Bpsl Blok 11 2014 Booklet

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    1/41

    1

    BPSLBUKU PETUNJUK SKILLS LAB

    PROSTODONSIA I

    SEMESTER VI

    TAHUN AKADEMIK 2013-2014

    BLOK 3.6.11

    NAMA : KLP

    NIM :

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    2/41

    2

    BUKU PANDUAN SKILLS LAB

    BLOK 3.6.11

    PROSTODONSIA I

    SEMESTER VI

    TAHUN AKADEMIK 2013-2014

    Penyusun : Tim SL Prostodonsia Blok 3.6.11

    Editing :

    Sekretariat Blok Semester Genap

    Desain & Layout :

    Tim Sekretariat Blok Semester Genap

    Cetakan : Februari, 2014

    PSPDG FK UB

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    3/41

    3

    BAB 1

    TATA TERTIB SKILLS LAB

    1.1. PELAKSANAAN

    1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum/skills lab

    blok 11 semester ganjil TA.2012/2013.

    2. Mahasiswa wajib membaca Buku Panduan Praktikum/Skills Lab

    sebelum melakukan praktikum/skills lab.

    3. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum/skills lab pada waktu

    yang telah ditentukan, mengenakan jas praktikum/skills lab

    berwarna putih dengan rapi dan name tag sesuai dengan ketentuan

    yang berlaku, membawa Buku Panduan Skills Lab dan kelengkapan

    peralatan praktikum/skills lab yang diperlukan.

    4. Bagi mahasiswa perempuan, rambut harus terikat rapi dan apabila

    berjilbab agar jilbab dimasukkan ke dalam jas praktikum/skills lab.

    Bagi mahasiswa laki-laki, tidak diperkenankan memanjangkan

    rambut melebihi bahu.

    5. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tanpa alasan

    yang dapat dipertanggungjawabkan, tidak diperkenankan mengikuti

    kegiatan praktikum/skills lab.

    6. Mahasiswa yang berhalangan melakukan kegiatan praktikum/skillslab harus melapor pada Penanggung Jawab Mata Ajar yang

    bersangkutan.

    7. Selama kegiatan praktikum/skills lab berlangsung, mahasiswa

    dilarang merokok, makan, mengaktifkan penyeranta dan telepon

    genggam, mengganggu jalannya praktikum/skills lab atau bersenda

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    4/41

    4

    gurau, dan meninggalkan ruang praktikum/skills lab tanpa seijin

    instruktur praktikum/skills lab.

    8. Peralatan praktikum/skills lab yang dipinjam menjadi tanggung

    jawab mahasiswa.Sebelum dan sesudah kegiatan praktikum/skills

    lab, periksa/teliti kelengkapan peralatan/sarana yang digunakan,

    apabila kurang lengkap atau rusak wajib segera melapor pada

    petugas laboran atau instruktur praktikum yang bertugas. Apabila

    terjadi kerusakan pada peralatan praktikum/skills lab, maka menjadi

    tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan.

    9. Sebelum meminjam peralatan atau meminta bahan, mahasiswa wajib

    menulis peralatan atau bahan yang dipinjam/diminta pada borang

    peminjaman peralatan dan borang permintaan bahan, dan harus

    ditandatangani oleh instruktur praktikum yang bertugas.

    10.Selesai kegiatan praktikum/skills lab, semua peralatandicuci bersih

    dan dikembalikan ke tempat semula, sampah dibuang pada

    tempatnya, hasil kerja praktikum/skills lab disimpan di dalam lemari

    penyimpanan. Tempat kerja ditinggalkan harus dalam keadaan

    bersih dan rapi.

    11.Fakultas/Laboratorium tidak bertanggung jawab atas barang yang

    tertinggal/hilang di dalam ruang praktikum/skills lab

    12.Setiap phantom dipegang oleh 2 mahasiswa dari kelompok yang

    berbeda yang bertanggung jawab terhadap phantom tersebut.

    Kerusakan atau kehilangan pada phantom tersebut menjadi

    tanggung jawab ke dua mahasiswa yang bersangkutan.

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    5/41

    5

    13. Setiap mahasiswa tidak boleh bertukar kelompok kecuali dengan

    alasan yang kuat dan seijin penanggung jawab skill labs serta

    membuat surat pernyataan.

    14. Presensi tidak boleh kurang dari 80% jumlah tatap muka skill labs

    prostodonsia I. Bila presensi kurang dari 80% jumlah tatap muka

    skill labs prostodonsia I, mahasiswa yang bersangkutan tidak

    diperbolehkan mengikuti ujian skill labs prostodonsia I.

    15. Setiap kecurangan dikenakan sanksi.

    1.2. TES TEORI DAN UJIAN PRAKTIKUM/SKILLS LAB

    1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua tes teori dan ujian

    praktikum/skills lab pada waktu yang telah ditentukan.

    2. Mahasiswa yang berhalangan mengikuti ujian harus melapor paling

    lambat 2 (dua) hari sesudah hari ujian kepada Penanggung Jawab

    Mata Ajar yang bersangkutan dengan mengajukan alasan tertulis

    yang dapat dipertanggungjawabkan dan akan mendapat kesempatan

    untuk mengikuti ujian susulan pada waktu dan menurut cara yang

    ditetapkan oleh Penanggung Jawab mata Ajar

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    6/41

    6

    BAB 2

    STANDAR KOMPETENSI SKILLS LAB PROSTODONSIA I

    KOMPETENSI UTAMA :

    1. Pembuatan Gigi Tiruan Jembatan Sederhana (GTJ 3 unit)

    2. Pembuatan Mahkota Jaket dan Provisoris/Mahkota sementara teknik Direk

    3. Pembuatan restorasi paska perawatan saluran akar (restorasi pasak inti

    tuang/dowel cast restoration)

    4. Penanganan problema paska pemasangan GTJ, Provisoris dan Pasak Inti

    Tuang

    KOMPETENSI PENUNJANG :

    1. Melakukan pencetakan anatomis RA/RB, preparasi gigi penyangga

    (abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik

    direk, pencetakan final RA/RB, pembuatan model kerja, pembuatan

    catatan gigit, pemasangan model kerja dalam artikulator, pasang coba

    gigi tiruan, pemasangan dan penyemenan

    2. Melakukan Pembuatan Mahkota Jaket dan Provisoris/Mahkota sementara

    teknik Direk

    3. Melakukan pembuatan restorasi pasca perawatan saluran akar (dowelrestoration/pasak tuang)

    4. Melakukan penyesuaian oklusi atau masalah-masalah yang timbul paska

    pemasangan gigi tiruan jembatan

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    7/41

    7

    BAB 3

    PENATALAKSANAAN SKILLS LAB

    3.1. GIGI TIRUAN JEMBATAN (GTJ) 3 UNIT

    TUJUAN:

    Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tahapan-tahapan

    pembuatan gigi tiruan jembatan 3 unit (porcelain fused to metal/PFM)

    untuk persiapan kerja klinik prostodonsia.

    ALAT DAN BAHAN :

    1. Alat diagnosa (2 kaca mulut, 1 pinset, 1sonde lurus, 1 sonde

    bengkok)

    2. Mata Bur Intan : Long thin tapered bur (kerucut kurus panjang),

    Flat end tapered bur (kerucut ujung datar),Fissure bur, Tapered

    bur, Chamfer/torpedo bur, Round end tapered bur (kerucut ujung

    bulat)

    3. Fine Finishing Bur4. Mata Bur untuk pemolesan

    5. Konektor bur jet

    6. Bowl (mangkuk karet), Spatula cetak dan gips (plastik/logam)

    7. Sendok cetak sebagian

    8. Sendok cetak untuk rahang bergigi (S,M,L)

    9. Pisau malam/wax

    10. Pisau model/lecron

    11. Pisau Gips

    12. Lempeng Kaca tebal 5 mm (glass plate)

    13. Artikulator

    14. Penggaris, pensil , cutter, gunting kecil, pensil tinta

    15. Syringe dan Chip Blower

    16. Sarung tangan dan masker

    17. Lap putih ukuran 50x50 cm untuk alas kerja

    18. Mikromotor Low speed dan handpiece (straight dan contra angle)

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    8/41

    8

    19. Spatula semen, semen stopper, ekskavator

    20. Matrix band dan retainer

    21. Dappen glass dan alkohol

    22. Bunsen brander dan spiritus

    23. Karet gelang dan batang korek api

    24. Bahan cetak irreversibel hydrocolloid (alginat) dan elastomer

    25. Dental stone (gips putih, gips biru, sandrock)

    26. Bahan separasi (vaseline)

    27. Wax (malam merah, malam perekat)

    28. Kain kasa, petri dish berisi cotton pellet dan cotton roll

    29. Model anatomi RA/RB dan head phantom

    TEORI

    Morfologi Gigi Premolar Pertama Mandibular

    Lebar mesiodistal kamar pulpa sempit, ke arah bukolingual kamar

    pulpanya lebar, dengan tanduk pulpa bukal yang menonjol yang

    meluas di bawah cusp bukal yang berkembang dengan baik.

    Cusp bukal yang menonjol dan cusp lingual yang lebih kecil

    memberikan kepada mahkota gigi premolar pertama mandibular

    kemiringan lingual sekitar 300 Pada potongan melintang, kamar

    pulpa ovoid, dengan diameter besar ke arah bukolingual.

    Morfologi Gigi Molar Pertama Mandibular

    Atap kamar pulpa sering berbentuk persegi panjang. Dinding

    mesial lurus, dinding distal bulat dan dinding bukal serta lingual

    berkumpul untuk bertemu dengan dinding mesial dan distal serta

    membentuk suatu dasar jajaran genjang. Atap kamar pulpa

    mempunyai empat tanduk pulpa: mesiobukal, mesiolingual,

    distobukal dan distolingual. Atap kamar pulpa terletak pada

    sepertiga servikal mahkota tepat di atas serviks gigi, dan dasar

    terletak pada sepertiga servikal akar.

    Mata bur preparasi yang digunakan untuk preparasi GTJ:

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    9/41

    9

    Gbr.1.Mata bur preparasi GTJ;A. Ki-Ka:Round end fissured diamondbur; Flat end tapered diamond bur; Long thin needle edge diamond

    bur. B. Ka-Ki a) Flat-end tapered diamond (occlusal and axial

    reduction) end = 0.8 mm; b) Long, round-end tapered diamond

    (as for a. and also shoulder production) end = 1.1 mm; c) Long

    needle diamond (initial proximal reduction); d) Chamfer diamond

    (chamfer production) end = 1.0 mm atau torpedo diamond bur;

    e) Chamfer tungsten carbide (chamfer and preparationfinishing); and f) Large flame or 'rugby ball' diamond(lingual concavity

    production) (Blair et al, 2002)

    TAHAPAN KERJA

    PEMBUATAN INDEX

    Tujuan pembuatan index adalah sebagai panduan operator saat

    melakukan preparasi pada permukaan bukal/labial dan lingual/palatal gigi

    abutment agar hasil preparasi tidak berlebihan ataupun kurang. Indeks

    dibuat sebelum gigi abutment dipreparasi. Caranya sebagai berikut:

    1. Siapkan sendok cetak sebagian dan bahan cetak elastomer putty

    2. Manipulasi bahan cetak elastomer putty (perhatikan working dan

    setting time!) menjadi adonan yang homogen kemudian aplikasikan

    pada sendok cetak sebagian

    3. Lakukan pencetakan pada daerah gigi abutment, tunggu hingga

    bahan cetak mengeras kemudian lepaskan

    A B

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    10/41

    10

    4. Lepaskan hasil cetakan dari sendok cetak sebagian dan belah menjadi

    dua pada bagian dasar putty secara melintang dari arah mesial ke

    distal atau sebaliknya, dengan menggunakan pisau bedah (scalpel)

    atau alat bantu potong lain yang tajam (mis. cutter)

    5. Pasang coba index pada gigi abutment yang akan dipreparasi dan lihat

    apakah semua bagian gigi abutment tersebut telah tercetak dengan

    baik. Index siap untuk digunakan.

    PREPARASI GIGI PENYANGGA (ABUTMENT)

    Preparasi gigi penyangga bertujuan untuk mempersiapkan abutment

    yang digunakan sebagai retainer gigi tiruan jembatan 3 unit. Untuk kegiatanskills lab ini, preparasi dilakukan pada gigi premolar pertama dan gigi molar

    pertama rahang bawah.

    1. OUTLINE UNTUK ALUR PANDUAN (GUIDING GROOVES)

    a. Membuat outline pada gigi molar pertama

    Menggambar outline pada fosa sentral, mesial dan distal bidang

    oklusal kemudian hubungkan

    sampai bagian central groove yang meluas ke distal dan mesial

    marginal ridge.

    Menggambar outline pada developmental groove bukal dan lingual

    gigi, serta pada tiap

    triangular ridge diawali dari puncak cusp (cusp tip) hingga ke dasar

    cusp.

    Menggambar outline untuk panduan bevel 1,5 mm dari buko-oklusal

    (fungsional cusp).

    Menggambar outline untuk panduan finishing line (chamfer) 1 2mm di atas servikal

    di sekeliling gigi.

    Tunjukkan instruktur

    b. Membuat outline pada gigi premolar pertama

    Menggambar outline pada pit dan fissure kemudian diteruskan sampai

    marginal ridge

    Menggambar outline pada developmental groove bukal dan lingual gigi

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    11/41

    11

    Menggambar outline untuk panduan bevel 1,5 mm dari buko-oklusal

    (fungsional cusp).

    Menggambar outline untuk panduan finishing line (chamfer) 1 2

    mm di atas servikal

    di sekeliling gigi.

    Tunjukkan instruktur

    2. PREPARASI BIDANG OKLUSAL

    Bertujuan untuk menghasilkan suatu ruangan di antara gigi abutment

    dengan gigi antagonisnya untuk ditempati oleh lapisan logam atau porcelain

    ataupun kombinasi keduanya.a.Membuat alur panduan untuk pengurangan bidang oklusal

    (guiding grooves for

    occlusal reduction) (gambar 2).

    Gbr.2. Alur panduan bidang oklusal (Rosenstiel et al, 2002)

    Tujuan pembuatan alur panduan (guiding grooves) bidang oklusal ini yaitu

    memberikan panduan saat preparasi agar bentuk preparasi pada bidang

    oklusal sesuai dengan anatomi gigi dan juga meminimalkan jaringan keras

    gigi yang hilang dalam upaya mendapatkan ruang yang cukup untuk

    ketebalan logam.

    Tahapan pembuatan alur panduan (guiding grooves) bidang oklusal :

    Buatlah alur dengan kedalaman 1-1,5 mm dengan menggunakan round-

    end tapered diamond bur pada fosa sentral, mesial dan distal bidang

    oklusal dan hubungkan sehingga membentuk saluran (channel) di

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    12/41

    12

    sepanjang alur bagian tengah oklusal (central groove) yang meluas ke

    distal dan mesial marginal ridge.Tunjukkan instruktur.

    Buatlah alur dengan kedalaman 1-1,5 mm dengan menggunakan round-

    end tapered diamond bur pada developmental groove bukal dan lingual

    gigi, serta pada tiap triangular ridge diawali dari puncak cusp (cusp tip)

    hingga ke dasar cusp.Tunjukkan instruktur

    Pada area yang permukaan oklusalnya kontak dengan permukaan

    oklusal gigi antagonis, buatlah alur dengan kedalaman 1,5 mm,

    menggunakan round-end tapered diamond bur dengan memposisikan

    mata bur pada angulasi 45 terhadap sumbu gigi sehingga terbentuk

    bevel pada functional cusp (gambar 3). Tunjukkan instruktur

    Gbr.3.A.angulasi mata bur saat preparasi functional cusp bevel

    (Rosenstiel et al, 2002);

    B.hasil preparasi (Shillingburg et al, 1997)

    Tujuan pembuatan bevel pada functional cusp adalah menyediakan ruang

    untuk logam sehingga didapatkan ketebalan logam yang cukup pada

    daerah yang berkontak oklusi (oklusi sentrik) dengan gigi antagonis.

    Apabila bevel tersebut tidak dibuat, maka ketebalan logam kurang

    sehingga terjadi overkontur restorasi.

    A

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    13/41

    13

    b. Melakukan pengurangan pada bidang oklusal (occlusal

    reduction)

    Setelah alur panduan (guiding groove) dibuat, struktur gigi yang tersisa

    di antara alur panduan tersebut dikurangi menggunakan round-end

    tapered diamond bur.

    Lakukan pengurangan bidang oklusal secara bertahap. Bidang oklusal

    pada sisi

    mesial dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai panduan ataupun

    sebaliknya. Apabila sisi mesial bidang oklusal telah selesai dikurangi,

    maka pengurangan sisi distal bidang oklusal dapat dilakukan begitupun

    sebaliknya. (Gambar 4). Tunjukkan instruktur.

    Gbr.4.A. Pengurangan bidang oklusal secara bertahap;B. hasil

    pengurangan bidang oklusal menggunakan round-end tapered

    diamond bur; C.Pengurangan bidang oklusal yg tidak adekuat akan

    mempengaruhi ketebalan restorasi tuang nya

    (Rosenstiel et al, 2002; Shillingburg et al, 1997)

    Lakukan cek oklusi sentrik dengan menggunakan kertas artikulasi

    (articulating paper). Apabila masih terdapat area yang terkena spot(dark spot area), maka dilakukan pengurangan kembali pada area

    tersebut hingga spot tidak tampak saat cek oklusi sentrik.

    Periksa hasil preparasi, tidak boleh ada permukaan yang bersudut tajam

    maupun permukaan yang tidak rata.Tunjukkan instruktur

    .

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    14/41

    14

    3. PERSIAPAN SEBELUM PREPARASI BIDANG AKSIAL GIGI

    PENYANGGA (ABUTMENT)

    Pada gigi-gigi yang bersebelahan dengan gigi abutment, dipasang

    matrix band dan retainer untuk melindungi permukaan enamel gigi yang tidak

    dijadikan abutment agar tidak terkikis bila tanpa sengaja mata bur berkontak

    dengan gigi-gigi tersebut.

    4. PREPARASI BIDANG AKSIAL

    a. Membuat alur panduan untuk pengurangan bidang aksial

    (guiding grooves for axial reduction)

    Buatlah 3 buah alur panduan pada bidang bukal dan lingual gigi yangsejajar dengan sumbu gigi, menggunakan round-end tapered diamond

    bur (gambar 5). Tunjukkan instruktur.

    Gbr 5.A.alur panduan bidang aksial; B.preparasi alur panduan bidang aksial

    (Rosenstiel et al, 2002)

    Kedalaman alur panduan pada daerah servikal tidak boleh melebihi

    dari ketebalan mata bur. Bila dilihat dari oklusal, alur panduan bagian

    oklusal tampak lebih dalam dibandingkan bagian servikal (gambar 6).

    Tunjukkan instruktur.

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    15/41

    15

    Gbr.6.tampak oklusoservikal, terlihat alur panduan bidang aksial bagian

    oklusal lebih dalam dibandingkan bagian servikal; (Rosenstiel et al, 2002)

    b. Melakukan pengurangan pada bidang aksial (axial reduction)

    dan pembuatan

    chamfer (bahu liku)

    Setelah alur panduan (guiding grooves) dibuat, struktur gigi yang

    tersisa di antara alur panduan tersebut dikurangi menggunakan round-

    end tapered diamond bur. Lakukan pengurangan bidang aksial secara bertahap. Bidang aksial

    pada sisi mesial dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai

    panduan ataupun sebaliknya. Apabila sisi mesial bidang aksial telah

    selesai dikurangi, maka pengurangan sisi distal bidang aksial dapat

    dilakukan begitupun sebaliknya (gambar 7).

    Buatlah chamfer bersamaan dengan pengurangan bidang aksial,

    mengelilingi seluruh permukaan bidang aksial (sisi bukal-lingual dan

    mesial-distal). Chamfer dibuat dengan lebar 0,5-1 mm agar ketebalan

    logam pada area tersebut cukup. Preparasi chamfer menggunakan

    round-end fissured diamond bur atau round-end tapered diamond bur

    (gambar 7).Tunjukkan instruktur

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    16/41

    16

    Gbr. 7. A. pengurangan bidang aksial; B.preparasi bidang aksial; C.tampak

    oklusal, sisi distobukal telah dilakukan pengurangan; D. preparasi sisi

    mesiobukal; E. tampak oklusal, sisi mesiobukal telah dilakukan pengurangan;

    F. hasil pengurangan bidang aksial sisi bukal-lingual menggunakan torpedo

    diamond bur (Rosenstiel et al, 2002; Shillingburg et al, 1997)

    Perhatikan sisi proksimal gigi. Pengurangan bidang proksimal harus

    dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengenai gigi sebelahnya, untuk

    mencegah hal tersebut maka pada gigi yang bersebelahan dengan gigi

    yang dipreparasi tersebut dipasang matrix band dan retainer.

    Lakukan preparasi menggunakan long-tapered needle edge diamondbur atau long-thin diamond bur. Preparasi dilakukan dari arah bukal ke

    lingual, hingga tersisa sedikit struktur gigi yang kemudian dikurangi

    dengan menggunakan long-thin diamond bur (gambar 8). Tunjukkan

    instruktur.

    Catatan : Apabila gigi sebelahnya terkena preparasi, poles gigi tersebut

    dengan white stone/arkansas stone dan aplikasikan topikal fluoride

    AB

    D E

    C

    F

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    17/41

    17

    varnish untuk mencegah demineralisasi enamel gigi dan meningkatkan

    resistensinya.

    Gbr.8. A.preparasi sisi proksimal gigi; B.hasil pengurangan bidang aksial sisi

    proksimal menggunakan short needle dan torpedo diamond bur (untuk

    chamfer); C. Pengurangan bidang aksial yg tidak adekuat akan

    mengakibatkan tipisnya dinding restorasi (A) atau overkontur (B)

    (Shillingburg et al, 1997; Rosenstiel et al,2002)

    5. PEMERIKSAAN HASIL PREPARASI

    Bertujuan untuk mengevaluasi tahapan preparasi gigi penyangga yaitu

    melihat kesejajaran hasil preparasi gigi, adanya lip enamel, over contour

    (over tapering) atau under contour dan adanya undercut.

    Dilakukan dengan cara visual yaitu melihat dengan satu mata denganjarak pandang kurang lebih 30 cm (gambar 9) (Shillingburg et al,

    1997) atau dengan bantuan sonde lurus

    Gbr.9. Pemeriksaan hasil preparasi

    A. Pada model; B. Dalam rongga mulut dengan bantuan kaca mulut

    (Shillingburg et al, 1997)

    A B

    A B

    C

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    18/41

    18

    6. PENGHALUSAN (FINISHING)

    Gunakan torpedo fine-finishing bur atau torpedo white stone untuk

    menghaluskan permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin

    chamfer (gambar 10).

    Cek permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin chamfer

    menggunakan sonde,permukaan tersebut harus terasa sehalus

    permukaan kaca.Tunjukkan instruktur.

    Gbr. 10.A. hasil akhir preparasi pada gigi molar; B.hasil akhir preparasi pada

    gigi molar & premolar (Rosenstiel et al, 2002; Shillingburg et al, 1997)

    Gbr.11preparasi abutment dan fungsinya (Shillingburg et al, 1997)

    AB

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    19/41

    19

    7. MENCETAK FUNGSIONAL/FINAL

    Tujuan pencetakan ini adalah untuk mendapatkan reproduksi negatif dari

    gigi yang telah dipreparasi berikut jaringan pendukungnya dalam rongga

    mulut, kemudian mengisinya dengan dental stone sehingga didapatkan

    reproduksi positif sebagai model kerja. Model kerja berguna sebagai

    panduan pembuatan gigi tiruan cekat pada proses laboratoris dan

    penyesuaian oklusi.

    Bersihkan gigi yang telah dipreparasi dengan air dalam syringe (water

    spray), dan keringkan dengan udara (air spray)

    Pasang benang retraksi (retraction cord) dengan bantuan pinset dan

    plastic filling, pada sulkus interproksimal mengelilingi margin chamfer(pada phantom, hanya untuk melatih penempatan). Sebelumnya

    benang retraksi dicelupkan pada larutan aluminium klorida 25% atau

    epinephrine agar melunak sehingga tidak melukai gingiva. Pertama-

    tama bentuklah benang retraksi menyerupai huruf U dan lingkarkan

    mengelilingi gigi yang telah dipreparasi. Tahan benang dengan ibu jari

    dan jari telunjuk sambil sedikit menekan benang ke arah apikal

    (subgingiva) (gambar 12 A). Kemudian perlahan-lahan selipkan benang

    di antara gigi dan gingiva bagian mesial interproksimal dengan bantuan

    pinset dan plastic filling, setelah terpasang dengan baik, lanjutkan

    memasang pada sisi distal interproksimal (gambar 12 B). Lanjutkan

    pemasangan pada permukaan lingual yang diawali dari sudut

    mesiolingual menuju sudut distolingual. Catatan : ujung/tip alat

    diposisikan menghadap benang retraksi yang telah dipasang untuk

    mencegah terlepasnya benang retraksi (gambar 12 C). Benang retraksi

    berfungsi untuk mengekspos sementara akhiran preparasi(chamfer/shoulder) selama proses pencetakan final agar didapat

    kerapatan tepi (marginal fit) yang baik antara restorasi tetap dengan

    abutment untuk mencegah terjadinya iritasi gingiva dan karies

    sekunder.

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    20/41

    20

    Gbr. 12. Pemasangan benang retraksi.A.Bentuk loop UB.

    pemasanganpada sisi interproksimal C. Pemasangan pada sisi lingual

    (Shillingburg et al, 1997)

    Plastic filling diposisikan membentuk angulasi 45 terhadap akar gigi

    (tidak sejajar sumbu gigi) untuk membantu penempatan benang

    retraksi pada subgingiva (gambar 13 A). Benang retraksi dipotong pada

    sisi distal interproksimal (gambar 13 B) dan sisanya dilanjutkan hingga

    menutupi sisi mesial interproksimal (gambar 13 C).

    Gbr.13.Pemasangan benang retraksi.A. Posisi alat menyudut.B.

    pemotongan benang retraksiC. Benang retraksi Overlapping sisi mesial

    (Shillingburg et al, 1997)

    A B

    A B

    C

    C

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    21/41

    21

    Lakukan pencetakan hasil preparasi menggunakan sendok cetak untuk

    rahang bergigi dan bahan cetak elastomer (putty dan monophase)

    dengan teknik single phase. Setelah cetakan mengeras, lepaskan dari

    model gigi. Pastikan cetakan keras, tidak kenyal dan tidak dapat dirobek

    sebelum dilepas dari model gigi (gambar 13). Catatan : Apabila

    dilakukan pencetakan dalam rongga mulut penderita, cucilah hasil

    cetakan dibawah air yang mengalir atau dalam larutan desinfeksi lalu

    keringkan dengan udara.

    Gbr 14. Contoh hasil cetakan final RB

    Cetak gigi antagonisnya dengan menggunakan sendok cetak untuk

    rahang bergigi dan bahan cetak alginate.Tunjukkan hasil cetakan pada

    instruktur

    8. PENGISIAN HASIL CETAKAN

    Isi hasil cetakan dengan gips tipe 4 sehingga didapatkan model kerja

    Tunjukkan model kerja pada instruktur

    Membuat basis pada model kerja RA dan RB

    9. PEMBUATAN CATATAN GIGITAmbil selembar malam merah dibagi menjadi 2 (dua), kemudian

    letakkan selembar kain kasa diantara malam merah tersebut.

    Lunakkan di atas bunsen brander kemudian letakkan pada regio gigi

    yang dipreparasi dan oklusikan model phantom hingga didapat oklusi

    sentrik. Lakukan tahapan yang sama pada regio yang berlawanan.

    Tunjukkan pada instruktur.

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    22/41

    22

    Gambarlah garis median dan garis kaninus pada model kerja RA dan RB

    untuk memandu oklusi model kerja dan pemasangan dalam artikulator.

    Tunjukkan pada instruktur.

    10. PEMASANGAN MODEL KERJA DALAM ARTIKULATOR

    Periksa kelengkapan artikulator yaitu sendi artikulator, pin vertical

    (incisor guide pin), pin horizontal (incisor indicator), pasak pengunci

    artikulator dengan gips (model locking pin RA dan RB), model plate,

    (gambar 14).

    Apabila tidak menggunakan magnet artikulator dan occlusal plane table

    artikulator pada tahap ini maka buatlah bentukan 3 (tiga) cekunganpada dasar model kerja yang paling tebal dengan menggunakan

    bantuan pisau gips dan pisau malam

    Apabila menggunakan magnet artikulator dan meja oklusal artikulator,

    posisikan model kerja pada occlusal plane table dan sesuaikan dengan

    tonjolan pada permukaan split cast plate pada dasar model kerja RA

    dan RB (untuk artikulator handy IIA Shofu). Tujuannya adalah untuk

    membantu retensi model kerja dengan gips saat dipasang dalam

    artikulator.

    Model kerja difiksasi menggunakan batang korek api dan malam perekat

    yang dilunakkan di atas nyala api bunsen brander.

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    23/41

    23

    Gbr.15. Artikulator

    Ulasi semua bagian artikulator (model locking pin, split cast plate)

    yang akan berkontak dengan gips dan dasar model kerja

    menggunakan bahan separasi (vaselin)

    Pasanglah model plate RA dan RB pada split cast plate RA dan RB

    pada artikulator

    Siapkan adonan gips putih untuk memasang model dalam artikulator.

    Letakkan adonan gips putih di bagian atas artikulator hingga menutupi

    split cast plate dan model locking pin, tunggu hingga gips mengeras,

    gunanya untuk memfiksasi split cast plate dan model locking pin

    (Untuk artikulator handy IIA Shofu) (gambar 16 A) Ulasi model plate dan split cast plate dengan vaselin. Letakkan adonan

    gips putih pada model RA yang sudah diulasi vaselin (gambar 16 B)

    Letakkan adonan gips putih pada model plate RA hingga menutupi

    bagian-bagian undercut model plate (gambar 16 C)

    Tentukan posisi model kerja pada artikulator dengan bantuan occlusal

    plane table. Perhatikan garis median model harus sebidang garis

    median pada artikulator dan bidang oklusi model sebidang dengan

    horisontal articulator (gambar 15) sehingga membentuk segitigaBonwill.

    Letakkan model kerja RA pada occlusal plane table

    Periksa kesejajaran segitiga bonwill dengan bantuan occlusal plane

    table.Tunjukkan instruktur.

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    24/41

    24

    Gbr.16. Kesejajaran bidang oklusi model kerja dalam artikulator

    Katupkan bagian atas artikulator sehingga menekan model kerja RA.

    Rapikan kelebihan gips putih yang melekat pada artikulator lalutunggu sampai gips mengeras. Perhatikan pin vertikal harus

    menempel pada incisor guide table dan pin horisontal harus tetap

    pada titik kontak gigi insisif pertama RB (gambar 16 D).

    Gbr.17. Pemasangan model kerja RA dalam artikulator, A. Penempatan gips

    pada bagian atas artikulator; B. Penempatan gips pada model kerja RA; C.

    Penempatan gips pada model plate RA;

    D. Mengkatupkan artikulator pada model kerja RA (Manual Use Shofu Handy

    IIA Articulator)

    A B

    C D

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    25/41

    25

    Gbr. 18. Pemasangan model kerja RB dalam artikulator tanpa menggunakan

    occlusal plane table (Manual Use Shofu Handy IIA Articulator)

    Apabila gips untuk model kerja RA dalam artikulator telah mengeras,baliklah artikulator sehingga bagian bawah artikulator menjadi bagian

    atas (gambar 17). Lakukan tahapan pemasangan model dalam

    artikulator RB (tahapan sama dengan pemasangan model kerja dalam

    artikulator RA).

    Cek garis median model kerja yang telah dipasang dalam artikulator

    harus sebidang dengan garis median artikulator (gambar 15).

    Tunjukkan pada instruktur dengan karet gelang yang membentuk

    segitiga Bonwill tetap terpasang.

    9. INSTRUKSI LAB

    Lakukan pengisian borang pekerjaan laboratorium kedokteran gigi

    untuk pekerjaan GTJ 3 unit sementara (bridge temporary) yang

    kemudian ditandatangani oleh instruktur

    Kirim model kerja ke laboratorium gigi dengan menyertakan lembar

    instruksi lab

    10.PASANG COBA

    Lakukan pasang coba GTJ 3 unit sementara. Periksa kerapatan tepi

    dan oklusi. Tunjukkan instruktur

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    26/41

    26

    11. INSERSI DAN SEMENTASI

    Lakukan pemasangan GTJ 3 unit dengan menggunakan temporary

    cement (mis.GC Freegenol)

    Rapikan sisa-sisa semen yang berlebih. Periksa kerapatan tepi dan

    oklusi. Tunjukkan instruktur

    3.2. MAHKOTA JAKET DAN PROVISORIS DIREK

    TUJUAN:

    Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tahapan preparasi

    abutment pada gigi anterior dan melakukan pembuatan restorasisementara dengan teknik direk

    ALAT DAN BAHAN:

    1. Alat diagnosa (2 kaca mulut, 1 pinset, 1sonde lurus, 1 sonde bengkok)

    2. Mata Bur Intan : Long thin tapered bur (kerucut kurus panjang), Flat end

    tapered bur (kerucut ujung datar),Fissure bur, Tapered bur,

    Chamfer/torpedo bur, Round end tapered bur (kerucut ujung bulat),

    3. Fine Finishing Bur

    4. Konektor bur jet

    5. Mata Bur untuk pemolesan

    6. Bowl (mangkuk karet), Spatula cetak dan gips

    7. Mangkuk keramik untuk resin akrilik dan syringe

    8. Sendok cetak sebagian

    9. Pisau malam/wax

    10.Pisau model/lecron

    11.Pisau Gips

    12.Lempeng Kaca tebal 5 mm (glass plate)

    13.Artikulator

    14.Penggaris, pensil , cutter, gunting kecil, pensil tinta

    15.Chip Blower

    16.Sarung tangan dan masker

    17.Lap putih ukuran 50x50 cm untuk alas kerja

    18.Mikromotor Low speed dan handpiece (straight dan contra angle)

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    27/41

    27

    19.Spatula semen, semen stopper, ekskavator, plastis filling

    20.Dappen glass dan alkohol

    21.Bunsen brander dan spiritus

    22.Bahan cetak irreversibel hydrocolloid (alginat) dan elastomer

    23.Dental stone (gips putih dan gips biru)

    24.Semen mahkota sementara

    25.Resin akrilik self-cured

    26.Kain kasa, cotton pellet dan cotton roll

    27.Model anatomi RA/RB dan head phantom\

    TEORI Restorasi sementara dibuat untuk melindungi struktur gigi selama

    dilakukan perawatan gigi tiruan cekat sehingga estetik, fungsi mastikasi

    dan fonetik pasien tetap terjaga. Restorasi sementara yang baik harus

    memenuhi kriteria dan berfungsi sebagai berikut (Shillingburg et al,

    1997):

    a. Melindungi pulpa (pulpal protection)

    b. Mempertahankan stabilitas posisi gigi abutment, gigi sebelahnya dan

    gigi antagonisnya (positional stability)

    c. Mempertahankan kontak oklusal dan interproksimal gigi untuk

    menjaga oklusi pasien (occlusal function)

    d. Mudah dibersihkan

    e. Margin restorasi sementara tidak menekan gingiva

    f. Kuat dan retentif

    g. Memperbaiki estetik pasien terutama bila preparasi pada gigi anterior

    dan premolar

    Teknik pembuatan restorasi sementara diklasifikasikan menjadi :

    a. Teknik direk yaitu teknik membuat restorasi sementara langsung

    pada gigi yang dipreparasi dalam rongga mulut dan dilakukan segera

    setelah preparasi selesai.

    b. Teknik Indirek yaitu teknik membuat restorasi sementara di luar

    rongga mulut dengan panduan model kerja

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    28/41

    28

    TAHAPAN KERJA

    Pada kegiatan skills lab ini, mahkota sementara dibuat pada gigi insisif

    pertama RA.

    MENCETAK ANATOMIS

    Siapkan bahan cetak elastomer (putty) dan lakukan manipulasi bahan

    tersebut (perhatikan working dan setting timenya).

    Putty elastomer diletakkan pada sendok cetak sebagian, kemudian

    dicetakkan pada model RA yang belum dilakukan preparasi abutment.

    Setelah mengeras (perhatikan setting time), tuunjukkan pada instruktur

    hasil cetakan tersebut dan jangan dilepas dari sendok cetak.

    PREPARASI GIGI PENYANGGA (ABUTMENT)

    1. OUTLINE ALUR PANDUAN (GUIDING GROOVES)

    Menggambar outline di tengah daerah facial, mesiolabial, dan

    distolabial.

    Menggambar outline di insisal edge sesuai dengan outline pada daerah

    facial, mesiolabial dan distolabial

    Menggambar outline akhiran preparasi (shoulder) pada daerah facial

    12 mm di atas servikal

    Menggambar outline di tengah daerah palatal, mesiopalatal, dan

    distopalatal

    Menggambar outline akhiran preparasi (chamfer) pada daerah palatal

    12 mm di atas servikal. Tunjukkan pada instruktur.

    2. PREPARASI BIDANG INSISAL/FASIAL

    a.

    Membuat 3 alur panduan (groove) dengan menggunakan flat endtapered diamond bur sedalam kurang lebih 1,3 mm, 1 groove terletak

    di tengah daerah facial, sedang 2 groove yang lainya terletak di

    bagian mesiolabial dan distolabial, groove dibuat sejajar sumbu gigi

    (gambar. 18 A dan gambar 19 A-E), akan terbentuk bidang yaitu

    bidang servikal yg sejajar sumbu gigi dan bidang insisal sesuai dengan

    kontur normal dari daerah labial (gambar 18 B dan 19. D-E).

    Tunjukkan pada instruktur

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    29/41

    29

    b. Membuat 3 groove dengan kedalaman 1,8mm di daerah insisal edge,

    kemudian preparasi atau potong insisal edge sedalam groove yang

    dibuat dengan menggunakan flat end tapered diamond bur (gambar

    19. F-G).Tunjukkan pada instruktur

    Gbr. 18. Preparasi Bidang Fasial/Labial Gigi

    c. Lakukan pengurangan bidang labial secara bertahap. Bidang labial

    pada sisi mesial dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai

    panduan ataupun sebaliknya. Apabila sisi mesial bidang labial telah

    selesai dikurangi, maka pengurangan sisi distal bidang labial dapat

    dilakukan begitupun sebaliknya (gambar 18 C dan gambar 19 F-K).

    Tunjukkan pada instruktur.d. Buatlah shoulder (bahu siku) bersamaan dengan pengurangan bidang

    labial, dari sisi mesial-distal. Shoulder dibuat dengan lebar 0,5-1 mm

    agar ketebalan logam pada area tersebut cukup. Preparasi shoulder

    menggunakan flat end tapered diamond bur atau torpedo diamond

    bur.Tunjukkan pada instruktur

    A B C

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    30/41

    30

    Gbr.19. Preparasi bagian fasial abutment RA. A. Gigi inisisif RA yang akan

    direstorasi. B& C, posisi mata bur sejajar dengan 1/3 bagian servikal gigi dan

    2/3 bagian insisal gigi untuk memandu banyaknya pengurangan di bidang

    fasial gigi. D & E, Guiding grooves dibuat pada kedua bidang labial gigi.

    Groove bagian servikal dibuat sejajar dengan arah pasang/lepas (umumnya

    simetris dengan sumbu gigi). Kedalaman groove insisal sejajar dengan kontur

    fasial gigi. F & G, Preparasi Incisal guiding grooves. H, Pengurangan incisal

    edge. I, J, K, Pengurangan bagian fasial pada kedua bidang.L, Preparasi

    kontak proksimal, M &N, Pengurangan bagian proksimal.O, Pembuatan 0.5-

    mm lingual chamfer (Rosenstiel et al, 2002)

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    31/41

    31

    3. PREPARASI BIDANG PROKSIMAL

    a. Lakukan pengurangan bidang proksimal (mesial dan distal) dengan

    menggunakan long thin diamond bur, perhatikan sudut kemiringannya

    kurang lebih 6 sampai bebas dengan gigi tetangganya (gambar 19.

    L,M,N). Tunjukkan pada instruktur

    4. PREPARASI BIDANG PALATAL/LINGUAL

    a. Buat grove pada bidang palatal/lingual bagian insisial dan servikal

    (seperti pembuatan groove pada bidang fasial/labial), dengan

    kedalaman preparasi kurang lebih 1,3 mm dengan mengunakan flat

    end diamond burb. Preparasi bidang palatal/lingual dengan menggunakan football-shaped

    atau wheel diamond bur. Lakukan preparasi lingual chamfer dengan

    menggunakan round-end tapered diamond bur, peralihan yang halus

    pada daerah interproximal dari shoulder (bahu siku) ke chamfer (bahu

    liku) merupakan hal yang harus diperhatikan (gambar 19. O dan P dan

    gambar 20 P-T)

    Gbr.20.Preparasi bagian palatal abutment RA P, Pengurangan bagian

    palatal gigi anterior menggunakan football-shaped diamond atau dapat

    juga menggunakan wheel-shaped diamond bur. Q, R, S,Penghalusan

    hasil preparasi menggunakan fine-finishing bur.T, hasil akhir preparasi

    (Rosenstiel et al, 2002)

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    32/41

    32

    5. PENGHALUSAN (FINISHING)

    Gunakan torpedo fine-finishing diamond bur atau torpedo white stone

    untuk menghaluskan permukaan gigi yang telah dipreparasi dan

    margin chamfer.

    Gunakan flat end finishing bur untuk menghaluskan permukaan gigi

    yang telah dipreparasi dan margin shoulder

    Cek kehalusan permukaan gigi yang telah dipreparasi beserta margin

    chamfer dan shoulder dengan menggunakan sonde, permukaan

    tersebut harus terasa sehalus permukaan kaca.Tunjukkan instruktur

    6. PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA (Direct Provisory)a. Setelah gigi selesai dipreparasi, ulasi dengan bahan separasi (vaselin

    atau CMS), kemudian hasil cetakan putty diisi dengan resin akrilik self-

    cured warna putih (tempron atau stellon), posisikan kembali ke dalam

    model anatomi seperti posisi semula dan menutupi gigi yang telah

    dipreparasi. Perhatikan working time dan setting time.

    b. Setelah resin akrilik mengeras (perhatikan setting time), sendok cetak

    dilepas, mahkota akrilik dikeluarkan dari abutment. Kelebihan akrilik

    dihilangkan dari tepi-tepi mahkotanya dengan menggunakan fissure

    diamond bur dan lakukan penyesuaian oklusi. Tunjukkan instruktur.

    c. Poles mahkota sementara akrilik menggunakan flame atau torpedo

    white stone (gambar 21)hingga permukaannya halus.

    Gbr.21 Macam-macam bentuk stone

    abrasif. CN. Cone; FL. Flame; CY.

    Cylinder; BA. Barrel; WH. Wheel; IC.Inverted Cone; KN. Knife Edge; RD.

    Round;RE. Round Edge

    (Shillingburg et al, 1997)

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    33/41

    33

    d. Lakukan penyemenan mahkota akrilik pada gigi yang telah dipreparasi

    dengan menggunakan semen sementara (temporary crown cement

    atau fletcher). Tunjukkan instruktur

    3.3.RESTORASI PASAK INTI TUANG

    TUJUAN : Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tahapan pembuatan

    restorasi pasak inti tuang.

    ALAT DAN BAHAN :

    1. Alat diagnosa (kaca mulut, sonde lurus dan bengkok, pinset)

    2. Ekskavator

    3. Spatula semen4. Plastis filling

    5. Mikromotor Low speed dan handpiece (straight dan contra angle)

    6. Macam-macam mata bur preparasi dan poles

    7. Gates glidden drill

    8. Peeso reamer

    9. Chip blower

    10. Alat irigasi (syringe jarum suntik 2,5 ml) dan tutupnya sebanyak 2 buah

    11. Glass lab

    12. Dappen glass dan alkohol

    13. Mangkuk karet dan spatula cetak (plastik/logam)

    14. Petri dish berisi cotton pellet, cotton roll

    15. Fluoridevarnish

    16. Dentin conditioner

    17. Lap kerja, masker dan sarung tangan

    18. Pisau model19. Pisau malam

    20. Pisau gips

    21. Gunting kecil

    22. Wax(malam merah, malam biru)

    23. Bunsen Branderdan spiritus

    24. Head Phantomdan model anatomi

    25. Dental stone (gips putih, gips biru)

    26. Paper Clip dari logam atau kawat diameter 0,5 mm

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    34/41

    34

    TAHAPAN KERJA :

    Pada kegiatan skills lab ini, restorasi pasak tuang dilakukan pada gigi insisif

    pertama RA. Restorasi pasak tuang merupakan salah satu restorasi indirek

    paska perawatan saluran akar, bertujuan sebagai retensi tambahan untuk

    restorasi mahkota indirek.

    1. DEKAPUTASI MAHKOTA GIGI

    a. Lakukan pemotongan sisa jaringan keras gigi (dekaputasi)

    (gambar20). Buatlah dua lubang menggunakan round diamond bur

    pada permukaan bidang labial setinggi interdental papil kemudian

    lubang tersebut ditembus ke arah palatal menggunakan fissure

    diamond bur sambil digerakkan ke arah mesial dan distal mengikutigaris servikal mahkota atau sepanjang cemento enamel junction (CEJ)

    hingga seluruh mahkota terdekaputasi.

    Gbr.22. Dekaputasi mahkota

    b. Selanjutnya dilakukan pembentukan atap akar (bentukan bidang labial

    dan palatal) menggunakan fissure diamond bur tadi dengan sudut

    kemiringan arah labio palatal > 90 (membentuk sudut tumpul).

    Keliling servikal dibentuk tepat setinggi gingival. Tunjukkan instruktur.c. Pada permukaan labial, kedalaman preparasi mencapai 1-2 mm ke

    dalam sulkus gingiva, sedangkan bagian lingual preparasi harus tepat

    pada tepi gingiva. Puncak atap preparasinya dibuat tumpul atau landai

    dan tepi-tepi nya dihaluskan dengan flat-end tapered bur.

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    35/41

    35

    2. PENGURANGAN GUTTAP POINT

    a. Oleh karena pengisian saluran akar secara single cone (penuh setinggi

    orifice) maka perlu dilakukan pemotongan guttap point.

    b. Lakukan pengukuran panjang kerja pasak tuang (Rumus : panjang

    kerja pasak tuang = panjang mahkota klinis atau 2/3 dari

    panjang akar) dan catat hasilnya (gambar 23)

    Gbr. 23Perbandingan akar dan mahkota.

    DL (Dowel); CL (Crown Length); AF (Apical Fill). (Shillingburg et

    al, 1997)c. Guttap point dikurangi dengan menggunakan gates glidden drill yang

    telah diberi stopper sesuai panjang pasak yang telah ditentukan,

    kemudian lakukan pengurangan secara berurutan dari ukuran gates

    glidden drill yang terkecil dengan menggunakan tekanan yang ringan.

    Sisa guttap point dalam saluran akar minimal 4 mm.

    d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest

    untuk

    membersihkan dari kotoran dan sisa-sisa guttap percha. Tunjukkaninstruktur.

    3. PELEBARAN SALURAN AKAR

    a. Oleh karena diameter pasak tuang berukuran besar maka perlu

    dilakukan penyesuaian ukuran (lebar) saluran akar untuk

    memudahkan arah pasang pasak tuang dalam saluran akar. Selain itu

    faktor yang berpengaruh terhadap arah pasang pasak tuang adalah

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    36/41

    36

    kehalusan permukaan saluran akar dan bentuk akar gigi.

    b. Pelebaran saluran akar untuk pasak tuang dilakukan dengan

    menggunakan peeso reamer yang telah diberi stopper secara

    berurutan mulai dari yang terkecil sesuai dengan ukuran pasak,

    hingga mencapai panjang kerja pasak tuang dan disesuaikan dengan

    morfologi akar tersebut. Peeso reamer juga berfungsi untuk

    menghaluskan permukaan saluran akar (gambar 24).

    Gbr.24. Pelebaran saluran akar menggunakan peeso reamer

    c. Diameter dowel (pasak) sebaiknya tidak melebihi 1/3 diameter akar

    pada cemento enamel juction (CEJ) (gambar 25 A) dan pada bagian

    tengah akar (mid root) sedikitnya berdiameter 2 mm lebih kecil dari

    diameter mahkota (gambar 25 B) (Shillingburg et al, 2002).

    Gbr. 25. Diameter Dowel dalam saluran akar A. 1/3 diameter akar

    pada CEJ; B. di daerah mid root, 2 mm lebih kecil dari diameter

    mahkota (Shillingburg et al, 2002)

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    37/41

    37

    d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest

    untuk membersihkan dari kotoran. Tunjukkan instruktur.

    4. PREPARASI SEAT UNTUK PASAK TUANG

    a. Buat preparasi seat untuk dudukan inti pasak tuang dengan diameter

    preparasi seat + 1/3 diameter akar gigi. Bentukan seat untuk gigi

    insisif adalah triangular dengan puncak triangular ke arah lingual,

    sedangkan pada gigi kaninus berbentuk oval ke arah labio-lingual.

    Bentuk preparasi seat yang bulat akan menyebabkan retensi menjadi

    kurang baik. Irigasi dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk

    membersihkan dari kotoran. Tunjukkan instruktur.

    Gbr. 26. Preparasi seat inti pasak tuang

    b. Buat preparasi kontra bevel mengelilingi tepi bagian luar preparasi

    seat dengan menggunakan flame diamond bur (gambar 27).

    Tunjukkan instruktur.

    Gbr. 27. Preparasi kontra bevel

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    38/41

    38

    c. Periksa ulang bentukan seat pasak dengan menggunakan paper clip

    yang diluruskan dan malam biru. Malam biru dilelehkan di nyala api

    bunsen brander kemudian dilekatkan pada paper clip. Setelah itu,

    segera masukkan paper clip ke dalam saluran akar hingga mengeras

    kemudian keluarkan dari dalam saluran akar dengan hati-hati. Lihat

    bentukan saluran akar dan seat pasak, tunjukkan instruktur.

    5. PEMBUATAN CATATAN GIGIT

    a. Ambil selembar malam merah dibagi menjadi 2 (dua), kemudian

    letakkan selembar kain kasa diantara malam merah tersebut.

    Lunakkan di atas bunsen brander kemudian letakkan pada regio gigiyang dipreparasi dan oklusikan model phantom hingga didapat oklusi

    sentrik. Tunjukkan pada instruktur

    6. PEMBUATAN MODEL MALAM PASAK TUANG

    a. Pilihlah paper clip yang berujung runcing dan kasari permukaan

    dengan menggunakan fissure diamond bur dengan tujuan untuk

    menambah retensi. Cobakan paper clip dengan memasukkannya

    dalam saluran akar, paper clip harus terasa longgar bila dimasukkan

    pada saluran akar yang telah dipreparasi. Paper clip berfungsi sebagai

    penahan malam biru dalam saluran akar. Lunakkan malam biru dan

    bentuklah menyerupai kerucut, dilekatkan pada paper clip, lalu tekan

    ke dalam ruang preparasi yang sudah dibasahi dengan air, hingga

    padat. Tekan ujung malam dengan jari pada batas tepi insisal

    membentuk atap.

    b. Keluarkan paper clip dan malam yang telah melekat. Periksakerapatan permukaannya, tambahkan sedikit malam apabila ada

    kekurangan dan masukkan kembali supaya terbentuk sesuai dengan

    dindingdinding preparasi.Hasilnya tunjukkan instruktur.

    c. Inti berjarak kira-kira 1mm dari atap, bentuk inti atau retensi adalah

    persegi panjang dengan arah mesiodistal. Tunjukan instruktur

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    39/41

    39

    7. MENCETAK FUNGSIONAL

    a. Lakukan pencetakan model kerja hasil preparasi seat dengan

    menggunakan bahan cetak elastomer (putty dan monophase).

    b. Isi hasil cetakan dengan menggunakan gips keras tipe 4 (sandrock)

    8. INSTRUKSI LAB

    a. Lakukan pengisian lembar instruksi lab yang kemudian ditandatangani

    oleh instruktur

    b. Kirim model kerja ke laboratorium gigi beserta lembar instruksi lab

    9. PASANG COBA

    a. Lakukan pasang coba pasak tuang. Periksa ukuran, bentuk dan

    kerapatan tepi pasak tuang dan oklusi gigi (gambar 28). Tunjukkaninstruktur.

    b. Apabila terjadi kontak prematur, lakukan penyesuaian oklusi gigi

    geligi.

    c. Lakukan foto radiografik trial pasak. Untuk melihat kondisi pasak

    tuang dalam saluran akar.Tunjukkan instruktur.

    Gbr.28.Pasang Coba pasak tuang dalam rongga mulut10. INSERSI DAN SEMENTASI

    a. Bersihkan dan keringkan area preparasi dengan menggunakan syringe

    berisi air dan chip blower.

    b. Lakukan pemasangan dan penyemenan pasak tuang ke dalam saluran

    akar menggunakan luting cement (GC Fuji I). Rapikan sisa-sisa semen

    yang melekat pada gigi dan jaringan sekitarnya dalam rongga mulut.

    Tunjukkan instruktur.

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    40/41

    40

    BAB 5

    PEDOMAN PENILAIAN SKILLS LAB

    Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Gigi FKUB menerapkan kurikulum

    berbasis kompetensi dengan berlandaskan pada keputusan KKI No.

    23/KKI/XI/2006 mengenai Standar Kompetensi Dokter Gigi. Kompetensi yang

    ditetapkan oleh KKI berisikan kompetensi utama dan penunjang yang minimal

    harus dicapai oleh setiap lulusan institusi pendidikan dokter gigi di Indonesia

    agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan kualitas yang

    hampir sama. Aspek-aspek yang harus dipenuhi untuk mencapai kompetensi

    meliputi aspek kognitif (kemampuan berpikir dalam memahami teori/ilmupengetahuan), afektif (sikap dan perilaku / profesionalisme selama proses

    pembelajaran) dan psikomotor (ketrampilan dan kemampuan mengaplikasikan

    teori/ilmu pengetahuan yang dimiliki). Penilaian skills lab Prostodonsia I (Gigi

    Tiruan Cekat) mengacu pada ketetapan yang tersebut di atas:

    A. PROSES PEMBELAJARAN : BOBOT PROSENTASE 70 %

    ASPEK

    KOMPETENSI PENILAIANRINCIAN BOBOT

    PROSENTASE

    KOGNITIFPre-Test** (Tertulis); Pemahaman

    Materi (Oral)15 %

    AFEKTIF

    Motivasi; Kedisiplinan; Tanggung

    jawab; Kebersihan dan Sopan Santun

    kepada instruktur, laboran dan teman

    sejawat

    15 %

    PSIKOMOTOR

    Ketrampilan tiap tahapan kerja skills

    lab (hasil pekerjaan) 70 %

    ** tidak ada remidi

    B. KISARAN ANGKA

    0 : TIDAK MELAKUKAN

    1 : CUKUP/KURANG

    2 : BAIK

  • 5/24/2018 Bpsl Blok 11 2014 Booklet

    41/41

    41

    C. UJIAN SKILLS LAB : BOBOT PROSENTASE 30 %

    Ujian dilaksanakan pada akhir kegiatan skills lab dan apabila

    mahasiswa tidak memenuhi nilai minimal kelulusan maka diberikan

    kesempatan untuk mengikuti ujian perbaikan/ remidi skills lab. Nilai yang

    diperhitungkan adalah nilai yang terbaik.

    NILAI AKHIR SKILLS LAB : NILAI PROSES (70 %) + NILAI UJIAN (30 %)

    D. KRITERIA KELULUSAN

    Mahasiswa dinyatakan lulus dan mencapai kompetensi apabila nilai

    akhir minimal kelulusan skills lab Prostodonsia I adalah nilai 75 (B+)