24
BIOGRAFI, KARYA-KARYA DAN FILSAFAT AL-FARABI MAKALAH diajukan sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Filsafat Islam yang dibina oleh Bapak Dr. Asep Sulaiman, M.Pd. dan Bapak Dr. Mahpudin Noor, M.Si. Oleh: Fahmi Ulfa Darojat NIM: 1135010049 Ikhsan Ramadan NIM: 1135010063 Irmawati Fanfada NIM: 1135010070

Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mata Kuliah Filsafat Islam Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung.

Citation preview

Page 1: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

BIOGRAFI, KARYA-KARYA DAN FILSAFAT

AL-FARABI

MAKALAH

diajukan sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Filsafat Islam

yang dibina oleh Bapak Dr. Asep Sulaiman, M.Pd.

dan Bapak Dr. Mahpudin Noor, M.Si.

Oleh:

Fahmi Ulfa Darojat NIM: 1135010049

Ikhsan Ramadan NIM: 1135010063

Irmawati Fanfada NIM: 1135010070

PROGRAM STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2014 M / 1435 H

Page 2: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat dan salam

semoga tercurah limpah kepada junjunan kita, Nabi Muhammad Sallallahu-

alaihiwasallam, karena hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing mata kuliah Filsafat

Islam Bapak Dr. Asep Sulaiman, M.Pd. dan Bapak Dr. Mahpudin Noor, M.Si.

sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah tersebut. Tidak lupa Penulis ucapkan

terima kasih kepada Bapak yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis

mengajar Filsafat Islam.

Penulis memohon kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca

apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi

bahasa maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan

datang.

Bandung, Februari 2014

Penulis

i

Page 3: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Biografi Al-Farabi 3

B. Karya-karya Al-Farabi 4

C. Filsafat Al-Farabi 5

1. Metafisika 6

2. Jiwa 7

3. Psikologi dan Pengetahuan Kenabian 7

4. Filsafat Kenegaraan 8

5. Filsafat Praktis 9

6. Logika dan Filsafat Bahasa 9

BAB III SIMPULAN 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii

Page 4: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena

dilengkapi akal dan pikran sebagiman yang tidak dimiliki oleh hewan,

tumbuhan, serta makhluk yang lain. Oleh karena itu, manusia selalu memiliki

rasa ingin tahu yang besar terhadap fenomena alam yang ada disekitarnya.

Dengan perasaan penasaran inilah manusia mulai berpikir untuk mencari

penyebab atau kebenaran yang hakiki dibalik segala fenomena alam yang terjadi.

Mulai dari sinilah, muncul yang disebut dengan filsafat. Filsafat merupakan

induk dari semua ilmu pengetahuan. Karena melaui filsafat inilah seseorang

mulai mencari kebenaran.

Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia. Philein yang berarti

mencintai dan shopia berarti kebijaksanaan. Jadi philosophia artinya mencintai

kebijaksanaan. (Arab: Muhibbu al-Hikmah; Inggris: Love of Wisdom). Akan

tetapi dalam lisan Arab kata Sophia dipindah kedalam bahasa mereka dengan

kata hikmah.

Kebijaksanaan atau pengetahuan sejati itu tidak didapati oleh satu orang

saja. Secara histori, setelah datang seorang folosof (orang yang berfilsafat),

kemudian muncul filosof lain yang mengoreksi temuan filosof pertama dan

mengajukan gagasan pembaruan dari yang sebelumnya, demikian seterusnya

selama kehidupan berlangsung. Ini adalah refleksi potensi kemanusiaan yang

telah dianugerahkan oelah Allah SWT yaitu akal, intuisi, alat indera, dan

kekuatan fisik.1

Jadi secara sederhana dapat dikatakan, filsafat adalah hasil kerja berpikir

dalam mencari hakikat segala sesuatu secara sistematis, radikal dan universal.

Sedangkan dalam filsafat Islam sendiri adalah hasil pemikiran filsuf tentang

ketuhanan, kenabian, manusia dan alam yang disinari oleh ajaran islam dalam

suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis yang diciptakan oleh ahli pikir

Islam.2

1 Dr. Hasyimsyah Nasution, MA. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, Hlm. 1-2.2 Muhammad Athaif al-Iraqi, Al-Falsafah al-Islamiya, Kairo: Dar al-Ma’arif, 1978, Hlm. 19-20.

1

Page 5: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

Menurut sejarah banyak sekali filsuf Islam yang muncul seperti al-Kindi,

Al-Razi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Ryusd, Al-Farabi dan lain-lain. Akan tetapi

pada makalah ini, penulis akan focus membehas filsuf Islam yakni Al-Farabi.

Beliau pada zamannya termasuk seorang filsuf yang sangat terkenal bahkan ada

yang menyebutnya sebagai Muallim Assani (Guru besar filsafat kedua setelah

Aristoteles). Ia berasal dari daerah Farab wilayah Turkistan. Pada masanya,

beliau dapat dibilang filsuf terbesar yang memilki banyak keahlian di banyak

bidang keilmuan seperti bahasa, matematika, kimia, astronomi, ilmu alam,

music, manthiq dan sebagainya. Beliau juga sekaligus peletak dasar filsafat

dibeberapa cabang keilmuan yang nantinya akan dibahas oleh penulis

diantaranya yaitu tentang ketuhanan, filsafat kenegaraan, filsafat praktis serta

filsafat logika dan bahasa yang tentu akan sangat menarik jika dibahas nanti.

Berdasarkan ulasan latar belakang inilah penulis mengambil judul “Al-

Farabi” pada karya tulis ini, semoga dengan mengetahui lebih dalam tentang

cara berfilsafat al-Farabi dapat memberikan kita tambahan ilmu yang luar biasa

yang nantinya dapat kita gunakan dalam kehidupan yang Islami.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi Al-Farabi?

2. Apa saja dan bagaaimanakah karya-karya Al-Farabi?

3. Bagaimana Filsafat Al-Farabi?

BAB II

PEMBAHASAN

2

Page 6: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

A. Biografi Al-Farabi

Abu Muhammad Ibn Muhammad Ibn Takhan Ibn Auzalagh atau yang lebih

dikenal dengan sebutan Al-Farabi dilahirkan pada tahun 257 H atau 870 M dan

meninggal pada tahun 950 M atau pada tahun 258 H – 339 H. sebagai suatu

sistem pembangunan filsafat, Al-Farabi telah membaktikan hidup dan

pemikirannya pada masyarakat dunia Islam dan tidak terkecuali bagi kaum

nasrani dan yahudi. Al-Farabi merupakan seorang philosof muslim yang

menjauhi dunia politik, keramaian dan gaungan serta kericuhan masyarakat. Ia

telah membuahkan karya dan pemikirannya yang sampai sekarang banyak dianut

oleh masyarakat barat dan timur.3

Kehidupan seorang Al-Farabi dapat dikategorikan menjadi dua periode,

yaitu periode pertama berawal sejak ia dilahirkan sejak usianya beranjak 50

tahun. Informasi yang diterima tentang hal ini adalah bahwa seorang Al-Farabi

dilahirkan di Wasij, sebuah desa kecil dekat Farab di transoxiana. Al-Farabi

terlahir sebagai seorang berkebangsaan Turki dan ayahnya seorang jenderal dan

ia pernah bekerja sebagai hakim dalam kurun waktu tertentu. Pada awal abad ke

3 H atau 9 M di Farab sendiri tengah terjadi pergerakan kebudayaan dan

pemikiran yang luas dan bersamaan dengan pengenalan Islam dan pada saat itu 

pula terkenal seorang ahli bahasa Al-Jauhari yang telah menulis buku Al-Shihah,

salah seorang yang hidup pada zaman Al-Farabi. Pendidikan dasarnya adalah

keagamaan dan bahasa. Ia mempelajari fiqh, hadist dan tafsir Al-Qur’an. Ia juga

mempelajari bahasa Arab, Turki dan Parsi. Adalah sangat meragukan bahwa

seorang Al-Farabi menguasai bahasa-bahasa lainnya seperti apa yang dikatakan

oleh Ibn Khalikan, Al-Farabi menguasai 70 bahasa.4

Periode kedua, kehidupan Al-Farabi adalah pada massa tua. Baghdat,

sebagai pusat belajar terkemuka pada abad ke 4 H atau 10 M merupakan tempat

pertama yang dikunjunginya dan disanalah ia bertemu dengan sarjana-sarjana

dari berbagai bidang keilmuan dan diantaranya adalah para philosof dan

penterjemah. Al-Farabi pun tertarik untuk mempelajari logika, dan diantara ahli-

ahli logika terkenal di Bagdhat diantaranya adalah Abu Bisyr, Matta Ibn Yusnus

lah yang dipandang sebagai seorang ahli logika yang paling terkemuka

3 Poerwantana, dkk, Seluk-beluk Filsafat Islam, Bandung: Rosdakarya, 1988, Hlm. 133.4 Dr. Hasyimsyah Nasution, MA. Ibid., Hlm. 32.

3

Page 7: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

dizamannya. Untuk beberapa waktu Al-Farabi belajar dari Ibn Yusnus dan

berhasil mengungguli gurunya karena pencapaiannya yang gemilang dibidang

logika. Guru logika yang kedua yang dimiliki Al-Farabi adalah muridnya yang

bernama Yahya ibn Adi.

Al-Farabi tinggal di Bagdhat selama kurun waktu 20 tahun  dan kemudian ia

pun tertarik dengan pusat kebudayaan yang lain di Aleppo. Disana, tempat

orang-orang pandai dan para sarjana. Istana Saif Al-Daulah berkumpul para

penyair, ahli bahasa, philosof dan sarjana – sarjana kenamaan lainnya. Tetapi ia

memilih hidup sederhana (Zuhud) tidak tertarik dengan kemewahan dan

kekayaan.5

Al-Farabi hidup pada zaman ketika situasi politik dan kekuasaan

Abbasasiyah diguncang oleh berbagai gejolak, pertentangan dan pemberontakan.

Diperkirakan erat kaitannya dengan situasi politik yang demikian kisruh, al-

Farabi gemar berhalwat, menyendiri, dan merenung. Ia merasa terpanggil untuk

mencari pola kehidupan bernegara dan bentuk pemerintahan yang ideal.6

Karena begitu mendalam penyelidikanya tentang filsafat Yunani terutama

mengenai filsafat Plato dan Aristoteles, sehingga ia digelari julukan Mu’ alim

Tsani (Guru Kedua), karena Guru Pertama diberikan kepada Aristoteles,

disebabkan usaha Aristoteles meletakkan dasar ilmu logika yang pertama dalam

sejarah dunia.

B. Karya-karya Al-Farabi

Al-Farabi dikenal sebagi filsuf Islam yang terbesar memiliki keahlian dalam

bidang keilmuan, seperti bahasa, matematika, logika, manthiq dan sebagainya.

Sebagian besar karyanya hilang, dan yang masih bisa dibaca dan dipublikasikan

kurang lebih 30 judul saja, diantaranya yaitu:

1. Al-Jam’u baina Ra’yay al-Hakimain Alflatun wa Arissthu;

2. Tahiq Ghard Aristu fi kitab ma Ba’da Ath-Thabi’ah;

3. Syarah Risalah Zainun al-KAbir al-Yunani;

4. At-Ta’liqat;

5. Risalah fima Yajibu Ma’rofat Qabla ta’allumi al-Falsafah;

5 Dedi Supriyadi, M.Ag. Pengantar Filsafat Islam, Bandung :Pustaka Setia, 2009, Hlm. 81.6 Ibid., Hlm. 83.

4

Page 8: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

6. Kitab Tahsil as-Sa’adah;

7. Risalah fi Istbat al-Mufaraqah;

8. ‘Uyun al-Masa’il;

9. Ara ‘Ahl-al-Madinah al-Fadilah;

10. Ihsa al-‘Ulum wa at-Ta’rif bi Aghradita;

11. Maqalat fi Ma’ani Aql;

12. Fushul al-Hukm;

13. Risalat al-Aql;

14. As-Siyasah al-Madaniyah;

15. Al-Masa’il al-Falsafiyah wa al-Ajwibah Anha.

Dari ktab-kitab di atas dengan berbagai macam objek kajian yang ditulis al-

Farabi, terlihat jelas bahwa ia seorang sosok filsuf, ilmuwan dan cendekiawan

Islam yang hebat. Sebelum dia, al-Kindi telah membuka pintu filsafat Yunani

bagi dunia Islam. Akan tetapi banyak persoalan yang dibicarakan belum

memperoleh pemecahan yang memuaskan. Sebaliknya al-Farabi telah

menciptakan suatu system filsafat yang jauh lebih lengkap seperti peranan yang

dimiliki Plotinus bagi dunia Barat. 7

C. Filsafat Al-Farabi

Al-Farabi memiliki beberapa substansi pemikiran diantaranya:

1. Pemaduan Filsafat

Dalam pemikirannya al-Farabi berusaha untuk memadukan beberapa aliran

filsafat yang berkembang sebelumnya, terutama pemikiran Plato, Aristoteles,

dan Plotinus, juga antara agama dan filsafat. Oleh karenanya dalam hal akhlak

dan politik ia dpengaruhi oleh Plato, dalam logika dan fisika ia dipengaruhi oleh

Aristoteles, sedangkan dalam hal metafisika ia dipengaruhi oleh Plotinus.

Ini sebenarnya adalah usaha yang dilakukan al-Farabi kea rah sinkretis.

Karena ia percaya bahwa aliran-aliran filsafat dari seorang filosof pada

hakikatnya adalah satu, meskipun hasilnya beragam.8

7 Ibid., Hlm. 84.8 Ibrahim Madkour, Al-Farabi A History of Muslim Philosophy, Wiesbaden: Otto Harrassowitz, 1963, Hlm. 456.

5

Page 9: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

Adapun perbedaan antara agama denga filsafat, tidak selalu ada karena

keduanya mengacu pada kebenaran, dan kebenaran itu adalah satu, kendati

posisi dan cara mendapatkannya berbeda. Yang satu menawarkan kebenaran

yang lain mencari kebenaran. Tetapi kebenaran yang berada dalam keduanya

adalah serasi karena bersumber dari akal yang katif. Dengan demikian, filsafat

Yunani tidak bertentangan secara hakikat dengan jaran Islam. Hal ini tidak

berarti Alfarabi mengagungkan filsafat dari agama. Ia tetap mengakui bahwa

ajaran Islam mutlak kebenarannya.9

2. Metafisika

Di antara pemikiran filsafat Al-Farabi yang terkenal adalah penjelasannya

tentang emanasi (al-faid), yaitu teori yang mengajarkan tentang proses urut –

urutan kejadian suatu wujud yang mungkin (alam makhluk) dari Zat yang wajib

al wujud (Tuhan). Menurutnya, Tuhan adalah akal pikiran yang bukan berupa

benda. Segala sesuatu, menurut al-Farabi, keluar (memancar) dari Tuhan karena

Tuhan mengetahui bahwa Ia menjadi dasar susunan wujud yang sebaik –

baiknya. Ilmu-Nya menjadi sebab bagi wujud semua yang diketahui-Nya.10

Bagaimana cara emanasi itu terjadi? Al-Farabi mengatakan bahwa Tuhan itu

benar – benar Esa sama sekali. karena itu, yang keluar dari pada – Nya juga

tentu harus satu wujud saja. Kalau yang keluar dari zat Tuhan itu terbilang, maka

berarti zat Tuhan juga terbilang. Menurut Al-Farabi dasar adanya emanasi ialah

karena dalam pemikiran Tuhan dan pemikiran akal-akal yang   timbul dari

Tuhan terdapat kekuatan emanasi dan pencip-taan.

Pandangan al-Farabi tentang sifat Tuhan, sejalan degan paham Muktazilah,

yakni sifat Tuhan tidak berbeda dengan substansi-Nya. Asmaul Husna tidak

menunjukkan adanya bagian-bagian pada Dzat Tuhan. 11

3. Jiwa

Adapun tentang jiwa, al-Farabi dipengaruhi oleh filsafat Plato. Jiwa

manusia, menurut al-Farabi, memiliki 3 daya: 1) daya gerak (quwwah

9. Hasyimsyah Nasution, MA. Ibid., Hlm. 34.10 http://dedekusn.wordpress.com/2009/12/22/al-farabi-biografi/11 Dedi Supriyadi, M.Ag. Ibid., Hlm. 88-89.

6

Page 10: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

muharrikah), berupa: makan (ghādiyah, nutrition), memelihara (murab-

biyah,preservation), dan berkembang biak (muwallidah, reproduction); 2) daya

mengetahui (quwwah mudrikah), berupa: merasa (hāssah, sensation) dan

imajinasi (mutakhayyilah, imagination); dan 3) daya berpikir (al-quwwah al-

nāthiqah, intellectual), berupa: akal praktis (‘aql ‘amalī) dan akal teoretis (‘aql

nazharī). Dan al-‘aql al-nazharī terbagi pada 3 tingkatan: 1) al-‘aql al-hayūlānī

(akal potensial, material intellect) yang mempunyai “potensi berpikir” dalam arti

melepaskan arti-arti atau bentuk-bentuk (māhiyah) dari materinya; 2) al-‘aql bi

al-fi’l (akal aktual, actual intellect) yang dapat melepaskan arti-arti (māhiyah)

dari materinya dan arti-arti itu telah mempunyai wujud dalam akal yang

sebenarnya (aktual), bukan lagi dalam bentuk potensial; 3) al-‘aql al-mustafād

(akal pemerolehan, acquired intellect) yang sudah mampu menangkap bentuk

murni (pure form) tanpa terikat pada materinya karena keberadaannya (pure

form) tidak pernah menempati materi.12

4. Psikologi dan Pengetahuan Kenabian

Dalam pengobatan tentang jiwa manusia, al-Farabi menarik pada garis dasar

Aristotelian, yang diinformasikan oleh komentar-komentar dari para pemikir

kemudian Yunani. Dia mengatakan itu terdiri dari empat fakultas: Para selera

(keinginan, atau keengganan untuk obyek rasa), yang sensitif (persepsi oleh

indera substansi korporeal), yang imajinatif fakultas yang mempertahankan

gambar objek yang masuk akal setelah mereka telah dirasakan, dan kemudian

memisahkan dan menggabungkan mereka untuk sejumlah berakhir), dan

rasional, yang merupakan fakultas pemikiran.13

Perhatian khusus harus diberikan untuk pengobatan al-Farabi fakultas

imajinatif jiwa, yang penting untuk interpretasi pengetahuan kenabian dan

kenabian. Selain kemampuannya untuk mempertahankan dan memanipulasi

gambar objek masuk akal, ia memberikan imajinasi fungsi imitasi.

Nabi, di samping kapasitas intelektualnya sendiri, memiliki kemampuan

imajinasi yang sangat kuat, yang memungkinkan dia untuk menerima limpahan

dari kecerdasan inteligensi agen (kecerdasan kesepuluh dalam kosmologi

12 http://abibaba7.blogspot.com/2009/04/biografi-singkat-al-farabi.html13 http://en.wikipedia.org/wiki/Al-Farabi

7

Page 11: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

emanational). Ini inteligensi ini kemudian terkait dengan simbol dan gambar,

yang memungkinkan dia untuk berkomunikasi kebenaran abstrak dalam cara

yang dapat dipahami oleh orang biasa. Oleh karena itu apa yang membuat unik

adalah pengetahuan kenabian tidak puas, yang juga diakses melalui demonstrasi

dan filsuf pemikiran, melainkan bentuk yang itu diberikan oleh imajinasi nabi. 14

5. Filsafat Kenegaraan

Dalam hal filsafat kenegaraan, Al-Farabi membedakan menjadi lima

macam:

a. Negara Utama (al-madinah al-fadilah), yaitu negara yang penduduknya

berada dalam kebahagiaan. Menurutnya negara terbaik adalah negara

yang dipimpin oleh rasul dan kemudian oleh para filusuf;

b. Negara orang-orang bodoh (al-madinah al-jahilah), yaitu negara yang

penduduknya tidak mengenal kebahagiaan;

c. Negara orang-orang fasik (al-madinah al-fasiqah), yakni negara yang

penduduknya mengenal kebahagiaan, Tuhan dan akal seperti penduduk

utama (Fa’alal-madinah al-fadilah), tetapi tingkah laku mereka sama

dengan penduduk negeri yang bodoh;

d. Negara yang berubah-ubah (al-madinah almutabaddilah), ialah negara

yang penduduknya semula mempunyai pikiran dan pendapat seperti

yang dimiliki negra utama, tetapi kemudian mengalami kerusakan;

e. Negara sesat (al-madinah ad-dallah), yaitu negara yang penduduknya

mempunyai konsepsi pemikiran yang salah tentang Tuhan dan akal

Fa’al, tetapi kepala negaranya beranggapan bahwa dirinya mendapat

wahyu dan kemudian ia menipu orang banyak dengan ucapan dan

perbuatannya. 15

6. Filsafat Praktis

Dalam Karyanya, Tahshil al-Sa’adah, al-Farabi memperlihatkan keidentikan

real konseptual dari gagasan para filsuf, ahli hokum dan imam, dan mengklaim

bahwa keragaman label religious dan filosofis hanyalah mencerminkan

14 Hasyimsyah Nasution, MA. Ibid., Hlm.44.15 Dedi Supriyadi, M.Ag. Ibid., Hlm. 89-95.

8

Page 12: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

penekanan yeng berbeda atas aspek-aspek tertentu dari realitas yang sama. Ini

berarti, dengan gaya Platonik yang bagus bahwa orang yang tidak berupaya

menerapkan kesempurnan teoritisnya untuk pencarian praktis dan politik tidak

dapat mengklaim dirinya sebagai filsuf : orang yang semacam itu menurut al-

farabi adalah seorang filsug yang “sia-sia” atau gagal. 16

7. Logika dan Filsafat Bahasa

Salah satu pokok dalam karya al-Farabi adalah menguraikan antara logika

filsafat dengan tata bahasa umum. Hal ini kita bisa lihat di kitab al-Huruf dan

Kitab al-Alfazh al-Musta’malah fi al-Mantiq.

Realitas historis masuknya filsafat ke dalam bahasa Arab dari suatu bahasa

dan budaya asing , masuknya bahasa Yunani kuno dan munculnya kesulitan

akibat kebutuhan akan kosa kata filsafat dalam bahasa Arab, menjadi isu penting

bagi filsuf Arab awal, termasuk guru dan murid al-farabi sendiri. Jadi melalui

karya logika al-FarabI menggambarkan salah satu usaha sistematis untuk

menyelaraskan pendekatan-pendekatan yang saling berlawanan dalam studi

bahasa.

Oleh karenanya, al-Farabi meletakkannya dalam suatu bagian karyanya

yang terkenal Ihsha al-Ulum, engan menegaskan bahwa logika dan tata bahasa

merupakan dua ilmu berdasarkan kaidah yang terpisah, masing-masing terletak

di ruang lingkup permasalahannya sendiri.

Jadi benar apa yang dikatan oleh al Farabi bahwa, “Untuk menjadi filsuf

yang betul-betul sempurna, seseorang harus memilki ilmu-ilmu teoritis dan daya

untuk menggali ilmu-ilmu itu demi kemanfaatan orang lain sesuai dengan

kapasitas mereka.” 17

16 Ibid., Hlm. 96-97.17 Ibid., Hlm. 98-99.

9

Page 13: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Abu Muhammad Ibn Muhammad Ibn Takhan Ibn Auzalagh atau yang lebih

dikenal dengan sebutan al-Farabi dilahirkan pada tahun 257 H atau 870 M dan

meninggal pada tahun 950 M atau pada tahun 258 H - 339 H. Sebagai suatu

sistem pembangunan filsafat, al-Farabi telah membaktikan hidup dan

pemikirannya pada masyarakat dunia Islam dan tidak terkecuali bagi kaum

nasrani dan yahudi. Al-Farabi merupakan seorang filusuf muslim yang menjauhi

dunia politik, keramaian dan gaungan serta kericuhan masyarakat. Ia telah

membuahkan karya dan pemikirannya yang sampai sekarang banyak dianut oleh

masyarakat barat dan timur.

10

Page 14: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

Karya-karya al-Farabi diantaranya:

1. Al-Jam’u baina Ra’yay al-Hakimain Alflatun wa Arissthu,

2. Tahiq Ghard Aristu fi kitab ma Ba’da Ath-Thabi’ah,

3. Syarah Risalah Zainun al-KAbir al-Yunani,

4. At-Ta’liqat,

5. Risalah fima Yajibu Ma’rofat Qabla ta’allumi al-Falsafah,

6. Kitab Tahsil as-Sa’adah,

7. Risalah fi Istbat al-Mufaraqah,

8. ‘Uyun al-Masa’il,

9. Ara ‘Ahl-al-Madinah al-Fadilah,

10. Ihsa al-‘Ulum wa at-Ta’rif bi Aghradita,

11. Maqalat fi Ma’ani Aql,

12. Fushul al-Hukm,

13. Risalat al-Aql,

14. As-Siyasah al-Madaniyah,

15. Al-Masa’il al-Falsafiyah wa al-Ajwibah Anha.

Al-Farabi berfilsafat dalam beberapa hal diantaranya, tentang metafisika,

jiwa, psikologi dan pengetahuan kenabian, filsafat kenegaraan, filsafat praktis,

logika dan filsafat bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

Athaif al-Iraqi, Muhammad. 1978. Al-Falsafah al-Islamiya. Kairo: Dar al-Ma’arif.

Madkour, Ibrahim. 1963. Al-Farabi A History of Muslim Philosophy. Wiesbaden:

Otto Harrassowitz.

Nasution, Hasyimsyah. 2005. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Poerwantana, dkk. 1988. Seluk-beluk Filsafat Islam. Bandung: Rosdakarya.

Supriyadi, Dedi. 2009. Pengantar Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia.

http://dedekusn.wordpress.com/2009/12/22/al-farabi-biografi/

(diakses 14 Februari 2014).

11

Page 15: Biografi, Karya-karya Dan Filsafat Al-Farabi

http://abibaba7.blogspot.com/2009/04/biografi-singkat-al-farabi.html

(diakses 14 Februari 2014).

http://en.wikipedia.org/wiki/Al-Farabi

(diakses 14 Februari 2014).

12