4
Patogenesis Sel udara mastoid dilapisi oleh modifikasi mukosa saluran napas. Infeksi mastoid terjadi setelah infeksi telinga tengah melalui beberapa stadium, yaitu a. Terjadi hiperemia dan edema mukosa yang melapisi sel udara mastoid, b. Akumulasi cairan serosa yang kemudian menjadi eksudat purulen, c. Demineralisasi dinding seluler dan nekrosis tulang akibat iskemia dan tekanan eksudat purulen pada tulang septum yang tipis, d. Terbentuknya rongga abses akibat destruksi dinding sel udara yang berdekatan, sehingga terjadi penggabungkan sel udara mastoid (coalescence) (Gaffney, 2004). Pada stadium ini terjadi empiema dalam mastoid. Bila pada stadium ini tidak terjadi penyembuhan, maka pus dapat meluas ke salah satu atau lebih jalan berikut: a. Anterior menuju telinga tengah menuju aditus ad antrum, biasanya terjadi penyembuhan spontan b. Destruksi ke lateral pada korteks mastoid menimbulkan abses subperiosteum c. Destruksi pada sisi medial tip mastoid ke insisura digastrika menimbulkan abses Bezold d. Ke medial menimbulkan sel udara tulang petrosus menimbulkan petrositis e. Ke posterior menimbulkan osteomielitis tulang tengkorak

bezold abses

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bezold abses

Patogenesis

Sel udara mastoid dilapisi oleh modifikasi mukosa saluran napas. Infeksi mastoid terjadi

setelah infeksi telinga tengah melalui beberapa stadium, yaitu

a. Terjadi hiperemia dan edema mukosa yang melapisi sel udara mastoid,

b. Akumulasi cairan serosa yang kemudian menjadi eksudat purulen,

c. Demineralisasi dinding seluler dan nekrosis tulang akibat iskemia dan tekanan

eksudat purulen pada tulang septum yang tipis,

d. Terbentuknya rongga abses akibat destruksi dinding sel udara yang berdekatan,

sehingga terjadi penggabungkan sel udara mastoid (coalescence) (Gaffney, 2004).

Pada stadium ini terjadi empiema dalam mastoid. Bila pada stadium ini tidak terjadi

penyembuhan, maka pus dapat meluas ke salah satu atau lebih jalan berikut:

a. Anterior menuju telinga tengah menuju aditus ad antrum, biasanya terjadi

penyembuhan spontan

b. Destruksi ke lateral pada korteks mastoid menimbulkan abses subperiosteum

c. Destruksi pada sisi medial tip mastoid ke insisura digastrika menimbulkan abses

Bezold

d. Ke medial menimbulkan sel udara tulang petrosus menimbulkan petrositis

e. Ke posterior menimbulkan osteomielitis tulang tengkorak

f. Dan yang sangat jarang terjadi ialah destruksi pada permukaan luar korteks zygoma,

menimbulkan abses zygoma (Smouha, 2003).

Pada mastoiditis akut sumbatan pada aditus ad antrum dapat terjadi karena edema

mukosa, hipertrofi mukosa, hiperplasia, jaringan granulasi, mukosa polipoid, serpihan tulang

sehingga menghambat aliran pus dari rongga mastoid ke telinga tengah. Akibatnya terjadi

pengumpulan pus di dalam rongga mastoid dan sel-sel mastoid. Pada OMSK dengan

kolesteatom, sumbatan aditus ad antrum disebabkan oleh adanya kolesteatom di antrum dan

sel mastoid. Hal ini menghambat aliran pus ke telinga tengah dan liang telinga.

Penatalaksanaan

Terapi yang diberikan pada abses bezold meliputi terapi medikamentosa dan operatif.

Bila diagnosis abses Bezold ditegakkan maka antibiotik spektrum luas harus diberikan.

Antibiotik parenteral merupakan terapi andalan. Untuk mendapatkan jenis antibiotik yang

Page 2: bezold abses

sesuai dengan kuman penyebab,uji kepekaan perlu dilakukan. Namun, pemberian antibiotik

secara parenteral sebaiknya diberikan secepatnya tanpa menunggu hasil kultur pus. Antibiotik

kombinasi (mencakup terhadap kuman aerob dan anaerob, gram positip dan gram negatif)

adalah pilihan terbaik mengingat kuman penyebabnya adalah campuran dari berbagai kuman.

Kombinasi penisilin dengan metronidazole merupakan terapi primer standar. Kloramfenikol

sering digunakan dan mencakup antibiotik spektrum luas, tapi memiliki beberapa efek

samping. Secara empiris kombinasi ceftriaxone dengan metronidazole masih cukup baik.

Setelah hasil uji sensistivitas kultur pus telah didapat pemberian antibiotik dapat disesuaikan.

Berdasarkan uji kepekaaan, kuman aerob memiliki angka sensitifitas tinggi terhadap

terhadap ceforazone sulbactam, moxyfloxacine, ceforazone,ceftriaxone, yaitu lebih dari 70%.

Metronidazole dan klindamisin angka sensitifitasnya masih tinggi terutama untuk kuman

anaerob gram negatif. Antibiotik biasanya dilakukan selama lebih kurang 10 hari.

Berdasarkan literatur, operasi dini umumnya dianjurkan untuk evakuasi abses dengan

drainase pus dari sel mastoid di regio leher dilakukan secara bersamaan. Pendapat lain

operasi dini untuk drainase pus dari leher, kemudian direncanakan operasi untuk penyakit

telinga yang mendasarinya pada saat yang lebih tepat dimana inflamasi telah berkurang

Pada saat dilakukan mastoidektomi, seluruh sel mastoid dibersihkan dengan kuret

sampai destruksi di bagian dalam ditemukan. Insisi pada abses Bezold dilakukan di bawah

ujung tulang mastoid, sejajar dengan tepi anterior m. sternokleidomastoid di sepanjang abses

leher (Al Serhani, 2006)

Bezold Abscess: case report and literature review. Diunduh dari

http://apps.eistein.br/revista/arquivos/pdf. [Diakses tanggal 7 Desember 2013]

Al-Serhani AM. Mastoid Abscess: Underlying Disease and Management. The American

Journal of Otology. 2006;17:694

Gaffney RJ, Dwyer TPO, Maguire AJ. Bezold’s abscess. The Journal of Laryngology and

Otology 2004; 105:765-6

Smouha EE, Levenson MJ, Anand VK. Modern Presentation of Bezold’s Abscess. Arch

Otolaryngology Head Neck Surgery 2003;115:1126-9