59
BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN METODE CAMPURAN A. Pengertian dan Perkembangan Penelitian Metode Campuran Penelitian metode campuran (mixed methods) merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan- pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan penggabungan kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian (Branen, 1992; Creswell, 2009; Tashakkori dan Charles Teddlie (ed), 2003; Hanson dalam Sarwono, 2011). Pendekatan penelitian ini lebih kompleks tidak sekedar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, dari pada melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar ketimbang penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan metode campuran berbeda dengan penggunaan banyak metode. Pengertian pertama mencakup penggunaan beberapa metode dalam konteks penelitian yang menggunakan pendekatan berbeda yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan pengertian yang kedua menggunakan metode dalam konteks penelitian yang menggunakan pendekatan yang sama, yaitu kuantitatif atau kualitatif. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metode campuran ialah menggunakan dua atau lebih metode yang diambil dari dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan kualitatif atau kuantitatif (dapat sebaliknya). Penggunaan dalam penelitian yang dimaksud yaitu penelitian yang sedang dilaksanakan untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif

blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

  • Upload
    danganh

  • View
    234

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN METODE CAMPURAN

A. Pengertian dan Perkembangan Penelitian Metode Campuran

Penelitian metode campuran (mixed methods) merupakan pendekatan penelitian yang

mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini

melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif,

dan penggabungan kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian (Branen, 1992; Creswell,

2009; Tashakkori dan Charles Teddlie (ed), 2003; Hanson dalam Sarwono, 2011).

Pendekatan penelitian ini lebih kompleks tidak sekedar mengumpulkan dan menganalisis dua

jenis data, dari pada melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif

sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar ketimbang penelitian

kualitatif dan kuantitatif.

Penggunaan metode campuran berbeda dengan penggunaan banyak metode.

Pengertian pertama mencakup penggunaan beberapa metode dalam konteks penelitian yang

menggunakan pendekatan berbeda yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan pengertian yang

kedua menggunakan metode dalam konteks penelitian yang menggunakan pendekatan yang

sama, yaitu kuantitatif atau kualitatif. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metode

campuran ialah menggunakan dua atau lebih metode yang diambil dari dua pendekatan yang

berbeda yaitu pendekatan kualitatif atau kuantitatif (dapat sebaliknya). Penggunaan dalam

penelitian yang dimaksud yaitu penelitian yang sedang dilaksanakan untuk memperoleh data

kuantitatif dan kualitatif yang digunakan sebagai bukti empiris dalam menjawab rumusan

masalah penelitian. Konsekuensinya, dengan penggunaan metode campuran temuan

penelitian akan lebih baik, lengkap dan komprehensif.

Berikut ini, antara lain adalah batasan/definisi dari beberapa ahli tentang penelitian

metode campuran yang dikoleksi oleh Johnson, Onwuegbuzie, dan Turner (2007) sebagai

berikut:

Steve Curral

Mixed methods research involves the sequential or simultaneous use of both qualitative

and quantitative data collection and/or data analysis techniques.

Jennifer Greene

Mixed methods inquiry is an approach to investigating the social world that ideally

involves more than one methodological tradition and thus more than one way of

Page 2: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

knowing, along with more than one kind of technique for gathering, analyzing, and

representing human phenomena, all for the purpose of better understanding.

Janice Morse

A mixed methods design is a plan for a scientifically rigorous research process

comprised of a qualitative or quantitative core component that direct the theoretical

drive, with qualitative or quantitative suplementary component(s). These components of

the researh fit together to enhance description, understanding and can either be

conducted simultaneously or sequentially.

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa di tengah adalah letak kesamaan (pure) metode

campuran antara kualitatif dan kuantitatif, sedangkan pengembangan ke arah kiri atau kanan

(kualitatif – kuantitatif) menunjukkan dominasi dari pendekatan metode campuran dimaksud

(QUAL+ qual atau QUAN+ quan).

Mixed Methods Broadly Speaking

Pure Qualitative Pure Quantitative Pure Qualitative Mixed Mixed Mixed Quantitative

Qualitative Equal Status Quantitative Dominant Dominant

Gambar 4.1Tiga Paradigma Penelitian dan Subtipe Penelitian Metode Campuran

Konsep untuk menggabungkan/mencampur metode-metode yang berbeda, pada

hakikatnya muncul ketika Campbell dan Fisk menggunakan metode-jamak (mutimethods)

dalam meneliti kebenaran watak-watak psikologis (Tashakkori dan Charles Teddlie (ed),

Page 3: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

2003; Creswell, 2009). Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti-peneliti lain terdorong

menggunakan matriks metode jamak untuk menguji kemungkinan digunakan pendekatan-

jamak (multiple approaches) dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari inilah,

banyak orang yang kemudian menggabungkan metode-metode sekaligus pendekatan-

pendekatan yang berhubungan dengan metode-metode tersebut, misalnya menggabungkan

metode observasi dan wawancara untuk koleksi kumpulan data kualitiatif dengan metode

suvei tradisional untuk koleksi kumpulan data kuantitatif (Tashakkori dan Charles Teddlie

(ed), 2003; Sieber dalam Creswell (2009).

Dimungkinkannya sejumlah metode digabung/dicampur jadi satu telah menuntun para

pakar untuk mengembangkan prosedur-prosedur penelitian berdasarkan metode

gabungan/campuran, yang memiliki prosedurnya masing-masing. Istilah-istilah untuk

menyebut rancangan metode gabungan/campuran pun masih beragam, seperti multi-method,

convergence, integrated, dan combined (Tashakkori dan Charles Teddlie (ed), 2003; Creswell

& Plano Clark dalam Creswell, 2009).

Popularitas penggunaan penelitian dengan menggunakan metode campuran dewasa

ini, diawali oleh beberapa fase perkembangan. Pertama, periode formatif (1950-an s.d 1980-

an). Pada periode ini penggunaan penelitian campuran masih bersifat tentatif, maksudnya

peneliti menggunakan metode ini baru memulai uji coba serta masih kurang memperhatikan

paradigma yang harus digunakan dalam mencampur metode. Kedua, periode perdebatan

paradigma (1970-an s.d 1980-an). Pada periode ini para ahli memulai memunculkan isu-isu

yang berkaitan dengan paradigma cara menggabung metode secara benar. Kemudian mulai

memperdebatkan pengakuan dalam dunia ilmiah terhadap kemungkinan peneliti

menggunakan metode campuran. Ketiga, periode pengembangan prosedur (1980-an). Pada

periode ini para ahli sudah memulai memikirkan dan mendiskusikan rancangan penggunaan

metode campuran. Para ahli memikirkan merancang desain penelitian yang dapat diterima

dalam dunia ilmiah dan yang sesuai dengan kaidah yang sudah berlangsung selama ini.

Keempat, periode memperkenalkan sebagai desain yang terpisah (2000-an). Pada periode ini

para ahli metodologi mulai memperkenalkan metode penelitian campuran sebagai metode

yang tersendiri dengan segala konsekuensi sebagai sebuah metode penelitian sebagaimana

metode penelitian kuantitatif dan kualitatif yang selama ini sudah dikenal dan digunakan oleh

para peneliti di seluruh dunia (Tashakkori dan Charles Teddlie (ed), 2003; Sarwono, 2011).

Page 4: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

B. Asumsi-Asumsi Penelitian Metode Campuran

Penentuan pendekatan penelitian metode campuran didorong oleh asumsi-asumsi

filosofis, yaitu epistemologis dan ontologis. Lebih lanjut asumsi-asumsi filosofis ini

membentuk persepsi yang meyatakan bahwa terdapat perbedaan secara mendasar antara

penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Perbedaan prinsip filosofis ini

menimbulkan kompetisi yang kemudian disebut sebagai paradigma yang menuntut masing-

masing metode yang berbeda (Tashakkori dan Charles Teddlie (ed), 2003; Creswell, 2009;

Lincoln & Guba, 2000; Sugiyono, 2010; Sarwono. 2011).

Brymman dalam Sarwono (2011) menyatakan bahwa masalah perbedaan filosofis

tidak sesederhana ini dan menjadi semakin kompleks. Sebab, masing-masing aliran filosofis

tersebut ternyata mendefinisikan penelitian justru bukan alirannya sendiri. Peneliti kualitatif

yang berusaha mendefinisikan penelitian kuantitatif didasarkan pada kaca mata mereka

sendiri sehingga terjadi perbedaan antara kedua pendekatan ini semakin menjadi kompleks.

Penelitian kuantitatif berkiblat kepada aliran positivisme, sehingga muncul sebutan-

sebutan terhadap metode penelitian kuantitatif yaitu metode tradisional, positivistik,

scientific, dan metode discovery. Sedangkan penelitian kualitatif berkiblat kepada aliran post-

positivistik, sehingga muncul sebutan-sebutan terhadap metode penelitian kualitatif yaitu

sebagai metode baru, postpositistik, artistik, dan interpretatif (Sugiyono, 2010).

Perdebatan mengenai paradigma dapat tidaknya peneliti mencampur penelitian

pendekatan kuantitatif dan penelitian pendekatan kualitatif, tidak serta merta mereda.

Terdapat tiga aliran besar yang menyikapi masalah ini, yaitu pandangan kelompok beraliran

keras, pandangan kelompok pragmatis, dan pandangan kelompok dialektis.

Pandangan kelompok garis keras, berpendapat bahwa mencampur kedua pendekatan

merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan, karena filsafat yang mendasari tiap-tiap

pendekatan berbeda. Filsafat positivisme sebagai payung pendekatan penelitian kuantitatif

berpandangan bahwa realitas kehidupan dapat diketahui secara objektif dan dalam tataran

tertentu dapat dilihat dari hubungann sebab-akibat. Sementara itu, penganut pendekatan

kualitatif berpandangan bahwa kenyataan kehidupan padat dibangun secara sosial dan hanya

dapat diketahui dari beberapa sudut pandang yang subjektif. Itulah sebabnya sebuah

penelitian dianggap tidak akan pernah bebas nilai. Jika kedua pandangan tersebut

diperhadapkan maka diketahui bahwa keduanya bertentangan satu dengan lainnya.

Konsekuensinya sulit untuk menggabung kedua pandangan yang bertolak belakang.

Pandangan kelompok pragmatis, memandang persoalan penggabungan ini didasarkan

sudut pandang kegunaan praktis. Tashakhori dan Teddie (ed), (2003) menyatakan bahwa

Page 5: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

pendekatan metodologi dan filosofis apa saja akan dapat bekerja untuk masalah penelitian

dalam suatu kajian tertentu. Sementara itu, Patton dalam Sarwono (2011) mengatakan bahwa

desain penelitian dan keputusan-keputusan implementasinya dibuat sesuai dengan metode

mana yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam suatu penelitian tertentu.

Oleh karena itu, dalam pendangan kelompok pragmatis penggabungan metode umumnya

memikirkan teknik dan prosedur apa yang terbaik yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah penelitian tertentu. Dengan demikian, penggabungan metode yang

berbeda dapat dilakukan dalam kajian tertentu jika seseorang peneliti memutuskan bahwa

penggabungan tersebut akan membantu membuat koleksi dan analisis data menjadi semakin

akurat dan inferensinya akan menjadi lebih bermanfaat.

Pandangan kelompok dialektis, cenderung untuk mencari manfaat sinergis dari

paradigma positivisme dan postpositivisme. Hal ini didasarkan bahwa dengan menemukan

titik temu antara dua pandangan yang berbeda akan memberikan manfaat bagi peneliti yang

menggunakan pendekatan gabungan. Asumsi yang digunakan ialah penelitian dengan

menggunakan campuran akan menjadi lebih kuat karena pemahaman terhadap gejala yang

dikaji akan menjadi lebih lengkap. Selanjutnya, para peneliti kelompok pandangan dialektis,

percaya bahwa menjadi lebih etis untuk mencampur metode untuk menghadirkan pluralitas

kepentingan, suara dan perspektif. Inti pandangan dialektis ialah adanya kesadaran akan

manfaat dari sinergi dua pandangan yang berbeda mengenai realitas pengetahuan dan posisi

nilai dalam suatu penelitian.

Pola pikir yang perlu dimiliki oleh para peneliti adalah bahwa penggunaan

pendekatan penelitian campuran semata-mata diperuntukkan demi tercapainya manfaat yang

sama dan ketepatan tujuan sebagaimana ditekankan oleh kelompok pragmatis, tetapi melalui

pendekatan yang saling melengkapi. Kesadaran pandangan kelompok pragmatis dan dialektis

bahwa memang tidak mungkin membuat kedua pendekatan yang berbeda menjadi sama,

tetapi di antara ketidaksamaan ini terdapat hal-hal yang masih dapat diambil manfaatnya jika

dipandang dari pragmatisme dan dialekisme. Berikut ini adalah gambaran pendekatan-

pendekatan penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran.

Tabel 4.1Pendekatan-Pendekatan Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran

Kecenderungan PendekatanKualitatif

PendekatanKuantitatif

Pendekatan Metode Campuran

Menggunakan asumsi-asumsi

Klain-klaim pengetahuan

Klaim-klaim pengetahuan post-

Klain-klaim pengetahuan

Page 6: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

filosofis ini konstruktivis/advokasi/ partisipatoris

positivis pragmatis

Menggunakan starategi-strategi penelitian ini

Fenomenologi, grounded theory, etnografi, studi kasus, dan naratif

Survei dan eksperimen Sekuensial, konkuren, dan transformatif

Menerapkan metode-metode ini

Pertanyaan-pertanyaan terbuka, pendekatan-pendekaran yang berkembang dinamis (fleksibel/emerging) data tekstual dan gambar

Pertanyaan-pertanyaan terbuka, pendekatan-pendekatan yang predetermined (sudah ditentukan sebelumnya), data berupa angka-angka

Pertanyaan-pertanyaan yang terbuka dan tertutup pendekatan-pendekatan yang berkembang dinamis (emerging) dan sudah ditentukan sebelumnya (predetermined) , analisis data kuantitatif dan data kualitatif

Menerapkan praktik-praktik penelitian ini

Posisi-posisi diaMengumpulkan makna

dari para partisipanFokus pada satu konsep

atau fenomenonMembawa nilai-nilai

pribadi ke dalam penelitian

Meneliti konteks atau setting pertisipan

Memvalidasi akurasi penemuam-penemuan

Menginterpretasi dataMembuat agenda

perubahan atau reformasi

Berkolaborasi dengan partisipan

Menguji/ memverifikasi teori atau penjelasan

Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti

Menghubungkan variabel-variabel dalam rumusan masalah dan hipotesis penelitian

Menggunakan standar-standar validitas dan reliabilitas

Mengobservasi dan mengukur informasi secara numerik (angka-angka)

Menerapkan pendekatan-pendekatan yang bebas-bias

Menerapkan peosedur-prosedur statistik

Mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif

Membuat rasionalisasi atas digabungkannya dua data

Menggabungkan data pada tahap-tahap penelitian yang berbeda

Menyajikan gambaran visual tentang prosedur-prosedur

Menerapkan praktik-praktik kuantitatif dan kualitatif

Sumber : Creswell (2009:17)

Kehati-hatian peneliti dalam memilih pendekatan penelitian sangat diperlukan, sebab

setiap pendekatan memiliki kekuatan dan kelemahan. Pengetahuan akan kekuatan dan

kelemahan berbagai pendekatan, memungkinkan peneliti dapat meningkatan kecermatannya

dalam pemilihan pendekatan penelitian dimaksud. Berikut ini dikemukakan kekuatan dan

kelemahan pendekatan penelitian campuran, sebagaimana dikemukakan oleh Sarwono

(2011).

Kekuatan-kekuatan pendekatan penelitian campuran

Page 7: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

1) Penggunaan kata-kata, gambar, dan narasi dapat digunakan untuk memperkaya

eksplanasi makna angka-angka yang ada

2) Angka dapat digunakan untuk meningkatkan ketepatan penggunaan kata-kata, gambar,

dan narasi.

3) Mengakomodasi kekuatan-kekuatan penelitian kuantitatif dan kualitatif

4) Peneliti dapat menciptalan dan menguji “grounded theory”

5) Peneliti dapat menjawab secara lebih luas jangkauan pertanyaan-pertanyaan penelitian

karena peneliti tidak terkekang dengan satu metode atau pendekatan

6) Peneliti dapat menggunakan kekuatan-kekuatan metode tambahan untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan pada metode yang lain dengan menggunakan kedua metode yang

berbeda dalam kajian penelitiannya.

7) Peneliti dapat memberikan bukti yang lebih kuat untuk membuat kesimpulan yang

diperoleh melalui konvergensi dan kolaborasi temuan-temuan.

8) Peneliti tambah menambah wawasan dan pemahaman yang mungkin terluput jika hanya

menggunakan satu metode tunggal

9) Dengan menggunakan metode campuran, maka generalisasi hasil dapat ditingkatkan.

10) Pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang digunakan bersama akan menghasilkan

pengetahuan yang lebih lengkap yang diperlukan untuk menginformasikan teori dan

praktik.

Kelemahan-kelemahan pendekatan penelitian campuran

1) Jika melakukan hanya satu penelitian, maka yang bersangkutan akan menemukan

kesulitan karena harus melakukan penelitian dengan dua metode yang berbeda apalagi

jika penelitian gabungan dilakukan secara bersamaan.

2) Peneliti harus belajar berbagai metode dan pendekatan dan memahami bagaimana

caranya menggabung kedua metode berbeda tersebut secara tepat

3) Para penganut aliran satu metode menganjurkan bahwa sebaiknya seorang peneliti harus

selalu hanya menggunakan satu pendekatan saja, kuantitatif atau kualitatif saja.

4) Biaya penelitian akan menjadi lebih mahal.

5) Waktu yang digunakan akan menjadi lebih lama.

6) Detail-detail tertentu akan tetap harus dikerjakan oleh ahli metodologi penelitian,

C. Menyusun Proposal Penelitian Metode Campuran

Page 8: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Sebelum menulis proposal, peneliti perlu memiliki gagasan umum tentang struktur

penelitian yang akan dibuat. Struktur proposal akan berbeda tergantung pada apakah

penelitian itu kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran. Peneliti dapat meramu atau

menggabungkan format kuantitatif dan kualitatif dalam membuat proposal pendekatan

penelitian gabungan. Ilustrasi contoh format proposal yang dikemukakan Creswell (2003)

berikut ini dapat menjadi ilustrasi dalam membuat proposal penelitian metode campuran.

CONTOH FORMAT PROPOSAL PENDEKATAN

PENELITIAN METODE CAMPURAN

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas masalah tersebut

Page 9: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Sumber Creswell, 2003

Berdasarkan contoh tersebut, peneliti menerapkan komponen-komponen kuantitatif

dan kualitatif (khususnya tujuan penelitian, dan rumusan masalah) sebagai komponen-

CONTOH FORMAT PROPOSAL PENDEKATAN

PENELITIAN METODE CAMPURAN

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas masalah tersebut

Page 10: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

kompen pendekatan penelitian metode campuran. Oleh karena itu, sangat penting peneliti

menjelaskan sejak awal alasan-alasan diterapkannya pendekatam metode campuran dan

mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari rancangan proposal itu, seperti jenis / strategi

metode campuran, gambaran visual prosedur-prosedur penelitian secara umum, dan prosedur-

prosedur pengumpulan dan analaisis data kuantitatif dan kualitatif.

D. Model Metode Campuran Menurut Hesse

Hesse dalam Sarwono (2011) mengemukakan dua cara dalam membuat desain penelitian

campuran. Model dimaksud dibedakan berdasar tujuan yang berbeda yaitu (1) desain metode

campuran paralel (2) desain metode campuran berurutan

1. Desain Metode campuran Paralel

Desain paralel dilakukan dengan menggunakan secara bersama kedua penelitian

(kuantitatif dan kualitatif), dilakukan dalam kajian yang terpisah tetapi dalam kegiatan

penelitian yang sama. Dominasi diberikan kepada komponen kuantitatif atau sebaliknya.

Secara bagan penelitian campuran tersebut terlihat seperti pada Gambar 4.2.

Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)

Gambar 4.2Desain Metode Campuran Praralel

Masalah danPertanyaan Penelitian

Desain Metode Campuran

Penelitian KuantitatifKoleksi Data Kuantitatif

Penelitian KualitatifKoleksi Data Kualitatif

Analisis data Analisis Data

Temuan Penelitian

Page 11: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Berdasarkan Gambar 5.2, penelitian dimulai dengan merumuskan masalah yang akan

diteliti dan sekaligus mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Langkah berikutnya

ialah membuat desain metode campuran, yaitu desain penelitian kuantitatif untuk

mencari data sesuai dengan rumusan masalah. Setelah data terkumpul kemudian

dilakukan analisis data sehingga hasil temuan dapat disimpulkan.

Pada saat yang bersamaan peneliti juga melakukan penelitian kualitatif secara terpisah

untuk menjaring data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis sampai ditemukan

temuan-temuan hasil penelitian. Selanjutnya, dari masalah penelitian gabungan

diterjemahkan dalam dua penelitian yang terpisah tetapi dilakukan secara paralel.

Sebelum peneliti melakukan penelitian kuantitatif, peneliti harus membuat desain

penelitian kuantitatif yang meliputi cara menjaring data (survei) dengan instrumen

penjaring data (kuesioner) dan pengambilan sampling probabilitas (penarikan sampel

dari populasi tertentu). Bersamaan dengan itu peneliti juga membuat desain penelitian

kualitatif dengan menggunakan wawancara (in depth interview) terhadap informan

terpilih dengan teknik non-probalilitas sampai data terjaring. Data dianalisis secara

kualitatif sampai ditemukan hasil penelitiannya.

Penemuan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif kemudian digabung

atau diintegrasikan dengan temuan penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif

sampai diperoleh simpulan berupa jawaban-jawaban terhadap perumusan masalah

penelitian gabungan yang dimaksud.

Berikut ini adalah contoh penelitian campuran paralel.

Bagaimana tanggapan sivitas akademika Universitas Negeri Semarang (Unnes) terhadap

deklarasi Unnes sebagai Universitas Konservasi, berkaitan dengan konservasi fisik, nilai,

dan budaya. Survei dilakukan untuk mengetahui tanggapan para mahasiswa dan dosen

tentang deklarasi Unnes sebagai Universitas Konservasi. Sedang wawancara dilakukan

terhadap pimpinan Universitas, Fakultas, dan Tim Pengembang Konservasi.

Temuan digunakan untuk menjawab masalah bagaimana tanggapan sivitas akademika,

yaitu mahasiswa, dosen, dan pimpinan Universitas dan Fakultas terhadap Konservasi

Unnes.

Page 12: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

2. Desain Metode Campuran Berurutan (Model I)

Metode gabungan ini menggunakan pendekaran kualitatif dengan pendekatan kuantitatif

sub-ordinate dari pendekatan kualitatif yang lebih dominan. Penelitian ini dilakukan

dengan penelitian kualitatif terlebih dahulu kemudian diikuti dengan penelitian

kuantitatif. Komponen kualitatif lebih diutamakan dan digunakan untuk menghasilkan

teori atau konsep teori spesifik.

Sedang komponen kuantitatif digunakan sebagai sarana pembantu untuk menguji

gagasan-gagasan yang dihasilkan dari komponen kualitatif. Dengan demikian, data yang

diperoleh dari penelitian pendekatan kuantitatif membantu dalam menafsikan temuan-

temuan kualitatif untuk (1) menguji aspek-aspek teori yang muncul secara mendadak

ketika penelitian dilaksanakan, (2) membuat generalisasi temuan-temuan kualitatif ke

dalam sampel yang berbeda, (3) melakukan validasi seperangkat butir-butir survei

tertentu (Sarwono, 2011). Model tersebut dapat dibagankan seperti pada Gambar 4.3

berikut in.

diikuti oleh

Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)

Gambar 4.3 Desain Metode Campuran Berurutan

Berdasarkan Gambar 5.3, peneliti membuat satu rumusan masalah dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rumusan masalah-masalah tersebut diterjemahkan

kepada desain penelitian metode campuran. Tahap berikutnya peneliti melakukan

penelitian kualitatif kemudian melakukan penelitian kuantitatif. Berdasarkan ke dua

Masalah danPertanyaan Penelitian

Desain Metode Campuran

Temuan PenelitianPenelitian dan

AnalisisData Kuantitatif

Penelitian dan Analisis data

Kualitatif

Page 13: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

penelitian tersebut, setelah datanya dianalisis akan diperoleh temuan penelitian campuran

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dari masalah penelitian dimaksud.

Berikut ini adalah contoh penelitian campuran berurutan.

Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengubah logo lama menjadi logo baru sekaligus

mendeklarasikan sebagai Universitas Konservasi. Masalah yang ingin diketahui apakah

logo baru dan pendeklarasian tersebut sudah mencerminkan visi, misi, dan tujuan

Universitas.

Tahap pertama peneliti melakukan penelitian kualitatif dalam bentuk focus group

discussion dengan mengundang beberapa pimpinan universitas dan fakultas. Setelah

selesai kegiatan tersebut kemudian peneliti melakukan penelitian kuantitatif dalam

bentuk survei dengan mengambil sampel para dosen dan mahasiswa.

Temuan penelitian kuantitatif tersebut kemudian digunakan untuk membuat generalisasi

temuan kualitatif dalam sampel yang berbeda yaitu dari pimpinan ke dosen dan

mahasiswa.

Penelitian gabungan Model I dapat dikembangkan dengan Model II. Model II ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif sebagai sub-ordinate

dari pendekatan penelitian kuantitatif yang lebih dominan. Model ini disebut desain

eksplanatori berurutan (Sarwono, 2011). Langkahnya yaitu melakukan penelitian

kuantitatif terlebih dahulu kemudian diikuti dengan penelitian kualitatif. Hasil penelitian

dari setiap pendekatan kemudian dibandingkan dan dikontraskan. Tujuan pembandingan

dan pengontrasan ini adalah (1) melakukan generalisasi temuan kualitatif ke sampel yang

berbeda, dan (2) melakukan validasi dan / atau membandingkan temuan-temuan dari

pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan dalam penelitian kuantitatif. Model tersebut

dapat dibagankan seperti pada Gambar 4.4 berikut ini.

Page 14: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Diikuti oleh

Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)

Gambar 4.4Desain Metode Campuran Berurutan (Model II)

Berdasarkan Gambar 5.4, peneliti menyusun desain penelitian metode campuran atas

dasar masalah dan pertanyaan penelitian yang diajukan. Tahap pertama peneliti

melakukan penelitian kuantitatif terhadap populasi tertentu (A). Penelitian pertama

menemukan temuan-temuan penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan

masalah yang ada. Kemudian pada tahap ke dua peneliti melakukan penelitian kualitatif

terhadap populasi lain (B). Temuan-temuan penelitian dari ke dua penelitian tersebut

kemudian dibandingkan untuk digunakan sebagai pembanding, khususnya untuk

melakukan generalisasi hasil penelitian kualitatif dengan menggunakan temuan

penelitian kuantitatif. Sedangkan temuan hasil penelitian kualitatif hanya berlaku ke

dalam sampel yang diteliti saja.

Berikut ini adalah contoh penelitian campuran berurutan.

Sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ingin mengetahui bagaimanan sikap para

siswa dalam menanggapai tata tertib baru sekolah sebagai saranana pendidikan moral

SMK. Penelitian pertama dilakukan survei dengan cara menyebarkan kuesioner terhadap

200 siswa kelas 1, 2, dan 3 dari 500 siswa SMK tersebut. Survei menemukan hasil,

diantaranya sebanyak 70% siswa menolak terhadap aturan tata tertib SMK yang baru itu.

Kemudian peneliti melakukan penelitian kualitatif terhadap siswa lainnya untuk melihat

tanggapan siswa terhadap Tata Tertib SMK yang baru dengan menggunakan wawancara

Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Desain Metode Campuran

Penelitian dan Analisis Data Kuantitatif

Penelitian dan Analisis data Kualitatif

Temuan Penelitian Temuan Penelitian

Page 15: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

mendalam terhadap 10 orang siswa. Hasil penelitian tersebut kemudian dibandingkan

dengan temuan hasil penelitian yang pertama, apakah terdapat kesamaan mengenai sikap

siswa SMK tersebut. Tujuan membandingkan ini adalah untuk mengetahui apakah

pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner tadi sudah dapat dimengerti oleh para responden.

Pembandingan dilakukan dengan melakukan cek silang terhadap temuan hasil

wawancara. Selain itu, hasil temuan digunakan untuk membuat generalisasi temuan hasil

wawancara terhadap kelompok kecil ke dalam kelompok besar siswa yang berbeda.

E. Model Metode Campuran Menurut Bryman

Bryman dalam Brannen (1992) mengajukan model menggabung penelitian ke dalam

tiga model, yaitu (1) penelitian kualitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kuantitatif,

(2) penelitian kuantitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif, (3) penelitian

kualitatif dan penelitian kuantitatif diberi bobot yang sama.

1. Penelitian kualitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kuantitatif

Model gabungan penelitian ini, dimaksudkan bahwa peneliti melakukan penelitian

kualitatif yang hasilnya digunakan untuk melakukan penelitian yang berikutnya, yaitu

pendekatan penelitian kuantitatif. Model ini dapat dibagankan seperti pada Gambar 4.5

berikut ini.

Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)

Gambar 4.5

Penelitian Kualitatif Memfasilitasi Penelitian Kuantitatif

Rumusan masalah Umum Penelitian

Penelitian Kualitatif Temuan Penelitian(Awal)

Rumusan Masalah Khusus

Penelitian Kuantitatif

Temuan Penelitian Akhir

Page 16: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Berdasarkan Gambar 5.5, peneliti melakukan penelitian kualitatif. Data dijaring,

misalnya dengan metode Focus Group Discussion (FGD). FGD adalah teknik

pengumpulan informasi dalam penelitian kualitatif dari para informan yang

diwawancarai dalam diskusi. Melalui FGD, misalnya muncul masalah yang paling

dominan dalam pembicaraan, yang mengarah kepada perlunya crosscheck kepada

informan lain (konsumen) dengan melakukan survei yang bersifat kuantitatif. Tujuannya

untuk membuat generalisasi hasil temuan penelitian kualitatif kepada sampel lain, yaitu

dari populasi yang lebih besar.

2. Penelitian kuantitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif

Model penelitian kuantitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif. Secara

bagan, model ini seperti terlihat pada Gambar 4.6 berikut ini.

Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)

Gambar 4.6

Penelitian Kuantitatif Memfasilitasi Penelitian Kualitatif

Berdasarkan Gambar 4.6, dapat ditunjukkan bahwa terdapat masalah dan pertanyaan

penelitian yang menghendaki jawaban atau penyelesaian berdasarkan penelitian

campuran (kualitatif yang difasilitasi oleh penelitian kuantitatif). Misal, ada sebanyak

60% sivitas akademika perguruan tinggi (hasil survei) menghendaki perubahan etika

Rumusan masalah Umum Penelitian

Penelitian Kuantitatif

Temuan Penelitian(Awal)

Rumusan Masalah Khusus

Penelitian Kualitatif

Temuan Penelitian Akhir

Page 17: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

pergaulan mahasiswa di kampus yang sesuai dengan moral bangsa dan etika pergaulan

generasi muda cendekia. Hasil survei tersebut baru mencerminkan keinginan dari para

dosen dan mahasiswa, belum memperoleh informasi pemikiran apa yang melandasi

keinginan secara lengkap. Oleh karena itu, agar peneliti dapat mengungkap gambaran

apa yang tersirat dari keinginan tersebut, maka perlu dilaksanakan penelitian kualitatif

dengan cara melakukan wawancara kepada para karyawan, para orang tua mahasiswa,

pengurus organisasi mahasiswa berdasar permasalahan yang dimunculkan oleh peneliti

dimaksud.

3. Model Metode Penelitian Campuran dengan Bobot Sama

Peneliti, dalam model penelitian gabungan dengan bobot sama, harus mengembangkan

dua desain penelitian secara bersamaan atau secara paralel, yaitu desain penelitian

kuantitatif dan kualitatif.

Dalam model ini, peneliti dapat menggunakan beberapa metode yang berbeda pada saat

pengambilan data di lapangan. Model ini, secara bagan dapat digambarkan seperti pada

Gambar 4.7 berikut ini.

Sumber Hesse dalam Sarwono (2011)

Gambar 4.7

Model Campuran dengan Bobot yang Sama

a. Berdasarkan Gambar 4.7, dapat dicontohkan penelitian dari masalah penelitian

berikut: Faktor apa saja yang mendorong para guru menggunakan pendekatan

pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral, mengapa

Masalah Penelitian

Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif

Temuan Penelitian Temuan Penelitian

Page 18: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

penggunaan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam

pendidikan moral menjadi pilihan dalam proses belajar mengajar para guru?

Untuk menjawab masalah pertama dapat diselesaikan dengan menggunakan survei.

Caranya: pilih responden para guru dengan teknik random sederhana; bagikan kuesioner

kepada mereka; gunakan statistik deskriptif untuk menganalisis awalnya dan jika ingin

menggunakan analisis statistik inferensial, peneliti dapat menggunakan analisis faktor.

Hasil analisis menunjukkan, misalnya diantaranya ialah a) faktor ketepatan (strategi

pembelajaran), b) kecenderungan dalam dunia pendidikan moral, c) berkaitan dengan

kecenderungan pendidikan moral, yaitu pendidikan karakter, dan d) melakukan

eksperimen keefektifan model pembentukan karakter bangsa. Untuk menjawab formulasi

masalah kedua, peneliti harus menggunakan pendekatan kualitatif, metode wawancara.

Dalam wawancara peneliti menanyakan hal-hal diantaranya:

b. mengapa para guru menggunakan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori

pendekatan nilai dalam pendidikan moral?

c. siapa yang melakukan seleksi penggunaan pendekatan pembelajaran berbuat pada

teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral?

d. bagaimana prosedur pemilihan pendekatan pembelajaran berbuat pada teori

pendekatan nilai dalam pendidikan moral?

e. sebutkan pertimbangan utama dalam menentukan penggunaan pendekatan

pembelajaran berbuat pada teori pendekatan nilai dalam pendidikan moral?

Jika peneliti menggunakan model ketiga ini, hal yang perlu diingat ialah pemilihan

responden harus dilakukan dalam dua kali.

Pertama dengan menggunakan teknik probabilitas, peneliti memilih responden untuk

mengisi kuesioner dan kedua peneliti mengambil sampel lain lagi yang akan digunakan

sebagai informan dalam wawancara.

Peneliti tidak boleh menggunakan responden yang sama karena yang bersangkutan

menggunakan dua metode yang berasal dari pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan

agar tidak terjadi interpolasi (informasi yang satu dengan yang lain bertentangan,

sedangkan sumbernya sama) dalam informasi yang diperolehnya.

F. Model Julia Brannen

Brannen (1992) mengusulkan bahwa dalam menggabung metode, didasarkan atas

pertimbangan bahwa orang melakukan penelitian didorong oleh logika penelitian (logic of

Page 19: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

enquiry). Dari segi logika penelitian memunculkan pertanyaan: apakah penelitian dilakukan

secara/dengan induktif atau sebaliknya dilakukan secara/dengan deduktif dalam mencari

temuan-temuanya? Walaupun dalam kenyataanya banyak peneliti melakukan penelitian

dengan menggunakan logika pemikiran deduktif dan induktif secara bersamaan.

Berikutnya, apabila logika penelitian memerlukan adanya metode gabungan, maka

metode tersebut perlu dilakukan pengurutan, yaitu bersamaan atau berurutan. Kosekuensinya,

dalam membuat urut-urutan penggunaan metode, hal-hal berikut harus menjadi

pertimbangan: (1) apakah metode tertentu akan ditempatkan di awal penelitian, apakah

metode tertentu akan digunakan sebagai pendahulu saja, apakah metode berbeda (kuantitatif

dan kualitatif) akan digunakan secara bersamaan untuk menguji fenomena yang sama atau

berbeda? Selain itu, pertimbangan yang perlu diperhatikan ialah bagaimana seorang peneliti

memperlakukan data, apakah satu perangkat data tertentu akan diperlakukan sebagai data

pelengkap didasarkan pada keterbatasan waktu atau sumber data kaitannya dengan

pengumpulannya atau tahap analisisnya.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Brannen (1992) mengemukakan

usulan penelitian campuran dengan sebutan bersamaan (simultaneous) dan berurutan

(sequential) dengan berbagai variasinya.

1. Desain metode campuran digunakan secara bersamaan

a. Metode kualitatif lebih dominan dibandingkan metode kuantitatif

Misal, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan observasi langsung yang

mengkaji bagaimana sebuah iklan tertib lalu lintas berdampak pada pengguna jalan

dalam disiplin berlalu lintas, sementara itu, peneliti juga melakukan koleksi data

demografi lingkungan tempat tinggal, dan pendidikan orang-orang yang sedang

diobservasi.

b. Metode kualitatif diberi bobot sama dengan metode kuantitatif

Misal, peneliti melakukan penelitian kualitatif melalui metode partisipatori yang

bertujuan mengetahui perilaku anak-anak penyewa CD permainan karakter pada salah

satu warung persewaan CD. Bersamaan dengan itu, peneliti melakukan survei

terhadap para penjual CD di pusat-pusat penjualan CD.

2. Desain metode campuran digunakan secara berurutan

a. Metode kualitatif lebih dominan dan dilakukan sebagai metode awal, diikuti dengan

metode kuantitatif.

Page 20: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Misal

Peneliti melakukan penelitain kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara

mendalam tentang alasan pasangan suami-isteri melakukan pernikahan dalam usia

muda. Berdasarkan wawancara tersebut peneliti menemukan alasan utama mengapa

pasangan suami-isteri melakukan pernikahan dalam usia muda. Peneliti, kemudian

dengan sampel pasangan suami-isteri yang lebih besar menguji kebenaran pernyataan

tersebut dengan survei.

b. Metode kualitatif kurang dominan dan dilakukan sebagai metode awal kemudian

diikuti dengan metode kuantitatif yang lebih dominan

Misal

Peneliti melakukan penelitian kualitatif menggunakan FGD untuk mengetahui sejauh

mana ketertarikan para siswa terhadap pendidikan moral melalui permainan definisi

dalam menanamkan rasa hormat dengan sampel kecil. Berdasarkan FGD ditemukan

masalah terdapat manfaat praktis menggabungkan tabel hormat (tentang siapa dan

bagaimana) dalam pendidikan moral dengan permainan definisi untuk menanamkam

rasa hormat. Berdasarkan masalah tersebut peneliti melakukan eksperimen terhadap

dua kelompok siswa pendidikan moral dalam menanamkan rasa hormat. Dalam hal

ini, kelompok kontrol mengikuti pendidikan moral melalui permainan definisi tanpa

fasilitas tabel hormat dan kelompok eksperimen menggunakan tabel hormat.

c. Metode kuantitatif lebih dominan dan dilakukan sebagai metode awal kemudian

diikuti dengan metode kualitatif

Misal

Peneliti melakukan penelitian kuantitatif dengan metode survei mengenai tanggapan

para mahasiwa terhadap penempatan/pemasangan slogan-slogan moral di lingkungan

kampus. Masalah yang akan diteliti ialah seberapa besar slogan-slogan tersebut

memberikan manfaat dan pengaruh bagi sivitas akademika. Penelitian ini kemudian

diikuti dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan FGD dalam kelompok kecil

mahasiswa dengan pertanyaan penelitian ialah apa saja alasan yang membuat para

mahassiwa menyukai atau tidak menyukai slogan-slogan moral tersebut.

d. Metode kuantitatif kurang dominan dan dilakukan sebagai metode awal kemudian

diikuti dengan metode kualitatif yang lebih dominan.

Page 21: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Misal

Peneliti melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa data

demografi, usia, pendidikan, penghasilan, kepemilikan rumah, pengeluaran pada

komunitas nelayan Pantai Carita. Kemudian peneliti melanjutkan dengan melakukan

penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola asuh komunitas

nelayan kepada anak-anaknya berkaitan dengan cara pembentukan karakter anak-anak

komunitas nelayan tersebut. Data dijaring melalui wawancara mendalam.

e. Metode kualitatif diberi bobot yang sama dengan kuantitatif dan dilakukan sebagai

metode awal kemudian diikuti dengan metode kuantitatif

Misal

Peneliti, pada tahap awal melakukan penelitian kualitatif menggunakan metode

wawancara mendalam terhadap kelompok kecil karyawan sebuah pabrik, dengan

masalah faktor-faktor apakah yang menyebabkan karyawan pada beberapa pabrik

melakukan demo. Penelitian tersebut kemudian diikuti survei dengan menggunakan

responden dalam jumlah yang lebih besar terhadap para karyawan dari beberapa

pabrik untuk melakukan verifikasi jawaban-jawaban yang diberikan oleh kelompok

kecil yang sudah diwawancarai sebelumnya.

f. Metode kuantitatif diberi bobot yang sama dengan metode kualitatif dan dilakukan

sebagai metode awal kemudian diikuti dengan metode kualitatif

Misal

Peneliti melakukan penelitian diawali dengan metode survei tentang pembudayaan

nilai moral: studi multi kasus pada tiga panti asuhan. Hasil penelitian survei,

misalnya ditemukan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pembudayaan

nilai-moral adalah karena pendekatan pembinaan lebih menekankan pada perilaku

moral (moral action). Kemudian peneliti melanjutkan penelitian dengan

menggunakan observasi terlibat langsung ke panti asuhan untuk mengetahui

kebenaran hasil penelitian pertama. Diharapkan dengan menggunakan triangulasi ini,

temuan penelitian pertama akan semakin valid.

G. Model Onwuegbuzie dan Collins

Model pendekatan penelitian campuran yang dikembangkan oleh Onwuegbuzie dan

Collins dalam Sarwono (2011) adalah didasarkan pada orientasi waktu dan kesesuaian

Page 22: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

dengan tujuan penelitian. Adapun metode-metode campuran yang muncul adalah sebagai

berikut.

1. Jika tujuan penggunaan metode campuran untuk triangulasi, maka sebaiknya penelitian

kuantitatif dilakukan secara bersamaan dengan penelitian kualitatif dalam kajian yang

sama. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian dari kedua metode tersebut dapat

digunakan untuk sarana cek silang. Misal temuan suvei dapat dicek silang dengan

temuan dalam wawancara mendalam.

2. Jika tujuan penggunaan penelitian metode campuran untuk pelengkap, maka penelitian

kuantitatif dapat dilakukan secara bersamaan dengan penelitian kualitatif atau dilakukan

secara berurutan dalam kajian yang sama, misalnya penelitian kuantitatif dengan

menggunakan survei, kemudian diikuti wawancara mendalam dengan tujuan sebagai

pelengkap. Tujuannya ialah agar informasi yang diperoleh dari wawancara mendalam

dapat melengkapi informasi yang berasal dari survei.

3. Jika tujuan penggunaan penelitian metode campuran untuk pengembangan, maka

sebaiknya penelitian kuantitatif dilakukan secara berututan dengan penelitian kualitatif

dalam kajian yang sama. Pada fase pertama, misalnya, peneliti melakukan penelitian

kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam dan informasi dari hasil

wawancara tersebut digunakan sebagai bahan membuat pertanyaan-pertanyaan untuk

kuesioner yang akan digunakan dalam survei. Tujuannya ialah agar terdapat

kesinambungan antara informasi dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif yang

dilakukan secara berurutan.

4. Jika tujuan penggunaan penelitian metode campuran untuk inisiasi, maka penelitian

kuantitatif dilakukan secara bersamaan dengan penelitian kualitatif dalam kajian yang

sama atau dilakukan secara berurutan.

5. Jika tujuan penggunaan penelitian metode campuran untuk perluasan, maka penelitian

kuantitatif sebaiknya dilakukan secara berurutan dengan penelitian kualitatif.

Secara ringkas model-model gabungan tersebut seperti tertera pada Tabel 4.2 berikut ini.

Page 23: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Tabel 4.2Penggunaan Desain Metode Campuran Berdasarkan Tujuan

Tujuan Desain Metode Penelitian Campuran

Triangulasi Bersamaan

Pelengkap Bersamaan / Berurutan

Pengembangan Berurutan

Inisiasi Bersamaan / Berurutan

Perluasan Berurutan

Sumber : Sarwono (2011: 76)

H. Model Creswell

Creswell (2010) mengajukan model strategi penelitian metode campuran ke dalam

dua kelompok jenis metode. Kelompok pertama yaitu strategi-strategi sekuensial, yang terdiri

atas strategi eksplanatoris sekuensial, strategi eksploratoris sekuensial, dan strategi

transformasional sekuensial. Kelompok kedua yaitu strategi-straregi konkuren yang terdiri

atas strategi triangulasi konkuren, strategi embedded konkuren, dan strategi transformatif

konkuren. Visualisasi kedua kelompok metode tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.8 dan

Gambar 4.9 berikut ini.

Strategi Eksplanatoris Sekuensial (a)

KUAN KUAN kual kual Interpretasi Pengumpulan Analisis Pengumpulan Analisis Keseluruhan Data Data Data Data Analisis

Strategi Eksploratoris Sekuensial (b)

KUAN kual

Page 24: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

KUAL KUAL kuan kuan Interpretasi Pengumpulan Analisis Pengumpulan Analisis Keseluruhan Data Data Data Data Analisis

Strategi Transformatif Sekuensial (c)

Sumber Creswell (2003)

Gambar 4.8

Strategi-Strategi Sekuansial

KUAL kuan

KUAL kuanTeori Ilmu Sosial, teori kualitatif, Pandangan Dunia Advokasi

KUAN kualTeori Ilmu Sosial, teori kuantatif, Pandangan Dunia Advokasi

Page 25: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Strategi Triangulasi Konkuren (a)

KUAN KUAL Pengumpulan Pengumpulan Data Data

KUAN Hasl-Hasil Data yang Dikomparasikan KUAL Analisis Analisis Data Data

Strategi Embedded Konkuren (b)

Analisis Penemuan Analiis Penemuan

Strategi Transformasional Konkuren (c)

Sumber Creswell (2003)

Gambar 4.9

Strategi-Strategi Konkuren

KUANKUAL

KUAN KUAL

kual kuan

KUAN + KUALTeori ilmu sosial, teori kualitatif, pandangan-

dunia advokasi

KUANTeori ilmu sosial, teori kualitatif, pandangan-

dunia advokasi

kual

Page 26: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Setiap strategi metode campuran dideskripsikan dengan notasi-notasi yang sudah

lazim digunakan dalam ranah metode campuran. Notasi metode campuran merupakan label-

label dan simbol-simbol singkatan yang mencerminkan aspek-aspek penting yang dapat

digunakan oleh para peneliti untuk mengkomunikasikan prosedur-prosedur metode campuran

dengan mudah. Berikut ini adalah notasi yang diadaptasi Creswell dari Morse (1991,

Tashakkori dan Teddlie (ed), (2010).

(1) Simbol “+” mengindikasikan strategi pengumpulan data secara konkuren dan simultan,

dengan data kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu.

(2) Simbol “ “ mengindikasikan strategi pengumpulan data sekuensial, dengan satu jenis

data (misalnya data kualitatif) yang mendukung jenis data yang lain (misal, data

kuantitatif).

(3) Pengapitalan (“KUAN” atau “KUAL”) mengindikasikan suatu bobot atau prioritas yang

diberikan pada data, analisis, dan interpretasi kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian

metode campuran, data kualitatif dan kuantitatif dapat diprioritaskan secara seimbang,

atau salah satu data dapat diutamakan ketimbang data yang lain. Pengapitalan ini

mengindikasikan adanya satu pendekatan atau metode yang lebih diprioritaskan.

(4) “Kuan” dan “Kual” merupakan kependekatn dari kuantitatif dan kualitatif. Keduanya

menggunakan jumlah kata yang sama untuk menunjukkan keseimbangan antara dua jenis

data.

(5) Notasi KUAN/kual mengindikasikan bahwa metode kualitatif ditancapkan ke dalam

rancangan kuantitatif.

(6) Kotak-kotak mengindikasikan analisis dan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.

1. Strategi Eksplanatoris Sekuensial

Strategi eksplanatoris sekuensial diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data yang

lebih condong pada kuantitatif pada tahap pertama, kemudian diikuti oleh pengumpulan

dan analisis data kualitatif. Bobot/prioritas lebih diberikan pada data kuantitatif

ketimbang kualitatif. Proses pencampuran data dalam strategi ini terjadi ketika hasil awal

kuantitatif menginformasikan proses pengumpulan data kualitatif. Untuk itulah dua jenis

data ini terpisah namun tetap berhubungan. Teori yang eksplisit bisa saja disajikan, tetapi

bisa juga tidak, dalam membentuk keseluruhan prosedur. Langkah-langkah strategi ini

seperti diilustrasikan pada Gambar 4.8a. Rancangan ini biasanya digunakan untuk

Page 27: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

menjelaskan dan menginterpretasikan hasil-hasil kuantitatif berdasarkan hasil

pengumpulan dan analisis data kualitatif.

2. Strategi Eksploratoris Sekuensial

Strategi eksploratoris sekuensial melibatkan pengumpulan data kualitataif pada tahap

pertama, kemudian diikuti oleh pengumulan dan analisis data kuantitataif pada tahap

kedua disarkan pada hasil-hasil tahap pertama. Bobot/prioritas lebih cenderung pada

tahap pertama dan proses percampuran antarkedua metode terjadi ketika peneliti

menghubungkan antara analisis data kualitatif dan pengumpulan data kuantitatif.

Langkah-langkah strategi ini seperti diilustrasikan pada Gambar 4.8b. Strategi ini, bisa

atau tidak bisa, diimplementasikan berdasarkan perspektif teoretis tertentu.

Pada level yang paling dasar, tujuan strategi ini adalah menggunakan data dan hasil-hasil

kuantitif untuk membantu menafsirkan penemuan-penemuan kualitatif. Fokus utama

dalam strategi ini adalah mengeksplorasi suatu fenomena, dan strategi ini cocok

digunakan untuk menguji elemen-elemen dari suatu teori yang dihasilkan dari tahap

kualitatif. Lebih dari itu, strategi ini juga dapat digunakan untuk melakukan generalisasi

atas penemuan-penemuan kualitatif pada sampel-sampel yang berbeda.

3. Strategi Transformatif Sekuensial

Strategi transformatif sekuensial merupakan proyek dua tahap dengan perspektif teoretis

tertentu. Strategi ini terdiri atas tahap pertama (baik itu kuantitatif maupun kualitatif)

yang diikuti oleh tahap kedua (baik itu kuantitatif maupun kualitatif). Langkah-

langkahnya seperti terlihat pada Gambar 4.8c.

Perspektif ini dapat membentuk rumusan masalah yang akan dieksplorasi, menciptakan

sensitivitas pengumpulan data dari kelompok-kelompok marginal, dan diakhiri dengan

ajakan akan perubahan. Proses pencampuran, dalam strategi ini terjadi ketika

menggabungakn antardua metode penelitian, seperti yang dilakukan dalam strategi

sekuensial sebelumnya.

Tujuan strategi ini adalah untuk menerapkan perspektif teoretis peneliti. Dengan

diterapkannya penelitian dua tahap dalam strategi ini, peneliti dapat diharapkan dapat

menyuarakan perspektif-perspektif yang berbeda, memberikan advokasi yang lebih baik

kepada partisipan, atau memahami suatu fenomena dengan lebih baik.

Page 28: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

4. Strategi Triangulasi Konkuren

Peneliti, dalam strategi triangulasi konkueren mengumpulkan data kuantitatif dan

kualitatif secara konkuren (dalam satu waktu), kemudian membandingkan dua database

ini untuk mengetahui apakah ada konvergensi, perbedaan-perbedaan, atau beberapa

kombinasi. Strategi ini pada umumnya menerapkan metode kuantitatif dan kualitatif

secara terpisah untuk menutupi/menyeimbangkan kelemahan-kelemahan satu metode

dengan kekuatan-kekuatan metode lain (atau sebaliknya, kekuatan satu metode

menambah kekuatan metode yang lain).

Pencampuran pada strategi ini terjadi ketika peneliti sampai pada tahap interpretasi dan

pembahasan. Pencampuran dilakukan dengan meleburkan dua data penelitian menjadi

satu (seperti mentransfornasi satu jenis data menjadi jenis data lain, sehingga keduanya

dapat mudah diperbandingkan) atau dengan mengintegrasikan atau mengkomparasikan

hasi-hasil dari dua data tersebut secara berdampingan dalam pembahasan. Strategi ini

bermanfaat, selain karena sudah populer di kalangan peneliti, strategi ini dapat

menghasilkan penemuan yang substantif dan benar-benar tervalidasi.

5. Strategi Embedded Konkuren

Strategi embedded dicirikan sebagai metode campuran yang menerapkan satu-tahap

pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu, seperti terlihat pada

Gambar 4.9b. Perbedaan dengan strategi lain, adalah bahwa strategi embedded memiliki

metode primer yang memandu proyek dan database sekunder yang memainkan peran

pendukung dalam posedur-prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang

diprioritaskan (kuantitatif atau kualitatif) dilekatkan (embedded) atau disarangkan

(nested) ke dalam metode yang lebih dominan (kualitatif atau kuantitatif. Pelekatan

(embedded) ini dapat berarti bahwa metode sekunder menjabarkan rumusan masalah yang

berbeda dari metode primer. Pencampuran dua data terjadi ketika peneliti

mengkomparasikan satu sumber data dengan sumber data yang lain, biasanya

pencampuran ini banyak muncul dalam bagian pembahasan penelitian. Strategi ini dapat

digunakan agar peneliti dapat memperoleh pesrspektif-perspektif yang lebih luas karena

tidak hanya menggunakan metode yang dominan saja, melainkan juga menggunakan dua

metode yang berbeda.

Page 29: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

6. Strategi Transformatif Konkuren

Strategi transformatif konkuren diterapkan dengan mengumpulkan data kuantitatif dan

kualitatif secara serempak serta didasarkan pada persepektif teoretis tertentu, seperti

terlihat pada Gambar 4.9c. Perspektif ini dapat berorientasi pada ideologi-ideologi seperti

teori kritis, advokasi, penelitian partisipatoris, atau pada kerangka konseptual tertentu.

Perspektif ini biasanya direfleksikan dalam tujuan penelitian atau rumusan masalah,

Perspektif ini pula, bahkan yang akan, menjadi kekuatan utama dalam mendefinisikan

masalah, mengidentifikasikan rancangan dan sumber sumber data, menganalisis,

menginterpretasi, dan melaporkan hasil penelitian. Selain itu, strategi transformatif juga

dapat diterapkan dalam konteks strategi-strategi konkuren lain, seperti triangulasi dan

embedded. Penerapan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi perspektif teoretis yang

dibawanya.

Proses pencampuran (mixing) dalam strategi ini terjadi ketika peneliti meleburkan,

menghubungkan, atau melekatkan dua data yang berbeda. Strategi transformatif konkuren

ini saling berbagi fitur dengan strategi embedded dan triangulasi, maka ketiga strategi ini

pun juga saling berbagi kelemahan dan kelebihan masing-masing. Nilai lebih strategi ini

ialah karena strategi ini telah menempatkan penelitian metode campuran dalam kerangka

transformatif, yang membuatnya tampak menarik bagi para peneliti yang menggunakan

perspektif transformatif untuk memandu penelitiannya.

Berdasarkan kajian terhadap model-model metode campuran, seperti yang ditawarkan

oleh Hesse, Bryman, Brannen, Onwuegbuzie, dan Creswell, selanjutnya Collins,

Onwuegbuzie, dan Sutton (2006) mengkonsepsualisasikan metode campuran ke dalam

beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah: menentukan tujuan studi/penelitian,

merumuskan tujuan penelitian, menentukan rasional penelitian/pencampuran, menentukan

tujuan penelitian/pencampuran, merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian, memilih

desain sampling, memilih desain metode penelitian campuran, mengumpulkan data,

menganalisis data, validasi/legitimasi data, menafsirkan data, menulis laporan metode

penelitian campuran, dan mere-evaluasi pertanyaan penelitian. Secara bagan langkah-langkah

tersebut seperti tergambar pada Gambar 4.10.

Page 30: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Gambar 4.10Langkah-langkah Proses Metode Campuran

Merumuskan tujuan penelitian (2)

Menentukan tujuan studi/penelitian

(1)

Menentukan tujuan metode penelitian

campuran (4)

Menulis laporan penelitian

(12)

Merumuskan pertanyaan penelitian

(5)

Memilih desain metode campuran (7)

Memformulasikan pertanyaan penelitian

(13) Menentukan rasionel metode penelitian

campuran (3)

Re-evaluasii pertanyaan penelitian

Interpretasi data (11)

Mengumpulkan data

(8)

Analisis data(9)

Validasi data(10)

Memilih desain

sampling (6)

Page 31: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

I. Rumusan masalah

Perumusan masalah dalam metode campuran, dengan mengingat metode campuran

adalah gabungan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif, maka dalam merumuskan

masalah mengikuti dan menyesuaikan pada ketentuan ke dua pendekatan tersebut. Beberapa

panduan berikut ini, seperti dikemukakan Sarwono (2011) sebagai berikut.

(1) Penelitian metode campuran memerlukan dua jenis rumusan masalah yang

mencerminkan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Artinya dalam satu kajian diperlukan

dua jenis rumusan masalah yang akan menuntun jalannya kedua penelitian tersebut, baik

yang dilakukan secara bersamaan maupun berututan.

(2) Jika penelitian dilakukan secara berurutan maka sebaiknya rumusan masalah dibuat

sesuai dengan urutannya, misal jika penelitian kuantitatif diikuti penelitian kualitatif,

sebaiknya rumusan masalah penelitian kedua digunakan untuk mengelaborasi rumusan

masalah yang pertama.

(3) Jika penelitian dilakukan bersamaan, maka sebaiknya rumusan masalah sudah sesuai

dengan masing-masing karakteristik penelitian secara terpisah, misal rumusan masalah

untuk tahap penelitian kuantitatif dimulai dengan kata: “Berapa besar hubungan antara x

dan y” atau “berapa besar pengaruh x terhadap y?’. Sedang untuk rumusan masalah tahap

penelitian kualitatif dapat dimulai dengan kata: “Apa, mengapa, dan bagaimana.

Di bawah ini disajikan beberapa contoh rumusan masalah dalam penelitian metode

gabungan.

Contoh 1

Rumusan masalah:

(a) Mengapa instruktur X menggunakan pendekatan problem based learning dalam

meningkakan kemampuan mengemukakan pendapat para peserta kursus pada

materi latih Y?

(b) Apakah pendekatan problem based learning tersebut mempunyai pengaruh terhadap

peningkakan kemampuan mengemukakan pendapat para peserta kursus pada materi

latih Y?

Tujuan penelitian

(a) Mengetahui alasan-alasan pemilihan pendekatan problem based learning untuk

materi latih Y.

(b) Menganalisis besarnya pengaruh pendekatan problem based learning terhadap

meningkatnya minat peserta.

Page 32: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Pendekatan penelitian metode campurannya adalah masalah pertama diselesaikan dengan

tahapan penelitian kualitatif, sedang rumusan masalah kedua untuk penelitian kuantitatif.

Contoh 2

Runmusan masalah:

(a) Apakah dengan metode pembelajaran “permainan peragaan” dapat meningkatkan

sikap kejujuran pada siswa-siswa Sekolah Dasar?

(b) Apakah dengan metode pembelajaran “permainan peragaan” untuk penanaman nilai

kejujuran, pembelajaran menjadi menarik?

(c) Apakah perilaku keteladanan sehari-hari para guru dapat meningkatkan atau tidak

terhadap pemantapan nilai-nilai kejujuran?

(d) Apakah dengan lingkungan sekolah yang ada, pesan yang disampaikan oleh guru

dalam penanaman nilai kejujuran kondusif dapat ditangkap oleh para siswa sekolah

dasar tersebut?

Keempat masalah di atas dijaring dengan pendekatan kualitatif melalui FGD. Kemudian

berdasarakan diskusi kualitataif tersebut, misal muncul masalah yang akan diteliti

tentang: seberapa besar keefektifan metode pembelajaran “permainan peragaan” dalam

penananam nilai kejujuran, sehingga para siswa dapat memahami dan dapat menerapkan

niai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada masalah tersebut, penelitian

yang kemudian akan dilakukan ialah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

survei.

J. Teknik Penarikan Sample

1. Model Tashakkori dan Teddlie

Tashakkori dan Teddlie (ed), (2003); Sarwono (2011) mengajukan empat model

kaitannya dengan teknik penarikan sample dalam metode penelitian gabungan, yaitu (1) basic

mixing method sampling strategies, (2) sequential mixing method sampling, (3) concurrent

mixing method sampling, dan (4) multilevel mixing method sampling

(1) Basic mixing method sampling strategies, menunjuk kepada penarikan sampel dasar

dengan menggunakan teknik probabilitas dan purposif (nonprobabilitas) dengan

menggunakan metode gabungan

(2) Sequential mixing method sampling, menunjuk kepada penarikan sampel dasar dengan

menggunakan teknik probabilitas dan purposif (nonprobalbilitas) dengan menggunakan

metode gabungan secara berurutan sesuai dengan desain penelitian gabungan yang

digunakan.

Page 33: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

(3) Concurrent mixing method sampling, menunjuk kepada teknik penarikan sampel dengan

menggunakan teknik probabilitas pada penelitian kuantitatif dan teknik purposif

(nonprobabilitas) pada penelitian kuantitatif yang dilakukan secara bersamaan dalam

penelitian yang menggunakan metode gabungan.

(4) Multilevel mixing method sampling, menunjuk kepada penarikan sample dengan teknik

probabilitas dan purposif pada tingkatan yang berbeda dalam sebuah studi, misal satu

mulai dari tingkat tempat tinggal konsumen, kompleks perumahan, dan kota kemudian

nasional.

2. Model Onwuegbuzie dan Collins

Onwuegbuzie dan Collins dalam Sarwono (2011), mengemukakan bahwa dalam

menentukan teknik penarikan sampel mempertimbangan (1) orientasi waktu kapan penelitian

dilakukan (bersamaan atau berurutan), (2) hubungaan sampel yang bersifat identik, paralel,

bercabang, dan bertingkat. Setelah dua pertimbangan ditentukan, kemudian teknik penarikan

sampel ditentukan, yaitu dengan menentukan desain dan ukuran sampel sesuai dengan

hubungan sampel yang ditentukan. Berdasar pertimbangan dan teknik penarikan sampel

tersebut, muncul model penarikan sampel yang ditawarkan seperti pada Gambar 4.11 berikut

ini.

Orientasi Waktu Hubungan Sampel Skema Sampel

Sumber: Sarwono (2011)

Gambar 4.11Model Penarikan Sampel

Bersamaanwaktunya

Berurutan

Paralel

Identik

Bercabang

Bertingkat

Paralel

Identik

Bercabang

Bertingkat

Memilih desain sampel dan

ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif

dan kualitatif

Page 34: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

Gambar 4.11, menunjukkan bahwa dalam menentukan teknik sampling penelitian

metode campuran, langkah pertama harus dilihat bagaimana penelitian metode campuran

tersebut akan dilakukan dalam kajian yang sama. Dasar yang harus diperhatikan adalah

orientasi waktu dan pembobotan akan mendominasi salah satu pendekatan. Berdasarkan

pertimbangan waktu akan menentukan, penelitian dilakukan secara bersamaam atau secara

berurutan. Kemudian pertimbangan lainnya ialah relasi atau hubungan sampel. Onwuegbuzie

dan Collins dalam Sarwono (2011) mengemukakan empat hubungan sebagai berikut.

(1) Relasi identik, menunjuk pada sampel yang sama digunakan untuk penelitian kuantitatif

dan kualitatif. Dalam model ini peneliti menggunakan sampel yang sama saat yang

bersangkutan menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam kajian yang sama.

(2) Relasi paralel, dimana sampel untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif berbeda tapi

berasal dari populasi yang mempunyai kesamaan kepentingan. Dalam model ini peneliti

mengambil sampel yang berbeda tetapi berasal dari populasi yang sama

(3) Relasi bercabang, dimana anggota yang sama yang dipilih sebagai sampel dalam

penelitian pertama mewakili, dalam relasi ini anggota yang sama yang dipilih sebagai

sampel dalam penelitian fase pertama mewakili subset dari orang-orang yang menjadi

sampel yang dipilih untuk penelitian lainnya.

(4) Relasi bertingkat, menggunakan dua atau lebih seperangkat sampel yang ditarik dari

berbagai penelitian yang berbeda dan berasal dari populasi yang berbeda.

3. Menentukan Ukuran Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian metode campuran adalah menyesuaikan dengan

kaidah yang berlaku pada masing-masing pendekatan dan menyesuaikan dengan tujuan

penelitian. Artinya ketika penelitian itu menghendaki data yang diperoleh dari penelitian

kualitatif maka ukuran sampelnya berdasarkan kaidah/ketentuan ukuran sampel penelitian

pendekatan kualitatif. Begitu juga, kalau data penelitian akan dijaring dengan penelitian

kuantitatif maka ukuran sampel mengikuti ketentuan penelitian kuantitatif. Hal tersebut sama,

kalau tujuan penelitian untuk generalisasi hasil penelitian ke tingkat populasi maka

dipergunakan ukuran sampel yang berlaku dalam penelitian kuantitatif

Terdapat pertimbangan pokok yang harus diperhatikan yaitu pada penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif umumnya sampel berukuran besar, karena ada aturan

dalam penelitian ini jika sampel diambil semakin besar, maka hasil akan mencerminkan

kenyataan (populasi). Sementara itu, dalam penelitian yang menggunakan pendekatan

Page 35: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

kualitatif umumnya sampel yang digunakan berjumlah kecil. Karena pada penelitian jenis ini

bukan jumlah yang diutamakan melainkan kualitas sampel yang memiliki informasi banyak

terhadap masalah yang dikaji itu yang diutamakan.

K. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian metode campuran dikaitkan dengan

strategi penelitian gabungan yang digunakan. Pertimbangan bahwa dalam penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif, maka pada umumnya analisisnya akan menggunakan

analisis kuantitatif. Demikian juga, jika pertimbangan bahwa dalam penelitian menggunakan

pendekatan kualitatif, model analisisnya akan menggunakan analisis kualitatif.

1. Model analisis kuantitatif

Secara umum model analisis kuantitatif terdiri atas tiga tahapan yaitu uji validitas dan

reliabilitas instrumen, analisis deskriptif, dan uji hipotesis atau inferensi (Sarwono,

2011).

a. Uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji instrumen pengambilan data

(kuesioner). Validitas berkaitan dengan ketepatan dalam mengukur apa yang

seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi dan stabilitas

hasil pengukuran instrumen yang digunakan sebagai pengukur. Untuk mengukur

validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan

untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus Cronbach Alpha.

b. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang menggambarkan karakteristik utama

data dalam pengertian kuantitatif, seperti frekuensi, persen, dan rerata

c. Analisis inferensi/uji hipotesis

Analisis ini merupakan analisis lanjut setelah analisis deskriptif berupa pengujian

hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis dalam penelitian kuantitatif diperlukan

sebagai sarana penegasan analisis deskriptif. Jika analisis deskriptif hanya sebatas

membuat tabel distribusi frekuensi maka fase analisis inferensi, peneliti perlu

melakukan pengujian hipotesis dengan rumus-rumus tertentu.

2. Model analisis kualitatif

Analisis data kualitatif bermaksud menganalisis data bukan angka, melainkan data

berupa teks, gambar, suara, atau kombinasi dan artifak. Oleh karena itu, analisis

Page 36: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik data dan

dengan cara yang bermacam-macam. Teknik analisis data kualitatif menurut Creswell

(2003) memiliki sifat-sifat, di antaranya:

a. Merupakan proses yang berkelanjutan yang melibatkan refleksi peneliti secara terus

menerus.

b. Analisis umumnya menggunakan data yang berasal dari pertanyaan-pertanyaan

terbuka hasil wawancara.

c. Peneliti harus dapat menggabung analisis data dari yang bersifat umum ke spesifik

Sedangkan menurut Seidel dalam Sarwono (2011) ada tiga langkah dalam analisis data

kualitatif, yaitu:

a. Memperhatikan, meliputi melakukan observasi dan melakukan koding data

b. Mengumpulkan, meliputi kegiatan koleksi data dan melakukan pemilihan data,

c. Memikirkan yang bermaksud memaknai koleksi data, melihat pola dan hubungan

data, menemukan fenomena yang sedang dikaji.

3. Model analisis campuran

Model analisis dalam penelitian metode campurann, tentunya mengikuti desain

penelitian metode campuran yang dipilih oleh peneliti itu sendiri. Pada intinya model

anlisis campuran adalah:

a. Data kuantitatif tetap dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif

b. Data kualitatif tetap dianalisis dengan teknik analisis kualitatif

Sekalipun demikian, untuk tujuan tertentu, kadang-kadang peneliti melakukan:

a. Kuantifikasi data kualitatif agar dapat dianalisis secara kuantitatif

b. Data kuantitatif didasarkan pada asumsi dan penilaian yang dinyatakan dengan data

kualitatif.

4. Cara mempresentasikan

Penelitian kuantitatif, hasil analisisnya dapat dipresentasikan seperti dalam bentuk (1)

tabulasi frekuensi, (2) hasil analisis uji hipotesis atau inferensi, dan (3) tabel, grafik, dan

persamaan rumus-rumus. Sedangkan cara mempresentasikan hasil analisis penelitian

kualitatif yang berupa rekaman dalam bentuk video atau audio misalnya, dapat

dituangkan dalam bentuk teks. Presentasi dalam bentuk teks perlu dituangkan secara

Page 37: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

sistematis, logis, dan didasarkan pada kriteria tertentu, misal kategori, tema, atau

perbandingan.

L. Presentasi Laporan Penelitian

1. Struktur laporan

Laporan penelitian model campuran sebaiknya mempunyai struktur tertentu. Struktur

dapat berisi komponen sebaga berikut

a. Untuk penelitian yang dilakukan secara berurutan, pengorganisasian dilakukan

dengan cara hasil koleksi dan analisis data kuantitatif kemudian diikuti dengan

koleksi dan analisis data kualitatif. Pada bagian interpretasi atau simpulan, peneliti

memberikan komentar mengenai bagaimana temuan penelitian kualitatif membantu

mengelaborasi hasil penelitian kuantitatif. Ini juga berlaku untuk urutan yang

sebaliknnya.

b. Untuk penelitian yang dilakukan secara bersamaan hasil koleksi data kuantitatif dan

kualitatif dipaparkan secara terpisah, tetapi analisisnya dikombinasikan untuk dicari

titik temunya.

2. Pemaparan

Pemaparan laporan penelitian metode campuran, agar tidak berkesan terpisah-pisah maka

perlu diberikan alasan-alasan mengapa penelitian itu menggunakan pendekatan metode

campuran. Hal yang perlu dekemukakan dalam laporan penelitian metode campuran,

antara lain berikut ini.

a. Kemukakan keterangan fungsi pemaparan hasil analisis pendekatan penelitian yang

satu terhadap pendekatan penelitian yang lain (kualitatif terhadap kuantitatif atau

sebaliknya). Misal, analisis kualitatif dimaksudkan memberikan eksplanasi lebih

lanjut dari hasil kuantitatf, atau sebaliknya hasil analisis kuantitatif merupakan sarana

pembuktian hasil penelitian kualitatif.

b. Peneliti harus dapat melihat dan menunjukkan titik temu dalam kedua analisis

sehingga diperoleh pemaparan yang terintegrasi, atau setidak-tidaknya ada benang

merah antara hasil analisis kuantitatif dan kualitatif.

Page 38: blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/.../sites/2353/2015/12/Bab-4-Mixed.docx · Web viewUntuk mengukur validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan untuk

3. Isi Laporan

Terdapat banyak sistematika dalam laporan penelitian kuantitatif maupun kualitatif.

Komponen-komponen dalam sistematika isi laporan penelitian metode campuran yang perlu

ada seperti berikut ini.

Bagian Pendahuluan, isi yang perlu ada mencakupi

Latar belakang

Rumusan masalah

Pertanyaan penelitian mencakup kuantitatif dan kualitatif

Tujuan penelitian

Manfaat Penelitian

Tinjuan Pustaka dan Kajian Teoretis

Metode Penelitian

Karakteristik penelitian yang menggunakan gabungan

Jenis desain penelitian campuran yang digunakan dalam penelitian

Model visual dan prosedur desain

Prosedur koleksi data yang mencakup tipe data dan strategi penarikan sampel

Prosedur analisis data dan validasi

Hasil Penelitian dan pembahasan

Uji validitas instrumen koleksi data penelitian

Hasil penelitian kuantitatif

Hasil penelitian kualitatif

Pembahasan

Simpulan dan Rekomendasi