21
BIOAVAILABI LITAS OBAT DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Husnul Warnida

Bioavailabilitas Obat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmakokinetika bioavailabilitas obat

Citation preview

Page 1: Bioavailabilitas Obat

BIOAVAILABI LITAS OBAT DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Husnul Warnida

Page 2: Bioavailabilitas Obat

PENDAHULUAN

Biofarmasetika mengkaji penerapan ilmu fisika, kimia, dan biologi terhadap obat, bentuk sediaan obat dan absorpsi obat. Pertimbangan biofarmasetika berperan penting dalam keberhasilan merancang bentuk sediaan obat. Evaluasi dan interpretasi studi biofarmasetika merupakan bagian integral dari pengembangan obat (drug product design).

Page 3: Bioavailabilitas Obat

Hal-hal yang dikaji dalam bidang biofarmasetika antara lain :

Pengaruh dan interaksi antara formulasi obat dan teknologi

Pengaruh dan interaksi antara obat dan lingkungan biologik pada site absorpsi dan cara pemberian obat → menentukan disposisi zat aktif dalam tubuh

Pengaruh dan interaksi antara zat aktif dengan tubuh → menentukan bioavailabilitas obat secara biologis

Page 4: Bioavailabilitas Obat

Fase biofarmasi obat per oral meliputi : pembebasan obat dari bentuk sediaan, disintegrasi dan disolusi di dalam cairan tubuh, absorpsi obat ke dalam peredaran sistemik, sehingga obat tersedia secara biologis untuk bekerja.

Page 5: Bioavailabilitas Obat

BIOAVAILABILITAS OBAT

dua produk obat yang secara kimia setara (pada penilaian in vitro) dapat memberikan perbedaan jumlah kadar obar yang dicapai dalam plasma darah (penilaian in vitro). Hal ini disebabkan perbedaan jumlah zat berkhasiat yang tersedia untuk memberikan efek terapetik.

Page 6: Bioavailabilitas Obat

Biological availability (ketersediaan biologis) adalah jumlah relatif obat atau zat aktif suatu produk obat yang diabsoprsi, serta kecepatan obat itu masuk ke dalam peredaran darah sistemik. Obat dinyatakan available (tersedia) jika setelah diabsoprsi obat tersebut tersedia untuk bekerja pada jaringan yang dituju dan memberikan efek farmakologis setelah berikatan dengan reseptor di jaringan tersebut.

Page 7: Bioavailabilitas Obat

Pharmaceutical availability

ukuran untuk bagian obat yang in vitro dilepaskan dari bentuk sediaannya dan siap diabsorpsi. Dengan kata lain, kecepatan larut obat yang tersedia in vitro.Dari penelitian pharmaceutical availability sediaan tablet diketahui bahwa setelah ditelan, tablet akan pecah (terdesintegrasi) di dalam lambung menjadi granul-granul kecil. Setelah granul pecah, zat aktif terlepas dan melarut (terdisolusi) di dalam cairan lambung atau usus. Setelah melarut, obat tersedia untuk diabsorpsi. Peristiwa ini disebut fase ketersediaan farmasetik.

Page 8: Bioavailabilitas Obat

Biovailabilitas diukur secara in vivo dengan menentukan kadar plasma obat setelah tercapai keadaan tunak (steady state). Pada keadaan ini, terjadi kesetimbangan antara kadar obat di semua jaringan tubuh dan kadar obat di plasma relatif konstan karena jumlah obat yang diabsorpsi dan dieliminasi adalah sama. Umumnya terdapat korelasi yang baik antara kadar plasma dan efek terapetik obat.

Page 9: Bioavailabilitas Obat

Biovailabilitas obat sangat bergantung pada 2 faktor, yaitu faktor obat dan faktor pengguna obat. Terdapat kemungkinan obat yang sama diberikan pada orang yang sama, dalam keadan berbeda, memberikan kurva dosis-respon yang berbeda.

Page 10: Bioavailabilitas Obat

Faktor obat

Kelarutan obat Ukuran partikel Bentuk fisik obat Dosage form Teknik formulasi Excipient

Page 11: Bioavailabilitas Obat

Faktor Pengguna

Umur, berat badan, luas permukaan tubuh

Waktu dan cara obat diberikan Kecepatan pengosongan lambung Gangguan hepar dan ginjal Interaksi obat lain

Page 12: Bioavailabilitas Obat

PARTICLE SIZE

Kecepatan disolusi obat berbanding lurus dengan luas permukaan yang kontak dengan cairan. Semakin kecil partikel, semakin luas permukaan obat, semakin mudah larut

Page 13: Bioavailabilitas Obat

DRUG SOLUBILITY

Pengaruh daya larut obat bergantung pada :

sifat kimia (atau modifikasi kimiawi obat) sifat fisika (atau modifikasi fisik obat)

Page 14: Bioavailabilitas Obat

Modifikasi Kimiawi Obat

a. Pembentukan GaramObat yang terionisasi lebih mudah dalam air dari[pada bentuk tidak terionisasi. Pembentukan garam ini terutama penting dalam hal zat aktif berada dalam saluran cerna, kelarutan modifikasi sewaktu transit di dalam saluran cerna, karena perbedaan pH lambung dan usus.

Page 15: Bioavailabilitas Obat

b. Pembentukan EsterDaya larut dan kecepatan melarut obat dapat dimodifikasi dengan membentuk ester. Secara umum, pembentukan ester memperlambat kelarutan obat

Beberapa keuntungan bentuk ester, antara lain :1. Menghindarkan degradasi obat di lambung2. Memperlama masa kerja obat3. Menutupi rasa obat yang tidak enak

Page 16: Bioavailabilitas Obat

Modifikasi Bentuk Fisik Obat

a. Bentuk Kristal atau AmorfBentuk amorf tidak mempunyai struktur tertentu, terdapat ketidakteraturan dalam tiga dimensinya. Secara umum, amorf lebih mudah larut daripada bentuk kristalnya

b. Pengaruh PolimorfismeFenomena polimorfisme terjadi jika suatu zat menghablur dalam berbagai bentuk Kristal yang berbeda, akibat suhu, teakanan, dan kondisi penyimpanan

c. Bentuk Solven dan HidratSewaktu pembentukan Kristal, cairan-pelarut dapat membentuk ikatan stabil dengan obat, disebut solvat

Page 17: Bioavailabilitas Obat

FAKTOR FISIKA KIMIA LAIN

a. pKa dan Derajat Ionisasib. Koefisien Partisi Lemak-Air

Page 18: Bioavailabilitas Obat

TEKNIK FORMULASI

Faktor-faktor manufaktur (pembuatan obat) dapat mengurangi bioavailabilitas obat, diantaranya :

1. Peningkatan kompresi (tekanan) pada waktu pembuatan meningkatkan kekerasan tablet. Hal ini menyebabkan waktu disolusi dan disintegrasi menjadi lebih lama.

2. Penambahan jumlah bahan pengikat pada formula tablet atau granul akan meningkatkan kekerasan tablet, mengakibatkan perpanjangan waktu disintegrasi dan disolusi

3. Peningkatan jumlah pelincir (lubricant) pada formula tablet akan mengurangi sifat hidrofilik tablet sehingga sulit terbasahi (wetted). Hal ini memperpanjang waktu disintegrasi dan disolusi

4. Granul yang keras dengan waktu kompresi yang cepat serta kekuatan yang tinggi akan menyebbakan peningkatan suhu kompresi, sehingga obat yang berbentuk kristal mikro akan membentuk agregat yang lebih besar.

Page 19: Bioavailabilitas Obat

EXCIPIENT

Obat jarang diberikan tunggal dalam bahan aktif. Biasanya dibuat dalam bentuk sediaan tertentu yang membutuhkan bahan-bahan tambahan (excipients). Obat harus dilepaskan (liberated) dari bentuk bentuk sediaannya sebelum mengalami disolusi, sehingga excipients dapat mengakibatkan perubahan disolusi dan absorpsi obat.

Page 20: Bioavailabilitas Obat

BENTUK SEDIAAN

Kecepatan disolusi sangat dipengaruhi oleh bentuk sediaan obat. Kecepatan disolusi dari berbagai sediaan oral menurun dengan urutan berikut :Larutan < suspensi < emulsi < serbuk < kapsul < tablet < film coated (salut film) < dragee (salut gula) < enteric coated (salut selaput) < sustained release/retard

Page 21: Bioavailabilitas Obat

Terima kasih....