Upload
arlyn-stephany
View
223
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
blok 7
Citation preview
Struktur dan Mekanisme Pernapasan pada Manusia
Arlyn Stephany Tumimomor
102015015 / B5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Email : [email protected]
Abstract
The respiratory system consists of two lungs and airways with many different
sizes and out of the lungs. Airway consists of the conduction section and section
respiration. Respiratory tract is also divided into two parts, the upper
respiratory tract includes the nose, pharynx and larynx. Lower respiratory tract
includes the trachea, bronchus, bronkhiolus, and pulmonary. This paper
discussed are about the lungs - lungs. Respiratory mechanism itself assisted by
the respiratory muscles either to expiration and inspiration. With the process of
respiration, the body will be able to meet the energy needs of the gas exchange
process and play an important role in maintaining the body's acid-base
balance. And all of it is controlled by the respiratory control center located in
the medulla oblongata area. Complaints such as coughs, hoarseness, difficulty
swallowing and processes, all related to the respiratory tract.
Keywords: respiratory organs, inspiration, expiratory
Abstrak
Sistem pernapasan terdiri atas dua paru dan banyak saluran udara dengan
berbagai ukuran yang keluar masuk paru. Saluran napas terdiri atas bagian
konduksi dan bagian respirasi. Saluran pernapasan juga dibagi menjadi dua
bagian , yaitu saluran pernapasan atas yang meliputi hidung , faring dan laring .
1
Saluran pernapasan bawah yang meliputi Trakea , bronkus , bronkhiolus, dan
pulmo. Pada makalah ini yang dibahas adalah tentang paru – paru. Mekanisme
pernapasan sendiri dibantu dengan adanya otot-otot penapasan baik untuk
ekspirasi maupun inspirasi. Dengan adanya proses respirasi maka tubuh akan
dapat memenuhi kebutuhan energy dengan proses pertukaran gas serta berperan
penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh . Dan semuanya itu
dikendalikan oleh pusat pengendalian pernapasan yang berada di daerah
medulla oblongata. Keluhan seperti batuk, serak, sesak dan proses menelan,
semua berkaitan dengan saluran pernapasan.
Kata Kunci : Organ pernapasan, inspirasi, ekspirasi
Pendahuluan
Pernapasan melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan
pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme
sel, serta pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa
metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Sistem pernapasan ikut berperan dalam
homeostasis dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara atmosfer dan darah.
Darah mengangkut O2 dan CO2 antara system pernapasan dan jaringan. System
ini melibatkan kinerja dari organ – organ tertentu yang saling beranastomosis
agar proses respirasi dapat berjalan dengan baik . apabila terdapat kerusakan
pada organ- organ tersebut , maka kinerja dan hasil dari pada respirasi sendiri
akan terganggu.1
Organ terkait
Paru – paru
2
Paru-paru bersifat lunak dan berongga. Paru- paru sangat elastis dan
bila rongga thorax dibuka , paru-paru segera volumenya mengecil
sampai1/3 nya atau kurang . Paru terletak sedemikian rupa sehingga setiap
paru –paru terletak di samping mediastinum. Bagian paru kanan dan kiri
dipisahkan oleh jantung , pembuluh darah dan struktur lain yang berada
pada mediastinum. Paru – paru memiliki apex, basis, tiga tepi dan dua
permukaan yaitu costalis dan mediastinalis/medial, posterior dan anterior.
Masing-masing paru mempunyai apex yang tumpul, yang menjorok ke atas
, masuk ke leher sekitar 2,5 cm di atas clavicula, facies costalis yang
konveks, yang berhubungan dengan dinding dada , dan facies mediastinalis
yang konkaf, yang membentuk cetakan pada pericardium dan struktur –
struktur mediastinum lain. Sekitar pertengahan permukaan kiri , terdapat
hillus pulmonis , suatu lekukan di mana bronchus, pembuluh darah dan
saraf masuk ke paru-paru untuk membentuk radix pulmonis. Pinggir
anterior paru adalah tipis dapat di temui incisura cardiaca, dan tebal pada
bagian posterior .Paru-paru dibungkus oleh selaput selaput yang bernama
pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu Pleura viseral (selaput dada
pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru.
Pleura parietal, yaitu selaput paru yang melapisi bagian dalam dinding
dada.1,2
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum
pleura. Pada keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara
sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit
cairan (eksudat) yang berguna unuk meminyaki permukaannya (pleura),
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada dimana
sewaktu bernafas bergerak. Perdarahan pleura parietalis : Aa. Intercostalis,
A.pericardiacophrenica, A.musculophrenica. Pleura viscelaris :
3
A.bronchialis. Persarafan pleura parietalis adalah Nn. Intercostalis,
N.phrenicus dan pleura visceralis adalah saraf otonom.
Pada bagian paru kanan terdiri atas 3 lobus : superior , medius dan
inferior , serta terdapat 2 fisura : fisura horizontal dan fisura oblique.
Sedangkan paru kiri hanya terdiri atas 2 lobus dan 1 fisura yaitu lobus
superior dan inferior yang dibatasi oleh fisura oblique. Radiks pulmonis
dibentuk oleh struktur-struktur yang masuk atau meninggalkan paru-paru .
Struktur tersebut terdiri atas bronkus, av. Pulmonis, pembuluh limfe , av.
Bronchialis, dan saraf-saraf . struktur ini membentuk fillus pulmonalis.
Pembuluh darah pada paru
Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung
oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru – paru, cabang – cabangnya
menyentuh saluran – saluran bronkhial, bercabang dan bercabang lagi sampai
menjadi arteriola halus, arteriola itu membelah – belah dan membentuk jaringan
kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel
– sel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan
dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis,
maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi yang merupakan fungsi
pernapasan. Kapiler paru – paru bersatu dan bersatu lagi sampai menjadi
pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulmonaris meninggalkan
setiap paru – paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukiskan sebagai arteria bronkhialis membawa
darah berisi oksigen langsung dari aorta torasika ke paru – paru guna memberi
makan dan mengantarkan oksigen ke dalam jaringan paru – paru sendiri.
Cabang akhir arteri – arteri ini membentuk plexus kapiler yang tampak jelas dan
terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonalis, tetapi beberapa
4
dari kapiler ini akhirnya bersatu ke dalam vena pulmonalis dan darah itu
kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonalis. Sisa darah itu diantarkan
dari setiap paru – paru oleh vena bronkhialis dan ada yang dapat mencapai vena
kaya superior. Maka dengan demikian paru – paru mempunyai persediaan darah
ganda.
Persarafan pada paru di kendalikan oleh plexus pulmonalis anterior dan
posteior yang terbentuk dari cabang- cabang traktus symphaticus vertebra
torakal 1-3 dan parasymphatis dari nervus vagus.9
Gambar 1. Struktur Anatomi Paru – paru3
Percabangan bronkus
Trachea bercabang menjadi bronchus primer / principalis dexter dan
sinister. Bronchus primer mempercabangkan bronchus sekunder ( lobaris ) 3 di
kanan, 2 di kiri. Bronchus sekunder bercabang menjadi bronchus
segmentorum/tertier. Bronchus segmentorum bercabang – cabang di dalam unit
jaringan paru yang disebut segmen bronchopulmonalis.3
Macam – macam bronkiolus 3,4
Bronkus intrapulmonal
5
Mukosa saluran napas ini biasanya tidak rata, berliku-liku, dan dilapisi
epite silindris bertingkat bersilia dan bersel goblet. Di dalam lamina
proprianya terdapat berkas otot polos yang tersusun melingkar. Di bawah
lapisan otot dapat ditemukan penggalan tulang rawan hialin. Diantara
penggalan tulang rawan tadi, dibawah berkas otot polos dapat dilihat kenjar
campur. Permukaan luar dindingnya disebut tunika adventisia yang
merupakan jaringan ikat longgar.
Bronkiolus atau bronchial
Mukosanya juga sering terlihat bergelombang. Pada bronki besar
epitelnya toraks selapis,bersilia, dan bersel piala (goblet). Pada bronkiol
yang paling kecil epitelnya lebih rendah, epitelnya kuboid selapis tak
bersilia.perubahan jeni epitel itu terjadi berangsur. Makin kea rah distal, dari
bronkioal besar ke bronkiol kecil, sel epitel makin rendah, dapat ditemukan
sel epitel tak bersilia dan jumlah sel bersilia pun makin sedikit. Sel goblet
juga makin jarang, sampai akhirnya tidak ada lagi pada daerah yang seluruh
epitelnya terdiri atas sel kuboid yang tak bersilia. Di dalam lamina proprian
tidak lagi terdapat kelenjar ataupun penggalan tulang rawan. Berkas serat
otot pun makin ke distal makin tipis sehingga sering sulit dikenali.
Bronkiol yang paling kecil
Bronki ini yang akan menyalurkan udara ke dalam sebuah lobules disebut
bronchial praterminal. Bronkiolus ini selanjutnya bercabang menjadi 4
sampai 5 bronkiol terminal, yang memasok udara pada asinus, yaitu sebuah
unit struktural paru.
Bronkiol terminal
Karena pendeknya bangunan ini hanya dapat dipelajari pada bronkiol
yang terpotong memanjang. Selain itu bagian ini haya dapat dikenali dengan
tepat pada tempat dicabangkannya. Bronchial respiratori tidak mempunyai
cirri khas sehingga sulit dikenali dengan tepat pada potongan melintang.
6
Epitelnya serupa dengan bronkiol tetapi sudah lebih rendah bahkan menjadi
kubid selapis. Walaupun agak sulit, serat otot polos masih dapat dilihat.
Bronkiol respiratori
Epitelnya torak rendah atau kuboid selapis, sel bersilia masih ada, tetapi
sel piala tak ada lagi. Lebih jauh sedikit, epitelnya sudah tidak bersilia lagi
dan menjadi epitel kuboid atau kuboid rendah selapis. Serat otot polos,
kolagen, dan elastin masih dapat dikenali. Pada dinding bronkiolus ini
sudah terdapat alveolus, yang merupakan cirri khas dari salura ini.
Duktus alveolar
Saluran ini dicabangkan dari bronkiol respiratori, berupa saluran yang
dindingnya terdiri atas alveolus. Pada setiap pintu masuk ke alveoli terdapat
epitel selapis gepeng. Walaupun agak sukar, di dalam lamina proprianya
masih dapat dilihat serat otot polos yang biasanya terpotong melintag
sehingga tampak sebagia titik-titik kecil.
Sakus alveolar
Dari ujung duktus alveolar terbuka pintu menuju ke beberapa sakus
alveolar. Bangunan ini terdiri atas beberapa alveoli yang bermuara bersama
membentuk satu ruangan serupa rotunda yang disebut atrium.
Alveoli
Dari sakus alveolar terbuka pintu menuju ke setiap alveoli. Alveol paru
ini berupa kantung yang dibatasi oleh epitel gepeng selapis yang amat tipis.
Selain itu terdapat pula sel epitel yang bentuknya kuboid yang disebut sel
septal. Di dalam lumennya, dapat pula dikenali sel debu. Sel debu agak
besar dan didalam sitoplasma bisanya terdapat partikel debu.6,7
7
Gambar 2. Percabangan Bronkus3
Otot – otot pernapasan
Selain sebagai pembentuk dinding dada , otot skelet juga berfungsi
sebagai otot pernapasan. Menurut kegunaanya , otot – otot pernapasan
dibedakan menjadi otot untuk inspirasi , mencakup otot inspirasi utama dan
tambahan , serta otot untuk ekspirasi tambahan.
Otot inspirasi utama ( principal ) , yaitu M. interkostalis eksternus, Otot
diafragma. 4,5
Otot inspirasi tambahan ( accessory respiratory muscle ) yang sering juga
disebut sebagai otot bantu napas , yaitu M. Sternocleidomastoideus,M. skalenus
anterior, middle, posterior, M. Pectolaris minor, M. Pectoralis major, M.
Serratus anterior, M. Iliocostalis baagian atas, M. Latissimus dorsi. 4,5
Saat bernapas biasa , untuk ekspirasi hanya terjadi relaksasi otot inspirasi
dan jaringan paru kembali kekedudukan semula sesudah teregang. Sedangkan
untuk ekspirasi kuat otot – otot yang berkontraksi adalah Otot dinding perut ,M.
Interkostalis internus, M. Rectus abdominis ,M. Obliquus abdominis ,M.
Longissimus, M. Illioscostalis bawah. 4,5
8
Gambar 3. Otot – otot pernapasan5
Mekanisme Pernapasan
Proses respirasi atau pernafasan, secara harfiah berarti pergerakan
oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel, dan keluarnya karbon dioksida (CO2)
dari sel ke udara bebas.Frekuensi bernapas bervariasi , 16-20 x / menit dalam
keadaan istirahat , biasanya pada anak-anak lebih cepat dan pada orang tua lebih
lambat. Dikenal sebagai Ventilasi Paru-paru (Pulmonary ventilation).1 ,9
Ventilasi paru-paru merupakan peristiwa masuk dan keluarnya udara
pernapasan antara atmosfer dan paru-paru. adalah proses pernafasan dimana gas
mengalir/bergerak antara atmosfer (udara luar) dan paru. Pergerakan udara ini
di sebabkan oleh perubahan tekanan udara dalam paru. Perbedaan tekanan yang
disebabkan oleh perubahan kapasitas paru akan memaksa udara masuk ketika
inpirasi dan keluar ketika ekspirasi. Dua Proses penting dalam Ventilasi paru-
paru 1, 4,9,10
Inspirasi
Sebelum inspirasi dimulai, otot-otot pernapasan berada pada keadaan
lemas, tidak ada udara yang mengalir dan tekanan intra alveolus setera dengan
tekanan atmosfer. Otot inspirasi utama adalah otot yang berkontraksi untuk
melakukan inspirasi sewaktu bernapas tenang, yaitu diafragma dan otot
interkostalis eksternus.1
9
Awalnya inspirasi otot-otot tersebut dirangsang untuk berkontraksi
sehingga rongga torak membesar. Otot inspirasi utama adalah diafragma, yaitu
suatu lembaran otot rangka yang membentuk lantai rongga torak dan di sarafi
oleh N. frenikus. Diafragma dalam keadaan melemas berbentuk kubah yang
menonjol ke atas ke dalam rongga torak. Ketika berkontraksi (pada stimulasi
oleh saraf frenikus), diafragma turun dan memperbesar volume rongga torak
dengan meningkatkan ukuran vertical (atas ke bawah).4 Dinding abdomen, jika
melemas, menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafragma yang turun
menekan isi abdomen ke bawah dan ke depan. 75% pembesaran rongga torak
sewaktu bernapas tenang dilakukan oleh diafragma.4
Dua sel otot interkostal terletak anatara iga-iga. Otot interkostal eksternal
terletak diantara otot interkostal internal. Kontraksi otot interkostal eksternal,
yang serat-seratnya berjalan kebawah dan depan antara dua iga yang
berdekatan, memperbesar rongga torak dalam dimensi lateral (sisi ke sisi) dan
antero posterior (depan kebelakang). Ketika berkontraksi, otot interkostal
eksternal mengangkat iga dan selanjutnya sternum ke atas dan ke depan. Saraf
interkostal mengaktifkan otot-otot interkostal ini.4
Pada gerakan inspirasi biasa, tekanan intra alveolus turun 1 mmHg
menjadi 759 mmHg. Karena tekanan intra alveolus sekarang lebih rendah
daripada tekanan atmosfer maka udara mengalir ke paru mengikuti penurunan
gradient tekanan dari tinggi ke rendah. Udara terus masuk ke paru sampai tidak
ada lagi gradient yaitu sampai tekanan alveolus setara dengan tekanan atmosfer.
Karena itu, ekspansi paru tidak disebabkan oleh udara yang masuk ke dalam
paru, udara mengalir ke dalam paru karena turunnya tekanan intra alveolus yang
ditimbulkan oleh ekspansi paru.4 Sewaktu inspirasi, tekanan intra pleura turun
menjadi 754 mmHg akibat ekspansi torak. Peningkatan gradient tekanan
transmural yang terjadi sewaktu ionspirasi memastikan bahwa paru teregang
untuk mengisi rongga torak yang mengembang.4
10
Inspirasi dalam (lebih banyak udara dihirup) dapat dilakukan dengan
mengontraksikan diafragma dan otot interkostal eksternal secara lebih kuat dan
dengan mengaktifkan otot inspirasi tambahan (accesorius) untuk semakin
memperbesar rongga torak. Kontraksi otot-otot tambahan ini, yang terletak di
leher, mengangkat sternum dan dua iga pertama, memperbesar bagian atas
rongga torak dengan semakin membesarnya volume rongga torak dibandingkan
dengan keadaan istirahat maka paaru juga semakin mengembang, menyebabkan
tekanan intra alveolus semakin turun. Akibatnya, terjadi peningkatan aliran
masuk udara sebelum tercapai keseimbangan dengan tekanan atmosfer yaitu
dengan tercapainya pernapasan lebih dalam.4
Ekspirasi
Pada akhir inspirasi otot inspirasi melemas. Diafragma mengambil posisi
aslinya yang seperti kubah ketika melemas. Ketika otot interkostal eksternal
melemas, sangkar iga yang sebelumnya terangkat turun karena gravitasi. Tanpa
gaya-gaya yang menyebabkan ekspansi dinding dada (dan karenanya, ekspansi
paru) maka dinding dada dan paru yang semula teregang mengalami recoil ke
ukuran pra inspirasinya karena sifat-sifat elastiknya, seperti balon teregang yang
dikempiskan. 4
Sewaktu paru kembali mengecil, tekanan intra alveolus meningkat,
karena jumlah molekul udara yang lebih banyak yang semula terkandung di
dalam volume paru yang lebih besar pada akhir inspirasi kini termampatkan ke
dalam volume yang lebih kecil.4
Pada ekspirasi biasa, tekanan intra alveolus meningkat sekitar 1 mmHg
diatas tekanan atmosfer menjadi 761 mmHg. Udara kini meninggalkan paru
menuruni gradient tekanannya dari tekanan intra alveolus yang lebih tinggi ke
tekanan atmosfer yang lebih rendah. Aliran keluar udara berhenti ketika tekanan
11
intra alveolus menjadi sama dengan tekanan atmosfer dan gradient tekanan
tidak ada lagi.4
Selama pernapasan tenang, ekspirasi normalnya merupakan suatu proses
pasif, karena dicapai oleh recoil elastic paru ketika otot-otot inspirasi melamas,
tanpa memerlukan konstraksi otot atau pengeluaran energy. Sebaliknya,
inspirasi selalu aktif karena ditimbulkan hanya oleh kontraksi otot inspirasi
dengan menggunakan energy.4
Ekspirasi dapat menjadi aktif untuk mengosongkan paru secara lebih
tuntas dan lebih cepat daripada yang dicapaiu selama pernapasan tenang,
misalnya sewaktu pernapasan dalam ketika olah raga. Tekanan intra alveolus
harus lebih ditingkatkan diatas tekanan atmosfer dari pada yang dicapai oleh
relaksasi biasa otot inspirasi dan recoil elastik paru. Untuk menghasilkan
ekspirasi paksa atau aktif tersebut, otot-otot ekspirasi harus lebih berkontraksi
untuk mengurangi volume rongga torak dan paru. 4
Otot ekspirasi yang paling penting adalah otot dinding abdomen. Sewaktu
otot abdomen berkontraksi terjadi peningkatan tekanan intra abdomen yang
menimbulkan gaya ke atas pada diafragma, mendorongnya semakin ke atas ke
dalam rongga torak dari pada posisi lemasnya sehingga ukuran vertical rongga
torak menjadi semakin kecil.4 Otot ekspirasi lain adalah otot interkostal internal,
yang kontraksinya menarik iga turun dan masuk, mendatarkan dinding dada dan
semakin mengurangi ukuran rongga torak (berlawanan dengan otot interkostal
eksternal).4 Sewaktu kontraksi otot ekspirasi semakin mengurangi volume
rongga torak, volume paru juga semakin berkurang karena paru tidak harus
teregang dan lebih banyak untuk mengisi rongga torak yang lebih kecil yaitu
paru dibolehkan mengempis ke volume yang lebih kecil.4 Tekanan intra
alveolus lebih meningkat sewaktu udara diparu tertampung di dalam volume
yang lebih kecil. Perbedaan antara tekanan intra alveolus dan atmosfer kini
12
menjadi lebih besar dari pada ketika ekspirasi pasif sehingga lebih banyak udara
keluar menuruni gradient tekanan sebelumnya tercapaiu keseimbangan. Dengan
cara ini, selama ekspirasi paksa akatif pengosongan paru menjadi lebih tuntas
dibandingkan dengan ekspirasi tenang pasif.4,5
Selama ekspirasi paksa, tekanan intra pleura melebihi tekana atmosfer
tetapi paru tidak kolaps. Karena tekanan intra alveolus juga meningkat setara
maka tetap terdapat gradient tekanan transmural menembus dinding paru
sehingga paru tetap teregang dan mengisi rongga torak sebagai contoh, jika
tekanan di dalam torak meningkan 10 mmHg, maka tekanan intra pleura
menjadi 766 mmHhg dan tekanan intra alveolus menjadi 7770 mmHg dan tetap
terdapat perbedaan tekanan 4mmHg.5
Volume dan Kapasitas Paru
Ventilasi paru dapat dipelajari dengan mencatat volume udara yang
masuk dan keluar paru, suatu metode yang disebut spirometri.2,8
Gambar No. 4 Diagram Peristiwa Pernapasan8
13
Volume Paru
Volume tidal (TV) adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi
setiap kali bernapas normal; besarmya kira-kira 500 ml pada laki-laki dewasa.
Volume cadangan inspirasi (IRC) adalah volume udara ekstra ytang dapat
diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuatl
biasnya mencapai 3000 ml. Volume cadangan ekspirasi (ERC) adalah volume
udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui espirasi kuat pada akhir
ekspirasi tidal normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml. Volume
residu (RV) yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah
ekspirasi paling kuatl volume ini vesarnya kira-kira 1200 ml.2
Kapasitas Paru
Kapasitas inspirasi (IC) = TV+IRV. Ini dalah jumlah udara (kira-kira
3500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi
normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum. Kapasitas residu
fungsional (FRC) = ERV+RV. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru
pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml). Kapasitas vital (VC) =
TV+IRV+ERV. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan
seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan
kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 ml). Kapasitas
paru total (TLC) = IC+FRC adalah volume maksimum yang dapat
mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-
kira 5800 ml).8
Transpor O2
Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan
dengan hemoglobin ( Hb) . 3 % oksigen sisanya larut dalam plasma darah.
Hemoglobin adalah suatu molekul protein yang mengandung besi dan terdapat
14
di dalam sel darah merah. Ketika O2 tidak berikatan dengan Hb maka akan di
sebut deoksi hemoglobin ( HHb) . Setiap molekul dalam keempat molekul besi
dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk
oksihemoglobin ( HbO2,) yang berwarna merah tua :3,8
Transport CO2
Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dari jaringan dibawa ke
paru – paru melalui : (1) sejumlah kecil karbon dioksida ( 7 % sampai 8 %)
tetap terlarut dalam plasma ; (2) Karbon dioksida yang tersisa bergerak ke
dalam sel darah merah , di mana 25 %-nya bergabung dalam bentuk reversible
yang tidak kuat dengan gugus amino di bagian globin pada hemoglobin untuk
membentuk karbaminohemoglobin ; (3) sebagian besar karbon dioksida dibawa
dalam bentuk bikarbonat ( HCO3 - ) terutama dalam plasma. Karbon dioksida
dalam sel darah merah berikatan dengan air untuk membentuk asam karbonat
dalam reaksi bolak – balik yang di katalisis oleh enzim eritrosit karbonat
anhidrase.3,8
Dalam reaksi pertama CO2 berikatan dengan H2O untuk membentuk asam
karbonat ( H2CO3). Reaksi ini berlangsung cepat di sel darah merah. Sesuai sifat
asam , sebagian dari molekul asam karbonat secara spontan terurai menjadi ion
hydrogen ( H+ ) dan ion bikarbonat ( HCO3ˉ ). HCO3ˉ lebih mudah larut dalam
darah di bandingkan dengan CO2. Reaksinya adalah :8
Reaksi di atas berlaku dua arah , bergantung konsentrasi senyawa. Jika
konsentrasi CO2 meningkat , seperti di jaringan ,maka reaksi akan berlangsung
ke kanan . sedangkan apabila rendah seperti dalam paru, reaksi akan bergeser
ke kiri dan melepas CO2.9
15
Hb + O2 ⇌ HbO2
CO2 + H2O ⇌H2CO3 ⇌ H+ + HCO3ˉ
Kesimpulan
Jadi seorang perempuan berusia 50 tahun yang mengalami sesak napas itu
disebabkan karena adanya gangguan pada sistem pernapasan pada paru.
Gangguan tersebut bisa karena gangguan pada transport O2 dan CO2.
16
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta :
EGC ; 2006 . h. 90-9
2. Djojodibroto D. Respirologi. Jakarta : EGC ; 2009.h. 8-9
3. Wonodireko S. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Bagian
Histologi FK Universitas Indonesia; 2003. h. 111-4
4. Leslie P. Gartner, James L. Hiatt. Buku Ajar Berwarna Histologi. 3rd
ed. Edisi Bahasa Indonesia . Indonesi : Elsevier Saunders; 2014. h.
335-54
5. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara;
2006.h.115-20.
6. Woodburne RT. Essential of human anatomy. 6th ed. New York:
Oxford Universty; 2007.h.181-200.
7. Junqueira CL. Carneiro J. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta :
EGC ; 2007 .h. 340-52
8. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray’s anatomy for students. 1st
ed. Philadelpia: Elsevier Churchill Livingstone; 2005.h.102-52.
9. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta :
EGC ; 2006 . h. 90-9
10.Djojodibroto D. Respirologi. Jakarta : EGC ; 2009.h. 8-9
17