56 persen kategori golongan III, 24,37 persen
masih golongan II, dan sisanya 2,71 persen adalah golongan I.
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan
Tahun 2011
NO GOLONGAN JUMLAH
1 I 331
2 II 2 974
3 III 3 851
4 IV 5 046
Tabel 3.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut
Tingkat Pendidikan Tahun 2011
NO URAIAN JUMLAH
1 Tidak/Belum Tamat SD -
2 SD / Primary School 214
3 SLTP / Yunior High School 289
4 SMU / Senior High Sachool 2 399
5 Akademi / Academy 2 074
6 Universitas / Univercity 7 226
7 SD / Primary School 214
TOTAL 12.202
Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, telah ditetapkan
Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja. Secara lengkap peraturan
daerah tersebut adalah :
a) Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Perda Nomor 8 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga
Teknis daerah;
b) Perda Nomor 7 Tahun 2011 tentang perubahan Kedua Perda Nomor 6 Tahun
2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Sekda dan Sekwan;
Sumber : BKD Kabupaten Bojonegoro
Sumber : BKD Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 17
c) Perda Nomor 8 Tahun 2011 tentang perubahan Kedua Perda Nomor 7 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas.
Berdasarkan peraturan daerah tersebut di atas Struktur Organisasi Pemerintah
Kabupaten Bojonegoro terdiri atas :
1. Sekretariat Daerah dengan 4 staf ahli, 3 asisten dan 10 bagian, yaitu :
1. Staf Ahli Bidang Pembangunan
2. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM
3. Staf Ahli Bidang Pemerintahan
4. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik
5. Asisten 1 Bidang Pemerintahan
6. Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan
7. Asisten 3 Bidang Administrasi dan Umum
8. Bagian Perlengkapan
9. Bagian Umum
10.Bagian Pemerintahan
11.Bagian Administrasi Perekonomian
12.Bagian Administrasi Pembangunan
13.Bagian Administrasi Keuangan
14.Bagian Kerjasama dan Penanaman Modal
15.Bagian Sumber Daya Alam (SDA)
16.Bagian Organisasi dan Tata Laksana
17.Bagian Humas dan Protokol
2 Sekretariat DPRD
3 Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah yang terdiri dari :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
2. Inspektorat
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
4. Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)
6. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol)
7. Badan Lingkungan Hidup (BLH)
8. Badan Perijinan
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 18
9. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
10. RSUD Sosodoro Djatikoesoemo
11. RSUD Sumberrejo
12. RSUD Padangan
4 Dinas yang terdiri dari :
1. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset
2. Dinas Perhubungan
3. Dinas Pariwisata
4. Dinas Komunikasi dan Informasi
5. Dinas Pertanian
6. Dinas Pendidikan
7. Dinas Peternakan dan Perikanan
8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
9. Dinas Kehutanan dan Pekebunan
10.Dinas Koperasi dan UMKM
11.Dinas Kebersihan dan Pertanaman
12.Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
13.Dinas Pekerjaan Umum
14.Dinas Kesehatan
15.Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
16.Dinas Pengairan
5 Kantor yang terdiri dari :
1. Kantor Arsip dan Perpustakaan
2. Kantor Ketahanan Pangan
3. Kantor Satpol PP
6 Kecamatan sebanyak 27 Kecamatan
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 19
Dalam Undang-Undang No-mor 32 tahun 2004, posisi DPRD ditempatkan
sangat strategis dan menentukan dalam pelaksananaan otonomi daerah dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD merupakan lembaga perwakilan
rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang memiliki fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.
Sesuai dengan fungsinya, selama kurun waktu tiga tahun (2009 – 2011), DPRD telah
meluncurkan 53 Peraturan daerah (bersama bupati), 60 surat keputusan DPRD, dan
31 surat keputusan pimpinan DPRD. Selama kurun waktu tersebut pula DPRD telah
menerima pengaduan masyarakat sebanyak 73 aduan dan sebanyak 25 aduan
diteruskan ke Bupati.
Tabel 3.5 Jumlah Anggota DPRD Tahun 2011
NO PARPOL JUMLAH1 PPP 32 GOLKAR 73 PDI -4 ABRI -5 PDI-P 56 PKB 57 PAN 78 PBB -9 DEMOKRAT 6
10 PKS 411 KARYA PEDULI BANGSA 112 REFORMASI 213 PKNU 314 HANURA 215 PNBK 216 PKPI 117 PARTAI PELOPOR 118 GERINDRA 1
TOTAL 50
3.3 PROFIL DPRD/LEGISLATIF
Sumber : DPRD Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 20
Sepanjang Tahun 2011 ada 24 Perda yang keluarkan, 23 SK DPRD, dan 13 SK
pimpinan DPRD sebagaimana pada gambar 3.2 berikut :
Gambar 3.1 : Produk DPRD Kabupaten Bojonegoro
12
2324
19
12
23
9
6
13
0
5
10
15
20
25
30
2009 2010 2011
Perda SK DPRD SK Pimpinan DPRD
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 21
IV. SOSIO DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat
digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran
penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompok pada tempat-
tempat tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi. Kepadatan
penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-daerah yang
mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi yang memadai dan keadaan
sosial ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada
umumnya terdapat pada daerah-daerah yang aktifitas ekonomi yang relatif masih
rendah dan keadaan sarana transportasi yang masih sulit.
Kabupaten Bojonegoro memiliki jumlah penduduk sebesar 1.430.316 jiwa atau
403.468 KK yang terdiri dari 721.445 laki-laki dan 708.871 perempuan. Sektor
pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian Kabupaten Bojonegoro
sehingga penduduk Kabupaten Bojonegoro sebagian besar bermata pencaharian
sebagai petani.
Tabel 4.1 Data Kependudukan di Kabupaten Bojonegoro
No Uraian 2010 2011
1. Penduduk 1.401.258 1.430.313
a. Laki-laki 706.722 721.444
b. Perempuan 694.536 708.869
2. Sex Ratio 101,75 101,77
3. Rumah Tangga 389.587 403.468
4. Rata-Rata Anggota Rumah Tangga 3,5 3,5
5. Kepadatan Penduduk 607 619
6. Pertumbuhan Penduduk 0,37
4.1 PENDUDUK
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 22
Dilihat dari struktur penduduk, masyarakat Kabupaten Bojonegoro didominasi
penduduk usia muda. Konsentrasi penduduk sebagian besar berada pada kelompok
usia 25-44 tahun dan paling sedikit penduduk pada usia 70-74 tahun. Dengan
struktur penduduk yang didominasi oleh usia produktif merupakan modal utama
untuk meningkatkan produktifitas wilayah. Dengan terus meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia maka potensi yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro dapat
dimanfaatkan dengan maksimal dan berdaya saing.
Grafik 4.1 Piramida Penduduk Kabupaten
Gambaran lebih lengkap mengenai jumlah rumah tangga, penduduk, luas dan
kepadatan penduduk di Kabupaten Bojonegoro pada Tahun 2011 adalah sebagaimana
pada Tabel 3.5 berikut :
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 23
Tabel 4.2 : Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas dan Kepadatan
Penduduk di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011
NO KECAMATAN JUMLAH RT JUMLAH
PENDUDUK
LUAS (Km2) KEPADATAN
PENDUDUK/Km2
1 Margomulyo 7 294 24 854 139,68 178
2 Ngraho 13 756 50 940 71,48 713
3 Tambakrejo 18 294 63 204 209,52 302
4 Ngambon 3 859 12 943 48,65 266
5 Sekar 8 782 29 936 130,24 230
6 Bubulan 4 675 16 300 84,73 192
7 Gondang 8 274 27 533 107,01 257
8 Temayang 11 552 39 986 124,67 321
9 Sugihwaras 15 065 51 298 87,15 589
10 Kedungadem 25 328 90 253 145,15 622
11 Kepohbaru 19 067 71 525 79,64 898
12 Baureno 22 512 87 180 66,37 1 314
13 Kanor 18 589 63 944 59,78 1 070
14 Sumberejo 23 105 76 888 76,58 1 004
15 Balen 20 463 70 988 60,52 1 173
16 Sukosewu 13 508 46 411 47,48 977
17 Kapas 16 053 55 329 46,38 1 193
18 Bojonegoro 26 454 95 652 25,71 3 720
19 Trucuk 12 498 43 729 36,71 1 191
20 Dander 24 712 90 448 118,36 764
21 Ngasem 24 403 83 027 180,20 461
22 Kalitidu 20 094 71 088 83,01 856
23 Malo 9 540 34 746 65,41 531
24 Purwosari 9 145 32 706 62,32 525
25 Padangan 13 258 49 389 42,00 1 176
26 Kasiman 9 259 34 375 51,80 664
27 Kedewan 3 929 14 641 56,51 259
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 24
Tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sangat mempengaruhi
pertumbuhan angkatan kerja. Semakin bertambahnya penduduk usia kerja akan
berpengaruh pada pertambahan jumlah angkatan kerja, baik sebagai pekerja
maupun pencari kerja. Peningkatan tersebut jika tidak diimbangi dengan pasar kerja
yang besar maka akan menimbulkan dampak kerawanan sosial dengan banyaknya
pengangguran. Mengenai ketenagakerjaan, jumlah penduduk usia kerja tercatat naik
signifikan yaitu dari 6,47 persen pada tahun 2010 menjadi 40,23 persen pada Tahun
2011. Begitu pula jumlah angkatan kerja selama dua tahun terakhir mengalami
kenaikan yaitu naik sebesar 5,62 persen pada Tahun 2010 dan 6,00 persen di Tahun
2011.
Kenaikan dua variabel diatas, yaitu Angkatan kerja dan penduduk usia kerja,
menyebabkan terjadinya penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di
Kabupaten Bojonegoro. Untuk Tahun 2009 TPAK Bojonegoro tercatat sebesar 67,16
persen, kemudian turun menjadi 66,62 persen di Tahun 2010, hingga akhirnya
melorot 50,36 persen di Tahun 2011.
Jumlah lowongan kerja yang tersedia di Tahun 2011, yaitu sebesar 1.750
lowongan jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 3.895 di
Tahun 2009 dan 6.585 lowongan di Tahun 2010 sebagaimana tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Perkembangan Bursa Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro2009 – 2011
Tahun
Lowongan
KerjaPencari Kerja
Terdaftar
Penempatan
Tenaga Kerja
TKPMP TKMT
dan Usaha
Mandiri
(1) (2) (3) (4) (5)
2009
2010
2011
3 895
6 585
1 750
9 609
11 668
12 097
2 383
5 370
3 495
-
4 838
-
4.2 KETENAGAKERJAAN
Sumber : Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 25
Sebagai daerah yang bertipe agraris, banyaknya kesempatan kerja secara
kumulatif hingga Tahun 2011 terbanyak pada sektor pertanian yaitu sebesar 332.665
atau sekitar 44,72 persen dari kesempatan kerja yang ada. Disusul sektor
perdagangan yaitu sebesar 16,.96 persen, sektor jasa dan lainnya sebesar 14,83
persen. (Tabel 4.4)
Tabel 4.4 Perkembangan Kesempatan Kerja (Kumulatif) Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009 – 2011
Lapangan Usaha/Occupation s.d 2009 s.d 2010 s.d 2011
1. Pertanian/Agriclture
2. Pertambangan/Quarrying
3. Industri/Industries
4. Listrik/Electricity
5. Bangunan/Building
6. Perdagangan/Trading
7. Perhubungan/Transportation
8. Keuangan/Finance
9. Jasa dan lainnya/Services and Others
324 .415
5. 480
43 .777
8 .865
36. 815
122. 116
10. 033
8 .045
105 .859
332 .665
8. 680
45. 402
9 .720
43.790
129. 626
11 .188
9. 155
114. 425
349 .540
15 .180
46 .252
9 .830
88. 840
132 .576
13. 738
9 .721
115. 880
Jumlah / Total 665. 405 704. 651 781. 557
Pada Gambar 4.2 digambarkan berdasarkan diagram tentang kesempatankerja menurut lapangan pekerjaan sebagai berikut :
Sumber : Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 26
Gambar 4.2
Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha di Kab. Bojonegoro Tahun 2011
Terkait ketenagakerjaan tentunya tidak terlepas dari Upah Minimim Kabupaten
(UMK). UMK selalu mendapat perhatian dari pemerintah, hal ini bisa dilihat dari
kenaikan rata-rata kebutuhan hidup minimum setiap tahunnya yang mengalami
kenaikan sepanjang tahun. Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum
yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah
kepada pegawai, Karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.
Upah Minimum Kabupaten Bojonegoro tahun 2011 adalah sebesar Rp. 870.000,-
sesuai Peraturan Gubernur Nomor 93 Tahun 2010.
Sumber : Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro
Industri
Jasa dan lainnya
PerhubunganPertanian
Listrik
Bangunan
Pertambangan
Perdaganan
Keuangan
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 27
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa hanya negara yang mempunyai
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang akan mampu bersaing dengan negara
lain dalam era globalisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah khususnya
pemerintah daerah perlu lebih mengedepankan upaya peningkatan kualitas SDM
melalui program-program pem-bangunan yang lebih berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan pen-didikan baik formal maupun non formal. Karena sudah saatnya
masyarakat menyadari bahwa pendidikan merupakan kebutuhan yang tak kalah
pentingnya dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Dalam institusi terkecil seperti
rumahtangga, pendidikan seyogyanya telah menjadi kebu-tuhan utama. Kewajiban
pemerintah untuk memfasilitasi hal tersebut, karena bagaimanapun juga SDM yang
bermutu merupakan syarat utama bagi terbentuknya peradaban yang baik.
Tabel 4.5 Tingkat Perkembangan Pendidikan Masyarakat
Di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 – 2012
No Uraian Satuan 2010 2011
1 2 3 6 7
1 Tamat TK / RA Orang 14.219 14.469
2 Tamat SD Sederajat Orang 19.886 18.563
3 Tamat SLTP Sederajat Orang 17.752 15.739
4 Tamat SLTA Sederajat Orang 11.721 11.926
5 Kelompok Bermain Anak 11.041 18.487
4.3 PENDIDIKAN
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 28
Tabel 4.5 Banyaknya Sekolah, Kelas, Guru dan Murid Menurut Jenjang
Pendidikan Negeri/Swasta Tahun 2011
NO JENJANG
PENDIDIKAN
JUMLAH
SEKOLAH
JUMLAH
KELAS
JUMLAH
GURU
JUMLAH
MURID
1 TK/RA 619 1.239 1.170 23.383
2 SD/SDLB/MI 791 5.102 7374 90.212
3 SMP/SMPLB/MTs 116 1.170 2.595 37.158
4 SMA/SMK/SMALB/MA 89 949 2.478 31.653
Rasio guru murid untuk Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Bojonegoro pada
Tahun 2011 tercatat 1: 12, sedangkan untuk rasio guru murid Sekolah Dasar Swasta
di Kabupaten Bojonegoro pada tahun yang sama adalah sebesar 1: 15. Untuk
sekolah lanjutan tingkat pertama negeri tercatat rasio guru murid sebesar 1:16 di
Tahun 2011, sedangkan untuk rasio guru murid Sekolah menengah pertama Swasta
di Kabupaten Bojonegoro pada tahun yang sama adalah sebesar 1: 9. Selanjutnya,
untuk sekolah lanjutan tingkat atas negeri tercatat rasio guru murid sebesar 1:14 di
Tahun 2011, sedangkan untuk rasio guru murid Sekolah menengah atas di
Kabupaten Bojonegoro pada tahun yang sama adalah sebesar 1: 8
Selain untuk mengurangi angka buta huruf, kejar paket A,B dan C juga
merupakan solusi bagi mereka yang sudah berusia di atas usia sekolah namun ingin
memiliki pengetahuan, kemampuan dan ijazah setara dengan SD, SMP atau SMA.
Kejar Paket A setara dengan Sekolah Dasar (SD), Kejar Paket B setara dengan
Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan Kejar Paket C setara dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Melalui program kejar paket tersebut siswa akan
mendapatkan pelajaran setara dengan tingkatannya. Di akhir program mereka bisa
mengikuti ujian kejar paket (atau istilahnya ujian persamaan atau ujian kesetaraan)
untuk mendapatkan ijazah sebagai tanda kelulusan Program kejar paket A masih
aktif di Bojonegoro, untuk Tahun 2011 terdapat 7 lembaga yang menanganinya,
dengan jumlah murid sebanyak 200 orang dan 21 pengajar.
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 29
Untuk kejar paket B, terdapat 24 lembaga dengan jumlah murid mencapai
2.007 orang dan 223 tenaga pengajar. Untuk program kejar paket C, masih
berlangsung di semua kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, kecuali Kecamatan
Tambakrejo, Sekar dan Kalitidu. Banyaknya kejar paket C di Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2011 tercatat sebanyak 29 lembaga, dengan murid sebanyak 1.605 orang dan
tenaga pengajar sebanyak 187 orang
Selanjutnya untuk melihat keberhasilan bidang pendidikan dari sisi angka
partisipasi. angka partisipasi dalam kurun waktu 2010-2011 secara umum mengalami
peningkatan dari seluruh jenjang pendidikan baik dari sisi angka partisipasi kasar
maupun murni dapat dilihat pada penyajian tabel 4.6.
Tabel 4.6 Perkembangan Angka Partisipasi
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 – 2012
NO URAIAN SATUAN EKSISTING TAHUN
2010 2011
1 Sekolah Dasar /
MI
APK (%) 100,92 100,96
APM (%) 98,22 98,88
2 Sekolah SLTP /
MTs
APK (%) 98,97 99,97
APM (%) 89,92 91,21
3 Sekolah SMA /
MA
APK (%) 62,98 69,36
APM (%) 56,26 61,90
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah lembaga yang dibentuk
oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan. PKBM
ini masih berada di bawah pengawasan dan bimbingan dari Dinas Pendidikan
Nasional. PKBM ini bisa berupa tingkat desa ataupun kecamatan. untuk mendirikan
PKBM bisa dari unsur apapun oleh siapapun yang tentunya telah memenuhi syarat-
syarat tertentu.
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 30
Di Bojonegoro pada tahun 2011 tercatat sebanyak 37 lembaga, dengan
jumlah murid sebanyak 3.872 dan tenaga pengajar seba-nyak 436 orang. Selain
PKBM ada juga kegiatan PADU dan kursus-kursus untuk meningkatkan keterampilan
sebagaimana pada Tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Profil Lembaga PKBM, PADU dan Kursus-Kursus Tahun 2011
NO URAIAN JUMLAH
LEMBAGA
JUMLAH MURID JUMLAH
TUTOR/GURU
1 PADU 1.535 43.321 4.927
2 PKBM 37 3.872 436
3 Kursus-Kursus 60 2.518 151
Pembangunan di Urusan Kesehatan diarahkan pada pemenuhan dan
pemerataan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang sehat dan
berkualitas. Pembangunan kesehatan juga merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta
berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Departemen Kesehatan telah menetapkan
Indonesia Sehat Tahun 2025 sebagai visi pembangunan bidang kesehatan di
Indonesia. Melalui visi tersebut terkandung keinginan terwujudnya suatu kondisi
masyarakat yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro
4.4 KESEHATAN
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 31
Masalah Kesehatan perlu mendapat perhatian utama khususnya pada
pemerataan pelayanan kesehatan agar seluruh masyarakat dapat dengan mudah
menjangkau dan memenuhi kebutuhan kesehatan dengan kualitas pelayanan yang
sesuai khususnya bagi masyarakat miskin. Pada Tahun 2011, Bojonegoro telah
mempunyai 10 rumah sakit, 2 rumah sakit di wilayah bagian Barat Bojonegoro yaitu
di Kecamatan Kalitidu dan Padangan, 6 rumah sakit berada di wilayah ibukota, dan
dua rumah sakit berada di Kecamatan Sumberejo, untuk memudahkan akses dan
memperpendek jarak bagi warga Bojonegoro bagian Tmur yang hendak berobat.
Telah tersedia pula fasilitas kesehatan berupa puskesmas yaitu sebanyak 36
puskesmas (11 diantaranya merupakan puskesmas dengan perawatan), sehingga
minimal tiap kecamatan telah memiliki puskesmas. Secara lengkap gambaran
mengenai fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Jumlah Fasilitas Kesehatan Tahun 2011
NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH (unit)
1 Rumah Sakit 10
2 Puskesmas 36
3 Puskesmas Pembantu 68
4 Poliklinik Desa (Polindes) 329
5 Posyandu 1.576
6 Puskesmas Keliling (Pusling) 36
7 Apotik 54
Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 untuk dokter
sebanyak 179 orang, apoteker 54 orang, perawat sebanyak 662 orang. Untuk tenaga
kesehatan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 32
Tabel 4.9 Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2010 – 2011
Uraian/Description 2010 2011
1.Dokter/Physicians
Umum/General
Gigi/Dentist
Spesialis/ Specialist
2.Apoteker
3.Sarjana Kesehatan / Scholar of Healthy
4.Sarjana Keperawatan
5.Perawat / Nurses
6.Perawat Gigi / Tooth Nurses
7.Asisten Apoteker / Chemist Assistant
8.Bidan / Midwives
9.Sanitasi
10.Ahli Gizi / Nutriciant
11.Teknisi Medis
Teknik Elektromedik dan P Rontgent
P Anestesi
Fisioterapis
12 Analis Laboratorium
163
105
30
28
48
16
75
589
17
80
564
24
24
21
15
3
3
25
179
119
25
35
54
27
71
662
17
105
591
28
25
24
17
3
4
27
Jumlah / Total 1 646 1 810
Kebijakan pembangunan dalam urusan kesehatan adalah meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran untuk menurunkan angka kematian
bayi dan angka kematian ibu, menurunkan angka kesakitan dan pemenuhan gizi
masyarakat. Kegiatan pembangunan kesehatan diprioritaskan pada penyuluhan
kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan dasar, peningkatan fasilitas prasarana
dan sarana kesehatan. Kondisi derajat kesehatan masyarakat mulai dari Tahun 2008
sampai dengan 2011 dapat diamati sebagaimana tabel 4.10 di halaman berikut :
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 33
Tabel 4.10 Perkembangan Derajat Kesehatan MasyarakatTahun 2008 – 2012
NO URAIAN SATUAN 2008 2009 2010 2011 2012*)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Derajat kesehatan masyarakat
a. Umur Harapan Hidup Tahun 67,50 67,50 67,15 67,29 -
b. Angka Kematian Bayi per 1000KH
7,36 7,49 9,35 9,35 11,21
c. Angka Kematian Ibu per100.000 KH
100,06 69,52 98,17 92,50 142,61
d. Prevalensi Kurang Gizi Balita % 14,47 12,10 12,02 5,97 6,54
2 Meningkatnya cakupanpersalinan oleh tenagakesehatan
% 91,80 94,50 97,71 99,34 50,34
3 Meningkatnya akses pelayanandan mantapnya sistempelayanan ibu, bayi dan anak.
a. % desa dengan Polindes % 99 99,69 60 100 100
b. Kunjungan bumil paripurna(k4)
% 81,15 85,04 85,02 90,63 44,38
c. Kunjungan neonatal (KN2) % 89,95 93,41 94,32 97,71 47,82
d. Kunjungan bayi paripurna % 99,37 99,08 87,65 97,44 50,96
e. Kunjungan anak balita-apras % 59,73 71,47 63,62 80,89 38,52
f. Cakupan peserta KB aktif % 68,54 76,02 91,39 74,62 72,42
g. Ibu hamil dg komplikasiditangani
% 73,10 74,71 71,49 104,68 64,02
h. Cakupan pelayanan ibu nifas % 90,32 93,90 105,73 97,27 47,64
i. Cakupan neonatal dgkomplikasi ditangani
% 27,82 33,02 51,73 91,27 48,16
j. Penjaringan Kesh siswa SDdan setingkat.
% 89,51 89,55 100 100 100
4 Meningkatnya kualitaspelayanan gizi masyarakat
a. Cakupan pemberian MP ASI % 100 100 100 100 92,26
b. Cakupan balita gizi burukmendapat perawatan
% 100 100 100 100 100
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 34
5 Meningkatnya kualtas pelayanankefarmasian:
a. Tingkat ketersediaan obatesensial Puskesmas
% 142,2 152 105.6 132 91,70
b. Pengobatan rasional % 92,2 92,25 95,50 92,28 92,3
c. Penggunaan obat generik % 95 93,8 92,30 95 99,54
6 Meningkatnya kualitas batra sbgpengobatan alternatif:
a. Obat tradisional berijin/terdaftar.
% 100 100 100 100 100
b. Kejadian mal praktekpengobat tradisional
% 0 0 0 0 0
7 Meningkatnya cakupan & mutupelayanan kesh dasarPuskesmas
a. Program pokok kesehatanPuskesmas
% 76,43 77,82 78 82,60 90
b. Program manajemen Pusk % 87,78 89,82 90 91,40 91,4
c. Program inovatif Puskesmas % 62,8 63,2 58 66,90 70
d. Cakupan rawat jalan pasienGakin
% 17,98 23,85 26,30 45,79 13,51
8 Meningkatnya rasio Puskesmasdan Pustu thd jml penduduk
Pusk :% 86 86 86 90 90
Pustu : % 54 54 54 56,20 56,20
9 Meningkatnya pelayanan P2PM
a. Cakupan desa UCI % 55 89,53 99,97 99,77 40,70
b. Jml bayi yg mendapatimunisai dasar
% 91,48 92,72 96,75 99,43 50,96
c. Penemuan & penangananpeny menular AFP Rate per 100.000 pddk
< 15 th≥2 2 2 2 0,33 0,68
Cakupan balita dgpneumoni ditangani
% 24,95 23,45 22,09 60,45 26,33
Penemuan pasien baruBTA Positif
% 69,2 59,4 71,5 83,57 45,31
Persentase kasus baru BTA+ yg disembuhdisembuhkan & mendapatpengobatan lengkap.
% 87 90 95,5 97,70 -
Desa/kelurahan mengalamiKLB dilakukan PE < 24 jam
% 100 100 100 100 100
Penemuan DBD yangditangani
% 100 100 100 100 100
Incident Rate (IR) DBD 54/100.000pdk
32 36,7 45,88 10,50 14,95
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 35
CFR DBD <1 % 1,53 1,7 1,37 0,75 1,05
Penderita diare yangditangani
% 37,32 41,07 23,33 68,10 31,80
CFR Diare % 0 0 0 0 0
Pevalensi Rate / PR Kusta 1,1/100.000pdk
1,3 1,3 1.2 1 1,23
Prevalensi kasus HIV 0,2% 0,9 0,002 0,003 0,005 0,0035
d. Desa/kelurahan mengalamiKLB dilakukan PE < 24 jam
% 100 100 100 100 100
10 Meningkatnya mutu pelayananrujukan
a. Cakupan rawat inap pasienGakin
15% 0,24 0,30 0,40 1,40 0,88
b. Sarana kesehatan RS dengankemampuan pelayanangawat darurat yg dapatdiakses masy
% 32,69 40 38 45,60 47,80
c. Cakupan pelayanan gawatdarurat level 1 yg hrsdiberikan Sarkes / RS Kab /Kota
% 100 100 100 100 100
11 Persentase penduduk ygmemiliki akses akses thd airminum yg berkualitas
% 83,32 84,25 82,0 82,6 82,69
12 Persentase penduduk ygmenggunakan menggunakanjamban sehat
% 63,12 65,27 73,46 79,53 81,11
13 Persentase KK yg memilikijamban sehat
% 45,31 49,56 66,54 72,06 73,79
14 Terjadinya KLB krn makananminuman tdk memenuhisyarat kesehatan
% 0 0 0 0 0
15 Jumlah Desa ODF desa 0 2 26 70 84
16 Meningkatnya persentaseRumah Tangga Sehat.
% 46,2 47,5 49,70 58,75 44,62
17 Rumah yg memenuhi syaratkesh kesehatan
% 58,56 60,56 65,45 60,10 66,38
18 Terlaksananya sistem pelaporandan sitem informasikesehatan
% 100 100 100 100 100
19 Meningkatnya pengetahuan &kompetensi teknis tenagakesh.
% 45 47 55 77,22 80,47
20 Meningkatnya pemerataandistribusi tenaga kesehatanke seluruh unit Yankes.
% 47,31 48,11 50,1 52,84 61,47
21 Meningkatnya pemerataanjumlah dan mutu sarana danprasarana kesehatan.
% - 55 60 70,65 47,22
22 Terbentuknya desa siaga yangaktif.
% 0 46,51 56 62,79 42,33
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 36
V. PEREKONOMIAN
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah
dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar
harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, Sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Tabel 5.1
mencatat besaran PDRB atas dasar harga berlaku selama tiga tahun terakhir sebagai
berikut :
Tabel 5.1 : PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan UsahaTahun 2009 – 2011 (Milyar rupiah)
Lapangan Usaha 2009*) 2010**) 2011**)
1.Pertanian
2.Pertambangan dan
Penggalian
3.Industri Pengolahan
4.Listrik, Gas dan Air Bersih
5.Bangunan
6.Perdagangan, hotel dan
7.Angkutan dan Komunikasi
8.Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan
9.Jasa – Jasa
4 343 58
6 522,64
682,84
97,85
777,79
2 913,77
672,34
669,06
2 027,10
4 812,75
8 520,62
1 312,59
106,58
948,21
3 096,11
736,85
816,76
1 854,88
5 244,04
12.235,59
1 531,57
121,47
1 101,29
3 554,99
824,62
925,93
2 076,29
Jumlah/Total 16 819,20 22 205,36 27 615,79
5.1 PDRB DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 37
Tahun 2009 besaran PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 16,819 trilyun
rupiah, kemudian meningkat menjadi 22,205 trilyun rupiah di Tahun 2010, dan terus
melambung hingga 27,615 trilyun rupiah di Tahun 2011.
Besaran PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten Bojonegoro seperti
tercatat di tabel 10.2 adalah sebesar 7,267 trilyun rupiah di Tahun 2009, 8,128
trilyun di Tahun 2010 dan terakhir sebesar 8,875 trilyun di tahun 2011 sebagaimana
pada tabel 5.2. Pada tabel 5.3 disajikan perkembangan beberapa agregat
pendapatan dan pendapatan perkapita.
Tabel 5.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2009 – 2011 (Milyar Rupiah)
Lapangan Usaha/ Sector 2009*) 2010**) 2011**)
1.Pertanian
2.Pertambangan dan Penggalian
3.Industri Pengolahan
4.Listrik, Gas dan Air Bersih
5.Bangunan
6.Perdagangan, hotel dan
Restoran
7.Angkutan dan Komunikasi
8.Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
9.Jasa – Jasa
2 034,64
1 808,36
531,37
50,89
244,35
1 218,19
289,10
363,41
727,20
2 148,86
2 317,25
587,33
53,293
270,64
1 311,24
301,16
383,08
755,37
2 214,30
2 678,53
648,99
56,877
301,39
1 443,59
320,67
418,06
792,69
Jumlah/Total 7 267,53 8 128,23 8 875,10
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 38
Tabel 5.3 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan
Pendapatan Perkapita.
KETERANGAN 2009 *) 2010 **) 2011 **)ATAS DASAR HARGA BERLAKUDENGAN MIGAS1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 16 819 197,83 22 205 355,75 27 615 799,30
(Juta Rupiah)2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 122,71 132,02 124,33
REGIONAL BRUTO
3. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHANTAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781(Orang)
4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 13 940 418 18 351 943 22 695 784PERKAPITA (Rupiah)
TANPA MIGAS1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12 422 172,26 13 953 239,89 15 684 085,36
(Juta Rupiah)2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 112,62 112,33 112,35
REGIONAL BRUTO
3. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHANTAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781(Orang)
4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 10 295 989 11 531 861 12 889 818PERKAPITA (Rupiah)
ATAS DASAR HARGA KONSTANDENGAN MIGAS1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7 267 525,09 8 128 233,06 8 875 105,39
(Juta Rupiah)2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 110,10 111,84 109,16
REGIONAL BRUTO
3. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHANTAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781(Orang)
4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 6 023 613 6 717 698 7 293 922PERKAPITA (Rupiah)
TANPA MIGAS1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5 558 265,83 5 916 994,23 6 307 489,59
(Juta Rupiah)2. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK 106,01 106,45 106,56
REGIONAL BRUTO
3. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHANTAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781(Orang)
4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4 606 911 4 890 187 5 183 751PERKAPITA (Rupiah)
JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN 1 206 506 1 209 973 1 216 781
Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 39
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010 mencapai 6,45%
(tanpa migas) dan 11,84% (dengan migas), dan Tahun 2011 mencapai 6,66%
(tanpa migas) dan 9,19 % (dengan migas). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2011 yang tertinggi dibandingkan dengan seluruh Kabupaten/
Kota di Propinsi Jawa Timur dan juga tertinggi jika dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang sebesar 7,22% dan Nasional yang tumbuh
sebesar 6,5%. Namun hal ini masih perlu dilakukan upaya peningkatan terutama
untuk pertumbuhan ekonomi yang non migas melalui optimalisasi sektor basis yaitu
pertanian.
Untuk inflasi yang menggambarkan stabilitas ekonomi cukup terkendali
ditunjukan oleh laju inflasi yang pada Tahun 2012 tercatat sebesar 4,05 %
sebagaimana grafik 5.1 dan 5.2 berikut :
Grafik 5.1 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008-2011
Grafik 2 : Perkembangan Inflasi di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 - 2012
Grafik 5.2 : Perkembangan Inflasi Tahun 2008-2011
10,24 10,4411,84
9,195,82 5,93 6,45 6,66
5,94 5,01 6,67 7,26,064,55 6,1
6,5
0
5
10
15
2008 2009 2010 2011
Kab. Bjn (dengan migas) Kab. Bjn (tanpa migas) Jawa Timur Nasional
11,01
4,436,72
4,17 4,05
0
5
10
15
2008 2009 2010 2011 2012
INFLASI (%)
INFLASI
Sumber : BPS Kab. Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 40
Sektor unggulan dan komoditas unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten
Bojonegoro yaitu :
1. Sektor Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan;
2. Sektor industri kreatif;
3. Sektor Migas;
4. Sektor Pariwisata.
Mengingat sebagian besar wilayah Kabupaten Bojonegoro berupa lahan
pertanian maka saat ini dan masa yang akan datang sektor ini akan menjadi salah
satu sektor unggulan yang diunggulkan. Memang sebelum ditemukannya SDA Migas
di Kabupaten Bojonegoro, maka sektor pertanian merupakan sektor penyumbang
terbesar terhadap pembentukan PDRB. Namun Kabupaten Bojonegoro tidak pernah
bergantung dari migas karena sektor pertanian selama ini menjadi sektor basis yang
menyerap tenaga kerja paling besar.
1. SEKTOR PERTANIAN : PERTANIAN TANAMAN BAHAN MAKANAN
Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro mencatat luas lahan sawah yang
dimilikinya sebesar 37,83 persen, lahan kering sebesar 21,23 persen dan sisanya
merupakan lahan hutan dan lainnya. Luas sawah yang dirinci menurut jenis
pengairannya, ternyata sawah yang dialiri jenis pengairan teknis mencakup 22.40
persen, dialiri irigasi semi teknis meliputi 4,79 persen. Sedangkan yang terbesar
adalah sawah yang bertipe tadah hujan yaitu sebesar 51,80 persen. Perbaikan
dan penambahan jaringan irigasi diharapkan dapat menambah tingkat produksi
maupun produktifitas tanaman pangan yang ada.
Bojonegoro termasuk penyangga pangan nasional melalui komoditas padi
yang pada Tahun 2011 mencapai produksi 707.970 ton dan 803.059,56 Tahun
2012. Luas panen 133.833 ha dengan produktivitas rata-rata 6 ton/ha. Kendala
utama peningkatan produksi adalah ketersediaan air karena itu program
pembangunan embung, waduk dan bendungan di laksanakan untuk mendukung
ketersediaan air.
5.2 POTENSI EKONOMI KABUPATEN BOJONEGORO
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 41
Padi tersebar hampir disemua
kecamatan, namun daerah sentra adalah
Kalitidu, Kedungadem, Kanor, Dander,
Sumberrejo, Baureno, Sukosewu, Sugihwaras,
Tambakrejo, Ngraho
Bojonegoro termasuk penghasil jagung
dengan produksi mencapai 174.697,26 ton,
dengan luas panen 37.251 ha dan
produktivitas 4,69 ton/ha. Produksi tersebut
masih bisa ditingkatkan karena Bojonegoro
mempunyai daerah hutan yang cukup luas
dan bisa dimanfaatkan untuk tanaman
jagung. Namun produksi jagung belum secara
optimal di olah di Bojonegoro, sebagian besar
terjual keluar. Oleh karena itu perlu dukungan
untuk komoditas jagung terutama terkait
agroindustrinya. Sentra jagung adalah
Gondang, Sekar, Tambakrejo, Purwosari,
Ngasem, Bubulan, Margomulyo dan Ngraho.
Singkong juga merupakan salah satu
potensi unggulan dimana produksi pada Tahun 2012 mencapai 99.179,99 ton
dengan luas panen 3.369 dan produktivitas 29,43 ton. Agroindustri singkong
sudah diawali dengan pembuatan chip MOCAF di Kecamatan Margomulyo
dengan luas panen 540 ha dan produksi kurang lebih 10.800 ton. Chip MOCAF
tersebut sudah memiliki pasar namun untuk added value perlu peningkatan
menjadi industri tepung MOCAF. Dengan produksi total singkong di Kabupaten
Bojonegoro maka peluang bagi investor untuk mengembangkan berbagai produk
turunan dari singkong antara lain bioetanol yang memiliki nilai jual cukup tinggi.
Wilayah sentra singkong lainnya adalah Malo, Ngasem, Gondang, Temayang,
Sekar, Ngambon dan Tambakrejo
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 42
Produksi ubi jalar belum banyak. Pada Tahun 2012
hanya menghasilkan 2.695,5 ton dengan luas panen kecil
yaitu 174 ha dan produktivitas 15,5 ton/ha. Ubi jalar tidak
banyak dikembangkan namun ada 1 kecamatan yang
merupakan penghasil ubi jalar yaitu Trucuk sebesar
kurang lebih 2.000 ton. Kecamatan lainnya tersebar di
Kanor, Kepohbaru, Margomulyo, Sekar, Ngambon dan
Tambakrejo.
Produksi kacang-kacangan yang paling banyak
adalah kedelai dengan produksi mencapai 29.520,48 ton,
kacang tanah 3.549,95 ton dan kacang hijau 3.591,08 ton.
Beberapa kecamatan penghasil kedelai adalah Sumberrjo,
Balen, Kasiman, Kapas, Malo, Padangan, Margomulyo,
Ngraho, dan Temayang yang rata-rata produksi diatas
1.000 ton/thn. Kecamatan penghasil kacang tanah adalah
Dander, Malo, Padangan, Bubulan, Kasiman, Sekar yang
rata-rata produksi diatas 100 ton/thn. Kecamatan penghasil
kacang hijau adalah Kapas, Dander, Purwosari, Ngasem,
Temayang, Bojonegoro yang rata-rata produksi diatas 300
ton/thn.
Untuk menjaga keberlanjutan produksi dan peningkatan produktivitas
pertanian perlu adanya perencanaan yang lebih komprehensif tentang alih fungsi
lahan pertanian. Hal tersebut berguna untuk mengidentifikasi seberapa besar lahan
pertanian yang telah beralih fungsi dan kebutuhan lahan pengganti untuk
mempertahankan produksi. Selain itu identifikasi lahan-lahan cadangan atau lahan
yang berpotensi untuk menjadi lahan pertanian baru yang potensial juga perlu
dilakukan mengingat selama ini pencetakan lahan pertanian baru tidak sebanding
dengan lahan yang beralih fungsi.
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 43
Tabel 5.4 PRODUKSI PADI KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2011
(TON)
Kecamatan PADI
(ton)
Kecamatan PADI
(ton)
Bojonegoro 9.977,41 Baureno 36.720,48
Kalitidu 100.608,35 Kepohbaru 27.084,78
Kapas 15.835,25 Kedungadem 69.298,73
Sumberejo 36.292,02 Sugihwaras 26.354,49
Balen 17.436,52 Kanor 61.141,35
Ngasem 30.336,57 Temayang 13.355,24
Dander 49.784,87 Sukosewu 32.479,40
TOTAL 260.270,99 TOTAL 266.434,47
Kecamatan PADI
(ton)
Kecamatan PADI
(ton)
Padangan 18.806,12 Tambakrejo 25.348,60
Kasiman 12.416,22 Ngraho 20.380,85
Kedewan 1.433,98 Margomulyo 6.623,05
Malo 9.128,74 Gondang 7.899,52
Trucuk 11.274,28 Sekar 7.041,99
Purwosari 13.558,06 Bubulan 6.806,02
Ngambon 3.397,36
TOTAL 66.617,40 TOTAL 77.497,39
TOTAL PRODUKSI PADI KABUPATEN BOJONEGORO
TAHUN 2011 (TON)
707.970,41
Kabupaten Bojonegoro juga mempunyai potensi hortikultura yang unggul
yaitu Belimbing, Salak, dan Bawang Merah. Salak tersentra di Kecamatan Kapas dan
Kecamatan Dander, dan ada 10 (sepuluh) Desa di Kecamatan Kapas yang secara
kontinyu membudidayakan salak yaitu : Wedi, Tanjungharjo, Tapelan, Kalianyar,
Bangilan, Kedaton, Padangmentoyo, Sembung, Klampok dan Bendo dengan luasan
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 44
kurang lebih 275 ha. Pada Tahun 2010
produksi salak mencapai 18.464 kw, angka
tersebut jauh diatas produksi salak Tahun
2009 yang hanya mencapai 11.840 kw.
Belimbing merupakan salah satu
produk hortikultura yang spesifik dihasilkan
di Kecamatan Kalitidu khususnya Desa
Ngringinrejo dan Mojo. Luas lahan
penanaman Belimbing di kedua desa
tersebut kurang lebih 26 ha. Untuk
Belimbing sudah dibudidayakan pada areal
perkebunan khusus sehingga lebih
berpotensi untuk dikembangkan menjadi
kawasan wisata baru dengan design
Agrowisata.
Beberapa kecamatan penghasil
bawang merah adalah Gondang, Sekar,
Kedungadem, Temayang dan Sugihwaras
dengan produksi sebesar 53.600 kwintal.
Bawang merah yang memang sudah
memiliki pasar tersebut bisa dikembangkan
untuk agroindustrinya terutama apabila
panen terjadi bersamaan.
Optimalisasi potensi unggulan dilakukan dengan intervensi berbagai program
meliputi keseluruhan proses mulai dari on farm/ produksi/ hulu sampai off farm/
industri/ hilir. Penyediaan sarana infrastruktur bangunan penampung air :
Bendungan, Embung, dan Chek dam.
a. Penyediaan infrastruktur jaringan irigasi, JITUT/ JIDES, Jalan Usaha Tani,
pompanisasi;
b. Penyediaan insfrastruktur jalan dan jembatan untuk memperlancar arus barang
dan jasa;
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 45
c. Penyediaan Saprodi : Bibit Unggul, Pupuk, Obat-obatan;
d. Penyediaan dan Fasilitasi terhadap permodalan (Financial) termasuk fasilitasi
terhadap akses permodalan dengan perbankan, koperasi atau lembaga keuangan
lainnya;
e. Penguatan Kelembagaan (poktan, gapoktan, HIPPA) dan SDM Petani melalui
berbagai pelatihan dan pendidikan : SLPTT, SLPHT, SLGAP;
f. Kaderisasi Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang handal dan kompeten sebagai
eksekutor sosialisasi dan Penerapan Teknologi tepat guna untuk meningkatkan
produksi pertanian.
Produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebagaimana pada tabel 5.5
Tabel 5. 5. Perkembangan Luas Tanam Tanaman Pangandi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 – 2012
No Jenis Komoditi2008
(Ha)
2009
(Ha)
2010
(Ha)
2011
(Ha)
2012*)
(Ha)
1 Padi 140.269 105.839 151.996 147.464 67.274
2 Jagung 43.561 53.608 47.550 40.015 17.930
3 Kedelai 20.580 22.599 17.100 21.652 17.337
4 Ubi Kayu 3.877 3.379 3.434 3.860 313
5 Ubi Jalar 124 143 148 191 88
6 Kacang Tanah 1.859 1.834 2.122 1.855 1.759
7 Kacang Hijau 4.510 4409 6.386 6.126 2.356
Hortikultura :
9 Sayur – sayuran
a. Bawang Merah 767 619 445 893 446
b. Kacang Panjang 146 92 185 144 44
c. Cabe Rawit 259 237 247 215 183
d. Tomat 64 29 68 60 28
e. Terong 154 149 184 284 137
10 Buah – buahan :
a. Belimbing 30.396 28.115 26.917 27.323 27.892
b. Mangga 876.081 872.455 852.661 833.224 833.374
c. Pisang 2.078.517 2.001.425 1.925.868 1.913.296 1.897.837
d. Salak 98.036 97.136 93.806 89.666 89.516
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 46
2. SEKTOR PERKEBUNAN
Musim kemarau adalah musim yang kondusif bagi tanaman perkebunan seperti
tembakau, dinas kehutanan dan perkebunan Kabupaten Bojonegoro mencatat luas
areal tanaman tembakau mengalami kenaikan sebesar 35,07 persen untuk jenis
tembakau virginia dan 76,67 persen. (Tabel 5.6) Produksi tanaman tembakau virginia
mencapai 14.509 ton di Tahun 2011 atau naik sebesar 284,96 persen, dibanding
Tahun 2010 yang hanya mampu berproduksi sebesar 3.769 ton. Untuk jenis
tembakau jawa tingkat produksi di Tahun 2011 mencapai 2.402 ton, atau mengalami
peningkatan sebesar 602,5 persen. (tabel 5.7)
Tabel 5.6 Perkembangan Luas Tanam Perkebunandi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010 - 2011
No. Uraian Satuan 2010 2011
1 2 3 6 7
1 Tembakau
- Tembakau Virginia Ha 8.681 11.752
- Tembakau jawa Ha 986 1.742
2 Kelapa Ha 8.512 8.512
3 Tebu Ha 687 753
4 Kapas Ha - -
5 Kopi Robusta Ha 1 1
6 Kapuk randu Ha 1.434 1.406
7 Kenanga Ha 13 13
8 Kemiri Ha 16 15
9 Cengkeh Ha 2 -
10 Jarak Ha 1.724 1.682
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 47
Tabel 5.7 Perkembangan Produksi Perkebunandi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 – 2012
No. Uraian SatuanTahun
2008 2009 2010 2011 2012*)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Tembakau
- Tembakau Virginia Ton 12.405 9.264 3.769 14.509 6.137
- Tembakau jawa Ton 1.213 904 342 2.402 2.592
2 Kelapa Ton 3.776 3.721 3.623 3.470 1.698
3 Tebu Ton 2.483 2.643 2.454 3.430 209
4 Kapuk randu Ton 385 335 328 - -
5 Kenanga Ton 34 37 35 21.650 14,90
6 Kemiri Ton 8 9 8 7 4,4
7 Wijen Ton 16 5 5 - -
8 Jarak Ton 6 5 5 4.420 188,7
3. SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN
Populasi ternak di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 menurut Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro adalah sapi perah sebanyak 30
ekor, sapi potong sebanyak 193.975 ekor, kerbau 966 ekor, kuda 182 ekor,
kambing 94.731 ekor dan domba 115.812 ekor. (lihat grafik 5.3). Sedangkan
populasi unggas dapat dilihat pada tabel 5.4.2, populasi ayam ras tercatat
sebesar 558.050 ekor, ayam buras terhitung sebanyak 1.402.822 ekor, itik 57.071
ekor dan mentok sebanyak 61.749 ekor (Grafik 5.4).
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 48
193.975
115.81294731
309660
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
Sapi Domba Kerbau Sapi Perah Kambing
558.050
1.402.822
61.74957.0710
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
Ayam ras Ayam buras Itik Mentok
Grafik 5.3 : Posisi Populasi Ternak Tahun 2011 (ekor)
Grafik 5.4 Populasi Unggas Tahun 2011 (ekor)
Sektor peternakan telah menjadi komoditas utama Bojonegoro yang
pengembangannya didukung Pemerintah Daerah melalui pendanaan kredit sapi dan
IB gratis untuk meningkatkan populasi ternak.
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 49
Untuk perikanan, karena
Kabupaten Bojonegoro tidak memiliki
potensi kelautan maka yang banyak
dikembangkan adalah perikanan
budidaya di kolam-kolam dan beberapa
perikanan tangkap di waduk-waduk dan
sepanjang perairan Bengawan Solo.
Komoditas ikan yang dikembangkan
meliputi lele, gurami, nila, tawes, tombro, dan patin.
Produksi perikanan dengan cara penangkapan mengalami kenaikan hasil dari
706,8 ton di Tahun 2010 menjadi 740,8 ton di Tahun 2011. Produksi ikan dari sisi
budidaya juga mengalami peningkatan hasil, untuk budidaya perikanan di kolam,
meningkat dari 638,5 ton di Tahun 2010 menjadi 1.053,6 di Tahun 2011. Untuk
budidaya ikan ditambak juga mengalami kenaikan, namun tidak begitu signifikan,
hanya naik sebesar 0,42 persen. Produksi Perikanan di Kabupaten Bojonegoro
sebagaimana tabel 5.8.
TABEL 5.8 : LUASAN LAHAN PERIKANAN DAN PRODUKSI PERIKANAN TAHUN 2012
LUAS LAHAN BUDIDAYA PERIKANAN
No Uraian Satuan (ha)
1 Kolam 110,172 Sawah Tambak 1663 Mina Padi 14 Waduk 620
PRODUKSI PERIKANAN
No Uraian Satuan (ton)
1 Penangkapan :Sungai, Rawa, Waduk
781,57
2 Budidaya :Kolam, Sawah Tambak, Mina Padi,Waduk
1.979,81
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 50
Sektor perikanan menjadi penting karena produk-produk perikanan
menjadi sumber protein hewani yang baik selain daging, serta dalam rangka
mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kontribusi Sub Sektor Perikanan terhadap
PDRB Kabupaten Bojonegoro masih kecil hanya 0,26 % dari total PDRB atas dasar
harga berlaku Tahun 2010. Beberapa sentra penolahan perikanan telah banyak
dirintis oleh masyarakat yang antara lain adalah keripik belut yang ada di
Kecamatan Balen, abon yang diolah dari ikan lele yang berada di Kecamatan
Sukosewu, kerupuk ikan dan nugget ikan.
4. SEKTOR INDUSTRI KREATIF :
Secara umum menurut pembagian golongannya, industri di Bojonegoro
meliputi industri makanan, Minuman dan Tembakau , tekstil, kulit dan alas kaki,
pupuk kimia dan barang dari karet, serta barang-barang lainnya. Selain itu
beberapa sub sektor industri lainnya yang ada yaitu barang dari kayu dan hasil
hutan, Semen dan Barang Galian bukan logam, Alat angkutan, mesin dan Logam
elektro. Karena SDA perkebunan yang terbanyak adalah tembakau maka sub
sektor yang banyak berkembang adalah sub sektor industri Makanan, Minuman
dan Tembakau yaitu sekitar 8.683 unit dan sepanjang Tahun 2010 sub sektor ini
menyerap 30.188 tenaga kerja
Selain itu beragam industri kreatif yang dikembangkan di Bojonegoro dan
industri tersebut membentuk sentra-sentra industri spesifik yaitu Sentra Industri
Meubel Kayu di Bojonegoro khususnya Desa Sukorejo dan di Kecamatan Kapas,
Sentra Anyaman Bambu di Sumberejo, Sentra tali-temali dari pelepah pisang di
Prambatan Balen, sentra keripik belut di Desa Sekaran Kecamatan Balen dan
Sentra Batik ”Jonegoroan”, anyaman Bambu di Kanor, Anyaman Pandan di
Kedungadem, Pengasapan Ikan, Bordir dan Sentra kerajinan tangan dari pelepah
pisang di Kecamatan Bureno.
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 51
Selain itu ada makanan khas Bojonegoro
berupa camilan yang terkenal yaitu Ledre berbahan
dasar pisang. Selain terkenal dengan ledrenya,
industri yang menjadi ikon handcraf atau kerajinan
tangan khas Bojonegoro yaitu kerajinan Bubut
Kayu, Patung Sapi dan Gerabah. Industri Bubut
Kayu tersentra di Desa Batokan Kecamatan
Kasiman. Kerajinan bubut kayu memanfaatkan
limbah gergaji kayu jati dan pemasarannya telah
menjangkau sampai keluar negeri. Design yang
menarik dan pembuatan yang berkualitas
menjadikan kerajinan Bubut Kayu sebagai souvenir
yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke
Kabupaten Bojonegoro. Kerajinan tangan lainnya
yang tidak kalah menarik untuk dijadikan souvenir
adalah kerajinan Patung Sapi Desa Banaran dan
Gerabah Desa Rendeng di Kecamatan Malo.
Kebijakan yang dilakukan untuk mendorong
pertumbuhan industri adalah :
1. Menyediakan permodalan bagi pelaku usaha terutama UMKM melalui kerjasama dengan
lembaga keuangan atau perbankan;
2. Melaksanakan bimbingan teknis atau pelatihan-pelatihan berupa pelatihan
keterampilan dalam teknologi produksi, pemasaran, dan manajemen pengelolaan
usaha bagi usaha-usaha;
3. Memasang baliho atau spanduk yang menginformasikan keberadaan produk-produk
home industry ditempat-tempat yang strategis dan mudah untuk di akses;
4. Mendirikan outlet-outlet di setiap kecamatan untuk memasarkan semua produk-produk
unggulan serta sebagai pusat informasi untuk memperluas akses pemasaran;
5. Membangun jaringan listrik dan komunikasi untuk mendukung perkembangan sektor
industri;
6. Pelatihan dan bimbingan teknis bagi SDM pelaku usaha terutama UMKM.
Kerajinan GerabahBojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 52
Secara keseluruhan jenis dan jumlah Industri yang ada di Bojonegoro adalah
sebagaimana Tabel 5. 9 berikut :
Table 5.9 Jenis dan Jumlah Industri di Kabupaten Bojonegoro
Tahun JumlahIndustri
Kelompok Industri Jumlah Kawasan Industri
Luas Lokasi
1 2 3 4 5 6
2009 22.933
Ind. Kimia, agro dan hasil
hutan
20.977 - -
Ind. Logam, mesin elektro dan
aneka
1.956 - -
Jumlah 22.933 - -
2010 23.329
Ind. Kimia, agro dan hasil
hutan
21.344 - -
Ind. Logam, mesin elektro dan
aneka
1.985 - -
Jumlah 23.329 - -
2011 23.703
Ind. Kimia, agro dan hasil
hutan
21.642 - -
Ind. Logam, mesin elektro dan
aneka
2.061 - -
Jumlah 23.703 - -
.
5. SEKTOR PERTAMBANGAN/MIGAS
Penemuan sumber minyak di Kabupaten Bojonegoro membuat
Kabupaten Bojonegoro menjadi primadona baru dan berdampak luar biasa
bagi Kabupaten Bojonegoro. Bahkan kandungan minyak dan gas yang ada
di menjadikan Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu daerah penyangga
Gudang Energi Nasional karena hampir 20%. Kegiatan eksplorasi migas
dilakukan oleh Exxon Mobile (Mobile Cepu Limited) - PT. Pertamina serta
JOB Pertamina Petrochina East Java (PPEJ). Dengan cadangan minyak
mencapai 1.200 MMBOE dan potensi gas mencapai 6 Trilyun Cubic Feet (1.000
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 53
MMBTU = 1 cubic feet) di blok Banyu Urip Kecamatan Ngasem maka
diperkirakan Kabupaten Bojonegoro turut memberikan kontribusi pada negara
lebih dari 1.000 Trilyun Rupiah dengan asumsi ICP lifting minyak nasional 90
US$/barel dan price gas nasional 3 US$/MMBTU. Sepanjang Tahun 2011
tingkat produksi akumulatif yang dihasilkan mencapai 62 ribu barel per day.
Produksi tersebut akan bertambah apabila eksplorasi sudah mencapai
puncak (peak production) yang diperkirakan akan mencapai 165 ribu barel
per day. Selain eksploitasi yang sudah dilakukan di Kecamatan Ngasem dan
Kapas, sumber minyak juga ditemukan di Kalitidu yaitu di lapangan Kedung
Keris, Kecamatan Dander di daerah Alas Tuo Timur dan Tiung Biru di
Kecamatan Tambakrejo saat ini sudah mulai dilakukan kegiatan eksplorasi.
Pertambangan migas di Kabupaten Bojonegoro dimulai dengan
ditemukannya “emas hitam” atau minyak di Kecamatan Kedewan yaitu di Desa
Kawengan, Wonocolo, Hargomulyo dan Beji. Namun tidak seperti pertambangan
migas yang ada di Blok Cepu maupun di lapangan Sukowati yang dieksploitasi
dan dieksplorasi oleh MCL, PT. Pertamina dan Petrochina, sumur-sumur minyak
yang ada di Kecamatan kedewan di tambang secara tradisional dan mekanis oleh
penduduk setempat. Penambangan dilakukan dengan peralatan yang sederhana
sedangkan sebagian lagi menggunakan teknologi yang memanfaatkan mesin
mobil sebagai penggerak. Sumur-sumur minyak tua rata-rata mempunyai
kedalaman 500 meter, jumlah sumur sebanyak 74 yang meliputi Desa Wonocolo
44 sumur dengan kapasitas produksi 25.771 liter/hari, Desa Hargomulyo 18
sumur dengan kapasitas 12.755 liter/hari dan di desa Beji 12 sumur dengan
kapasitas produksi 8.249 liter/hari. Kegiatan penambangan yang dikelola secara
tradisional ini memiliki daya tarik wisata tersendiri karena menawarkan
keindahan alam berupa hutan dan secara khusus adalah wisata untuk
penambangan minyak tradisional yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Selain tambang migas, Kabupaten Bojonegoro menyimpan potensi
pertambangan non migas yaitu bahan-bahan galian golongan C seperti Gipsum,
Lempung, Gamping, Bentonit dan Tanah Urug. Seluruh potensi berbentuk bahan-
bahan galian golongan C ini masih dikelola secara tradisional dan sedkit sekali
yang menggunakan sentuhan teknologi modern. Potensi Gipsum di Kecamatan
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 54
Purwosari mempunyai cadangan sekitar 105.000 m3 atau sekitar 199.500 ton.
Gipsum belum banyak dikelola oleh masyarakat setempat. Hal ini merupakan
peluang investasi karena akses jalan Kabupaten dan jalan poros desa menuju ke
lokasi tambang relatif sudah baik. Selain itu sudah tersedianya aliran listrik di
lokasi tambang. Lempung juga merupakan potensi SDA Kabupaten Bojonegoro
dan lempung adalah bahan baku untuk pembuatan keramik. Lempung yang ada
di di lereng Gunung Dimoro Kecamatan padangan mempunyai cadangan seluas
8.000 m3 atau 17.600 ton. Gamping yang terdapat di Kecamatan Kasiman
merupakan jenis gamping klastik yang digunakan untuk bahan dinding rumah
(pengganti batako) dengan deposit cadangan sebesar 1.890.000 m3 atau
4.158.000 ton. Bentonit terdapat di Kecamatan Malo dengan cadangan
diperkirakan 40.000 m3 atau 84.000 ton dan banyak digunakan untuk zat
pemutih, perekat pasir dalam pengecoran baja, zat penyerap kotoran dalam
industri minyak dan Bleaching Clay pada minyak kelapa. Tanah urug banyak
terdapat Kecamatan Trucuk dengan cadangan sekitar 200.000 m3 dan digunakan
sebagai bahan bangunan. Untuk luas areal bahan galian C tersebut sebagaimana
tabel 5.10.
Tabel 5.10 Luas Areal Bahan Galian C
No Jenis BahanGalian
Lokasi Jumlah Usaha Luas Areal2010 2011 2010 2011
1 Onyx Desa Jari, DesaKramat Kec.Gondang
1 1,96 1,96
2 Fosfat Desa JonoKecamatanTemayang
1 3,965 3,965
3 Batu Gamping Desa Gajah,Gunungsari Kec.Baureno
1 30 44,39
4 Dasit/Andesit Desa Jari,Krondonan Kec.Gondang
2 44,39 -
5 Tanah Urug Desa BanjarsariKec. Trucuk
tradisional 2 -
6 Pasir SepanjangSungaiBengawan Solo
100 - -
7 Gipsum Desa GaplukKec. Purwosari
tradisional 4 -
Sumber : Bagian Sumber Daya Alam Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 55
6. SEKTOR PARIWISATA
Bojonegoro memiliki beberapa obyek wisata alam antara lain Tirta Wana
Dander, Waduk Pacal dan Khayangan Api. Selain itu obyek wisata lain yang
ditawarkan adalah wisata minat khusus seperti penambangan minyak tradisional,
wisata budaya, agrowisata belimbing dan salak. Sektor pariwisata ini sangat
berpeluang untuk dikembangkan karena dukungan akomodasi yang mendukung
seperti perhotelan, restaurant, dan beberapa supermarket. Dengan keberadaan
migas tentu memberikan peluang untuk dikembangkannya obyek-obyek wisata
tersebut menjadi obyek wisata yang menarik dan representatif karena migas
tersebut membawa dampak terhadap menggeliatnya perekonomian di Kabupaten
Bojonegoro dan menjadi daya tarik bagi investor untuk mengembangkan
usahanya di Bojonegoro.
Beberapa obyek wisata yang ada di
Kabupaten Bojonegoro adalah Obyek
Wisata Wana Wisata Tirtawana di
Kecamatan Dander dan Khayangan Api di
Kecamatan Ngasem, Waduk
(Bendungan) Pacal di Kecamatan
Temayang. Obyek Wisata Wana Wisata
Tirtawana Dander dengan beberapa
fasilitas yang cukup representatif antara
lain Kolam Renang dengan mata air yang
bersumber dari mata air dan Lapangan
Golf. Dari Wana Wisata Tirtawana Dander perjalanan dapat diteruskan menuju Obyek
Wisata Khayangan Api di Kecamatan Ngasem yang memberikan pemandangan eksotis
sumber api yang berasal dari dalam tanah. Waduk atau bendungan pacal yaitu
merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Bojonegoro, wisata ini menyuguhkan
lingkungan alam yang sangat mempesona karena di kelilingi oleh bukit-bukit yang
sangat indah. Bendungan Pacal ini terletak 35 Km dari arah selatan kota Bojonegoro.
Waduk Pascal yang memiliki luas sekitar 3,878 kilometer persegi dan kedalaman 25
meter ini, merupakan bangunan sarana pengairan peninggalan zaman belanda dengan
manfaat multifungsi.
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 56
Daya tarik wisata ini adalah kemegahan dan kekokohan bangunan peninggalan zaman
Belanda dan hamparan air yang melimpah dengan panorama alam dan hutan jati yang
mempesona. Saat musim kemarau, sekitar
waduk berubah fungsi menjadi ladang dan
perkebunan bagi masayarakat setempat.
Tanah merekah di sekitar menara waduk,
seolah membawa ke dunia yang berbeda.
Namun saat musim penghujan, air dalam
jumlah besar membuat Waduk Pacal
bagaikan danau yang sangat indah, dengan
perbukitan dan pohon-pohon raksasa di
sekitarnya.
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 57
VI. INFRASTRUKTUR
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan
mengembangkan kerangka strategis dan kebijakan penguatan konektivitas.
Komponen pembentuk postur konektivitas fisik diantaranya pengembangan jaringan
infrastruktur. Untuk mendukung penguatan konektivitas wilayah ditetapkan beberapa
kebijakan :
a. Konektivitas Wilayah meliputi intra wilayah Bojonegoro dan antar wilayah
Bojonegoro dengan Kabupaten lain;
b. Konektivitas Wilayah merupakan intergrasi beberapa elemen : produksi, logistik,
dan transportasi.
Kerangka strategis dan kebijakan penguatan konektivitas mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;
2. Memperluas pertumbuhan ke hinterland;
3. Penyebaran manfaat pembangunan;
4. Penguatan dan keterjalinan Koperasi UKM dengan usaha besar;
5. Memperkuat pusat-pusat pertanian dan agrobis;
6. Sinergi pengembangan ekonomi dengan daerah lain.
Konektivitas wilayah yang baik akan mempermudah pelaksanaan
pembangunan ekonomi. Konektivitas wilayah dengan kondisi infrastruktur yang
memadai akan mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas suatu wilayah.
Mobilitas masyarakat yang mudah dan lancar akan mempermudah masyarakat untuk
beraktivitas ekonomi yang akan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Merupakan konektivitas untuk mendukung perpindahan komoditas yaitu
barang, jasa, dan lain-lain Hal ini diperlukan trasportasi yang lancar yang
menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip
keterpaduan, bukan keseragaman. Memperluas pertumbuhan dengan
menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan inter-modal supply
chain systems. Menghubungkan daerah terpencil dengan insfrastruktur dan
6.1 JALAN DAN JEMBATAN
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 58
pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas
(pertumbuhan yang inklusif). Beberapa tabel di bawah ini menunjukkan keadaan
infrastruktur jalan dan jembatan di kabupaten Bojonegoro :
Tabel 6.1 Perkembangan Jalan dan Jembatan di Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2010 - 2011
No Uraian Satuan 2010 20111 2 3 6 71 Jalan Kabupaten (Km) 628.789 628.789
- Jalan Makadam Km 106.000 106.000- Jalan Aspal Kondisi
baikKm 392.214 392.729
- Jalan Paving Kondisibaik
Km 23.996 27.041
- Jalan Aspal Kondisisedang
Km 106.079 102.019
1 2 3 6 7- Jalan Paving Kondisi
sedangKm 500 1.000
- Peningkatan jalan aspal Km 2.000 515- Pemeliaharaan jalan
aspalKm 8.569 85.000
- Pembangunan jalanpaving
Km 19.966 3.545
2 Jembatan Kabupaten Mm
875 875- Kayu 56 49- Beton Plat 737 744- Composide 81 81- Rangka 1 1
3 Jalan Poros Desa (Km) 1.267.177,9
158.074- Tanah - -- Makadam/Pedel 738.075,9
011.949
- Makadan / telford - 4.147- Aspal 309.995,8
0578
- Beton 3.085 378- Paving 208.477,8
043.638
- Paving (shering) - 97.384- HRS/ATB 7.543,40 -
4 Jembatan Desa (Buah) 58 84- Kayu 1 2- Beton Plat 38 52- Composide 18 30- Rangka 1 -
5 Penerangan Jalan Umum 5.468 5.030- Daya 55 Watt 1.571 1.000- Daya 150 watt 1.693 1.502- Daya 250 watt 2.204 2.528
Sumber : Dinas PU Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 59
Kondisi tanah gerak/ labil membuat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro
berpikir kreatif untuk mengatasi hal tersebut. Penerapan konstruksi paving untuk
jalan poros desa telah berhasil mengatasi kondisi jalan dengan struktur tanah
Bojonegoro yang labil. Semula dengan konstruksi aspal, jalan yang ada hanya
memiliki usia pakai yang singkat hanya 2 tahun saja sudah rusak. Hal tersebut
menyebabkan pembangunan jalan di Bojonegoro tidak pernah tuntas, kondisi
jalan baik disatu wilayah, namun diwilayah lain sudah rusak. Hal ini membuat
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melakukan terobosan dengan menerapkan
kontruksi paving untuk jalan poros dan terbukti lebih awet.
Tabel 6.2 Perkembangan Kualitas Jalan Menurut Permukaan
Tahun 2010 - 2011
Thn. KondisiJenis Permukaan (Km)
JumlahAspal BatuKerikil Tanah Paving
1 2 3 4 5 6 7
Tahun2010
Panjang (Km) 505.862 90.431 8.000 24.496 628.789
Kondisi Mantap 402.783 2.000 2.000 23.996 430.779
Sedang 86.293 39.431 0 500 126.224
Tidak Mantap 16.786 49.000 6.000 0 71.786
Tahun2011
Panjang (Km) 502.317 90.431 8.000 28.041 628.789
Kondisi Mantap 384.738 2.000 2.000 27.041 415.779
Sedang 82.793 39.431 - 1.000 123.224
Tidak Mantap 34.786 49.000 6.000 - 89.786
Kondisi jembatan desa sampai Tahun 2011 jumlahnya mencapai 84
buah jembatan atau naik 100% dibanding Tahun 2008 yang jumlahnya
mencapai 42 buah, kondisinya terus mengalami peningkatan kualitas dari
tahun ke tahun, seperti yang disajikan pada tabel 6.3 berikut :
Sumber : Dinas PU Kabupaten Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 60
Tabel 6.3 Perkembangan Jembatan Desa Tahun 2008-2011
No. Jenis JembatanJumlah Jembatan
Tahun2008
Tahun2009
Tahun2010
Tahun2011
1 JembatanBesi/Kayu/Deplang
1 - 1 2
2 Jembatan Beton 28 29 38 52
3 Jembatan Komposit 11 15 17 30
4 Jembatan Kerangka 2 2 3 -
Jumlah 42 46 59 84
Pembangunan Perdagangan merupakan
salah satu kegiatan yang mempunyai
peranan strategis untuk mendukung
percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi di Kabupaten Bojonegoro.
Sektor perdagangan berperan dalam
mendukung kelancaran penyaluran
arus barang dan jasa, memenuhi
kebutuhan pokok rakyat, serta
mendorong pembentukan harga yang wajar. Pembangunan perdagangan
sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan, dan memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam
penciptaan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan. Kegiatan sektor perdagangan saling berkait dan
saling menunjang dengan kegiatan sektor lainnya, seperti sektor produksi,
yaitu pertanian, industri, dan pertambangan; sektor keuangan; sektor
perhubungan dan telekomunikasi. Pembangunan perdagangan berperan
penting pula dalam menciptakan dan mempertahankan stabilitas ekonomi
dalam mengendalikan inflasi.
6.2 PERDAGANGAN
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 61
Berdasarkan nilai PDRB Kabupaten Bojonegoro, sektor perdagangan pada Tahun
2011 atas harga berlaku dengan migas memberikan kontribusi sebesar 12,87% %
dari total PDRB. Pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan Tahun 2010 7,64 %
sedangkan Tahun 2011 naik sebesar 7,73 %. Perkembangan perdagangan
menunjukkan prospek kedepan yang cerah. Hal ini ditinjau dari potensi SDA yang
tersedia di Kabupaten Bojonegoro yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan
menjadi produk yang memiliki daya saing tinggi dipasar lokal maupun global. Geliat
sektor perdagangan di didukung dengan sarana dan prasarana perdagangan yang
memadai. Hal ini dapat diindikasikan dari perkembangan unit usaha perdagangan
yang mengalami peningkatan dari Tahun 2010 sebanyak 8.752 unit menjadi 9.802
pada Tahun 2011.
TABEL 6. 4 PERKEMBANGAN UNIT USAHA PERDAGANGAN
DI KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2010-2011 (UNIT)
NO URAIAN 2010 2011
1. Usaha Besar 186 249
2. Usaha Menengah 870 973
3. Usaha Kecil 7.696 9.802
TOTAL 8.752 9.802
Dengan adanya penambahan jumlah pedagang pada Tahun 2011 maka
memicu perkembangan nilai investasi perdagangan. Pada Tahun 2010 nilai investasi
perdagangan tercatat sebesar Rp. 586.080.854.000,- dan meningkat menjadi
Rp. 1.030.709.620.850,- atau meningkat sekitar 57%. Sarana perdagangan yang ada
meliputi pasar Daerah, pasar Desa dan Supermarket mendukung wilayah ini untuk
menjadi sentra sektor perdagangan. Saat ini jumlah pasar daerah yang dimiliki oleh
Pemkab. Bojonegoro berjumlah 11 unit, Pasar Tradisonal sebanyak 78 yang tersebar
di semua koridor ekonomi. Pasar Modern atau Supermarket saat ini berjumlah 14
unit.
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 62
Produksi listrik yang dibangkitkan oleh PT PLN area pelayanan Bojonegoro
selama Tahun 2011 adalah sebanyak 336.138,24 ribu kilowatt. Dari 100 persen yang
dibangkitkan, terjual hanya 87,81 persen atau sekitar 295.177,93 ribu kilo watt.
Sebanyak 12,18 persen hilang atau susut dalam pendistribusian (gambar 6.1)
Gambar 6.1 Produksi Listrik dan Pelanggan, Kabupaten Bojonegoro
(ribuan / kwh) Tahun 2009 – 2011
Pengguna listrik tiap tahun selalu mengalami kenaikan, untuk Tahun 2009
sebanyak 238.682 pelanggan, Tahun 2010 sebanyak 251.578 pelanggan dan Tahun
2011 sebanyak 262.111 pelanggan. Pengguna listrik di Kabupaten Bojonegoro
didominasi pelanggan dengan golongan tarif R-1 yaitu sebanyak 224.996 pelanggan,
disusul golongan B-1 sebanyak 27.723 pelanggan .
6.3 KELISTRIKAN, AIR BERSIH DAN TELEKOMUNIKASI
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
2009 2010 2011
Dibangkitkan/ Generated* Terjual/Sold* Susut/Hilang/Lost*
Sumber : PLN Persero Areal Pelayanan Kab. Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 63
Kontribusi sub sektor air bersih dalam pembentukan PDRB mungkin tidak
terlalu besar dibandingkan sektor lainnya, namun tanpa adanya sub sektor tersebut,
bukan tidak mungkin kegiatan perekonomian tidak akan berjalan. Dalam
menjalankan proses produksinya, sektor industri membutuhkan air, baik untuk bahan
baku, menghasilkan uap, kebersihan air minum dan sebagainya. Untuk Kabupaten
Bojonegoro berdasarkan data yang dicatat oleh kantor PDAM Bojonegoro, pada
Tahun 2011 hanya sekitar 11 kecamatan dari 27 kecamatan dan 67 desa/ kelurahan,
yang telah menikmati produksi air bersih yang didistribusikan oleh kantor tersebut.
Pelanggan terbanyak ada di Kecamatan Kota Bojonegoro yaitu sebesar 8.841
pelanggan, disusul Kecamatan Dander sebanyak 2.758 pelanggan. Total produksi air
minum yang telah disalurkan selama Tahun 2011 di Kabupaten Bojonegoro sebanyak
6.350 ribu meter kubik. Dari besaran tersebut, total air yang terjual sebanyak 4.993
ribu meter kubik dan yang hilang atau terbuang sebanyak 1.357 ribu meter kubik.
Adapun total nilai produksi air minum yang wujud selama Tahun 2011 di Kabupaten
Bojonegoro adalah sebesar 10.521 juta rupiah
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 64
VII. KEUANGAN
Keadaan sektor keuangan kita hingga saat ini tampaknya menunjukkan kinerja
yang relatif stabil dan baik. Sesuai dengan peraturan dan data tentang sektor
keuangan kita, maka lembaga keuangan di Indonesia yang memainkan fungsinya
dalam pembangunan, terdiri dari dua sektor keuangan yaitu sektor “perbankan “yang
meliputi bank umum dan BPR dan sektor “non perbankan” yang meliputi sektor
asuransi (jiwa, umum, reasuransi dan asuransi sosial), kemudian lembaga dana
pensiun, perusahaan pembiayaan (multi finance), pegadaian dan pasar modal. Dan
masing masing lembaga keuangan diatas mempunyai pangsa pasar tersendiri.
Penerimaan PAD selalu meningkat baik dari retribusi, retribusi daerah, Laba
BUMD dan lain-lain pendapatan yang sah. Untuk pos lain-lain pendapatan yang sah
setiap tahunnya memberikan sumbangan yang terbesar pada PAD sebagaimana
tabel 7.1 berikut :
Tabel 7.1 Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
No PAD Nilai PAD yang
Diterima
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
1 2 7 7 8
1 Retribusi 15.081.489.498,50 13.092.045.689,97 15.017.848.412,50
2 Pajak daerah 13.450.828.387,00 14.978.188.747,00 34.305.641.150,00
3 Laba BUMD 812.128.397,20 803.221.523,91 1.551.721.513,02
4 Lain2 pdpt yg
sah
40.889.492.021,28 51.018.027.871,94 54.673.653.830,83
Total 70.233.938.303,98 79.891.483.832,80 105.548.864.906,35
Sedangkan dari sisi penerimaan dana perimbangan DAU tetap yang berkontribusi
paling besar ditambah dengan Dana Bagi Hasil sebagaimana tabel 7.2 berikut :
Sumber : DPPKA Kab. Bojonegoro
Buku Profil Kabupaten BojonegoroTahun 2012 65
Tabel 7.2 Penerimaan Dana Perimbangan
NoDana
Perimbanganyang diterima
Nilai Dana Perimbangan yang Diterima
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
1 2 7 8
1 DAU (Inpres) 596.430.263.000,00 583.763.532.000,00 665.218.290.000,00
2 DAK (SDO) 42.913.000.000,00 57.373.200.000,00 67.916.900.000,00
3 Bagi Hasil 150.076.354.973,00 297.131.042.726,00 292.041.220.838,00
4 DanaDekonsentrasi
- - -
Total 789.419.617.973,00 938.267.774.726,00 1.025.176.410.838,00
Sumber : DPPKA Kab. Bojonegoro