buku gavi

Embed Size (px)

Citation preview

PEDOMANPEMBERDAYAAN MASYARAKATDALAM RANGKA

PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI RUTIN SERTA KESEHATAN IBU DAN ANAKBagi Organisasi Kemasyarakatan / Lembaga Swadaya Masyarakat

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2009Jl. Rasuna Said Kav. 4-9 Blok C lt. VI Jakarta Selatan Telp/Fax. (021) 520 3873 www.promosikesehatan.com

PUSAT PROMOSI KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2009

KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga dapat menerbitkan Pedoman ini. Organisasi Kemasyarakatan/Lembaga Swadaya Masyarakat (Ormas/LSM) merupakan mitra potensial petugas kesehatan dalam melakukan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat. Cakupan Imunisasi Rutin serta Kesehatan Ibu dan Anak terbukti meningkat dengan adanya peran serta dari Ormas/ LSM antara lain seperti Tim Penggerak PKK melalui para kader Posyandunya. Berdasarkan pengalaman di lapangan tersebut, maka disusunlah Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka peningkatan cakupan Imunisasi Rutin serta Kesehatan Ibu dan Anak bagi Organisasi Kemasyarakatan/Lembaga Swadaya Masyarakat. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dan perbaikan buku ini, kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Diharapkan dengan disusunnya Buku Pedoman ini akan mempermudah berbagai pihak khususnya Ormas/LSM dalam

Pedoman pemberdayaan GAVI CSO

i

menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan Cakupan Imunisasi Rutin serta Kesehatan Ibu dan Anak. Kritik dan saran untuk untuk perbaikan buku ini masih diharapkan guna penyempurnaan lebih lanjut. Amin.

Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Promosi Kesehatan

Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes

ii

Pedoman pemberdayaan GAVI CSO

DAFTAR ISIKata Pengantar ...................................................................... i Daftar Isi.................................................................................. iii I. Pendahuluan A. Latar Belakang ..................................................... 1 B. Gambaran Masalah ............................................. 3 C. Tujuan dan Indikator Keberhasilan .................... 8 D. Sasaran ................................................................ 9 E. Dasar Hukum ....................................................... 9 F. Pengertian ........................................................... 10 Program dan Implementasi Imunisasi Rutin serta Kesehatan Ibu dan Anak ............................................. 13 A. Program dan Implementasi Imunisasi Rutin 13 B. Program dan Implementasi Kesehatan Ibu dan dan Anak ............................................................. 16 Pemberdayaan Masyarakat dalam peningkatan cakupan Imunisasi Rutin serta Kesehatan Ibu dan Anak .............................................................................. 29

II.

III.

Lampiran Kuesioner .............................................................. 41

Pedoman pemberdayaan GAVI CSO

iii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling efektif dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956 dan melalui program ini, Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Dengan telah diperluasnya program imunisasi menjadi Program Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977, angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) sudah dapat ditekan. Upaya imunisasi perlu ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan kelompok yang tinggi dengan cakupan 8095% akan terhindar dari penyakit infeksi yang ganas sehingga PD3I dapat dibasmi, eliminasi atau dikendalikan. Dengan upaya imunisasi pula, kita sudah dapat menekan penyakit Polio dan sejak tahun 2007 tidak ditemukan lagi virus Polio liar. Hal ini sejalan dengan upaya kesehatan global untuk membasmi Polio di dunia. Penyakit lain yang dapat dicegah melalui imunisasi rutin adalah Tuberkulosis (TB), Hepatitis, Dipteri, Pertusis, Tetanus pada Ibu melahirkan dan bayi baru lahir serta Campak. Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa cakupan Imunisasi Dasar Lengkap secara nasional baru mencapai 46,2%. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat

Pedoman pemberdayaan GAVI CSO

1

menimbulkan letusan atau Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I. Berdasarkan analisis Global Alliance For Vaccine and Immunization (GAVI) Geneva cakupan imunisasi di Indonesia masih tergolong belum maksimal. Ini terlihat dengan cakupan Universal Child Immunization (UCI) 76,2%, cakupan DPT 3 kurang dari 80% dan cakupan Campak kurang dari 90% pada 207 kabupaten di 28 provinsi pada tahun 2007. Masalahnya bukan hanya karena kurangnya pelayanan yang tersedia tetapi juga karena kurang intensifnya promosi kesehatan dan mobilisasi masyarakat. Promosi kesehatan dan mobilisasi masyarakat memerlukan dukungan dan percepatan aksi nyata dari organisasi kemasyarakatan atau Civil Society Organization (CSO). Oleh karena itu, Program Promosi Kesehatan juga harus memfokuskan untuk memperkuat program imunisasi melalui penguatan peran CSO dalam pemberdayaan masyarakat. Upaya ini memerlukan penggalangan kemitraan terutama dengan CSO seperti TP-PKK, Gerakan Pramuka, organisasi agama, organisasi wanita dan organisasi pemuda, yang mempunyai akses cukup besar dengan masyarakat. Kemitraan tersebut dilaksanakan untuk mendukung promosi kesehatan dalam pelaksanaan advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat guna penguatan program imunisasi rutin serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dukungan para pengambil kebijakan seperti Gubernur dan Walikota/Bupati beserta jajarannya, DPRD sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program imunisasi rutin serta kesehatan ibu dan anak. 2Pedoman pemberdayaan GAVI CSO

B.

Gambaran Masalah Cakupan imunisasi rutin di Indonesia saat ini masih belum mencapai yang diharapkan, berdasarkan laporan menunjukkan bahwa pada tahun 2007 cakupan UCI Desa hanya mencapai 76,1%, yang mencapai target cakupan HB0