Upload
nandar-blue-elf
View
82
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FOTOSINTESIS
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUMBIOLOGI DASAR
PERCOBAAN II
FOTOSINTESIS
NAMA : NUR HARIS MUNANDAR
NIM : H31114510
GOL. / KLP. : H 5/IV
ASISTEN : ANDI ADRIANI IDRIS
LABORATORIUM BIOLGI DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O
dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu
pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
6H2O+ 6O2 C6H12O6 + 6CO2
Fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tidak henti-
hentinya, sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti
karbohidrat. Organisme heterotrofik hidup dan tumbuh dengan memasukkan
molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya. Satu-satunya sumber molekul bahan
bakar yang menjadi tempat bergantung seluruh kehidupan ialah fotosintesis. Proses
ini berlangsung di dalam jasad berfotosintesis, termasuk jasad tumbuhan tinggi,
tumbuhan pakis, lumut, ganggang (ganggang hijau, biru, merah, dan coklat), berbagai
jasad renik dll (Malcome,1990).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan sachs untuk mengetahui
apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis, dan ingenhousz untuk mengetahui
hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu :
1. Membuktikan proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa
2. Membuktikan proses fotosintesis akan melepaskan O2 Atau oksigen
1.3 Waktu Dan Tempat Percobaan
Percobaan dilakukan pada hari selasa, 21 oktober 2014, pukul 10:45 – 12:45
WITA bertempat di laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau
energy yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri
dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energy yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen
yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energy melalui
fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan
salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2
diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang
dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. Fotosintesis berasal dari kata foton yang
berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan
sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya.
Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena
adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri
atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang
berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda
(Salisbury,1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini
menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai
membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang
mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),
konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang
menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan
karbondioksida. Dalam percobannya-percobaannya, Ingen-Housz juga
memperagakan bahwa hanya bagian-bagian hijau tumbuhan yang melepaskan
oksigen selama fotosintesis. Struktur tumbuhan yang tidak hijau, seperti misalnya
batang berkayu, akar bunga, dan buah, sebenarnya menggunakan oksigen dalam
proses respirasi. Sekarang kita tahu bahwa hal ini karena fotosintesis hanya dapat
terus berlangsung jika ada pigmen hijau yaitu klorofil. Struktur molekul klorofil
diketahui, yakni terdiri atas porfirin yang sama strukturnya dengan porfirin heme
yang membentuk gugus prostetik pada hemoglobin , mioglobin, dan enzim-enzim
sitokrom. Perbedaan-perbedaan utama antara klorofil dan heme ialah adanya (1) atom
magnesium (sebagai pengganti besi) ditengah tengah cincin profirin dan (2) rantai
samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Kimball, 1992).
Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.
Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk
melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,
tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim
ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi
fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena
memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan
karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan
reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi
cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam
reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan
energy (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh
dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi
gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi
molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang
gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu
panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya
tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru
(410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masingmasing jenis cahaya berbeda
pengaruhnya terhadap fotosintesis.Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya
yang bekerja dalam fotosintesis.Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap
cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap
cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa
pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah.
Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau.
Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara
langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan
lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan
dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian
panjang reaksi fotosintesis. Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu
faktor yang dapat memengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun
faktor yang tidak memengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi
organ yang penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka
terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu
lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal
juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju fotosintesis.
Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi optimum
meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-
faktor pembatas tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan
mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi
karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi memengaruhi fungsi organ yang
penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut memengaruhi laju
fotosintesis (Pertamawati, 2010).
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis
(Pertamawati, 2010) :
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang
dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada
tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin
dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan
untuk tumbuh.
Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energy cahaya matahari
yang terdiri atas klorofil a, komplejs antenna, dan akseptor electron. Fotositem dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Pada fotosistem ini,
penyerapan energy cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitive terhadap cahaya
dengan panjang gelombang 700nm. Pada fotosistem II, penyerapan energy cahaya
dilakukan oleh klorofil a yang sensitive terhadap panjang gelombang 680 nm. P680
yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700
(Mohamad Amin, 2009).
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.
Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh
pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada
warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau
(500-600 nanometer). Cahaya hijau akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang
gelombang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan
lebih banyak energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk
dikumpulkan pada pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi
aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I.
Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem
ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis. Fotosintesis dimulai ketika
cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan
elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron
digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, yaitu satuan pertukaran
energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau
kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan kekurangan elektron
dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi
klorofil. Hasil ionisasi air adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses
fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pada saat yang
bersamaan dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I,
melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya
mereduksi NADP menjadi NADPH (Nio song ai, 2012).
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai
proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin
yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi
gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada
ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap yaitu
tanpa cahaya (Nio song ai, 2012).
Fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri atas 2 fase (Sasmitamihardja
dan Siregar, 1996; Wirahadikusumah, 1985), yaitu:
a. Fase I: reaksi fotokimia, reaksi fotolisis, reaksi Hill, reaksi fotofosforilasi, reaksi
terang Reaksi ini berlangsung di grana dan membutuhkan cahaya. Energi matahari
ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah menjadi bentuk energi kimia,
yaitu ATP dan senyawa pereduksi, yaitu NADPH. Atom hidrogen dari molekul H2O
dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH dan O2 dilepaskan sebagai hasil
sampingan reaksi fotosintesis. Reaksi juga dirangkaikan dengan reaksi pembentukan
ATP dari ADP dan Pi. Fase ini dapat ditulis sebagai persamaan reaksi:
energi matahari
H2O + NADP+ + ADP + Pi O2 + H+ + NADPH + ATP
Pembentukan ATP dari ADP dan Pi merupakan mekanisme penyimpanan energi
matahari yang diserap dan kemudian diubah menjadi energi kimia, sehingga fase ini
disebut fotofosforilasi.
Fase I ini melibatkan 2 tipe kelompok pigmen fotosintesis, yaitu (Nio song ai, 2012):
1) Pigmen utama (pigmen primer, pusat reaksi): bentuk-bentuk klorofil a, seperti
klorofil a 680 (P680) dan klorofil a 700 (P700),
2) Pigmen tambahan/pigmen antena (accessory pigment): berperan meneruskan
energi cahaya ke pigmen utama, seperti klorofil a lainnya, klorofil b (λ 455-640 nm),
karotenoid (λ 430-490 nm)
b. Fase II: reaksi termokimia, reaksi fiksasi/reduksi CO2, reaksi gelap
Reaksi ini berlangsung di stroma dan sering kali disebut reaksi gelap, karena
reaksi ini dapat berlangsung tanpa adanya cahaya, walaupun tidak harus berlangsung
dalam keadaan gelap. Hal ini disebabkan karena enzim-enzim stroma kloroplas tidak
membutuhkan cahaya untuk aktivitasnya, tetapi membutuhkan ATP dan NADPH2.
Fase II fotosintesis ini berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat (Nio
song ai, 2012).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan adalah , Aluminium Foil, Penjepit, Gelas piala, Tabung
reaksi, Alcohol, JKJ, Air panas, dan Corong.
3.2 Bahan
Daun Mangga Mangifera indica dan Tanaman Hydrilla verticillata Hoyle
3.3 Prosedur Kerja
A. Percobaan Sachs
Prosedur kerja dari percobaan sachs yaitu :
1. Menutup sebagian dari permukaan daun yang akan diperiksa yang belum terkena
sinar matahari (sebaiknya dilakukan sebelum pukul 06:00) dengan aluminium foil
dan menjepitnya dengan rapat (dengan paper clip) dibiarkan selama 1 minggu.
2. Sebelum malam, memetik daun percobaan tadi dan memasukkan/mencelupkan ke
dalam air mendidih sehingga daun tersebut layu (+ 120 menit), hal ini berfungsi
untuk mematikan sel.
3. Mencelupkan kedalam alcohol mendidih beberapa saat, hal ini berfungsi untuk
melarutkan klorofil
4. Mencelupkan ke dalam larutan JKJ beberapa saat, selanjutnya membilas dengan
air mengalir aar sisa larutan JKJ hilang
5. Mengamati apa yang terjadi terhadap daun percobaan tadi. Warna hitam atau biru
tua pada daun, menunjukkan adanya amilum sebagai hasil proses fotosintesis
B. Percobaan Ingenhouz
Prosedur kerja dari percobaan Ingenhouz yaiut :
1. Mengisi gelas piala dengan air kemudian memasukka Hydrilla verticillata ke
dalamnya.
2. Memasukka corong terbalik ke dalam gelas piala sedemikian rupa sehingga
Hydrilla verticillata semuanya berada di bawah corong.
3. Menutup pangkal corong tersebut dengan tabung reaksi terbalik yang berisi
sejumlah air
4. Menempatkan percobaan ini di bawah sinar matahari atau cahaya lampu yang
mempunyai intensitas tinggi
5. Mengamati apakah terjadi gelembung-gelembung udara yang terkumpul di dadsar
tabung reaksi. Jika ada berarti terbentuk oksigen (O2).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Percobaan Sachs
2. Percobaan Ingenhouz
a. Di dalam ruangan
Hydrilla verticillata sebelum diletakkan di bawah cahaya lampu
Hydrilla verticillata diletakkan di bawah cahaya lampu
b. Di luar ruangan
Hydrilla verticillata sebelum diletakkan di bawah sinar matahari
Hydrilla verticillata diletakkan di bawah sinar matahari
WAKTU
(MENIT)
JUMLAH GELEMBUNG
(Luar Ruangan)
JUMLAH GELEMBUNG
(Dalam Ruangan)
0 - -
5 2 8
10 7 3
15 35 5
20 42 4
25 53 2
4.2 Pembahasan
Percobaan Sachs
Percobaan Sachs bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam proses
fotosintesis dihasilkan glukosa, dalam percobaan ini menggunakan daun mangga
(Mangifera indica). Percobaan ini dimulai dengan membungkus daun mangga selama
6 hari (dibungkus sebelum jam 06.00). adapun warna pada daun tersebut setelah
dibungkus menggunakan aluminium foil adalah berwarna hijau muda pada bagian
yang tertutup sedangkan pada bagian yang terbuka berwarna hijau tua. Adapun tujuan
membungkus daun mangga dengan aluminium foil adalah agar daun yang tertutup
tidak terkena sinar matahari sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung
Kemudian daun tersebut dimasukkan kedalam air panas selama 15-30 menit, hal
ini bertujuan untuk mematikan/ membuat layu sel- sel pada daun. Setelah diangkat
ternyata yang ditutup dengan aluminium foil berwarna hijau muda layu sedangkan
yang tidak dibungkus berwarna hijau tua layu.
Selanjutnya daun tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alkohol mendidih
selama 3 menit, hal ini bertujuan agar klorofil pada daun dapat larut. Adapun
perubahan warna pada daun setelah diangkat yaitu daun yang dibungkus berwarna
hijau muda kekuningan sedangkan yang tidak dibungkus berwarna hijau tua
kekuningan
Selanjutnya daun kemudian dimasukkan kembali ke dalam larutan JKJ (Jodium,
Kalium, Iodida) selama 5 menit yang berfungsi sebagai indikator untuk menentukan
apakah pada daun terdapat amilum/ glukosa atau tidak. Dan setelah daun diangkat
ternyata daun yang dibungkus dengan aluminium foil berubah warna kembali
menjadi hijau muda kecoklatan, sedangkan yang tidak dibungkus berwarna hijau tua
agak kehitaman.
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pada daun yang
dibungkus dengan kerta aluminium foil tidak mengandung glukosa/ amilum karena
dalam hal ini tidak berlangsung proses fotosintesis karena tidak tersedia sinar
matahari, sedangkan pada daun yang tidak dibungkus terlihat bahwa indikator JKJ
menunjukkan adanya warna kehitaman, dalam hal ini menunjukkan akan adanya
glukosa/ amilum pada daun yang tidak terbungkus.
Percobaan Ingenhouz
Percobaan Ingenhousz bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam proses
fotosintesis dilepaskan oksigen, hal itu ditunjukkan oleh munculnya gelembung-
gelembung udara pada permukaan corong. Percobaan ini dimulai dengan membuat
rangkaian percobaan Ingenhousz lalu meletakkannya di bawah sinar matahari,
selanjutnya diamati jumlah gelembung yang muncul pada corong. Berdasarkan data
percobaan di atas diperoleh data bahwa pada tanaman Hydrilla yang diletakkan di
bawah corong mengalami kenaikan laju fotosintesis yang ditandai dengan makin
bertambahnya gelembung-gelembung yang dihasilkan. Dimana perlakuan tanaman
Hydrilla ada yang diletakkan di dalam ruangan dan di luar ruangan.
Yang mana di luar ruangan, pada menit 0 sampai dengan menit 5 belum
nampak munculnya gelembung- gelembung udara. Namun, pada menit ke 6 sampai
10 mulai terlihat gelembung sebanyak 7 gelembung, lalu selanjutnya pada menit 15
terlihat 35 gelembung. Sedangkan pada menit ke 20 nampak 42 gelembung dan pada
menit ke 25 nampak 53 gelembung.. Hal ini membuktikan bahwa dalam proses
fotosintesis memang dilepaskan oksigen.
Yang mana di dalam ruangan, pada menit 0 sampai dengan menit 5 belum
nampak munculnya gelembung- gelembung udara. Namun, pada menit ke 6 sampai
10 mulai terlihat gelembung sebanyak 8 gelembung, lalu selanjutnya pada menit 15
terlihat 5 gelembung. Sedangkan pada menit ke 20 nampak 4 gelembung dan pada
menit ke 25 nampak 2 gelembung.. Hal ini membuktikan bahwa dalam proses
fotosintesis memang dilepaskan oksigen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil percobaan Sachs dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis
dihasilkan glukosa/ amilum
2. Dari hasil percobaan Ingenhousz dapat disimpulkan bahwa dalam proses
fotosintesis dilepaskan oksigen
5.2 Saran
a. Saran Untuk Laboratorium
Laboratorium menyediakan alat percobaan yang memadai sehingga percobaan
dapat berjalan dengan lancer
b. Saran Untuk Praktikum
Pada percobaan fotosintesis ini diperlukan ketelitian untuk melihat gelembung
gelembung udara pada percobaan Ingenhouz
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John. W, 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Salisbury, F. B dan Ross, C. W, 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung.
Amin, Mohamad, 2009. Biologi SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara
Pertamawati, 2010. Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang (SOLANUM TUBEROSUM L.) Dalam Lingkungan Fotoauotrof Secara Invitro, Diakses pada kamis, 23 oktober 2014, Pukul 13:15 WITA
Salisbury, F.B. & C.W. Ross, 1995. Fisiologi tumbuhan (terjemahan Diah R. Lukman). Jilid 3. Penerbit ITB Bandung.
Nio Song, 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumuhan, Diakses pada kamis, 23 oktober 2014, Pukul 13:00 WITA
Sasmitamihardja, D. and A.H. Siregar, 1996. Fisiologi Tumbuhan. Proyek Pendidikan Akademik Dirjen Dikti. Depdikbud. Bandung. pp 253-281.
Wirahadikusumah, M, 1985. Biokimia: metabolisme, energi, karbohidrat, dan lipid. Penerbit ITB. Bandung. pp 96-118.