17
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI “PENDAHULUAN: PENGENALAN LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI SERTA PERALATAN DALAM LABORATORIUM” DISUSUN OLEH: AKBAR HIDAYATULLAH ZAINI 11504020111031 KELAS: A KELOMPOK: RABU, 09.15 ASISTEN: ABU HANIFAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../03/LAPORAN-PRAKTIKUM-BIOTEKNOLOGI-1.docx · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI “PENDAHULUAN: PENGENALAN LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI SERTA PERALATAN

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI“PENDAHULUAN: PENGENALAN LABORATORIUM

BIOTEKNOLOGI SERTA PERALATAN DALAM LABORATORIUM”

DISUSUN OLEH:

AKBAR HIDAYATULLAH ZAINI11504020111031

KELAS: AKELOMPOK: RABU, 09.15ASISTEN: ABU HANIFAH

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2012

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMendengar kata bioteknologi maka kita akan mengenang

Karl Ereky, seorang Hungaria pada tahun 1917 yang menggambarkan suatu proses yang ia kembangkan dalam mengembangkan usaha peternakannya dengan menggunakan limbah gula melalui proses fermentasi sebagai bahan pakan. Dari kegiatan ini ia berhasil meningkatkan produktivitas ternaknya, sehingga Bioteknologi didefinisikan sebagai semua langkah kegiatan yang menghasilkan produk dari bahan dasar dengan bantuan organisme hidup. Jauh sebelumnya, kegiatan ini telah dilakukan secara tradisional khususnya pada produk-produk fermentasi yang akrab dengan lidah kita seperti tempe, keju, kecap, terasi, peda, dll.

Pekerjaan bioteknologi memang lebih banyak melibatkan aktivitas kimiawi dan secara tradisional telah banyak dihasilkan berbagai bahan komersial karena kegiatan atau jasa aktivitas mikroorganisme. Karena itu berkembangnya bioteknologi pertama kali lahir telah banyak memberikan inspirasi dan kontribusi terhadap perkembangan mikrobiologi terapan khususnya pada bidang fermentasi.

Sekitar 45 tahun perjalanan terminologi bioteknologi mengalami perdebatan, yang diakhiri pada tahun 1961 ketika seorang ahli mikrobiologi Swedia, Carl Goren Heden merekomendasi perubahan nama jurnal “Journal of Microbiological and Biochemical Engineering and Technology”, menjadi “Journal of Biotechnology and Bio-engineering”. Mulai saat itu terminologi Bioteknologi menjadi jelas sebagai suatu kajian dari kegiatan industri yang menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan organisme, sistem dan proses secara biologis.

.

1.2 TujuanDalam praktium pendahuluan bioteknologi bertujuan agar

dapat mengetahui secara definisi bioteknologi, dan mengetahui peralatan serta ruangan yang digunakan dalam praktikum bioteknologi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bioteknologi Tanaman1. Bioteknologi Tanaman adalah cabang ilmu yang mempelajari

pemanfaatan makhluk hidup (fungi, bakteri, virus) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. (Crowder,1980)

2. Bioteknologi Tanaman adalah penggunaan organisme hidup dan komponennya dalam bidang pertanian. Pangan untuk mewujudkan aplikasi teknologi dari mikroorganisme, kultur jaringan dan bagian-bagian lainnya. (Handayati, 2001)

3. Plant biotechnology is a set of tools and diciplines meant to modify organism for a particular purpose. The purpose can include anything from coaxing high yields from food crops to build in a natural resistence to the certain disease. (Baldoni, 2002)

bioteknologi tanaman adalah sistem disiplin untuk memodifikasi organisme untuk tujuan khusus. Tujuan tersebut dapat termasuk apa saja dari meningkatkan hasil panen hingga membuat tanaman resisten dari penyakit tertentu). (Baldoni, 2002)

2.2 Peran Bioteknologi Bagi Pemuliaan Tanaman1. Penciptaan tanaman baru yang dapat menghasilkan pupuk

sendiri.2. tanaman dapat dibuat sesuai keinginan (tahan

kekeringan,kebekuan, salinitas tinggi, dan tekanan lingkungan tinggi).

3. Dapat membuat tanaman transgenik atau hibrida.4. Dapat memodifikasi tanaman sehingga dapat berkembangbiak

secara vegetatif tanpa harus menunggu fase generatifnya dahulu. (Handayati, 2001)

2.3 Pembagian Ruangan Laboratorium Bioteknologi Standar Internasional

1. Zona Merah. Tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar, bahan yang sangat korosif.

2. Zona Kuning. Wilayah memerlukan kewaspadaan,sumber listrik tegangan tinggi, ruang timbang,ruang instrumentasi.

3. Zona Hijau. Ruang administrasi, meja praktikum atau penelitian, meja manipulasi.

4. Zona Hitam. Wilayah bebas hambatan, zona tanpa kegiatan, zona disediakan untuk keperluan evakuasi jika terjadi kebakaran aatu kecelakaan. (Amran, 2012)

2.4 Standar Keselamatan di Laboratorium Bioteknologi1. Mengetahui letak penempatan dan penggunaan peralatan

keselamatan di laboratorium. Meliputi : shower keselamatan, pencuci mata, kotak P3K, pemadam api, dan selimut.

2. Menggunakan jas laboratorium. Untuk laboratorium yang lebih intim, diharapkan untuk memakai kacamata pelindung,sepatu dan pengikat rambut.

3. Memeriksa label bahan kimia dua kali untuk meyakinkan,mempunyai unsur yang benar.

4. Jangan kembalikan kelebihan material apapun kedalam kemasan yang aslinya kecuali jika diberi izin oleh guru atau pengawas.

5. Jangan pernah mencicipi material laboratorium. dan dilarang membawa makanan atau minuman ke laboratorium.

6. Jangan pernah melihat secara langsung ke dalam suatu tabung test, pandang dari sisi samping.jangan pernah menunjuk suatu test yang terbuka ke arah diri anda.

7. Apapun kecelakaan dalam laboratorium, bagaimanapun kecilnya, harus dilaporkan seketika kepada pengawas.

8. setelah selesai, kembalikan segala peralatan pada tempatnya.9. Sebelum meninggalkan laboratorium, pastikan kran air dan gas

sudah tertutup. (Handayati, 2001)

BAB IIIHASIL

3.1 Alat

No Gambar Alat Nama Alat Keterangan+Fungsi1.

vortexUntuk menghomogenkan dua larutan

2.

Timbangan Analitik

Untuk menimbang bahan untuk praktikum

3.

Microwave Untuk menghangatkanbahan

No

Gambar Alat Nama Alat Keterangan+Fungsi

4.

Inkubator Untuk menginkubasi suatu bahan

5.

Oven Untuk memanaskan bahan untuk praktikum agar stabil

6.

Gelas Beker

Untuk meletakkanlarutan

7.

Tabung Ukur

Untuk mengukurvolume larutan saat praktikum

No Gambar Alat Nama Alat Keterangan+Fungsi8.

Tabung Erlenmeyer

Untuk mengukur volume larutan ataupun meletakkan larutan

9.

Mortar dan Pistill

Untuk menumbuk bahan agar halus

10.

PCRUntuk menggandakan DNA

11.

Spektrofotometer

Untuk mengukur nilai absorbansi larutan

3.2 Ruang LaboratoriumRuangan-ruangan di laboratorium bioteknologi FPUB dibagi

berdasarkan gambar di bawah:

III

I

II

3.2.1 Ruang Pembuatan MediaPada ruangan ini tersedia semua alat yang dibutuhkan dalam

proses bioteknologi tanaman. Adapun alat yang ada pada ruangan ini, antara lain:a. Kulkasb. Pipet hisapc. Gelas ukurd. Erlenmeyere. Timbangan analitikf. Tabung reaksig. Pinseth. Pipet tetes

i. Pipet mikroj. Corong kacak. Labu ukurl. Centrifuge rotorm. Hot plate sterern. pH metero. Spatulap. Mortar + pistilate

3.2.2 Ruang PenanamanPada ruangan ini merupakan tempat penanaman eksplan.

Adapun beberapa alat yang ada di ruangan ini, antara lain:

Keterangan:

I : Ruang penyimpanan alat (R. Pembuatan Media)

II : Ruang Penanaman

III : Ruang Inkubasi

a. Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)b. Rak kulturc. Enkast

LAFC merupakan suatu alat yang fungsinya mencegah kontaminasi (steril) pada saat penanaman dengan adanya aliran udara. Selain itu enkast juga berfungsi dalam penanaman, namun tanpa aplikasi aliran uadara.

3.2.3 Ruang InkubasiRuang inkubasi merupakan ruang biakan dari pertumbuhan

eksplan hingga menjadi tanaman sempurna hingga umur tertentu. Pertumbuhan eksplan di ruang inkubasi dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu suhu, cahaya, dan kelembaban. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan kultur adalah 24-28oC. untuk mengkondisikannya, ruang inkubasi pada suhu yang diinginkan, maka dalam ruang itu dipasangi AC. Alat ini diset pada suhu maksimum 20oC.

Intensitas cahaya yang diperlukan oleh eksplan bervariasi tergantung pada tahap mana eksplan tersebut berada.1. Pada tahap invasi perlu 0-1000 lux2. Pada tahap multiplikasi perlu 1000-10000 lux3. Pada tahap pengakaran memerlukan 10000-30000 lux.

Cahaya di dalam inkubasi bersumber dari lampu TL yang dipasang pada rak kultur. Lamanya pencahayaan perlu diatur sesuai kebutuhan eksplan. Umumnya lamanya pencahayaan adalah 12 jam. Untuk mengatur lamanya pencahayaan digunakan timer, yang di set sesuai kebutuhan. (Tamiang. 2010)

Foto Dokumentasi Ruang Laboratorium

Ruang II

Ruang I

BAB IVPENUTUP

3.3 KesimpulanBioteknologi-molekuler telah memanfaatkan wilayah kajian

ekspresi gen, meliputi DNA, RNA dan protein menjadi media kajian intensif untuk menjawab permasalahan-permasalahan di lingkup bidang hayati. Teknologi rekombinan DNA yang disebut juga sebagai kloning gen atau kloning molekuler merupakan teknologi yang sangat berperan penting dalam mentransfer informasi genetik (DNA) dari satu organisme ke organisme lainnya dan merupakan landasan kuat bagi pengembangan bioteknologi molekuler, khususnya di bidang rekayasa genetika. Bioteknologi adalah solusi pangan dan pertanian di era modern ini. Sehingga mempelajari bioteknologi sangatlah penting. Laboratorium mempunyai fungsi khusus dan menjadi pasangan utama bioteknologi, sehingga harus dipelajarai dengan detail. Adanya banyak pembagian ruang dalam laboratorium bioteknologi, fungsinya untuk memaksimalkan kinerja. Perlunya memahami standar keselamatan dalam laboratorium. Terdapat banyak alat di laboratorium, antara lain: cawan petri, labu ukur, thermometer, gelas beker, timbangan, dll. laboratorium FP UB terdapat 3 ruang, yakni: ruang pembuatan media, ruang penanaman dan ruang inkubasi.

Ruang III

4.2 SaranDalam memberikan materi praktikum, asisten sudah sngat

baik. Namun, saran saja laporan praktikum kalau bisa dikumpul tidak saat praktikum , beri keringanan hingga jam 15.00 WIB.

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Muhammad Bachri. 2011. Managemen Laboratorium. buww.scibrd.com diakses pada 7 Oktober 2012.

Baldoni, L and E Rugini. 2002. Genetik modification of agronomic traits in fruit crops. P.25-73. In : Valpuesta, V. (Ed.). Fruit and Vegetable Biotechnology. England: Woodhead Publ.Ltd. Cambridge.

Crowder, L. V. 1990. Genetika Tumbuhan.Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Handayati, W., Darliah, I. Mariska dan R. Purnamaningsih. 2001. Peningkatan keragaman genetik mawar mini melalui kultur in vitro dan radiasi sinar gamma. Berita Biologi 5 (4):365-371.

Tamiang, Sri. 2010. Persyaratan Kondisi Lingkungan Inkubasi. http://mediakulturjaringan.blogspot.com diakses pada 7 Oktober 2012.