11
BIDAI Amirullah Moh Ali Definisi Bidai: alat untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah. Pembidaian: tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator. Tujuan Mencegah pergerakan tulang yang patah Mencegah gerakan bagian yang sakitmengurangi nyeri dan mencegah kerusakan lebih lanjut Mempertahankan posisi yang nyaman Mempermudah transportasi korban Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera Mempercepat penyembuhan Jenis Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara. Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah sakit Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan kerusakan yang lebih berat Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan teknik dasar pembidaian Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif. Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit) Bertujuan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips, dll) Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih Macam Jenis

Bidai Balut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bidai balut pada pertolongan pertama

Citation preview

Page 1: Bidai Balut

BIDAIAmirullah Moh Ali

Definisi Bidai: alat untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah. Pembidaian: tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang

mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator.

Tujuan Mencegah pergerakan tulang yang patah Mencegah gerakan bagian yang sakitmengurangi nyeri dan mencegah

kerusakan lebih lanjut Mempertahankan posisi yang nyaman Mempermudah transportasi korban Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera Mempercepat penyembuhan

Jenis Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara.

Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah sakit Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan kerusakan

yang lebih berat Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan

teknik dasar pembidaian Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif.

Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit) Bertujuan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips,

dll) Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih

Macam Jenisa. Bidai kerasb. Bidai traksi ( di RS, menggunakan pemberat)c. Bidai improvisasi (menggunakan bahan di sekitar kita)d. Gendongan/Belat dan bebat (kecurigaan adanya fraktur: kebiruan,

memar,dsb)

Page 2: Bidai Balut

Indikasi Pembidaian Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup Adanya kecurigaan terjadinya fraktur Dislokasi persendian Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika ditemukan :

Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi “krek”.

Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalami angulasi abnormal

Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera Posisi ekstremitas yang abnormal Memar; Bengkak; Perubahan bentuk Nyeri gerak aktif dan pasif Nyeri sumbu Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan

ekstremitas yang mengalami cedera (Krepitasi) Fungsiolesa Perdarahan bisa ada atau tidak Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera Kram otot di sekitar lokasi cedera Jika ragu terjadi fraktur atau tidak, maka perlakukanlah pasien seperti

orang yang mengalami fraktur. Kontra Indikasi

Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika kondisi saluran napas, pernapasan dan sirkulasi penderita sudah distabilisasi. Pembidaian sebaiknya tidak perlu dilakukan jika terdapat gangguan sirkulasi dan atau gangguan persyarafan yang berat pada distal daerah fraktur, dan ada risiko memperlambat sampainya penderita ke rumah sakit.

Komplikasi Cedera pembuluh darah, saraf atau jaringan lain di sekitar fraktur oleh ujung

fragmen fraktur, jika dilakukan upaya meluruskan atau manipulasi lainnya pada bagian tubuh yang mengalami fraktur saat memasang bidai.

Gangguan sirkulasi atau saraf akibat pembidaian yang terlalu ketat Keterlambatan transport penderita ke rumah sakit, jika penderita menunggu

terlalu lama selama proses pembidaian.Prosedur Dasar Pembidaian

Mempersiapkan penderitaBLS, menenangkan pasien, periksa tanda fraktur, jelaskan secara singkat, minimalakan gerakan, gunting kain yang menutupi luka, bila ada perdarahan ditangani terlebih dahulu dan periksa sirkulasi.

Persiapan alatSiapkan alat bidai dan bidai yang terbuat dari kayu (sebaiknya dibungkus terlebih dahulu)

Page 3: Bidai Balut

Pelaksanaan Pembidaian Pembidaian minimal meliputi 2 sendi Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur

maupun dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai memaksakan gerakan.

Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan, dapat terbantu dengan traksi atau tarikan ringan ketika pembidaian.

Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibidai terutama pada daerah tubuh yang keras/peka(lutut,siku,ketiak,dll), yang sekaligus untuk mengisi sela antara ekstremitas dengan bidai.

Ikatlah bidai di atas dan bawah luka/fraktur. Jangan mengikat tepat di bagian yang luka/fraktur. Sebaiknya dilakukan sebanyak 4 ikatan pada bidai:

superior dari sendi proximal dari lokasi fraktur diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan pertama inferior dari sendi distal dari lokasi fraktur diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan ketiga

Evaluasi Pembidaian Menekan sebagian kuku hingga putih, kemudian lepaskan. Jika 1-2 detik

berubah menjadi merah, berarti balutan bagus. Jika >2 detik tidak berubah, maka longgarkan lagi balutan, itu artinya terlalu keras

Meraba denyut arteri ‘dorsalis pedis’ pada kaki [ untuk kasus di kaki ]. Bila tidak teraba, maka balutan kita buka dan longgarkan

Meraba denyut arteri ‘radialis’ pada tangan [ untuk kasus di tangan ]. Bila tidak teraba, maka balutan kita buka dan longgarkan.

Page 4: Bidai Balut

PENUTUP LUKA & PEMBALUTPenutup Luka

Adalah bahan yang diletakkan tepat di atas luka Jenis: penutup luka oklusif(kedap)& tebal Fungsi:

Membantu mengendalikan darah Mencegah kontaminasi

Page 5: Bidai Balut

Mempercepat penyebuhan Mengurangi nyeri

Pembalut Bahan yang digunakan u/ memertahankan penutup luka Fungsi:

Penekanan u/ membantu menghentikan perdarahan Memertahankan penutup luka pada tempatnya Penopang u/ bagian tubuh yang cedera

Tujuan:1. Menahan sesuatu, seperti:

o penutup luka

o pita traksi

o bidai

o bagian tbuh yang cidera dari gerakan& geseran (sbg spint)

2. Memberi tekanan terhadap kecenderungan timbulnya perdarahan/hematom, dan terhadap ruang mati (dead space)

3. Melindungi & memberi support bag. tubuh yag cidera Prinsip Pembalutan

Rapi, tidak terlalu kencang (mengganggu sirkulasi) Tidak terlalu kendor (mudah bergeser/lepas) Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka u/ mengetahui adanya gangguan

sirkulasi Evaluasi keadaan sirkulasi

Jenis Pembalut Pita/ gulung

Terbuat dari kain katun, kasa, flanel, atau bahan elastis. Paling sering adalah kasa, karena mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.

Pembalut segitiga- Mitela- Platenga- Funda

Kain tipis,lemas,kuat. Bentuk segitiga, panjang kakinya 90-100cm( 40 inchi). Biasa dipakai pada cidera kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan menggantung lengan.

Pembalut dasi/ cravat Merupakan mitela yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya,

lebarnya antara 5-10 cm. Biasa digunakan u/ membalut bagian kepala, rahng, ketiak,

lengan, siku, kaki terkilir, dll

Page 6: Bidai Balut

Pembalut plesterUntuk merekatkan penutup luka. Cara:

Luka diberi antiseptik Tutup luka denga kassa Letakkan pembalut plester

Pedoman Pembalutan1. Dipasang setelah perdarahan berhenti2. Ikatan jangan terlalu kendor. Kencang3. Ujung nya jangan terurai4. Daerah yang dibalut harus lebih luas dari luka5. Janga menutup ujung jari, kecuali ada luka6. Khusus anggota gerak: pembalutan dilakukan dari bawah ke atas (arah

jantung) Pedoman Penutup Luka

1. Harus meliputi permukaan luka2. Upayakan permukaan luka bersih sebelum ditutup, kecuali terjadi

perdarahan3. Pemasangan dilakukan sedemkian rupa sehingga luka tidak

terkontaminasi

Page 7: Bidai Balut

PEMBALUTANARIS ADRI SISWANTO

Pembalutan/bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembebatan mempunyai peran penting dalam membantu mengurangi bengkak, kontaminasi oleh mikroorganisme dan membantu mengurangi ketegangan jaringan luka.

Gambar 1: cara menutup luka di dada  dengan satu/dua kain mitela (kain segitiga)

Gambar 2: Berbagai cara membalut luka organ di sekitar kelapa seperti:  hidung dan dagu, telinga dan dagu dan luka di daerah mata - dengan kain mitella yang dibentuk dasi (dilipat - lipat)

Page 8: Bidai Balut

Gambar 3 : Cara membalut luka di bagian kepala,  perhatikan cara mengikat  kain mitellanya. Kalau luka ada di bagian depan maka ujung kain diikat di bagian belakang, sebaliknya kalau luka ada di bagian depan  maka ujung kain diikat di bagian belakang.

Gambar 4 : Cara membalut luka di tangan, perhatikan putaran lipatan kainnya.  mengingat tangan merupakan anggota tubuh yang aktif maka usahakan pembalutan dilakukan kuat dan rapi agar dapat melindungi  luka dari "sentuhan-sentuhan" yang tidak disengaja.

Gambar 5 : cara membalut luka di lutut, perhatikan posisi lutut ketika  sedang dibalut - yaitu dalam posisi kaki tertekuk  agar pembalutan bisa lebih kuat.

Gambar 6 : cara membalut luka di tungkai, perhatikan arah dan luas pembalutan.  dengan cara pembalutan seperti ini maka luka akan terlindungi dan kaki tetap cukup nyaman untuk berjalan.

Page 9: Bidai Balut

Gambar 7: cara membalut luka di jari, perhatikan jenis kain pembalut  yang dipakai,  awal pembalutan dan posisi akhir pembalutan. dengan pembalutan semacam ini maka luka di jari akan terlindung dan cukup nyaman.

Gambar 8 : cara membalut luka di tangan atau kaki, perhatikan jenis pembalutan yang bergantung pada luka yang ada. pembalutan bisa dilakukan dengan  pendek atau memanjang tergantung keadaan luka korban.

Gambar 9 : cara membalut dengan teknik "angka 8", perhatikan arah pembalutan yang menyerupai angka 8, cara ini bisa digunakan untuk membalut  luka di pergelangan atau tapak tangan/kaki.