Blue Bird

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/11/2018 Blue Bird

    1/19

    PRO SPEK IN DU STR I TAK SI D I JAK ARTA :S TRA TEG I M ASUK 01 PA SAR YANG PAOA T

    f(,risis moneter yang berkepanjangan telah mengakibatkanhancurnya sendi-sendi perekonomian nasional. Hal iniditandai dengan banyaknya perusahaan yang tidak mampubertahan, tidak hanya untuk perusahaan yang bergerak disektor industri dan perdagangan saja, tetapi juga berimbaskepada sektor-sektor lainnya, seperti sektor transportasi,termasuk bisnis pertaksian.

    Pemakaian taksi penduduk Jakarta pada tahun 1999mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya(lihat Figur 1). Tetapi sebaliknya, jumlah perusahaan yangterjun dalam bisnis ini justru mengalami peningkatan.Peningkatan tersebut mengakibatkan persaingan di bisnis inisemakin ketat. Jika pada tahun 1992-1996 jumlah perusahaantaksi baru sekitar 17perusahaan, memasuki tahun 1997-1999jumlah perusahaan taksi yang beroperasi di Jakarta mencapai30 perusahaan (lihat Figur 2). Di luar persaingan yang

  • 5/11/2018 Blue Bird

    2/19

    I nd on es ia n's R ea l C omp an ie s

    masih .membutuhkan sarana transportasi yang memadai yaitutingkatkeselamatan, keamanan, ketepatanwaktu, serta kenyamananperkeIPp~~ga.niJ:iiBalori\/sbagaicalol1. investor harus berpikir ulanguu.,\.

  • 5/11/2018 Blue Bird

    3/19

    Kasus 13 P ro sp ek In du stri T aks i d i Ja ka rta 31

    Sebagai ibukota Republik Indonesia, Jakarta merupakan sentral bisnis perekonomiansehingga banyak perusahaan, baik dalam negeri maupun luar negeri yang memilikikantor pusat eliJakarta. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan sistemtransportasi eli DKI Jakarta menghadapi masalah terutama yang berkaitan denganpersoalan kemacetan yang tidak kunjung selesai. Terjadinya kemaeetan ini tidak bisadisangkallagi merupakan akibat ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan denganjumlah ruas jalan yang tersedia.

    Kebijakan Pemda DKI Jakarta yang tidak segera menetapkan peraturan terhadapbatasan tahun ken dar aan yang layak jalan, disinyalir juga ikut menambah kemacetandi jalan Jakarta. Dengan persoalan transportasi seperti ini, maka program yangdikembangkan dalam rene ana pembangunan di DKI Jakarta ke depan diarahkan dapatmenekan atau mengurangi persoalan kemaeetan ini.

    Jumlah penduduk DKI Jakarta terus bertambah sepanjang tahun 1961-2000. Padatahun 1961, jumlah penduduk DKI Jakarta baru meneapai 2,90 juta jiwa. Kemudianpada tahun 1H71menjadi 4,54 juta jiwa; tahun 1980 menjadi 6,48 juta jiwa; tahun 1H90bertambah lagi menjadi 8,22 juta jiwa; dan akhir tahun 2000 diperkirakan mencapai9,72 juta jiwa. Perkembangan penduduk DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi(Jabotabek) pericde 1961-2000 dapat dilihat dalam Figur 3.

    Dengan luas wilayah hanya sekitar 655,7 km2, DKI Jakarta menanggung pendudukyang semakin banyak dari tahun ke tahun. Dengan demikian, tingkat kepadatanpenduduk per kilometer persegi juga mengalami kenaikan. Jika pada tahun 1961,kepadatan penduduk DKI Jakarta sekitar 4.395 jiwa per km2, maka pada tahun 2000diperkirakan akan meneapai 14,7 ribu jiwa per km2 atau naik menjadi lebih dari tigakali lipat. Dari lima kotamadya di DKI Jakarta, Jakarta Pus at merupakan wilayahkotamadya yang paling padat penduduknya, diikuti oleh Jakarta Barat, dan JakartaSelatan. Figur 4 menunjukkan kepadatan penduduk DKI Jakarta per km2.

    Taksi Angkutan KotaTaksi merupakan angkutan dalam kota dengan menggunakan kendaraan jenis sedan dandilengkapi dengan alat pengukur (argo), serta dilengkapi pula dengan alat komunikasi.Tahun 1999 di Jakarta terdapat 30 buah perusahaan taksi dengan jumlah armadasebanyak 20.965 unit taksi (lihat Figur 5).

    Dalam industri pertaksian ini ada dua jenis segmen yang dilayani, yaitu segmenperusahaan (corporate) dan segmen ritel. Salah satu perusahaan taksi yang menerapkan

  • 5/11/2018 Blue Bird

    4/19

    314 Cases in Management: Indonesian's Real Companies

    strategi ini adalah PT Gamya yang termasuk di dalam Grup Blue Bird. PT Gamymelayani segmen perusahaan sebesar 65% dan ritel sebesar 35%.

    Dengan semakin banyaknya perusahaan taksi di Jakarta, konsumen membutuhkasuatu tempat yang dapat dijadikan pusat komunikasi antara konsumen dengaperusahaan taksi. Hal ini dapat terwujud dengan tersebarnya pangkalan (pool) taksi dlokasi-lokasi yang dekat dengan konsumen. Pangkalan yang tersebar di seluruh wilaya:Jakarta memudahkan perusahaan taksi untuk mengirimkan armadanya ke temp at yandibutuhkan oleh konsumen dengan lebih cepat. Adapun lokasi pangkalan porusahaaitaksi yang ada di Jakarta dapat dilihat dalam Figur 6.

    Sistem ManajemenSekian banyak perusahaan taksi yang ada di Jakarta menganut sistem manajerneiyang berbeda. Berdasarkan sistem manajemennya, bentuk usaha perusahan taksi dapadikelompokkan menjadi perusahaan swasta murni, koperasi pengernudi, dan koperaspengusaha taksi. Salah satu perusahaan taksi milik swasta adalah PT Blue Bird yanmerupakan perusahaan transportasi taksi swasta terbesar di Jakarta. PT Blue Binyang telah beroperasi sejak tahun 1972 mendapatkan fasilitas Penanaman Modal DalanNegeri (PMDN) di bidang city taxy dan limousine service.

    Perusahaan taksi yang tergolong dalam koperasi pengemudi adalah P'I' Kosti JaY8Koperasi Bima Sakti, dan PT Express Trasionoutama. Manajemen memberlakukaisistem cicilan untuk pelunasan kendaraan yang dibayar dengan uang setoran setiajharinya. Dengan demikian, dalam jangka waktu tertentu kendaraan tersebut dapamenjadi milik pengemudi. Sedangkan yang tergolong dalam koperasi pengusaha takeyaitu PT Koperasi Taksi Indonesia, Koperasi Taksi Sepakat (Kotas), dan PT Preside]Taksi. Bentuk pengelolaan taksi ini merupakan gabungan dari pengusaha taksi yan,berbentuk koperasi.

    Sistem kerja dalam pengoperasian taksi antara perusahaan pengelola daipengemudi di Jakarta juga ada beberapa bentuk. Ada perusahaan yang rnempergunakaisistem setoran, sistem target, dan sistem cicilan. Dalam sistem setoran, pengemuddiberikan ketentuan untuk jangka operasi yang telah ditentukan harus menyetor sesuadengan jumlah tertentu. Pendapatan pengemudi dalam sistem ini yaitu kelebihan darpendapatan yang telah dipotong uang setoran dan biaya bahan bakar. Apabila pengemudtidak dapat memenuhi jumlah setoran, maka kekurangannya dihitung sebagai utangBeberapa perusahaan yang memberlakukan sistem setoran ini di antaranya yaitu P'

  • 5/11/2018 Blue Bird

    5/19

    Kasus 13 P ro sp ek In du str i T ak si d i Ja ka rta 315

    Steady Safe, P'I' Ratax Armada, PT Centris Taksi, PT Citra Transport Nusantara, PTRoyal City Taksi, dan beberapa perusahaan lainnya.

    Pada umumnya jumlah setoran yang ditetapkan oleh perusahaan taksi besarnyadipengaruhi oleh umur kendaraan. Pada tahun 1999, setoran taksi untuk kendaraanbaru sekitar HI' 80.000-Rp 90.000, sedangkan untuk kendaraan lama antara Rp 60.00()~Rp 70.000. Selain berdasarkan umur kendaraan, jumlah setoran ini bergantung jugapada lokasi di mana kendaraan tersebut beroperasi. Salah satu contohnya adalah taksiyang beroperasi di bandara.

    Selain itu ada juga yang besar setorannya tergantung dari jenis bahan bakar.Koperasi Taksi Indonesia (KTI) misalnya, untuk kendaraan yang berbahan bakar bensinbesarnya setoran Rp 75.000, sedangkan yang berbahan bakar gas (BBG) besarnya setoranRp 90.000. Tetapi secara umum, besarnya setoran ini merupakan kebijakan dari pihakmanajemen perusahaan masing-masing. Karena ada perusahaan yang besar setorannyaantara Rp 60.000-Rp 70.000 padahal kendaraannya tergolong masih baru (kurang darilima tahun).

    Blue Bird menggunakan sistern target/persentase. Dalam sistem ini pengemudi akanmemperoleh persentase dari pendapatan yang disetorkannya. Ketentuan pendapatanyang ditetapkan perusahaan ini sebesar Rp 214.000 per 18 jam sudah termasuk bahanbakar. Apabila pengemudi dapat memenuhi target yang ditentukan, akan memperolehpersentase 10%). Akan tetapi apabila pendapatan melebihi target, persentasenyasemakin besar hingga mencapai 40%. Selain itu, meski posisi pengemudi hanya sebagaimitra, pengemudi memperoleh semacam bonus yang besarnya Rp 250.000 per bulan.Sistern tersebut juga berlaku untuk anak perusahaan Blue Bird yang lainnya seperti PTSilver Bird, PT Morante Jaya, Cendrawasih, dan PT Gamya.

    Kosti Jaya sampai saat ini masih menggunakan sistern cicilan. Sis tern inisebenarnya hampir sarna dengan sistem borongan, tetapi dalam sistem cicilan pengemudijuga sekaligus pemilik kendaraan, sehingga setoran yang dilakukan oleh pengemudisudah merupakan ciciIan pembayaran kredit kendaraan. Besarnya cicilanlsetoran padaperusahaan ini untuk kendaraan tahun 1990 sebesar Rp 86.500 per hari dan rata-ratadengan cicilan sebesar itu masa kreditnya akan seIesai sekitar 3,5 tahun. Sedangkanperusahaan yang masih dalam satu group, seperti Koperasi Bima Sakti, jumlahsetorannya Rp 85.000 per hari. Apabila jumlah setoran tersebut tidak dapat dipenuhimaka pengemudi tetap harus melunasinya daIam arti kredit tersebut tidak akan selesaidalam jangka waktu 3,5 tahun. JumIah sebesar itu sudah termasuk premi/setorananggota untuk koperasi. Sistem pengoperasian taksi dan besarnya setoran per hari dapatdilihat daIam Figur 7.

  • 5/11/2018 Blue Bird

    6/19

    316 C ase s in M a na geme nt: In do ne sia n's R ea l C om p an ie s

    Dari ketiga jenis sistem kerja ini, sistem target memberikan pelayanan yang lebimemuaskan kepada penumpang dibandingkan dengan sistem setoran. Dalam sistertarget kemungkinan melakukan kecurangan sangat minim karena argometer selalterkontrol dengan baik. Hal ini diperlukan untuk mengetahui secara pasti berappenumpang yang diangkut setiap hari. Selain itu pengemudi juga tidak bisa menolauntuk mengangkut penumpang baik jarak dekat maupun jarak jauh karen a setiap flo.falll selalu terdeteksi.

    Sedangkan dengan sistem setoran, penumpang sering kali dirugikan karenpengemudi sering berlaku seenaknya demi mengejar setoran. Selain itu pengemudi jugsering kali melakukan kecurangan-kecurangan dengan memainkan argometer atau yanlebih dikenal dengan "argo kuda," menolak penumpang dalam jarak dekat, dan lainlain.

    Regulasi PemerintahDari 28.4 77 armada taksi yang ada di Jakarta, jumlah taksi yang beroperasi hanya sekita60%--sisanya sebesar 40% tidak dapat beroperasi-karena umur taksi yang sudah datas lima tahun. Apabila merujuk pada kelayakan umur pengoperasian taksi yang hany.selama lima tahun, maka sudah seharusnya terjadi peremajaan armada. Namun untu.melakukan peremajaan ini sangat sulit di saat harga suku cadang kendaraan sangamahal. Kondisi ini semakin parah dengan dicabutnya Keputusan Presiden Nomor 7Tahun 1995 tentang Perlakuan Pabean dan Perpajakan atas Impor atau PenyerahaiKomponen dan Kendaraan Bermotor Jenis Sedan untuk dipergunakan dalam usah:pertaksian melalui Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1998.

    Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1998 disebutkan bea masulyang dibebaskan serta Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Baran:Mewah yang ditanggung pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 74 'I'ahui1995, masih tetap berlaku sepanjang kendaraan bermotor jenis sedan yang bersangkutaidigunakan dalam usaha pertaksian sekurang-kurangnya lima tahun terhitung sejaltanggal dikeluarkannya Surat Tanda Nomor Kendaraan.

    Apabila terjadi perubahan penggunaan kendaraan bermotor jenis sedan untulusaha pertaksian sebelum jangka waktu lima tahun sebagaimana dimaksud di atasperlakuan pabean dan perpajakan yang telah diberikan dinyatakan tidak berlaku, dai

    ITarif pertama kali saat buka pintu.

  • 5/11/2018 Blue Bird

    7/19

    Kasus 13 P ro sp ek In du stri T ak si d i Ja ka rta 317

    bea masuk serta Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yangterutang wajib dibayar, ditambah dengan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan berlakunya Keputusan Pemerintah Nomor 39 TahunI9B8, otomatis harga mobil yang dipergunakan untuk taksi sarna dengan harga mobil-mobillainnya.

    Kebijakan lainnya yaitu penambahan armada taksi dengan metode kuota. Kebijakanini ditetapkan oleh Pemda, yang membuat banyak perusahaan taksi mengalami kendaladalam memperbanyak armadanya. Sistem kuota ini juga membatasi jumlah taksi yangberoperasi. Dalam penentuan kuota ini, pemerintah melihat kemampuan perusahaandan kebutuhan taksi di Jakarta.

    PEMAIN DIINDUSTRI TAKSI JAKARTABLUE BIRD GROUP. Blue Bird didirikan oleh Mutiara Djokosoetonopada tahun 1972dengan nama awal Golden Bird, yang dulu lebih dikenal dengan nama "Chandra Taxi."Pada awalnya taksi-taksi ini merupakan kendaraan pribadi yang dapat disewa, terutamauntuk para wartawan dan para pengunjung-pengunjung lain di bandara atau hotel. Halini dilakukan karena pada saat itu belum ada izin khusus mengenai taksi sehingga mobil-mobil dioperasikan masih setengah gelap. Rekomendasi dari pelanggannya membantuperubahan dari penyewaan mobil menjadi perusahaan taksi. Usaha taksi Blue Birdterdiri atas Limusin Golden Bird, penyewaan mobil, bus Big Bird, dan Silver Bird Taxiuntuk eksekutif.

    Tujuan utama Blue Bird adalah menyediakan pelayanan transportasi yangberkualitas, yang sebelumnya tidak pernah ada di Jakarta. Blue Bird merupakanperusahaan taksi pertama yang mengimplementasikan sistem argometer. Selain ituBlue Bird juga merupakan perintis taksi yang menggunakan radio komunikasi, AC, danmemiliki service station paling baik di Jakarta.

    Blue Bird memulai usahanya dengan hanya memiliki 25 armada. Dalamperkembangannya saat ini Grup Blue Bird (GBB) mengelola 1.300 unit taksi BlueBird, 240 unit Silver Bird, dan 1.300 unit limusin yang beroperasi di Jakarta, Bali, danBandung. GBB juga memiliki bus angkutan carteran besar maupun kecil berjumlahsekitar 400 unit. Selain Blue Bird, GBB juga memiliki dan mengelola taksi merek lainyang diambil alih dan dijalankan dengan manajemen di bawah GBByaitu, Morante Jaya

  • 5/11/2018 Blue Bird

    8/19

    318 Cases in Management: Indonesian's Real Companies

    sebanyak 500 unit (diambil alih tahun 1997), Gamya 442 unit (1997), Pusaka Nuri 250unit (1998), Cendrawasih 250 unit (1999).

    CENTRIS GROUP. Centris Group dimiliki oleh PT Centris Mulia Persada Pratama(PT CMPP). Salah satu anak perusahaannya adalah PT Ratax Armada yang didirikanpada tanggal 31 Desember 1971. PT Ratax merupakan perusahaan perintis di bidangjasa angkutan taksi di Indonesia. Perusahaan ini pertama kali dikelola oleh PT HotelIndonesia Internasional (PT HII) pada tahun 1961. PT HII merupakan Badan UsahaMilik Negara (BUMN) di bawah naungan pemerintah daerah yang mengelola sebuahhotel megah yang menjadi kebanggaan pemerintah Indonesia pada waktu itu. Selainmengelola sebuah hotel, perusahaan ini juga mengelola sebuah perusahaan transportasitaksi. Pada waktu itu, PT HII semula hanya mengoperasikan 50 unit armada taksi merekMercedes 180D dan 25 unit armada mikro bus. Kedua jenis armada ini ditujukan untukmelayani secara khusus tamu-tamu Hotel Indonesia.

    Tahun 1969 terjadi penggabungan usaha antara PT HII (50 unit) dengan PTMetropolitan Taksi (100 unit), ditambah dengan 25 unit mikro bus. PT MetropolitanTaksi baru berdiri pada tahun 1968 yang mengelola 100 unit armada taksi merek GoldenVallan. Manajemen penggabungan usaha ini dikelola oleh Pemda DKI -Iakarta. Duatahun kemudian taksi-taksi tersebut dipasangi argometer dan manajemennya dikelolaoleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD).

    Pada tahun 1975-1980 terjadi peremajaan dan penambahan armada taksi sebanyak225 unit, namun pada tahun 1982 operasi perusahaan ini sernpat terhenti. Baru padatahun 1985, perusahaan ini bangkit lagi dengan membentuk perusahaan baru dengannama PT Radiotaxi (PT Ratax). PT Ratax menambah jumlah armada baru sebanyak178 unit. Pada tahun 1989, PT Ratax Armada memperoleh fasilitas Penanaman ModalDalam Negeri (PMDN) untuk mengelola usaha di bidang jasa angkutan taksi di DKIJakarta dengan memperoleh izin sebanyak 500 armada. Pada tahun 1994, PT RataxArmada kemudian menambah jumlah armadanya sebanyak 375 unit.

    Kondisi perekonomian yang masih bangkit dari krisis, mernbuat jumlah armadayang efektif beroperasi hanya sekitar 60%-70% pada tahun 1999. Untuk mengatasi haltersebut, PT Ratax Armada berusaha melakukan langkah terobosan dengan meluncurkantaksi wisata dengan nama "Taksi Ratax Wisata" sebanyak 300 unit. Keunggulan taksiini adalah adanya fasilitas dan informasi mengenai kegiatan kepariwisataan, sepertibrosur wisata, bahan bacaan, dan permen. Total armada yang dimiliki PT Ratax Armadasaat ini sebanyak 875 unit, dengan 800 unit armada taksi reguler, dan 75 unit taksieksekutif.

  • 5/11/2018 Blue Bird

    9/19

    Kasus 13 P ro sp ek I nd us tr i T ak si d i J ak ar ta 319

    Perusahaan taksi lainnya yang dimiliki CMPP adalah Centris Taxi. Centris Taxididirikan pada tahun 1989di Bandung dan merupakan perusahaan yang bergerak dalamjasa pengoperasian taksi di daerah Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.Nama-nama taksi yang dioperasikan oleh Perseroan dan anak perusahaannya adalahLiberty, Kartika, Agung, Victory, Mercury, CTT (Centris Taxi Transportation), Centris,dan SCT (SoloCentral Taxi).

    Pada tahun 1991, perusahaan ini mengakuisisi saham PT Bogor Adi Pradana, PTBotabek Central Taxi, PT Solo Central Taxi, PT Centris Raya Taksi Transportasi, PTAdhicita Sarana, PT Centrix Metro Sarana, dan PT Vaya Interpersada. Akuisisi masihberlanjut sampai tahun 1992.Perusahaan yang diakuisisi yaitu PT Agung Citra Wibawa.Dan pada tahun 1996CMPP mengakuisisi 40%saham PT Citra Perdana Kendedes yangbergerak dalam bidangjasa transportasi darat diMalang,JawaTimur dan juga mengakuisisisaham PT Centris Wahana Taksi, PT Triyasa Megaperkasa, dan PT Centris NusantaraTransportasi.

    STEADY SAFE GROUP. Grup ini merupakan milik PTSteady Safe, Tbk.yang didirikanpada tanggal 21 Desember 1971. Pada awalnya perusahaan ini didirikan dengan namaPT Tanda Widjaja Sakti. Perusahaan ini mengubah namanya menjadi Steady Safe padatangga128 Desember 1989, setelah mengakuisisi sepenuhnya PTWahana Artha Sentosadan melakukan investasi di PT Pancakabraja pada bulan Juni 1989. Pada tanggal 22Maret 1994,Steady Safe menjua110% kepemilikan sahamnya di PT Citra Pancakabrajakepada Koperasi Swadharma.

    Selain bergerak di bisnis argometer taksi, PT Steady Safe, Tbk., juga bergerakuntuk bisnis bus ACdan feri. Perusahaan ini mempunyai 12anak perusahaan, termasukSteady Safe Finance BV, PT Wahana Artha Sentosa, PT Citra Pancakabraja, PTLuhursatria Dwiraya, PT Mastrans Swadarma, PT Buana Metropolitan Taxi, PT FajarUtama Semesta, PT Hasmuda Internusa, PT Infiniti Indosakti, PT Volgen Indonesia,PT Sembada Perkarsa Permai Sejati, dan PT SonnypongYatim.

    Di akhir tahun 1998Steady Safememiliki 3.446unit taksi yang beroperasi di daerahJakarta dan sekitarnya. Taksi yang berada di bawah kendali perusahaan ini adalahSteady Safe, Spirit, Transit Cab, Swadharma, Cherry & Marline, Jakarta International,Metropolitan, dan Rajawali. Semua taksi yang dimiliki oleh Steady Safe dilengkapidengan argomet.er, AC, radio, dan hak untuk mengantre di lapangan udara Soekarno-Hatta. Steady Safe memiliki delapan jumlah pangkalan yang berada di Jakarta.

  • 5/11/2018 Blue Bird

    10/19

    320 C ase s in M an ag em en t: In do nesia n's R ea l C om pa nies

    SEBUAH PElUANG BISNISSelain meningkatnya jumlah penduduk di Jakarta, faktor lain yang akan meningkatpenggunaan taksi di mas a mendatang yaitu arus wisatawan yang masuk ke -IakaMeski saat ini situasi politik dan keamanan belum kondusif, jumlah wisatawan ymasuk melalui Bandara Soekarno-Hatta terlihat masih meningkat. Pada tahun 1998jumlah penumpang dalam negeri tercatat sebesar 4.829.603 penumpang atau rneniru9,7% dibandingkan tahun 1997. Dengan jumlah tersebut berarti dalam sehari pada ta1998 jumlah penumpang datang adalah sebesar 13.415 penumpang.

    Sedangkan untuk penumpang lalu lint as luar negeri melalui bandar udan-Iakarta pada tahun 1998 meningkat sebesar 24% dari sebesar 2.792.665 penumpantahun 1997 menjadi 3.465.263 penumpang. Dengan jumlah penumpang tersebut beruntuk penumpang internasional rata-rata dalam sehari terdapat 9.625 penumpang. Ljelasnya perkembangan dan proyeksi jumlah penumpang yang datang pada pelabuudara di Jakarta dapat dilihat dalam Figur 8.

    . Dengan asumsi setiap taksi dalam satu rit berisikan dua orang penumpangjumlah taksi yang beroperasi dalam satu hari sebanyak 12.459 unit, maka junpenumpang yang terlayani dalam satu hari sebanyak 498.360 penumpang per hari. Ijumlah penumpang tersebut berarti sekitar 5,1% dari jumlah penduduk Jakarta ptahun 1999 mencapai 9.679,9 ribu jiwa. Dengan asumsi setiap penumpang taksi tersehanya satu kali dalam sehari naik taksi.

    Menurut data Biro Pusat Statistik, peningkatan jumlah penduduk Jakarta setahunnya rata-rata sekitar 2%. Dengan proyeksi peningkatan sebesar itu, mpenduduk Jakarta pada tahun 2000 ini diperkirakan akan mencapai 9.872,7 ribu jdan akan meningkat kembali pada tahun 2001 menjadi 10.070,2 ribu jiwa, dan akan tmeningkat hingga tahun 2003 mencapai 10.477 ribu jiwa. Dengan jumlah penumpsebesar itu diproyeksikan kebutuhan taksi akan mencapai 18.858. Lebih jelasnya dedilihat dalam Figur 9.

    Apabila dilihat dari jumlah perusahaan yang terjun dalam bisnis ini, terlihat adapeningkatan. Peningkatan ini menandakan persaingan bisnis ini semakin ketat.pada tahun sekitar 1992-1996 jumlah perusahaan taksi baru sekitar 17 perusah:memasuki tahun 1997-1999 jumlah perusahaan taksi mencapai 30 perusahaan.

    Tingkat pertumbuhan kebutuhan taksi selain dipengaruhi oleh meningkatjumlah penduduk, juga dipengaruhi oleh mulai meningkatnya tingkat pendaps

  • 5/11/2018 Blue Bird

    11/19

    Kasus 13 P ro sp ek I nd ustri T ak si d i J ak arta 321

    masyarakat dan banyaknya jumlah pengunjung Jakarta terutama melalui bandar udara.Namun, tingkat pertumbuhan ekonomiyang diperkirakan turun selama terjadinya krisisakan membawa dampak yang cukup berarti bagi perkembangan bisnis taksi ini.

    Meski demikian, pada tahun-tahun mendatang bisnis taksi masih sangat dibu-tuhkan mengingat masyarakat membutuhkan sarana transportasi yang nyaman danaman dengan tingkat pelayanan yang baik. Peluang berkembangnya industri taksidi Jakarta masih cukup besar seiring dengan pertambahan penduduk di Jakarta danjumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta.

    Mendengar pemaparan tentang industri taksi yang telah dibuat oleh penasihatkeuangannya, Bakri menjadi semakin bingung, jika ia memutuskan untuk masuk kebisnis ini, jalan apa yang harus ditempuhnya? Apakah ia harus mulai dari awal denganmendirikan perusahaan baru, atau mengakuisisi perusahaan taksi yang sudah ada?Mampukah ia masuk ke pasar yang sudah 'padat' ini?

  • 5/11/2018 Blue Bird

    12/19

    -------~---------------------322 C a se s in M a na gem en t: In do ne sia n's R e al C om pa nie s

    FIGUR 1 Pemakaian Taksi Penduduk Jakarta Rata-rata per Hari, 1997-1999

    199719981999

    339.935322.093239.250

    9.373,99.489,49.679,1

    7,87,3

    Sumber: Organda &BPS DKI Jakarta.

    FIGUR 2 Lokasi Pangkalan Perusahaan Taksi di Jakarta

    1.2.

    PT Presiden TaksiPT Blue Bird

    JI. lendral A. Yani Kav. 98 Jakarta Timur, 13220JI. Buncit Raya No. 60 Jakarta Selatan. 12790JI. Ciputat Raya ,15411JI. Kramat Iati, 13510JI. Cimanggis, 16951JI. Garuda, 10650JI. Buneit Raya No. 60 Jakarta Seiatan,I2790JI. Buneit Raya No. 60 Jakarta Selatan, 12790JI. Pegangsaan II KM 4-4 No. 234,14310Pd. Cabe,I5418JI Daan Mogot Puri lndah. Jakarta Barat, 11610JI. Rava Hal im Cil il itan Besar, Jakarta Timur, I3610

    3. PT Silverinda N. Bird4. PT Morante javaS. PT Cendrawasih P.J.6. PT l. intas Buana7. PT Pusaka Satria8. PT Sentra Naga Europindo

    (Pusaka Sentra)9. PT Sri Medali10. PT Royal City Taksi11. PT Ratax Armada12. PT Sriyaniasti

    13. Koperasi Taksi Indonesia

    JI. H. Perdana Kusuma No.1, Jakarta Timur, 13650JI. DI. Panjaitan, Jakarta Timur, 13650JI. Ciledug Raya No. 58A, Jakarta Selatan,I2260JI. Raya Lap. Tembak No. 31 Kel Kelapa, 12480Dua Wetan Ciracas, Jakarta Timur, 13740JI. Tanah Merdeka 104. Jakarta, 13830

  • 5/11/2018 Blue Bird

    13/19

    Kasus 13 P ro sp ek In du str i T ak si d i Ja ka rta 32

    (Kosti laya)

    15.

    16.

    17. PT Gamya18. Koperasi T""., ..,"....'"

    19.20.21.22.23.24.

    25.26.27.28.29.30.31.32.

    Sumber: Organda DKI Jakarta.

  • 5/11/2018 Blue Bird

    14/19

    324 Cases in Man ag em en t: In do ne sia n's R ea l C om pa nie s

    FIGUR 3 Data Pen duduk DKI Jakarta dan Botabek, 1961-2000 (dalam ribuan jiwa)PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK DKI JAKARTA DAN BOTABEK, 1961-2000

    j ak ar ta U tar aJ ak ar ta B ar atj ak ar ta $ el at anjakarta TlmurDKI Jakarta

    469,80469,50466,40498,702.906,50

    ()12,40 976,40820,80 1.231,201.050,90 1.579,80 1.905.00 2.090,30

    1 304,10 1.456,70 2.064.50 2.595,004.546,50 6.481,00 8.222.50 9.720,401.597,20 2.493,90 3.736,20 5.423,301.025,70 1.529,10 2.765,00 4.594,20

    1.143,1?0 2.104,40 3.570,605.166,60 8.605,60 13.588,10

    7.972,40 11.647,()0 16.828,10 23.308,50

    WIl.AYAHBogorTangerangBekas iBOTABEKjABOTABEK

    1.257,80817,20

    Sumber:'I'ahun 1961 dari Hasil SP'61 setelah disesuaikan menurut pembagian wilayah PP Nomor 45 Tahun 1974--BPS.Tahun 1971 Hasil SP'71-BPS.Tahun 1980 Hasil SP'80-Penduduk DKI Jakarta 'I'ahun 1980.Tahun 1990 Hasil SP'90-BPS.Tahun 2000 Hasil Susenas-BPS Provinsi DKI Jakarta.

    PERKEMBANGAN PENOUOUK OKI JAKARTA, 1961-2000

    2 5 0 0

    2 0 0 0. . : . :::l"1:l~::l """1:l 3 :c :::., 1 5 0 0QJ cQ.. "". r : : . ::l"".0E '. s 1 0 0 0. a

    5 0 0

    o1 9 6 1

    J a k a r t a S e la !a nIII J a ka r t a B a ra t

    1 9 7 1 1 9 8 0 1 9 9 0 2 0 0 0Tahun

    J a k a r t a T im u r J a k a r t a U !a r a

    J a ka r t a P u s a t

  • 5/11/2018 Blue Bird

    15/19

    Kasus 13 P ro sp ek In du stri T ak si d i J ak ar ta

    P E R S E N T A S E P E R T U M BU H A N P E N D U D U K D K I J A K A R T A D A N B O T A B E K

    J a ka rt a Ba ra t 2,79Jakarta Selatan 0,93J a ka rt a T imu r 4,92 8,78 3,55 2,31OK I J a ka rt a 4,86 4,59 2,28 1,40WILA YAHBogor 2,44 4,52 4,12 3,80Tangerang 2,32 4,04 6,10 5,21Bekasi 1,85 3,57 6,29 5,43BOTABEK 2,20 4,04 5,50 4,81

    Sumber:Tahun 19G1dari Hasil SP'61 setelah disesuaikan menurut pembagian wilayah PP Nomor 45 Tahun1974-BPS.Tahun 1971 Hasil SP'71-BPS.'l'ahun 1980 Hasil SP'80-Penduduk DKI -Iakarta 'rahun 1980.'rahun 2000 Hasi12000-BPS Provinsi DKI Jakarta.

    P E R SE N TA SE P E R TU M B U HA N P E N DU DU K D K I J A K A R T A

    10 ,- -,

    5

    - 5 + - - - - - - - - - - - - - ~ - - - - - - - - - - - - ~ - - - - - - - - - - - - _ r - - - - - - - - - - - - ~1961 -1971 1971 -1980 1980 -1990 1990 -2000

    TahunJ a k a rt a S e l a !a n

    - . J ak ar ta S a ra ! Jakarta Timur- )I( Jaka rta U !a ra

    -Air- Jaka rta Pusa!

  • 5/11/2018 Blue Bird

    16/19

    326 C ases in M an age men t: In do ne sia n's R ea l C om pa nie sFIGUR 4 Kepadatan Penduduk menurut Wilayah DKI Jakarta

    Tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000

    J ak ar ta T im u r 2.663 4.284 7.781 12.442J ak ar ta P u sa t 20.803 26.164 25.677 18.811J ak ar ta B a ra t 3.972 6.329 9.759 14.390 15.134J ak ar ta U t ar a 3.047 3,972 6.329 10.854 9.317DKIJAKARTA 4.399 6.881 9,808 12.435 12.663

    Sumber:Tahun 1961 dari Hasil SP'61 setelah disesuaikan menurut pembagian wilayah PP Nomor 45 Tahun J 974-- BPS.Tahun 1971 Hasil SP'71-BPS.Tahun 1980 Hasil SP'80-Penduduk DKI Jakarta Tahun 1980.Tahun 2000 Hasil2000-BPS Provinsi DKI Jakarta.

  • 5/11/2018 Blue Bird

    17/19

    Kasus 13 P ro sp ek In du str i T ak si d i Ja ka rta 327

    FIGUR 5 .lumlah Armada dan Jumlah Penumpang Perusahaan Taksiyang Beroperasi di Jakarta, 1997-1999 (rata-rata per hari)

    29. P T BuanaMetropolitan30. PTHasmudalnternusa

    TOTAL326 2.086

    227.260364

    20.9652.347_ _ _ _

    240.630326

    21.482.......

    20.512

    Sumber: Organda DKI Jakarta.

    4801.1041.747

    168.321

  • 5/11/2018 Blue Bird

    18/19

    328 Cases in Management: Indonesian's Real Companies

    FIGUR 6 Peta Lokasi Pangkalan Taksi di Jakarta_ JJkarla U tili'!]IIIJiJkarlaT'r lnUf_ J a k a r t a SC1J l iH '[ '. . : ) J ak ar t a B a l d '.. J( lh artaPusal

    ~'karUiT ! ! ! ) ! J . t ;I PT PtSS!Ueol,lks!

    2c P - I ' S h . w ! J l r d2 < 1 P T B lu e l l > l d

    P 'f C e nd fa w as lh P JP f S Ml ra N il g2 tHH i p ln d ( ) ! P l I5a~ ,aS!lf!l~PI So M m : . : . a ! l

    10 P I R oy.' c,ry r AI"Ii PI" Sfiyaoiast!1 3 K op em M T ilk $; I l l o or lG sj i l1 4a K up eu m H IiP if T ilk $! J a Y H (Kos! ! J a y i F14 d K . o p e r a s r !>\lPl f Y a k sl J a ., ,8 { I' iO S I ! J < J Y 8!I ,a K op .eraslf k1 13 $$ ,1)1 0 < 11 6 K op eta sl T Jb l S {lp ak al ( Ko ta s)

    P I C en to s W al ,. na T ab 'P l P nm a W ~i i P N di lf l 1

    2 4 ;' P l O hM hl il H iI 'i al lA g lJ ngM el fo p 'j H2~; pr 8hakl~ O l i H I Sard'J

    r 1 ' Sembada P r - a k S S i J PS r .J iT ~J!~! !1t :l< l laUlI1 :

    2 , P T B l u e 8 > 1 1 12 b P I 8 1 ue 8" 01 '1 S if ll er md n N B lt d

    PT Mor i .H! ! j~ ) ,l yaPT Un,., 8 , , , , , ,

    11 rf Ra ta x A fmada1 41 > K o p eri lS l SUP' l f Ta~s!J a Y d \ V -o : '} '> !J a y J _ l1 4 (; K op era s i SlJpl( T a ~ < $ \ J n y a ( ' (Wl l JayJi1 5 !; K o p fl ra sl ll mi l S ak hI S c J .( o p em s !B im C iS ak I!1 68 E XprQ S5 fW $! n!b U t~m ;)1 Gb E xp re ~s T ra slrd o U l a r n a[ 6 c f ) : P If lS 5- TfJSlrH.Jo U t . ; 3 m l l2 '1 P T C !lm Ir an sp cr t Nu sa oW J< l26 T aM il W ! jn ya Sak !!21 P I SU (-IJ lil'Mnl !op {) !2S P T H a s",lIu;)19 PlJ-O DT U lhur Salna f}J.'ffil)'JJl PT C J : r a P,:! f l \;

  • 5/11/2018 Blue Bird

    19/19

    Ka su s 13 P ro sp ek I nd ustr i T ak si d i J ak arta 329FIGUR 7 S istem P en gop era sia n T a ksi d an B esa rn ya S etora n p er H a ri

    menu ru t P eru sa h aa n , 1 99 9

    3.4. Morante 214.0005. Cend rawas ih 214.0006. Gamya 214.0007. S ri Me d ali 76.0008. R o ya l C i ty 99.0009. 96.00010. 011.12. 86.50013 85.00014. 80.00015. 92.00016.17.18.

    Sumber: Indocommercial,