Upload
arevia-mega-diduta-utami
View
244
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
borang dss
Citation preview
Borang PortofolioGawat Darurat
Nama Peserta : dr.Arevia Mega Diduta Utami
Wahana : RSI Pondok Kopi Jakarta Timur
Topik : Dengue Syok Syndrom (DHF grade III)
Tanggal (kasus) : 1 Maret 2015
Nama Pasien : An. M.H No. RM : 767082
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Arrahmah Haroen
Tempat Presentasi : Ruangan SIRS
Objektif Presentasi :
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi : Anak , 9 tahun datang dengn keluhan akral dingin, gelisah riwayat demam hari ke 5
□ Tujuan :Dapat menangani kasus gawat darurat DSS di IGD dengan baik sesuai protap yang
berlaku
Bahan
Bahasan : □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Cara
Membahas : □ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Data
Pasien :Nama : An. MH No. Registrasi : 767082
Nama Klinik : - Telp : - Terdaftar sejak : 2015
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Dengue Syok Syndrom atau DHF grade III , keadaan umum gelisah, akral dingin, sesak,
riwayat demam hari ke 5.
2. Riwayat Pengobatan :
Tidak pernah berobat, hanya diberikan paracetamol oleh ibu pasien.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Tidak pernah menderita sakit yang mengharuskan dirawat atau sakit lainnya.
4. Riwayat Keluarga :
Anak ke 2 dari 2 bersaudara.
5. Riwayat Pekerjaan :
Pelajar SD
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Lingkungan rumah padat. Sekitar rumah banyak yang terkena demam berdarah. Tidak
pernah dilakukan fogging.
7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) :
Imunisasi lengkap sesuai usia.
8. Lain-lain :
-
Daftar Pustaka :
1. Soedarmo SSP, Gama H, Hadinegoro SR, buku ajar infeksi dan pediatric tropis. Balai penerbit. Edisi kedua. FK UI 2012. Hal 155-180
2. WHO/SEARO. Concrete measure key in controlling dengue in South East Asia. Press Release SEA/PR/1479. New Delhi, World Health Organization Regional Ofice (http://www.searo.who.int/EN/Section316/Section503/for South-East Asia, 2008. Section2463_14619.htm).
3. Soegijanto S. PAtogenesa dan Perubahan Patofisiologi Infeksi Virus Dengue. 2002. Available from: www.pediatrikcom/buletin/20060220-8ma2gi-buletindoc
4. Novriani H. Respon Imun dan Derajat Kesakitan Demam Berdarah Dengue dan Dengue Syndrome Pada Anak. Cermin Dunia Kedokteran. 2002; Vol 134:46-9
5. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editor. Nelson textbook of pediatrics. Ed 18. Philadelphia: Saunders, 2003.
6. Konkle BA. Tropic Infection. Dalam: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrison’s principles of internal medicine. Ed 17. New York: McGraw-Hill, 2008.
7. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition 2009. World Health Organization
8. Rigau-Pérez JG et al., Dengue and dengue haemorrhagic fever. Lancet, 1998, 352:971–977.9. Kalayanarooj S et al., Early clinical and laboratory indicators of acute dengue illness. Journal
of Infectious Diseases, 1997, 176:313–321. 10. Cao XT et al., Evaluation of the World Health Organization standard tourniquet test in the
diagnosis of dengue infection in Vietnam. Tropical Medicine and International Health, 2002,
7:125–132. 11. Balmaseda A et al., Assessment of the World Health Organization scheme for classification
of dengue severity in Nicaragua. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 2005, 73:1059–1062.
12. Srikiatkhachorn A et al., Natural history of plasma leakage in dengue hemorrhagic fever: a serial ultrasonic study. The Pediatric Infectious Disease Journal, 2007, 26(4):283-290.
13. Guidelines for Treatment of Dengue Fever/ DHF in Small Hospital. 1999. World Health Organization.
14. Nimmannitya S et al., Dengue and chikungunya virus infection in man in Thailand, 1962-64. Observations on hospitalized patients with haemorrhagic fever. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 969, 18(6):954-971.
15. World Health Organization-South East Asia Regional Office. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. India: WHO; 2011.p.1-67.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Demam Berdarah Dengue beserta klasifikasi grade DHF
2. Mengenali tanda-tanda kegawatdaruratan dalam DSS
3. Protap penalaksanaan DSS pada anak
4. Edukasi mencegah penyebaran nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :
Pasien mengalami demam hari ke 5, Pasien juga mengeluh nyeri kepala dan nyeri sendi yang berkaitan dengan adanya infeksi virus.Ketika demam turun ekstremitas anak teraba dingin sesuai dengan pola demam pada DHF, yaitu pelana kuda. Ketika anak dibawa ke RSI
Pondok Kopi Jakarta sudah dalam keadaan DHF gr III2. Objektif :
Hasil pemeriksaan fisik , Hasil pemeriksaan laboratorium darah tepi,AGD. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan dari
Gejala klinik (demam, akral dingin)
Hasil laboratorium (Thrombosit hematokrit)
Endemisitas DHF di Indonesia
3. Assesment (penalaran klinis) :
Dugaan diagnosis mengarah kepada infeksi virus dengue dikarenakan sesuai dengan
tipe demamnya yaitu demam yang mendadak tinggi selama 2- 7 hari. Pada pasien demam
dirasakan mendadak tinggi selama 4 hari dan mulai menurun pada hari ke 5, lalu disertai
gejala penyerta yaitu adanya nyeri kepala, mimisan .
Hasil pemeriksaan fisik , tekanan darah tak teraba, nadi 150x/menit lemah, dan akral
dingin. Hal ini menunjukkan terdapat kegagalan sirkulasi pada pasien, dimana kegagalan
sirkulasi dapat ditandai dengan nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun, hipotensi,
sianosis di sekitar mulut, kulit dingin lembap, dan anak tampak gelisah.
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 1 Maret 2015 menunjukan adanya
trombositopenia, dan mengarah ke arah hemokensenterasi. Sehingga terapi cairan dibutuhkan
untuk mencegah terjadinya hemokonsenterasi.
Peningkatan hematokrit pada pasien juga menggambarkan bahwa pada kasus DBD,
hemokonsentrasi dijumpai dan merupakan indikator yang peka akan terjadinya perembesan
plasma. Saat masuk ke Rumah Sakit kadar hematokrit pasien adalah 51% dan setelah
mendapat tatalaksana berangsur turun ke nilai normal 45%. Peningkatan nilai leukosit dan
penurunan hematokrit menandai pasien memasuki fase pemulihan. Menurut beberapa sumber
dinyatakan, bahwa peningkatan trombosit terjadi lebih lambat,
4. Plan :
Diagnosis :
Kecil kemungkinan keluhan ini bukan disebabkan oleh DSS atau DHF gr III karena sudah memenuhi criteria diagnostic dari WHO
Pengobatan :
Terapi awal pada kasus DSS adalah oksigen dan cairan intravena berupa cairan resusitusi 20 cc/kgbb loading secepatnya sesuai protap WHO 2011
Pendidikan :
Dilakukan pada keluarga pasien mencegah penularan lewat nyamuk dengan cara memberantas sarang nyamuk. Melakukan pelaporan agar ditindak lanjuti.
Konsultasi :
Dijelaskan secara rasional tentang penyebab, dan kemungkinan prognosis pada pasien karena keterlambatan dibawa ke RS.
Kegiatan Periode Hasil yang Diharapkan
- - -