Upload
dohanh
View
302
Download
21
Embed Size (px)
Citation preview
PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD SUBANG
CES Universitas Islam Negeri Jakarta
LAPORAN STUDY KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN SUMBER DAYA BIOLOGIS HUTAN KOTA
RANGGAWULUNG KABUPATEN SUBANG
EP
Page 1-1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Pertamina Region Jawa Field Subang merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas
bumi, dimana dalam kegiatannya menimbulkan dampak bagi lingkungan
sekitarnya. Sebagai implementasi terkait kebijakan pembangunan
berwawasan lingkungan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, maka perusahaan wajib melakukan perlindungan terhadap
lingkungan sebagai upaya konservasi terhadap kerusakan yang
ditimbulkan akibat kegiatan yang dilakukan. Untuk itu, perusahaan perlu
melakukan studi keanekaragaman hayati/biodiversitas di daerah tempat
kegiatan utama dilakukan. Dengan melakukan studi biodiversitas di suatu
daerah, maka lebih besar pula peluang bagi daerah tersebut untuk
memanfaatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem ini. Kegiatan ini
selanjutnya akan memberikan kontribusi manfaat dalam bentuk barang
dan jasa. Dengan demikian, daerah yang memiliki keanekaragaman
hayati tinggi mempunyai peluang besar pula untuk memperoleh
Page 1-2
keuntungan dari pemanfaatan keanekaragaman hayati dan bagian-
bagiannya. Jelaslah bahwa keanekaragaman hayati dapat memberikan
manfaat bagi pemerintah daerah, dan perusahaan memberikan kontribusi
nyata dalam hal konservasi. Agar manfaat keanekaragaman hayati
terwujud secara nyata, maka penguasaan pengetahuan dan tersedianya
dokumen mengenai profil keanekaragaman hayati merupakan syarat
penting yang harus dipenuhi oleh daerah.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan pelaksanaan studi biodiversitas adalah:
1. Membuat data dasar biodiversitas di suatu ekosistem yaitu Hutan
Kota Ranggawulung, baik data fisik, kimia dan biologi, serta data
sosial dan ekonomi di daerah sekitar ekosistem tersebut di daerah
Subang khususnya.
2. Kekuatan tawar pada saat komponen biodiversitas akan diakses
oleh pemohon, dalam hal ini PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Subang.
3. Pendukung pengambilan keputusan, perumusan kebijakan,
penyusunan strategi dan rancang tindak pengelolaan biodiversitas
daerah yaitu di wilayah Field Subang.
Page 1-3
C. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Profil
keanekaragaman hayati di Hutan Kota Ranggawulung adalah mengadu
pada peraturan-peraturan berikut ini:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United
Nations Convention on Biological Diversity (KonvensiPerserikatan
Bangsa-Bangsa mengenai Keanekaragaman Hayati)
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan
Cartagena Protocol On Biosafety To The Convention On Biological
Diversity
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan
Hayati Produk Rekayasa Genetik
Page 1-4
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan PemerintahanAntara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional
11. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006.
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 tahun 2009
tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati Di Daerah.
Page 2-1
BAB II
KEADAAN UMUM
1. Nama Provinsi atau Kabupaten/Kota
Nama provinsi : Jawa Barat
Nama Kabupaten : Subang
Nama Kecamatan : Subang
Kelurahan/Desa : Parung
2. Letak geografis
Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara
Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha atau 6,34 %
dari luas Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini terletak di antara 107º 31'
sampai dengan 107º 54' Bujur Timur dan 6º 11' sampai dengan 6º 49'
Lintang Selatan.
Secara umum Kabupaten Subang merupakan kawasan
pegunungan, dataran dan pesisir laut. Ketinggian wilayah Kabupaten
Subang adalah 0-50 dpl (45%) 50-500 dpl (35%) dan di atas 500 dpl
(20%), dengan suhu udara 200-330C dan kelembaban 72-91% yang
ditandai dengan curah hujan 1600-3000 mm/tahun. Dari tipologi yang
demikian, maka Kabupaten Subang dilewati oleh 3 (tiga) Daerah ALiran
Page 2-2
Sungai (DAS) besar yaitu DAS Ciasem, DAS Cipunagara dan DAS
Cilamaya. Sumber air dari ketiga DAS tersebut adalah berasal dari
sumber mata air dari sabuk pegunungan Utara Jawa Barat, yaitu Gunung
Tangkuban Parahu, Gunung Bukit Tunggul, dan Gunung Burangrang.
Secara administratif, Kabupaten Subang terbagi atas 253 desa dan
kelurahan yang tergabung dalam 22 kecamatan. Berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Wilayah Kerja Camat, jumlah kecamatan bertambah menjadi 30
kecamatan.
Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Subang adalah di
sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, di
sebelah barat dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang, di sebelah
timur dengan Kabupaten Sumedang dan Indramayu dan Laut Jawa yang
menjadi batas di sebelah utara
3. Batas wilayah administrasi Kecamatan Subang
Batas Utara : Pagaden
Batas Selatan : Cibogo
Batas Barat : Cijambe
Batas Timur : Dawuan
Page 2-3
4. Aksesibilitas ke/dari Kecamatan Subang
Jarak pusat pemerintahan wilayah kecamatan dengan:
a. Kelurahan terjauh : 4 km, dapat ditempuh dengan
kendaraan bermotor dalam
waktu 30 menit
b. Ibukota Kabupaten : 1 km, dapat ditempuh dengan
kendaraan bermotor dalam
waktu 10 menit
c. Kedudukan wilayah kerja Bakorwil : 45 km, dapat ditempuh dengan
kendaraan bermotor dalam
waktu 1 jam 30 menit
d. Ibukota Propinsi : 58 km, dapat ditempuh dengan
kendaraan bermotor dalam
waktu 2 jam
5. Kependudukan
Jumlah penduduk tahun 2010 Kecamatan Subang, total = 120.346
jiwa, dengan jumlah perempuan = 59.285 jiwa dan jumlah laki-laki =
61.061 jiwa. Jumlah KK sebanyak 31.800 buah, jumlah RT sebanyak 458
Page 2-4
buah dan jumlah RW sebanyak 146 buah. Luas wilayah Kecamatan
Subang adalah 58,70 Km dengan jumlah kepadatan yaitu 25.622 jiwa/Km.
Kelurahan/Desa Parung, total = 8.725 jiwa, dengan jumlah
perempuan = 4.289 jiwa dan jumlah laki-laki = 4.436 jiwa. Jumlah KK
sebanyak 2.413 buah, jumlah RT sebanyak 35 buah dan jumlah RW
sebanyak 15 buah.
6. Kondisi sosial ekonomi
Data yang tercakup dalam komponen ekonomi adalah komponen
yang mempengaruhi pengelolaan berkelanjutan dan pemanfaatan
sumberdaya alam lestari, ditampilkan pada Tabel berikut:
Page 2-5
Tabel 2.1. Kondisi Sosial Ekonomi
No Aktivitas
Ekonomi
Utama
Sumbangan
Terhadap
PDRB
Daerah*
Potensi Dampak Negatif
Terhadap Kehati**
Keterangan***
1 Pertanian 38,57% Potensi dampak negative
tinggi, mengurangi
diversitas spesies dan
genetic akibat alih fungsi
hutan menjadi pertanian
Dimiliki penduduk
lokal, daya serap
tenaga kerja tinggi
2 Pertambangan 9,74% Potensi dampak negative
tinggi (kerusakan
ekosistem dan ancaman
terhadap spesies dan
sumberdaya genetik)
Dimiliki pihak
swasta, daya serap
tenaga kerja tinggi
3 Kehutanan - Potensi dampak negative
rendah, tidak merusak
eksistem, namun ada
indikasi penggantian
spesies alami
Dimiliki Pemda, daya
serap tenaga kerja
rendah, tidak jelas
kontribusi untuk
pemda
4 Perkebunan - Potensi dampak negative
rendah, kurang merusak
ekosistem dan keberadaan
sumberdaya spesies dan
genetik
Dimiliki penduduk
lokal, daya serap
tenaga kerja tinggi,
tidak jelas kontribusi
untuk pemda
7. Kondisi budaya
Data dan informasi mengenai kondisi budaya daerah setempat
yang terkait dengan adat-istiadat/tradisi dalam kaitannya dengan
Page 2-6
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, tidak dimiliki oleh
masyarakat di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan Subang.
8. Peta keadaan umum daerah
Peta keadaan umum daerah di Kelurahan/Desa Parung
memberikan informasi potensi, kondisi keanekaragaman hayati, batas
wilayah administrasi, aksesibilitas, kependudukan dan kondisi sosial
ekonomi, ditampilkan pada Gambar berikut ini:
Page 2-7
Gambar 2.1. Peta Kabupaten Subang
KABUPATEN
BANDUNG BARAT
Page 3-1
BAB III
KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
A. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH
Peraturan perundang-undangan mengenai keanekaragaman hayati
yang telah ada di daerah ditampilkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Peraturan Perundang-Undangan Daerah
No Nama Peraturan Keterangan
1 Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2005
tentang Keamanan Hayati Produk
Rekayasa Genetik
2 Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional
3 Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 29 tahun
2009
tentang Pedoman Konservasi
Keanekaragaman Hayati Di Daerah.
4 Peraturan Daerah Kabupaten Subang
Nomor 4 tahun 2006
Pengelolaan Lingkungan Hidup
5 Peraturan Daerah Kabupaten Subang
Nomor 13 tahun 2006
Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan
6 Keputusan Bupati Subang Nomor
660.2/15/BLH
Pelaksanaan Kegiatan Adipura Tahun
2011-2012
7 Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun
2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Subang
8 Peraturan Daerah Bappeda Tahun
1995/1996
Rencana Umum Tata Ruang
Kota(RUTRK) Subang
9 Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun
2007
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota
Subang
Page 3-2
B. KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Nama-nama lembaga yang langsung mengelola keanekaragaman
hayati, baik terkait langsung maupun tidak langsung ditampilkan pada
Tabel 3.2.
C. TATA RUANG
Alokasi ruang menurut peruntukan sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota (RTRWK), dibedakan atas kawasan lindung,
kawasan budidaya dan kawasan lainnya berupa lahan yang tidak jelas
pemiliknya atau lahan terlantar. Ketiga jenis kawasan ini dijelaskan
sebagai berikut ini:
1. Kawasan Lindung
Informasi kawasan lindung dibagi menjadi kawasan konservasi (in-
situ dan ex-situ), hutan lindung dan kawasan perlindungan setempat
(seperti sempadan sungai, sempadan pantai, sempadan danau, sekitar
mata air).
a. Kawasan Konservasi
Kawasan konservasi dibedakan atas 2 (dua) kelompok yaitu
kawasan konservasi in-situ dan ex-situ. Kawasan konservasi in-situ
Page 3-3
Tabel 3.2. Kelembagaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati
No Nama
Lembaga
Tupoksi Keterangan*
1 Badan
Perencanaan
Pmbangunan
Daerah
(BAPPEDA)
1. Kepala Badan Perencanaan Pembagunan Daerah berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.
2. Kepala Badan Perencanaan Pembagunan Daerah mempunyai tugas
melaksanakan tugas umum pemerintahan di bidang perencanaan
bidang fisik, sosial dan budaya, ekonomo serta penelitian,
pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. bidang tugas dan fungsinya
Dipimpin oleh 1 orang
kepala dan dibantu oleh
1 sekretraris, dan 4
kepala bidang yaitu
Litbang, Ekonomi, Sosial
Budaya dan Prasarana
dan Tata Ruang
2 Dinas
Kehutanan
dan
Perkebunan
(Hutbun)
Melaksanakan kewenangan daerah kehutanan dan perkebunan serta
tugas pembantuan yang diberikan pemerintah/pemerintah provinsi Jawa
Barat, dalam bentuk fungsi-fungsi:
1. perumusan kebijakan teknis kehutanan dan perkebunan
2. penyelengaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kehutanan dan perkebunan
3. pembinaaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang kehutanan dan
perkebunan
4. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perijinan, penerapan
pengkajian teknologi kehutanan dan perkebunan, pemberian usaha
kehutanan dan perkebunan serta pemberian ijin usaha kehutanan dan
perkebunan
5. pelaksanaan pencegahan terhadap peredaran dan penjualan hasil
hutan dan tata niaga hasil hutan
6. pelaksanaan pengembangan dan peningkatan produksi kehutanan dan
perkebunan serta persutraan alam dan hasl hutan lainnya
7. pelaksanaan bimbingan teknis kehutanan dan perkebunan
8. pengamanan, penertiban dan perlindungan kehutanan dan perkebunan
9. pengelolaan administrasi umum
Dipimpin oleh 1 orang
kepala dinas dan
dibantu oleh 1
sekretraris, dan 4 kepala
bidang yaitu bidang
Program, Kehutanan,
Perkebunan dan
Pengawasan dan
Pembinaan.
3 Dinas Tata
Ruang,
Pemukiman
dan
Kebersihan
(Tarkimsih)
Melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintah Daerah di bidang
penataan ruang, permukiman dan kebersihan serta tugas pembantuan
yang diberikan oleh Pemerintah atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
dalam bentuk fungsi-fungsi:
1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang penataan ruang,
permukiman dan kebersihan;
2. Pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Daerah di bidang Tata
Ruang, Permukiman dan Kebersihan sesuai dengan kebijaksanaan
Bupati
3. Perencanaan, penyiapan penyusunan Rencana Tata Ruang
Detail/Teknis, Tata Bangunan dan Permukiman secara menyeluruh,
lengkap dan legitimate (dapat dioperasionalkan)
4. Penyusunan program-program penataan ruang, permukiman dan
kebersihan serta pelaksanaan evaluasi dan pembuatan laporan
5. Pengelolaan penataan ruang, permukiman dan kebersihan
6. Pengelolaan administrasi umum, meliputi urusan umum, urusan
keuangan, urusan kepegawaian dan perlengkapan dinas.
Dipimpin oleh 1 orang
kepala dinas dan
dibantu oleh 1
sekretraris, dan 4 kepala
bidang yaitu Bidang
Program, Perencanaan
Penataan Ruang,
Permukiman dan
Bangunan dan
Kebersihan dan
Pertamanan
Sumber: www.bappeda.subang.go.id
Page 3-4
adalah suatu kawasan yang sudah ada di daerah tersebut yang bersifat
alami dan menjadi warisan budaya dan ekologi suatu daerah dan bukan
dibangun atau dikembangkan oleh pihak ketiga di daerah tersebut
1) Kawasan konservasi (in-situ)
Kawasan konservasi in–situ di Keluraha/Desa Parung Kecamatan
Subang ditampilkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kawasan Konservasi (In-Situ)
No Nama* Lokasi Luas Keterangan**
1 Hutan Kota
Ranggawulung
Kelurahan/Desa
Parung, Kecamatan
Subang
12,9 Ha Tingkat ancaman tinggi
terhadap diversitas
spesies yaitu
pengambilan kayu yang
dimanfaatkan oleh
penduduk sekitar untuk
kayu bakar atau dijual
2 Bumi Perkemahan Kelurahan/Desa
Parung, Kecamatan
Subang
55 Ha Tingkat ancaman tinggi
yang ditandai dengan
rendahnya diversitas
spesies yang
disebabkan oleh
kegiatan pramuka dan
pembukaan lahan untuk
perkebunan.
Page 3-5
2). Kawasan konservasi (ex-situ)
Kawasan konservasi ex –situ tidak ada di Keluraha/Desa Parung
Kecamatan Subang, seperti Kebun Raya, Kebun Binatang, taman burung,
taman reptil, taman kupu-kupu, Taman Keanekaragaman Hayati, atau
Arboretum.
b. Hutan Lindung
Informasi mengenai hutan lindung mencakup hutan lindung dan
kawasan lindung.
1). Hutan Lindung
Informasi hutan lindung di Kelurahan/Desa Parung, Kecamatan
Subang ditampilkan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hutan Lindung
No Nama* Lokasi Luas Keterangan**
1 Hutan Kota
Ranggawulung
Kelurahan/Desa
Parung, Kecamatan
Subang
12,9 Ha Tingkat ancaman tinggi
terhadap diversitas
spesies yaitu
pengambilan kayu yang
dimanfaatkan oleh
penduduk sekitar untuk
kayu bakar atau dijual
Page 3-6
2). Kawasan Lindung
Informasi mengenai kawasan hutan lindung di Kelurahan/Desa
Parung, Kecamatan Subang ditampilkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Kawasan Lindung
No Nama* Lokasi Luas Keterangan**
1 Bumi Perkemahan Kelurahan/Desa
Parung, Kecamatan
Subang
55 Ha Tingkat ancaman tinggi
yang ditandai dengan
rendahnya diversitas
spesies yang disebabkan
oleh kegiatan pramuka
dan pembukaan lahan
untuk perkebunan.
c. Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat lainnya adalah 3 (tiga) buah mata
air yaitu Cekdam (sebelah Utara Hutan Kota), Bron, dan cekungan
Ranggawulung yang merupakan sumber air dangkal dan ari tanah dalam
dengan potensi mencapai ± 3 milyar m3. Selain itu juga terdapat 2 buah
sungai yang melewati Hutan Kota Ranggawulung yaitu Sungai Cileley
yang merupakan anak Sungai CItarum dengan panjang 15 km dan Sungai
Ciasem yang melintas di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Subang dan
Kecamatan Dawuan.
Page 3-7
2. Kawasan Budidaya
Kabupaten Subang sudah menjadi daerah perkebunan sejak
sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga saat ini perkebunan
besar masih menjalankan usahanya secara efektif, dengan komoditas
utamanya karet, teh serta tebu. Perkebunan besar yang ada, pada saat
ini diusahakan oleh PT. Perkebunan VIII untuk komoditas karet dan the,
dan perkebunan tebu diusahakan oleh Pabrik Gula PT. Rajawali III. Areal
perkebunan besar di kabupaten Subang terdiri atas perkebunan karet di
Jalupang seluas 3.771,25 Ha, di Wangunreja seluas 2.092,07 Ha,
perkebunan teh di Tambaksari 2.529,41 Ha dan Ciater 3.166,56 Ha serta
perkebunan Tebu PT. Rajawali III mencapai 5.384,70 Ha.
Sementara itu luas hutan di Kabupaten Subang pada tahun 2010
tercatat seluas 22.503,48 hektar yang terdiri dari hutan produksi seluas
14.420,05 Ha, hutan lindung 13.083,43 Ha tanpa hutan cadangan.
Berdasarkan data dari perum perhutani, pengelolaan hutan di Kabupaten
Subang dibagi ke dalam 6 (enam) BKPH yang terdiri dari BKPH
Tambakan, Subang, Kalijati, Pamanukan, Cipeundeuy dan Cisalak.
Untuk wilayah Keluraha/Desa Parung Kabupaten Subang, kawasan
budidaya yang ada ditampilkan pada Tabel 3.8. Definisi kawasan
budidaya adalah suatu kawasan yang di dalamnya terdapat kegiatan
Page 3-8
budidaya diversitas dan memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Tabel 3.8. Kawasan Budidaya di Kelurahan/Desa Parung
Kecamatan Subang
No Klasifikasi Luas (Ha) Produksi
( per Tahun)
1 Hutan:
Hutan Produksi 1.421,55 -
Jati
37.843 m3
Padi
11.645 Kg
2 Perkebunan:
Tebu 4,46 35
Jambu Mete 3 0,5
Aren 15 7
Cengkeh 15 1,4
Kelapa dalam 66 49,7
Kapuk 5 1,8
Lada 3 2,5
3 Persawahan 3.056 18.420
5 Pekarangan 1.057 -
Sumber: Subang dalam angka (2010) ; Ket: - : tidak ada informasi
Untuk memperjelas alokasi ruang di atas, maka dilampirkan Peta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Subang pada
Gambar 3.1 di bawah ini. Untuk kawasan Kelurahan/Desa Parung
Kecamatan Subang, Pemerintah Daerah merencanakannya sebagai
kawasan Hutan Produksi Terbatas, berdasarkan RTRW Kabupaten
Subang.
Page 3-9
Gambar 3.1. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Subang (Sumber: Subang dalam angka (2010))
Page 3-10
3. Kawasan lainnya
Kawasan lainnya adalah kawasan yang bukan termasuk kawasan
lindung dan kawasan budidaya, melainkan kawasan yang tidak ada
pemiliknya atau yang ditelantarkan. Pada Tabel 3.9 ditampilkan informasi
mengenai kawasan lainnya yang ada di Kelurahan/Desa Parung
Kabupaten Subang.
Tabel 3.9. Kawasan Lainnya
No Klasifikasi Luas (Ha) Keterangan
1 Semak belukar (yang
ditelantarkan oleh pemiliknya)
2.833
Bekas sawah/kebun
penduduk
2 Lahan terlantar (tidak jelas
pemiliknya)
1 Bekas sawah/kebun
penduduk
3 Lahan kritis 393 Tanah kering bekas
sawah/ kebun
4 Padang rumput 2 Tanah kering bekas
sawah/ kebun
Sumber: Subang dalam angka (2010)
D. KEANEKARAGAMAN HAYATI DAERAH
Keanekaragaman hayati daerah meliputi data bentang alam,
keanekaragaman ekosistem serta keanekaragaman spesies dan genetik.
Informasi untuk data bentang alam meliputi kondisi geofisik kawasan dan
sumberdaya air.
Page 3-11
1. Bentang Alam
Informasi bentang alam meliputi kondisi geofisik kawasan dan
sumberdaya air. Informasi tersebut dijelaskan berikut ini:
a. Kondisi Geofisik Kawasan
Kondisi geofisik kawasan meliputi informasi jenis tanah, batuan,
klimatologi dan topografi.
1). Jenis Tanah
Informasi jenis tanah di daerah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten
Subang ditampilkan pada Tabel 3.10 dan Gambar 3.2. berikut ini:
Tabel 3.10. Jenis Tanah
No Jenis Tanah Penyebaran Luas (Ha) Keterangan
1 Aluvial Blanakan, Legonkulon, Pusakanagara,
Pusakajaya, Sukasari, Pamanukan,
Compreng
20.517,7 Tanah humus dari endapan sungai,
subur
2 Andosol Sagalaherang, Jalan Cagak, Cisalak,
Ciater
10.258,85 Tanah abu gunung api
3 Glei Patokbesi, Ciasem, Tambakdahan,
Binong, Compreng
14.362,39 Tanah akibat drainase buruk, kurang
subur
4 Grumusol Subang, Dawuan, Kalijati 4.103,54 Tanah lempung, subur
5 Latosol Cipendeuy, Subang, Purwadadi,
Kalijati, Dawuan, Cijambe, Tanjung
Seng, Pagaden Barat, Ciater
143.623,87 Tanah merah, umur sudah tua,
kurang subur
6 Podsolik Pabuaran, Binong, Cikaum, Pagaden 10.258,85 Tanah kuarsa, kurang subur
7 Regosol Kasomalang, Jalancagak,
Sagalaherang, Ciater
2.051,77 Tanah mineral gunung api bentuk
butiran kasar, cocok untuk palawija,
padi, sayuran
Sumber: Subang dalam angka (2010)
Page 3-12
Gambar 3.2. Peta Tanah (Sumber: Subang dalam angka (2010))
Page 3-13
2). Batuan
Secara umum kondisi geologi di Kabupaten Subang dibagi menjadi
beberapa jenis batuan pembentuk tanah, yaitu Alluvium, Alluvium Fasies
Gunung Api, Plistosien Fasies, Sedimen dan Miosen Fasies Sedimen.
Jenis lain adalah batuan vulkanik yang terdiri dari Hasil Gunung Api Tak
Teruraikan dan Hasil Gunung Api Kwarter Tua.
Bahan galian yang telah dimanfaatkan, berupa pasir sungai, pasir
pantai, lempung/tanah liat dan sirtu. Pasir sungai, merupakan endapan
hasil sedimentasi masa kini (resen) karena itu endapan ini masih berada
di lingkungan sungai, terakumulasi di sekitar kelokan sungai dan di sekitar
muara sungai. Endapan sirtu, dapat dijumpai di dalam sungai atau di
bagian tepi sungai dengan cadangan yang cukup banyak. Pasir sungai ini
banyak diambil di antara lain sepanjang alur sungai, berwarna abu-abu
kecoklatan, berbutir halus-sedang bercampur dengan lanau dan lumpur.
Endapan sirtu dapat digunakan sebagai bahan agregat beton, untuk
urugan dan keperluan lainnya.
Jenis batuan di Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.11
dan Gambar 3.3. Jenis batuan di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan
Subang adalah jenis Plistosen fasies gunung api dan sedimen, yang
merupakan jenis batuan yang sudah tua terbentuk akibat letusan gunung
api.
Page 3-14
Tabel 3.11. Jenis Batuan
No Jenis Batuan Penyebaran Luas
(Ha)
Keterangan *
1 Alluvium Blanakan, Legonkulon,
Pusakanagara, Pusakajaya,
Sukasari, Pamanukan,
Compreng
69.292 Jenis batuan
dari aliran
sungai
2 Alluvium Fasies
Gunung Api
Sagalaherang, Kasomalang,
Cisalak, Tanjungsiang
12.097 Jenis batuan
dari aliran lahar
gunung api
3 Plistosen, fasies
gunung api
Pabuaran, Cikaum, Purwadadi,
Binong, Compreng, Pagaden,
Pagaden Barat, Cipeundey,
Cipunagara, Compreng, Cibogo,
Dawuan, Subang,
Serangpanjang, Cijambe,
Kasomalang, Kalijati
82.414 Jenis batuan
tersier hasil
vulkanisma
4 Plistosen, fasies
sedimen
Dawuan, Serangpanjang,
Subang, Cijambe, Cibogo,
Kalijati
12.530 Jenis batuan
tersier hasil
vulkanisma yang
sudah
tersedimentasi
5 Miosen, fasies
sedimen
Kalijati, Cipeundey, Cibogo 7.140 Jenis batuan
yang sangat tua
6 Batuan vulkanik,
hasil gunung api
tak teruraikan
Jalancagak, Caiter,
Tanjungsiang, Sagalaherang
9.225 -
7 Batuan vulkanik,
hasil gunung api
kwarter tua
Sagalaherang, Serangpanjang,
Ciater, Cisalak, Kasomalang,
Tanjungsiang
8.648 -
Sumber: Subang dalam angka (2010) ; Ket: - : tidak ada informasi
Page 3-15
Gambar 3.3. Jenis Geologi dan Sumberdaya Mineral
(Sumber: Subang dalam angka (2010))
3). Klimatologi
Secara umum wilayah Kabupaten Subang beriklim tropis dengan
curah hujan rata-rata per tahun 2.352 mm dengan jumlah hari hujan 100
Page 3-16
hari. Curah hujan di Kabupaten Subang berkisar 1.635 mm pertahun
dengan rata-rata hari hujan 100 hari. Iklim pesisir Kabupaten Subang
dipengaruhi oleh angin muson, dengan kecepatan angin rata-rata 3-5 m
per detik. Peta curah hujan Kabupaten Subang ditampilkan pada Gambar
3.4. Di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan Subang, curah hujan 2500-
4000 mm/tahun yang menunjukkan kondisi curah hujan yang relative
tinggi.
4). Topografi
Informasi topografi dari Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang
meliputi informasi kemiringan lahan dan ketinggian lahan. Informasi
tersebut ditampilkan pada Tabel 3.12 dan Gambar 3.5-3.6. Ketinggian
lahan di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan Subang berada antara 100-
500 m dpl dengan kemiringan lahan berkisar 0-25%. Kondisi topografi ini
menunjukkan pemanfaatan lahan yang ada meliputi dataran rendah dan
bukit yang tidak terlalu tinggi yaitu Bukit Ranggawulung, yang berada di
belakang Hutan Kota Ranggawulung. Saat ini, bukit tersebut telah
dimanfaatkan oleh pihak swasta untuk penambangan pasir.
Tabel 3.12. Topografi
No Kelas Kelerengan* Luas (Ha) Penggunaan Lahan Dominan
1 0o-17o 165.793,03 Sawah, Kebun
2 18o-45o 21.827,32 Kebun
3 >45o 17.556,60 Hutan, Kebun
Page 3-17
Gambar 3.4. Peta Curah Hujan (Sumber: Subang dalam angka (2010))
Page 3-18
Gambar 3.5. Peta Kemiringan Lahan
(Sumber: Subang dalam angka (2010))
Page 3-19
Gambar 3.6. Peta Ketinggian (Sumber: Subang dalam angka (2010))
Page 3-20
b. Sumberdaya Air
Informasi sumberdaya air yang ada di Keluraha/Desa Parung
Kabupaten Subang meliputi daerah aliran sungai (DAS), danau/situ/mata
air dan rawa gambut.
1). Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kabupaten Subang dilewati oleh 3 (tiga) Daerah ALiran Sungai
(DAS) besar yaitu DAS Ciasem, DAS Cipunagara dan DAS Cilamaya.
Namun, yang melewati Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang hanya
DAS Ciasem dan anak DAS Citarum, yaitu Sungai Cileuley. Informasi
sumberdaya air dari daerah aliran sungai (DAS) yang ada di ditampilkan
pada Tabel 3.13 berikut ini:
Tabel 3.13. Daerah Aliran Sungai (DAS)
No Nama DAS/
Sub-DAS
Panjang
Sungai/Anak
Sungai (km)*
Luas
Wilayah
DAS (Ha)
Debit Air
(m3/dtk)
Tipe
Ekosistem
Dominan
Pemanfaatan
1 Sub-DAS
Cileley
89,8
(6o35’13’’S
107o43’31’’ E)
9.324 200 Hutan,
Kebun,
Sawah
Air irigasi, air
baku PDAM
Kab.
Sumedang
2 DAS Ciasem 89,8
(6o35’13’’S
107o43’31’’ E)
101.162,50 663 Hutan,
Kebun,
Sawah
Air irigasi
Page 3-21
2). Danau/Waduk/Situ/Embung/Mata Air
Informasi sumberdaya air dari danau/situ/mata air yang ada di
Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.14
berikut ini:
Tabel 3.14. Danau/Waduk/Situ/Embung/Mata Air
No Nama Lokasi Luas
(Ha)
Volume
(m3)
Pemanfaatan
1 Mata Air Cekdam Desa Pasir
Kareumbi
0,0025 200 Sumber air
untuk sawah,
perkebunan
dan sumber air
minum
2 Mata Air Bron Desa Bron/Parung 0,008 16 Sumber air
minum
3 Mata Air Cekungan
Ranggawulung
Desa Parung - 4,57 juta Sumber air
dangkal
Ket: - : tidak ada informasi
3). Rawa/Gambut
Di wilayah Subang tidak ditemukan rawa atau gambut.
2. Keanekaragaman Ekosistem
Data dan informasi keanekaragaman ekosistem mencakup tipe
ekosistem, upaya perlindungan dan pelestarian, potensi dan manfaat
ekosistem dan ancaman terhadap ekosistem. Informasi keanekaragaman
Page 3-22
ekosistem di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan Subang ditampilkan
pada Tabel 3.15 berikut ini:
Tabel 3.15. Keanekaragaman Ekosistem
No Tipe
Ekosistem
Upaya Perlindungan &
Pelestarian
Potensi dan Manfaat Ancaman
1 Hutan Reboisasi dengan
berbagai tanaman
pangan dan industry
Meningkatkan status
hutan menjadi hutan
lindung atau hutan
konservasi
Sumber oksigen bagi
area di sekitarrnya
Sumber plasma nutfah
Sumber perekonomian
masyarakat
Sebagai area wisata,
pendidikan dan
konservasi
Pengambilan
tanaman pohon
secara illegal oleh
masyarakat
Deforestrasi
Hilangnya plasma
nutfah yang
bernilai ekonomi
2 Kebun Pemilihan dan
pemakaian jenis tanaman
yang bernilai ekonomi
tinggi
Mendorong masyarakat
lokal untuk berkebun dan
menanam tanaman yang
dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan sehari-hari
Sumber pangan bagi
masyarakat
Hasil kebun menjadi
sumber ekonomi bagi
masyarakat
Alih fungsi
menjadi
pemukiman
Tumpang tindih
kawasan
3 Sawah Perbaikan sistem irigasi
dengan membangun
balong/kolam
penampungan air
Pemilihan varietas
tanaman pangan dan
produksi yang tahan
kekeringan, contoh
varietas padi gogo atau
tanaman serealia
Sumber pangan bagi
masyarakat
Hasil produksi menjadi
sumber ekonomi bagi
masyarakat
Pemanfaatan lahan
puso akibat kekeringan
dengan cara menanam
jenis serealia
Kekeringan
Kondisi iklim yang
tidak menentu (El-
Nino dan La Nina)
Tumpang tindih
kawasan
Page 3-23
3. Keanekaragaman Spesies dan Genetik
Data dan informasi keanekaragaman spesies dan genetik secara
umum ditampilkan pada Tabel 3.16 – 3.20, beserta analisis data dari
masing-masing jenis tumbuhan dan hewan yang ditemukan di Hutan Kota
Ranggawulung dan sekitarnya. Di wilayah Hutan Kota Ranggawulung,
tumbuhan bawah yang berperan atau berpengaruh terhadap komunitas
tumbuhan adalah Palem (Parajubaea sunkaha), Drewak (Microcos
paniculata) tingkat semai, Irengan (Eupatorium sp.), Bungur
(Lagerstroemia speciosa) tingkat semai, Mahoni (Swietenia macrophyla)
tingkat semai, dan Jambu (Syzigium sp.) tingkat semai. Hal ini terlihat
dari jumlah jenis-jenis tumbuhan tersebut yang berlimpah atau
mendominasi wilayah Hutan Kota Ranggawulung yang mengacu pada
nilai INP yang melebihi nilai 10%.
Tingkat keanekaragaman tumbuhan bawah di Hutan Kota
Ranggawulung adalah tinggi, dengan indeks Shannon Wiener (H’)
mencapai 3.26. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai jenis
tumbuhan dari berbagai family tumbuhan yang hidup di Hutan Kota
Ranggawulung. Kondisi ini harus terus dipertahankan untuk mendukung
konservasi plasma nutfah yang dimiliki wilayah Kecamatan Subang.
Kondisi yang hampir sama juga ditemukan di wilayah sekitar Hutan Kota
Ranggawulung, yaitu memiliki keanekaragaman yang tinggi dengan H’
Page 3-24
mencapai 3.37. Jenis tumbuhan bawah yang dominan di sekitar Hutan
Kota Ranggawulung, yang ditandai dengan nilai INP≥10% yaitu:
Gelapangan (Eupatorium odoratum), Harendong (Melastoma affine),
Rembet (Mucuna bracteata), Jembret (Paederia scandens), Rumput
Gajah (Pennisetum purpureum), Jambu (Syzygium sp.), dan Bunga Pukul
8 (Turnera ulmifolia).
Page 3-25
Tabel 3.16. Analisis Data Tumbuhan Bawah di Hutan Kota Ranggawulung
Nama Lokal Nama Latin Jumlah
Individu
Kemunculan
Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) H' Ket
Bayam liar Amaranthus blitum 8 2 0.049 1.0 0.15385 1.802 2.814 3.26
Diversitas
Tinggi
Mangga Anacardyaceae 4 1 0.024 0.506 0.07692 0.901 1.407 U
Nanas Ananas cumosus 3 2 0.018 0.380% 0.15385 1.802 2.182
Palem Parajubaea sunkaha 57 4 0.349 7.215% 0.30769 3.604 10.819*
Palem Arecacetecu 5 2 0.031 0.633% 0.15385 1.802 2.435
Paku beunyeur Athyrium dilatatum 7 1 0.043 0.886% 0.07692 0.901 1.787 U
Paku sayur Athyrium sp. 13 1 0.08 1.646% 0.07692 0.901 2.546 U
Binahong Binahong (ND) 4 1 0.024 0.506% 0.07692 0.901 1.407 U
Rumput
luwakan Brachiaria reptans 45 3 0.276 5.696% 0.23077 2.703 8.399
Harendong bulu Clidemia hirta 29 3 0.178 3.671% 0.23077 2.703 6.374
Drewak Microcos paniculata 85 10 0.521 10.759% 0.76923 9.009 19.769*
Dadap serep Erythrina subumbrans 1 1 0.006 0.127% 0.07692 0.901 1.027 L, U
Irengan Eupatorium sp 88 2 0.539 11.139% 0.15385 1.802 12.941*
Kacangan Mucuna bracteata 24 5 0.147 3.038% 0.38462 4.505 7.542
Bungur Lagerstroemia speciosa 57 6 0.349 7.215% 0.46154 5.405 12.621*
Lamtoro Leucaena leucocephala 30 6 0.184 3.797% 0.46154 5.405 9.203
Tutup putih Malothus sp. 14 3 0.086 1.772% 0.23077 2.703 4.475
Page 3-26
Lanjutan…..
Nama Lokal Nama Latin Jumlah
Individu
Kemunculan
Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) H' Ket
Mangga Mangifera sp. 18 4 0.11 2.278% 0.30769 3.604 5.882
Singkong Manihot utilissima 6 2 0.037 0.759% 0.15385 1.802 2.561
Harendong Melastoma affine 26 2 0.159 3.291% 0.15385 1.802 5.093
Putri malu Mimosa pudica 2 1 0.012 0.253% 0.07692 0.901 1.154 U
Jembret Paederia scandens 9 1 0.055 1.139% 0.07692 0.901 2.040 U
Pandan Pandanus sp. 8 2 0.049 1.013% 0.15385 1.802 2.814
Rumput gajah Pennisetum purpureum 21 1 0.129 2.658% 0.07692 0.901 3.559 U
Serehan Pipper aduncum 7 1 0.043 0.886% 0.07692 0.901 1.787 U
Kopi-kopian Psikotria sp. 6 2 0.037 0.759% 0.15385 1.802 2.561
Paku pedang Pteris sp. 23 6 0.141 2.911% 0.46154 5.405 8.317
Angsana Pterocarpus indicus 3 1 0.018 0.380% 0.07692 0.901 1.281 U
Puret Puret (ND) 14 2 0.086 1.772% 0.15385 1.802 3.574
Rembet Mikania micrantha 5 1 0.031 0.633% 0.07692 0.901 1.534 U
Kopi-kopian Rubiaceae 14 3 0.086 1.772% 0.23077 2.703 4.475
Katuk Sauropus androgynus 1 1 0.006 0.127% 0.07692 0.901 1.027 L, U
Sidagori Sida rhombifoli 6 1 0.037 0.759% 0.07692 0.901 1.660 U
Bandotan Ageratum conyzoides 5 1 0.031 0.633% 0.07692 0.901 1.534 U
Rumput trki Cyperus flavidus 11 1 0.067 1.392% 0.07692 0.901 2.293 U
Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis 9 2 0.055 1.139% 0.15385 1.802 2.941
Page 3-27
Lanjutan….
Nama Lokal Nama Latin Jumlah
Individu
Kemunculan
Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) H' Ket
Mahoni Swietenia macrophyla 36 7 0.22 4.557% 0.53846 6.306 10.863*
Jambu Syzigium sp. 46 11 0.282 5.823% 0.84615 9.910 15.733*
Anggrung Trema orientalis 7 1 0.043 0.886% 0.07692 0.901 1.787 U
Bunga pukul 8 Turnera ulmifolia 7 1 0.043 0.886% 0.07692 0.901 1.787 U
Pulutan Urena lobata 2 1 0.012 0.253% 0.07692 0.901 1.154 U
Laban Vitex puberescens 13 1 0.08 1.646% 0.07692 0.901 2.546 U
Jahe-jahean Zingiber sp. 11 1 0.067 1.392% 0.07692 0.901 2.293 U
Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; INP : Indeks Nilai Penting
H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik
Page 3-28
Tabel 3.17. Analisis Data Tumbuhan Bawah di Sekitar (Luar) Hutan Kota Ranggawulung
Nama Lokal Nama Latin Jumlah
Individu
Kemunculan
Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) H’ Ket
The-tehan Acalypha siamensis 33 1 0.08758 1.07 0.033333 0.39 1.46 3,37
Diversitas
Tinggi
U
Bandotan Ageratum conyzoides 60 3 0.159236 1.95 0.1 1.17 3.11
Bayam liar Amaranthus blitum 13 1 0.034501 0.42 0.033333 0.39 0.81 U
Nanas Anannas comosus 15 4 0.039809 0.49 0.133333 1.56 2.04
Sereh Andropogon nardus 3 1 0.007962 0.10 0.033333 0.39 0.49 U
Keladi Caladium sp. 15 2 0.039809 0.49 0.066667 0.78 1.27
Tempuyung kecil Sonchus arvensis 62 5 0.164544 2.01 0.166667 1.95 3.96
Paku beunyeur Athyrium dilatatum 39 3 0.103503 1.27 0.1 1.17 2.43
Paku sayur Athyrium sp. 12 2 0.031847 0.39 0.066667 0.78 1.17
Kentangan Borreria alata 12 1 0.031847 0.39 0.033333 0.39 0.78 U
Rumput luwak Brachiaria reptans 123 6 0.326433 3.99 0.2 2.33 6.33
Ketepeng Cassia alata 1 1 0.002654 0.03 0.033333 0.39 0.42 L, U
Harendong bulu Clidemia hirta 57 2 0.151274 1.85 0.066667 0.78 2.63
Timunan Cucurbita sp. 35 3 0.092887 1.14 0.1 1.17 2.30
Rumput teki Cyperus flavidus 18 2 0.047771 0.58 0.066667 0.78 1.36
Derewak Derewak 17 4 0.045117 0.55 0.133333 1.56 2.11
Tapak liman Elephantopus scaber 1 1 0.002654 0.03 0.033333 0.39 0.42 L, U
Dadap laut Erythrina cristagalli 28 3 0.07431 0.91 0.1 1.17 2.08
Page 3-29
Lanjutan….
Nama Lokal Nama Latin Jumlah
Individu
Kemunculan
Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) Ket
Dadap serep Erythrina subumbrans 4 1 0.010616 0.13 0.033333 0.39 0.52 U
Gelapangan Eupatorium odoratum 212 17 0.562633 6.88 0.566667 6.61 13.50*
Irengan Eupatorium sp. 58 3 0.153928 1.88 0.1 1.17 3.05
Akasia Acacia sp. 7 1 0.018577 0.23 0.033333 0.39 0.62 U
Bungur Lagerstroemia speciosa 14 2 0.037155 0.45 0.066667 0.78 1.23
Lamtoro Leucaena leucocephala 39 10 0.103503 1.27 0.333333 3.89 5.16
Tutup merah Macaranga tanarius 51 8 0.13535 1.66 0.266667 3.11 4.77
Tutup putih Malothus sp. 8 2 0.021231 0.26 0.066667 0.78 1.04
Singkong Manihot utilissima 56 8 0.14862 1.82 0.266667 3.11 4.93
Harendong Melastoma affine 320 19 0.849257 10.39 0.633333 7.39 17.78*
Kacangan Mikania micrantha 66 5 0.175159 2.14 0.166667 1.95 4.09
Rumput laut Mimosa pudica 95 4 0.252123 3.08 0.133333 1.56 4.64
Rembet Mucuna bracteata 209 15 0.554671 6.78 0.5 5.84 12.62*
Pisang Musa sp. 17 5 0.045117 0.55 0.166667 1.95 2.50
Jembret Paederia scandens 216 14 0.573248 7.01 0.466667 5.45 12.46*
Rumput gajah Pennisetum purpureum 200 10 0.530786 6.49 0.333333 3.89 10.38*
Sereh Piper aduncum 66 10 0.175159 2.14 0.333333 3.89 6.03
Rumput belulang Eleusine indica 4 1 0.010616 0.13 0.033333 0.39 0.52 U
Merangan Pogonatherum crinitum 13 1 0.034501 0.42 0.033333 0.39 0.81 U
Page 3-30
Lanjutan…
Nama Lokal Nama Latin Jumlah
Individu
Kemunculan
Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) Ket
Glodogan Polyalthia longifolia 1 1 0.002654 0.03 0.033333 0.39 0.42 L, U
Paku pedang Pteris sp. 50 6 0.132696 1.62 0.2 2.33 3.96
Puret Puret 4 1 0.010616 0.13 0.033333 0.39 0.52 U
Kopi-kopian Psikotria sp. 23 1 0.06104 0.75 0.033333 0.39 1.14 U
Lidah mertua Sansivera sp. 20 1 0.053079 0.65 0.033333 0.39 1.04 U
Katuk Sauropus androgynus 42 8 0.111465 1.36 0.266667 3.11 4.48
Paku cakar ayam Selaginella sp. 62 2 0.164544 2.01 0.066667 0.78 2.79
Sidagori Sida rhombifoli 16 2 0.042463 0.52 0.066667 0.78 1.30
Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis 57 8 0.151274 1.85 0.266667 3.11 4.96
Mahoni Swietenia macrophyla 2 1 0.005308 0.06 0.033333 0.39 0.45 U
Jambu Syzygium sp. 133 19 0.352972 4.32 0.633333 7.39 11.71*
Anggrung Trema orientalis 42 5 0.111465 1.36 0.166667 1.95 3.31
Bunga pukul 8 Turnera ulmifolia 269 10 0.713907 8.73 0.333333 3.89 12.62*
Pulutan Urena lobata 87 7 0.230892 2.82 0.233333 2.72 5.55
Laban Vitex pubescens 14 1 0.037155 0.45 0.033333 0.39 0.84 U
Jahe-jahean Zingiber sp. 60 3 0.159236 1.95 0.1 1.17 3.11
Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; INP : Indeks Nilai Penting
H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik
Page 3-31
Jenis pohon di wilayah Hutan Kota Ranggawulung sebagian besar
memiliki nilai INP≥10% yaitu sebanyak 67%. Jenis-jenis yang
mendominasi atau yang berperan dalam komunitas di Hutan Kota
Ranggawulung tersebut yaitu: Mahoni (Swietenia macrophylla), Bungur
(Lagerstroemia speciosa), Pinus (Pinus merkusii), Nangka (Artocarpus
integra Merr.), Jati (Tectona grandis), Nangka beurik (Artocarpus
chempeden), Rambutan (Nephelium lanacum), Mangga (Mangifera sp.),
Palem (Parajubae sunkha), Bambu (Bambusa multiplex), Kareumbi
(Homalanthus populneus), dan Drewak (Microcos paniculata). Jenis-jenis
tersebut dapat ditemukan dalam kondisi berkelompok atau secara tunggal
namun memiliki luas basal yang besar, seperti halnya jenis Palem, yang
ditemukan hanya 1 individu.
Kondisi dominansi jenis yang cukup banyak di Hutan Kota
Ranggawulung, menyebabkan tingkat keanekaragaman tumbuhan
menurun. Keanekaragaman jenis pohon di Hutan Kota Ranggawulung
termasuk kategori diversitas tingkat sedang, yaitu H’ = 2.43. Untuk itu
perlu ditingkatkan lagi penanaman jenis pohon di dalam Hutan Kota
Ranggawulung sehingga keanekaragamannya akan meningkat.
Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah sekitar/luar Hutan Kota
Ranggawulung yang memiliki indeks keanekaragaman (H’) tingkat sedang
yaitu 2.44. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya dominansi beberapa
Page 3-32
pohon yang berada di sekitar Hutan Kota Ranggawulung, yaitu: Pinus
(Pinus merkusii), Jati (Tectona grandis), Jingjing (Paraserianthes
falcataria), Mahoni (Swietenia macrophylla), Angsana (Pterocarpus
indicus), Kayu Putih (Melaleuca cajupati), Waru (Hibiscus tiliaceus), Petai
(Parkia speciosa), Bungur (Lagerstroemia speciosa),Jengkol
(Pithecelobium jiringa), dan Nangka (Artocarpus integra Merr.). Jenis-
jenis pohon tersebut adalah yang berperan dalam komunitas di wilayah
tersebut, yang ditandai dengan nilai INP≥10%.
Page 3-33
Tabel 3.18. Analisis Data Pohon di Hutan Kota Ranggawulung
Nama Lokal Nama Latin Σ Individu Kerapatan
(ind/m2)
KR
(%) F FR (%) D
DR
(%)
INP
(%) H’ Ket
Mahoni Swietenia macrophylla 24 240.00 18.46 0.69 16.68 954.40 7.38 42.52* 2.43
Diversitas
sedang
Bungur Lagerstroemia speciosa 24 240.00 18.46 0.62 14.83 742.69 5.74 39.03*
Pinus Pinus merkusii 21 210.00 16.15 0.31 7.41 1442.80 11.15 34.72*
Nangka Artocarpus integra Merr. 9 90.00 6.92 0.38 9.27 908.75 7.02 23.21*
Jati Tectona grandis 4 40.00 3.08 0.15 3.71 1984.73 15.34 22.12*
Nangka beurik Artocarpus chempeden 6 60.00 4.62 0.31 7.41 1232.00 9.52 21.55*
Rambutan Nephelium lanacum 9 90.00 6.92 0.31 7.41 395.55 3.06 17.39*
Mangga Mangifera sp. 6 60.00 4.62 0.15 3.71 855.71 6.61 14.94*
Palem Parajubae sunkha 1 10.00 0.77 0.08 1.85 1429.62 11.05 13.67* L, U
Bambu Bambusa multiplex 8 80.00 6.15 0.15 3.71 331.49 2.56 12.42*
Kareumbi Homalanthus populneus 5 50.00 3.85 0.15 3.71 611.59 4.73 12.28*
Drewak Microcos paniculata 3 30.00 2.31 0.15 3.71 591.53 4.57 10.59*
Jambu kopo Syzygium cymosum 3 30.00 2.31 0.23 5.56 195.43 1.51 9.38
Waru Hibiscus tiliaceus 2 20.00 1.54 0.15 3.71 266.60 2.06 7.31
Alpukat mentega Persea americana 1 10.00 0.77 0.08 1.85 561.78 4.34 6.96 L, U
Jengkol, Gempol Pithecelobium jiringa 2 20.00 1.54 0.08 1.85 226.51 1.75 5.14 U
Angsana Pterocarpus indicus 1 10.00 0.77 0.08 1.85 109.00 0.84 3.47 L, U
Kaliandra Calliandra haematocephala 1 10.00 0.77 0.08 1.85 97.53 0.75 3.38 L, U
Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; D : Dominansi; DR : Dominansi Relatif; INP : Indeks Nilai Penting
H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik
Page 3-34
Tabel 3.19. Analisis Data Pohon di Sekitar (Luar) Hutan Kota Ranggawulung
Nama Lokal Nama Latin Σ Individu Kerapatan
(ind/m2)
KR
(%) F
FR
(%) D DR (%) INP (%) H’ Ket
Pinus Pinus merkusii 47 1175.00 20.17 0.40 13.79 1280.79 8.99 42.96* 2.44
Diversitas
Sedang
Jati Tectona grandis 30 750.00 12.88 0.53 18.39 1100.47 7.73 38.99*
Jingjing Paraserianthes falcataria 50 1250.00 21.46 0.27 9.20 274.55 1.93 32.58*
Mahoni Swietenia macrophylla 24 600.00 10.30 0.27 9.20 279.81 1.96 21.46*
Angsana Pterocarpus indicus 1 25.00 0.43 0.03 1.15 2724.92 19.13 20.71* L, U
Kayu putih Melaleuca cajupati 4 100.00 1.72 0.07 2.30 1313.99 9.22 13.24*
Waru Hibiscus tiliaceus 14 350.00 6.01 0.17 5.75 145.37 1.02 12.78*
Petai Parkia speciosa 10 250.00 4.29 0.10 3.45 444.86 3.12 10.86*
Bungur Lagerstroemia speciosa 12 300.00 5.15 0.10 3.45 265.16 1.86 10.46*
Jengkol Pithecelobium jiringa 6 150.00 2.58 0.10 3.45 603.99 4.24 10.26*
Nangka Artocarpus integra Merr. 7 175.00 3.00 0.17 5.75 206.23 1.45 10.20*
Jalutung Dyera sp. 1 25.00 0.43 0.03 1.15 911.55 6.40 7.98 L, U
Akasia Acacia auriculiformis 1 25.00 0.43 0.03 1.15 894.59 6.28 7.86 L, U
Karet hias Hevea brasiliensis 1 25.00 0.43 0.03 1.15 861.15 6.05 7.62 L, U
Pringgendani Bambusa multiplex 5 125.00 2.15 0.13 4.60 116.74 0.82 7.56
Jambu mede Anacardium occidentale L. 3 75.00 1.29 0.07 2.30 475.53 3.34 6.92
Rambutan Nephelium lanacum 4 100.00 1.72 0.07 2.30 358.88 2.52 6.53
Page 3-35
Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; D : Dominansi; DR : Dominansi Relatif;
INP : Indeks Nilai Penting; H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik
Lanjutan.…
Nama Lokal Nama Latin Σ Individu Kerapatan
(ind/m2)
KR
(%) F
FR
(%) D DR (%) INP (%) H’ Ket
Kelapa Cocos nucifera 1 25.00 0.43 0.03 1.15 688.62 4.83 6.41 L, U
Pulai Alstonia scholaris 2 50.00 0.86 0.07 2.30 347.85 2.44 5.60
Flamboyan Delonix regia 1 25.00 0.43 0.03 1.15 535.35 3.76 5.34 L, U
Jambu kopo Syzygium cymosum 5 125.00 2.15 0.07 2.30 103.15 0.72 5.17
Nangga berit Artocarpus chempeden 2 50.00 0.86 0.07 2.30 118.87 0.83 3.99
Lamtoro Leucaena sp. 1 25.00 0.43 0.03 1.15 121.1 0.85 2.43 L, U
Jambu klutuk Psidium guajava L. 1 25.00 0.43 0.03 1.15 71.66 0.50 2.08 L, U
Page 3-36
Jenis-jenis yang mendominasi atau yang berperan dalam
komunitas di Hutan Kota Ranggawulung dan sekitarnya (nilai INP≥10%)
yaitu: Walet Inchi (Collocalia linchi), Bondol Jawa (Lonchura
leucogastroides), Burung Madu Sriganti (Nectarinia jugularis), Cinenen
Pisang (Orthotomus sutorius), Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster),
dan Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis). Kondisi dominansi jenis yang
cukup banyak di Hutan Kota Ranggawulung, menyebabkan tingkat
keanekaragaman tumbuhan menurun. Keanekaragaman jenis pohon di
Hutan Kota Ranggawulung termasuk kategori diversitas tingkat sedang,
yaitu H’ = 2.69. Untuk itu perlu ditingkatkan pengamanan terhadap
keberadaan jenis-jenis burung tersebut, karena berpotensi ditangkap dan
diperdagangkan secara illegal.
Page 3-37
Tabel 3.20. Analisis Data Hewan di Hutan Kota Ranggawulung dan Sekitarnya
Nama Lokal Nama Latin Sum of
Individu
Count of
Individu F FR K KR D INP H' Ket
Wiwik kelabu Cacomantis merulinus 1 1 0.33 0.83 0.005 0.465 0.1667 1.292 2.69
Diversitas
Sedang
L, U
Bubut Alang-alang Centropus bengalensis 3 2 0.67 1.65 0.014 1.395 0.6078 3.048 U
Walet linchi Collocalia linchi 40 19 6.33 15.70 0.186 18.605 4.0392 34.307*
Cabai polos Dicaeum concolor 2 2 0.67 1.65 0.009 0.930 0.3333 2.583
U
Cabai jawa Dicaeum trochileum 4 4 1.33 3.31 0.019 1.860 0.6275 5.166
Pergam hijau Ducula aenea 6 4 1.33 3.31 0.028 2.791 0.6275 6.097
Cekakak jawa Halcyon cyanoventris 3 3 1.00 2.48 0.014 1.395 0.3137 3.875
Bondol jawa Lonchura leucogastroides 34 10 3.33 8.26 0.158 15.814 3.7549 24.078*
Bondol peking Lonchura punctulata 11 1 0.33 0.83 0.051 5.116 0.1471 5.943
U
Burung Madu Sriganti Nectarinia jugularis 14 10 3.33 8.26 0.065 6.512 1.7843 14.776*
Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps 5 5 1.67 4.13 0.023 2.326 0.7941 6.458
Cinenen pisang Orthotomus sutorius 20 11 3.67 9.09 0.093 9.302 3.2059 18.393*
Burung gereja erasia Passer montanus 4 3 1.00 2.48 0.019 1.860 0.5882 4.340
Pelanduk Pellorneum sp. 1 1 0.33 0.83 0.005 0.465 0.1667 1.292
L, U
Prenjak jawa Prinia familiaris 1 1 0.33 0.83 0.005 0.465 0.1667 1.292
L, U
Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster 22 13 4.33 10.74 0.102 10.233 2.5392 20.976*
Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier 3 3 1.00 2.48 0.014 1.395 0.4608 3.875
Page 3-38
Lanjutan…
Nama Lokal Nama Latin Sum of
Individu
Count of
Individu F FR K KR D INP H' Ket
Merbah belukar Pycnonotus plumosus 8 5 1.67 4.13 0.037 3.721 0.9216 7.853
Tekukur biasa Streptopelia chinensis 13 10 3.33 8.26 0.060 6.047 1.8039 14.311*
Cekakak Sungai Todirhampus chloris 5 3 1.00 2.48 0.023 2.326 0.7745 4.805
Cekakak Suci Todirhampus sanctus 3 2 0.67 1.65 0.014 1.395 0.4412 3.048
U
Gemak loreng Turnix susciator 6 4 1.33 3.31 0.028 2.791 0.9216 6.097
Kacamata biasa Zosterops palpebrosus 6 4 1.33 3.31 0.028 2.791 0.6471 6.097
Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; D : Dominansi
INP : Indeks Nilai Penting; H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik
Page 3-39
Selanjutnya, keanekaragaman spesies dan genetic dibedakan atas
jenis liar yang belum bernilai ekonomi atau belum diperdagangkan secara
eknomi pasar dan jenis liar yang sudah diketahui nilai ekonominya atau
sudah diperdagangkan secara ekonomi pasar.
a. Jenis liar yang belum bernilai ekonomi (belum diperdagangkan secara
ekonomi pasar).
Informasi jenis liar yang belum bernilai ekonomi yang ada di
Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang meliputi jenis di daratan dan
perairan, baik untuk tumbuhan maupun satwa/hewan. Informasi yang
diberikan berupa nama ilmiah, persebaran geografis, status, status
perlindungan dan habitat.
1). Daratan
a). Tumbuhan
Informasi jenis tumbuhan liar yang belum bernilai ekonomi yang
ada di daratan wilayah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang
ditampilkan pada Tabel 3.21 dan Tabel 3.22 berikut ini:
Page 3-40
Tabel 3.21. Jenis Tumbuhan Daratan (Tumbuhan Bawah) yang Belum Bernilai Ekonomi
No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran
Geografis Status
Status
Perlindungan Habitat Keterangan
1 Anggrung Trema
orientalis
Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku,
Papua Barat
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan
sampai ketinggian
2000 mdpl
pewarna alami
2 Bayam liar Amaranthus
sp.
Amerika Selatan,
Sumatera, Jawa,
Papua, Asia
Tenggara
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis makanan, obat
3 Bunga pukul 8 Turnera
ulmifolia
Hindia barat Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan
ketinggian 10-250
mdpl
obat reumatik,
pembengkakan
prostat, gangguan
disfungsi ereksi
4 Bungur Lagerstroemia
speciosa
Puerto rico, Jawa,
Sumatera
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis Pemanfaatan kayu
5 Gelapangan Eupatorium
doratum
Amerika serikat,
puerto rico,
florida,argentina,
jawa
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis obat luka
Page 3-41
Lanjutan…
No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran
Geografis Status
Status
Perlindungan Habitat Keterangan
6 Glodogan Polyalthia
longifolia
Amerika, jawa,
sumatera
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis Kayu untuk bahan
bangunan
7 Harendong bulu Clidemia hirta Amerika utara,
Amerika selatan,
Jawa
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan
pada ketinggian 5-
1350 mdpl
obat diare
8 Irengan Eupatorium sp. Amerika selatan,
Sumatera, Jawa, Sri
lanka, Thailand
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan,
rawa, lahan basah,
padang rumput
mencegah erosi
lahan, peluruh air
seni
9 Jahean Zingiber sp. Indonesia, Asia
tenggara, India,
Malaya, Cina
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan
sampai ketinggian
900 mdpl
oba sakit kepala,
masuk angin, batuk,
rematik, kolera,
keseleo, memar
10 Jambret Paederia
scandens
China, Jepang,
Korea, Indonesia
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan
sampai ketinggian
1500 mdpl
obat sakit lambung,
sakit usus, rematik,
sakit telinga, kurap
11 Jambu Klutuk Psidium
guajava
Ameika, Asia
tenggara, indonesia
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan hujan tropis
sampai ketinggian
1500 mdpl
obat diare, demam
berdarah
Page 3-42
Lanjutan....
No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran
Geografis Status
Status
Perlindungan Habitat Keterangan
12 Jambu kopo Syzygium
littorale
Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku,
Papua Barat
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan hujan tropis Kayu untuk bahan
bangunan
13 Kacangan Mucuna
bracteata
Indonesia, Asia
Tenggara
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataaran
rendah sampai
ketinggian 300 mdpl
pupuk hijau
14 Katuk Sauropus
androgynus
Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi Hutan sampai
ketinggian 5-1300
mdpl
Zat pewarna
makanan
15 Keladi Caladium sp. Asia, Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi hutan dataran rendah Tanaman hias
16 Ketepeng Cassia alata Indonesia, Australia,
Afrika
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah obat panu, kurap,
sembelit, cacingan
17 Lamtoro Leucaena
leucocephala
Guatemala, Salvador,
Hondura, Asia
tenggara, Indonesia
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah
sampai ketinggian
1000 mdpl
kayu bakar, pakan
ternak, sayuran
18 Mahoni Swietenia
macrophylla
Amerika selatan,
India, Indonesia,
Filipina, Sri Lanka
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan hujan
mencapai ketinggian
1500 mdpl
kayu sebagai bahan
bangunan
Page 3-43
Lanjutan…
No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran
Geografis Status
Status
Perlindungan Habitat Keterangan
19 Melastoma Melastoma
affine
Asia Tenggara, Jawa,
Sumatera dan
Lombok
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Pegunungan
pada ketinggian
1000-2500 mdpl
Tanaman hias,obat
20 Paku beunyer Athyrium
dilatatum
Asia, Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan makanan
21 Paku cakar ayam Selaginella sp. Sumatera, Jawa Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan
mencapai ketinggian
1500 mdpl
obat eksim, obat
demam
22 Paku pedang Pteris sp. Sumatera, Jawa Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan tanaman hias
23 Paku sayur Athyrium
macrocarpum
Sumatera, Jawa Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan makanan
24 Pecut kuda Stachytarpheta
jamaicensis
Amerika, Asia
Selatan, Indonesia
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan
pada ketinggian 1-
1500 mdpl
obat rematik, radang
hepatitis, radang,
batuk
25 Pulutan Urena lobata Sumatera, Jawa,
Nusa Tenggara,
Maluku
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan
mencapai ketinggian
1600 mdpl
obat demam, luka,
sakit gigi, ramatik,
radang usus
Page 3-44
Lanjutan...
No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran
Geografis Status
Status
Perlindungan Habitat Keterangan
26 Putri malu Mimosa pudica Asia Tenggara, India,
Afrika, Indonesia
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah
pada ketinggian 1-
1200 mdpl
obat penenang,
peluruh dahag,
peluruh kencing, obat
batuk, anti radang
27 Rembet 2 Mikania
micrantha
Asia, Australia,
Amerika, Sumatera,
Jawa
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah pakan ternak
28 Kentangan Borreria alata Asia, Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi
Hutan Dataran
rendah
pakan ternak
29 Rumput Gajah Pennisetum
purpureum
Afrika, Asia,
Indonesia
Introduksi Tidak Dilindungi lahan pertanian,
hutan pegunungan
mencapai ketinggian
900 mdpl
pakan ternak
Page 3-45
Lanjutan...
No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran
Geografis Status
Status
Perlindungan Habitat Keterangan
30 Rumput luwakan Brachiaria
reptans
Afrika, Australia,
Indonesia
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan
mencapai ketinggian
1200 mdpl
pakan ternak
31 Sansivera sp Sansivera sp. Amerika, Eropa Introduksi Tidak Dilindungi Hutan, dataran
rendah
Tanaman hias
32 Serehan Piper aduncum Amerika utara,
Amerika selatan,
Jawa
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis
pada ketinggian 0-
1200 mdpl
obat bisul dan obat
luka
33 Sidagori Sida rhombifoli Sumatera, Jawa,
Nusa Tenggara,
Maluku
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah
ketinggian mencapai
1450 mdpl
obat asam urat
34 Bendotan Ageratum
conyzoides
Afrika, Asia tenggara,
Australia, Amerika
serikat
Introduksi Tidak Dilindungi di sawah yang
mengering, ladang,
pekarangan, tepi
jalan, tanggul, tepi air,
dan semak belukar
pereda demam,
antitoksik, herbisida
alami,
Page 3-46
Lanjutan...
No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran
Geografis Status
Status
Perlindungan Habitat Keterangan
35 Talas Colocasia sp. Asia tenggara, asia
tengah bagian
selatan, India Barat,
Afrika Barat dan
Utara
Introduksi Tidak Dilindungi Tanah basah, tanah
beririgasi, dapat
tumbuh dari pantai
sampai ketinggian
1800 m dpl. D
Tanaman pangan
36 Tapak liman Elephantopus
scaber
Asia, Indonesia
(Sumatera, Jawa,
Madura)
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah
sampi ketinggian
1200 mdpl
antibiotik, anti
radang, peluruh
dahak, penawar
racun
37 Teh-tehan Acalypha
siamensis
Australia, Tiongkok,
Afrika Selatan, dan
beberapa Oceania
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan cemara kering,
tumbuh di batu kapur
400 dpl.
pagar hidup,
Mengobati demam
dan penyakit renosis,
penyembuh luka.
38 Teki Cyperus
flavidus
Asia, Indonesia
(Sumatera, Jawa)
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataaran
rendah sampai
ketinggian 2100 mdpl
pakan ternak
Page 3-47
Lanjutan…
39 Temu kunci Zingiber sp. Yunnan, Indonesia,
India, Srilanka
introduksi Tidak Dilindungi di Hutan dengan
ketinggian 1000m
Obat sariawan dan
sukar kencing atau
perut kembung pada
anak
40 Timunan Cucurbita sp. Asia Selatan, Asia
Tenggara, Indonesia
Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah pakan ternak
41 Tutup merah Macaranga
tanarius
Australia, Brunei,
China, Indonesia,
Japan, Laos,
Malaysia, Myanmar,
Pilipina, Taiwan.
Introduksi Tidak Dilindungi di lembah terganggu
0-220m, didekat
permukaan laut >
4.400
bahan obat
42 Tutup putih Malothus
molccanus
Asia,Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi hutan dataran rendah pakan ternak
43 Laban Vitex
pubescens
Bangladesh,
Cambodia, India,
Indonesia, Laos,
Malaysia, Myanmar,
Philippines, Sri
Lanka, Thailand,
Vietnam, Guatemala.
Introduksi tidak dilindungi Hutan dataran rendah
terutama di habitat
terbuka, hutan
sekunder dan tepi
sungai.
tanaman industri
Page 3-48
Tabel 3.22. Jenis Tumbuhan Daratan (Pohon) yang Belum Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
1 Akasia Acacia
auriculiformis
Kepulauan Kei, Papua
Nugini dan Australia
Utara
Introduksi Dilindungi Dapat tumbuh di tempat-
tempat dengan ketinggian
600 mdpl
Digunakan sebagai
tanaman penghijauan di
Indonesia, sebagai kayu
bakar
2 Angsana Pterocarpus
indicus
Sumatera, Jawa, Maluku,
Ternate, Filipina,
Thailand, Laos, Burma
Terancam Dilindungi Tumbuh dan tersebar di
hutan-hutan hingga
ketinggian 500 mdpl, di rawa
pantai, di sepanjang aliran
sungai pasang surut
Digunakan sebagai obat
sakit gigi (getahnya),
daun untuk obat sakit
panas
3 Jalutung Dyera sp. Indomalaya, Afrika
Selatan, Madagaskar,
Australia Utara, Amerika
Intoduksi - Di kawasan tropis, hutan
hujan tropis,
Getah untuk bahan baku
permen karet
4 Bungur Lagerstroemia
speciosa
India, Burma, Sri Langka,
malaya, Cina Selatan
dan Australia bagian
utara
Introduksi Dilindungi Pada ketinggian 800 mdpl,
di hutan campuran, hutan
sekunder, dan sepanjang
tepi sungai
Digunakan sebagai
tanaman hias jalanan,
bahan pembuat perahu,
kulit kayu digunakan
sebagai obat
Page 3-49
Lanjutan….
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
5 Drewak Microcos
paniculata
Cina, Asia Timur, Asia
Selatan
Berlimpah - Tropis Kayu untuk bahan
bangunan, daunnya
untuk herbal
6 Flamboyan Delonix regia India, Vietnam,
Guatemala, Amerika
Serikat, Australia
Terancam Dilindungi Sebagian besar tersebar di
wilayah tropis dan subtropis
Kayu digunakan sebagai
bahan bakar, bunga
untuk produksi pakan
lebah
7 Gempol,
Jengkol
Pithecellobium
jiringa
Sumatera, Jawa,
Sulawesi, Maluku, Nusa
Tenggara sampai Irian
jaya
Introduksi Tidak
dilindungi
Dapat tumbuh di hutan
primer, di belukar, dan di
perkebunan gula
Digunakan untuk
konstruksi ringan, bahan
bangunan, bahan
pembuat perahu, pulp
dan kertas
8 Jambu kopo Syzygium
cymosum
Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku,
Papua Barat
Asli Tidak
dilindungi
Tumbuh di hutan hujan
tropis
Daun muda untuk
lalapan, buahnya bisa
dimakan
9 Kaliandra Calliandra
haematocephala
Negara asal tidak
diketahui
Introduksi Tidak
dilindungi
Di jawa dapat dijumpai
tumbuh pada ketinggian
antara 5-1200 m, tahan
terhadap sinar matahari
Digunakan sebagai
tanaman hias,
penghijauan, pagar hidup
Page 3-50
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
10 Kareumbi Homalanthus
populneus
Muangthai, Filipina,
Malaysia, Indonesia
(kecuali Irian dan Papua
Nugini), sampai
Kepulauan Bismark
Introduksi Tidak
dilindungi
Dapat tumbuh di hutan
tebangan, hutan sekunder
dan hutan pinggir sungai, di
dataran rendah sampai ±
2000 mdpl
Digunakan sebagai kayu
bakar, pepagan (kulit
kayu) nya digunakan
sebagai zat pewarna
hitam, daun sebagai obat
demam
11 Kayuputih Melaleuca
cajupati
Australia Utara
(Queensland, Northern
Territory), Australia
Barat, Asia, Indonesia,
Malaysia, Thailand dan
Vietnam
Introduksi Dilindungi Ditemukan di daerah pesisir
tropis lembab panas,
dataran rendah pesisir rawa
Digunakan sebagai
bahan dasar minyak kayu
putih
12 Lamtoro Leucaena sp. Guatemala, Salvador,
Hondura, Asia Tenggara,
Indonesia
Introduksi Tidak
dilindungi
Tumbuh baik di daerah
dengan ketinggian 800 mdpl,
di hutan campuran, hutan
sekunder, hutan jati dan
sepanjang tepi sungai
Biji untuk sayuran, daun
untuk pakan ternak
Page 3-51
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
13 Mahoni Swietenia
macrophylla
Bolivia, Brazil, Colombia,
Costa Rica, El Salvador,
Guatemala, Mexico,
Panama, Peru, Saint
Lucia, Saint Vincent dan
Venezuela.
Introduksi Dilindungi Tumbuh pada zona yang
lembab dan menyebar luas
secara alami
Obat diabetes (kulit
batang dan buahnya),
kayu sebagai bahan
mebel
14 Nangka
beurit
Artocarpus
chempeden
Birma, Siam, Malaya
sampai Palawan
(Filipina)
Asli Tidak
dilindungi
Umumnya tumbuh liar di
hutan tanah rendah sampai
ketinggian 1500 mdpl
Digunakan sebagai
bahan untuk pembuatan
tiang rumah dan perahu,
kayu lapis, papan dinding
15 Palem Parajubae
sunkha
Di daerah tropika Introduksi Dilindungi Di daerah pantai
16 Pinus Pinus merkusii Birma, Muangthai,
Kamboja, Laos, Vietnam
sampai Sumatera (Aceh,
Jambi)
Introduksi Dilindungi Dapat tumbuh di hutan
primer, lahan terbuka,
seperti tanah longsor dan
kebakaran, pada ketinggian
500-2000 mdpl
Digunakan untuk bahan
bangunan perkakas,
tripleks, papan dan korek
api, serat kayu untuk
kertas, bubur kayu
Page 3-52
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
17 Pringgendani Bambusa
multiplex
Cina dan Jepang Asli Tidak
dilindungi
Dapat tumbuh di dataran
rendah maupun di daerah
pegunungan dengan
ketinggian 2000 mdpl
Sebagai pagar hidup,
batang untuk tangkai kail,
kerajinan payung,
sayuran
18 Pule Alstonia
scholaris
India, Sri Langka,
Malaysia, Indonesia
sampai Australia
Introduksi Dilindungi Hidup berkelompok di hutan
campuran atau hutan jati,
terutama di tempat lembab,
dan jarang ditemukan di
tempat kering
Digunakan sebagai
tanaman hias, kayu
diunakan sebagai
keperluan alat-alat
sekolah, kayu lapis, peti,
ukiran, korek api, alat
gambar, papan
19 Waru Hibiscus
tiliaceus
Indonesia, Oseania,
Australia
Introduksi Tidak
dilindungi
Asli tanaman tropika Digunakan sebagai kayu
bahan bangunan, kayu
bakar, dan daunnya
untuk pakan ternak
Page 3-53
b). Satwa
Informasi jenis satwa liar yang belum bernilai ekonomi yang ada di
daratan wilayah Keluraha/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan
pada Tabel 3.23 -Tabel 3.25 berikut ini:
Page 3-54
Tabel 3.23. Jenis Satwa Daratan (Burung) yang Belum Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Persebaran Geografi Status Habitat Status
Perlindungan
1 Burung gereja
erasia
Passer
montanus
Ploceidae Erasia, India, Cina,
Asia Tenggara,
Semenanjung
Malaysia, Sumatera,
Jawa, Bali
Berlimpah Lahan
pertanian,
pekarangan,
kota, desa
Tidak
dilindungi
Page 3-55
Tabel 3.24. Jenis Satwa Daratan (Herpetofauna) yang Belum Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status
Perlindungan
1 Bunglon Bronchocela cristatella India, Asia Tenggara, Filipina,
Indonesia, P. Irian
Berlimpah Kebun, pekarangan,
hutan terbuka
Tidak
dilindungi
2 Kodok puru hutan Bufo bipocartus Jawa, Bali, Lombok, Sumatera,
Sulawesi
Berlimpah Hutan primer, hutan
sekunder
Tidak
dilindungi
3 Kodok puru kerdil Bufo parvus Jawa, Sumatera, Semenanjung
Malaysia
Berlimpah Tepi hutan, taman Tidak
dilindungi
4 Kadal kebun Mabuya multifasciata India, Asia Tenggara, Cina
Selatan, Semenanjung
Malaysia, Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Bali, Filipina,
P. Irian
Berlimpah Semak dan padang
rumput terbuka, kebun,
pekarangan, sawah
Tidak
dilindungi
5 Percil jawa Microhyla achatina Jawa Endemik di
Jawa
Hutan primer, hutan
sekunder
Tidak
dilindungi
6 Katak pohon
bergaris
Polypedates leucomystax India, Cina Selatan, Indo-Cina,
Filipina, Jawa, Bali, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Irian Jaya
Berlimpah Rawa, hutan sekunder Tidak
dilindungi
Page 3-56
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status
Perlindungan
7 Kongkang kolam Rana chalconota Lampung, Sumatera Selatan,
Jawa, Bali
Berlimpah Habitat manusia di dekat
air, genangan air, kolam
Tidak
dilindungi
8 Kodok buduk,
Kodok puru
Bufo melanostictus tersebar luas di kota besar di
Jawa dan Bali
Berlimpah selalu berada di dekat
hunian manusia
Tidak
dilindungi
9 Katak tegalan Vejervarya limnocharis Jawa Berlimpah menghuni sawah dan
padang rumput dataran
rendah
Tidak
dilindungi
10 Katak Sawah,
Katak Hijau
Vejervarya cancrivora Jawa Berlimpah Hidup di sawah dan rawa Tidak
dilindungi
11 Cicak Pohon Hemidactilus frenatus Sumatera, Jawa, Bali,
Kalimantan, Sulawesi hingga
Papua
Berlimpah batang pohon, dan
pemukiman
Tidak
dilindungi
12 Hap-hap, Kadal
terbang
Draco sp Tersebar di seluruh pulau jawa Berlimpah Batang pohon di semak
dan hutan dan dinding
rumah
Tidak
dilindungi
Page 3-57
Tabel 3.25. Jenis Satwa Daratan (Mamalia) yang Belum Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status
Perlindungan
1 Tupai kekes Tupaia javanica Jawa, Bali, Sumatera Berlimpah Hutan terbuka, perkebunan Tidak dilindungi
Page 3-58
2). Perairan
a). Tumbuhan
Informasi jenis tumbuhan liar yang belum bernilai ekonomi yang
ada di perairan wilayah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang
ditampilkan pada Tabel 3.26.
b). Satwa
Informasi jenis satwa liar yang belum bernilai ekonomi yang ada di
perairan wilayah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang tidak ada
dan tidak ditemukan saat observasi.
b. Jenis liar yang sudah diketahui nilai ekonominya (sudah diperdagang-
kan secara ekonomi pasar)
Informasi jenis liar yang sudah diketahui nilai ekonominya yang ada
di Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang meliputi jenis di daratan
dan perairan, baik untuk tumbuhan maupun satwa/hewan.
Page 3-59
1). Daratan
a). Tumbuhan
Informasi jenis tumbuhan liar yang sudah diketahui nilai
ekonominya yang ada di daratan wilayah Kelurahan/Desa Parung
Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.27 dan Tabel 3.28 berikut:
Page 3-60
Tabel 3.26. Jenis Tumbuhan Perairan yang Belum Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status
Perlindungan Keterangan
1 Teratai Nymphaea alba Daerah tropis sampai
sub tropis
- Perairan dangkal
dan tenang
Tidak dilindungi -
Tabel 3.27. Jenis Tumbuhan Daratan (Tumbuhan Bawah) yang Sudah Bernilai Ekonomi
No Nama
Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografis Status
Status
Perlindungan Habitat Keterangan
1 Nanas Anannas sp. Amerika selatan, Filipina,
Malaysia, Indonesia
Introduksi Tidak
Dilindungi
Hutan dataran rendah Makanan, bahan
pakaian, pewarna alami
2 Pisang Musa sp. Indonesia Introduksi Tidak
Dilindungi
Hutan dataran rendah
sampai ketinggian
2200 mdpl
makanan, pewarna
alami
3 Sereh Andropogon nardus Asia, Jawa, Sumatera Introduksi Tidak
Dilindungi
Hutan pegunungan
pada ketinggian 200-
1000 mdpl
mencegah erosi tanah,
rehabilitasi lahan kritis,
obat nyamuk
4 Singkong Manihot utilissima Afrika, Madagaskar, India
dan Tiongkok.
Introduksi Tidak
Dilindungi
Tanaman pangan
Page 3-61
Tabel 3.28. Jenis Tumbuhan Daratan (Pohon) yang Sudah Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
1 Alpukat mentega Persea americana Berasal dari Meksiko,
Amerika Tengah dan
Selatan, menyebar ke
Indonesia, Brazil, Afrika
Selatan dan Australia
Introduksi Tumbuh pada iklim
subtropis
Buah dapat dimakan
2 Jambu biji Psidium guajavaL. Berasal dari Amerika
tropik, Sumatera, Jawa,
Nusa Tenggara,
Sulawesi, Maluku
Asli Tidak
dilindungi
Dapat tumbuh pada
tanah yang gembur
maupun liat, tempat
terbuka dan
mengandung air, pada
ketinggian 1-1200
mdpl
Buah dapat dimakan,
daun untuk
pengobatan
3 Jambu mede Anacardium
occidentale L.
Jawa, Sumatera, Nusa
Tenggara, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku,
Introduksi Tidak
dilindungi
Tumbuh di daerah
tropik dan ditemukan
pada ketinggian
antara 1-1200 mdpl
Digunakan untuk
bahan bangunan,
peralatan rumah
tangga, daun untuk
lalap, buah dapat
dimakan
Page 3-62
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
4 Jati Tectona grandis India, Myanmar, Laos,
Kamboja, Thailand,
Indochina sampai ke
Jawa
Introduksi Dilindungi Tumbuh di hutan-
hutan gugur
Untuk membuat
furniture dan ukir-
ukiran, mebel taman,
mebel interior,
kerajinan, panel dan
anak tangga berkelas
5 Jeungjing/Sengon Paraserianthes
falcataria
Sumatera, Sunda, Jawa,
Maluku, Malaysia Barat,
Inggris, Amerika Serikat,
Perancis, Spanyol, Italia,
Srilangka, India
Introduksi
ternaturalisasi
- Dapat tumbuh di dekat
perkampungan, tepi
jalan, tepi sungai,
ladang, perkebunan,
maupun di tegalan
Untuk bahan
bangunan ringan,
papan, pagar, ting
bangunan, peti
sabun, perabotan
rumah tangga, pulp,
kertas
6 Karet Hevea brasiliensis Bolivia, Brazil, Colombia,
Peru
Venezuela,Indonesia
Introduksi - Tumbuh di hutan
hujan tropis cemara
Amazon, di daerah
berkala banjir, berada
di lantai tengah hutan
tropis yang lembab
Kayu digunakan
untuk bahan bakar,
produksi arang
Page 3-63
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
7 Kelapa Cocos nucifera Brunei, Kamboja,
Indonesia, Laos,
Myanmar, Malaysia,
Filipina, Singapura,
Thailand, Vietnam
Introduksi - Dapat tumbuh di
daerah pesisir daerah
tropis, dan subtropis
Buah dapat dimakan,
kayunya dapat
dijadikan senagai
bahan bangunan
8 Mangga Limus Mangifera sp. Semenanjung Malaya,
Sumatera, Borneo,
Indocina
Introduksi Terancam Hutan dan kebun Buah dapat dimakan
9 Nangka Artocarpus integra
Merr
India, dan tersebar
diseluruh daerah tropika
Introduksi - Tumbuh pada dataran
rendah sampai
pegunungan dengan
ketinggian 1000 mdpl,
daerah lembab
maupun kering
Sayuran, buah-
buahan
10 Petai Parkia speciosa Malesia Barat
(Semenanjung Malaysia,
Sumatera, Kalimantan
dan Jawa)
Introduksi - Tumbuh baik di
dataran rendah hingga
ketinggian 1000 mdpl
Untuk papan rumah
dan kayu bakar, daun
digunakan sebagai
lalab dan sayur
Page 3-64
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
11 Rambutan Nephelium
lanacum
Berasal dari daerah
kepulauan di asia
Tenggara, Afrika,
Kamboja, Amerika
Tengah, India,
Indonesia, Malaysia, Sri
Langka
Introduksi
ternaturalisasi
- Tumbuh pada suhu
tropika hangat (suhu
rata-rata 25 derajat
Celcius)
Buah dapat dimakan
Page 3-65
b). Satwa
Jenis satwa liar yang ada di daratan wilayah Keluraha/Desa Parung
Kabupaten Subang dan sudah diketahui nilai ekonominya ditampilkan
pada Tabel 3.29 dan Tabel 3.30.
2). Perairan
a). Tumbuhan
Informasi jenis tumbuhan liar yang sudah bernilai ekonomi yang
ada di perairan wilayah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang
ditampilkan pada Tabel 3.31.
b). Satwa
Informasi jenis satwa liar yang sudah bernilai ekonomi yang ada di
perairan wilayah Keluraha/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan
pada Tabel 3.32.
Page 3-66
Tabel 3.29. Jenis Satwa Daratan (Burung) yang Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
1 Wiwik kelabu Cacomantis
merulinus
India Timur, Cina
Selatan, Kalimantan,
Sumatera, Jawa, Bali,
Sulawesi, Filipina
Berlimpah Tidak dilindungi Hutan terbuka, hutan
sekunder, lahan garapan,
kota, desa
Hewan
peliharaan
2 Bubut alang-alang Centropus
bengalensis
India, Cina, Asia
Tenggara, Filipina,
Kalimantan, Sumatera,
Jawa, Bali, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara
Berlimpah Tidak dilindungi Belukar, payau, daerah
berumput terbuka, padang
alang-alang
Hewan
peliharaan
3 Walet linchi Collocalia linchi Semenanjung Malaysia,
Sunda Besar, Lombok
Berlimpah Tidak dilindungi Hutan terbuka,
perkebunan, lahan
garapan, desa, kota
Hewan
peliharaan
4 Cabai polos Dicaeum
concolor
India, Cina Selatan, Asia
Tenggara, Semenanjung
Malaysia, Sunda Besar
Berlimpah Tidak dilindungi Hutan perbukitan,
tumbuhan sekunder, lahan
pertanian
Hewan
peliharaan
5 Cabai jawa Dicaeum
trochileum
Sumatera, Kalimantan,
Jawa, Bali, Lombok
Berlimpah Tidak dilindungi Pekarangan, daerah
terbuka, kota, daerah
pantai, hutan mangrove
Hewan
peliharaan
Page 3-67
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
6 Pergam hijau Ducula aenea India, Cina Selatan, Asia
Tenggara, Filipina,
Sunda Besar, Nusa
Tenggara, Sulawesi
Terancam Tidak dilindungi Hutan dataran rendah,
hutan mangrove
Hewan
peliharaan
7 Cekakak jawa Halcyon
cyanoventris
Jawa, Bali Endemik di
Jawa dan Bali
Tidak dilindungi Lahan terbuka di dekat air
bersih
Hewan
peliharaan
8 Elang hitam Ictinaetus
malayensis
India, Cina Tenggara,
Asia Tenggara, Sulawesi,
Maluku dan Sunda Besar
Berlimpah Dilindungi dataran rendah dan hutan
perbukitan (ketinggian
1.400 m- 3.000 m)
Hewan
peliharaan
9 Bentet kelabu Lanius schach Iran samapi Cina, India,
Asia Tenggara,
Semenanjung Malaysia,
Filipina, Sunda Besar
dan Nusa Tenggara
sampai Irian
Berlimpah Tidak dilindungi Daerah terbuka,
perkebunan teh, dan
perkebunan cengkeh,
(menetap sampai
ketinggian 1.600 m)
Hewan
peliharaan
10 Bondol jawa Lonchura
leucogastroides
Sumatera, Jawa, Bali,
Lombok
Berlimpah Tidak dilindungi Lahan pertanian, lahan
berumput alami
Hewan
peliharaan
Page 3-68
Lanjutan...
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
11 Bondol peking Lonchura
punctulata
India, Cina, Filipina, Asia
Tenggara, Semenanjung
Malaysia, Sunda Besar,
Nusa Tenggara,
Sulawesi
Berlimpah Tidak dilindungi Padang rumput terbuka di
lahan pertanian, sawah,
kebun, semak sekunder
Hewan
peliharaan
12 Burung Madu
Sriganti
Nectarinia
jugularis
Cina, Asia Tenggara,
Filipina, Semenanjung
Malaysia, Indonesia, P.
Irian, Australia
Berlimpah Tidak dilindungi Pekarangan, semak pantai,
hutan mangrove
Hewan
peliharaan
13 Cinenen kelabu Orthotomus
ruficeps
Palawan, Semenanjung
Malaysia, Sunda Besar
Berlimpah Tidak dilindungi Hutan terbuka, pinggir
hutan, hutan mangrove,
semak-semak tepi pantai,
kebun, tumbuhan
sekunder, rumpun bambu
Hewan
peliharaan
14 Cinenen pisang Orthotomus
sutorius
India, Cina, Asia
Tenggara, Semenanjung
Malaysia, Jawa
Berlimpah Tidak dilindungi Hutan terbuka, hutan
sekunder, pekarangan
Hewan
peliharaan
Page 3-69
Lanjutan...
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
15 Pelanduk Pellorneum
capistratum
Semenanjung Malaysia,
Sunda Besar
Berlimpah Tidak dilindungi Hutan primer, hutan
sekunder, rumpun bambu,
palem
Hewan
peliharaan
16 Prenjak jawa Prinia familiaris Sumatera, Jawa, Bali Endemik di
Sumatera,
Jawa dan Bali
Tidak dilindungi Hutan mangrove, hutan
sekunder terbuka, kebun,
taman
Hewan
peliharaan
17 Cucak kutilang Pycnonotus
aurigaster
Cina Selatan, Asia
Tenggara, Jawa,
Sumatera, Sulawesi,
Kalimantan
Berlimpah Tidak dilindungi Pepohonan terbuka,
semak, pinggir hutan,
tumbuhan sekunder,
taman, pekarangan, kota
Hewan
peliharaan
18 Merbah cerukcuk Pycnonotus
goiavier
Asia Tenggara, Filipina,
Semenanjung Malaysia,
Sunda Besar, Lombok,
Sulawesi
Berlimpah Tidak dilindungi Daerah terbuka, tumbuhan
sekunder, tepi jalan, kebun
Hewan
peliharaan
19 Merbah belukar Pycnonotus
plumosus
Semenanjung Malaysia,
Palawan, Sunda Besar
Berlimpah Tidak dilindungi Pinggir hutan, perkebunan,
lahan dengan sedikit
pepohonan
Hewan
peliharaan
20 Tekukur biasa Streptopelia
chinensis
Asia Tenggara, Nusa
Tenggara
Berlimpah Tidak dilindungi Daerah terbuka,
perkampungan
Hewan
peliharaan
Page 3-70
Lanjutan...
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status
Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi
21 Cekakak Sungai Todiramphus
chloris
Asia Selatan, Asia
Tenggara, Indonesia, P.
Irian, Australia
Berlimpah Tidak dilindungi Daerah terbuka dekat
perairan, termasuk kebun,
kota dan perkebunan
Hewan
peliharaan
22 Cekakak suci Todiramphus
sanctus
Australia, P. Irian,
Indonesia
Berlimpah Hutan
mangrove
Tidak dilindungi Hewan
peliharaan
23 Gemak loreng Turnix suscitator India, Jepang, Asia
Tenggara, Cina Selatan,
Filipina, Sulawesi,
Sumatera, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara
Berlimpah Rumput terbuka Tidak dilindungi Hewan
peliharaan
24 Kacamata biasa Zosterops
palpebrosus
India Utara, Cina
Selatan, Asia Tenggara,
Semenanjung Malaysia,
Sunda Besar
Berlimpah Hutan primer,
hutan sekunder
Tidak dilindungi Hewan
peliharaan
Page 3-71
Tabel 3.30. Jenis Satwa Daratan (Herpetofauna) yang Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status Perlindungan Keterangan
1 Tokek rumah Gekko gecko India, Asia Tenggara, Semenanjung
Malaysia, Filipina, Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara
Berlimpah Pekarangan, desa, tepi
hutan
Tidak dilindungi Diperdagangkan
2 Ular bangkai, Ular
bambu
Trimeresurus sp. India, Asia Tenggara, Indo-Cina,
Semenanjung Malaysia, Sumatera,
Jawa, Bali, Kalimantan, Nusa
Tenggara, Sulawesi
Berlimpah Hutan bambu dan belukar
yang tidak jauh dari
sungai, kebun,
pekarangan
Tidak dilindungi Diperdagangkan,
bahan baku obat
3 Ular cikopo merah,
Ular matahari
Xenochrophis
trianguligerus
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi
Berlimpah Tepi sungai Tidak dilindungi Diperdagangkan,
bahan baku obat
4 Oray gibuk, Ular
Edor
Calloselasma
rodhostoma
Asia tenggara dan Jawa Berlimpah Ular ini menghuni hutan
belukar, semak-semak
dan persawahan yang
kurang terurus
Tidak dilindungi Diperdagangkan,
bahan baku obat
5 Ular hijau pucuk,
Ular gadung
Ahaetulla prasina Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali,
Pulau Sumbawa, Sulawesi,
Berlimpah Pekaranan rumah, kebun
,semak belukar dan hutan
Tidak dilindungi Diperdagangkan,
bahan baku obat
Page 3-72
Tabel 3.31. Jenis Tumbuhan Perairan yang Sudah Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status
Perlindungan Keterangan
1 Kangkung Ipomoea reptans Malaysia, Burma,
Indonesia, Australia
- Sawah, rawa, parit - -
2 Eceng
Gondok
Eichornia crassipes Indonesia, Afrika
Barat
- Kolam dangkal,
rawa, danau, sungai
- -
Tabel 3.32. Jenis Satwa Perairan yang Suda Bernilai Ekonomi
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status
Perlindungan Keterangan
1 Ikan lele Clarias gariepinus Indonesia, Afrika,
Thailand, Srilangka
introduksi Air payau, rawa,
telaga, danau,
sawah
Tidak dilindungi -
2 Belut Monopterus albus Daerah tropika introduksi Rawa, sungai,
lumpur
Tidak dlindungi -
3 Ikan gabus Channa striata Pakistan Barat, Nepal,
India, Srilangka,
Indonesia
introduksi Danau, rawa,
sungai
Tidak dlindungi -
Page 3-73
c. Jenis yang sudah dibudidayakan (keanekaragaman, persebaran)
Informasi jenis yang sudah dibudidayakan yang ada di
Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang meliputi tanaman pangan,
perkebunan, hortikultura, pakan ternak, obat dan rempah, industry,
peternakan, kehutanan, perairan laut, perairan air tawar.
1). Tanaman pangan
Informasi jenis tanaman pangan yang ada di Kelurahan/Desa
Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.33 berikut ini:
Tabel 3.33. Jenis Tanaman Pangan
No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan
1 Singkong Manihot utilissima Afrika, Madagaskar, India dan
Tiongkok.
Introduksi
2 Talas Colocasia sp. Asia tenggara, asia tengah
bagian selatan, India Barat,
Afrika Barat dan Utara
Introduksi
2). Perkebunan
Informasi jenis perkebunan yang ada di Kelurahan/Desa Parung
Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.34 berikut ini:
Page 3-74
Tabel 3.34. Jenis Tanaman Perkebunan
No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan
1 Nanas Anannas sp. Amerika selatan,
Filipina, Malaysia,
Indonesia
Introduksi
2 Singkong Manihot utilissima Afrika, Madagaskar,
India dan Tiongkok.
Introduksi
3 Jati Tectona grandis India, Myanmar, Laos,
Kamboja, Thailand,
Indochina sampai ke
Jawa
Introduksi
3). Hortikultura
Informasi jenis hortikultura yang ada di Kelurahan/Desa Parung
Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.35.
4). Pakan Ternak
Informasi jenis pakan ternak yang ada di Kelurahan/Desa Parung
Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.36.
5). Obat dan Rempah
Informasi jenis obat dan rempah yang ada di Kelurahan/Desa
Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.37.
Page 3-75
Tabel 3.35. Jenis Tanaman Hortikultura
No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografis Keterangan
1 Jambu Klutuk Psidium guajava Ameika, Asia tenggara, indonesia Introduksi
2 Jambu kopo Syzygium littorale Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku,
Papua Barat
Introduksi
3 Katuk Sauropus androgynus Indonesia Introduksi
4 Keladi Araceae Asia, Indonesia Introduksi
5 Nanas Anannas sp. Amerika selatan, Filipina, Malaysia,
Indonesia
Introduksi
6 Paku sayur Athyrium macrocarpum Sumatera, Jawa Introduksi
7 Pisang Musa sp. Indonesia Introduksi
8 Sereh Andropogon nardus Asia, Jawa, Sumatera Introduksi
9 Singkong Manihot utilissima Afrika, Madagaskar, India dan Tiongkok. Introduksi
10 Temu kunci Zingiber sp. Yunnan, Indonesia, India, Srilanka introduksi
11 Mangga Mangifera indica Asia Tenggara, Eropa Introduksi
12 Alpukat
mentega
Persea americana Berasal dari Meksiko, Amerika Tengah
dan Selatan, menyebar ke Indonesia,
Brazil, Afrika Selatan dan Australia
Introduksi
13 Gempol,
Jengkol
Pithecellobium jiringa Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, Nusa
Tenggara sampai Irian jaya
Gempol,
Jengkol
14 Jambu biji Psidium guajavaL. Berasal dari Amerika tropik, Sumatera,
Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku
Jambu biji
15 Jambu kopo Syzygium cymosum Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku,
Papua Barat
Jambu kopo
16 Jambu mede Anacardium occidentale
L.
Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Jambu mede
17 Mangga,
Limus
Mangifera sp. Semenanjung Malaya, Sumatera, Borneo,
Indocina
Mangga,
Limus
18 Nangka Artocarpus integra Merr India, dan tersebar diseluruh daerah
tropika
Nangka
19 Nangka beurit Artocarpus chempeden Birma, Siam, Malaya sampai Palawan
(Filipina)
Nangka beurit
20 Rambutan Nephelium lanacum Berasal dari daerah kepulauan di asia
Tenggara, Afrika, Kamboja, Amerika
Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Sri
Langka
Berlimpah
Page 3-76
Tabel 3.36. Jenis Pakan Ternak
No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan
1 Kacangan Mucuna bracteata Indonesia, Asia Tenggara Introduksi
2 Rembet Mikania micrantha Asia, Australia, Amerika, Sumatera,
Jawa
Introduksi
3 Kentangan Borreria alata Asia, Indonesia Introduksi
4 Rumput Gajah Pennisetum
purpureum
Afrika, Asia, Indonesia Introduksi
5 Rumput
Luwakan
Brachiaria reptans Afrika, Australia, Indonesia Introduksi
6 Teki Cyperus flavidus Asia, Indonesia (Sumatera, Jawa) Introduksi
7 Timunan Cucurbita sp. Asia Selatan, Asia Tenggara,
Indonesia
Introduksi
8 Tutup putih Malothus
molccanus
Asia,Indonesia Introduksi
Page 3-77
Tabel 3.37. Jenis Tanaman Obat dan Rempah
No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan
1 Anggrung Trema orientalis Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku, Papua Barat
Introduksi
2 Bayam Amaranthus sp. Amerika Selatan, Sumatera,
Jawa, Papua, Asia Tenggara
Introduksi
3 Bunga pukul 8 Turnera ulmifolia Hindia barat Introduksi
4 Gelapangan Eupatorium doratum Amerika serikat, puerto rico,
florida,argentina, jawa
Introduksi
5 Harendong bulu Clidemia hirta Amerika utara, Amerika
selatan, Jawa
Introduksi
6 Irengan Eupatorium sp. Amerika selatan, Sumatera,
Jawa, Sri lanka, Thailand
Introduksi
7 Jahean Zingiber sp. Indonesia, Asia tenggara,
India, Malaya, Cina
Introduksi
8 Jambret Paederia scandens China, Jepang, Korea,
Indonesia
Introduksi
9 Jambu Klutuk Psidium guajava Ameika, Asia tenggara,
indonesia
Introduksi
10 Ketepeng Cassia alata Indonesia, Australia, Afrika Introduksi
11 Melastoma Melastoma affine Asia Tenggara, Jawa,
Sumatera dan Lombok
Introduksi
12 Paku cakar
ayam
Selaginella sp. Sumatera, Jawa Introduksi
13 Pecut kuda Stachytarpheta
jamaicensis
Amerika, Asia Selatan,
Indonesia
Introduksi
14 Pulutan Urena lobata Sumatera, Jawa, Nusa
Tenggara, Maluku
Introduksi
15 Putri malu Mimosa pudica Asia Tenggara, India, Afrika,
Indonesia
Introduksi
16 Sereh Andropogon nardus Asia, Jawa, Sumatera Introduksi
17 Serehan Piper aduncum Amerika utara, Amerika
selatan, Jawa
Introduksi
18 Sidagori Sida rhombifoli Sumatera, Jawa, Nusa
Tenggara, Maluku
Introduksi
19 Bendotan Ageratum
conyzoides
Afrika, Asia tenggara,
Australia, Amerika serikat
Introduksi
Page 3-78
Lanjutan…
No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan
20 Tapak liman Elephantopus scaber Asia, Indonesia (Sumatera,
Jawa, Madura)
Introduksi
21 Temu kunci Zingiber sp. Yunnan, Indonesia, India,
Srilanka
Introduksi
22 Tutup merah Macaranga tanarius Australia, Brunei, China,
Indonesia, Japan, Laos,
Malaysia, Myanmar, Filipina,
Taiwan.
Introduksi
6). Industri
Informasi jenis industry yang ada di Kelurahan/Desa Parung
Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.38.
Tabel 3.38. Jenis Industri
No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan
1 Anggrung Trema orientalis Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku, Papua Barat
Introduksi
2 Bungur Lagerstroemia speciosa Puerto rico, Jawa, Sumatera Introduksi
3 Glodogan Polyalthia longifolia Amerika, jawa, sumatera Introduksi
4 Jambu
kopo
Syzygium littorale Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku, Papua Barat
Introduksi
5 Lamtoro Leucaena leucocephala Guatemala, Salvador, Hondura,
Asia tenggara, Indonesia
Introduksi
7). Peternakan
Informasi jenis peternakan yang ada di Kelurahan/Desa Parung
Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.39 berikut ini:
Page 3-79
Tabel 3.39. Jenis Peternakan
No Jenis Nama Latin Persebaran
1 Domba Ovis aries Jawa Timur, Madura, Lombok,
Sulawesi
2 Ayam Gallus gallus Jawa, Nusa Tenggara, Bali
3 Kambing Capra aegagrus Asia Barat Daya dan Eropa
4 Sapi Bos taurus Madura, Jepara
5 Ayam Gallus galus India, Srilanka dan Asia
6 Domba Ovis aries Sumatra
7 Kambing Ettawa Capra aegagrus hircus Asia barat daya dan Eropa
8 Kambing Jawa Capra aegagrus hircus Asia barat daya dan Eropa
9 Soang/Angsa Cygnus olor Jawa barat
10 Anjing Canis lupus Inggris, Jerman
11 Itik/Bebek Cairina moschata Asia tenggara
12 Entog/Nila Cairina scutulata Sumatra
13 Lele Jumbo Clarias gariepinus Afrika, Asia
14 Ikan Lele Jumbo Clarias gariepinus Afrika dan Asia tenggara
15 Mujair/Nila Oreochromis
mossambicus
Afrika dan Asia tenggara
16 Gurame Osphronemus goramy Asia tenggara dan Asia selatan
17 Gabus Channa striata Asia
18 Sepat Trichogaster trichopterus Asia
8). Kehutanan
Informasi jenis kehutanan yang ada di Kelurahan/Desa Parung
Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.40 berikut ini:
Page 3-80
Tabel 3.40. Jenis Tanaman Kehutanan
No Nama Lokal Nama Latin Persebaran Keterangan
1 Jati Tectona
grandis
India, Myanmar, Laos, Kamboja,
Thailand, Indochina sampai ke Jawa
Introduksi
2 Mahoni Swietania
macrophylla
Bolivia, Brazil, Colombia, Costa Rica,
El Salvador, Guatemala, Mexico,
Panama, Peru, Saint Lucia, Saint
Vincent dan Venezuela.
introduksi
3 Pinus Pinus merkusii Birma, Muangthai, Kamboja, Laos,
Vietnam sampai Sumatera (Aceh,
Jambi)
introduksi
4 Karet Hevea
brasiliensis
Bolivia, Brazil, Colombia, Peru
Venezuela,Indonesia
introduksi
5 Waru Hibiscus
tiliaceus
Daerah tropis Introduksi
6 Akasia Acacia
auriculiformis
Kepulauan Kei, irian jaya, Papua
Nugini dan Australia Utara
Introduksi
7 Jeungjing/
Sengon
Paraserianthes
falcataria
Sumatera, Sunda, Jawa, Maluku,
Malaysia Barat, Inggris, Amerika
Serikat, Perancis, Spanyol, Italia,
Srilangka, India
Introduksi
8 Kayuputih Melaleuca
cajupati
Australia Utara (Queensland, Northern
Territory), Australia Barat, Asia,
Indonesia, Malaysia, Thailand dan
Vietnam
Introduksi
9 Petai Parkia
speciosa
Malesia Barat (Semenanjung Malaysia,
Sumatera, Kalimantan dan Jawa)
Introduksi
ternaturalisasi
10 Pringgenda
ni/Bambu
Bambusa
multiplex
Cina dan Jepang Introduksi
11 Pule Alstonia
scholaris
India, Sri Langka, Malaysia, Indonesia
sampai Australia
Introduksi
Page 3-81
9). Perairan Laut
Perairan laut tidak ada di Kelurahan/Desa Parung Kabupaten
Subang, sehingga informasi mengenai hasil dari perairan laut tidak ada
dan tidak dapat ditampilkan.
10). Perairan air tawar
Informasi jenis hasil dari perairan air tawar yang ada di
Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel
3.41 berikut ini:
Tabel 3.41. Jenis Perairan Tawar
No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan
1 Ikan Mas Cyprinus caprio Jawa, Sumatera, Sulawesi,
NTT, Bali, Tiongkok Selatan,
Eropa
introduksi
2 Mujair Oreochromis
mossambicus
introduksi
3 Gurame Osphronemus
goramy
Sumatera, Jawa, Kalimantan introduksi
4 Ikan lele Clarias gariepinus Indonesia, Afrika, Thailand,
Srilangka
introduksi
5 Belut Monopterus albus Daerah tropika introduksi
6 Ikan gabus Channa striata Pakistan Barat, Nepal, India,
Srilangka, Indonesia
introduksi
Page 3-82
d. Kajian Etnobotani
Kajian etnobotani ini mempelajari tentang pemanfaatan berbagai
jenis tumbuhan secara tradisional oleh masyarakat primitive atau masa
lampau. Berdasarkan survey di Hutan Kota Ranggawulung dan
sekitarnya dan wawancara yang dilakukan ke tokoh masyarakat dan
masyarakat setempat, diperoleh jenis-jenis tanaman yang dimanfaatkan
oleh masyarakat. Informasi mengenai etnobotani di Kelurahan/Desa
Parung Kecamatan Subang ditampilkan pada Tabel 3.42.
Pemanfaatan tumbuhan atau tanaman ini oleh masyarakat
sangat bervariasi sesuai dengan bagian yang digunakan. Bagian
tanaman yang dimanfaatkan dapat berupa keseluruhan dari tanaman
tersebut, daun, kulit batang, akar, batang, produk primer seperti getah,
bunga, dan buah. Ada beberapa kategori pemanfaatan tumbuhan ini
oleh masyrakat, yaitu :
1. Sebagai tanaman obat
2. Sebagai bahan makanan
3. Sebagai sayuran
4. Sebagai tanaman buah
5. Sebagai tanaman hias
6. Sebagai bahan bangunan
7. Sebagai bahan baku industri
Page 3-83
8. sebagai pembasmi hama penyakit tanaman budidaya atau hewan
ternak.
Dari 66 jenis tanaman yang memiliki berbagai bermanfaat di
sekitar Hutan Kota Ranggawulung ini, hanya sebagian kecil masyarakat
yang memanfaatkannya terutama untuk tanaman obat. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat
dari tanaman tersebut. Bahkan ada beberapa jenis tanaman obat yang
di masa lampau sangat banyak dan memiliki khasiat yang baik sebagai
obat seperti jenis-jenis tanaman dari famili Zingiberaceae, tetapi saat ini
tanaman tersebut tidak lagi ditemukan di Hutan Kota Ranggawulung dan
sekitarnya. Untuk itu sangat penting artinya jika tanaman ini kembali
ditanam di Hutan Kota Ranggawulung, sehingga masyarakat dapat
mengenali dan memanfaatkannya sebagai tanaman obat.
Page 3-84
Tabel 3.42. Jenis Tanaman Yang Dimanfaatkan Masyarakat Secara Tradisional di Masa Lampau Sampai Sekarang
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
1 Angsana Pterocarpus
indicus Willd
Obat sakit gigi (getahnya), daun untuk obat sakit
panas, Kulitnya berguna untuk obat gosok dan obat
sifilis, dan Akar diseduh sebagai obat demam
Hutan hujan tropika hingga ketinggian 500m dpl pohon
2 Puret Pesia sp. Obat sakit perut (daun) Hutan tropis Perdu
3 Mahoni Swietenia
macrophylla
Obat diabetes (kulit batang, daun) Hutan tropis. Tempat dekat pantai hingga ketinggian
500m dpl
Pohon
4 Harendong Melastoma
malabathricum L.
Buah bisa dimakan, daunnya untuk obat sakit gigi Dataran rendah sampai ketinggian 3000m dpl Perdu
5 Kanyere Bridelia monoica
Merr.
Batang (kayu) dapat digunakan untuk bahan
bangunan
Daerah tropis dari dataran rendah hingga ketinggian
1000m dpl
pohon
6 Kayu Putih Melaleuca
leucadendra (L.) L.
Sebagai bahan dasar minyak kayu putih Tumbuh di daerah berawa-rawa dan kering. Dapat hidup
dari dataran rendah hingga dataran tinggi di atas 600m
dpl
Pohon
7 Nangka Arthrocarpus integra
Merr
Buah bisa dimakan Hutan tropis pada ketinggian 400-1200m dpl dengan
curah hujan 1500mm atau lebih
Pohon
8 Kayu Randu Ceiba pentandra
Gaertn
Untuk obat tetes mata Hutan dengan ikim tropis pada ketinggian di bawah 500m
dpl dengan curah hujan 1500mm pertahun
pohon
9 Jalatra Gliricidia maculata Daunnya dapat digunakan untuk obat luka (koreng) Hutan tropis pada ketinggian 0-1600m dpl Pohon
10 Lamtoro Leucaena
leucocephala(Lamk.)
de Wit
Obat diabetes (bijinya) Hutan tropis dari dataran rendah hingga 1000m dpl
dengan curah hujan 650-1500mm pertahun
Pohon
11 Mindi Melia azedarach L. Daunnya dapat digunakan untuk fermentasi pupuk,
kayunya digunakan untuk bahan bangunan
Dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 0-
1200m dpl dengan curah hujan 600-200 mm pertahun
Pohon
Page 3-85
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
12 Jajagoan Celosia argentea Obat liver (daunnya) Dataran rendah hingga ketinggian 1600m dpl Herba
13 Jambu Klutuk Psidium guajava Obat diare Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 1500 m
dpl, tumbuh baik pada temp 15 - 45°C.
Pohon
14 Buset Mimosa pigra Obat diabetes Tumbuh pada iklim tropis basah hingga kering dengan
curah hujan 750mm pertahun
Perdu
15 lengkuas Amomum
cardamomum L.
Untuk sayur asem, Obat batuk, radang-amandel,
tenggorokan gatal-gatal.
Tumbuh liar pada daerah tropis Herba
16 Jambu Mede Anacardium
occidentale L.
Lalapan Iklim tropis pada ketinggian 500m dpl di wilayah kering
dengan curah hujan tinggi
Pohon
17 Pung Pulutan Urena lobata L. Obat sakit perut (daunya) Tumbuh di dareh iklim tropis
18 Jambu Kopo Syzygium littorele Daun muda untuk lalapan, buahnya bisa dimakan Tumbuh di hutan-hutan sekunder pada ketinggian 200-
800m dpl
Pohon
19 Karet Hevea braziliensis Getah (lateks) nya digunakan sebagai bahan
pembuatan karet
Hutan tropis Pohon
20 Teureup Artocarpus elasticus
Reinw. ex Blume.
Buahnya untuk sayur (bisa dimakan) Hutan tropis pada ketinggian dari dataran rendah hingga
1500 dpl
21 Nanas Ananas comosus (L.)
Merr.
Buah bisa dimakan Tumbuh pada area dengan temperatur rata-rata 23-32°C.
Pada elevasi yang tinggi buah menjadi lebih asam.
Tanaman ini tahan terhadap kekeringan dan curah hujan
yang optimal 1000-1500 mm per tahun. Tanaman ini
menyukai drainase yang bagus pada tanah lempung
berpasir dengan kandungan bahan organik yang tinggi
dan pH 4.5-6.5.
Page 3-86
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
22 Limus Mangifera foetida
Lour.
Buah dapat dimakan, kayunya dapat dijadikan
senagai bahan bangunan, Buah Bacang yang masak
rasanya cukup enak namun tidak umum
dipergunakan sebagai buah meja. Sedangkan
buahnya yang belum masak dapat dibuat untuk rujak
dan asinan. Di Kalimantan Timur, buah Bacang
dipergunakan sebagai pengganti asam untuk
pembuatan sambal. Daunnya dikatakan sebagai
antipyretic dan bijinya untuk melawan trichophytosis,
scabies dan eczema. Penduduk asli di Semenanjung
Malaysia menggunakan getahnya untuk pembuatan
tato. Kayunya tidak tahan lama tetapi cocok untuk
bahan konstruksi bagian dalam rumah.
Tumbuh di hutan-hutan primer dataran rendah di
kawasan tropika basah. Beradaptasi di daerah yang
curah hujannya tinggi dan dapat tumbuh pada ketinggian
di atas 1000m dpl.
Pohon
23 Kaliandra Calliandra calothyrsus Untuk pakan kambing (daunnya) tumbuh pada kisaran ketinggian 0-1300 (-1850) m dpl
dan dengan rata-rata curah hujan tahunan mencapai 700-
3000 mm. Tumbuhan ini tidak toleran terhadap
kekeringan, Di Jawa, tumbuhan ini dapat tumbuh hingga
ketinggian 1500 m, curah hujan tahunan dalam kisaran
2000-4000 mm.
Perdu
24 Nangka Beurit Artocarpus
champeden
Buahnya harum (wangi) seperti durian dan dapat
dimakan
Hutan tropis pada ketinggian 400-1200m dpl dengan
curah hujan 1500mm atau lebih
Pohon
25 Bintinu Melochia umbellata
(Houtt.) Stapf.
Kayunya digunkan sebagai bahan bangunan Hutan tropis Pohon
Page 3-87
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
26 Kelapa Cocos nucifera Buah dapat dimakan, kayunya dapat dijadikan
senagai bahan bangunan
Kelapa adalah tanaman daerah tropis yang lembab. Suhu
rata-rata optimal pada 27°C dengan rata-rata variasi
diurnal 5-7°C. Untuk hasil yang baik, suhu rata-rata
minimum 20°C.. Pada umumnya kelapa ditanam di
daerah pada ketinggian di bawah 500 m, tapi dapat
tumbuh subur pada ketinggian sampai 1000 m dpl. curah
hujan tahunan merata antara 1000-2000 mm. Dapat
tumbuh pada berbagai pH tapi tumbuh paling baik pada
pH 5.5-7.
Pohon
27 Sukun Artocarpus communis Obat jantung (buahnya yang tidak terlalu tua dan
tidak terlalu muda/tanggung dengan cara direbus)
anaman ini merupakan spesies daerah tropis basah, lebih
menyukai panas (temperatur 20-40°C) dan lembab (curah
hujan 2000-3000 mm, kelembaban relatif 70-90%), kira -
kira 17°N and S; iklim maritim pada pulau kecil 20-23°N.
Tanaman ini ditemukan pada datarn tinggi ( mencapai
1500 m) dan pada ketinggian yang lebih tinggi, tetapi
buah yang berkualitas dihasilkan pada kondisi yang lebih
dingin dan tanaman lebih nyaman pada daerah dataran
rendah ekuatorial (dibawah 600 m).
Pohon
28 Pisang Ambon Musa paradisiaca var.
sapientum (L.) Kunt.
Buahnya dapat dimakan Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 2200 m
dpl. Tanaman pisang menyukai daerah yang panas,
subur atau sedikit berbatu, dekat pembuangan sampah.
Perdu
29 Pandan Wangi Pandanus furcatus
Roxb.
Daunya digunakan untuk pengharum masakan atau
kue
Tumbuh baik di dataran rendah sampai pegunungan
dengan ketinggian ± 1000 m dpl. Umumnya menyenangi
tumbuh dekat aliran air atau sungai kecil.
Herba
Page 3-88
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
30 Kawung Arenga pinnata Merr. Buahnya dapat dimakan, daunnya dapat digunakan
untuk membuat roko
Sangat baik tumbuh di daerah hangat dengan sinar
matahari penuh dan suplai air yang melimpah pada tanah
subur. Dapat tumbuh dari pantai - 1400 m dpl. Tumbuh
liar di hutan primer atau sekunder, banyak dijumpai di
sekitar perkampungan.
Pohon
31 Rengas Manuk Gluta wallichii Untuk bahan kayu Hutan tropis Pohon
32 Awi Tali Gigantochloa apus
(Bl. Ex Schult.f.) Kurz
untuk bahan bangunan Dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal,
pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200 m
dpl. Bambusa ini tumbuh baik di daerah dataran rendah
dengan kondisi kelembapan udara dan tipe tanah yang
luas. Di Asia Tenggara, tumbuhan berumpun ini telah
tumbuh luas secara alami di tepi-tepi sungai, di pinggir
jalan, dan di tanah-tanah lapang.
Rumpun
33 Belimbing Averrhoa carambola
L.
Buahnya dapat dimakan Pohon
34 Bambu Bitung Dendrocalamus asper
Backer
Rebungnya dapat di jadikan sayur Dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal,
pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200 m
dpl. Di Asia Tenggara, tumbuhan berumpun ini telah
tumbuh luas secara alami di tepi-tepi sungai, di pinggir
jalan
Calamus
35 Jengkol Archidendron
pauciflorum
Buah bisa dimakan Banyak ditanam di dataran rendah sampai daerah
pegunungan dengan ketinggian 1000 m dpl. Tumbuh
dengan baik, bila iklim cukup lembab.
Pohon
Page 3-89
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
36 Glodogan Polyalthia longifolia Tanaman hias di pinggir jalan Tumbuh dengan baik pada daerah tropis dan lembab. Pohon
37 Karisi Spondias cytherea
Sonnerat
untuk bahan bangunan Daerah tropis pada ketinggian hingga 600 dpl. Pohon
38 Salam Syzygium
polyanthum(Wight)
Walp.
Buah dapat dimakan, daun untuk penyedap masakan Tumbuh di dataran rendah tropika yang beriklim cukup
lembab sampai pada ketinggian 1200 m dpl.
Pohon
39 Kihiyang Albizia procera
(Roxb.) Benth.
Kayunya digunkan sebagai bahan bangunan Hutan tropis pada ketinggian 10-1300 m dpl. Pohon
40 Sempur Dillenia indica L. Kayunya digunakan sebagai bahan bangunan Hutan tropis dan pinggir sungai pada ketinggian 1-500
dpl.
Pohon
41 Awi Koneng Bambusa vulgaris
Schrad
Untuk bahan bangunan, Air bambu dapat diminum
untuk mengobati penyakit kuning, Batang diparut
diseduh dan diminum untuk penderita darah beku
Dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal,
pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200 m
dpl. Di Asia Tenggara, tumbuhan berumpun ini telah
tumbuh luas secara alami di tepi-tepi sungai, di pinggir
jalan, dan di tanah-tanah lapang.
Calamus
42 Tangkil Gnetum gnemon L. Buah dan daunya untuk sayur asam Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian
hingga 1200 m. Tempat-tempat beriklim kering umumnya
membudidayakan tanaman ini.
Pohon
43 Gempol Nauclea orientalis (L.)
L.
Kayunya digunakan sebagai bahan bangunan Hutan tropis dengan ketinggian hingga 1500 m dpl. Pohon
44 Jeruk Sambel Citrus × hystrix DC. Buah untuk sambal Umumnya tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian ± 500 m dpl.
Pohon
45 Orang-aring Eclipta alba (L.)
Hassk.
sebagai bahan pembuatan sampo Daerah beriklim tropis. Tumbuh dari pantai hingga 1350
m dpl.
herba
Page 3-90
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
46 Alpukat Minyak Persea americana P.
Mill.
Buah dapat dimakan Dataran tropis yang lembap. Tumbuhan Alpukat juga
tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan
paling sedikit 300 mm (ditambah irrigasi) dan paling
banyak 2500 mm. Periode kritis terhadap pemenuhan
kebutuhan air terjadi pada masa berbunga dan berbuah
hingga periode buah masak. Tanah dengan pH 5.0-5.8
mendukung masa tumbuh dan berbuah tumbuhan ini.
Pohon
47 Haur (bambu
hejo)
Bambusa vulgaris
Schrad. ex J.C.
untuk bahan bangunan Bambusa vulgaris dapat dijumpai tumbuh di seluruh
kawasan pantropikal, pada ketinggian di atas permukaan
laut hingga 1200 m dpl. Bambusa ini tumbuh baik di
daerah dataran rendah dengan kondisi kelembapan
udara dan tipe tanah yang luas. Di Asia Tenggara,
tumbuhan berumpun hijau ini telah tumbuh luas secara
alami di tepi-tepi sungai, di pinggir jalan, dan di tanah-
tanah lapang. Di Semenanjung Malaysia, Bambusa
vulgaris tetap dapat tumbuh baik di lahan-lahan
terdegradasi yang mengandung timah.
Calamus
48 Antanan Centella asiatica (L.)
Urb.
Obat paru-paru Tumbuh di daerah tropis pada ketinggian 1-1200 m dpl. Herba
49 Babadotan Ageratum conyzoides
L.
Obat maag Tumbuh pada iklim tropis di tepi jalan, tepi jalan, hutan,
tepi sungai. 1-2100 m dpl.
Herba
50 Calingcing Oxalis barrelieri L. Penawar racun akibat makanan (daun, batang) Tumbuh di hutan, kebun, sawah. 1-1300 m dpl. Herba
51 Takokak Solanum torvum Sw. Obat diabetes Tumbuh di tempat-tempat cerah matahari atau agak
terlindung pada ketinggian 1-1600 m dpl.
Perdu
Page 3-91
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
52 Pisang Kepok Musa paradisiaca Buah dapat dimakan Pisang tumbuh baik di daerah beriklim tropika.
Temperatur merupakan faktor utama. Di pusat
produksinya, temperatur di bawah 15°C akan berkurang
hasilnya, temperatur optimum untuk pertumbuhan adalah
pada suhu 27°C - 38°C. Di daerah tropika, pisang masih
dapat tumbuh di ketinggian hingga 1600 m dpl. Pisang
menyukai matahari langsung, untuk hasil yang optimum
diperlukan curah hujan 200-220 mm dan kelembaban
tanah berkisar antara 60-70%. Pisang toleran pada
keasaman pH 4.5 - 7.5.
Herba
53 Malaka Phyllanthus emblica
Linn.
Buah dapat dimakan, Buah yang masak dapat
dimakan tetapi rasanya asam dan kelat. Biasanya
buah Kimalaka dibuat manisan, sirup dan jeli. Sedang
buah mudanya digunakan sebagai bahan pewarna.
Demikian pula kulit batang, daun dan rantingnya juga
merupakan bahan pewarna. Daunnya untuk pakan
ternak dan pupuk hijau. Kayunya tahan terhadap air
dan dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan
bagus juga untuk dibuat arang. Di samping itu buah,
kulit batang dan akarnya sering pula digunakan untuk
bahan obat-obatan lokal. Pepagan malaka digunakan
untuk memberi warna biru tua pada kain. Sedangkan
daunnya digunakan untuk memberi warna hitam pada
bahan anyaman
umumnya tumbuh di daerah yang terbuka terutama di
padang rumput, hutan belukar dan di belukar-belukar
desa. Di Jawa, pohon ini dapat ditemukan tumbuh di
hutan jati. Di Semenanjung Malaysia tumbuh di hutan-
hutan dataran rendah. Pohon Kimalaka dapat tumbuh
mulai dari daerah dekat pantai sampai pada ketinggian
1500 m dpl. dan toleran terhadap tanah alkalin.Pohon ini
tahan api (tidak mudah terbakar) dan merupakan pohon
pionir/tumbuh pertama setelah terjadi kebakaran hutan.
Perdu
Page 3-92
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
54 Jarong Stachytarpeta
jamaicensis (L.) Vahl
Untuk infeksi, heal wound, ulcer Tumbuh di daerah tropis di pegunungan, dan gunung
rendah, terutama di daerah yang cerah dan terlindung
pada ketinggian 1-1500 m dpl.
Herba
55 Tebu Saccharum
officinarum L.
Bahan pembuatan gula Di Asia Tenggara, batas maksimum ketinggian untuk
pertumbuhan normal adalah 600-700 m di atas
permukaan laut. Pada Ketinggian yang lebih tinggi siklus
pertumbuhan akan lebih panjang dari 14-18 bulan.; Tebu
dapat tumbuh dengan baik pada beragam jenis tanah,
tetapi dalam kondisi tanah gembur dan berdrainasi baik
dengan pH 5-8, kandungan nutrisi dan senyawa organik
banyak dan kemampuan menahan kapasitas air baik.
Calmus
56 Batra Wali Tinospora crispa Bagian yang digunakan adalah batang dan daunnya,
Obat sakit pinggang, Mengobati demam, Demam
karena penyakit kuning, Gatal pada badan, Kencing
manis, Kudis, Luka, dan Reumatik.
Tumbuh pada iklim tropis, merayap di tanahatau
menempel di pohon.
Liana
57 Ki Tiis Sphaeranthus
africanus L.
Obat sakit perut, sakit gigi Daerah tropis pada ketinggian 1-700 m dpl.
58 Kecapi Sandoricum koetjape
(Burm. F.) Merr.
Buah dapat dimakan Hutan tropis pada ketinggian kurang dari 1000 m dpl. pohon
59 Bungur Lagerstroemia indica
L.
Kayunya digunakan sebagai bahan bangunan Hutan tropis, tepi jalan, pada ketinggian 1-800 m dpl. pohon
60 Meniran Phyllanthus urinaria L. Obat demam berdarah Dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas
permukaan laut.
Herba
Page 3-93
Lanjutan…
No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan
61 Jejarong
Sawah
Helioptropium indicum
(L.) DC.
Obat radang tenggorokan dan paru-paru, disentri,
diare, bisul, alergi dan eksim
Tumbuh di daerah yang cerah dan lembap, di sawah,
parit pada ketinggian 1-800 m dpl.
Herba
62 Waru Hibiscus tiliaceus L. Obat demam, daun untuk pembungkus makanan Hibiscus tiliaceus umum tumbuh sepanjang pantai dan
dekat arus pasang surut.
pohon
63 Rambutan Nephelium
lappaceum L.
Buah dimakan Tumbuh subur pada daerah dataran rendah tropis
lembap, pada ketinggian dari permukaan air laut hingga
600 m dpl. Curah hujan yang berlangsung di habitat
alaminya dapat mencapai 2500 mm per tahun. Jenis ini
menyukai tumbuh pada tanah subur berpasir yang kaya
humus atau tanah liat yang kaya humus, dengan pH
tanah berkisar antara 4.5-6.5.
pohon
64 Bougenvilea Bougainvillea glabra
Chois
Bunga dan batang bugenvil dapat di manfaatkan
untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut :
Bisul, Biang keringat dan gatal-gatal ( pruritis ),
Hepatitis, Haid tidak teratur, Keputihan dan nyeri haid,
Sakit waktu haid dan darah haid menggumpal, dan
Terlambat haid
Tumbuh pada iklim tropis pada ketinggian 1-1400 m dpl. perdu
65 Bambu
gombong
Gigantochloa
pseudoarundinacea
(Steudel) Widjaja
Bahan bangunan dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal,
pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200 m
dpl.
rumpun
Page 3-94
e. Keanekaragaman Genetik Tanaman Budidaya
Analisis keanekaragam genetik ini dilakukan terhadap tanaman
budidaya yang ada di sekitar Hutan Kota Ranggawulung. Tanaman
yang memiliki keanekaragam genetik paling tinggi adakah Pisang (Musa
sp.), yaitu sebanyak 14 jenis sesuai dengan nama daerah tanaman
tersebut, kemudian Mangga (Mangifera sp.) dan Bambu. Jumlah
tanaman yang paling banyak ditemukan adalah Bambu Ater
(Gigantochloa atter) dalam bentuk rumpun, sedangkan tanaman pohon
yang paling banyak ditemukan adalah Rambutan Lebak (Nephelium
lappaceum). Hal ini sesuai dengan pemanfaatan tanaman tersebut bagi
masyarat, di mana Bambu Ater (Gigantochloa atter) digunakan sebagai
bahan bangunan yaitu untuk kasau atap rumah, bahkan ada yang
membuat satu rumah dengan bahan baku semuanya dari bambu.
Rambutan (Nephelium sp.) sebagai tanaman buah yang banyak
ditanam oleh masyarakat, selain untuk konsumsi juga menjadi sumber
ekonomi tahunan dijual ke pasar atau pedagang buah yang juga
didistribusikan ke luar daerah sampai ke Jakarta. Demikian juga hal nya
tanaman Nanas (Ananas sp.), Pisang (Musa sp), dan Mangga
(Mangifera sp.).
Informasi keanekaragaman genetik tanaman budidaya yang ada
di Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel
Page 3-95
3.43. Ada beberapa tanaman budidaya ini yang merupakan tanaman
asli dan endemik daerah Subang, seperti Nanas (Ananas sp.), Mangga
Cengkir (Mangifera Indica), dan Nangka Beurit (Artocarpus champeden).
Ketiga tanaman ini merupakan tanaman buah yang disukai masyarakat
dan sangat baik dikembangkan oleh kota Subang dan ketiga tanaman
ini harus dilestarikan di Hutan Kota Ranggawulung agar tidak hilang
atau punah dan tetap dikenal mesyarakat serta diperoleh manfaatnya
yang bernilai ekonomi.
Page 3-96
Tabel 3.43. Jenis Keanekaragaman Genetik Tanaman Budidaya
No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan
1 Alkesa Lucumma nervosa/Pouteria
campechiana
1 hutan introduksi Tanaman buah
2 Alkesa kecil Pouteria campechiana 1 hutan introduksi Tanaman buah
3 Alpukat mentega Persea americana P. Mill. 18 hutan, kebun,
pekarangan
introduksi Tanaman buah
4 Alpukat minyak Persea americana 1 hutan, kebun,
pekarangan
introduksi Tanaman buah
5 Bambu ater Gigantochloa atter 6 hutan, kebun asli Tanaman industri
6 Bambu Bitung Dendrocalamus asper 54 hutan, kebun asli Tanaman industri
7 Bambu
hias/pringgondani
Bambusa multiplex 20 pekarangan introduksi Tanaman hias
8 Bambu hijau Bambusa vulgaris 33 hutan, kebun asli Tanaman industri
9 Bambu
Gombong/surat
Gigantochloa
pseudoarundinacea
15 hutan, kebun asli Tanaman industri
10 Bambu kuning Bambusa vulgaris 10 hutan, kebun asli Tanaman hias
11 Bambu tali Gigantochloa apus 227 hutan, kebun asli Tanaman industri
12 Belimbing buah Averrhoa carambola 28 Pekarangan
asli Tanaman buah
Page 3-97
Lanjutan…
No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan
13 Duren Durio zibethinus 38 hutan, kebun,
pekarangan
asli Tanaman buah
14 Jambu Air Syzygium aqueum 32 pekarangan asli Tanaman buah
15 Jambu Biji/Klutuk Psidium guajava 36 hutan, pekarangan asli Tanaman buah
16 Jambu bol Syzygium malaccense 13 kebun, pekarangan introduksi Tanaman buah
17 Jambu mede Anacardium occidentale 44 hutan, kebun,
pekarangan
asli Tanaman buah, sayur,
industri
18 Jeruk bali Citrus maxima 2 kebun introduksi Tanaman buah
19 Jeruk limau Citrus x hystrix 12 kebun introduksi Tanaman buah
20 Kamboja/samboja
merah
Plumeria rubra 8 pekarangan introduksi Tanaman hias, industri
21 Kamboja/samboja
putih
Plumeria alba 27 pekarangan introduksi Tanaman hias, industri
22 Kapuk randu Ceiba pentandra 7 hutan, kebun asli Tanaman industri
23 Karet Hevea braziliensis 14 hutan, kebun introduksi Tanaman industri
24 Kecapi Sandoricum koetjape 14 hutan asli Tanaman buah
25 Kecapi sentul Sandoricum sp. 20 hutan asli Tanaman buah
26 Kelapa gading Cocos nucifera var. eburnea 2 hutan, kebun,
pekarangan
introduksi Tanaman industri
Page 3-98
Lanjutan…
No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan
27 Kelapa hijau Cocos nucifera 101 hutan, kebun,
pekarangan
asli Tanaman industri
28 Kelapa kuning Cocos nucifera 30 hutan, kebun,
pekarangan
asli Tanaman industri
29 Kopi arabika Coffea arabica 136 kebun introduksi Tanaman industri
30 Kopi robusta Coffea robusta 91 kebun introduksi Tanaman industri
31 Mangga apel Mangifera Indica 3 pekarangan introduksi Tanaman buah
32 Mangga bapang Mangifera Indica 9 pekarangan asli Tanaman buah
33 Mangga cengkir Mangifera Indica 1 pekarangan endemik Tanaman buah
34 Mangga harum manis Mangifera Indica 62 hutan, kebun,
pekarangan
asli Tanaman buah
35 Mangga Kweni Mangifera odorata 9 kebun asli Tanaman buah
36 Mangga Limus Mangifera foetida 26 hutan, kebun asli Tanaman buah
37 Mangga piit Mangifera Indica 15 hutan, kebun asli Tanaman buah
38 Mangga tepung Mangifera Indica 43 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
39 Nanas/Ganas Ananas comosus kultivar
‘Subang’
105 kebun, pekarangan endemik Tanaman buah
40 Nanas bogor Ananas comosus 8 kebun, pekarangan introduksi Tanaman buah
41 Nangka beurit Artocarpus champeden 11 hutan, kebun endemik Tanaman buah, sayur
Page 3-99
Lanjutan…
No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan
42 Nangka biasa (gede) Arthrocarpus integra 132 hutan, kebun,
pekarangan
asli Tanaman buah, sayur
43 Petai Parkia speciosa 81 hutan, kebun,
pekarangan
asli Tanaman sayur
44 Peundeuy/petai hutan Parkia javanica 2 hutan asli Tanaman sayur
45 Pisang ambon Musa paradisiaca var.
sapientum
30 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
46 Pisang ambon jepang Musa paradisiaca 6 kebun, pekarangan introduksi Tanaman buah
47 Pisang ambon lumut Musa paradisiaca 2 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
48 Pisang bagja Musa paradisiaca 13 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
49 Pisang batu Musa brachycarpa 102 hutan, kebun,
pekarangan
asli Tanaman buah
50 Pisang hurang Musa paradisiaca 1 kebun asli Tanaman buah
51 Pisang kapas Musa paradisiaca 92 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
52 Pisang kepok Musa paradisiaca 3 kebun asli Tanaman buah
53 Pisang longong Musa paradisiaca 3 kebun asli Tanaman buah
54 Pisang muli/lampung Musa paradisiaca 43 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
55 Pisang nangka Musa paradisiaca 175 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
56 Pisang raja bulu Musa paradisiaca 14 kebun asli Tanaman buah
Page 3-100
Lanjutan…
No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan
57 Pisang raja sere Musa paradisiaca 36 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
58 Pisang raja siam Musa paradisiaca 72 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
59 Pisang siripit Musa paradisiaca 1 kebun asli Tanaman buah
60 Pisitan/langsad Lansium domesticum 2 hutan, kebun asli Tanaman buah
61 Rambutan cimacan Nephelium lappaceum 1 hutan, kebun asli Tanaman buah
62 Rambutan Lebak Nephelium lappaceum 150 kebun, pekarangan asli Tanaman buah
63 Rambutan rapiah Nephelium juglandifolium 1 kebun introduksi Tanaman buah
64 Salak Salacca zalacca 13 kebun, pekarangan introduksi Tanaman buah
65 Sawo Manilkara zapota 4 kebun asli Tanaman buah
66 Sawo jepang/sawo
kadu
Chrysophyllum cainito 2 pekarangan introduksi Tanaman buah
67 Sawo kecik Manilkara kauki 2 pekarangan introduksi Tanaman buah
68 Sukun Artocarpus communis 17 hutan, kebun asli Tanaman buah
69 Teureup Artocarpus elasticus 76 hutan, kebun asli Tanaman buah
Page 3-101
f. Pengetahuan Tradisional
Kearifan Tradisional merupakan tata nilai dalam tatanan
kehidupan sosial-politik-budaya-ekonomi serta lingkungan yang hidup di
tengah-tengah masyarakat lokal. Ciri yang melekat dalam kearifan
tradisional adalah sifatnya yang dinamis, berkelanjutan dan dapat
diterima oleh komunitasnya. Dalam komunitas masyarakat lokal,
kearifan tradisional mewujud dalam bentuk seperangkat aturan,
pengetahuan dan juga ketrampilan serta tata nilai dan etika yang
mengatur tatanan sosial komunitas yang terus hidup dan berkembang
dari generasi ke generasi. Untuk menggambarkan pengetahuan
tradisional disuatu daerah dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1). Nama pengetahuan tradisional yang ada di daerah.
2). Deskripsi pengetahuan tradisional.
3). Lokasi pengetahuan tradisional.
4). Status keberadaan pengetahuan tradisional (sudah/belum diakui
melalui Perda/ancaman).
Di Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang, sangat sulit
memperoleh informasi tentang pengetahuan tradisional yang terkait
dengan pengelolaan sumberdaya hayati. Berdasarkan survey dan
interview yang dilakukan, masyarakat di Kelurahan/Desa Parung
Kabupaten Subang tidak memiliki pengetahuan turun temurun terkait
Page 3-102
dengan pengelolaan sumberdaya hayati di daerahnya. Hal ini perlu
menjadi perhatian bagi Pemda setempat, untuk melakukan edukasi dan
sosialisasi tentang pengelolaan sumberdaya hayati, sehingga
keberlanjutan sumberdaya hayati di daerah ini tetap terjaga dan
berkelanjutan.
Page 4-1
BAB IV
PENUTUP
Keanekaragaman Hutan Kota Ranggawulung dan sekitarnya menjadi sumber
plasma nutfah yang sangat kaya yang dimiliki oleh Kecamatan Subang. Untuk itu
keberadaan Hutan Kota Ranggawulung harus dipelihara dengan sebaik-baiknya.
Langkah strategis yang bisa diambil untuk konservasi kawasan ini adalah meningkatkan
status Hutan Kota Ranggawulung menjadi Hutan Pendidikan, yang saat ini berstatus
sebagai Hutan Lindung. Strategi ini dibutuhkan untuk mempertahankan
keanekaragaman hayati di Hutan Kota Ranggawulung yang memiliki diversitas tinggi
(H’>3). Selain itu, perlu diperhatikan luas Hutan Ranggawulung yang semakin
berkurang, karena kurang pengawasan dari pihak Pemerintah Daerah terhadap oknum
yang mengambil lahan Hutan Ranggawulung untuk peruntukan lain, seperti kebun,
rumah, ladang, atau pekarangan.
Pengelolaan yang baik di kawasan Hutan Ranggawulung dan sekitarnya akan
dapat membantu perwujudan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Subang secara menyeluruh yaitu: “..Mewujudkan kabupaten sebagai daerah agribisnis,
pariwisata, dan industri pengolahan yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan, serta
mengoptimalkan potensi pegunungan, pedataran, dan pesisir…”. Keanekaragaman
yang tinggi dari Hutan Kota Ranggawulung menjadi asset Kecamatan Subang
khususnya, dalam rangka pengadaan fasilitas pendidikan yang berbasis sumberdaya
alam sehingga pembangunan yang keberlanjutan akan tercapai.
LAMPIRAN
Foto Lampiran 1. Tumbuhan Bawah Di Hutan Kota Ranggawulung dan
Sekitarnya
Anggrung
Trema orientalis
Harendong
Bulu (Clidemia
hirta)
Bayam
(Amaranthus
sp.)
Irengan
(Eupatorium
sp.)
Bunga Pukul 8
(Turnera
ulmifolia)
Jahean
(Zingiber sp.)
Gelapangan
(Eupatorium
doratum)
Jambret
(Paederia
scandens)
Jambu Klutuk
(Psidium
guajava)
Melastoma
(Melastoma
affine)
Ketepeng
(Cassia alata)
Katuk
(Sauropus
androgynus)
Paku Cakar
Ayam
(Selaginella sp.)
Pecut Kuda
(Stachytarpheta
jamaicensis)
Putri malu
(Mimosa
pudica)
Pulutan(Urena
lobata)
Serehan (Piper
aduncum)
Sereh
(Andropogon
nardus)
Bendotan
(Ageratum
conyzoides)
Sidagori (Sida
rhombifoli)
Temu Kunci
(Zingiber sp.)
Tapak liman
(Elephantopus
scaber)
Tutup merah
(Macaranga
tanarius)
Lamtoro
(Leucaena
leucocephala)
Jambu Kopo
(Syzygium
littorale)
Glodogan
(Polyalthia
longifolia)
Nanas
(Anannas sp.)
Mahoni
(Swietenia
macrophylla)
Kacangan
(Mucuna
bracteata)
Rembet
(Mikania
micrantha)
Rumput Gajah
(Pennisetum
purpureum)
Kentangan
(Borreria alata)
Rumput
Luwakan
(Brachiaria
reptans)
Teki (Cyperus
flavidus)
Timunan
(Cucurbita sp.)
Tutup Putih
(Malothus
molccanus)
Talas
(Colocasia sp.)
Singkong
(Manihot
utilissima)
Foto Lampiran 2. Tumbuhan Jenis Pohon Di Hutan Kota Ranggawulung dan
Sekitarnya
Alpukat
mentega
(Persea
Americana)
Alpukat Minyak
(Persea
Americana)
Anggrung
(Trema
orientalis)
Angsana
(Pterocarpus
indicus)
Antanan
(Centella
asiatica)
Babadotan
(Ageratum
conyzoides)
Bambu ater
(Gigantochloa
atter)
Bambu Bitung
(Schizostachyum
caudatum)
Bambu Hias
/Pringgondani
(bambusa
multiplex)
Bambu Hijau
(Bambusa
vulgaris)
Bambu Kuning
(Bambusa
vulgaris)
Bambu Tali
(Gigantochloa
apus)
Belimbing
(Averrhoa
carambola)
Bintinu (Melochia
umbellate)
Bungur
(Lagerstroemia
indica)
Buset (Mimosa
pigra)
Cengek/Cabe
merah
(Capsicum
annum)
Cengek/Cabe
rawit (Capsicum
frutescens)
Derawak
(Microcos
paniculata)
Durian (Durio
zibethinus)
Flamboyan
(Delonix regia)
Gelapangan
(Eupatorium
doratum)
Gempol
(Nauclea
orientalis)
Gempol/ Jengkol
(Pithecellobium
jiringa)
Glodogan
(Polyalthia
longifolia)
Harendong
(Melastoma
malabathricum)
Harendong bulu
(Clidemia hirta)
Irengan
(Eupatorium sp.)
Jembret
(Paederia
scandens)
Jambu Klutuk
(Psidium
guajava)
Jambu Kopo
(Syzygium
littorele)
Jambu Mede
(Anacardium
occidentale)
Jarong
(Stachytarpeta
jamaicensis)
Kacangan
(Mucuna
bracteata)
Kalapa (Cocos
nucifera)
Kaliandra
(Calliandra
haematocephal)
Kayu Putih
(Melaleuca
leucadendra)
Lamtoro
(Leucaena
leucocephal)
Mahoni
(Swietenia
macrophylla)
Nanas (Ananas
comosus)
Nangka Beurit
(Artocarpus
champeden)
Pule (Alstonia
scholaris)
Pisang Ambon
(Musa
paradisiaca var.
sapientum)
Pisang Kepok
(Musa
paradisiacal)
Salam
(Syzygium
polyanthum)
Sempur (Dillenia
indica)
Sukun
(Artocarpus
communis)
Melinjo/Tangkil
(Gnetum
gnemon)
Tebu
(Saccharum
officinarum)
Foto Lampiran 3. Burung Di Hutan Kota Ranggawulung dan Sekitarnya
Walet Linchi
(Collocalia
linchi)
Bondol Jawa
(Lonchura
leucogastroides)
Cabai Polos
(Dicaeum
concolor)
Bondol Peking
(Lonchura
punctulata)
Pergam Hijau
(Ducula
aenea)
Burung Madu
Sriganti
(Nectarinia
jugularis)
Elang Hitam
(Ictinaetus
malayensis)
Cinenen Pisang
(Orthotomus
sutorius)
Bentet
Kelabu
(Lanius
schach)
Prenjak Jawa
(Prinia
familiaris)
Cucak
Kutilang
(Pycnonotus
aurigaster)
Merbah
Cerukcuk
(Pycnonotus
goiavier)
Tekukur
Biasa
(Streptopelia
chinensis)
Merbah Belukar
(Pycnonotus
plumosus)
Cekakak
Sungai
(Todiramphus
chloris)
Cekakak Suci
(Todiramphus
sanctus)
Kacamata
Biasa
(Zosterops
palpebrosus)
Foto Lampiran 4. Herpetofauna dan Mamalia Di Hutan Kota Ranggawulung dan
Sekitarnya
Bunglon
(Bronchocela
cristatella)
Percil Jawa
(Microhyla
achatina)
Kodok Puru
Hutan (Bufo
bipocartus)
Katak Pohon
Bergaris
(Polypedates
leucomystax)
Kodok Puru
Kerdil (Bufo
parvus)
Kongkang
Kolam (Rana
chalconota)
Tokek Rumah
(Gekko gecko)
Ular
Bangkai/Ular
Bambu
(Trimeresurus
sp.)
Kadal Kebun
(Mabuya
multifasciata)
Ular Cikopo
Merah/ Ular
Matahari
(Xenochrophis
trianguligerus)
Oray Gibuk/
Ular Edor
(Calloselasma
rodhostoma)
Kodok
Buduk/Kodok
Puru (Bufo
melanostictus)
Ular Hijau
Pucuk/Ular
Gadung
(Ahaetulla
prasina)
Katak Tegalan
(Vejervarya
limnocharis)
Cicak Pohon
(Hemidactilus
frenatus)
Katak Sawah/
Katak Hijau
(Vejervarya
cancrivora)
Hap-Hap/Kadal
Terbang (Draco
sp)