30
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR PERCOBAAN II FOTOSINTESIS NAMA : NUR HARIS MUNANDAR NIM : H31114510 GOL. / KLP. : H 5/IV ASISTEN : ANDI ADRIANI IDRIS LABORATORIUM BIOLGI DASAR

Biologi Dasar Fotosintesis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FOTOSINTESIS

Citation preview

Page 1: Biologi Dasar Fotosintesis

LAPORAN PRAKTIKUMBIOLOGI DASAR

PERCOBAAN II

FOTOSINTESIS

NAMA : NUR HARIS MUNANDAR

NIM : H31114510

GOL. / KLP. : H 5/IV

ASISTEN : ANDI ADRIANI IDRIS

LABORATORIUM BIOLGI DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: Biologi Dasar Fotosintesis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang

berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O

dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.

Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu

pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).

6H2O+ 6O2 C6H12O6 + 6CO2

Fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tidak henti-

hentinya, sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti

karbohidrat. Organisme heterotrofik hidup dan tumbuh dengan memasukkan

molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya. Satu-satunya sumber molekul bahan

bakar yang menjadi tempat bergantung seluruh kehidupan ialah fotosintesis. Proses

ini berlangsung di dalam jasad berfotosintesis, termasuk jasad tumbuhan tinggi,

tumbuhan pakis, lumut, ganggang (ganggang hijau, biru, merah, dan coklat), berbagai

jasad renik dll (Malcome,1990).

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan sachs untuk mengetahui

apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis, dan ingenhousz untuk mengetahui

hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.

Page 3: Biologi Dasar Fotosintesis

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Membuktikan proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa

2. Membuktikan proses fotosintesis akan melepaskan O2 Atau oksigen

1.3 Waktu Dan Tempat Percobaan

Percobaan dilakukan pada hari selasa, 21 oktober 2014, pukul 10:45 – 12:45

WITA bertempat di laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar.

Page 4: Biologi Dasar Fotosintesis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau

energy yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri

dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan

energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energy yang

dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi

kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen

yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energy melalui

fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan

salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2

diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang

ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang

dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. Fotosintesis berasal dari kata foton yang

berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan

sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya.

Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena

adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri

atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang

berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda

(Salisbury,1995).

Page 5: Biologi Dasar Fotosintesis

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini

menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil

yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai

membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang

mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.

Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),

konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang

menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan

karbondioksida. Dalam percobannya-percobaannya, Ingen-Housz juga

memperagakan bahwa hanya bagian-bagian hijau tumbuhan yang melepaskan

oksigen selama fotosintesis. Struktur tumbuhan yang tidak hijau, seperti misalnya

batang berkayu, akar bunga, dan buah, sebenarnya menggunakan oksigen dalam

proses respirasi. Sekarang kita tahu bahwa hal ini karena fotosintesis hanya dapat

terus berlangsung jika ada pigmen hijau yaitu klorofil. Struktur molekul klorofil

diketahui, yakni terdiri atas porfirin yang sama strukturnya dengan porfirin heme

yang membentuk gugus prostetik pada hemoglobin , mioglobin, dan enzim-enzim

sitokrom. Perbedaan-perbedaan utama antara klorofil dan heme ialah adanya (1) atom

magnesium (sebagai pengganti besi) ditengah tengah cincin profirin dan (2) rantai

samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Kimball, 1992).

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.

Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk

melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,

tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim

Page 6: Biologi Dasar Fotosintesis

ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi

fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena

memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan

karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan

reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi

cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam

reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan

energy (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh

dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi

gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi

molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang

gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu

panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya

tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru

(410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masingmasing jenis cahaya berbeda

pengaruhnya terhadap fotosintesis.Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya

yang bekerja dalam fotosintesis.Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap

cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap

cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa

pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah.

Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau.

Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara

Page 7: Biologi Dasar Fotosintesis

langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan

lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan

dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian

panjang reaksi fotosintesis. Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu

faktor yang dapat memengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun

faktor yang tidak memengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi

organ yang penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka

terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu

lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal

juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju fotosintesis.

Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi optimum

meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-

faktor pembatas tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan

mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi

karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi memengaruhi fungsi organ yang

penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut memengaruhi laju

fotosintesis (Pertamawati, 2010).

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis

(Pertamawati, 2010) :

1. Intensitas cahaya

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksida

Page 8: Biologi Dasar Fotosintesis

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang

dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada

suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan

meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.

4. Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat

penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.

Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan

berkurang.

6. Tahap pertumbuhan

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada

tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin

dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan

untuk tumbuh.

Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energy cahaya matahari

yang terdiri atas klorofil a, komplejs antenna, dan akseptor electron. Fotositem dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Pada fotosistem ini,

penyerapan energy cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitive terhadap cahaya

dengan panjang gelombang 700nm. Pada fotosistem II, penyerapan energy cahaya

Page 9: Biologi Dasar Fotosintesis

dilakukan oleh klorofil a yang sensitive terhadap panjang gelombang 680 nm. P680

yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700

(Mohamad Amin, 2009).

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.

Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh

pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada

warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau

(500-600 nanometer). Cahaya hijau akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita

sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan

menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang

gelombang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan

lebih banyak energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk

dikumpulkan pada pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi

aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I.

Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang

gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem

ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis. Fotosintesis dimulai ketika

cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan

elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron

digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, yaitu satuan pertukaran

energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau

kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan kekurangan elektron

dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi

Page 10: Biologi Dasar Fotosintesis

klorofil. Hasil ionisasi air adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses

fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pada saat yang

bersamaan dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I,

melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya

mereduksi NADP menjadi NADPH (Nio song ai, 2012).

ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai

proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin

yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi

gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada

ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap yaitu

tanpa cahaya (Nio song ai, 2012).

Fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri atas 2 fase (Sasmitamihardja

dan Siregar, 1996; Wirahadikusumah, 1985), yaitu:

a. Fase I: reaksi fotokimia, reaksi fotolisis, reaksi Hill, reaksi fotofosforilasi, reaksi

terang Reaksi ini berlangsung di grana dan membutuhkan cahaya. Energi matahari

ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah menjadi bentuk energi kimia,

yaitu ATP dan senyawa pereduksi, yaitu NADPH. Atom hidrogen dari molekul H2O

dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH dan O2 dilepaskan sebagai hasil

sampingan reaksi fotosintesis. Reaksi juga dirangkaikan dengan reaksi pembentukan

ATP dari ADP dan Pi. Fase ini dapat ditulis sebagai persamaan reaksi:

energi matahari

H2O + NADP+ + ADP + Pi O2 + H+ + NADPH + ATP

Page 11: Biologi Dasar Fotosintesis

Pembentukan ATP dari ADP dan Pi merupakan mekanisme penyimpanan energi

matahari yang diserap dan kemudian diubah menjadi energi kimia, sehingga fase ini

disebut fotofosforilasi.

Fase I ini melibatkan 2 tipe kelompok pigmen fotosintesis, yaitu (Nio song ai, 2012):

1) Pigmen utama (pigmen primer, pusat reaksi): bentuk-bentuk klorofil a, seperti

klorofil a 680 (P680) dan klorofil a 700 (P700),

2) Pigmen tambahan/pigmen antena (accessory pigment): berperan meneruskan

energi cahaya ke pigmen utama, seperti klorofil a lainnya, klorofil b (λ 455-640 nm),

karotenoid (λ 430-490 nm)

b. Fase II: reaksi termokimia, reaksi fiksasi/reduksi CO2, reaksi gelap

Reaksi ini berlangsung di stroma dan sering kali disebut reaksi gelap, karena

reaksi ini dapat berlangsung tanpa adanya cahaya, walaupun tidak harus berlangsung

dalam keadaan gelap. Hal ini disebabkan karena enzim-enzim stroma kloroplas tidak

membutuhkan cahaya untuk aktivitasnya, tetapi membutuhkan ATP dan NADPH2.

Fase II fotosintesis ini berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat (Nio

song ai, 2012).

Page 12: Biologi Dasar Fotosintesis

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

Adapun alat yang digunakan adalah , Aluminium Foil, Penjepit, Gelas piala, Tabung

reaksi, Alcohol, JKJ, Air panas, dan Corong.

3.2 Bahan

Daun Mangga Mangifera indica dan Tanaman Hydrilla verticillata Hoyle

3.3 Prosedur Kerja

A. Percobaan Sachs

Prosedur kerja dari percobaan sachs yaitu :

1. Menutup sebagian dari permukaan daun yang akan diperiksa yang belum terkena

sinar matahari (sebaiknya dilakukan sebelum pukul 06:00) dengan aluminium foil

dan menjepitnya dengan rapat (dengan paper clip) dibiarkan selama 1 minggu.

2. Sebelum malam, memetik daun percobaan tadi dan memasukkan/mencelupkan ke

dalam air mendidih sehingga daun tersebut layu (+ 120 menit), hal ini berfungsi

untuk mematikan sel.

3. Mencelupkan kedalam alcohol mendidih beberapa saat, hal ini berfungsi untuk

melarutkan klorofil

4. Mencelupkan ke dalam larutan JKJ beberapa saat, selanjutnya membilas dengan

air mengalir aar sisa larutan JKJ hilang

Page 13: Biologi Dasar Fotosintesis

5. Mengamati apa yang terjadi terhadap daun percobaan tadi. Warna hitam atau biru

tua pada daun, menunjukkan adanya amilum sebagai hasil proses fotosintesis

B. Percobaan Ingenhouz

Prosedur kerja dari percobaan Ingenhouz yaiut :

1. Mengisi gelas piala dengan air kemudian memasukka Hydrilla verticillata ke

dalamnya.

2. Memasukka corong terbalik ke dalam gelas piala sedemikian rupa sehingga

Hydrilla verticillata semuanya berada di bawah corong.

3. Menutup pangkal corong tersebut dengan tabung reaksi terbalik yang berisi

sejumlah air

4. Menempatkan percobaan ini di bawah sinar matahari atau cahaya lampu yang

mempunyai intensitas tinggi

5. Mengamati apakah terjadi gelembung-gelembung udara yang terkumpul di dadsar

tabung reaksi. Jika ada berarti terbentuk oksigen (O2).

Page 14: Biologi Dasar Fotosintesis

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Percobaan Sachs

2. Percobaan Ingenhouz

a. Di dalam ruangan

Hydrilla verticillata sebelum diletakkan di bawah cahaya lampu

Page 15: Biologi Dasar Fotosintesis

Hydrilla verticillata diletakkan di bawah cahaya lampu

b. Di luar ruangan

Hydrilla verticillata sebelum diletakkan di bawah sinar matahari

Hydrilla verticillata diletakkan di bawah sinar matahari

Page 16: Biologi Dasar Fotosintesis

WAKTU

(MENIT)

JUMLAH GELEMBUNG

(Luar Ruangan)

JUMLAH GELEMBUNG

(Dalam Ruangan)

0 - -

5 2 8

10 7 3

15 35 5

20 42 4

25 53 2

4.2 Pembahasan

Percobaan Sachs

Percobaan Sachs bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam proses

fotosintesis dihasilkan glukosa, dalam percobaan ini menggunakan daun mangga

(Mangifera indica). Percobaan ini dimulai dengan membungkus daun mangga selama

6 hari (dibungkus sebelum jam 06.00). adapun warna pada daun tersebut setelah

dibungkus menggunakan aluminium foil adalah berwarna hijau muda pada bagian

yang tertutup sedangkan pada bagian yang terbuka berwarna hijau tua. Adapun tujuan

membungkus daun mangga dengan aluminium foil adalah agar daun yang tertutup

tidak terkena sinar matahari sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung

Kemudian daun tersebut dimasukkan kedalam air panas selama 15-30 menit, hal

ini bertujuan untuk mematikan/ membuat layu sel- sel pada daun. Setelah diangkat

Page 17: Biologi Dasar Fotosintesis

ternyata yang ditutup dengan aluminium foil berwarna hijau muda layu sedangkan

yang tidak dibungkus berwarna hijau tua layu.

Selanjutnya daun tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alkohol mendidih

selama 3 menit, hal ini bertujuan agar klorofil pada daun dapat larut. Adapun

perubahan warna pada daun setelah diangkat yaitu daun yang dibungkus berwarna

hijau muda kekuningan sedangkan yang tidak dibungkus berwarna hijau tua

kekuningan

Selanjutnya daun kemudian dimasukkan kembali ke dalam larutan JKJ (Jodium,

Kalium, Iodida) selama 5 menit yang berfungsi sebagai indikator untuk menentukan

apakah pada daun terdapat amilum/ glukosa atau tidak. Dan setelah daun diangkat

ternyata daun yang dibungkus dengan aluminium foil berubah warna kembali

menjadi hijau muda kecoklatan, sedangkan yang tidak dibungkus berwarna hijau tua

agak kehitaman.

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pada daun yang

dibungkus dengan kerta aluminium foil tidak mengandung glukosa/ amilum karena

dalam hal ini tidak berlangsung proses fotosintesis karena tidak tersedia sinar

matahari, sedangkan pada daun yang tidak dibungkus terlihat bahwa indikator JKJ

menunjukkan adanya warna kehitaman, dalam hal ini menunjukkan akan adanya

glukosa/ amilum pada daun yang tidak terbungkus.

Percobaan Ingenhouz

Percobaan Ingenhousz bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam proses

fotosintesis dilepaskan oksigen, hal itu ditunjukkan oleh munculnya gelembung-

gelembung udara pada permukaan corong. Percobaan ini dimulai dengan membuat

Page 18: Biologi Dasar Fotosintesis

rangkaian percobaan Ingenhousz lalu meletakkannya di bawah sinar matahari,

selanjutnya diamati jumlah gelembung yang muncul pada corong. Berdasarkan data

percobaan di atas diperoleh data bahwa pada tanaman Hydrilla yang diletakkan di

bawah corong mengalami kenaikan laju fotosintesis yang ditandai dengan makin

bertambahnya gelembung-gelembung yang dihasilkan. Dimana perlakuan tanaman

Hydrilla ada yang diletakkan di dalam ruangan dan di luar ruangan.

Yang mana di luar ruangan, pada menit 0 sampai dengan menit 5 belum

nampak munculnya gelembung- gelembung udara. Namun, pada menit ke 6 sampai

10 mulai terlihat gelembung sebanyak 7 gelembung, lalu selanjutnya pada menit 15

terlihat 35 gelembung. Sedangkan pada menit ke 20 nampak 42 gelembung dan pada

menit ke 25 nampak 53 gelembung.. Hal ini membuktikan bahwa dalam proses

fotosintesis memang dilepaskan oksigen.

Yang mana di dalam ruangan, pada menit 0 sampai dengan menit 5 belum

nampak munculnya gelembung- gelembung udara. Namun, pada menit ke 6 sampai

10 mulai terlihat gelembung sebanyak 8 gelembung, lalu selanjutnya pada menit 15

terlihat 5 gelembung. Sedangkan pada menit ke 20 nampak 4 gelembung dan pada

menit ke 25 nampak 2 gelembung.. Hal ini membuktikan bahwa dalam proses

fotosintesis memang dilepaskan oksigen.

Page 19: Biologi Dasar Fotosintesis

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari hasil percobaan Sachs dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis

dihasilkan glukosa/ amilum

2. Dari hasil percobaan Ingenhousz dapat disimpulkan bahwa dalam proses

fotosintesis dilepaskan oksigen

5.2 Saran

a. Saran Untuk Laboratorium

Laboratorium menyediakan alat percobaan yang memadai sehingga percobaan

dapat berjalan dengan lancer

b. Saran Untuk Praktikum

Pada percobaan fotosintesis ini diperlukan ketelitian untuk melihat gelembung

gelembung udara pada percobaan Ingenhouz

Page 20: Biologi Dasar Fotosintesis

DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John. W, 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.

Salisbury, F. B dan Ross, C. W, 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung.

Amin, Mohamad, 2009. Biologi SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara

Pertamawati, 2010. Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang (SOLANUM TUBEROSUM L.) Dalam Lingkungan Fotoauotrof Secara Invitro, Diakses pada kamis, 23 oktober 2014, Pukul 13:15 WITA

Salisbury, F.B. & C.W. Ross, 1995. Fisiologi tumbuhan (terjemahan Diah R. Lukman). Jilid 3. Penerbit ITB Bandung.

Nio Song, 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumuhan, Diakses pada kamis, 23 oktober 2014, Pukul 13:00 WITA

Sasmitamihardja, D. and A.H. Siregar, 1996. Fisiologi Tumbuhan. Proyek Pendidikan Akademik Dirjen Dikti. Depdikbud. Bandung. pp 253-281.

Wirahadikusumah, M, 1985. Biokimia: metabolisme, energi, karbohidrat, dan lipid. Penerbit ITB. Bandung. pp 96-118.