6

Click here to load reader

Biografi AL-Imam Asy-Syafi’i Ra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sirah

Citation preview

  • 10/7/2014 Biografi AL-Imam Asy-Syafii Rahimamullah | SMSTauhiid

    http://www.smstauhiid.com/biografi-al-imam-asy-syafii-rahimamullah/ 1/6

    Biografi AL-Imam Asy-Syafii RahimamullahSesungguhnya diantara tanda Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya adalah Allah menjadikannya cinta denganilmu. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan menjadikannya faqih/faham tentangagama (HR Al-Bukhari)

    Dan diantara keagungan agama ini Allah telah menjadikan adanya para imam yang memikul ilmu agama, yangmenjelaskan kepada umat tentang urusan agama. Merekalah cahaya yang menerangi jalan menuju kebaikanmerekalah yang sangat dibutuhkan oleh orang yang menghadapi kebingungan dalam urusan agama mereka,merekalah penyejuk hati bagi orang yang menghadapi problematika kehidupan dan berusaha mencari solusiagamis, merekalah para pejuang yang memerangi jalan-jalan kesesatan yang selalu siap menyimpangkan umatini, merekalah yang Allah perintahkan umat agar bertanya kepada mereka dalam firmanNya : Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan/ilmu jika kamu tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43)Banyak para imam umat ini yang kita banggakan, akan tetapi diantara mereka ada 4 imam yang tersohor, yaitu parapendiri 4 madzhab. Mereka itu adalah Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Malik bin Anas, Al-Imam Asy-Syafi dan Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahumullah.

    Meskipun ada madzhab-madzhab fikih yang lain akan tetapi keempat madzhab inilah yang diterima secara luas dalamdunia Islam hingga saat ini. Bahkan sebagian negeri dikenal dengan madzhab tertentu. Madzhab Syafii banyaktersebar di negara-negara Asia tenggara, madzhab Maliki banyak tersebar di negeri-negeri Afrika, madzhab Hanafibanyak tersebar di India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan, dan juga di China, adapun madzhab Hanbalibanyak tersebar di negeri-negeri Arab, khususnya Arab Saudi.

    Diantara keempat imam tersebut yang sangat cemerlang adalah Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah, beliaulah pendiridan pemrakasa madzhab Syafii yang merupakan madzhab yang banyak dianut di bumi pertiwi nusantara ini.

    Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syaafi bin As-Saaib bin Ubaid binAbd Yaziid bin Haasyim bin Al-Muthollib bin Abdi Manaaf, sehingga nasab beliau bermuara kepada Abdu Manaafkakek buyut Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Al-Muthollib adalah saudaranya Hasyim ayahnya Abdul Muthholibkakek Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dan kepada Syafi bin As-Saaib penisbatan Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah(lihat Siyar Alaam An-Nubalaa 10/5-6 dan Tobaqoot Asy-Syaafiiyah Al-Kubro 2/71-72)

    Meskipun nenek moyang beliau suku Quraisy di Mekah akan tetapi beliau tidak lahir di Mekah, karena ayah beliauIdris merantau di Palestina. Sehingga beliau dilahirkan di Ghozza (Palestina) dan ada yang mengatakan bahwa beliaulahir di Asqolan pada tahun 150 Hijriah, tahun dimana wafatnya Al-Imam Abu Hanifah An-Numan bin Tsaabit Al-Kuufi rahimahullah, bahkan ada pendapat yang menyatakan di hari wafatnya Al-Imam Abu Hanifah.

    Ayah beliau Idris meninggal dalam keadaan masih muda, hingga akhirnya Imam Asy-Syafii dipelihara oleh ibunyadalam kondisi yatim. Karena khawatir terhadap anaknya maka sang ibu membawa beliau yang masih berumur 2tahun- ke kampung halaman aslinya yaitu Mekah, sehingga beliau tumbuh berkembang di Mekah dalam kondisiyatim. Beliau menghafal Al-Quran tatkala berusia 7 tahun, dan menghafal kitab Al-Muwattho karya Imam Maliktatkala umur beliau 10 tahun. Ini menunjukkan betapa cerdasnya Al-Imam Asy-Syafii.

    Beliaupun belajar dari para ulama Mekah, diantaranya Muslim bin Kholid Az-Zanji Al-Makky yang telah memberi ijazahkepada Al-Imam Asy-Syafii untuk boleh berfatwa padahal umur beliau masih 15 tahun. Lalu setelah itu beliaubersafar ke Madinah dan berguru bertahun-tahun kepada Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah.

  • 10/7/2014 Biografi AL-Imam Asy-Syafii Rahimamullah | SMSTauhiid

    http://www.smstauhiid.com/biografi-al-imam-asy-syafii-rahimamullah/ 2/6

    Pada tahun 195 H beliau pergi ke Baghdad, dan beliau mengajar di sana sehingga banyak ulama yang berputarhaluan dari madzhab ahli royu menuju madzhab Syafii. di Baghdad beliau banyak menulis buku-buku lama beliau,setelah itu beliaupun kembali ke Mekah. Pada tahun 198 beliau kembali lagi ke Baghdad dan menetap di sana selamasebulan lalu beliau pergi ke Mesir dan menetap di sana meneruskan dakwah beliau hingga akhirnya beliau sakitbawasir yang menyebabkan beliau meninggal dunia pada tahu 204 Hijriyah, rahimahullah rahmatan waasiah.

    Imam Syafii adalah seorang sosok yang memiliki banyak keistimewaan, diantaranya :

    PERTAMA : Al-Imam Asy-Syafii adalah imam dalam lugoh (bahasa). Beliau telah banyak tinggal bersama QobilahHudzal dan menghafalkan banyak qoshidah (bait-bait syair) mereka, sehingga hal ini sangat mempengaruhikekuatan bahasa Arab beliau. Karenanya tidak pernah ditemukan kesalahan bahasa dari beliau sebagaimanaditemukan dari para ulama yang lain. Ibnu Hisyaam (penulis siroh Nabi) berkata Asy-Syafiihujjah dalam bahasa Arab (Al-Waafi bil Wafaayaat 19/143).

    Adapun kritikan terhadap Al-Imam Asy-Syafii dalam masalah bahasa maka tidak mematahkan keimaman beliaudalam bahasa Arab. Diantara kritikan tersebut :

    Beliau dikritik karena menyatakan bahwa huruf jar baa () memberikan faedah sebagian/parsial.Karenanya beliau menyatakan bolehnya mengusap sebagian kepala tatkala berwudu karena Allah berfirman (). Maka beliaupun diingkari oleh sebagian ulama, mereka menyatakan bahwa huruf baa tidak mengandungmakna parsial, dan ini tidak dikenal dalam bahasa Arab, dan tidak ada ahli bahasa yang menyebutkan bahwadiantara makna-makna yang dikandung huruf baa adalah untuk parsial. Akan tetapi kenyataannya ternyata banyakahli bahasa yang menetapkan makna ini (huruf baa memberi makna faedah parsial) diantaranya adalah Al-Ashmaidan ulama Kufiyiin (lihat Al-Bahr Al-Muhiith fi Ushuul Al-Fiqh li Az-Zarkasyi 2/15-16).

    Ternyata juga setelah diamati ada bukti yang tegas bahwasanya Al-Imam Asy-Syafii menyatakan bahwa huruf baamemberi faedah parsial. Dan penisbatan hal ini kepada Al-Imam Asy-Syafii merupakan kekeliruan sebagaimanadijelaskan oleh Az-Zarkasy (Al-Bahrul Al-Muhiith (2/15). Bahkan jika kita kembali kepada kitab Al-Umm kita akandapati bahwasanya Asy-Syafii berkata :

    Sunnah menunjukkan bahwasanya tidak wajib bagi seseorang untuk mengusap seluruh kepalanya, dan jika sunnahtelah menunjukkan demikian maka makna ayat adalah barang siapa yang mengusap sesuatupun dari kepalanyamaka sudah cukup/sah) (lihat Al-Umm 1/26)

    Yang dimaksud dengan sunnah oleh Al-Imam Asy-Syafii di sini adalah hadits tentang Nabi yang berwudu denganmengusap ubun-ubun beliau saja tatkala beliau memakai sorban.

    Beliau dikritik karena menafsirkan kata dalam firman Allah) )Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya(QS An-Nisaa :3).Beliau tafsirkan dengan (banyaknya anak).Tafsiran Asy-Syafii ini diingkari dengan keras oleh Ibnul Arobi yang bermadzhab Maliki, dan menyatakan bahwatidak ada ahli bahasa yang berpendapat dengan pendapat Asy-Syafii (lihat Ahkaamul Quran li Ibnil Arobi 1/411).Akan tetapi perkataan Ibnul Arobi ini telah dibantah oleh para ulama. Makna tersebut ternyata telah disebutkan olehAl-Kisaai dan Al-Farroo (lihat Al-Haawi fi Fiqh Asy-Syaafii 11/415 dan Al-Majmuu Syarh Al-Muhadzab 16/125).Bahkan Al-Qurthubi yang juga bermadzhab Malikiyah telah membantah perkataan Ibnul Arobi dengan menjelaskanbahwa tafsiran Asy-Syafii bukanlah tafsiran yang baru, telah mendahului beliau dua imam besar yaitu Zaid bin Aslamdan Jaabir bin Zaid (lihat Tafsiir Al-Qurthubi 5/21-22)

    KEDUA : Syair-syair beliau yang istimewa

  • 10/7/2014 Biografi AL-Imam Asy-Syafii Rahimamullah | SMSTauhiid

    http://www.smstauhiid.com/biografi-al-imam-asy-syafii-rahimamullah/ 3/6

    Al-Imam Asy-Syafii tidak banyak menulis syair-syair, akan tetapi syair-syair beliau sederhana mudah dipahami danmengandung makna yang sangat dalam. Meskipun ada syair-syair para ulama bahasa yang lain yang lebih nampakketinggian bahasanya dalam syair-syair mereka akan tetapi ternyata kesohoran syair-syair Asy-Syafii lebih besarkarena kandungan makna yang dalam dengan penggunaan kata-kata yang sederhana.

    Diantara syair-syair beliau ; ** Aku bunuh sifat tamak yang ada pada diriku, maka akupun menenangkan dirikuKarena jiwa kapan ia tamak maka rendahlah jiwa tersebut

    ** Dan aku hidupkan sifat qonaah pada diriku yang tadinya telah mati.Maka dengan mengidupkannya harga dirikupun terjaga

    ** Jika sifat tamak telah menetap di hati seorang hamba.maka ia akan didominasi oleh kehinaan dan dikuasaikerendahan

    Beliau berkata : *** Kita mencela zaman kita, padahal celaan itu ada pada diri kita sendiriDan zaman kita tidaklah memiliki aib/celaan kecuali kita sendiri

    Beliau berkata : ** Tatkala aku memaafkan maka akupun tidak membenci seorangpunAkupun merilekskan diriku dari kesedihan dan kegelisahan (yang timbul akibat) permusuhan

    ** Aku memberi salam kepada musuhku tatkala bertemu dengannyauntuk menolak keburukan dariku denganmemberi salam

    ** Aku menampakkan senyum kepada orang yang aku benci sebagaimana jika hatiku telah dipenuhi dengan kecintaan

    ** Orang-orang adalah penyakit, dan obat mereka adalah dengan mendekati mereka dan sikap menjauhi merekaadalah memutuskan tali cinta kasih

    Beliau berkata : . Ketinggian diraih berdasarkan ukuran kerja kerasBarang siapa yang ingin meraih puncak maka dia akan begadang

    .. Barang siapa yang mengharapkan ketinggian/kemuliaan tanpa rasa letihMaka sesungguhnya ia hanya menghabiskan usianya untuk meraih sesuatu yang mustahil

    .. Engkau mengharapkan kejayaan lantas di malam hari hanya tidur aja??Orang yang yang mencari mutiara harus menyelam di lautan

  • 10/7/2014 Biografi AL-Imam Asy-Syafii Rahimamullah | SMSTauhiid

    http://www.smstauhiid.com/biografi-al-imam-asy-syafii-rahimamullah/ 4/6

    Beliau berkata : Jika di pagi hari dan aku telah memiliki makanan untuk hari iniMaka hilangkanlah kegelisahan dariku wahai yang berbahagia

    Dan tidaklah keresahan esok hari terbetik di benakku.Karena sesungguhnya esok hari ada rizki baru yang lain

    Aku pasrah jika Allah menghendaki suatu perkaraMaka aku biarkan kehendakku menuju kehendakNya

    KETIGA : Tegar Di Atas Sunnah dan Memerangi Bidah

    Al-Imam Asy-Syafii digelari dengan Penolong hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam.Pengagungan beliau terhadap sunnah-sunnah Nabi sangatlah nampak. Karenanya beliau sering berdebat denganahlul bidah dan mematahkan hujjah-hujjah mereka. Demikian juga di Baghdad adanya sikap mendahulukan royu(pendapat) dari pada sunnah-sunnah Nabi, sehingga sunnah-sunnah Nabi ditolak dengan berbagai metode. Al-ImamAsy-Syafii datang dan membantah dan mematahkan pemikiran yang menyimpang tersebut. Akan datang penjelasanyang lebih dalam tentang bantahan Al-Imam Asy-Syafii terhadap ahlul bidah.

    KEEMPAT : Kharismatik Al-Imam Asy-Syafii

    Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah memiliki kharismatik dan daya tarik yang luar biasa, hingga ulama-ulama besaryang ada di Baghdad tertarik dengan beliau dan belajar kepada beliau. Seperti Al-Imam Ahmad bin Hanbal dan AbuTsaur yang masing-masing ternyata memiliki madzhab tersendiri, akan tetapi mereka belajar kepada Al-Imam Asy-Syafii dan sangat mencintai dan mengagungkan Al-Imam Asy-Syafii. Abu Tsaur pernah ditanya :

    Manakah yang lebih faqih, Asy-Syafii ataukah Muhammad bin Al-Hasan?. Dan Muhammad bin Al-Hasan adalahguru Al-Imam Asy-Syafii, beliau menimba ilmu darinya tatkala beliau menetap di Baghdad.

    Akan tetapi apa jawaban Abu Tsaur??. Beliau berkata : Asy-Syafii lebih faqih dari pada Muhammad bin Al-Hasan dan juga Abu Yusuf (Muhamamad bin Al-Hasan dan AbuYusuf adalah murid senior Abu Hanifah-pen), dan lebih faqih dari Abu Hanifah, dan juga lebih faqih dari Hammad(gurunya Abu Hanifah-pen), dan lebih faqih dari Ibrahim (gurunya Hammad-pen), dan lebih faqih daripada Alqomah(gurunya Ibrahim-pen), dan lebih faqih daripada Al-Aswad (gurunya Alqomah) (Mukhtashor Taarikh Dimasyq 6/434)

    Padahal Abu Tsaur dahulunya mengikuti madzhab Ahlu Royi di Baghdad sebelum datangnya Al-Imam Asy-Syafii.Jawaban Abu Tsaur ini menunjukkan kecintaan yang sangat dalam kepada Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah.

    Lihatlah bagaimana cintanya Al-Imam Ahmad kepada gurunya Asy-Syafii, sehingga beliau pernah berkata : Enam orang yang aku mendoaakan mereka di waktu sahur (sebelum subuh), salah satunya adalah Asy-Syafii(Taariikh Al-Islaam li Adz-Dzhabi 14/312)

    Al-Imam Ahmad bin Hanbal terlalu sering mendoakan Asy-Syafii, sampai-sampai anak beliau Abdullah bertanyakepada beliau : Wahai ayahanda, siapakah Asy-Syafii itu, aku mendengarmu banyak mendoakannya?.

  • 10/7/2014 Biografi AL-Imam Asy-Syafii Rahimamullah | SMSTauhiid

    http://www.smstauhiid.com/biografi-al-imam-asy-syafii-rahimamullah/ 5/6

    Al-Imam Ahmad menjawab : Wahai putraku, Asy-Syafii seperti matahari bagi dunia, seperti keselamatan bagi manusia, maka apakah adapengganti bagi kedua kenikamatan ini? (Taarikh Al-Islaam 14/312)

    Karena ilmu dan dakwah Al-Imam Asy-Syafii diterima oleh masyarakat dan para ulama secara luas maka munculahorang-orang yang tidak suka kepada beliau. Diantara mereka adalah salah seorang ulama bermadzhab Maliki yangbernama Asyhub. Tatkala Al-Imam Asy-Syafii datang ke Mesir beliau tidak bertemu dengan murid-murid Imam Malikkecuali dua orang yaitu Muhammad bin Abdillah bin Abdil Hakim dan Asyhub.

    Muhammad bin Abdillah bin Abdil Hakim berkata :

    Aku mendengar Asyhub dalam sujudnya mendoakan agar Asy-Syafii meninggal. Maka akupun menyebutkan haltersebut kepada Asy-Syafii

    Dalam riwayat yang lain Asyhub berdoa : Ya Allah matikanlah Asy-Syafii, karena kalau Engkau membiarkannya hidup maka akan punah madzhab ImamMalik

    Maka Al-Imam Asy-Syafii heran dengan hal ini, lalu ia berkata dengan menyebut syair : Beberapa lelaki berangan-angan kematianku, dan jika akupun mati.Maka (kematian) itu adalah jalan yang tidak ditempuh oleh aku sendirian

    Maka katakanlah kepada orang yang menginginkan berbedanya apa yang telah berlaluHendaknya engkau berbekal untuk menghadapi kematian yang semisalnya maka seakan-akan ia telah datang

    Maka setelah itu Al-Imam Asy-Syafii pun meninggal, dan tidak lama kemudian sekita 18 hari atau sebulan Asyhubpun meninggal dunia.

    (lihat : Taarikh Dimasyq 51/428, Siyar Alaam An-Nubalaa 10/72, Al-Waafi bil Wafayaat 9/165)

    KELIMA : Inovasi Spektakuler

    Diantara keistimewaan Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah beliau telah menyusun sebuah kitab istimewa yang berjudulAr-Risaalah, yang kitab ini merupakan kitab pertama yang ditulis tentang kaidah-kaidah ushul fiqh. Beliau menulisbuku tersebut atas permintaan Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah. Beliau menulis surat kepada Asy-Syafii dantatkala itu Asy-Syafii masih muda belia- agar Asy-Syafii membuat sebuah buku yang mencakup makna-makna Al-Quran dan mencakup ilmu-ilmu hadits, hujjahnya ijmak, serta nasihk dan mansukh dari Al-Quran dan hadits. MakaAl-Imam Asy-Syafii lalu menyusun kitab Ar-Risaalah. Maka Abdurrahman bin Mahdi berkata : Tidaklah aku sholat kecuali aku mendoakan Asy-Syafii dalam sholatku tersebut (Tariikh Baghdaad 2/64-65)

    Demikian pula halnya dengan kitab Al-Umm yang disusun oleh Al-Imam Asy-Syafii sebagai kitab fikih yang disusundengan penyusunan bab-bab fikih yang luar biasa, sehingga memudahkan para murid beliau untuk belajar denganbaik. Dengan demikian Al-Imam Asy-Syafii telah menyusun kitab tentang ushul fikih dan juga menyusun kitabtentang penerapan ushul fikih tersebut dalam kitab fikih beliau yaitu Al-Umm.

    Diantara keistimewaan beliau juga adalah beliau telah belajar dari dua madrosah, madrosah Hadits (yang dalam hal

  • 10/7/2014 Biografi AL-Imam Asy-Syafii Rahimamullah | SMSTauhiid

    http://www.smstauhiid.com/biografi-al-imam-asy-syafii-rahimamullah/ 6/6

    ini diwakili oleh Imam Malik yang merupakan guru beliau) dan madrosah Ar-Royu (yang dalam hal ini diwakili olehMuhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibaani yang juga merupakan guru beliau). Maka Al-Imam Asy-Syafiimenggabungkan kebaikan dari dua madrosah ini sehingga jadilah madzhab beliau madzhab yang kokoh.

    Sumber:

    Abu Abdil Muhsin Firanda